Anda di halaman 1dari 22

PT.

PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

PT. PLN (Persero)


Pusat Pendidikan dan Pelatihan

LAORAN PROJECT ASSIGNMENT

Nama : Royce Hendrik Pongoh


NIP : 6594024E
Jabatan : PLT Manajer PLTD Tolitoli

JUDUL :PENURUNAN NILAI SPESIFIC FUEL


CONSUMPTION DENGAN PEMBUATAN
POLA OPERASI MESIN DI
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
LISTRIK (PLTD) TOLITOLI

Tahun 2017

Royce Hendrik Pongoh 1


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Royce Hendrik Pongoh 2


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
project assignment ini dengan sebaik mungkin. Laporan ini berjudul
“PENURUNAN NILAI SPESIFIC FUEL CONSUMPTION DENGAN
PEMBUATAN POLA OPERASI MESIN DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
DIESEL (PLTD) TOLITOLI”. Laporan ini disusun sebagai syarat untuk
menyelesaikan program Diklat Supervisory Education (SE).
Proses penyusunan laporan dari awal hingga selesai yang penulis lakukan
dapat terlaksana berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam
dan setulusnya kepada:

1. Bapak Jaffray Larry Kereh selaku Manajer Area tolitoli sekaligus Mentor
dalam penyusunan laporan project assignment ini.

2. Bapak Dolfi Rau selaku Asistent Manajer bidang Pembangkitan Area


Tolitoli.

3. Bapak Joko Suyono selaku Supervisor Operasi di Pembangkit Listrik


Tenaga Diesel Tolitoli.

4. Bapak Sukri Pensi selaku Supervisor Pemeliharan di Pembangkit Listrik


Tenaga Diesel Tolitoli.

5. Semua karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Tolitoli yang telah


membantu dalam pengerjaan laporan project assignment ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi PT. PLN
(Persero) secara umum. Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari.
Toiltoli, Mei 2017

Penulis

Royce Hendrik Pongoh 3


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
EXECUTIVE SUMMARY ..................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Permasalahan ................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................9
3.2 Tindakan yang disarankan ............................................................9
REFERENSI .........................................................................................................10
LAMPIRAN .........................................................................................................11

Royce Hendrik Pongoh 4


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

EXECUTIVE SUMMARY

Spesific Fuel Consumption (SFC) merupakan rasio perbandingan total


konsumsi bahan bakar terhadap produksi Kwh listrik yang dibangkitkan dalam
sebuah industri pembangkitan listrik. Pentingnya nilai SFC pada pembangkit
listrik tenaga diesel (PLTD) Tolitoli untuk menunjang kinerja pembangkit denga
melihat nilai SFC mesin. Berdasarkan obesrvasi dilapangan ditemukan bahwa
nilai SFC PLTD Tolitoli kurang baik akibat beberapa faktor seperti dari umur
mesin yang sudah tua, kebocoran /kerusakan yang terjadi pada beberapa bagian
mesin dan belum menerapkan pola operasi. Pembuatan pola operasi memiliki
dampak yang besar dalam penurunan nilai SFC mesin.

Pola Operasi PLTD merupakan susunan Satuan Pembangkit Diesel (SPD)


untuk memikul beban dasar (base load) dan beban puncak(peak load) berdasarkan
tingkat effisiensi dan keandalan SPD.Proses perencanaan pola operasi guna untuk
menurunkan nilai SFC Pembangkit memiliki beberapa tahapan yaitu uji
performance test, data grafik beban harian dan pelaksanaan pola operasi. Pada
penggunaan pola operasi yang diterapkan semntara di PLTD Tolitoli terlihat
bahwa dengan penggunaan pola operasi maka nilai SFC mesin megalami
penurunan dan cenderung stabil pada nilai SFC yang baik.

Penggunaan Pola Operasi dipilih sebagai salah satu cara untuk


menurunkan nilai SFC karena tidak membutuhkan biaya yang besar serta dari segi
pelaksanaan yang lebih mudah. Setelah melakukan uji coba maka terbukti bahwa
pola operasi dapat menurunkan nilai SFC mesin maka Diharapkan melaksankan
Pola Operasi mesin pembangkit dengan konsisten dan berkesinambungan untuk
menurunkan nilai Spesific Fuel Consumption (SFC) Pembangkit, pencapaian
efisiensi pemakaian BBM sesuai yang diharapkan.serta performance mesin yang
lebih baik..

Kata Kunci : Spesific Fuel Consumption (SFC), Pola Operasi, Performance

Royce Hendrik Pongoh 5


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Spesific Fuel Consumption (SFC) merupakan rasio perbandingan total
konsumsi bahan bakar terhadap produksi Kwh listrik yang dibangkitkan dalam
sebuah industri pembangkitan listrik, biasanya digunakan sebagai salah satu
cara untuk mengetahui seberapa efisien sebuah pembangkit listrik dan untuk
memprediksi nilai kalor bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran.
Biasanya semakin kecil nilai SFC sebuah pembangkit maka pembangkit
tersebut jsemakin baik. SFC dalam pembangkit listrik tenaga diesel dapat
dihitung dengan melihat konsumsi bahan bakar setiap mesin terlebih dahulu.
Setiap mesin diesel memiliki nilai SFC yang berbeda-beda karena banyak
faktor yang mempengaruhi hal tersebut seperti pembebanan,umur mesin dan
kebocoran/pemeliharaan periodik yang belum sepenuhnya dilaksanakan
Pentingnya nilai SFC pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)
Tolitoli untuk menunjang kinerja pembangkit denga melihat nilai SFC mesin.
Maka dari itu perlu dilakukan pembahasan mengenai penurunan nilai SFC di
PLTD Tolitoli. Tujuan utama dalam Project Assignment ini ialah untuk
menemukan solusi yang bisa digunakan untuk menurunkan nilai sfc mesin
sehingga juga dapat berdampak pada kinerja pembangkit listrik tenaga diesel
itu sendiri.
Persoalan mengenai penurunan nilai SFC ini diambil melihat nilai SFC
merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pembangkitan karena
berhubungan dengan seberapa efisien sebuah mesin yang digunakan dimana
semakin efisien mesin tersebut maka semakin banyak keuntungan yang di
dapatkan perusahaan baik dari segi finansial maupun dari segi non-finansial.
Berdasarkan obesrvasi dilapangan ditemukan bahwa nilai SFC PLTD Tolitoli
kurang baik akibat beberapa faktor seperti dari umur mesin yang sudah tua,
kebocoran /kerusakan yang terjadi pada mesin dan akibat tidak menggunakan
pola operasi karena sistem kelistrikan tolitoli masih lebih mengutamakan

Royce Hendrik Pongoh 1


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

keandalan sistem. Hal ini dapat membuat nilai SFC tidak dapat dikontrol
karena mesin cenderung di operasikan pada beban yang disesuaikan dengan
kebutuhan sistem. Setelah dipertimbangkan maka perlu adanya solusi yang
tepat dalam menangani nilai SFC yang tidak terkontrol pada pembangkit
listrik tenga diesel (PLTD) Tolitoli.

1.2. Permasalahan

Dampak negatif yang ditimbulkan dari nilai SFC yang besar adalah efisien
pembangkit yang tidak baik yang berdampak juga pada factor finansial
dikarenakan bahan bakar yang digunakan untuk membangkitkan listrik adalah
bahan bakar minyak berupa HSD (High Speed Diesel). Oleh karena pentingnya
hal ini, maka terlebih dahulu dibuat diagram Root Cause Problem Solve (RCPS)
untuk mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan nilai SFC tidak baik.

faktor usia mesin SWD


Unit 7

Penggunaan bahan Kebocoran beberapa


bakar yang besar pipa injector MTU Unit 8

Ovelflow bahan bakar


yang cukup besar
Daihatsu Unit 9

Penurunan Nilai Kondisi sistem yang


Pola operasi yang
Spesific Fuel belum maksimal
lebih mementingkan
Comsumption keandalan

Pembacaan Kwh Kwh Produksi yang tidak


Produksi yang tidak dilakukan Peneraan
akurat ulang

Gambar 1. Root Cause Problem Solve

Berdasarkan RCPS di atas dan dengan menggunakan matrix prioritas hal


yang perlu dilakukan perbaikan dan pemecahan masalah karena dianggap mudah
diimplementasikan dan memiliki dampak yang besar dalam penurunan nilai SFC
mesin yaitu kondisi mesin lebih mementingkan keandalan sistem. Hal ini perlu

Royce Hendrik Pongoh 2


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

dilakukan perbaikan dengan pembuatan pola operasi mesin yang benar sehingga
dapat menurunkan nilai SFC setiap mesin tersebut.

Di PLTD Tolitoli belum dilaksanakan hal ini karena saat ini mesin
dioperasikan berdasarkan kebutuhan beban sehingga tidak jarang mesin hanya
dioperasikan dalam waktu yang singkat dan beban yang tidak tetap sehingga
berdampak pada pemakaian bahan bakar minyak yang tidak terkontrol yang
mengakibatkan kenaikan nilai SFC mesin tersebut.

Royce Hendrik Pongoh 3


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

BAB II

PEMBAHASAN

Performance Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dipengaruhi faktor


pengoperasian Satuan Pembangkit Diesel (SPD). Untuk dapat
mempertahankan/meningkatkan performance PLTD maka dalam pengoperasian
PLTD perlu didukung peralatan komunikasi yang mempergunakan sistem pola
operasi untuk pengaturan. Pola Operasi PLTD terkait dengan pengaturan beban
dasar (base load) dan beban puncak(peak load) berdasarkan tingkat effisiensi dan
keandalan SPD.”Pembangkit listrik harus beroperasi secara optimal agar energy
yang dihasilkan lebih efisien dan biaya pembangkitan lebih ekonomis”.

Proses perencanaan pola operasi guna untuk menurunkan nilai SFC Pembangkit
memiliki beberapa tahapan :

 Uji Performance Test


Dalam menjalankan pola operasi tidak serta merta dengan memilih mesin
yang akan di operasikan, namun ada beberapa hal yang perlu
diperhitungkan terlebih dahulu seperti kondisi mesin, daya mampu mesin
tersebut serta mengetahui nilai SFC mesin dari mulai beban terendah
hingga pada beban maksimal mesin sehingga bisa mengetahui pada beban
beberapa mesin tersebut memiliki nilai SFC yang baik. Hal itu dapat
diketahui melalui uji Performance mesin.
Melakukan uji performance dimulai dengan memberikan beban kepada
mesin mulai dari yang terendah selama setengah atau 1 jam. Setelah itu
mencatat kwh produksi dan flowmeter pemakaian bahan bakar yang
digunakan selama waktu tersebut. Maka kemudian kita akan mendapatkan
data SFC mesin tersebut pada beban itu, kemudian di lanjutkan seterusnya
dengan jangka waktu yang sama dan dengan beban terus di naikkan
hingga maksimal.

Royce Hendrik Pongoh 4


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Gambar 2. Hasil Performance Test PLTD Tolitoli

 Data Grafik Beban Harian


Data grafik beban harian dan bulanan, beban puncak yang paling tinggi
siang dan malam dipakai sebagai patokan dalam pembuatan pola operasi
dari jam 00.00 sampai dengan jam 24.00, tentukan mesin yang memikul
beban dasar dan mesin jadi tambahan, disesuaikan dengan mengikuti
kebutuhan beban sistem. Pengaturan sesuai dengan urutan nilai ekonomis
dan daya mampu beban harus dipikul tiap mesin yang dikaitkan dengan
beban sistem tujuannya agar mendapatkan operasi yang paling ekonomis,
juga memudahkan menentukan mesin yang pantas dan yang tidak perlu
beroperasi

Royce Hendrik Pongoh 5


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

BEBAN PUNCAK BULAN APRIL 2017


14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 15 45 15 45 15 45 30 30 30

Grafik 1. Data Beban Puncak Tertinggi Sistem Tolitoli Bulan April 2017

hasil performance test


0.33 0.33
0.29
0.26 0.26 0.27
0.25

uni t 1 uni t 3 uni t 4 uni t 5 uni t 7 uni t 8 uni t 9

Royce Hendrik Pongoh 6


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Grafik 2. Nilai SFC Mesin pada PLTD Tolitoli pada Beban Tertinggi

 Pelaksanaan Pola Operasi


Setelah membuat dan menyetujui secara bersama-sama pola operasi yang
dibuat berdasarkan hasil performance test mesin maka selanjutnya atasan
dalam hal ini manager membuat surat perintah kerja yang ditujukan
kepada Supervisor Operasi untuk melaksanakan pola operasi tersebut.
Supervisor Operasi berperan dalam pengawasan dan pengaturan pola
operasi yang dijalankan/ diikuti oleh para Operator Pembangkit.

Gambar 3. Contoh Pola Operasi Yang Dijalankan dalam rangka UNBK

Setelah 1 bulan atau batas waktu yang ditentukan maka dilakukan evaluasi
terhadap pola operasi yang telah dijalankan dengan melihat perbedaan nilai SFC
pembangkit sebelum menggunakan pola operasi dan sesudah.

Royce Hendrik Pongoh 7


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Perbandingan Nilai SFC


0.32
0.31 0.31 0.31
0.3 0.3 0.3
0.29
0.28 0.28 0.28 0.28
0.28 0.28 0.28 0.28 Penggunaan Pola O
0.28 0.27 0.27 0.28
0.27 Tanpa Pola Operasi
0.26
0.25

17
17

17

17

17

17

7
01
01
0

0
0

0
-2

-2

-2

-2

-2

-2

-2
-2
4

4
4

04

4
-0

-0

-0

-0

-0

-0
-0

5-
03

10

3
4

12
,0

,0

,1

,1
n,

n,

u,
u,

sa
sa

is

is
b
ni

ni

m
m
b

la
la

Ra
Se

Se
Ra

Ka

Ka
Se

Se
PLTD Tolitoli telah melakukan SOP pola operasi dalam rangka
pengamanan pasokan listrik saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
SMA & SMK di Tolitoli. Hal ini juga bisa menjadi acuan untuk mengetahui
dampak dari penggunaan pola operasi dalam penurunan nilai SFC Pembangkit.
Hasil dari Penggunaan pola operasi tersebut selama 8 hari dapat dilihat pada
grafik ini.

Grafik 3.Perbandingan Nilai SFC Penggunan Pola Operasi dan tanpa Pola Operasi

Pada grafik di atas maka dapat dilihat perbedaan yang cukup signifikan
antara penggunaan pola operasi dan tanpa pola operasi. Nilai SFC tanpa pola

Royce Hendrik Pongoh 8


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

operasi yang diambil sebagai sampel ialah nilai SFC pada hari dan bulan yang
sama tetapi tanggal yang berbeda.

Setelah menggunakan pola operasi sesuai SOP maka SFC mesin megalami
penurunan pemakaian BBM (HSD) dan cenderung stabil pada nilai SFC yang
baik. Nilai SFC pada grafik di atas saat penggunaan SOP pola operasi yang
terendah ialah 0.273 dan tertnggi 0.283. dibandingkan dengan sebelum
menggunakan SOP pola operasi nilai SFC tertinggi ialah 0.313 dan terendah pada
nilai 0.274.

Royce Hendrik Pongoh 9


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Nilai SFC Pembangkit yang besar disebabkan oleh beberapa faktor di


antaranya kebocoran/kerusakan yang terjadi pada mesin, tidak
menggunakan pola operasi dan pembacaan Kwh produksi yang tidak
akurat.,
B. Penyusunan Pola Operasi dengan prioritas urutan nilai SFC tiap mesin
dapat menekan pemakaian bahan bakar minyak.
C. Setelah melaksanakan pembebanan mesin sesuai dengan pola operasi di
PLTD Tolitoli maka dapat dilihat bahwa dengan penggunaan pola operasi
maka nilai SFC dapat mengalami penurunan dan cenderung stabil.

3.2 Tindakan Yang Disarankan

Harus melaksankan Pola Operasi mesin pembangkit sesuai SOP dengan


konsisten dan berkesinambungan untuk menurunkan nilai Spesific Fuel
Consumption (SFC) Pembangkit, pencapaian efisiensi pemakaian BBM sesuai
yang diharapkan.serta performance mesin yang lebih baik.

Royce Hendrik Pongoh 10


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

REFERENSI

Dudy Hatari. 2014. Optimalisasi PLTD Batu Rasa (Jurnal). Pangkalpinang.

Martha Dewa Nurhalin. 2015. Perancangan Operasi Optimal Pembangkit Listrik


Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik tenaga Biogas (PLTBiogas) di
Kabupaten Kepulauan Meranti Menggunakan Metode Economic Dispatch
(Jurnal). Pekanbaru. Universitas Riau.

Umar Arif. 2011. Analisa Pola Operasi PLTD Untuk Meningkatkan Performance
Di Kepulauan Wilayah APJ Pamekasan (Tugas Akhir). Jombang. Universitas
Darul Ulum.

Royce Hendrik Pongoh 11


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

LAMPIRAN

Royce Hendrik Pongoh 12


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Lampiran 1. Work Plan

Royce Hendrik Pongoh 13


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Lampiran 2. Idea Generation, FGD & Matrix Prioritas

Royce Hendrik Pongoh 14


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Lampiran 3. Daftar Mesin PLTD Tolitoli

Royce Hendrik Pongoh 15


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Lampiran 4. Hasil Performance Test Mesin PLTD Tolitoli

Royce Hendrik Pongoh 16


PT. PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Lampiran 5.Standard Operation Procedure Pembebanan Mesin

Royce Hendrik Pongoh 17

Anda mungkin juga menyukai