Anda di halaman 1dari 21

TRAFO DISTRIBUSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah distribusi tenaga listrik
tentang materi trafo distribusi yang bertujuan untuk mempelajari trafo distribusi

Disusun oleh :

 Verra Jesica (5115131468)


 Prabu Galang Buwono (5115131454)
 Sandy Maulana ( 5115134312)
 Santi Selfiana (5115134270)
 Wisnu Dewangga (5115131485)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Trafo
Distribusi Tenaga Listrik ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Aris Sunawar, S,Pd, MT selaku Dosen mata kuliah
Distribusi Tenaga Listrik UNJ yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai trafo distribusi listrik. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, 6 November 2015

Penyusun
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 1

1.3 Tujuan........................................................................................................... 1

1.4 Manfaat Makalah.......................................................................................... 2

1.5 Sistematika Penulisan.................................................................................... 2

BAB II ISI

2.1 Perihal............................................................................................................

2.2 Pembahasan...................................................................................................

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 11

3.2 Saran

Daftar Pustaka..................................................................................................... 12
Daftar Gambar
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan masyarakat,
seperti publik, bisnis, industri, maupun sosial. Hampir di semua sektor masyarakat
memerlukan energi listrik untuk menjalankan kegiatan untuk masing-masing
kepentingan. Agar kebutuhan listrik di semua sektor ini dapat dipenuhi maka diperlukan
suatu sistem tenaga listrik yang andal agar pasokan listrik dapat terjaga dan merata
distribusinya untuk semua wilayah yang membutuhkan.
Jaringan distribusi adalah ujung tombak dari PLN, karena jaringan distribusi ini
adalah sisi yang paling dekat dengan pelanggan atau beban. Jaringan ini dibedakan
menjadi jaringan distribusi primer dan sekunder, jaringan distribusi primer adalah
jaringan dari trafo gardu induk (GI) sampai ke gardu distribusi, sedangkan jaringan
distribusi sekunder adalah jaringan dari gardu distribusi sampai ke pelanggan atau beban.
Salah satu peralatan utama jaringan distribusi yaitu trafo distribusi, trafo distribusi
adalah peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menurunkantegangan tinggi ke
tegangan rendah, agar tegangan yang dipakai sesuai dengan rating peralatan listrik
pelanggan atau beban pada umumnya. Terdapat berbagai jenis dan konstruksi trafo yang
digunakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya pada masing-masing beban yang
berbeda. Pemasangan trafo distribusi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi
beban agar tercapai optimasi yang tinggi. Untuk mencapai performa yang maksimal,
keandalan trafo distribusi harus tetap dijaga dengan perawatan berkala dan memiliki
sistem proteksi yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Trafo distribusi?
2. Apa saja jenis-jenis trafo distribusi?
3. Apa saja bagian-bagian dari trafo distribusi?
4. Bagaimana prinsip kerja trafo ditribusi?
5. Bagaimana pemeliharaan trafo distribusi?
6. Apa saja gangguan dan kerusakan pada trafo distribusi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari trafo distribusi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis trafo distribusi
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari trafo distribusi
4. Untuk mengetahui prinsip kerja trafo distribusi
5. Untuk mengetahui cara pemeliharaan trafo distribusi
6. Untuk mengetahui apa saja gangguan dan kerusakan yang terjadi pada trafo
distribusi

1.4 Manfaat Makalah


1. Agar Pembaca dapat mengetahui dan mengenal apa itu trafo distribusi
2. Agar Pembaca dapat memperdalam ilmu tentang trafo distribusi
3. Agar Pembaca tau betapa pentingnya trafo distribusi dalam kehidupan sehari-hari

1.5 Metode Penyusunan Makalah


Metode yang kami gunakan untuk memperoleh semua informasi dan data
adalah metode kajian pustaka, yang berarti mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya dari berbagai sumber media tertulis, seperti buku rujukan, artikel, juga
media elektronik (artikel internet atau jurnal).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan
Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus
bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet
dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas
sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder. Penggunaan transformator yang
sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan
ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan salah satu sebab penting
bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan
penyaluran tenaga listrik. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum
Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan magnet
dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu
kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya
magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder
menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula.
Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat
beda tegangan.
2.2 Pembahasan
A. Pengertian Trafo Distribusi
Trafo Distribusi adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan
pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen
akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo
Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi
menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok
mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya
tegangan ujung saluran/konsumen.

B. Jenis / Tipe Transformator Distribusi


1. Jenis transformator berdasarkan fungsinya
A. Trafo step-up
Transformator jenis step up merubah arus tegangan kecil menjadi arus
tegangan yang lebih besar. pada jenis transformator step up, bagian lilitan
primer nya lebih sedikit dibanding jumlah lilitan pada bagian sekundernya.
Arus tegangan yang masuk dari lilitan primer tersebut akan berputar
mengikuti lilitan dan kemudian akan keluar dengan daya arus yang lebih
besar dari bagian lilitan sekunder. Trafo step up digunakan pada transmisi
daya yaitu oengiriman energi listrik dari satu kota ke kota lain
B. Trafo step-down
Trafo step down merubah arus tegangan besar menjadi arus tegangan
yang lebih kecil atau rendah yang besarannya sesuai untuk lampu
indicator,alat ukur,relai,dan alat sinkronisasi.. Trafo step down memiliki
jumlah kumparan sekunder yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
kumparan primernya. Trafo step down banyak digunakan pada peralatan
elektronika seperti radio, tape, televisi, ataupun charger hanphone.

2. Jenis transformator berdasarkan catu daya :


A. Trafo engkel
Trafo yang umumnya biasa digunakan. Trafo ini hanya punya besar
keluaran tegangan yang hanya 1 macam ditambah tegangan nol. Pada
dasarnya trafo biasa (engkel) akan menghasilkan tegangan keluaran di 2
titik yaitu pada ujung- ujung kumparan sekundernya.
B. Trafo CT
Trafo CT adalah trafo yang mempunyai keluaran yang berjumlah 2
atau berpasangan, selain itu trafo ini punya ujung CT sebagai arus negatif.
Trafo CT keluarannya dapat di pararel (keluarannya dapat digabungkan
tapi syaratnya harus pasangannya 6 dengan 6 atau 12 dengan 12). Inti besi
trafo sengaja dibuat berkeping-keping agar adanya rongga udara sebagai
pendingin trafo. Panas pada trafo terjadi karena arus pada trafo yang besar
dan menyebabkan adanya panas pada trafo.

3. Jenis tranformator berdasarkan inti


A. Trafo tipe shell
Dimana kedudukan kumparan
dikelilingi inti
B. Trafo tipe inti
Dimana kedudukan kumparan
mengelilingi inti

Gambar 1. Bagian Inti Trafo

4. Jenis Transformator berdasarkan kegunaan


A. Trafo tenaga
Trafo tenaga ialah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Trafo tenaga digunakan
untuk sistem transmisi dan distribusi
B. Oto-transformator
Oto transformator adalah transformator fasa tunggal dengan
perbandingan lilitan 3 : 1. Akan menjadi oto-transformator apabila
sebagian kumparan primer merupakan bagian dari kumparan sekundernya

5.  Jenis transformator berdasarkan jenis fasa tegangan :


A. Trafo satu fasa
Trafo 1 fasa memiliki prinsip kerja dimana ketiika kumparan primer
dihubungka dengan sumber tegangan, maka arus bolak-balik (I1) akan
mengalir pada kumparan tersebut. Oleh karena kumparan tersebut
mempunyai inti, arus I1 menumbulkan fluks magnet yang berubah-ubah
pada intinya sehingga pada kumparan primer akan timbul GGL induksi
B. Trafo tiga fasa
Trafo 3 fasa
bekerja pada tegangan
yang memiliki tiga
buah fasa. Trafo 3
fasa memiliki
prinsip sama dengan
trafo satu fasa namun
perbedaan yang paling mendasar adalah pada sistem kelistrikannya yaitu
sistem 1 fasa dan 3 fasa. Trafo 3 fasa banyak digunakan pada sistem
transmisi dan distribusi tenaga listrik karena pertimbangan ekonomis,
banyak sekali mengurangi berat dan lebar kerangka. Pemakaian inti besi
pada trafo 3 fasa akan jauh lebih sedikit dengan pemakaian 3 buah trafo
fasa tunggal. Trafo 3 fasa biasanya dihubungkan bintang dan segitiga

C. Bagian – Bagian Trafo Distribusi

Gambar 2. Bagian – bagian trafo distribusi


1. Inti Besi
Inti besi tersebut berfungsi untuk membangkitkan fluksi yang timbul
karena arus listrik dalam belitan atau kumparan trafo, sedang bahan ini
terbuat dari lempengan-lempengan baja tipis, hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi panas yang diakibatkan oleh arus eddy (eddy current).
2. Kumparan Primer dan Kumparan Sekunder
Kawat email yang
berisolasi terbentuk
kumparan serta
terisolasi baik antar
kumparan maupun
antara kumparan dan
inti besi. Terdapat
dua kumparan pada inti tersebut yaitu kumparan primair dan kumparan
sekunder, bila salah satu kumparan tersebut diberikan tegangan maka pada
kumparan akan membangkitkan fluksi pada inti serta menginduksi kumparan
lainnya sehingga pada kumparan sisi lain akan timbul tegangan.
3. Minyak Trafo
Belitan primer dan sekunder pada inti besi pada trafo terendam minyak
trafo, hal ini dimaksudkan agar panas yang terjadi pada kedua kumparan dan
inti trafo oleh minyak trafo dan selain itu minyak tersebut juga sebagai isolasi
pada kumparan dan inti besi.
4. Isolator Bushing
Pada ujung kedua kumparan trafo baik primer ataupun sekunder keluar
menjadi terminal melalui isolator yang juga sebagai penyekat antar kumparan
dengan body badan trafo.

Gambar 3. Isolator Bushing Trafo Distribusi


5. Tangki dan Konservator
Bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada dalam tangki,
sedangkan untuk pemuaian minyak tangki dilengkapi dengan konservator
yang berfungsi untuk menampung pemuaian minyak akibat perubahan
temperature.

Gambar 4. Tangki dan Konsevator Trafo Distribusi


6. Katub Pembuangan dan Pengisian
Katup pembuangan pada trafo berfungsi untuk menguras pada
penggantian minyak trafo, hal ini terdapat pada trafo diatas 100kVA,
sedangkan katup pengisian berfungsi untuk menambahkan atau mengambil
sample minyak pada trafo.
7. Oil Level
Fungsi dari oil level
tersebut adalah untuk
mengetahui minyak
pada tangki trafo, oil level
inipun hanya terdapat pada
trafo diatas 100kVA.
8. Indikator Suhu Trafo
Untuk mengetahui serta memantau keberadaan temperature pada oil
trafo saat beroperasi, untuk trafo yang berkapasitas besar indikator limit
tersebut dihubungkan dengan rele temperature.
9. Pernapasan Trafo
Karena naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyaknya akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu
minyak tinggi, minyak akan memuai dan mendesak udara diatas permukaan
minyak keluar dari tangki, sebaliknya bila suhu turun, minyak akan menyusut
maka udara luar akan masuk kedalam tangki. Kedua proses tersebut diatas
disebut pernapasan trafo, akibatnya permukaan minyak akan bersinggungan
dengan udara luar, udara luar tersebut lembab. Oleh sebab itu pada ujung
pernapasan diberikan alat dengan bahan yang mampu menyerap kelembaban
udara luar yang disebut kristal zat Hygrokopis (Clilicagel).

Gambar 5. Pernapasan Trafo


Distribusi
10. Pendingin Trafo
Perubahan
temperature akibat perubahan
beban maka seluruh komponen
trafo akan menjadi panas,
guna mengurangi panas pada trafo
dilakukan pendingin pada trafo, guna mengurangi pada trafo dilakukan
pendinginan pada trafo. Sedangkan cara pendinginan trafo terdapat dua
macam yaitu : alamiah/natural (Onan) dan paksa/tekanan (Onaf). Pada
pendinginan alamiah (natural) melalui sirip-sirip radiator yang bersirkulasi
dengan udara luar dan untuk trafo yang besar minyak pada trafo
disirkulasikan dengan pompa. Sedangkan pada pendinginan paksa pada sirip-
sirip trafo terdapat fan yang bekerjanya sesuai setting temperaturnya.
11. Tap Canger Trafo (Perubahan Tap)
Tap changer adalah alat perubah pembanding transformasi untuk
mendapatkan tegangan operasi sekunder yang sesuai dengan tegangan
sekunder yang diinginkan dari tegangan primer yang berubah-ubah. Tiap
changer hanya dapat dioperasikan pada keadaan trafo tidak bertegangan atau
disebut dengan “Off Load Tap Changer” serta dilakukan secara manual.
Gambar 6. Tap Changer Trafo Distribusi
12. Sirip-sirip Pendingin atau Radiator
Berfungsi untuk memperluas daerah pendinginan, yaitu daerah yang
berhubungan langsung dengan udara luar dan sebagai tempat terjadinya
sirkulasi panas.
13. Plat Nama
Plat nama yang terdapat pada bagian luar   transformator   sebagai  
pedoman saat pemasangan maupun perbaikan. Data-data yang dicantumkan
seperti : Phasa dan frekuensi, daya nominal, tegangan primer/
sekunder,kelompok hubungan, arus nominal, % arus hubung.

Gambar 7. Plat Nama Trafo Distribusi

Setiap unit trafo distribusi selalu dilengkapi


dengan peralatan pengaman, yang
mengamankan trafo khususnya fisis, elektris maupun kimiawi. Beberapa
peralatan pengaman yg umum dikenal, antara lain :
1. Bucholz rele
Rele ini berfungsi mendeteksi dan mengamankan trafo terhadap
gangguan di dalam tangki yang menimbulkan gas. Gas dapat timbul
diakibatkan oleh :
a. Hubung singkat antar lilitan pada/dalam phasa
b. Hubung singkat antar phasa atau phasa ke tanah
c. Busur api listrik antar laminasi atau karena kontak yang kurang baik.
2. Over pressure rele
Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni
mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya
bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan
CB pada sisi upstream-nya.
3. Differential rele
Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain
flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau
belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
4. Thermal rele
Berfungsi untuk mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan,
akibat adanya panas berlebih yang ditimbulkan oleh arus lebih (over current).
Parameter yang diukur oleh rele ini adalah kenaikan temperatur.
5. OCR ( Over Current Reley)
Berfungsi mengamankan trafo arus yang melebihi nilai yang
diperkenankan lewat pada trafo tersebut. Arus lebih dapat terjadi oleh karena
beban lebih atau gangguan hubung singkat.
6. Reley tangki tanah
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi hubung singkat antara
bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
7. Restricted Earth Fault rele
Berfungsi untuk mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung
singkat 1 phasa ke tanah. 

D. Prinsip Kerja Trafo Distribusi


Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-
balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet
yang berubah - ubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh inti besi dan
dihantarkan ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik
(mutual inductance).
Pada skema transformator di bawah, ketika arus listrik dari sumber tegangan
yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan
magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan
pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.

Gambar 8. Prinsip Kerja Trafo


Hubungan antara tegangan
primer, jumlah lilitan primer,
tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam
persamaan:

Gambar 9. Persamaan Tegangan dan Lilitan Trafo


Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
sekunder transformator ada dua jenis yaitu:
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:
a. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
b. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
c. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
E. Pemeliharaan Trafo Distribusi
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan preventif dilaksanakan untuk mencegah terjadinya
kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan juga dapat mempertahankan unjuk
kerja yang optimum sesuai unsur teknisnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada:
Manual Instructiondari Pabrik, Standard yang ada (IEC, IEEE, dll) dan
pengalaman operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan
pemeliharaan berdasarkan waktu (Time Based Maintenance).
2. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif dilaksanakan dengan mengacu pada kondisi-
kondisi tertentu. Kondisi tertentu yang dimaksud adalah parameter-parameter
teknis dari peralatan yang tidak terpenuhi. Pemeliharaan ini disebut juga
dengan pemeliharaan berdasarkan kondisi (Condition Based Maintenance).
3. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan korektif dilaksanakan setelah terjadi kerusakan atau
pemeliharaan yang sifatnya darurat.
4. Pemeliharaan Prediktif (Predictive Maintenance)
Pemeliharaan prediktif pemeliharaan yang dilakukan dengan cara
melakukan monitoring dan membuat analisa terhadap hasil pemeliharaan
untuk dapat memprediksi kondisi dan gejala kerusakan secara dini. Hasil
monitor dan analisa trend dari Predictive Maintenance merupakan input yang
dijadikan sebagai acuan tindak lanjut untuk Planned Corrective
Maintenance.
a. In Service/ Visual Inspection
In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap
peralatan yang dilaksanakan dalam keadaan peralatan
beroperasi/bertegangan (on-line), dengan menggunakan 5 panca indera
(five senses) dan metering secara sederhana, dengan pelaksanaan
periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, tahunan).
Inspeksi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor
kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana/umum
(seperti Thermo Gun) yang dilaksanakan oleh petugas operator/asisten
supervisor di gardu induk (untuk Tragi/UPT PLN P3B
Sumatera/Wilayah) atau petugas pemeliharaan/supervisor gardu induk
(untuk UPT/Region PLN P3B Sumatera).
b. In Service Measurement/ On Line Monitoring
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu
dalam keadaan peralatan bertegangan (On Line). Pengukuran dan/atau
pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui/memonitor
kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang advanced
(seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
c. Shutdown Measurement/ Shutdown Fuction Check
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu
dalam keadaan peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi
peralatan dengan menggunakan alat ukur sederhana serta advanced
yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan.

F. Gangguan Pada Trafo Distribusi


Gangguan trafo bisa digolongkan oleh 2 faktor, diantaranya :
Gangguan Internal, merupakan gangguan yang disebabkan oleh trafo itu sendiri
1. Gangguan Hubung Singkat
a. Gangguan antar Fasa
b. Gangguan Fasa ke Tanah
2. Bushing TM/TR dan packing body yang kurang kencang / kendur
3. Gangguan Sistem Pendingin
4. Penyambungan Kumparan yang kurang baik
5. Kerusakan isolasi

Gangguan Eksternal , merupakan


gangguan yang disebabkan faktor luar
1. Gangguan Hubung Singkat
pada penyulang (feeder),rel, dan incoming feeder
2. Pembebanan trafo yang
tidak seimbang, melebihi dari kapasitas 80% kapasitas daya trafo Semakin
besarnya kebutuhan listrik pada konsumen dan semakin bertambahnya juga
beban/ konsumen, menyebabkan trafo sebagai pemasok energi listrik pada suatu
jaringan tegangan rendah mengalami Over Load atau beban lebih.Beban lebih
yang terjadi seringkali secara perlahan dalam periode waktu tertentu
menimbulkan kerusakan pada trafo
3. Sistem pemeliharaan yang
kurang tepat Pemeliharaan yang tidak rutin dan tidak terencana, metode yang
salah dapat mengurangi keandalan trafo
4. Cuaca dan lokasi
penempatan trafo Cuaca yang buruk dapat mengakibatkan berkurangnya
keandalan trafo. salah satu contohnya bisa diakibatkan karena adanya sambaran
petir (Gelombang Surja), sambaran petir melalui sistem transmisi dalam waktu
singkat saja dapat berakibat fatal karena dapat merambat ke gardu terdekat
dimana trafo terpasang.
Gangguan yang terjadi pada trafo akan menimbulkan banyak kerugian,
diantaranya turunnya tingkat kepercayaan pelanggan terhadap PLN, Jumlah
kerugian materi akibat jam padam gangguan, social lost pada tempat-tempat
berkebutuhan khusus seperti rumah sakit, bank, sekolah, instansi pemerintahan
dsb, dan yang paling utama adalah bertambahnya anggaran operasional PLN.
Timbulnya kerusakan pada trafo akan mengakibatkan terganggunya penyediaan
tenaga listrik dengan segala akibatnya bagi perusahaan listrik
maupun masyarakat pemakainya. Oleh karena itu perlu diusahakan sebaik
mungkin untuk mencegah kemungkinan yang lebih fatal. Faktor utama bahwa
trafo yang dipesan untuk dipakai adalah sesuai dengan spesifikasi yang tepat
untuk tujuan pemakaian yang tepat pula. Selanjutnya yang tidak kalah penting
adalah pemasangan trafo yang baik diinstalasi listrik dan dilengkapi oleh sistem
pengaman. Setelah trafo selesai dipasang dan telah dimanfaatkan, maka adalah
penting secara berkala untuk memeriksa dan merawat instalasi untuk mencegah
terjadinya kerusakan dengan konsekuensi pemadaman. Karena trafo pada asasnya
tidak memiliki bagian-bagian yang bergerak, secara keliru sering disebut bahwa
trafo tidak memerlukan pemeliharaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa Trafo distribusi adalah trafo
yang berfungsi untuk membagikan energi listrik pada konsumen yang memerlukan
tegangan rendah. Dengan demikian pada trafo distribusi dipasang/ditempatkan satu atau
dua trafo distribusi yang dipergunakan untuk merubah tegangan menengah menjadi
tegangan rendah selain dari peralatan hubungnya untuk melayani konsumen tegangan
rendah. Trafo distribusi, terdiri dari : Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat
trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung, Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan
grounding, dan lain-lain. trafo distribusi ini terdiri dari dua sisi, yaitu : sisi primer dan
sisi sekunder. Sisi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke bagian sisi
sekunder. Unit peralatan yang termasuk
sisi primer adalah :
a. Saluran sambungan dari SUTM ke unit transformator (primer trafo).
b. Fuse cut out.
c. Ligthning arrester.

3.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, maka dengan itu kepada
semua pihak bisa menggali ilmunya dengan mendalami makalah ini. Dan untuk penulis
makalah selanjutnya agar bisa lebih mengembangkan isi makalah agar lebih baik dari apa
yang sudah penulis tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

 http://yandi-sage.blogspot.co.id/2009/11/transformator.html
 http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.co.id/2012/06/trafo-distribusi.html
 http://anak-elektro-ustj.blogspot.co.id/2012/08/transformator-distribusi.html
 http://kreativitas-elektronika.blogspot.co.id/2013/04/trafo_29.html
 http://www.slideshare.net/rezon_arif/makalah-trafo-3-fasa-elektro-undip
 Tobing, B. L. 2012. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai