NOMOR : 059.K/DIR/2009
TENTANG
Menimbang : a. bahwa untuk mengevaluasi kinerja PT PLN (Persero) Pembangkitan, Wilayah, Distribusi,
Penyaluran & Pusat Pengatur Beban dan Jasa Penunjang Tahun 2009 perlu dilakukan
penilaian terhadap tingkat kinerjanya;
b. bahwa untuk maksud tersebut sebagaimana butir a. di atas perlu ditetapkan sistem penilaian
tingkat kinerja yang akan digunakan sebagai pedoman bagi Direksi untuk menilai tingkat
kemampuan Manajemen Unit PLN;
c. bahwa sistem penilaian tingkat kinerja dimaksud pada butir b. sebagaimana tersebut di atas,
telah ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 099.K/DIR/2008
tanggal 2 April 2008, tentang Sistem Penilaian Tingkat Kinerja PT PLN (Persero)
Pembangkitan, Wilayah, Distribusi, Penyaluran & Pusat Pengatur Beban dan Jasa
Penunjang Tahun 2008;
d. bahwa telah ditetapkan Kontrak Manajemen PT PLN (Persero) Tahun 2009 oleh pemegang
saham yang harus menjadi acuan bagi kontrak kinerja seluruh Unit PLN, serta adanya
masukan yang bermanfaat dari beberapa Unit PLN untuk menyempurnakan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) sebagaimana telah disebutkan pada butir c;
e. bahwa untuk maksud tersebut sebagaimana butir d. di atas, maka dipandang perlu untuk
menetapkan Sistem Penilaian Tingkat Kinerja PT PLN (Persero) Pembangkitan, Wilayah,
Distribusi, Penyaluran & Pusat Pengatur Beban dan Jasa Penunjang Tahun 2009 dengan
Keputusan Direksi.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KINERJA
PT PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN, WILAYAH, DISTRIBUSI, PENYALURAN & PUSAT
PENGATUR BEBAN DAN JASA PENUNJANG TAHUN 2009
Pasal 1
1. Perseroan adalah PT. PLN (Persero) yang anggaran dasarnya tercantum dalam Akta Notaris Soecipto, SH
Nomor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.
2. Unit PLN adalah PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan, Wilayah, Distribusi, Penyaluran & Pusat Pengatur
Beban, dan Jasa Penunjang.
3. PT. PLN (Persero) Unit Pembangkitan pada PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Utara Bagian Utara, PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, PT PLN (Persero)
Muara Tawar, PT PLN (Persero) Tanjung Jati B, PT PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon.
4. PT. PLN (Persero) Wilayah pada PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) Wilayah Naggroe Aceh
Darussalam, PT PLN (Persero) Wilayah Riau, PT PLN (Persero) Wilayah Bangka Belitung, PT PLN (Persero)
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu, PT PLN (Persero) Kalimantan Barat, PT PLN (Persero)
Kalimantan Selatan dan Tengah, PT PLN (Persero) Kalimantan Timur, PT PLN (Persero) Sulawesi Utara,
Tengah dan Gorontalo. PT PLN (Persero) Sulawesi Selatan Tenggara, dan Barat PT PLN (Persero) Maluku dan
Maluku Utara, PT PLN (Persero) Papua, PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, dan PT PLN (Persero) Nusa
Tenggara Timur.
5. PT. PLN (Persero) Distribusi pada PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) Distribusi Jaya Tangerang,
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & Daerah
Istimewa Yogyakarta, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, PT PLN (Persero) Distribusi Bali, PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat, PT PLN (Persero) Wilayah
Lampung.
6. PT. PLN (Persero) Penyaluran & Pusat Pengatur Beban pada PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) P3B
Sumatera, PT PLN (Persero) P3B Jawa - Bali.
7. PT. PLN (Persero) Jasa Penunjang pada PT PLN (Persero) adalah PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi,
PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, PT PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi, PT PLN
(Persero) Jasa Enjiniring.
8. Penilaian Tingkat Kinerja Unit PLN adalah penilaian terhadap 4 Perspektif, yang dirangkum ke dalam suatu
bentuk Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK), yaitu :
A. Perspektif Keuangan, dijabarkan sebagai A.1 Revenue Management, dan A.2 Cost Management
B. Perspektif Pelayanan Pelanggan, dijabarkan sebagai B.1 Operational Performance Management
C. Perspektif Bisnis Internal, dijabarkan sebagai C.1.Capacity Management
D. Perspektif Pembelajaran, dijabarkan sebagai D.1 Human Capital, D.2 Organization Capital, D.3 Information
Capital, D.4 Legal and Compliance.
9. RKAP adalah Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang disahkan oleh Direksi PT. PLN (Persero) untuk
masing-masing Unit PLN yang digunakan sebagai acuan awal target kinerja dan dituangkan dalam Kontrak
Manajemen.
Pasal 2
Maksud dan tujuan penetapan Sistem Penilaian Tingkat Kinerja Unit PLN, adalah :
1. Sebagai alat manajemen bagi setiap General Manager Unit PLN untuk mengetahui realisasi unjuk kerja dalam
upaya pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RKAP;
2. Memberikan gambaran hasil unjuk kerja pengelolaan Unit PLN di dalam pencapaian targetnya, sehingga dapat
diambil langkah-langkah perbaikan baik secara teknis maupun non-teknis dalam pengelolaannya, bila hasil yang
telah dicapai belum memuaskan;
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan yang lebih baik di masa mendatang;
4. Sebagai acuan Direksi untuk menilai tingkat keberhasilan Unit PLN dan atau pejabat pelaksananya.
Pasal 3
Indikator Kinerja ditetapkan berdasarkan upaya meningkatkan ketersediaan dan keandalan pasokan tenaga listrik,
meningkatkan pelayanan pelanggan, menanamkan corporate gain, sadar biaya, pemanfaatan aset dan untuk meraih
keuntungan yang disesuaikan dengan peran, fungsi dan kondisi Unit PLN.
Sistem Penilaian Tingkat Kinerja pada Unit Organisasi didasarkan pada 4 (empat) Perspektif yang dirangkum ke
dalam suatu bentuk Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK) yang diinput ke dalam Aplikasi QPR dan harus selaras
dengan peran dan fungsi Unit Organisasi, yaitu :
C. Perspektif Bisnis Internal, terdiri dari 25 (dua puluh lima) Indikator kinerja, yaitu :
D.2 OrganizationCapital
(1). Efektifitas Organisasi dan Sistem Sumber Daya Manusia
Pasal 4.
Sistem Penilaian Indikator Kinerja Unit Organisasi yang dikelola oleh Sub Direktoratnya adalah:
Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L), penilaian kinerjanya dihitung oleh Vice President
Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB Unit
PLN setempat, dan disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Indikator Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Factor = CSF), penilaian kinerjanya dihitung oleh Deputi
Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan Jawa-Madura-Bali, dan Deputi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan
Luar Jawa-Madura-Bali pada PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui hasil Survei yang dilakukan oleh
Surveyor Independen, hasilnya sampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Keselamatan Ketenagalistrikan dan Lingkungan Hidup, penilaian kinerjanya dihitung oleh Vice President
Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB Unit
PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Perbaikan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), penilaian kinerjanya dihitung oleh Deputi
Direktur Pengembangan Sistem SDM PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi Komite Pengawas
Unit Bisnis (KPUB) Unit PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada Vice President Efficiency Drive Program (EDP)
dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Efektivitas Organisasi dan Sistem SDM, penilaian penilaian kinerjanya dihitung oleh Deputi Direktur
Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi Komite Pengawas Unit Bisnis
(KPUB) Unit PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor
Pusat.
Information Technology Network Readiness, penilaian kinerjanya dihitung oleh Deputi Direktur Proses Bisnis dan
Sistem Informasi PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi Komite Pengawas Unit Bisnis (KPUB) Unit
PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Knowledge Management, penilaian kinerjanya dihitung oleh Vice President Knowledge Management PT PLN
(Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB UNIT PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada Vice
President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Sistem Informasi Laporan Manajemen (SILM), penilaian kinerjanya dihitung oleh Sekretaris Perusahaan (SEKPER)
PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB UNIT PLN setempat, hasilnya disampaikan kepada
Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Indikator Temuan Auditor Internal dan atau Eksternal, merupakan Indikator Pengawasan didasarkan pada hasil
temuan yang meliputi seluruh temuan yang ada di Kantor Induk, dan seluruh kantor yang berada di bawah tanggung
jawabnya baik dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan atau temuan hasil pemeriksaan Kontrol Intern
(KI), dan atau dari pihak Pemeriksa Eksternal, meliputi pemeriksaan operasional, finansial dan pemeriksaan khusus.
Hasil temuan tersebut disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat.
Pasal 5.
Legal Formal setiap selesainya Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK) disampaikan oleh Unit PLN setelah
verifikasi KPUB, melalui email kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat, dengan tata
cara sebagai berikut untuk :
1. Mekanisme menginput data laporan, dengan ketentuan sebagai berikit :
(1). Laporan Triwulan I, diinput ke dalam aplikasi QPR paling lambat diinput pada tanggal 30 April (30 hari)
setelah berakhirnya periode laporan.
(2). Laporan sampai dengan Triwulan II, diinput ke dalam aplikasi QPR paling lambat diinput pada tanggal 31
Juli (31 hari) setelah berakhirnya periode laporan.
(3). Laporan sampai dengan Triwulan III, diinput ke dalam aplikasi QPR paling lambat diinput pada tanggal 31
Oktober (31 hari) setelah berakhirnya periode laporan.
(4). Laporan sampai dengan Triwulan IV, diinput ke dalam aplikasi QPR selambatnya tanggal 14 Februari (45
hari) setelah akhir periode laporan dan telah melalui bursa Akuntansi.
Aplikasi QPR akan terkunci secara otomatis pada saat batas waktu pelaporan LPTK berakhir, sehingga bagi Unit
PLN yang terlambat tidak akan dapat menginput data laporan LPTK pada periode laporan yang bersangkutan.
Mekanisme faktor pengurang keterlambatan input LPTK ke dalam aplikasi QPR, faktor pengurang ketidak
akuratan input data target dan realisasi pada portal maupun keterlambatan pada input description dan data
pendukung attachments diuraikan pada Lampiran VI. Butir 4.
2. Mekanisme menginput data analisa dan evaluasi tercapai atau tidak tercapainya setiap indikator kinerja, diinput
ke dalam description pada aplikasi QPR, diatur sebagai berikut:
1). Penjelasan analisa dan evaluasi, tercapainya target Indikator Kinerja, usaha-usaha yang telah dilakukan, baik
teknis maupun non teknis.
2). Penjelasan analisa dan evaluasi tidak tercapainya target Indikator Kinerja, kendala-kendala yang dihadapi,
serta usaha-usaha yang telah dilakukan, baik teknis maupun non teknis.
3. Mekanisme menginput data pendukung perhitungan setiap indikator kinerja LPTK berupa excel ke dalam
attachments pada aplikasi QPR.
4. Data pendukung adalah, berupa data pendukung gabungan Unit PLN, dari Unit PLN di bawahnya (contoh: Untuk
Unit PLN Wilayah di bawahnya adalah Unit PLN Cabang, untuk Unit PLN Distribusi di bawahnya adalah Unit PLN
AP dan APJ), data-data tersebut saling berhubungan dengan link system pada satu file.
5. Mekanisme menginput data rencana, realisasi dan estimasi pencapaian LPTK ke dalam aplikasi QPR, diatur
sebagai berikut;
1). Laporan Penilaian Tingkat Kinerja Unit (LPTK), setiap triwulan Unit PLN tidak lagi mengirimkan hard copy
LPTK (paperless), tetapi diwajibkan menginput LPTK ke dalam aplikasi QPR yang telah menggunakan
fasilitas WEB. Mekanismenya untuk data analisa dan evaluasi sesuai butir 2 di atas diinput ke dalam
description serta data pendukungnya sesuai butir 4 di atas berupa excel diinput ke dalam attachments.
2). Pada triwulan I, seluruh Unit PLN disamping menginput data Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK)
triwulan I, juga menginput data estimasi realisasi dan pencapainnya setiap indikator kinerja sampai dengan
Triwulan II, yaitu data dalam bentuk excel serta penjelasan description analisa dan evaluasi dalam bentuk
Microsoft Word, keduanya diinput ke dalam attachments.
3). Pada triwulan II, Unit PLN disamping menginput data Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK) samai
dengan triwulan II, juga menginput data estimasi realisasi dan pencapainnya setiap indikator kinerja sampai
dengan Triwulan IV, sebagai bahan penyusunan RKAP periode tahun berikutnya. Data estimasi
Disampaikan kepada DD ANG, data tersenbut dalam bentuk excel serta penjelasan description analisa dan
evaluasi dalam bentuk Microsoft Word, keduanya diinput ke dalam attachment.
4). Untuk estimasi realisasi LPTK Triwulan II dan Triwulan IV (laporan Tahunan) tidak diinput ke dalam portal,
karena tidak tersedia fasilitas menginput data estimasi realisasi, melainkan diinput ke dalam attachments
Pasal 6.
KPUB sebagai perpanjangan tangan Direksi PT PLN (Persero) dalam mengawasi kinerja Unit PLN; fungsinya
melakukan verifikasi dan endorsement terhadap hasil kinerja ke 4 perspektif, termasuk yang diinputkan ke dalam
aplikasi QPR sesuai dengan periode laporan. Yang dimaksud Verifikasi KPUB adalah menganalisa kewajaran,
kesungguhan, serta konsistensi dari isi laporan penilaian tingkat kinerja Unit PLN, antara lain dengan cara melakukan
telaahan :
1. Kelengkapan data pendukung yang diperlukan untuk menghitung kinerja, apakah sudah benar, dan sesuai
dengan Lampiran III yang dilaporkan secara resmi oleh Unit PLN setempat (berupa excel diinput ke dalam
attachments).
2. Kebenaran formula yang digunakan dalam menghitung pencapaian kinerja, sesuai dengan formula Keputusan
Direksi tentang Sistem Penilaian Tingkat Kinerja Unit PLN.
3. Kewajaran data pada Log Book yang dipergunakan untuk membuat data laporan.
4. Analisa dan evaluasi LPTK Unit PLN yang diinput ke dalam description, antara lain menjelaskan hal-hal sebagai
berikut :
1). Penjelasan analisa dan evaluasi, tercapainya target Indikator Kinerja, usaha-usaha yang telah dilakukan, baik
teknis maupun non teknis.
2). Penjelasan analisa dan evaluasi tidak tercapainya target Indikator Kinerja, kendala-kendala yang dihadapi,
serta usaha-usaha yang telah dilakukan, baik teknis maupun non teknis.
5. Estimasi realisasi pencapaian kinerja Unit PLN berupa data Analisa dan evaluasi LPTK diinput ke dalam
description dan data pendukungnya berupa excel diinput ke dalam attachments, yaitu estimasi realisasi Triwulan
II yang dibuat bersamaan dengan LPTK Triwulan I dan estimasi realisasi Triwulan IV yang dibuat bersamaan
dengan LPTK Triwulan II.
6. KPUB memberikan approval atau persetujuan sebagai bentuk legalitas selesainya laporan input data LPTK ke
dalam QPR oleh unit terkait dengan sistem persetujuan pada aplikasi QPR Scorecard.
Pasal 7
Penilaian Tingkat Kinerja UNIT PLN adalah penjumlahan dari penilaian ke 4 perspektif yaitu : Perspektif Keuangan,
Pelayanan Pelanggan, Bisnis Internal, dan Pembelajaran, adalah sebagai berikut :
1. PLN - K1 : bila, 90 < total nilai bobot < 100,
2. PLN - K2 : bila, 80 < total nilai bobot < 90,
3. PLN - K3 : bila, 70 < total nilai bobot < 80,
4. PLN - K4 : bila, total nilai bobot < 70
Pasal 8
Segera setelah berakhirnya Laporan Tahunan LPTK Unit pada setiap tanggal 14 Februari, SPI melakukan Uji Petik
atas seluruh Indikator Kinerja yang telah di input kedalam Aplikasi QPR. Hasil uji petik yang telah dilakukan SPI
disampaikan kembali kepada VP EDP dan Kinerja.
Pasal 9
Hasil Penilaian Tingkat Kinerja Unit PLN Laporan Tahunan (sampai dengan Triwulan IV) ditetapkan dengan
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero).
Pasal 10
Kelima butir di atas akan dijelaskan lebih lanjut pada Lampiran Keputusan Direksi ini.
Pasal 11
1 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Direksi No. 099.K/DIR/2008, tanggal 2 April 2008, tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kinerja Pada Unit Organisasi PT PLN (Persero) dinyatakan tidak berlaku.
2 Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam keputusan ini akan diatur lebih lanjut oleh Direksi PT. PLN
(Persero).
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 Maret 2009
DIREKTUR UTAMA
FAHMI MOCHTAR
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1. PERSPEKTIF KEUANGAN,
1. Harga Jual Listrik Rata-rata; adalah indikator kinerja yang dipakai untuk mengukur besaran jumlah rata-rata
penjualan rupiah per kWh, yang diperoleh dari hasil rata-rata perhitungan dan pencatatan pembacaan kWh
meter pelanggan dalam satu periode waktu tertentu.
2. Umur Piutang (Collection Period = COP); adalah indikator kinerja untuk mengukur jangka waktu rata-rata
antara penagihan dan pelunasan, satuannya (hari).
Keterangan :
*) Piutang Penjualan Tenaga Listrik = Piutang Beban & Pemakaian TL + Piutang ragu-ragu +Tagihan Susulan **)
**) Tagihan susulan = Piutang Opal + Selisih Kurang Setor + Piutang Pelanggan Kurang Setor, dll yang terkait dengan
pemakaian tenagalistrik.
3. Return On Asset (ROA), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan memberdayakan aktivanya, satuannya (%).
Laba / (Rugi) setelah pajak tanpa bunga pinjaman dan tanpa selisih kurs
ROA = x 100 %
Total Aktiva rata - rata
4. Rasio Operasi (Operating Ratio = OPR), adalah indikator kinerja untuk mengukur rasio biaya operasi
terhadap pendapatan operasi, satuannya (%).
5. Harga Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold = COGS), adalah indikator kinerja untuk mengukur harga
pokok penjualan dengan membandingkan total biaya dengan daya yang tersedia, satuannya (Rp./ (kVA
availability / kWh Produksi)).
Total Biaya *
COGS =
(kVA availability / kWh Produksi) * *
Keterangan :
*) Total Biaya = Biaya Operasi + Biaya Diluar Operasi
**) Satuan kVA - availability untuk Unit PLN P3B, kWh Produksi Netto ( termasuk sewa ) untuk Unit Pembangkitan.
6. Biaya Administrasi / (MVA available / kW Mampu Netto / HOP / MM / Pendapatan Operasi) adalah indikator
kinerja untuk mengukur besar Biaya Administrasi yang dikeluarkan per (MVA available/ HOP / MM) di suatu
Unit, satuannya *).
Keterangan :
*). Jumlah Pendapatan Operasi tidak termasuk Subsidi, untuk Unit PLN Pembangkitan Biaya Pegawai adalah Rp./ kW
Mampu Netto, satuan untuk Unit PLN P3B adalah Rp./kVA available, satuan untuk Unit PLN JMK, PLN Jasen adalah
Rp. / Man Month, Unit PLN Jasa dan Pendidikan adalah Rp./HOP, Unit PLN Jaser, PLN Litbang Unit PLN Jasprod
adalah Rp./Pendapatan Operasi.
I-1
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
7. Biaya Pegawai / (MVA available / kW Mampu Netto / HOP / MM / Pendapatan Operasi) adalah indikator
kinerja untuk mengukur besar Biaya Pegawai yang dikeluarkan per (MVA Available, kW Mampu Netto, Man
Month, HOP, Pendapatan Operasi di suatu Unit, satuannya (Rp. / (kWh, kVA Available, kW Mampu Netto,
Man Month, HOP, Pendapatan Operasi) *).`
Keterangan :
*). Jumlah Pendapatan Operasi tidak termasuk Subsidi, untuk Unit PLN Pembangkitan Biaya Pegawai adalah Rp./ kW
Mampu Netto, satuan untuk Unit PLN P3B adalah Rp./kVA available, satuan untuk Unit PLN JMK, PLN Jasen adalah
Rp. / Man Month, Unit PLN Jasa dan Pendidikan adalah Rp./HOP, Unit PLN Jaser, PLN Litbang Unit PLN Jasprod
adalah Rp./Pendapatan Operasi.
8. Biaya Administrasi Niaga / Pelanggan , adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas pemanfaatan pengeluaran biaya yang dilakukan untuk mengelola pelanggan dari sejak diakui
sebagai pelanggan hingga berakhirnya sebagai pelanggan dalam satu periode tertentu.
11. Progress Disburse, adalah dana yang digunakan dan dialokasikan untuk pembayaran/penyelesaian
pelaksanakan proyek/kegiatan atau bagian proyek dalam periode tertentu.
Rencana progress Disburse dibuat dalam bentuk Form 1 (rencana proyek) pada setiap awal tahun anggaran,
yang telah disetujui oleh Direksi Lampiran IV, Tabel 7.
Realisasi progress Disburse dihitung dan dilaporkan dalam bentuk Form 2 (realisasi proyek) pada tiap
Triwulan dengan perhitungan untuk masing-masing sumber dana Lampiran IV, Tabel 8, sebagai berikut :
a. APLN Rutin dan APLN Non Rutin : perhitungan didasarkan pada AT (Alokasi Tunai).
b. DIP/APBN Murni : perhitungan didasarkan pada SPM (Surat Perintah Membayar).
c. DIP/APBN Valas (Bantuan Luar Negeri) yang berdasarkan accrual basis, sehingga dihitung dari COP
(Certificate of Payment).
R (Realisasi Pembayaran )
Rasio Disburse ( )= x 100%
T Rencana Pembayaran
Rasio Disburse dihitung sesuai rumus diatas untuk masing-masing proyek dengan menggunakan laporan
Form-2. Kemudian dihitung Nilai ratio Disburse untuk masing-masing proyek.
Nilai Indikator Kinerja Progress Disburse = bobot X Nilai rata-rata Ratio Disburse
Keterangan :
Nilai rata-rata ratio Disburse = Satuan dalam %, adalah prosentase nilai sebelum dimasukkan ke dalam Kurva
Nilai rata-rata Ratio Fisik = Satuan dalam %, adalah prosentase nilai setelah dimasukkan ke dalam Kurva
bobot = 3
I-2
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
12. Efektifitas Biaya Litbang, adalah adalah indikator kinerja untuk mengukur besar biaya yang dikeluarkan
untuk setiap topik penelitian dan pengembangan ketenagalistrikan, satuanya (Rp./Topik)
13. System Average Interruption Duration Index (SAIDI) Jaringan Distribusi, adalah indikator kinerja untuk
mengukur rata-rata lama pelanggan padam, satuannya (menit / pelanggan).
Lama Pemadaman yang dialami Pelanggan *)
SAIDI Jaringan Distribusi =
Jumlah Pelanggan
14. System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) Jaringan Distribusi, adalah indikator kinerja untuk
mengukur rata-rata kali pelanggan padam, satuannya (kali / pelanggan).
15. Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur kegiatan pengembangan/ pembangunan masyarakat/ komunitas yang dilakukan secara sistematis,
terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan
kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya. Dan
merupakan tanggung jawab sosial korporat (CSR/ Corporate Social Responsibility) melalui pemanfataan
dana dari anggaran operasi lain.
Hasil nilai kinerjanya di dihitung oleh Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN (Persero)
Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB Unit terkait, disampaikan kepada Vice President EDP dan
Kinerja PT PLN (Persero) dalam periode laporan :
1. Triwulan I paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Sampai dengan Triwulanan II paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya
periode laporan.
3. Sampai dengan Triwulanan III paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
4. Sampai dengan Triwulanan IV, laporan Tahunan, paling lambat diterima tanggal 14 Februari (45 hari)
tahun berikutnya.
16. Equivalent Forced Outage Rate (EFOR), adalah indikator kinerja untuk mengukur jam gangguan dan jam
derating yang tidak direncanakan terhadap jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode, dimana
jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem (keluar paksa) ditambah jam derating paksa dibagi jumlah
jam unit pembangkit dikeluarkan dari sistem ditambah jumlah jam unit beroperasi, jumlah jam derating paksa,
jumlah jam sinkron dan jumlah jam pemompaan, satuannya(%).
I-3
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
Keterangan :
Force Outage Hours (FOH ) = adalah jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari
gangguan Unplaned (Force) Outage (U1, U2, U3) + Startup
Failures (SF)
Equivalent Force Derated Hours (EFDH ) = adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit
derating secara paksa (force derating: D1, D2, D3) dikonversikan
menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara
mengalikan durasi aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan
membagi perkalian tersebut dengan DMN pebangkit (MW). Semua jam
ekivalen tersebnut dapat dijumlahkan.
Net Maximum Capacity (NMC ) = adalah GMC unit dikurangi dengan kapasitas (MW) yang terpakai
oleh Unit-unit auxiliary dan service
Gross Maximum Capacity (NMC ) = adalah kapasitas maksikum dari unit pembangkit yang dapat
bertahan dampai periode waktu tertentu jika tidak dibatasi oleh
kondisi lingkungan ataupun derating
Service Hours (SH ) = adalah jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke jaringan
transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating
Synchronous Hours = adalah jumlah jam unit pembangkit ketika berada dalam kondisi / mode
Synchronous Condencing. Unit pembangkit dikategorikan seang berada dalam
status beroperasi/ service namun tidak membangkitkan
Pumping Hours = adalah jumlah jam unit pembangkit ketika berada dalam kondisi / mode
Synchronous Condencing. Unit pembangkit dikategorikan seang berada dalam
status beroperasi/ service namun tidak membangkitkan
Equivalent Force Derated Hours during Re rve Shutdown ( EFDHRS ) = adalah perkalian antara
jumlah jam unit pembangkit force derating (D1, D2, D3) selama reserve
shutdown dan besar derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced
derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dikonversikan menjadi jam
ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating
aktual (jam) dengan esar derating (MW) dan mebagi perkalian tersebut
dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen tersebut kemudian
dapat dijumlahkan.
17. Sudden Outage Forced (SdOF), adalah indikator kinerja untuk mengukur jumlah gangguan mendadak
pembangkit yang terjadi pada suatu Unit Pembangkit, pada setap periode laporan, satuannya (kali)
( Gangguan
j =1
mendadak / tahun )
SdOF = m
Unit
j =1
Pembangkit
Keterangan :
n = Jumlah Gangguan
m = Jumlah Pembangkit
I-4
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
18. Transmision Lines Outage Duration = TLOD, adalah indikator kinerja untuk mengukur lamanya gangguan
pada Transmision Lines rata-rata setiap 100 km. Lama gangguan per Unit Transmision Lines (atau persirkit)
dihitung sejak gangguan terjadi, hingga sirkit siap dibebani (enerjais).
n
( CC
j =1
OD )j
TLOD = x 100 ( jam / 100 kms )
KMCC
Keterangan :
n = jumlah kali gangguan dalam satu periode pelaporan.
CCODl = Lamanya sirkit padam karena gangguan
KMCC = Kilometer Circuit atau Jumlah panjang seluruh sirkit Transmision Line yang beroperasi
19. Transformer Outage Duration = TROD, adalah indikator kinerja untuk mengukur lamanya gangguan rata-
rata pada setiap unit transformator. Lama gangguan perunit transformator dihitung mulai gangguan hingga
siap dibebani (enerjais).
n
(TR
i =1
OD )i
TROD = x 100 ( jam / 100 kms )
R
Keterangan :
n = jumlah kali gangguan dalam satu periode pelaporan.
TROD = Lamanya trafo padam karena gangguan
R = Jumlah trafo yang beroperasi
20. Transmission Lines Outage Frequency = TLOF, adalah indikator kinerja untuk mengukur kekerapan
gangguan pada TL setiap 100km.
n
TLOF = x 100 ( jam / 100 kms )
KMCC
Keterangan :
n = jumlah gangguan TL dalam satu periode pelaporan.
KMCC = Kilometer Circuit atau Jumlah panjang seluruh sirkit Transmision Line yang beroperasi
21. Transformer Outage Frequency = TROF, adalah indikator kinerja untuk mengukur kekerapan gangguan
pada setiap unit Transformator.
n
TROF = ( kali / unit )
R
Keterangan :
n = jumlah gangguan Transformator
R = jumlah Transformator yang beroperasi
22. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction = CSF), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk
mengukur kualitas pelayanan yang diterima pelanggan, yang penilaiannya didasarkan pada hasil survai oleh
Surveyor Independen.
Hasil nilai kinerjanya di dihitung oleh Deputi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan Jawa-Madura-Bali, dan
Deputi Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan Luar Jawa-Madura-Bali pada PT PLN (Persero) Kantor
Pusat setelah melalui verifikasi KPUB Unit terkait, disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT
PLN (Persero) dalam periode laporan :
1. Triwulan I paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Sampai dengan Triwulanan II paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya
periode laporan.
3. Sampai dengan Triwulanan III paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
4. Sampai dengan Triwulanan IV, laporan Tahunan, paling lambat diterima tanggal 14 Februari (45 hari)
tahun berikutnya.
Keterangan:
Hasil survai oleh Surveyor Independen merupakan realisasi hasil survai tahun berjalan, sedangkan targetnya adalah
hasil survai tahun yang lalu atau target yang ditetapkan oleh PLN Pusat, kemudian dihitung pencapaian realisasi
terhadap tergetnya dimasukkan ke dalam kurva.
I-5
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
23. Susut Distribusi Tanpa I-4 (Losses), adalah indikator kinerja untuk mengukur energi listrik yang hilang pada
jaringan terhadap produksi kWh netto yang disalurkan, pada Wilayah Non Pembangkitan, satuannya (%).
Keterangan :
kWh Penjualan I-4 : kWh Penjualan golongan tarif I-4 dengan sambungan tegangan tinggi yang diperuntukkan keperluan
industri besar.
24. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan
Unit PLN dalam melaksanakan kewajiban standarisasi keselamatan kerja, keselamatan umum dan
keselamatan lingkungan, keselamatan instalasi dan sertifikasi. Hasil nilai kinerjanya di dihitung oleh Vice
President Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui
verifikasi KPUB Unit terkait, disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) dalam
periode laporan :
1. Triwulan I paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Sampai dengan Triwulanan II paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya
periode laporan.
3. Sampai dengan Triwulanan III paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
4. Sampai dengan Triwulanan IV, laporan Tahunan, paling lambat diterima tanggal 14 Februari (45 hari)
tahun berikutnya.
25. Lingkungan Hidup, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan Unit PLN dalam
melaksanakan kewajiban pemantauan dan pengelolaan lingkungan dengan berpedoman pada RKL / RPL
atau UKL/UPL. Hasil nilai bobotnya di dihitung oleh Vice President Lingkungan dan Keselamatan
Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB Unit terkait, disampaikan
kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) dengan periode laporan antara lain :
1. Triwulan I paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Sampai dengan Triwulanan II paling lambat diterima tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
3. Sampai dengan Triwulanan III paling lambat diterima tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya
periode laporan.
4. Sampai dengan Triwulanan IV laporan Tahunan, paling lambat diterima tanggal 14 Februari (45 hari)
tahun berikutnya.
26. E-Proc, adalah indikator kinerja yang menggambarkan optimalisasi penggunaan aplikasi e-procurement
untuk pengadaan Barang/Jasa yang pendanaannya bersumber dari APLN. Dengan E-proc, pengadaan
Barang/Jasa akan semakin Transparan, Adil dan Efisien sehingga makin mendorong pelaksanaan GCG yg
lebih baik.
NKi
E proc 100%
NKT
Dimana :
NKi adalah Jumlah Nilai Kontrak (Rp) yang pengadaannya melalui e-proc dan sumber pendanaan dari
APLN
NKT adalah Jumlah Nilai Kontrak Total (Rp) yang pengadaannya melalui atau tidak melalui e-proc
dengan sumber pendanaan dari APLN
Kriteria Penilaian :
No. E-proc Nilai
1. 80% - 100% 5
2. 60% - <80% 4
3. 40% - <60% 3
4. 20% - <40% 2
5. s/d 20% 1
I-6
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
27. Faktor Ketersediaan Ekivalen (Equivalent Availability Factor = EAF), adalah indikator kinerja untuk
mengukur Faktor Ketersediaan Mesin Pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya (DMN)
dalam satu periode, satuannya (%).
EAF =
[(AH EPDH EUDH ESEDH ) x NMC
x 100 %
(PH x NMC)
Keterangan :
Available Hours ( AH ) = adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service Hours
ditambahkan Reserve Shutdown Hours
Equivalent Planned Derated Hours ( EPDH ) = adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit
derating terencana (Planned derating) termasuk Extension (DE) dan besar
derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE)
dikonversikan menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara
mengalikan durasi aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi
perkalian tersebut dengan DMN pebangkit (MW). Semua jam ekivalen tersebut
dapat dijumlahkan.
Equivalent Seasonal Derated Hours ( ESDH ) = adalah perkalian antara MW derating unit pembangkit
akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap dibagi
dengan DMN.
Net Maximum Capacity ( NMC ) = adalah GMC unit dikurangi dengan kapasitas (MW) yang terpakai oleh
Unit-unit auxiliary dan service
Period Hours ( PH ) = adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertetntu yang sedang diamati selama unit
dalam status Aktif
Equivalent Unplanned Derated Hours ( EUDH ) = adalah perkalian antara jumlah jam unit pembangkit
derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar derating dibagi dengan
DMN. Setiap kejadian Forced derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown
dikonversikan menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara
mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan esar derating (MW) dan mebagi
perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen tersebut
kemudian dapat dujumlahkan.
28. Tara Kalor Netto Pembangkit (Net Plant Heat Rate / TKNP), adalah indikator kinerja untuk mengukur
efisiensi Unit Pembangkit dalam pemakaian bahan bakar yang telah dikonversikan menjadi jumlah total kalor
bahan bakar yang terpakai dibagi jumlah kWh Produksi Netto, satuannya (kcal/kWh).
(nilai kalor bahanbakar yang digunakan) x TotalPemakaian Bahan Bakar dari PLTU/D/G/GU
TKNP =
( Produksi kWh Total Netto Pembangkit per tahun dari PLTU/D/G/GU )
Keterangan :
Nilai kalor bahan bakar yang digunakan dalam target adalah Nilai kalor bahan bakar realisasi tahun lalu.
Nilai kalor bahan bakar realisasi yang berlaku adalah nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa
oleh Surveyor.
kWh produksi Netto adalah kWh produksi bruto dikurangi pemakaian sendiri (PS).
I-7
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
29. Rasio Energi Dengan BBM Terhadap Total Energi Dibangkitkan Sendiri, adalah indikator kinerja untuk
mengukur Rasio Energi Produksi Bruto menggunakan BBM terhadap Total Energi Produksi Bruto yang
dibangkitkan sendiri, satuannya (%).
Keterangan :
Energi Produksi Bruto BBM = Energi Produksi Bruto BBM + Sewa
Total Energi Produk Sendiri Bruto = Energi Produksi Sendiri Bruto + Sewa (tidak termasuk IPP)
30. Pemakaian Sendiri Sentral Pembangkit, adalah indikator kinerja untuk mengukur pemakaian kWh yang
dipergunakan untuk keperluan peralatan bantu motor dan lampu penerangan pada suatu Sentral Pembangkit
terhadap kWh produksi bruto, satuannya (%).
31. Scheduled Outage Factor (SOF), adalah indikator kinerja untuk mengukur jumlah jam unit pembangkit keluar
terencana (planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu periode. Besaran tersebut menunjukkan
persentase ketidaksiapan unit pembangkit akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhaul pada
suatu periode tertentu.
SOF =
[(SOH ) x NMC]
x 100 %
(PH x NMC)
Keterangan :
Available Hours ( AH ) = adalah jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service
Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours
Equivalent Planned Derated Hours (EPDH ) = adalah perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating terencana (Planned derating) termasuk Extension
(DE) dan besar derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating
terencana (PD dan DE) dikonversikan menjadi jam ekivalen full
outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi aktual (jam)
dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan
DMN pebangkit (MW). Semua jam ekivalen tersebnut dapat
dijumlahkan.
Equivalent Seasonal Derated Hours (ESDH ) = adalah perkalian antara MW derating unit
pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit
pembangkit siap dibagi dengan DMN.
Net Maximum Capacity (NMC ) = adalah GMC unit dikurangi dengan kapasitas (MW) yang terpakai
oleh Unit-unit auxiliary dan service
Period Hours (PH ) = adalah total jumlah jam dalam suatu periode tertetntu yang sedang diamati
selama unit dalam status Aktif
I-8
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
32. Faktor Ketersediaan Transformator (Transformer Availability Factor =TRAF), adalah indikator kinerja
untuk mengukur Faktor Ketersediaan Transformator dalam melayani konsumen pada satu periode, satuannya
(%).
n m
( MVATR
i =1
ID TTR ID )i + (MVATR
j =1
MT x TTR MT )j
TRAF = 1 x 100 %
MVATR total x 8760 jam
Keterangan :
n = jumlah gangguan, MVATR MT = MVA trafo dipelihara
m = jumlah pemeliharaan MVATR ID = MVA trafo terganggu
MVATR total = jumlah MVA trafo terpasang
33. Faktor Ketersediaan Transmisi (Circuit Availability Factor = CCAF) ; adalah indikator kinerja untuk
mengukur Faktor Ketersediaan Sirkit SUTT/SUTET dalam melayani konsumen dalam satu periode, satuannya
(%).
n m
i =1
( CC ID TCC ID )i + (CC
j =1
MT x TTC MT )j
CCAF = [ 1 x 100 %]
CC total x 8760 jam
Keterangan :
n = jumlah gangguan
m = jumlah pemeliharaan
CC ID = Jumlah Sirkit terganggu
TCC ID = Waktu gangguan
CCMT = Sirkit dipelihara
TCC MT = Waktu pemeliharaan
CCtotal = Jumlah sirkit SUTT/SUTET terpasang
34. Ratio Kerusakan Peralatan Utama (RKPU), adalah indikator kinerja untuk mengukur ratio antara jumlah
nilai perolehan peralatan Utama Transmisi dan Gardu Induk yang rusak terhadap total nilai Aktiva Tetap
Bruto unit, satuannya (%).
Keterangan:
i = Indeks peralatan utama yang rusak
n = Jumlah peralatan utama yang rusak
Nilai Perolehan Peralatan Utama Yang Rusak dalam satuan rupiah
Total Aktiva Tetap Bruto dalam satuan rupiah
35. Progress Fisik, adalah hasil pelaksanaan/penyelesaian fisik proyek/kegiatan atau bagian proyek yang
dicapai dalam periode waktu tertentu.
- Rencana progress Fisik disusun dalam Form 1 (rencana proyek) pada awal tahun anggaran
- Realisasi progress Fisik dilaporkan dalam Form 2 (realisasi proyek) setiap Triwulan
I-9
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
36. Pelelangan, adalah jumlah paket lelang dari Anggaran Non Rutin (APLN/APBN/ Loan) yang selesai
ditandatangani kontraknya dalam periode waktu tertentu.
- Rencana Jumlah Paket Lelang per Triwulan disusun dalam Form 1 (rencana proyek) pada awal tahun
anggaran.
- Realisasi Jumlah Paket Lelang yang selesai ditandatangani kontraknya dilaporkan dalam Form 2 (realisasi
proyek) setiap Triwulan.
37. Jumlah Pelaksanaan Kursus, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur jumlah pelaksanaan
kursus yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan dalam periode tertentu, satuannya (HOP).
38. Produktifitas Instruktur tetap, adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat produktifitas instruktur/
assesor / konsultan tetap dalam melaksanakan pekerjaan, satuannya ( % )
39. Jumlah Materi Kursus Baru & Revisi, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur jumlah
materi kursus baru dan revisi yang dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Latihan dalam periode tertentu,
satuannya (buah).
40. Time Achievement (TA), adalah indikator kinerja untuk mengukur ketepatan waktu dalam menyelesaikan
pekerjaan, satuannya (%).
41. Jumlah Penelitian dan Pengembangan, adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan
perencanaan jumlah produk penelitian dan pengembangan yang dapat diselesaikan dalam suatu periode,
satuiannya (%)
42. Load Faktor SDM (Workforce) , adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat pemberdayaan Sumber
Daya Manusia dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi kerja, satuannya (%).
43. Load Faktor Mesin, adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat pemberdayaan Mesin Produksi yang
beroperasi dalam periode jam ketersediaannya, satuannya (%).
Keterangan :
*) Jumlah Jam Ketersediaan, adalah Jumlah Jam Mesin Produksi dalam keadaan siap untuk dioperasikan.
I-10
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
44. Jumlah Paten/Inovasi, adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat keberhasilan jumlah Inovasi yang
rencanakan terhadap jumlah produk inovasi yang dapat diselesaikan dalam suatu periode, satuannya (%)
Rencana Jumlah Inovasi yang akan di Patenkan
Jumlah Paten/ Inovasi= x 100 %
Realisasi Jumlah Inovasi yang telah di Patenkan
45. Jumlah Produk Portofolio, adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur jumlah produk
portofolio yang dapat diselesaikan dalam suatu periode, satuannya (buah).
46. Produktifitas Sumber Daya Manusia (SDM), adalah indikator kinerja untuk mengukur tingkat produktifitas
pegawai dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh pemberi kerja, satuannya (%).
47. Quality Achievement (QA), adalah indikator kinerja untuk mengukur kualitas kontrak yaitu jumlah kontrak
yang memenuhi syarat dari seluruh kontrak yang ada, satuannya (%).
Keterangan,
o Jumlah kontrak yang memenuhi syarat, adalah jumlah perjanjian kerja (work orders) penyediaan jasa atau
barang yang dapat memenuhi kesepakatan para pihak sesuai kuantitas dan kualitas jasa atau barang, harga
kesepakatan, dan waktu penyerahan yang semuanya dapat dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Jasa
atau Barang dan Berita Acara Pembayaran Jasa atau Barang yang semuanya ditandatangani oleh pihak
pemberi pekerjaan dan penerima pekerjaan.
o Jumlah Seluruh Kontrak Pekerjaan, adalah jumlah perjanjian kerja (work orders) penyediaan jasa atau barang
dalam satu tahun anggaran yang sudah disepakati atau ditandatangani oleh pihak pemberi pekerjaan dan
penerima pekerjaan.
4. PERSPEKTIF PEMBELAJARAN,
48. Perbaikan Kualitas dan Kuantitas SDM (PKKSDM), adalah indikator kinerja untuk mengukur kualitas dan
kuantitas SDM Realisasi terhadap Targetnya, satuannya (%).
1. Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
I-11
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
2. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
3. Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
4. Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun
berikutnya.
49. Efektivitas Organisasi dan Sistem SDM (EOSSDM), adalah indikator kinerja untuk mengukur efektivitas
Organisasi dan sistem SDM Realisasi terhadap Targetnya, satuannya (%).
Hasil nilai bobotnya di hitung oleh Deputi Direktur Pengembangan Organisasi PT PLN (Persero) Kantor Pusat
setelah melalui verifikasi KPUB UNIT PLN setempat, dan disampaikan kepada Vice President EDP dan
Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat dengan periode laporan antara lain :
1. Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
3. Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
4. Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun
berikutnya.
50. Information Technology Network Readiness, adalah dokumen yang menggambarkan rencana
pengembangan jaringan komunikasi data dikaitkan dengan rencana pengembangan sistem informasi.
Hasil nilai kinerjanya di hitung oleh DD PSI pada PT PLN (Persero) Kantor Pusat setelah melalui verifikasi
KPUB UNIT PLN setempat, dan disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero)
Kantor Pusat dengan periode laporan antara lain :
1. Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
3. Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
4. Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun
berikutnya.
Dokumen pada indikator kinerja Information Technology Network Readiness minimal memuat diantaranya :
1. Latar belakang : berisi gambaran kondisi network dan penggunaannya secara umum
2. Maksud dan tujuan : berisi tujuan pengembangan jaringan
3. Kondisi Jaringan sekarang
4. Rencana pengembangan Sistem Informasi
5. Rencana pengembangan jaringan
6. Aspek Biaya : gambaran biaya operasional jaringan saat ini dan nanti
7. Action Plan/tahapan implementasi
8. Khusus untuk laporan triwulan II-IV ditambah dengan update jaringan berikut penjelasan utilisasi setiap
link yang ada
51. Knowledge Management (KM), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur ketaatan Unit PLN
dalam melaksanakan kewajiban menjalankan KM dengan berpedoman pada pedoman pelaksanaan KM di
PLN. Hasil nilai bobotnya di hitung oleh Vice President Knowledge Management (VPKMT) PT PLN (Persero)
Kantor Pusat setelah melalui verifikasi KPUB UNIT PLN setempat, dan disampaikan kepada Vice President
EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat dengan periode laporan antara lain :
5. Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
6. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
7. Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
8. Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun
berikutnya.
I-12
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
52. Sistem Informasi Laporan Manajemen (SILM) adalah indikator kinerja yang digunakan mengukur ketaatan
Unit Organisasi dalam melaporkan seluruh jenis laporan baik masalah keuangan, kepegawaian,
pengusahaan ataupun pelaksanaan proyek.
Hasil nilai bobotnya di hitung oleh SEKRETARIS PERUSAHAAN PT PLN (Persero) setelah melalui verifikasi
KPUB UNIT PLN setempat, dan disampaikan kepada Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero)
Kantor Pusat dengan periode laporan antara lain :
1. Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 30 April (30 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
2. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 31 Juli (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
3. Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 31 Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode
laporan.
4. Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun
berikutnya.
53. Laporan Perhitungan Tahunan (LPT), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib
administrasi Unit PLN dalam menyampaikan Laporan Perhitungan Tahunan, satuannya (hari).
LPT = Didasarkan atas ketepatan waktu Laporan yang dikirimkan oleh PLN Unit ke Vice President
EDP dan Kinerja PT PLN (Persero), dengan ketentuan yaitu :
1. Untuk LPT Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 20 April (20 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
2. Untuk LPT s.d. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 20 Juli (20 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
3. Untuk LPT s.d.Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 20 Oktober (20 hari),
setelah berakhirnya periode laporan.
4. Untuk LPT Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari
(45 hari) tahun berikutnya.
54. Laporan Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP), adalah indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur tertib administrasi Unit PLN dalam menyampaikan Laporan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan.
RKAP = Didasarkan atas ketepatan waktu penyampaian Laporan RKAP yang dikirimkan oleh PLN Unit
ke Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero), dengan ketentuan yaitu, paling lambat
diterima 120 hari kalender atau pada tanggal 2 September sebelum berakhirnya tahun anggaran
berjalan.
55. Laporan Manajemen (LM), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib administrasi PLN
Unit dalam menyampaikan Laporan Manajemen, satuannya (hari).
LM = Didasarkan atas ketepatan waktu Laporan yang dikirimkan oleh PLN Unit ke Sekretaris
Perusahaan PT PLN (Persero), dengan ketentuan yaitu :
5. Untuk LM Triwulan I, paling lambat diterima pada tanggal 20 April (20 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
6. Untuk LM s.d. Triwulanan II, paling lambat diterima pada tanggal 20 Juli (20 hari), setelah
berakhirnya periode laporan.
7. Untuk LM s.d.Triwulanan III, paling lambat diterima pada tanggal 20 Oktober (20 hari),
setelah berakhirnya periode laporan.
8. Untuk LM Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diterima pada tanggal 14 Februari
(45 hari) tahun berikutnya.
56. Laporan Penilaian Tingkat Kinerja (LPTK), adalah indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tertib
administrasi PLN Unit dalam menginput data pendukung LPTK, satuannya (hari).
LPTK = Didasarkan atas ketepatan waktu penyampaian LPTK yang diinput oleh Unit PLN kepada
Vice President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero), dengan ketentuan :
a. Untuk LPTK Triwulan I, paling lambat diinput ke dalam QPR pada tanggal 30 April (30
hari), setelah berakhirnya periode laporan.
I-13
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
b. Untuk LPTK s.d. Triwulanan II, paling lambat diinput ke dalam QPR pada tanggal 31 Juli
(31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
c. Untuk LPTK s.d.Triwulanan III, paling lambat diinput ke dalam QPR pada tanggal 31
Oktober (31 hari), setelah berakhirnya periode laporan.
d. Untuk LPTK Triwulan IV (Laporan Tahunan), paling lambat diinput ke dalam QPR pada
tanggal 14 Februari (45 hari) tahun berikutnya.
57. Serah Terima Proyek = STP, adalah pelaksanaan kewajiban penyelesaian serah terima aset
proyek/kegiatan atau bagian proyek kepada Unit pengusahaan, sesuai dengan jumlah dan waktu yang telah
direncanakan.
STP =
(T R ) x Bobot Pengurang
Jumlah Pekerja
Keterangan :
T = Target STP dari Unit PLN Proyek yang memenuhi syarat untuk
ditandatangani oleh Unit Pengyusahaan.
R = Realisasi STP yang disetujui untuk di tandatangani Unit PLN Pengusahaan.
Bobot Pengurang STP = Max 2.
58. Temuan Auditor Internal dan atau Eksternal, adalah indikator Pengawasan didasarkan pada hasil temuan
yang meliputi seluruh temuan yang ada di Kantor Induk, dan seluruh kantor yang berada dibawah tanggung
jawabnya baik dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan atau temuan hasil pemeriksaan Kontrol
Intern (KI) atau Auditor Internal Setempat, dan atau pihak Pemeriksa Eksternal, yang meliputi pemeriksaan
operasional, finansial dan pemeriksaan khusus. Penilaian hasil temuan tersebut disampaikan kepada Vice
President EDP dan Kinerja PT PLN (Persero) Kantor Pusat, untuk Triwulan IV atau Laporan Tahunan, paling
lambat disampaikan pada tanggal 14 Februari (45 hari) tahun berikutnya.
I-14
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
II-1
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
III-1
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
No. INDIKATOR KINERJA LAPORAN UNIT
33 Faktor Ketersediaan Transmisi Laporan Sistem Pengusahaan Terpadu P3B
34 Rasio kerusakan Peralatan Utama Laporan Sistem Pengusahaan Terpadu dan laporan kerusakan peralatan. P3B
35 Progres Fisik Rencana Kerja Tahunan (Form F1) Laporan Pelaksanaan Proyek (Form F2) P3B
36 Pelelangan Rencana Kerja Tahunan (Form F1) Laporan Pelaksanaan Proyek (Form F2) P3B
37 Jumlah pelaksanaan kursus Laporan Pendidikan dan Latihan Pusat Pendidikan dan Latihan
38 Produktivitas Instruktur Tetap Laporan Produktifitas Instruktur Pusat Pendidikan dan Latihan
39 Jumlah Materi Kursus Baru/Revisi Silabus Pendidikan Pusat Pendidikan dan Latihan
40 Time Achievement Laporan Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan, Kontrak. Jaser, Litbang, Jasen, Jaspro
41 Jumlah Penelitian & Pengembangan Laporan Penelitian dan Pengembangan Litbang
Jasa Sertifikasi, Penelitian dan Pengembangan,
42 Load Factor SDM Laporan Kepegawaian dan Laporan Laba-Rugi
jiJasa Enniring dan JMK
43 Load Factor Mesin Laporan Kegiatan Produksi Jasa dan Produksi
44 Jumlah Paten/Inovasi Laporan Kegiatan Paten/Inovasi Litbang
45 Jumlah Produk Portofolio Daftar Proyek yang dipasarkan, permintaan dari Anak Perusahaan dan Unit Jasa Enjiniring, Jasa Manajemen Konstruksi
46 Produktivitas SDM Laporan Kepegawaian dan Laporan Laba-Rugi Jasa Enjiniring, Jasa Manajemen Konstruksi
47 Quality Achievement Laporan Pending Item oleh Pihak Ketiga Jasa dan Produksi dan Jasa Sertifikasi
48 Perbaikan Kualitas dan Kuantitas SDM Surat Direktur SDM, No:00526 / 004 /DIT SDM / 2009, tgl.19 Februari 2009, perihal Seluruh Unit PLN
49 Efektifitas Organisasi dan Sistem SDM Penjelasan Indikator Kinerja Bidang SDM Tahun 2009 Seluruh Unit PLN
Information Technology Network
50 Laporan Information Technology Network Readiness Seluruh Unit PLN
Readiness
51 Knowledge Management Laporan Beberapa Kegiatan Yang berkaitan dengan Knowledge Management. Seluruh Unit PLN
52 SILM Laporan Sistem Informasi Laporan Manajemen Seluruh Unit PLN
53 Ketepatan penyampaian LPT Buku LPT Seluruh Unit PLN
54 Ketepatan penyampaian RKAP Buku RKAP Seluruh Unit PLN
55 Ketepatan penyampaian LM Buku Laporan Manajemen Seluruh Unit PLN
Diinput ke dalam aplikasi QPR serta rincian data pendukung ke dalam description dan
56 Ketepatan & kebenaran input LPTK Seluruh Unit PLN
attachmens
57 Serah Terima Proyek = (STP) Berita Acara Serah Terima Proyek Wilayah, Distribusi, Pembangkit dan P3B
58 Temuan Auditor Intern. & / Ekstern Nilai di peroleh langsung dari SPI PT PLN Pusat Jakarta Seluruh Unit PLN
III-2
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-1
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
Indikator Kinerja pada keempat Perspektif tersebut mempunyai karakteristik Realisasi ( R ) > Target ( T ) dikatakan baik, maka perhitungan pencapaiannya menggunakan rumus X
= ( R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
a. Bila angka Target ( T ) Positif, maka pencapaiannya menggunakan rumus X = ( R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, 100 % < pencapaian < 125 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, 125 % < pencapaian < 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { - 4 ( X ) + 600% } Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
b. Bila angka Target ( T ) Negatif, maka pencapaiannya menggunakan rumus X = ( 2 - R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, 100 % < pencapaian < 125 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, 125 % < pencapaian < 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { - 4 ( X ) + 600% } Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
Sumbu Y
100 B (100,100) C (125,100)
Nilai Bobot (satuan %)
Y = 100%
Y = 2 X 100%
Dimana , X = pencapaian
atau = R/T, atau = (2 R / T)
Y = - 4 X + 600 %
50 100 125 150 Sumbu X = pencapaian realisasi thd targetnya satuan (%)
IV-2
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
E. Perspektif Pelayanan Pelanggan yaitu menilai indikator kinerja Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction = CSF) dengan karakteristik Realisasi ( R ) > Target ( T ) dikatakan
baik, maka menggunakan cara perhitungan sebagai berikut :
c. Bila angka Target ( T ) Positif, maka pencapaiannya menggunakan rumus X = ( R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, pencapaian > 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
d. Bila angka Target ( T ) Negatif, khusus untuk CSF, maka pencapaiannya menggunakan rumus X = ( 2 - R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, pencapaian > 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
Sumbu Y
Nilai Bobot (satuan %)
100 B (100,100)
Y = 2 X 100%
Dimana , X = pencapaian Y = 100%
atau = R/T, atau = (2 R / T)
(0, 0) A (50, 0)
IV-3
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-4
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
Indikator Kinerja pada keempat Perspektif tersebut mempunyai karakteristik Realisasi ( R ) < Target ( T ) dikatakan baik, maka perhitungan pencapaiannya menggunakan rumus X
= ( 2 R / T ) 100%, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, 100 % < pencapaian < 125 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% Bobotnya
4. Jika, 125 % < pencapaian < 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { - 4 X + 600% } Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
Y = Nilai Bobot
(satuan %) B (100, 100) C (125, 100)
Y = 2 X 100%
Y = 100%
Dimana , X = pencapaian
atau = R/T, atau = (2 R /
Y = - 4 X + 600 %
IV-5
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
C. Khusus Pada Perspektif Bisnis Internal antara lain untuk menilai indikator kinerja Progress Disburse APLN yaitu dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 4 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 20 %
2. Jika, 4 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 5/6 (X - 4)+ 20%) } Bobotnya
3. Jika, pencapaian = 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, 100 % < pencapaian < 200 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = ( - X + 200% ) Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 200 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0%
Y = - X + 200%
Y= 20%
20 %
(200,0)
(4 , 20)
IV-6
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
C. Khusus Pada Perspektif Bisnis Internal antara lain untuk menilai indikator kinerja Progress Disburse LOAN yaitu dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 0 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0 %
2. Jika, 0 % < pencapaian < 90 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = (10/9 X) x Bobotnya
3. Jika, 90 % < pencapaian < 120 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, 120 % < pencapaian < 200 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = ( - 5/4(X 120) + 100% ) x Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 200 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0 %
Y= 10/9X
Y = - 5/4(X 120) + 100%
(200,0)
IV-7
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
C. Khusus Pada Perspektif Bisnis Internal antara lain untuk menilai indikator kinerja Progress Disburse APBN yaitu dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 4 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 21 %
2. Jika, 4 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 5/6 (X + 20%) } x Bobotnya
3. Jika, pencapaian = 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, pencapaian > 100 %, maka perhitungan Nilai bobot Y = 0 %
(100,100)
Y= 5/6 (X 4) + 20%)
(4 , 20)
IV-8
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
C. Khusus Pada Perspektif Bisnis Internal antara lain untuk menilai indikator kinerja Progress Fisik yaitu dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 0 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 0 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = ( X ) Bobotnya
3. Jika, 100 % < pencapaian < 110 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% Bobotnya
4. Jika, 110 % < pencapaian < 141 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { - 2 ( X ) + 400% } Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 141 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 85%
Y = 100%
Y=X
D (141, 85)
85
Y = 85%
IV-9
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
D. Konversi nilai pengurang Max 2 dari Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) pada Perspektif Pelayanan Pelanggan. Rasio Kerusakan Peralatan Utama
pada Perspektif Bisnis Internal dengan cara sebagai berikut:
Tabel 1 : Konversi nilai pengurang Max 2.
E. Konversi nilai pengurang Max 3 dari pencapaian indikator kinerja Rasio Kerusakan Peralatan Utama pada Perspektif Bisnis Internal, dengan cara sebagai berikut:
Tabel 2: Konversi nilai pengurang Max 3
a) Contoh Perhitungan Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) untuk Nilai Pengurang lihat Lampiran IV pada, poin D, tabel : 1.
Sesuai tabel 1. Jika indikator kinerja Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) realisasi terhadap targetnya mencapai 92,68 %, maka besar nilai pengurang
Indikator Kinerja Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (P3L) adalah = - 0,75 karena pencapaiannya terletak antara 90 % < pencapainnya < 100 %.
b) Contoh Perhitungan Rasio Kerusakan Peralatan Utama untuk Nilai Pengurang lihat Lampiran IV pada, poin E, tabel : 2.
Sesuai tabel 1. Jika indikator kinerja Rasio Kerusakan Peralatan Utama terhadap targetnya mencapai 85,50 %, maka besar nilai pengurang Indikator Kinerja Rasio
Kerusakan Peralatan Utama adalah = - 1,5 karena pencapaiannya terletak antara 80 % < pencapainnya < 90 %.
IV-10
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 PLTA
- dengan Kontruksi bawah tanah MW 2
- tanpa Kontruksi bawah tanah MW 1,2
PLTM MW 5
PLTU MW 0,5
PLTP MW 1
PLTG MW 1
PLTD MW 0,8
2 Transmisi
70 kV kms 0,3
150 kV kms 0,5
275 kV kms 0,6
500 kV kms 1
Kabel Laut kms 3
Kabel Tanah kms 2
Penarikan Kawat
- 70 kV kms 0,1
- 150 kV kms 0,1
Pemasangan Tower kms 0,4
Pengadaan Material kms 0,05
3 GI
Trafo < 20 MVA Buah 4
Trafo > 20 MVA Buah 5
LB/TB/BC BAY 4
GIS
Trafo < 20 MVA Buah 5
Trafo > 20 MVA Buah 6
LB/TB/BC BAY 5
GITO
Trafo < 20 MVA Buah 6
Trafo > 20 MVA Buah 7
LB/TB/BC BAY 6
Pemasangan GI
Trafo < 20 MVA Buah 3
Trafo > 20 MVA Buah 4
LB/TB/BC BAY 3
Pengadaan Material GI
Trafo < 20 MVA Buah 1
Trafo > 20 MVA Buah 1
LB/TB/BC BAY 1
GI 500 kV
Trafo 500 MVA Buah 15
Diameter Buah 15
4 Prasarana
- Pembebasan Lahan Pembangkit/GI/GIS/GITO 5% terhadap Bobot Proyek
- Pembebasan Lahan Tapak Tower 10% terhadap Bobot Proyek
- Access Road & Rumah Operator 2% terhadap Bobot Proyek
- ROW 10% terhadap Bobot Proyek
- Engineering Services 2% terhadap Bobot Proyek
- Survey / Investigation 3% terhadap Bobot Proyek
- AMDAL / UKL / UPL 3% terhadap Bobot Proyek
- Commisioning 1% terhadap Bobot Proyek
- Fasilitas (Perizinan, Sosialisasi & dll) 1% terhadap Bobot Proyek
IV-11
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
REALISASI
PEMBOBOTAN BOBOT TARGET REALISASI
TOTAL PROGRESS
NO. PROYEK KAPASITAS JUMLAH PROGRESS INDIKATOR TARGET (%) BOBOT BOBOT (
KAPASITAS LAPANGAN
FISIK UTAMA (T) R)
(%)
1 2 3 4 5=3x4 6 7 8 9=7x8 10 11 = 7 x 10
B. PEMBANGUNAN TRANSMISI
1 48 2 96 0,5 48
PEMBANGUNAN T/L 150 kV LOPANA - TELING (48 Km, 2 Cct)
DOUBLE
CIRCUIT
A. Prasarana
2 1 Survey 3% 1,44 89% 1,28 94% 1,35
3 2 Studi AMDAL Pembangunan T/L 150 kV Lopana-Teling 3% 1,44 76% 1,09 87% 1,25
Kontrak No.742.Pj/193/PIKITRINGSULMAPA/2007
Tanggal, 09 September 2007
4 3 ROW 10% 4,8 81% 3,89 87% 4,18
6 4 Pengadaan Tanah lokasi tapak tower 10% 4,8 87% 4,18 74% 3,55
7 5 Penyelidikan Tanah 3% 1,44 85% 1,22 88% 1,27
8 6 Inventarisasi, Sosialisasi dan Musyawarah Harga 1% 0,48 79% 0,38 97% 0,47
9 7 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tahap Konstruksi 3% 1,44 67% 0,96 70% 1,01
Sub Total Prasarana
B. Kontrak Utama
10 1 Pembangunan T/L 150 kV Lopana - Teling 1,00 48,00 88% 42,24 77% 36,96
Kontrak No.
Tanggal,
Sub. Total Kontrak Utama
C. Biaya Rutin
11 - Biaya Rutin Pegawai s/d Tahun 2008 0,50% 0,24 84% 0,20 88% 0,21
12 - Biaya Rutin Administrasi s/d Tahun 2008 0,50% 0,24 77% 0,18 89% 0,21
Sub Total Biaya Rutin
D. Biaya Lain-Lain
- Commitment fee
- IDC
- Contingensi
Sub Total Biaya Lain-Lain
TOTAL PROGRESS FISIK PEMBANGUNAN T/L 150 kV LOPANA - TELING
55,63 50,46
(48 Km, 2 Cct)
Keterangan :
1. Kolom 7 (Bobot Indikator Utama) PEMBANGUNAN T/L 150 kV LOPANA - TELING (48 Km, 2 Cct) : Total Kapasitas x Pembobotan Progress Fisik = 96 x 0.5 = 48
2. Kolom 7 (Bobot Indilator Utama) Pekerjaan Survey : Pembobotan Progress Fisik x Bobot Indikator Utama = 3 % x 48 = 1.44
IV-12
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 2 3 4 5=3x4 6 7 8 9=7x8 10 11 = 7 x 10
68.62 64.70
TOTAL PEMBANGUNAN GI. 150 kV TELLING (2 LB + 2 TB, 1 x 30 MVA)
\
IV-13
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 2 3 4 5 6= 5/4
A. PEMBANGUNAN TRANSMISI
PEMBANGUNAN T/L & GI. SULAWESI UTARA (LOAN
1 55.63 50.46
BELGIA IV) (27 km, 18.2 km dan 23 km) double circuit
B. PEMBANGUNAN GARDU INDUK
PEMBANGUNAN GI. 150 kV TELLING (2LB + 2TB, 1 x 30
2 68.62 64.70
MVA)
TOTAL PROGRESS FISIK PLN PIKITRING SULMAPA 124.26 115.16 92.68%
Contoh :
Sesuai tabel 1. Jika indikator kinerja Progress Fisik realisasi terhadap targetnya mencapai 92,68 %, maka besar nilai pengurang
Indikator Kinerja Progress Fisik adalah = - 0,25 karena pencapaiannya terletak antara 90 % < pencapainnya < 100 %.
IV-14
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
c. BIAYA RUTIN
1. Biaya Keamanan
2. IDC
3. Commitment Fee
KETERANGAN : Kol 3 : Keterangan Sumber Dana (APBN,JBIC, IBRD dst) Kol 13 = Kol 9 + Kol 12
Kurs: Ref. Kurs APBN pada thn ybs Kol 4 : R= Revisi; Ro = Original; R1= Revisi 1 dst (dr. Cost estimate) Kol 15 = Kol 13 + Kol 14
Kol 5 (Fixed) : Perkiraan biaya proyek dari awal s/d selesai setelah diisi tidak boleh diubah (Renc. Awal) Kol 17 = Kol 15 + Kol 16
Lembar Terakhir Form-1 harus di Kol 6 (Fixed) : Nilai kontrak awal, setelah diisi tidak boleh diubah Kol 19 = Kol 17 + Kol 18
tanda tangani oleh Pemimpin Kol 7 : Berubah-ubah sesuai kurs APBN yang ditetapkan Kol 20 = Kol 12 + Kol 14 + Kol 16 + Kol 18
Kol 8 : Bobot terhadap proyek : masing masing kegiatan dibagi jumlah biaya proyek x 100%. Kol 21 = Realisasi fisik terhadap kegiatan tsb s/d akhir Des.2005 dalam %.
Kol 9 : Realisasi biaya terhadap kegiatan tsb s/d akhir Desember 2005 dalam Org. Currency Kol 22 = Kol 21 + Rencana Progress Triw.I
Kol 10 : Kontrak Awal + Amendemen Kol 23 = Kol 22 + Rencana Progress Triw.II
Kol 11 : Cost estimate original dikurangi Revisi terakhir (Kolom 5 - Kolom 10) Kol 24 = Kol 23 + Rencana Progress Triw.III
Kol 12,14,16,18 : P adalah rencana biaya tiap Triwulan Kol 25 = Kol 24 + Rencana Progress Triw.IV
Kol 13,15,17,19 : K adalah Komulatif rencana biaya pada Triwulan tsb Kol 26 = a.l. expire loan, rencana akhir kontrak, keterangan lain yang diperlukan dll.
Kol 21 = (Kol 21 x Kol 8) = Realisasi Fisik Proyek Th 2006
Kol 25 = (Kol 25 x Kol 8) = Rencana Fisik Proyek Th 2007
IV-15
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-16
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
Pada Perspektif Pembelajaran antara lain menilai indikator kinerja : Perbaikan Kualitas Dan Kuantitas Sdm, Efektivitas Organisasi Dan Sistem Sdm, dengan klasifikasi
sebagai berikut :
1. Jika, pencapaian < 50 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
2. Jika, 50 % < pencapaian < 100 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { 2 ( X ) 100% } Bobotnya
3. Jika, 100 % < pencapaian < 125 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 100% x Bobotnya
4. Jika, 105 % < pencapaian < 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = { - 4 ( X + 600 % } Bobotnya
5. Jika, pencapaian > 150 %, maka perhitungan Nilai bobot menggunakan persamaan garis Y = 0
Y (%)
Nilai Bobot
B (100,100) C (100,125)
Y = 100%
Y = 2 X 100%
Dimana , X 100
= pencapaian
atau = R/T, atau = (2 R / T)
Y = - 4 X + 600 %
IV-17
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-18
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
Catatan :
1. Jika tidak melaksanakan dan tidak melaporkan kinerja K2, maka dikenakan pengurangan nilai kinerja K2 minus sepuluh (-10)
2. Jika terjadi kecelakaan pada poin 2.1.4, 2.2.2 dan 2.4.3 tidak dilaporkan maka dikenakan pengurangan nilai kinerja K2 minus sepuluh (-10)
3. Nilai Bobot minus sepuluh (-10) diambil dari jumlah maksimum semua poin diatas, kecuali kecelakaan mengalami TEWAS dan Kebakaran pada poin 2.1.4.d, 2.2.2.d, dan 2.4.3.a.
4. Nilai pengurang pada poin 2.1.4, 2.2.2, bila terjadi item b dan c dikenakan pengurang nilai kinerja sebesar penjumlahan dari masing-masing item, dan bila terjadi item b,c dan d
atau d saja maka diambil nilai pengurang minus sepuluh (-10).
5. Jika terjadi lebih dari satu kali kecelakaan pada poin 2.1.4.d, 2.2.2.d, 2.4.3.a ataupun terjadi kecelakaan yang bersamaan maka Nilai pengurang maksimum adalah minus lima bela
IV-19
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
T AR G ET T AH U N 2009
NO. K E G IA T A N SAT U AN TW I T W II T W III T W IV
BH BH BH BH
U m um a . P e ra la ta n P e m a d a m k e b a k a ra n ( A P A R ) - s e m u a ya n g te rp a s a n g buah 30 30 30 30
b . K o ta k P 3 K (P e rto lo n g a n P e rta m a P a d a K e c e la k a a n ) - s e m u a ya n g te rp a s a n g buah 20 20 20 20
2 . K e c e la k a a n M a s ya ra k a t U m u m k a re n a k e la la ia n P T P L N (P e rs e ro )
a . K e c e la k a a n m a s ya ra k a t u m u m n ih i o ra n g 0 0 0 0
b . T e rja d i K e c e la k a a n m a s ya ra k a t u m u m , m e n g a la m i lu k a rin g a n o ra n g 0 0 0 0
c . T e rja d i K e c e la k a a n m a s ya ra k a t u m u m , m e n g a la m i lu k a p a ra h o ra n g 0 0 0 0
d . T e rja d i K e c e la k a a n m a s ya ra k a t u m u m , m e n g a la m i T E W A S o ra n g 0 0 0 0
IV-20
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-21
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
CATATAN :
1) Kondisi Setempat : kondisi yang ada atau terpasang saat ini, perlu diisi guna menggambarkan jumlah yang ada atau terpasang pada saat ini.
Contoh kondisi petugas yang ada saat ini adalah : operator = 60 orang, petugas pemeliharaan = 30 orang dan petugas TU = 100 orang.
2) Data pada Triwulan I s/d IV adalah data akumulasi, kecuali untuk peralatan pemadam kebakaran.
Contoh : Target TW IV = Target TW I + Target TW II + Target TW III + Target TW IV
3) Ketentuan pada kegiatan STANDARISASI :
- Pembangkitan/Transmisi/Distribusi : jumlah standar yang wajib diterapkan pada kegiatan ketenagalistrikan/SPK/Kontrak.
Contoh : target standar Pembangkitan pada TW I = 25 buah, artinya 25 buah standar harus diterapkan pada kegiatan Pembangkitan di TW I.
- APAR : semua yang ada/terpasang dimasukkan Target dengan mengacu kepada Permen 04/Men/1980.
4) Ketentuan pada kegiatan KESELAMATAN :
Keselamatan Kerja : - Butir 2.1.1. (Diklat ) pelaksanaan Diklat K3 khusus untuk pegawai PLN dan pelaksanannya diprioritas untuk instalasi beresiko tinggi.
- Butir 2.1.2. (penunjukan pengawas) : semua kegiatan (sesuai pada kegiatan di butir 1 Standarisasi) harus ada pengawas
- Butir 2.1.3. (SOP) : semua kegiatan (sesuai pada kegiatan butir 1 Standarisasi) harus ada SOP.
- Butir 2.1.4. (penyelesaian ..) : target dibuat nol
Keselamatan Umum : - Butir 2.2.2. (penyelesaian kecelakaan masyarakat umum yang tewas) : target dibuat nol
Keselamatan Lingkungan : - Butir 2.3.2. (pencemaran/kerusakan lingkungan) : target dibuat nol
Keselamatan Instalasi : - Butir 2.4.1. (Diklat ...) pelaksanaan diklat Bidang pengetahuan/ketrampilan instalasi idem dgn butir 2.1.1
- Butir 2.4.2.a. (peralatan keselamatan APAR + APAT + HIDRAN) : semua yang ada harus siap pakai (tidak kumulatip)
- Butir 2.4.2.b. (SOP Penanggulangan kebakaran ) : semua aset instalasi Kantor, Gedung Sentral, Gardu Induk, Bengkel, Gudang, dll.
harus mempunyai SOP Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran
5) Ketentuan pada kegiatan SERTIFIKASI : (Minimal ada sertifikasi kompetensi internal yang disahkan oleh Pimpinan Unit setempat, serendah-rendahnya tingkat Manajer Cabang/AP/APJ/
Sektor / Setingkat, setelah diuji oleh Tenaga ahli bidang terkait.
- Butir 3.1. (Sertifikasi Kompetensi Tenaga Teknik) : dibuat sesuai target RKAP Unit tahun yang bersangkutan
- Butir 3.2. (Sertifikat Laik Operasi) : diprioritaskan untuk Instalasi baru (selesai dibangun)
6) Target Kinerja K2 dibuat oleh Unit Bisnis dilingkungan PT PLN (Persero) Wilayah/Distribusi/Pembangkitan/P3B/Jasa
IV-22
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, 13 MARET 2009
IV-23
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
IV-24
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
P E N J E L A S A N P E R H IT U N G A N P E N IL A IA N K IN E R J A K E S E L A M A T A N K E T E N A G A L IS T R IK A N
T a b e l 1 : B O B O T IN D IK A T O R P E N E R A P A N K IN E R J A K E S E L A M A T A N K E T E N A G A L IS T R IK A N
M e r u p a k a n d a t a n ila i b o b o t r e a lis a s i t e r h a d a p t a r g e t k in e r ja K 2 , y a n g n a n t in y a ju g a d ig u n a k a n u n t u k m e n g h it u n g p e n ila ia n k in e r ja p a d a
T a b e l 2 : P E M B U A T A N T A R G E T K IN E R J A K E S E L A M A T A N K E T E N A G A L IS T R IK A N (K 2 )
T a r g e t K in e r ja K 2 d ib u a t o le h U n it W ila y a h / D is t r ib u s i/ P e m b a n g k it a n / P 3 B / P ik it r in g / J a s a P e n u n ja n g . F o r m y a n g d ig u n a k a n a d a la h F o r m
A / T R G d a n s e b a g a i c o n t o h d a p a t d ilih a t p a d a t a b e l 2 : u n t u k u n it D is t r ib u s i.
D a t a p a d a T a r g e t K in e r ja K 2 m e n g a c u p a d a p r o g r a m k e r ja / R K A P d a r i U n it p a d a t a h u n y a n g b e r s a n g k u t a n s e r t a d ib u a t / d ila p o r k a n
p a lin g la m b a t b e r s a m a a n d e n g a n la p o r a n t r iw u la n 1 .
T a b e l 3 : P E R H IT U N G A N P E N IL A IA N K IN E R J A K E S E L A M A T A N K E T E N A G A L IS T R IK A N (K 2 )
M e r u p a k a n c a r a p e r h it u n g a n P e n ila ia n k in e r ja K 2 d a n d ig u n a k a n s e b a g a i p e la p o r a n k in e r ja K 2 y a n g d ib u a t p e r T r iw u la n , F o r m ya n g
d ig u n a k a n a d a la h F o r m B / P E N d a n s e b a g a i c o n t o h d a n c a r a p e n ila ia n n y a b is a d ilih a t p a d a t a b e l 3 (F o r m B /P E N ).
P e n je la s a n s e c a r a U m u m :
S e b a g a i d a s a r a c u a n a d a la h :
? P P N o . 0 3 t a h u n 2 0 0 5 p a s a l 2 1 t e n t a n g K e s e la m a t a n K e t e n a g a lis t r ik a n
? S K D ir e k s i N o m o r : 0 9 9 . K / D I R / 2 0 0 8 t e n t a n g S is t e m P e n ila ia n T in g k a t K in e r ja P T P L N ( P e r s e r o ) P e m b a n g k it a n , W ila y a h ,
D is t r ib u s i P e n y a lu r a n d a n P u s a t P e n g a t u r B e b a n d a n J a s a P e n u n ja n g
1 . P e la p o r a n :
a . L a p o r a n K in e r ja K e s e la m a t a n K e t e n a g a lis t r ik a n ( K 2 ) d ib u a t s e t ia p T r iw u la n d a n d it a n d a t a n g a n i o le h G e n e r a l M a n a g e r U n it
W ila y a h / D is t r ib u s i/ P e m b a n g k it a n / P 3 B / P ik it r in g / J a s a . d a n h a r u s d i e n d o r s o le h K P U B u n it y a n g b e r s a n g k u t a n d a n d iv e r if ik a s i o le h V P . L K L
b . D o k u m e n p e n d u k u n g d i f ile d i U n it b e r s a n g k u t a n , h a n y a d ila p o r k a n jik a d ip e r lu k a n u n t u k e v a lu a s i o le h P T P L N ( P e r s e r o ) K a n to r P u s a t.
c . B a t a s w a k t u p e la p o r a n s e s u a i d e n g a n k e t e n t u a n p a d a S K D ir e k s i in i.
d . F o r m a t la p o r a n p e m b u a t a n t a r g e t d a n p e r h it u n g a n p e n ila ia n k in e r ja K 2 m e n g g u n a k a n F O R M A / T R G d a n F O R M B / P E N .
F O R M A / T R G : k h u s u s u n t u k p e m b u a t a n t a r g e t k in e r ja K 2
F O R M B / P E N : u n t u k p e la p o r a n T r iw u la n a n
e . L a p o r a n d it u ju k a n k e p a d a K e t u a T im K in e r ja P L N K a n t o r P u s a t , d e n g a n t e m b u s a n : V P . L K L d a n K P U B U n it y a n g b e r s a n g k u ta n .
2 . P e n g e r tia n D a n P e n je la s a n Y a n g D ib e r la k u k a n p a d a P e n e ra p a n K in e r ja K 2 .
a . B id a n g S ta n d a r is a s i :
? P e m b a n g k it y a n g d ip e r h it u n g k a n p a d a K in e r ja K 2 a d a la h y a n g m e m p u n y a i D a y a T e rp a s a n g d ia t a s 1 M W
? P a d a s e t ia p k e g ia t a n k e t e n a g a lis t r ik a n h a r u s m e n c a n t u m k a n s t a n d a r y a n g a k a n d it e r a p k a n ( S N I , S P L N d a n S t a n d a r la in n y a )
C o n to h : t a r g e t s t a n d a r b id a n g P e m b a n g k it a n p a d a T W I = = 2 5 b u a h , a r t in y a 2 5 s ta n d a r h a r u s d it e r a p k a n p a d a k e g ia t a n p e m b a n g
? S ta n d a r A P A R m e n g a c u p a d a K E P M E N N o m o r 0 4 /M E N /1 9 8 0 te n ta n g S y a ra t-s y a ra t P e m a s a n g a n d a n P e m e lih a r a a n A P A R
? P e r le n g k a p a n P 3 K m e m e n u h i s t a n d a r a p a b ila m in im u m b e r is i :
O b a t - o b a t a n : o b a t lu k a ( m is . B e t a d in ) , s a k it p e r u t , o b a t t e t e s m a t a .
P e n u n ja n g : 1 0 g r k a p a s p u t ih , 1 r o l p e m b a lu t g u lu n g , k a s a s t e r il, 1 0 b h p le s t e r c e p a t ( m is . T e n s o p la s ) , g u n t in g .
b . B id a n g K e s e la m a ta n (K e s e la m a ta n K e r ja , K e s e la m a ta n U m u m , K e s e la m a ta n L in g k u n g a n d a n K e s e la m a ta n In s ta la s i) :
? K e c e la k a a n K e r ja y a n g d ip e r h it u n g k a n p a d a K in e r ja K 2 a d a la h k e c e la k a a n k e r ja y a n g t e r ja d i d ib a w a h p e n g a w a s a n M a n a je m e n P L N .
C o n to h :
- K e c e la k a a n K e r ja y a n g m a s u k k in e r ja : y a n g t e r ja d i d i t e m p a t k e r ja d e n g a n p e n g a w a s p e la k s a n a p e k e r ja a n d a n p e n g a w a s K 3 o le h P L
- K e c e la k a a n K e r ja y a n g t id a k m a s u k p e n ila ia n k in e r ja : y a n g t e r ja d i p a d a s a a t b e r a n g k a t d a n p u la n g k a n t o r ( k e c e la k a a n la lu lin t a s ) .
? K e c e la k a a n U m u m y a n g d ip e r h it u n g k a n p a d a K in e r ja K 2 a d a la h k e c e la k a a n M a s y a r a k a t U m u m d i s e k it a r in s t a la s i P L N y a n g t e r ja d i k a r
? P e n e r a p a n P e n d id ik a n d a n P e la t ih a n ( D I K L A T ) p a d a K e s e la m a t a n K e r ja ( b id a n g K 3 ) , K e s e la m a t a n L in g k u n g a n ( b id a n g L in g k u n g a n ) d a
( b id a n g O & M P e m b a n g k it a n / T r a n s m is i/ D is t r ib u s i d a n P e n a n g g u la n g a n K e b a k a r a n ) a d a la h b is a b e r u p a : in h o u s e t r a in in g , p e la t ih a n , k u r
d a p a t m e n a m b a h w a w a s a n d a n k e t e r a m p ila n b a g i p e k e r ja .
? B e n t u k s o s ia lis a s i ( m is . p a d a m a s y a r a k a t u m u m ) y a n g d ila k u k a n a d a la h b is a b e r u p a p e m b e r ia n t a n d a la r a n g a n , t a n d a p e r in g a t a n , m e n
p e n y a m p a ia n in f o r m a s i v ia R a d io / T e le v is i/ P a m le t d a n la in n y a ( a d a k o m u n ik a s i a n t a r a P L N d e n g a n m a s y a r a k a t y a n g d im a k s u d ) .
? S e b a g a i a c u a n S K D ir e k s i N o . 0 9 0 . K , 0 9 1 . K d a n 0 9 2 . K / D I R / 2 0 0 5 T e n t a n g P e d o m a n K e s e la m a t a n I n s t a la s i, P e d o m a n K e s e la m a t a n
c . B id a n g S e r tifik a s i
? S e r t if ik a s i K o m p e t e n s i u n t u k T e n a g a T e k n ik d ik e lu a r k a n o le h b a d a n s e r t if ik a s i y a n g s u d a h t e r a k r e d it a s i.
? S e r t if ik a s i la ik o p e r a s i u n t u k p e m b a n g k it , t r a n s m is i d a n d is t r ib u s i w a jib b a g i y a n g b a r u b e r o p e r a s i ( s e t e la h s e le s a i d ib a n g u n ) .
? S e r t if ik a s i S M K 3 d ik e lu a r k a n o le h B a d a n S e r t if ik a s i I n d e p e n d e n t y a n g t e la h t e r a k r e d it a s i .
3 . P e n y u s u n a n t a r g e t k in e r ja K e s e la m a t a n K e t e n a g a lis t r ik a n d ib u a t o le h U n it d a n m e n g a c u d a r i R e n c a n a K e r ja A n g g a r a n P e r u s a h a a n d a n
p r o g r a m k e r ja d a r i m a s in g - m a s in g u n it d a n W ila y a h / D is t r ib u s i/ P e m b a n g k it a n / P 3 B / P ik it r in g / J a s a P e n u n ja n g p a d a t a h u n a n g g a r a n y a n g
4 . P e n je la s a n s e c a r a r in c i t e n t a n g p e n e n t u a n t a r g e t d a n p e p e n ila ia n p e r h it u n g a n s e r t a k r it e r ia K 2 d ib e r ik a n o le h V ic e P r e s id e n t L in g k u n g a n d a n K e
IV-25
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 Studi & Penyusunan Dokumen a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan (AMDAL dan atau UKL- b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan pelaksanaan:
UPL dan atau DPPL) b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,25
b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,5
b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,75
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -1
b.6 Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan tidak dilaporkan -1,25
Nilai Maksimum (1) -1,25 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau Minus yang
terbesar diantara b.1 s/d b.6 bila ada kegiatan
2 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan :
b.1 Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai dengan RKL/UKL 0
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -1,25
b.2 Penyampaian Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
b.2.1 Laporan disampaikan ke instansi terkait dan PLN Pusat dalam kisaran 0 Kisaran nilai 0 s/d -1.25: Pengukuran tingkat
waktu yang ditargetkan ketepatan waktu
b.2.2 Laporan disampaikan ke instansi terkait dan PLN Pusat melampaui -0,625
kisaran waktu yang ditargetkan
b.2.3 Tidak menyampaikan laporan ke instansi terkait dan PLN Pusat -1,25
Nilai Maksimum (2) -1,25 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau minus yang
terbesar di antara b.1 dan b.2 bila ada kegiatan
3 Pelaksanaan Pemantauan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan: -0,208
b.1 Pemantauan Limbah Cair
b.1.1 Baku mutu limbah cair terpenuhi 0 Kisaran Nilai 0 s/d -0.208: Pengukuran pemenuhan
b.1.2 Baku mutu limbah cair tidak terpenuhi -0,208 baku mutu
b.2 Pemantauan Kualitas Udara
b.2.1 Baku mutu udara terpenuhi 0 Kisaran Nilai 0 s/d -0.208: Pengukuran pemenuhan
b.2.2 Baku mutu udara tidak terpenuhi -0,208 baku mutu
b.3 Aspek Sosial
b.3.1 Tidak ada keluhan dari masyarakat 0 Nilai 0 atau -0.208
b.3.2 Ada keluhan dari masyarakat -0,208
b.4 Pemantauan Limbah B3
b.4.1 Dibuat neraca limbah B3 0 Nilai 0 atau -0.208
b.4.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,208
b.5 Pemantauan medan magnet dan medan listrik
b.5.1 Baku mutu medan magnet dan medan listrik terpenuhi 0 Kisaran Nilai 0 s/d -0.208: Pengukuran pemenuhan
b.5.2 Baku mutu medan magnet dan medan listrik tidak terpenuhi -0,208 baku mutu
b.6 Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
b.6.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu yang ditargetkan 0 Nilai 0 atau -0.208
b.6.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran waktu yang ditargetkan -0,208
c. Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -1,25
Nilai Maksimum (3) -1,25 Total Penilaian adalah : Nol (0), atau jumlah b.1 s/d
b.6 atau -1.25
IV-26
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 Studi & Penyusunan Dokumen a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan (AMDAL dan atau UKL- b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan pelaksanaan:
UPL dan atau DPPL) b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,125
b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,25
b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,375
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -0,5
b.6 Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan tidak dilaporkan -0,625
Nilai Maksimum (1) -0,625 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau minus yang terbesar
diantara b.1 s/d b.6 bila ada kegiatan
2 Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan:
b.1 Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai dengan RKL/UKL 0
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,625
b.2 Penyampaian Laporan Pelaksanaan RKL-RPL
b.2.1 Laporan disampaikan ke instansi terkait dan PLN Pusat dalam kisaran waktu 0 Kisaran nilai 0 s/d -0.625: Pengukuran tingkat ketepatan
yang ditargetkan waktu
b.2.2 Laporan disampaikan ke instansi terkait dan PLN Pusat melampaui kisaran -0,313
waktu yang ditargetkan
b.2.3 Tidak menyampaikan laporan ke instansi terkait dan PLN Pusat -0,625
Nilai Maksimum (2) -0,625 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau minus yang terbesar
di antara b.1 dan b.2 bila ada kegiatan
3 Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan: -0,15625
b.1 Pemantauan Limbah Cair
b.1.1 Baku mutu limbah cair terpenuhi 0 Kisaran nilai 0 s/d - 0.156: Pengukuran pemenuhan baku
b.1.2 Baku mutu limbah cair tidak terpenuhi -0,156 mutu
b.2 Aspek Sosial
b.2.1 Tidak ada keluhan dari masyarakat 0 Nilai 0 atau -0.156
b.2.2 Ada keluhan dari masyarakat -0,156
b.3 Pemantauan Limbah B3
b.3.1 Dibuat neraca limbah B3 0 Nilai 0 atau -0.156
b.3.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,156
b.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
b.4.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu yang ditargetkan 0 Nilai 0 atau -0.156
b.4.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran waktu yang ditargetkan -0,156
c. Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,625
Nilai Maksimum (3) -0,625 Total Penilaian adalah : Nol (0), atau jumlah b.1 s/d b.4
atau -0.625
IV-27
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 Studi & Penyusunan Dokumen a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan (AMDAL dan atau UKL- b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan pelaksanaan:
UPL dan atau DPPL) b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,25
b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,5
b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,75
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -1
b.6 Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan tidak dilaporkan -1,25
Nilai Maksimum (1) -1,25 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau Minus yang terbesar
diantara b.1 s/d b.6 bila ada kegiatan
IV-28
LAMPIRAN IV : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
1 Studi & Penyusunan Dokumen a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan (AMDAL dan atau UKL- b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan pelaksanaan:
UPL dan atau DPPL) b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,25
b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,5
b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,75
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -1
b.6 Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan tidak dilaporkan -1,25
Nilai Maksimum (1) -1,25 Total Penilaian adalah : Nol (0) atau minus yang terbesar
diantara b.1 s/d b.6 bila ada kegiatan
IV-29
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
2. Tabel 2 : Ketepatan Penyampaian Laporan Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
No Realisasi Nilai
1 Tepat Waktu : X > 120 hari kalender atau pada tanggal 2 0
September sebelum berakhirnya
tahun anggaran berjalan.
2 Terlambat : X < 120 -2
4. Tabel 4 : Ketepatan dan Kebenaran menginput data Laporan LPTK, Attachment dan Description
ke dalam Aplikasi QPR.
No. Realisasi Nilai Keterangan
Akhir
Triwulan
1 LPTK : Tahun
Tepat Waktu : X < 30 X < 45 0
hari hari
Terlambat X > 30 X > -2 Keterlambatan atau kesalahan
hari 45 hari menginput data target dan realisasi
hingga terkunci aplikasi QPR pada
batas akhir periode laporan yang
telah ditentukan.
2. ATTACHMENT :
Berbeda pengurangan
dengan nilai -2 1. Attachment ada tetapi nilainya
pada portal. (Setiap tidak sama dengan nilai
Tidak ada Indikator indikator pada portal.
nilainya. dari 4 2. Attachment ada tetapi tidak ada
Terlambat kesalahan nilainya.
diinput. disamping) 3. Attachments dan Description
Tidak diinput. terlambat di input ke dalam
aplikasi QPR (keterlambatan
dapat dilihat pada monitoring
Tidak ada link. pada aplikasi QPR).
Attachments dan Description.
4. Attachment dibuat tetapi tidak
mengikuti standar attachments
yang telah ditentukan.
5. Tidak menginput Attachment.
3. DESCRIPTION -2
Tidak diinput. (Setiap 1. Tidak menginput Description ke
indikator) dalam aplikasi QPR
Catatan :
Unit PLN tetap diwajibkan menginput data pendukung attachment dan data analisa description ke
dalam aplikasi QPR, meskipun telah dikenakan nilai pengurang.
V-1
LAMPIRAN V : KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 059.K/DIR/2009, TANGGAL 13 MARET 2009
I. Contoh perhitungan 1 STP yang memenuhi syarat untuk ditandatangani oleh Unit PLN Pengusahaan:
PLTA, terdiri dari III kontrak Pekerjaan telah dioperasikan oleh Unit Pengusahaan
Kontrak I terdapat pending item 3% dari nilai kontrak
Kontrak II selesai tanpa pending item
Kontrak III terdapat pending item 4 % dari nilai kontrak
1 STP dari III Kontrak Pekerjaan telah memenuhi syarat poin 1 dan 2, maka Unit PLN Pengusahaan harus menandatangani 1 STP tersebut sehingga nilai pengurang STPnya = 0
(nol), jika tidak menandatangani mendapat nilai pengurang 5 (minus 5)
Sisa dari pending item harus dipenuhi selama masa pemeliharaan sesuai kontrak, untuk permasalahan dibawah kendali Unit PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan akan
menjadi catatan SPI.
II. Contoh perhitungan 3 STP yang diajukan oleh Unit PLN Proyek Induk dan Jaringan dengan kriteria yang didapat antara lain untuk :
a. STP 1 antara lain dari hasil evaluasi :
PLTD, terdiri dari III kontrak Pekerjaan telah dioperasikan oleh Unit Pengusahaan
Kontrak I terdapat pending item 8% dari nilai kontrak
Kontrak II selesai tanpa pending item
Kontrak III terdapat pending item 2% dari nilai kontrak
STP 1 tidak memenuhi syarat untuk ditandatangani oleh Unit Pengusahaan, karena tidak memenuhi syarat poin 1 dan 2, Unit PLN Proyek Induk harus melaksanakan seluruh
pending item, atau minimal sesuai pada persyaratan nilai pengurang STP.
STP 2 terdiri dari IV Kontrak Pekerjaan seluruhnya telah memenuhi syarat poin 1 dan 2, sehingga Unit PLN Pengusahaan harus menandatangani STP tersebut, jika tidak
mendapat nilai pengurang 5 (minus 5)
STP 3 dari VI Kontrak Pekerjaan telah memenuhi syarat poin 1 dan 2, sehingga Unit PLN Pengusahaan harus menandatangani STP tersebut, jika tidak mendapat nilai
pengurang 5 (minus 5)
Kesimpulan :
Dari 3 target STP yang diajukan Unit PLN Proyek Induk dan Jaringan realisasinya 1 STP tidak memenuhi syarat, 2 STP memenuhi syarat,
Sehingga ada beberapa kemungkinan dalam penilaiannya yaitu antara lain :
1. Unit PLN Pengusahaan mau menandatangani 2 STP tersebut, maka nilai pengurang STPnya = 0 (nol), tetapi jika tidak menandatangani mendapat nilai = 5 (minus 5).
2. Bilamana Unit PLN Pengusahaan hanya bersedia menerima 1 STP dari 2 STP yang memenuhi syarat, maka perhitungan nilai pengurang STP adalah menggunakan rumus
pada Lampran I, butir 49.
(T R)
Nilai Pengurang (STP) = x (Bobot Pengurang)
T
(2 1)
= x - 5 = - 2,50
2
Unit PLN Pengusahan mendapatkan nilai pengurang = 0 (nol) jika mau menerima seluruh STP (2 buah) yang memenuhi syarat tersebut.
Dalam uji petik, Tim SPI dapat menggunakan data pendukung lainnya, diluar data pendukung yang diinput ke dalam attachments pada aplikasi QPR, antara lain Laporan Keuangan,
Buku Besar atau, laporan teknis yang ada pada logbook, dll, pada Unit PLN atau Sub-Unitnya.
V-3
VI-1