Anda di halaman 1dari 7

1. Lingkup yang diatur dalam standar ASME B31.3 dan B31.

4 revisi terbaru
(*saya tidak dapat melampirkan revisi terbaru karena belum memiliki filenya)

2. Standar pengetesan NDT untuk piping dan pipeline

SUMMARY ASME 31.4

1. SCOPE & DEFINITION


ASME ini mengatur requirement u/ desain material, konstruksi, assembly,
inspeksi, testing, operasi & maintenance dari pipeline systems.

2. DESIGN
2.1 LOADS
Dibagi menjadi 4 jenis yaitu sustained load, occasional load,
construction load dan transient load.

Sustained load adalah beban yang timbul dari penggunaan sistem pipa yang
dimaksudkan dan beban dari sumber lainnya.
Occasional load adalah beban yang dihasilkan dari angin, salju, es, seismik,
lalu lintas jalan dan kereta api, perubahan suhu, arus, dan gelombang kecuali beban
yang perlu dianggap sebagai sustained load.
Construction load adalah beban yang diperlukan untuk instalasi dan pengujian
tekanan dari sistem pipa.
Transient load adalah beban yang mungkin terjadi selama pengoperasian pipa,
seperti kebakaran, benturan, objek jatuh, dan kondisi sementara lainnya.

Untuk tujuan desain, ASME ini menetapkan dua kondisi restraint dalam
tiap loadnya yaitu, restrained & unrestrained. Aplikasi dari tiap jenis load dalam
menentukan desain pipeline juga diatur dalam sub bab ini.

Sustained Load : internal pressure, external hydrostatic pressure, weight


effect, residual loss, subsidence.
Occasional Load : Earthquake, wind loads, ice loads, road and rail traffic,
vibration, waves and currents, temperature effect.
Construction Loads : Installation loads, Hydrostatic testing
Combined Loads

2.2 STRESS CALC.


Dalam mendesain pipeline, perhitungan stress juga diatur oleh ASME ini.
Perhitungan stress dalam pipeline harus memasukkan pertimbangan dari
circumferential, longitudinal, shear dan equvalent stress yang terjadi pada pipa
akibat dari tiap tipe load. Selain itu, stres yang terjadi akibat bending, looping
dan offset pipa harus dimasukkan dalam perhitungan desain. Begitu pula dengan gaya
thermal dan momen dari peralatan pendukung sistem.

Properties yang digunakan dalam perhitungan desain pipeline juga diatur


oleh ASME ini seperti koefisien ekspansi thermal, modulus of elasticity, dan juga
poisson's ratio.

Tipe tipe stress yang diperhitungkan dalam mendesain pipeline adalah


internal pressure stress, external pressure stress, thermal expansion stress,
longitudinal stress, stress kombinasi, stress dari jalan dan rel.

2.3 CRITERIA FOR PIPELINES


Dalam proses desain dan instalasi pipeline, ada beberapa kriteria yang
diatur dan harus terpenuhi dalam ASME ini. Kriteria tersebut adalah : Ketebalan
dinding pipa, pencegahan kegagalan yield, pencegahan kegagalan buckling dan
ovalitas berlebih, pencegahan fatigue, pencegahan kehilangan stabilitas, pencegahan
fraktur, persimpangan, fleksibilitas dan ekspansi, penggunaan pipa bekas, cold-
worked pipe, shear & bearing stresses, structural support & restraints.

2.4 CRITERIA FOR FITTING ETC.


Dalam menentukan fitting dan assembly pada pipeline ada beberapa
kriteria yang diatur dan harus terpenuhi dalam ASME ini. Kriteria tersebut adalah
general, spesifik press-temp, pressure

3. MATERIALS
3.1 GENERAL REQ.
Dalam penentuan material dari pipeline, ada beberapa ketentuan yang
diatur dalam ASME ini. Ketentuan tersebut adalah : spesifikasi dan material yang
diperbolehkan untuk penggunaan pipeline, limitasi dari materal, material yang
diizinkan untuk pipeline Liquid Anhydrous Ammonia, material untuk penggunaan low-
temperature, material untuk penggunaan gasket bolting dll.

3.2 MATERIAL APPLIES TO MISC PARTS

4. DIMENSIONAL REQ
Dalam penentuan dimensi dari pipeline, ada beberapa ketentuan yang
diatur dalam ASME ini. Ketentuan tersebut adalah : komponen standard piping,
komponen non standar piping, ulir

5. CONSTRUCTION, WELDING & ASSY


Dalam subbab ini, ASME mengatur tentang konstruksi baru maupun
perbaikan/penggantian konstruksi lama. Hal hal yang diatur dalam subbab ini adalah
kualifikasi dari personil konstruksi beserta inspeksi nya, Right-of-Way yang
terdiri dari lokasi;construction requirement;survey dan staking/marking, handling,
hauling, stringing dan storing dari pipa dan perangkat pembantunya, kerusakan yang
terjadi terhadap pipa sebelum assembly, ditching, bending;miter;elbow, welding
(proses, personil&prosedur, standarisasi, inspeksi, tipe weld, perbaikan kecacatan
weld, preheat&stress relieve), tie-in, instalasi pipa di ditch, backfilling,
restorasi ROW&cleanup, persimpangan khusus (air, overhead, jembatan, directional
drilled), konstruksi Inland coastal water, block valve, koneksi pipa, scraper
traps, line markers,

6. INSPECTION & TESTING


Dalam subbab ini, ASME mengatur tentang inspeksi dan testing dari
pipeline beserta fasilitas pendukungnya agar dapat mematuhi standar yang berlaku.
Hal yang diatur dalam subbab ini adalah kualifikasi dari inspektor, tipe tipe
pemeriksaan yang dibutuhkan, perbaikan dari kecacatan, macam test dari item yang
difabrikasi, test untuk komponen pengganti, Hydrostatic testing, Leak testing,
hasil test yang masuk kualifikasi, dan rekam jejak test.

7. OPS & MAINTENANCE PROCEDURES


Dalam subbab ini, ASME mengatur tentang prosedur operasi dan
maintenance secara garis besarnya saja dikarenakan kondisi operasi pipeline dalam
kenyataannya pasti beragam.

7.1 PROCEDURES
Perhatian yang harus diutamakan dalam melakukan prosedur
operasi&maintenance adalah karakteristik kondisi kerja di sekitar pipeline yang
dapat mempengaruhi kinerja, safety equipment yang cocok bagi personil yang
bertugas, mempunyai rencana kerja dan program pelatihan yang jelas untuk personil
yang melakukan pekerjaan ops&maintenance, prosedur&rencana untuk melakukan external
dan internal corrosion control pipeline, mempunyai prosedur emergency yang jelas
ketika ada sistem failure ataupun kecelakaan pada pipeline, prosedur untuk mereview
perubahan yang dapat mempengaruhi sistem pipeline,
7.2 PIPELINE OPS & MAINTENANCE
Operating Pressure, Communications, Line markers & signs, ROW
Maintenance, Patrolling, Pipeline Integrity Assesment&Repair, Valve Maintenance,
Railroad&Highways Crossing Existing Pipelines, Inland Waters Platform Risers, Leak
Detection.
7.3 PUMP, TERMINAL & STORAGE MAINTENANCE
Control&Protective Equipment, Storage Facilities, Storage of
combustible materials, fencing, signs, prevention of accidental ignitipon
7.4 CORROSION CTRL
Dialihkan ke bab 8
7.5 EMERGENCY PLAN

7.6 RECORDS
Agar operasi&maintenance pipeline berjalan dengan lancar, records
dibutuhkan untuk mengetahui rekam jejak kejadian di pipeline sistem. Hal yang perlu
direcord adalah : data operasional penting, data kejadian patroli pipeline, data
korosi, data kejadian kebocoran dan kerusakan pada pipeline, data repair yang
terjadi di pipeline system, dan data inspeksi rutin maupun inspeksi dadakan
7.7 QUALIFIYING PIPING SYSTEM FOR HIGHER OPS PRESSURE
Jika pipeline existing ingin di up-rating kondisi kerjanya, maka ada
beberapa peninjauan terhadap pipeline system. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
Desain awal dan hasil test terdahulu dari pipeline system, kondisi terkini dari
pipeline system, perhitungan ulang keadaan maksimum steady-state operasionalnya,
record yang jelas harus selalu di lakukan selama pipeline tersebut beroperasi
7.8 ABANDONING A SYSTEM
jika suatu pipeline system ingin di nonaktifkan maka ada beberapa
perhatian khusus yang diperlukan sebelum menonaktifkan pipeline system. Hal
tersebut adalah : memutus hubungan pipeline system dari seluruh sumber alir dan
pipeline tersebut harus di purge agar aman dari bahaya.

8. CORROSION CONTROL
Dalam subbab ini, ASME mengatur tentang prosedur untuk corrosion
control secara garis besarnya saja dikarenakan kondisi operasi pipeline dalam
kenyataannya pasti beragam.
8.1 GENERAL
8.2 EXT CORROSION CONTROL FOR BURIED OR SUBMERGED PIPELINES
dibagi menjadi dua yaitu instalasi baru dan instalasi existing. Dalam
instalasi baru ada beberapa hal yang diatur untuk menghadapi ext corrosion yaitu
Coating Requirements, cathodic protection requirements, electrical isolation
Dalam instalasi existing, ext corrosion juga diatur dalam ASME ini. Hal yang diatur
adalah evaluasi keadaan pipeline, corrective measures, cathodic protection
criteria, electrical interference, pemeriksaan ketika pipeline terekspos, inspeksi
dari cathodic protection system, casing
8.3 INTERNAL CORROSION CONTROL
dibagi menjadi dua yaitu instalasi baru dan instalasi existing. Dalam
instalasi baru ada beberapa hal yang diatur untuk menghadapi int corrosion yaitu
internal coating, chemical treatment, cleaning pigs, monitoring devices, reducting
corrosivity, materials, erosion-corrosion.
Untuk instalasi existing
8.4 EXT CORROSION CONTROL FOR EXPOSED PIPELINE
dibagi menjadi dua yaitu instalasi baru dan instalasi existing. Untuk
instalasi baru, pipa yang terekspos harus menggunakan baja tahan korosi atau
menggunakan pelapis/cat protektif korosi kecuali jika ada tes, investigasi atau
pengalaman bahwa area tersebut tidak korosif. Selain itu, pipa yang terekspos ini
juga harus diinspeksi sesuai dengan jadwal dan ketentuan.
8.5 PIPELINE IN ARCTIC ENVIRO
8.6 EXT CORROSION CONTROL FOR THERMALLY INSULATED PIPELINE

8.7 STRESS CORROSION & PHENOMENA

8.8 RECORDS

9-11 OFFSHORE LIQUID PIPELINE, CARBON DIOXIDE PIPELINE, & SLURRY PIPELINE SYSTEMS

STANDAR PENGETESAN NDT U/ PIPING & PIPELINE

API 1160 (Integrity Assesment)


API 1104
API RP 1110 (Hydrostatic Test)
ASTM E709 (Magnetic Particle Test)
ASTM E165 (Liquid Penetrant Test)
ASTM E164 (Ultrasonic Contact Examination of Weldments)
ASTM E747 (IQI used for radiology test)

Summary ASME B31.3

ASME ini mencakup tentang Process Piping, yaitu piping yang biasanya digunakan
dalam petroleum refineries, chemical, pharmaceutical,
textile, paper, semiconductor, cryogenic plants dan processing plants serta
terminals.

1. Scope & Definitions

2. Design
2.1 Condition and Criteria
2.1.1 Qualification of Designer
Desainer Piping system harus mengerti tentang penggunaan ASME
B31.3 dan mempunyai kriteria sebagai berikut : Telah menyelesaikan pendidikan di
bidang engineering, sains atau teknologi selama kurang lebih 4 tahun pendidikan
ditambah dengan minimal 5 tahun pengalaman dalam piping system.
2.1.2 Design Pressure
Desain tekanan dari tiap komponen di piping system tidak boleh
kurang dari pressure saat kondisi operasional paling buruk karena hal tersebut
berhubungan dengan penggunaan ketebalan komponen dan rating dari komponen tersebut.

2.1.3 Design Temperature


Desain temperatur dari tiap komponen di piping system harus
mempertimbangkan temperatur fluida, kondisi lingkungan sekitar, radiasi matahari,
media kerja dan sebagainya. Untuk komponen tanpa insulasi, jika fluida kerja
mempunyai temperatur kerja dibawah 65 C maka temperatur kerja komponen ditetapkan
sama dengan temperatur fluida kecuali radiasi matahari atau hal lain dapat
mempengaruhi temperatur fluidanya. Untuk Valve, Pipe, Lapped End, Welding Fitting
dan komponen lain yang mempunyai ketebalan dinding yang serupa dengan piping
menggunakan 95% dari temperatur fluida. Untuk Flanges, 90% dari temperatur fluida.
Untuk Lap Joint Flanges, 85% temperatur fluida. Untuk Bolting, 80% dari temperatur
fluida. Untuk piping yang dilapisi insulasi eksternal, desain temperatur kerja
komponen sama dengan temperatur kerja kecuali dari perhitungan, kalkulasi dan test
mengindikasikan lain. Untuk piping yang dilapisi insulasi internal, desain
temperatur kerja komponen didasari dari kalkulasi perpindahan panas atau test.
2.1.4 Ambient Effects
Dalam mendesain piping system, efek yang terjadi dikarenakan
keadaan sekitar harus dimasukkan ke dalam perhitungan desain seperti Low Ambient
Temperature, Atmospheric Icing, Fluid Expansion Effects dan juga pengaruh Cooling
terhadap internal pressure.
2.1.5 Dynamic Effects
Dalam mendesain piping system, efek yang terjadi akibat dari gaya
dinamis harus dimasukkan ke dalam perhitungan desain seperti gaya impact eksternal
dan internal (seperti geysering, hydraulic shock, dsb), efek pembebanan dari angin
dalam piping yang terekspos, gempabumi, vibrasi dari peralatan dan juga gaya reaksi
discharge fluida.
2.1.6 Weight Effect
Dalam mendesain piping system, efek yang terjadi dikarenakan
berat harus dimasukkan ke dalam perhitungan desain seperti berat dari fluida yang
dialirkan, berat dari pipa dan komponennya, berat insulasi dsb.
2.1.7 Thermal Expansion and Contraction Effect
Dalam mendesain piping system, efek yang terjadi dikarenakan
thermal expansion harus dimasukkan ke dalam perhitungan desain seperti Thermal
Loads Due to Restraints, Loads Due to Temp Gradients dan Loads Due to Differences
in Expansion Characteristic.
2.1.8 Effect of Support, Anchor, and Terminal Movements
Efek dari pergerakan piping support, anchors dan equipment yang
terhubung dengan piping system harus dimasukkan ke dalam perhitungan desain.
2.1.9 Reduced Ductiliy Effect
Efek dari berkurangnya ductility dalam piping system harus
dimasukkan dalam perhitungan desain pipa. Efek ini dapat terjadi diakibatkan heat
treatment, welding, forming, bending atau temperatur kerja yang rendah.
2.1.10 Cyclic Effects
Fatigue yang diakibatkan oleh pressure cycling, thermal cycling
dan beban cyclic lainnya harus diperhitungkan dalam desain piping system
2.1.11 Air Condensation Effects
Dalam kondisi operasi dibawah -191 C, kndensasi dan jumlah
oksigen meningkat sehingga hal ini patut diperhitungkan dalam mendesain piping
system u/ pemilihan material, insulasi dsb.

2.2 Pressure Design of Piping Components


Secara umum, kebutuhan ketebalan pipa yang bertipe 'Straight Pipe'
dapat ditentukan dengan rumus (25). Untuk kebutuhan ketebalan pipa tipe 'Straight
Pipe' nonmetallic yang mengalami internal pressure dapat ditentukan dengan rumus
(26a);(26b);(26c). Untuk kebutuhan ketebalan pipa yang mengalami external pressure
dapat ditentukan sbb : Nonmetallic mengacu pada 304.7.2; metallic pipe lined w/
nonmetals 304.1.3 & liningnya 304.7.2.
2.3 Fluid Service Requirements for Piping Joints
2.4 Flexibility and Support
2.5 Systems

3. Materials
Bab ini membahas tentang batasan dan kualifikasi material yang dibutuhkan
berdasarkan properties kerja piping system.
3.1 Material & spec
Material yang boleh digunakan untuk sistem bertekanan adalah material
yang tercantum dalam ASME B31.3 saja. Jika material yang digunakan untuk sistem
bertekanan tidak tercantum dalam ASME B31.3 maka penyedia material harus
mencamtumkan spec material tersebut. Material yang tidak diketahui asal usul dan
spec nya tidak boleh digunakan untuk sistem bertekanan. Material bekas dapat
digunakan selama material tersebut tercantum dalam ASME B31.3 ataupun tercantum
spec dari material tersebut.
3.2 Temperature Limitation

4. Standards for Piping Components


Bab ini menjelaskan tentang daftar acuan untuk standard dimensi dan standard
rating yang sesuai dengan spesifikasi tiap tiap material baik Listed Piping
Components, Unlisted Piping Components maupun Threads.

5. Fabrication, Assembly & Erection


Bab ini menjelaskan aturan tentang proses yang digunakan ketika fabrikasi,
assembly maupun erection untuk Metallic Piping Materials.
5.1 Welding and Brazing
Dalam melaksanakan welding maupun brazing, pekerja harus mempunyai
sertifikasi dan melakukan percobaan sebelum ke benda kerja langsungnya. Untuk
welding material, elektroda dan inertnya harus memenuhi persyaratan. Selain itu,
persiapan sebelum, saat dan sesudah pengelasan harus diperhatikan seperti
pembersihan permukaan internal dan external pipa, persiapan ujung yang dilas,
alignment, dan lain sebagainya.

6. Inspection, Examination & Testing

Inspeksi dalam piping harus dilakukan oleh inspektor yang mempunyai


kualifikasi sertifikat dan keahlian dalam melaksanakan inspeksinya.
7. Nonmetallic Piping and Piping Lined With Nonmetals
7.1 Condition & Criteria
7.2 Pressure Design of Piping Components
7.3 Fluid Service Requirements for Piping Components
7.4 Fluid Service Requirements for Piping Joints
7.5 Flexibility and Support
7.6 Systems
7.7 Materials
7.8 Standards for Piping Components
7.9 Fabrication, Assembly and Erection
7.10 Inspection, Examination and Testing
8. Piping for Category M Fluid Service
8.1 Condition and Criteria
8.2 Pressure Design of Metallic Piping Components
8.3 Fluid Service Requirements for Metallic Piping Components
8.4 Fluid Service Requirements for Metallic Piping Joints
8.5 Flexibility and Support of Metallic Piping
8.6 Systems
8.7 Metallic Materials
8.8 Standards for Piping Components
8.9 Fabrication, Assembly and Erection of Metallic Piping
8.10 Inspection, Examination, Testing, and Records of Metallic Piping
8.11 - 8.20 sama dengan Bab 7
9. High Pressure Piping
9.1 Conditions and Criteria
9.2 Pressure Design of Piping Components
9.3 Fluid Service Requirements for Piping Components
9.4 Fluid Service Requirements for Piping Joints
9.5 Flexibility and Support
9.6 Systems
9.7 Materials
9.8 Standards for Piping Components
9.9 Fabrication, Assembly and Erection
9.10 Inspection, Examination and Testing
10. High Purity Piping
10.1 Conditions and Criteria
10.2 Pressure Design of Piping Components
10.3 Fluid Service Requirements for Piping Components
10.4 Fluid Service Requirements for Piping Joints
10.5 Flexibility and Support
10.6 Systems
10.7 Materials
10.8 Standards for Piping Components
10.9 Fabrication, Assembly and Erection
10.10 Inspection, Examination and Testing
10.11 High Purity Piping for Category M Fluid Services

Anda mungkin juga menyukai