Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga buku ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga buku ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

saya berharap semoga buku ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya buku selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kendari, Oktober 2019

Penulis

Page | 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
Daftar Isi .................................................................................................................. 3

Bab I
Konduktor .......................................................................................... 4
Isolator ................................................................................................ 7
Semi Konduktor ................................................................................. 9

Komponen Aktif ................................................................................. 11


Komponen Pasif ................................................................................. 13
Bab II
Resistor................................................................................................ 17
Kapasitor ............................................................................................ 23
Induktor .............................................................................................. 27
Bab III
Dioda ................................................................................................... 30
Rangkai Penyearah ............................................................................ 35
Rangkaian Power Supply .................................................................. 37
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 40

Page | 3
BAB I

BAHAN KONDUKTOR ISOLATOR DAN


SEMI KONDOKTOR
Konduktor

Konduktor merupakan sebuah bahan yang dapat menghantarkan arus listrik.


Konduktor terbuat dari suatu bahan, dimana listrik dapat mengalir dengan mudah.
Bahan-bahan ini terdiri dari atom yang elektronnya dapat bergerak secara bebas.
Beberapa contoh konduktor
• Tembaga
• Aluminium
• Platinum
• Emas

Page | 4
• Perak
• Air
• Orang dan Hewan
• Pohon
Sifat-sifat Bahan Konduktor
Bahan konduktor memiliki sifat-sifat yang sangat penting, yaitu :

1. Daya hantar panas


Sifat ini merupakan kondisi yang menyatakan jumlah panas yang melewati lapisan bahan dalam
kurun waktu tertentu. Bahan-bahan yang memiliki daya hantar panas yang tinggi adalah jenis-
jenis logam. Dan daya hantar panas tersebut dinyatakan dalam bentuk satuan kkal/jam °C.

2. Daya electro-motoric termo


Arus listrik pada rangkaian listrik selalu mengalami perubahan pada daya elektro-motoric
termojika terjadi perubahan kondisi suhu. Sifat ini memiliki peranan sangat penting pada dua
jenis logam berbeda yang dipasang pada dua titik kontak.
Daya elektro-motoric termo merupakan daya electro-motoric yang digunakan pada kondisi
suhu yang berbeda. Perbedaan temperatur suhu tersebut berbanding lurus dengan kedua jenis
bahan yang dihasilkan, serta adanya perbedaan yang jauh pada tegangan listrik.

3. Daya hantar listrik


Besarnya suatu hambatan pada aliran listrik tergantung pada bahan yang sedang digunakan.
Besarnya hambatan tiap meter, dengan suhu 200°C serta luas penampang 1 mm2 disebut
dengan hambatan jenis. Hambatan jenis tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut
ini :
R = ρ (l/A)
Keterangan :

 R = hambatan (Ω)
 ρ = hambatan jenis (Ω.mm2/m)
 l = panjang penghantar (meter)
 A = luas penampang kawat (mm2)

4. Kekuatan tegangan tarik


Sifat ini sangat penting digunakan saat terjadi pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar
listrik yang berbentuk cair seperti air raksa, berbentuk gas seperti neon, dan berbentuk padat
seperti logam.
5. Koefisien suhu tahanan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa bahan akan memuai ketika berada pada suhu tinggi, dan
akan menyusut jika temperatur menurun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu
dapat diketahui dengan persamaan :

Page | 5
R = R0 { 1 + α (t – t0)},
keterangan :

 R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu


 R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu
 t : temperatur suhu akhir, dalam 0C
 t0: temperatur suhu awal, dalam 0C
 α : koefisien temperatur tahanan nilai tahanan jenis

Adapun berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada tabel berikut.

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tembaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana. Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
Page | 6
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar, hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.

Isolator

Isolator merupakan kebalikan dari konduktor yaitu bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Berfungsi sebagai penyekat atau pembatas bahan
konduktor atau semikonduktor. Atom pada bahan isolator tidak mudah dibebaskan
dan stabil, sehingga dapat mencegah atau menghalangi aliran listrik.
Beberapa contoh isolator
• Kaca
• Porselen
• Plastik
• Karet

Bentuk-bentuk Isolator

Bentuk isolator menyerupai dengan bentuk benda pada umumnya, yaitu: padat, cair, dan
gas sesuai dengan kebutuhannya.

A. Isolator bentuk padat

Beberapa macam isolator bentuk padat sesuai dengan asalnya, diantaranya:

Page | 7
 Bahan tambang, seperti: batua pualam, asbes, mika, mekanit, mikafolium, mikalek,
dan sebagainya.
 Bahan berserat, seperti: benang, kain, (tekstil), kertas, prespan, kayu, dll.
 Gelas dan keramik
 Plastik
 Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya,
 Bahan -bahan lain yang dipadatkan.

B. Isolator bentuk cair

Isolator dalam bentuk cair ini yang paling banyak digunakan adalah minyak transformator dan
macam-macam minyak hasil bumi.

C. Isolator bentuk gas

Isolator dalam bentuk gas ini dapat dikelompokkan ke dalam : udara dan gas-gas lain, seperti :
'
Nitrogen, Hidrogen dan Carbondioksida (CO2), dan lain-lain.

Pembagian Kelas Bahan Isolator

Berdasarkan suhu maksimum yang diizinkannya, maka bahan isolator listrik dapat
dibagi menjadi :
Kelas Maksimum Temperatur ( 0C )
Y 90
A 150
E 120
B 130
F 155
H 180
C 180 ke atas

Page | 8
Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang berada diantara konduktor dan isolator yang
berfungsi sebagai penghantar atau sebagai isolator, biasanya terbuat dari sillikon
atau germanium.
Beberapa contoh semikonduktor
• Silikon
• Germanium
• Berbagai oksida logam
Jenis-jenis Semikonduktor
Ada dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.

1. Semikonduktor Intrinsik

Semi konduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum mengalami penyisipan oleh atom
akseptor atau atom donor. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat berpindah menuju pita
konduksi, dengan menciptakan hole pada pita valensi. Pengahantar listrik pada semikonduktor
adalah elektron dan hole.

Page | 9
Gb. struktur pita untuk (a). bahan isolator (b). bahan semikonduktor
(c). bahan isolator

2. Semikonduktor Ekstrinsik

Semikondutor ekstrinsik merupakan semikonduktor yang memperoleh pengotoran atau


penyuntikan (doping) oleh atom asing.

Tujuan doping adalah meningkatkan konduktivitas semikonduktor, dan memperoleh


semikonduktor dengan hanya satu pembawa muatan (elektron atau hole) saja. Perbandingan
doping :

Atom dopant : Atom murni = 1 : 106 s.d. 108

Page | 10
KOMPONEN AKTIF DAN PASIF
Pengertian Komponen Elektronika
Komponen elektronika merupakan sebuah alat atau benda yang menjadi bagian
pendukung suatu rangkaian elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan
kegunaannya. Berdasarkan cara dan sistem kerja, komponen elektronika dibagi
manjadi dua macam yaitu :
 komponen pasif
 komponen aktif

Komponen Aktif
Komponen aktif adalah komponen-komponen yang memerlukan tegangan ataupun
arus listrik agar dapat bekerja. Komponen-komponen di dalam rangkaian elektronik
yang mempunyai penguatan atau mengarahkan aliran arus listrik. Di antaranya
adalah
 transistor,

Transistor adalah alat semikonduktor yang digunakan sebagai :

Page | 11
o penguat,
o sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
o stabilisasi tegangan,
o modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran
listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya,
transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
 dioda,

Dioda adalah komponen aktif semikonduktor yang terdiri dari


persambungan (junction) P-N. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus
pada tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik. Dioda
berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. Dioda
semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga
banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus.
 IC (Integrated Circuit).

Page | 12
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen
lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-
macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal).
Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen
Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan
Elektronika. Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada
sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta
Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen
Elektronika lainnya.

Komponen Pasif
Komponen pasif adalah komponen-komponen elektronika yang tidak memerlukan
tegangan ataupun arus listrik agar dapat bekerja. Beberapa komponen elektronika
yang tegolong komponen pasif yaitu :
 Resistor

Page | 13
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika
Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam
suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah
Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang
Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut
juga dengan Resistansi atau Resistance

 Kapasitor

Page | 14
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen
Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam
sementara waktu. Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad
(F). Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat :
o memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner,
o sebagai perata arus pada rectifier
o sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya).

 Induktor.

Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif


(kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan

Page | 15
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Induktor adalah
salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang
arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk
memproses arus bolak-balik

 Saklar

Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on)
atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih
agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan
oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi
ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti
karat.

Macam-Macam Saklar :
• Saklar Push Button
• Saklar Toggle
• Selector Switch, disingkat (SS)
• Saklar Mekanik
• Limit Switch (LS)
• Temperature Switch
• Flow Switch (FL)
• Float Switch (FS)
Page | 16
• Saklar Tekanan atau Pressure Switch

 Trafo/Transformator

Transformator merupakan suatu komponen pasif dengan empat ujung.


Sepasang ujung disebut primer dan pasangan ujung yang lain disebut
sekunder. Transformator digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
pada sekunder, dengan menggunakan fluks magnetic. Transformator juga
digunakan untuk transformasi atau pengubahan impedansi. Transformator
digunakan dalam elektronika untuk menurunkan tegangan bolak-balik atu
menaikan tegangan bolak-balik pada listril PLN . Transformator seperti ini
disebut transformator daya.
Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama,
maka dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian
hingga. Hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder
ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

BAB II
Page | 17
RESISTOR KAPASITOR DAN
INDUKTOR
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghambat arus
dalam suatu rangkaian listrik.
Sifat Resistor:
V
I
• Jika pada ujung-ujungnya dipasang tegangan, akan mengalirkan arus: R

• Dapat mengalirkan arus searah maupun bolak-balik.


• Dapat mengalirkan arus bolak-balik berfrekuensi tinggi maupun rendah.
• Nilai hambatan pengganti dari susunan seri adalah:
Rp=R1+R2+R3+...dst
• Nilai hambatan pengganti dari susunan paralel adalah:
1 1 1 1
    ...dst
Rp R1 R2 R3

• Jika dua buah resistor R1 dan R2 disusun secara seri, maka nilai resistansi
penggantinya adalah R1+R2 dan jika disusun secara paralel nilai resistansi
penggantinya adalah R1.R2/(R1+R2).

Kegunaan Resistor:
• Mengatur atau membatasi besarnya kuat arus yang lewat pada suatu
rangkaian.
• Membagi tegangan pada suatu rangkaian sehingga diperoleh suatu tegangan
yang besarnya sesuai dengan kebutuhan.

Gambar kiri: keadaan sebelum disisipi resistor, arus yang mengalir 2 mA, dan
gambar kanan: keadaan setelah disisipi resistor arus berkurang menjadi 1 mA,

Page | 18
dalam hal ini resistor sebagai pembatas arus. Sebelum disisipi resistor, hanya
terdapat titik potensial A (20 V), setelah disisipi resistor terdapat titik B (10V),
dalam hal ini resistor sebagai pembagi tegangan.

Spesifikasi resistor:
Setiap resistor selalu memiliki spesifikasi yang ditunjukkan oleh nilai resistansinya
dan nilai daya nominalnya (power rating).
Spesifikasi resistor umumnya ditulis dalam bentuk:
Nilai resistansi / Daya nominal

Contoh: 10 Ω/10 W
Spesifikasi di atas memiliki arti nilai resistansi dari resistor adalah 10 Ω dan
kemampuan resistor dalam menerima daya sebesar 10 W.

Jenis Resistor:
Berdasarkan bahan pembuatnya: resistor karbon, resistor jenis film, dan
resistor jenis lilit kawat (wirewound resistor)
Resistor karbon:

Page | 19
Resistor karbon terbuat dari campuran karbon
dan bahan isolator. Nilai hambatannya tergantung
pada perbandingan campuran antara kedua bahan itu.
Pada saat ini resistor karbon jarang digunakan karena
memiliki sifat-sifat yang kurang baik.

Resistor film:
Resistor jenis film terdiri atas 2 jenis: resistor
film karbon dan resistor film logam.
• Resistor film karbon paling banyak digunakan.
Terbuat dari karbon yang dilapiskan pada
batang isolator, dan nilai hambatannya
ditentukan oleh tebal serta panjang lapisan
karbon pada batang keramik. Untuk nilai
hambatan yang tinggi, lapisan karbon dibuat
berbentuk spiral.
• Resistor film logam terbuat dari logam tertentu
seperti nikel yang dilapiskan pada sebatang
keramik. Resistor ini banyak digunakan pada
alat-alat elektronika yang memerlukan
ketelitian tinggi seperti pada rangkaian alat-alat ukur.

Page | 20
Resistor wirewound:
Resistor ini terbuat dari kawat nikelin atau manganin
yang dililitkan pada bahan keramik atau porselin.
Kemampuan menerima daya dari resistor ini lebih
tinggi dari resistor film karbon maupun resistor film
logam dan dapat mencapai beberapa ratus watt.

Berdasarkan nilai hambatannya: resistor tetap, resistor variable


 Resistor Tetap :
Merupakan resistor yang hambatannya tidak dapat diatur(tetap). Simbol
R

resistor :

Contoh gambar resistor tetap

 Resistor Variabel :
Merupakan resistor yang memiliki nilai tidak tetap. Resistor ini dapat berupa
wirewound atau karbon. (Potensiometer)
Simbol Resistor :

Resistor variabel
jenis wirewound Resistor variabel jenis
karbon

Page | 21
Resistor variabel
jenis kontrol geser Resistor variabel jenis
kontrol putar

• Rheostat
Adalah resistor variabel yang berfungsi untuk membatasi arus,
dipasang seri dengan sumber tegangan dan beban.

• Potensiometer
Potensiometer adalah resistor variabel yang berfungsi untuk
membagi tegangan, ujung-ujungnya dipasang paralel dengan
sumber tegangan.

Gambar sebelah kiri adalah potensiometer yang


dilengkapi dengan saklar ON-OFF, sedangkan
gambar kiri bawah adalah potensiometer kecil
(trimmer potensiometer = trimpot).

Page | 22
Nilai resistansi variabel diperoleh di antara kaki
tengah dengan salah satu kaki pada ujung
kiri/kanan, sedangkan di antara ujung-ujung kaki
kanan dan kiri nilai resistansinya konstan.

Pengukuran potensiometer dengan multimeter:

• LDR (Light Dependent Resistor)

adalah resistor variabel yang nilai hambatannya tergantung pada


intensitas cahaya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan
pada lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh
biasanya pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada
saat wilayah sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang menutupi
matahari dengan otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.

Simbol LDR :

Page | 23
• Trimpot

Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda


dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya
tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk
memutarnya sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang
kita inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua
jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang
bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.

Kapasitor
Kapasitor atau kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan
energi listrik atau muatan listrik secara sementara.

Sifat Kapasitor:
• Dapat menyimpan dan mengosongkan muatan listrik.
• Tidak dapat mengalirkan arus searah.
• Dapat mengalirkan arus bolak-balik pada frekuensi tinggi.
• Untuk arus bolak-balik berfrekuensi rendah, kapasitor dapat menghambat
arus.

Page | 24
• Nilai kapasitansi pengganti susunan paralel:
Cp = C1 + C2 + C3 + ...dst
1 1 1 1
    ...dst
• Nilai kapasitansi pengganti susunan seri: C p C1 C 2 C3

• Jika dua buah kapasitor C1 dan C2 disusun secara paralel, maka nilai
kapasitansi penggantinya adalah C1 + C2 dan jika disusun secara seri nilai
kapasitansi penggantinya adalah C1.C2/(C1 + C2).

Fungsi Kapasitor / Kondensator

Kapasitor memiliki beberapa fungsi diantaranya:

 Sebagai isolator yang bisa memperlambat arus DC atau direct current


 Sebagai penyaring atau filter dalam rangkaian power supply
 Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian osilator
 Sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik
 Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena
 Sebagai penghemat daya listrik pada lampu neon
 Sebagai penghilang bouncing (loncatan api) jika dipasang sebagai pada saklar
 Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan yang lain
 Sebagai penggeser Fasa
 Sebagai konduktor

Jenis kapasitor :
Dibagi menjadi 2 berdasarkan bahan isolator yang digunakan beserta nilainya,yaitu :
• Kapasitor Tetap
Adalah kapasitor yang memiliki nilai konstan

• Kapasitor Polar:
memiliki kutub positif dan negatif, contoh
kapasitor elektrolit (ELCO) dan tantalum.
Simbol:

• Kapasitor Non Polar:


tidak memiliki kutub contoh kapasitor mika,
keramik, kertas, dan polyster (plastik).
Simbol:

Page | 25
Kapasitor dibagi menjadi tiga berdasarkan kegunaannya:

1. Kapasitor tetap (nilai kapasitasnya tidak dapat diubah atau tetap)


2. Kapasitor elektrolit ( Elektrolit Condenser =Elco)
3. Kapasitor variabel (nilai kapasitasnya dapat diubah)

Selain diatas ada juga jenis kapasitor yang lain yaitu kapasitor keramik, kapasitor elektrolit,
kapasitor kertas, kapasitor mika, kapasitor polyester, kapasitor tantalum, valco dan trimmer.

 Kapasitor Keramik

Kapasitor keramik adlaah kapasitor yang isolatornya dibuat dari keramik dan
mempunyai bentuk bulat tipis atau persegei berwarna merah, hijau, coklat dan lain-lain.
Kapasitor jenis ini tidak mempunyai arah atau polaritas, dapat dipasang bolak-balik
dalam rangkaian elektronika. Memiliki nilai kapasitor sekitar 1pF sampai dengan 0,01
μF.

 Kapasitor Polyester

Kapasitor polyester adalah kapasitor yang isolatornya dibuat dari bahan polyester yang
memiliki bentuk persegi berwarna merah, coklat, hijau dan lainya. Kapasitor polyester
juga dapat dipasang terbalik di dalam rangkaian elektronika karena tidak mempunyai
polaritas arah.

 Kapasitor Mika

Kapasitor mika yaitu kapasitor yang terbuat dari bahan mika. Jenis kapasitor ini dapat
dipasnag terbalik didalam rangkaian elektronika karena tidak memiliki polaritas arah.
Nilai kapasitasnya sekitar 50 pF sampai dengan 0,02 μF.

 Kapasitor Elektrolit

Kapasitor elektrolit atau bisa disebut dengan Elco yaitu kapasitor yang terbuat dari
bahan elektrolit (semacam minyak kimia dengan beberapa zat pada lainnya), memiliki
bentuk seperti tabung atau silinder. Kapasitor elektrolik adalah kapasitor dengan nilai
kapasitas tinggi yaitu antara 02 μF sampai dengan 20.000 μF bahkan bisa melebihi.
Pemasangan kapasitor ini tidak boleh terbalik, karena bisa meledak dan memiliki
polaritas arah. Penggunaan kapasitor elektrolit banyak pada semua rangkaian elektronik
seperti pada amplifier, power supply dan sebagainya.

 Kapasitor Tantalum

Kapasitor tantalum adalah kapasitor yang terbuat dari bahan logam tantalum, dapat
bekerja pada suhu tinggi dan mempunyai nilai kapasitansi tinggi. Berbentuk lebih kecil
dan mungil. Kapasitor jeni ini mempunyai polaritas arah dan bahan isolator yang berasal

Page | 26
dari elektrolit. Harga dari kapasitor ini juga terbilang mahal, biasanya digunakan pada
Handphone dan laptop.

 Valco

Valco atau kepanjangan dari variable condensator adalah kapasitor yang dibuat dari
logam yang berukuran besar. Biasanya digunakan pada rangkaian radio untuk memilih
gelombang frekuensi. Memiliki nilai kapasitansi sekitar 100 pF sampai dengan 500 pF.

 Trimmer

Trimmer adalah jenis kapasitor variable yang mempunyai bentuk lebih kecil sehingga
membutuhkan alat untuk bisa memutar poros pengaturannya. Trimmer berfungsi untuk
menempatkan pemilihan gelombang frekuensi didalam rangkaian elektronika.
Mempunyai nilai kapasitansi maksimal sampai 100 pF.

Page | 27
Induktor
Induktor adalah komponen listrik pasif yang dapat menyimpan energi dalam bentuk
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melewatinya.

Sifat Induktor:
• Dapat mengalirkan arus searah (DC) dengan hambatan yang sangat kecil
atau dapat dianggap bersifat sebagai konduktor.
• Dapat meneruskan arus AC frekuensi rendah dengan hambatan yang sangat
kecil dan pada frekuensi tinggi induktor bersifat menghambat arus.
• Nilai induktansi pengganti dari susunan seri adalah:
Lp=L1+L2+L3+...dst

• Nilai induktansi pengganti dari susunan paralel:


1 1 1 1
    ...dst
Lp L1 L2 L3
• Jika dua buah induktor L1 dan L2 disusun secara seri, maka nilai induktansi
penggantinya adalah L1 + L2 dan jika disusun secara paralel nilai induktansi
penggantinya adalah L1.L2/(L1 + L2).

JENIS JENIS INDUKTOR


Induktor terdiri dari beberapa jenis. Perbedaan jenis-jenis induktor tersebut didasarkan pada
bentuk serta bahan yang digunakan untuk membuat inti induktor. Nah, bagi anda yang ingin
tahu apa saja jenis-jenis induktor yang ada saat ini, silahkan simak ulasan belajarelektronika.net
berikut.
1. Iron Core Inductor

Seperti namanya, Iron Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki inti dengan bahan
besi. Besarnya inti besi yang digunakan pada sebuah induktor sangat bermacam-macam
tergantung kebutuhan.

Page | 28
2. Air Core Inductor

Dilihat dari namanya pasti anda sudah tahu bahwa Air Core Inductor adalah jenis induktor yang
menggunakan inti dengan bahan udara. Induktor jenis ini bisa disebut juga induktor tanpa inti.

3. Ferrite Core Inductor

Ferrite Core Inductor adalah jenis induktor yang menggunakan inti berbahan ferit. Induktor
yang satu ini banyak dijumpai di rangkaian-rangkaian elektronika yang cukup rumit.

4. Torroidal Core Inductor

Page | 29
Torroidal Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki bentuk melingkar atau O
menyerupai bentuk cincin atau bentik donat. Induktor jenis ini biasanya ada pada rangkaian
televisi.

5. Laminated Core Induction

Laminated Core Induction merupakan jenis induktor dengan inti yang terdiri dari beberapa jenis
logam. Beberapa jenis logam tersebut disambung secara paralel dengan sekat berbahan isolator.

6. Variable Inductor

Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan bahan ferit.

Page | 30
FUNGSI INDUKTOR
Setelah anda mengetahui beberapa jenis induktor, pastinya anda juga penasaran dengan
fungsinya. Berikut ini adalah beberapa fungsi induktor dan penerapannya dalam rangkaian dan
alat-alat elektronika. Bagi anda yang penasaran, bisa simak langsung ulasan
belajarelektronika.net berikut.

 Menyimpan arus listrik dalam medan magnet


 Penapis atau filter frekuensi
 Menahan arus bolak-balik (AC)
 Meneruskan arus searah (DC)
 Pembangkit getaran
 Melipatgandakan tegangan
Komponen induktor biasanya juga diaplikasikan pada alat-alat elektronika seperti motor listrik,
relay, speaker, microphone, transformator, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sekian
informasi mengenai jenis jenis induktor beserta fungsinya.

BAB III
DIODA

Dioda atau penyearah (rectifier) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari
bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke
satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Diode / rectifier pada dasarnya mempunyai dua elektroda yaitu anoda dan katoda.
Anoda disimbolkan dengan “P” yang merupakan kutub positif (+) sedangkan katoda
disimbolkan dengan “N” kutub negatif (-). Dengan demikian dioda sering disebut PN
junction

Page | 31
Depletion Region
Pada sambungan semikonduktor PN terdapat area yang
ternetralkan yang disebut lapisan deplesi (depletion Region).
Pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima
elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron
yang siap untuk bebas.

Fungsi Dioda
Berikut ini adalah fungsi dari dioda antara lain:

 Untuk alat sensor panas, misalnya dalam amplifier.


 Sebagai sekering(saklar) atau pengaman.
 Untuk rangkaian clamper dapat memberikan tambahan partikel DC untuk sinyal
AC.
 Untuk menstabilkan tegangan pada voltage regulator
 Untuk penyearah
 Untuk indikator
 Untuk alat menggandakan tegangan.
 Untuk alat sensor cahaya, biasanya menggunakan dioda photo.

Prinsip Kerja Dioda

Dioda / rectifier ini memiliki fungsi untuk menghantarkan arus listrik pada saat bias
maju (forward bias) dan menghambat arus listrik pada saat bias balik (reverse
bias).
 Forward Bias / Bias Maju
Bias maju atau forward bias terjadi ketika Anoda
dioda diberi tegangan positif dan Katoda dioda
diberi tegangan negatif. Kondisi depletion region
akan mengecil sehingga elektron disisi N (-)
dapat melompat ke hole disisi P (+).

 Reverse Bias / Bias balik


jika Anoda diberi tegangan negatif dan katoda
diberi tegangan positif, maka akan terjadi bias
yang dinamakan bias balik atau reverse bias.
Kondisi depletion region akan melebar sehingga
elektron disisi N (-) tidak dapat melompat ke hole
disisi P (+).

Page | 32
Karakteristik Dioda
Tegangan dan arus dapat digambarkan dalam grafik berikut.
Untuk tegangan positif yaitu tegangan Forward, dimana arus
akan mengalir pada tegangan pemicu berapapun nilai arus
yang dihantarkan.
Sebaliknya untuk tegangan negatif dioda yaitu kondisi
reverse, dimana dioda tidak dapat mengalirkan arus sampai
mencapai tegangan breakdown, dimana dioda tidak lagi
dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan
deplesi.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100
2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda
(tanda gelang).
7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8. Jarum harus tidak bergerak.
**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Page | 33
Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak
ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital


(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital


(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda


2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.
4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)
6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda

Page | 34
7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter
8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.
**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Catatan Penting :

Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan
Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+)
dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana
yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak
dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).

Page | 35
RANGKAIAN PENYEARAH

RANGKAIAN PENYEARAH

Peralatan kecil portabel kebanyakan menggunakan baterai sebagai sumber dayanya,


namun sebagian besar peralatan menggunakan sember daya AC 220 volt – 50Hz. Di
dalam peralatan tersebut terdapat rangkaian yang sering disebut sebagai adaptor atau
penyearah yang mengubah sumber AC menjadi DC. Bagian terpenting dari adaptor
adalah berfungsinya diode sebagai penyearah (rectifier). Pada bagian ini dipelajari
bagaimana rangkaian dasar adaptor tersebut bekerja.

2. Penyearah Diode Setengah Gelombang

Rangkaian pada sumber masukan sinusoida dihubungkan dengan beban resist


or melalui sebuah diode. Untuk sementara kita menganggap keadaan ideal, dimana
hambatan masukan sinusoida sama dengan nol dan diode dalam keadaan hubung singkat saat
berpanjar maju dan keadaan hubung terbuka saat berpanjar mundur. Besarnya keluaran akan
mengikuti masukan saat masukan berada di atas “tanah” dan berharga nol saat masukan di
bawah “tanah” .Jika kita ambil harga rata-
rata bentuk gelombang keluaran ini untuk beberapa
periode, tentu saja hasilnya akan positif atau dengan kata lain keluaran mempunyai
komponen DC. Kita juga melihat komponen AC pada keluaran. Kita akan dapat
mengurangai komponen AC pada keluaran jika kita dapat mengusahakan keluaran positif yang
lebih besar, tidak hanya 50%.

3. Penyearah Diode Gelombang Penuh

Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan kuantitas keluaran positif
menjadi sama dengan masukan (100%). Ini dapat dilakukan dengan menambah satu
diode
pada rangkaian seperti terlihat pada gambar 8.2. Pada saat masukan berharga negatif
maka salah satu dari diode akan
dalam keadaan panjar maju sehingga memberikan keluaran positif.
Karena keluaran berharga positif pada satu periode penuh, maka rangkaian ini disebut
penyearah gelombang penuh. Anode pada masing-masing diode dihubungkan dengan ujung-
ujung rangkaian sekunder dari transformer. Sedangkan katode masing-
masing diode dihubungkan pada titik positif keluaran. Beban dari penyearah

Page | 36
dihubungkan antara titik katode dan titik center-tap (CT) yang dalam hal ini digunakan sebaga
referensi atau “tanah”.

4. Penyearah Gelombang Penuh Model Jembatan

Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah diode. Dua
diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat isyarat
negatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak memerlukan transformator yang
memiliki center-
tap. Seperti ditunjukkan pada gambar 8.4, bagian masukan AC dihubungkan pada
sambungan D1-D2 dan yang lainnya pada D3-
D4. Katode D1 dan D3 dihubungkan
degan keluaran positif dan anode D2 dan D4 dihubungkan dengan keluaran negatif
(tanah). Misalkan masukan AC pada titik A berharga positif dan B berharga negatif,
maka diode D1 akan berpanjar maju dan D2 akan berpanjar mundur. Pada sambungan bawah
D4 berpanjar maju dan D3 berpanjar mundur. Pada keadaan ini elektron akan mengalir
dari titik B melalui D4 ke beban , melalaui D1 dan kembali ke titik A. Pada setengah periode
berikutnya titik A menjadi negatif dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3
akan berpanjar maju sedangkan D1 dan D4 akan berpanjar mundur. Aliran arus dimulai
dari titik A melalui D2, ke beban, melalui D3 dan kembali ke titik B. Perlu dicatat di sini
bahwa apapun polaritas titik A atau B, arus yang mengalir ke beban tetap pada arah yang sama.

5. Penyearah Keluaran Ganda

Pada berbagai sistem elektronik diperlukan sumber daya dengan keluaran ganda
sekaligus, positif dan negatif terhadap referensi (tanah). Salah satu bentuk rangkaian
penyearah gelombang penuh keluaran gand. Perhatikan bahwa keluaran berharga sama tetapi
mempunyai polaritas yang berkebalikan.
Diode D1 dan D2 adalah penyearah untuk bagian keluaran positif. Keduanya
dihubungkan dengan ujung transformer. Diode D3 dan D4 merupakan penyearah untuk
keluaran negatif. Titik keluaran positif
dan negatif diambil terhadap CT sebagai referensi atau tanah.
Misalkan pada setengah periode titik atas transformer berharga positif dan
bagian bawah berharga negatif. Arus mengalir lewat titik B melalui D4, RL 2 , RL 1 ,
D1 dan kembali ke terminal A transformator. Bagian atas dari RL
1 menjadi positif sedangkan bagian bawah R menjadi negatif.

Page | 37
RANGKAIAN POWER SUPPLY

RANGKAIAN POWER SUPPLY

Power supply atau yang juga dikenal dengan nama catu daya merupakan sebuah rangkaian
elektronika yang digunakan sebagai penyedia sumber energi listrik untuk perangkat-perangkat
elektronika dalam hal ini energi listrik tegangan DC.

Pada khayalak umum, nama power supply biasa dikenal dengan nama adaptor. Komponen
utama dari power supply pada umumnya antara lain :

 Transformator atau trafo : sebagai penurun tegangan, misal tegangan AC 220 VAc
menjadi AC 12 VAc
 Dioda : sebagai penyearah, dan sering digunakan dioda bridge (satu komponen terdiri
dari 4 komponen diode sebagai penyearah tegangan)
 Kapasitor jenis ElCo (Elektrolit Condesator) : Sebagai filter atau penyaring guna
meredam tegangan ripple pada rangkaian power supply
 Transistor : sebagai penstabil tegangan

Prinsip Kerja Power Supply

Input yang diterima oleh rangkaian power supply berupa tegangan AC yang sudah diturunkan
tegangannya melalui transformator (trafo) contoh kasus tegangan PLN 220VAc menjadi
12VAc.

Setelah itu, terdapat dioda yang bertugas menyearahkan tegangan AC menjadi DC sehingga
dari 12VAC menjadi 12VDC.

Dari dioda terhubung ke kapasitor atau ElCo yang berperan sebagai penyaring tegangan ripple
yang masih bocor.

Dan terdapat transistor yang berfungsi sebagai penstabil tegangan, dan output dari tegangan
tersebut dapat dihubungkan ke perangkat elektronika lainnya.

Apabila menginginkan output yang bervariasi misalnya power supply dengan output tegangan
5 VDC, 12 VDC, maupun 12 VDC bisa dipilih keluaran dari output dengan sakelar switching
pada transformator.

Dikarenakan pada umumnya, transformator yang dijual pada pasaran terdapat beberapa
tegangan output sekaligus.

Sehingga mudah dalam menentukan akan kebutuhan tegangan DC yang akan digunaka

Page | 38
Rangkaian Versi 1

Berikut rangkaian power supply hasil Re-Draw saya sendiri, yang dapat anda gunakan atau
manfaatkan.

Rangkaian versi 1 menggunakan 1 Transistor saja dan rangkaian versi 2 menggunakan 2


transistor dan VAR (Variable Resistor).

Daftar komponen penyusun rangkaian diatas :

 D1 – D4 : Dioda 1N4004
 C1 : 47 μF/16V
 C2 : 1000 μF/16V
 R1 : 220 Ω
 R2 : 820 Ω
 T1 : A684
 Input : output tegangan dari Trafo
 Ouput : ke perangkat rangkaian elektronika

Catatan Penting :

Page | 39
Hal yang perlu diperhatikan dalam merangkai atau solder komponen pada PCB yaitu kaki –
kaki transistor, tidak boleh terbalik.

Dikarenakan apabila terjadi itu, maka transistor akan rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Sedangkan untuk ElCo atau kapasitornya, perlu diperhatikan akan kutub positif dan negatifnya,
melihat dari body komponen.

Selain itu yang tidak boleh terbalik lagi yaitu pemasangan dioda, pelu diperhatikan akan pita
yang terdapat body komponen.

Sedangkan untuk resistor dapat dipasang terbolak balik, dikarenakan tidak mempunyai kutub.

Rngkaian Versi 2

Pengembangan dari rangkaian power supply diatas, yaitu penggunaan 2 transistor dan VAR.

Berikut rangkaian power supply hasil Re-Draw saya sendiri, yang dapat anda gunakan ataupun
manfaatkan.

Daftar komponen penyusun rangkaian diatas :

 D1 – D4 : Dioda 1N4004
 C1 : 1000 μF/16V
 C2 : 10 μF/16V
 R1 : 1 KΩ

Page | 40
 R2 : 10 KΩ
 R3 : 4.7 KΩ
 R4 : 2.7 KΩ
 R5 : 330 Ω
 T1 : BC182
 T2 : TIP31
 VAR : 10 KΩ
 LED 3mm merah
 Input : output tegangan dari Trafo
 Ouput : ke perangkat rangkaian elektronika

Perbedaan yang mencolok antara power supply ver.1 dan ver.2 yaitu dalam hal pengaturan
output tegangan.

Pada versi 1 tanpa ada potensiometer yang dapat mengatur variasi tegangan keluaran,
sedangkan versi 2 menggunakan potensiometer yang dapat diatur variasi tegangan keluaran
berdasarkan kebutuhan.

Untuk pengecekan output tegangan, dapat digunakan voltmeter untuk mengatur output yang
akan dibutuhkan dengan memutar Variable Resistor yang terpasang.

DAFTAR PUSTAKA
http://zonaelektro.net/resistor-tetap-fix-resistor/
https://www.ruangguru.co.id/kapasitor-pengertian-dan-jenis-jenisnya-terlengkap/
https://rumus.co.id/dioda/#Pengertian_Dioda
http://elkatechno.blogspot.com/2016/12/bahan-konduktor.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Induktor

Page | 41
Page | 42

Anda mungkin juga menyukai