Anda di halaman 1dari 21

14 Desember 2019

SEMI KONDUKTOR

MUHAMAD IKHWANUDIN

C2B019313

MATERIAL TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SEMARANG
( KELAS KARYAWAN TEKNIK ELEKTRO S1 )

Windows User
0 Material Teknik Elektro
12/14/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki banyak elektron bebas pada kulit
terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu
bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki
sifat sebagai penghantar listrik. Penghantar listrik dapat dikelompokkan sebagai konduktor,
semikonduktor, dan isolator.
Masyarakat pada umumnya mengetahui konduktor, semikonduktor dan isolator sebagai
bahan penghantar listrik sebatas ukuran baik atau tidaknya bahan tersebut menghantarkan
listrik. Umumnya konduktor didefinisikan sebagai bahan yang mudah mengalirkan arus listrik
jika dihubungkan dengan sumber tegangan; isolator sebagai bahan - bahan yang akan
menghambat arus listrik bila dihubungkan dengan sumber tegangan; semikonduktor adalah
bahan - bahan yang pada kondisi tertentu akan bersifat sebagai isolator dan pada kondisi lain
akan bersifat sebagai konduktor.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai SEMIKONDUKTOR yang merupakan bahan
penghantar listrik tidak murni yang memiliki sifat dual-karakter (bisa berupa konduktor atau
isolator). Pembahasan mengenai semikonduktor ini akan dibatasi pada definisi, karakteristik,
klasifikasi, dan kegunaan semikonduktor ; dan tidak akan dibahas mengenai pengembangan
semikonduktor dalam bidang-bidang tertentu.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah definisi semikonduktor?


1.2.2. Apa saja karakteristik dari bahan semikonduktor?
1.2.3. Bagaimana klasifikasi dari semikonduktor?
1.2.4. Apakah kegunaan dari semikonduktor?
1.3. Tujuan

1.3.1. Dapat mengetahui definisi dari semikonduktor.


1.3.2. Dapat mengetahui karakteristik dari bahan semikonduktor.
1.3.3. Dapat mengklasifikasikan semikonduktor.
1.3.4. Dapat mengetahui kegunaan dari semikonduktor.

BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1. Definisi SemiKonduktor

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus
listrik dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara
tertentu dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai
penguat arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu
semikonduktor supaya bisa berfungsi harus tahu spesifikasi dan karakter semikonduktor itu,
jika tidak memenuhi syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan
semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal diperlukan
untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi karena
adanya ketidak sempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar
pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak
tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal
merupakan penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal,
semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini
menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas
inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal untuk
membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi
termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang
dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung
berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal
kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit
kesalahan.

Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara


bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur kristal
yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

1.2.2. Karakteristik SemiKonduktor

Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik golongan
IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon semi konduktor
ditemukan dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan memiliki konduktivitas panas
yang tinggi sehingga dapat digunakan dengan efektif untuk mengurangi efek panas pada
pembuatan semikonduktor laser.
Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari logam
unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam pada golongan
VA dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang stabil (valensi 8).
Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP, sedangakan gabungan II dan VI
misalnya CdTe dan ZnS.

Silikon dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting
dalam elektronika.Keduanya terletak pada kolom empat dalam tabel periodik dan
mempunyaielektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedraldengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom
tetangganya.
Energi yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1eV
untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang (300K),sejumlah
elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan
tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas. Besarya energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi kepita konduksi ini disebut energi
terlarang (energy gap). Jika sebuah ikatan kovalenterputus, maka akan terjadi kekosongan
atau lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan
positif, dan daerah yang ditempati electron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikankontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor
murni. Jika elektron valensi dariikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka
akan terjadi lubang baru ditempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif bergerak
dari lubang yang lamake lubang baru.

Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat dituliskan
sebagai berikut
“Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah akibat adanya dua partikel masing-
masing bermuatan positif dan negative yang bergerak dengan arah yang berlawanan akibat
adanya pengaruh medan listrik”Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya
rapat arus dinyatakan sebagai:
konduktivitas (S cm-1) Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka
pada semikonduktor murni
Besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk pasangan elektron dan hole pada
semikonduktor intrinsik ditentukan oleh jarak celah energi antara pita valensi dengan pita
konduksi semakin jauh jaraknya maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk
membentuk elektron – hole sebagai pembawa muatan. Pada Si dibutuhkan energi Eg = 1,12
eV.

Semikonduktor Ekstrinsik (Tak Murni)

Kita dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima
dalamtabel periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium. Elemen
semikonduktor beserta atom pengotor uang biasa digunakan.

 Semikonduktor tipe-n

Semikonduktor tipe-ndapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor


pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atompengotor
(dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan
sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silicon dalam kisi kristal,
hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa
elektron ini akan menjadi electron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses
hantaran listrik. Material yangdihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor
tipe-n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom
pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom donor.Secara
skematik .

 Semikonduktor tipe-p

Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe-n, semikonduktor tipe-p dapat
dibuat dengan menambahkan sejumlah kecif atom pengotor trivalen (aluminium,
boron,galium atau indium) pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-
atompengotor (dopan) ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya
dapat membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisiatom
silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisasebuah muatan
positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yang disebut lubang (hole). Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut emikonduktor tipe-p karena menghasilkan
pembawa muatan negatif pada kristal yang netral. Karena atom pengotor menerima elektron,
maka atom pengotor ini disebutsebagai atom aseptor (acceptor).

 Generasi dan Rekombinasi


Proses generasi (timbulnya pasangan elektron-lubang per detik per meter
kubik)tergantung pada jenis bahan dan temperatur. Energi yang diperlukan untuk
prosesgenerasi dinyatakan dalam elektron volt atau eV. Energi dalam bentuk temperatur
Tdinyatakan dengan kT, dimana kadalah konstanta Boltzmann. Analisa secara statistic
menunjukkan bahwa probabilitas sebuah elektron valensi menjadi elektron bebas
adalahsebanding dengan e eVG kT/ . Jika energi gap eVGberharga kecil dan temperatur
Ttinggimaka laju generasi termal akan tinggi.Pada semikonduktor, elektron atau lubang yang
bergerak cenderungmengadakan rekombinasi dan menghilang.Laju rekombinasi (R), dalam
pasanganelektron-lubang per detik per meter kubik, tergantung pada jumlah muatan yang
ada.Jika hanya ada sedikit elektron dan lubang maka Rakan berharga rendah; sebaliknya
Rakan berharga tinggi jika tersedia elektron dan lubang dalam jumlah yang banyak.Sebagai
contoh misalnya pada semikonduktor tipe-n, didalamnya hanya tersedia sedikitlubang tapi
terdapat jumlah elektron yang sangat besar sehingga Rakan berharga sangattinggi.
Dimana r menyatakan konstanta proporsionalitas bahan. Dalam kondisi setimbang, besamya
laju generasi adalah sama dengan besarnyalaju rekombinasi atau dengan kata lain perkalian
konsentrasi elektron dan lubang menghasilkan suatukonstanta, jika salah satu dinaikkan
(melalui proses doping), yang lain harus berkurang. Jika kita menambahkan atom pengotor
pada semikonduktor murni, praktis semua atomdonor atau aseptor terionisasi pada suhu
ruang. Pada semikonduktor tipe-n, konsentrasiatom donor ND>>ni, dengan konsentrasi
electronsebesar.
Model Setara Penguat

Secara umum penguat (amplifier) dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu


penguat tegangan, penguat arus dan penguat transresistansi. Pada dasarnya kerja sebuah
penguatadalah mengambil masukan (input), mengolahnya dan menghasilkan keluaran
(output) yang besarnya sebanding dengan masukan. Besarnya tegangan keluaran (vo)
dibandingkan dengan tegangan masukan (vi) dinyatakan sebagai
v=Av
Pada paragrap sebelumnya telah dijelaskan bagaimana semikonduktor sambungan
NPN atau PNP terbentuk menjadi sebuah transistor. Pada beberapa rangkaian elektronik
transistor sering difungsikan sebagai elemen penguat dan saklar terkendali. Dua hal yang
membedakan, bila transistor dioperasikan sebagai penguat pemberian tegangan bias
diletakkan pada daerah aktif (linier), sedangkan apabila transistor bekerjasebagai saklar
pemberian tegangan bias berada pada daerah hantaranpenuh/sumbatan penuh (non linier).

Karakteristik masukan

Untuk memudahkan pengertian secara kualitatif perilaku dari bentuk karakteristik


masukan dan keluaran suatu transistor dapat dipandang sebagai ekivalen dari dua buah dioda
yang saling bertolak belakang dengan posisi katodanya saling dihubungkan. Suatu simbol
dan rangkaian pengganti transistor-npn, dimana pada daerah aktif susunan dioda antara
emitor-basis mendapat tegangan bias maju (forward biased).Suatu sifat penting dari
karakteristik masukan arus tegangan adalah menyerupai sifat sumber tegangan konstan yang
ditandai dengan adanya tegangan ambang (V) dengan arus emitor kecil. Umumnya,
besarnya tegangan ambang (V) kira-kira <0,3Vuntuk transistor Germanium dan
<0.6Vuntuk transistor Silikon.Pada daerah diatas batasan tegangan ambang (V) terlihat
jelas sekali bentuk kurva dapat digunakan model pendekatan linier sumber arus konstan.
Pada daerah ini terlihat perubahan tegangan basis emitor (VBE) yang sedemikian kecil akan
menyebabkan perubahan arus kolektor (IC) cukup besar. Dengan perilaku yang demikian ini
sangat memungkinkan sekali suatu alasan kenapa transistor banyak difungsikan sebagai
penguat(amplification).
Agar supaya mudah dipahami, maka bentuk kurva dari karakteristik masukan dapat
kita pandang sebagai perubahan tegangan basis emitor (VBE) dengan mengkondisikan
tegangan antara kolektor-emitor (VCE) konstan.Persamaan (2.232) memperlihatkan
kemiringan kurva hubungan fungsi perubahan antara arus kolektor (IC) terhadap tegangan
basis emitor (VBE) pada saat tegangan kolektor-emitor (VCE) dikondisikan konstan.Gambar
1.memperlihatkan karakteristik masukan, dimana absis adalah arus basis (IB) dan ordinat
menggambarkan tegangan basis ke emitor (VBE) untuk berbagai nilai tegangan kolektor-
emitor (VCE). Pertama dapat diamati untuk tegangan kolektor emitor hubung singkat
(VCE=0) dengan basis emitor terbias maju. Dengan kondisi seperti ini, karakteristik
masukan dari transistor pada hakekatnya menyerupai diode persambungan yang terbias
maju. Dan apabila tegangan basis menjadi nol, maka arus basis (IB) akan berada pada nilai
nol juga, karena dalam keadaan ini kedua persambungan antara kolektor dan emitor dalam
kondisi hubung singkat (short-circuited). Pada kenyataanya menaikan tegangan |VCE|
dengan kondisi tegangan basis emitor (VBE) tetap konstan, maka akan menyebabkan
penurunan arus rekombinasi basis.

Pemberian bias tegangan dc pada rangkaian transistor bertujuan untuk mendapatkan


level tegangan dan arus kerja transistor yang tetap. Dalam penguat transistor level tegangan
dan arus yang tetap tersebut akan menempatkan suatu titik kerja pada kurva karakteristik
sehingga menentukan daerah kerja transistor. Oleh karena titik kerja tersebut merupakan
titik yang tetap dalam kurva karakteristik, yang disebut dengan titik-Q (atau Quiescent
Point).
Pada dasarnya titik kerja suatu rangkaian penguat bisa diletakkan dimana saja di
kurva karakteristik.Agar rangkaian penguat dapat menguatkan sinyal dengan linier atau
tanpa cacat, maka titik kerja transistor ditempatkan di tengah daerah aktif.Disamping itu
agar titik kerja tidak diletakkan diluar batas maksimum dari arus maupun tegangan yang
sudah ditentukan oleh pabrik untuk menjaga transistor dari kerusakan.
output transistor,karakteristik transistor,titik kerja transistor,bias tegangan
transistor,menentukan titik kerja transistor,teori titik kerja transistor,definisi titik kerja
transistor Pada gambar diatas terlihat arus IC maksimum adalah 40 mA dan tegangan VCE
maksimum sebesar 20 Volt. Disamping nilai arus dan tegangan maksimum tersebut yang
tidak boleh dilampaui adalah daya kolektor maksimum PCmaks.Dalam gambar PCmaks ini
ditunjukkan oleh garis lengkung putus-putus.PCmaks atau disipasi daya kolektor maksimum
ini merupakan perkalian IC dengan VCE.Dengan demikian titik kerja harus diletakkan di
dalam batas-batas tersebut.
Transistor yang bekerja pada titik A kurang begitu memuaskan karena termasuk pada
kurva non-linier, sehingga sinyal output yang dihasilkan cenderung cacat. Demikian juga
pada titik C, karena terletak hampir pada batas kemampuan VCE transistor. Disamping itu
transistor juga akan cepat panas. Titik B merupakan pilihan terbaik sebagai titik kerja
transistor sebagai penguat, karena terletak di tengah-tengah, sehingga memungkinkan
transistor dapat menguatkan sinyal input secara maksimum tanpa cacat. Agar transistor
bekerja pada suatu titik kerja tertentu diperlukan rangkaian bias. Rangkaian bias ini akan
menjamin pemberian tegangan bias persambungan E-B dan B-C dari transistor dengan
benar. Transistor akan bekerja pada daerah aktif bila persambungan E-B diberi bias maju
dan B-C diberi bias mundur. kurva karakteristik transistor,kurva output
transistor,karakteristik transistor,titik kerja transistor,bias tegangan transistor,menentukan
titik kerja transistor,teori titik kerja transistor,definisi titi,k kerja transistor,faktor penentu
output, faktor penguatan transistor,daerah aktif transistor,daerah mati transistor,cutt off
transistor,daerah jenuh transistor Dalam praktek dikenal berbagai bentuk rangkaian bias
yang masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Kemantapan kerja transistor
terhadap pengaruh temperatur merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan
bentuk rangkaian bias. Karena perubahan temperatur akan mempengaruhi β (factor
penguatan arus pada CE) dan arus bocor ICBO.

Konduktivitas

Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya medan listrik di dalam konduktor.
Pernyataan ini benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan statis. Tujuan dari
pembicaraan ini adalah ingin menggambarkan apa yang terjadi jika muatan bergerak dalam
konduktor. Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor, akan menghasilkan arus di
bawah pengaruh medan listrik. Medan listrik ini muncul karena adanya pergerakan muatan
sehingga situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini sedikit berlawanan dengan situasi untuk
keseimbangan elektrostatis di mana muatan dalam keadaan diam sehingga tidak ada medan
listrik di dalam. Muatan listrik yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain adalah
muatan elektron. Elektron-elektron yang mudah berpindah disebut elektron bebas.Elektron-
elektron bebas dalam logam merupakan gas elektron yang pada suhu sangat tinggi 70.000°C
bersifat sebagai gas sempurna.Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah
bahan konduktor. Sehingga pada saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan
elektron bebas yang lain. Dengan jumlah elektron bebas yang besar maka bahan konduktor
mudah mengalirkan muatan listrik.Bahan konduktor yang baik dan sempurna jika
mempunyai nilai konduktivitas yang besaryaitu (mendekati tak terhingga
besarnya).Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati
nol atau sangat kecil.

Bagaimana untuk isolator?Untuk isolator konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan


sifat elektron adalah berharga sebaliknya dengan konduktor.Konduktor dan isolator adalah
suatu bahan yang mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan konduktor
mempunyai konduktivitas sangat besar sedang isolator sangat kecil.Konduktor mempunyai
hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk isolator hambatan atau hambatan
jenisnya besar.Bagaimana untuk material atau bahan semikonduktor?Semikonduktor adalah
suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat sebagai konduktor dan isolator. Dengan kata
lain bahan semikonduktor mempunyai kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat
konduktor dan di atas sifat isolator. Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan
semikonduktor biasanya dilakukan penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu
atau disebut pendopingan. Contoh bahan ini adalah germanium, Ge dan silikon, Si.Bahan
semikonduktor dapat dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
PENGUAT TRANSISTOR
Transistor merupakan komponen dasar untuk system penguat. Untuk bekerja
sebagai penguat , transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan
memberikan bias pada transistor.
Ada 3 Macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu :
1 Common-Emitter (CE) atau Emitter ditanahkan
2 Common-Base (CB) atau Basis Ditanahkan dan
3 Common-Collector (CC) atau Kolektor ditanahkan.

A. Penguat Common Base (Basis Ditanahkan)


Penguat common base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan atau
ditanahkan, lalu input dimasukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat
Common Base Mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Base Mempunyai Karakter sebagai berikut :
- Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek umpan
balik.
- Mempunyai impedansi input yang relative tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal
kecil (Pre Amplifier)
- Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi pada jalur VHF dan UHF
- Bisa juga dipakai sebagai buffer atau penyangga.

B. Penguat Common Emitter (Emitor ditanahkan)

Penguat common emitter adalah penguat yang kaki emitter transistor di groundkan atau
ditanahkan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat
Common Base Mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emiter Mempunyai Karakter sebagai berikut :
- Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input
- Sangat mungkin terjadi isolasi karena adanya umpan balik positif , sehingga sering
dipasang umpan balik negative untuk mencegahnya.
- Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio)
- Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan
bias transistor.

C. Penguat Common collector (kolektor ditanahkan)

Penguat common kolektor adalah penguat yang kaki kolektor transistor di groundkan
atau ditanahkan, lalu input dimasukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor.
Penguat Common Base Mempunyai karakter sebagai penguat Arus
Penguat Common kolektor Mempunyai Karakter sebagai berikut :
- Sinyal outputnya sefase dengan sinyal input
- Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1
- Mempunyai prnguatan arus sama dengan HFE transistor
- Cocok dipakai untuk penguat penyangga karena mempunyai impedansi output yang
rendah.

1.2.3. Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan


menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.

1. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4
elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.
Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus.Ikatan yang terjadi
antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya
pemakaian 1 buah elektron bersama ( ) oleh dua atom Si yang berdekatan.
Menurut tori pita energi, pada 0 K T pita valensi semikonduktor terisi penuh elektron,
sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi kecil,
yakni dalam rentang 0,18 -3,7eV. Pada suhu kamar Si dan Ge masing-masing memiliki
celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV. Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi
panas, elektron dapat melepaskan diri dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah
energi. Elektron valensi pada atom Gelebih mudah tereksitasi menjadi elektron bebas
daripada elektron valensi pada atom Si, karena celah energi Si lebih besar dari pada celah
energi Ge. Elektron ini bebas bergerak diantara atom. Sedangkan tempat kekosongan
elektron disebut hole. Dengan demikian dasar pita konduksi dihuni oleh elektron,dan puncak
pita valensi dihuni hole. Sekarang, kedua pita terisi sebagian, dan daat menimbulkan arus
netto bila dikenakan medan listrik.

2. Semikonduktor Ekstrinsik

Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis
lainnya dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada
semikonduktor murni disebut pengotoran(doping). Dengan menambahkan atom pengotor
(impurities), struktur pita dan resistivitasnya akan berubah. Ketidakmurnian dalam
semikonduktor dapat menyumbangkan elektron maupun hole dalam pita energi. Dengan
demikian, konsentrasi elektron dapat menjadi tidak sama dengan konsentrasi hole, namun
masing-masing bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan ketidakmurnian. Dalam
aplikasi terkadang hanya diperlukan bahan dengan pembawa muatan elektron saja, atau hole
saja. Hal ini dilakukan dengan doping ketidakmurnian ke dalam semikonduktor.
Terdapat tiga jenis semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe-n, semikonduktor
tipe-p, dan semikonduktor paduan. Semikonduktor Ekstrinsik Tipe-n Semikonduktor dengan
konsentrasi elektron lebih besar dibandingkan konsentrasi holedisebut semikonduktor
ekstrinsik tipe-n. Semikonduktor tipe-n menggunakan semikoduktor intrinsik dengan
menambahkan atomdonoryang berasal dari kelompok V pada susunan
berkala, misalnya Ar (arsenic), Sb (Antimony), phosphorus (P). Atom campuran ini akan
menempati lokasi atom intrinsik didalam kisi kristal semikonduktor.
Konsentrasi elektron pada Si dan Gedapat dinaikkan dengan proses doping unsur
valensi5. Sisa satu elektron akan menjadi elektron bebas, jika mendapatkan energi yang
relatif kecil saja (disebut sebagai energi ionisasi). Elektron ini akan menambah konsentrasi
elektron pada pita konduksi. Elektron yang meninggalkan atom pengotor yang menjadi
ion disebut dengan elektron ekstrinsik. Keberadan impuriti donor digambarkan dengan
keadaan diskrit pada energi gap pada posisi didekat pita konduksi.

1.2.4. Kegunaan SemiKonduktor

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah
sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan.

Juga biasanya digunakan untuk alat2 elektronika seperti IC, Dioda dan sebagainya. Selain
itu semikonduktor digunakan untuk membuat sel surya (solar cell) dan penyearah.

 Sel Surya (Solar Cell)

Solar cell terdiri dari dua semikonduktor yaitu:

1. Semikonduktor tipe-p. yang dibuat dari semikonduktor silikon yang dikotori dengan
boron.

2. Semikonduktor tipe-n, yang diperoleh dari semikonduktor silikon yang dikotori


dengan arsen.

Dua semikonduktor tersebut disambung seperti pada gambar berikut:


Sebelum kedua semikonduktor tersebut disambung, jumlah hole pada pita valensi
semikonduktor tipe-p lebih banyak dibanding jumlah hole pada pita valensi semikonduktor
tipe-n, sebaliknya jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor tipe-n lebih banyak
dibanding jumlah elektron pada pita konduksi semikonduktor tipe-p. setelah keduanya
disambungkan maka:

 Pada pita valensi akan terjadi aliran hole dari semikonduktor tipe-p ke semikonduktor
tipe-n dan sebaliknya, serta aliran elektron dari semikonduktor tipe-n ke semikonduktor
tipe-p dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.
 Pada pita konduksi akan terjadi aliran elektron dari semikonduktor tipe-n ke
semikonduktor tipe-p dan sebaliknya sampai terjadi kesetimbangan.

Pada keadaan setimbang jumlah hole yang bergerak dari pita valensi semikonduktor tipe-
p ke semikonduktor tipe-n sama dengan jumlah hole yang bergerak ke arah yang
berlawanan. Demikian juga halnya dengan jumlah elektron yang mengalir dari
semikonduktor tipe-n ke semikonduktor tipe-p dan sebaliknya. Akibatnya dua proses
tersebut maka pada semikonduktor tipe-n akan berkembang muatan positif dan pada
semikonduktor tipe-p akan berkembang muatan negatif. Dengan kata lain antara kedua
bagian tersebut timbul potensial listrik.

Pada sel surya semikonduktor tipe-p dibuat lebih tipis dibanding semikonduktor tipe-n.
Pada pengoperasian sel suria, bagian yang dikenakan sianr matahari adalah semikonduktor
tipe-p.

Pada waktu sel surya terkena sinar matahari maka elektron-elektron pada semikonduktor
tipe-p mendapatkan tambahan energi termal. Elektron-elektron tersebut dapat melewati
sambungan p-n (p-n junction) dan memasuki semikonduktor tipe-n. Apabila daya gerak
elektron-elektron tersebut cukup besar maka mereka akan melewati kawat penghantar
(menuju ke semikonduktor tipe-p kembali) sehingga arus listrik yang energinya daapat
langsung dimanfaatkan atau disimpan dalam baterai. Jadi fungsi dari sel suria adalah
merubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik.

Silikon yang digunakan pada sel surya selain sebagai kristal tunggal (single crystal),
silikon dapat diperoleh dalam bentuk amorf. Silikon amor dapat diperoleh melalui deposisi
uap silikon. Kemampuan silikon amorf dalam menyerap sinar matahri 40 kali lebih efisien
dibanding kristal silikon. Oleh karena itu sel suria banyak digunakan semikonduktor dengan
bahan dasar silikon amorf.

Sel surya dengan bahan dasar amorf adalah lebih tahan lama dibanding sel suria dengan
bahan dasar kristal tunggal. Disamping itu, silion amorf dapat dibuat pada temperatur rendah
dan dapat di depositkan pada substrat yang harganya relatif murah. Sel suria dengan bahan
dasar amor banyak digunakan sebagai sumber energi pada kalkulator.

Harga silikon amor cenderung semakin murah. Oleh karena itu pemakian semikonduktor
dengan bahan dasar silikon amor pada peralatan elektronik yang lain cenderung semakin
meluas di massa yang akan datang.
 Penyearah (rectifer) atau Dioda

Penyearah hanya membolehkan arus listrik dari sumber luar mengalir melaluinya pada
satu arah. Sehingga dapat digunakan untuk mengubah arus bolak balik (alternating current =
AC) menjadi arus searah (direc current = DC).

Penyearah terdiri dari semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n yang dihubungkan
oleh sambungan p-n (p-n jucktion) seperti pada gambar.

Semikonduktor tipe-p yang disambungkan dengan semikonduktor tipe-n tersebut


membentuk suatu diode. Semikonduktor tipe-p dapat dianggap kelebihan hole sedangkan
semikonduktor tipe-n dapat dianggap kelebihan elektron. Simbol umum dioda adalah seperti

yang tertera pada gambar.

Apabila pada semikonduktor tipe-p diberi potensial positif (kutub positif dari sumber)
sedangkan pada semikonduktor tipe-n diberi potensial negatif, maka hole pada
semikonduktor tipe-p akan bergerak menuju sambungan p-n dan elektron-elektron pada
semikonduktor tipe-n akan bergerak menuju sambungan p-n seperti yang ditunjukan pada
gambar.

Pada sambungan p-n hole dan elektron akan saling memusnahkan (saling meniadakan/
saling menetralkan). Aliran hole dan elektron ini akan terus berlangsung selama potensial
tetap dihubungkan. Aliran inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir atau
menyebabkan terbentuknya arus listrik.

Apabila semikonduktor tipe-p dihubungkan dengan potensial negatif sedangkan pada


semikonduktor tipe-n diberi potensial positif, maka hole pada semikonduktor tipe-p akan
bergerak menjauhi sambungan p-n dan elektron pada pada semikonduktor tipe-n akan
bergerak menjauhi sambungan p-n seperti yang ditunjukan pada gambar birikut. Karena
tidak hole dan elektron elektron yang saling meniadakan maka tidak ada arus listrik yang
menalir atau tidak terjadi arus listrik.

Berikut adalah beberapa jenis dioda

1. Dioda biasa. Di buat dari silikon yang telah diberi pengotor dan dan germanium. Prinsip
kerjanya seperti pada penjelasan di atas.

2. Dioda cahaya. Dioda cahaya merupakan dioda yang pada sambungan p-n (p-n jucktion)
dapat memancarkan cahaya. Misalnya LED.

3. Dioda foto. Dioda foto merupakan jenis dioda yang berfunsi mendeteksi cahaya
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik. Jenis cahaya yang dapat di deteksi yakni infra
merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai sinar-x.

4. Dioda laser. Dioda laser disingkat juga LD atau ILD. Sambungan p-n dioda laser
menyerupai sambungan p-n pada dioda cahaya.

5. Dioda zener. Dioda zener prinsip kerjanya seperti dioda biasa tetapi arus listrik dapat
mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas atau
mencapai tegangan rusak semikonduktor.
 LED

LED (Light Emitting Diode atau Light Emitting Device) merupakan salah satu diode
semikonduktor yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar cahaya monokromatis
yang tidak koheren dengan rentang panjang gelombang yang sempit ketika diberi tegangan
maju. LED dan bagian-bagiannya disajikan pada Gambar.

Arus maju yaitu arus dimana potensial positif (kutub positif (anoda) sumber arus)
disambungkan pada bagian positif dari LED dan potensial negatif (kutub negatif sumber arus)
dishubungkan pada bagian negatif (katoda) dari LED (lihat gambar 1). Sedangkan cahaya
monokromatis tidak koheren yaitu cahaya dengan rentang panjang gelombang artinya
walaupun sebagai cahaya monokromatis tetapi masih memiliki rentang panjang gelombang
(lihat tabel). Untuk membedakan anoda dan katoda dapat dilihat dari kaki atau tangkai LED,
yang bertangkai panjang merupakan anoda (kutub negatif) sedangkan yang lebih pendek
merupakan katoda (kutup positif).

Pada awal penemuan LED hanya terdiri dari warna merah, kuning dan hijau. Sekarang
LED yang tersedia berfariasi mulai dari yang bekerja pada rentang panjang gelombang sinar
tampak, ultraviolet hingga inframerah. LED yang berfariasi ini dapat diperoleh dengan cara
mengganti bahan semikonduktor pada chip LED atau dengan menggabungkan bahan
semikonduktor dari warna merah, kuning dan hijau yang telah diperoleh sebelumnya. Karena
warna yang dihasilkan sangat banyak, aplikasi LED kini sangat beragam misalnya menambah
keindahan desain interion dan eksterion. Bahkan kini LED dengan cahaya merah dan LED
dengan cahaya biru dimanfaatkan untuk membantu melangsungkan proses fotosintesis pada
tanaman-tanaman yang ada dalam sebuah ruangan.

Bila dibanding lampu pijar LED memiliki keunggulan bila dibanding lampu pijar diantaranya:

 Dengan arus yang rendah cahaya yang dihasilkan lebih banyak dibanding dibanding lampu
pijar.
 Tidak mudah rusak sebab dirancang dalam bentuk padat, sedangkan lampu neon atau lampu
pijar rapuh dan mudah rusak.
 Waktu pemakaian lebih lama karena tidak ada filamen yang terbakar. Dimana penambahan
gas seperti CO2 atau pengaturan tekanan tidak diperlukan.
 Cahaya yang dihasilkan lebih terfokus ke satu arah sehingga dalam hal-hal tertentu hal ini
sangat menguntungkan.

LED selain sebagai sistem pencayaan dimanfaatkan pula sebagai sensor dan digunakan pula
pada peralatan elektronik seperti remote control.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara
insulator dan konduktor. Semikonduktor bersifat sebagai insulator pada temperatur yang
sangat rendah (mendekati 0oK), namun pada temperatur ruangan (sekitar 30oK) besifat
sebagai konduktor. Bahan dasar semikonduktor dapat digolongkan atas tiga jenis yaitu
Trivalent, Tetravalent, dan Pentavalent yang masih murni (semikonduktor intrinsik), namun
setelah pendopingan atau mengotoran, muncullah semikonduktor baru yaitu semikonduktor
ekstrinsik (tak murni) yang memiliki dua tipe yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor
tipe p. Semikonduktor ekstrinsik inilah yang digunakan sebagai bahan dasar elektronika
seperti dioda, transistor, Integrated Circuit dan lain sebagainya.

3.2 Saran
Kegunaan bahan semikonduktor sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
hanya dalam dunia medis saja yang membutuhkan bahan semikonduktor, akan tetapi
sanggatlah penting juga dalam elektronika, karena bahan semikonduktor (misalnya silikon
dan germanium), hanya memerlukan sedikit saja bahan doping atau campuran untuk
mengubah bahan semikonduktor agar dapat dipergunakan.
DAFTAR PUSRTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Semikonduktor

http://bima-elektro.blogspot.com/2013/05/bahan-semikonduktor-semikonduktor.html

https://wanibesak.wordpress.com/2010/10/04/kegunaan-semikonduktor/

Anda mungkin juga menyukai