Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR DI PT.EAGLE


GLOVE INDONESIA
Disusun oleh :

EpinSupinto ( 15320048 )

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JANABADRA

YOGYAKARTA

2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN GENERATOR

DI PT.EAGLE GLOVE INDONESIA

Disusun oleh :

EpinSupinto ( 15320048 )

INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

PADA TANGGAL

-------------------------

Pimpinan Perusahaan Pendamping Kerja Praktek

( ) ( )

Dosen Pembimbing Ketua Jurusan


Teknik Mesin UJB

(H. JokoWinarno S.T, M. Eng) (Drs. Sukoco, M. Pd., MT)

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat melaksanakan dan
menyelesaikan laporan Kerja Praktek di PT.Eagle Glove Indonesia. Adapun maksud
dari penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi tugas Kerja Praktek di
PT.Eagle Glove Indonesia.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak,baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan
ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sukoco, MPd., MT. selaku ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas
Janabadra Yogyakarta.

2. H. JokoWinarno S.T, M. Eng. selaku pembimbing Kerja Praktek PT.Eagle Glove


Indonesia.

3. Bapak/Ibu Pendamping Kerja Praktek PT.Eagle Glove Indonesia.

4. Kedua Orang Tua dan seluruh keluarga besar yang selalu memberi dukungan
moral maupun material.

5. Kawan-kawan mahasiswa Teknik Mesin Universitas Janabadra Yogyakarta


(HMJTM) dan semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan namanya satu
persatu.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pembaca khususnya mahasiswa Teknik Mesin Unversitas
Janabadra Yogyakarta.

Yogyakarta, Maret 2017

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3. Tujuan Kerja Praktek ..................................................................... 2
1.4. Manfaat Kerja Praktek ................................................................... 2
1.5. Batasan Masalah ............................................................................. 3
1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek .............................. 3
1.6. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 3
1.7. Sistematika Penulisan ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


2.1. Sejarah PT.Eagle Glove Indonesia .... ............................................. 5
2.2. Bidang Usaha PT.Eagle Glove Indonesia ...................................... 5
2.3. Visi Dan Misi PT.Eagle Glove Indonesia ...................................... 5
2.4. Lokasi PT.Eagle Glove Indonesia .................................................. 6
2.5. Proses Produksi dan Prosedur Kegiatan ......................................... 7
2.6. Waktu Kerja Perusahaan ................................................................ 8

BAB III LANDASAN TEORI


3.1. Pengertian Pengertian Genset ......................................................... 11
3.2. Bagian-bagian Pada Genset............................................................. 11
3.2.1. Sistem Pelumasan .............................................................. 13
3.2.2. Sistem Bahan Bakar ........................................................... 13
3.2.3. Sistem Pendinginan ............................................................ 14
3.3. Macam - Macam Mesin Pada Genset.............................................. 16

4
3.4. Cara Kerja Mesin Genset AC .......................................................... 17
3.4.1. Susunan Kontrusi pada Generator AC ..............................18
3.4.2. Macam-macam Generator AC ...........................................20
3.5. Mesin Diesel ..................................................................................24
3.5.1. Cara Kerja Mesin Diesel .....................................................25
3.6. Sistem Starting Mesin Diesel .........................................................29
3.7. Komponen – Komponen Pendukung Pada Genset ......................... 34

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Perawatan dan Pemeliharaan Genset ..............................................35
4.1.1 Pemeliharaan preventif .........................................................35
4.1.2 Pemeriksaan Umum .............................................................38
4.1.3 Perawatan Pada Sistem Pelumasan ....................................... 39
4.1.4 Perawatan Pada Sistem Pendingin ........................................ 39
4.1.5 Perawatan Sistem Bahan Bakar ...........................................40
4.1.6 Perawatan Baterai Starting .................................................... 41
4.1.7 Pemanasan Genset ................................................................42
4.1.8 Backup Plan .......................................................................... 43
4.2. Pemeriksaan Genset Secara Visual ................................................44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan ....................................................................................47
5.2. Saran .......... ..................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka penambahan wawasan dan pengalaman mahasiswa akan


dunia industri serta meningkatkan kemampuan penerapan teori yang telah
diterima selama duduk di bangku perkuliahan, maka mahasiswa Teknik Mesin
Unversitas Janabadra Yogyakarta diwajibkan untuk melaksanakan Kerja
Praktek yang dilaksanakan pada suatu instansi.

Kerja praktek merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang


mengintegrasikan unsur pendidikan, penelitian, dengan dunia kerja yang akan
dijalani nantinya. Dengan adanya Kerja Praktek ini diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan ilmu yang dimilikinya dan memetik pengalaman kerja
sehingga nantinya menjadi ahli yang dapat diandalkan dalam menyerap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah belum menggambarkan


secara nyata teknologi yang digunakan di lapangan. Oleh kerena itu,
diperlukan penyeimbangan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah
tersebut dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Salah satu caranya adalah
dengan mengadakan program kerja praktek pada perusahaan yang terkait
dengan bidang yang sedang dipelajari atau yang digeluti nantinya oleh
mahasiswa yang bersangkutan.

Listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat modern yang sulit


terlepas dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Oleh karena itu, manusia
berlomba-lomba untuk melakukan penciptaan alat yang dapat mensuplai listrik
bagi manusia atau alat ini sering disebut generator set/genset. Karena sumber
listrik saat ini sangat krusial, maka biasanya setiap Industri memiliki genset
yang akan menggantikan saat sumber listrik terputus, namun pemakaian genset
ini sangat mahal bila dibanding dengan sumber listrik dari PLN.

6
Pembangkit ini pun menghasilkan polusi terhadap lingkungan, belum
getaran yang di hasilkan cukup menggangu apabila kurang mensiasatinya.
Sebagai pengguna genset ada baiknya kita harus merawat dan maintanance
genset secara berkala. Genset yang tidak di rawat secara rutin dan teratur bisa
mengakibatkan kerusakan dan bisa bisa tidak dapat di pakai kembali. PT.
Eagle Glove Indonesia sendiri terdapat 2 unit genset yang berkapasitas 250
KVA dan 150 KVA mempunyai daya output 400 KVA.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat


dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Pemeliharaan generator-set seperti apa yang dilakukan pada PT. Eagle


Glove Indonesia.

2. Gejela apa yang sering timbul pada genset ketika tidak dipelihara dengan
baik.

3. Bagaimana cara mengatasi mesin generator-set yang sistemnya tidak


dipelihara dengan baik.

1.3. Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT.

Eagle Glove Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari tentang lingkungan kerja di PT. Eagle Glove Indonesia.


2. Mempelajari tentang proses produksi di PT. Eagle Glove Indonesia.

3. Mempelajari perawatan dan pemeliharaan generator di PT. Eagle Glove


Indonesia.

1.4. Manfaat Kerja Praktek

Dengan terlaksananya kerja praktek ini diharapkan nantinya dapat


berguna bagi Institusi Pendidikan yakni antara lain:

7
1. Dapat mengetahui hubungan antara teori-teori yang didapat di ruang kuliah
dengan dunia kerja atau dunia industri.

2. Mengaplikasikan pengetahuan yang sudah dipelajari di bangku kuliah pada


dunia kerja.

3. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi


sehingga dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja
nantinya.

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah yang penulis


bahas dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah Perawatan dan Pemeliharaan
Generator Di Pt.Eagle Glove Indonesia.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek

Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 28 Februari 2017


sampai dengan 28 Maret 2017. Kerja praktek ini dilaksanakan di PT. Eagle
Glove Indonesia yang bertempat di desa Bayen Purwomartani Kalasan Sleman
Yogyakarta.

1.7. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan kerja


praktek, maka penyusun mengambil data dari PT. Eagle Glove Indonesia
melalui:
1. Metode Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung


dengan pendamping lapangan, karyawan atau staf administrasi perusahaan
dan pembimbing kerja praktik di Universitas Janabadra Khususnya Jurusan
Teknik Mesin .

2. Metode Observasi

8
Metode ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung
ke obyek yang diteliti, ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat
dari lapangan.

3. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data antara lain dari literatur-
literatur, penelitian, dan sumber-sumber yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas.

1.8. Sistematika Penulisan

Laporan Kerja Praktik ini di tujukan untuk memaparkan hasil


pengamatan pemeliharaan generator set. Untuk mempermudah pemahaman,
maka penulis menyusun laporan akhir ini dalam beberapa bab yang lain. Bab
yang terkandung dalam bab ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Kerja


Praktik, Manfaat Kerja Praktik, Batasan Masalah, Waktudan
Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek, Metode Pengumpulan data dan
Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini menjelasan tentang sejarah dan profil perusahaan,
visi dan misi, letak dan lokasi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, produk dan jasa

dari perusahaan, serta managemen perusahaan.

BAB III : Dasar teori mengenai genset.

BAB IV ` : Pembahasan mengenai perawatan genset.


BAB V : Kesimpulan dan saran.

9
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. Eagle Glove Indonesia

1. March. 1994 Established PT. Seung II Bintang Mitra.

2. Sept. 1996 Established PT. Java Glove as a joint venture with Kenny
Corporation (Japan).

3. Oct. 2001 Established PT. Eagle Glove Indonesia (100% private foreign
investment company).Aug. 2003 Factory expansion & moved to new
location, Purwomartani.

4. Jan. 2005 Awarded for Zero Accident from Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi Republic Indonesia.
5. Jan. 2007 Factory expansion for 2nd factory.

6. Oct. 2009 Awarded Primaniyarta for Best Exporter from Department


Commerce Indonesia.

7. May. 2011 Zero Accident Award from Ministy of Manpower and


Transmigration.

8. Aug. 2011 LKS Biparlite Award from Ministy of Manpower and


Transmigration.

9. Dec. 2011 Prevention of HIV/AIDS at Workplace Award from Ministy of


Manpower and Transmigration
2.2. Bidang Usaha PT. Eagle Glove Indonesia

Bidang usaha yang dilaksanakan oleh PT. Eagle Glove Indonesia


adalah industri dalam bidang tekstil yaitu pembuatan sarung tangan dari kulit
berupa sarung tangan golf, batting, dress, horse riding, football, bicycle.

2.3. Visi Dan Misi PT. Eagle Glove Indonesia

VISI : Menjadi produsen sarung tangan terkemuka dengan kualitas produk


yang sangat baik.

10
VISI : Memberikan kualitas atas produk melalui perbaikan dan inovasi terus-
menerus.

2.4. Lokasi PT. Eagle Glove Indonesia

Desa Bayen Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta.


`

Luas Area : 5.804 M2


Gedung 1 Gedung 2

Luas Area : 3.282 M2 Luas Area : 2.552 M2


Produksi 1 : 1.100 M2 Produksi 1 : 1.008 M2
Fasilitas Lain : 1.852 M2 Fasilitas Lain : 1.514 M2

11
2.5. Proses Produksi dan Prosedur Kegiatan

1. WERE HOUSE

Penerimaan barang, Inspek, dan Keluar barang ke produksi.

2. WERE HOUSE SINTETIS

Menyiapkan barang untuk bagian cutting, sewing, setting dan packing


Macam barang :

a. Sintetis d. Plastik
b. Isolasi ( tape) e. Polybag
c. Velcro f. Asesoris

d. Lem.

3. WERE HOUSE (SUB MATERIAL)

Inspek amplop, meliputi, jumlah, dan kualitas.

4. ARADACHI

Potong kulit secara manual (menggunakan pisau dan mal)

5. CUTTING

Proses potong material menggunakan mesin cutting press.

6. SEWING (JAHIT)

Proses jahit untuk menyatukan komponen sarung tangan.

7. INSPEK SETTING

Proses untuk merapikan sarung tangan

12
8. FITTING

Pengecekan kebenaran ukuran sarung tangan. Pengecekan kualitas

Pengecekan kelenturan bahan. Pengecekan kesesuaian spec sheet.


9. IRONING

Proses menghaluskan sarung tangan menggunakan steam (bahan sintetis).

Proses menghaluskan sarung tangan menggunakan setrika listrik (bahan


kulit).

10. PACKING

Proses pengecekan akhir sarung tangan.

Proses pemasangan stiker, label, dll pada amplop sarung tangan. Proses
pengepakan sarung tangan.

11. PENGIRIMAN BARANG Proses pengecekan kontainer.

Proses pengiriman barang menggunakan kendaraan truck/kendaraan kecil.

Pengecekan keamanan kendaraan dan muat barang.

2.6. Waktu Kerja Perusahaan

Waktu kerja PT. Eagle Glove Indonesia sebagai berikut:

1. Senin - Kamis : 07.30 WIB - 16.15 WIB Istirahat 11.30 - 12.15 WIB.

2. Jum’at : 07.30 WIB – 16.30 WIB Istirahat 11.30 - 12.15 WIB.


3. Sabtu – Minggu : Libur.

13
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Genset (generator set)

Genset atau kepanjangan dari generator set adalah sebuah perangkat


yang berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set
dengan pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat
berbeda yaitu engine dan generator atau alternator. Engine sebagai perangkat
pemutar sedangkan generator atau alternator sebagai perangkat pembangkit
listrik. Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau
mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan
kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis )
dan rotor (kumparan berputar).
Gambar 3.1 Mesin genset

Dalam ilmu fisika yang sederhana dapat dijelaskan bahwa engine


memutar rotor pada generator sehingga timbul medan magnet pada kumparan
stator generator, medan magnet yang timbul pada stator dan berinteraksi
dengan rotor yang berputar akan menghasilkan arus listrik sesuai hukum
Lorentz. Arus listrik yang dihasilkan oleh generator akan memiliki perbedaan
tegangan di antara kedua kutub generatornya sehingga apabila dihubungkan
dengan beban akan menghasilkan daya listrik, atau dalam rumusan fisika
sebagai P (daya) = V (tegangan) x I (arus), dengan satuan adalah VA atau Volt
Ampere. Rumusan fisika yang lebih kompleks

14
lagi dijelaskan bahwa P (daya) = V (tegangan) x I (arus) x CosPhi (faktor
daya) dengan satuan Watt. Genset dapat dibedakan dari jenis engine
penggeraknya, dimana kita kenal tipe-tipe engine yaitu engine diesel dan
engine non diesel /bensin. Engine diesel dikenali dari bahan bakarnya berupa
solar, sedangkan engine non diesel berbahan bakar bensin premium. Di
pasaran, genset dengan engine non diesel atau berbahan bakar bensin biasa
diaplikasikan pada genset berkapasitas kecil atau dalam kapasitas maksimum
10.000 VA atau 10 kVA, sedangkan genset diesel berbahan bakar solar
diaplikasikan pada genset berkapasitas > 10 kVA.

Hal terkait dengan tenaga yang dihasilkan oleh diesel lebih besar dari
pada engine non diesel, dimana cara kerja pembakaran diesel yang lebih
sederhana yaitu tanpa busi, lebih hemat dalam pemeliharaan, lebih responsif
dan bertenaga. Selain itu untuk aplikasi industri dimana bahan bakar diesel
(solar) lebih murah daripada bensin (gasoline).

Pengertian 1 phasa atau 3 phasa adalah merujuk pada kapasitas


tegangan yang dihasilkan oleh genset tersebut. Tegangan 1 phasa artinya
tegangan yang dibentuk dari kutub L yang mengandung arus dengan kutub N
yang tidak berarus, atau berarus Nol atau sering kita kenal sebagai Arde
atauGround. Sedangkan tegangan 3 phase dibentuk dari dua kutub yang
bertegangan. Genset tiga phase menghasilkan tiga kali kapasitas genset 1
phase. Pada sistem kelistrikan PLN, kapasitas 3 phase yang dihasilkan untuk
aplikasi rumah tangga adalah 380 Volt, sedangkan kapasitas 1 phase adalah
220 Volt.

Daya listrik dalam ilmu fisika merupakan besaran vektor, artinya


besaran yang memiliki besar dan arah, tegangan dan arus yang dihasilkan
merupakan gelombang sinusoidal dengan frekuensi tertentu. Di Indonesia,
frekuensi tegangan dan arus ditetapkan sebesar 50 Hz, dimana hal ini
mengikuti standar frekuensi di Belanda atau negara-negara Eropa, sedangkan
di negara Amerika Serikat dan Kanada menggunakan frekuensi 60 Hz.
15
3.2. Bagian-bagian Pada Genset (Generator Set)

Dalam pengoperasiannya, suatu instalasi GenSet memerlukan sistem


pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa mengalami gangguan.
Secara umum sistem-sistem pendukung tersebut dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:

1. Sistem Pelumasan

2. Sistem Bahan Bakar

3. Sistem Pendingin

3.2.1 Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang


bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding
dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Sistem pelumasan mempunyai cara kerja dengan cara minyak


tersebut dihisap dari bak minyak 1 oleh pompa minyak 2 dan disalurkan
dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih dahulu
melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari saluran-
saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai pada
tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat dan
ayunan-ayunan. Saluran yang lain memberi minyak pelumas pada
nozzle penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari
piston sebagai pendingin. Minyak pelumas yang memercik dari bearing
utama dan bearing ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam
dari tabung-tabung silinder.
Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan
kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali
dan kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali
dan begitu seterusnya.

16
Gambar 3.2 Sistem Pelumasan

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin
genset.html.)

1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas


6. Bypass-untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

8. Katup by-pass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk)

11. Bearing ujung besar (lager putar)

12. Bearing poros-bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbine gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

17
3.2.2 Sistem Bahan Bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran


disemprotkan bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum,
piston mencapai titik mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa
penyemperot bahan bakar 1 ditekankan sejumlah bahan bakar yang
sebelumnya telah dibersihkan oleh saringan-bahan bakar 5, pada alat
pemasok bahan bakar atau injektor 7 yang terpasang dikepala silinder.
Karena melewati injektor tersebut maka bahan bakar masuk kedalam
ruang silinder dalam keadaan terbagi dengan bagian-bagian yang sangat
kecil (biasa juga disebut dengan proses pengkabutan).

Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu bahan bakar


yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut segera
terbakar. Pompa bahan bakar 2 mengantar bahan bakar dari tangki
harian 8 ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang
kelebihan yang keluar dari injektor dan pompa penyemperot
dikembalikan kepada tanki harian melalui pipa pengembalian bahan
bakar.
Gambar 3.3 Sistem bahan bakar

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin
genset.html.)

1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

18
3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar/bakar penyaringan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap

Di PT. Eagle Glove Indonesia sendiri mempunyai


penampungan bahan bakar yang setiap harinya di lakukan pengecekan
hal ini bertujuan agar ketika terjadi pemadaman arus listrik dari PLN,
terjadi penurunan arus listrik ataupun sekedar memanaskan genset,
genset bisa langsung di hidupkan.
Gambar 3.4 Penamapungan/tangki bahan bakar

3.2.3 Sistem Pendinginan

Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan


bakar yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik
sedang sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut
akan diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding
bagian tabung silinder yang membentuk ruang

19
pembakaran, demikian pula bagian-bagian dari kepala silinder
didinginkan dengan air. Sedangkan untuk piston didinginkan dengan
minyak pelumas dan panas yang diresap oleh minyak pendingin itu
kemudian disalurkan melewati alat pendingin minyak, dimana panas
tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara


yang telah dipadatken oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan
oleh air didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi
dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit).

Pada sistem pendingin pompa-pompa air 1 dan 2 memompa air


kebagian-bagian mesin yang memerlukan pendinginan dan kealat
pendingin udara (intercooler) 3. Dari situ air pendingin kemudian
melewati radiator dan kembali kepada pompa-pompa 1 dan 2. di dalam
radiator terjadi pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang
melewati celah-celah radiator oleh dorongan kipas angin.

Pada saat Genset baru dijalankan dan suhu dari bahan


pendingin masih terlalu rendah, maka oleh thermostat 5, air pendingin
tersebut dipaksa melalui jalan potong atau bypass 6 kembali kepompa.
Dengan demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang
diperlukan untuk operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air
pendingin akan melalui jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
Gambar 3.5 Sistem pendinginan (sistem sirkulasi dengan 2 Sirkuit)

20
(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin
genset.html.)

1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Inter cooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas.

3.3. Macam - Macam Mesin Pada Genset

Mesin genset seperti disebutkan diatas menggunakan berbagai macam


mesin diantaranya :

1. Mesin Bensin

Umumnya Genset yang menggunakan mesin bensin memiliki


kapasitas daya yang tendah. Dan biasanya dibatasi menghasilkan daya
maksimal hingga 10 kw/10.000 Watt. Biasanya menggunakan mesin 1
silinder segaris dengan 1 busi dan memiliki bentuk yang portable sehingga
bisa di bawa kemana mana.
2. Mesin Diesel

Mesin diesel sebagai mesin pembangkit listrik sangat umum di


jumpaidimana-mana. Aplikasi mesin diesel yang digunakan sebagai mesin
genset memiliki rentan daya yang luas. Mulai dari kapasitas output
5kw/5,000 Watt hingga 2 MW/2,000,000 Watt. Mesin diesel yang
digunakan sebagai mesin pembangkit semacam ini memiliki beragam
spesifikasi teknis dan pengembangan jumlah silindernya muali dari 2
silinder hingga 16 silinder.

3. Mesin Gas

Sesuai namanya, mesin gas menggunakan bahan bakar gas sebagai


sumber daya konsumsinya. Mesin gas merupakan hasil

21
pemikiran manusia modern yang menyadari bahwa ketersediaan bahan
bakar minyak bumi di seluruh dunia sudah semakin menipis. Sehingga
untuk itu diperlukan alternatif pengganti bahan bakar, yaitu GAS. Gas
yang digunakan merupakan hasil olahan dari gas bumi. Baik yang diolah
menjadi LPG (Liquid Petroleum Gas), maupun CNG (Compressed
Natural Gas).

Genset dengan mesin gas sudah banyak diaplikasikan baik sebagai


genset rumah tangga yang menggunakan bahan bakar LPG sehingga
mudah didapat. Maupun genset untuk industri yang menggunakan CNG.
Untuk bisa mendapatkan fasilitas CNG, pengguna harus membangun
sebuah infrastruktur pipa gas yang mendistribusikan gas tersebut sebagai
sumber bahan bakarnya. Investasinya tidak murah. Namun untuk
pemakaian jangka panjang diatas 10 tahun, alternatif ini perlu
dipertimbangkan.

4. Mesin Turbin

Tentunya menggunakan tenaga angin untuk memutar mesin


sekarang kita paham kenapa di belanda banyak di temukan kincir angin.
Kincir angin yang banyak itu masing masing digunakan untuk memutar
mesin. Hasil putarannya disalurkan ke sebuah turbin yang enghasilkan
putaran untuk generator. Ujung ujungnya generator tersebut kembali
menghasilkan listrik begitu juga demikian turbin yang lainnya.

3.4. Cara Kerja Mesin Genset AC

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi


tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini
memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik
(AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai
tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut digunakan
untuk beban prioritas.

22
Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator.
Genset merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu generator
listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir angin yang
ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem
cadangan listrik atau off-grid (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan
pemakai).

Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang


mempercayakan sumber daya yang memadai, seperti halnya area pedesaan
yang tidak ada akses untuk secara komersial menghasilkan listrik. Generator
terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya menggunakan
generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri
dari dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini
kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

3.4.1. Susunan Kontrusi pada Generator AC


Gambar 3.6 Sistem konstruksi Generator

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesin
genset.html.)

23
1. Rangka stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari


bagian-bagian generator yang lain.

2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator.


Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-
kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati
cincin geser dan sikat-sikat.

4. Cincin geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang


pada poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar
bersama-sama dengan poros dan rotor.

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga


lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-
kutub akan menimbulkan medanmagnet berputar. Generator itu disebut
dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar berikut.
Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak
dibutuhkan cincin geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat
terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator sinkron sangat cocok
untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang besar. Secara
umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas :
1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).
Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan
jumlah kutub yang banyak. Diameter rotornya besar dan berporos
pendek.

2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non


salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi
(1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah kutub yang

24
sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur
untuk tempat lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan
bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti kutub

Gambar 3.7 Generator berkutub dalam

(Sumber : http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-
mesin genset.html.)

3.4.2. Macam-macam Generator AC (alternating current)

1. Berdasarkan letak medan magnet

Terdapat dua jenis generator sinkron yang pernah dibuat


yaitu generator sinkon tipe stationary-field dan revolving-field. Pada
generator sinkron tipe stationary-field mempunyai konstruksi mirip
generator dc dimana bagian yang stator (bagian yang diam)
menghasilkan medan magnet dc dan rotor sebagai penghasil
tegangan AC tiga phasenya. Saat rotor diputar oleh mesin bensin,
mesin diesel atau prime mover lainnya, tegangan

3 phase dihasilkan pada kumparan rotor. Agar tegangan 3 phase


yang dihasilkan dapat disalurkan generator sinkron tipe

stationary-field ke beban maka perlu tambahan slip ring dan brush.


Generator sinkron tipe stationary-field digunakan untuk daya
dibawah 5 kVA. Sedangkan pada generator sinkron tipe revolving-
field antara rotor dan stator memiliki fungsi yang

25
berkebalikkan dengan generator sinkron tipe stationary-field yaitu
bagian stator menghasilkan tegangan 3 phase dan bagian rotor
menghasilkan medan magnet dc. Generator tipe revolving-field lebih
popular karena kumparan statornya terhubung secara langsung
dengan beban tanpa melalui slip ring dan brush maka daya yang
dihasilkan dapat lebih besar daripada tipe generator sinkron tipe
stationary-field.

2. Berdasarkan sumber arus searah (DC)

a. Generator AC konvensional

Generator konvensional merupakan generator yang


menggunakan slip ring dan sikat arang (brush) untuk mengalirkan
arus listrik pada suatu bagian yang berputar (kumparan rotor).
Kumparan rotor dialiri arus searah agar menimbulkan medan
magnet. Sumber arus searah ini diperoleh dari generator arus
searah kecil yang biasanya disebut sebagai exciter. Saat
kumparan rotor membangkitkan medan magnet maka pada
kumparan stator akan timbul tegangan bolak balik (AC).nGambar
3.8 merupakan gambar generator AC konvensional.
Gambar 3.8 Generator AC konvensional

(sumber : http://www.indotara.co.id/cara-kerja-
genset&id=36.html)

26
Pada generator AC konvensional ini terdapat beberapa kerugian
yaitu :

1. Generator yang diputar oleh mesin diesel mengalami


penambahan beban yang disebabkan oleh generator DC kecil
(exciter).

2. Adanya gesekan antara sikat arang dan slip ring sehingga


menimbulkan rugi gesekan.

3. Generator DC kehandalannya rendah dan perlu

pemeliharaan secara teratur.

Karena hal-hal yang kurang menguntungkan tersebut


maka dalam perkembanganya mulai dipikirkan hubungan lain
yang dikenal dengan generator AC dengan static exciter.

b. Generator AC dengan static exciter

Pada generator dengan static exciter, tegangan searah


yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet pada
kumparan rotor diperoleh dari tegangan output generator yang
terlebih dahulu disearahkan dengan penyearah (rectifier).

Pada mulanya terdapat sedikit magnet sisa (remanent


magnet) pada kumparan rotor. Jika rotor diputar, medan magnet
sisa menimbulkan tegangan AC kecil pada kumparan stator.
Tegangan ini kemudian disearahkan dengan penyearah (rectifier)
dan dimasukkan kembali ke rotor. Akibatnya medan magnet yang
dihasilkan makin besar dan tegangan output AC akan naik sampai
mencapai tegangan nominalnya dari generator tersebut. Untuk
menjaga agar tegangan output generator tetap konstan maka
digunakan AVR (Automatic Voltage Regulator). Gambar 3.9
merupakan gambar generator static exciter.

27
Gambar 3.9 Generator AC dengan static exciter
(sumber : http://www.indotara.co.id/cara-kerja-

genset&id=36.html)

c. Generator AC brushless

Untuk mengurangi perawatan, pada perkembangannya


sebuah generator AC kecil sebagai exciternya dan generator ini
dipasang seporos dengan generator utama. Agar dapat bekerja
tanpa menggunakan sikat (brush), arus searah yang diperlukan
untuk membangkitkan medan magnet diberikan pada bagian yang
tidak berputar (pada kumparan stator) dan tegangan bolak balik
dihasilkan pada kumparan rotor.
Tegangan yang dibangkitkan oleh generator AC kecil
disearahkan oleh dioda (rectifier) yang ikut berputar dengan
poros (rotating diodes). Setelah itu, tegangan tersebut
dimasukkan ke kumparan rotor generator utama sehingga
kumparan rotor generator utama timbul medan magnet. Saat
kumparan rotor generator utama membangkitkan medan magnet
maka pada kumparan stator generator utama akan timbul
tegangan bolak balik (AC). Sedangkan tegangan eksitasi untuk
generator bolak balik (AC) kecil diperoleh dari output generator
utama yang disearahkan terlebih dahulu. Pada mulanya terdapat
sedikit magnet sisa (remanent magnet)

28
pada kumparan stator generator kecil. Jika rotor generator AC
kecil diputar, medan magnet sisa menimbulkan tegangan AC
pada kumparan rotor generator AC kecil. Tegangan ini kemudian
disearahkan dengan penyearah (rectifier) dan dimasukkan
kembali ke rotor. Akibatnya medan magnet yang dihasilkan
makin besar dan tegangan output AC pada generator kecil dan
utama akan naik sampai mencapai tegangan nominalnya. Untuk
menjaga agar tegangan output generator tetap konstan maka
dilakukan pengaturan arus eksitasi pada generator kecil dengan
menggunakan AVR (Automatic Voltage Regulator). Gambar 3.10
merupakan gambar generator AC brushless.

Gambar 3.10 Generator AC brushless

(sumber : http://www.indotara.co.id/cara-kerja-
genset&id=36.html)
Generator brushless ini memiliki kemampuan terbatas
hanya untuk generator dengan kapasitas kecil saja karena untuk
generator dengan kapasitas yang lebih besar rotating diodes yang
digunakan lebih besar pula.

3.5 Mesin Diesel

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut


dengan motor bakar, ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya

29
(energi panas). Untuk membangkitkan listrik, sebuah mesin diesel
dihubungkan dengan generator dalam satu poros (poros dari mesin diesel
dikopel dengan poros generator).

A. Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai penggerak mula:

1. Desain dan instalasi sederhana

2. Auxilary equipment (peralatan bantu) sederhana

3. Waktu pembebanan relatif singkat

B. Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Penggerak mula:

1. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

2. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin


besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya
sangat besar.

3. Konsumsi bahan bakar menggunakan bahan bakar minyak yang relatif


lebih mahal dibandingkan dengan pembangkit listrik yang
menggunakan bahan bakar jenis lainnya, seperti gas dan batubara.

3.5.1. Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang


berfungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk
memutar rotor generator. Pada mesin diesel/diesel engine terjadi
penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni
yang dimampatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30
atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bersuhu dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga bahan bakar yang
diinjeksikan akan terbakar secara otomatis. Penambahan panas atau
energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan.

Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan


mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-

30
balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak
rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada
langkah kompresi.

Berdasarkan cara menganalisa sistim kerjanya, motor diesel


dibedakan menjadi dua, yaitu motor diesel yang menggunakan sistim
airless injection (solid injection) yang dianalisa dengan siklus dual dan
motor diesel yang menggunakan sistim air injection yang dianalisa
dengan siklus diesel (sedangkan motor bensin dianalisa dengan siklus
otto).

Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata


adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar, pada motor
bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya loncatan api
listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan
pada motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga
mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan bahan bakarnya
akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition
engine sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine.
Gambar 3.11 Compression Ignition Engine

(Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)

31
Gambar 3.12 Spark Ignition Engine

(Sumber : http://dunia-listrik.blogspot.com)

Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala


silinder pada setiap langkah daya.

1. Pada langkah pertama yaitu langkah hisap, piston bergerak dari


TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah), katup masuk
terbuka dan katup buang tertutup, udara dan bhan bakar terhisap ke
dalam silinder.
2. Langkah ke dua adalah langkah kompresi atau tekan, piston bergerak
dari TMB ke TMA, katup masuk dan katup buang tertutup, udara
terkompresi sehingga udara memiliki tekanan dan temperatur yang
tinggi.

3. Langkah ke tiga yaitu usaha atau kerja. Pada temperatur udara yang
tinggi ini, bahan bakar/ solar disemprotkan melalui injector sehingga
solar terbakar dan menghasilkan tenaga, Piston penggerak dari TMA
ke TMB memutar poros melalui poros engkol atau crankshaft.

4. Langkah keempat adalah langkah buang, yaitu piston bergerak dari


TMB ke TMA, katup masuk tertutup dan katup buang terbuka
sehingga gas sisa pembakaran dibuang ke luar.

32
5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan
mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan

bahan bakar masuk kembali.

Berdasarkan kecepatan proses diatas maka mesin diesel dapat


digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Diesel kecepatan rendah (< 400 rpm)

2. Diesel kecepatan menengah (400 - 1000 rpm)

3. Diesel kecepatan tinggi ( >1000 rpm)

3.6. Sistem Starting Mesin Diesel

proses untuk menghidupkan/menjalankan mesin diesel dibagi menjadi


3 macam sistem starting yaitu:

1. Sistem Start Manual Rendah

Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya mesin
yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk menghidupkan mesin diesel
pada sistem ini adalah dengan menggunakan penggerak engkol start pada
poros engkol atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia. Jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor manusia
sebagai operatornya.

2. Sistem Start Manual Sedang


Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya sedang
yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC dengan suplai listrik
dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel. Saat start, motor
DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi
yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang
dibutuhkan motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi
sebagai generator DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat
bantu berupa battery charger dan pengaman tegangan. Pada saat diesel
tidak bekerja maka battery charger mendapat suplai

33
listrik dari PLN, sedangkan pada saat diesel bekerja maka suplai dari
battery charger didapat dari generator. Fungsi dari pengaman tegangan
adalah untuk memonitor tegangan baterai atau accu. Sehingga apabila
tegangan dari baterai atau accu sudah mencapai 12/24 volt, yang
merupakan tegangan standarnya, maka hubungan antara battery charger
dengan baterai atau accu akan diputus oleh pengaman tegangan.

3. Sistem Start Kompresi

Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar
yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara bertekanan tinggi
untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya yaitu dengan menyimpan
udara ke dalam suatu botol udara. Kemudian udara tersebut dikompresi
sehingga menjadi udara panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam
Fuel Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan tekanan
tinggi. Akibatnya akan terjadi pengkabutan dan pembakaran di ruang
bakar. Pada saat tekanan di dalam tabung turun sampai batas minimum
yang ditentukan, maka kompressor akan secara otomatis menaikkan
tekanan udara di dalam tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi
dan siap dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.

3.7. Komponen – Komponen Pendukung Pada Genset

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pada generator


set (genset) terdiri dari penggerak mula (prime mover). Selain itu, pada suatu
genset juga dilengkapi dengan kompenen pendukung untuk dapat
menghasilkan sumber listrik. Adapun beberapa komponen pendukung yang
terdapat pada genset D63003‫ ־‬Dreiech, berdasarkan wawancara dan observasi
langsung pada saat kerja praktik di PT. Eagle Glove Indonesia adalah sebagai
berikut :
34
1. Starter Switch (kunci kontak)

Starter switch adalah sebuah switch yang ada pada sebuah mesin
pembakaran dalam(mesin diesel) yang berfungsi menghidupkan atau
mematikan seluruh sistem kelistrikan pada genset.

Gambar 3.13 Starter Switch (kunci kontak)

2. Baterry/accu

Battery/accu merupakan suatu proses pengubahan energi kimia


menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik
terdiri dari dua buah logam/ konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam
larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak
listrik antara kedua konduktor tersebut. Proses pengisian battery dilakukan
dengan cara mengalirkan arus melalui sel-sel dengan arah yang
berlawanan dengan aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel
akan dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada
sistem otomatis GenSet berfungsi sebagai sumber arus DC pada starting
diesel.

35
Gambar 3.14 Battery/accu

2. Panel generator
Gambar 3.15 Panel generator

Panel generator berfungsi sebagai pengatur dan monitoring

generator. Pada panel ini, umumnya terdapat :

a. Amperemeter AC

Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur arus yang mengalir pada suatu penghantar listrik.

Gambar 3.16 Amperemeter AC

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

36
b. Voltmeter AC

Volmeter AC digunakan untuk mengukur beda potensial atau


tegangan.

Gambar 3.17 Voltmeter AC

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

c. Frekuensi meter

Alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi pada suatu


sumber tegangan.
Gambar 3.18 Frekuensi meter

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

d. Potential Transformer (PT)

Potential transformer merupakan transduser yang digunakan


untuk mendeteksi tegangan pada tiap phase.

37
e. Voltmeter change-over switch

Voltmeter change-over switch adalah saklar pemilih tegangan


phase yang akan diukur.

Gambar 3.19 Voltmeter change-over switch

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

f. Indikator RSTN

Indikator RSTN yaitu lampu untuk mengetahui apabila genset


mengeluarkan arus R, S, T, N maka lampu indikasi akan menyala
semua, bila ada yang mati kemungkinan lampu putus atau genset
mengalami kerusakan.

Gambar 3.20 Indikator RSTN

38
3.7. Sistem Pengaman Genset

Sistem pengaman harus dapat bekerja cepat dan tepat dalam


mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan fatal. Proteksi pada mesin
generator adalah sebagai berikut :

1. Alarm

Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu


yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator segera
bertindak.

2. Relay

Relay digunakan untuk melindungi motor dan perlengkapan


kendali motor dari kerusakan akibat beban lebih atau terjadinya hubungan
singkat antar hantaran yang menuju jaring atau antar fasa.

Gambar 3.21 Relay

(http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)
3. Sekering

Berungsi untuk mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari


gangguan hubung singkat Jika suatu sekering dilewati arus di atas arus
kerjanya, maka pada waktu tertentu sekering tersebut akan lebur (putus).

Gambar 3.22 Sekering

(Sumber : http://www.najahengineering.com/diesel_generators.html)

39
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Perawatan dan Pemeliharaan Genset

Pada saat ini PLN sudah men-supply listrik yang dapat diandalkan
untuk untuk suatu proses dalam industri. Namun, masalah mati listrik masih
terjadi secara berulang karena badai, banjir, gempa, atau kegagalan peralatan
utama pada instalasi PLN. Pemadaman demi pemadaman kerap terjadi, bahkan
pada daerah tertentu semakin sering dalam intensitas yang cukup lama bisa
berhari2.

Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan


terpelihara dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman
listrik. Sistem genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi
dengan baik bila diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi, itu
biasanya karena prosedur perawatan yang salah atau kelalaian perawatan.
Bahkan, tiga penyebab genset gagal untuk starting adalah :

1. Tombol start dalam posisi OFF bukan AUTO.

2. Aki untuk starting mati, atau kekurangan masa charging.

3. Filter bahan bakar tersumbat karena bahan bakar lama atau terkontaminasi
kotoran dan zat - zat lain.

Semua masalah umum ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset


rutin dilakukan oleh teknisi terlatih. Pemilik Genset dapat memilih opsi
kontrak maintenance ke supplier genset dengan alasan kemudahan, terutama
yang memiliki genset pada banyak lokasi dan kekurangan SDM maintenance
genset. Berikut ini adalah daftar dari prosedur perawatan yang perlu dilakukan
secara teratur.

4.1.1. Pemeliharaan preventif

Pemeliharaan yang bersifat pencegahan Karena daya tahan


mesin solar yang tergolong tinggi, pada umumnya pemeliharaan
preventif hanya terdiri dari :

40
1. Pemeriksaan umum

2. Pemeliharaan sistem pelumasan

3. Pemeliharaan sistem pendingin

4. Pemeliharaan Sistem bahan bakar

5. Pemeliharaan Aki starting

6. Pemanasan mesin

Adalah keharusan untuk membuat jadwal pemeliharaan /


layanan berbasis pada aplikasi daya spesifik dan tingkat kondisi
lingkungan operasi genset. Sebagai contoh, jika genset akan sering
digunakan atau mengalami kondisi operasional yang ekstrim, interval
servis yang direkomendasikan harus dipersingkat. Beberapa faktor yang
dapat menyebabkan perawatan harus dilakukan lebih sering meliputi :

1. Genset digunakan secara berkesinambungan sebagai daya utama


(Prime Power).

2. Suhu lingkungan yang ekstrim.

3. Paparan cuaca

4. Paparan air garam

5. Paparan debu, pasir, atau partikel udara lainnya

Jika genset beroperasi pada kondisi operasional yang ekstrim


seperti itu, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan supplier genset
untuk menentukan jadwal & cara perawatan yang tepat. Cara terbaik
untuk melacak interval perawatan adalah dengan menggunakan
running-time meter pada genset untuk menjaga keakuratan log dari
semua perawatan yang dilakukan. Log ini juga akan menjadi penting
untuk dukungan garansi.

41
Tabel 4.1 Jadwal Frekuensi Pemeliharan Genset

Waktu Service

Jenis perawatan
Harian Mingguan Bulanan 6 Bulan Tahunan

Inpseksi x

Priksa Level Coolant x

Priksa Level Solar x

Priksa Saluran Udara x

Priksa Filter Udara x

Priksa Charger Baterai x

Buang Solar Pada


x
Filter

Buang Air Pada


x
Tangki Solar

Priksa Kosentrasi x

Periksa Tegangan Belt x

Periksa Pengembunan
x
Knalpot

Periksa Baterai x

Ganti Oli Filter x

Ganti Filter Coolant x

Bersihkan Crankcase
x
Breather
Ganti Filter Udara x

Periksa Selang
x
Radiator

Ganti Filter Solar x

Besihkan Sistem
x
Pendingin

42
4.1.2. Pemeriksaan Umum

Ketika genset menyala (running), operator harus waspada pada


masalah mekanik yang dapat menciptakan kondisi tidak aman atau
berbahaya. Berikut ini adalah beberapa bagian yang harus diperiksa
secara teratur untuk mempertahankan operasi yang aman dan handal.

1. Sistem pembuangan: Dalam keadaan genset running, periksa seluruh


sistem pembuangan, termasuk exhaust manifold, muffler, dan pipa
knalpot. Periksa kebocoran di semua koneksi, las, gasket, dan join –
dan pastikan bahwa di sekitar pipa knalpot tidak pemanasan
berlebihan. Segera perbaiki jika ada kebocoran. Periksa asap yang
berlebihan pada awal starting genset : Hal ini dapat menunjukkan
masalah kinerja dan kualitas udara yang mungkin membutuhkan
perhatian segera.

2. Sistem bahan bakar : Dalam keadaan genset running, periksa jalur


pasokan bahan bakar, jalur balik, filter, dan keretakan atau lecet pada
fitting - fitting. Pastikan jalur – jalur bahan bakar tidak bergesekan
dengan apapun yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi. Segera
perbaiki kebocoran atau gubah jalur bahan bakar untuk menghindari
kerusakan genset.

3. Sistem listrik DC (Aki) : Periksa terminal pada baterai starting untuk


memastikan koneksi yang bersih dan kencang. Koneksi longgar atau
berkarat menyebabkan resistensi, yang dapat menghambat starting
genset.

4. Mesin : Pantau level cairan, tekanan oli, dan suhu radiator secara
berkala. Jika terjadi masalah pada mesin biasanya ada peringatan
dini. Melihat dan mendengarkan perubahan performa mesin, suara,
atau penampakan akan menunjukkan bahwa genset perlu perbaikan.
Waspada jika terjadi kegagalan pembakaran (misfires), getaran, asap
knalpot yang berlebihan, penurunan kekuatan, atau peningkatan
konsumsi oli atau bahan bakar.

43
5. Sistem control : Periksa sistem kontrol secara teratur, dan pastikan
itu adalah log data yg benar selama pemanasan mesin. Pastikan
untuk mengembalikan sistem kontrol kembali ke normal automatic
standby (AUTO) saat pengujian dan pemeliharaan selesai jika
menggunakan ATS (Automatic Transfer Switch).

4.1.3. Perawatan Pada Sistem Pelumasan

1. Periksa level oli mesin saat mesin dimatikan pada interval yang
ditentukan dalam tabel. Untuk pembacaan yang akurat pada dipstick
mesin, mematikan mesin dan menunggu sekitar 10 menit. Tujuannya
untuk memastikan oli di bagian atas mesin mengalir kembali ke
dalam bak mesin. Ikuti rekomendasi produsen mesin untuk
klasifikasi oli dan viskositas oli. Jaga level oli sedekat mungkin
dengan full tanda pada dipstick dengan menambahkan oli dengan
kualitas & merk yang sama. Jangan mencampur dengan merk oli
lain.

2. Ganti oli dan filter pada interval yang direkomendasikan dalam


Tabel. Periksa pada manual book mesin untuk prosedur pengurasan
oli dan penggantian filter oli. Oli dan filter bekas harus dibuang
dengan benar untuk menghindari kerusakan lingkungan.

4.1.4. Perawatan Pada Sistem Pendingin

Periksa level cairan pendingin (coolant) dalam keadaan mesin


tidak menyala, pada interval yang ditentukan dalam Tabel. Lepaskan
tutup radiator setelah mesin didinginkan terlebih dahulu, dan jika perlu
tambahkan pendingin sampai tingkat sekitar 3/4 inch bawah seal tutup
radiator. Mesin solar memerlukan campuran coolant & air yang
seimbang, anti beku, dan aditif pendingin. Gunakan jenis cairan
pendingin (coolant) yang direkomendasikan oleh produsen mesin (pada
manual book).

44
Periksa bagian luar radiator apakah ada kerusakan, dan
bersihkan semua kotoran atau benda asing dengan sikat lembut atau
kain. Lakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan sirip sirip
pendingin (radiator fin). Jika tersedia, gunakan kompresi udara tekanan
rendah atau aliran air ke arah yang berlawanan dari aliran udara normal
radiator untuk membersihkan radiator.

4.1.5. Perawatan Sistem Bahan Bakar

Kualitas bahan bakar solar akan turun dan akan rusak dari waktu
ke waktu, dan salah satu alasan untuk pemanasan mesin rutin adalah
memakai habis bahan bakar yg tersimpan pada tanki sebelum rusak.
Selain perawatan sistem bahan bakar yang direkomendasikan oleh
produsen mesin, filter bahan bakar harus dikeringkan pada interval
yang ditunjukkan dalam Tabel. Uap air terakumulasi dan mengembun
di tangki bahan bakar juga harus secara berkala dikeringkan dari tangki
bersama dengan sedimen-sendimennya. Pertumbuhan bakteri dalam
bahan bakar solar bisa menjadi masalah di iklim tropis Indonesia.
Konsultasikan dengan produsen genset atau dealer untuk rekomendasi
penyimpanan bahan bakar. Pemanasan mesin harus dilakukan rutin, dan
jika bahan bakar tidak digunakan dalam waktu tiga sampai 6 bulan
maka harus diisi ulang.

Pip -pipa dan selang system pendingin harus diperiksa secara


teratur untuk mengetahui kebocoran, lubang, retak, atau koneksi
longgar. Kencangkan klem selang yang kendor. Selain itu, periksa
sistem pendingin terhadap kotoran-kotoran dan puing-puing yang
mungkin menghalangi kerja sirip pendingin. Periksa retak, lubang, atau
kerusakan lainnya. Komponen intake untuk mesin harus diperiksa pada
interval yang ditunjukkan dalam Tabel. Frekuensi pembersihan atau
mengganti elemen saringan udara ditentukan oleh kondisi di mana
genset beroperasi. Pembersih udara biasanya berisi

45
cartridge kertas elemen filter yang dapat dibersihkan dan digunakan
kembali jika tidak rusak.

4.1.6. Perawatan Baterai Starting

Baterai mulai lemah atau undercharged adalah penyebab umum


dari kegagalan genset standby. Bahkan ketika terus terisi penuh dan
dirawatpun, baterai lead-acid (timbal-asam) akan mengalami
penurunan kualitas dan mengalami kerusakan dari waktu ke waktu dan
harus diganti kira-kira setiap 24 sampai 36 bulan apalagi jika tidak di
charging dengan teratur.

1. Pengujian Baterai : Pemeriksaan tegangan output saja dari baterai


tidak menjamin kemampuan baterai bisa memberikan kekuatan start
yang memadai. Dengan bertambahnya usia baterai, resistensi
internalnya terhadap aliran arus akan naik, dan satu-satunya ukuran
yang akurat dari tegangan terminal harus dilakukan dengan load.
Pada beberapa genset, uji diagnostik ini dilakukan secara otomatis
setiap kali genset starting. Atau ada yang menggunakan baterai load
tester untuk memverifikasi kondisi setiap baterai starting.

2. Pembersihan Baterai : Jaga kebersihan baterai dengan cara menyeka


dengan kain lembab ketika kotoran muncul berlebihan. Jika terjadi
korosi sekitar terminal, lepaskan kabel baterai dan cuci terminal
dengan larutan baking soda (soda ash) dan air (¼ lb baking soda
untuk 1 liter air). Hati-hati jangan sampai larutan tersebut masuk ke
sel-sel baterai karena akan menetralkan zat asam pada baterai, dan
kemudian siram baterai dengan air bersih ketika selesai. Setelah
mengganti konektor, lapisi terminal & konektor dengan lilin tipis
untuk mencegah korosi dikemudian hari.
3. Memeriksa berat jenis : Dalam baterai lead acid cell terbuka,
gunakan hidrometer baterai untuk memeriksa berat jenis elektrolit

46
dalam setiap sel baterai. Sebuah baterai yang terisi penuh akan
memiliki berat jenis 1.260. Charge baterai jika berat jenis di bawah
1,215.

4. Memeriksa tingkat elektrolit : Dalam baterai lead acid cell terbuka,


periksa tingkat elektrolit setidaknya setiap 200 jam operasi. Jika
rendah, isi sel baterai ke bagian bawah leher pengisi dengan air
suling (distilled water).

4.1.7. Pemanasan Genset

Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus mampu


starting dengan dari starting dalam keadaan dingin ke operasi full
dalam hitungan detik. Hal ini dapat menimbulkan beban yang berat
pada bagian-bagian mesin. Namun, pemanasan secara teratur membuat
bagian-bagian mesin yang dilumasi, mencegah oksidasi pada kontak
listrik, menggunakan bahan bakar sebelum bahan bakar rusak (berubah
sifat), dan secara umum, membantu memberikan starting mesin yang
handal. Pemanasan genset setidaknya sebulan sekali selama minimal 30
menit. Diload tidak kurang dari sepertiga dari net power genset sesuai
yang tertera pada name platenya. Periode operasi tanpa load harus
diminimalisir karena bahan bakar yang tidak terbakar cenderung
terakumulasi dalam sistem pembuangan. Bila mungkin, ujilah system
genset dengan load yang sebenarnya dalam rangka untuk menguji
transfer switch otomatis dan memverifikasi kinerja dalam kondisi nyata.
Jika menghubungkan ke load real tidak nyaman untuk pengujian, bisa
menggunakan load bank setidaknya sepertiga dari net power genset
sesuai yang tertera pada name platenya. Pastikan untuk mengembalikan
kontrol genset pada kondisi AUTO pada akhir proses pemanasan genset
pada sistem dengan ATS (Automatic Transfer Switch).
47
Gambar 4.1 Daftar Pemanasan Genset

4.1.8. Backup Plan

Pemeliharaan preventif untuk genset mesin solar memainkan


peran penting dalam memaksimalkan keandalan sistem standby dan
mengurangi risiko kerugian keuangan dan fungsi-fungsi fasilitas
emergency (safety untuk keselamatan dan penyelamatan manusia)
terkait dengan mati listrik. Kerugian finansial akibat pemadaman listrik
pada data center mengakibatkan banyak sekali kerugian, baik finansial
maupun kerugian-kerugian lainnya. Pemeliharaan preventif juga
meminimalkan kebutuhan untuk perbaikan dan mengurangi biaya
operasional genset tersebut. Dengan mengikuti prosedur perawatan
mesin diesel umumnya sesuai rekomendasi produsen mesin (manual
book), maka sistem standby

48
power dipastikan akan bekerja dengan baik dan men-supply kebutuhan
daya sesuai yang dibutuhkan.

4.2. Pemeriksaan Genset Secara Visual

Perawatan secara visual akan meberitahu anda mengenai kondisi secara


umum dari engine. Ini akan membantu mengidentifikasi masalah pada engine
sebelum terjadi kerusakan pada engine. Tujuan dari pemeriksaan secara visual
ini adalah untuk mengidentifikasi kerusakan sebelum menjadi kerusakan yang
lebih parah.

Adapun yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan secara visual

yaitu:

1. Kebocoran

Kebocoran akan dapat dikenali dari basahnya area yang seharusnya


kering, adanya noda karatan atau kotor. Pada tingkat kebocoran yang lebih
besar akan kelihatan cairan yang menetes atau mengalir.

2. Battery

Periksa battery dan tempatnya terhadap korosi, keretakan, kebocoran pada


penutupnya dan kondisi dari terminalnya, sambungannya dan harness-nya.
Tumpukan kapur juga merupakan indikasi terdapatnya masalah.

3. Elektrolit dan Harness

Periksa elektrolit pada battery jenis konvensional dan low maintenance


kecuali pada battery jenis free maintenance. Periksa kabel dan
sambungannya untuk memastikan battery tersebut tidak rusak dan
ukurannya tepat. Bersihkan sambungan dan gunakan heavy protective
grease pada sambungan untuk menghentikan proses korosi. Periksa juga
harness elektriknya. Pastikan sambungan tidak kendor, dan perhatikan
pula apakah terdapat kabel yang terkelupas yang daapt menimbulkan
hubungan pendek arus listrik.

49
4. Pemeriksaan Operasional

Memeriksa tekanan oli, suhu, alternator dan alat ukur lain dan memastikan
semuanya bekerja dengan baik dan tidak ada yang rusak.

5. Sistem Pelumasan

Periksa selalu level oli dan kondisinya.

6. Hose Saluran Sistem Pendingin

Periksa semua hose dan clamp pada saluran sistem pendingin. Bila hose
terasa atau keras dan getas, maka ganti hose tersebut. Puntir, tekan dan
remas hose untuk memastikan hose tersebut tidak terlalu lembek atau tidak
terlalu keras. Goyang hose pada sambungannya untuk memastikan clamp-
nya tidak kendor.

7. Radiator

Periksa kondisi radiator fins. Bila terdapat fins yang bengkok atau kotor,
hal ini akan mengurangi effesiensi pendinginan. Periksa semua bagian dari
kebocoran dan kerusakan.

8. Air Pendingin

Periksa level air pendingin dan pastikan pula tidak terdapat kotoran atau
perubahan warna.

9. Sistem Air Intake

Periksa air intake system dari kebocoran, hambatan dan kerusakan


komponen.
10. Fuel Sistem

Periksa fuel system terhadap kebocoran, bengkok atau penyok pada fuel
lines dan kondisi clamp-nya.

11. Belt

Bila engine dilengkapi dengan belt sebagai bagian dari komponen


penggerak, periksalah kondisi belt dan pulleynya. Bila terdapat keretakan
walaupun kecil, akan menyebabkan terganggunya engine saat bekerja.
Bila belt aus atau kendur, fan tidak akan berputar dengan kecepatan yang
tetap sehingga kapasitas pendinginan akan berkurang.
Untuk memeriksa kekencangan belt pada saat engine mati, puntir atau
bengkokkan belt menggunakan tangan. Bila kondisinya bagus, belt tidak
akan membengkok lebih dari lebar belt itu sendiri, atau sekitar satu inchi.
Atau gunakan alat belt tension tool untuk mendapatkan hasil pengukuran
yang akurat.

12. Pulley

Saat anda memeriksa belt, periksa juga pulley dari keausan, retak atau
tanda kerusakan lainnya. Gantikan pulley bila terdapat kerusakan, keausan,
retak atau lainnya.
BAB V

PENUTUP

.1. Kesimpulan

Secara umum hasil hasil kerja praktek yang dilakukan di PT. Eagle
Glove Indonesia dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Eagle Glove Indonesia merupakan industri yang memproduksi pada


bidang tekstil yaitu pembuatan sarung tangan dari kulit berupa sarung
tangan golf, batting, dress, horse riding, football, bicycle.

2. Generator adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal.

3. Panel kontrol generator set memiliki peranan penting pada generator set
karena panel ini mengatur dan memonitor kondisi mesin, output generator
dan juga memberikan proteksi kepada mesin apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan seperti suhu mesin meningkat melebihi batas dan tekanan
oli turun dibawah normal.

4. Perawatan dan pemeliharaan generator dalam sebuah industri sangat di


perlukan karena dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang
terstrukur dan berjalan continue dapat mengurangi biaya atau kerugian baik
dari segi waktu dan material.
4.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil kerja praktek ini antara lain :

1. Sebelum melakukan pemeliharaan generator sebaiknya kita harus


mempelajari dan mengetahui SOP (Standard Operating Procedure).

2. Sebelum melakukan perawatan, sebaiknya setiap gejala kerusakan harus


diperhatikan dengan cermat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan

3. Gunakanlah perlengkapan keamanan agar mengurangi terjadinya


kecelakaan pada saat pemeliharaan generator.

52

Anda mungkin juga menyukai