Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH

PRAKTEK ELEKTRO

MEKANIK

KOMPONEN-KOMPONEN

ELEKTRONIKA & FUNGSINYA

Disusun oleh :

Nama :M.Ghilman

NPM :062130331108

Kelas : 1 TB

Dosen pembimbing : Hj.Adewasti, ST.M.Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIKNEGERISRIWIJAYA 2021
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillahirabbil’alamin segala puji kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan kita rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam tak
henti-hentinya kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena
berkat rahmat beliau jugalah kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai
bagian-bagian dari komponen elektronika dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Hj. Adewasti, S.T, M.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, pengarahan dan saran-saran dalam menyempurnakan
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa Telekomunikasi khususnya dan para pembaca umum. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................4
Komponen Elektronika...................................................................................4
2.1 Trafo................................................................................................4
2.2 Dioda Bridge.................................................................................11
2.3 Resistor..........................................................................................16
2.4 Kapasitor.......................................................................................19
2.5 Transistor.......................................................................................21
2.6 Dioda Zener...................................................................................25
2.7 LED...............................................................................................32
2.8 IC...................................................................................................48

BAB III PENUTUP......................................................................................60


3.1 Kesimpulan....................................................................................60
3.2 Saran..............................................................................................60

Daftar Pustaka...............................................................................................61

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam peralatan elektronika yang komplek, kita akan menemukan komponen-


komponen elektronika seperti tahanan, kondensator, transformator, dioda, transistor dan
komponen lainnya.

Setiap mahasiswa Program Studi Telekomunikasi dituntut untuk dapat mengenal,


memahami serta dapat mengukur dan menghitung nilai dari komponen-komponen
elektronika tersebut sebelum merakitnya kedalam bentuk suatu rangkaian.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan rekan-rekan mahasiswa Politeknik
Negeri Sriwijaya khusunya kelas Telekomunikasi B, kebanyakan mahasiwa ini adalah
tamatan dari Sekolah Menengah Atas (SMA) yang belum memiliki pengetahuan dasar
mengenai bagian-bagian dari komponen elektronika.

Apabila mahasiswa tidak dapat mengukur dan menghitung nilai dari komponen
elektronika maka mahasiswa itu akan kesulitan dalam menerima mata kuliah selanjutnya,
karena banyak mata kuliah di Program Studi Elektronika yang bersangkutan dengan
komponen elektronika. Dan akan sulit juga bagi mahasiswa tersebut untuk dapat
merangkai sebuah komponen kedalam bentuk suatu rangkaian.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalah yang berjudul
mengukur dan menghitung nilai komponen elektronika.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah


dalam makalah ini adalah “Apa saja bagian-bagian yang termasuk dalam komponen
elektronika?”

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah agar rekan-rekan mahasiwa Telekomunikasi


khususnya dan pembaca umum dapat mengetahui dan memahami bagian dari komponen-
komponen elektronika sebelum merakitnya menjadi sebuah rangkaian.

1.4 Manfaat penulisan

Dalam pelaksanaan pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat


bagi pembaca dan penulis secara pribadi. Bagi pribadi penulis, pembuatan makalah ini
dapat menambah wawasan dan penerapan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan.
Sementara bagi pembaca, dapat memberikan perluasan literatur dalam hal edukasi
pemanfaatan komponen-komponen elektronika dan dapat bermanfaat untuk memudahkan
dalam menggunakan berbagai macam komponen dalam kehidupan sehari-hari .

3
BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Komponen Elektronika

Komponen Elektronika adalah elemen dasar yang digunakan untuk


membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemas dalam bentuk
diskrit dengan dua atau lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika
memiliki fungsinya masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang
berfungsi sebagai penghambat, ada yang berfungsi sebagai penguat, ada yang
berfungsi sebagai penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai penyaring dan ada
yang berfungsi sebagai pengendali. Komponen-komponen Elektronika tersebut
juga memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan
fungsinya sesuai dengan keinginan para perancang rangkaian elektronika.

2.1. Transformator
Transformator atau umum dikenal dengan trafo yaitu rangkaian arus
bolak-balik AC / alternate current ke rangkaian listrik lain, baik dengan
meningkatkan atau mengurangi tegangan.
Tansformator difungsikan untuk berbagai macam tujuanya, contohnya
untuk menjalankan alat listrik yang membutuhkan tegangan kecil. Agar mampu
ditransmisikan ke dalam jarak jauh, tegangan listrik dari generator pembangkit
listrik harus ditingkatkan. Disinilah transformator berfungsi untuk meningkatkan
tegangan.
Rumus Transformator dan Persamaan
Transformator bisa di buat sebuah persamaan atau rumus matematik,
dengan rumus

4
rumus transformator
Keterangan rumus :
Vp adalah tegangan pada kumparan primer
Vs adalah tegangan pada kumparan sekunder
Ns adalah banyaknya lilitan pada kumparan sekunder
Np adalah banyaknya lilitan pada kumparan primer

JENIS-JENIS TRAFO

Terdapat beberapa macam trafo yang digunakan untuk kebutuhan yang


berbeda. Trafo tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan mulai
dari penggunaan pada tegangan tinggi seperti sistem transmisi energi listrik dari
pembangkit ke jaringan dan distribusi energi listrik dari jaringan listrik ke
pengguna hingga penggunaan trafo pada rangkaian elektronik yang menggunakan
listrik tegangan rendah. Macam macam trafo tersebut dibedakan berdasarkan
beberapa kategori seperti macam macam trafo berdasarkan taraf tegangan, macam
macam trafo berdasarkan frekuesi operasi, macam macam trafo berdasarkan
bahan inti yang digunakan, serta macam macam trafo berdasarkan
penggunaannya.

Berikut adalah penjabaran jenis-jenis trafo sesuai kategori-kategori diatas :

1. JENIS-JENIS TRAFO BERDASARKAN TARAF TEGANGAN

Secara umum, jenis jenis trafo yang paling sering digunakan pada
transmisi dan distribusi listrik tegangan listrik adalah transformator step dan
transformator step down.

A. TRANSFORMATOR STEP UP

Transformator step up adalah transformator yang digunakan untuk menaikkan


taraf tegangan listrik. Pada trafo ini jumlah lilitan di kumparan sekunder lebih
banyak daripada jumlah lilitan di kumparan primer (Ns > Np). Akibatnya, induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan sekunder akan lebih besar daripada
di kumparan primer. Hal tersebut yang menyebabkan tegangan pada output trafo
ini lebih tinggi dibanding inputnya. Trafo jenis ini juga biasa disebut dengan trafo
penaik tegangan. Transformator step up biasa digunakan pada daerah pembangkit
untuk menaikkan tegangan sebelum ditransmisikan ke jaringan listrik. Tujuannya
adalah untuk meminimalisir kerugian daya yang terjadi ketika daya
ditransmisikan ke jaringan listrik. Trafo ini juga banyak ditemui pada rangkaian
inverter, televisi, komputer, dan lainnya yang membutuhkan listrik tegangan lebih
tinggi.

5
B. TRANSFORMATOR STEP DOWN

Transformator step down adalah transformator yang digunakan untuk


menurunkan taraf atau level tegangan listrik. Tegangan yang dihasilkan pada
terminal output trafo ini akan lebih rendah daripada tegangan di terminal
inputnya. Hal tersebut karena pada trafo ini jumlah lilitan di kumparan primer
lebih banyak daripada jumlah lilitan di kumparan sekunder (Np>Ns). Akibatnya,
induksi elektromagnetik yang terjadi pada kumparan sekunder akan lebih kecil
daripada di kumparan primer. Dengan demikian taraf tegangan pada kumparan
sekunder akan lebih rendah dibandingkan pada kumparan primer. Trafo ini juga
biasa disebut sebagai trafo penurun tegangan. Transformator step down sering kita
jumpai pada distribusi energi listrik dari tegangan tinggi menjadi tegangan
menengah atau tegangan rendah milik PLN seperti yang kita lihat pada tiang-tiang
listrik dipinggir jalan.

2. JENIS-JENIS TRAFO BERDASARKAN FREKUENSI OPERASI

A. TRAFO FREKUENSI RENDAH

Trafo frekuensi rendah merupakan trafo yang beroperasi pada frekuensi


audio rendah (20 Hz - 20 kHz) dan frekuensi diatasnya selama masih dalam
cakupan operasi frekuensi rendah. Trafo jenis ini biasanya menggunakan inti besi
yang lunak, terutama pada penggunaan amplifier audio untuk range frekuensi
audio. Contoh transformator yang beroperasi pada frekuensi rendah adalah seperti
trafo adaptor dan trafo output/input (OT/IT).
Trafo adaptor adalah semacam trafo step down yang ditambahkan dengan
rangkaian rectifier (penyearah gelombang) dengan tujuan untuk menghasilkan
tegangan dengan arus searah (DC) yang kemudian disebut dengan adaptor. Dalam
adaptor juga biasanya telah ditambahkan rangkaian regulator dengan tujuan agar
tegangan yang dihasilkan mendekati DC murni (arus searah tanpa noise).

6
Sedangkan trafo output/input lebih sering digunakan untuk keperluan kopling
audio pada rangkaian amplifier karena trafo output/input memberikan hasil yang
lebih maksimal.

B. TRAFO FREKUENSI MENENGAH

Sesuai dengan namanya trafo ini beroperasi pada frekuensi menengah.


Trafo ini juga memiliki nama lain yaitu trafo IF (Intermediate Frequency). Trafo
IF banyak digunakan pada radio-radio penerima AM/FM. Pada trafo IF sudah
terdapat lilitan primer dan lilitan sekunder yang telah dihubungkan secara paralel
dengan kapasitor khusus dengan tujuan penggunaan frekuensi menengah sehingga
membentuk rangkaian resonansi L-C. Intermediate Frequency (IF) sudah ada
standarisasinya, yang mana untuk kebutuhan Amplitudo Modulation (AM)
frekuensi menengah yang digunakan adalah 455 kHz, sedangkan untuk kebutuhan
Frequency Modulation (FM) frekuensi menengah yang dibutuhkan adalah 10,7
MHz.

C. TRAFO FREKUENSI TINGGI

Trafo jenis ini beroperasi pada frekuensi yang tinggi dan banyak
digunakan untuk pembangkit frekuensi (osilator), rangkaian resonansi, serta
flyback pada televisi tabung. Trafo frekuensi tinggi yang digunakan untuk osilator
disebut dengan spul osilator. Lilitan osilator yang umum digunakan biasanya
terdapat 2 macam yaitu osilator Hartley dan osilator Coolpits. Selain itu, trafo
frekuensi tinggi juga banyak digunakan sebagai trafo resonansi dimana trafo
resonansi ini digunakan untuk menyesuaikan impedansi antara antena dan
pemancarnya. Trafo resonansi ini biasa disebut juga dengan spul resonansi.

D. TRAFO SWITCHING

Trafo switching merupakan salahsatu komponen yang digunakan pada


power supply yang menggunakan teknologi switching. Power supply jenis ini
menggunakan pembangkitan frekuensi tinggi yang memiliki efisiensi lebih baik
dibandingkan power supply biasa yang hanya menggunakan trafo dengan
frekuensi rendah. Trafo switcing memiliki kelebihan dibandingkan trafo step
down yang digunakan pada power supply biasa, yaitu terletak pada dimensinya
yang jauh lebih kecil. Dengan menggunakan trafo siwitching, dimensi power
supply dapat dipangkas hingga 75% dibandingkan power supply biasa. Trafo ini
dapat dikatakan sebagai transformator ideal. Trafo switching yang digunakan pada
power supply switching banyak digunakan pada peralatan elektronika modern
seperti printer, DVD player, receiver televisi, power supply komputer, charger
laptop, charger hp dan banyak lagi.

7
3. JENIS-JENIS TRAFO BERDASARKAN BAHAN INTI YANG
DIGUNAKAN

A. TRAFO INTI UDARA

Trafo inti udara tidak menggunakan bahan apapun sebagai inti. Jadi proses
induksi elektromagnetik hanya merambat melalui medium udara
sepenuhnya.Trafo semacam ini memiliki kelemahan yaitu daya yang dihasilkan
lebih lemah jika dibandingkan dengan trafo inti besi. Hal itu karena induksi
elektromagnetik yang lebih lemah. Trafo jenis ini banyak digunakan pada
peralatan elektronik portabel seperti radio frekuensi. Selain itu, trafo ini juga
dapat digunakan sebagai komponen charger wireless yang dimana kumparan
primer berada pada sumber listrik dan kumparan sekunder berada pada perangkat
yang dicharger.

B. TRAFO INTI BESI

Trafo berinti besi menggunakan plat-plat yang terbuat dari besi lunak sebagai
intinya. Bahan besi lunak tersebut dicampur dengan magnet yang dimaksudkan
agar induksi elektromagnetik yang terjadi semakin besar dan efisiensi trafo juga
meningkat. Plat-plat besi yang digunakan tersebut memiliki bentuk dan ukuran
yang beragam pada trafo yang berbeda. Beberapa bentuk plat inti besi yang sering
ditemui di pasaran yaitu berbentuk E, U, I, dan L. Karena konstruksi trafo ini
dominan dari besi sehingga memiliki bobot berat.

8
4. JENIS-JENIS TRAFO BERDASARKAN PENGGUNAANNYA

A. TRAFO DAYA

Transformator daya adalah jenis trafo yang berukuran besar dan digunakan
pada sistem transimisi daya listrik bertegangan tinggi yang mencapai 33 kilo volt.
Trafo daya sering digunakan pada area pembangkit dan gardu transmisi.

B. TRAFO DISTRIBUSI

Trafo distribusi digunakan untuk mendistribusikan energi listrik yang berasal


jaringan listrik ke daerah perumahan dan lokasi industri. Trafo ini biasanya
bekerja pada tegangan rendah yang kurang dari 33 kilo volt dan disalurkan untuk
keperluan rumah-rumah dan lokasi industri yang umumnya dengan kisaran 220-
440 volt.

C. TRAFO PROTEKSI

Trafo proteksi digunakan untuk melindungi alat listrik. Trafo ini harus
memiliki tingkat akurat yang lebih tinggi pada penggunaannya sebagai proteksi.

D. TRAFO PENGUKURAN

Trafo pengukuran digunakan untuk mengukur kuantitas tegangan, arus listrik


dan daya yang biasanya dibedakan menjadi trafo tegangan, trafo arus listrik dan
yang lainnya

Rumus Efisiensi Transformator


Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus

9
η = Po / Pi 100%
Sebagai akibat kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator
tidak mampu mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah,
efisiensi mencapai 98%.

Kerugian Di Dalam Transformator


Di dalam praktik terjadi beberapa kerugian yaitu

Kerugian tembaga
Kerugian I 2 R pada lilitan tembaga yang disebabkan resistansi tembaga dan arus
listrik yang mengalirinya.

Kerugian kopling
Kerugian terjadi karena kopling primer-sekunder tak sempurna, hingga tidak
semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder.
Kerugian ini mampu dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis
antara primer dan sekunder.

Kerugian kapasitas liar


Kerugian ini disebabkan oleh kapasitas liar yang ada pada lilitan transformator.
Kerugian ini memengaruhi efisiensi transformator pada frekuensi tinggi. Kerugian
ini mampu dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-
acak

Kerugian histeresis
Kerugian terjadi saat arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tak mampu mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika.
Kerugian ini mampu dikurangi dengan memakai material inti reluktansi rendah.

Kerugian efek kulit


Sebagaimana konduktor lainya yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk
mengalir di permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan
juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini mampu dikurangi dengan
memakai kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang
saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau
lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.

Kerugian arus Eddy


Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang menimbulkan arus dalam inti
magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan ggl. Karena
adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi tolakan fluks magnet pada
material inti. Kerugian ini berkurang andai digunakan inti berlapis-lapis.

10
Prinsip / Cara Kerja Transformator
Transformator mengambil tegangan dari sebuah litrik dan kemudian
mengubahnya ke listrik dengan tegangan yang berbeda.

Pada dasarnya transformator bekerja dengan cara mengubah tegangan


dengan menggunakan 2 sifat listrik. yang pertama listrik yang mengalir sebuah
kumparan akan menimbulkan medan magnet. Kedua perubahan medan magnet
akan menimbulkan ggl induksi.

Arus bolak balik yang masuk pada kumparan primer mampu


menyebabkan adanya fluks magnet bolak-balik yang intik magnetik. Kemudian,
fluks magnet bolak-balik akan melewati kumparan skunder dan menimbulkan
adanya ggl induksi. Besarnya ggl induksi akan bergantung pada laju perubahan
fluks dan jumlah lilitan pada kumparan skunder.

2.2. Dioda Bridge


Dioda bridge atau jika diartikan adalah dioda jembatan. Dioda ini terdiri
dari 4 rangkaian dioda dan disatukan sehingga menjadi satu komponen dengan
satu kesatuan dan memiliki empat kaki sebagai penyangga.

Tidak jauh berbeda dengan varian dioda lainnya, ia juga terbuat dari bahan
semikonduktor yang cukup aman. Di bawah ini adalah informasi tentang dioda
jembatan yang patut Anda ketahui

Dioda bridge adalah bagian dari elektronika yang memiliki 4 terminal


diode yang tersusun dengan baik. Dari beberapa dioda tersebut terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu 2 terminal untuk aliran AC sebagai sumber arus dan juga
input sedangkan 2 lainnya beraliran DC dengan sisi positif serta negatif.

11
Adapun tujuan dibuatnya dioda jembatan ini adalah untuk mengatur arah
arus saat terjadi penukaran dan pengembalian arus. Dioda ini banyak digunakan
karena sistem kerjanya cukup baik yakni sebagai penyearah gelombang secara
penuh dengan ukuran yang simpel serta harga yang cukup terjangkau

Fungsi Dioda

Fungsi utama Dioda adalah sebagai alat untuk menstabilkan arus/


tegangan dan juga penyearah arus listrik yang mengubah arus bolak-balik (AC)
pada sumber listrik menjadi arus yang searah (DC).

Sedangkan fungsi dioda bridge secara umum adalah sebagai alat pengatur
arah polaritas DC yang keluar dari kaki kaki DC supaya tidak terjadi pembalikan
fase saat terjadi pembalikan sumber arus listrik AC.

Sebelum kita mengulas materi mengenai dioda jembatan lebih lanjut, ada
baiknya anda ketahui terlebih dahulu apa saja fungsi dioda secara umum
pada rangkaian elektronika berikut ini :

 Pemancar Cahaya LED


Dari beberapa contoh rangkaian elektronika modern yang terkait dengan
fungsi dioda adalah rangkaian lampu LED. Dioda disini memiliki fungsi sebagai
pemancar cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED tersebut.

 Konversi Daya
Fungsi dioda yang paling umum sejauh ini adalah penggunaan dioda untuk
penyearahan daya AC ke daya DC.

Dengan menggunakan dioda, berbagai jenis rangkaian penyearah dapat dibuat,


yang paling dasar adalah penyearah setengah gelombang, penyadap pusat
gelombang penuh, dan penyearah jembatan penuh.

Contoh fungsi dioda sebagai konversi daya dapat kita lihat pada saat kita
mengecas/ mengisi daya laptop. Arus AC yang berasal dari catu daya utama,
harus diubah menjadi arus DC yang kemudian dapat disimpan kedalam baterai
laptop.

12
 Penyearah Arus
Fungsi dioda bridge yang pertama yaitu sebagai penyearah arus dari
gelombang AC menjadi gelombang DC. Penyerah gelombang tersebut dinamakan
tegangan ambang.

Dimana tegangan ambang harus bisa melewati tegangan arus pada rangkaian
listrik yang berasal dari satu arah lalu diteruskan menjadi mode bias sesuai dengan
batasan-batasan arus tegangan.

Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor ini memiliki rangkaian dengan
konfigurasi yang stabil. Oleh sebab itu, dioda ini mampu menghasilkan aliran
yang searah dari output dan kedua input yang bolak-balik.

 Penyearah Gelombang Penuh


Dioda jembatan merupakan unsur untuk penyearah gelombang penuh atau
juga dikenal dengan full wave rectifier. Penyearah tersebut adalah unsur yang
kerap dipakai pada power supply atau pencatu daya. Keempat dioda dihubungkan
pada bridge atau jembatan yang tertutup agar menghasilkan keluaran yang sesuai.

 Pengaman Rangkaian Monitor DC


Pada monitor DC juga sama-sama mempunyai lilitan yang dapat berubah
menjadi sebuah magnet saat sedang dialiri listrik. Sehingga dioda berfungsi
sebagai pengaman yang mampu mengatur supaya tidak ada kendala saat sedang
beroperasi.

 Sebagai Sumber Relay AC


Fungsi dioda adalah cukup beragam, salah satunya yaitu untuk melindungi
proses induksi pada bagian rangkaian relay. Pada umumnya, relay memiliki lilitan
dalam jumlah yang cukup banyak.

Lilitan tersebut kemudian berubah menjadi sebuah medan magnet saat teraliri
listrik. Tak hanya itu, lilitan relay sendiri juga menyimpan daya listrik. Sehingga
akan aman dengan adanya dioda.

 Mencegah Lonjakan Tegangan


Perangkat elektronik sensitif perlu dilindungi dari lonjakan tegangan, dan
salah satu fungsi dioda sangat cocok untuk kasus ini.

Ketika digunakan sebagai perangkat proteksi tegangan, dioda bersifat non


konduktor, ketika terjadi lonjakan tegangan, dioda segera menghubungkan
lonjakan tegangan tinggi tersebut dengan mengirimkannya ke ground di mana ia
tidak dapat merusak sirkuit terintegrasi yang sensitif.

13
Untuk penggunaan ini, terdapat dioda khusus yang dikenal sebagai “penekan
tegangan transien” dirancang. Ini dapat menangani lonjakan daya yang besar
selama periode waktu yang singkat yang biasanya akan merusak komponen
sensitif.

Menggunakan dioda jembatan pada full wave rectifier jauh lebih muda dan
menguntungkan. Selain tidak membutuhkan trafo lagi sehingga biaya yang
dikeluarkan tidak akan terlalu banyak namun tetap dengan hasil yang maksimal.

Simbol Dioda Bridge

Berbeda dengan dioda lainnya yang hanya terdiri dari satu bagian, simbol
dioda bridge terbilang cukup unik. Gambar dioda bridge yang terdiri dari 4
terminal tersebutlah yang menjadi simbolnya.

Terdapat 2 jenis simbol dioda bridge yang perlu teman teman ketahui.
Simbol pertama berupa empat buah dioda yang disusun hingga menyerupai
bentuk jembatan, dan simbol yang kedua hanya berupa satu dioda yang terletak
didalam sebuah kotak.

Didalam symbol dioda jembatan diatas bisa kita lihat bahwa komponen
dioda jenis ini mempunyai empat buah terminal yaitu Vout +, V out -, dan dua
buah AC-In (lihat pada contoh gambar simbol dioda bridge diatas).

Prinsip Kerja Dioda Bridge

14
Pada dasarnya dioda prinsip dioda jembatan tidak jauh berbeda dengan
dioda penyearah arus lainnya. Cara kerja dioda bridge ini bisa dimulai dengan
pengelompokan setiap dioda yaitu D1, D2, D3 dan D4. Usai diberikan label maka
selanjutnya pemasangan dioda yang disusun sesuai dengan kelompok atau
labelnya.

Susun berpasangan dengan 2 dioda yang akan melewati siklus setengah


gelombang dan arus atu sinyal. Saat sinyal positif dipasangkan pada input 1 dan
sinyal negatif dipasangkan dengan input 2 maka D1 da 2 akan berada dalam
kondisi forward bias. Sedangkan dioda lain yaitu D3 dan 4 berada dalam kondisi
reverse bias dimana ia berfungsi memperlambat sinyal pada sisi negatif.

Lalu saat keadaan berbalik dimana input 1 negatif dan input 2 berubah jadi
positif maka D1 dan D2 berada dalam kondisi menghambat sinyal negatif atau
reverse bias. Kemudian D3 dan D4 berada dalam posisi forward bias.

Rangkaian Dioda Bridge (Penyearah Sistem Jembatan)


Rangkaian dioda bridge ini terbilang cukup bersejarah karena sudah
ditemukan pada tahun 1896 oleh teknisi elektro asal Polandia bernama Karol
Pollak. Meskipun begitu, dioda ini memiliki fitur penting yakni input terbalik dan
output yang sama.

Komponen rangkaian dalam pembuatan penyearah sistem jembatan


diperlukan ‘minimal’ empat buah dioda yang disusun seperti sebuah jembatan
arus (lihat pada gambar diatas!)

Terlihat pada gambar rangkaian dioda jembatan penyearah diatas bahwa


konfigurasi empat buah dioda (D1, D2, D3, D4) tersusun membentuk rangkaian
penyearah jembatan. Tegangan listrik (AC) masuk melalui inputan titik pertemuan
anoda katoda (D1 – D4) dan anoda katoda (D2 – D3).

Kemudian untuk tegangan output DC positif diperoleh dari pertemuan


antara katoda D1 – D3. Dan untuk tegangan output negatif diperoleh dari

15
pertemuan anoda D2 – D4 yang kemudian diteruskan ke Kapasitor C yang
berfungsi sebagai filter. Kapasitor C ini terhubung dengan beban RL yang ada
pada rangkaian tersebut.

Cara Mengukur Dioda Bridge


Cara mengukur dioda satu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dioda
kebanyakan. Bagian yang membuatnya berbeda yaitu kaki-kaki dioda yang
banyak sehingga perlu dipahami dengan baik posisinya. Berikut ini adalah cara
yang dapat dilakukan untuk mengukurnya;

 Anda dapat menggunakan alat ukur tegangan seperti avometer atau multi
tester. Setelah itu, atur angka menjadi satuan ohm apabila sudah, maka
letakkan probe warna hitam ke kaki simbol dioda. Sedangkan probe
berwarna merah diletakkan pada kaki dioda yang bertanda positif atau +.
 Usai meletakkan dengan tepat, Anda dapat mengamati display alat ukur
yang digunakan. Untuk memastikan ia bekerja dengan baik dapat dilihat
dari jarum. Apabila jarum pendek bergerak maka normal sedangkan jika
probe diletakkan terbalik dan tidak bergerak maka ia tidak berfungsi.
 Saat hasilnya muncul maka Anda bisa menghitung tegangan yang
dikeluarkan dengan menggunakan rumus dioda bridge. Berikut ini adalah
rumus diode jembatan sebagai penyearah gelombang penuh atau full wave
rectifier.

Vdc= (2 X Vmax)/π = Vmax X 0,3318 = Vrms X 0,45


Demikian informasi tentang dioda bridge atau dikenal dengan diode
jembatan, kotak, sisir dan modul. Diode ini banyak dijumpai dengan bentuk DIL
atau dual in line dan SIL atau single in line.

2.3. RESISTOR

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah komponen elektronika


pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu
rangkaian elektronika. Satuan nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm. Nilai
Resistor biasanya diwakili dengan kode angka ataupun gelang warna yang
terdapat di badan resistor. Hambatan resistor sering disebut juga dengan resistansi

16
atau resistance.

Jenis-jenis resistor di antaranya adalah:


• Resistor yang nilainya tetap.
• Resistor yang nilainya dapat diatur, resistor Jenis ini sering disebut juga dengan
variable resistor ataupun potensiometer.
• Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, resistor
jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor.
• Resistor yang nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, resistor
jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC
(Negative Temperature Coefficient).

Fungsi Resistor
• Fungsi resistor membatasi arus listrik yang mengalir.
• Fungsi resistor untuk aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat
tinggi. Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah DC Measuring equipment,
dan reference gulators untuk voltage regulator dan decoding Network.

• Fungsi resistor sebagai standart didalam verifikasi keakuratan dari suatu alat
ukur resistive.
• Fungsi resistor untuk pengatur tegangan output pada power supplay.
• Fungsi resistor untuk aplikasi power karena membutuhkan frekuensi respon
yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar daripada power wirewound
resistor.
• Fungsi resistor pembagi tegangan.

Gambar resistor

17
Satuan resistansi dari suatu resistor disebut ohm atau dilambangkan dengan
simbol omega

18
2.4. Kapasitor

Kapasitor atau disebut juga dengan kondensator adalah komponen


elektronika pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam
sementara waktu. Fungsi kapasitor (kondensator) di antaranya adalah dapat
memilih gelombang radio pada rangkaian tuner, sebagai perata arus pada rectifier
dan juga sebagai filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan
nilai untuk kapasitor (kondensator) adalah Farad (F).

Jenis-jenis kapasitor di antaranya adalah:


• Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak berpolaritas. Jika didasarkan pada bahan
pembuatannya maka kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari kapasitor kertas,
kapasitor mika, kapasitor polyster dan kapasitor keramik.
• Kapasitor yang nilainya tetap tetapi memiliki polaritas positif dan negatif,
kapasitor tersebut adalah kapasitor elektrolit atau Electrolyte Condensator
(ELCO) dan kapasitor tantalum.
• Kapasitor yang nilainya dapat diatur, kapasitor jenis ini sering disebut dengan
Variable Capasitor.

Fungsi kapasitor
• Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain (pada
PS).
• Sebagai filter dalam rangkaian PS.
• Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian antena.
• Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon.
• Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang pada saklar.

19
Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan
kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas
permukaan kepingan tersebut. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat
metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik.

20
2.5. TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan
modulasi sinyal. transistor juga sebagai kran listrik yang dimana berdasarkan
tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang akurat yang berasal
dari sumber listrik.
 Fungsi Transistor
Adapun fungsi dari transistor diantaranya sebagaimana dibawah ini:
1. Transistor sebagai saklar elektronik
Yaitu dengan mengatur bias dari sebuah transistor sampai transistor jenuh
maka didapat hubungan singkat antar kaki konektor dan emitor,
dengan memanfaatkan kejadian ini maka transistor bisa digunakan
sebagai saklar.
2. Transistor sebagai penguat arus
Yaitu digunakan sebagai penguat arus, dengan fungsi ini transistor dapat
digunakan sebagai rangkaian power supply tentunya dengan tegangan
yang disetting. Untuk dapat digunakan sebagai fungsi penguat arus
transistor harus dibias tegangan yang constant pada basisnya, agar
pada emitor keluar tegangan yang tetap. Umumnya untuk dapat
tegangan basis agar tetap digunakan diode zener.

Transistor sebagai penguat sinyal AC, adapun fungsi transistor yang lainnya
ialah sebagai penguat sinyal AC, dan lain-lain

 Lambang Transistor

21
Dari simbol Transistor diatas dapat dilihat bahwa perangkat elektronika
yang satu ini terdiri dari dua buah dioda PN yang saling terhubung. Perangkat ini
memiliki tiga buah kaki atau sering disebut dengan terminal, yaitu emitor, basis
dan kolektor.

Penggunaan perangkat ini memungkinkan user untuk mengontrol aliran


arus listrik melalui satu saluran dengan memvariasikan intensitas arus yang jauh
lebih kecil yang mengalir melalui saluran lainnya.

Pada transistor NPN, tegangan positif diberikan ke terminal kolektor untuk


menghasilkan aliran arus dari kolektor ke emitor. Dalam transistor PNP, tegangan
positif diberikan ke terminal emitor untuk menghasilkan aliran arus dari emitor ke
kolektor.

Transistor dibagi menjadi dua kategori utama yaitu transistor bipolar


(BJT) dan transistor efek medan (FET). Penjelasannya akan kami ulas pada artikel
ini.

Lamban
Nama Penerangan
g

Transistor Membolehkan aliran semasa apabila berpotensi tinggi di dasar


Bipolar NPN (tengah)

Transistor Membolehkan aliran semasa apabila berpotensi rendah di dasa


Bipolar PNP (tengah)

Transling Dibuat dari 2 transistor bipolar. Mempunyai keuntungan


Darlington keseluruhan produk setiap keuntungan.

Transistor
Transistor kesan medan-N
JFET-N

Transistor
Transistor kesan medan P-saluran
JFET-P

Transistor
Transistor M-NOS saluran
NMOS

Transistor
Transistor M-POS saluran
PMOS

22
 Jenis-jenis Transistor
a. Transistor Bipolar (BJT)
Transistor Bipolar yaitu salah satu transistor yang memiliki
struktur dan prinsip kerja tertentu, yakni membutuhkan
perpindahan muatan pembawanya yang mana merupakan elektron
pada kutub negatif guna mengisi kekurangan pada elektron yang
ada pada kutub positif. Jenis transistor yang satu ini sering disebut
sebagai BJT, yaitu Bipolar Junction Transistor.

Transistor BJT juga dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

 Transistor NPN

Arus listrik yang dimiliki transistor npn tergolong kecil.


Sedangkan tegangan positif yang ada pada terminal dasar
yang digunakan sebagai pengendali tegangan dan arus
listrik yang bersumber dari kolektor menuju emitor justru
lebih besar.

 Transistor PNP

Transistor pnp memakai arus listrik yang kecil. Sedangkan


pada tegangan negatif yang ada di terminal dasar
digunakan untuk mengontrol tegangan dan aliran listrik
dari emitor menuju kolektor lebih besar.

b. Fielt-Effect Transistor

Komponen yang satu ini juga disebut sebagai Transistor Efek


Medan atau Unipolar. Jenis transistor ini memanfaatkan aliran
listrik untuk mengontrol tingkat konduktifitas. Dalam hal ini,
medan listrik yang dimaksud yakni tegangan listrik di terminal G,
yang mana berperan sebagai pengontrol tegangan dan aliran listrik
dari terminal D menuju terminal S.

c. Single Electron Transistor

Single Electron Transistor (Transistor Elektron Tunggal) adalah


transistor yang dapat merekam sinyal dengan satu atau sejumlah
kecil elektron.

Dengan perkembangan teknologi etsa semikonduktor, integrasi


sirkuit terpadu skala besar menjadi lebih tinggi dan lebih tinggi lagi
dari nilai sebelumnya.

23
d. Insulated Gate Bipolar Transistor (IGBT)

Insulated Gate Bipolar Transistor (Transistor Bipolar Gerbang


Terisolasi) merupakan transistor dengan keunggulan penggabungan
teknologi Giant Transistor-GTR dan Power MOSFET.

Insulated Gate Bipolar Transistor Ini memiliki karakter yang


flexibel untuk digunakan di berbagai aplikasi. IGBT juga
mempunyai perangkat tiga terminal yakni gerbang, kolektor dan
emitor.

e. Giant Transistor (GTR)

Giant transistor atau GTR adalah transistor sambungan bipolar


(BJT) khusus untuk tegangan tinggi dan arus tinggi. Perangkat ini
seringkali disebut dengan BJT daya. Transistor ini memiliki
karakteristik switching yang baik, daya penggerak yang tinggi,
tetapi sirkuit penggeraknya rumit.

 Cara Kerja Transistor

 Pada Field-Effect Transistor (FET)

Pada transistor FET, pembawa muatan yang digunakan hanya satu


jenis. Hal tersebut bergantung pada jenis dari FETnya. Dalam
transistor ini, listrik mengalir melalui sebuah kenal konduksi yang
cukup sempit serta dengan menggunakan depletion zone pada
bagian sisinya.

 Pada Transistor Bipolar (BJT)

Cara kerja transistor BJT yaitu sebagai pembawa sebuah arus atau
muatan listrik yang mana menggunakan 2 buah polaritas pada
kanal konduksi pokoknya. Dalam hal ini, aliran listrik wajib
melalui sebuah lapisan atau daerah pembatas (depletizon). Tingkat
ketebalan pada daerah tersebut dapat disetting dengan
menggunakan kecepatan yang tinggi.

 Pada Daerah Potong (cut off)

Diberikan sebuah diode emitter pada bagian diode emitter. Sehingga


menyebabkan tidak adanya pergerakan elektron. Dengan demikian,
didapatkan arus pokok IB = 0. Hal tersebut juga terjadi pada ICEO
yang merupakan pengumpul arus menuju emitter, sehingga diperoleh
IC = 0.

24
Dalam hal ini, karakteristik transistor bagian kaki basis diharuskan
lebih negatif dibandingkan dengan emitter, khususnya pada
transistor dengan jenis NPN. Sedangkan pada tipe PNP, arus
utamanya justru diharuskan jauh lebih positif dibandingkan dengan
kolektornya.

 Pada Daerah Saturasi

Pada bagian diode emitter diberikan sebuah prategangan maju, pun


demikian dengan diode kolektor. Hal tersebut menyebabkan IC dan
arus kolektor akan sampai pada harga yang maksimum. Bahkan
tanpa harus bergantung pada IB, βdc, dan pada arus basis. Dengan
demikian, menjadikan transistor menjadi sebuah komponen yang
tak bisa dikontrol.

Dalam hal ini, tegangan yang diberikan melebihi dari VCE,


sehingga menyebabkan saturasi pada diode kolektor. Pada bagian
kaki basis daerah ini wajib lebih positif dibandingkan emitter pada
transistor tipe NPN, sedangkan untuk tipe PNP berlaku sebaliknya,
yakni arus basis wajib lebih negatif dibandingkan dengan
kolektornya.

2.6. DIODA ZENER

Dioda zener adalah komponen elektronika yang terbuat dari semikonduktor dan
merupakan jenis dioda yang dirancang khusus untuk bisa beroperasi di rangkaian
reverse bias (bias balik). Pada saat dipasangkan pada rangkaian forward bias (bias
maju), dioda zener ini akan mempunyai karakteristik serta fungsi sebagaimana
dioda normal pada umumnya. Efek dioda jenis ini ditemukan oleh seorang
fisikawan Amerika yang bernama Clarence Melvin Zener pada tahun 1934,
sehingga nama diodanya juga diambil dari namanya yaitu dioda zener.

25
 Prinsip Kerja Dioda Zener

Sederhananya, dioda zener akan menyalurkan arus listrik yang


mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas “Breakdown Voltage” atau tegangan tembus dioda
zenernya. Karakteristik ini berbeda dengan dioda biasa yang hanya dapat
menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan tembus (Breakdown
Voltage) ini disebut dengan tegangan zener.

Untuk informasi lebih jelasnya mengenai dioda zener, lihatlah rangkaian


dasar dioda zener dibawah ini:

Pada rangkaian dioda zener diatas, dapat dilihat dengan jelas


bahwa dioda zener sudah dipasang dengan menggunakan prinsip reverse
bias (bias balik). Rangkaian ini merupakan cara yang paling umum dalam
pemasangan komponen dioda zener.

Pada gambar diatas, tegangan input (masuk) yang didapat yaitu


12V, tapi untuk multimeter yang menunjukkan tegangan yang melalui
dioda yaitu 2,8V.

Maka, hal ini berarti tegangan mengalami penurunan ketika


melalui komponen dioda zener yang dipasang secara reverse bias (bias
balik). Sementara itu, resistor pada rangkaian tersebut mempunyai fungsi
sebagai pembatas arus listrik.

Untuk melakukan perhitungan pada arus listrik (ampere) tersebut, kalian


bisa menggunakan hukum Ohm seperti contoh dibawah ini :

(Vinput – Vzener) / R = l
(12 – 2,8) / 460 = 19,6mA

26
Apabila menggunakan tegangan yang terlalu tinggi, seperti ini
misalnya 24V, maka tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian
tersebut tentu akan semakin besar.

(24 – 2,8) / 460 = 45mA

Tetapi, untuk tegangan yang melalui komponen dioda zener ini akan
menjadi sama yaitu 2,8V.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dioda zener merupakan


salah satu komponen elektronika yang sangat cocok untuk difungsikan
sebagai Voltage Regulator (pengatur tegangan).

Jenis dioda yang satu ini akan memberikan tegangan tetap yang
sesuai dengan tegangan zenernya sendiri terhadap input (masuk) yang
diberikan. Tegangan dioda zener yang dapat dijumpai dipasaran sangatlah
beragam, mulai dari yang 2V sampai 70V dengan daya aau power sekitar
500mW sampai dengan 5W.

Adapun rumus yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan daya


pada dioda zener, yaitu sebagai berikut :

P = Vz . I

Contoh :

P = 2,8 x 19,6
P = 54,9mW

Dioda zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator


(pengatur tegangan) dan Over Voltage Protection (perlindungan terhadap
kelebihan tegangan). Fungsi dioda zener dalam rangkaian-rangkaian
tersebut yaitu untuk menstabilkan arus dan tegangan.

1. Cara Kerja Dioda Zener pada Rangkaian Paralel

Pada rangkaian ini, dioda zener dipasang dalam bentuk paralel pada jalur
masukan tegangan DC.

27
Adapun besarnya tegangan output pada rangkaian tersebut yaitu
sebesar tegangan dioda zener, contohnya seperti menggunakan dioda zener
5V6, maka tegangan outputnya yaitu 5.6V.

Untuk dapat mengetahui bagaimana cara kerjanya, kalian dapat


mengubah nilai tegangan input.

Seperti misalnya menaikkan menjadi 12V atau juga bisa


diturunkan menjadi 8V. Jika komponen dioda tersebut dapat berfungsi
dengan baik, maka untuk tegangan outputnya akan tetap berada di kisaran
5.6V meskipun besarnya tegangan input mengalami perubahan.

Jadi, besaran tegangan output pada rangkaian diatas sama besarnya


dengan tegangan yang dimiliki oleh dioda zener.

Vout = Vzener

2. Cara Kerja Dioda Zener pada Rangkaian Seri

Pada gambar diatas, dioda zener dipasang dalam bentuk seri pada
jalur masukan tegangan DC. Besarnya tegangan output pada rangkaian
diatas yaitu tegangan output dikurangi dengan tegangan dioda.

Seperti contoh, jika menggunakan dioda zener 5V6 dengan


tegangan input 10V, maka tegangan outputnya adalah 4.4V.

Untuk dapat mengetahui bagaimana cara kerjanya, kalian dapat


mengubah nilai tegangan inpuntnya. Misalnya dinaikkan menjadi 12V
atau diturunkan menjadi 8V.

Apabila dioda tersebut masih dapat bekerja dengan baik, maka


untuk besarnya tegangan output akan naik turun sama seperti tegangan
input. Hal tersebut bisa terjadi karena besarnya tegangan yang dimiliki
oleh dioda zener akan selalu tetap. Jadi, besar tegangan output pada
rangkaian diatas sama seperti besar tegangan input yang dikurangi dengan
tegangan dioda zener.

28
 Lambang Dioda Zener

 Fungsi Dioda Zener

Adapun beberapa fungsi dioda zener dalam rangkaian elektronik yang bisa
kalian ketahui, diantaranya:

1. Sebagai salah satu komponen semikonduktor yang berguna untuk


menstabilkan tegangan dalam sebuah rangkaian elektronik.
2. Pengaman Electro Static Discharge (ESD).
3. Komponen semikonduktor yang terdapat pada dioda zener
fungsinya sebagai regulator (tegangan shunt) pada sambungan
paralel.
4. Dalam rangkaian reverse bias (bias mundur), dioda zener akan
menjadi tegangan referensi.

 Rumus Dioda Zener

Rumus umum yang biasa digunakan untuk dioda zener yaitu


sebagai berikut:

Is = (Vs – Vz) / (Rs)

Supaya kalian dapat memahami dari sebuah rumus dioda zener,


maka kalian juga perlu memahami bagaimana cara kerja dioda zener
dalam sebuah rangkaian.

Nah ini merupakan pembahasan mengenai rumus dioda zener yang


mungkin dapat kalain pahami lebih jelas.

29
Is = (Vs – Vz) / (Rs)

Keterangan :

Is = Besarnya arus yang mengalir


Rs = Tegangan resistor
Vs = Sumber tegangan
Vz = Tegangan dioda zener

 Cara Membaca Kode Dioda Zener

Contoh, apabila kalian menemukan tulisan 5V6 dalam komponen


dioda zener, maka yang dimaksud dari kode tersebut adalah dioda zener
menstabilkan tegangan output sebesar 5,6 VDC.

Adapun yang dimaksud dengan pembacaan kode dioda zener


tergantung manufaktur yang membuatnya.

Kode 1N

 1N4764A adalah 100 volt


 1N4763A adalah 91 Volt
 1N4762A adalah 82Volt
 1N4761A adalah 75 volt
 1N4760A adalah 68 volt
 1N4759A adalah 62 volt
 1N4758A adalah 56 volt
 1N4757A adalah 51 volt
 1N4756A adalah 57 volt
 1N4755A adalah 43 volt
 1N4754A adalah 39 volt
 1N4753A adalah 36 volt
 1N4752A adalah 33 volt
 1N4751A adalah 30 volt
 1N4750A adalah 27 volt
 1N4749A adalah 24 volt
 1N4748A adalah 22 volt
 1N4747A adalah 20 volt
 1N4746A adalah 18 volt
 1N4745A adalah 16 volt
 1N4744A adalah 15 volt
 1N4743A adalah 13 volt
 1N4742A adalah 12 volt
 1N4741A adalah 11 volt
 1N4740A adalah 10 volt
 1N4739A adalah 9.1 volt

30
 1N4738A adalah 8.2 volt
 1N4737A adalah 7.5 volt
 1N4736A adalah 6.8 volt
 1N4735A adalah 6.2 volt
 1N4734A adalah 5.6 volt
 1N4733A adalah 5.1 volt
 1N4732A adalah 4.7 volt
 1N4731A adalah 4.3 volt
 1N4730A adalah 3.9 volt
 1N4729A adalah 3.6 volt
 1N4728A adalah 3.3 volt

Kode MA5

Selain kode yang sudah mimin jelaskan tadi, ternyata masih ada
kode lain yang perlu kalian ketahui juga supaya dapat menggunakan
komponen dioda zener dengan baik, dan kode tersebut yaitu :

 MA5xxx adalah 1/8 watt


 MA4xxx adalah ¼ watt
 MA3xxx adalah 0.3 watt
 MA2xxx adalah 0.5 watt
 MA1xxx adalah 1 watt

Kemudian tiga angka berikutnya yang belum mimin sebutkan


diatas yaitu untuk menunjukkan tegangan kerjanya, diantaranya:

 MA3091 adalah 9.1 volt


 MA1056 adalah 5.6 volt
 MA2180 adalah 18 volt
 MA3100 adalah 10 volt

Dioda zener mempunyai tegangan tertinggi 200 volt dan tegangan


terendahnya yaitu 2.4 volt, daya maksimal yang dimiliki oleh dioda zener
yaitu 5 watt.

31
2.7. LED (Light Emitting Diode)

LED merupakan singkatan dari light emitting diode yaitu suatu semi-
konduktor yang mengeluarkan/memancarkan satu warna cahaya (monokromatik)
dengan bentuk cahaya elektromagnetik (koheren) ketika dialiri tegangan maju.

Warna yang dipancarkan dari lampu LED ini tergantung dari bahan yang
dipakai pada semi-konduktor, sehingga gejala ini disebut dengan
elektroluminesensi.

Lampu LED memiliki beragam warna yang dihasilkan tergantung dari


semi-konduktornya. Selain itu lampu LED juga bisa menghasilkan cahaya
ultraviolet atau cahaya yang tidak nampak oleh mata yaitu inframerah.

Bentuk LED yaitu seperti sebuah bohlam yang berukuran kecil, dan
biasanya lampu ini digunakan dalam keseharian kita di berbagai macam alat
elektronika. berbeda dengan lampu bohlam yang mengeluarkan panas, lampu
LED tidak melakukan pembakaran filamen sehingga cahaya yang dihasilkan tidak
menimbulkan panas.

Dalam definisi lain LED / Light Emitting Diode adalah salah satu
komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang
mempu mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi pada
LED elektron menerjang sambungan P-N (Positif-Negatif). Untuk mendapatkan
emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda
pula.

32
LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat yang
panjang adalah anoda, sedangkan kawat yang pendek adalah katoda. Coba
perhatikan bagian dalam LED, akan terlihat berbeda antara kiri dan kanannya.
Yang ukurannya lebih besar adalah katoda, atau yang mempunyai panjang sisi
atas yang lebih besar adalah katoda.

Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik


lainnya pada sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus mengalir ke dalamnya.
Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan elektron.

Katoda merupakan kebalikan dari anoda. Katoda adalah elektroda dalam


sel elektrokimia yang terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar darinya.

Sejarah Teknologi Lampu LED (Light Emitting Diode)

Pada tahun 1921, seorang ilmuan fisika rusia yang bernama Oleg Lossew yang
menemukan putaran efek pada emisi cahaya. Hingga tahun 1947 ia bisa
menjelaskan perihal penemuan dan mempraktekkannya.

Pada tahun 1951, dikembangkan sebuah transistor dalam semikonduktor.

Pada tahun 1962, Nick Holonyak mengembangkan luminescense merah pada


dioda tipe GaAsP. Pada tahun inilah merupakan awal lahirnya teknologi LED.

Pada tahun 1971, lampu LED dikembangkan dengan beragam warna seperti
orange, hijau, dan kuning. Selain itu kinerja dari LED ini semakin maju.

Pada tahun1993, ilmuan jepang menemukan LED yang mengeluarkan cahaya


biru dengan spektrum hijau (InGan Diode).

33
Pada tahun 1995, LED yang berwarna putih dibuat.

Setelah itu teknologi LED semakin hari semakin maju dengan pengaplikasian
untuk berbagai kebutuhan, dan hingga saat ini LED sudah menjadi kebutuhan.

Simbol Dan Bentuk LED (Light Emitting Diode)

Pengertian dari Simbol LED


Dalam dunia elektronika lampu LED digunakan untuk mengenali
komponen-komponen elektronika dengan warna-warna LED. Simbol lampu LED
memberikan ciri khas yang bisa langsung kita kenalidalam skema rangkaian atau
layout pcb.

Simbol ini juga menunjukan bahwa rangkaian LED tidak boleh terbalik, jika
dipasang terbalik maka LED tidak bisa dialiri tegangan listik dan tidak akan
menghasilkan cahaya.

Fungsi LED (Light Emitting Diode)


Fungsi LED sangat banyak terutama dalam perangkat elektronik yang digunakan
sehari-hari, bahkan bukan hanya dalam dunia elektronika saja, lampu led bisa
digunakan untuk berbgai keperluan yang memerlukan LED sebagai
komponennya.

Fungsi lampu LED bisa kita temukan jika kita hubungkankan dengan penggunaan
sehari-hari, contohnya:

1. LED berfungsi sebagai sensor infrared pada remote TV, remote AC, dan remot-
remot lainnya, bahkan smartphone juga memasang led ini untuk fitur infrared-
nya.

34
2. Teknologi LED sudah banyak digunakan pada untuk layar monitor komputer atau
televisi.

3. LED digunakan untuk lampu indikator atau petunjuk dalam rangkaian elektronika
dengan ragam warnanya.

4. LED juga digunakan pada kendaraan bermotor sebagai lampu sen, atau lainnya.

5. dan masih banyak lagi penggunaan LED dalam kehidupan sehari-hari.

Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)

Terkait cara kerja komponen LED, dalam hal ini LED akan menyala bila
terdapat arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Pemasangan kutub LED tidak
boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan
menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang
dihasilkan.

Biasanya, bila arus yang mengalir pada LED semakin besar, maka cahaya
yang dihasilkan oleh LED akan semakin terang pula. Namun perlu diperhatikan
bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10mA-20mA dan pada tegangan
1,6V – 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan. Apabila arus yang
mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga agar LED
tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.

Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda. Untuk
pemasangan LED pada board mikrokontroller Anoda dihubungkan ke sumber
tegangan dan katoda dihubungkan ke ground.

Di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang kaan mengeluarkan


cahaya jika elektron-elektron melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini
(doping), dapat mengganti panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya,
seperti infra red, hijau/biru/merah, dan ultraviolet.

LED (Light Emitting Diode) merupakan keluarga dari dioda yang terbuat
dari semi-konduktor, cara kerja dari LED ini yaitu hampir mirip dengan dioda
lainnya yang menggunakan dua kutub yaitu anoda (+) dan katoda (–).

LED akan memancarkan cahaya apa bila dialiri dengan tegangan listrik
maju (bias forward) dari anoda ke katoda yang bisa digolongkan sebagai proses
transduser.

35
Chip yang terbuat dari semikonduktor yang di droping (proses menmbahkan
impurty atau ketidakmurnian yang akan menghasilkan listrik) akan menciptakan
junction P dan N.

Warna Warna Pada lampu LED

Warna LED memiliki berbagai macam berdasarkan semi konduktornya dan yang
ada saat ini dan biasa digunakan diantaranya:

1. Warna Merah,

2. Warna Hijau,

3. Warna Biru,

4. Warna Kuning,

5. Warna Jingga atau

6. warna infrared.

Warna-warna diatas berbeda berdasarkn bahan panjang gelombangnya


(wavelengt) dan senyawa semi-konduktor yang digunakannya.

36
berikut adalah bahan dan senyawa semi-konduktor yang digunakan untuk
menghasilkan warna-warna tersebut:

Bahan Wavelenght Warna

Gallium Indium Nitride (GainN) 450nm Putih

Silicon Carbide (SiC) 430-505nm Biru

Allumunium Gallium Phosphide (AlGaP) 550-570nm Hijau

Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP:N) 585-595nm Kuning

Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP) 605-620nm Jingga

Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsP) 630-660nm Merah

Gallium Arsenide (GaAs) 850-940nm Infra merah

Kelebihan Dan Kekurangan Lampu LED

Sejak teknologi LED diperkenalkan kepada masyarkat, lampu-lampu penerang


yang biasanya menggunakan bohlam sekarang digeser oleh tenknologi LED ini.

Meskipun lampu LED ini memiliki berbagai kelebihan, lampu ini juga masih
memiliki kekurangan yang harus diperbaiki.

Kelebihan Lampu LED

1. Lampu yang menggunakan teknologi LED lebih hemat energi,

2. Lebih aman,

37
3. Awat atau tahan lama dibandingkan jenis lampu lain,

4. Tidak memancarkan panas, sehingga faktor ini yang menjadikan lampu ini hemat
energi,

5. Lebih terang.

Kekurangan Lampu LED

1. Harga lampu LED terbilang mahal daripada lampu lainnya,

2. Penggunaan lampu LED ini belum menyeluruh ke berbagai daerah.

Baca juga: Wireless LAN | Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Komponen WLAN

Mengetahuni Polaritas Pada Lampu LED

cara untuk melihat molaritas pada lampu LED yang terdapat pada terminal Anoda
(+) dan Katoda (–) yaitu dengan mengetahui ciri-ciri dari kedua terminal itu ciri-
cirinya sebagai berikut:

Ciri-ciri pada terminal Anoda (+):

1. memiliki kaki yang lebih panjang,

2. lead frame yang kecil.

Ciri-ciri pada terminal Katoda (–):

38
1. memiliki kaki yang pendek,

2. lead frame yang besar,

3. posisinya terletak di sisi flat.

Tegangan Maju Pada Lampu LED


Setiap warna LED perlu dialiri dengan tegangan maju (forward dias)
supaya bisa menghasilkan cahaya dengan warna yang diinginkan. Tegangan maju
juga memerlukan sebuah resistor sebagai pembatas arus dan tegangan, supaya
tidak ada kerusakan pad LED.

Selain itu LED yang dipasang resistor karena forward dias-nya termasuk
kedalam golongan tegangan yang rendah. Berikut tabel warna LED dan tegangan
maju (forward dias):

Warna LED Tegangan Maju @20mA

Putih 4,0V

Biru 3,6V

Hijau 3,5V

Kuning 2,2V

Jingga 2,0V

Merah 1,8V

Infra Merah 1,2V

5 Manfaat Lampu LED Dalam Kehidupan Sehari-hari

39
Ketika kita memaki lampu bohlam dan kita ingin menggantinya dengan
lampu lain, makan lampu LED merupakan rekomendasi untuk pengganti lampu
bohlam.

Meskipun harganya relatif mahal, lampu LED sudah terbukti dengan


kelebihan-kelebihan yang diberikan, dan juga manfaatnya.

Berikut beberapa manfaat dari lampu LED dibandingkan dengan lampu Bohlam,
diantaranya:

1. Hemat tenaga, perlu kita ketahui bahwasanya lampu LED sendiri energi yang
dibutuhkan adalah 1/30 perbandingan yang biasa digunakan satu buah bohlam.
Maka dari itu lampu led lebih hemat tenaga dibandingkan lampu bohlam.

2. Memiliki ukuran yang lebih kecil, dengan ukuran yang kecil lampu LED bisa
digunakan di ruangan yang tidak bisa dipasang oleh bohlam biasa. Ukuran lampu
LED biasanya 3 mm hingga 8 mm. Selain itu lampu LED juga bisa digunakan
berangkai, ataupun individu.

3. Tahan lama, dikatakan bahwasnya lampu LED ini bisa bertahan hingga 30.000
sampai 50.000 jam pemakaian. Jika dibandingkan dengan lampu bohlam sekitar
1000 hingga 2000 jam pemakaian.

4. Tidak panas, berbeda dengan lampu bohlam atau pun lampu lainnya yang
memancarkan 80% hingga 90% energinya menjadi panas. Sedangkan untuk
lampu LED sendiri ia akan tetap dingin meskipun digunakan berjam-jam,
sehingga menjadikan lampu ini mengeluarkan energi dengan sangat efisirn.

5. Cahaya putih yang lebih terang, lampu LED yang biasa digunakan
mengeluarkan cahaya putih yang terang sehingga ruangan akan terasa lebih nyata.
Berbeda dengan lampu bohlam yang mengeluarkan cahaya kuning, dan lampu
flourens yang memancarkan cahaya yang cenderung berwarna biru atau hijau.

Kutub anoda dan katoda LED

40
LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga
menghasilkan warna sebagai berikut:

• Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah

• Gallium Aluminium Phosphide – hijau

• Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan


kuning

• Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru

• Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau

• Zinc Selenide (ZnSe) – biru

• Indium Gallium Nitride (lnGaN) – hijau kebiruan dan biru

• Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan


hijau

• Silicon Carbide (SiC) – biru

• Diamond (C) – ultraviolet

• Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)

• Sapphire (Al2O3) – biru

LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium
nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di
Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun
90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada
sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.

41
Jenis-Jenis Komponen LED (Light Emitting Diode)

Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah komponen LED dapat


mempengaruhi warna yang dihasilkan. Oleh sebab itu disini kami perlu
menginformasikan terkait jenis-jenis komponen LED berdasarkan tegangannya:

• Infra merah : 1,6 V

• Merah : 1,8 V – 2,1 V

• Oranye : 2,2 V

• Kuning : 2,4 V

• Hijau : 2,6 V

• Biru : 3,0 V – 3,5 V

• Putih : 3,0 – 3,6 V

• Ultraviolet : 3,5 V

Tabel Warna LED (Light Emitting Diode)

Tidak seperti dioda signal biasa yang dibuat untuk penyearah dan terbuat dari
germanium ataupun silikon, LED terbuat dari senyawa semikonduktor eksotik
seperti Gallium (GaAs), Gallium fosfida (GaP), Gallium fosfida (GaAsP), Silicon
Carbide (SiC) atau Indium Gallium Nitrida (GaInN) yang dicampur pada rasio
yang berbeda untuk menghasilkan panjang gelombang warna yang berbeda.
Pilihan yang tepat dari bahan semikonduktor yang digunakan akan menentukan
panjang gelombang keseluruhan dari emisi foton cahaya dan akan menentukan
warna yang dipancarkan LED.

42
Tabel warna LED (Light Emitting Diode)

43
LED Multi Warna

• Bicolour Light Emitting Diodes (LED 2 Warna)

LED 2 warna mempunyai 2 LED dalam satu komponen yang dipasang


“inverse paralel” (salah satu bias maju dan satunya bias mundur) , jadi ketika di
operasikan bias maju akan menghasilkan warna 1 dan jika dioperasikan bias
mundur akan menghasilkan warna kedua.

• Multi or Tricolour Light Emitting Diodes (LED multi atau 3 Warna)

LED 3 warna yang paling terkenal adalah LED berwarna merah dan hijau,
dan warna ketiganya adalah kombinasi dari keduanya yaitu kuning. LED 3 warna
mempunyai 3 kaki, 2 kaki anoda dan 1 kaki yang di tengah merupakan katoda.

LED Displays

LED display merupakan beberapa LED yang dijadikan satu membuat


bentuk tertentu, contoh yang umum adalah, 7-segmen, LED display yang
berfungsi menampilkan angka (digit 0-9)

Gambar LED display

• Common Cathode Display (CCD)

Pada display common katoda, semua katoda LED di gabung menjadi satu.
Masing-masing segmen akan menyala jika diberi logika “HIGH” logic “1”.

44
• Common Anode Display (CAD)

Pada display common anooda, semua anoda LED di gabung menjadi satu.
Masing-masing segmen akan menyala jika diberi logika “LOW” logic “0”.

Dalam penerapannya, setiap lampu led dipasangi resistor sebagai


penghambat arus. Dengan menghambat arus yang masuk maka terang nyala led
dapat diatur sesuka hati.Selain LED tungal , resistor juga dapat dipakai untuk Led
Parallel dan LED Seri.

Resistor Untuk LED

Resistor biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan atau


menurunkan voltase, karena hukum alam dari resistor yang diseri akan
membentuk sebuah pembagi tegangan. Tegangan terbesar mengalir pada resistor
yang nilainya paling besar. Sedangkan arus yang mengalir adalah sama di setiap
titik rangkaian seri.

Rangkaian Dasar LED

45
Seringkali dalam membuat project, kita hanya berpatokan pada skema
yang ada. Padahal skema itu belum tentu benarnya. Dalam membuat project,
setidaknya kita tau sedikit dari cara kerja, fungsi dan kegunaannya serta rumusnya
juga.

Misalkan kita membuat project LED dengan mikrokontroller atau Dengan


IC 4017. Tegangan kerja LED bermacam2, misalnya Led merah yang
tegangannya 2-2,5 v dengan arus sebesar 20mA (max) dan LED putih dengan
tegangan 3v dan arus sebesar 20mA (max). Rumus menghitung Resistor untuk led
adalah :

Rd = (Vs – Vd ) / Id
Dimana :
Rd = Resistor LED
Vs = Voltage Source atau Sumber Tegangan
Vd = Voltage Diode atau Tegangan kerja LED
Id = Arus LED

Misal kita menghitung R LED Merah di sumber tegangan 12 V maka jika


dihitung:
Rd = (Vs – Vd ) / Id
= (12 – 2 ) / 0,02A (Persamaan dari 20mA)
= 10 / 0,02 = 500 ohm

Karena R dengan nilai 500 tidak ada di pasaran, maka kita pakai nilai yang
mendekati, yaitu 470 atau 560. Jika Kita pakai yang 470 maka arus akan lebih
besar sedikit, jika kita pakai yang 560 maka arus akan lebih kecil sedikit tapi akan
awet juga lednya daripada arus yang lebih besar. Jadi arus yang mengalir jika R =
560 adalah :

I=V/R
I = 10 / 560 = 0.018A = 18mA
Maka daya yang timbul sebesar :
P=VxI
P = 10 x 0,018A = 0,18 watt

jadi kita bisa memakai R dengan daya 0,25 watt (1/4 w) atau 0,5 watt (1/2w).
Tentunya semakin tinggi watt resistor semakin mahal juga harganya.

46
LED seri dan LED Parallel

Jika ingin menggabungkan beberapa led menjadi seri atau parallel, tentu
berubah lagi hitungannya. Intinya, jika LED seri maka arusnya tetap dan
tegangannya bertambah. Sedangkan LED parallel arusnya bertambah namun
tegangannya tetap.

Contoh 5 buah led superbright 5mm diseri maka V led adalah 5 * 3V = 15V dan
arus tetap 20mA.

Rangkaian LED seri

Jika 5 buah LED tersebut diparallel maka V led tetap 3V namun I led
adalah 20mA * 5 = 100mA atau 0.1A. tinggal dimasukkan lagi ke rumus diatas.

Rangkaian LED Parallel

47
2.8. IC (Integrated Circuit)

Bagian IC terdiri dari ratusan sampai ribuan komponen elektronika seperti


resistor, kapasitor, transistor dan dioda yang digabungkan menjadi satu. Meskipun
mempunyai banyak komponen elektronika didalamnya, namun IC mempunyai
bentuk dan ukuran yang kecil.

Pada peralatan elektronik saat ini, IC juga mempunyai peran yang cukup
penting. Salah satu pengaplikasian IC yang sangat menonjol ialah
pada smartphone, laptop dan Console Games.

Dengan adanya IC, maka peralatan elektronik yang menggunakannya akan


memiliki bentuk yang mungil dan portable.

Namun, ada hal yang harus selalu diperhatikan bahwa IC adalah


komponen elektronika aktif yang sensitif terhadap pengaruh ESD (Electrostatic
Discharge).

Jadi, untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC maka diperlukan penanganan


khusus didalamnya.

Didalam bahasa Indonesia, biasanya IC sering disebut dengan nama “sirkuit


terpadu” karena mempunyai banyak fungsi didalamnya.

48
Sejarah IC (Integrated Circuit)

Teknolog
i IC (Integrated Circuit) ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958 oleh Jack
Kilby yang ketika itu bekerja di Texas Instrument. Kemudian setelah enam bulan
berlalu, Robert Noycer berhasil melakukan fabrikasi IC dengan sistem
interkoneksi pada Chip Silikon. Sehingga pada awal abad ke 20, IC (Integrated
Circuit) menjadi salah satu perkembangan teknologi yang sangat populer.

Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik umumnya menggunakan


tabung vakum sebagai komponen utamanya. Kemudian digantikan oleh transistor
yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan tabung vakum. Namun untuk
membuat sebuah peralatan elektronik yang rumit dan kompleks, harus
menggunakan komponen transistor dalam jumlah yang banyak. Sehingga
peralatan elektronik yang dihasilkannya pun akan berukuran besar dan kurang
cocok untuk dapat dibawa berpergian.

Jadi, dengan adanya teknologi IC maka akan memungkinkan seorang


perancang rangkaian elektronika untuk membuat sebuah peralatan yang lebih
kecil dan ringan. Selain itu, harga IC juga lebih terjangkau serta konsumsi
listriknya pun lebih rendah dibandingkan dengan transistor. Oleh karena itu,
hampir semua peralatan elektronik saat ini menjadikan IC sebagai salah satu
komponen internal utama.

Fungsi IC (Integrated Circuit)

Pada dasarnya, fungsi IC terbagi berdasarkan jenis-jenisnya. Utamanya sendiri


ada tiga, yaitu:

 IC linear
 IC digital
 Dan IC campuran.

49
Dengan demikian, tentunya IC dapat dikatakan mempunyai banyak fungsi
sebagai komponen inti dari peralatan elektronik saat ini.

Berikut fungsi-fungsi IC:

1. IC Linear

IC Linear adalah jenis IC yang hanya dapat beroperasi pada sinyal yang
berbentuk gelombang kontinu. IC Linear atau dapat disebut juga
dengan Integrated Circuit Analog mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:

 Penguat Daya (Power Amplifier)


 Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
 Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
 Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
 Voltage Comparator
 Multiplier
 Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
 Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
 Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)

2. IC Digital

50
Saat ini, IC Digital merupakan komponen IC yang paling banyak
digunakan untuk peralatan kalkulator, komputer dan sistem kontrol elektronik.
Pada umumnya IC digital adalah IC dengan rangkaian switch yang tegangan input
dan output-nya hanya memiliki 2 level yaitu tinggi dan rendah. Selain itu IC
digital juga berkaitan dengan kode binary yang dilambangkan dengan angka 1 dan
0.

IC digital mempunyai beberapa fungsi penting, diantaranya :

 Memory
 Clock
 Microprocessor (Mikroprosesor)
 Microcontroller
 Flip-flop
 Gerbang Logika (Logic Gates)
 Timer
 Counter
 Multiplexer
 Calculator

3. Mixed IC

Mixed IC adalah jenis IC yang dapat mengkombinasikan fungsi IC analog


dan digital ke dalam satu kemasan atau rangkaian. Pada umumnya, Mixed IC
berfungsi sebagai komponen yang dapat mengkonversikan sinyal digital menjadi
analog (D/A Converter) ataupun sebaliknya (A/D Converter). Seiring
perkembangan teknologi, kini Mixed IC memungkinkan untuk dapat
mengintegrasikan sinyal digital dengan fungsi RF didalamnya.

Jenis-jenis IC

Pada umumnya, IC (Integrated Circuit) mempunyai beberapa jenis yang


diantaranya TTL, CMOS dan Linear.

1. TTL (Transistor transistor Logic)

51
IC TTL (Transistor Transistor Logic) merupakan salah satu jenis dari IC
digital. Jenis IC ini menggunakan transistor sebagai komponen utamanya. IC TTL
menggunakan sinyal gelombang kotak (square) dan mempunyai dua kondisi,
yaitu 0 atau 1 yang berfungsi sebagai saklar.

Fungsi dari IC TTL ialah untuk digunakan pada berbagai variasi logika,
sehingga jenis ini dapat disebut juga dengan Transistor Logic. IC TTL
mempunyai beberapa macam gerbang logika yang dapat melakukan berbagai
macam fungsi seperti AND, NAND, OR, NOR dan XOR. Selain itu, terdapat
beberapa fungsi logika lainnya seperti encoder, decoder, multiflexer dan memory.
Sehingga IC mempunyai jumlah pin yang banyak dan bervariasi mulai dari 8
hingga 40 pin.

IC TTL dapat berfungsi jika diberikan tegangan arus listrik sekitar 5 Volt.

2. IC- CMOS

Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with


MOSFET) yang merupakan gabungan dari beberapa komponen MOSFET. IC C-
MOS juga menggunakan sinyal gelombang kotak (square) dan mempunyai dua
kondisi, yaitu 0 atau 1 yang berfungsi sebagai saklar.

Fungsi IC C-MOS ialah untuk membentuk gate atau gerbang dengan


fungsi logika. Sehingga rangkaian elektronik yang menggunakannya dapat
berfungsi secara otomatis. Beberapa macam gerbang logika yang dipunyai IC C-
MOS ialah seperti fungsi AND, NAND, OR, NOR dan XOR. Selain itu, terdapat
beberapa fungsi logika lainnya seperti encoder, decoder, multiflexer dan memory.
IC C-MOS dapat bekerja jika diberikan tegangan arus listrik sekitar 12 Volt.

52
3. IC Linear (Linear IC)

Pada umumnya, IC Linear berbeda dengan jenis yang lainnya karena


bukan merupakan bagian dari IC digital. Jika pada IC digital menggunakan sinyal
kotak, maka jenis ini menggunakan gelombang sinusoida dan berfungsi sebagai
amplifier atau penguat. Dengan demikian IC Linear tidak mempunyai fungsi
gerbang logika melainkan dirancang khusus sebagai penguat tegangan.

Pada sebuah IC Linear umumnya terdapat rankaian yang bersifat


proporsional atau dapat mengeluarkan output sebanding dengan input-nya. Salah
satu contoh pengaplikasian IC Linear ialah amplifier operasional.

Pengelompokan IC

Selain jenis-jenis IC pada pembahasan sebelumnya, komponen ini juga dapat


terbagi menjadi tiga kelompok, diantaranya :

 IC Berdasarkan Jumlah Komponen


 IC Berdasarkan Package (Paket)
 IC Berdasarkan Teknik Pembuatannya

53
Berdasarkan Jumlah Komponen

1. Small-scale integration (SSI)

Small-scale integration (IC SSI) adalah jenis yang mempunyai skala kecil,
yaitu hanya terdiri dari beberapa transistor didalamnya. Pada umumnya, IC SSI
hanya dapat menampung sampai 100 komponen saja.

2. Medium-scale integration (MSI)

Medium-scale integration (IC MSI) ini terdiri dari ratusan transistor


didalam sebuah kemasan IC. IC yang mempunyai skala menengah ini
dikembangkan pada tahun 1960-an dan lebih ekonomis dibandingkan dengan
IC Small-scale integration (SSI). Pada umumnya, IC MSI dapat menampung 100
sampai 3.000 komponen elektronik didalamnya.

3. Large-scale integration (LSI)

54
Large-scale integration (IC LSI) adalah jenis yang terdiri kurang dari
4000 transistor di sebuah kemasannya. IC LSI berhasil dikembangkan pada tahun
1970-an. Selain itu, IC LSI juga merupakan mikroprosesor pertama yang
dikembangkan dan berhasil membuat alat elektronik berupa kalkulator. Pada
umumnya, IC LSI ini dapat menampung 4000 sampai 100.000 komponen
elektronik didalamnya.

4. Very large-scale integration (VLSI)

Very large-scale integration (IC VLSI) adalah IC yang terdiri dari puluhan
ribu sampai ratusan ribu transistor didalam kemasannya. IC yang berskala sangat
besar ini dikembangkan pada tahun 1980-an dan berhasil menampung 100.000
sampai 1.000.000 komponen elektronik didalamnya.

5. Ultra large-scale integration (ULSI)

Ultra large-scale integration (ULSI) adalah IC yang terdiri dari lebih dari
1 juta Transistor didalamnya. IC ini merupakan jenis terbaru dan tentunya lebih
ekonomis dibandingkan yang lainnya.

55
Berdasarkan Package

1. SIP (Single In-line Packages)

SIP (Single In-line Packages) merupakan paket chip dari IC yang hanya
berisi satu baris pin koneksi. Jenis ini juga dapat di disebut dengan
paket inline pin tunggal.

2. DIP (Dual In-line Packages)

DIP (Dual In-line Packages) merupakan paket chip dengan bentuk persegi
panjang dan mempunyai dua deret pin paralel sebagai penghubung listrik.
Penempatan DIP biasanya melalui lubang yang terpasang pada papan sirkuit
tercetak (PCB) atau dimasukkan ke dalam soket. IC DIP ini ditemukan oleh
Bryant Rogers, Don Forbes dan Rex Rice dari Fairchild R&D pada tahun 1964.

56
3. SOP (Small Outline Packages)

IC SOP (Small Outline Packages) pada dasarnya mempunyai kesamaan


dengan tipe DIP (Dual In-line Packages). Perbedaanya hanya pada bentuknya
saja, IC SOP memiliki fisik yang ramping dan tipis. Penempatan IC SOP biasanya
terpasang pada sisi layer bagian bawah PCB.

4. QFP (Quad Flat Packages)

QFP (Quad Flat Packages) merupakan paket IC yang permukaanya


mempunyai pin yang membentang menyerupai sayap dari keempat sisinya. Pin
yang tedapat pada IC QFP umumnya terdiri dari 32 sampai dengan 304 pin
dengan ukuran yang kecil. Selain itu IC QFP mempunyai dua variasi, seperti Low
Quad Flat Packages dan Thin Quad Flat Packages.

5. BGA (Ball Grid Arrays)

57
IC BGA (Ball Grid Arrays) merupakan jenis paket yang mempunyai
berbentuk lingkaran. IC BGA ini biasa dipasang pada perangkat elektronik secara
permanen seperti mikroprosesor. IC BGA mempunyai banyak pin yang dapat
terkoneksi dibandingkan dengan jenis lainnya. Selain itu, kinerja dari IC ini lebih
baik dan berkecepatan tinggi.

Berdasarkan Teknik Pembuatan

1. IC Monolitik (Monolithic IC)

IC Monolitik merupakan jenis IC yang mengintegrasikan komponen pasif


dan aktif pada satu chip tunggal dengan silicon sebagai bahan semikonduktornya.
Konsep IC Monolitik ini dapat menghasilkan komponen yang memiliki fungsi
lebih tinggi dengan biaya produksi yang rendah. IC jenis ini banyak diaplikasikan
pada rangkaian seperti televisi, regulator, amplifier dan sebagainya.

2. Thin and Thick Film IC

Thin dan Thick Film IC mempunyai ukuran relatif lebih besar


dibandingkan jenis monolitik. Hal ini disebabkan karena hanya komponen pasif
seperti resistor dan kapasitor saja yang dapat diintegrasikan pada chip didalamya.
Sedangkan komponen aktif seperti dioda dan transistor tidak dapat diintegrasikan.
Jika ingin diintegrasikan, maka kita harus menghubungkannya secara terpisah dan
membentuk rangkaian tersendiri. Untuk perbedaan dari Thin Film IC dan Thick
Film IC hanya terletak pada proses pembentukan komponen pasifnya. Thin Film
IC menggunakan teknik penguapan (katoda sputtering). Sedangkan pada Thick
Film IC menggunakan teknik sablon.

3. IC Hybrid atau Multi-Chip

IC Hybrid atau IC Multi-chip umumnya terbuat dari sejumlah chip dan


dihubungkan menjadi satu sirkuit yang saling terintegrasi. IC jenis ini biasanya
digunakan didalam rangkaian Amplifier yang berdaya tinggi, mulai 5W sampai
lebih dari 50W. Selain itu, Kinerja IC Hybrid ini lebih baik dibanding dengan IC
Monolitik.

IC dapat di definisikan sebagai kumpalan dari beberapa komponen hingga


ribuan komponen elektronika berupa transistor, resistor dan komponen
elektronika yang lain dan membentuk suatu rangkaian elektronika yang
membentuk fungsi elektronika tertentu dan dikemas dalam sebuah kemasan yang
kompak dan kecil dengan pin atau kaki sesuai dengan fungsinya.

Kemasan demikian disebut Integrated Circuit (IC). Sejarah IC (Integrated


Circuit) IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan
silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa.

58
Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-
komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Integrated
Circuit (IC) merupakan komponen semikonduktor yang di dalamnya dapat
memuat puluhan, ratusan atau ribuan atau bahkan lebih komponen dasar
elektronik yang terdiri dari sejumlah komponen resistor, transistor, dioda dan
komponen semikonduktor yang lain.

Komponen-komponen yang ada di dalam IC membentuk suatu subsistem


terintegrasi (rangkaian terpadu) yang bekerja untuk suatu keperluan tertentu,
namun tidak tertutup kemungkinan dipergunakan untuk tujuan yang lain. Setiap
jenis IC didesain untuk keperluan khusus sehingga setiap IC akan memiliki
rangkaian internal yang beragam.

Contoh Bentuk IC Yang Beredar di Pasaran bentuk ic,ic,integrated


circuit,chip ic,kemsan ic,definisi ic,teori ic,chips ic Untuk mempermudah
pemakaian IC tersebut maka dibentuklah suatu bentuk yang standard. Salah satu
standard IC tersebut adalah DIP (Dua Inline Package), dimana kaki-kaki IC
tersebut susunannya terdiri dari dua jalur yang simetris dari 8, 14, 16 kaki dan
seterusnya.

59
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Elektronika adalah ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan
listrik dalam suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel,
semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini
merupakan cabang dari ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan
sirkuit elektroniknya adalah bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan
ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

Dioda zener dan dioda biasa memiliki banyak persamaan tetapi


berbedanya pada saat dioda biasa di berikan tegangan yang melampaui tegangan
tembus dioda akan rusak tetapi pada dioda zenner pada saat diberikan tegangan
yang melampaui batas "tegangan tembus" (breakdown voltage) , dioda akan
menyalurkan arus listrik kearah yang berlawanan.

1. Trafo yang berfungsi menukar tegangan arus dalam suatu rangkaian, dengan
tidak mempengaruhi daya listrik total.

2. Dioda bridge sebagai alat pengatur arah polaritas DC yang keluar dari kaki kaki
DC supaya tidak terjadi pembalikan fase saat terjadi pembalikan sumber arus
listrik AC.

3.kapasitor dan resistor berfungsi mengontrol partikel yang bermuatan tegangan


listrik. Contohnya seperti komputer yang di dalamnya bermuatan listrik.

4. Dioda zener sebagai pembatas tegangan arus kecil, tetapi kini dipakai untuk
arus besar juga

5. LED Sebagai indikator atau petunjuk dalam peralatan dan rangkaian elektronik.
Hal ini dapat dilihat dari warna cahaya yang dipancarkan oleh LED yaitu berupa
warna merah dan hijau

3.2 Saran

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan dari
pembelajaran akan tercapai maka disarankan mahasiswa untuk dapat memahami
terlebih dahulu mengenai bagian dari komponen-komponen elektronika dan dapat
mempraktikan cara menghitung dan mengukur nilai dari komponen elktronika
tersebut .

60
DAFTAR PUSTAKA

https://kamuharustahu.com/pengertian-dioda-zener/

https://www.bing.com/search?
q=jenis+dioda+zener&qs=n&form=QBRE&sp=-
1&pq=jenis+dioda+ze&sc=0-
14&sk=&cvid=8CE59B02788C48E2AEAB5E289153FB63

https://hot.liputan6.com/read/4105243/jenis-jenis-kapasitor-beserta-
gambarnya-komponen-elektronika-penting

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3878097/fungsi-resistor-dan-
kapasitor-serta-komponen-penting-elektronika

https://www.dosenpendidikan.co.id/transistor-adalah/

https://www.bing.com/search?
q=simbol+transistor&qs=AS&pq=simbol+tra&sc=8-
10&cvid=A6FCC8F2A4C24391822E13578E5D5C2C&FORM=QBRE&s
p=1

https://wikielektronika.com/pengertian-dan-fungsi-transistor/

https://www.belajaronline.net/2020/09/pengertian-led-light-emitting-
diode-dan-fungsi.html

https://www.andalanelektro.id/2018/09/cara-mudah-menghitung-resistor-
untuk-led.html

https://sinaupedia.com/pengertian-ic/

http://xerma.blogspot.com/2014/02/pengertian-dan-simbol-led.html

http://elektroduniaku.blogspot.com/2014/02/komponen-dasar-elektronika-
berdasarkan.html

61
62

Anda mungkin juga menyukai