IBNU SANJAYA
562417001
ii
demikian, penulis berharap Laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan untuk pengembangan ilmu.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………...... ii
DAFTAR ISI……………………..………………………………........................ iv
DAFTAR TABEL……………………..………………………………................ vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..…...
vii
DAFTAR ISTILAH ……………………………………………………………..
vii
BAB I PENDAHALUAN
1.1 Latar belakang masalah…………………………………….……………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………….…... 2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….……………. 2
1.4 Tujuan……………...…………………………...……………………………
3
1.4.1 Tujuan Umum ………………………………………………………...
3
1.4.2 Tujuan Khusus………………………………………………………...
3
1.5 Manfaat Kerja Praktek……………………………………………………….
3
1.6 Metodologi Kerja Praktek……………………………………………………
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek………………………………………...
4
2.1.1 Bidang Persegi Panjang………………………………………………. 4
2.1.2 Petir Atau Kilat………………………………………………………..
4
2.1.3 Tiga Gelombang……………………………………………………… 5
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan………………………………………………….
5
iv
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………...
6
2.4 Unit Kerja Magang…………………………………………………………...
6
2.5 Refensi Terkait Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri…………………
7
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada
PLTD…………….7
2.5.2 Spesifikasi Mesin…………………………………………………….. 9
2.5.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel…………………………………………..
15
2.5.4 Prinsip Kerja Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel…………….
17
2.5.5 Pengoperasian………………………………………………………. 19
2.5.6 Pemeliharaan……………………………………………………...… 25
BAB III DASAR TEORI
3.1 Pola Pengoperasian…………………………………………………..…….
28
3.2 Prosedur Pengoperasian……………………………………………………
28
3.2.1 Persiapan Operator………………….…………………….……….….
29
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start…...…………………………………...
29
3.2.3 Start Mesin……..……………………………………………………..
30
3.2.4 Paralel Generator (pembebasan) ……………………………….……
31
3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi…….
31
3.2.6 Prosedur Mematikan SPD (Satuan Pembangkit Diesel)…..…….……
32
v
3.2.7 Pembuatan Laporan …………………………………………………..
33
3.3 Pola Pemeliharaan…………………………………………………………. 33
3.4 Prosedur Pemeliharaan…………………………………………………….. 34
3.4.1 Pemeliharaan Rutin…………………………………………………...
34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
40
4.2 Saran…………………………………………………………………...…... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin………………….……………..…………………
26
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik……………………………………….. 26
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Logo PT. PLN PERSERO …………………………………………… 4
vii
Gambar 2. PLTD Singkoyo………………………………………………………..
5
Gambar 3. Struktur Organisasi PLTD Singkoyo………………………………….
6
Gambar 4. Kepala Silinder……………………………………………………….. 9
Gambar 5. Perangkat Katup……………………………………………………...
10
Gambar 6. Perangkat Piston……………………………………………………...
11
Gambar 7. Connecting Rod………………………………………………………
11
Gambar 8. Blok Silinder…………………………………………………………
12
Gambar 9. Poros Engkol…………………………………………………………
12
Gambar 10. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor……………………….…. 13
Gambar 11. Oil Pan……………………………………………………………...
13
Gambar 12. Fly wheel……………………………………………………………
14
Gambar 13. Generator ………………………………………………………….. 14
Gambar 14. Prisip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah ……………………………...
15
Gambar 15 Prisip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah. ……………………………....
16
Gambar 16. Diesel Kontrol Panel ……………………………………………….
24
Gambar 17. Generator Kontrol Panel…………………………………………… 24
Gambar 18. Auxiliary Kontrol Panel……………………………………………..
25
viii
DAFTAR ISTILAH
PLN : Perusahaan Listrik Negara
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas
PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTB : Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
SOP : Standar Operasional Prosedur
SPD : Satuan Pembangkit Diesel
PMT : Pemutus Tenaga
WIC : Wahana Idea Cipta
HSD : High Speed Diesel
PUSDIKLAT : Pusat Pendidikan dan Pelatiham
AVR : Automatic Voltage Regulator
Auxiliary : Alat-alat bantu
kW : kiloWatt
Rpm : Revolution per minute
kWh : kiloWatt hour
psi : pounds per square inch
ix
CB : Circuit Breaker
MCB : Miniatur Circuit Breaker
MCCB : Molded Case Circuit Breaker
OCB : Oil Circuit Breaker
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada Saat ini, energi listrik merupakan energi yang sudah menjadi kebutuhan
pokok yang harus terpenuhi dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Oleh
karena itu, penyuplaian energi listrik terhadap masyarakat harus tetap dijaga
kualitas dan kontinuitasnya. Di Negara Indonesia sendiri, penyedia dan
pendistribusi listrik keseluruh wilayah Indonesia ialah PT. PLN (Persero) yang
sebagaiman merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai Penyedia
energi listrik untuk kebutuhan nasional, PT.PLN (Persero) memanfaatkan
berbagai macam sumber-sumber energi yang kemudian diubah menjadi energi
listrik seperti pemanfaatan energi kinetik air pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pemanfaat energi dari gas pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG),
pemanfaatan energi panas bumi pada pembangit listrik tenaga panas bumi
(PLTP), pemanfaatan energi panas matahari pada pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS), pemanfaatan energi air pada pembangit listrik tenaga air (PLTA), dan
pemanfaatan energi Angin pada pembangkit listrik tenaga Bayu (PLTB).
Pada Prinsipnya, karakteristik pembangkit energi listrik memiliki suatu
persamaan yaitu bertujuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi energi
listrik. Salah satu jenis pembangkit listrik konvensional yang sejak lama dikenal
oleh bangsa Indonesia ialah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD
merupakan pembangkitan yang menggunakan bahan bakar atau energi kimia yang
kemudian diubah menjadi energi kinetik yang berasal dari proses pembakaran di
ruang bakar mesin.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari pembangkit listrik tenaga
diesel (PLTD), maka perlu melakukan pengoperasian mesin PLTD dengan
mengikuti prosedur dan Langkah-langkah yang sesuai dengan SOP (standar
operasional prosedur). Dengan mengikuti prosedur dalam pengoperasian, tentunya
dapat memelihara kontinuitas sistem yang dimiliki mesin pembangkit tersebut.
Selain mengikuti prosedur pengoperasian sesuai SOP, perlu juga diadakan
kegiatan pemeliharan secara rutin dan berkala terhadap mesin pembangkit yang
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). Hal ini bertujuan agar
1
peralatan dalam PLTD itu berfungsi dengan baik dan terhindar dari kerusakan
fatal.
Oleh karena itu, penulis mengambil tema Praktek Kerja Industri mengenai
“Prosedur Pengoperasian dan Pemeliharaan Rutin Mesin Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel Di PLTD Singkoyo”. Hal ini berkaitan dengan bagaimana PT.PLN
(Persero) melakukan pengoperasian dan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit
listrik miliknya agar dapat bekerja secara optimal dan menghasilkan output yang
sesuai dengan yang diharapkan seperti kualitas dan kontuinitas.
1.2 Rumusan Masalah
Pada proses pengoperasian dan pemeliharaannya, diharapkan sebuah mesin
pembangkit listrik di PLTD Singkoyo tetap menjaga kualitas dan kontinuitas
pelayanan listriknya kepada konsumen. Oleh karena itu, proses pelaksanaan
pemeliharan dan pengoperasian yang sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP) sangat dibutuhkan. Untuk itu rumusan masalah yang akan dibahas ialah
sebagai berikut :
a) Bagaimana penerapan standar operasional prosedur (SOP) pengoperasian
di lapangan ?
b) Bagaimana penerapan standar operasional prosedur (SOP) pemeliharaan di
lapangan ?
c) Apa output yang diharapkan dari dilaksanakannya pengoperasian dan
pemeliharaan rutin tersebut ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penyusunan dan pembahasan laporan Praktek Kerja
industri ini yaitu :
a) Objek yang dibahas merupakan mesin pembangkit listrik yang terdapat di
PLTD Singkoyo.
b) Mesin Pembangkit listrik tersebut adalah milik PT.PLN (Persero) yaitu
mesin MTU.
c) Data yang digunakan berasal dari buku panduan standar operasional
prosedur (SOP) pemeliharaan mesin pembangkit listrik milik PT.PLN
(Persero).
2
1.4 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari Kerja Praktek Industri ini yaitu :
1.4.1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat merasakan langsung suasana kerja sesungguhnya pada
perusahaan yang bidang kerjanya sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa.
2. Mahasiswa bisa mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di
perkuliahan untuk diterapkan dilapangan pekerjaan dan
3. Mahasiswa memperoleh pengalaman, wawasan, dan keterampilan serta
keahlian dalam bidang pemesinan.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui penerapan SOP pengoperasian di lapangan.
2. Mengetahui penerapan SOP pemeliharaan di lapangan.
3. Mengetahui output yang diharapkan dari dilaksanakannya pengoperasian
dan pemeliharaan rutin tersebut.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
Manfaat dari penulisan laporan Kerja Praktek Industri ini ialah penulis dapat
memperoleh gambaran mengenai fungsi dan kinerja pada PLTD Toili.
1.6 Metodologi Kerja Praktek Industri
Berikut beberapa metedologi Kerja Praktek Industri yaitu :
1. Melakukan observasi di lapangan secara langsung sehingga dapat melihat
secara lebih baik dan dapat memahami permasalahan apa saja yang
mungkin ditemui dalam suatu pekerjaan
2. Melakukan interaksi dengan orang-orang yang terlibat dalam tempat
magang seperti site manager, supervisor pemeliharaan, supervisor
pemeliharaan dan admin.
3. Melaporkan hasil pengamatan dan ilmu yang didapat selama kerja praktek
dalam bentuk laporan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek
Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki logo yang bentuk, warna dan
lambang perusahaan resmi adalah sesuai yang tercantum pada lampiran surat
keputusan direksi perusahaan umum listrik Negara No. 031/DIR/76 tanggal : 1
Juni 1976, mengenai pembakuan lambing perusahaan umum listrik negara.
Adapun makna dari lambing PT. PLN (Persero) yaitu sebagai berikut :
4
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
zaman.
2.1.3 Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi yang diartikan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping
itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
5
Mamosalato. Karena kapasitas daya mampu dari PLTD Singkoyo hanya
berkisaran 1.400 Kilo Watt (KW), sementara yang di butuhkan untuk
menghidupkan beberapa Kecamatan tersebut ialah dibutuhkan 7.000 Kilo Watt
(KW). Maka dari itu PLTD Singkoyo bekerja sama dengan PT. Sewatama dan
PT. WIC agar dapat menghasilkan kapasitas Daya Listrik yang di butuhkan.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan gambaran tentang pembagian tugas dan
tangggung jawab kepada individu juga bagian tertentu dari Organisasi. Struktur
Organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya roda perusahaan di PLTD Singkoyo, berikut Struktur
Organisasi PLTD Singkoyo.
manager
supervisor
Koordinator
6
1. Manager yaitu pimpinan yang bertangungg jawab di perusahaan PLTD
Singkoyo
2. Supervisor yaitu seseorang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang
untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahanya di PLTD
Singkoyo.
3. Administrasi yaitu Unit perusahaan yang bertugas untuk menangani
bagian gaji, pembelian part, hak-hak karyawan dan legalitas.
4. Pemeliharaan yaitu Unit yang bertugas atau berperan dalam perawatan
dan perbaikan alat-alat Mesin Produksi.
5. Security yaitu unit yang bertugas sebagai keamanan atau pengamanan di
dalam perusahan.
6. Operator mesin yaitu Unit yang bertugas mengoperasikan mesin serta
mencatat setiap daya suplay untuk setiap cubicle tempat penyuplayan
tegangan.
7. Cleaning servis yaitu Unit yang bertugas membersihkan wilayah
perusahaan.
Penempatan Selama pelaksanaan magang yang sesuai dengan kompetensi
ilmu yang di dapatkan di bagian Pemeliharaan Pada perusahaan PLTD Singkoyo
sendiri sangat membutuhkan yang namanya Pemeliharaan agar dapat
memperpanjang umur mesin pada generator yang berada di PLTD Singkoyo.
2.5 Referensi Terkait Dengan Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada PLTD
Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang kemudian akan
membangkitkan tenaga listrik. Berikut 3 peralatan utama antara lain :
1. Mesin Diesel
2. Generator dan Exiter Generator
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary)
Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut yaitu :
1. Mesin diesel, berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar)
menjadi energi mekanis, melalui gerak lurus pada piston yang kemudian
diubah menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol.
7
2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis
yang dihasilkan oleh mesin diesel yang kemudian menjadi energi listrik.
Energi listrik ini timbul akibat adanya medan magnet pada kumparan
generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya
tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang
disebut dengan sistem penguatan (exitasi). Untuk mengatur penguatan
tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut Automatic Voltage
Regulator (AVR).
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary), berfungsi agar mesin dieseldapat beroperasi
dengan baik, maka diperlukan seperangkat alat bantu antara lain :
Pompa Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak
pelumas, mensirkulasikan air pendingin dan lain-lain.
Tangki Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar,
minyak pelumas, air pendingin, dan lain-lain.
Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan
bakar, minyak pelumas dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin.
Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan
yang diisikan ke tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai
udara start, udara kontrol proteksi mesin (Control Air) dan udara
proteksi overspeed (Safety Air).
Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga
tekanan udara pembakaran naik dan menaikkan daya mesin.
Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat
kontrol, relai-relai proteksi dan lain-lain.
Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan
panas pada sistem pendingin mesin Diesel.
Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada
sistem yang ada pada mesin Diesel.
Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur
dan parameter-parameter yang berhubungan dengan mesin dan
generator.
8
Peralatan pengaman Berfungsi untuk mengamankan mesin,
generator dan trafo tenaga bila terjadi gangguan.
2.5.2 Spesifikasi Mesin
Data utama mesin MTU 1 SN. 526 101 085 yang berada di PLTD Toili
adalah sebagai berikut :
Merk : MTU
Type : 12.V.4000.G.60
Nomor Seri : 526 101 085
Diameter Silinder : 130 mm
Panjang Langkah : 150 mm
Jumlah Silinder : 12
Susunan Silinder : “V”
Daya Output : 1.000 KW
Putaran Nominal : 1500 rpm
Adapun Komponen-komponen dari mesin pembangkit MTU SN. 526
101 085 yaitu :
1. Kepala Silinder
Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin, komponen ini terbuat
dari material tuang. Fungsi dari kepala silinder ini yaitu :
a) sebagai penutup bagian atas silinder.
b) Tempat terletaknya komponen : katup hisap dan buang, injektor,
rocker arm, ruang bakar mula, katup start, dan indicator chock.
c) Sebagai ruangan pendingin atau penyerapan panas.
9
(Gambar 4. Kepala Silinder)
2. Perangkat Katup
Pada perangkat ini, terdiri dari beberapa komponen seperti katup isap,
katup buang, pegas, rocker arm, dan pushroad dengan roler. Perangkat ini
juga berfungsi menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.
10
c) Pin Piston, pin piston ini berfungsi untuk menghubungkan piston
dengan connecting rod.
11
a) Main Linner, komponen ini berfungsi sebagai tempat naik turun
piston.
b) Water Jacket, komponen ini merupakan sebuah selubung air
pendingin yang terletak di dalam blok mesin. Hal ini bertujuan agar
pendinginan mesin berlangsung secara maksimal.
c) Oil feed lines, komponen ini berfungsi untuk menciptakan jalur oli
mesin dari kepala silinder menuju crankcase.
12
(Gambar 9. Poros Engkol)
7. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menginjeksikan bahan
bakar yang sudah tersedia menuju ke injector. Sedangkan injector sendiri
berfungsi mengabutkan bahan bakar yang berasal dari proses injeksi ke
ruang bakar sehingga akan terjadi pengabutan yang sempurna dan terjadi
pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu singkat.
13
(Gambar 11. Oil Pan)
9. Fly Wheel
Komponen ini biasa disebut dengan roda gila, fungsi dari komponen
ialah untuk menyeimbangkan putaran mesin. Selain itu juga fly wheel
berfungsi untuk menyalakan mesin, hal ini bisa diihat dari bagian luar
komponen ini yang memiliki banyak mata gigi kemudian akan terhubung
bersama motor starter untuk menyalakan mesin.
14
(Gambar 13. Generator)
15
menyebabkan pembesaran volume ruang bakar, karena piston bergerak
ke bawah, maka intake manifold akan terbuka. Sehingga udara yang
sudah didorong oleh turbocharger, langsung masuk dan memenuhi ruang
bakar.
2. Power Stroke
Pada Langkah ini, setelah piston mencapai ke TMB piston akan Kembali
bergerak ke atas. Saat piston bergerak ke atas, dinding piston akan
menutup saluran intake manifold. Sehingga udara yang sudah memenuhi
ruang bakar tidak bisa memiliki akses keluar. Saat piston ke TMA,
volume ruang bakar akan sangat keil sehingga suhu dan tekanan udara di
dalam ruang bakar bisa sangat tingi. Pada momen ini, injector
menyemprotkan sejumlah solar ke dalam ruang bakar yang dipenuhi oleh
udara bersuhu dan bertekanan tinggi tersebut. Hasilnya, solar akan
langsung terbakar karena temperature udara di dalam ruang bakar sudah
di atas titik nyala solar. Dari hasil pembakaran ini yakni ekspansi yang
mendorong piston bergerak ke TMB.
B. Mesin Diesel 4 Tak
Mesin diesel 4 langkah merupakan internal combustion engine yang
memiliki empat langakh dalam satu siklusnya. Dimana untuk mendapatkan
1 kali Langkah usaha, diperlukan 4 kali Langkah atau dua kali putaran poros
engkol.
1 2 3 4
(Gambar 15. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah)
Langkah-langkah diatas yaitu sebagi berikut :
16
1. Langkah Isap
Pada langkah ini, piston bergerak dari titik mati atas (TMA)
menuju ke titik mati bawah (TMB). Kemudian pada Langkah ini katup
isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara bersih masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada Langkah ini, piston bergerak dari titik mati bawah (TMB)
menuju ke titik mati atas (TMA). Kemudian katup isap dan buang
tertutup, udara dikompresikan sehingga tekanan dan temperature naik.
Pada akhirnya Langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan ke dalam
ruang bakar dan terjadilah pembakaran.
3. Langkah Usaha
Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran,
sedangkan katupisap dan katup buang tertutup, maka piston bergerak
dari titik mati atas (TMA) menuju ke titikmati bawah (TMB)
melakukan usaha.
4. Langkah Buang
Pada proses ini, katup buang terbuka dan katup isap tertutup.
kemudian piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju ke titik
mati bawah (TMA) dan gas bekas hasil pembakaran terdorong keluar.
Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi kenaikan temperature
dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus (translasi) lalu diubah
gerak berputar oleh poros engkol. Sehingga dapat menggerakan poros rotor
generator yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu
dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul ggl
induksi. Adapun bagian bagian utama dari generator yaitu :
1) Rotor atau inductor (bagian yang berputar)
2) Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam)
3) Exiter sebagai penguat medan magnet.
17
2.5.4 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Berikut Cara kerja dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yaitu :
1) Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke
dalam penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih
dahulu. Kemudian dari penyimpanan tangka sementara, bahan bakar
dipompakan ke pengabut (nozel), disini bahan bakar dinaikkan
temperaturnya hingga menjadi kabut.
2) Menggunakan kompresor udara bersih dimasukkan ke dalam tangki udara
start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke
turbocharger. Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara
dinaikkan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar
500 psi dengan suhu mencapai 600oC
3) Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukkan kedalam
ruang bakar (combustion chamber)
4) Bahan bakar minyak dari atau nozzle, kemudian diinjeksikan ke dalam
ruang bakar (combustion chamber).
5) Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya
berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada
tekanan yang tinggi (35-50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder
naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar
sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan
bakar.
6) Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang
kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi-energi mekanis.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong
torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak,
sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).
7) Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros
engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga
diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi.
18
8) Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakkan poros rotor
generator. Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik
sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasar hukum
faraday. “Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada
dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut
memotong garis-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar
tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik”.
19
Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran
bahan bakar, sistem ini dirancang guna menaikkan efesiensi mesin
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pebandingan jumlah massa
udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan
keperluan atau jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem
ini juga berfungsi untuk mengatur udara masuk.
20
a) Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudh
bercampur merata dengan udara supaya mudah terbakar.
b) Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukkan
disetiap silinder pada setiap kebutuhan sehingga tenaga tiap silinder
adalah sama.
c) Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.
3. Sistem Pelumas
Adapun fungsi dari pelumas yaitu :
a) Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dua benda yang saling
bersentuha dan saling bergerak atau salah satunya benda tersebut
bergerak dengan maksud mengurangi atau menghilangkan gesekan
yang terjadi.
b) Lubricating, Yaitu sebagai pelumas atau pelican supaya benda
bergerak dengan licin sehingga pergerakannya mudah.
c) Cooling, yaitu sebagai media pendingin.
d) Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin
yang dialiri minyak pelumas.
e) Anti Korosi, yaitu guna melindungi komponen dari kontak langsung
dengan udara sehingga terlindung dari korosi.
f) Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam
yang bergesekan seperti pada roda gigi.
Ada beberapa cara pemakaian bahan pelumas yaitu dioleskan,
dipercikan, direndam, dan dialirkan dengan tekanan. Dalam sistem
pelumasan mesin diesel, cara pemakaian bahan pelumas yaitu dengan
cara dialirkan dengan tekanan. Akan tetapi ada beberapa persyaratan
yaitu :
a) Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang
tertentu.
b) Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang
dilumasi.
c) Dalam sistem tertutup.
d) Dapat didinginkan.
21
e) Dapat dibersihkan (filter dan separator).
4. Sistem Pendingin
Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang
dipakai adalah sistem sirkulasi tertutup dan dikelompokkan menjadi 3
bagian yaitu :
a) Raw Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan udara masuk,
minyak pelumas, bahan bakar dan mendingingikan air pendingingin
jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri
didinginkan dengan radiator atau cooling tower.
b) Jacket Cooling Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan
blok silinder, silinder liner, dan exhaust valve housing. Air yang
digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat
yang rendah, kekerasan rendah dan dicampur dengan suatu ragen anti
karat. Air Jacket didinginkan oleh radiator atau raw water.
c) Injector Cooling Water System, berfungsi untuk mendinginkan
injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar. Sebelum
dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan
hingga mencapai temperature tertentu oleh heather pemanas. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah thermal stress pada injector yang
sangat panas.
5. Sistem Kontrol dan Proteksi
Tujuan dari Proteksi pada suatu PLTD ialah agar mesin dan
perlengkapannya tidak mengalami kerusakan yang fatal apabila terjadi
gangguan. Pada mesin PLTD terdapat 3 proteksi pengaman yaitu :
a) Peralatan pengaman mesin antara lain :
Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas
buang, main bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi
ini akan memberikan sinyal alarm ataupun trip
Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan
kurang pada air pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-
lain. Bila terjadi gangguan pada tekanan maka proteksi tekanan
akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.
22
Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran
yang membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan
memberikan sinyal alarm ataupun trip
b) Pengaman Generator
Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami
kerusakan akibat adanya gangguan baik yang berasal dari dalam
generator itu sendiri ataupun gangguan yang berasal dari luar
generator.
Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman
antara lain :
Over Current Relay (pengaman arus lebih)
Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih)
Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah)
Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
Reverse Power Relay (pengaman daya kembali)
Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah)
Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah)
Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi)
Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
c) Pengaman Trafo Daya untuk PLTD
Over Current Relay (pengaman arus lebih)
Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)
Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam
trafo)
Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam
trafo).
23
Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda
peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada mesin,
sehingga operator dapat segera mengambil tindakan pengamanan
dan penormalan kembali.
Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis
apabila pada mesin terjadi penyimpangan operasi.
Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi menjadi 3 bagian utama yang
saling terhubung dan saling mendukung. Berikut bagian-bagian utama
tersebut yaitu :
24
(Gambar 17. Generator Kontrol Panel)
25
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami
kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Dalam praktiknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Routine Maintenance, adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari.
Periodic Maintenance, Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu tertentu.
b) Corretive atau Breakdown Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan ini dilakukan setelah
terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan
sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan Corretive
Maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan
atau reparasi.
Pada PLTD Singkoyo sendiri, jenis pemeliharaan dan perawatn
yang digunakan yaitu :
a) Berdasarkan waktu, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan akan
dilakukan berdasarkan waktu atau jam kerja suatu peralatan/ jam
beroperasinya mesin. Pemeliharaan berdasarkan waktu dibagi menjadi 2
yaitu :
Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan mengamati,membuang,
memeriksa, mengganti, menambah dan membersihkan. Pada
pemeliharaan rutin juga memiliki jenis-jenis pekerjaan seperti yang
ditunjukan table 1.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P0 Harian 24 Jam
P1 Mingguan 125 Jam
P2 2 Mingguan 250 Jam
P3 Bulanan 500 Jam
P4 Triwulan 1.500 Jam
P5 Semesteran 3.000 Jam
(Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin)
26
Pemeliharaan Berkala/Priodik
Pemeliharaan berkala/priodik merupakan kegiatan pembongkaran,
penggantian, pembersihan, perbaikan, pengukuran, penyetelan,
pemasangan, dan pengetesan.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P6 T.O (Top Overhoul) 6.000 Jam
P7 S.O (Semi Overhoul) 12.000 Jam
P8 M.O (Major Overhoul) 18.000 Jam
(Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik)
b) Berdasarkan Kondisi, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan saat itu atau didapat pada saat dilakukan
pemantauan kontinyu menunjukan ketidaknormalan.
c) Setelah Rusak,, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan setelah mengalami kerusakan atau tidak
dapat digunakan lagi dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
27
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
3.1 Pola Pengoperasian
Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi
listrik yang handal, maka dibutuhkan suatu pola pengoperasian dari unit
pembangkit yang ada. Penyusunan pola operasi didasarkan pada daya mampu
setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi beban yang meliputi beban sistem
interkoneksi yang dipikul pembangkit. Dengan adanya PLTD Sewa Tama dan
PLTD WIC maka pola operasi di PLTD Singkoyo diatur mengikuti fluktuasi
beban yang senantisa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi sistem).
Dengan kata lain PLTD Singkoyo akan dioperasikan apabila dibutuhkan
(frekuensi turun, beban naik). Didalam penyusunan rencana operasi ini, yang juga
harus diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit
pembangkit tidak mengalami pmbebanan yang melebihi daya mampunya yang
pada akhirnya akan mengganggu kehandalan sistem pembangkit.
Di PLTD Singkoyo sendiri memiliki 3 unit mesin pembangkit yaitu MTU 1,
MTU 2, dan CATERPILAR. Akan tetapi saat ini salah satu mesin yaitu mesin
CATERPILAR tidak bisa beroperasi dikarenakan panel pengatur bebannya rusak.
Sehingganya saat ini di PLTD Singkoyo hanya dua mesin yang dapat beroperasi
yaitu MTU 1 yang memiliki daya output 700 KW dan MTU 2 yang memiliki daya
output 700 KW. Kemudian mesin di PLTD Singkoyo akan beroperasi pada saat
beban puncak yaitu mencapai 7 MW guna membantu PT. SewaTama dan PT.
WIC sehingga frekuensi akan tetap pada saat beban puncak. Di daerah pelayanan
28
PLTD Singkoyo beban puncak terjadi sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pada
pukul 11:00 – 13:00 WITA dan pukul 17:00 - 22:00 WITA
3.2 Prosedur Pengoperasian
Pengoperasian mesin di PLTD Singkoyo dilakukan atas dasar instruktur
kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan
manual book atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuat mesin yang bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin maupun operatornya sendiri
sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman. Di PLTD Singkoyo
sendiri, jneis pengoperasiannya ialah secara manual.
Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk
MTU 1 SN. 526 101 085 :
3.2.1 Persiapan Operator
Operator pengoperasian PLTD harus dalam keadaan sehat dan
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai yaitu :
a) Helem
b) Pelindung telinga
c) Sepatu
d) Sarung tangan
e) Masker
f) Seragam kerja
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat persiapan awal
sebelum start mesin yaitu :
a) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level minyak pelumas/oli
dan melakukan penambahan bila di perlukan pada :
Governor
Turbo charger
Carter/sump tank
separator
b) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level air pendingin dan
melakukan penambahan bila di perlukan pada :
29
Jacket cooling water tank
injecktor cooling water tank
c) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada
peralatan bantu / sistem :
Pelumasan
Pendinginan
Bahan bakar
Power supply electrical proteksi (DC / AC)
Separator
30
4. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu
lebih kurang 15 menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap
perubahan temperatur, lakukan pemeriksaan pada sistem pelumasan,
sistem pendingin, sistem bahan bakar, yang meliputi temperatur,
tekanan, suara, getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran
melalui indicator vent cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop
untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan
5. Hidupkan (ON) lube oil priming pump.
6. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump.
7. Hidupkan (ON) injector cooling water pump.
8. Naikkan RPM hingga normal speed (1.500 rpm) dan lakukan
pemeriksaan menyeluruh yang meliputi temperatur, tekanan, suara,
getaran maupun kebocoran jika ada diperbaiki.
9. Bila sudah yakin tidak ada hal-hal yang mencurigakan, maka mesin siap
diberi beban/parallel.
3.2.4 Paralel Generator (Pembebanan)
1. Atur MCCB exitasi keposisi ON
2. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan
3. Atur tegangan generator (380 V)
4. Atur frequensi 50 HZ
5. Perhatikan putaran jarum syncronscope bergerak secara perlahan dan
lancar
6. Sesaat jarum syncronscope mendekati awal jarum bergerak masukkan
dan lampu mati CB generator dimasukkan
7. Atur switch syncronscope keposisi OFF
8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan
frequensi maupun cos φ
9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya
mampu mesin, dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin
akibat adanya perubahan / penambahan beban.
10. Selalu perhatikan dan catat perubahan tegangan dan frequensi atur
sebagaimana mestinya
31
3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi
1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang
meliputi tekanan, temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu control
2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada
sistem pelumasan, sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan
lakukan tindakan preventif bilamana terdapat gejala kelainan yang
dapat membahayakan mesin pembangkit
3. Melakukan pencatatan per 30 menit mengenai semua parameter operasi
secara berkala kedalam log sheet untuk dijadikan bahan evaluasi lebih
lanjut
4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya
menjamin keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan
pengamanan apabila ada gejala yang dapat mengganggu keselamatan
dan kelancaran operasional mesin pembangkit.
32
i) Selanjutnya mesin dapat di stop melalui tombol.
j) Setelah mesin stop biarkan alat-alat bantu (pompa pendingin jacket
dan valve cage, pompa minyak pelumas dan radiator fan) berjalan 10
menit.
k) Membuat laporan.
33
3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan
ditulis dengan jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut.
34
Pada kegiatan ini, pekerjaan yang dilakukan ialah mengamati,
membuang, menambah, dan membersihkan. Berikut Jenis-jenis kegiatan
pada pemeliharaan rutin yaitu :
Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 24 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan harian. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P0) yaitu :
35
Membuang air kondensat dan kotoran dari tangka dengan
membuka kran.
Memeriksa dan menambah minyak atau air pendingin.
Melumasi dan menggemuki (memberi gris) secara manual.
Membuat laporan pelaksanaan harian sesuai format tersedia yang
ditandatangani oleh pelaksana, disetujui oleh supervisor dan
manager cabang.
2. Jenis Pekerjaan P1 (Mingguan)
Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 125 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan Mingguan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P1) yaitu :
36
Helm
Pelindung telinga
d) Alat Ukur
Nihil
e) Prosedur Kerja
Melakukan kegiatan P0 (Harian)
Membersihkan peralatan bantu dari debu dan kotoran
Membuka dan Membersihkan saringan (udara, HSD, dan minyak
pelumas).
Membuka dan membersihkan separator (HSD dan Minyak
Pelumas)
Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan mingguan sesuai
format tersedia yang ditandatangani oleh pelaksana, disetujui
oeleh supervisor dan diketahui oleh manager cabang.
3. Jenis Pekerjaan P2 (Tengah Bulanan)
Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 250 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan tengah bulanan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P2) yaitu :
37
Gris
Sabun/detergen
Gris (vet)
Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
Pakaian Kerja
Sepatu anti slip
Helm
Pelindung telinga
d) Alat Ukur
Nihil
e) Prosedur Kerja
Melakukan kegiatan P0 (Harian)
Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
Mengganti/Menambah pelumas pada peralatan tertentu sesuai
dengan petunjuk pabrik.
Memeriksa atau menambah bahan kimia pada air pendingin.
4. Jenis Pekerjaan P3 (Bulanan)
Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 500 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan bulanan. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P2) yaitu :
38
Ember
Tools set
Special Tools
Detergen
Gris
Sabun/detergen
Gris (vet)
Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
Pakaian Kerja
Sepatu anti slip
Helm
Pelindung telinga
d) Alat Ukur
Avo Meter
e) Prosedur Kerja
Melakukan kegiatan P0 (Harian)
Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
Melakukan kegiatan P2 (Tengah Bulanan)
Memeriksa Fungsi sistem-sistem
Memelihara kondisi peralatan dan memperbaiki bila perlu
memeriksa terminal-terminal alat kontrol dan pengaman
Memeriksa viskositas minyak pelumas
Memeriksa Dc sistem
Memeriksa berfungsinya black start
39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin lain.
seperti mesin kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesi. PLTD
umumnya memiliki ukuran dan kapasitas yang besar. Sehingganya dalam
pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku agar terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal. Dalam sistem mesin
PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada pada mesin, sistem operasi dan
sistem pemeliharaannya yang tentunya sangat penting untuk diketahui dan harus
dilaksanakan karena hal itu sangat penting bagi kehandalan dan menentukan umur
mesin. Dalam pengoperasian PLTD yang haris diperhatikan diantaranya adalah
cara dan pola operasinya, prosedur dan Langkah-langka pengoperasiann. Data-
data yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan kedalam data
tertulis sebagai bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai perbandingan
terhadap kondisi mesin untuk jangka waktu tertentu.
40
Kemudian dengan diadakan kegiatan pemeliharaa secara rutin, maka
peralatan akan berfungsi secara optimal dan efesien serta terhindar dari kerusakan
yang parah.
4.2 Saran
Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek Industri selama lebih kurang 2 (dua)
bulan, maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :
1. Dalam pengoperasian mesin-mesin PLTD, hendaknya selalu
memperhatikan dan menjaga batas aman operasi dan apabila ada
kekurangan dan gangguan supaya dikoordinasikan dan diatasi bersama-
sama.
2. Pada teknisi pemeliharaan dan para operator hendaknya selalu terjalin
hubungan timbal balik dan saling bekerja sama agar dapat menjaga kondisi
dan kehandalan mesin pembangkit demi tercapainya hasil produksi tenaga
listrik yang optimal
3. Perhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik
penggunaan alat-alat pelindung, pencahayaan ruangan, papan-papan
peringatan dan lain-lain sesuai dengan peraturan K3.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Latumahin, A., Wijono., & Suyono, H. (2015). Optimalisasi Penjadwalan,
Perawatan dan Perbaikan Pembangkit PLTD 20 kV dengan Levelized
Reserve Method. Jurnal EECCIS, 9(1).
Affandi, A. 2018. Pontianak : Tata Cara Pemeliharaan Rutin dan Pengoperasian
Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan.
https://pdfcoffee.com/laporan-magang-222docx-pdf-free.html diakses
pada tanggal (17 Juni).
PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 2011, Pengoperasian PLTD
Besar. Jakarta.
Santi., Kaseng, S., & Saleh, H., H., M. (2017). Kebijakan Sistem Pemeliharaan
Mesin Pada Pabrik Kopi Sari Wangi Bumi Mutiara. Jurnal Ilmu
Manajemen Universitas Tadulako, 3(3).
LAMPIRAN