Disusun oleh :
2020
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan naskah buku elektronika dasar
tentang komponen elektronika.
Naskah buku ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan naskah buku ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan naskah buku imi.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki naskah buku
elektronika dasar ini.
Akhir kata saya berharap semoga naskah buku elektronika dasar tentang komponen
elektronika ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Syafril Ramadhan
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Gambar
Gambar 1. 1 Resistor..................................................................................................................................2
Gambar 1. 2 Simbol Resistor.......................................................................................................................3
Gambar 1. 3 Keterangan Kode Warna Resistor...........................................................................................5
Gambar 1. 4 Resistor dengan 4 Cincin Kode Warna...................................................................................5
Gambar 1. 5 Resistor dengan 5 Cincin Kode Warna...................................................................................6
Gambar 1. 6 Resistor dengan 6 Cincin Warna.............................................................................................6
Gambar 1. 7 Resistor Kawat........................................................................................................................9
Gambar 1. 8 Resistor Arang........................................................................................................................9
Gambar 1. 9 Resistor Oksida Logam.........................................................................................................10
Gambar 1. 10 Bentuk dan Simbol Resistor Tetap......................................................................................10
Gambar 1. 11 Resistor Kawat....................................................................................................................11
Gambar 1. 12 Resistor Batang Karbon......................................................................................................11
Gambar 1. 13 Resistor Keramik................................................................................................................12
Gambar 1. 14 Resistor Film Karbon..........................................................................................................12
Gambar 1. 15 Resistor Film Metal.............................................................................................................13
Gambar 1. 16 Bentuk dan Simbol Resistor Tidak Tetap............................................................................13
Gambar 1. 17 Potensiometer......................................................................................................................14
Gambar 1. 18 Trimpot...............................................................................................................................14
Gambar 1. 19 NTC dan PTC.....................................................................................................................15
Gambar 1. 20 Resistor Rangkaian Seri......................................................................................................17
Gambar 1. 21 Resistor Rangkaian Parallel................................................................................................17
iv
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu yang mempelajari tentang gerakan elektron dalam ruang hampa atau ruang
berisi gas bertekanan rendah, seperti pada tabung hampa, tabung gas semikonduktor
dari superkonduktor beserta kegunaannya disebut dengan Elektronika. Selain itu
Komponen elektronika adalah suatu alat yang terbentuk dari suatu unsur kimia yang
berfungsi berbeda antara satu dengan yang lain dalam suatu peralatan listrik atau
peralatan elektronika.
Dalam peralatan elekronika yang kompleks, kita akan dapat menemukan
komponen-komponen elektonika seperti Kapasitor, Resistor, Diode, Intregatian Circuit
(IC) dan Transformator (TRAFO).
Bagaimana cara memulai belajar elektronika? Banyak buku-buku panduan begitu
mudah di dapat kan di pasaran yang dijual beragam harga, tergantung isi dan kwalitas
buku tentunya. Selain itu banyak tutorial-tutorial tentang elektronika yang ditulis dalam
artikel di internet dalam blog maupun web.
Pada dasarnya belajar clektronika selalu dimulai dengan pengenalan dasar
komponen-komponen elektronika itu sendiri. Dan untuk tahap selanjutnya baru masuk
kedalam pemahaman yang lebih mendalam. misalnya pembuatan sirkuit/rangkajan
elektronika dalam skala dasar maupun yang lebih kompleks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk komponen dasar elektronika serta fungsi dari masing masing
komponen dasar elektronika?
2. Bagaimana prinsip kerja masing-masing komponen dasar elektronika?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian komponen-komponen elekronika.
2. Mengenal komponen-komponen dasar elektronika.
3. Mengetahui jenis-jenis komponen dasar elektronika.
4. Mengetahui dan mempelajari fungsi masing-masing komponen dasar elektronika.
5. Mempelajari prinsip kerja komponen dasar elektronika.
1
BAB II PEMBAHASAN
KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA
A. RESISTOR
a. Pengertian Resistor
Gambar 1. 1 Resistor
2
rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam
kemasan resistor tersebut.
Simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain
rangkaian elektronika.
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali dari
ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalam satuan Watt untuk resistor
dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini penting
dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya yang
mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan tempat
dalam pembuatan rangkaian elektronika.
Banyak resistor tetap yang di rancang untuk menghantarkan listrik pada rating
daya tidak lebih dari seperempat watt (250 mW). Daya maksimum ini tidak boleh
dilampui. Ada beberapa resistor yang dibuat dengan rating daya yang lebih besar,
misalnya 0,5 A ; 1 A ; 5 A. Beberapa di antaranya bahkan mampu bekerja dengan
daya hingga beberapa ratus watt. Rating ini lebih besar di bandingkan dengan yang di
pakai untuk resistor-resistor daya rendah pada umumnya. Resistor-resistor dengan
rating daya setinggi ini biasanya terdiri dari sebuah kumparan kawat tipis yang
dililitkan paDa sebuah inti keramik.
3
2. Toleransi Resistor
Untuk menentukan nilai resistansi suatu resistor dapat diketahui dengan 2 cara.
Untuk resistor dengan fisik yang besar biasanya nilai resistansi sudah tertulis di badan
resistor. Namun, untuk resistor dengan fisik yang lebih kecil biasanya nilai
resistansinya dilambangkan dengan kode warna.
4
Gambar 1. 3 Keterangan Kode Warna Resistor
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke
4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai
toleransi resistor.
5
Gambar 1. 5 Resistor dengan 5 Cincin Kode Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5
cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan
coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor
tersebut.
1.
4. Fungsi Resistor
6
rentan terhadap arus tinggi, sehingga resistor dibutuhkan untuk mmebatasi arus
menyediakan tegangan dasar pengaman.
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan potongan
memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit. Dengan
mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon (antara 9 hingga
40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar[1]. Resistor film karbon
memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi tersedia
antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada suhu di
antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja maksimum 200 hingga
600 v.
7
2. Film Logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan khusus
setebal beberapa mikrometer. Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan
stabilitas terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah
koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah.
Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi ±0.005%,
stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban 0.03%/2000
jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan 0.1ppm/V, induktansi
0.08μH, kapasitansi 0.5pF.
3. Komposisi Karbon
Resistor jenis ini terdiri dari sebuah unsure resistif yang berbentuk tabung dengan
kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor ilindungi dengan cat
atau plastic dan diberi kode warna sesuai dengan nilai resistansinya. Unsure resistif
dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator (biasanya keramik). Resin
digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya ditentukan oleh perbandingan
dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi karbon sering
digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu popular karena
resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik. Resistor komposisi
karbon memiliki kelemahan seperti toleransi dan resistansinya berubah jika dikenai
tegangan lebih. Selain itu, jika resistor menjadi lembab panas solder dapat
mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor menjadi rusak. Walaupun begitu,
resistor ini sangat reliable jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas
lebih. Resistor ini masih diproduksi, tetapi relative cukup mahal. Resistansi nya
berkisar antara beberapa mili Ohm hingga 22 Ohm.
c. Jenis-Jenis Resistor
1. Resistor berdasarkan Bahannya
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal
film.
8
a) Resistor Kawat (Wirewound Resistor)
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan
bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari
panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan
kapasitas daya yang besar.
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan
utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak
digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai
dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3
Watt.
9
Gambar 1. 9 Resistor Oksida Logam
Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni
1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya
beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut.
Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa
kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak
digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
10
Resistor Kawat
Resistor Kawat adalah jenis resistor yang baru pertama kali di gunakan pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa. Bentuk fisik dari resistor
ini bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Karena memiliki resistansi yang
tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi, resistor ini hanya dipergunakan dalam
rangkaian power. Sampai saat ini, jenis yang masih di pakai adalah jenis yang
memiliki lilitan kawat pada bahan keramik, kemudian di lapisi dengan bahan semen.
Resistor ini terbuat dari bahan karbon kasar yang kemudian di beri lilitan dan
tanda dengan kode warna yang berbentuk gelang. Untuk dapat membaca nilai
resistansi dari setiap warna gelang tersebut dapat menggunakan tabel kode warna.
Jenis resistor ini terbentuk setelah adanya resistor kawat. Saat ini sudah jarang orang
yang menggunakan resistor batang karbon di dalam rangkaian-rangkaian elektronik.
11
Resistor Keramik
Resistor ini merupakan hasil dari pengembangan resistor batang karbon. Sejalan
dengan perkemangan teknologi, telah terbentuklah resistor yang dibuat dari karbon
dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh
luar. Nilai resistansi sudah tercantum dalam bentuk tabel kode warna. Karena
memiliki nilai resistansi yang tinggi dan juga bentuk fisiknya kecil, resistor ini juga
banyak digunakan di dalam berbagai rangkaian elektronika. Rating daya yang
dimiliki resistor ini adalah 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt dan 2 Watt.
12
Resistor Film Metal
Bentuk dari resistor film metal hampir sama dengan resistor film karbon. Hanya
saja resistor ini tahan terhadap perubahan temperatur dan memiliki tingkat kepresisian
yang tinggi karena nilai toleransi yang mencapai 1% atau 5%. Jika di bandingkan
dengan jenis Fixed Resistor lainnya, resistor ini memiliki kepresisian yang lebih
tinggi karena memilik 5 gelang warna bahkan ada juga yang terdapat 6 gelang warna.
Resistor film metal banyak digunakan dalam rangkaian elektronika yang memiliki
tingkat ketelitian tinggi, seperti alat ukur.
13
Potensiometer
Gambar 1. 17 Potensiometer
Potensiometer adalah jenis variable resistor yang nilai resistansinya dapat kita
rubah dengan cara memutar porosnya melalui tuas yang sudah di sediakan. Pada
umumnya, resistor ini terbuat dari kawat atau karbon dan paling banyak digunakan
dalam rangkaian elektornika. Saat ini telah banyak potensiometer yang terbuat dari
bahan karbon karena memiliki ukuran yang lebih kecil dan resistansi yang cukup
besar. Perubahan nilai resistansi terbagi menjadi dua, yaitu linier dan logaritmatik.
Untuk mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmatik dapat dilihat
dari huruf yang tertera pada bagian belakang. Apabila tertera huruf “B” maka
potensiometer tersebut bersifat logaritmatik, sedangkan jika tertera huruf “A” maka
potensiometer tersebut bersifat linier.
Trimpot
Gambar 1. 18 Trimpot
14
Trimpot atau biasa di sebut Tripotensiometer adalah resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah. Sifat dan karakteristik trimpot tidak jauh berbeda dengan
potensiometer, hanya saja bentuk fisik trimpot lebih kecil dibandingkan dengan
potensiometer. Perubahan nilai resistansi tersebut juga dibagi menjadi 2, yaitu linier
dan logaritmatik. Untuk mengubah nilai resistansi dengan cara memutar lubang
tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng.
Dengan menggunakan resistor pada rangkaian listrik, kita dapat mengurangi arus
listrik hingga ke besaran yang diharapkan. Karena fungsi yang terdapat di dalamnya,
resistor merupakan komponen utama yang digunakan pada alat elektronik. Meskipun
bentuk resistor dari luar terlihat seragam, bagian dalam resistor biasanya berbeda
berdasarkan material yang digunakan. Pada bagian dalam, kita akan menemukan
batang keramik dipasang pada bagian inti dan diselubungi oleh kawat tembaga di
bagian luarnya.
15
Jumlah tembaga yang dipasang mempengaruhi besaran hambatan. Semakin
banyak kawat tembaga yang dililit dan semakin tipis tembaga, semakin besar
hambatan yang terdapat di dalamnya. Resistor dengan hambatan lebih rendah yang
dirancang untuk kebutuhan rangkaian listrik bertenaga rendah, biasanya tidak
menggunakan tembaga melainkan lilitan dari karbon.
Jika sebuah resistor di anggap sebagai sebuah bendungan& arus air yang mengalir
dianggapsebagai arus listrik. Umpamanya sebuah sungai terdapat dua bendungan
yang digunakan untuk membagi air tersebut. Bendungan pertama sebagai resistor 1
dan bendungan kedua sebagai resistor 2. maka besarnya arus air tergantung dari besar
kecilnya bukaan pintu bendungan yang di buka. Semakin besar pintu bendungan
dibuka, semakin besar juga arus air yang akan melewati pintu bendungan tersebut,
dan jika bukaan di tiap-tiap pintu bendungan tersebut sama besarnya maka arus air
yang mengalir akan terbagi rata di kedua pintu bendungan tersebut.jadi bila
menginginkan arus yang besar maka kita pasang resistor yang nilai resistansi
(tahanan) nya kecil, mendekati nol atau sama dengan nol atau tidak dipasang sama
sekali dengan demikian arus tidak lagi dibatasi.
e. RANGKAIAN RESISTOR
1. Resistor dalam Rangkaian Seri
Beberapa hambatan yang salah satu ujungnya dihubungkan dengan salah satu
ujung hambatan yang lain disebut hubungan hambatan seri. Resistor yang disusun seri
selalu menghasilkan resistansi yang lebih besar. Pada rangkaian seri, arus yang
mengalir pada setiap resistor sama besar. R1, R2, dan R3 disusun secara seri, resistansi
dari gabungan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan satu resistor pengganti yaitu Rs.
Resistor yang dirangkai secara seri mempunyai nilai pengganti, yang besarnya dapat
dirumuskan: Jika semua nilai R yang disusun sama, dapat ditulis:
16
Gambar 1. 20 Resistor Rangkaian Seri
17
B. KAPASITOR
a. Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan energy di dalam medan listrik, dengan
cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor memiliki
satuan yang disebut Farad, sesuai dari nama sang penemu Micahel Farad (1 Farad = 9 x
1101). Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih
dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang
ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan
kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen
lainnya.
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu
bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum,
keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi.
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya
muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan
dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi
pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.
Kapasitor atau kondensator atau biasa disebut dengan kapasitor polar, identik dengan
mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negative dan memiliki cairan
elektrolit, biasanya berbentuk tabung. Sedangkan kapasitor yang satunya disebut
kapasitor non polar, kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif ataupun negative pada kakinya, berbentuk pipih dan berwarna hijau, merah, dan
coklat. Mirip seperti kancing atau tablet.
18
Gambar 2. 1 Lambang Kapasitor Polar dan Kapasitor Non Polar
b. Kegunaan Kapasitor
Telah dijelaskan di atas bahwa guna dari kapasitor adalah menyimpan muatan listrik.
Dalam beberapa sistem pengapian mobil, misalnya, sebuah kapasitor (disebut kondensor)
menyimpan sementara muatan pada saat poin breaker dari distributor terbuka. Jika tidak
ada kondensor, muatan akan melonjak jauh dan merusak poin.
Selain itu kapasitor juga berfungsi :
Sebagai kopling diantara satu rangkaian dengan tertentu rangkaian lannya di power
supply
Sebagai penyaring / filter didalam rangkaian power supply
Dalam rangkaian antena berfungsi sebagai pembangkit gelombang / frekuensi
Pada lampu neon adalah untuk penghemat daya listrik
Pada rangkaian yg ada terdapat kumparan dan terjadi pemutusan / terputusnya arus
maka akan terjadi loncatan listrik, nah kapasitor lah yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya loncatan listrik ini
Pada pesawat penerima radio fungsinya untuk pemilih panjang frekuensi /
gelombang yang akan ditangkap.
19
Gambar 2. 2 Cara kerja Kapasitor
Jika kedua penghantar yang berisi muatan listrik tersebut dihubungkan, maka akan
terjadi penyeimbangan arus, lampu menayala lalu padam.
d. Jenis-Jenis Kapsitor
Kapasitor terbagi 2, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar. Kapasitor polar
yaitu kapasitor yang memiliki 2 kutub di kedua ujungnya, yakni kutub positif dan kutub
negative, kapasitor jenis ini terbuat dari bahan elektrolit dan berbentuk tabung, serta nilai
kapasistansi nya lebih besar. Kapasitor non polar, yaitu kapasitor yang tidak memiliki
kutub pada kedua ujungnya, biasanya terbuat dari bahan keramik dan berbentuk seperti
kancing, nilai kapasistansinya lebih kecil dari kapasitor polar.
Jenis kapasitor atau kondensator juga dapat dibagi menjadi beberapa bagian, menurut
kegunaannya yakni :
1. Kondesator Tetap (FixedI CapacitorA)
Kapasitor yang nilainya konstan dan tidak berubah, kondensator tetap terbagi 6
macam:
a) Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik
dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Mempunyai kapasitas mulai dari
beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan
tegangan kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai
ribuan volt.
20
Gambar 2. 3 Kapasitor Keramik
21
Gambar 3Kapasitor Mika
e) Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat
dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan
Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki
Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium
sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya.
22
kapasitor elektrolit lainnya dan mempunyai kapasitansi yang besar namun bisa di
packing dengan ukuran yang kecil. Oleh karena itu kapasitor jenis ini harganya
lebih mahal, biasanya kapasitor ini digunakan pada peralatan elektronika yang
ukurannya kecil seperti komponen komputer, handphone dan barang elektronika
lainnya yang ukurannya kecil.
23
Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang
Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai
100pF.
e. Pengukuran Kapasitor
Kapasitor diukur berdasarkan satuan yang disebut “farad” (dilambangkan dengan
simbol “F”). Satuan ini menetapkan berapa banyak elektron yang dapat disimpan oleh
kapasitor. 1 Farad menyatakan jumlah elektron yang sangat banyak. Kapasitor diukur
dengan satuan “micro-farad” (F) (micro-farad adalah sepersejuta farad).
Selain diukur dalam satuan farad, kapasitor juga memiliki rating tegangan maksimum
yang dapat ditanganinya. Ketika mengganti kapasitor, jangan menggunakan kapasitor
dengan rating tegangan yang lebih rendah. Ada tiga faktor yang menentukan kapasitas
sebuah kapasitor:
Luas pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
Jarak di antara pelat-pelat yang memiliki daya konduksi
Bahan yang digunakan sebagai dielektrik.
Kapasitor yang bermuatan dapat mengirimkan energi simpanannya sama seperti yang
dapat dilakukan oleh baterai (meskipun penting untuk dicatat bahwa, tidak seperti baterai,
kapasitor menyimpan listrik, tetapi tidak menghasilkannya). Ketika digunakan untuk
mengalirkan arus walaupun dalam jumlah kecil, kapasitor memiliki potential untuk
menyimpan tegangan sampai beberapa minggu lamanya.
24
C. TRANSISTOR
a. Pengertian Transistor
Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang digunakan untuk penguat,
sebagai sirkuit pemutus, sebagai penyambung, sebagai stabilitas tegangan, modulasi
sinyal dan lain-lain. Fungsi transistor juga sebagai kran listrik yang dimana berdasarkan
tegangan inputnya, memungkinkan pengalihat listrik yang akurat yang berasal dari
sumber listrik.
Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika
Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka adalah John
Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan tersebut, perangkat-
perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar dapat dirancang dalam kemasan
yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut
mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1956 atas penemuan Transistor ini. Namun
sebelum ketiga fisikawan Amerika Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar,
seorang fisikawan Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan
Transistor jenis Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar
Lilienfeld tidak pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk tulisan
maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor Jerman yang
bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di Eropa.
Transistor seperti gambar diatas dapat disebut juga transistor bipolar atau transistor
BJT (Bipolar Junction Transistor). Transistor bipolar adalah inovasi yang menggantikan
25
transistor tabung (vacum tube). Selain dimensi transistor bipolar yang relatif lebih kecil,
disipasi dayanya juga lebih kecil sehingga dapat bekerja pada suhu yang lebih dingin.
b. Jenis-Jenis Transistor
1. Transistor Bipolar
26
2. Transistor FET (Field Effect Transistor)
27
Sebagai contoh mengontrol Relay AC dengan Arduino. Pada dasar nya tegangan
output Arduino tidak sanggup mengontrol Relay AC. Apalagi jika di hubungkan
langsung akan menyebabkan kerusakan pada Arduino itu sendiri.
2. Transistor Sebagai Driver Motor DC
Fungsi transistor yang lazim dilihat pada system kontrol adalah sebagai driver
atau pengendali motor DC. Motor DC akan off atau on jika kondisi transistor dalam
keadaan saturasi atau cut off. Tidak hanya on off saja, transistor ini juga bisa
berfungsi sebagai penentu arah putaran motor DC. Apakah motor nya berputar searah
jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam. Rangkaian nya sering di sebut
dengan H-Bridge resistor.Salah satu rangkaian nya bisa dilihat pada gambar di bawah
ini.
28
4. Transistor Sebagai Penguat Arus
Transistor juga pada umumnya di gunakan sebagai penguat Arus pada rangkaian
power supply regulator. Biasanya ini di gunakan sebagai sumber power supply
Arduino atau mikrokontroller lain. Sebagai contoh pada gambar di bawah ini. Jika
tanpa transistor maka output Tegangan 7805 adalah 5Volt. Namun kemampuan Arus
yang dia lewati sekitar 500mA. Artinya jika beban nya nanti melebihi 500mA maka
LM7805 akan mengalami kerusakan.
Untuk itu kita membutuhkan transistor sebagai penguat Arus. Sebagai contoh
pada rangkaian di atas. Jika tidak salah, Current colector nya adalah 15A. Dengan itu
maka rangkaian regulator tegangan di atas mampu di bebani sebesar 15A ( di
sarangkan kurang dari 15A).
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini, yaitu yang
dimiliki pada jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor
tersebut dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1, kaki 2, dan kaki 3. Kemudian atur
multitester ke Ohm meter x10 atau x10 0 kemudian kita cari kaki basis dengan.
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe hitam
dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multitester memberikan nilai ukur
resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki
basis untuk transistor PN P. Dan N PN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe
hitam dengan hasil ukur seperti sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja
yang bergerak kemungkinan basis-nya 2 atau 3. Ulangi lagi, carilah konfigurasi
sampai diketemukan jarum multitester bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu
dan jenis transistor NPN atau PNP:
29
Gambar 2.6 Menentukan Basis dan Jenis Transistor
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor
probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum
bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor
probe merah jarum tidak bergerak.
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan
emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan
emitor setting multmeter di pindah ke Ohm meter x10 KOhm , Kemudian lakukan
teknik berikut. Misalnya transistor N PN . Hubungkan probe hitam pada salah satu
kaki selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan
kaki transistor dipegang jadi satu). Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga
selain basis) dan jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan (dengan tujuan memberikan bias pada kaki
tersebut mengingat tubuh kita juga memiliki energi listrik potensial). Jika jarum
multitester tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki
basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan
kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe
30
merah) adalah emitor. Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe
merah dan probe hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan
transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik
kotak atau titik segitiga yang berada di kemasan transistor.
Hal ini yang akan kita jadikan ajaran pada pengukuran transistor juga. Transistor
PNP akan terdeteksi sebagai NPN kalau didefinisikan dengan warna probe yang kita
31
gunakan. Jika probe merah yaitu positif dan probe hitam yaitu negatif, maka kalau
memakai AVO analog, transistor akan aktif kalau probenya dibalik.
a) Menentukan Basis
Kaki basis yaitu kaki yang berkebalikan dengan kaki emitor dan kolektor. Jika
basis positif, maka emitor dan kolektor bernilai negatif. Jika basis negatif, maka
emitor dan kolektor yaitu positif. Jika dibentuk skemanya, transistor jenis NPN
dan PNP diambil dari jenis kaki-kaki transistor (Emitor-Basis-Kolektor).
(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == ( N - P - N ) <- (Negatif-
Positif-Negatif)
32
D. DIODA
a. Pengertian Dioda
Dioda adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus
listrik dari arah. Dioda dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang
elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukan karakteristik kesearahan yang
sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks
yang tidak linier dan sering kali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan
serta parameter penggunaan.
b. Fungsi Dioda
Fungsi dari Dioda antara lain:
33
membentuk medan listrik statis yang menjadi penghalang pergerakan elektron pada
dioda.
2. Kondisi tegangan positif (forword biased)
Dalam kondisi ini bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber
listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi
tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang
positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif. Hilangnya
penghalang-penghalang tersebut akan memungkinkan pergerakan elektron di dalam
dioda, sehingga arus listrik dapat mengalir seperti pada rangkaian tertutup.
3. Kondisi tegangan negatif (reverse biased)
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber
listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan
eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi
tertarik ke masing-masing kutub. Pemberian tegangan negatif akan membuat ion-ion
negatif tertarik ke sisi katoda (n-type) yang diberi tegangan positif, dan ion-ion positif
tertarik ke sisi anoda (p-type) yang diberi tegangan negatif. Pergerakan ion-ion
tersebut searah dengan medan listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron,
sehingga penghalang tersebut akan semakin tebal oleh ion-ion. Akibatnya, listrik
tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaian diibaratkan menjadi rangkaian
terbuka.
Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.
34
Gambar 8 Simbol dan Contohnya Dioda Penyearah
2. Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200
volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar
dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.
Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen
ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain
dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda
35
tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban.
Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi
brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.
Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-
beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan
cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau
hijau. Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran
terbatas dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna.
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan
36
polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.LED konvensional terbuat dari mineral
inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan warna sebagai berikut:
Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah
Gallium Aluminium Phosphide – hijau
Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan
kuning
Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
Zinc Selenide (ZnSe) – biru
Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan
hijau
Silicon Carbide (SiC) – biru
Diamond (C) – ultraviolet
Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putihLED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan
substrat galium nitrida. LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu
berkarir di Nichia Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung
tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah
ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
37
Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape),dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.
5. Dioda Varactor
38
varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio).
Ada 2 macam kaki diode yaito Katoda dan Anoda. Bagaimana cara
mengetahuinya ? Caranya mudah, anda hanya perlu memerhatikan tanda yang
bergaris hitam pada dioda. Kaki dioda yang dekat dengan garis berbentuk gelang
39
seperti gelang resistor namun biasanya berwarna hitam adalah kaki Katode atau kutub
negatif.
40
E. INTREGATED CIRCUIT (IC)
Gambar 1 IC
Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah Komponen Elektronika aktif yang
terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam sebuah
kemasan kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya
memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh
Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah
rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor
dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang dihasilkannya
pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).
41
1. IC Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai berikut :
IC analog adalah IC yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan beroperasi
dengan menggunakan sinyal sinusoidal. Macam- macam IC analog (linier) :
a) IC Op-Amp
Disebut amplifier operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC
analog yang berfungsi sebagai rangkaian penguat. IC Op- Amp, s dibedakan
menjadi dua macam/jenis yaitu:
Op- Am Inverting
42
amp inverting melalui input inverting dan menghasilkan keluaran dengan sudut
fase yang berkebalikan dengan sudut fase tegangan masukan.
Op-Amp Non-Inverting
Penguat operasional non inverting termasuk dalam sistem analog linier, yaitu
sitem yang menghasilkan tegangan keluaran sebanding dengan tegangan masukan
yang diberikan. Penguat operasional non inverting adalah penguat yang sinyal
masukannya diberikan pada input non-inverting dan menghasilkan output dengan
sudut fase sama dengan sudut fase tegangan input.
b) IC timer 555
Rangkaian Monostable
43
Pada rangkaian monostable , IC 555 berfungsi sebagai penghasil pulsa diskrit.
Pulsa akan dihasilkan pada saat IC 555 menerima siyal pemicu. Lebar pulsa yang
dihasilkan dipengaruhi oleh hubungan RC (resistor dan kapasitor). Pulsa akan
berhenti setelah kapasitor menerima 2/3 tegangan catu daya.
Rangkaian Astable
2. IC Power
Gambar 44 IC Power
44
3. IC Digital
Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC digital
beroperasi dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua kondisi
yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear pada
umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan berfungsi sebagai amplifier(penguat).
IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan
yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan sebagai penguat tegangan.
Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, dimana kerja rangkaiannya
akan bersifat proporsional atau akan mengeluarkan output yang sebanding dengan
inputnya. Salah satu contoh IC linear adalah jenis Op-Amp. IC Digital pada dasarnya
adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan Outputnya hanya memiliki 2
(dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam kode binary dilambangkan
dengan “1” dan “0”.
Berbeda dengan IC analog (linier) , IC digital beroperasi pada tegangan 0 volt
(low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun dari beberapa rangkaian logika AND, OR,
NOT, NAND, NOR,dan XOR). IC digital sering digunakan sebagai aplikasi sakelar
cepat. Pada perkembangannya, IC digital merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dalam segala bidang elektronika, karena ukurannya kecil dan memiliki
fungsi yang sangat lengkap.
Hal yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan Komponen
Elektronika Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD).
Jadi, diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC
tersebut.
IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang
dipergunakan untuk peralatan komputer, kalkulator dan system kontrol elektronik. IC
digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan Biner Logic(bilangan dasar 2)
yaitu hanya mengenal dua kondisi saja 1(on) dan 0(off).
45
Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL
dibangun dengan menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan fungsinya
dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan Transistor.
Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate (gerbang) yang dapat
melakukan berbagai macam fungsi logic seperti AND,NAND,OR,NOR,XOR serta
beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoder, Encoder, Multiflexer dan Memory
sehingga pin (kaki) IC jumlahnya banyak dan bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NAND yang mengeluarkan output 0
atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya. Apabila terjadi permasalahan pada IC jenis
TTL maka sebaiknya dilakukan hal-hal sebagai berikut :
46
dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus prosen. Tindakantindakan
untuk menyelamatkan IC jenis CMOS.
IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam foil
plastik menghantar, bukan pada busa atau polistrin yang dikembangkan atau dalam
bahan pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari dalam
kemasannya sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.
Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus tetap
diberi kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak terhubung.
IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu komponen elektronik yang
mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder maupun pada saat IC
bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat disolder maka perlu
dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki soketnya. Sedangkan untuk
menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC bekerja, maka pada IC perlu
dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari aluminium atau tembaga yang biasanya
disebut heatsink.
47
c. Keunggulan IC
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang industri
Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas dan kecil
sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat ruang angkasa
lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat dipermudah, sehingga banyaknya
komponen dapat dikurangi dan ukuran motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain
misalnya IC digunakan di dalam mesin penghitung elektronik(kalkulator), juga telepon
seluler(ponsel) yang bentuknya relatif kecil.Di era teknologi canggih saat ini, peralatan
elektronik dituntut agar mempunyai ukuran dan beratnya seringan dan sekecil mungkin,
dan hal itu dapat dimungkinkan dengan penggunaannya IC.
Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan keuntungan
lain yaitu bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang banyak
menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya mengkonsumsi sedikit
sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih sehingga tidak membutuhkan
pendinginan (cooling system).
d. Kelemahan IC
Pada uraian sebelumnya nampak seolah-olah IC begitu sempurna dibanding
komponen elektronik konvensional, padalah tak ada sesuatu komponen yang tidak
memiliki kelemahan.Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam
menghadapi kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat
menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti IC akan
mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan.
Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar, dimana
tegangan yang besar dapat merusak lapisan isolator antar komponen di dalam IC Contoh
kerusakan misalnya, terjadi hubungan singkat antara komponen satu dengan lainnya di
dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat rusak dan menjadi tidak berguna.
48
F. TRANSFORMATOR (TRAFO)
a. Pengertian Transformator
Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu alat listrik yang
dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud dari perubahan taraf
tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC
ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Gambar 2 Transformator
Transformator atau Trafo ini bekerja mengikuti prinsip Induksi Elektromagnet dan
hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Trafo memegang
peranan yang sangat penting untuk pendistribusian tenaga listrik.
Trafo menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik oleh PLN hingga ratusan
kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Trafo lainnya menurunkan tegangan
listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan untuk setiap rumah tangga maupun
perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.
Hampir setiap rumah di kota maupun desa dialiri listrik yang berarus 220V di
Indonesia. Dengan adanya arus 220V ini, kita dapat menikmati serunya drama Televisi,
terangnya Cahaya Lampu Pijar maupun Lampu Neon, mengisi ulang handphone dan
juga menggunakan peralatan dapur lainnya seperti Kulkas, Rice Cooker, Mesin Cuci dan
Microwave Oven. Arus listrik 220V ini merupakan jenis arus bolak-balik (AC atau
Alternating Current) yang berasal dari Perusahaan Listrik yaitu PLN. Tegangan listrik
yang dihasilkan oleh PLN pada umumnya dapat mencapai puluhan hingga ratusan kilo
Volt dan kemudian diturunkan menjadi 220V seperti yang kita gunakan sekarang dengan
menggunakan sebuah alat yang dinamakan Transformator.
49
b. Fungsi Transformator
1. Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban
listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya
drop tegangan. Untuk itu kita harus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan
transmisi listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah
karena kabel yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus
semakin kecil sesuai dengan Hukum kekekalan energi).Transformator daya yang
sering kali digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Seperti
Perusahaan Listrik Negara (PLN), Tegangan yang di hasilkan oleh pembangkit
sebesar 13,8 KV lalu di naikkan menjadi 150 KV lalu diturunkan ke 380 V untuk di
distribusikan ke rumah – rumah.
2. Rangkaian Kontrol
Pada peralatan elektronik seperti komputer, charger dan berbagai macam
peralatan lainnya, transformator sering kali digunakan untuk menurunkan tegangan
agar dapat digunakan pada tegangan kontrol (5 Volt, 12 Volt,dsb). Begitu juga
rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo dipakai untuk meng energize dan
meng dienergize kontaktor yang dipakai untuk menghidupkan dan mematikan motor
induksi.
3. Rangkaian Pengatur Frekuensi
Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga sering kali digunakan untuk
mengatur besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya jauh
lebih kecil di bandingkan trafo yang sering kali digunakan pada rangkaian kontrol
apalagi transformator atau trafo transmisi listrik.
c. Prinsip Kerja Transformator
Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 lilitan atau kumparan
kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kebanyakan
Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada sebuah besi yang dinamakan
Inti Besi (Core).
Ketika kumparan primer dialiri arus AC (bolak-balik) maka akan menyebabkan
medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya. Kekuatan medan magnet (Densitas
Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya arus listrik yang dialirinya.
50
Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula medan magnetnya. Fluktuasi
medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama (primer) akan menginduksi GGL
(Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua (sekunder) dan akan terjadi pelimpahan
daya pada kumparan primer ke kumparan sekunder. Maka terjadilah pengubahan taraf
tegangan listrik ini baik dari tegangan rendah menjadi tegangan yang lebih tinggi maupun
dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang rendah.
Sedangkan Inti besi pada Transformator atau Trafo pada umumnya ialah kumpulan
lempengan-lempengan besi tipis yang terisolasi dan ditempel berlapis-lapis dengan
gunanya untuk mempermudah jalannya Fluks Magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
kumparan dan untuk mengurangi suhu panas yang sering ditimbulkan. Perhatikan gambar
di bawah ini agar lebih mudah memahami :
Rasio lilitan yang berada pada kumparan sekunder terhadap kumparan primer
menentukan rasio tegangan pada kedua kumparan tersebut.Contoh, 1 lilitan pada
kumparan primer dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10
kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer. Jenis Transformator ini biasanya
disebut Transformator Step Up.
Sebaliknya, jika terdapat 10 lilitan pada kumparan primer dan 1 lilitan pada kumparan
sekunder, maka tegangan yang dihasilkan Kumparan Sekunder adalah 1/10 dari tegangan
input pada Kumparan Primer. Transformator jenis ini sering disebut dengan
Transformator Step Down.
d. Jenis-jenis Transformator
1. Transformator Step UP
51
Trafo Step Up ialah Trafo yang berfungsi untuk menaikan level teganan AC atau
taraf dari rendah ke taraf yang lebih tinggi. Komponen tegangan sekunder dijadikan
tegangan Output yang lebih tinggi yakni dapat ditingkatkan dengan cara
memperbanyak lilitan di kumparan sekundernya sehingga jumlah lilitan kumparan
primer lebih sedikit. Trafo step up ini digunakan sebagai penghubung trafo generator
ke grid di dalam tegangan listrik.
3. Transformator AutoTransformator
52
Jenis trafo ini hanya memiliki satu jumlah lilitan, dalam trafo ini sebagian lilitan
primer di sebut juga sebagai lilitan sekunder. Dalam lilitan arus sekunder selalu
menghadap ke arus primer. Menggunakan trafo ini mempunyai keuntungan karna
mempunyai bentuk yang kecil dan performa yang dihasilkan lebih bagus dari pada
yang mempunyai jumlah dua lilitan.
5. Transformator Isolasi
Pada Trafo ini jumlah lilitan primer dan sekunder mempunyai jumlah yang sama,
dan mempunyai tegangan primer dan sekunder yang sama pula.
53
Gambar 6 Transformator Isolasi
6. Transformator Pulsa
Trafo ini sebenanya dirancang untuk menghasilkan gelombang atau getaran pulsa,
trafo ini biasa menggunakan bahan yang cepat naik sehingga ketika pada titik tertentu
arus primer yang di trafo ini akan menghasilkan fluks magnet.
54
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari paparan di atas, penyusun dapat menyimpulkan bahwa Pengetahuan untuk mengenal satu
demi satu komponen-komponen elektronika memang penting sekali sebab bila tidak, maka
seseorang tidak akan mungkin bisa menyusun rangkaian menurut skema dengan sempurna.
Maka dari itu untuk belajar elektronika, sebaiknya kenali dahulu arti elektronika itu sendiri,
pelajarilah komponen-komponen dasar yang terdapat dalam elektronika serta masing-masing
prinsip kerjanya. Hal ini dapat mempermudah proses pembelajaran dan pemahanan lebih
mendalam mengenai konsep awal untuk mempelajari elektronika.
B. Saran
Menyadari bahwa penyusun buku masih jauh dari kata sempurna, masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan buku ini Baik dalam pengolahan maupun penyusunannya. Oleh
sebab itu. kritik dan saran lainnya dari para pembaca sangat penyusun harapkan.
55
DAFTAR PUSTAKA
56