Anda di halaman 1dari 23

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

TRANSFORMATOR

DOSEN PEMBIMBING :

Fivia Eliza, S.pd.,M.pd.

DISUSUN OLEH :

Adrian Apriatama 19063074

Dahlia 19063041

Rezi Saputra 19063065

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Transformator”.

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah alat ukur dan
pengukuran.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................i

Daftar Isi ...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang .........................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah ....................................................................................................2

C.     Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Transformator ........................................................................................3


B. Fungsi Transformator ..............................................................................................4
C. Prinsip Kerja Transformator ...................................................................................5
D. Jenis Transformator .................................................................................................6
E. Trafo Arus................................................................................................................8
F. Trafo Tegangan .......................................................................................................9
G. Komponen Transformator......................................................................................11

BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan ............................................................................................................18

B.     Saran ......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan dalam proses penyaluran energi
listrik, maka berbagai usaha akan di tempuh dengan penerapan ilmu dan teknologi, usaha
tersebut semakin mudah dilakukan ketika manusia mampu mengembangkan ilmu dan
teknologi. Berbagai masalah yang dapat dijadikan implementasi adalah dari ilmu dan
teknologi, salah satunya dalam hal mengubah daya listrik AC dari satu level ke level yang
lain dalam suatu instalasi kelistrikan.

Transformator merupakan suatu alat listrik statis, yang dipergunakan untuk memindahkan
dan mengubah energi listrik bolak-balik dari rangkaian satu ke rangkaian lain melalui kinerja
satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi yang berlapis
dan dua buah kumparan yaitu primer dan sekunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung
secara langsung melainkan terhubung secara magnetik. Dalam transformator ada dua bagian
yang secara aktif “membangkitkan” panas, yaitu : besi (inti) dan tembaga (kumparan). Panas
yang dihasilkan dari besi (inti) dan tembaga dinamakan dengan rugi-rugi transformator.

Transformator arus adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukan
berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitanprimer atau sekunder.
Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsungbeban arus yang mengalir ke
pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisajuga besaran arusnya diambil
sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasikan tegangan
tinggi atau tegangan menengah ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini dilakukan atas pertimbangan harga
dan bahaya yang dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan perlengkapan idikator, meter,
dan relay dirancang sama dengan tegangan sekunder trafo tegang.

iv
v
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari Transformator
2. Apa itu Fungsi Transformator
3. Apa saja Jenis Transformator
4. Apa itu Trafo Arus
5. Apa itu Trafo Tegangan
6. Apa saja Komponen Transformator

C. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas  Mata Kuliah Alat
Ukur dan Pengukuran. Selain itu, agar kita dapat mengetahui lebih detail apa yang dimaksud
dengan Transformator.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transformator

Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang berarti
perubahan. Transformator adalah peralatan listrik ( apparatus electrical ) yang digunakan
untuk mentransformasi atau mengubah tegangan AC untuk dinaikkan (step up) atau
diturunkan (step down).

Transformator juga berfungsi untuk :

a. Mentransformasi AC tegangan rendah arus tinggi menjadi AC tegangan tinggi arus


rendah atau sebaliknya.
b. Mentransformasi impendansi rangkaian mejadi impendansi yang berbeda supaya
diperoleh pengalihan (transfer) daya yang lebih baik dari sumber ke beban.

Transformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika. Penggunaan transformator dalam system tenaga listrik yaitu untuk menaikkan
tegangan dari pembangkit listrik untuk ditransmisikan. Transformator juga dipakai untuk
menurunkan tenaga listrik yang akan didistribusikan.

Dalam bidang elektronika, transformator digunakan antara lain sebagai gandengan


impedansi antara sumber dengan beban, untuk memisahkan satu rangkaian

2
dari rangkaian yang lain dan untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan atau
mengalirkan arus bolak-balik antara rangkaian.

B. Fungsi transformator

Distribusi dan Transmisi Listrik

Seperti yang kita ketahui bahaw jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik yang
digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop tegangan. Untuk
itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan tarnsmisi listrik jarak jauh agar
drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel yang digunakan lebih kecil
(semakin besar tegangan maka arus semakin kecil sesuai dengan hukum kekelan energi).

Transformator daya yang sering digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan

Seperti perusahaan listrik negara (PLN), tegangan yang dihasilkan oleh pembangkit
sebesar 13,8 KV lalu dinaikkan menjadi 150KV lalu diturunkan ke 380V untuk
didistribusikan ke rumah-rumah.

Rangkaian Kontrol

Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai macam peralatan
lainnya, transformator sering kali digunakan untuk menurunkan tegangan agar dapat
digunakan pada tegangan kontrol (5 volt, 12 volt, dsb)

Begitu juga rangkaian kontrol motor pada pabrik, trafo dipakai untuk mengenergize dan
meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan dan mematikan motor induksi.

2
Rangkain Pengatur Frekuensi

Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali digunakan untuk mengatur
besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya jauh lebih kecil
dibandingkan trafo yang sering kali digunakan pada rangkaian kontrol apalgi transformtor
atau trafo transmisi listrik.

C. Prinsip kerja transformator

Pada sebuah trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kebanyakan
transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan Inti
Besi (core).

Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menyebabkan medan
magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan medan magnet (densitas Fluks Magnet)
tersebut di pengaruhi pada besarnya arus listirk yang dialirinya.

Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula medan magnetnya. Fluktasi
medan magnet yang terjadi pada kumparan primer ke kumparan sekunder.Maka, terjadi
pengubahan taraf tegangan listrik ini baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih
tinggi maupun dari tegangan rendah tinggi menjadi tegangan rendah.

Sedangkan Inti besi pada transformator atau trafo pada umumnya ialah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan gunanya
untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik kumparan
dan untuk mengurangi suhu panas yang sering ditimbulkan.

Beberapa bentuk lempengan besi yang membentuk inti transformator tersebut diantaranya
seperti berikut;

E – I Lamination
E – E Lamination
L – L Lamination
U – I Lamination

2
Dibawah ini agar lebih mudah memahami ;

Rasio lilitan yang berbeda pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.

Contoh, 1 lilitan pada kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan
menghasilkan tegangan 10 kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis
Transformator ini biasanya disebut Transformator Step Up.

Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan kumparan sekunder adalah 1/10 dari tegangan
input pada kumparan primer. Transformator jenis ini sering disebut dengan Transformator
Step Down.

D. Jenis Transformator

Jenis – jenis transformator dibagi menjadi dua yaitu transformator step up dan step down,
untuk lebih jelas dengan jenis – jenis nya simakla penjelasan dibawah ini :

 Transformator Step UP

2
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level teganan AC atau taraf
dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen tegangan sekunder dijadikan tegangan
Output yang lebih tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara memperbanyak lilitan di
kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan primer lebih sedikit. Trafo step up
ini digunakan sebagai penghubung trafo generator ke grid di dalam tegangan listrik.

 Transformator Step Down


Trafo Step Down ialah Trafo yang berfungsi menurunkan taraf level tegangan AC dari
taraf yang tinggi ke rendah. Pada Trafo jenis ini, Rasio untuk jumlah lilitan pada kumparan
primer lebih banyak daripada jumlah lilitan pada kumparan yang sekunder.

Trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan grid yang tinggi menjadi yang
lebih rendah dimana dapat digunakan untuk peralatan rumah tangga. Contohnya, untuk
menurunkan taraf tegangan listrik dari PLN (220V) menjadi taraf tegangan yang dapat
disesuaikan dengan peralatan elektronik dirumah.

2
Trafo Arus

Transformator Arus Adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data
masukan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau
sekunder. Trafo ini biasa digunakan untuk pengukuran tak langsung beban arus yang
mengalir ke pelanggan kemudian membatasinya. Selain itu bisa juga besaran arusnya diambil
sebagai input data masukan peralatan pengaman jaringan.

Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper dari arus
yang mengalir dalam jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk pengukuran arus, trafo arus
juga digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau peralatan yang
akan diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter atau relay
proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan arus 1 atau 5 A.
Tarfo arus bekerja sebagi trafo yang terhubung singkat, kawasan trafo arus yang
digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 s / d 1,2 kali arus yang diukur, sedangkan trafo
arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus penganalnya.
Jadi pada dasarnya definisi serta fungsi dari transformator arus ini yaitu sebagai media
pengukuran serta penurunan yang dilakukan pada sebuah arus untuk tolak ukur sebagai
dasarnya yang berdasarkan perbandingan yang tertentu saja dilakukan. Transformator arus ini
termasuk dalam bagian drai transformator khusus yang disebut transformator pengukuran
(instrumen).

8
Trafo Tegangan

Transformator tegangan adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan volt meter yang berguna untuk indikator,
rele dan alat sinkronisasi.

Ada dua macam trafo tegangan, yaitu:

1. Trafo Tegangan Magnetic

Prinsip kerja seperti trafo daya. Meskipun demikian rancangannya berbeda didalam
beberapa hal seperti:

 Kapasitasnya kecil (10 – 15 VA)


 Faktor ratio dan sudut fasa tegangan sisi primer dan tegangan sekunder dirancang
sedemikian rupa supaya kesalahannya menjadi kecil.
 Salah satu ujung kumparan tegangan selalu diketanahkan.

 Trafo tegangan kutub tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan
pengukuran, biasanya dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk
mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan
dihubungkan secara seri seperti pada gambar dibawah ini;

 
pada kondisi normal tidak muncul tegangan pada terminal Vab, tetapi jika terjadi gangguan
tanah pada salah satu fasanya, maka tegangan yang tidak terganggu naik sebesar √3 dari
tegangan semula sehingga pada terminal Vab akan dibangkitkan tegangan sebesar 3 Vn.
Tegangan ini akan memberi penguatan pada rele gangguan fasa ke tanah. Tegangan pengenal
belitan gangguan tanah biasanya dipilih sedemikian rupa sehingga saat gangguan tanah Vab
mencapai harga yang sama dengan tegangan sekunder fasa-fasa.

8
2. Trafo Tegangan Kapasitip
Karena alasan ekonomis maka trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan
menggunakan kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif. Pembagi tegangan
kapasitif dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini.

Oleh pembagi kapasitor, tegangan pada C2 atau tegangan primer trafo penengah V1
diperoleh dalam orde puluhan kV, umumnya 5, 10, 15 dan 20 kV. Kemudian oleh trafo
magnetik tegangan primer diturunkan menjadi tegangan sekunder standar 100 atau 100√3
Volt. Jika terjadi tegangan lebih pada jaringan transmisi, tegangan pada kapasitor C2 akan
naik dan dapat menimbulkan kerusakan pada kapasitor tersebut. Untuk mencegah kerusakan
tersebut dipasang, sela pelindung (SP). Selapelindung ini dihubung seri dengan resistor R
untuk membatasi arus saat sela pelindung bekerja untuk mencegah efek feroresonansi.

Rancangan trafo tegangan kapasitor adalah gulungan kertas yang dibatasi oleh
lembaran aluminium yang merupakan bentuk kapasitor (dua plat paralel) sehingga bentuknya
ramping dan dapat dimasukan kedalam tabung poselin. Belitan rsonansi dan belitan trafo
magnetik intermediasi ditempatkan didalam bejana logam. Terminal K dapat dikebumikan
langsung atau dihubungkan dengan alat komunikasi yang sinyalnya menumpang pada
jaringan sistem. Agar efektif sebagai kopling kapasitor, maka besarnya kapasitansi C1 dan C2
secara perhitungan harus memiliki nilai minimum 4400 pf.

8
Keburukan trafo tegangan kapasitor adlah terutam karena adanya induktanasi pada
trafo magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi resonansinya yang timbul
menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan panas yang tidak
diinginkan pada inti magnetik dan belitan sehingga menimbulkan panas yang akan
mempengaruhi hasil penunjukan tegangan.diperlukan elemen peredam yang akan
menghasilkan tidak ada efek hasil pengukuran walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.

Komponen Transformator

1. Inti Besi

Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolai,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan
isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformator.
• Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangan tembus, sedangkan
• sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi
transformator dari gangguan.

Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah
senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon
aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa
yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .

4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing
dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.

8
5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt
yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak
tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran
pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica
gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator


Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka
untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi
dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, media
yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.

Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk
mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan cara melengkapi
transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat
lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media
pendingin dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut pendingin
paksa (Forced).

7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat
operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu
alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.

Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi
masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan kata
lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur
tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC).
Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada
perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)


Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka
minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini
permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban
udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses
pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang
masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu
media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika

8
trafo panas maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam
tangki dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu
media penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas.

9. Indikator-indikator

a . Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas
dari trafo, baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak trafonya. Thermometer
ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan
tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor (khusus yang tersambung
dengan transformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa fasa tengah) dengan demikian
penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap panas sebenarnya yang terjadi.

b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi
permukaan minyak yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan, seperti
penunjukan lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah satu sisi
konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan jenis lain jika
konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis
dan diisi dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem
pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan minyak-udara yang masuk kedalam balon
dalam kondisi kering dan aman.

10. Peralatan Proteksi Internal

a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam
minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan
Transformator seperti : arcing, partial discharge dan over heating yang umumnya
menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan akan mengerjakan
kontak-kontak alarm.

Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan
aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius.
Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan
rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut.

Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator, Relai sejenis tapi
digunakan untuk mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan prinsip kerja
yang sama sering disebut dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama
seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan
membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan
akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi langsung trip dan dengan prinsip yang sam

8
hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.

b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive
Membrane) / Bursting Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam
transformator, karena tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka
membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh
tekanan minyak

c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung singkat yang
timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi
minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan lebih pada trafo, maka tekanan
lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini
tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan
tangki dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi
tekanan tersebut.

d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada
tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi
dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman tangki biasanya
dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo
dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo arus dengan
tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada relai
tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.

e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, adalah


tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan. Resistance dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan
Y ( bintang/wye ).

NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan pada titik netral
trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid)

Nilai NGR:
Tegangan 70 kV = 40 Ohm
Tegangan 20 kV = 12 Ohm,40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm

Jenis Neutral Grounding Resistance


- Resistance Liquid (Air), yaitu bahan resistance-nya adalah air murni. Untuk memperoleh
nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .

8
- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel
dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.

11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator

a. Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator – transformator besar ), Sistem


pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan.
Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo atau memadamkan secepat mungkin
trafo jika terjadi kebakaran.

Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga
pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama
dan relai tidak beroperasi. Sementara itu, tidak beroperasinya relai juga sebagai akibat salah
menyetel waktu pembukaan PMT, relai rusak, dan sumber DC yang tidak ada, serta
kerusakan sistim pengawatan.

Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi minyak secara
otomatis sehingga terdapat ruang yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara
dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada minyaknya sehingga tidak ada pembakaran
minyak, dan kerusakan yang lebih parah dapat dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi
rusak.

Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan motor pompa DC
adalah suatu kondisi yang sangat berisiko, sebab hanya menggunakan katup otomatis yang
dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis
pada katup pipa minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum relai
bucholz), serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan
melaui pipa yang disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang
tidak terisi minyak.

b. Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak digunakan


pada instalasi tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang relai, ruang
PLC dll. Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang telah disiapkan dan
dievaluasi sebagai bahan laporan.

c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak langsung banyak


digunakan pada instalasi tegangan tinggi/ transformator yang berfungsi untuk mengetahui
perubahan suhu minyak maupun belitan transformator. Suhu minyak dan belitan trafo dicatat
secara periodik/berkala, pada formulir yang telah disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.

12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya

Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:

8
a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman
transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban
lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya.

b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman.

c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi untuk
mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator,
khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai
differensial.

d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal
dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang
bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus
gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus yang masuk
ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang, pada
pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada
penyulang 20 KV.

Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer)
dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber tegangan PT umumnya
menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang
menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Relai ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi,
tegangan menengah, juga pada pengaman transformator tenaga, dan berfungsi untuk
mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ke tanah.
Untuk membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan
dengan Tegangan pada phasa yang lain.

e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai
pada power faktor satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut antara arus
dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi maksimum.

f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah
hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh
dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising
signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian
sekunder open delta trafo tegangan.

g. Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator yang

8
titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir dari
tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi Bantu seperti motor kipas, sirkulasi
dan motor-motor bantu, pemanas dll.
Pengaman arus ini sebagai pengganti relai diferensial, sebab sistim relai pengaman tangki
biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada
trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melalui trafo arus dengan
tingkat isolasi dan ratio yang kecil, kemudian tersambung pada relai tangki tanah dengan
ratio Trafo Arus(CT) antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.

13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi

Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada sistem
instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama. Announciator terjadi
bersamaan dengan relai yang bekerja akibat jika terjadi ketidaknormalan pada peralatan
tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk tulisan yang pada kondisi normal tidak
ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka lampu didalam indikator tersebut
menyala sesuai dengan kondisi sistem pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator
tersebut biasanya disebut sebagai announciator.

Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi gardu induk SF6,
sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang perlu di pantau seperti tekanan gas,
kelembaban gas SF6 disetiap kompartemen, posisi kontak PMT, PMS baik PMS line, PMS
Rel maupun PMS tanah dll. Untuk itu pembahasan tentang annunciator akan diambil dari
sistem annunciatornya gardu induk SF6. seperti. Annunciator pada bay penghantar (SUTT
maupun SKTT), Transformator dan Koppel.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah, bahwa transformator merupakan komponen


elektronik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Sebuah transformator
terdiri dari dua atau lebih lilitan yang saling dikaitkan medan magnet.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masuk


bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua
bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam
lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder.

B. Saran

Salah satu alasan digunakannya transformator yaitu kebutuhan pemakai / beban


memerlukan tegangan yang bervariasi, biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu
tegangan (pada jaringan transmisi), tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan
tegangan pemakai.

8
Daftar Pustaka

https://rumus.co.id/transformator/

https://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/

Anda mungkin juga menyukai