Anda di halaman 1dari 11

UTS PENGUKURAN TEKNIK

NAMA :Erwan Dwi Prasetyo


NIM :5315162590
Mata Kuliah : Pengukuran Teknik
Dosen  : Eko Arif Syaefudin, S.T., M.T.
Hari/ Tanggal : Jumat , 8 Mei 2020  
Pukul :08.00 – 09.40

JAWABAN
1.) A.)

Transduser Piezoelektrik

Bahan piezoelektrik menunjukkan sifat piezoelektrik, yang menurutnya pada aplikasi semua
jenis tegangan mekanik atau regangan mengarah pada pembangkitan tegangan listrik sebanding
dengan tegangan yang diterapkan. Tegangan listrik yang dihasilkan ini dapat diukur dengan
menggunakan alat pengukur tegangan untuk menghitung nilai tegangan atau regangan yang
diterapkan pada material.
Transduser piezoelektrik bekerja dengan prinsip piezoelektrik. Permukaan bahan piezoelektrik,
kuarsa biasa, dilapisi dengan lapisan tipis bahan penghantar seperti perak. Ketika tekanan telah
menerapkan ion dalam material bergerak menuju salah satu permukaan konduktor sambil
bergerak menjauh dari yang lain.
Kemudian hal tersebut menghasilkan pembangkit muatan. Muatan ini digunakan untuk kalibrasi
tekanan. Polaritas muatan yang dihasilkan tergantung pada arah tegangan yang diterapkan.
Tekanan dapat diterapkan dalam dua bentuk sebagai tegangan tekan dan tegangan tarik seperti
yang ditunjukkan di bawah ini.

B.)

 Prinsip Kerja Efek Hall

Sensor Efek Hall pada dasarnya terdiri dari potongan tipis semikonduktor yang bertipe P dengan
bentuk persegi panjang. Bahan semikonduktor yang digunakan biasanya adalah  gallium
arsenide (GaAs), indium antimonide (InSb), indium phosphide (InP) atau indium
arsenide (InAs). Potongan tipis semikonduktor tersebut dilewati oleh arus listrik secara
berkesinambungan (terus-menerus). Ketika didekatkan dengan medan magnet atau ditempatkan
pada lokasi yang bermedan magnet, garis fluks magnetik akan menggunakan gaya pada
semikonduktor tersebut untuk mengalihkan muatan pembawa (elektron dan holes) ke kedua sisi
pelat semikonduktor. Gerakan pembawa muatan ini merupakan hasil dari gaya magnet yang
melewati semikonduktor tersebut.
Karena Elektron dan Holes bergerak masing-masing ke kedua sisi semikonduktor, maka akan
timbul perbedaan potensial diantara kedua sisi tersebut. Pergerakan elektron yang melalui bahan
semikonduktor ini dipengaruhi oleh adanya medan magnet eksternal pada sudut atau posisi yang
benar. Bentuk yang terbaik agar mendapatkan sudut atau posisi yang tepat adalah menggunakan
bentuk persegi panjang yang pipih (Flat Rectangular) pada komponen Sensor Hall Effect ini.

C.) Pergeseran Serat Optik

Prinsip Kerja
Dalam sensor pergeseran, terdapat dua metode yang menjadi acuan, yaitu sensor interferometer
modulasi phase, dan sensor intensitas berdasarkan refleksi. Sensor interferometer modulasi phase
membandingkan phase sinyal cahaya dalam fiber optik dengan model berbentuk interferometer.
Sedangkan sensor pergeseran berdasarkan refleksi menggunakan minimal dua buah fiber optik
yang berperan sebagai input dan juga berperan sebagai receiving output fiber. Bentuk set up
sederhana dari sensor pergeseran. bahwa transmisi sinyal cahaya mula-mula berasal dari serat
optik input kemudian keluar menuju cermin datar kemudian mengalami pemantulan. Pantulan
sinyal cahaya tersebut sebagian diterima oleh receiver serat optik output untuk diteruskan untuk
selanjutnya dideteksi oleh detector dan intensitas sinyal cahaya yang akan dideteksi oleh detektor
apabila ada sinyal cahaya yang diterima oleh receiver serat optik output. Besar kecilnya
intensitas sinyal cahaya yang akan diterima oleh receiver serat optik output bergantung pada
intensitas mula-mula dan jarak antara permukaan cermin datar dengan serat optik input dan
receiver serat optik output. Jika dilakukan variasi antara jarak permukaan cermin dengan serat
optik input dan receiver serat optik output dengan skala variasi yang sangat kecil maka akan
terlihat variasi nilai intensitas yang dideteksi oleh detektor. Jenis variasi tersebut menjadi dasar
dalam pembuatan sensor pergeseran mikro (micro-dispalcement).
2.)

Gambar 4-30. Microsyn

Elemen reluktansi terakhir yang akan ditinjau adalah Microsyn , suatu komponen rotasi yang
terlihat pada gambar 4-30 dan banyak dipaki dalam instrumen di gyroskopik , memperlihatkan
intrumen pada posisi nol dimana tegangan terinduksi pada kumparan 1 dan 3 yang setimbang
dengan kumparan 2 dan 4 . gerakan masukan poros dari nol dengan menaikkan reluktansi
kumparan 1 dan 3 dan menurunkan reluktansi kumparan 2 dan 4 sehingga memberi tegangan
keluaran netto e0 dan gerakan berlawanan menyebabkan efek yang sama kecuali tegangan
keluaran mengalami perubahan fase 1800 .

3.)

TRANSDUSER TEKANAN
Pengukuran Regangan
 Kapasintansi 

 Potensiometrik 
Kawat Resonansi

4.) Berikut ini macam – macam Pengukuran:


a. Macam – macam Pengukuran Tekanan
 Barometer
Digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer. Sebuah barometer
sederhana terdiri dari sebuah tube dengan ukuran lebih dari 36 inchi  (760 mm),
dimasukkan dalam penampungan raksa terbuka dengan sisi tertutup. Dapat
dikatakan bahwa daerah di atas tidak boleh benar – benar vakum. Penampung ini
berisi uap raksa pada  fase uap lanjut, akan  tetapi harganya sangat kecil
pada  temperatur ruang (0,173  Pa  pada 20). Tekanan dihitung dari hubungan  Pa .
Hm = adalah kerapatan fluida dalam barometer.

 Tube Gauge:
 Piezometer Tube
Untuk pengukuran tekanan di dalamnya, sebuah tube dapat ditempatkan
pada  dinding  pipa yang  terdapat cairan, sehingga cairan tidak dapat
naik,  dengan menentukan ketinggian naiknya fluida.

 Manometer
Dalam menggunakan manometer, secara  umum  tekanan yang  diketahui
berada  dalam satu sisi  manometer dan tekanan yang tidak diketahui dan
akan diukur pada sisi kirinya.

 Venturimeter
Alat ini dapat dipakai untuk mengukur laju aliran fluida, misalnya
menghitung laju aliran air atau minyak yang mengalir melalui pipa. Zat cair
dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir melalui
pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit maka dengan demikian akan
terjadi perubahan kecepatan.
 Weir Meter
Weir Meter adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur aliran arus
terbuka. Laju aliran cairan yang melewati Weir tersebut ditentukan dengan
mengukur level cairan di kolam hulu dari Weir Meter tersebut.

b. Pengukuran Gaya
Untuk mengukur besar gaya yang dikeluarkan, maka diperlukan sebuah alat yang
disebut dinamometer atau neraca pegas. Neraca pegas sebagai alat pengukur gaya
gravitasi ini terbuat dari pegas di dalam wadah yang diberi skala. Angka pada skala
nantinya akan menunjukkan besarnya gaya yang dikeluarkan benda. Beban akan
digantungkan di ujung bawah pegas secara vertikal, kemudian pegas akan memanjang
dan besar gaya diketahui melalui skala pada alat.

5.) Prinsip Kerja Dinamometer


Pada dasarnya, dinamometer (neraca pegas) bekerja berdasarkan prinsip dalam
Hukum Hooke, yaitu: “Gaya elastis sebagai penyebab getaran harmonis berbanding
lurus dan berlawanan arah dengan simpangan”. Yang dimana dapat dirumuskan dengan
F = -kx dan F = m.g
Dari persamaan, g (percepatan gravitasi) dan k (konstanta pegas) dapat diabaikan
karena variabel yang konstan, selama dalam keadaan pengaruh gravitasi sama dan
memakai pegas yang sama. Jadi massa sebanding dengan simpangan yang dihasilkan
oleh pegas tersebut.
Namun perlu diingat bahwa pembacaan skala yang terdapat pada dinamometer
(neraca pegas) adalah perbandingan skala massa yang dihasilkan oleh simpangan pegas.
Neraca pegas sebagai alat untuk mengukur besar gaya tarik, terbuat dari sebuah
pegas di dalam sebuah wadah yang diberi skala. Angka – angka skala dikalibrasi
sehingga menunjukkan besarnya gaya tarik. Jika neraca pegas digantungkan secara
vertikal, dan di ujung bawahnya digantungkan beban, maka pegas akan memanjang dan
skala neraca pegas akan menunjukkan besar gaya gravitasi yang dialami oleh beban itu.
Bila beban diubah, maka pertambahan panjang pegas akan berubah, skala yang
ditunjuk juga berubah. Dalam batas tertentu, pertambahan panjang pegas sebanding
dengan massa beban yang digantungkan dikalikan dengan percepatan gravitasi di tempat
percobaan dilakukan. Angka kesebandingan ini disebut konstanta pegas.

Gambar Prinsip Kerja Dinamometer:


CARA KERJANYA:
1. Pertama-tama hubungkan terlebih dahulu dynamometer ke mesin ketika kendaraan
dijalankan. Sehingga dynamometer akan menampilkan daya atau tenaga mesin ketika
bekerja, berakselerasi, berkelok-kelok, hingga memperlambat akselerasi.
2. Setelah itu, Anda dapat melihat skala yang tertera dalam dynamometer, bila perlu catat
angka hasil tenaga atau daya yang tertera dalam mesin. Prinsip kerja dynamometer
berdasarkan prinsip hokum hooke yang menyatakan “gaya elastic sebagai penyebab suatu
getaran harmonis berbanding lurus serta berlawanan arah dengan simpangan”.

6.) Termal Energi adalah energi internal keseimbangan termodinamika yang sebanding
dengan suhu mutlak dan dipindahkan sebagai panas dalam proses termodinamika. Pada
tingkat mikroskopis dan dalam kerangka teori kinetik, energi termal merupakan total energi
rata – rata ada dalam kinetik sebagai hasil dari gerakan acak dari atom dan molekul, yang
menghilangkan nol mutlak.

7.) Titik tengah dari 65 dan 90 adalah 77,5


R(T0) = 110.7 Ω
Rumus: α0 = 1/R(T0) . (R2 – Rv) / (T2 – T1)
R(T) = R(T0) [1 + α0∆T]
Sehingga,
α0 = 1 / 110.7 x (112.2 – 107.6) / (90-65)
= 4.6 / 2767.6
= 0.0016622
Linear Approximation untuk Resistansi:
R(T0) = 110.7 [1 + 0.0016622 (T – 77.5)] Ω

Anda mungkin juga menyukai