Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

PLTG

Makalah Mesin Konversi Energi

Oleh
Ibnu Sanjaya

562417001

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji serta syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahakan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyalesaiakan tugas makalah tentang Pembangkit listrik tenaga
bumi.

Tugas makalah ini telah di buat secara maksimal sesuai kemampuan penulis
dengan bantuan dari berbagai media belajar sehingga memperlancar penulis dalam
pembuatan tugas ini, untuk itu penulis berterimakasih kepada semua pihak pada
media belajar yang telah memberikan penulis materi untuk pembuatan tugas ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan lapang dada kami menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas makalah ini.

Gorontalo, Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..… 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi…………..….….. 3
2.2 Jenis-Jenis dan Sumber Daya Pembangkit Listrik Tenaga Bumi……. 4
2.3 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi………………. 8
2.4 Peralatan Utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap ……………………11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ……………………………………………………………….. ..20
3.2 Saran …………………………………………………………………….. 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan berlangsungnya waktu, sumber daya manusia yang terus
bertambah ini akan menyebabkan suatu peristiwa kebutuhan sumber daya alam
yang semakin meningkat. Salah satu dari kebutuhan yang sangat penting di dunia
ini adalah sumber energi listrik. Energi listrik merupakan salah satu cara yang
paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi. oleh karena itu,
pada zaman modern ini bisa dikatakan bahwa segala sesuatu selalu berhubungan
dengan yang namanya listrik. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin sulitnya
menyalurkan energi listrik ini dalam jumlah banyak, terbukti adanya jadwal
pemadaman listrik secara bergilir untuk beberapa wilayah guna mengurangi
pemakaian listrik.
Di negara Indonesia sedang dalam proses pemenuhan kebutuhan dari pasokan
listrik, sehingga para ilmuwan dan pihak pemerintah sedang menjalankan suatu
solusi dimana akan membangun Pembangkit Listrik dengan bahan baku yang
tidak hanya minyak. Kita tahu bahwa Pembangkit listrik yang jumlahnya sangat
banyak di Indonesia dan mungkin seluruh dunia ialah menggunakan bahan bakar
solar, mengingat bahwa ironisnya solar merupakan SDM yang tidak dapat
diperbaharui dan mulai sedikit keberadaannya.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan salah satu pembangkit
listrik yang memanfaatkan bahan bakar gas. Dalam proses menghasilkan energi
listrik, Pembangkit Listrik Tenaga Gas memiliki beberapa komponen utama
antara lain Kompresor, Turbin Gas, Combuster, dan Generator. Semua komponen
tersebut terintegrasi menjadi satu kesatuan sistem unit yang bekerja untuk dapat
menghasilkan listrik. Dalam proses produksinya, unit PLTG sangat dipengaruhi
oleh evaluasi kinerja dari setiap komponen komponen yang terlibat di dalam unit
PLTG tersebut.
Dari pernyataan diatas, sehingga penulis akan menjelaskan tentang
Pembangkit Listrik Tenaga Gas secara detail di bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut beberapa rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Bagaimana sejarah perkembangan PLTG ?
2. Bagaimana cara kerja dan prinsip kerja PLTG ?
3. Bagaimana contoh perhitungan daya PLTG ?
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui sejarah perkembangan PLTG.
2. Dapat mengetahui cara kerja dan prinsip kerja PLTG.
3. Dapat mengetahui contoh perhitungan daya PLTG.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Perkembangan PLTG
Teknologi transmisi dan distribusi jaringan listrik hampir tidak mengalami
perubahan selama 100 tahun. Sementara teknologi lain seperti media digital
pribadi dan energi yang terdistribusi sudah sangat berkembang, dan
perkembangan tersebut gagal diikuti oleh teknologi jaringan listrik. Pada sisi
transmisi, yang menjadi permasalahan adalah cukupkah transmisi yang ada untuk
mengalirkan listrik yang bersumber dari energi terbarukan ke dalam jaringan
transmisi dan distribusi. Karena banyak sumber energi terbarukan yang terletak di
lokasi yang sangat jauh dari pusat beban. Untuk saat ini, ada beberapa teknologi
jaringan listrik yang bisa dipertimbangkan para pengembang jaringan, yaitu
HVDC dan kabel berteknologi nano. High Voltage Direct Current (HVDC),
meski bukan merupakan konsep baru, tetapi di Amerika Serikat menjadi perhatian
seiring dengan banyaknya energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan
yang harus dikirimkan kepada beban. 
Sektor distribusi menghadapi masalah yang lain lagi, meteran dan laju beban
yang bisa timbul dengan adanya pembangkit-pembangkit listrik energi terbarukan
skala kecil. Artinya, dibutuhkan sistem jaringan listrik yang ”cerdas”. Untuk
mengatur dan mengendalikan listrik masuk ke dalamnya, peralatan pengatur
interaktif, pengawasan jaringan, fasilitas penyimpanan energi dan sistem yang
bisa memberikan respon adanya permintaan perlu diterapkan. Meng-upgrade
infrastruktur transmisi dan distribusi tidak murah dan tidak bisa dapat dilakukan
dalam waktu dekat. Menurut Electric Power Research Institute, biaya yang
diperlukan untuk upgrading jaringan dengan teknologi ”cerdas” sebesar US$ 100
milyar. Penyedia listrik dan jaringan akan membayar mahal untuk upgrading
tersebut, sama halnya dengan para pelanggannya yang akan membayar lebih
mahal. Tetapi, walau bagaimanapun, besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
upgrade sebanding dengan dampak ekonomi yang akan terjadi jika terjadi
kegagalan jaringan listrik. Sebagai contoh, di tahun 2003 sebagian wilayah utara
Amerika Serikat mengalami black out dan kerugian yang dialami sekitar US$ 6
milyar hanya untuk beberapa hari.
Bersamaan dengan ini, akhirnya tenaga listrik dibangkitkan di pusat–pusat
listrik (power station) dan menambah pembangkit PLTG, kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegannya oleh
transformator penaik tegangan yang berada di pusat listrik. Saluran tegangan
tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Di sekitar daerah Jakarta
kemudian dibangun beberapa Pembangkut listrik tenaga Gas.
Pembangunan PLTG swasta di daerah Jakarta  Pembangkit listrik tenaga gas
(PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan
peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin gas dirancang
dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis
dan selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan
kebutuhannya. Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada
material yang digunakan untuk komponen-komponen turbinnya karena harus
bekerja pada temperature tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak
yang korosif (sulfur,vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan
material yang terus berkembang.
2.2 Cara Kerja dan Prinsip Kerja PLTG
Gambar 1. Skema PLTG

Apabila kita berbicara tentang PLTG maka kita harus berpikir tentang open
cycle. Pada open cycle dimulai dari pemompaan bahan bakar dan pemasukan
udara dari intake air filter menuju combuster. Di combuster campuran bahan
bakar dan udara disemprotkan oleh nozzle sehingga di ruang bakar terjadi
pembakaran. Pembakaran tadi akan memutar turbin gas yang selanjutnya akan
memutar generator yang akan menghasilkan energi listrik.

Sedangkan pinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton
seperti pada diagram (p, v dan t, s) dibawah ini:
Gambar 2. Diagram siklus Brayton

Pada Gambar 2.25 dijelaskan bahwa mula-mula udara dari atmosfir ditekan di
dalam kompresor hingga temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa
disebut dengan proses kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini
digunakan sebagai udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk
mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara
pembakaran tersebut akan bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan
kedalamnya dan dipicu dengan spark plug akan menghasilkan proses pembakaran
hingga menghasilkan gas panas (energi panas) dengan temperature dan tekanan
yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan
untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam
turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan
energi listrik.

Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut:

1. Turbin gas siklus terbuka (open cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang
masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya
gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang ditunjukkan seperti pada
gambar 3.
Gambar 3. Turbin Gas siklus terbuka

2. Turbin gas siklus tertutup (closed cycle)

Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang
masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya
gas bekas ini dialirkan ke kedalam penukar panas (heat rejected) untuk
didinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau udara hingga
temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi masuk (suction) kompresor
untuk dikompresi lagi, yang ditunjukkan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Turbin gas siklus tertutup

3. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator

Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue gas) ini dialirkan kedalam heat exchanger
yang dikenal dengan istilah regenerator dimana didalamnya gas bekas ini
digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum digunakan
sebagai udara pembakaran didalam ruang bakar (combustion chamber), seperti
ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Turbin gas siklus terbuka dengan regenerator

4. Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan intercooler, regenerator dan


reheater

Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri dari 2
(dua) bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor tekanan rendah
dan kompresor tekanan tinggi serta turbin gas tekanan rendah dan turbin gas
tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-gas yang dihasilkan dapat dijelaskan sebagai
berikut, mula-mula udara atmosfir masuk kedalam kompresor tekanan rendah
untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan dialirkan kedalam intercooler
untuk didinginkan hingga menghasilkan temperature dan kelembaban serta
tekanan yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau media
pendingin lainnya, dari sini udara tersebut dialirkan ke dalam kompresor tekanan
tinggi untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan temperature yang tinggi dan
tekanan dengan kepadatan yang lebih tinggi.

Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan kedalam


regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi yang bertujuan
untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan melalui media pemanas
gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan
rendah. Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang
bakar utama (primary combustionchamber) yang menghasilkan proses
pembakaran dan dari proses ini dihasilkan gas panas yang digunakan untuk
memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas dari turbin tekanan tinggi
ini berupa gas bekas (flue gas) dialirkan kedalam ruang bakar kedua (secondary
combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater chamber yang
selanjutnya gas bekas tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya
yang mampu menghasilkan gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin
tekanan rendah, siklus tersebut diatas seperti ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 6. Turbin gas siklus terbuka dengan intercooler, regenerator dan reheater

Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan


dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan
tingkat efisiensi yang diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus terbuka.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan untuk beberapa
alat bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas
berjalan dengan baik, seperti:

1. Sistem pelumas (lube oil system).


2. Sistem bahan bakar (fuel system).
3. Sistem pendingin (cooler system).
4. Sistem udara kontrol (air control system).
5. Sistem hidrolik (hydraulic system).
6. Sistem udara tekan (air pressure system).
7. Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).

2.3 Perhitungan Daya PLTG

Gambar 3.1 Skema PLTG

 PT = 800 kW
 P1 = 1,01 Bar dengan T = 150C
 Rasio P = 6 Siklus dengan Tmax = T4 = 7000C  ηregenerator = 75 %
 Pcc = 0,15 Bar
 Pregenerator = 0,15 Bar
 ηCompressor = 80 %
 ηturbin = 85 %

Dari data diatas sehingga kita harus bisa menentukan energi pada Compressor
(Wc) dan energi pada Turbin (WT), serta menghitung kalor (Qs), effieciency
thermal. Dapat kita rumuskan bahwa :

 T1 = 150C + 2730C = 2880 Kelvin

 P2 = P1 * Rasio Siklus = 1,01 * 6 = 6,06

 P3 = P2 - 0,15 = 6,06 – 0,15 = 5,91 Bar 

 P4 -> 5 = 1,01 + 0,15 = 1,16 Bar


Gambar 3.2 Sikuls Brayton

Dari Siklus Brayton diatas sehingga dapat dijelaskan bahwa :


1 ke 2 = Kompresi Isentropik Ke Kompressor
2 ke 3 = Pemasukan panas pada tekanan konstan ( Pengganti proses pembakaran )
3 ke 4 = Ekspansi Isentropik di turbin
4 ke 1 = pengeluaran panas pada tekanan konstan
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan dari makalah ini yaitu :

a) Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi


listrik yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak
generatornya. Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang
sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran
bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan selanjutnya diubah menjadi
energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan kebutuhannya.
b) Komponen Utama PLTG terdiri dari : Compressor, Combution Chamber,
Turbin gas, dan generator.
3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis harapkan ialah semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca, kemudian penulis juga sadar akan kekurangan dari
makalah ini sehingga penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun
sehingga makalah ini bisa menjadi sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Hadianto. 2014. Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Makalah

Rahmat suryadi. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Makalah

https://achmadjaelani89.wordpress.com/2016/10/07/plta-pembangkit-listrik-
tenaga-air/

Anda mungkin juga menyukai