Anda di halaman 1dari 11

ADVANTAGE MATERIALS

NAMA KELOMPOK : Panji Rifanda Putra Jusniar (0216030026)

Mas Bagas Eka Setiyawan (0216030010)

Yoga Eka Armanto (0216030019)


Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu
dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat arus,
penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya bisa
berfungsi harus tahu spesifikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi syarat
operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering digunakan
adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut pendonor elektron).
Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat
semikonduktor.

Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor


SEM image of a photoresist layer used in semiconductor manufacturing taken on a field electron
emission SEM. These SEMs are important in the semiconductor industry for their high-
resolution capabilities.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat elektroniknya
dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah sejumlah kecil
ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopan.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan faktor
lebih besar dari satu milyar.[butuh rujukan] Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya, polycrystalline
silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.
Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal diperlukan
untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi karena adanya
ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti
dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena
kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak tumpukan) mengganggu
properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan penyebab utama rusaknya
perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan yang
diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan
diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder
kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal untuk
membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk memproduksi
bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk
pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat digunakan
untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona. Dalam perbaikan zona,
sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung berkonsentrasi di daerah yang
dicairkan, sedangkan material yang diinginkan mengkristal kembali sehingga menghasilkan
bahan lebih murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.
I. Struktur Fisis Bahan Semi konduktor
Silikon dan germanium adalah bahan yang biasanya dipakai sebagai bahan semi konduktor.
Kedua bahan tersebut terdapat dalam kolom ke empat dari sistem periodik unsur-unsur kimia. Pada
material ini, lapisan terluar elektron-elektron yang sering juga disebut lapisan valensi (menurut
model atom Bohr), terdiri dari empat elektron yang memungkinkan suatu hablur atau kristal murni
untuk membentuk ikatan-ikatan kovalen yang kuat.
Pada struktur atom silikon murni terdapat tiga lapisan yaitu lapisan dalam mempunyai dua
elektron, lapisan tengah mempunyai delapan elektron, dan lapisan luar mempunyai empat elektron.
Sedangkan pada struktur atom germanium murni, terdapat empat lapisan masing-masing
mengandung dua, delapan, delapan belas, dan empat elektron.
Ikatan kovalen yang terjadi adalah sangat kuat sekali, sehingga akan diperlukan energi yang
cukup besar untuk membebaskan sebuah elektron dari ikatannya. Dapat dikatakan bahwa pada
temperatur kamar, bahan semi konduktor murni mempunyai tahanan listrik yang sangat tinggi,
oleh karena itu merupakan bahan isolator. Tahanan jenis bahan semi konduktor akan turun dengan
naiknya temperatur.
Untuk mempersiapkan bahan semi konduktor murni, misalnya digunakan sebagai transistor
atau penyearah (rectifier), perlu dilakukan rekayasa (engineering) sehingga energi dari elektron-
elektron pada lapisan valensi bertambah. Hal ini dapat dilakukan dengan suatu proses yang
biasanya disebutdoping, dimana bahan semi konduktor dicampur dengan bahan lain.
II. Macam-macam bahan semi konduktor

1. Semi konduktor Intrinsik (bahan semi konduktor murni)

Jenis bahan semi konduktor intrinsik umumnya mempunyai valensi empat dan ikatan dalam
kristalnya adalah ikatan kovalen, hal ini dapat dimengerti karena elektron valensi pada kulit terluar
dipakai bersama-sama.
Pada bahan semi konduktor intrinsik, hantaran listrik yang terjadi disebabkan oleh mengalirnya
elektron karena panas. Apabila temperatur naik, maka akan terjadi random thermis sehingga akan
ada elektron yang terbebas dari ikatan atomnya (elektron pada kulit terluarnya). Dengan
terlepasnya elektron ini, maka terjadilah kekosongan elektron yang sering disebut “hole”. Hole ini
mempunyai sifat seperti partikel-pertikel yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat
berpindah-pindah, dan dianggap sebagai partikel yang bermuatan positif sebesar muatan elektron.
Gerakan hole ini menyebabkan gerakan elektron yang terikat.
Sifat-sifat semi konduktor intrinsik:
· Jumlah elektron bebas sama dengan hole
· Hantaran arus disebabkan oleh elektron bebas dan hole
· Arah pergerakan hole sama dengan arah polaritas medan listrik E dan berlawanan arah dengan
pergerakan elektron
· Umur rata-ratanya adalah antara 100-1000 detik atau lebih. Umur rata-rata dari sepasang
elektron-hole (electron-hole pair) adalah jumlah waktu saat tertutupnya pasangan elektron-hole
sampai bertemunya elektron bebas dengan hole. Adapun yang mengisi hole pada umumnya adalah
elektron yang terikat dilapisan sebelah bawahnya.

2. Semi konduktor Ekstrinsik (semi konduktor tidak murni)


Jenis bahan semi konduktor ekstrinsik didapat dengan jalan mengadakan doping antara bahan
semi konduktor intrinsik dengan bahan yang valensinya berada dibawah atau di atas bahan
intrinsik tersebut. Atas dasar tersebut, dibedakan dua jenis semi konduktor ekstrinsik, yaitu :
· N-type semi konduktor
· P-type semi konduktor

N-type semi konduktor


Apabila atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi empat didoping dengan atom lain yang
valensinya lebih tinggi (misalnya valensi 5), maka molekul bahan campuran tersebut akan
mengalami kelebihan satu elektron, selanjutnya elektron ini merupakan elektron bebas (lihat
gambar -3 diatas).
Pendopingan dapat dilakukan melalui proses pemanasan, sehingga akan terjadi penyesuaian
diri dari dua macam atom yang berbeda valensinya dalam membentuk suatu molekul/kristal. Atom
yang menyebabkan terjadinya elektron bebas dalam satu susunan kristal atom disebut atom donor,
dan jenis bahan macam ini dinamakan N-type semi konduktor.
Di dalam tubuh N-type semi konduktor dapat diperoleh dua pembawa muatan yaitu :
1. Elektron sebagai majority carrier
2. Hole sebagai minority carrier

Dengan adanya kelebihan elektron, maka akan memberikan level energi baru dimana elektron
akan mudah ber-eksitasi ke pita valensi. Jadi pada N-type semi konduktor akan terjadi level energi
baru yang disebut energy level donor (Ed), dimana pada level ini berisi penuh dengan elektron,
sehingga apabila ada elektron berpindah ke pita valensi, maka elekatron ini akan meninggalkan
muatan positif pada level donor. Akibatnya pada atom bervalensi 5 terkumpul muatan positif

P-type semi konduktor


Apabila atom semi konduktor intrinsik yang bervalensi 4, didoping dengan atom yang
bervalensi 3, maka pada pencampuran ini akan terjadi kekurangan elektron atau akan terdapat
lubang (hole). Seperti halnya pada N-type semi konduktor, maka doping ini dilakukan dengan
pemanasan, sehingga setiap atom dapat menyesuaikan dirinya dengan baik dan akan membentuk
kristal.
Dengan adanya hole (kekurangan elektron), maka hole ini akan menarik elektron dari atom
yang berdekatan dan selanjutnya atom yang telah kehilangan elektron tersebut akan menjadi
lubang. Dengan demikian maka hole dapat berganti-ganti, seakan-akan merupakan muatan listrik
positif yang sedang bergerak.
Atom yang menyebabkan timbulnya hole dalam susunan kristal disebut atom acceptor, dan
jenis bahannya dinamakan P-type semi konduktor. Ada dua pembawa muatan pada P-type semi
konduktor , yaitu:
1. Hole sebagai majority carrier
2. Elektron sebagai minority carrier
Dengan prinsip energi level band, keterangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dengan adanya kekurangan elektron, maka akan


memerlukan suatu energi baru dimana elektron
yang terdapat pada pita valensi akan berpindah
keenergy level band yang baru tersebut. Level
yang kosong tersebut dinamakan energy level
acceptor(Ea).

III. Bahan-bahan semi konduktor


Bahan-bahan semi konduktor yang sering digunakan adalah Germanium dan Silikon. Sifat-
sifat bahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
A. Germanium
Germanium merupakan salah satu bahan semi konduktor yang banyak dipakai. Germanium
diperoleh sebagai serbuk berwarna kelabu melalui proses kimia, yaitu dengan mereduksi
germanium oksida. Selain itu juga dapat diperoleh dari pemurnian Kadmium dan seng.
Germanium adalah bahan semi konduktor yang bervalensi 4 dan mempunyai susunan seperti
karbon atau silikon. Spesifikasi germanium adalah sebagai berikut:
Daya hantar panas : 0,14 Cal/cm dt °C
Kapasitas panas : 0,08 Cal/gr °C
Koefisien muai panjang (0-100°C) :6x
Titik lebur : 936°C
Permitivitas : 16 C2/N m2
Tahanan jenis listrik pada 20°C : 0,47 Ω m
Pada temperatur yang rendah, bahan semi konduktor ini bersifat sebagai isolator, kemudian
pada suhu yang cukup tinggi, bahan ini berubah sifatnya menjadi bahan penghantar yang baik.
Germanium merupakan bahan yang sangat luas pemakaianya didalam pembuatan rectifier,
transistor, dan peralatan semi konduktor yang lain.
Germanium yang dicampur dengan Arsen (As) disebut N-Germanium. N artinya negatif,
karena pada temperatur kamar, germanium tipe N ini mempunyai banyak elektron bebas yang
bermuatan negatif. Arsen yang memberikan elektron disebut donor. Germanium yang dicampur
dengan Indium (In) yang mempunyai 3 elektron valensi disebut P-Germanium. P artinya positif,
dan menunjukkan bahwa banyak sekali hole yang bermuatan positif yang ada dalam Germanium
tipe P ini.

1) Silikon

Silikon (Si) tidak ditemukan dalam bentuk aslinya, akan tetapi ditemukan dalam bentuk silika
yang direduksi dengan kokas dan kemudian dimurnikan dengan converter, menghasilkan SiO
atau SiHCl , atau dengan proses didestilasi berulang-ulang dan kemudian direduksi dengan
hydrogen menghasilkan SiH .
Sifat-sifat silikon :
· Mempunyai mobilitas yang tinggi
· Konstanta dielektriknya kecil
· Konduktivitas termis yang besar
· Disipasi panas yang baik.
· Impurity ionization energy yang sangat kecil
Dari sifat-sifat silikon tersebut diatas, maka silikon banyak digunakan sebagai bahan semi
konduktor, misalnya sebagai dioda rectifier, thyristor (SCR), dan lain-lain. Senyawa silikon, SiO
(quartz), sering dipergunakan pada alat-alat optik dengan index bias 1,54.
SMART MATERIALS

2.1PerkembanganMaterial
Perkembangan ilmu pengetahu-an dan teknologi dewasa ini cukup pe-sat, baik dibidang
material logam dan bu-kan logam. Selama ini keberadaan mate-rial logam mendominasi
dalam bidang in-dustri. Namun masih belum terpenuhi material yang mempunyai sifat
tertentu dalam aplikasi di industri maka dikem-bangkan material bukan logam khusus-
nya dengan penguat serat alam yang bersifat lebih ringan, mudah dibentuk, tahan korosi,
harga murah dan memiliki kekuatan yang sama dengan material lo-gam. Sehingga
memang selayaknya jika bahan komposit digunakan secara luas dibidang industri,
otomotif, dan arsitektur.
Bahan bisa diklasifikasikan sbb :
1. Logam : konduktor yang baik, tidak transparan.
2. Keramik : campuran / senyawa logam + non logam.
3. Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang, termasuk bahan
plastik dan
karet.
4. Komposit : adalah campuran lebih dari satu bahan. (misal: keramik dengan polimer)
5. Semi konduktor : adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat setengah menghantar.
elektronik : IC, transistor
6. Biomaterial : bahan yang digunakan pada komponen-komponen yang dimasukkan
ketubuh manusia untuk menggantikan bagian tubuh yang sakit atau rusak.
Dalam dekade ini, material kom-posit dengan penguat serat alam telah diaplikasikan oleh
para produsen mobil sebagai bahan penguat panel mobil.
Maka pada saat ini kita telah mengenal Perkembangan material diantaranya :
1.smart material
2.natural material
3.chemichal material
4.nanomaterial

2.2 Smart Material


Material pintar (smart material) didefinisikan sebagai material yang mempunyai sifat bisa
berubah atau diatur dengan menggunakan pengaruh dari luar. Artinya, material pintar
tersebut mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi luar yang mempengaruhinya.
Menakjubkan, secara material adalah benda mati, tetapi si material pintar ini mampu
berubah mengikuti kondisi sekitarnya. Diantara contoh material pintar adalah:
ferroelectricity, pyroelectricity, piezoelectricity, a shape memory effect, electrostriction,
magnetostriction, electrochromism, photomagnetism dan photochromism
(terminologinya susah dibahasa indonesiakan ) Dimana kesemua material pintar tersebut
diatas umumnya berupa material fase padat (solid). Tetapi disana, terdapat juga
klasifikasi material pintar yang berupa fluida (fluid) cair.material pintar berupa cairan
yang dikenal dengan istilah “field response fluids”, fluida yang merespon kondisi
luarnya. Jenis fluida rekayasa yang termasuk fluida pintar adalah: magnetorheological
fluid (fluida magnet-reologi), ferrofluid atau disebut juga magnetic fluid (fluida
bermagnet), electrorheological fluid (fluida elektro-reologi), dan beberapa tipe tertentu
dari polymeric gels (jel polimer).
Fluida pintar ini agak berbeda dengan material pintar yang biasa kita kenal, dalam arti
fluida pintar ini tergolong soft material (material lembek, umumnya berupa jel atau
suspensi cairan),
Jenis biopolimer "pintar" ini memiliki sifat seperti permukaan tubuh ketimun laut. Pada
kondisi normal lunak, namun kontan mengeras saat diberi tekanan, misalnya saat dipukul.
Material yang dikembangkan para peneliti di Case Western University, AS itu memang
menjiplak kulit teripang atau ketimun laut. Mereka terinspirasi fakta bahwa ketimun laut
memiliki kemampuan tersebut karena kulitnya mengandung serat selulosa yang sangat
baik. Saat diberi tekanan dari luar, sel-sel di sekitarnya akan membentuk molekul yang
akan mengikat serat tersebut dengan sangat kuat. Alhasil, kulitnya menjadi kaku dan
lebih sulit
ditembus. Dalam kondisi normal, sel-sel tersebut membentuk protein yang bersifat
fleksibel sehingga tubuh ketimun laut dapat melalui celah-celah batuan karang.

2.4 Material Maju/ Modern


Kombinasi antara moderen dan desain yang baik baik mutu dan kualitas benda yang
dihasilkan sehingga sangat berguna untuk kebutuhan manusia .

2.4 Natural Material


Salah satu serat alam yang memiliki prospek yang cukup baik adalah serat kelapa
(cocofiber), dimana pengolahan dari serat kelapa masih belum banyak dilakukan atau
ditangani dengan baik, sehingga hanya menjadi limbah yang tidak bermanfaat. Serat
kelapa yang dikombinasikan dengan polyester sebagai matriks akan dapat menghasilkan
komposit alternatif yang salah satunya berguna sebagai duduk bantal mobil, papan/meja.
Dengan memvariasikan fraksi volume serat kelapa, diharapkan akan didapatkan kekuatan
tarik, impact dan bending komposit yang maksimal untuk mendukung pemanfaatan
komposit alternatif. Dalam penelitian ini yang pertama kali dilakukan adalah pemotongan
serat kelapa
sepanjang 1 cm, kemudian dilakukan pencampuran polyester dan serat kelapa dengan
variasi fraksi volume serat kelapa 5%, 10%, 20% dan 30%. Kemudian komposit hasil
campuran polyester dan serat kelapa ini dibentuk sesuai dengan spesimen standart uji
tarik, impact dan bending serta dilakukan pengamatan struktur mikro. Dari hasil
pengujian didapatkan kekuatan mekanik terbaik tensile strength 3,63 kg/mm² pada
komposit dengan fraksi volume 30%, modulus elastisitas 40,33 kg/mm² pada fraksi
volume 30%, elongation 0,19 pada fraksi volume 5%, flexural strength 3,18 kg/mm² pada
fraksi volume 30%, flexural modulus 118,18 kh/mm² pada fraksi volume 30% dan impact
strength 2,61J/m² pada komposit dengan fraksi volume 30%
Tapi ternyata dalam bidang teknologi material, bahan-bahan serat alam merupakan
kandidat sebagai bahan penguat untuk dapat menghasilkan bahan komposit yang ringan,
kuat, ramah lingkungan serta ekonomis. Alam telah banyak menyediakan kebutuhan
manusia mulai dari makanan sampai bahan bangunan. Salah satunya adalah bahan-bahan
serat alam.

Sepanjang kebudayaan manusia penggunaan serat alam sebagai salah satu material
pendukung kehidupan, mulai dari serat ijuk sebagai bahan bangunan, serat nanas atau
tanaman kayu sebagai bahan sandang dan serat alam yang dapat digunakan untuk
membuat tambang. Seiring dengan perkembangan teknologi bahan, peran serat-serat
alam mulai tergantikan oleh jenis bahan serat sintetik seperti serat gelas atau serat karbon.
Seiring dengan inovasi yang dilakukan dalam bidang material, serat alam kembali
“dilirik” oleh peneliti untuk dijadikan sebagai bahan penguat komposit. Elastis, kuat,
melimpah, ramah lingkungan dan biaya produksi yang lebih rendah merupakan kelebihan
yang dimiliki oleh serat alam. Selain itu juga terdapat kekurangan dari jenis serat ini
terutama kekuatan yang tidak selalu merata. Jenis-jenis serat alam seperti misalnya ; Sisal
, Flex, Hemp, Jute, Rami, Kelapa, mulai digunakan sebagai bahan penguat untuk
komposit polimer.

Bahan komposit merupakan hasil penggabungan dari dua jenis atau lebih bahan yang
memberikan sifat berbeda dari pada bahan-bahan tersebut jika dalam keadaan terpisah.
Filosofinya adalah efek kombinasi dari bahan-bahan penyusunnya.
Umumnya dalam komposit terdapat bahan yang disebut sebagai “matriks” dan bahan
“penguat”. Bahan matriks umumnya dapat berupa logam, polimer, keramik, karbon.
Matriks dalam komposit berfungsi untuk mendistribusikan beban kedalam seluruh
material penguat komposit. Sifat matriks biasanya “ulet” (ductile). Bahan penguat dalam
komposit berperan untuk menahan beban yang diterima oleh material komposit. Sifat
bahan penguat biasanya kaku dan tangguh. Bahan penguat yang umum digunakan selama
ini adalah serat karbon, serat gelas, keramik. Serat alam sebagai jenis serat yang memiliki
kelebihan-kelebihan mulai diaplikasikan sebagai bahan penguat dalam komposit polimer.
Industri yang paling gencar menggunakan serat alam sebagai material penguat komposit
polimer adalah produsen otomotif Daimler Chrysler. Produsen mobil

Anda mungkin juga menyukai