BAB I
Pendahuluan
1.1 PENDAHULUAN
Dikehidupan sehari-hari kita tahu bahwa listrik merupakan suatu
kebutuhan pokok dari setiap manusia bahkan untuk seluruh dunia. Untuk
mendapatkan listrik juga tidak mudah karena membutuhkan proses proses
yang rumit di mulai dari siklus siklus yang ada.
Konsumsi energi final di Indonesia pada periode 2000-2012
meningkat rata-rata sebesar 2,9% per tahun. Disamping subsidi BBM,
pemerintah juga masih mensubsidi sebagian harga listrik untuk keperluan
tertentu. Realisasi subsidi listrik pada tahun 2013 mencapai 100 triliun
Rupiah. Selama beberapa tahun terakhir ini subsidi energi (BBM dan listrik)
terus meningkat. Pada tahun 2011 subsidi energi sebesar 195,3 triliun
Rupiah dan meningkat menjadi 268 triliun Rupiah pada tahun 2013.
Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan
dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu,
prakiraan kebutuhan listrik jangka panjang di Indonesia sangat diperlukan
agar dapat menggambarkan kondisi kelistrikan saat ini dan masa datang.
Dengan diketahuinya perkiraan kebutuhan listrik jangka panjang antara
tahun 2003 hingga tahun 2020 akan dapat ditentukan jenis dan perkiraan
kapasitas pembangkit listrik yang dibutuhkan di Indonesia selama kurun
waktu tersebut.
Jenis dan kapasitas pembangkit listrik dapat mempengaruhi
besarnya listrik yang diproduksi baik pada waktu siang maupun malam.
Faktor yang berpengaruh terhadap produksi listrik per jenis pembangkit
adalah faktor kapasitas pembebanan baik sebagai beban dasar maupun
beban puncak, karakteristik pembebanannya sendiri termasuk daya
mampu, dan waktu operasi unit pembangkit listrik. Waktu operasi adalah
jam operasi maksimum dalam 1 tahun dikurangi dengan penghentian
terjadwal dan perkiraan penghentian tak terjadwal.
Faktor tersebut dapat menyebabkan total produksi listrik per jenis
pembangkit listrik pada waktu siang dan malam hari berbeda. Besarnya
produksi listrik selama kurun waktu yang telah ditentukan dapat memberi
gambaran besarnya pasokan listrik dalam pemenuhan kebutuhan listrik
nasional. Walaupun demikian tidak semua kebutuhan listrik dapat dipenuhi,
oleh karena itu masih ada kebutuhan listrik yang tertahan dan tidak dapat
dipenuhi (subpressed demand) oleh pembangkit listrik PLN.
Pada Gambar 1.1 di ketahui pemakaian listrik dalam sepekan dalam
waktu siang dan malam hari. Di lihat bahwa pada siang hari pada waktu
kerja pemakaian listrik mencapai puncak tertinggi sehingga pemakaian
sangat banyak.
1.3 TUJUAN
Tujuan pelaksanaan Magang :
1.3.1 Umum
1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam
memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami
aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu
menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia
industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara
utuh.
5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
1.3.2 Khusus
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (sks) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Mesin FTI -
ITS.
2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang
engineering yang dipelajari di Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS.
3. Mempelajari secara khusus tentang menejemen pemasran produksi
serta teknologi maintenance yang berhubungan dengan bidang
Konversi Energi di PT. PJB Services (Pembangkit Jawa Bali).
4. Mengidentifikasi dan menganalisis beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan engineering khususnya terutama pada sistem
maintenance dan pemasaran seperti yang telah disebutkan pada poin
3.
Plant(WTP).
1.5 PESERTA
Peserta dalam Magang ini adalah mahasiswa Jurusan Teknik Mesin
(Mechanical Engineering), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yaitu :
Nama : Doni Muharom
NRP : 2112 100 072
BAB II
DASAR TEORI
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi
untuk mengubah air menjadi uap. Boiler terdiri dari pipa - pipa dimana pipa
- pipa tersebut berisi air. Pada bagian dasar terdapat furnace yang berfungsi
untuk melakukan pembakaran guna menghasilkan panas. Panas ini akan
digunakan untuk menguapkan air yang berada di pipa - pipa tersebut dan
uap ini akan menggerakkan turbin. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap
superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Panas berasal dari
pembakaran udara panas dan bahan bakar. Dalam pengoperasiannya,
boiler ditunjang oleh beberapa peralatan seperti ruang bakar, dinding pipa,
burner, dan cerobong.
2.2.3. Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi
listrik. Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi
di PLTU. Generator merupakan salah satu komponen utama yang
mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Generator yang dikopel
langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik kerika turbin
berputar. Daya yang dihasilkan generator pada PLTU unit 1 dan 2 rata -
rata sebesar 30 MW.
2.2.7 Kondensor
Merupakan peralatan untuk mengubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu
ruangan yang berisi pipa - pipa. Uap mengalir diluar pipa - pipa sedangkan
air sebagai pendingin mengalir melalui bagian dalam pipa. Kebutuhan air
untuk pendingin didalam kondensor sangat besar sehingga dalam
perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari
sumber yang cukup tersedia banyak air seperti danau atau laut.
2.2.9 Deaerator
2.3.2 Pemurnian
Pemurnian air yang dilakukan didalam sistem air kondensat
termasuk sistem pemurnian didalam siklus (Internal Treatment),
pemurnian dilakukan dengan cara mengalirkan air kondensat melintasi
penukar ion (Condensate Polishing ) dan injeksi kimia, agarpencemar yang
dapat mengakibatkan deposit maupun korosi pada komponen-komponen
ketel dapat dihilangkan sehingga kualitas air kondensat menjadi lebih baik.
Terjadinya deposit di ketel yang disebabkan oleh kualitas air yang buruk,
dapat mengakibatkan terhambatnya proses perpindahan panas didalam
ketel dan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan bocornya pipa-pipa
ketel akibat over heating.
2.3.3 Deaerasi
Deaerasi adalah proses pembuangan pencemar gas dari dalam air
kondensat sepertioksigen (O2), carbondioksida (CO2) dan non condensable
gas lainnya. Pencemar gas dapat menyebabkan korosi pada saluran dan
komponen-komponen yang dilaui air kondensat. Ilustarsi sistem air
kondensat terlihat seperti pada gambar berikut.
2. Kandungan Silika (SiO2). Silika dapat larut pada air dan uap pada
tekanan dan suhu tinggi. Silika dapat menyebabkan deposit (kerak)
tipis yang sulit di hilangkan di pipa-pipa boiler dan pipa uap. Hal
tersebut dapat mengakibatkan pemanasan yang terlokalisasi,
sehingga perpindahan panas yang terjadi tidak optimal. Silika yang
terbawa uap akan mengendap pada suhu rendah di blade turbin
sehingga turbin terrsumbat dan berkurang efisiensinya. Silika dapat
di hilangkan cara distilasi, demineralisasi, dan blowdown.
4. Kandungan Chlorine yang didapatkan dari Cl- sebagai unsur dari air
laut (NaCl) dapat mengakibatkan terbentuknya endapan dan
menyebabkan potensi korosi. Kandungan chlorine ini dapat
dikurangi dengan destilasi, demineralisasi, dan blowdown.
5. Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid) adalah suatu jumlah zat-
zat padat seperti silika dan garam yang terlarut dalam air. Silica dan
garam dapat menyebabkan foaming dan carry over, yaitu
terbawanya zat padat terlarut bersama uap ke turbin dan
superheater. Dampak lanjut dari carry over juga dapat menyebabkan
terjadinya korosi.
E. Reverse Osmosis
1). Osmosis
Air pengisi adalah air yang digunakan untuk memasok kebutuhan air
ke boiler. Pada umumnya sistem air pengisi dibagi menjadi dua bagian
yaitu, sistem air pengisi tekanan rendah dan sistem air pengisi tekanan
tinggi. Aliran sistem air pengisi takanan rendah mencakup rangkain dari
hotwell hingga deaerator, sedangkan aliran sistem air pengisi takanan tinggi
mencakup rangkaian dari deaerator hingga boiler drum.
A. Hotwell
Hotwell berfungsi sebagai penampung condenste hasil kondensasi
exhaust steam turbine (uap bekas turbin), hotwell terletak di bawah
condenser dengan tujuan untuk memberikan tekanan pada sisi hisap
condensate pump. Level hotwell dikontrol sehingga tetap pada Normal
Water Level (NWL) dengan menambahkan Make Up Water (MUW) yang
telah ditampung di Make Up Water Tank (MUWT). Jika level hotwell berada
pada level low maka maka condenser level control valve akan membuka
dan tetap membuka hingga mencapai NWL. Jika level hotwell telah berada
pada level high maka kelebihan air di dalam hotwell dialirkan kembali ke
MWT melalui spill over valve yang terletak setelah SJAE / GLC.
Gambar 2.20 Hotwell Pada PLTU
A. Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan dan menghilangkan gas
dan udara terlarut dalam air pengisi. Udara dan gas dapat menyebabkan
korosi di dalam pipa-pipa air uap ketel uap. Rancangan deaerator yang
banyak dipakai terdiri dari bejana penyimpan mendatar yang besar dan
diatasnya dipasang satu atau lebih unit-unit pembuang udara (deaerator),
ini serupa dengan pemanas kontak langsung. Sebelum air pengisi
memasuki bagian pembuang udara, air tersebut lewat melalui vent
condensor tipe permukaaan.
D. Economizer
Economizer berfungsi sebagai pemanas awal air sebelum
dimasukkan ke boiler drum, dimana panas yang didapat dari pemanfaatan
flue gas buang sisa pembakaran dari furnace (ruang bakar).
Gambar 2.28 Economizer Header
6) Ultra Filtration ( UF )
Sistem UF menggunakan membran Hol-low Fiber, sehingga
dapat mengalirkan cairan dalam jumlah yang besar. Filter ini memisahkan
partikel dengan ukuran > 0,1 mikron yang telah melewati Arkal. Terdapat 2
buah train, 1 trin terdiri dari 84 modul.Didalam Ultra Filtration juga terjadi
backwash secara otomatis yang pengaturannya berdasarkan timer, yaitu 30
menit produksi,berhenti,kemudian back wash yang semuanya berlangsung
dalam 1 train. Back wash berlangsung selama 210 detik, dengan rincian 70
detik pertama aliran udara = air,140 detik sisanya aliran air.Air yang di
accept di filter ini ditampung pada UF tank dengan kapasitas produksi 125
m3/jam. Di UF tank di cek kadar Cl2 yang keluar dari Arkal.
7) Cartridge Filter
Filter ini menyaring partikel dengan ukuran > 5 mikron. Filter ini
dipasang untuk mengantisipasi bila ada partikel yang lolos dari UF.
Sebelum masuk catridge filter, air diinjeksikan anti klorin, yaitu Na2SO3
dan anti scalant, yaitu poli karboksilat. Tujuan penginjeksian anti klorin
adalah karena catridge filter mempunyai bahan yang tidak tahan terhadap
klorin. Bila terpapar pada klorin, maka serat catridge akan meluruh.
Sedangkan tujuan ditambahkannya anti scalant adalah untuk mencegah
terbentuknya endapan pada RO yang dikhawatirkan akan menyumbat RO
dan mengganggu kinerja dan efisiensi RO.
Tiap-tiap tingkat terdiri dari 2 (dua) ruangan , yaitu ruangan penguapan dan
ruangan pengembunan. Air laut dipompa dan dilewatkan kedalam pipa-pipa
penukar kalor didalam ruangan kondensasi (sebagai pendingin), dan
sekaligus juga dipanaskan oleh uap yang timbul diruang penguapan
(mengambil kalor latent). Selanjutnya air laut dipanaskan didalam pemanas
air laut (brine heater), dan dimasukkan kedalam ruang penguapan (flash
chamber) tingkat pertama.
MSF Recirculating
Sistem ini terdiri dari heat recovery section, heat rejection section, seperti
diperlihatkan pada gambar 2. Setelah melewati bagian condensor heat
rejection, sebagai pendingin. Sebagian air laut dipakai sebagai air
penambah pada tingkat terakhir, dan sebagian lagi dibuang keluar
(blowdown). Sebagian brine tingkat terakhir diencerkan dengan air
penambah (make up) dan disirkulasikan melewati pendingin (condensor)
heat recovery section dan sisa air brine sebagian dibuang untuk
mempertahankan concentration factor. Setelah melewati condensor-
condensor dari heat recovery section, brine dipanaskan sampai suhu
terminalnya dan masuk tingkat pertama ruang penguapan (flash
chamber). Penguapan berlanjut terus didalam ruang-ruang penguapan,
brine mengalir dari tingkat pertama sampai tingkat terakhir. Setelah
dicampur dengan air penambah, brine mengalir kedalam pompa sirkulasi
dan proses berulang kembali
3.1.3 Multi Effect Desalination
Uap yang berasal dari auxilary steam masuk ke dalam tube-tube pada efek
pertama untuk memanasakan air laut. Air laut masuk ke dalam efek pertama
dengan cara dispray ke tube-tube yang berisi uap. Saat itu juga uap yang ada
didalam tube akan terkondensasi dan menghasilkan destilat kemudian
ditampung di destilat box, di lain sisi temperatur air laut akan naik dan
menguap karena tekanan yang dibawah atmosfer . uap yang terbentuk akan
masuk ke efek ke dua dan seterusnya hingga efek terakhir. Diefek terakhir
atau disebut juga final condensor,uap tersebut kontak dengan tube yang
berisi air laut sehingga menghasilkan destilat. Air laut yang tidak teruapkan
ditampung di dalam brine chamber dibuang ke laut.
BAB 4
Perhitungan Kapasitas Water Treatment Plant
Terlampir
Terlampir
Kapasitas disain
Jika Filter Water tank mempunyai kapasitas 150m3, diameter 6480mm, jari jari
3240 mm, dan tinggi 5300mm. Dengan overflow tank 300mm.
Di ketahui Multi Media Filter flow dan Active Carbon Filter adalah 60T/h
150 𝑚3
𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 2,5 𝑗𝑎𝑚
60𝑡/ℎ
Jika di hitung dari diameter dan tinggi tangki :
Pembukaan out let valve ACF terlalu Dilakukan pengaturan pembukaan inlet
ACF(Active Carbon Filter) d Flow rate high d d
besar valve ACF ±40 t/h
- ACF kotor, Diff Press tinggi (> 0,15
Flow rate low Dilakukan Back wash ACF rutin tiap hari
Mpa)
- Pembukaan out let valve MMF Dilakukan pengaturan pembukaan valve
terlalu kecil ±40 t/h
4.5 Perhitungan Kapasitas Sea Water Reverse Osmosis Tank
4.5.1 Perhitungan
Berdasarkan data dari buku panduan :
Pada PLTU 3 Air Anyir Bangka memiliki masalah yang sangat penting dalam Sea
Water Revese Osmosis. Pada permasalahan ini mengakibatkan flow rate dari
produknya menurun sehingga tidak sesuai dengan buku panduan.
Jika Sea Water Reverse Osmosis tank mempunyai kapasitas 150m3, diameter
6480mm, jari jari 3240 mm, dan tinggi 5300mm. Dengan overflow tank 300mm.
150 𝑚3
𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 4,47 𝑗𝑎𝑚
33,5𝑡/ℎ
Jika di hitung dari diameter dan tinggi tangki :
Jadi untuk memenuhi satu tangki dibutuhkan sekitar 6,47 jam untuk memenuhi
SWRO tank dengan kondisi aktual seperti ini.
4.6.1 Perhitungan
Jika Demin Water Reverse Osmosis tank mempunyai kapasitas 200m3, diameter
6480mm, jari jari 3240 mm, dan tinggi 7520mm. Dengan overflow tank 300mm.
200 𝑚3
𝑡𝑖𝑚𝑒 = = 8 𝑗𝑎𝑚
25𝑡/ℎ
Jika di hitung dari diameter dan tinggi tangki :
Pada plant di FWRO ini berbeda dengan desain karena pada reject FWRO di
alirakan ke filter water tank, tetapi untuk saat ini reject FWRO di alirkan ke
SWRO sehingga hal ini membuat membran FWRO menjadi terus berkurang.
• Penambahan alat
Di butuhkannya counter flow pada make up water boiler, bertujuan untuk
mengetahui pemakaian air di setiap unit.
• Reject FWRO
Reject fwro lebih baik di buang ke dalam tangki filter water tank bukan ke
swro tank.
• Membran SWRO
Jika membran swro tidak dipakai selama lebih dari 7 hari di lakukan flushing
dan preservasi untuk mengawetkan membran.
Alat ukur
Jika alat ukur seperti flow indikator atau pressure indikator sudah tidak
sesuai dengan kondisi di dalam HMI WTP, perlu di lakukan kalibrasi ulang.
Pemohon
Doni Muharom
NRP. 2112 100 072
Mengetahui,
Pembimbing Kerja Praktek dan Magang
Edy Sugiyanto
NID : 7809044KP
LAMPIRAN
Fax.(031) 5922941
1. Doni Muharom
PERSONAL IDENTIFICATION
EDUCATIONAL BACKGROUND
School / University Department Grade Place Period
Sepuluh Nopember Institute Mechanical
S1 Surabaya 2012-now
of Technology Engineering
SMAN 103 Jakarta Science SMA Jakarta 2009-2012
SMPN 284 Jakarta - SMP Jakarta 2006-2009
SDN Pulogebang 04 Jakarta - SD Jakarta 2000-2006
EXTRACURRICULER ACTIVITY
Organization
Period Organization Position
2007/2008 OSIS SMPN 284 Jakarta Ketua Osis
2010/2011 OSIS SMAN 103 Jakarta Ketua Osis
2013/2014 Himpunan Mahasiswa Mesin Staff
2014/2015 Himpunan Mahasiswa Mesin Kepala Biro Internal
Committe Experience
Year Event Committe
2014 Studi Ekskursi Angkatan 2012 Anggota Acara
2014 POROS 2014 Instruktur Commite
2014 Mechanical City 2014 OC Perlengkapan
2014 GERIGI ITS 2014 IC Acara
2014 Wisuda ke 109 Teknik Mesin FTI-ITS Ketua Panitia
2014 Mechanical Competition XI Anggota Acara
2014 Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) OC Publikasi
2013 Wisuda ke 108 Teknik Mesin FTI-ITS OC Publikasi
2013 Indonesia Energy Marathon Chalenge Technical Inspection
2013 Wisuda ke 107 Tenik Mesin FTI-ITS OC Publikasi
2013 LKMM Pra TD OC Acara
2013 Wisuda 106 Teknik Mesin FTI-ITS OC Publikasi
2013 GERIGI ITS 2013
2013 Malam Keakraban Teknik Mesin ITS OC Publikasi
2013 Mechanical City Anggota Dana dan LO
2013 FTI Olympic Game OC Publikasi