Anda di halaman 1dari 64

PROSEDUR PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN

RUTIN MESIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DI


PLTD SINGKOYO

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

IBNU SANJAYA
562417001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat
serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di Yaumil Qiyamah nanti, Aamiin. Penulis bersyukur masih
diberi kesempatan dan kekuatan oleh Allah SWT, untuk menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Industri ini dengan Judul “ Prosedur Pengoperasian dan
Pemeliharaan Rutin Mesin Diesel Di PLTD Singkoyo”.
Selama proses penyusunan laporan, penulis menemui banyak hambatan.
Akan tetapi, atas kehendak-Nya dengan dibantu beberapa pihak, pada akhirnya
hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Hasanuddin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah mendukung
pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri.
2. Sunardi, S.Pd, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah
mendukung pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri.
3. Hendra Uloli, S.T., MT selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja
Industri.
4. Dr. Irwan Wunarlan, S.T., M.Si selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Praktek
Kerja Industri.
5. Pihak Pengelola Praktek Kerja Industri.
6. Mario Sambur selaku pembimbing lapangan di PLTD Singkoyo.
7. Rekan-rekan teknisi dan Staf di PLTD Singkoyo
8. Saudara seangkatan Pendidikan Teknik Mesin 2017, serta
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnyan dengan segala keterbatasan yang penulis
miliki, Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengarapkan
kritik dan saran dari semua pihak untuk kebaikan kedepannya. Meskipun

ii
demikian, penulis berharap Laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan untuk pengembangan ilmu.

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………...... ii
DAFTAR ISI……………………..………………………………........................ iv
DAFTAR TABEL……………………..………………………………................ vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..…...
vii
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………..
vii
BAB I PENDAHALUAN
1.1 Latar belakang masalah…………………………………….……………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………….…... 2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….……………. 2
1.4 Tujuan……………...…………………………...……………………………
3
1.4.1 Tujuan Umum ………………………………………………………...
3
1.4.2 Tujuan Khusus………………………………………………………...
3
1.5 Manfaat Kerja Praktek……………………………………………………….
3
1.6 Metodologi Kerja Praktek……………………………………………………
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek………………………………………...
4
2.1.1 Bidang Persegi Panjang………………………………………………. 4
2.1.2 Petir Atau Kilat………………………………………………………..
4
2.1.3 Tiga Gelombang……………………………………………………… 5
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan………………………………………………….
5

iv
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………...
6
2.4 Unit Kerja Magang…………………………………………………………...
6
2.5 Refensi Terkait Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri…………………
7
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada
PLTD…………….7
2.5.2 Spesifikasi Mesin…………………………………………………….. 9
2.5.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel…………………………………………..
15
2.5.4 Prinsip Kerja Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel…………….
17
2.5.5 Pengoperasian………………………………………………………. 19
2.5.6 Pemeliharaan……………………………………………………...… 25
BAB III DASAR TEORI
3.1 Pola Pengoperasian…………………………………………………..…….
28
3.2 Prosedur Pengoperasian……………………………………………………
28
3.2.1 Persiapan Operator………………….…………………….……….….
29
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start…...…………………………………...
29
3.2.3 Start Mesin……..……………………………………………………..
30
3.2.4 Paralel Generator (pembebasan) ……………………………….……
31
3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi…….
31
3.2.6 Prosedur Mematikan SPD (Satuan Pembangkit Diesel)…..…….……
32

v
3.2.7 Pembuatan Laporan …………………………………………………..
33
3.3 Pola Pemeliharaan…………………………………………………………. 33
3.4 Prosedur Pemeliharaan…………………………………………………….. 34
3.4.1 Pemeliharaan Rutin…………………………………………………...
34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
40
4.2 Saran…………………………………………………………………...…... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin………………….……………..…………………
26
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik……………………………………….. 26

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo PT. PLN PERSERO …………………………………………… 4

vii
Gambar 2. PLTD Singkoyo………………………………………………………..
5
Gambar 3. Struktur Organisasi PLTD Singkoyo………………………………….
6
Gambar 4. Kepala Silinder……………………………………………………….. 9
Gambar 5. Perangkat Katup……………………………………………………...
10
Gambar 6. Perangkat Piston……………………………………………………...
11
Gambar 7. Connecting Rod………………………………………………………
11
Gambar 8. Blok Silinder…………………………………………………………
12
Gambar 9. Poros Engkol…………………………………………………………
12
Gambar 10. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor……………………….…. 13
Gambar 11. Oil Pan……………………………………………………………...
13
Gambar 12. Fly wheel……………………………………………………………
14
Gambar 13. Generator ………………………………………………………….. 14
Gambar 14. Prisip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah ……………………………...
15
Gambar 15 Prisip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. ……………………………....
16
Gambar 16. Diesel Kontrol Panel ……………………………………………….
24
Gambar 17. Generator Kontrol Panel…………………………………………… 24
Gambar 18. Auxiliary Kontrol Panel……………………………………………..
25

viii
DAFTAR ISTILAH
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas
PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTB : Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
SOP : Standar Operasional Prosedur
SPD : Satuan Pembangkit Diesel
PMT : Pemutus Tenaga
WIC : Wahana Idea Cipta
HSD : High Speed Diesel
PUSDIKLAT : Pusat Pendidikan dan Pelatiham
AVR : Automatic Voltage Regulator
Auxiliary : Alat-alat bantu
kW : kiloWatt
Rpm : Revolution per minute
kWh : kiloWatt hour
psi : pounds per square inch

ix
CB : Circuit Breaker
MCB : Miniatur Circuit Breaker
MCCB : Molded Case Circuit Breaker
OCB : Oil Circuit Breaker

x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada Saat ini, energi listrik merupakan energi yang sudah menjadi kebutuhan
pokok yang harus terpenuhi dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Oleh
karena itu, penyuplaian energi listrik terhadap masyarakat harus tetap dijaga
kualitas dan kontinuitasnya. Di Negara Indonesia sendiri, penyedia dan
pendistribusi listrik keseluruh wilayah Indonesia ialah PT. PLN (Persero) yang
sebagaiman merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai Penyedia
energi listrik untuk kebutuhan nasional, PT.PLN (Persero) memanfaatkan
berbagai macam sumber-sumber energi yang kemudian diubah menjadi energi
listrik seperti pemanfaatan energi kinetik air pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pemanfaat energi dari gas pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG),
pemanfaatan energi panas bumi pada pembangit listrik tenaga panas bumi
(PLTP), pemanfaatan energi panas matahari pada pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS), pemanfaatan energi air pada pembangit listrik tenaga air (PLTA), dan
pemanfaatan energi Angin pada pembangkit listrik tenaga Bayu (PLTB).
Pada Prinsipnya, karakteristik pembangkit energi listrik memiliki suatu
persamaan yaitu bertujuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi energi
listrik. Salah satu jenis pembangkit listrik konvensional yang sejak lama dikenal
oleh bangsa Indonesia ialah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD
merupakan pembangkitan yang menggunakan bahan bakar atau energi kimia yang
kemudian diubah menjadi energi kinetik yang berasal dari proses pembakaran di
ruang bakar mesin.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD), maka perlu melakukan pengoperasian mesin PLTD dengan
mengikuti prosedur dan Langkah-langkah yang sesuai dengan SOP (standar
operasional prosedur). Dengan mengikuti prosedur dalam pengoperasian, tentunya
dapat memelihara kontinuitas sistem yang dimiliki mesin pembangkit tersebut.
Selain mengikuti prosedur pengoperasian sesuai SOP, perlu juga diadakan
kegiatan pemeliharan secara rutin dan berkala terhadap mesin pembangkit yang
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Hal ini bertujuan agar

1
peralatan dalam PLTD itu berfungsi dengan baik dan terhindar dari kerusakan
fatal.
Oleh karena itu, penulis mengambil tema Praktek Kerja Industri mengenai
“Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Rutin Mesin Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel Di PLTD Singkoyo”. Hal ini berkaitan dengan bagaimana PT.PLN
(Persero) melakukan pengoperasian dan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit
listrik miliknya agar dapat bekerja secara optimal dan menghasilkan output yang
sesuai dengan yang diharapkan seperti kualitas dan kontuinitas.
1.2 Rumusan Masalah
Pada proses pengoperasian dan pemeliharaannya, diharapkan sebuah mesin
pembangkit listrik di PLTD Singkoyo tetap menjaga kualitas dan kontinuitas
pelayanan listriknya kepada konsumen. Oleh karena itu, proses pelaksanaan
pemeliharan dan pengoperasian yang sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) sangat dibutuhkan. Untuk itu rumusan masalah yang akan dibahas ialah
sebagai berikut :
a) Bagaimana penerapan standar operasional prosedur (SOP) pengoperasian
di lapangan ?
b) Bagaimana penerapan standar operasional prosedur (SOP) pemeliharaan di
lapangan ?
c) Apa output yang diharapkan dari dilaksanakannya pengoperasian dan
pemeliharaan rutin tersebut ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penyusunan dan pembahasan laporan Praktek Kerja
industri ini yaitu :
a) Objek yang dibahas merupakan mesin pembangkit listrik yang terdapat di
PLTD Singkoyo.
b) Mesin Pembangkit listrik tersebut adalah milik PT.PLN (Persero) yaitu
mesin MTU.
c) Data yang digunakan berasal dari buku panduan standar operasional
prosedur (SOP) pemeliharaan mesin pembangkit listrik milik PT.PLN
(Persero).

2
1.4 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari Kerja Praktek Industri ini yaitu :
1.4.1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat merasakan langsung suasana kerja sesungguhnya pada
perusahaan yang bidang kerjanya sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa.
2. Mahasiswa bisa mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di
perkuliahan untuk diterapkan dilapangan pekerjaan dan
3. Mahasiswa memperoleh pengalaman, wawasan, dan keterampilan serta
keahlian dalam bidang pemesinan.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui penerapan SOP pengoperasian di lapangan.
2. Mengetahui penerapan SOP pemeliharaan di lapangan.
3. Mengetahui output yang diharapkan dari dilaksanakannya pengoperasian
dan pemeliharaan rutin tersebut.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
Manfaat dari penulisan laporan Kerja Praktek Industri ini ialah penulis dapat
memperoleh gambaran mengenai fungsi dan kinerja pada PLTD Toili.
1.6 Metodologi Kerja Praktek Industri
Berikut beberapa metedologi Kerja Praktek Industri yaitu :
1. Melakukan observasi di lapangan secara langsung sehingga dapat melihat
secara lebih baik dan dapat memahami permasalahan apa saja yang
mungkin ditemui dalam suatu pekerjaan
2. Melakukan interaksi dengan orang-orang yang terlibat dalam tempat
magang seperti site manager, supervisor pemeliharaan, supervisor
pemeliharaan dan admin.
3. Melaporkan hasil pengamatan dan ilmu yang didapat selama kerja praktek
dalam bentuk laporan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek
Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki logo yang bentuk, warna dan
lambang perusahaan resmi adalah sesuai yang tercantum pada lampiran surat
keputusan direksi perusahaan umum listrik Negara No. 031/DIR/76 tanggal : 1
Juni 1976, mengenai pembakuan lambing perusahaan umum listrik negara.
Adapun makna dari lambing PT. PLN (Persero) yaitu sebagai berikut :

(Gambar 1. Logo PT. PLN (Persero)


2.1.1 Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambing lainnya,
melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi
yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PT.PLN (Persero)
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.
Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2.1.2 Petir Atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT.PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PT.PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinasan gerak laju perusahaan beserta tiap insan

4
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
zaman.
2.1.3 Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi yang diartikan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping
itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan

(Gambar 2. PLTD Singkoyo)


PLTD Singkoyo adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang kelistrikan
yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. PLTD Singkoyo adalah
perusahaan yang di naungi oleh PT. PLN ULP Toili (Persero). PLTD Singkoyo
berdiri pada tahun 1990-an yang didirikan di Kecamatan Moilong Kabupaten
Banggai namun pada tahun 1995 di pindahkan di Kecamatan Toili pada Desa
Singkoyo.
PLTD Singkoyo bekerja sama dengan PT. Sewatama dan PT. WIC (Wahana
Idea Cipta) di karenakkan PLTD Singkoyo hanya mampu menaungi beberapa
Kecamatan di daerah Kabupaten Banggai, khususnya di Kecamatan Batui,
Kecamatan Toili, Kecamatan Moilong, Kecamatan Toili Barat, dan Kecamatan

5
Mamosalato. Karena kapasitas daya mampu dari PLTD Singkoyo hanya
berkisaran 1.400 Kilo Watt (KW), sementara yang di butuhkan untuk
menghidupkan beberapa Kecamatan tersebut ialah dibutuhkan 7.000 Kilo Watt
(KW). Maka dari itu PLTD Singkoyo bekerja sama dengan PT. Sewatama dan
PT. WIC agar dapat menghasilkan kapasitas Daya Listrik yang di butuhkan.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan gambaran tentang pembagian tugas dan
tangggung jawab kepada individu juga bagian tertentu dari Organisasi. Struktur
Organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya roda perusahaan di PLTD Singkoyo, berikut Struktur
Organisasi PLTD Singkoyo.

manager

supervisor

Koordinator

Pemeliharaan Administrasi Operator

Cleaning Service Security

(Gambar 3. Struktur Organisasi PLTD Singkoyo)

2.4 Unit Kerja Magang


Unit kerja magang mempunyai bagian-bagian yang ada dalam perusahaan
PLTD Singkoyo dan memiliki fungsi masing-masing.

6
1. Manager yaitu pimpinan yang bertangungg jawab di perusahaan PLTD
Singkoyo
2. Supervisor yaitu seseorang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang
untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahanya di PLTD
Singkoyo.
3. Administrasi yaitu Unit perusahaan yang bertugas untuk menangani
bagian gaji, pembelian part, hak-hak karyawan dan legalitas.
4. Pemeliharaan yaitu Unit yang bertugas atau berperan dalam perawatan
dan perbaikan alat-alat Mesin Produksi.
5. Security yaitu unit yang bertugas sebagai keamanan atau pengamanan di
dalam perusahan.
6. Operator mesin yaitu Unit yang bertugas mengoperasikan mesin serta
mencatat setiap daya suplay untuk setiap cubicle tempat penyuplayan
tegangan.
7. Cleaning servis yaitu Unit yang bertugas membersihkan wilayah
perusahaan.
Penempatan Selama pelaksanaan magang yang sesuai dengan kompetensi
ilmu yang di dapatkan di bagian Pemeliharaan Pada perusahaan PLTD Singkoyo
sendiri sangat membutuhkan yang namanya Pemeliharaan agar dapat
memperpanjang umur mesin pada generator yang berada di PLTD Singkoyo.
2.5 Referensi Terkait Dengan Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada PLTD
Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang kemudian akan
membangkitkan tenaga listrik. Berikut 3 peralatan utama antara lain :
1. Mesin Diesel
2. Generator dan Exiter Generator
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary)
Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut yaitu :
1. Mesin diesel, berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar)
menjadi energi mekanis, melalui gerak lurus pada piston yang kemudian
diubah menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol.

7
2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis
yang dihasilkan oleh mesin diesel yang kemudian menjadi energi listrik.
Energi listrik ini timbul akibat adanya medan magnet pada kumparan
generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya
tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang
disebut dengan sistem penguatan (exitasi). Untuk mengatur penguatan
tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut Automatic Voltage
Regulator (AVR).
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary), berfungsi agar mesin dieseldapat beroperasi
dengan baik, maka diperlukan seperangkat alat bantu antara lain :
 Pompa Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak
pelumas, mensirkulasikan air pendingin dan lain-lain.
 Tangki Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar,
minyak pelumas, air pendingin, dan lain-lain.
 Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan
bakar, minyak pelumas dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin.
 Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan
yang diisikan ke tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai
udara start, udara kontrol proteksi mesin (Control Air) dan udara
proteksi overspeed (Safety Air).
 Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga
tekanan udara pembakaran naik dan menaikkan daya mesin.
 Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat
kontrol, relai-relai proteksi dan lain-lain.
 Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan
panas pada sistem pendingin mesin Diesel.
 Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada
sistem yang ada pada mesin Diesel.
 Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur
dan parameter-parameter yang berhubungan dengan mesin dan
generator.

8
 Peralatan pengaman Berfungsi untuk mengamankan mesin,
generator dan trafo tenaga bila terjadi gangguan.
2.5.2 Spesifikasi Mesin
Data utama mesin MTU 1 SN. 526 101 085 yang berada di PLTD Toili
adalah sebagai berikut :
Merk : MTU
Type : 12.V.4000.G.60
Nomor Seri : 526 101 085
Diameter Silinder : 130 mm
Panjang Langkah : 150 mm
Jumlah Silinder : 12
Susunan Silinder : “V”
Daya Output : 1.000 KW
Putaran Nominal : 1500 rpm
Adapun Komponen-komponen dari mesin pembangkit MTU SN. 526
101 085 yaitu :
1. Kepala Silinder
Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin, komponen ini terbuat
dari material tuang. Fungsi dari kepala silinder ini yaitu :
a) sebagai penutup bagian atas silinder.
b) Tempat terletaknya komponen : katup hisap dan buang, injektor,
rocker arm, ruang bakar mula, katup start, dan indicator chock.
c) Sebagai ruangan pendingin atau penyerapan panas.

9
(Gambar 4. Kepala Silinder)
2. Perangkat Katup
Pada perangkat ini, terdiri dari beberapa komponen seperti katup isap,
katup buang, pegas, rocker arm, dan pushroad dengan roler. Perangkat ini
juga berfungsi menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.

(Gambar 5. Perangkat Katup)


3. Perangkat Piston
Perangkat ini berfungsi guna mengatur volume di dalam silinder. Hal
ini bertujuan agar proses kerja mesin dapat berlangsung. Adapun beberapa
fungsi dari piston yaitu :
a) Memampatkan udara.
b) Menerima tekanan pembakaran pada saat proses bekerja.
c) Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui batang
penghubung (connecting rod).
d) Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.
Secara umum ada tiga bagian inti pada piston antara lain :
a) Ring Kompresi, ring ini berfungsi mencegah terjadinya kebocoran
udara saat Langkah kompresi.
b) Ring oli, ring ini berfungsi untuk mencegah oli mesin masuk ke dalam
ruang bakar.

10
c) Pin Piston, pin piston ini berfungsi untuk menghubungkan piston
dengan connecting rod.

(Gambar 6. Perangkat Piston)


4. Connecting Rod
Connecting Rod merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk
memindahkan gaya piston ke poros engkol. Dimana saat terjadi proses
pembakaran, gaya tekanan didapat akan diteruskan ke poros engkol
melalui connecting rod.

(Gambar 7. Connecting Rod)


5. Blok silinder
Blok silinder adalah komponen utama mesin, hal ini dikarenakan
komponen ini menjadi sebuah komponen primer untuk meletakkan
berbagai engine compartement yang mendukung proses kerja mesin.
Umumnya pada sebuah blok silinder memiliki beberapa komponen yaitu :

11
a) Main Linner, komponen ini berfungsi sebagai tempat naik turun
piston.
b) Water Jacket, komponen ini merupakan sebuah selubung air
pendingin yang terletak di dalam blok mesin. Hal ini bertujuan agar
pendinginan mesin berlangsung secara maksimal.
c) Oil feed lines, komponen ini berfungsi untuk menciptakan jalur oli
mesin dari kepala silinder menuju crankcase.

(Gambar 8. Blok Silinder)


6. Poros engkol
Komponen ini berfungsi untuk menerima gaya inersia yang tinggi pada
puncak tekanan gas diatas piston. Kemudian juga berfungsi untuk
mengubah gerak bolak-balik menjadi gerak putar. Pada komponen ini terdiri
dari poros engkol, bantalan utama, counter weight, roda gila, dan penyerap
getaran.

12
(Gambar 9. Poros Engkol)
7. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menginjeksikan bahan
bakar yang sudah tersedia menuju ke injector. Sedangkan injector sendiri
berfungsi mengabutkan bahan bakar yang berasal dari proses injeksi ke
ruang bakar sehingga akan terjadi pengabutan yang sempurna dan terjadi
pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu singkat.

(Gambar 10. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injector)


8. Oil Pan
Komponen ini adalah sebuah bak khusus yang fungsinya sebagai
penampung oli mesin. Umumnya komponen ini terbuat dari besi tipis seperti
seng.

13
(Gambar 11. Oil Pan)

9. Fly Wheel
Komponen ini biasa disebut dengan roda gila, fungsi dari komponen
ialah untuk menyeimbangkan putaran mesin. Selain itu juga fly wheel
berfungsi untuk menyalakan mesin, hal ini bisa diihat dari bagian luar
komponen ini yang memiliki banyak mata gigi kemudian akan terhubung
bersama motor starter untuk menyalakan mesin.

(Gambar 12. Fly Wheel)


10. Generator
Generator adalah sumber tegangan listirk yang diperoleh melalui
perubahan energi mekanik menjadi energi listrik. Adapun bagian bagian
utama dari generator yaitu :
1) Rotor atau inductor (bagian yang berputar)
2) Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam)
3) Exiter sebagai penguat medan magnet.

14
(Gambar 13. Generator)

2.5.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel


Mesin diesel merupakan jenis mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) dimana sumber energinya berasal dari hasil proses
pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder. Mesin diesel disebut
juga Compressed Ignition Engine (CI-Engine) dimana untuk proses
pembakarannya yang terjadi di dalam silinder tidak memerlukan adanya
busi, akan tetapi cukup dari panas yang timbul akibat adanya kompresi
udara di dalam silinder. Berdasarkan prinsip kerjanya, mesin diesel terbagi
menjadi 2 yaitu :
A. Mesin Diesel 2 Tak
Mesin diesel 2 tak, merupakan mesin pembakaran dalan (internal
combustion engine) yang hanya memiliki dua Langkah kerja dalam satu
siklus mesin untuk membuat mesin bekerja secara berkesinambungan.

(Gambar 14. Prinsip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah)


Langkah-langkah di atas yaitu sebagai berikut :
1. Transfer Stroke
Pada Langkah ini, terjadi perpindahan material. Awalnya piston bergerak
dari titik mati atas (TMA) ke titikmati bawah (TMB). Hal ini

15
menyebabkan pembesaran volume ruang bakar, karena piston bergerak
ke bawah, maka intake manifold akan terbuka. Sehingga udara yang
sudah didorong oleh turbocharger, langsung masuk dan memenuhi ruang
bakar.

2. Power Stroke
Pada Langkah ini, setelah piston mencapai ke TMB piston akan Kembali
bergerak ke atas. Saat piston bergerak ke atas, dinding piston akan
menutup saluran intake manifold. Sehingga udara yang sudah memenuhi
ruang bakar tidak bisa memiliki akses keluar. Saat piston ke TMA,
volume ruang bakar akan sangat keil sehingga suhu dan tekanan udara di
dalam ruang bakar bisa sangat tingi. Pada momen ini, injector
menyemprotkan sejumlah solar ke dalam ruang bakar yang dipenuhi oleh
udara bersuhu dan bertekanan tinggi tersebut. Hasilnya, solar akan
langsung terbakar karena temperature udara di dalam ruang bakar sudah
di atas titik nyala solar. Dari hasil pembakaran ini yakni ekspansi yang
mendorong piston bergerak ke TMB.
B. Mesin Diesel 4 Tak
Mesin diesel 4 langkah merupakan internal combustion engine yang
memiliki empat langakh dalam satu siklusnya. Dimana untuk mendapatkan
1 kali Langkah usaha, diperlukan 4 kali Langkah atau dua kali putaran poros
engkol.

1 2 3 4
(Gambar 15. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah)
Langkah-langkah diatas yaitu sebagi berikut :

16
1. Langkah Isap
Pada langkah ini, piston bergerak dari titik mati atas (TMA)
menuju ke titik mati bawah (TMB). Kemudian pada Langkah ini katup
isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara bersih masuk ke
dalam silinder.

2. Langkah Kompresi
Pada Langkah ini, piston bergerak dari titik mati bawah (TMB)
menuju ke titik mati atas (TMA). Kemudian katup isap dan buang
tertutup, udara dikompresikan sehingga tekanan dan temperature naik.
Pada akhirnya Langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan ke dalam
ruang bakar dan terjadilah pembakaran.
3. Langkah Usaha
Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran,
sedangkan katupisap dan katup buang tertutup, maka piston bergerak
dari titik mati atas (TMA) menuju ke titikmati bawah (TMB)
melakukan usaha.
4. Langkah Buang
Pada proses ini, katup buang terbuka dan katup isap tertutup.
kemudian piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju ke titik
mati bawah (TMA) dan gas bekas hasil pembakaran terdorong keluar.
Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi kenaikan temperature
dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus (translasi) lalu diubah
gerak berputar oleh poros engkol. Sehingga dapat menggerakan poros rotor
generator yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu
dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul ggl
induksi. Adapun bagian bagian utama dari generator yaitu :
1) Rotor atau inductor (bagian yang berputar)
2) Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam)
3) Exiter sebagai penguat medan magnet.

17
2.5.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Berikut Cara kerja dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yaitu :
1) Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke
dalam penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih
dahulu. Kemudian dari penyimpanan tangka sementara, bahan bakar
dipompakan ke pengabut (nozel), disini bahan bakar dinaikkan
temperaturnya hingga menjadi kabut.
2) Menggunakan kompresor udara bersih dimasukkan ke dalam tangki udara
start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke
turbocharger. Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara
dinaikkan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar
500 psi dengan suhu mencapai 600oC
3) Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukkan kedalam
ruang bakar (combustion chamber)
4) Bahan bakar minyak dari atau nozzle, kemudian diinjeksikan ke dalam
ruang bakar (combustion chamber).
5) Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada
tekanan yang tinggi (35-50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder
naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan
bakar.
6) Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang
kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi-energi mekanis.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
7) Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros
engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga
diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.

18
8) Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakkan poros rotor
generator. Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik
sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasar hukum
faraday. “Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada
dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut
memotong garis-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar
tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik”.

2.5.5 Pola Pengoperasian


Prosedur pengoperasian dari suatu SPD (Satuan Pembangkit Diesel) pada
prinsipnya sama, tapi dalam pelaksanaannya ada beberapa perbedaan, yang
disebabkan karena adanya perbedaan dari jenis dan jumlah alat bantu
sebagai pendukung dari SPD tersebut.
Untuk menghindari kesalahan pada saat mengoperasikan suatu SPD,
kiranya diperlukan suatu SOP (Standing Operation Prosedure) sebagai
petunjuk yang harus diikuti oleh operator dalam mengoperasikan suatu unit
pembangkit.
Dengan menggunakan SOP maka kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam mengoperasikan dapat diminimalisir, karena sebagai acuan dalam
membuat suatu SOP adalah intruction manual (buku petunjuk) yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin. Untuk mengoperasikan suatu SPD,
haruslah dimengerti dan dipahami bagian bagian utama dari SPD itu sendiri
Dalam pengoperasian PLTD, ada dua jenis pengoperasian yaitu :
a) Pengoperasian secara manual, dalam pengoperasian ini terdiri dari 4
langkah yaitu persiapan start, start, pembebanan dan stop.
b) Pengoperasian secara otomatis, dalam pengoperasian ini menggunakan
alat bantu Generator Paraleling Control (GPC).
Sebelum melakukan pengoperasian, Operator perlu mengetahui data
teknik berikut ini :
1. Sistem Udara Masuk dan Gas Buang
a. Fungsi

19
Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran
bahan bakar, sistem ini dirancang guna menaikkan efesiensi mesin
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pebandingan jumlah massa
udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan
keperluan atau jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem
ini juga berfungsi untuk mengatur udara masuk.

b. Jenis Sistem Udara Masuk


a) Sistem Alami (Natural), Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena
adanya penurunan tekanan didalam silinder yang diakibatkan oleh
pergerakan piston ke bawah.
b) Sistem Paksa atau Tekan, Yaitu udara yang masuk kedalam silinder
jumlahnya dinaikkan/ diperbanyak dengan bantuan turbo charger.
c. Cara Kerja Sistem Udara Masuk dan Gas Buang
Udara luar masuk ke ruang bakar dikarenakan dihisap oleh
blower, dimana sebelum masuk keruang bakar udara ini disaring oleh
filter udara, selanjutnya melalui saluran masuk udara didinginkan
dengan inter cooler dan udara ini akan masuk ke ruang bakar melalui
katup masuk. Setelah masuk ke ruang bakar udara ini akan bercampur
dengan bahan bakar dan digunakan untuk proses pembakaran. Gas
buang hasil pembakaran dari ruang bakar dikeluarkan melalui katup
buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas dari gas turbo
charger yang satu poros dengan sisi kompresor, sehingga
kompresor/blower ikut berputar dan menghisap udara luar.
2. Sistem Bahan Bakar
Seperti yang diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan
sebagai sumber energi bagi mesin diesel. Untuk keperluan penyaluran
bahan bakar tersebut sampai keruang bakar dengan suatu kondisi tertentu
diperlukan suatu sistem bahan bakar. Adapun fungsi dari sistem bahan
bakar yaitu :

20
a) Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudh
bercampur merata dengan udara supaya mudah terbakar.
b) Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukkan
disetiap silinder pada setiap kebutuhan sehingga tenaga tiap silinder
adalah sama.
c) Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.
3. Sistem Pelumas
Adapun fungsi dari pelumas yaitu :
a) Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dua benda yang saling
bersentuha dan saling bergerak atau salah satunya benda tersebut
bergerak dengan maksud mengurangi atau menghilangkan gesekan
yang terjadi.
b) Lubricating, Yaitu sebagai pelumas atau pelican supaya benda
bergerak dengan licin sehingga pergerakannya mudah.
c) Cooling, yaitu sebagai media pendingin.
d) Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin
yang dialiri minyak pelumas.
e) Anti Korosi, yaitu guna melindungi komponen dari kontak langsung
dengan udara sehingga terlindung dari korosi.
f) Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam
yang bergesekan seperti pada roda gigi.
Ada beberapa cara pemakaian bahan pelumas yaitu dioleskan,
dipercikan, direndam, dan dialirkan dengan tekanan. Dalam sistem
pelumasan mesin diesel, cara pemakaian bahan pelumas yaitu dengan
cara dialirkan dengan tekanan. Akan tetapi ada beberapa persyaratan
yaitu :
a) Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang
tertentu.
b) Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang
dilumasi.
c) Dalam sistem tertutup.
d) Dapat didinginkan.

21
e) Dapat dibersihkan (filter dan separator).
4. Sistem Pendingin
Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang
dipakai adalah sistem sirkulasi tertutup dan dikelompokkan menjadi 3
bagian yaitu :
a) Raw Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan udara masuk,
minyak pelumas, bahan bakar dan mendingingikan air pendingingin
jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri
didinginkan dengan radiator atau cooling tower.
b) Jacket Cooling Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan
blok silinder, silinder liner, dan exhaust valve housing. Air yang
digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat
yang rendah, kekerasan rendah dan dicampur dengan suatu ragen anti
karat. Air Jacket didinginkan oleh radiator atau raw water.
c) Injector Cooling Water System, berfungsi untuk mendinginkan
injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar. Sebelum
dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan
hingga mencapai temperature tertentu oleh heather pemanas. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah thermal stress pada injector yang
sangat panas.
5. Sistem Kontrol dan Proteksi
Tujuan dari Proteksi pada suatu PLTD ialah agar mesin dan
perlengkapannya tidak mengalami kerusakan yang fatal apabila terjadi
gangguan. Pada mesin PLTD terdapat 3 proteksi pengaman yaitu :
a) Peralatan pengaman mesin antara lain :
 Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas
buang, main bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi
ini akan memberikan sinyal alarm ataupun trip
 Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan
kurang pada air pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-
lain. Bila terjadi gangguan pada tekanan maka proteksi tekanan
akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.

22
 Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran
yang membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan
memberikan sinyal alarm ataupun trip
b) Pengaman Generator
Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami
kerusakan akibat adanya gangguan baik yang berasal dari dalam
generator itu sendiri ataupun gangguan yang berasal dari luar
generator.
Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman
antara lain :
 Over Current Relay (pengaman arus lebih)
 Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih)
 Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah)
 Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
 Reverse Power Relay (pengaman daya kembali)
 Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah)
 Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah)
 Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi)
 Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
c) Pengaman Trafo Daya untuk PLTD
 Over Current Relay (pengaman arus lebih)
 Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
 Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
 Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)
 Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam
trafo)
 Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam
trafo).

Proteksi pada mesin PLTD pada prinsipnya ada 2 tingkatan, yaitu :

23
 Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda
peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada mesin,
sehingga operator dapat segera mengambil tindakan pengamanan
dan penormalan kembali.
 Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis
apabila pada mesin terjadi penyimpangan operasi.

6. Panel Kontrol PLTD

Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi menjadi 3 bagian utama yang
saling terhubung dan saling mendukung. Berikut bagian-bagian utama
tersebut yaitu :

a) Diesel Kontrol Panel, pada komponen ini terpasang alat-alat


pendektesi, proteksi dan panel kontrol yang memonitor kondisi dan
bagian-bagian mesin itu sendiri.

(Gambar 16. Diesel Kontrol Panel)

b) Generator Kontrol Panel, pada panel ini terpasangperalatan kontrol


berupa parameter-parameter ukur, relay -relay proteksi pengaman,
sistem sinkronisasi dan semua peralatan yang berhubungan dengan
generator.

24
(Gambar 17. Generator Kontrol Panel)

c) Auxiliray Kontrol Panel, pada panel ini terpasang peralatan sensor,


proteksi dan kontrol semua peralatan bantu yang merupakan
pendukung beroperasinya mesin pembangkit.

(Gambar 18. Auxiliary Kontrol Panel)


2.5.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan atau perawatan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan dan uji untuk kerja mempertahankan supaya
peralatan tersebut beroperasi secara optimum.
Menurut Assauri dalam Santi dkk (2017) membagi jenis pemeliharaan
menjadi dua yaitu :
a) Preventive Maimtenance
Yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
keriusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau

25
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Dalam praktiknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
 Routine Maintenance, adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari.
 Periodic Maintenance, Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu.
b) Corretive atau Breakdown Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan ini dilakukan setelah
terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan Corretive
Maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan
atau reparasi.
Pada PLTD Singkoyo sendiri, jenis pemeliharaan dan perawatn
yang digunakan yaitu :
a) Berdasarkan waktu, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan akan
dilakukan berdasarkan waktu atau jam kerja suatu peralatan/ jam
beroperasinya mesin. Pemeliharaan berdasarkan waktu dibagi menjadi 2
yaitu :
 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan mengamati,membuang,
memeriksa, mengganti, menambah dan membersihkan. Pada
pemeliharaan rutin juga memiliki jenis-jenis pekerjaan seperti yang
ditunjukan table 1.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P0 Harian 24 Jam
P1 Mingguan 125 Jam
P2 2 Mingguan 250 Jam
P3 Bulanan 500 Jam
P4 Triwulan 1.500 Jam
P5 Semesteran 3.000 Jam
(Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin)

26
 Pemeliharaan Berkala/Priodik
Pemeliharaan berkala/priodik merupakan kegiatan pembongkaran,
penggantian, pembersihan, perbaikan, pengukuran, penyetelan,
pemasangan, dan pengetesan.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P6 T.O (Top Overhoul) 6.000 Jam
P7 S.O (Semi Overhoul) 12.000 Jam
P8 M.O (Major Overhoul) 18.000 Jam
(Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik)
b) Berdasarkan Kondisi, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan saat itu atau didapat pada saat dilakukan
pemantauan kontinyu menunjukan ketidaknormalan.
c) Setelah Rusak,, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan setelah mengalami kerusakan atau tidak
dapat digunakan lagi dan tidak dapat berfungsi dengan baik.

27
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
3.1 Pola Pengoperasian
Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi
listrik yang handal, maka dibutuhkan suatu pola pengoperasian dari unit
pembangkit yang ada. Penyusunan pola operasi didasarkan pada daya mampu
setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi beban yang meliputi beban sistem
interkoneksi yang dipikul pembangkit. Dengan adanya PLTD Sewa Tama dan
PLTD WIC maka pola operasi di PLTD Singkoyo diatur mengikuti fluktuasi
beban yang senantisa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi sistem).
Dengan kata lain PLTD Singkoyo akan dioperasikan apabila dibutuhkan
(frekuensi turun, beban naik). Didalam penyusunan rencana operasi ini, yang juga
harus diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit
pembangkit tidak mengalami pmbebanan yang melebihi daya mampunya yang
pada akhirnya akan mengganggu kehandalan sistem pembangkit.
Di PLTD Singkoyo sendiri memiliki 3 unit mesin pembangkit yaitu MTU 1,
MTU 2, dan CATERPILAR. Akan tetapi saat ini salah satu mesin yaitu mesin
CATERPILAR tidak bisa beroperasi dikarenakan panel pengatur bebannya rusak.
Sehingganya saat ini di PLTD Singkoyo hanya dua mesin yang dapat beroperasi
yaitu MTU 1 yang memiliki daya output 700 KW dan MTU 2 yang memiliki daya
output 700 KW. Kemudian mesin di PLTD Singkoyo akan beroperasi pada saat
beban puncak yaitu mencapai 7 MW guna membantu PT. SewaTama dan PT.
WIC sehingga frekuensi akan tetap pada saat beban puncak. Di daerah pelayanan

28
PLTD Singkoyo beban puncak terjadi sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada
pukul 11:00 – 13:00 WITA dan pukul 17:00 - 22:00 WITA
3.2 Prosedur Pengoperasian
Pengoperasian mesin di PLTD Singkoyo dilakukan atas dasar instruktur
kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan
manual book atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuat mesin yang bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin maupun operatornya sendiri
sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman. Di PLTD Singkoyo
sendiri, jneis pengoperasiannya ialah secara manual.
Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk
MTU 1 SN. 526 101 085 :
3.2.1 Persiapan Operator
Operator pengoperasian PLTD harus dalam keadaan sehat dan
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai yaitu :
a) Helem
b) Pelindung telinga
c) Sepatu
d) Sarung tangan
e) Masker
f) Seragam kerja
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat persiapan awal
sebelum start mesin yaitu :
a) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level minyak pelumas/oli
dan melakukan penambahan bila di perlukan pada :
 Governor
 Turbo charger
 Carter/sump tank
 separator
b) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level air pendingin dan
melakukan penambahan bila di perlukan pada :

29
 Jacket cooling water tank
 injecktor cooling water tank
c) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada
peralatan bantu / sistem :
 Pelumasan
 Pendinginan
 Bahan bakar
 Power supply electrical proteksi (DC / AC)
 Separator

yakinkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan


pembetulan bila dianggap perlu.

d) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada


panel euxiliary dan ganti bila bola lampunya putus
e) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi :
 Power supply AC / DC
 Tombol emergency stop
 Oil mist detector
 Over speed
 Peralatan APAR
 Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF

3.2.3 Start Mesin


Prosedur untuk mengopersikan satuan pembangkit diesel (SPD) secara
umum yaitu :
1. setelah semua persiapan diatas sudah dilakukan, maka mesin siap untuk
di start.
2. Tunggu sampai tekanan minyak pelumas mencapai tekanan yang
diijinkan (hal ini juga ditandai dengan menyalakan lampu pada panel
mesin).
3. Untuk mesin yang di start dengan accu hanya memutar kunci start
posisi start atau menekan tombol start.

30
4. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu
lebih kurang 15 menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap
perubahan temperatur, lakukan pemeriksaan pada sistem pelumasan,
sistem pendingin, sistem bahan bakar, yang meliputi temperatur,
tekanan, suara, getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran
melalui indicator vent cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop
untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan
5. Hidupkan (ON) lube oil priming pump.
6. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump.
7. Hidupkan (ON) injector cooling water pump.
8. Naikkan RPM hingga normal speed (1.500 rpm) dan lakukan
pemeriksaan menyeluruh yang meliputi temperatur, tekanan, suara,
getaran maupun kebocoran jika ada diperbaiki.
9. Bila sudah yakin tidak ada hal-hal yang mencurigakan, maka mesin siap
diberi beban/parallel.
3.2.4 Paralel Generator (Pembebanan)
1. Atur MCCB exitasi keposisi ON
2. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan
3. Atur tegangan generator (380 V)
4. Atur frequensi 50 HZ
5. Perhatikan putaran jarum syncronscope bergerak secara perlahan dan
lancar
6. Sesaat jarum syncronscope mendekati awal jarum bergerak masukkan
dan lampu mati CB generator dimasukkan
7. Atur switch syncronscope keposisi OFF
8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan
frequensi maupun cos φ
9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya
mampu mesin, dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin
akibat adanya perubahan / penambahan beban.
10. Selalu perhatikan dan catat perubahan tegangan dan frequensi atur
sebagaimana mestinya

31
3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi
1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang
meliputi tekanan, temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu control
2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada
sistem pelumasan, sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan
lakukan tindakan preventif bilamana terdapat gejala kelainan yang
dapat membahayakan mesin pembangkit
3. Melakukan pencatatan per 30 menit mengenai semua parameter operasi
secara berkala kedalam log sheet untuk dijadikan bahan evaluasi lebih
lanjut
4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya
menjamin keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan
pengamanan apabila ada gejala yang dapat mengganggu keselamatan
dan kelancaran operasional mesin pembangkit.

3.2.6 Prosedur Mematikan SPD (satuan pembangkit diesel)


1. Prosedur untuk mematikan SPD dalam keadaan normal adalah sebagai
berikut :
a) Turunkan/pindahkan beban SPD yang akan di stop secara perlahan-
lahan, dengan sendirinya beban ini akan dipikul oleh SPD-SPD lain
yang masih operasi paralel.
b) Perhatikan tegangan, frekwensi, cos φ dan beban baik pada SPD
yang akan di stop maupun pada SPD yang akan menerima beban.
c) Turunkan beban hingga mendekati nol.
d) Lepaskan OCB SPD bersangkutan dengan lepasnya OCB berarti
SPD sudah lepas dari hubungan paralel dan hubungan nol.
e) Pindahkan Excitation Changer over switch dari posisi AUTO
Control ke posisi HAND Control.
f) Turunkan tegangan perlahan-lahan sampai mencapai nol dengan
jalan memutar HAND field rheostat ke kiri.
g) Lepas FCB (Field Circuit Breaker).
h) Pindahkan exacitation changerover Switch dari posisi HAND ke
posisi OFF.

32
i) Selanjutnya mesin dapat di stop melalui tombol.
j) Setelah mesin stop biarkan alat-alat bantu (pompa pendingin jacket
dan valve cage, pompa minyak pelumas dan radiator fan) berjalan 10
menit.
k) Membuat laporan.

2. Prosedur untuk mematikan SPD bila terjadi gangguan SPD bersangkutan


adalah sebagai berikut :
a) Segera lepas beban (bila diperlukan/dengan cara melepas salah satu
PMT), hal ini dimaksudkan supaya mesin yang lain tidak kelebihan
beban (over load).
b) Di dalam melepas OCB feeder harus diatur sedemikian rupa
sehingga beban yang hilang tidak terlalu besar, kecuali dalam
keadaan terpaksa.
c) Segera stop mesin dengan cara menekan tombol emergency stop
pada panel mesin atau pada panel control generator.
d) Perhatikan pada SPD-SPD yang masih operasi beban, cos φ,
tegangan dan frekwensi. Bila perlu diadakan pengaturan seperlunya.
e) Jalankan/operasikan SPD cadangan (stand by unit) dengan prosedur
beban kemudian langsung diparalel.
f) Selanjutnya PMT yang lepas bisa dimasukkan lagi.
g) Adakan pemeriksaan dan evaluasi atas terjadinya gangguan tersebut.
h) Membuat laporan.

3.2.7 Pembuatan Laporan

1. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis di dalam


lembar laporan sebagaimana format yang tersedia (check list & log sheet)
2. Data-data penggunaan yang meliputi produksi KWH. Pemakaian bahan
bakar minyak, pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan jam
stop harus ditulis dengan jelas.

33
3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan
ditulis dengan jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut.

3.3 Pola Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan segala aktifitas yang dilakukan pada PLTD guna


mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada
kondisisemula secara optimal, agar asset fisik (PLTD) tersebut dapat
memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya. Adapun jenis
pemeliharaan diantaranya sebagai berikut :

1. Pemeliharaan terencana, pemeliharaan ini dibagi menjadi dua bagian


yaitu preventive (pemeliharaan rutin sesuai jam kerja mesin), dan
condition based.
2. Pemeliharaan tidak terencana, meliputi breakdown.
3. Pemeliharaan Design Out
3.4 Prosedur Pemeliharan

Pemeliharaan mesin di PLTD Toili dilakukan atas dasar instruktur kerja


operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan
PUSDIKLAT PT.PLN (Persero) tahun 2011 yang bertujuan guna
mempertahankan supaya peralatan tersebut dapat bekerja secara optimum. Jika
melihat Pemeliharaan berdasarkan waktu yang sudah di jelaskan di Tinjauan
Pustaka yaitu jenis pekerjaannya dari P0-P8, maka tidak memungkinkan seluruh
jenis pekerjaan dapat saya laksanakan. Hal indi dikarenakan waktu Kerja Praktek
Industri saya yang terbatas. Sehingga saya hanya bisa melaksanakan kegiatan P0-
P3.
Berikut ini ialah prosedur pemeliharaan di PLTD Toili berdasarkan
Pusdiklat PT. PLN (Persero) 2011 yaitu :

3.4.1 Pemeliharaan Rutin

34
Pada kegiatan ini, pekerjaan yang dilakukan ialah mengamati,
membuang, menambah, dan membersihkan. Berikut Jenis-jenis kegiatan
pada pemeliharaan rutin yaitu :

1. Jenis Pekerjaan P0 (Harian)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 24 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan harian. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P0) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Nihil
e) Prosedur Kerja
 Membersihkan/melap mesin.

35
 Membuang air kondensat dan kotoran dari tangka dengan
membuka kran.
 Memeriksa dan menambah minyak atau air pendingin.
 Melumasi dan menggemuki (memberi gris) secara manual.
 Membuat laporan pelaksanaan harian sesuai format tersedia yang
ditandatangani oleh pelaksana, disetujui oleh supervisor dan
manager cabang.
2. Jenis Pekerjaan P1 (Mingguan)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 125 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan Mingguan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P1) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Pompa
 Ember
 Tools set
 Vacuum Cleaner
 Special Tools
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip

36
 Helm
 Pelindung telinga

d) Alat Ukur
 Nihil
e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Membersihkan peralatan bantu dari debu dan kotoran
 Membuka dan Membersihkan saringan (udara, HSD, dan minyak
pelumas).
 Membuka dan membersihkan separator (HSD dan Minyak
Pelumas)
 Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan mingguan sesuai
format tersedia yang ditandatangani oleh pelaksana, disetujui
oeleh supervisor dan diketahui oleh manager cabang.
3. Jenis Pekerjaan P2 (Tengah Bulanan)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 250 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan tengah bulanan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P2) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Detergen

37
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Nihil

e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
 Mengganti/Menambah pelumas pada peralatan tertentu sesuai
dengan petunjuk pabrik.
 Memeriksa atau menambah bahan kimia pada air pendingin.
4. Jenis Pekerjaan P3 (Bulanan)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 500 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan bulanan. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P2) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap

38
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Detergen
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Avo Meter
e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
 Melakukan kegiatan P2 (Tengah Bulanan)
 Memeriksa Fungsi sistem-sistem
 Memelihara kondisi peralatan dan memperbaiki bila perlu
 memeriksa terminal-terminal alat kontrol dan pengaman
 Memeriksa viskositas minyak pelumas
 Memeriksa Dc sistem
 Memeriksa berfungsinya black start

39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin lain.
seperti mesin kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesi. PLTD
umumnya memiliki ukuran dan kapasitas yang besar. Sehingganya dalam
pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku agar terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal. Dalam sistem mesin
PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada pada mesin, sistem operasi dan
sistem pemeliharaannya yang tentunya sangat penting untuk diketahui dan harus
dilaksanakan karena hal itu sangat penting bagi kehandalan dan menentukan umur
mesin. Dalam pengoperasian PLTD yang haris diperhatikan diantaranya adalah
cara dan pola operasinya, prosedur dan Langkah-langka pengoperasiann. Data-
data yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan kedalam data
tertulis sebagai bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai perbandingan
terhadap kondisi mesin untuk jangka waktu tertentu.

40
Kemudian dengan diadakan kegiatan pemeliharaa secara rutin, maka
peralatan akan berfungsi secara optimal dan efesien serta terhindar dari kerusakan
yang parah.

4.2 Saran
Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek Industri selama lebih kurang 2 (dua)
bulan, maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :
1. Dalam pengoperasian mesin-mesin PLTD, hendaknya selalu
memperhatikan dan menjaga batas aman operasi dan apabila ada
kekurangan dan gangguan supaya dikoordinasikan dan diatasi bersama-
sama.
2. Pada teknisi pemeliharaan dan para operator hendaknya selalu terjalin
hubungan timbal balik dan saling bekerja sama agar dapat menjaga kondisi
dan kehandalan mesin pembangkit demi tercapainya hasil produksi tenaga
listrik yang optimal
3. Perhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik
penggunaan alat-alat pelindung, pencahayaan ruangan, papan-papan
peringatan dan lain-lain sesuai dengan peraturan K3.

41
42
DAFTAR PUSTAKA
Latumahin, A., Wijono., & Suyono, H. (2015). Optimalisasi Penjadwalan,
Perawatan dan Perbaikan Pembangkit PLTD 20 kV dengan Levelized
Reserve Method. Jurnal EECCIS, 9(1).
Affandi, A. 2018. Pontianak : Tata Cara Pemeliharaan Rutin dan Pengoperasian
Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan.
https://pdfcoffee.com/laporan-magang-222docx-pdf-free.html diakses
pada tanggal (17 Juni).
PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 2011, Pengoperasian PLTD
Besar. Jakarta.
Santi., Kaseng, S., & Saleh, H., H., M. (2017). Kebijakan Sistem Pemeliharaan
Mesin Pada Pabrik Kopi Sari Wangi Bumi Mutiara. Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Tadulako, 3(3).
LAMPIRAN

(Gambar 1. PLTD Singkoyo)

(Gambar 2. Pengecekkan Bahan Bakar Di Tangki Harian)


(Gambar 4. Pengecekkan oli Mesin)

(Gambar 5. Pengecekkan Keran pendingin)


(Gambar 6. Menghidupkan Mesin)

(Gambar 7. Proses Singkron)


(Gambar 8.Proses Memasukkan Beban)

(Gambar 9. Pencatatan R,S,T)


(Gambar 10. Pencatatan Beban)

(Gambar 11. Pembersihan Fiter Udara)


(Gambar 12. Penggantian Filter Udara)

(Gambar 13. Pembersihan filter HSD)


(Gambar 14. Pemasangan Filter HSD)

(Gambar 15. Penggantian Filter oli)


(Gambar 16. Penggantian Oli Mesin)

(Gambar 17. Proses Memompa Bahan Bakar)


(Gambar 18. Pengecekkan Sistem AVR)

(Gambar 19. Perbaiakn Sistem PMT)


(Gambar 20. Perbaikan Tangki Penampungan Bahan Bakar)

(Gambar 21. Pengecekkan Cooling Tower)


(Gambar 22. Pembersihan Cooling Tower)

(Gambar 23. Pemeliharaan Rotor dan Stator exieter)

Anda mungkin juga menyukai