Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

Tata Cara Pemeliharaan Rutin Dan pengoprasian Mesin Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) Siantan

Disusun Oleh :
AHMAD AFFANDI
NIM. 141210634

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
Tata Cara Pemeliharaan Rutin Dan pengoprasian Mesin Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) Siantan

Disusun untuk memenuhi syarat kurikulum di


Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Pontianak

Disusun Oleh :
AHMAD AFFANDI
NIM. 141210312
Telah di periksa dan setujui oleh pembimbing

Pada tanggal : ……………………..

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

GEORGE MAGER FUAZEN S.T M.T


NIDN. 11.2208.7301

Mengetahui
Ketua Jurusan / Ketua Program Studi

Waspodo, ST., MT
NIDN. 1114067602

2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek (KP) beserta
pembuatan Laporan Kerja Praktek (KP) ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang penulis
harapkan

Dalam pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dan penyusunan laporan, penulis mendapat banyak
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Helman fachri SE.,MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak


2. Supardi, selaku Direktur PT.PLTD SIANTAN yang telah menerima penulis sebagi
peserta KKP
3. Fuazen ST.,MT, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
4. Waspodo ST.,MT, Ketua Jurusan / Program Studi Teknik Mesin yang telah
mengarahkan penulis dalam persiapan maupun pelaksanaan KP
5. Fuazen ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
serta motivasi selama pelaksanaan KP dan penyusunan laporan
6. GEORGE MAGER, selaku Pendamping KP yang telah membantu penulis dalam
pelaksanaan KP di PT.PLTD SIANTAN

Penulis juga menyadari bahwa di dalam pelaksanaan Kerja Praktek (KP) maupun
penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga laporan
penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis pada khususnya

Pontianak, 23 April 2018

Ahmad affandi
141210312

i
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………..........I
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..II
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...III
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..........IV
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..V
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..VI
BAB I PENDAHALUAN………………………………………………………….1

1.1 Latar belakang masalah…………………………………………………………………1


1.2 Perumusan masalah………………………………………………………………………2
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………………………..2
1.4 Tujuan Kerja Praktek…………………………………………………………………….2
1.5 Manfaat Kerja Praktek……………………………………………………………………3
1.6 Metodologi Kerja Praktek……………………………………………………………….3
1.7 Sistematika Penyusunan………………………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN…………………………………..5

2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek……………………………………………….5


2.2 Sejarah Perusahaan……………………………………………………………………..6
2.4 visi , misi perusahaan dan motto perusahaan………………………………….8
BAB III DASAR TEORI………………………………………………………...10

3.1 Bagian-bagian Utama Peralatan Pembangkit pada PLTD…………………10


3.2 Bagian-bagian Utama Mesin Diesel……………………………………………….12
3.2.1 Kepala silinder…………………………………………………………………….13
3.2.2 Perangkat Katup………………………………………………………………..13
3.2.3 Perangkat Piston…………………………………………………………………14
3.2.4 Dinding Silinder………………………………………………………………….16
3.2.5 Poros Engkol (Crank Shaft)……………………................................16
3.2.6 Blok Silinder (Crank Case)…………………………………….................18
3.2.7 Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor……………………………….19
3.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel……………………………………………………………..20
3.4 Generator…………………………………………………………………………………….21
3.4.1 Bagian-bagian Utama Generator………………………………..............21
3.4.2 Prinsip Kerja Generator………………………………………………………..22

ii
3.5 Sistem-sistem Pada PLTD…………………………………………………………….22
3.5.1 Sistem Udara Masuk dan Gas Buang…………………………………….22
3.5.2 Sistem Bahan Bakar…………………………………………………………...23
3.5.3 Sistem Pelumas………………………………………………………………….24
3.5.4 Sistem Pendingin………………………………………………………………..25
3.5.5 Sistem Start / SUdara Bertekanan……………………………............26
3.5.6 Sistem Kontrol dan Proteksi…………………………………………………27
3.5.7. Panel Kontrol …………………………………………………………………..29
BAB IV CARA MENGOPRASIKAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN…….29

4.1 Spesifikasi Mesin………………………………………………………………………..30


4.2. Pola Pengoperasian……………………………………………………………………31
4.3. Prosedur Pengoperasian…………………………………………………………….31
4.3.1 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin…………………………………….32
4.3.2 Mengoperasikan Alat Bantu Untuk Persiapan Star………………..33
4.3.3 Start Mesin………………………………………………………………………..33
4.3.4 Paralel Generator……………………………………………………………….33
4.3.5 Pemeriksaan Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi……………34
4.3.6 Stop Mesin Pembangkit…………………………………………………….34
4.3.7 Pembuatan Laporan…………………………………………………………..35
4.3.8 Pemeliharaan Mesin…………………………………………………………..36
BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………48
5.2. Saran-saran……………………………………………………………………………..48
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..49

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi…………………………………………………………………..10


Gambar 2: Peralatan Utama Mesin Diesel …………………………………………………..13
Gambar 3: Kepala silinder …………………………………………………………………………..13
Gambar 4. Perangkat Katup……………………………………………………………………….14
Gambar 5. Dinding Silinder………………………………………………………………………….16
Gambar 6. Poros Engkol (Crank Shaft)……………………......................................16
Gambar 7. Blok Silinder (Crank Case)…………………………………….......................18
Gambar 8. Blok silinder bawah…………………………………………………………………….19
Gambar 9. Pompa injeksi bahan bakar dan injector………………………………………20
Gambar 10.Prinsip kerja mesin Diesel 4 langkah……………………………………………20

iv
DAFTAR TABEL

TABEL 1. TEKANAN ……………………………………………………………………………..


TABEL 2.TEMPERATUR………………………………………………………………………….
TABEL 3. PROTEKSI TEKANAN………………………………………………………………..

v
BAB I

PENDAHALUAN

1.1 latar belakang masalah

Saat ini, energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi di dalam
masyarakat. Untuk itu, Suplai energi listrik kemasyarakat harus dapat dijaga kualitas dan
kontinuitasnya. Di Negara Indonesia sendiri, PT.PLN (Persero) yang merupakan badan
usaha milik negara (BUMN) ditunjuk sebagai penyedia dan pendistribusi tunggal energi
listrik ke seluruh wilayah Indonesia. Sebagai penyedia listrik untuk kebutuhan nasional,
PT.PLN memanfaatkan berbagai macam sumber-sumber energi untuk kemudian diubah
menjadi sumber energi listrik seperti :
a) Pemanfaatan energi kinetik air pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
b) Pemanfaatan energi kinetik angin pada pembangkit listrik tenaga uap,
c) Pemanfaatan energi batu bara dan panas bumi pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), dsb.
Pada prinsipnya, karakteristik pembangkit energi listrik memiliki suatu persamaan
yaitu bertujuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) merupakan salah satu jenis pembangkit
listrik konvensional yang telah sejak lama dikenal oleh bangsa Indonesia. PLTD
membangkitkan listrik dengan cara mengubah energi kimia pada bahan bakar menjadi
energi kinetik yang berasal dari proses pembakaran di ruang bakar. Seperti
pembangkit listrik lainnya, PLTD juga memiliki keunggulan dan kekurangan yang
akan menjadi dasar bagi PT.PLN untuk membangun pembangkit listrik di suatu
daerah. Bebarapa keunggulan dasar dari PLTD adalah :

a) Biaya investasi awal yang lebih ekonomis daripada jenis pembangkit yang lain,
b) Tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat ditempatkan di dekat pusat beban,dan
c) Cara pengoperasiannya yang mudah dan hanya memerlukan sedikit operator.

1
Sedangkan beberapa kekurangan dasar yang ada pada PLTD adalah :

a) Menggunakan bahan bakar berupa gasoline (solar) yang merupakan energi tak
terbarukan yang cadangannya mulai menipis,
b) Biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang cukup tinggi,dan
c) Kapasitas pembangkitannya yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan PLTU
dan PLTA.
Pada kesempatan ini, penulis mengambil tema kerja praktek tentang hal yang berkaitan
tentang “Tata Cara Pemeliharaan Rutin Dan pengoprasian Mesin Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan”. Hal ini berkaitan dengan bagaimana PT.PLN
melakukan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit listrik miliknya agar dapat bekerja
secara optimal dan menghasilkan output yang sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam pengoperasiannya, diharapkan bahwa mesin pembangkit listrik di PLTD


Siantan dapat menjaga kualitas dan kontinuitas pelayanan listriknya ke konsumen. Maka,
pelaksanaan pemeliharaan yang sesuai dengan SOP sangat dibutuhkan. Untuk itu
rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
a) Apa saja item-item yang masuk pada pemeliharaan rutin mesin pembangkit listrik di
PLTD Siantan ?
b) Bagaimana penerapan SOP pemeliharaan tersebut di lapangan ?
c) Apa output yang diharapkan dari dilaksanakannya pemeliharaan rutin tersebut ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penyusunan dan pembahasan laporan kerja praktek ini adalah:
a) Objek yang dibahas adalah mesin pembangkit listrik yang terdapat di PLTD Siantan
b) Mesin pembangkit listrik tesebut adalah milik PT.PLN (Persero)
c) Data yang digunakan berasal dari buku panduan standar operasional prosedur (SOP)
pemeliharaan mesin pembangkit listrik milik PT.PLN (Persero).

2
1.4 Tujuan Kerja Praktek

Kerja praktek adalah suatu rangkaian sarana untuk meningkatkan kemampuan


mahasiswa mengenai tata cara pelaksanaan suatu kerja di lapangan secara implementatif,
dengan dilaksanakannya kerja praktek ini paling tidak terdapat beberapa hal yang
menjadi masukan diantaranya adalah :
1. Mahasiswa dapat memperdalam pemahaman teoritis yang telah diperoleh selama
perkuliahan dengan korelasinya dalam pelaksanaan kerja praktek
2. Mahasiswa mendapatkan pengalaman teknis di lapangan sehingga diharapkan
mahasiswa dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan tepat ketika terjun ke
masyarakat dalam menghadapi permasalahan yang sebenarnya

1.5 Manfaat Kerja Praktek


Manfaat dari penulisan proposal kerja praktek ini yaitu penulis dapat memperoleh
gambaran tentang fungsi, dan kinerja pada pada PLTD Siantan

1.6 Metodologi Kerja Praktek


 Melakukan observasi di lapangan secara langsung agar dapat melihat secara
lebih baik dan memahami permasalahan apa saja yang mungkin ditemui dalam
satu kerjaan
 Melakukan interaksi dengan orang-orang yang terlibat dalam tempat magang
seperti site manager spv.operasi , spv.pemeliharaan , spv.ling.k2 dan admin
 Melaporkan hasil pengamatan dan ilmu yang didapat selama kerja praktek dalam
bentuk laporan

1.7 Sistematika penyusunan kerja praktek


Penyusunan kerja praktek ini terdiri dari beberapa dan masing bab tersebut berisi
uraian singkat dan memperjelas selama mengandakan kerja praktek lapangan . Hal ini
dimaksudkan agar pembahasan lebih sistematis dan spesifikasi sesuai dengan topic
permasalahan kerja praktek lapangan ini terdiri dari 6 bab yaitu

3
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang. Perumusan masalah. Batasan Masalah.
Tujuan Kerja Praktek. Manfaat Kerja Praktek. Metodologi Kerja Praktek. Sistematika
Penyusunan.

BAB II GAMBARAN DAN INSTANSI


Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang perusahaan yang berisi tentang
sejarah berdirinya perusahaan. Visi dan misi perusahaan struktur organisasi serta
mekanisme system yang berjalan dan fungsi dari masing masing seksi bagian

BAB III DASAR TEORI


Pada bab ini berisi tentang teori teori yang berkaitan dengan isi laporan kerja praktek
dan pendukung dalam pemecahan masalah yang dianggap relevan dengan perusahaan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini penulis menguraikan tentang pengamatan dan pembahasan laporan kerja
praktek lapangan yang telah di tentukan

BAB V PELAKSANAAN
Pada bab ini penulis melaporkan kegiatan selama kerja praktek dan menganalisa
masalah yang sudah di tentukan

BAB IV PENUTUP
Pada bab ini penulis mengumpkakan masalah kesimpulan masalah dari topic yang
penulis paparkan didalam laporang kerja praktek lapangan ini dan saran saran

4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek

Bentuk, warna dan lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang
tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara
No. : 031/DIR/76 tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara. (www.pln.co.id,06 Maret 2016 pukul 21.00 WIB). Adapun
makna dari lambang perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Bidang persegi panjang vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya, melambangkan bahwa


PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di
perusahaan ini.

b. Petir atau kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama
yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat
para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.
Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman

5
c. Tiga gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang
digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan
kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.

2.2 Sejarah Perusahaan

Sejarah perkembangan kepemilikan PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat


dimulai sejak tahun 1912 yang untuk pertama kalinya didirikan Sentral Listrik Tenaga
Diesel dengan nama West Borneo Electriciteit Maatshappy (WBEM), terletak di Jalan
Cemara Pontianak dengan jenis mesin Mirless buatan Inggris yang memiliki daya pertama
kali 50 kW. Tahun 1935, diambil alih oleh seorang berkebangsaan Belanda yang bernama
J.Van Karen dan berubah nama menjadi Alagemence Nederland Indiche Electriciteit
Maatshappy atau ANIEM.

Pada tahun 1940 ANIEM mempunyai tiga mesin pembangkit yang terdiri dari mesin Mirless
50 KVA sebanyak satu unit dan mesin pembangkit Sulzer sebanyak dua unit. Kemudian
pada tahun 1941, ANIEM berhasil menambah satu unit mesin pembangkit Sulzer 400 kVA
dari Banyuwangi. Selama masa pendudukan Jepang, semua perusahaan listrik dan gas milik
Belanda dikuasi oleh orang-orang Jepang. Sehingga pada masa pemerintahan Jepang tahun
1942, ANIEM berubah nama menjadi Denki Karare.

Selanjutnya setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, semua perusahaan kelistrikan yang


dikuasai oleh Jepang diambil alih oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September
1945 dan diserahkan pada pemerintah Republik Indonesia. Kemudian oleh Presiden
Soekarno dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas pada tanggal 27 Oktober 1945 yang
kemudian diperingati sebagai Hari Listrik Nasional. Pada saat itu, kapasitas terpasang

6
tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW. Tahun 1957, mendapat penambahan mesin dua unit
merk Stork Werk Spoor di Jalan Cemara (PLTD Cemara Pada tahun 1959 bersama dengan
berkibarnya Trikora merebut Irian Barat dari Belanda, Denki Karare dinasionalisasikan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Saat itu, yang menjadi penanggungjawab Perusahaan
Umum Listrik Negara Cabang Pontianak adalah Ir. Rusjdi Hadjdrat. Selanjutnya, pada tahun
1962, Perusahaan Umum Listrik Negara berubah status menjadi PLN Eksploitasi III dengan
penambahan mesin Norberg 2 x 1,250 kVA dan tahun 1965 hingga 1971, PLN Eksploitasi
III dipimpin oleh I Ketut Kontra dengan penambahan mesin Nigata 2 x 625 kVA dan mesin
Interprise 1 x 1.500 kVA, di Jalan Cemara (PLTD Cemara).
Tahun 1971-1972, Eksploitasi III dipimpin oleh Dip Ling I Nengah Sudja, kantor
berkedudukan di Jalan Tamar. Pada periode tahun 1972 -1975, PLN Eksploitasi
dipimpin oleh Ir. Soetjipto Soentoro. Saat inilah, PLN Eksploitasi II berubah nama menjadi
PLN Wilayah V yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Pontianak dengan penambahan satu
unit mesin Nigata 2 x 1375 kVA. Tahun 1975 hingga tahun 1982, PLN Wilayah V dipimpin
oleh Ir. Wayan Sandi dengan penambahan satu unit pembangkit SWD 8 TM 410 sebesar 3 x
5000 kVA (PLTD Siantan).

Tahun 1982 – 1987, PT. PLN (Persero) Wilayah V Pontianak dipimpin oleh Ir. Darsono
Djondjang dengan penambahan mesin Enterprise sebsar 3 x 2.690 kVA, mesin Sulzer 2 x
7875 kVA dan SWD 1 x 1.300 kVA. Untuk periode 1987-1989, PT PLN (Persero) Wilayah
V Pontianak dipimpin oleh Ir Doddy J. Widada dan melakukan penambahan mesin SWD 16
TM 410 sebesar 4 x 11.000 kVA. Setelah itu, pada periode 1989-1992, kepemimpinan PT.
PLN (Persero) Wilayah V Pontianak diserahkan kepada Ir. Margo Santoso yang bersama
itu, Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah V Kalimantan Barat menempati tempat
kantor baru di Jalan Adi Sucipto Pontianak. Tahun 1992-1993 kepemimpinan beralih
kepada Ir. Budi Harjanto dengan penambahan mesin Sulzer sebesar 2 x 9500 kVA. Periode
1993-1995 kepemimpinan dipegang oleh Ir Agus Pribadi. Pada masa kepemimpinannya ini
PLN mengalami perubahan bentuk badan usaha dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik
Negara Wilayah V menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah V dan selanjutnya berubah lagi
menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat hingga saat ini.

7
Tahun 1995-2000, Pimpinan PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat dipegang oleh
Ir. Sarbiyakto dengan penambahan PLTG Siantan 30 MW. Kemudian tahun 2000 hingga
tahun 2005, General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Bapak Ir.
Djoko Suwono, dengan penambahan Mesin Sewa. Selanjutnya, kepemimpinan dipegang
oleh Ir. Haryanto WS, MM, tahun 2008-2009. Kemudian tahun 2009- Januari 2010, General
Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Ir. Denny Pranoto, MM. dan tahun
2010 hingga sekarang, General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Ir.
Widodo Budi Nugroho, MT.

2.3 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan

2.3.1 Visi Perusahaan

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh-kembang, Unggul dan


Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi insani.

2.3.2 Misi Perusahaan

a.! Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b.! Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c.! Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d.! Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3.3 Motto Perusahaan

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life).

8
2.3.4 Wilayah Kerja

Wilayah kerja Kantor Wilayah PLN Kalbar memiliki 4 area yaitu Area Pontianak,
Singkawang, Ketapang, Sanggau. Berikut gambar wilayah Kantor Wilayah PLN Kalbar

2.3.5 Struktur Organisasi

9
BAB III
DASAR TEORI

3.1 Bagian-bagian Utama Peralatan Pembangkit pada PLTD

Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang akan membangkitkan tenaga listrik,
yaitu :

1. Mesin Diesel

2. Generator dan Exiter

3. Alat-alat bantu (Auxilliary)

Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut adalah :

1. Mesin Diesel Berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi mekanis.
Melalui gerak lurus (translasi) pada piston diubah menjadi gerak putas (rotasi) pada poros
engkol.

2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dalam hal ini
dihasilkan oleh mesin Diesel menjadi energi listrik. Energi listrik ini timbul akibat adanya medan
magnet pada kumparan generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya
tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang disebut dengan sistem
penguatan (Exitasi). Untuk mengatur penguatan tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut
Automatic Voltage Regulator (AVR).

3. Alat-alat Bantu (Auxilliary) Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, maka diperlukan
seperangkat alat bantu antara lain :

10
 Pompa Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak pelumas, mensirkulasikan
air pendingin dan lain-lain
 Tangki Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar, minyak pelumas, air
pendingin, dan lain-lain
 Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan bakar, minyak
pelumasi dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin
 Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang diisikan ke
tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai udara start, udara kontrol proteksi
mesin (Control Air) dan udara proteksi overspeed (Safety Air)
 Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga tekanan udara
pembakaran naik dan menaikkan daya mesin
 Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat kontrol, relai-relai
proteksi dan lain-lain
 Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan panas pada sistem
pendingin mesin Diesel.
 Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada sistem yang ada
pada mesin Diesel
 Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur dan parameter-
parameter yang berhubungan dengan mesin dan generator.
 Peralatan pengaman Berfungsi untuk mengamankan mesin, generator dan trafo tenaga
bila terjadi gangguan

11
3.2 Bagian-bagian Utama Mesin Diesel

Gambar 1: Peralatan Utama Mesin Diesel

Peralatan utama terdiri dari :

1. Kepala silinder
2. Perangkat katup
3. Perangkat piston
4. Dinding silinder
5. Blok silinder
6. Bantalan utama
7. Poros engkil (crank shaft)
8. Poros bubungan
9. Peredam getaran
10. Dudukan (base plate)

12
3.2.1 Kepala silinder

Gambar 2: Kepala silinder

Fungsi :

1. Sebagai penutup bagian atas silinder


2. Tempat meletakkan peralatan : katup isap dan buang, injektor, rocker arm,
ruang bakar mula, katup start, indikator chock.
3. Sebagai ruangan pendingin atau penyerapan panas

3.2.2 Perangkat Katup

Perangkat katup terdiri dari :

1. Katup isap
2. Katup buang
3. Pegas
4. Rocker arm
5. Pushroad dengan roler

Gambar 3. Perangkat Katup

13
Valve Guide :

Berfungsi untuk menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.

Poros Cam (Camshaft Assy)

Berfungsi sebagai pengatur masuknya udara pembakaran, keluarnya gas bekas pembakaran,
dan pengatur urutan pembakaran (firing order).

3.2.3 Perangkat Piston

Fungsi Piston :

1. Merapatkan ruang silinder dari bagian dalam.


2. Memampatkan udara.
3. Menerima tekanan pembakaran pada saat proses kerja.
4. Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui batang
penghubung (connecting rod).

14
5. Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.

Fungsi Ring Piston :

1. Penyekat ruangan antara piston dan dinding silinder.


2. Mencegah gas pembakaran bertekanan tinggi atau udara masuk ke ruang karter dan
minyak pelumas masuk ke ruang bakar
3. Menyalurkan panas dari piston ke air pendingin melewati dinding silinder.

Dilihat dari fungsinya, umumnya ring piston terdiri dari :

1. Top ring
2. Compression ring
3. Oil scraper ring

Fungsi batang penghubung (connecting rod)

1. Memindahkan daya yang dihasilkan diatas piston ke poros engkol


2. Mengalirkan minyak pelumas ke piston

Dilihat dari fungsinya, umumnya ring piston terdiri dari :


1. Top ring.
2. Compression ring
3. Oil scraper ring

Fungsi batang penghubung (connecting rod) :

1. Memindahkan daya yang dihasilkan diatas piston ke poros engkol


2. Mengalirkan minyak pelumas ke piston

15
3.2.4 Dinding Silinder

Gambar 5. Dinding silinder

Fungsi dinding silinder :

Sebagai tempat berlangsungnya seluruh proses kerja mesin (isap, kompresi, usaha,
buang).Besar kecilnya ruangan pembakaran silinder liner menentukan besar kecilnya daya pada
mesin.Silinder liner biasanya dilengkapi dengan ring karet (rubber ring) yang berfungsi untuk
perapat air agar air pendingin mesin tidak masuk ke karter.

3.2.5 Poros Engkol (Crank Shaft)


Crang Shaft Asembly, terdiri dari : poros engkol, bantalan utama (main bearing), Counter
weight, roda gila
(fly wheel), dan
penyerap getaran
(vibration damper).
Gambar 6
Poros engkol

16
Fungsi poros engkol :

1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston.
2. Mengubah gerak bolak-balik (translasi) menjadi gerak putar (rotasi).

Fungsi bantalan utama (Main Bearing) :

Untuk mendukung bagian-bagian yang bergerak sehingga bagian-bagian tersebut tetap berada
pada posisi yang diinginkan.
Klasifikasi bantalan

1. Bantalan untuk gerak putar (rotary motion)


a. Journal bearing yang mendapat beban utama dari perputaran poros.
b. Trust bearing (bantalan axial) yang mendapat beban sepanjang poros yang berputar.
2. Bantalan untuk gerak bolak-balik (reciprocating motion)
a. Bantalan untuk gerak lurus
Contoh : dinding silinder untuk mendukung pergerakan piston.
b. Bantalan untuk gerakan tumbukan Contoh : bushing untuk mendukung pin.

Fungsi Counter Weight


Untuk mengurangi getaran yang diterima oleh rangka mesin akibat manuver piston dengan gaya
sentrifugal poros engkol

Fungsi fly wheel

1. Menerima putaran yang bervariasi selama proses kerja masih berlangsung.


2. Membatasi timbul dan hilangnya penambahan putaran akibat perubahan mendadak.
3. Menyimpan dan menerima tenaga sewaktu langkah kerja dan digunakan pada waktu
langkah kosong.
4. Membantu memindahkan putaran pada waktu start.

17
5. Meletakkan tanda positif top piston untuk setiap silinder.
Fungsi penyerap getaran (Vibration Damper)

Untuk menyerap getaran torsional yang diakibatkan oleh gaya ritmik pada piston dan crankshaft

3.2.6 Blok Silinder (Crank Case)

Blok silinder dibuat berupa kerangka yang terdiri dari beberapa ruangan / sekat diantaranya :

- Ruangan pendingin
- Ruangan pelumasan
- Ruangan pernapasan bagian-bagian yang bergerak didalamnya.

Blok silinder untuk mesin besar biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu :

- Blok silinder atas (crank case upper)


- Blok silinder bawah (crang case lower)

Gambar 7. Blok silinder atas mesin diesel

18
Gambar 8. Blok silinder bawah

Fungsi blok silinder

Sebagai pendukung / penopang semua bagian-bagian sehingga terbentuk satu mesin yang
komplit dan sempurna.

3.2.7 Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor

Gambar 9. Pompa injeksi bahan bakar dan injector

19
Fungsi pompa injeksi bahan bakar

Untuk menginjeksikan (memasukkan dengan tekanan tinggi) bahan bakar yang sudah tersedia
menuju ke injektor, kemudian dikabutkan ke silinder pada waktunya.

Fungsi injektor

Untuk mengabutkan bahan bakar ke ruang bakar agar terjadi pengabutan yang sempurna dan
terjadi pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu singkat.

3.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk jenis mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
dimana sumber energinya didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Mesin
diesel disebut juga Compressed Ignition Engine (CI-Engine) dimana untuk proses pembakaran
bahan bakar didalam silinder tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat
kompresi udara didalam silinder. Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi kenaikan
temperatur dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus (translasi) lalu diubah menjadi
gerak putar oleh poros engkol.

Mesin-mesin PLTD yang ada di PLTD Trisakti PT. PLN (Persero) Sektor Barito Banjarmasin
semuanya memakai sistem proses kerja 4 langkah yaitu untuk mendapatkan 1 kali langkah usaha
diperlukan 4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.

Gambar 10. Prinsip kerja mesin Diesel 4 langkah

Langkah-langkah tersebut adalah :

20
A. Langkah Isap

Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara
bersih masuk ke dalam silinder.

B. Langkah Kompresi

Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup, udara dikompresi
sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada akhirnya langkah kompresi bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar dan terjadilah pembakaran.

C. Langkah Usaha (Expansi)

Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran, sedangkan katup isap dan katup
buang tertutup, maka piston terdorong bergerak dari TMA ke TMB, melakukan usaha.

B. Langkah Buang

Katup buang terbuka, katup isap tertutup dan pistion bergerak dari TMB ke TMA dan gas bekas
sisa pembakaran terdorong keluar. Proses tersebut berulang secara berurutan selama mesin
bekerja. Berdasarkan proses kerjanya, mesin PLTD termasuk jenis motor bakar Compressed
Ignition Engine (CI-Engine), dimana proses pembakaran didalam silinder tidak memerlukan
busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat kompresi udara di dalam silinder

3.4 Generator

Jenis generator yang dipakai di PLTD Trisakti Banjarmasin seluruhnya adalah generator AC fasa
dengan sistem penguatan Brushless (tanpa sikat arang).

3.4.1 Bagian-bagian Utama Generator

Bagian bagian utama generator terdiri dari :

1. Rotor atau induktor (bagian yang berputar).


2. Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam).
3. Exiter sebagai penguat medan magnet.

21
3.4.2 Prinsip Kerja Generator

Adapun prinsip kerja generator, jika digambarkan secara sederhana adalah sebagai berikut :

1. Bila suatu kumparan memotong atau dipotong oleh medan magnet, maka pada kumparan
. tersebut akan timbul listrik.

2. Proses pemotongan medan magnet oleh suatu konduktor dinamakan induksi.

3. Induksi ini akan menghasilkan Gaya Gerak Listrik (GGL) sehingga timbul listrik.

Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh konduktor yang memotong / dipotong medan
magnet tergantung dari beberapa faktor, antara lain :

A. Jumlah (panjang) lilitan konduktor

B. Besar liitan konduktor

C. Kuat medan magnet

D. Kecepatan konduktor memotong / dipotong medan magnet.

3.5 Sistem-sistem Pada PLTD

3.5.1 Sistem Udara Masuk dan Gas Buang

A. Fungsi

Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran bahan bakar, sistem ini
dirancang untuk menaikkan effisiensi mesin yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbandingan
jumlah massa udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan keperluan atau
jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem ini juga berfungsi untuk mengatur udara
masuk.

22
B. Jenis Sistem Udara Masuk

1. Sistem Alami (Natural)

Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena adanya penurunan tekanan didalam silinder yang
diakibatkan oleh pergerakan piston ke bawah.

2. Sistem Paksa atau Tekan

Yaitu udara yang masuk kedalam silinder jumlahnya dinaikkan / diperbanyak dengan bantuan
turbo charger.

C. Cara Kerja Sistem Udara Masuk dan Gas Buang

Udara luar masuk ke ruang bakar karena di hisap oleh blower, dimana sebelum masuk
keruang bakar udara ini disaring oleh filter udara, selanjutnya melalui saluran masuk udara
didinginkan dengan inter cooler dan udara ini akan masuk ke ruang bakar melalui katup masuk.
Setelah masuk ke ruang bakar udara ini akan bercampur dengan bahan bakar dan digunakan
untuk proses pembakaran. Gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar dikeluarkan melalui
katup buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas dari gas turbo charger yang satu poros
dengan sisi kompressor, sehingga kompressor / blower ikut berputar dan menghisap udara luar.

3.5.2 Sistem Bahan Bakar

Seperti diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan sebagai sumber energi bagi mesin
Diesel. Untuk keperluan penyaluran bahan bakar tersebut sampai keruang bakar dengan suatu
kondisi tertentu diperlukan suatu sistem bahan bakar.

Fungsi Sistem Bahan Bakar

1. Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudah bercampur merata dengan
udara supaya mudah terbakar.
2. Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukan disetiap silinder pada
setiap kebutuhan sehingga tenaga (power) setiap silinder adalah sama.
3. Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.

23
3.5.3 Sistem Pelumas

Fungsi dari pelumas adalah sebagai berikut

1. Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dia benda yang saling bersentuhan dan saling
bergerak atau salah satunya benda tersebut bergerak dengan maksud mengurangi atau
menghilangkan gesekan yang terjadi.
2. Lubricating, yaitu sebagai pelumas atau pelicin supaya benda bergerak dengan lisin
sehingga pergerakannya mudah.
3. Cooling, yaitu sebagai media pendingin.
4. Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin yang dialiri minyak
pelumas.
5. Anti Korosi, yaitu untuk melindungi logam dari kontak langsung dengan udara agar
terlindung dari korosi.
6. Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam yang bergesekan,
seperti pada roda gigi.

Cara pemakaian bahan pelumas yaitu :

 Dioleskan
 Dipercikan
 Direndam
 Dialirkan dengan tekanan

Dalam sistem pelumas mesin Diesel berukuran sedang maupun besar adalah dengan cara
dialirkan dengan tekanan dengan persyaratan :

a) Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang tertentu.
b) Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang dilumasi.
c) Dalam sistem tertutup.

24
d) Dapat didinginkan.
e) Dapat dibersihkan (filter dan separator).

3.5.4 Sistem Pendingin

A. Fungsi Pendinginan

Fungsi sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk mengambil sebagian panas
dari dari bagian-bagian tertentu di mesin. Panas yang menyebabkan temperatur tinggi tersebut
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Untuk menjaga agar pada bagian-
bagian tadi tidak terjadi beban panas berlebih dan beban mekanik berlebih yang mengakibatkan
toleransi serta pelumasan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

A. Syarat-syarat Pendinginan


Dapat mengambil panas sebanyak jumlah tertentu dari mesin diesel sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi aliran atau volume air yang dialirkan harus tertentu.

Tidak dipaksakan pengambilan panasnya, atau tidak sekaligus seketika tapi harus terus
menerus secara kontinyu.

Temperatur air pendingin masuk bisa diatur (sedikit variasi) disesuaikan dengan kondisi
yang ada.

Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang dipakai adalah sistem sirkulasi
tertutup dan dikelompokan menjadi 3 bagia, yaitu :

1. Raw Water System

Berfungsi untuk mendinginkan udara masuk, minyak pelumas, bahan bakar dan mendinginkan
air pendingin jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri didinginkan dengan
radiator atau cooling water.

2. Jacket Cooling Water System

Berfungsi untuk mendinginkan blok silinder, silinder liner dan exhaust valve housing. Air yang
digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat yang rendah, kekerasan

25
(hardness) rendah dan dicampur dengan suatu reagen anti karat. Air jacket didinginkan oleh
radiator atau raw water.

3. Injector Cooling Water System

Berfungsi untuk mendinginkan injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar.
Sebelum dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan hingga mencapai
temperatur tertentu oleh heather pemanas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah thermal stress
pada injector yang sangat panas

3.5.5 Sistem Start / Udara Bertekanan

Sistem start dengan udara ini adalah yang paling banyak digunakan pada PLTD ukuran sedang
maupun besar di PLN.

A. Fungsi Udara Bertekanan

1. Untuk menstart / menghidupkan mesin, yaitu dengan cara memasukkan udara bertekanan
kedalam silinder (ruang bakar) supaya piston tertekan kebawah sehingga crank shaft
berputar dan terjadi kompresi diruang bakar, dan jika bahan bakar di injeksikan ke ruang
bakar tersebut akan terbakar. Karena proses ini berurutan sesuai firing ordernya maka
secara mekanisme kerja mesin dengan semestinya.
2. Untuk keperluan sistem pneumatik.
3. untuk keperluan PLTD seperti membersihkan peralatan dan lain-lain.

- Syarat-syarat Udara Bertekanan

1. Tekanan udara mencukupi (minimal 20 bar dan maksimal 30 bar)


2. Volume udara mencukupi, sesuai dengan volume ruang bakar yang perlu diisi oleh udara
bertekanan tersebut
3. Udara bertekanan tersebut harus sedikit mungkin mengandung air kondensat karena
sangan membahayakan mesin serta peralatan lainnya.

26
3.5.6. Sistem Kontrol dan Proteksi

Tujuan dari proteksi pada suatu PLTD adalah agar mesin dan perlengkapannya tidak
mengalami kerusakan yang fatal bila terjadi gangguan

Proteksi pengaman ini dibagi 3 yaitu :

1. Peralatan pengaman mesin antara lain :


 Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas buang, main
bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi ini akan memberikan sinyal
alarm ataupun trip
 Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan kurang pada air
pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-lain. Bila terjadi gangguan pada
tekanan maka proteksi tekanan akan memberikan sinyal alarm ataupun trip
 Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran yang
membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan memberikan sinyal alarm
ataupun trip

2. Pengaman Generator

Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami kerusakan akibat
adanya gangguan baik yang berasal dari dalam generator itu sendiri ataupun gangguan yang
berasal dari luar generator.

Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman antara lain :

a) Over Current Relay (pengaman arus lebih)


b) Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih)
c) Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah)
d) Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
e) Reverse Power Relay (pengaman daya kembali)
f) Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah)
g) Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah)
h) Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi)
i) Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)

27
3. Pengaman Trafo Daya untuk PLTD
a) Over Current Relay (pengaman arus lebih)
b) Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
c) Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
d) Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)
e) Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam trafo)
f) Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam trafo).

Proteksi pada mesin PLTD pada prinsipnya ada 2 tingkatan, yaitu :

1. Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda peringatan bahwa ada sesuatu
yang tidak normal pada mesin, sehingga operator dapat segera mengambil tindakan
pengamanan dan penormalan kembali.
2. Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis apabila pada mesin
terjadi penyimpangan operasi.

Berikut ini adalah tabel data setting pengaman pada mesin merk SWD type pembangkit SWD 8
TM 410 yang ada di PLTD SIANTAN

A. TEKANAN
No Uraian Normal Alarm Trip Stn
1 Lube Oil Pressure 5,0 – 6,0 4,3 3,5 Bar
2 J.C.W Pressure 2,4 1,7 1,5 Bar
3 I.C.W Pressure 2,5 – 4,0 2,0 - Bar
4 F.O Pressure 4,0 – 5,0 3,5 - Bar
5 Valve Gear / Sealing Inj. Pump 3,0 2,5 - Bar
6 Starting Air Pressure 20 – 30 18 - Bar
7 Safety Air Pressure 12 11 - Bar
8 Control Air Pressure 6 5 - Bar
9 Turning Gear Engaged - 4,3 - Bar

28
B.TEMPERATUR
No Uraian Normal Alarm Trip Stn
1 Lube Oil Temp 55 63 73 °C
2 J.C.W Temp. 88 98 100 °C
3 I.C.W Temp 90 103 - °C
4 Main Bearing Temp. 75 93 96 °C
5 Alternator Bearing Temp 70 90 95 °C
6 Stator Winding Temp. 75 120 130 °C
7 Charge Air Eng. Inlet Temp 60 68 - °C

C. PROTEKSI ELEKTRIK
NO Uraian Norma Alarm Trip Stn
1 Mechanical Over Speed 600 - 670 Rpm
2 Electrical Over Speed 600 - 660 Rpm
3 DC Power 110 V 110 80 - Volt
4 DC Power 24 V 24 18 - Volt

3.5.7. Panel Kontrol PLTD

Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi dalam 3 bagian utama yang saling terhubung dan saling
mendukung, yaitu

1. Diesel Control Panel

Pada panel ini terpasang alat-alat pendeteksi, proteksi dan panel kontrol yang memonitor kondisi
dan bagian-bagian mesin itu sendiri.

2. Generator Control Panel

Pada panel ini terpasang peralatan kontrol berupa parameter-parameter ukur, relay-relay proteksi
pengaman, sistem sinkronisasi dan semua peralatan yang berhubungan dengan generator.

3. Auxiliary Control Panel

Pada panel ini terpasang peralatan sensor, proteksi dan kontrol semua peralatan alat bantu yang
merupakan pendukung beroperasinya mesin pembangkit.

29
BAB IV

CARA MENGOPRASIKAN DAN PEMELIHARAAN PLTD SWD

TYPE 9 TM 410 R

4.1 Spesifikasi Mesin

Data utama mesin SWD 9 TM 410 R yang ada di PLTD Siantan

PONTIANAK adalah sebagai berikut :

Merk : SWD (STORK-WARTSILA DIESEL)

Type / Tahun Test : 9 TM 410 R / 1977

Diameter Silinder : 410 mm

Panjang Langkah : 470 mm

Jumlah silinder : 16

Ssusunan silinder : “V”

Jumlah silinder :2

Daya Output : 4.000 KW

Putaran Nominal : 600 RPMgtyer

30
4.2. Pola Pengoperasian

Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi listrik yang
handal, maka perlu dibuat suatu pola pengoperasian dari unit pembangkit yang ada. Penyusunan
pola operasi didasarkan pada daya mampu setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi
beban yang meliputi beban sistem interkoneksi yang dipikul pembangkit. Pola operasi di PLN
Siantan ditentukan oleh Unit Pengatur Beban (UPB), dan pola operasi ini disusun untuk hari keja
biasa dan hari libur. Hal ini dikarenakan beban konsumen antara hari kerja biasa dan hari libur
adalah berbeda. Dengan adanya pembangkit cukup besar seperti PLTU Sui Raya . Oleh karena
itu pola pembebanan yang dibuat opeh UPB untuk PLTD adalah mengikuti fluktuasi beban yang
senantiasa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi sistem) karena untuk PLTD Siantan
(PONTIANAK) bebannya dibuat tetap. Dengan kata lain, PLTD baru dioperasikan jika
dibutuhkan (frequensi sistem turun, beban naik). Didalam penyusunan rencana operasi ini yang
juga harus diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit
pembangkit tidak mengalami pembebanan yang melebihi daya mampunya yang pada akhirnya
akan mengganggu kehandalan dari sistem pembangkit.

4.3. Prosedur Pengoperasian

Pengoperasian PLTD di PT. PLN (Persero) Sektor siantan dilakukan atas dasar instruktur
kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan manual book
atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh pabrik pembuat mesin yang
bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin
maupun operatornya sendiri sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman.

Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk SWD Type 9
TM 410 R :

4.3.1 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin

1. Lakukan pemeriksaan dan pengecekan level – level minyak pelumas / oli dan melakukan
penambahan bila di perlukan pada
 Governor
 Turbo charger
 Air compressor
 Carter / sump tank
 Separator

31
2. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level – level air pendingin dan melakukan
penambahan bila di perlukan pada :
 Jacket cooling water tank
 Injector cooling water tank
3. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada peralatan bantu /
sistem :
 Pelumasan
 Pendinginan
 Bahan bakar
 Udara start (30 bar)
 Udara proteksi (12 bar, 6 bar)
 Power supply electrical proteksi (DC / AC)
 Air compressor
 Separator

yainkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan pembetulan bila
dianggap perlu.

4. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada panel euxiliary
dan nanti bila bola lampunya putus
5. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi :
 Power supply AC / DC
 Tombol emergency stop
 Oil mist detector
 Over speed
 Peralatan APAR
 Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF

4.3.2 Mengoperasikan Alat Bantu Untuk Persiapan Star

1. Operasikan lube oil separator minimum 2 (dua) jam sebelum mesin start
2. Buka indicator vent cock
3. Hidupkan (ON) lube oil priming pump dan periksa tekanannya 5-6 bar
4. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump dan periksa tekanannya 5-6 bar
5. Hidupkan (ON) injector cooling water pump dan periksa tekanannya 3-4 bar
6. Masukkan / angged turning gear dan putar crank shaft dengan turning gear minimum 2
(dua) kali putaran, perhatikankran indicator vent cock masing – masing cylinder
7. Lepaskan (OFF) / disangged turning gear dan yakinkan bahwa posisi turning gear benar –
benar free atau bebas dari fly wheel

32
8. Tutup indicator vent cock
9. Hidupkan (ON) fuel oil pump dan periksa tekanannya
10. Hidupkan (ON) semua radiator fan
11. Hidupkan (ON) fuel oil separator
12. Hidupkan (ON) engine valve lub oil pump
13. Hidupkan (ON) cylinder liner lum oil pump
14. Atur posisi air intake filter ke ON
15. Yakinkan bahwa semua sistem dalam kondisi normal semua kegiatan terdata pada lembar
kerja check list operasional mesin

4.3.3 Start Mesin

1. Buka kran udara start bertekanan 30 bar pada tabung udara


2. Start melalui tombol start dilokal engine panel
3. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu lebih kurang 15
menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap perubahan temperatur, lakukan
pemeriksaan pada sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem bahan bakar, yang
meliputi temperatur, tekanan, suara, getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran
melalui indicator vent cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop untuk pemeriksaan
lebih lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan
4. Naikkan RPM hingga normal speed (600 rpm) dan lakukan pemeriksaan menyeluruh
yang meliputi temperatur, tekanan, suara, getaran maupun kebocoran jika ada diperbaiki
5. Jika semua kondisi normal lanjutkan

4.3.4 PARALLEL GENERATOR

1. Atur CB exitasi keposisi ON


2. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan
3. Atur tegangan generator 6,3 KV
4. Atur frequensi 50 HZ
5. Perhatikan putaran jarum syncronscope berputar searah jarum jam secara perlahan dan
lancar

33
6. Sesaat jarum syncronscope mendekati jam 12 masukkan dan lampu mati CB generator
dimasukkan
7. Atur switch syncronscope keposisi OFF
8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan frequensi maupun
cos Q
9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya mampu mesin,
dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin akibat adanya perubahan /
penambahan beban.
10. Selalu perhatikan perubahan tegangan dan frequensi atur sebagaimana mestinya

4.3.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi

1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang meliputi tekanan,
temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu control
2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada sistem pelumasan,
sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan lakukan tindakan preventif bilamana
terdapat gejala kelainan yang dapat membahayakan mesin pembangkit
3. Melakukan pencatatan semua parameter operasi secara berkala kedalam log sheet untuk
dijadikan bahan evaluasi lebih lanjut
4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya menjamin
keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan pengamanan apabila ada
gejala yang dapat mengganggu keselamatan dan kelancaran operasional mesin
pembangkit

4.3.6 STOP MESIN PEMBANGKIT

A. Stop Mesin Kondisi Normal


1. Turunkan beban mesin secara perlahan dan bertahap yang diikuti dengan
pengaturan tegangan maupun frequensi
2. Setelah beban mendekati nol lebih kurang 100 KW CB generator dapat
dilepas (OFF).
3. Lepaskan (OFF) CB Exitasi.

34
4. Turunkan putaran mesin keposisi idle speed dan tunggu lebih kurang 15
menit untuk penyesuaian
5. top mesin dan lakukan after cooling selama kurang lebih 15 menit
6. Stop fuel oil pump.
7. Setelah 15 menit stop semua peralatan bantu (after cooling selesai)

- Stop MesinKondisi Emergency


Dalam kondisi emergency mesin harus di stop untuk menghindari kerusakan yang
lebih fatal. Langkah kerja yang perlu diambil diantaranya

a) Pindahkan beban mesin ke mesin yang lain bila mesin berbeban.


b) Stop mesin dengan emergency stop
c) Lakukan pemeriksaan apa yang menyebabkan mesin di stop emergency.

4.3.7 Pembuatan Laporan

1. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis didalam lembar laporan
sebagaimana format yang tersedia (check list & log sheet)
2. Data-data pengusaan yang meliputi produksi KWH. Pemakaian bahan bakar minyak,
pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan jam stop harus ditulis dengan jelas
3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan ditulis dengan
jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk
penanganan lebih lanjut.

35
4.3.8 Pemeliharaan Mesin

Check list P-0 mekanik, pemeliharaan mesin pemangkit Barito PLTD Trisakti
Banjarmasin meliputi:

1) Cylinder Head

1. TUJUAN
Tujuan pemeliharaan Cylinder Head melakukan proses pembongkaran, pembersihan,
penggantian spare part dan pemasangan kembali Cylinder Head mesin MAK.

2. PERALATAN KERJA
a.
Sepatu Kerja (Safety Shoes). h. Kunci Torsi / moment.
b.
Pakaian kerja (Wear pack). i. Filler gauge
c.
Sarung Tangan. j. Micrometer set.
d.
Helm k. Dial indicator
e.
Masker mulut. l. Chainblock
f.
Ear Plug (pelindung telinga) m. Kunci Pas Ring Set
g.
Special Tools n. Overhead Crane.

3 REFERENSI / ACUAN
3.1 Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.2 Manual Book Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( CYLINDER HEAD )

4. LANGKAH PELAKSANAAN
4.1 Langkah Pemeliharaan sebagai berikut ;
4.1.1 Lakukan pengecekan kondisi pada air pendingin bagian cylinder head sudah
kosong
4.1.2 Pastikan sistem perpipaan BBM solar pada posisi tertutup
4.1.3 Lakukan pembukaan tutup cover Cylinder head, dengan langkah sebagai
berikut :
4.1.3.1 Lepaskan baut pengikat Rocker Arm dan angkat Rocker Arm
4.1.3.2 Lepaskan push rod

36
4.1.3.3 Lepaskan kedudukan pipa cover push rod
4.1.3.4 Lepaskan sistem perpipaan yang menghubungkan ke injector
4.1.3.5 Lepaskan sistem perpipaan oli
4.1.3.6 Lepaskan sistem perpipaan air pada cylinder head
4.1.3.7 Lepaskan baut pengikat Intake dan Exhaust Manifold
4.1.3.8 Lepaskan baut pengikat valve start
4.1.3.9 Lakukan pembukaan kran indikator / barometer exhaust dan termokopel.
4.1.3.10 Lepaskan baut cylinder head menggunakan special tool
4.1.3.11 Lakukan pemasangan special tool untuk mengangkat Cylinder Head dan
lepaskan cylinder head dari block mesin.
4.1.3.12 Lepaskan cover cylinder head
4.1.3.13 Lepaskan spring valve Assy
4.1.3.14 Lakukan pengecekan kondisi seating valve intake dan exhaust secara
visual
4.2 Langkah Pembersihan sebagai berikut :
4.2.1 Lakukan perendaman dan Pembersihan bagian-bagian komponen cylinder
head
4.2.2 Lakukan lapping / skiur valve terhadap kedudukannya
4.2.3 Usahakan Surface kontak antara valve seat dengan valve stem 30% pada sisi
luarnya.
4.2.4 Lakukan pemeriksaan dan pengukuran setiap dimensi valve, spring, seat
valve, valve guide ,bushing.
4.2.5 Lakukan pengetesan injektor ( 260 Bar ) dan Skur ulang valve start.
4.3 Langkah Pemasangan / Perakitan sebagai berikut ;
4.3.1 Lakukan pemasangan valve pada bagiannya dan pemasangan spring assy
4.3.2 Lakukan pemasangan cover Cylinder head dan kencangkan baut pengikatnya
4.3.3 Lakukan pemasangan injector dan bagian-bagiannya
4.3.4 Lakukan pemasangan valve start
4.3.5 Lakukan pemasangan tool untuk mengangkat cylinder head dan mendudukan
ke block mesin.
4.3.6 Lakukan pemasangan baut intake manifold

37
4.3.7 Lakukan penguncian awal baut cylinder head dengan 50 NM
4.3.8 Lakukan penguncian tahap II baut cylinder head sampai 250 NM dengan 3
tahapan 60o ,120o dan 270o putaran secara bertahap
4.3.9 Lakukan pemasangan baut exhaust manifold dan baut perpipaan jacket water
4.3.10 Lakukan pemasangan kran indikator / barometer dan termokopel
4.3.11 Lakukan pemasangan baut valve start
4.3.12 Lakukan pemasangan perpipaan lub oil
4.3.13 Lakukan pemasangan perpipaan injector
4.3.14 Lakukan pemasangan kedudukan pipa dan housing push rod
4.3.15 Lakukan pemasangan push rod
4.3.16 Lakukan pemasangan Rocker Arm
4.3.17 Lakukan penyetelan valves esuai firing order ( EXH = 0,60 mm, IN =
0,30mm) .
4.3.18 Lakukan pengisian jacket water dan pengecekan dari kebocoran
4.3.19 Operasikan priming pump untuk pengecekan pelumasan pada rocker arm
4.3.20 Lakukan pemasangan cover cylinder head & mesin stand by.

2) Injection Pump

2.TUJUAN
Tujuan Pemeliharaan ini merupakan inspeksi mesin sebagai petunjuk pelaksanaan overhaul
injection Pump mesin Sulzer 12 ZV 40/48 dengan aman, selamat dan mengoptimalkan daya
mampu dan efisiensi.

2. PERALATAN KERJA
a. Sepatu Kerja (Safety Shoes). h. Kunci Torsi / moment dan Shocket 30
b. Pakaian kerja (Wear pack). i. Kunci Ring Pas 14, 19, 24, 36, 41, 55
c. Sarung Tangan. j. Kain lap Majun
d. Helm dan Masker k. Auto sool 2000, Molycote 55 dan 1000
e. Ear Plug (pelindung telinga) l. Ember Plastik
f. Special Tools/Tracker injector

38
4 REFERENSI / ACUAN
3.1 Prosedur Pemeliharaan Pusat Listrik dan PLTG (No.Dok : PI-SEKAP-014)
3.2 Manual Book

5. LANGKAH PELAKSANAAN

4.4 PERSIAPAN AWAL


i. Gunakan Alat Pelindung Diri.
ii. Tutup kran BBM dan buka pipa supply BBM masuk fuel injection pump
dengan kunci pas ukuran 41.
iii. Buka nut metal tube dengan kunci pas No. 55 mm.
iv. Buka flens meta tube yang ke injection pump dengan kunci L 6 mm.
v. Setelah hight pressure line dilepas.
vi. Buka baut pengikat fuel injection pump M. 20 4 buah dengan kunci socket 30
mm.
vii. Buka neple pipa udara stop rack dengan kunci pas ukuran 19 mm.
viii. Buka neple pipa-pipa restan.
ix. Setelah semuanya ok pasang tool untuk mengangkat injection pump.
x. Angkat perlahan-lahan injection pump.Injection pump siap disservice.

4.5 PERSIAPAN TOOL UNTUK SERVICE INJECTION PUMP


4.5.1 Special tool removing device for the guide piston of the fuel injection
pump drive. Code No : 9444-01.
4.5.2 Tang snapring AUTER.
4.5.3 Kunci L ukuran 10 mm.
4.5.4 Kunci ring pas No. 24, 30, 22.
4.5.5 Kain lap yang bersih.
4.5.6 Udara bertekanan max. 5 bar dengan spesial spray gun untuk
menyemprot.Lampu penerangan atau senter.

4.6 SERVICE INJECTION PUMP


4.6.1 Buka expantion bolt dengan kunci L 10 mm.
4.6.2 Setelah lepas buka pump cover for housing.
4.6.3 Posisikan injection pump berdiri dengan Rooler di atas.Buka Baffle Screw dan
Retairing Screw.
4.6.4 Pasang special tool No. 9444.01
4.6.5 Putar penekan rooler dari tool tersebut sampai lock pin bebas dan bisa dilepas.
4.6.6 Setelah pin dilepas, bebaskan penekan rooler.

39
4.6.7 Lepas special tool.Angkat guide piston dengan mengangkat roolernya, pada
saat bersamaan plunger for fuel injection pump ikut terangkat. Hati-hati jangan
terbentur dan tergores.
4.6.8 Angkat spring, angkat upper spring plate.Angkat regulating sleeve.
4.6.9 Lepaskan / angkat piston and cylinder for fuel injection pump.

3) Governor

3. TUJUAN
Tujuan untuk memastikan proses atau langkah kerja pemeliharaan Governoor UG 8 yang
meliputi pembongkoran, penggantian , dan pemasangan kembali Governoor UG 8 mesin
MAK dilakukan dengan benar sesuai referensi atau acuan yang ada.

2. PERALATAN / PERLENGKAPAN KERJA

a. Sepatu Kerja (Safety Shoes). g. Obeng


b. Ear Plug (pelindung telinga). h. Kunci Sock set
c. Pakaian kerja (Wear pack). i. Tang set
d. Sarung Tangan. j. Oil Governoor
e. Kunci Pas Ring Set k. Ember Plastik
f. Kunci L set l. Minyak Tanah

3. LANGKAH KERJA
3.1 Lepaskan instalasi listrik yang berhubungan pada Governor dan posisi Rack
injection pump yang berkaitan ke Governor atau perpipaannya.
3.2 Lepaskan baut- baut pengikatnya dan angkat governor dari kedudukan mesin dan
letakan pada posisi yang aman ( meja kerja governor )

4. CARA PEMELIHARAAN / PENGURASAN OIL GOVERNOR


4.1 Keluarkan minyak pelumas Governor dengan membuka baut drain
4.2 Pasang kembali baut drain dan masukan minyak tanah bersih sampai penuh untuk
pencucian / pengurasan.
4.3 Gerakan / pompa dengan tangan pada stang atau shaft yang bergigi sampai merasa
berat.

40
4.4 Keluarkan / buang minyak tanah dalam governor sampai habis benar dengan
membuka baut drain.
4.5 Lakukan seterusnya seperti poin 4.1 s/d 4.4 secara berulang kali ( 4 x ) sampai
minyak tanah yang keluar dari baut drain benar-benar bersih dari karbon yang
melekat pada komponen governor.
4.6 Apabila sudah bersih, masukan minyak pelumas yang bisa dipakai untuk governor (T
- 68) sampai level maksimum.
4.7 Lakukan pemompaan supaya udara yang terjebak dalam governor dapat keluar.

5. CARA PEMASANGAN
5.1 Dudukan governor, kunci baut kedudukan, pasang cap governor, perpipaan oli dan
stang / Rack yang ke injection pump
5.2 Lakukan pemasangan sistem kelistrikan ke governor serta lakukan pemasangan
kawat segel pada baut governor.
5.3 Lakukan pengecekan semua baut bahwa semua sudah dikunci dan Governor siap
untuk dioperasikan.

4) Block Mesin
 Periksa Dexel
 Periksa dan perbaiki baut pondasi
5) Turbocharger

4. TUJUAN
Tujuan adalah pemeliharan terhadap Turbocharger mesin MAK dari pembongkaran,
pembersihan,penyetelan dan pemasangan kembali

2. PERALATAN / PERLENGKAPAN KERJA KERJA


a. Special Tools Turbocharger k. Bahan kimia (carbon remover)
b. Overhead Crane. l. Red Marking & spidol
c. Chainblock 1 ton. m. Feeler gauge
d. Kunci Ring Pas set n. Magnet stand dial indicator
e. Kunci L set o. Jangka sorong / Caliper
f. Pahat besi p. Sepatu Kerja (Safety Shoe).

41
g. Tang set 0. Ear Plug (pelindung telinga).
h. Lampu penerangan & senter p. Pakaian kerja (Wear pack).
i. Martil / palu q. Sarung Tangan.
j. Olie can r. Kaca mata (safety goggles).

3. ACUAN
3.1. Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.2. Manual Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( TURBOCHARGER )

4. LANGKAH KERJA

3.3 Sebelum melaksanakan pekerjaan membongkar/mengangkat atau membuka


komponen Turbocharger, ada beberapa bagian pekerjaan yang harus dilakukan dan
diperhatikan terlebih dahulu, yaitu :
3.3.1 Mempersiapkan Special Tools Turbocharger
3.3.2 Memberi tanda dengan spidol (paint marking) pada setiap komponen
yang akan di buka.
3.3.3 Pertimbangkan beban Komponen Turbocharger untuk memilih alat
pengangkat dan disesuaikan dengan kapasitas beban komponen yang
akan diangkat.
3.3.4 Untuk menurunkan komponen-komponen Turbocharger yang berat
gunakanlah special tools pengangkat dengan bantuan chainblock dan
overhead crane.
3.3.5 Periksalah kelayakan atau kekuatan alat-alat pengangkat.
3.4 Pembongkaran
3.4.1 Pasang support untuk pijakan atau tempat berdiri
3.4.2 Lepaskan cover asbes dan turunkan expansion joint flexible inlet air
intake.
3.4.3 Lepaskan dan turunkan air suction casing
3.4.4 Lepaskan kabel socket sensor Rpm Turbocharger
3.4.5 Lepaskan connector sensor Rpm Turbocharger.
3.4.6 Drain oli pelumas turbocharger

42
3.4.7 Membuka tutup / casing sisi turbin dan kompresor
3.4.8 Ukur celah/clearance antara impeller wheel dengan air inlet guide
dengan menggunakan feeler gauge diukur pada empat posisi (vertical
dan horizontal).
3.4.9 Membuka tutup dan melepas pompa oli di kedua sisi turbin dan
kompresor
3.4.10 Membuka bearing di kedua sisi turbin dan kompresor
Perhatian : Hati-hati saat mengeluarkan bearing, hindari benturan atau
geseran dengan impeller wheel, karena celah/clearance antara bearing
dan impeller wheel sangat kecil dengan bidang yang sangat presisi.

3.4.11 Membuka Rotor Assy dengan menggunakan spesial tools.


3.4.12 Turunkan Rotor Assy dengan menggunakan chainblock /
Overhead crane
3.4.13 Lepaskan dan turunkan expansion joint flexible exhaust gas
inlet.
3.4.14 Ukur celah/clearance antara turbine blade dan gas outlet guide
dengan menggunakan feeler gauge,diukur pada empat posisi (vertical
dan horizontal).
3.5 Pembersihan
3.5.1 Membersihkan semua komponen turbocharger
3.5.2 Periksa semua komponen yang sudah dibersihkan secara visual
3.6 Pemasangan
3.6.1 Pemasangan bushing pada casing di sisi turbin dan kompresor
3.6.2 Pengangkatan Komponen yang telah dibersihkan
3.6.3 Menaikkan dan memasang Rotor Assy dengan menggunakan
chainblock / Overhead crane dan penguncian baut - bautnya
3.6.4 Memasang bearing di sisi turbin dan kompresor dan penguncian
3.6.5 Memasang casing di sisi turbin dan kompresor dan penguncian
3.6.6 Memasang pompa oli di sisi turbin dan kompresor dan penguncian
3.6.7 Pengukuran nilai “ K “ sesuai dengan name plate pada cover

43
3.6.8 Pengukuran Aksial dan Radial sesuai dengan manual operasi dan
pemeliharaan
3.6.9 Pemasangan cover di kedua sisi.
3.6.10 Pengisian Oli pelumas.
3.6.11 Pasang Cover udara masuk.
3.6.12 Pasang Sensor RPM T/C
3.7 Pengujian / Tes
3.7.1 Pengujian T/C dengan mengoperasikan mesin putaran < 600 Rpm
3.7.2 Mengamati apabila ada kelainan suara / bunyi, getaran, Rpm,
temperatur, percikan minyak pelumas.
3.7.3 Lakukan pengujian tersebut diatas sampai dengan putaran nominal 600
Rpm selama + 10 – 15 menit dan pembebanan secara bertahap.

CATATAN :
Setelah operasi selama 250 jam operasi dilakukan pengecekan / pemeriksaan dan
penggantian minyak pelumas T/C.

6) Intercooler Pump

6. TUJUAN
Tujuan untuk memastikan proses atau langkah kerja pemeliharaan Intercoller Pump yang
meliputi pembongkoran, penggantian , dan pemasangan kembali Intercoller Pump mesin
MAK dilakukan dengan benar sesuai referensi atau acuan yang ada.

5. PERALATAN / PERLENGKAPAN KERJA

a. Sepatu Kerja (Safety Shoes). g. Obeng set


b. Ear Plug (pelindung telinga). h. Kunci Sock set
c. Pakaian kerja (Wear pack). i. Tang set
d. Sarung Tangan. j. Palu
e. Kunci Pas Ring Set k. Tracker
f. Kunci L set

44
6. ACUAN / REFERENSI
3.3. Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.4. Manual Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( INTERCOOLER PUMP )

7. LANGKAH PELAKSANAAN

4.7 Pengecekan Instalasi perpipaan Intercooler


4.8 Pengecekan Thermostat Intercooler
4.9 Pengecekan Stop kran Intercooler
4.10 Pengecekan kopling Electro motor dan pompa
4.11 Pengecekan Electro motor Intercooler
4.12 Pengecekan Ball bearing electro motor Intercooler pump setiap 6.000 jam operasi
4.13 Pengecekan kelurusan shaft pompa Intercooler
4.14 Pengecekan Ball bearing pompa Intercooler
4.15 Pengecekan shaft seal pompa Intercooler
4.16 Pengecekan Pelumasan pompa Intercooler
4.17 Pengecekan Shaft Bushing kuningan pompa Intercooler
4.18 Pengecekan Intercooler pump setiap 6.000 jam operasi
4.19 Pengecekan Impeler pompa Intercooler setiap 6.000 jam opersi
4.20 Pengacekan seal air Intercooler
4.21 Pengecekan tekanan pompa Intercooler + 2,8 BAR.
4.22 Flushing perpipaan dengan cairan kimia setiap 18.000 jam operasi
4.23 Lepaskan Thermostat, uji langkah buka katup thermostat (40˚C) setiap 6000 jam
operasi
4.24 Bila kondisi Thermostat sudah tidak layak, ganti dengan yang baru
4.25 Grease Stop kran setiap 500 jam operasi
4.26 Periksa kondisi kopling motor dan pompa
4.27 Bila kondisi kopling sudah rusak, ganti dengan yang baru
4.28 Lepaskan penutup / cover Electro motor
4.29 Periksa kondisi Ball bearing, tambahkan Grease bila perlu
4.30 Bila kondisi Ball bearing sudah tak layak pakai, cabut Ball bearing dengan Tracker
ganti dengan yang baru

45
4.31 Pasang kembali penutup / cover Electro motor
4.32 Periksa kelurusan shaft pompa secara visual Ganti dengan yang baru, bila shaft
pompa sudah tidak lurus
4.33 Periksa ball bearing pompa
4.34 Bila Ball bearing pompa sudah rusak, ganti dengan yang baru
4.35 Periksa kondisi Shaft seal pompa
4.36 Ganti Shaft seal pompa, bila tidak layak lagi
4.37 Periksa pelumasan ball bearing pompa setiap 250 jam operasi
4.38 Tambahkan minyak pelumas ball bearing pompa bila perlu
4.39 Periksa shaft bushing kuningan
4.40 Ganti shaft bushing kuningan setiap 6.000 jam operasi
4.41 Periksa Pompa dan impeler setiap 6.000 jam operasi
4.42 Bila kondisi pompa dan impeler sudah tidak layak lagi, ganti dengan yang baru
4.43 Periksa Seal air setiap 250 jam operasi
4.44 Ganti Seal air dengan yang baru, apabila kebocoran air sudah terlalu besar
4.45 Operasikan Intercooler water pump
4.46 Periksa tekanan pompa pada Pressure Gauge dan Panel ( + 2,4 s/d 2,6 Bar )

7) Separator

8. TUJUAN

Tujuan pemeliharaan Cylinder Head melakukan proses pembongkaran, pembersihan,


penggantian spare part dan pemasangan kembali Cylinder Head mesin PLTD SWD
TYPE 9 TM 410 R

9. PERALATAN / PERLENGKAPAN KERJA

a. Sepatu Kerja (Safety Shoes). h. Kunci pipa


b. Sarung Tangan kaos i. Palu / martil
c. Baju kerja ( wear pack) j. Kunci sock set
d. Masker Mulut k. Kunci L set

46
e. Ear plug l. Sendok dempul
f. Kunci Ring Pas set m. Ember plastik dan kain lap
g. Spesial tool n. Kunci pipa

10. ACUAN / REFERENSI

3.5. Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen PI-SEKAP-014


3.6.Manual Operasi dan Pemeliharaan Mesin PLTD SWD
TYPE 9 TM 410 R

11. LANGKAH PELAKSANAAN

4.47 Langkah Pembongkaran ;


4.47.1 Pastikan bahwa handle breaker tegangan menuju LO separator pada posisi NOL
4.47.2 Lakukan pembukaan saluran masuk atau buang minyak pelumas dan lepaskan
saluran air lucutan
4.47.3 Kendorkan dan lakukan pembukaan mur utama saluran masuk atau buang
minyak pelumas dan saluran air lucutan
4.47.4 Kendorkan dan buka pengikat cover LO separator
4.47.5 Lepaskan dan angkat bowl LO separator

4.48 Langkah Pembersihan ;


4.48.1 Lakukan pembersihan dan pencucian elemen dan sekaligus dikeringkan
menggunkan kain lap yang bersih
4.48.2 Lakukan pembersihan tempat kedudukan elemen LO separator

4.49 Langkah Pemasangan ;


4.49.1 Lakukan pemasangan kembali elemen bowl LO separator pada kedudukannya
4.49.2 Lakukan pemasangan pengikat elemen bowl
4.49.3 Lakukan pemasangan cover LO separator
4.49.4 Lakukan pemasangan saluran utama masuk atau buang minyak pelumas dan
kencangkan mur pengikatnya

47
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin lain seperti mesin
kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesin PLTD umumnya ukuran dan kapasitasnya
lebih besar sehingga didalam pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku
agar terhundar dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal.Dalam sistem mesin
PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada pada mesin, sistem operasi dan sistem
pemeliharaannya yang tentunya sangat penting untuk diketahui dan harus dilaksanakan karena
hal itu sangat penting bagi kehandalan dan menentukan umur mesin dalam pengoperasian PLTD
yang haris diperhatikan diantaranya adalah cara dan pola operasinya, prosedur dan langkah, batas
aman operasi dan jam kerja mesin yang merupakan dasar pelaksanaan pemeliharaan data-data
yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan kedalam data tertulis sebagai
bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai perbandingan terhadap kondisi mesin untuk
jangka waktu tertentu.

5.2. Saran-saran

Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama lebih kurang 1 (SATU) bulan,
maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :

1. Dalam pengoperasian mesin-mesin PLTD, hendaknya selalu memperhatikan dan


menjaga batas aman operasi dan apabila ada kekurangan dan gangguan supaya
dikoordinasikan dan diatasi bersama-sama.
2. Pada teknisi pemeliharaan dan para operator hendaknya selalu terjalin hubungan timbal
balik dan saling bekerja sama agar dapat menjaga kondisi dan kehandalan mesin
pembangkit demi tercapainya hasil produksi tenaga listrik yang optimal
3. Perhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik penggunaan alat-alat
pelindung, pencahayaan ruangan, papan-papan peringatan dan lain-lain sesuai dengan
peraturan K3.
4. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan hendaknya pembimbing praktek dari pihak
PLN lebih aktif agar diperoleh hasil yang maksimal bagi mahasisw

48
DAFTAR PUSTAKA

Diklat Profesi Pembangkitan. 2009. Pengoperasian PLTD Besar. PT. PLN (Persero).
Jakarta

Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Pengoperasian PLTD 1 MW. PT. PLN (persero).
Jakarta

49

Anda mungkin juga menyukai