Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara sederhana zat padat dikelompokkan sebagai isolator, semikondukor, dan kondukor.
Bahan Isolator adalah material yang susah menghantarkan arus lisrik, sedangkan bahan konduktor
adalah material yang dapat menghantarkan arus lisrik. Bahan Semikondukor adalah sutau material
dengan sifat konduktivitas di antara konduktor dan isolator, contohnya silicon, germanium. Untuk
menjelaskan konduktivias bahan seringkali menggun`akan konsep pita energy. Ada dua pita
energy yaitu pita valensi dan pita konduksi. Pita valensi adalah pita energy yang mungkin diisi
oleh electron dari zat padat hingga komplit. Setiap pita memiliki 2N electron dengan N adalah
jumlah atom. Bila masih ada elektron yang tersisa akan mengisi pita konduksi. Pada suhu 0 K,
pita konduksi terisi sebagian untuk bahan konduktor, sedangkan untuk isolator dan semikonduktor
tidak ada elektron yang mengisi pita konduksi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya yaitu :
1. Bagaimana yang dimaksud dengan semikonduktor ?
2. Bagaimana sifat semikonduktor dalam pembuatan komponen elektronika?
3. Bagaimana klasifikasi semikonduktor?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian semikonduktor
2. Untuk menjelaskan sifat semikonduktor dalam pembuatan komponen elektronika?
3. Untuk mengetahui klasifikasi semikonduktor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu dan
persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus,
penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya bisa
berfungsi harus tahu spefikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat
operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering digunakan
adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen elektronika
seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor, dan lain sebagainya. Antara bahan yang satu dengan
yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda.
Struktur Atom Bahan Semikonduktor
Bahan semikonduktor murni akan menjadi isolator pada suhu mutlak (-273C), hal ini
dikarenakan elektron valensi terikat erat pada tempatnya. Elektron valensi adalah elektron-
elektron yang terletak di kulit terluar sebuah unsur.
Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan daripada Gemanium
karena sifatnya yang lebih stabil pada suhu tinggi. Silikon adalah material dengan struktur pita
energi tidak langsung (indirect bandgap), di mana nilai minimum dari pita konduksi dan nilai
maksimum dari pita valensi tidak bertemu pada satu harga momentum yang sama. Ini berarti agar
terjadi eksitasi dan rekombinasi dari pembawa muatan diperlukan perubahan yang besar pada nilai
momentumnya atau dapat dikatakan dibutuhkan bantuan sebuah partikel dengan momentum yang
cukup (seperti phonon) untuk mengkonservasi momentum pada semua proses transisi. Dengan
kata lain, silikon sulit memancarkan cahaya. Sifat ini menyebabkan silikon tidak layak digunakan
sebagai piranti fotonik/optoelektronik.
Piranti Semikonduktor
Piranti semikonduktor dapat diartikan sebagai komponen atau alat yang berbahan
semikonduktor.Contoh semikonduktor misalnya Cu2O, Se, Si, Ge, HgI2 dan PbS. Semikonduktor
yang paling terkenal adalah semikonduktor Silikon (Si) dan Germanium (Ge). Dalam keadaan
murni semikonduktor bersifat isolator, terutama pada suhu yang rendah. Tetapi konduktivitasnya
bertambah bila ditambah sedikit bahan lain dengan cara yang disebut doping. Semikonduktor
banyak dipakai untuk membuat dioda dan transistor.

Jenis-Jenis Semikonduktor
1. Semikonduktor jenis n
Semikonduktor jenis n adalah semikonduktor yang dikotori dengan atom-atom pemberi
(donor) yang memberikan kelebihan elektron. Germanium yang murni adalah kristal
semikonduktor yang tidak mempunyai elektron bebas. Atom-atomnya tersusun secara teratur, tiap
atom berikatan dengan empat atom yang lainnya. Ikatan antar atom-atom di dalam kristal
dimungkinkan karena tiap atom mempunyai 4 elektron di kulit terluarnya.

2. Semikonduktor jenis p
Semikonduktor jenis-p adalah semikonduktor yang berisi atom-atom penerima (akseptor)yang
kekurangan electron. Jika boron dimasukkan ke dalam cairan germanium, maka akan terbentuk
kristal-kristal yang mempunyai kekosongan di dalam ikatan atom-atomnya karena boron hanya
mempunyai 3 elektron terluarnya.

Arus Pada Semikonduktor

Pada semikonduktor dikenal dua macam arus, yaitu arus drift dan arus difusi. Arus drif
adalah arus yang ditimbulkan oleh mengalirnya muatan-muatan yang disebabkan oleh perbedaan
potensial. Contohnya adalah arus yang terjadi pada bahan resistif yang dipasang pada suatu
tegangan listrik. Arus difusi adalah arus yang tidak disebabkan oleh adanya perbedaan tegangan,
melainkan akibat gerak random dari pertikel-partikel bermuatan yang disebabkan oleh energi
panas. Contohnya adalah elektron mengalir dari suatu tempat yang padat ke tempat yang sedikit
sampai dicapainya suatu keseimbangan.
Doping
Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah
lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik. Energy yang
diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1 eV untuk silicon dan 0,7 eV
untuk germanium. Pada temperature ruang (300K), sejumlah electron mempunyai energy yang
cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi
menjadi electron bebas. Besarnya enrgi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita
valensi ke pita konduksi ini disebut energy terlarang (energy gap). Jika sebuah ikitan kovalen
terputus,maka akan terjadi kekosongan lubang (hole). Pada daerah dimana terjadi kekosongan
akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati electron bebaas mempunyai
kelebihan muatan negative. Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran
listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut maka akan terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan
positf bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.

B. Sifat Semikonduktor Pada Komponen Elektronika


Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh,
silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor
terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat
energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita
energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun
kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.
2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh
gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan
listrik.
3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi.Yang
membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah energi
Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi yang
diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu elektron volt
setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen
sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap germanium pada
suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-bahan semikonduktor
dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan komponen elektronika yang
dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.

C. Klasifikasi Semikonduktor
Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang memiliki 4 elektron
valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan karena adanya
pemakaian 1 buah electron bersama ( ) oleh dua atom Si yang berdekatan.
Menurut tori pita energi, pada T = 0 K pita valensi semikonduktor terisi penuh elektron,
sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah energi kecil, yakni
dalam rentang 0,18 - 3,7.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis
lainnya dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada
semikonduktor murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan atom
pengotor (impurities), struktur pita dan resistivitasnya akan berubah. Ketidakmurnian dalam
semikonduktor dapat menyumbangkan electron maupun hole dalam pita energi. Dengan
demikian, konsentrasi elektron dapat menjadi tidak sama dengan konsentrasi hole, namun masing-
masing bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan ketidakmurnian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

- Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen
elektronika seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor, dan lain sebagainya. Antara bahan yang
satu dengan yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda.
- Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun semikonduktor terletak pada struktur jalur atau
pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah kelompok tingkat energi elektron dalam kristal.
Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron
menempati pita energi tersebut.
- Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja, misalnya Si
saja atau Ge saja.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ektrinsik adalah semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh
atom dari jenis lainnya dinamakan
DAFTAR PUSTAKA

Owen Bishop, Dasar-Dasar Elektronika. Jakarta: Erlangga, 2004.


Arthur Beiser, Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga, 1987.
Kenneth Krane, Fisika Modern. Jakarta: UI Press, 1992.
MAKALAH ELEKTRONIKA DASAR

SEMIKONDUKTOR

Disusun oleh :

RIANDA SINAGA
4151121057

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Anda mungkin juga menyukai