Anda di halaman 1dari 58

PROSEDUR PEMELIHARAAN RUTIN DAN

PENGOPERASIAN MESIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


DIESEL DI PLTD TOILI

PRAKTEK KERJA INDUSTRI

IBNU SANJAYA
562417001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat
serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di Yaumil Qiyamah nanti, Aamiin. Penulis bersyukur masih
diberi kesempatan dan kekuatan oleh Allah SWT, untuk menyelesaikan Laporan
Praktek Kerja Industri ini dengan Judul “ Prosedur Pemeliharaan Rutin dan
Pengoperasian Mesin Diesel Di PLTD Toili”.
Selama proses penyusunan laporan, penulis menemui banyak hambatan.
Akan tetapi, atas kehendak-Nya dengan dibantu beberapa pihak, pada akhirnya
hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Hasanuddin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah mendukung
pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri.
2. Sunardi, S.Pd, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah
mendukung pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri.
3. Hendra Uloli, S.T., MT selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja
Industri.
4. Dr. Irwan Wunarlan, S.T., M.Si selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Laporan Praktek
Kerja Industri.
5. Pihak Pengelola Praktek Kerja Industri.
6. Mario Sambur selaku pembimbing lapangan di PLTD Toili.
7. Rekan-rekan teknisi dan Staf di PLTD Toili
8. Saudara seangkatan Pendidikan Teknik Mesin 2017, serta
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari sepenuhnyan dengan segala keterbatasan yang penulis
miliki, Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengarapkan
kritik dan saran dari semua pihak untuk kebaikan kedepannya. Meskipun
demikian, penulis berharap Laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan untuk pengembangan ilmu.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………..……………………………………...... ii
DAFTAR ISI……………………..………………………………........................ iv
DAFTAR TABEL……………………..………………………………................ vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….
vii
BAB I PENDAHALUAN
1.1 Latar belakang masalah…………………………………….……………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………….…... 2
1.3 Batasan Masalah……………………………………………….……………. 2
1.4 Tujuan……………...…………………………...……………………………
3
1.4.1 Tujuan Umum ………………………………………………………...
3
1.4.2 Tujuan Khusus………………………………………………………...
3
1.5 Manfaat Kerja Praktek……………………………………………………….
3
1.6 Metodologi Kerja Praktek……………………………………………………
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek………………………………………...
5
2.1.1 Bidang Persegi Panjang………………………………………………. 5
2.1.2 Petir Atau Kilat………………………………………………………..
5
2.1.3 Tiga Gelombang……………………………………………………… 5
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan………………………………………………….
6
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan……………………………………………...
7
2.4 Unit Kerja Magang…………………………………………………………...
7
2.5 Refensi Terkait Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri…………………
8
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada PLTD……………
8
2.5.2 Spesifikasi Mesin…………………………………………………….
10
2.5.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel…………………………………………..
15
2.5.4 Generator…………………………………………………………….
16
2.5.5 Sistem-Sistem Pada PLTD…………………………………………..
17
2.5.6 Pengoperasian………………………………………………………..
23
2.5.7 Perawatan…………………………………………………………… 23

BAB III DASAR TEORI


3.1 Pola Pengoperasian…………………………………………………..…….
25
3.2 Prosedur Pengoperasian……………………………………………………
25
3.2.1 Persiapan Operator………………….…………………….……….….
25
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start…...…………………………………...
27
3.2.3 Start Mesin……..……………………………………………………..
28
3.2.4 Paralel Generator……………………………………………….…… 29
3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi…….
29
3.2.6 Prosedur Mematikan SPD (Satuan Pembangkit Diesel)…..…….……
30
3.2.7 Pembuatan Laporan
3.3 Pola Pemeliharaan…………………………………………………………. 30
3.4 Prosedur Pemeliharaan…………………………………………………….. 31
3.4.1 Pemeliharaan Rutin…………………………………………………...
31
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………
38
4.2 Saran…………………………………………………………………...…... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin………………….……………..…………………
24
Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik……………………………………….. 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. PLTD Singkoyo………………………………………………………..
6
Gambar 2. Struktur Organisasi PLTD Singkoyo………………………………….
7
Gambar 3. Kepala Silinder……………………………………………………….
10
Gambar 4. Perangkat Katup……………………………………………………...
11
Gambar 5. Perangkat Piston……………………………………………………...
12
Gambar 6. Connecting Rod………………………………………………………
12
Gambar 7. Blok Silinder…………………………………………………………
13
Gambar 8. Poros Engkol…………………………………………………………
13
Gambar 9. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor…………………………….
14
Gambar 10. Oil Pan……………………………………………………………...
14
Gambar 11. Fly wheel……………………………………………………………
15
Gambar 12. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah……………………………..
15
Gambar 13. Generator…………………………………………………………... 17
Gambar 14 Diesel Kontrol Panel………………………………………………...
22
Gambar 14. Generator Kontrol Panel…………………………………………… 22
Gambar 15 Auxiliary Kontrol Panel…………………………………………….. 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada Saat ini, energi listrik merupakan energi yang sudah menjadi kebutuhan
pokok yang harus terpenuhi dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Oleh
karena itu, penyuplaian energi listrik terhadap masyarakat harus tetap dijaga
kualitas dan kontinuitasnya. Di Negara Indonesia sendiri, penyedia dan
pendistribusi listrik keseluruh wilayah Indonesia ialah PT. PLN (Persero) yang
sebagaiman merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai Penyedia
energi listrik untuk kebutuhan nasional, PT.PLN (Persero) memanfaatkan
berbagai macam sumber-sumber energi yang kemudian diubah menjadi energi
listrik seperti:
a) Pemanfaatan energi kinetik air pada pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU),
b) Pemanfaat energi dari gas pada pembangkit listrik tenaga gas (PLTG),
c) Pemanfaatan energi panas bumi pada pembangit listrik tenaga panas bumi
(PLTP),
d) Pemanfaatan energi panas matahari pada pembangkit listrik tenaga surya
(PLTS),
e) Pemanfaatan energi air pada pembangit listrik tenaga air (PLTA),
f) Pemanfaatan energi Angin pada pembangkit listrik tenaga Bayu (PLTB).
Pada Prinsipnya, karakteristik pembangkit energi listrik memiliki suatu
persamaan yaitu bertujuan untuk mengubah suatu bentuk energi menjadi energi
listrik. Salah satu jenis pembangkit listrik konvensional yang sejak lama dikenal
oleh bangsa Indonesia ialah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD
merupakan pembangkitan yang menggunakan bahan bakar atau energi kimia yang
kemudian diubah menjadi energi kinetik yang berasal dari proses pembakaran di
ruang bakar mesin. Seperti pembangkit listrik lainnya, PLTD juga memiliki
kelebihan dan kekurangan yang kemudian menjadi suatu dasar bagi PT. PLN
(Persero) untuk membangun pembangkit listrik di suatu daerah. Adapun
keunggulan dasar dari PLTD yaitu :
a) Tidak membutuhkan lahan yang luas serta dapat ditempatkan di dekat
pusat beban,
b) Biaya investasi awal yang lebih murah dibandingakn dengan jenis
pembangkit yang lain,
c) Proses pengoperasiannya yang cukup mudah sehingga tidak membutuhkan
banyak operator.
Sedangkan kekurangan dasar pada pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD) yaitu :
a) Energi yang digunakan ialah energi kimia berupa gasoline (solar) yang
merupakan energi yang tak terbarukan dan cadangannya mulai menipis.
b) Biaya pengoperasian dan pemeliharaan yang cukup mahal.
c) Kapasitas pembangkitannya relative lebih kecil jika di bandingankan
dengan PLTA dan PLTU.
Pada kesempatan ini, penulis tema Praktek Kerja Industri tentang hal yang
berkaitan tentang “Prosedur Pemeliharaan Rutin dan Pengoperasian Mesin
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Di PLTD Toili”. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana PT.PLN (Persero) melakukan pemeliharaan terhadap mesin
pembangkit listrik miliknya agar dapat bekerja secara optimal dan menghasilkan
output yang sesuai dengan yang diharapkan seperti kualitasdan kontuinitas.
1.2 Rumusan Masalah
Pada proses pengoperasiannya, diharapkan sebuah mesin pembangkit listrik di
PLTD Toili tetap menjaga kualitas dan kontinuitas pelayanan listriknya kepada
konsumen. Oleh karena itu, proses pelaksanaan pemeliharan dan pengoperasian
yang sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) sangat dibutuhkan. Untuk
itu rumusan masalah yang akan dibahas ialah sebagai berikut :
a) Apa saja item-item yang masuk pada pemeliharaan rutin mesin
pembangkit listrik di PLTD Toili ?
b) Bagaimana penerapan standar operasional prosedur (SOP) pemeliharaan
dan pengopersiaan di lapangan ?
c) Apa output yang diharapkan dari dilaksanakannya pemeliharaan rutin
tersebut ?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penyusunan dan pembahasan laporan Praktek Kerja
industri ini yaitu :
a) Objek yang dibahas merupakan mesin pembangkit listrik yang terdapat di
PLTD Toili.
b) Mesin Pembangkit listrik tersebut adalah milik PT.PLN (Persero) yaitu
mesin MTU.
c) Data yang digunakan berasal dari buku panduan standar operasional
prosedur (SOP) pemeliharaan mesin pembangkit listrik milik PT.PLN
(Persero).
1.4 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari Kerja Praktek Industri ini yaitu :
1.4.1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat merasakan langsung suasana kerja sesungguhnya pada
perusahaan yang bidang kerjanya sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa.
2. Mahasiswa bisa mengaplikasikan kemampuan praktik yang diperoleh di
perkuliahan untuk diterapkan dilapangan pekerjaan dan
3. Mahasiswa memperoleh pengalaman, wawasan, dan keterampilan serta
keahlian dalam bidang pemesinan.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui item-item yang masuk pada pemeliharaan rutin mesin
pembangkit listrik di PLTD Toili.
2. Mengetahui penerapan SOP pemeliharaan dan pengopersiaan di lapangan.
3. Mengetahui output yang diharapkan dari dilaksanakannya pemeliharaan
rutin tersebut.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
Manfaat dari penulisan laporan Kerja Praktek Industri ini ialah penulis dapat
memperoleh gambaran mengenai fungsi dan kinerja pada PLTD Toili.
1.6 Metodologi Kerja Praktek Industri
Berikut beberapa metedologi Kerja Praktek Industri yaitu :
1. Melakukan observasi di lapangan secara langsung sehingga dapat melihat
secara lebih baik dan dapat memahami permasalahan apa saja yang
mungkin ditemui dalam suatu pekerjaan
2. Melakukan interaksi dengan orang-orang yang terlibat dalam tempat
magang seperti site manager, supervisor pemeliharaan, supervisor
pemeliharaan dan admin.
3. Melaporkan hasil pengamatan dan ilmu yang didapat selama kerja praktek
dalam bentuk laporan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Instansi Tempat Kerja Praktek
Bentuk, warna dan lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai
yang tercantum pada lampiran surat keputusan direksi perusahaan umum listrik
Negara No. 031/DIR/76 tanggal : 1 Juni 1976, mengenai pembakuan lambing
perusahaan umum listrik negara. Adapun makna dari lambing PT. PLN (Persero)
yaitu sebagai berikut :
2.1.1 Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambing lainnya,
melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi
yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PT.PLN (Persero)
bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat.
Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2.1.2 Petir Atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai
produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun
mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT.PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PT.PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinasan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
zaman.
2.1.3 Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi yang diartikan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi
warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping
itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan

(Gambar 1. PLTD Singkoyo)


PLTD Toili (Singkoyo) adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang
kelistrikan yang menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. PLTD
Singkoyo adalah perusahaan yang di naungi oleh PT. PLN ULP Toili (Persero).
PLTD Singkoyo berdiri pada tahun 1990-an yang didirikan di Kecamatan
Moilong Kabupaten Banggai namun pada tahun 1995 di pindahkan di Kecamatan
Toili pada Desa Singkoyo.
PLTD Singkoyo bekerja sama dengan PT. Sewatama dan PT. WIC di
karenakkan PLTD Singkoyo hanya mampu menaungi beberapa Kecamatan di
daerah Kabupaten Banggai, khususnya di Kecamatan Batui, Kecamatan Toili,
Kecamatan Toili Barat, dan KecamatanMamosalato. Karena kapasitas daya
mampu dari PLTD Singkoyo hanya berkisaran 1.400 Kilo Watt (KW), sementara
yang di butuhkan untuk menghidupkan beberapa Kecamatan yang berada di
daerah Kabupaten Banggai membutuhkan 7.000 Kilo Watt (KW). Maka dari itu
PLTD Singkoyo bekerja sama dengan PT. Sewatama dan PT. Wahana Idea Cipta
(WIC) agar dapat menghasilkan kapasitas Daya Listrik yang di butuhkan.
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi merupakan gambaran tentang pembagian tugas dan
tangggung jawab kepada individu juga bagian tertentu dari Organisasi. Struktur
Organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan dan
memperlancar jalannya roda perusahaan di PLTD Singkoyo, berikut Struktur
Organisasi PLTD Singkoyo.

manager

supervisor

Koordinator

Pemeliharaan Administrasi Operator

Cleaning Service Security

(Gambar 2. Struktur Organisasi PLTD Singkoyo)

2.4 Unit Kerja Magang


Unit kerja magang mempunyai bagian-bagian yang ada dalam perusahaan
PLTD Singkoyo dan memiliki fungsi masing-masing.
1. Manager yaitu pimpinan yang bertangungg jawab di perusahaan PLTD
Singkoyo
2. Supervisor yaitu seseorang yang mempunyai kekuasaan dan wewenang
untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahanya di PLTD
Singkoyo.
3. Administrasi yaitu Unit perusahaan yang bertugas untuk menangani
bagian gaji, pembelian part, hak-hak karyawan dan legalitas.
4. Pemeliharaan yaitu Unit yang bertugas atau berperan dalam perawatan
dan perbaikan alat-alat Mesin Produksi.
5. Security yaitu unit yang bertugas sebagai keamanan atau pengamanan di
dalam perusahan.
6. Operator mesin yaitu Unit yang bertugas mengoperasikan mesin serta
mencatat setiap daya suplay untuk setiap cubicle tempat penyuplayan
tegangan.
7. Cleaning servis yaitu Unit yang bertugas membersihkan wilayah
perusahaan.
Penempatan Selama pelaksanaan magang yang sesuai dengan kompetensi
ilmu yang di dapatkan di bagian Pemeliharaan Pada perusahaan PLTD Singkoyo
sendiri sangat membutuhkan yang namanya Pemeliharaan agar dapat
memperpanjang umur mesin pada generator yang berada di PLTD Singkoyo.
2.5 Referensi Terkait Dengan Kajian Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
2.5.1 Bagian-Bagian Utama Peralatan Pembangkit Pada PLTD
Suatu unit PLTD terdiri dari 3 peralatan utama yang kemudian akan
membangkitkan tenaga listrik. Berikut 3 peralatan utama antara lain :
1. Mesin Diesel
2. Generator dan Exiter Generator
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary)
Adapun fungsi dari masing-masing peralatan tersebut yaitu :
1. Mesin diesel, berfungsi untuk merubah energi kimia (bahan bakar)
menjadi energi mekanis, melalui gerak lurus pada piston yang kemudian
diubah menjadi gerak putar (rotasi) pada poros engkol.
2. Generator dan Exiter Generator berfungsi untuk merubah energi mekanis
yang dihasilkan oleh mesin diesel yang kemudian menjadi energi listrik.
Energi listrik ini timbul akibat adanya medan magnet pada kumparan
generator. Kuat medan magnet tersebut tergantung pada besarnya
tegangan dan arus searah yang dialirkan pada kumparan rotor yang
disebut dengan sistem penguatan (exitasi). Untuk mengatur penguatan
tegangan pada exiter dipasang alat yang disebut Automatic Voltage
Regulator (AVR).
3. Alat-Alat Bantu (Auxiliary), berfungsi agar mesin dieseldapat beroperasi
dengan baik, maka diperlukan seperangkat alat bantu antara lain :
 Pompa Digunakan untuk memompakan bahan bakar, munyak
pelumas, mensirkulasikan air pendingin dan lain-lain.
 Tangki Yang berfungsi untuk tempat penampungan bahan bakar,
minyak pelumas, air pendingin, dan lain-lain.
 Saringan (Filter) Berfungsi untuk menyaring kotoran dari bahan
bakar, minyak pelumas dan air pendingin agar tidak masuk ke mesin.
 Kompresor Udara Berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan
yang diisikan ke tabung angin (Air Bottle) yang digunakan sebagai
udara start, udara kontrol proteksi mesin (Control Air) dan udara
proteksi overspeed (Safety Air).
 Turbo Charger Berfungsi untuk menghisap udara luar sehingga
tekanan udara pembakaran naik dan menaikkan daya mesin.
 Battery Berfungsi untuk menyediakan tegangan listrik bagi alat-alat
kontrol, relai-relai proteksi dan lain-lain.
 Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Berfungsi untuk mengeluarkan
panas pada sistem pendingin mesin Diesel.
 Keran (Valve) Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pada
sistem yang ada pada mesin Diesel.
 Panel-panel Kontrol Berfungsi untuk menempatkan alat-alat ukur
dan parameter-parameter yang berhubungan dengan mesin dan
generator.
 Peralatan pengaman Berfungsi untuk mengamankan mesin,
generator dan trafo tenaga bila terjadi gangguan.
2.5.2 Spesifikasi Mesin
Data utama mesin MTU 1 SN. 526 101 085 yang berada di PLTD Toili
adalah sebagai berikut :
Merk : MTU
Type : 12.V.4000.G.60
Nomor Seri : 526 101 085
Diameter Silinder : 130 mm
Panjang Langkah : 150 mm
Jumlah Silinder : 12
Susunan Silinder : “V”
Daya Output : 1.000 KW
Putaran Nominal : 1500 rpm
Adapun Komponen-komponen dari mesin pembangkit MTU SN. 526
101 085 yaitu :
1. Kepala Silinder
Kepala silinder terletak pada bagian atas mesin, komponen ini terbuat
dari material tuang. Fungsi dari kepala silinder ini yaitu :
a) sebagai penutup bagian atas silinder.
b) Tempat terletaknya komponen : katup hisap dan buang, injektor,
rocker arm, ruang bakar mula, katup start, dan indicator chock.
c) Sebagai ruangan pendingin atau penyerapan panas.
(Gambar 3. Kepala Silinder)
2. Perangkat Katup
Pada perangkat ini, terdiri dari beberapa komponen seperti katup isap,
katup buang, pegas, rocker arm, dan pushroad dengan roler. Perangkat ini
juga berfungsi menjaga gerakan katup agar tegak lurus pada dudukannya.

(Gambar 4. Perangkat Katup)


3. Perangkat Piston
Perangkat ini berfungsi guna mengatur volume di dalam silinder. Hal
ini bertujuan agar proses kerja mesin dapat berlangsung. Adapun beberapa
fungsi dari piston yaitu :
a) Memampatkan udara.
b) Menerima tekanan pembakaran pada saat proses bekerja.
c) Meneruskan tekanan pembakaran ke poros engkol melalui batang
penghubung (connecting rod).
d) Bagian permukaan piston menyerap panas selama proses berlangsung.
Secara umum ada tiga bagian inti pada piston antara lain :
a) Ring Kompresi, ring ini berfungsi mencegah terjadinya kebocoran
udara saat Langkah kompresi.
b) Ring oli, ring ini berfungsi untuk mencegah oli mesin masuk ke dalam
ruang bakar.
c) Pin Piston, pin piston ini berfungsi untuk menghubungkan piston
dengan connecting rod.
(Gambar 5. Perangkat Piston)
4. Connecting Rod
Connecting Rod merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk
memindahkan gaya piston ke poros engkol. Dimana saat terjadi proses
pembakaran, gaya tekanan didapat akan diteruskan ke poros engkol
melalui connecting rod.

(Gambar 6. Connecting Rod)


5. Blok silinder
Blok silinder adalah komponen utama mesin, hal ini dikarenakan
komponen ini menjadi sebuah komponen primer untuk meletakkan
berbagai engine compartement yang mendukung proses kerja mesin.
Umumnya pada sebuah blok silinder memiliki beberapa komponen yaitu :
a) Main Linner, komponen ini berfungsi sebagai tempat naik turun
piston.
b) Water Jacket, komponen ini merupakan sebuah selubung air
pendingin yang terletak di dalam blok mesin. Hal ini bertujuan agar
pendinginan mesin berlangsung secara maksimal.
c) Oil feed lines, komponen ini berfungsi untuk menciptakan jalur oli
mesin dari kepala silinder menuju crankcase.

(Gambar 7. Blok Silinder)


6. Poros engkol
Komponen ini berfungsi untuk menerima gaya inersia yang tinggi pada
puncak tekanan gas diatas piston. Kemudian juga berfungsi untuk
mengubah gerak bolak-balik menjadi gerak putar. Pada komponen ini terdiri
dari poros engkol, bantalan utama, counter weight, roda gila, dan penyerap
getaran.

(Gambar 8. Poros Engkol)


7. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injektor
Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menginjeksikan bahan
bakar yang sudah tersedia menuju ke injector. Sedangkan injector sendiri
berfungsi mengabutkan bahan bakar yang berasal dari proses injeksi ke
ruang bakar sehingga akan terjadi pengabutan yang sempurna dan terjadi
pembakaran merata pada ruang bakar dalam waktu singkat.

(Gambar 9. Pompa Injeksi Bahan Bakar dan Injector)


8. Oil Pan
Komponen ini adalah sebuah bak khusus yang fungsinya sebagai
penampung oli mesin. Umumnya komponen ini terbuat dari besi tipis seperti
seng.

(Gambar 10. Oil Pan)


9. Fly Wheel
Komponen ini biasa disebut dengan roda gila, fungsi dari komponen
ialah untuk menyeimbangkan putaran mesin. Selain itu juga fly wheel
berfungsi untuk menyalakan mesin, hal ini bisa diihat dari bagian luar
komponen ini yang memiliki banyak mata gigi kemudian akan terhubung
bersama motor starter untuk menyalakan mesin.

(Gambar 11. Fly Wheel)


2.5.3 Prinsip Kerja Mesin Diesel
Mesin diesel merupakan jenis mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) dimana suber energinya berasal dari hasil proses
pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder. Mesin diesel disebut
juga Compressed Ignition Engine (CI-Engine) dimana untuk proses
pembakarannya yang terjadi di dalam silinder tidak memerlukan adanya
busi, akan tetapi cukup dari panas yang timbul akibat adanya kompresi
udara di dalam silinder. Akibat adanya pembakaran, diruang bakar terjadi
kenaikan temperature dan tekanan sehingga piston terdorong bergerak lurus
(translasi) lalu diubah gerak putar oleh poros engkol.
Dari hasil observasi, bahwa mesin-mesin PLTD yang berada di PLTD
Toili semuanya memakai sistem proses kerja 4 langkah. Dimana untuk
mendapatkan 1 kali Langkah usaha diperlukan 4 kali Langkah piston atau
dua kali putaran poros engkol.

(Gambar 12. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 Langkah)


Langkah-langkah diatas yaitu sebagi berikut :
1. Langkah Isap
Pada langkah ini, piston bergerak dari titik mati atas (TMA)
menuju ke titik mati bawah (TMB). Kemudian pada Langkah ini katup
isap terbuka dan katup buang tertutup, sehingga udara bersih masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
Pada Langkah ini, piston bergerak dari titik mati bawah (TMB)
menuju ke titik mati atas (TMA). Kemudian katup isap dan buang
tertutup, udara dikompresikan sehingga tekanan dan temperature naik.
Pada akhirnya Langkah kompresi bahan bakar diinjeksikan ke dalam
ruang bakar dan terjadilah pembakaran.
3. Langkah Usaha
Akibat adanya tekanan yang besar dari gas hasil pembakaran,
sedangkan katupisap dan katup buang tertutup, maka piston bergerak
dari titik mati atas (TMA) menuju ke titikmati bawah (TMB)
melakukan usaha.
4. Langkah Buang
Pada proses ini, katup buang terbuka dan katup isap tertutup.
kemudian piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) menuju ke titik
mati bawah (TMA) dan gas bekas hasilpembakaran terdorong keluar.
2.5.4 Generator
Generator adalah sumber tegangan listirk yang diperoleh melalui
perubahan energi mekanik menjadi energi litrik. Generator bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, yaitu dengan memutar suaru
kumparan dalam medan magnet sehingga timbul ggl induksi. Adapun
bagian bagian utama dari generator yaitu :
1. Rotor atau inductor (bagian yang berputar)
2. Stator atau bagian yang di induksi (bagian yang diam)
3. Exiter sebagai penguat medan magnet.
(Gambar 13. Generator)
2.5.5 Sistem-Sistem Pada PLTD
1. Sistem Udara Masuk dan Gas Buang
a. Fungsi
Untuk menyediakan udara yang diperlukan bagi pembakaran
bahan bakar, sistem ini dirancang guna menaikkan efesiensi mesin
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pebandingan jumlah massa
udara yang masuk ke dalam silinder selalu disesuaikan dengan
keperluan atau jumlah massa bahan bakar yang akan dibakar. Sistem
ini juga berfungsi untuk mengatur udara masuk.
b. Jenis Sistem Udara Masuk
a) Sistem Alami (Natural), Yaitu udara masuk ke ruang bakar karena
adanya penurunan tekanan didalam silinder yang diakibatkan oleh
pergerakan piston ke bawah.
b) Sistem Paksa atau Tekan, Yaitu udara yang masuk kedalam silinder
jumlahnya dinaikkan/ diperbanyak dengan bantuan turbo charger.
c. Cara Kerja Sistem Udara Masuk dan Gas Buang
Udara luar masuk ke ruang bakar dikarenakan dihisap oleh
blower, dimana sebelum masuk keruang bakar udara ini disaring oleh
filter udara, selanjutnya melalui saluran masuk udara didinginkan
dengan inter cooler dan udara ini akan masuk ke ruang bakar melalui
katup masuk. Setelah masuk ke ruang bakar udara ini akan bercampur
dengan bahan bakar dan digunakan untuk proses pembakaran. Gas
buang hasil pembakaran dari ruang bakar dikeluarkan melalui katup
buang. Sebelum keluar ke udara luar, energi panas dari gas turbo
charger yang satu poros dengan sisi kompresor, sehingga
kompresor/blower ikut berputar dan menghisap udara luar.
2. Sistem Bahan Bakar
Seperti yang diketahui bahwa bahan bakar minyak diperlukan
sebagai sumber energi bagi mesin diesel. Untuk keperluan penyaluran
bahan bakar tersebut sampai keruang bakar dengan suatu kondisi tertentu
diperlukan suatu sistem bahan bakar. Adapun fungsi dari sistem bahan
bakar yaitu :
a) Mengatomkan atau mengabutkan bahan bakar supaya mudh
bercampur merata dengan udara supaya mudah terbakar.
b) Mengatur jumlah bahan bakar yang sama pada setiap pemasukkan
disetiap silinder pada setiap kebutuhan sehingga tenaga tiap silinder
adalah sama.
c) Mengatur saat mulai penyemprotan dan lamanya penyemprotan.
3. Sistem Pelumas
Adapun fungsi dari pelumas yaitu :
a) Sealing, yaitu sebagai penyekat antara dua benda yang saling
bersentuha dan saling bergerak atau salah satunya benda tersebut
bergerak dengan maksud mengurangi atau menghilangkan gesekan
yang terjadi.
b) Lubricating, Yaitu sebagai pelumas atau pelican supaya benda
bergerak dengan licin sehingga pergerakannya mudah.
c) Cooling, yaitu sebagai media pendingin.
d) Cleaning, yaitu sebagai pembawa kotoran dari bagian-bagian mesin
yang dialiri minyak pelumas.
e) Anti Korosi, yaitu guna melindungi komponen dari kontak langsung
dengan udara sehingga terlindung dari korosi.
f) Peredam Suara, yaitu mengurangi suara benturan antara dua logam
yang bergesekan seperti pada roda gigi.
Ada beberapa cara pemakaian bahan pelumas yaitu dioleskan,
dipercikan, direndam, dan dialirkan dengan tekanan. Dalam sistem
pelumasan mesin diesel, cara pemakaian bahan pelumas yaitu dengan
cara dialirkan dengan tekanan. Akan tetapi ada beberapa persyaratan
yaitu :
a) Minyak pelumas harus bertekanan dan mempunyai jumlah massa yang
tertentu.
b) Jangkauan aliran yang bertekanan harus sampai kepada benda yang
dilumasi.
c) Dalam sistem tertutup.
d) Dapat didinginkan.
e) Dapat dibersihkan (filter dan separator).
4. Sistem Pendingin
Pada mesin PLTD sedang maupun besar, sistem pendingin yang
dipakai adalah sistem sirkulasi tertutup dan dikelompokkan menjadi 3
bagian yaitu :
a) Raw Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan udara masuk,
minyak pelumas, bahan bakar dan mendingingikan air pendingingin
jacket pada sistem cooling tower. Sedangkan raw water sendiri
didinginkan dengan radiator atau cooling tower.
b) Jacket Cooling Water System, yang berfungsi untuk mendinginkan
blok silinder, silinder liner, dan exhaust valve housing. Air yang
digunakan adalah air murni dengan kandungan khlorida dan sulfat
yang rendah, kekerasan rendah dan dicampur dengan suatu ragen anti
karat. Air Jacket didinginkan oleh radiator atau raw water.
c) Injector Cooling Water System, berfungsi untuk mendinginkan
injector yang panas akibat panas pembakaran diruang bakar. Sebelum
dialirkan ke injector air ini bukan didinginkan, melainkan dipanaskan
hingga mencapai temperature tertentu oleh heather pemanas. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah thermal stress pada injector yang
sangat panas.
5. Sistem Kontrol dan Proteksi
Tujuan dari Proteksi pada suatu PLTD ialah agar mesin dan
perlengkapannya tidak mengalami kerusakan yang fatal apabila terjadi
gangguan. Pada mesin PLTD terdapat 3 proteksi pengaman yaitu :
a) Peralatan pengaman mesin antara lain :
 Proteksi temperatur untuk air pendingin, minyak pelumas, gas
buang, main bearing dan lain-lain. Bila terjadi gangguan, proteksi
ini akan memberikan sinyal alarm ataupun trip
 Proteksi tekanan, untuk mengamankan tekanan lebih atau tekanan
kurang pada air pendingin, bahan bakar, minyak pelumas dan lain-
lain. Bila terjadi gangguan pada tekanan maka proteksi tekanan
akan memberikan sinyal alarm ataupun trip.
 Proteksi getaran, untuk mengamankan mesin bila terjadi getaran
yang membahayakan mesin. Bila ada kenaikan getaran akan
memberikan sinyal alarm ataupun trip
b) Pengaman Generator
Tujuannya adalah untuk menjaga agar generator tidak mengalami
kerusakan akibat adanya gangguan baik yang berasal dari dalam
generator itu sendiri ataupun gangguan yang berasal dari luar
generator.
Untuk generator yang modern dilengkapi beberapa pengaman
antara lain :
 Over Current Relay (pengaman arus lebih)
 Over Voltage Relay (pengaman tegangan lebih)
 Under Voltage Relay (pengaman tegangan rendah)
 Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
 Reverse Power Relay (pengaman daya kembali)
 Rotor Eart Fault Relay (pengaman rotor hubung tanah)
 Stator Eart Fault Relay (pengaman stator hubung tanah)
 Loss of Excitation Relay (pengaman hilang excitasi)
 Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
c) Pengaman Trafo Daya untuk PLTD
 Over Current Relay (pengaman arus lebih)
 Differential Relay (pengaman perbedaan tegangan)
 Winding Temperature Relay (pengaman temperatur winding)
 Oil temperature Relay (pengaman temperatur minyak)
 Buchol Relay (pengaman bila terjadi hubungan pendek dari dalam
trafo)
 Over Pressure (pengaman trafo bila terjadi tekanan lebih didalam
trafo).

Proteksi pada mesin PLTD pada prinsipnya ada 2 tingkatan, yaitu :

 Peringatan Sinyal Alarm, bertujuan untuk memberi tanda


peringatan bahwa ada sesuatu yang tidak normal pada mesin,
sehingga operator dapat segera mengambil tindakan pengamanan
dan penormalan kembali.
 Proteksi Trip, bertujuan untuk mematikan mesin secara otomatis
apabila pada mesin terjadi penyimpangan operasi.

6. Panel Kontrol PLTD

Panel kontrol pada suatu PLTD, dibagi menjadi 3 bagian utama yang
saling terhubung dan saling mendukung. Berikut bagian-bagian utama
tersebut yaitu :

a) Diesel Kontrol Panel, pada komponen ini terpasang alat-alat


pendektesi, proteksi dan panel kontrol yang memonitor kondisi dan
bagian-bagian mesin itu sendiri.
(Gambar 14. Diesel Kontrol Panel)

b) Generator Kontrol Panel, pada panel ini terpasangperalatan kontrol


berupa parameter-parameter ukur, relay -relay proteksi pengaman,
sistem sinkronisasi dan semua peralatan yang berhubungan dengan
generator.

(Gambar 14. Generator Kontrol Panel)

c) Auxiliray Kontrol Panel, pada panel ini terpasang peralatan sensor,


proteksi dan kontrol semua peralatan bantu yang merupakan
pendukung beroperasinya mesin pembangkit.
(Gambar 15. Auxiliary Kontrol Panel)
2.5.6 Pengoperasian
Prosedur pengoperasian dari suatu SPD (Satuan Pembangkit Diesel) pada
prinsipnya sama, tapi dalam pelaksanaannya ada beberapa perbedaan, yang
disebabkan karena adanya perbedaan dari jenis dan jumlah alat bantu
sebagai pendukung dari SPD tersebut.
Untuk menghindari kesalahan pada saat mengoperasikan suatu SPD,
kiranya diperlukan suatu SOP (Standing Operation Prosedure) sebagai
petunjuk yang harus diikuti oleh operator dalam mengoperasikan suatu unit
pembangkit.
Dengan menggunakan SOP maka kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam mengoperasikan dapat diminimalisir, karena sebagai acuan dalam
membuat suatu SOP adalah intruction manual (buku petunjuk) yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat mesin. Untuk mengoperasikan suatu SPD,
haruslah dimengerti dan dipahami bagian bagian utama dari SPD itu sendiri
Dalam pengoperasian PLTD, ada dua jenis pengoperasian yaitu :
a) Pengoperasian secara manual, dala pengoperasian ini terdiri dari 4
langkah yaitu persiapan start, start, pembebanan dan stop.
b) Pengoperasian secara otomatis, dalam pengoperasian ini menggunakan
alat bantu Generator Paraleling Control (GPC).
2.5.8 Perawatan
Perawatan atau pemeliharaan merupakan suatu kegiatan yang meliputi
pemeriksaan, perbaikan dan uji untuk kerja mempertahankan supaya
peralatan tersebut beroperasi secara optimum. Adapun beberapa metode
yang digunakan PLTD dalam pola pemeliharaan antara lain :
a) Berdasarkan waktu, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan akan
dilakukan berdasarkan waktu atau jam kerja suatu peralatan/ jam
beroperasinya mesin. Pemeliharaan berdasarkan waktu dibagi menjadi 2
yaitu :
 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan mengamati,membuang,
memeriksa, mengganti, menambah dan membersihkan. Pada
pemeliharaan rutin juga memiliki jenis-jenis pekerjaan seperti yang
ditunjukan table 1.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P0 Harian 24 Jam
P1 Mingguan 125 Jam
P2 2 Mingguan 250 Jam
P3 Bulanan 500 Jam
P4 Triwulan 1.500 Jam
P5 Semesteran 3.000 Jam
(Tabel 1. Jenis Pekerjaan Rutin)
 Pemeliharaan Berkala/Priodik
Pemeliharaan berkala/priodik merupakan kegiatan pembongkaran,
penggantian, pembersihan, perbaikan, pengukuran, penyetelan,
pemasangan, dan pengetesan.
Jenis Har Kalender Jam Kerja
P6 T.O (Top Overhoul) 6.000 Jam
P7 S.O (Semi Overhoul) 12.000 Jam
P8 M.O (Major Overhoul) 18.000 Jam
(Tabel 2. Jenis Pekerjaan Berkala/Priodik)
b) Berdasarkan Kondisi, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan saat itu atau didapat pada saat dilakukan
pemantauan kontinyu menunjukan ketidaknormalan.
c) Setelah Rusak,, maksudnya ialah kegiatan pemeliharaan dilakukan
berdasarkan kondisi peralatan setelah mengalami kerusakan atau tidak
dapat digunakan lagi dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN
3.1 Pola Pengoperasian
Dalam menunjang perusahaan yang optimal guna menghasilkan energi
listrik yang handal, maka dibutuhkan suatu pola pengoperasian dari unit
pembangkit yang ada. Penyusunan pola operasi didasarkan pada daya mampu
setiap unit pembangkit, jam kerja mesin, variasi beban yang meliputi beban sistem
interkoneksi yang dipikul pembangkit. Dengan adanya PLTD Sewa Tama dan
PLTD WIC maka pola operasi di PLTD Toili diatur mengikuti fluktuasi beban
yang senantisa berubah-ubah (mengikuti naik turunnya frequensi sistem). Dengan
kata lain PLTD Toili akan dioperasikan apabila dibutuhkan (frekuensi turun,
beban naik). Didalam penyusunan rencana operasi ini, yang juga harus
diperhatikan adalah kondisi setiap unit pembangkit sehingga nantinya unit
pembangkit tidak mengalami pmbebanan yang melebihi daya mampunya yang
pada akhirnya akan mengganggu kehandalan sistem pembangkit.
3.2 Prosedur Pengoperasian
Pengoperasian mesin di PLTD Toili dilakukan atas dasar instruktur kerja
operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan
manual book atau S.O.P (Standing Operation Prosedur) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuat mesin yang bertujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang bisa berakibat fatal baik terhadap mesin maupun operatornya sendiri
sehingga mesin dapat beroperasi dengan lancar dan aman. Di PLTD Toili sendiri,
jneis pengoperasiannya ialah secara manual.
Berikut ini adalah instruksi kerja atau S.O.P pengoperasian mesin merk
MTU 1 SN. 526 101 085 :
3.2.1 Persiapan Operator
Operator pengoperasian PLTD harus dalam keadaan sehat dan
menggunakan alat pelindung diri yang sesuai yaitu :
a) Helem
b) Pelindung telinga
c) Sepatu
d) Sarung tangan
e) Masker
f) Seragam kerja
3.2.2 Persiapan Awal Sebelum Start Mesin
Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada saat persiapan awal
sebelum start mesin yaitu :
a) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level minyak pelumas/oli
dan melakukan penambahan bila di perlukan pada :
 Governor
 Turbo charger
 Carter/sump tank
 separator
b) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan level-level air pendingin dan
melakukan penambahan bila di perlukan pada :
 Jacket cooling water tank
 injecktor cooling water tank
c) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan posisi katup / kran, saklar pada
peralatan bantu / sistem :
 Pelumasan
 Pendinginan
 Bahan bakar
 Power supply electrical proteksi (DC / AC)
 Separator

yakinkan bahwa semua dalam kondisi normal operasi dan lakukan


pembetulan bila dianggap perlu.

d) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan lampu – lampu indikator pada


panel euxiliary dan ganti bila bola lampunya putus
e) Lakukan pemeriksaan dan pengecekkan sistem proteksi yang meliputi :
 Power supply AC / DC
 Tombol emergency stop
 Oil mist detector
 Over speed
 Peralatan APAR
 Yakinkan bahwa CB generator posisi OFF
3.2.3 Start Mesin
Prosedur untuk mengopersikan satuan pembangkit diesel (SPD) secara
umum yaitu :
1. setelah semua persiapan diatas sudah dilakukan, maka mesin siap untuk
di start.
2. Tunggu sampai tekanan minyak pelumas mencapai tekanan yang
diijinkan (hal ini juga ditandai dengan menyalakan lampu pada panel
mesin).
3. Buka kran udara start dari botol angin ke mesin (untuk mesin yang
dilengkapi dengan peralatan start dengan angin).
4. Tarik/tekan atau putar handel/tombol start ke posisi “start” maka mesin
akan berputar dan bila putaran mesin telah mencapai (100 rpm)
pindahkan handel/tombol dari posisi RUN UP maka putaran akan naik
hingga mencapai putaran normal, selanjutnya pindahkan handel/tombol
dari posisi RUN UP ke posisi RUN.
5. Untuk mesin yang di start dengan accu hanya memutar kunci start
posisi start atau menekan tombol start.
6. Setelah engine running atur RPM pada speed (50-70%) dan tunggu
lebih kurang 15 menit agar mesin menyesuaikan diri terhadap
perubahan temperatur, lakukan pemeriksaan pada sistem pelumasan,
sistem pendingin, sistem bahan bakar, yang meliputi temperatur,
tekanan, suara, getaran, dan lakukan pemeriksaan hasil pembakaran
melalui indicator vent cock jika terdapat kelainan mesin segera di stop
untuk pemeriksaan lebih lanjut, dan jika kondisi normal lanjutkan
7. Hidupkan (ON) lube oil priming pump.
8. Hidupkan (ON) jacket cooling water pump.
9. Hidupkan (ON) injector cooling water pump.
10. Naikkan RPM hingga normal speed (1.500 rpm) dan lakukan
pemeriksaan menyeluruh yang meliputi temperatur, tekanan, suara,
getaran maupun kebocoran jika ada diperbaiki.
11. Bila sudah yakin tidak ada hal-hal yang mencurigakan, maka mesin siap
diberi beban/parallel.
3.2.4 Paralel Generator (Pembebanan)
1. Atur MCCB exitasi keposisi ON
2. Atur switch syncronscope generator keposisi yang diperlukan
3. Atur tegangan generator (380 V)
4. Atur frequensi 50 HZ
5. Perhatikan putaran jarum syncronscope bergerak secara perlahan dan
lancar
6. Sesaat jarum syncronscope mendekati awal jarum bergerak masukkan
dan lampu mati CB generator dimasukkan
7. Atur switch syncronscope keposisi OFF
8. atur beban mesin secara bertahap dengan memperhatikan tegangan dan
frequensi maupun cos φ
9. Perhatikan bahwa untuk penambahan beban lebih baik 25% dari daya
mampu mesin, dengan tetap memperhatikan kondisi operasional mesin
akibat adanya perubahan / penambahan beban.
10. Selalu perhatikan dan catat perubahan tegangan dan frequensi atur
sebagaimana mestinya

3.2.5 Pemeriksaan Terhadap Kondisi Mesin Yang Sedang Beroperasi


1. Lakukan pemeriksaan dan pencatatan semua parameter operasi yang
meliputi tekanan, temperatur, getaran, suara, bau, dan lampu control
2. Mengamati dan memeriksa perbedaan tekanan dan temperatur pada
sistem pelumasan, sistem air pendingin, sistem bahan bakar dan
lakukan tindakan preventif bilamana terdapat gejala kelainan yang
dapat membahayakan mesin pembangkit
3. Melakukan pencatatan per 30 menit mengenai semua parameter operasi
secara berkala kedalam log sheet untuk dijadikan bahan evaluasi lebih
lanjut
4. Yakinkan bahwa kondisi operasional mesin pembangkit dan sekitarnya
menjamin keselamatan SDM dan peralatan serta mengambil tindakan
pengamanan apabila ada gejala yang dapat mengganggu keselamatan
dan kelancaran operasional mesin pembangkit.
3.2.6 Prosedur Mematikan SPD (satuan pembangkit diesel)
1. Prosedur untuk mematikan SPD dalam keadaan normal adalah sebagai
berikut :
a) Turunkan/pindahkan beban SPD yang akan di stop secara perlahan-
lahan, dengan sendirinya beban ini akan dipikul oleh SPD-SPD lain
yang masih operasi paralel.
b) Perhatikan tegangan, frekwensi, cos φ dan beban baik pada SPD
yang akan di stop maupun pada SPD yang akan menerima beban.
c) Turunkan beban hingga mendekati nol.
d) Lepaskan OCB SPD bersangkutan dengan lepasnya OCB berarti
SPD sudah lepas dari hubungan paralel dan hubungan nol.
e) Pindahkan Excitation Changer over switch dari posisi AUTO
Control ke posisi HAND Control.
f) Turunkan tegangan perlahan-lahan sampai mencapai nol dengan
jalan memutar HAND field rheostat ke kiri.
g) Lepas FCB (Field Circuit Breaker).
h) Pindahkan exacitation changerover Switch dari posisi HAND ke
posisi OFF.
i) Selanjutnya mesin dapat di stop melalui tombol.
j) Setelah mesin stop biarkan alat-alat bantu (pompa pendingin jacket
dan valve cage, pompa minyak pelumas dan radiator fan) berjalan 10
menit.
k) Membuat laporan.
2. Prosedur untuk mematikan SPD bila terjadi gangguan SPD bersangkutan
adalah sebagai berikut :
a) Segera lepas beban (bila diperlukan/dengan cara melepas salah satu
PMT), hal ini dimaksudkan supaya mesin yang lain tidak kelebihan
beban (over load).
b) Di dalam melepas OCB feeder harus diatur sedemikian rupa
sehingga beban yang hilang tidak terlalu besar, kecuali dalam
keadaan terpaksa.
c) Segera stop mesin dengan cara menekan tombol emergency stop
pada panel mesin atau pada panel control generator.
d) Perhatikan pada SPD-SPD yang masih operasi beban, cos φ,
tegangan dan frekwensi. Bila perlu diadakan pengaturan seperlunya.
e) Jalankan/operasikan SPD cadangan (stand by unit) dengan prosedur
beban kemudian langsung diparalel.
f) Selanjutnya PMT yang lepas bisa dimasukkan lagi.
g) Adakan pemeriksaan dan evaluasi atas terjadinya gangguan tersebut.
h) Membuat laporan.

3.2.7 Pembuatan Laporan

1. Hasil pelaksanaan pengoperasian mesin pembangkit harus ditulis di dalam


lembar laporan sebagaimana format yang tersedia (check list & log sheet)
2. Data-data penggunaan yang meliputi produksi KWH. Pemakaian bahan
bakar minyak, pemakaian minyak pelumas jam kerja, jam start dan jam
stop harus ditulis dengan jelas.
3. Jika ada penyimpangan yang terjadi selama operasi harus dilaporkan dan
ditulis dengan jelas pada laporan harian PLTD sehingga dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk penanganan lebih lanjut.

3.3 Pola Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan segala aktifitas yang dilakukan pada PLTD guna


mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada
kondisisemula secara optimal, agar asset fisik (PLTD) tersebut dapat
memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya. Adapun jenis
pemeliharaan diantaranya sebagai berikut :

1. Pemeliharaan terencana, pemeliharaan ini dibagi menjadi dua bagian


yaitu preventive (pemeliharaan rutin sesuai jam kerja mesin), dan
condition based.
2. Pemeliharaan tidak terencana, meliputi breakdown.
3. Pemeliharaan Design Out
3.4 Prosedur Pemeliharan

Pemeliharaan mesin di PLTD Toili dilakukan atas dasar instruktur kerja


operasi yang dibuat oleh manajemen. Instruksi kerja ini disusun berdasarkan
PUSDIKLAT PT.PLN (Persero) tahun 2011 yang bertujuan guna
mempertahankan supaya peralatan tersebut dapat bekerja secara optimum. Jika
melihat Pemeliharaan berdasarkan waktu yang sudah di jelaskan di Tinjauan
Pustaka yaitu jenis pekerjaannya dari P0-P8, maka tidak memungkinkan seluruh
jenis pekerjaan dapat saya laksanakan. Hal indi dikarenakan waktu Kerja Praktek
Industri saya yang terbatas. Sehingga saya hanya bisa melaksanakan kegiatan P0-
P3.
Berikut ini ialah prosedur pemeliharaan di PLTD Toili berdasarkan
Pusdiklat PT. PLN (Persero) 2011 yaitu :

3.4.1 Pemeliharaan Rutin

Pada kegiatan ini, pekerjaan yang dilakukan ialah mengamati,


membuang, menambah, dan membersihkan. Berikut Jenis-jenis kegiatan
pada pemeliharaan rutin yaitu :

1. Jenis Pekerjaan P0 (Harian)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 24 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan harian. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P0) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Nihil
e) Prosedur Kerja
 Membersihkan/melap mesin.
 Membuang air kondensat dan kotoran dari tangka dengan
membuka kran.
 Memeriksa dan menambah minyak atau air pendingin.
 Melumasi dan menggemuki (memberi gris) secara manual.
 Membuat laporan pelaksanaan harian sesuai format tersedia yang
ditandatangani oleh pelaksana, disetujui oleh supervisor dan
manager cabang.
2. Jenis Pekerjaan P1 (Mingguan)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 125 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan Mingguan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P1) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Pompa
 Ember
 Tools set
 Vacuum Cleaner
 Special Tools
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Nihil
e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Membersihkan peralatan bantu dari debu dan kotoran
 Membuka dan Membersihkan saringan (udara, HSD, dan minyak
pelumas).
 Membuka dan membersihkan separator (HSD dan Minyak
Pelumas)
 Membuat laporan pelaksanaan pemeliharaan mingguan sesuai
format tersedia yang ditandatangani oleh pelaksana, disetujui
oeleh supervisor dan diketahui oleh manager cabang.
3. Jenis Pekerjaan P2 (Tengah Bulanan)
Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 250 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan tengah bulanan. Berikut SOP (standar operasional
prosedur) pada pekerjaan harian (P2) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Detergen
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Nihil
e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
 Mengganti/Menambah pelumas pada peralatan tertentu sesuai
dengan petunjuk pabrik.
 Memeriksa atau menambah bahan kimia pada air pendingin.

4. Jenis Pekerjaan P3 (Bulanan)

Jenis pekerjaan ini dilakukan setiap 500 jam sekali atau biasa juga
dikatakan pekerjaan bulanan. Berikut SOP (standar operasional prosedur)
pada pekerjaan harian (P2) yaitu :

a) Petugas Yang Terlibat


 Supervisor
 Koordinator
 Petugas Pemeliharaan
 Operator Jaga
b) Peralatan dan Material Yang digunakan
 Kain Lap
 Ember
 Tools set
 Special Tools
 Detergen
 Gris
 Sabun/detergen
 Gris (vet)
 Minyak Pelumas
c) Perlengkapan K3
 Pakaian Kerja
 Sepatu anti slip
 Helm
 Pelindung telinga
d) Alat Ukur
 Avo Meter
e) Prosedur Kerja
 Melakukan kegiatan P0 (Harian)
 Melakukan kegiatan P1 (Mingguan)
 Melakukan kegiatan P2 (Tengah Bulanan)
 Memeriksa Fungsi sistem-sistem
 Memelihara kondisi peralatan dan memperbaiki bila perlu
 memeriksa terminal-terminal alat kontrol dan pengaman
 Memeriksa viskositas minyak pelumas
 Memeriksa Dc sistem
 Memeriksa berfungsinya black start
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem pengoperasian suatu mesin PLTD tidaklah sama dengan mesin lain.
seperti mesin kendaraan misalnya. Hal ini dikarenakan mesin-mesi. PLTD
umumnya memiliki ukuran dan kapasitas yang besar. Sehingganya dalam
pengoperasiannya diperlukan pedoman dan prosedur yang baku agar terhindar
dari kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat berakibat fatal. Dalam sistem mesin
PLTD diuraikan tentang sistem-sistem yang ada pada mesin, sistem operasi dan
sistem pemeliharaannya yang tentunya sangat penting untuk diketahui dan harus
dilaksanakan karena hal itu sangat penting bagi kehandalan dan menentukan umur
mesin. Dalam pengoperasian PLTD yang haris diperhatikan diantaranya adalah
cara dan pola operasinya, prosedur dan Langkah-langka pengoperasiann. Data-
data yang diperoleh dalam pengoperasian PLTD harus di masukkan kedalam data
tertulis sebagai bentuk pertanggungjawaban operasi dan sebagai perbandingan
terhadap kondisi mesin untuk jangka waktu tertentu.
Kemudian dengan diadakan kegiatan pemeliharaa secara rutin, maka
peralatan akan berfungsi secara optimal dan efesien serta terhindar dari kerusakan
yang parah.

4.2 Saran
Dari hasil pelaksanaan Kerja Praktek Industri selama lebih kurang 2 (dua)
bulan, maka penulis dapat memberikan saran saran, yaitu :
1. Dalam pengoperasian mesin-mesin PLTD, hendaknya selalu
memperhatikan dan menjaga batas aman operasi dan apabila ada
kekurangan dan gangguan supaya dikoordinasikan dan diatasi bersama-
sama.
2. Pada teknisi pemeliharaan dan para operator hendaknya selalu terjalin
hubungan timbal balik dan saling bekerja sama agar dapat menjaga kondisi
dan kehandalan mesin pembangkit demi tercapainya hasil produksi tenaga
listrik yang optimal
3. Perhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3), baik
penggunaan alat-alat pelindung, pencahayaan ruangan, papan-papan
peringatan dan lain-lain sesuai dengan peraturan K3.
DAFTAR PUSTAKA
Latumahin, A., Wijono., & Suyono, H. (2015). Optimalisasi Penjadwalan,
Perawatan dan Perbaikan Pembangkit PLTD 20 kV dengan Levelized
Reserve Method. Jurnal EECCIS, 9(1).
Affandi, A. 2018. Pontianak : Tata Cara Pemeliharaan Rutin dan Pengoperasian
Mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Siantan.
https://pdfcoffee.com/laporan-magang-222docx-pdf-free.html diakses
pada tanggal (17 Juni).
PT.PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, 2011, Pengoperasian PLTD
Besar. Jakarta.
LAMPIRAN

(Gambar 1. PLTD Singkoyo)

(Gambar 2. Pengecekkan Bahan Bakar Di Tangki Harian)


(Gambar 4. Pengecekkan oli Mesin)

(Gambar 5. Pengecekkan Keran pendingin)

(Gambar 6. Menghidupkan Mesin)


(Gambar 7. Proses Singkron)

(Gambar 8.Proses Memasukkan Beban)

(Gambar 9. Pencatatan R,S,T)


(Gambar 10. Pencatatan Beban)

(Gambar 11. Pembersihan Fiter Udara)

(Gambar 12. Penggantian Filter Udara)


(Gambar 13. Pembersihan filter HSD)

(Gambar 14. Pemasangan Filter HSD)

(Gambar 15. Penggantian Filter oli)


(Gambar 16. Penggantian Oli Mesin)

(Gambar 17. Proses Memompa Bahan Bakar)

(Gambar 18. Pengecekkan Sistem AVR)


(Gambar 19. Perbaiakn Sistem PMT)
(Gambar 20. Perbaikan Tangki Penampungan Bahan Bakar)

(Gambar 21. Pengecekkan Cooling Tower)


(Gambar 22. Pembersihan Cooling Tower)

(Gambar 23. Pemeliharaan Rotor dan Stator exie

Anda mungkin juga menyukai