Anda di halaman 1dari 37

SEMIKONDUKTOR

Oleh:

1. Muhamad Rizki Sonu


2. Muhamad Zain
3. Nehemi Anugrah Zalukhu
4. Paruf
5. Putra Ananda
6. Aditya Saputra

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
mengerjakan dan menyelesaikan penyusunan makalah ini, meskipun
disadari sepenuhnya makalah ini masih banyak kekurangannya.

Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
bahan dan untuk mengetahui lebih lanjut tentang semikonduktor.

Didalam makalah ini penulis akan membahas tentang definisi


semikonduktor, jenis-jenis semikonduktor, sifat, prinsip kerja serta hal-hal
lain yang berkaitan dengan semikonduktor.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penulis ucapkan sekian dan terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................ii

ABSTRAK ...........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................4

A. Definisi Semikonduktor ...............................................................4


B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor ................................5
C. Sifat Bahan Semikonduktor ........................................................14
D. Karakteristik Bahan Semikonduktor ...........................................15
E. Penggunaan Bahan Semikonduktor ..........................................15
F. Prinsip Kerja Semikonduktor ......................................................22
G. Prinsip Dasar Semikonduktor ....................................................24
H. Pengaplikasian bahan semikonduktor pada amplifier …………25
I. Pengaplikasian bahan semikonduktor pada power supply …….26

BAB.III.PENUTUP ..............................................................................35

A. Kesimpulan .................................................................................35
B. Saran ..........................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................36

3
ABSTRAK

Bahan semikonduktor adalah adalah jenis bahan dengan


konduktivitas listrik yang berada di antara insulator dan konduktor. Bahan
ini banyak digunakan dalam rangkaian elektronika karena sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian (dopant). Semikonduktor
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
Beberapa, komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor
yaitu transistor, thermistor, SR, IC, dan dioda.

4
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam aktifitas kita sebagai mahasiswa pendidikan fisika, didalam


laboratorium ketika kita melakukan suatu eksperimen pastinya tidak
terlepas dari penggunaan alat-alat elektronika. Alat-alat elektronika alah
satunya yaitu dioda. Dioda merupakan bahan yang tersusun atas
semikonduktor tipe-P dan tipe-N.

Bahan semikonduktor merupakan bahan yang banyak di gunakan


dalam pembuatan komponen-kompenen elektronika yaitu kristal silikon.
Dahulu orang juga menggunakan unsur germanium.  Kedua unsur itu
merupakan kelompok IV dalam susunan berkala. Kristal galium-
arsenida yang terbentuk dari unsur galoium dan arsen mempunyai sifat
seperti unsur kelompok IV, sehingga dapat pula digunakan untuk
membentuk bahan semikonduktor, krital ini banyak digunakan untuk
membuat lampu LED, yang dipakai untuk lampu penunjuk dan laser
dioda. Kristal GaSa juga digunakan untuk membuat transistor yang
dapat bekerja hingga daerah frekuensi tinggi, yaitu dalam daerah
gelombang mikro.

Secara sederhana zat padat dikelompokkan sebagai isolator,


semikondukor, dan kondukor. Bahan Isolator adalah material yang
susah menghantarkan arus lisrik, sedangkan bahan konduktor adalah
material yang dapat menghantarkan arus lisrik. Bahan Semikondukor
adalah sutau material dengan sifat konduktivitas di antara konduktor
dan isolator, contohnya silicon, germanium. Untuk menjelaskan
konduktivias bahan seringkali menggun`akan konsep pita energy. Ada
dua pita energy yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah
pita energy yang mungkin diisi oleh electron dari zat padat hingga
komplit. Setiap pita memiliki 2N electron dengan N adalah jumlah atom.
Bila masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada

5
suhu 0 K, pita konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor,
sedangkan untuk isolator dan semikonduktor tidak ada elektron yang
mengisi pita konduksi
Bahan semikonduktor intrinsik (murni), yaitu yang terdiri dari unsur
silikon saja atau unsur germanium saja. Perlu diketahu bahwa
semikonduktor yang digunakan dalam pembuatan dioda dan transistor
terdiri dari campuran bahan semikonduktor instrinsik dengan unsur
kelompok V atau kelompok III. Sehingga semikonduktor yang dihasilkan
adalah semikonduktor ekstrinsik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari semikonduktor?
2. Apa saja jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor?
3. Bagaimana sifat bahan semikonduktor?
4. Bagaimana karakteristik bahan semikonduktor?
5. Apa saja penggunaan bahan semikonduktor?
6. Bagaimana prinsip kerja semikonduktor?
7. Bagaimana prinsip dasar semikonduktor?
8. Bagaimana pengaplikasian bahan semikonduktor pada amplifier?
9. Bagaimana pengaplikasian bahan semikonduktor pada power
supply?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari semikonduktor.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis atau klasifikasi semikonduktor.
3. Untuk mengetahui sifat bahan semikonduktor.
4. Untuk mengetahui karakteristik bahan semikonduktor.
5. Untuk mengetahui penggunaan bahan semikonduktor.
6. Untuk mengetahui prinsip kerja semikonduktor.
7. Untuk mengetahui prinsip dasar semikonduktor.

6
8. Untuk mengetahui cara kerja bahan semikonduktor pada rangkaian
amplifier.
9. Untuk mengetahui cara kerja bahan semikonduktor pada rangkaian
power supply.
10.

7
BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Semikonduktor
a. Pengertian Umum

Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini


memang bukan konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara
insulator (isolator) dan konduktor. Bahan-bahan logam seperti
tembaga, besi, timah, disebut sebagai konduktor yang baik sebab
logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa sehingga
elektronnya dapat bergerak bebas.

b. Pengertian Khusus

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik


yang berada diantara insulator (isolator) dan konduktor. Sebuah
semikonduktor bersifat sebagai insulator (isolator) pada temperature
yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan bersifat
sebagai konduktor.

Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang


berada di antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor
berkisar antara 103 sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki
dan celah energinya lebih kecil dari 6 Ev.
Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah
konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini
lebih kecil dari celah energi bahan isolator tetapi lebih besar dari celah
energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan elektron berpindah
dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan
tertentu terhadap bahan tersebut (pemberian tegangan, perubahan
suhu dan sebagainya). Oleh karena itu semikonduktor bisa bersifat
setengah menghantar.
Bahan semikonduktor dapat berubah sifat kelistrikannya apabila
temperatunya berubah. Dalam keadaan murninya mempunyai sifat

8
sebagai penyekat sedangkan pada temperatur kamar ( 27° C ) dapat
berubah sifatnya menjadi bahan penghantar. Sifat-sifat kelistrikan
konduktor maupun isolator

9
tidak mudah berubah oleh pengaruh temperatur, cahaya atau
medan magnet, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat
sensitif.

B. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor


dibedakan menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan
ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik       
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang
terdiri atas satu unsur saja, misalnya Si saja atau Ge saja. Pada
Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron valensi
berikatan dengan 4 atom Si lainnya. Perhatikan gambar berikut .

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya


berbentuk kubus. Ikatan yang terjadi antar atom Si yang berdekatan
adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya pemakaian
1 buah electron bersama () oleh dua atom Si yang berdekatan. 
Menurut teori pita energi, pada T = 0 K pita valensi
semikonduktor terisi penuh elektron, sedangkan pita konduksi
kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi kecil, yakni
dalam rentang 0,18 - 3,7.

10
Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor
yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada
kolom empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi
empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk tetrahedral
dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi
dengan atom-atom tetangganya. Gambar 2.1 memperlihatkan bentuk
ikatan kovalen dalam dua dimensi. Pada temperatur mendekati
harga nol mutlak, elektron pada kulit terluar terikat dengan erat
sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon bersifat sebagai
insulator.

Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi

Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen


adalah sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium.
Pada temperatur ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi
yang cukup besar untuk melepaskan diri dariikatan dan tereksitasi
dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas (gambar
2.2). Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari
pita valensi ke pita konduksi ini disebut energi terlarang (energy

11
gap). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka akan terjadi
kekosongan atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi
kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah
yang ditempati elektron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran
listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan
kovalen yang lain mengisi lubng tersebut, maka akan terjadi lubang
baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif
bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.

Struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan


kovalen yang terputus.

Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift”
dapat dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada
semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel masing-masing
bermuatan positif dan negatif yang bergerak dengan arah yang
berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.

Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat


arus dinyatakan sebagai:

12
J npqn p 

Dimana:

 n dan p = konnsentrasi elektron dan lubang (m-3)

n lubang (m2 V-1 s-1) p = mobilitas elektron dandan

n p q n p konduktivitas (S cm-1)=

Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak,


maka pada semikonduktor murni, jumlah lubang sama dengan
jumlah elektron.

Beberapa properti dasar silikon dan germanium diperlihatkan


pada tabel dibawah ini:

Properti Silikon Germanium


Energi terlarang/gap (eV) 1,1 0,67
Mobilitas elektron, (m2V-1s-
0,135 0,39
1)
Mobilitas lubang, (m2V-1s-1 ) 0,048 0,19
Konsentrasi intrinsik, ni (m-3 ) 1,5 ´ 1016 2,4 ´ 1019
Resistivitas intrinsik, (  9 m) 2300 0,46

2. Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

13
Silikon yang didoping dengan phosphor
Terbentuk dari semikonduktor murni yang dikotori oleh atom
dopping sebagai penghasil elektron konduksi atau hole. Terdiri atas
dua tipe: Tipe – N (Silikon + Phospor atau Arsenic) dan Tipe – P
(Silikon + Boron, Galium atau Indium). Semikonduktor ekstrinsik
terbentuk melalui mekanisme doping, yang dimaksudkan untuk
mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih banyak dan
permanen sehingga diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Mekanisme ini dilakukan dengan jalan memberikan atom pengotor
ke bahan semikonduktor murni sehingga apabila atom pengotor
memiliki kelebihan elektron valensi (valensi 5) akan terdapat elektron
bebas yang dapat berpindah. Karena mengandung atom-atom
pengotor, pembawa muatan didominasi oleh elektron saja atau
lubang saja. Apabila semikonduktor murni diberikan pengotor
dengan valensi kurang (valensi 3) maka akan terbentuk area kosong
(hole) yang menjadi pembawa muatan. Mekanisme ini menentukan
jenis semikonduktor yang dibentuk (tipe – N atau tipe – P).

a. Semikonduktor tipe-n

14
Dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom
pengotor pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada
silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima
elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar
+5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom
silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang
dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah
elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar 2.3). Dengan
adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan
menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan
dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari
proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral.
Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom donor.

Secara skematik semikonduktor tipe-n digambarkan seperti


terlihat pada gambar dibawah ini:

15
b. Semikonduktor tipe-p

Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n,


semikonduktor tipe-p dapat dibuat dengan menambahkan
sejumlah kecil atom pengotor trivalen (aluminium, boron, galium
atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni.
Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi
sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan

16
kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom
silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap,
dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-
p karena menghasilkan pembawa muatan negatif pada kristal
yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron, maka
atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).

Pada bahan semikonduktor yang bertindak sebagai pembawa


muatan dengan sebagian terbesar berupa lubang-lubang yang
dihasilkan dengan pemasukan tak murni, dan sebagian kecil berupa
electron-elektron bebas yang dihasilkan oleh energi terminal. Dipihak
lain, dalam semikonduktor tipe-n , sebagian terbesar dari pembawa
muatan adalah electron-elektron bebas dan hanya mengandung
lubang-lubang yang berjumlah kecil. Jika dipakai secara terpisah,
baik semikonduktor tipe n maupun semikonduktor tipe p, masing-
masing tidak lebih berguna dari sebuah penghambat (resistor)
karbon. Tetapi, dengan memasukkan tak-murnian kedalam suatu
kristalsedemikian rupa hingga bertipe p, maka hasilnya berupa suatu
penghantar satu arah. Pembahasan berikut ini akan menjelaskan
mengapa demikian.

Kita tinjau suatu atom netral. Atom ini mempunyai elektron dan
proton yang sama jumlahnya. Misalkan bahwa ialah satu elektronnya
disingkirkan. Sebagai akibatnya, atom tersebut mempunyai suatu
muatan positif dan disebut ion positif. Sebaliknya, jika suatu atom
netral diberi satu elektron tambahan, atom akan bermuatan negatif
dan dikenal sebagai ion negatif.

17
Pe
mbawa-pembawa mayoritas dan ion-ion. Gb.1 .lubang -lubang dan
ion-ion negative. Gb.2. elektron-elektron bebas dan ion-ion positif

Gambar tersebut menunjukkan suatu semikonduktor tipe p.


Masing-masing tanda plus lambang dari suatu lubang, sedangkan
masing-masing tanda minus yang dilingkari itu merupakan
representasi suatu atom akseptor yang mengandung bahan lubang-
lubang tersebut. Secara bersama lubang dan atom akseptor
merupakan satuan yang netral. Namun bila suatu lubang menghilang
karena terjadi rekombinasi dengan suatu elektron, maka atom
akseptor bersangkutan akan mengandung muatan negatif yang
berlebihan dan menjadi ion negative. Dalam keadaan yang
ditunjukkan gambar1, bahan tipe p tersebut netral karena jumlah
tanda plus sama dengan jumlah tanda minus.

Begitu pula dalam gambar 2 telah ditunjukkan semikonduktor


tipe n. Disini tanda minus melambangkan elektron bebas, tanda plus
melambangkan elektron bebas, sedangkan tanda yang dilingkari itu
melambangkan atom donor yang mengandung elektron bebas dalam
orbitnya. Setiap elektron bebas bersama dengan atom donor
bersangkutan merupakan satuan yang netral. Jika salah satu
elektron tersebut meninggalkan orbitnyadari sekeliling atom donor
dan pindah ke orbit atom lain, maka atom donor itu menjadi ion

18
positif. Berbeda dari elektron-elektron bebas, ion-ion positif ini tidak
dapat bergerak leluasa karena terikat dalam struktur kristalnya. Tipe
n itu bersifat netral karena mengandung tanda minus dan tanda plus
yang jumlahnya sama.

Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom


tiga atau lima dalam tabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon
atau germanium murni.
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa
digunakan diperlihatkan pada berikut:

Elemen semikonduktor pada tabel periodik

c. Resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain
adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon,
semikonduktor memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk
membuat resistor di dalam sebuah komponen semikonduktor.
Namun besar resistansi yang bisa didapat kecil karena terbatas
pada volume semikonduktor itu sendiri.

19
C. Sifat Bahan Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan


isolator. Contoh, silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik
konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur
atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat
energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal
tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita
energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan
ato-atom yang membangun kristal. Pada jalur ini elektron dapat
lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.

2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat
bergerak bebas karena pengaruh gaya tarik inti tidak
diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas
menghantarkan listrik.

3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi
dengan jalur konduksi. Yang membedakan apakah bahan itu
termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi
Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu
elektron volt adalah energi yang diperlukan sebuah elektron
untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu
elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.

20
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron
untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga dapat berpindah
jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium
pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon
adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor dengan energi gap
yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen
elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.

D. Karakteristik Bahan Semikonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system


periodik golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon
(C). Karbon semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal intan.
Semikonduktor intan memiliki konduktivitas panas yang tinggi sehingga
dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek panas pada
pembuatan semikonduktor laser.

Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang


dibentuk dari logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan
3) dengan non logam pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6)
sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8). Semikonduktor
gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II
dan VI misalnya CdTe dan ZnS.

E. Penggunaan Bahan Semikonduktor

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik


yang memungkinkan pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro,
sehingga peralatan elektronik dapat dibuat dalam ukuran yang lebih kecil.
Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan semikonduktor
yaitu:
1.Transistor

21
Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat dari
materi semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang
mengalir melewatinya dan dapat berfungsi sebagai saklar elektronik
dan gerbang elektronik.

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai


penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),


Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya
misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan
yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran
tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam


dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal

22
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagaisaklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat
dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate,
memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2.Thermistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau


sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar
dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan atau
werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai
termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata
termo (suhu) dan resistor (alat pengukur tahanan).

Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan


mendapat hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491.
Ada dua macam termistor secara umum: Posistor atau PTC (Positive
Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature
Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan
suhunya naik, sementara sifat NTC justru kebalikannya.

3. SR (Silicon Control Rectifier)

23
SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih
termasuk keluarga semikonduktordengan karateristik yang serupa
dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalahgate (G).
SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran
P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif)
dan biasanya disebut PNPNTrioda.

4. IC (Integrated Circuit)

24
Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah
komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC
adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.

Integrated Circuit merupakan komponen elektronik yang terdiri


atas beberapa terminal transistor yang tergabung membentuk
gerbang. Masing – masing gerbang dapat dioperasikan sehingga
membentuk logika tertentu yang dapat mengendalikan
pengoperasian suatu perangkat elektronik. Gabungan dari beberapa
buah IC dan komponen lain dapat diproduksi dengan menggunakan
bahan semikonduktor dalam bentuk chip. Chip multifungsi ini
kemudian dikenal sebagai mikroprosesor yang berkembang hingga
sekarang.

Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam


sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun
getaran per detik terdapat 16 juta transistor, belum termasuk
komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh mikroprosesor adalah
60nm.

Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad


ke-20 dalamfabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen
yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan
fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum.
Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam
sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang sangat besar
bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil,
tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi
massal, dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan
cepat menyingkirkan tabung vakum.

Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan


dimana-mana. Radio, televisi, komputer, telepon selular, dan

25
peralatan digital lainnya yang merupakan bagian penting dari
masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll
tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar percaya
bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan
salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.

5. Dioda

Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua


kutub dan bersifat semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus dari arah
sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki karakter yang
sempurna, melainkan memiliki karakter yang berhubungan dengan
arus dan tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali
tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter
penggunaannya.

Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker


dan tabung hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak
dibuat dari bahan semikonduktor, contohnya: Silikon dan
Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan
secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di
bandingkan dengan dioda termionik. Dioda termionik pertama kali
ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873, sedangkan
dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman,
Karl Ferdinand Braun.

Gambar Tentang Pengertian Dioda

26
Dioda merupakan peranti semikonduktor yang dasar. Diode
memiliki banyak tipe dan tiap tipe memiliki fungsi dan karakteristik
masing-masing. Kata Dioda berasal dari Di (Dua) Ode (Elektrode),
jadi Diode adalah komponen yang memiliki dua terminal atau dua
electrode yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dalam satu
arah. Dengan kata lain diode bekerja sebagai Konduktor bila beda
potensial listrik yang diberikan dalam arah tertentu (Bias Forward)
tetapi diode akan bertindak sebagai Isolator bila beda potensial listrik
diberikan dalam arah yang berlawanan (Bias Reverse) Tipe dasar
dari diode adalah diode sambungan PN.

Macam-macam Semikonduktor dan Penggunaannya

NAMA SEMIKONDUKTOR KEGUNAANNYA


Barium Titinate (Ba Ti) Termistor

27
Bismuth Telirida (B12 Te3) Konversi termoeletrik
Cadmium Sulfida (Cd S) Sel Foto Conductif
Galliun Arsenida (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
geberator, gelombang mikro
Germanium (Ge) Dioda, transistor
Indium Antimonida (In Sb0 Magneto resistor, piezo resistor,
detektor radiasi infra merah
Indium Arsenida (In As) Piezo resistor
Silikon (Si) Dioda, transistor, IC
Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
Selenium (Se) Rectifier
Aluminium Stibium (Al Sb) Dioda penerangan
Gallium Pospor (Ga P) Dioda penerangan
Indium Pospor (In P) Filter infra merah
Tembaga oksida Rectifier
Plumbung Sulfur (Pb S) Foto sel
Plumbung Selenium (Pb Se) Foto sel
Indium Stibium (In Sb) Detektor infra merah

Alasan utama bahan semikonduktor sangat berguna ialah bahwa


perilaku semikonduktor dapat dengan mudah dimanipulasi dengan
penambahan doping. Konduktiitas semikonduktor dapat dikendalikan
oleh pengenalan medan listrik, dengan paparan cahaya, dan bahkan
tekanan dan panas, dengan demikian dapat membuat sensor yang
baik.

28
F. Prinsip Kerja Semikonduktor

Dalam kinerja semikonduktor penulis mengambil transistor sebagai


contoh dari cara kerja semikonduktor.

Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang


serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.Untuk mengerti
cara kerja semikonduktor ,misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan
DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi
Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak
memiliki pembawa muatan (chargecarriers). Sehingga, air murni
dianggap sebagaiisolator . Jika sedikit garam dapur dimasukan ke
dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers,ion) terbentuk.
Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun
tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator),
karena pembawa muatanya tidak bebas. Silikon murni sendiri adalah
sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti
Arsenik , dengan sebuah proses yang dinamakan doping,
dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan
tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan
hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena
Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4.

Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah


ditambahkan (oleh kelebihanelektron dari Arsenik). Dalam kasus ini,
sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya
adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk. Selain dari itu,
silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat

29
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit
paling luarnya, pembawa muatanyang baru, dinamakan "lubang" (hole,
pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak Kristal
silikon. Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron)
akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang
dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa
membuat pembawa muatan positif (hole). Dapat disimak bahwa
pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling tolak menolak,
sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa muatan ini
akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah
semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-
pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N
tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena
tertarik oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya. Kenaikan dari
jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan konduktivitas
darimateri semikonduktor, asalkan tata letak kristal
silikon tetap dipertahankan.

Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki


jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis.
Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari
banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari
transistor tersebut. Jumlah doping yang diperlukan sebuah
semikonduktor adalah sangat kecil, dalam ukuran satu berbanding
seratu juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan semikonduktor.

Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat


tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom. Dalam metal,
untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan harus
disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal,

30
tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu
menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada
satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan
yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalams ejumlah
besar semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain,
listrik didalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan),
seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti
gas yang bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat
dirubah menjadi isolator, sedangkan metal tidak. Gambaran di atas
menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
electron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar
adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk
menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone initerbentuk
karena transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh
tegangan yangdiberikan di antara basis dan emiter. Walau transistor
terlihat seperti dibentuk oleh duadiode yang disambungkan, sebuah
transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode.
Untuk membuat transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari
sepotong Kristal silikon, dengan sebuah daerah basis yang sangat tipis.

G. Prinsip Dasar Semikonduktor

 Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen


elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit).
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang
bukan konduktor murni. Bahan - bahan logam seperti tembaga, besi,
timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki
susunan atom yang sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat
bergerak bebas. Sebenarnya atom tembaga dengan lambang kimia Cu
memiliki inti 29 ion (+) dikelilingi oleh 29 elektron (-).  Sebanyak 28
elektron menempati orbit-orbit bagian dalam membentuk inti
yang disebut nucleus. Dibutuhkan energi yang sangat besar untuk

31
dapat melepaskan ikatan elektron-elektron ini. Satu buah elektron lagi
yaitu elektron yang ke-29, berada pada orbit paling luar. Orbit terluar ini
disebut pita valensi dan elektron yang berada pada pita ini dinamakan
elektron valensi. Karena hanya ada satu elektron dan jaraknya ‘jauh’
dari nucleus, ikatannya tidaklah terlalu kuat. Hanya dengan energi yang
sedikit saja elektron terluar ini mudah terlepas dari ikatannyaPada suhu
kamar, elektron tersebut dapat bebas bergerak atau berpindah-pindah
dari satu nucleus ke nucleus lainnya.  Jika diberi tegangan potensial
listrik, elektron-elektron tersebut dengan mudah berpindah ke arah
potensial yang sama. Phenomena ini yang dinamakan sebagai arus
listrik. Isolator adalah atom yang memiliki elektron valensi sebanyak 8
buah, dan dibutuhkan energi yang besar untuk dapat melepaskan
elektron-elektron ini. Dapat ditebak, semikonduktor adalah unsur yang
susunan atomnya memiliki elektron valensi lebih dari 1 dan kurang dari
8. Tentu saja yang paling “semikonduktor” adalah unsur yang atomnya
memiliki 4 elektron valensi.

H. Pengaplikasian bahan semikonduktor pada rangkaian amplifier


serta penjeasan rangkaiannya

32
cara kerja rangkaian amplifier sederhana diatas adalah sebagai berikut
input audio akan masuk melalui potensiometer. Fungsi potensiometer
tersebut adalah untuk mengatur volume audio

setelah melalui potensiometer selanjutnya sinyal audio akan masuk


melalui TR1 dan akan diperkuat oleh TR1. Selanjutnya akan diperkuat
pula oleh TR2, TR3, dan TR4, TR3 dan TR4 akan bekerja secara
bergantian. Saat TR3 on maka TR4 akan off demikian sebaliknya saat
TR3 off maka TR4 akan on. hasilnya bagian output akan menghasilkan
tegangan AC yang selanjutnya akan masuk ke loud speaker.

I.Pengaplikasian bahan semikonduktor pada rangkaian power supply

cara kerja dari rangkaian power supply tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tegangan AC 220 diturunkan secara langsung


menggunakan transformator hingga tegangannya menjadi
15V AC. Sehingga menghasilkan output yang masih AC
sinusoidal.
2. Tegangan 15V AC sinusoidal akan disearahkan kembali
dengan menggunakan komponen dioda. Output yang

33
dihasilkan adalah gelombang DC dengan riak atau ripple
yang besar.
3. Gelombang riak atau ripple tersebut dihaluskan oleh
kapasitor ELCO 3300uF dan 100nF sehingga menghasilkan
output dengan tegangan DC murni tetapi tidak dalam kondisi
yang stabil.
4. Tegangan DC ini kemudian di stabilkan oleh IC 7812 yang
dirangkai dalam bentuk paralel dengan sebuah kapasitor
Output kaki 3 IC tersambung dengan kaki basis transistor.
5. Dioda yang ada pada kaki 2 IC memiliki fungsi sebagai
penambah tegangan output yang mencapai 0,6V sehingga
menghasilkan tegangan output sebesar 12,6V.
6. Transistor menjadi jenuh sehingga hal ini akan membuat
tegangan output yang ada pada emotor sama dengan kaki
basis. Namun juga akan berkurang 0,6 V sehingga output
berubah kembali menjadi 12V DC dan arus maksimal 3A.

34
BAB. IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah yang berjudul Semikonduktor ini, dapat disimpulkan


bahwa semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Konduktivitas semikonduktor
berkisar antara 103 sampai 10-8 siemens per sentimeter dan memiliki
dan celah energinya lebih kecil dari 6 eV. Dan bahan semikonduktor
adalah bahan yang bersifat setengah konduktor, oleh karena itu
semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.

Semikonduktor memeliki dua karaktristik, yaitu semikonduktor


elementer dan semikonduktor gabungan. Semikonduktor juga
diklasifikasikan menjadi semikonduktor intrinsik dan semikonduktor
intrinsik. Semikonduktor Intrinsik terbentuk dari semikonduktor murni
yang memiliki ikatan kovalen sempurna seperti Si, Ge, C dan
sebagainya, sedangkan. Semikonduktor Ekstrinsik Terbentuk dari
semikonduktor murni yang dikotori oleh atom dopping sebagai
penghasil elektron konduksi atau hole. Bahan semi kondukto dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan komponen-komponen listrik seperti
dioda, transistor, IC (Integated Circuit).

B. Saran

Dari makalah semikonduktor ini, masih terdapat kekurangan dalam


pembahasannya, hal ini dikarenakan keterbatasan penelaahan dari
penulis.

35
Makalah berjudul “Semikonduktor” ini diharapkan akan menjadi
literature terbaru dan bermanfaat bagi para pembaca.

36
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Syukri. “MAKALAH SEMIKONDUKTOR (FISIKA ZAT PADAT)”


http://adisyukri93.blogspot.co.id/2015/01/makalah-semikonduktor-fisika-
zat-padat.html

Marwanignsih, Tri. “[MAKALAH]BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://nhingz-anwar.blogspot.co.id/2013/02/makalah-bahan-
semikonduktor.html

Doankz, Aziz. “MAKALAH SEMI KONDUKTOR”.


https://www.scribd.com/doc/48264847/MAKALAH-Semi-Semikonduktor

Wahyuni, Putry. “MAKALAH BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://putry-wahyuni.blogspot.co.id/2012/05/makalah-bahan-
semikonduktor.html

Bagus Perkasa, Dedy. “MAKALAH SEMIKONDKTOR”.


http://dedybagusp.blogspot.co.id/2015/06/makalah-semikonduktor.html

37

Anda mungkin juga menyukai