Tata Cara Pemeliharaan Rutin Dan pengoprasian Mesin Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) Siantan
Disusun Oleh :
AHMAD AFFANDI
NIM. 141210634
Disusun Oleh :
AHMAD AFFANDI
NIM. 141210312
Telah di periksa dan setujui oleh pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan / Ketua Program Studi
Waspodo, ST., MT
NIDN. 1114067602
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek (KP) beserta
pembuatan Laporan Kerja Praktek (KP) ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang penulis
harapkan
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek (KP) dan penyusunan laporan, penulis mendapat banyak
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
Penulis juga menyadari bahwa di dalam pelaksanaan Kerja Praktek (KP) maupun
penyusunan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga laporan
penulis selanjutnya dapat menjadi lebih baik
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis pada khususnya
Ahmad affandi
141210312
i
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL…………………………………………………………..........I
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………..II
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...III
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..........IV
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..V
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..VI
BAB I PENDAHALUAN………………………………………………………….1
ii
3.5 Sistem-sistem Pada PLTD…………………………………………………………….22
3.5.1 Sistem Udara Masuk dan Gas Buang…………………………………….22
3.5.2 Sistem Bahan Bakar…………………………………………………………...23
3.5.3 Sistem Pelumas………………………………………………………………….24
3.5.4 Sistem Pendingin………………………………………………………………..25
3.5.5 Sistem Start / SUdara Bertekanan……………………………............26
3.5.6 Sistem Kontrol dan Proteksi…………………………………………………27
3.5.7. Panel Kontrol …………………………………………………………………..29
BAB IV CARA MENGOPRASIKAN DAN PEMELIHARAAN RUTIN…….29
5.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………48
5.2. Saran-saran……………………………………………………………………………..48
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..49
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHALUAN
Saat ini, energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi di dalam
masyarakat. Untuk itu, Suplai energi listrik kemasyarakat harus dapat dijaga kualitas dan
kontinuitasnya. Di Negara Indonesia sendiri, PT.PLN (Persero) yang merupakan badan
usaha milik negara (BUMN) ditunjuk sebagai penyedia dan pendistribusi tunggal energi
listrik ke seluruh wilayah Indonesia. Sebagai penyedia listrik untuk kebutuhan nasional,
PT.PLN memanfaatkan berbagai macam sumber-sumber energi untuk kemudian diubah
menjadi sumber energi listrik seperti :
a) Pemanfaatan energi kinetik air pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU),
b) Pemanfaatan energi kinetik angin pada pembangkit listrik tenaga uap,
c) Pemanfaatan energi batu bara dan panas bumi pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), dsb.
Pada prinsipnya, karakteristik pembangkit energi listrik memiliki suatu persamaan
yaitu bertujuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) merupakan salah satu jenis pembangkit
listrik konvensional yang telah sejak lama dikenal oleh bangsa Indonesia. PLTD
membangkitkan listrik dengan cara mengubah energi kimia pada bahan bakar menjadi
energi kinetik yang berasal dari proses pembakaran di ruang bakar. Seperti
pembangkit listrik lainnya, PLTD juga memiliki keunggulan dan kekurangan yang
akan menjadi dasar bagi PT.PLN untuk membangun pembangkit listrik di suatu
daerah. Bebarapa keunggulan dasar dari PLTD adalah :
a) Biaya investasi awal yang lebih ekonomis daripada jenis pembangkit yang lain,
b) Tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat ditempatkan di dekat pusat beban,dan
c) Cara pengoperasiannya yang mudah dan hanya memerlukan sedikit operator.
1
Sedangkan beberapa kekurangan dasar yang ada pada PLTD adalah :
a) Menggunakan bahan bakar berupa gasoline (solar) yang merupakan energi tak
terbarukan yang cadangannya mulai menipis,
b) Biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang cukup tinggi,dan
c) Kapasitas pembangkitannya yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan PLTU
dan PLTA.
Pada kesempatan ini, penulis mengambil tema kerja praktek tentang hal yang berkaitan
tentang “Tata Cara Pemeliharaan Rutin Dan pengoprasian Mesin Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan”. Hal ini berkaitan dengan bagaimana PT.PLN
melakukan pemeliharaan terhadap mesin pembangkit listrik miliknya agar dapat bekerja
secara optimal dan menghasilkan output yang sesuai dengan yang diharapkan.
2
1.4 Tujuan Kerja Praktek
3
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang. Perumusan masalah. Batasan Masalah.
Tujuan Kerja Praktek. Manfaat Kerja Praktek. Metodologi Kerja Praktek. Sistematika
Penyusunan.
BAB V PELAKSANAAN
Pada bab ini penulis melaporkan kegiatan selama kerja praktek dan menganalisa
masalah yang sudah di tentukan
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini penulis mengumpkakan masalah kesimpulan masalah dari topic yang
penulis paparkan didalam laporang kerja praktek lapangan ini dan saran saran
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bentuk, warna dan lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang
tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara
No. : 031/DIR/76 tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan
Umum Listrik Negara. (www.pln.co.id,06 Maret 2016 pukul 21.00 WIB). Adapun
makna dari lambang perusahaan adalah sebagai berikut:
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama
yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat
para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.
Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman
5
c. Tiga gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang
digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan
kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.
Pada tahun 1940 ANIEM mempunyai tiga mesin pembangkit yang terdiri dari mesin Mirless
50 KVA sebanyak satu unit dan mesin pembangkit Sulzer sebanyak dua unit. Kemudian
pada tahun 1941, ANIEM berhasil menambah satu unit mesin pembangkit Sulzer 400 kVA
dari Banyuwangi. Selama masa pendudukan Jepang, semua perusahaan listrik dan gas milik
Belanda dikuasi oleh orang-orang Jepang. Sehingga pada masa pemerintahan Jepang tahun
1942, ANIEM berubah nama menjadi Denki Karare.
6
tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW. Tahun 1957, mendapat penambahan mesin dua unit
merk Stork Werk Spoor di Jalan Cemara (PLTD Cemara Pada tahun 1959 bersama dengan
berkibarnya Trikora merebut Irian Barat dari Belanda, Denki Karare dinasionalisasikan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Saat itu, yang menjadi penanggungjawab Perusahaan
Umum Listrik Negara Cabang Pontianak adalah Ir. Rusjdi Hadjdrat. Selanjutnya, pada tahun
1962, Perusahaan Umum Listrik Negara berubah status menjadi PLN Eksploitasi III dengan
penambahan mesin Norberg 2 x 1,250 kVA dan tahun 1965 hingga 1971, PLN Eksploitasi
III dipimpin oleh I Ketut Kontra dengan penambahan mesin Nigata 2 x 625 kVA dan mesin
Interprise 1 x 1.500 kVA, di Jalan Cemara (PLTD Cemara).
Tahun 1971-1972, Eksploitasi III dipimpin oleh Dip Ling I Nengah Sudja, kantor
berkedudukan di Jalan Tamar. Pada periode tahun 1972 -1975, PLN Eksploitasi
dipimpin oleh Ir. Soetjipto Soentoro. Saat inilah, PLN Eksploitasi II berubah nama menjadi
PLN Wilayah V yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Pontianak dengan penambahan satu
unit mesin Nigata 2 x 1375 kVA. Tahun 1975 hingga tahun 1982, PLN Wilayah V dipimpin
oleh Ir. Wayan Sandi dengan penambahan satu unit pembangkit SWD 8 TM 410 sebesar 3 x
5000 kVA (PLTD Siantan).
Tahun 1982 – 1987, PT. PLN (Persero) Wilayah V Pontianak dipimpin oleh Ir. Darsono
Djondjang dengan penambahan mesin Enterprise sebsar 3 x 2.690 kVA, mesin Sulzer 2 x
7875 kVA dan SWD 1 x 1.300 kVA. Untuk periode 1987-1989, PT PLN (Persero) Wilayah
V Pontianak dipimpin oleh Ir Doddy J. Widada dan melakukan penambahan mesin SWD 16
TM 410 sebesar 4 x 11.000 kVA. Setelah itu, pada periode 1989-1992, kepemimpinan PT.
PLN (Persero) Wilayah V Pontianak diserahkan kepada Ir. Margo Santoso yang bersama
itu, Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah V Kalimantan Barat menempati tempat
kantor baru di Jalan Adi Sucipto Pontianak. Tahun 1992-1993 kepemimpinan beralih
kepada Ir. Budi Harjanto dengan penambahan mesin Sulzer sebesar 2 x 9500 kVA. Periode
1993-1995 kepemimpinan dipegang oleh Ir Agus Pribadi. Pada masa kepemimpinannya ini
PLN mengalami perubahan bentuk badan usaha dari Perusahaan Umum (Perum) Listrik
Negara Wilayah V menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah V dan selanjutnya berubah lagi
menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat hingga saat ini.
7
Tahun 1995-2000, Pimpinan PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat dipegang oleh
Ir. Sarbiyakto dengan penambahan PLTG Siantan 30 MW. Kemudian tahun 2000 hingga
tahun 2005, General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Bapak Ir.
Djoko Suwono, dengan penambahan Mesin Sewa. Selanjutnya, kepemimpinan dipegang
oleh Ir. Haryanto WS, MM, tahun 2008-2009. Kemudian tahun 2009- Januari 2010, General
Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Ir. Denny Pranoto, MM. dan tahun
2010 hingga sekarang, General Manager PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat, Ir.
Widodo Budi Nugroho, MT.
a.! Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b.! Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
c.! Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d.! Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life).
8
2.3.4 Wilayah Kerja
Wilayah kerja Kantor Wilayah PLN Kalbar memiliki 4 area yaitu Area Pontianak,
Singkawang, Ketapang, Sanggau. Berikut gambar wilayah Kantor Wilayah PLN Kalbar
9
BAB III
DASAR TEORI
Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang akan membangkitkan tenaga listrik,
yaitu :
1. Mesin Diesel
1. Mesin Diesel Berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar) menjadi energi mekanis.
Melalui gerak lurus (translasi) pada piston diubah menjadi gerak putas (rotasi) pada poros
engkol.
2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dalam hal ini
dihasilkan oleh mesin Diesel menjadi energi listrik. Energi listrik ini timbul akibat adanya medan
magnet pada kumparan generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya
tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang disebut dengan sistem
penguatan (Exitasi). Untuk mengatur penguatan tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut
Automatic Voltage Regulator (AVR).
3. Alat-alat Bantu (Auxilliary) Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, maka diperlukan
seperangkat alat bantu antara lain :
10
Pompa Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak pelumas, mensirkulasikan
air pendingin dan lain-lain
Tangki Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar, minyak pelumas, air
pendingin, dan lain-lain
Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan bakar, minyak
pelumasi dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin
Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan yang diisikan ke
tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai udara start, udara kontrol proteksi
mesin (Control Air) dan udara proteksi overspeed (Safety Air)
Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga tekanan udara
pembakaran naik dan menaikkan daya mesin
Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat kontrol, relai-relai
proteksi dan lain-lain
Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan panas pada sistem
pendingin mesin Diesel.
Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada sistem yang ada
pada mesin Diesel
Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur dan parameter-
parameter yang berhubungan dengan mesin dan generator.
Peralatan pengaman Berfungsi untuk mengamankan mesin, generator dan trafo tenaga
bila terjadi gangguan
11
3.2 Bagian-bagian Utama Mesin Diesel
1. Kepala silinder
2. Perangkat katup
3. Perangkat piston
4. Dinding silinder
5. Blok silinder
6. Bantalan utama
7. Poros engkil (crank shaft)
8. Poros bubungan
9. Peredam getaran
10. Dudukan (base plate)
12
3.2.1 Kepala silinder
Fungsi :
1. Katup isap
2. Katup buang
3. Pegas
4. Rocker arm
5. Pushroad dengan roler
13
Valve Guide :
Berfungsi untuk menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.
Berfungsi sebagai pengatur masuknya udara pembakaran, keluarnya gas bekas pembakaran,
dan pengatur urutan pembakaran (firing order).
Fungsi Piston :
14
5. Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.
1. Top ring
2. Compression ring
3. Oil scraper ring
15
3.2.4 Dinding Silinder
Sebagai tempat berlangsungnya seluruh proses kerja mesin (isap, kompresi, usaha,
buang).Besar kecilnya ruangan pembakaran silinder liner menentukan besar kecilnya daya pada
mesin.Silinder liner biasanya dilengkapi dengan ring karet (rubber ring) yang berfungsi untuk
perapat air agar air pendingin mesin tidak masuk ke karter.
16
Fungsi poros engkol :
1. Menerima gaya inersia yang tinggi pada puncak tekanan gas diatas piston.
2. Mengubah gerak bolak-balik (translasi) menjadi gerak putar (rotasi).
Untuk mendukung bagian-bagian yang bergerak sehingga bagian-bagian tersebut tetap berada
pada posisi yang diinginkan.
Klasifikasi bantalan
17
5. Meletakkan tanda positif top piston untuk setiap silinder.
Fungsi penyerap getaran (Vibration Damper)
Untuk menyerap getaran torsional yang diakibatkan oleh gaya ritmik pada piston dan crankshaft
Blok silinder dibuat berupa kerangka yang terdiri dari beberapa ruangan / sekat diantaranya :
- Ruangan pendingin
- Ruangan pelumasan
- Ruangan pernapasan bagian-bagian yang bergerak didalamnya.
Blok silinder untuk mesin besar biasanya terdiri dari 2 bagian yaitu :
18
Gambar 8. Blok silinder bawah
Sebagai pendukung / penopang semua bagian-bagian sehingga terbentuk satu mesin yang
komplit dan sempurna.
19
Fungsi pompa injeksi bahan bakar
Untuk menginjeksikan (memasukkan dengan tekanan tinggi) bahan bakar yang sudah tersedia
menuju ke injektor, kemudian dikabutkan ke silinder pada waktunya.
Fungsi injektor
Untuk mengabutkan bahan bakar ke ruang bakar agar terjadi pengabutan yang sempurna dan
terjadi pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu singkat.
Mesin diesel termasuk jenis mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
dimana sumber energinya didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Mesin
diesel disebut juga Compressed Ignition Engine (CI-Engine) dimana untuk proses pembakaran
bahan bakar didalam silinder tidak memerlukan busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat
kompresi udara didalam silinder. Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi kenaikan
temperatur dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus (translasi) lalu diubah menjadi
gerak putar oleh poros engkol.
Mesin-mesin PLTD yang ada di PLTD Trisakti PT. PLN (Persero) Sektor Barito Banjarmasin
semuanya memakai sistem proses kerja 4 langkah yaitu untuk mendapatkan 1 kali langkah usaha
diperlukan 4 kali langkah piston atau 2 kali putaran poros engkol.
20
A. Langkah Isap
Piston bergerak dari TMA ke TMB, katup isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara
bersih masuk ke dalam silinder.
B. Langkah Kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA, katup isap dan katup buang tertutup, udara dikompresi
sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada akhirnya langkah kompresi bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar dan terjadilah pembakaran.
Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran, sedangkan katup isap dan katup
buang tertutup, maka piston terdorong bergerak dari TMA ke TMB, melakukan usaha.
B. Langkah Buang
Katup buang terbuka, katup isap tertutup dan pistion bergerak dari TMB ke TMA dan gas bekas
sisa pembakaran terdorong keluar. Proses tersebut berulang secara berurutan selama mesin
bekerja. Berdasarkan proses kerjanya, mesin PLTD termasuk jenis motor bakar Compressed
Ignition Engine (CI-Engine), dimana proses pembakaran didalam silinder tidak memerlukan
busi, tetapi cukup dari panas yang timbul akibat kompresi udara di dalam silinder
3.4 Generator
Jenis generator yang dipakai di PLTD Trisakti Banjarmasin seluruhnya adalah generator AC fasa
dengan sistem penguatan Brushless (tanpa sikat arang).
21
3.4.2 Prinsip Kerja Generator
Adapun prinsip kerja generator, jika digambarkan secara sederhana adalah sebagai berikut :
1. Bila suatu kumparan memotong atau dipotong oleh medan magnet, maka pada kumparan
. tersebut akan timbul listrik.
3. Induksi ini akan menghasilkan Gaya Gerak Listrik (GGL) sehingga timbul listrik.
Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh konduktor yang memotong / dipotong medan
magnet tergantung dari beberapa faktor, antara lain :
A. Fungsi
Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran bahan bakar, sistem ini
dirancang untuk menaikkan effisiensi mesin yang dibuat sedemikian rupa sehingga perbandingan
jumlah massa udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan keperluan atau
jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem ini juga berfungsi untuk mengatur udara
masuk.
22
B. Jenis Sistem Udara Masuk
Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena adanya penurunan tekanan didalam silinder yang
diakibatkan oleh pergerakan piston ke bawah.
Yaitu udara yang masuk kedalam silinder jumlahnya dinaikkan / diperbanyak dengan bantuan
turbo charger.
Udara luar masuk ke ruang bakar karena di hisap oleh blower, dimana sebelum masuk
keruang bakar udara ini disaring oleh filter udara, selanjutnya melalui saluran masuk udara
didinginkan dengan inter cooler dan udara ini akan masuk ke ruang bakar melalui katup masuk.
Setelah masuk ke ruang bakar udara ini akan bercampur dengan bahan bakar dan digunakan
untuk proses pembakaran. Gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar dikeluarkan melalui
katup buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas dari gas turbo charger yang satu poros
dengan sisi kompressor, sehingga kompressor / blower ikut berputar dan menghisap udara luar.
Seperti diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan sebagai sumber energi bagi mesin
Diesel. Untuk keperluan penyaluran bahan bakar tersebut sampai keruang bakar dengan suatu
kondisi tertentu diperlukan suatu sistem bahan bakar.
1. Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudah bercampur merata dengan
udara supaya mudah terbakar.
2. Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukan disetiap silinder pada
setiap kebutuhan sehingga tenaga (power) setiap silinder adalah sama.
3. Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.
23
3.5.3 Sistem Pelumas
1. Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dia benda yang saling bersentuhan dan saling
bergerak atau salah satunya benda tersebut bergerak dengan maksud mengurangi atau
menghilangkan gesekan yang terjadi.
2. Lubricating, yaitu sebagai pelumas atau pelicin supaya benda bergerak dengan lisin
sehingga pergerakannya mudah.
3. Cooling, yaitu sebagai media pendingin.
4. Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin yang dialiri minyak
pelumas.
5. Anti Korosi, yaitu untuk melindungi logam dari kontak langsung dengan udara agar
terlindung dari korosi.
6. Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam yang bergesekan,
seperti pada roda gigi.
Dioleskan
Dipercikan
Direndam
Dialirkan dengan tekanan
Dalam sistem pelumas mesin Diesel berukuran sedang maupun besar adalah dengan cara
dialirkan dengan tekanan dengan persyaratan :
a) Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang tertentu.
b) Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang dilumasi.
c) Dalam sistem tertutup.
24
d) Dapat didinginkan.
e) Dapat dibersihkan (filter dan separator).
A. Fungsi Pendinginan
Fungsi sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk mengambil sebagian panas
dari dari bagian-bagian tertentu di mesin. Panas yang menyebabkan temperatur tinggi tersebut
disebabkan oleh pembakaran bahan bakar di ruang bakar. Untuk menjaga agar pada bagian-
bagian tadi tidak terjadi beban panas berlebih dan beban mekanik berlebih yang mengakibatkan
toleransi serta pelumasan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
A. Syarat-syarat Pendinginan
Dapat mengambil panas sebanyak jumlah tertentu dari mesin diesel sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi aliran atau volume air yang dialirkan harus tertentu.
Tidak dipaksakan pengambilan panasnya, atau tidak sekaligus seketika tapi harus terus
menerus secara kontinyu.
Temperatur air pendingin masuk bisa diatur (sedikit variasi) disesuaikan dengan kondisi
yang ada.
Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang dipakai adalah sistem sirkulasi
tertutup dan dikelompokan menjadi 3 bagia, yaitu :
Berfungsi untuk mendinginkan udara masuk, minyak pelumas, bahan bakar dan mendinginkan
air pendingin jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri didinginkan dengan
radiator atau cooling water.
Berfungsi untuk mendinginkan blok silinder, silinder liner dan exhaust valve housing. Air yang
digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat yang rendah, kekerasan
25
(hardness) rendah dan dicampur dengan suatu reagen anti karat. Air jacket didinginkan oleh
radiator atau raw water.
Berfungsi untuk mendinginkan injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar.
Sebelum dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan hingga mencapai
temperatur tertentu oleh heather pemanas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah thermal stress
pada injector yang sangat panas
Sistem start dengan udara ini adalah yang paling banyak digunakan pada PLTD ukuran sedang
maupun besar di PLN.
1. Untuk menstart / menghidupkan mesin, yaitu dengan cara memasukkan udara bertekanan
kedalam silinder (ruang bakar) supaya piston tertekan kebawah sehingga crank shaft
berputar dan terjadi kompresi diruang bakar, dan jika bahan bakar di injeksikan ke ruang
bakar tersebut akan terbakar. Karena proses ini berurutan sesuai firing ordernya maka
secara mekanisme kerja mesin dengan semestinya.
2. Untuk keperluan sistem pneumatik.
3. untuk keperluan PLTD seperti membersihkan peralatan dan lain-lain.
26
3.5.6. Sistem Kontrol dan Proteksi
Tujuan dari proteksi pada suatu PLTD adalah agar mesin dan perlengkapannya tidak
mengalami kerusakan yang fatal bila terjadi gangguan
2. Pengaman Generator
Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami kerusakan akibat
adanya gangguan baik yang berasal dari dalam generator itu sendiri ataupun gangguan yang
berasal dari luar generator.
27
3. Pengaman Trafo Daya untuk PLTD
a) Over Current Relay (pengaman arus lebih)
b) Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
c) Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
d) Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)
e) Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam trafo)
f) Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam trafo).
1. Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda peringatan bahwa ada sesuatu
yang tidak normal pada mesin, sehingga operator dapat segera mengambil tindakan
pengamanan dan penormalan kembali.
2. Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis apabila pada mesin
terjadi penyimpangan operasi.
Berikut ini adalah tabel data setting pengaman pada mesin merk SWD type pembangkit SWD 8
TM 410 yang ada di PLTD SIANTAN
A. TEKANAN
No Uraian Normal Alarm Trip Stn
1 Lube Oil Pressure 5,0 – 6,0 4,3 3,5 Bar
2 J.C.W Pressure 2,4 1,7 1,5 Bar
3 I.C.W Pressure 2,5 – 4,0 2,0 - Bar
4 F.O Pressure 4,0 – 5,0 3,5 - Bar
5 Valve Gear / Sealing Inj. Pump 3,0 2,5 - Bar
6 Starting Air Pressure 20 – 30 18 - Bar
7 Safety Air Pressure 12 11 - Bar
8 Control Air Pressure 6 5 - Bar
9 Turning Gear Engaged - 4,3 - Bar
28
B.TEMPERATUR
No Uraian Normal Alarm Trip Stn
1 Lube Oil Temp 55 63 73 °C
2 J.C.W Temp. 88 98 100 °C
3 I.C.W Temp 90 103 - °C
4 Main Bearing Temp. 75 93 96 °C
5 Alternator Bearing Temp 70 90 95 °C
6 Stator Winding Temp. 75 120 130 °C
7 Charge Air Eng. Inlet Temp 60 68 - °C
C. PROTEKSI ELEKTRIK
NO Uraian Norma Alarm Trip Stn
1 Mechanical Over Speed 600 - 670 Rpm
2 Electrical Over Speed 600 - 660 Rpm
3 DC Power 110 V 110 80 - Volt
4 DC Power 24 V 24 18 - Volt
Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi dalam 3 bagian utama yang saling terhubung dan saling
mendukung, yaitu
Pada panel ini terpasang alat-alat pendeteksi, proteksi dan panel kontrol yang memonitor kondisi
dan bagian-bagian mesin itu sendiri.
Pada panel ini terpasang peralatan kontrol berupa parameter-parameter ukur, relay-relay proteksi
pengaman, sistem sinkronisasi dan semua peralatan yang berhubungan dengan generator.
Pada panel ini terpasang peralatan sensor, proteksi dan kontrol semua peralatan alat bantu yang
merupakan pendukung beroperasinya mesin pembangkit.
29
BAB IV
TYPE 9 TM 410 R
Jumlah silinder : 16
Jumlah silinder :2
30
4.2. Pola Pengoperasian
Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi listrik yang
handal, maka perlu dibuat suatu pola pengoperasian dari unit pembangkit yang ada. Penyusunan
pola operasi didasarkan pada daya mampu setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi
beban yang meliputi beban sistem interkoneksi yang dipikul pembangkit. Pola operasi di PLN
Siantan ditentukan oleh Unit Pengatur Beban (UPB), dan pola operasi ini disusun untuk hari keja
biasa dan hari libur. Hal ini dikarenakan beban konsumen antara hari kerja biasa dan hari libur
adalah berbeda. Dengan adanya pembangkit cukup besar seperti PLTU Sui Raya . Oleh karena
itu pola pembebanan yang dibuat opeh UPB untuk PLTD adalah mengikuti fluktuasi beban yang
senantiasa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi sistem) karena untuk PLTD Siantan
(PONTIANAK) bebannya dibuat tetap. Dengan kata lain, PLTD baru dioperasikan jika
dibutuhkan (frequensi sistem turun, beban naik). Didalam penyusunan rencana operasi ini yang
juga harus diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit
pembangkit tidak mengalami pembebanan yang melebihi daya mampunya yang pada akhirnya
akan mengganggu kehandalan dari sistem pembangkit.
Pengoperasian PLTD di PT. PLN (Persero) Sektor siantan dilakukan atas dasar instruktur
kerja operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan manual book
atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh pabrik pembuat mesin yang
bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin
maupun operatornya sendiri sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman.
Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk SWD Type 9
TM 410 R :
1. Lakukan pemeriksaan dan pengecekan level – level minyak pelumas / oli dan melakukan
penambahan bila di perlukan pada
Governor
Turbo charger
Air compressor
Carter / sump tank
Separator
31
2. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level – level air pendingin dan melakukan
penambahan bila di perlukan pada :
Jacket cooling water tank
Injector cooling water tank
3. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada peralatan bantu /
sistem :
Pelumasan
Pendinginan
Bahan bakar
Udara start (30 bar)
Udara proteksi (12 bar, 6 bar)
Power supply electrical proteksi (DC / AC)
Air compressor
Separator
yainkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan pembetulan bila
dianggap perlu.
4. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada panel euxiliary
dan nanti bila bola lampunya putus
5. Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi :
Power supply AC / DC
Tombol emergency stop
Oil mist detector
Over speed
Peralatan APAR
Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF
1. Operasikan lube oil separator minimum 2 (dua) jam sebelum mesin start
2. Buka indicator vent cock
3. Hidupkan (ON) lube oil priming pump dan periksa tekanannya 5-6 bar
4. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump dan periksa tekanannya 5-6 bar
5. Hidupkan (ON) injector cooling water pump dan periksa tekanannya 3-4 bar
6. Masukkan / angged turning gear dan putar crank shaft dengan turning gear minimum 2
(dua) kali putaran, perhatikankran indicator vent cock masing – masing cylinder
7. Lepaskan (OFF) / disangged turning gear dan yakinkan bahwa posisi turning gear benar –
benar free atau bebas dari fly wheel
32
8. Tutup indicator vent cock
9. Hidupkan (ON) fuel oil pump dan periksa tekanannya
10. Hidupkan (ON) semua radiator fan
11. Hidupkan (ON) fuel oil separator
12. Hidupkan (ON) engine valve lub oil pump
13. Hidupkan (ON) cylinder liner lum oil pump
14. Atur posisi air intake filter ke ON
15. Yakinkan bahwa semua sistem dalam kondisi normal semua kegiatan terdata pada lembar
kerja check list operasional mesin
33
6. Sesaat jarum syncronscope mendekati jam 12 masukkan dan lampu mati CB generator
dimasukkan
7. Atur switch syncronscope keposisi OFF
8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan frequensi maupun
cos Q
9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya mampu mesin,
dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin akibat adanya perubahan /
penambahan beban.
10. Selalu perhatikan perubahan tegangan dan frequensi atur sebagaimana mestinya
1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang meliputi tekanan,
temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu control
2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada sistem pelumasan,
sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan lakukan tindakan preventif bilamana
terdapat gejala kelainan yang dapat membahayakan mesin pembangkit
3. Melakukan pencatatan semua parameter operasi secara berkala kedalam log sheet untuk
dijadikan bahan evaluasi lebih lanjut
4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya menjamin
keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan pengamanan apabila ada
gejala yang dapat mengganggu keselamatan dan kelancaran operasional mesin
pembangkit
34
4. Turunkan putaran mesin keposisi idle speed dan tunggu lebih kurang 15
menit untuk penyesuaian
5. top mesin dan lakukan after cooling selama kurang lebih 15 menit
6. Stop fuel oil pump.
7. Setelah 15 menit stop semua peralatan bantu (after cooling selesai)
1. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis didalam lembar laporan
sebagaimana format yang tersedia (check list & log sheet)
2. Data-data pengusaan yang meliputi produksi KWH. Pemakaian bahan bakar minyak,
pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan jam stop harus ditulis dengan jelas
3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan ditulis dengan
jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk
penanganan lebih lanjut.
35
4.3.8 Pemeliharaan Mesin
Check list P-0 mekanik, pemeliharaan mesin pemangkit Barito PLTD Trisakti
Banjarmasin meliputi:
1) Cylinder Head
1. TUJUAN
Tujuan pemeliharaan Cylinder Head melakukan proses pembongkaran, pembersihan,
penggantian spare part dan pemasangan kembali Cylinder Head mesin MAK.
2. PERALATAN KERJA
a.
Sepatu Kerja (Safety Shoes). h. Kunci Torsi / moment.
b.
Pakaian kerja (Wear pack). i. Filler gauge
c.
Sarung Tangan. j. Micrometer set.
d.
Helm k. Dial indicator
e.
Masker mulut. l. Chainblock
f.
Ear Plug (pelindung telinga) m. Kunci Pas Ring Set
g.
Special Tools n. Overhead Crane.
3 REFERENSI / ACUAN
3.1 Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.2 Manual Book Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( CYLINDER HEAD )
4. LANGKAH PELAKSANAAN
4.1 Langkah Pemeliharaan sebagai berikut ;
4.1.1 Lakukan pengecekan kondisi pada air pendingin bagian cylinder head sudah
kosong
4.1.2 Pastikan sistem perpipaan BBM solar pada posisi tertutup
4.1.3 Lakukan pembukaan tutup cover Cylinder head, dengan langkah sebagai
berikut :
4.1.3.1 Lepaskan baut pengikat Rocker Arm dan angkat Rocker Arm
4.1.3.2 Lepaskan push rod
36
4.1.3.3 Lepaskan kedudukan pipa cover push rod
4.1.3.4 Lepaskan sistem perpipaan yang menghubungkan ke injector
4.1.3.5 Lepaskan sistem perpipaan oli
4.1.3.6 Lepaskan sistem perpipaan air pada cylinder head
4.1.3.7 Lepaskan baut pengikat Intake dan Exhaust Manifold
4.1.3.8 Lepaskan baut pengikat valve start
4.1.3.9 Lakukan pembukaan kran indikator / barometer exhaust dan termokopel.
4.1.3.10 Lepaskan baut cylinder head menggunakan special tool
4.1.3.11 Lakukan pemasangan special tool untuk mengangkat Cylinder Head dan
lepaskan cylinder head dari block mesin.
4.1.3.12 Lepaskan cover cylinder head
4.1.3.13 Lepaskan spring valve Assy
4.1.3.14 Lakukan pengecekan kondisi seating valve intake dan exhaust secara
visual
4.2 Langkah Pembersihan sebagai berikut :
4.2.1 Lakukan perendaman dan Pembersihan bagian-bagian komponen cylinder
head
4.2.2 Lakukan lapping / skiur valve terhadap kedudukannya
4.2.3 Usahakan Surface kontak antara valve seat dengan valve stem 30% pada sisi
luarnya.
4.2.4 Lakukan pemeriksaan dan pengukuran setiap dimensi valve, spring, seat
valve, valve guide ,bushing.
4.2.5 Lakukan pengetesan injektor ( 260 Bar ) dan Skur ulang valve start.
4.3 Langkah Pemasangan / Perakitan sebagai berikut ;
4.3.1 Lakukan pemasangan valve pada bagiannya dan pemasangan spring assy
4.3.2 Lakukan pemasangan cover Cylinder head dan kencangkan baut pengikatnya
4.3.3 Lakukan pemasangan injector dan bagian-bagiannya
4.3.4 Lakukan pemasangan valve start
4.3.5 Lakukan pemasangan tool untuk mengangkat cylinder head dan mendudukan
ke block mesin.
4.3.6 Lakukan pemasangan baut intake manifold
37
4.3.7 Lakukan penguncian awal baut cylinder head dengan 50 NM
4.3.8 Lakukan penguncian tahap II baut cylinder head sampai 250 NM dengan 3
tahapan 60o ,120o dan 270o putaran secara bertahap
4.3.9 Lakukan pemasangan baut exhaust manifold dan baut perpipaan jacket water
4.3.10 Lakukan pemasangan kran indikator / barometer dan termokopel
4.3.11 Lakukan pemasangan baut valve start
4.3.12 Lakukan pemasangan perpipaan lub oil
4.3.13 Lakukan pemasangan perpipaan injector
4.3.14 Lakukan pemasangan kedudukan pipa dan housing push rod
4.3.15 Lakukan pemasangan push rod
4.3.16 Lakukan pemasangan Rocker Arm
4.3.17 Lakukan penyetelan valves esuai firing order ( EXH = 0,60 mm, IN =
0,30mm) .
4.3.18 Lakukan pengisian jacket water dan pengecekan dari kebocoran
4.3.19 Operasikan priming pump untuk pengecekan pelumasan pada rocker arm
4.3.20 Lakukan pemasangan cover cylinder head & mesin stand by.
2) Injection Pump
2.TUJUAN
Tujuan Pemeliharaan ini merupakan inspeksi mesin sebagai petunjuk pelaksanaan overhaul
injection Pump mesin Sulzer 12 ZV 40/48 dengan aman, selamat dan mengoptimalkan daya
mampu dan efisiensi.
2. PERALATAN KERJA
a. Sepatu Kerja (Safety Shoes). h. Kunci Torsi / moment dan Shocket 30
b. Pakaian kerja (Wear pack). i. Kunci Ring Pas 14, 19, 24, 36, 41, 55
c. Sarung Tangan. j. Kain lap Majun
d. Helm dan Masker k. Auto sool 2000, Molycote 55 dan 1000
e. Ear Plug (pelindung telinga) l. Ember Plastik
f. Special Tools/Tracker injector
38
4 REFERENSI / ACUAN
3.1 Prosedur Pemeliharaan Pusat Listrik dan PLTG (No.Dok : PI-SEKAP-014)
3.2 Manual Book
5. LANGKAH PELAKSANAAN
39
4.6.7 Lepas special tool.Angkat guide piston dengan mengangkat roolernya, pada
saat bersamaan plunger for fuel injection pump ikut terangkat. Hati-hati jangan
terbentur dan tergores.
4.6.8 Angkat spring, angkat upper spring plate.Angkat regulating sleeve.
4.6.9 Lepaskan / angkat piston and cylinder for fuel injection pump.
3) Governor
3. TUJUAN
Tujuan untuk memastikan proses atau langkah kerja pemeliharaan Governoor UG 8 yang
meliputi pembongkoran, penggantian , dan pemasangan kembali Governoor UG 8 mesin
MAK dilakukan dengan benar sesuai referensi atau acuan yang ada.
3. LANGKAH KERJA
3.1 Lepaskan instalasi listrik yang berhubungan pada Governor dan posisi Rack
injection pump yang berkaitan ke Governor atau perpipaannya.
3.2 Lepaskan baut- baut pengikatnya dan angkat governor dari kedudukan mesin dan
letakan pada posisi yang aman ( meja kerja governor )
40
4.4 Keluarkan / buang minyak tanah dalam governor sampai habis benar dengan
membuka baut drain.
4.5 Lakukan seterusnya seperti poin 4.1 s/d 4.4 secara berulang kali ( 4 x ) sampai
minyak tanah yang keluar dari baut drain benar-benar bersih dari karbon yang
melekat pada komponen governor.
4.6 Apabila sudah bersih, masukan minyak pelumas yang bisa dipakai untuk governor (T
- 68) sampai level maksimum.
4.7 Lakukan pemompaan supaya udara yang terjebak dalam governor dapat keluar.
5. CARA PEMASANGAN
5.1 Dudukan governor, kunci baut kedudukan, pasang cap governor, perpipaan oli dan
stang / Rack yang ke injection pump
5.2 Lakukan pemasangan sistem kelistrikan ke governor serta lakukan pemasangan
kawat segel pada baut governor.
5.3 Lakukan pengecekan semua baut bahwa semua sudah dikunci dan Governor siap
untuk dioperasikan.
4) Block Mesin
Periksa Dexel
Periksa dan perbaiki baut pondasi
5) Turbocharger
4. TUJUAN
Tujuan adalah pemeliharan terhadap Turbocharger mesin MAK dari pembongkaran,
pembersihan,penyetelan dan pemasangan kembali
41
g. Tang set 0. Ear Plug (pelindung telinga).
h. Lampu penerangan & senter p. Pakaian kerja (Wear pack).
i. Martil / palu q. Sarung Tangan.
j. Olie can r. Kaca mata (safety goggles).
3. ACUAN
3.1. Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.2. Manual Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( TURBOCHARGER )
4. LANGKAH KERJA
42
3.4.7 Membuka tutup / casing sisi turbin dan kompresor
3.4.8 Ukur celah/clearance antara impeller wheel dengan air inlet guide
dengan menggunakan feeler gauge diukur pada empat posisi (vertical
dan horizontal).
3.4.9 Membuka tutup dan melepas pompa oli di kedua sisi turbin dan
kompresor
3.4.10 Membuka bearing di kedua sisi turbin dan kompresor
Perhatian : Hati-hati saat mengeluarkan bearing, hindari benturan atau
geseran dengan impeller wheel, karena celah/clearance antara bearing
dan impeller wheel sangat kecil dengan bidang yang sangat presisi.
43
3.6.8 Pengukuran Aksial dan Radial sesuai dengan manual operasi dan
pemeliharaan
3.6.9 Pemasangan cover di kedua sisi.
3.6.10 Pengisian Oli pelumas.
3.6.11 Pasang Cover udara masuk.
3.6.12 Pasang Sensor RPM T/C
3.7 Pengujian / Tes
3.7.1 Pengujian T/C dengan mengoperasikan mesin putaran < 600 Rpm
3.7.2 Mengamati apabila ada kelainan suara / bunyi, getaran, Rpm,
temperatur, percikan minyak pelumas.
3.7.3 Lakukan pengujian tersebut diatas sampai dengan putaran nominal 600
Rpm selama + 10 – 15 menit dan pembebanan secara bertahap.
CATATAN :
Setelah operasi selama 250 jam operasi dilakukan pengecekan / pemeriksaan dan
penggantian minyak pelumas T/C.
6) Intercooler Pump
6. TUJUAN
Tujuan untuk memastikan proses atau langkah kerja pemeliharaan Intercoller Pump yang
meliputi pembongkoran, penggantian , dan pemasangan kembali Intercoller Pump mesin
MAK dilakukan dengan benar sesuai referensi atau acuan yang ada.
44
6. ACUAN / REFERENSI
3.3. Prosedur Pemeliharaan No. Dokumen : PI-SEKAP-014
3.4. Manual Operasi dan Pemeliharaan Mesin MAK ( INTERCOOLER PUMP )
7. LANGKAH PELAKSANAAN
45
4.31 Pasang kembali penutup / cover Electro motor
4.32 Periksa kelurusan shaft pompa secara visual Ganti dengan yang baru, bila shaft
pompa sudah tidak lurus
4.33 Periksa ball bearing pompa
4.34 Bila Ball bearing pompa sudah rusak, ganti dengan yang baru
4.35 Periksa kondisi Shaft seal pompa
4.36 Ganti Shaft seal pompa, bila tidak layak lagi
4.37 Periksa pelumasan ball bearing pompa setiap 250 jam operasi
4.38 Tambahkan minyak pelumas ball bearing pompa bila perlu
4.39 Periksa shaft bushing kuningan
4.40 Ganti shaft bushing kuningan setiap 6.000 jam operasi
4.41 Periksa Pompa dan impeler setiap 6.000 jam operasi
4.42 Bila kondisi pompa dan impeler sudah tidak layak lagi, ganti dengan yang baru
4.43 Periksa Seal air setiap 250 jam operasi
4.44 Ganti Seal air dengan yang baru, apabila kebocoran air sudah terlalu besar
4.45 Operasikan Intercooler water pump
4.46 Periksa tekanan pompa pada Pressure Gauge dan Panel ( + 2,4 s/d 2,6 Bar )
7) Separator
8. TUJUAN
46
e. Ear plug l. Sendok dempul
f. Kunci Ring Pas set m. Ember plastik dan kain lap
g. Spesial tool n. Kunci pipa
47
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin lain seperti mesin
kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesin PLTD umumnya ukuran dan kapasitasnya
lebih besar sehingga didalam pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku
agar terhundar dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal.Dalam sistem mesin
PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada pada mesin, sistem operasi dan sistem
pemeliharaannya yang tentunya sangat penting untuk diketahui dan harus dilaksanakan karena
hal itu sangat penting bagi kehandalan dan menentukan umur mesin dalam pengoperasian PLTD
yang haris diperhatikan diantaranya adalah cara dan pola operasinya, prosedur dan langkah, batas
aman operasi dan jam kerja mesin yang merupakan dasar pelaksanaan pemeliharaan data-data
yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan kedalam data tertulis sebagai
bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai perbandingan terhadap kondisi mesin untuk
jangka waktu tertentu.
5.2. Saran-saran
Dari hasil pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama lebih kurang 1 (SATU) bulan,
maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :
48
DAFTAR PUSTAKA
Diklat Profesi Pembangkitan. 2009. Pengoperasian PLTD Besar. PT. PLN (Persero).
Jakarta
Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Pengoperasian PLTD 1 MW. PT. PLN (persero).
Jakarta
49