Anda di halaman 1dari 94

LAMPIRAN I

EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)


NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

DESKRIPSI DAN FORMULA KPI UNIT


a. FOKUS PELANGGAN
1. Rasio Elektrifikasi PLN
Deskripsi : Indikator yang mengukur jumlah rumah tangga yang sudah mendapatkan listrik
PLN dibandingkan jumlah total rumah tangga Republik Indonesia
Formula :

Keterangan :
a. Jumlah pelanggan rumah tangga PLN adalah pelanggan PLN dengan tarif R dan S1.
b. Jumlah total rumah tangga merupakan jumlah rumah tangga yang didapatkan dari data
Proyeksi Penduduk Tahun 2010-2035 dibagi dengan rata-rata jumlah penduduk per
rumah tangga data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penambahan Pelanggan

Deskripsi : Delta pelanggan suatu periode terhadap tahun sebelumnya, yang meliputi
pelanggan pasca bayar dan pelanggan pra bayar
Formula :

Keterangan :
a. Jumlah pelanggan tahun berjalan merupakan jumlah pelanggan prabayar dan non-
prabayar periode berjalan.
b. Jumlah pelanggan tahun sebelumnya merupakan jumlah pelanggan prabayar dan non-
prabayar sampai dengan akhir bulan Desember tahun sebelumnya
Satuan : Pelanggan
Jenis KPI : Polaritas positif

3. Recovery Time
Deskripsi : Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gangguan di JTM dan
Gardu Distribusi dimulai sejak padam sampai dengan penyelesaian gangguan (pelanggan
dapat menyala kembali)
Formula :

dimana i merupakan jumlah gangguan JTM dan Gardu Distribusi.


Satuan : Menit
Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Kecepatan Pelayanan Pasang Baru


Deskripsi : Lama waktu rata - rata pelayanan untuk pasang baru tanpa perluasan JTM dan
JTR (hanya membutuhkan SR dan APP)
Formula:

dimana i merupakan jumlah pasang baru tanpa perluasan JTM dan JTR
Keterangan :
Perhitungan lama waktu pasang baru dimulai sejak pelanggan membayar biaya
penyambungan sampai dengan tanggal PDL (Peremajaan Data Langganan).
Satuan : Hari

4
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas negatif

5. Implementasi Aplikasi SAIDI-SAIFI


Deskripsi : Penggunaan aplikasi untuk menghitung kinerja SAIDI-SAIFI yang
diimplementasikan keseluruh unit yang diukur dari waktu selesainya implementasi aplikasi
SAIDI-SAIFI yang ditandai dengan keluarnya laporan SAIDI-SAIFI dari aplikasi.
Formula :

Keterangan :
1. Aplikasi SAIDI-SAIFI yang digunakan adalah aplikasi APKT SAIDI-SAIFI yang
dikembangkan oleh DIV-STI dan digunakan diseluruh unit dan nasional.
2. Apabila sampai dengan akhir periode pelaporan belum terimplementasikan 100 %
maka pencapaian sebesar 0 %.
Satuan : Waktu
Jenis KPI : Polaritas negatif

6. Kepuasan Pelanggan
Deskripsi : Hasil survey kepuasan pelanggan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan
terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan untuk Unit Transmisi dilakukan oleh Unit Pusat
Pendidikan dan Latihan yang dilakukan pada akhir Triwulan 2 dan akhir Triwulan 4 tahun
berjalan.
b. Fokus Pengukuran, dilakukan pada 3 aspek yaitu :
1. Aspek SDM
2. Aspek Legal
3. Aspek Teknis
c. Kriteria yang diukur, meliputi :
1. Kualitas Pelayanan yang dirasakan Pelanggan
2. Tingkat Kepentingan Layanan
3. Harapan Pelanggan
d. Responden yang disurvei terdiri dari Manajer dan Pelaksana yang meliputi unit :
1. Pusat Pengatur Beban
2. Distribusi
e. Formula Nilai Kepuasan Pelanggan diukur dengan menggunakan formula : (Mutu
Layanan Rata-rata)/Harapan x 100%
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

7. SAIDI Transmisi
Deskripsi : Rata-rata lama padam per Delivery Point dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Delivery Point adalah titik transaksi antara P3B/Unit Transmisi dengan PLN
Distribusi/Wilayah yang terdiri dari Cubicle incoming trafo distribusi dan titik suplai
konsumen tegangan tinggi (KTT).

5
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

b. Lama padam pada delivery point adalah lama pemadaman yang terjadi pada titik
transaksi baik itu pemadaman akibat gangguan, pemeliharaan (yang dilakukan oleh P3B/
Unit Transmisi (UT)/Area Penyaluran dan Pengatur Beban(AP2B)/Area Pengatur
Distribusi dan Penyaluran Sistem(APDP), termasuk juga karena load shedding (UFR,
OLS, MLS, dll) atau gangguan sistem. Dihitung sejak pemadaman terjadi hingga normal
kembali. Apabila pemulihan dilakukan dengan trafo lain, dianggap normal bila suplai daya
tersedia Minimum 50 % dari beban semula, dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan.
c. Total Delivery Point adalah Jumlah seluruh Delivery Point yang sudah ada pada tanggal
01 Januari tahun berjalan.
d. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming trafo trip, dihitung sesuai dengan
tanggung jawabnya masing-masing dengan rincian sbb :
i. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming 20 kV padam, untuk P3B
Sumatera diperhitungkan dalam SAIDI transmisi, sedangkan untuk Unit Transmisi
dihitung kalau hal tersebut merupakan tanggung jawab Unit Transmisi
(tergantung hasil investigasi bersama dengan Distribusi yang dinyatakan dalam
berita acara).
ii. Gangguan penyulang yang mengakibatkan sisi 150 kV padam, diperhitungkan
dalam SAIDI transmisi.
iii. Pemadaman akibat permintaan distribusi/wilayah tidak dihitung dalam SAIDI
transmisi
iv. Pemadaman yang disebabkan oleh Trafo overload akibat pembebanan oleh PLN
Distribusi/Wilayah tidak dihitung dalam SAIDI transmisi
v. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai
gangguan
Satuan : Menit / Delivery Point
Jenis KPI : Polaritas negatif
8. SAIFI Transmisi
Deskripsi : Rata-rata kali padam per Delivery Point dalam suatu periode
Formula :
Keterangan :
a. Delivery Point adalah titik transaksi antara P3B/Unit Transmisi dengan PLN
Distribusi/Wilayah yang terdiri dari Cubicle incoming trafo distribusi dan titik suplai
konsumen tegangan tinggi (KTT).
b. Kali padam pada delivery point adalah kali pemadaman yang terjadi pada titik transaksi
baik itu pemadaman akibat gangguan, pemeliharaan (yang dilakukan oleh
P3B/UT/AP2B/APDP), termasuk juga karena load shedding (UFR, OLS, MLS, dll) atau
gangguan sistem.
c. Total Delivery Point adalah Jumlah seluruh Delivery Point yang sudah ada pada tanggal
01 Januari tahun berjalan.
d. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming trafo trip, dihitung sesuai dengan
tanggung jawabnya masing-masing dengan rincian sbb :
i. Gangguan penyulang yang mengakibatkan incoming 20 kV padam, untuk P3B
Sumatera diperhitungkan dalam SAIFI transmisi, sedangkan untuk Unit Transmisi
dihitung kalau hal tersebut merupakan tanggung jawab Unit Transmisi
(tergantung hasil investigasi bersama dengan Distribusi yang dinyatakan dalam
berita acara).
ii. Gangguan penyulang yang mengakibatkan sisi 150 kV padam, diperhitungkan
dalam SAIFI transmisi.
iii. Pemadaman akibat permintaan distribusi/wilayah tidak dihitung dalam SAIFI
transmisi
iv. Pemadaman yang disebabkan oleh Trafo overload akibat pembebanan oleh PLN
Distribusi/Wilayah tidak dihitung dalam SAIFI transmisi
v. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai
gangguan.

Satuan : Kali / Delivery Point


Jenis KPI : Polaritas negatif

6
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

9. Penyelesaian Proyek GI
Deskripsi : Jumlah kapasitas MVA Gardu Induk yang sudah beroperasi yang ditandai dengan
diterbitkannya Rekomendasi Layak Bertegangan (RLB) atau Sertifikat Laik Operasi (SLO)
pada suatu periode.
Formula :

Satuan : MVA
Jenis KPI : Polaritas positif
10.Penyelesaian Proyek Transmisi

Deskripsi : Jumlah panjang Transmisi yang sudah beroperasi yang ditandai dengan
diterbitkannya Rekomendasi Layak Bertegangan (RLB) atau Sertifikat Laik Operasi (SLO)
pada suatu periode.
Formula :

Satuan : kms
Jenis KPI : Polaritas positif

11.Pemasangan Kapasitor

Deskripsi : Jumlah kapasitas MVAR Kapasitor yang sudah beroperasi pada suatu periode.
Formula :

Satuan : MVAR
Jenis KPI : Polaritas positif

12.Ekskursi Mutu Tegangan

Deskripsi : Persentase jumlah GI yang realisasi tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari
tegangan nominalnya dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Tegangan yang diukur adalah tegangan busbar GI.
b. Perhitungan jumlah GI yang tegangannya melebihi batas +5% / -10% dari tegangan
nominal didasarkan pada seluruh GI yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun
berjalan termasuk GI baru atau dalam masa garansi.
c. Suatu GI dikatakan memiliki tegangan melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal
jika dalam waktu lebih dari 1 jam suatu GI berada dalam tegangan yang melebihi batas
+5% / -10% dari tegangan nominal atau jika telah mengalami 4 kali kejadian tegangan GI
melebihi batas +5% / -10% dari tegangan nominal.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

13.Ekskursi Mutu Frekuensi


Deskripsi : Jumlah perubahan frekuensi yang terjadi pada jaringan transmisi yang melebihi
batas 1% dari frekuensi nominalnya selama satu jam atau lebih dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Frekuensi nominal ditetapkan sebesar 50 Hz.
b. Suatu jaringan transmisi dikatakan terjadi ekskursi frekuensi jika perubahan frekuensi
yang melebihi batas 1% dari batas nominal terjadi selama lebih dari 1 jam.
Satuan : Kali

7
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas negatif

14.Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan


Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan secara tepat waktu terhadap seluruh
penugasan yang diterima suatu periode
Formula :

Keterangan (untuk Pusenlis, Puslitbang, Pusharlis, dan Pusertif) :


a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal
dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun
berjalan.
b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori


Awal Real Real Akhir
Tepat waktu
Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Akhir Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat waktu
Awal Awal Akhir/Real
Tepat waktu
Awal Awal Akhir Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Akhir Est Real
Tidak tepat waktu
Awal Awal Real Akhir
Tepat Waktu
Awal Awal Akhir/Est Real Tepat waktu (jika
realisasi progress
sesuai/lebih cepat dari
rencana progress)
Awal Akhir/Est Real Tepat waktu (jika
realisasi progress
sesuai/lebih cepat dari
rencana progress)
Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan
c. Jumlah penugasan tepat waktu merupakan total jumlah penugasan dengan kategori
Tepat waktu sesuai tabel butir b).
d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori Tepat
waktu maupun kategori Tidak tepat waktu sesuai tabel butir b).
e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang

8
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus
untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah
tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana
progres penyelesaian penugasan.
f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung
sebagai 1 penugasan.
g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu
penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan
melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi
Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan.
h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana
Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang
tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian
dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.
i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian
penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres
penyelesaian penugasannya.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

15.Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Pembangkit

Deskripsi : Rasio penugasan pembangkit yang dapat diselesaikan secara tepat waktu
terhadap seluruh penugasan pembangkit yang direncanakan di suatu periode.
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah penugasan pembangkit didasarkan pada seluruh penugasan
supervisi/manajemen konstruksi pembangkit baik yang berasal dari Direksi, unit PLN
maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada
aplikasi SAP.
c. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik /
laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada
periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.
d. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi
dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan
periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.
Satuan : % (Persen)
Jenis KPI : Polaritas posistif

9
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

16.Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Transmisi dan Gardu Induk

Deskripsi : Rasio penugasan Transmisi dan Gardu Induk yang dapat diselesaikan secara
tepat waktu terhadap seluruh penugasan Transmisi dan Gardu Induk yang direncanakan di
suatu periode.
Formula :

Keterangan:
a. Perhitungan jumlah penugasan Transmisi dan Gardu Induk didasarkan pada seluruh
penugasan supervisi/manajemen konstruksi Transmisi dan Gardu Induk baik yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada
tahun berjalan.
b. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada
aplikasi SAP.
c. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik /
laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada
periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.
d. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi
dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan
periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.
Satuan : % (Persen)
Jenis KPI : Polaritas posistif

17.Ketepatan Waktu Penyelesaian Penugasan Lainnya

Deskripsi : Rasio penugasan lainnya yang dapat diselesaikan secara tepat waktu terhadap
seluruh penugasan lainnya yang direncanakan di suatu periode.
Formula :

Keterangan:
a. Penugasan lainnya yaitu penugasan diuar penugasan supervisi/manajemen konstruksi
proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk antara lain meliputi: supervisi/manajemen
konstruksi proyek Distribusi, Sarana & Prasarana, pendampingan inventarisasi lahan &
ROW, supervisi overhaul pemangkit, dan lainnya.
b. Perhitungan jumlah penugasan lainnya didasarkan pada seluruh penugasan lainnya yang
berasal dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada
tahun berjalan.
c. Jumlah penugasan dihitung per lokasi, sesuai dengan kode WBS/kode lokasi pada
aplikasi SAP.
d. Jumlah penugasan didasarkan pada seluruh produk portofolio berupa laporan teknik /
laporan supervisi/manajemen konstruksi / laporan akhir yang harus diselesaikan pada
periode berjalan sesuai dengan surat penugasan yang diterima.
e. Target waktu penyelesaian laporan teknik / laporan supervisi/manajemen konstruksi
dengan periode bulanan adalah tanggal 8 setelah bulan berjalan, Laporan dengan
periode selain bulanan disesuaikan dengan surat penugasan yang diterima.
Satuan : % (Persen)
Jenis KPI : Polaritas Positif

18.Rasio Penyelesaian Penugasan

Deskripsi : Rasio penugasan yang dapat diselesaikan terhadap seluruh penugasan yang
diterima suatu periode
Formula :

10
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Keterangan (untuk Pusenlis) :


a. Perhitungan jumlah penugasan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal
dari Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun
berjalan.
b. Penugasan yang digunakan dalam perhitungan formula dirincikan ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut :

Tahun Sebelum Tahun Berjalan Tahun Sesudah Kategori


Awal Real Akhir
Dapat diselesaikan

Awal Akhir/Real
Dapat diselesaikan

Awal Akhir Real


Dapat diselesaikan

Awal Akhir Est Real


Tidak dapat diselesaikan

Awal Akhir Real


Tidak dapat diselesaikan

Awal Real Akhir


Dapat diselesaikan

Awal Akhir/Real
Dapat diselesaikan

Awal Akhir Real


Dapat diselesaikan

Awal Akhir Est Real


Tidak dapat diselesaikan

Awal Real Akhir


Dapat diselesaikan

Awal Akhir/Est Real Dapat diselesaikan (jika


realisasi progres sesuai/lebih
cepat dari rencana progress)
Awal Akhir/Est Real Dapat diselesaikan (jika
realisasi progres sesuai/lebih
cepat dari rencana progress)

Catatan :
- Awal = tanggal penugasan
- Akhir = target tanggal penyelesaian penugasan
- Real = realisasi tanggal penyelesaian penugasan
- Est Real = estimasi realisasi tanggal penyelesaian penugasan
c. Jumlah penugasan yang diselesaikan merupakan total jumlah penugasan dengan
kategori Dapat diselesaikan sesuai tabel butir b).
d. Jumlah penugasan yang diterima merupakan total jumlah penugasan baik kategori
Dapat diselesaikan maupun kategori Tidak dapat diselesaikan sesuai tabel butir b).
e. Target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada target waktu penyelesaian
penugasan yang tertulis pada Surat Penugasan/Kontrak Kerja/Proposal/Adendum yang
disepakati oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana Penugasan. Khusus
untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya setelah
tahun berjalan, maka target waktu penyelesaian penugasan didasarkan pada rencana
progres penyelesaian penugasan.
f. Jika dalam suatu penugasan terdapat beberapa produk yang masing-masing produk
memiliki target penyelesaian yang berbeda, maka setiap produk tersebut dapat dihitung
sebagai 1 penugasan.
g. Jika suatu penugasan yang di dalam Surat Penugasannya tidak tertulis target waktu
penyelesaian penugasan atau tidak memiliki Kontrak Kerja / Proposal, maka target waktu
penyelesaian penugasan tersebut dapat ditentukan oleh Unit Pelaksana penugasan

11
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

melalui surat balasan kesanggupan penyelesaian penugasan kepada Pihak Pemberi


Penugasan yang mencantumkan kesanggupan target waktu penyelesaian penugasan.
h. Penugasan dinyatakan selesai pada saat Berita Acara Serah Terima Barang/Pekerjaan
ditandatangani bersama oleh Pihak Pemberi Penugasan dan Pihak Pelaksana
Penugasan. Jika penugasan yang outputnya berupa dokumen (Laporan Teknik) yang
tidak memiliki Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, maka tanggal penyelesaian
dokumen tersebut dinyatakan sebagai tanggal penyelesaian penugasan.
i. Khusus untuk penugasan multiyears yang target waktu penyelesaian penugasannya
setelah tahun berjalan, dinyatakan selesai apabila realisasi progres penyelesaian
penugasan pada tahun berjalan sesuai atau lebih cepat dari rencana progres
penyelesaian penugasannya.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

19.Waktu Penyelesaian Penerbitan Acceptance Test Produk MDU (Material Distribusi Utama)
Deskripsi : Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penerbitan Laporan
Acceptance Test pada setiap penugasan dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan awal waktu pengujian terhitung sejak tanggal Perjanjian Penugasan kepada
Puslitbang. Sedangkan perhitungan akhir terhitung sejak tanggal selesai pengesahan
laporan teknik oleh Puslitbang.
b. Penugasan yang dihitung adalah penugasan untuk produk baru tidak termasuk
perpanjangan Jumlah hari yang diperhitungkan adalah hari kalender
c. Jumlah hari yang diperhitungkan adalah hari kalender
Satuan : hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

20.Peningkatan Kinerja Unit


Deskripsi : mengukur kemampuan PLN Udiklat untuk menjadi problem solution atas masalah
yang dihadapi oleh Unit Operasional (setingkat Subunit Pelaksana) dengan melakukan
pendampingan kegiatan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan kinerja Unit
tersebut
Formula :

Satuan : Subunit Pelaksana


Jenis KPI : Polaritas positif

21.Pelaksanaan Pembelajaran Hasil LNA, IKA, dan IKS


Deskripsi : Jumlah pembelajaran hasil LNA (Learning Need Analysis), IKA (Identifikasi
Kebutuhan Asesmen, IKS (Identifikasi Kebutuhan Sertifikasi) yang terlaksana pada periode
berjalan.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

12
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

22.Kualitas Penyusunan Materi Baru/Revisi


Deskripsi : Pengukuran maturity level atas proses penyusunan materi baru/revisi terkait
pelaksanaan pembelajaran di PUSDIKLAT.
Formula :
Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

23.Outcome Leadership Program


Deskripsi : Peningkatan hasil pembelajaran program kepemimpinan yang diukur dari hasil
assessment multirater level leadership code sesudah pembelajaran dikurangi dengan hasil
assessment multirater level leadership code sebelum pembelajaran pada pembelajaran
penjenjangan
Formula :

Satuan : Score
Jenis KPI : Polaritas positif

24.Outcome Diklat Prajabatan

Deskripsi : Tingkat kepuasan hasil diklat prajabatan yang diukur dari hasil survey kepuasan
manajemen Unit terhadap kualitas pegawai baru
Formula :

Keterangan :
a. Indikator diukur dengan menggunakan survey yang diadakan setiap 3 (tiga) bulan sekali
b. Survey ini ditujukan kepada manajemen unit (atasan dari pegawai baru yang ditempatkan
di unit operasional) setelah 6 (enam) bulan pengangkatan (sesuai tanggal SK
Pengangkatan Pegawai).
c. Survey terdiri dari pernyataan tertutup dan pertanyaan terbuka yang harus diisi oleh
manajemen unit (atasan dari pegawai baru yang ditempatkan di unit operasional)
d. Dilakukan dengan cara random sampling (sampling secara random di masing-masing unit
penempatan setingkat Kantor Induk) dengan masing-masing 5 orang atasan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

25.Kepuasan Pelanggan

Deskripsi : Hasil survey kepuasan pelanggan oleh surveyor independen atau Unit Pusat
Pendidikan dan Latihan terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan dalam suatu periode
Formula : ilai hasil sur ey kepuasan pelanggan
Keterangan :
a. Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan untuk Unit Wilayah dan Distribusi ditentukan
oleh Divisi Niaga PLN Kantor Pusat, yang dilakukan pada tahun berjalan, sedangkan
untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pelaksanaan survey kepuasan pelanggan
dilakukan oleh Unit Pusat Pendidikan dan Latihan yang dilakukan pada akhir Triwulan 2
dan akhir Triwulan 4 tahun berjalan. Untuk Anak Perusahaan pelaksanaan survey
kepuasan pelanggan dilakukan oleh surveyor independen yang ditunjuk oleh masing-
masing Anak Perusahaan.
b. Untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan, setiap Unit dan Anak
Perusahan harus menyusun kegiatan-kegiatan triwulanan, yang disetujui oleh Direktur
Pembina selambat-lambatnya akhir bulan Maret tahun berjalan. Setiap kegiatan dibuat
tabel rencana pelaksanaannya secara kumulatif, dan dimonitor hasil pelaksanaannya
setiap triwulan, serta dihitung prosentase pencapaian dari setiap kegiatan dengan cara
membandingkan realisasi kegiatan terhadap rencana kegiatan.

13
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

c. Untuk Unit Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1, Triwulan 2 dan Triwulan 3,
nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan
(setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk
Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan.
d. Untuk Unit selain Wilayah dan Distribusi pada periode Triwulan 1 dan Triwulan 3, nilai
Kepuasan Pelanggan berdasarkan rata-rata prosentase pencapaian setiap kegiatan
(setiap kegiatan memiliki prosentase pencapaian maksimal 100%). Sedangkan untuk
Triwulan 2 dan Triwulan 4, nilai Kepuasan Pelanggan berdasarkan hasil survey kepuasan
pelanggan.
Contoh :
Suatu unit wilayah untuk mencapai nilai kepuasan pelanggan yang ditargetkan,
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Dari hasil monitoring pelasanaan kegiatan tersebut di atas, terlihat bahwa nilai Kepuasan
Pelanggan bulan Triwulan 3 adalah 73,5%.
Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas positif

26.SAIDI
Deskripsi : Rata-rata lama padam per pelanggan dalam suatu periode
Formula :

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman


Keterangan :
a. Perhitungan SAIDI dan SAIFI mencakup seluruh pemadaman di sisi pembangkit,
transmisi dan distribusi (sesuai dengan batas kewenangan unit masing-masing), baik
Pemadaman karena Gangguan maupun karena Pemadaman Terencana.
b. Perhitungan realisasi SAIDI dan SAIFI mengacu kepada Edaran Direksi atau ketentuan
yang berlaku.
Satuan : menit / pelanggan
Jenis KPI : Polaritas negatif

27.SAIFI

Deskripsi : Rata-rata kali padam per pelanggan dalam suatu periode


Formula :

dimana i merupakan jumlah terjadinya pemadaman


Keterangan : (sesuai keterangan indikator KPI Unit I.4 SAIDI)
Satuan : kali / pelanggan
Jenis KPI : Polaritas negatif

14
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

b. EFEKTIFITAS PRODUK DAN PROSES


1. Penjualan Energi Total

Deskripsi : Penjualan Energi Listrik Total pada suatu periode tertentu


Formula :

Keterangan :
kWh penjualan tahun berjalan merupakan kWh penjualan energi listrik akumulasi suatu
periode tertentu yang didapatkan dari laporan penjualan 309.
Satuan : TWh
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penjualan Energi Pelanggan Industri

Deskripsi : Penjualan Energi listrik pada kelompok pelanggan industri pada suatu periode
tertentu
Formula :

Keterangan :
kWh penjualan pelanggan industri tahun berjalan merupakan kWh penjualan pelanggan
industri akumulasi suatu periode tertentu yang didapatkan dari laporan penjualan 309.
Satuan : TWh
Jenis KPI : Polaritas positif

3. Pengendalian Biaya Pembangkit Sewa (BBM)

Deskripsi : Biaya yang dikeluarkan untuk sewa pembangkit yang berbahan bakar minyak
(BBM) dalam suatu periode.
Formula :

Keterangan : untuk biaya pembangkit sewa adalah biaya sewa yang dikeluarkan pada
periode berjalan sesuai dengan laporan keuangan.
Satuan : Rp Milyar
Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Susut Distribusi tanpa I-4

Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan distribusi terhadap kWH siap salur
ke Distribusi tanpa I4 dalam satu periode
Formula :

Keterangan :
a. kWh siap salur ke distribusi merupakan kWh siap salur tanpa I-4
b. PSSD merupakan kWh Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi
c. kWh jual merupakan kWh penjualan tanpa I-4
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

15
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

5. Susut Jaringan

Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan terhadap kWH siap salur dalam
suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. kWh siap salur merupakan kWh siap salur transmisi
b. kWh pemakaian sendiri merupakan kWh pemakaian sendiri Sistem Distribusi + kWh
pemakaian sendiri Gardu Induk
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

6. Gangguan Penyulang per 100 kms


Deskripsi : Jumlah rata-rata gangguan penyulang setiap 100 kms penyulang yang
menyebabkan pemadaman, baik gangguan permanen maupun temporer pada suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Gangguan permanen adalah gangguan yang durasinya lebih dari 5 menit
b. Gangguan temporer adalah gangguan yang durasinya kurang dari atau sama dengan 5
menit
c. Gangguan penyulang adalah gangguan yang mengakibatkan tripnya PMT penyulang
pada Gardu Induk / Gardu Hubung.
Satuan : kali / 100 kms
Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Rasio Kerusakan Trafo Distribusi

Deskripsi : Rasio jumlah trafo yang rusak terhadap jumlah trafo beroperasi pada suatu
periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah unit trafo yang rusak didasarkan pada jumlah unit trafo beroperasi
yang mengalami kerusakan/gangguan yang mengakibatkan pemadaman, sehingga
memerlukan penggantian trafo.
b. Jumlah unit trafo beroperasi merupakan jumlah unit trafo milik PLN yang beroperasi
sampai dengan periode berjalan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

8. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate)


Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap
jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode (hanya untuk unit pembangkit milik
PLN, termasuk unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi)
Formula :

16
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit


Keterangan :
a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan
Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Keterangan :
i. U1 (Unplanned (Forced) Outage) - Immediate adalah outage yang memerlukan
keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RSH atau status
outage lainnya. Jenis outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator
sebagai respon atas alarm/kondisi unit.
ii. U2 (Unplanned (Forced) Outage) - Delayed adalah outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat ditunda
paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit
dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan beban
bertahap.
iii. U3 (Unplanned (Forced) Outage) - Postponed adalah outage yang dapat ditunda
lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam
keadaan terhubung ke jaringan.
iv. Start Up Failure adalah outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron
dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RSH.
b. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating secara paksa (forced derating: D1, D2, D3) dengan besar
penurunan derating dibagi DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi
menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating
aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN
pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
i. D1 (Unplanned (Forced) Derating) - Immediate adalah derating yang memerlukan
penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating) - Delayed adalah derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating) - Postponed adalah derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
c. DMN (Daya Mampu Netto) besarnya daya output pembangkit (sesuai dengan Rencana
Operasi Tahunan/ROT yang diverifikasi oleh Divisi Regional terkait) yang sudah dikurangi
dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut.
d. Derating (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya
dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30
menit tidak diukur sebagai derating. Derating diukur dengan rumus : Derating(MW) =
Daya Mampu Netto (DMN) Daya Mampu Aktual pembangkit
e. SH (Service Hours) merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke
jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
f. EFDHRS (Equivalent Force Derated Hours during Reserve Shutdown) merupakan
perkalian antara jumlah jam unit pembangkit forced derating (D1, D2, D3) selama reserve
shutdown dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced
Derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dikonversi menjadi jam ekivalen full
outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan
besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW).
Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
g. Outage terjadi apabila suatu unit tidak sinkron ke jaringan dan bukan dalam status
Reserve Shutdown dan berakhir ketika unit terhubung ke jaringan atau pindah ke status
lain.
Satuan : % (persen)

17
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas negatif

9. SOF (Scheduled Outage Factor)


Deskripsi : Faktor ketidaksiapan unit pembangkit disebabkan adanya pembangkit keluar
terencana (planned outage) yang berupa pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi, dan overhaul
dalam suatu periode (hanya untuk unit pembangkit milik PLN, termasuk unit pembangkit baru
yang masih dalam masa garansi)
Formula :

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit


Keterangan :
a. SOH (Scheduled Outage Hours) merupakan jumlah jam unit tidak dapat beroperasi
sebagai akibat dari keluar terencana baik Planned Outage maupun Maintenance Outage
+ Scheduled Outage Extensions (SE) dari Maintenance Outages (MO) dan Planned
Outages(PO).
Keterangan :
i. Planned Outage (PO) yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya pekerjaan
pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan
lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan
pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
ii. Maintenance Outage (MO) yaitu keluarnya pembangkit untuk keperluan
pengujian, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif, perbaikan atau
penggantian suku cadang atau pekerjaan lainnya pada pembangkit yang
dianggap perlu dilakukan, yang tidak dapat ditunda pelaksanaannya hingga
jadwal PO berikutnya dan telah dijadwalkan dalam ROM berikutnya.
iii. Scheduled Outage Extension merupakan perpanjangan dari Planned Outage
(PO) atau Maintenance Outage (MO), yaitu outage yang melampaui perkiraan
durasi penyelesaian PO atau MO yang telah ditentukan sebelumnya.
b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH =
30 x 24 jam = 720 jam.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

10. Tara Kalor Netto


Deskripsi : Efisiensi pemakaian bahan bakar yang dikonversikan ke dalam nilai kalori yang
dibutuhkan untuk setiap kWh produksi netto yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik
PLN dan unit pembangkit sewa
Formula :

Keterangan :
a. Nilai kalor untuk bahan bakar :
HSD = 9.060 kcal / liter
MFO = 9.700 kcal / liter
IDO = 9.200 kcal / liter
b. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan
realisasi bisa diambil dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa
oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.
c. Untuk volume pemakaian bahan bakar merupakan volume yang digunakan selama
operasi termasuk proses start up atau firing.

18
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

d. KWh produksi netto adalah kWh produksi bruto dari unit pembangkit milik PLN dikurangi
dengan pemakaian sentral pembangkit.
Satuan : kcal/kWh
Jenis KPI : Polaritas negatif

11. EAF (Equivalent Availability Factor)

Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Nettonya.
Formula :

dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.


Keterangan :
a. AH (Available Hours) merupakan jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu
Service Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours.
Keterangan :
i. Service Hours merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke
jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
ii. Reserve Shutdown merupakan suatu kondisi apabila unit siap operasi namun
tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga
sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena
adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan
sebagai reserve shutdown (RS).
b. PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH =
30 x 24 jam = 720 jam.
c. DMN (Daya Mampu Netto) besarnya daya output pembangkit (sesuai dengan Rencana
Operasi Tahunan/ROT yang diverifikasi oleh Divisi Regional terkait) yang sudah dikurangi
dengan pemakaian sendiri unit pembangkit tersebut.
d. Derating (MW) diukur apabila apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya
dengan kriteria apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30
menit tidak diukur sebagai derating. Derating diukur dengan rumus : Derating(MW) =
Daya Mampu Netto (DMN) Daya Mampu Aktual pembangkit
e. EPDH (Equivalent Planned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension (DE) dan besar
penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE)
dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan
durasi derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut
dengan DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
i. PD (Planned Derating) merupakan derating yang dijadwalkan dan durasinya
sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit.
Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan
merupakan PD, tetapi MD (D4).
ii. D4 (Maintenance Derating) merupakan derating yang dapat ditunda melampaui
akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan
pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal
mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang
ditentukan.
iii. DE (Derating Extension) adalah perpanjangan dari PD atau MD (D4) melampaui
tanggal penyelesaian yang diperkirakan. DE hanya digunakan apabila lingkup
pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya
dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan dalam kejadian
dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar lingkup

19
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

pekerjaan awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai beban
penuh setelah akhir tanggal PD atau D4 yang diperkirakan. DE harus mulai pada
waktu ( bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan berakhir.
f. EUDH (Equivalent Unplanned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam
unit pembangkit derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan
derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi
menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating
aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN
pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :
i. D1 (Unplanned (Forced) Derating Immediate) merupakan derating yang
memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating Delayed) merupakan derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating Postponed) merupakan derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
g. ESDH (Equivalent Seasonal Derated Hours) merupakan perkalian antara MW derating
unit pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap
dibagi dengan DMN.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

12. TLOD (Transmision Line Outage Duration)

Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata jaringan transmisi setiap 100 kms dalam suatu
periode
Formula :

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode


Keterangan :
a. Durasi gangguan sirkit dihitung sejak gangguan terjadi hingga Sirkit siap dibebani,
dikonfirmasi dengan Laporan Gangguan Dispatcher.
b. Maksimum lama waktu perhitungan durasi gangguan untuk kinerja adalah 3 hari.
c. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh transmisi, durasi dihitung sejak
gangguan sampai dengan transmisi penyebab gangguan siap dibebani.
d. Perhitungan jumlah panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan
transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
e. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
f. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
g. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced
Outage Information System).

Satuan : jam / 100 kms


Jenis KPI : Polaritas negatif

13. TROD (Transformer Outage Duration)

Deskripsi : Lamanya gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode
Formula :

20
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

dimana i merupakan jumlah kali gangguan dalam suatu periode.


Keterangan :
a. Durasi gangguan Trafo dihitung sejak gangguan terjadi (sisi sumber trip) sampai trafo
siap dibebani (sisi sumber masuk).
b. Maksimum lama waktu perhitungan durasi gangguan untuk kinerja adalah 3 hari.
c. Perhitungan jumlah trafo didasarkan pada seluruh jumlah trafo GI yang pada tanggal 01
Januari tahun berjalan sudah beroperasi.
d. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi
e. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
f. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced
Outage Information System).
Satuan : jam / unit
Jenis KPI : Polaritas negatif

14. TLOF (Transmison Line Outage Frequency)


Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada jaringan transmisi setiap 100 kms dalam
suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Dalam hal terjadi gangguan meluas yang disebabkan oleh transmisi, kali gangguan
dihitung satu kali (dihitung yang menjadi penyebab saja).
b. Perhitungan jumlah panjang jaringan transmisi didasarkan pada seluruh jaringan
transmisi yang telah beroperasi pada tanggal 01 Januari tahun berjalan.
c. Gangguan pada aset baru, dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
d. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungkan sebagai gangguan.
Satuan : kali / 100 kms
Jenis KPI : Polaritas negatif

15. TROF (Transformer Outage Frequency)

Deskripsi : Jumlah kali gangguan rata-rata pada setiap unit trafo GI dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah trafo didasarkan pada seluruh jumlah trafo GI yang pada tanggal 01
Januari tahun berjalan sudah beroperasi.
b. Gangguan pada Trafo baru, mulai dihitung setelah 3 bulan beroperasi.
c. Pada saat penormalan apabila trip kembali tetap diperhitungan sebagai gangguan.
d. Khusus unit-unit yang sudah mengimplementasikan EAM Transmisi, maka data
gangguan untuk perhitungan kinerja adalah berdasarkan data dari legacy FOIS (Forced
Outage Information System).
Satuan : kali / unit
Jenis KPI : Polaritas negatif
16. Capacity Factor Pembangkit PLN

Deskripsi : Mengukur Rasio Kinerja mesin terhadap kapasitas total mesin sesuai dengan
daya terpasangnya pada periode tertentu.
Formula :

21
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Keterangan :
a) PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu
yang sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari,
maka PH = 30 x 24 jam = 720 jam.
b) Unit yang dinyatakan status aktif adalah unit-unit pembangkit yang tidak termasuk
didalam Mothballed dan retired unit atau ATTB (Aktiva Tetap Tidak Beroperasi) yang
ditetapkan oleh Direktorat terkait.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

17. Fuel Mix (PLN + Sewa + IPP)

Deskripsi : Rasio produksi energi bruto yang menggunakan BBM (HSD, MFO, dan IDO)
terhadap total produksi energi bruto, yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik PLN, unit
pembangkit sewa, dan unit pembangkit IPP.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

18. Susut Transmisi

Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan transmisi terhadap kWH siap salur
ke transmisi dalam satu periode
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negative

19. System Recovery Time


Deskripsi : Kecepatan untuk melakukan recovery sistem akibat gangguan sistem transmisi
Formula :

dimana i merupakan jumlah gangguan sistem transmisi.


Satuan : menit
Jenis KPI : Polaritas negatif

20. Energy Not Served

Deskripsi : Jumlah energi yang tidak disalurkan akibat gangguan sistem transmisi
Formula :

Satuan : GWh
Jenis KPI : Polaritas negatif

21. Pemasangan AMR Pembangkit

Deskripsi : Jumlah AMR meter yang dipasang pada titik transaksi pembangkit dan transmisi
Formula :

Keterangan :

22
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

AMR : Automatic Meter Reading


Satuan : Buah
Jenis KPI : Polaritas positif

22. Penyelesaian Proyek Pembangkit


Deskripsi : Jumlah kapasitas pembangkit yang mencapai Commercial Operation Date
(COD)/Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada suatu periode .
Formula :

Satuan : MW
Jenis KPI : Polaritas positif

23. Penyelesaian Proyek Transmisi


(sesuai dengan penjelasan pada Perspektif Pelanggan nomor 10)
24. Penyelesaian Proyek GI
(sesuai dengan penjelasan pada Perspektif Pelanggan nomor 9)

25. Pembebasan Lahan Proyek


Deskripsi : Pelaksanaan proses pembebasan lahan untuk proyek ketenagalistrikan meliputi
pembangkit, transmisi dan gardu induk
Formula :

Keterangan :
Untuk pembebasan lahan untuk proyek ketenagalistrikan yang statusnya belum selesai
diukur dengan menggunakan bobot setiap proses pembebasan lahan dengan kriteria
sebagai berikut :
Bobot
No Uraian Kegiatan (%)
Perencanaan Pengadaan Tanah (dari studi kelayakan sampai 10
1 dengan dokumen perencanaan pengadaan tanah)
Persiapan Pengadaan Tanah (dari pendataan sampai penerbitan 40
2 ijin penetapan lokasi)
Pelaksanaan Pengadaan Tanah (BPN) (dari Inventarisir sampai
3 40
dengan pemberian ganti rugi)
Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah (dari penerimaan
4 pelepasan hak sampai dengan kelengkapan 10
administrasi\sertifikat)
Total 100

Untuk unit yang targetnya hektar proses perhitungan pencapaian dikonversi dari bobot
tersebut misalnya : Proyek A lahan sudah bebas 10 Ha, Proyek B rencana lahan dibebaskan
sebesar 5 Ha namun pada periode berjalan tahapnya baru dalam proses ijin penetapan
lokasi sehingga bobot tercapai adalah 10 % x 5 Ha = 0,5 Ha sehingga lahan yang
dibebaskan adalah 10,5 Ha.
Satuan : Ha (Hektare), %
Jenis KPI : Polaritas positif

26. Penyelesaian Perijinan

Deskripsi : Memastikan selesainya paket perijinan untuk persiapan proyek ketenagalistrikan


sehingga bisa dilakukan proses pengadaan.
Formula :

23
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Satuan : Proyek
Jenis KPI : Polaritas positif

27. Penyelesaian Dokumen Lingkungan dan Ijin Lingkungan

Deskripsi : Memastikan tersedianya perijinan lingkungan untuk proyek ketenaga listrikan


Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

28. Realisasi Program Terkontrak (tanpa luncuran)


Deskripsi : Realisasi proyek yang terkontrak dari rencana proyek selama setahun pada suatu
periode.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

29. Progres Fisik

Deskripsi : Progres hasil pelaksanaan/penyelesaian fisik dari program/proyek yang


dilaksanakan dalam suatu periode yang dihitung dari realisasi pembayaran dari rencana
anggaran (pagu disburse) selama setahun pada suatu periode.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

30. Derating selama Masa Garansi


Deskripsi : Besarnya selisih antara Daya Mampu Netto (DMN) sesuai kontrak dengan rata-
rata Daya Mampu Aktual selama masa garansi sesuai kontrak pada suatu periode
Formula :

Keterangan :
Derating (MW) diukur apabila daya keluaran unit lebih rendah dari DMN-nya dengan kriteria
apabila kurang dari 2 % dari DMN kurang dari atau sama dengan 30 menit tidak diukur
sebagai derating.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

31. EAF selama Masa Garansi

Deskripsi : Faktor ketersediaan mesin pembangkit untuk beroperasi pada Daya Mampu
Netto-nya pada Unit pembangkit baru yang masih dalam masa garansi
Formula :

24
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

dimana i merupakan jumlah unit mesin


Keterangan :
Sesuai dengan penjelasan pada poin 11
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

32. Pelaksanaan Kontraktual


Deskripsi : Pelaksanaan milestone pekerjaan sesuai dengan jadwal kontrak (kurva S).
Formula :

Keterangan :
Untuk perhitungan pelaksanaan kontraktual mengacu kepada lampiran.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

33. Penyelesaian UKL UPL KTT


Deskripsi : Prosentase progress penyusunan dokumen UKL UPL KTT
Formula :

Keterangan :
a. UKL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

34. Pelaksanaan RKL / RPL

Deskripsi : Prosentase progress penyusunan dokumen RKL / RPL


Formula :

Keterangan :
a. RKL : Rencana Pengelolaan Lingkungan
b. RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

35. Pembebasan Lahan Kompensasi Kawasan Hutan


Deskripsi : Proses pembebasan lahan kompensasi kawasan hutan
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

36. Pembebasan Lahan Pengganti Kawasan Hutan


Deskripsi : Proses pembebasan lahan pengganti kawasan hutan
Formula :

25
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

37. Laporan Pengadaan Tanah

Deskripsi : Jumlah laporan tentang progress pengadaan tanah untuk proyek kelistrikan
Formula :

Satuan : Buah
Jenis KPI : Polaritas positif

38. Inventarisasi Lahan Yang Akan Dibebaskan

Deskripsi : Survey inventarisasi lahan untuk lokasi proyek


Formula :

Satuan : Ha (Hektare)
Jenis KPI : Polaritas positif

39. Rasio Pencapaian Progres Proyek (untuk Proyek PMO/Program Management Office)

Deskripsi : Rata-rata rasio pencapaian progress proyek-proyek PMO yang diawasi PLN
Pusmankon.
Formula :

( )

Keterangan:
a. Proyek yang dimaksud adalah proyek yang ada di aplikasi PMO PLN yang disupervisi
oleh PLN Pusmankon.
b. Data rencana progress dan realisasi progress berdasarkan data pada aplikasi PMO.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Posistif

40. Rasio Pemenuhan Supervisor

Deskripsi : Prosentase jumlah manmonth yang dapat dipenuhi dalam suatu periode.
Formula :

Keterangan:
a. Manmonth terjual merupakan manmonth pegawai dan alih daya terkait dengan
pelaksanaan penugasan dari pemberi kerja.
b. Jumlah kebutuhan manmonth direncanakan di awal tahun berjalan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Posistif

41. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Pembangkit

Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi pembangkit


Formula :

26
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

42. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Transmisi dan Gardu Induk
Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi transmisi dan GI
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

43. Rasio Penyelesaian Pekerjaan Laporan Inspeksi Distribusi


Deskripsi : Prosentase penyelesaian laporan pekerjaan inspeksi distribusi
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

44. Rasio Proses Sertifikasi SMM dan SML

Deskripsi : Rasio penerbitan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan Sistem
Manejemen Lingkungan (SML) pada suatu periode.
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah sertifikasi SMM (Sistem Manajemen Mutu) dan SML (Sistem
Manajemen Lingkungan) didasarkan pada sertifikasi yang terbit pada batas waktu yang
disepakati oleh kedua belah pihak pada saat audit.
b. Sertifikasi SMM dan SML dinyatakan telah selesai terbit jika LKS ditutup dan sudah
diverifikasi sesuai dengan batas waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak pada saat
audit.
c. Perhitungan jumlah sertifikasi sesuai order didasarkan pada Surat Penugasan dari klien
(pemohon sertifikasi).
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

45. Rasio Proses Sertifikasi SMK3

Deskripsi : Mempercepat proses penyelesaian sertifikasi SMK3.


Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

27
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

46. Rasio Proses Sertifikasi SNI


Deskripsi : Mempercepat proses sertifikasi SNI (Standar Nasional Indonesia)
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

47. Rasio Proses Sertifikasi SPM

Deskripsi : Mempercepat proses sertifikasi SPM (Sistem Pengawasan Mutu)


Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

48. Uji Pengawasan Produk

Deskripsi : Mempercepat proses sertifikasi uji produk


Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

49. Rasio Penyelesaian Reverse Engineering

Deskripsi : Jumlah komponen Reverse Engineering yang diselesaikan dalam suatu periode
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

50. Rasio Penyelesaian Produk Karya Inovasi

Deskripsi : Rasio Jumlah karya inovasi yang diproduksi dari total penugasan yang diterima
dari PLN Puslitbang dalam satu periode.
Formula :

Keterangan : Jumlah Type produk karya inovasi dibuktikan dengan surat penugasan dari
PLN Puslitbang.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Positif

51. Progress Penyelesaian PLTM


Deskripsi : Tingkat penyelesaian pembangunan PLTM dalam suatu periode dibandingkan

28
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

dengan rencana pembangunan PLTM.

Formula :

Keterangan :
a. Progress PLTM yang diselesaikan merupakan Progress pekerjaan PLTM yang dilaporkan
tiap bulan berjalan dalam satuan persen (%)
b. Total PLTM merupakan Total Progres Penugasan Pekerjaan EPC PLTM yang diterima
dalam satuan persen
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

52. Produktifitas Mesin


Deskripsi : Tingkat produktifitas mesin produksi yang diukur dari jumlah produk yang
dihasilkan pada suatu periode.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Positif

53. Jumlah Produk Portofolio


Deskripsi : Jumlah produk portofolio yang dapat diselesaikan dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan jumlah produk portofolio didasarkan pada seluruh produk portofolio yang
dapat diselesaikan selama tahun berjalan
b. Produk portofolio dapat berupa :
i. Studi Potensi / Site Selection
ii. Pra Studi Kelayakan
iii. Studi Kelayakan
iv. Studi Kelistrikan
v. Project Design Report / Basic Design
vi. Detail Design
vii. Dokumen Lelang
viii. Harga Perkiraan Enjinir
ix. Design Review
x. Laporan Evaluasi
xi. Perangkat Enjiniring, terdiri dari :
- Acuan Dokumen Lelang
- Panduan Desain Teknis (Design Guide)
- Software Enjiniring (yang dibuat sendiri)
- Petunjuk Enjiniring
Satuan : buah
Jenis KPI : Polaritas positif

29
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

54. Rasio Konsultansi


Deskripsi : Perbandingan volume penugasan / pekerjaan yang dilakukan sendiri terhadap
seluruh penugasan / pekerjaan dalam suatu periode
Formula :
[ ]

dimana i merupakan jumlah pekerjaan.


Keterangan :
Perhitungan jumlah pekerjaan didasarkan pada seluruh penugasan baik yang berasal dari
Direksi, unit PLN maupun diluar PLN, yang dikerjakan/dilaksanakan pada tahun berjalan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

55. Jumlah Penelitian dan Pengembangan yang ikut dalam Seminar/Conference/Workshop


Nasional dan Internasional

Deskripsi : Banyaknya topik penelitian dan pengembangan yang dapat mengikuti


seminar/workshop dalam skala nasional maupun internasional dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan penelitian dan pengembangan didasarkan pada jumlah penelitian dan
pengembangan yang telah selesai pada tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai
pada tahun berjalan atau pada tahun sebelum tahun berjalan
b. Kategori penelitian dan pengembangan yang diperhitungkan adalah penelitian dan
pengembangan dalam bidang :
i. Pembangkitan
ii. Transmisi
iii. Distribusi
Satuan : buah
Jenis KPI : Polaritas positif

56. Jumlah Standarisasi


Deskripsi : Banyaknya standarisasi yang dapat diselesaikan dalam suatu periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan standarisasi didasarkan pada jumlah standarisasi yang telah selesai pada
tahun berjalan, baik yang pembuatannya dimulai pada tahun berjalan atau sebelum tahun
berjalan
b. Kategori standarisasi yang diperhitungkan adalah standarisasi dalam bidang :
i. Pembangkitan
ii. Transmisi
iii. Distribusi
iv. Scada
v. Umum
c. Standarisasi dinyatakan telah selesai jika telah disetujui atau dinyatakan selesai oleh
Divisi terkait
Satuan : buah
Jenis KPI : Polaritas positif

57. Jumlah Penelitian dan Pengembangan yang Terimplementasi

30
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Deskripsi : Jumlah penelitian dan pengembangan yang dapat diimplementasikan pada Unit
PLN maupun diluar PLN
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan penelitian dan pengembangan didasarkan pada jumlah penelitian dan
pengembangan yang telah terimplementasi pada tahun berjalan, baik yang
pembuatannya dilakukan pada tahun berjalan atau sebelum tahun berjalan.
b. Suatu penelitian dan pengembangan dinyatakan telah terimplementasi jika :
i. Teraplikasi
ii. Muncul menjadi standar
c. Kategori penelitian dan pengembangan yang diperhitungkan adalah penelitian dan
pengembangan dalam bidang :
i. Pembangkitan
ii. Transmisi
iii. Distribusi
Satuan : buah
Jenis KPI : Polaritas positif

58. Jumlah Inovasi yang Siap Produksi


Deskripsi : jumlah karya inovasi yang telah siap untuk diproduksi pada suatu periode dengan
hasil akhir berupa kajian ekonomi, teknologi dan pemanfaatan, pembuatan desain, sampai
dengan pembuatan prototype
Formula :

Satuan : buah
Jenis KPI : Polaritas positif

59. Tingkat Mutu Pembelajaran, Assessment & Sertifikasi


Deskripsi : Score rata-rata mutu penyelenggaraan pembelajaran, assessment & sertifikasi
Formula :

Satuan : Score
Jenis KPI : Polarisasi positif

60. Rasio Penyelenggaraan Penugasan Pembelajaran/Asesmen/Uji Kompetensi Tepat Waktu

Deskripsi : Perbandingan penyelenggaraan penugasan pembelajaran/asesmen/uji


kompetensi yang dilaksanakan secara tepat waktu dengan seluruh penyelenggaraan
penugasan pembelajaran/asesmen/uji kompetensi
Formula:

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polarisasi positif

61. Pengembangan Kompetensi Instruktur / Asesor

Deskripsi : Adalah indikator yang mengukur levelisasi kematangan pada proses


pengembangan instruktur yang harus dilakukan oleh PLN Pusdiklat. Pengukuran indikator ini
dilakukan 3 bulan sekali dengan self assessment yang dilakukan masing-masing Unit, dan
akan diadakan uji petik kembali oleh Tim Mutu Kantor Induk.

31
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Formula :

Satuan : Level
Jenis KPI : Polarisasi positif

62. Penyelenggaraan Pembelajaran Digital

Deskripsi : Jumlah judul pembelajaran yang akan diajarkan menggunakan metode digital
learning yang siap digunakan untuk pembelajaran
Formula :

Satuan : buah
Jenis KPI : Polarisasi positif

63. Akreditasi Unit Pembelajaran / Sertifikasi Nasional dan / atau Internasional

Deskripsi : Jumlah program pembelajaran yang mendapatkan akreditasi baru dan atau
mempertahankan akreditasi yang didapat sebelumnya
Formula :

Satuan : Program Pembelajaran


Jenis KPI : Polarisasi positif
64. Optimalisasi PDKB

Deskripsi : mengukur optimalisasi pekerjaan pemeliharaan PDKB


Formula :

Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas negatif

c. FOKUS TENAGA KERJA


1. Human Capital Readiness

Deskripsi : Hasil assessment terhadap level Human Capital Readiness (HCR)


Formula :
Keterangan :
Khusus untuk Unit-unit, rincian metode penilaian HCR dan target masing-masing unsur
penilaan selanjutnya dijelaskan dalam Pedoman Pengukuran HCR dan OCR yang diterbitkan
oleh Direktorat SDM dan Umum
Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Organization Capital Readiness

Deskripsi : Hasil assessment terhadap maturity level Organization Capital Readiness (OCR),
Formula :
Keterangan :
Khusus untuk Unit-unit, rincian metode penilaian OCR dan target masing-masing unsur
penilaan selanjutnya dijelaskan dalam Pedoman Pengukuran HCR dan OCR yang diterbitkan
oleh Direktorat SDM dan Umum
Satuan : Level

32
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas positif

3. Hasil Produktifitas Pegawai


Deskripsi : Perbandingan jumlah hasil produksi (sesuai dengan bisnis inti dari masing-masing
unit) dengan jumlah pegawai
Formula (untuk PLN Distribusi dan PLN Wilayah) :

Formula (untuk PLN Transmisi) :

Formula (untuk PLN P3B & P2B) :

Formula (untuk PLN Pembangkit) :

Formula (untuk PLN UIP) :

Formula (untuk PUSDIKLAT) :

Formula (untuk PUSLITBANG) :

Formula (untuk PUSERTIF) :

Formula (untuk PUSENLIS, PUSHARLIS dan PUSMANKON) :


Satuan : [MWh / MVA / Juta Rp / Milyar Rp/Manmonth/Buah] / Pegawai /%


Jenis KPI : Polaritas positif
4. Proses Pendukung Produktivitas
Deskripsi : Hasil pengukuran tingkat kematangan proses pendukung produktifitas pegawai.
Formula :
Keterangan : Tingkat kematangan proses pendukung produktifitas pegawai diukur sesuai
dengan juklak perhitungan dari SDM.
Satuan : Level,% (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

d. FOKUS KEUANGAN DAN PASAR


1. Efektifitas Biaya Pemeliharaan
Deskripsi : Total biaya pemeliharaan yang dikeluarkan untuk menjaga fungsi asset agar
beroperasi secara layak.

33
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Formula :

Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas negatif

2. Biaya Pokok Penyediaan


Deskripsi : Total biaya yang diperlukan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik /
menyalurkan tiap kVA / menjual tiap kWh energi listrik
Formula :

Keterangan *) :
a. Untuk unit pembangkitan, menggunakan kWh produksi netto, termasuk kWh unit
pembangkit sewa dan pembangkit IPP.
b. Untuk unit wilayah dan distribusi, menggunakan kWh jual
Satuan : Rp / [kWh]
Jenis KPI : Polaritas negative

3. Biaya Pokok Pembangkitan (P2B)

Deskripsi : Total biaya yang diperlukan untuk membangkitkan tiap kWh energi listrik /
menyalurkan
Formula :

Satuan : Rp / [kWh]
Jenis KPI : Polaritas negative

4. Harga Jual Rata-Rata/Harga Jual


Deskripsi : Harga penjualan rata-rata untuk setiap kWh energi listrik pada suatu periode
Formula :

Keterangan :
Satuan : Rp/kWh
Jenis KPI : Polaritas positif
5. Umur Piutang
Deskripsi : Lama waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan piutang listrik
Formula (untuk Unit Distribusi, Unit Wilayah) :

Keterangan :
a. Piutang Aliran Listrik (PAL) dan Tagihan Susulan (Tagsus) mengacu pada TUL IV-04.
Sedangkan Piutang Ragu-ragu (PRR) mengacu pada TUL IV-06 jenis PAL dan TS.
b. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik mengacu pada TUL III-09.
c. Perhitungan Rata-rata Piutang merupakan rata-rata nilai saldo akhir piutang periode
berjalan, dengan saldo akhir piutang tahun sebelumnya.
Satuan : hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

34
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

6. Perputaran Material Batubara/Umur Persediaan Batubara

Deskripsi : Jumlah cadangan batubara yang tersedia dalam suatu periode


Formula :

Keterangan :
a. Saldo rata-rata persediaan batubara adalah rata-rata saldo persediaan batubara selama
periode berjalan.
Satuan : hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Perputaran Material Non Bahan Bakar/Inventory Turn Over (ITO)


Deskripsi : Rata-rata pemanfaatan material terhadap saldo material yang tersedia pada suatu
periode
Formula :

Keterangan :
a. Jumlah pemakaian material mengacu pada besarnya Pemakaian Material untuk
Pemeliharaan ditambah Pemakaian Material untuk AT & PDP sesuai SE 011.E/DIR/2007
(Material Pemeliharaan mengacu ke Laba Rugi, sedangkan Material AT dan PDP
mengacu ke Laporan Keuangan Lampiran 5D kolom 8 & 9 (tanpa BBM))
b. Perhitungan rata-rata merupakan rata-rata nilai saldo material dalam suatu periode
berjalan, yaitu : (Saldo Material Desember tahun lalu + Saldo Material Bulan pelaporan)/2.
Satuan : kali
Jenis KPI : Polaritas positif

8. Realisasi Program Terkontrak (tanpa luncuran)


Deskripsi : Realisasi proyek yang terkontrak dari rencana proyek selama setahun pada suatu
periode.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

9. Progress Fisik

Deskripsi : Progres hasil pelaksanaan/penyelesaian fisik dari program/proyek yang


dilaksanakan dalam suatu periode yang dihitung dari realisasi pembayaran dari rencana
anggaran (pagu disburse) selama setahun pada suatu periode.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

35
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

10.Penghapusan Aktiva Tetap Tidak Beroperasi dan Piutang Ragu-Ragu


Deskripsi : Jumlah rupiah asset tetap yang tidak digunakan dalam operasional dan piutang
ragu-ragu yang berhasil dihapusbukukan
Formula :

Keterangan :
a. ATTB adalah aktiva tetap tidak beroperasi
b. PRR adalah piutang ragu-ragu
c. Jumlah ATTB dan PRR yang dihapus adalah jumlah rupiah usulan penghapusan ATTB
dan PRR yang dinyatakan telah lengkap dan memenuhi persyaratan untuk penghapusan
oleh Divisi Akuntansi PLN Kantor Pusat.
Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas positif

11.Biaya Administrasi

Deskripsi : Jumlah realisasi biaya administrasi pada suatu periode


Formula : Jumlah total biaya administrasi
Satuan : Juta Rp
Jenis KPI : Polaritas negatif

12.Biaya Pemeliharaan

Deskripsi : Jumlah realisasi biaya pemeliharaan pada suatu periode


Formula : Jumlah total biaya pemeliharaan
Satuan : Juta Rp
Jenis KPI : Polaritas negatif

13.Efektifitas Biaya Enjiniring\Litbang\Sertifikasi\Konstruksi

Deskripsi : Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk setiap produk yang dihasilkan pada suatu
periode
Formula :

Keterangan :
a. Perhitungan Biaya didasarkan pada laporan realisasi biaya proyek\penelitian\diklat yang
telah diakui sesuai Nota Buku yang disampaikan oleh unit, tidak termasuk yang
dikerjakan oleh Pihak Ketiga.
b. Man Month terjual dihitung berdasarkan Man Month yang diakui oleh Pemberi Penugasan
dan Pelaksana Penugasan yang tertuang dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja. Jika
dalam Surat Penugasan/Kontrak Kerja tidak terdapat jumlah Man Month yang diakui oleh
Pemberi Penugasan dan Pelaksana Penugasan, maka Man Month terjual dihitung
berdasarkan timesheet dengan menggunakan formula :

Jumlah tenaga kerja yang terlibat Jumlah waktu yang dibutuhkan)

dimana:
I. i = jumlah penugasan
II. Jumlah tenaga kerja yang terlibat = jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
penyelesaian suatu penugasan
III. Jumlah waktu yang dibutuhkan = jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu penugasan

36
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

c. Biaya sertifikat SLO adalah besar biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian penugasan
SLO : Pembangkit (diluar FTP), GI dan tranmisi, JTM 20 kV.
d. Sertifikat SLO yang diterbitkan adalah jumlah inspeksi yang sudah diselesaikan sehingga
menghasilkan rekomendasi laik bertegangan (RLB) atau rekomendasi laik sinkron (RLS)
atau Laporan Teknik (LAPTEK) atau penerbitan sertifikat SLO pada batas waktu yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak pada saat inspeksi.
Satuan : Juta Rp / produk
Jenis KPI : Polaritas negatif

14. OPEX Non-Fuel


Deskripsi : Besarnya biaya pemeliharaan + biaya administrasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kegiatan operasional unit.
Formula :

Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas negative

15.Serah Terima Proyek (STP)

Deskripsi : Besarnya nilai proyek yang diserahterimakan dari Unit Induk Pembangunan
kepada unit induk pengusahaan dalam suatu periode.
Formula :

Keterangan :
o Nilai proyek yang telah diserahterimakan mengacu kepada nilai yang ada pada
laporan keuangan.
o Nilai total proyek yang dikerjakan dihitung dari saldo akhir Pekerjaan dalam
Pelaksanaan (PDP) Tahun sebelumnya ditambah dengan penambahan PDP selama
tahun berjalan.
o Contoh perhitungan :

Saldo Awal PDP Tahun Sebelumnya A Rp100.000.000.000


Penambahan PDP selama Tahun berjalan B Rp500.000.000.000
Total PDP C=A +B Rp600.000.000.000
Nilai STP Tahun Berjalan D Rp300.000.000.000
Realisasi E = D/C 50,00%

Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas positif

e. FOKUS KEPEMIMPINAN
1. Implementasi KPKU

Deskripsi : Penilaian Kegiatan Implementasi KPKU


Formula : Prosentase Kegiatan Implementasi KPKU
Keterangan :
Sebelum didapatkan skor akhir tiap triwulan, maka penilaian Implementasi KPKU didasarkan
pada proses penilaian sesuai penjelasan pada lampiran.
Satuan : Skor atau %
Jenis KPI : Polaritas positif

37
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

2. ERM (Enterprise Risk Management)


Deskripsi : Hasil assessment terhadap penerapan Enterprise Risk Management sesuai
tahapan / kuesioner yang telah ditentukan
Formula : asil sesmen isk aturity e el
Keterangan :
Rincian Metode perhitungan / asesmen level ERM akan dijelaskan secara terpisah melalui
Surat dari DIVMRO.
Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

3. Implementasi PMO

Deskripsi : Perhitungan nilai Kelengkapan Data PMO yang diinput kedalam Aplikasi PMO.
Formula : rogress pdate Data royek untuk semua tahapan pada aplikasi
Keterangan :
Detail kegiatan untuk penilaian PMO sebagaimana tercantum pada lampiran.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Positif

4. Proper Hijau/Emas
Deskripsi : Jumlah unit yang mendapatkan penilaian minimal proper hijau pada suatu periode.
Formula :

Satuan : Unit
Jenis KPI : Polaritas positif

5. Implementasi K2
Deskripsi : Hasil pengukuran terhadap upaya untuk melakukan implementasi K2.
Formula :
Keterangan :
Detail perhitungan maturity K2 akan sebagaimana tercantum pada lampiran.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

6. Tindak Lanjut Rekomendasi Auditor

Deskripsi : Total rekomendasi auditor yang sudah ditindaklanjuti pada periode berjalan.
Formula

Keterangan :
Untuk perhitungan tindak lanjut rekomendasi auditor sebagaimana tercantum pada lampiran.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

7. Kepatuhan

Deskripsi : Total nilai pengurang yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan unit dalam hal
ketaatan terhadap aturan-aturan dari Kantor Pusat
Formula : Jumlah nilai pengurang dari unsur kepatuhan dari antor usat
Keterangan :
a. Total nilai pengurang dari seluruh pelaporan adalah maksimal sebesar -10.
b. Nilai pengurang terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :

38
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

c. Nilai Keselamatan Ketenagalistrikan (maksimal -10)


d. Nilai Lingkungan Hidup (maksimal -5)
e. Nilai Kelengkapan Data SILM (maksimal -5)
f. Metode penghitungan untuk tiap-tiap unsur adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran.
Contoh :
Jika suatu unit wilayah mendapat nilai pengurang Keselamatan Ketenagalistrikan sebesar -8,
nilai pengurang Lingkungan Hidup sebesar -2, nilai pengurang Kelengkapan Data SILM
sebesar -1, maka total pengurang adalah sebesar :
URAIAN KEGIATAN BOBOT PENGURANG NILAI PENGURANG
Keselamatan Ketenagalistrikan 10 8
Lingkungan Hidup 5 2
Kelengkapan Data SILM 5 1
TOTAL NILAI 20 11
TOTAL NILAI PENGURANG YANG DIGUNAKAN 10
Dari hasil perhitungan terlihat bahwa total nilai pengurang adalah sebesar -11. Mengingat
batasan maksimal dari nilai pengurang adalah -10, maka nilai pengurang yang digunakan
adalah sebesar -10.
Satuan : -
Jenis KPI : Nilai Pengurang

39
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

DESKRIPSI DAN FORMULA KPI ANAK PERUSAHAAN


FOKUS PELANGGAN

1. Implementasi Aplikasi SAIDI-SAIFI


Deskripsi : Waktu Implementasi SAIDI-SAIFI
Formula :

Keterangan :
Aplikasi SAIDI-SAIFI yang digunakan adalah aplikasi APKT SAIDI-SAIFI yang dikembangkan
oleh DIV-STI dan digunakan diseluruh unit dan nasional.
Satuan : waktu
Jenis KPI : Polaritas negatif

2. Gangguan Penyulang per 100 kms

Deskripsi : Jumlah rata-rata gangguan penyulang setiap 100 kms penyulang yang
menyebabkan pemadaman, baik gangguan permanen maupun temporer pada suatu periode
Formula :

Satuan : kali/100 kms


Jenis KPI : Polaritas negatif

3. EFOR (Equivalent Forced Outage Rate)


Deskripsi : Persentase jam gangguan dan jam derating yang tidak direncanakan terhadap
jumlah jam pelayanan pembangkit dalam satu periode (termasuk unit pembangkit baru yang
masih dalam masa garansi)
Formula :
[( ) ]
[( ) ]

dimana i merupakan jumlah unit pembangkit

Keterangan :
a. FOH (Force Outage Hours) jumlah jam unit keluar paksa sebagai akibat dari gangguan
Unplanned (Forced) Outages (U1, U2, U3) + Startup Failures (SF).
Keterangan :

i. U1 (Unplanned (Forced) Outage) - Immediate adalah outage yang memerlukan


keluarnya pembangkit dengan segera baik dari kondisi operasi, RSH atau status
outage lainnya. Jenis outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator
sebagai respon atas alarm/kondisi unit.
ii. U2 (Unplanned (Forced) Outage) - Delayed adalah outage yang tidak
memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat ditunda
paling lama dalam enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit
dalam keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan beban
bertahap.
iii. U3 (Unplanned (Forced) Outage) - Postponed adalah outage yang dapat ditunda
lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam
keadaan terhubung ke jaringan.
iv. Start Up Failure adalah outage yang terjadi ketika suatu unit tidak mampu sinkron
dalam waktu start up yang ditentukan setelah dari status outage atau RSH.
b. EFDH (Equivalent Force Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating secara paksa (forced derating: D1, D2, D3) dengan besar

40
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

penurunan derating dibagi DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi
menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating
aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN
pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :

i. D1 (Unplanned (Forced) Derating) - Immediate adalah derating yang memerlukan


penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating) - Delayed adalah derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating) - Postponed adalah derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
c. Derating (MW) = Daya Mampu Netto (DMN) Daya Mampu Aktual pembangkit
d. SH (Service Hours) merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke
jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
e. EFDHRS (Equivalent Force Derated Hours during Reserve Shutdown) merupakan
perkalian antara jumlah jam unit pembangkit forced derating (D1, D2, D3) selama reserve
shutdown dan besar penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced
Derating (D1, D2, D3) selama reserve shutdown dikonversi menjadi jam ekivalen full
outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam) dengan
besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit (MW).
Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Kualitas Batubara
Deskripsi : Kualitas batubara yang dipasok oleh PLN Batubara yang dinilai dari nilai dari rapor
pemasok yang dikeluarkan oleh Divisi Batubara/Satuan Terkait pada suatu periode
Formula :

Satuan : Persen (% )
Jenis KPI : Polaritas positif

5. Ketepatan Waktu Muat dan Bongkar


Deskripsi : Jumlah kegiatan bongkar dan muat sesuai dengan waktu (Laycan Days)
dibanding dengan jumlah kegiatan bongkar muat pada periode tertentu.
Formula :

Keterangan :
a. Laycan Days merupakan batas toleransi muat atau bongkar, nilainya H-2/H+2 dari hari
perencanaan (sesuai rakor bulanan yang telah ditetapkan oleh Divisi Batubara/Divisi
terkait).
b. Definisi shipment adalah mulai dimuatnya batubara sampai dengan diterima oleh unit
PLN yang bersangkutan
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

6. Kecepatan Respon Terhadap Kontrak


Deskripsi : Kecepatan respon terhadap kontrak yang diukur dari jumlah hari rata-rata sejak
surat permintaan penawaran diterima sd tanggal kontrak ditandatangani pada periode
tertentu.

41
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Formula :


Satuan : Hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

7. Pengendalian Kualitas & Akurasi Desain


Deskripsi : Mengukur tingkat kualitas dokumen lelang dengan membatasi jumlah revisi
masing-masing bid doc guna mendorong pembuatan bid doc yang berkualitas.
Formula :
( )
( )

Keterangan :
Data Produk Enjiniring (FS & Bid Doc) yang disetujui Pemberi Kerja harus dikeluarkan oleh
DIVEPP
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

8. Kualitas Bid Doc


Deskripsi : Mengukur tingkat kualitas dokumen lelang dengan membatasi jumlah revisi
masing-masing bid doc guna mendorong pembuatan bid doc yang berkualitas.
Formula :


Satuan : Kali
Jenis KPI : Polaritas negatif

9. Kepuasan Pelanggan (ICON+)


Deskripsi : Mengukur tingkat kepuasan pelanggan dalam suatu periode
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

10. Pertumbuhan Pelanggan Baru (ICON+)


Deskripsi : Penambahan jumlah pelanggan Non PLN dalam suatu periode
Formula :

Satuan : Jumlah Pelanggan


Jenis KPI : Polaritas positif

EFEKTIFITAS PRODUK DAN PROSES

1. Fuel Mix
Deskripsi : Rasio energi produksi bruto yang menggunakan BBM (HSD, MFO, dan IDO)
terhadap total energi produksi bruto, yang dibangkitkan oleh unit pembangkit milik sendiri, unit
pembangkit sewa, dan unit pembangkit IPP.
Formula :
( )

( )

42
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

2. Susut Jaringan
Deskripsi : Rasio energi listrik yang hilang pada jaringan terhadap kWH siap salur (loko netto)
dalam suatu periode
Formula :



Keterangan :
a. kWh siap salur merupakan kWh siap salur transmisi
b. kWh pemakaian sendiri merupakan kWh pemakaian sendiri Sistem Distribusi + kWh
pemakaian sendiri Gardu Induk
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

3. Pertumbuhan Penjualan
Deskripsi : Pertumbuhan penjualan tenaga listrik pada suatu periode dibandingkan terhadap
penjualan tenaga listrik pada periode yang sama tahun sebelumnya
Formula :


Keterangan :
a. kWh penjualan tahun berjalan merupakan kWh penjualan akumulasi suatu periode
tertentu
b. kWh penjualan periode tahun sebelumnya merupakan kWh penjualan akumulasi suatu
periode tertentu tahun sebelumnya
Contoh : Pertumbuhan penjualan Triwulan I 2016 adalah [(kWh penjualan akumulasi sampai dengan
Maret 2016 kWh penjualan akumulasi sampai dengan Maret 2015) / kWh penjualan akumulasi sampai
dengan Maret 2015] *100%
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

4. Tara Kalor Netto Korporat


Deskripsi : Efisiensi pemakaian bahan bakar yang dikonversikan ke dalam nilai kalori yang
dibutuhkan untuk setiap kWh produksi netto yang dibangkitkan oleh unit pembangkit pada
suatu periode.
Formula :
[ ]

[ ]

Keterangan :
a. Nilai kalor untuk bahan bakar :
HSD = 9.000 kcal / liter
MFO = 9.700 kcal / liter
IDO= 9.200 kcal / liter
BBN = 7.870 kcal/liter
b. Khusus untuk Batubara dan Gas Alam, nilai kalor yang digunakan dalam perhitungan
realisasi bisa diambil dari nilai kalor bahan bakar rata-rata tertimbang yang telah diperiksa
oleh surveyor, dan dinyatakan masih berlaku pada saat periode pelaporan.
c. KWh produksi netto adalah kWh produksi bruto dari unit pembangkit milik PLN dikurangi
dengan pemakaian sentral pembangkit.
Satuan : kcal/kWh

43
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas negatif

5. EAF (Equivalent Availability Factor) Total Pembangkit


Deskripsi : Faktor ketersediaan unit pembangkit secara korporat (sebagai Asset Owner
maupun sebagai Asset Manager) untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya (termasuk
unit mesin baru yang sudah beroperasi dan masih dalam masa garansi) pada periode
tertentu.
Formula :
[( ) ]
[ ]


dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.
Keterangan :
AH (Available Hours) merupakan jumlah jam unit pembangkit siap dioperasikan yaitu Service
Hours ditambahkan Reserve Shutdown Hours.
Keterangan :

i.
Service Hours merupakan jumlah jam operasi unit pembangkit tersambung ke
jaringan transmisi, baik pada kondisi operasi normal maupun kondisi derating.
ii. Reserve Shutdown merupakan suatu kondisi apabila unit siap operasi namun
tidak disinkronkan ke sistem karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal juga
sebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karena
adanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan oleh
sistem, maka kondisi ini dianggap sebagai sebagai FO, MO, atau PO, bukan
sebagai reserve shutdown (RS).
PH (Period Hours) merupakan jumlah Jam Tersedia dalam suatu periode tertentu yang
sedang diamati selama unit dalam status aktif. Jika 1 bulan terdapat 30 hari, maka PH = 30 x
24 jam = 720 jam.
DMN (Daya Mampu Netto) besarnya daya output pembangkit (sesuai dengan Rencana
Operasi Tahunan/ROT) yang sudah dikurangi dengan pemakaian sendiri unit pembangkit
tersebut.
EPDH (Equivalent Planned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating terencana (Planned Derating) termasuk Extension (DE) dan besar
penurunan derating dibagi dengan DMN. Setiap kejadian derating terencana (PD dan DE)
dikonversi menjadi jam ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi
derating aktual (jam) dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan
DMN pembangkit (MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :

i. PD (Planned Derating) merupakan derating yang dijadwalkan dan durasinya


sudah ditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit.
Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukan
merupakan PD, tetapi MD (D4).
ii. D4 (Maintenance Derating) merupakan derating yang dapat ditunda melampaui
akhir periode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukan
pengurangan kapasitas sebelum PO berikutnya. D4 dapat mempunyai tanggal
mulai yang fleksibel dan boleh atau tidak boleh mempunyai suatu periode yang
ditentukan.
iii. DE (Derating Extension) adalah perpanjangan dari PD atau MD (D4) melampaui
tanggal penyelesaian yang diperkirakan. DE hanya digunakan apabila lingkup
pekerjaan yang awal memerlukan waktu lebih untuk menyelesaikan pekerjaannya
dibanding waktu yang telah dijadwalkan. DE tidak digunakan dalam kejadian
dimana ada keterlambatan atau permasalahan tak diduga diluar lingkup
pekerjaan awal sehingga unit tersebut tidak mampu untuk mencapai beban
penuh setelah akhir tanggal PD atau D4 yang diperkirakan. DE harus mulai pada
waktu (bulan/hari/jam/menit) saat PD atau D4 direncanakan berakhir.

44
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

EUDH (Equivalent Unplanned Derated Hours) merupakan perkalian antara jumlah jam unit
pembangkit derating tidak terencana (D1, D2, D3, D4, DE) dan besar penurunan derating
dibagi dengan DMN. Setiap kejadian Forced Derating (D1, D2, D3) dikonversi menjadi jam
ekivalen full outage, yang diperoleh dengan cara mengalikan durasi derating aktual (jam)
dengan besar derating (MW) dan membagi perkalian tersebut dengan DMN pembangkit
(MW). Semua jam ekivalen ini kemudian dapat dijumlahkan.
Keterangan :

i.D1 (Unplanned (Forced) Derating Immediate) merupakan derating yang


memerlukan penurunan kapasitas segera (tidak dapat ditunda).
ii. D2 (Unplanned (Forced) Derating Delayed) merupakan derating yang tidak
memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapi memerlukan penurunan
dalam waktu enam jam.
iii. D3 (Unplanned (Forced) Derating Postponed) merupakan derating yang dapat
ditunda lebih dari enam jam.
ESDH (Equivalent Seasonal Derated Hours) merupakan perkalian antara MW derating unit
pembangkit akibat pengaruh cuaca/musim dengan jumlah jam unit pembangkit siap dibagi
dengan DMN.
Derating (MW) = Daya Mampu Netto (DMN) Daya Mampu Aktual pembangkit. Derating
terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

6. EAF (Equivalent Availability Factor) PLTU Batubara (Suralaya 1-7 IP dan Paiton 1-2 PJB)
Deskripsi : Faktor ketersediaan unit pembangkit PLTU eksisting dimana IP/PJB sebagai Asset
Owner dengan bahan bakar batubara untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya
(termasuk unit mesin baru yang sudah beroperasi dan masih dalam masa garansi) pada
periode tertentu.
Formula :
[( ) ]
[ ]


dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.

Keterangan : (sesuai dengan keterangan pada 1. EAF (Equivalent Availability Factor) Total
Pembangkit)
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

7. EAF (Equivalent Availability Factor) PLTU Batubara (UPJB)


Deskripsi : Faktor ketersediaan unit pembangkit PLTU eks UPJB dimana IP/PJB sebagai
Asset Manager dengan bahan bakar batubara untuk beroperasi pada Daya Mampu Nettonya
(termasuk unit mesin baru yang sudah beroperasi dan masih dalam masa garansi) pada
periode tertentu.
Formula :
[( ) ]
[ ]

dimana i merupakan jumlah unit mesin pembangkit.

Keterangan : (sesuai dengan keterangan pada 1. EAF (Equivalent Availability Factor) Total
Pembangkit)
Satuan : %
Jenis KPI : Polaritas positif

45
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

8. Umur Persediaan Batubara


Deskripsi : Jumlah cadangan batubara yang tersedia dalam suatu periode.
Formula :


Keterangan :
Saldo rata-rata persediaan batubara adalah rata-rata saldo persediaan batubara sampai
dengan periode berjalan setelah dikurangi dengan bedding yang sudah ditetapkan oleh
Satuan Batubara PLN Kantor Pusat.
Satuan : Hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

9. Perputaran Material Non Bahan Bakar (IP & PJB)


Deskripsi : Rata-rata pemanfaatan material terhadap saldo material yang tersedia pada suatu
periode
Formula :

Keterangan :
a. Jumlah pemakaian material mengacu pada besarnya Pemakaian Material untuk
Pemeliharaan ditambah Pemakaian Material untuk AT & PDP sesuai SE
011.E/DIR/2007 (Material Pemeliharaan mengacu ke Laba Rugi, sedangkan Material
AT dan PDP mengacu ke Laporan Keuangan Lampiran 5D kolom 8 & 9 (tanpa BBM))
b. Perhitungan rata-rata merupakan rata-rata nilai saldo material dalam suatu periode
berjalan, yaitu : (Saldo Material Desember tahun lalu + Saldo Material Bulan
pelaporan)/2.
Satuan : Kali
Jenis KPI : Polaritas positif

10. Pemakaian Sendiri Pembangkit


Deskripsi : pemakaian sendiri pembangkit adalah jumlah KWh yang dipakai untuk berbagai
keperluan peralatan pendukung dan peralatan tertentu yang tetap mengkonsumsi kWh pada
saat menyalurkan dan pada saat tidak menyalurkan energi pada sistem
pembangkitan/sentral, antara lain peralatan bantu mesin pembangkit, peralatan kontrol,
peralatan switchyard, penerangan dan pendingin ruangan pada suatu periode tertentu.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

11. Ketepatan waktu pengiriman Batubara sesuai Jadwal


Deskripsi : Prosentase banyaknya pengiriman tepat waktu terhadap pengiriman total dalam
suatu periode
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

46
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

12. Volume pasokan batubara ke PLTU PLN dan Anak Perusahaan


Deskripsi : Jumlah Batubara yang dipasok oleh PLN Batubara pada suatu periode
Formula :

Satuan : Juta Ton


Jenis KPI : Polaritas positif

13. Jumlah Batubara yang diangkut


Deskripsi : Jumlah Batubara yang diangkut dalam suatu periode
Formula :
( ) ( )

Keterangan :
Jumlah batubara yang diangkut oleh perusahaan baik melalui kapal milik sendiri maupun
kapal KSO.
Satuan : Juta Ton
Jenis KPI : Polaritas positif

14. Commission Days


Deskripsi : Hari efektif yang digunakan oleh alat produksi kapal milik pada periode jangka
waktu tertentu, untuk melayani target angkutannya.
Formula :



Keterangan :
a. HOK merupakan Hari Operasional Kapal pada suatu periode
b. HPK merupakan Hari Pemeliharaan\Perawatan Kapal pada suatu periode
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

15. Optimalisasi Tonase Angkutan Kapal Milik


Deskripsi : Pengukuran terhadap optimalisasi muatan kapal milik PT BAG
Formula :
( )

( )

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

16. Pencapaian Service Level Agreement (SLA) Pekerjaan Layanan O & M Distribusi (Haleyora
Power).
Deskripsi : Realisasi pencapaian Service Level Agreement (SLA) pekerjaan Layanan
Operation & Maintenance bidang Distribusi Tenaga Listrik yang tercantum dalam Kontrak
atau Perjanjian Pekerjaan dengan Unit PLN pada suatu periode dimana bila tidak mencapai
SLA akan dikenakan sanksi / denda / pinalti.
Formula :


Keterangan :
a. SLA unit n = adalah rata-rata pencapaian SLA selama periode berjalan
b. n = jumlah unit
Satuan : Area

47
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jenis KPI : Polaritas positif

17. Pertumbuhan Pelanggan (Haleyora)


Deskripsi : Penambahan jumlah pelanggan PLN dalam suatu periode
Formula :


Satuan : Unit
Jenis KPI : Polaritas positif

18. Sertifikasi Tenaga Kerja (Haleyora)


Deskripsi : Jumlah pegawai pada bidang teknis yang tersertifikasi terhadap total pegawai
yang bekerja pada lingkup teknis sesuai kontrak pada periode tertentu.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

19. Sertifikasi Proses Bisnis


Deskripsi : Jumlah area yang proses bisnis terkontrak dengan PT Haleyora Power telah
tersertifikasi pada periode tertentu.
Formula :


Satuan : Area
Jenis KPI : Polaritas positif

20. Keselamatan Ketenagalistrikan


Deskripsi : Tidak terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja meninggal dunia pada
setiap pelaksaan pekerjaan pada periode tertentu
Formula :


Keterangan : Force majeure ditentukan berdasarkan hasil investigasi Divisi K3L
Satuan : kali
Jenis KPI : Polaritas negatif

21. Penyelesaian Penugasan Feasibility Study (FS)


Deskripsi : Jumlah penyelesaian Feasibility Study (FS) proyek dari total jumlah penugasan
yang diterima pada periode tertentu.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

22. Pendampingan Pengadaan


Deskripsi : Jumlah Project yang terkontrak dengan pendampingan saat proses pengadaan
dari keseluruhan Jumlah Project dengan pendampingan pengadaan.
Formula :

48
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016



Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

23. Jumlah FS yang tepat waktu


Deskripsi : Jumlah Feasibility Study (FS) Proyek yang selesai tepat waktu dibandingankan
dengan total jumlah penugasan FS yang diterima.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

24. Jumlah BID DOC yang tepat waktu


Deskripsi : Jumlah Bid Doc Proyek yang selesai tepat waktu dibandingkan dengan total
jumlah penugasan BID DOC yang diterima.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

25. Service Level Agreement (SLA) seluruh jaringan Non SCADA


Deskripsi : Tingkat pemenuhan SLA pelayanan jaringan dan jasa telekomunikasi Non SCADA
dalam periode tertentu dilihat dari jumlah uptime seluruh service jaringan dan jasa
telekomunikasi Non SCADA.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

26. Service Level Agreement (SLA) SCADA Proteksi


Deskripsi : Tingkat pemenuhan SLA pelayanan jaringan dan jasa telekomunikasi SCADA
dalam periode tertentu dilihat dari jumlah uptime seluruh service jaringan dan jasa
telekomunikasi SCADA.
Formula :

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

27. Rata-rata persentase gangguan per bulan


Deskripsi : Jumlah rata-rata gangguan yang terjadi per bulan dibandingkan dengan rata-rata
jumlah layanan yang tersedia per bulan pada periode tertentu.
Formula :

49
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

28. Rata-rata waktu (durasi) penanganan gangguan service jaringan & jasa telekomunikasi
Non SCADA
Deskripsi : Tingkat kecepatan penanganan gangguan Non SCADA yang diukur dari waktu
penanganan keseluruhan gangguan Non SCADA dibandingkan dengan total seluruh
gangguan Non SCADA pada periode tertentu.
Formula :

Satuan : Jam
Jenis KPI : Polaritas negatif

29. Rata-rata waktu (durasi) penanganan gangguan service jaringan & jasa telekomunikasi
segmen ketenagalistrikan SCADA Distribusi & Transmisi
Deskripsi : Tingkat kecepatan penanganan gangguan SCADA yang diukur dari waktu
penanganan keseluruhan gangguan SCADA dibandingkan dengan total seluruh gangguan
SCADA pada periode tertentu.
Formula :

Satuan : Menit
Jenis KPI : Polaritas negatif

30. Komitmen Penyambungan Layanan Jaringan dan Jasa Telekomunikasi ke Pelanggan


(ICON+)
Deskripsi : Rata-rata waktu penyambungan jaringan dan jasa telekomunikasi pada periode
tertentu
Formula :
( )

Keterangan :
Lamanya waktu sambung = tanggal sambung - tanggal bayar biaya penyambungan
Satuan : Hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

31. Penyelesaian Penugasan terkait Layanan Teknologi Informasi tepat waktu


Deskripsi : Jumlah penyelesaian penugasan Layanan Teknologi Informasi sesuai waktu yang
telah ditetapkan dari total jumlah penugasan yang diterima pada periode tertentu.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

PERSPEKTIF TENAGA KERJA

1. Human Capital Readiness

50
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Deskripsi : Tingkat kesiapan kompetensi pegawai untuk menjalankan strategi perusahaan


yang diukur dari assessment terhadap maturity level Human Capital Readiness (HCR) pada
periode tertentu.
Formula :


Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Organization Capital Readiness


Deskripsi : Tingkat kesiapan organisasi meliputi aspek kepemimpinan, alignment, kerjasama
dan budaya kerja dalam menjalankan strategi perusahaan yang diukur dari assessment
terhadap maturity level Organization Capital Readiness (OCR) pada periode tertentu
Formula :


Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

PERSPEKTIF KEUANGAN DAN PASAR

1. Penerimaan Deviden dari Anak Perusahaan dan Afiliasi


Deskripsi : Besarnya deviden yang diterima oleh anak perusahaan dan afiliasi pada
suatu periode.
Formula :

Satuan : Milyar
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Biaya Pokok Penyediaan Pembangkit IP & PJB


Deskripsi : Besarnya biaya produksi pembangkit dibagi dengan kwh produksi bruto
pada suatu periode.
Formula :

Keterangan :
Biaya produksi pembangkit adalah biaya total usaha ditambah dengan beban pinjaman.
Satuan : Rp/kWh
Jenis KPI : Polaritas negatif

3. Umur Piutang Collection of Period (COP)


Deskripsi : Lama waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan piutang listrik
Formula (berlaku untuk PLN Batam dan PLN Tarakan) :

( )


Formula (berlaku untuk ICON+, PLN Enjiniring, BAG, PLN Batubara dan Haleyora Power) :


51
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Keterangan :
a. Piutang Aliran Listrik (PAL) dan Tagihan Susulan (Tagsus) mengacu pada TUL IV-04
periode berjalan & saldo akhir pada tahun sebelumnya.
b. Piutang Ragu-ragu (PRR) mengacu pada TUL IV-06 jenis PAL dan TS periode berjalan &
saldo akhir pada tahun sebelumnya.
c. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik mengacu pada TUL III-09 periode berjalan.
d. Perhitungan Rata-rata Piutang merupakan rata-rata nilai saldo akhir piutang periode
berjalan, dengan saldo akhir piutang tahun sebelumnya.
e. Pendapatan Usaha merupakan seluruh pendapatan usaha pada Laporan Laba/Rugi
perusahaan pada periode berjalan.
f. Untuk BAG perhitungan piutang dimulai sejak Berita Acara Serah Terima Batubara
(Bongkar) diterbitkan.
Satuan : Hari
Jenis KPI : Polaritas negatif

4. Sinergi Dengan Anak Perusahaan Lain


Deskripsi : Nilai realisasi kontrak kerjasama dengan anak perusahaan lain pada suatu
periode.
Formula :


Keterangan :
Transaksi dengan anak perusahaan lain adalah seluruh transaksi baik biaya maupun
pendapatan dan tidak mengeliminasi satu dengan yang lain didasarkan nilai realisasi kontrak
kerjasama diukur dari nilai yang telah dibukukan kedalam laporan keuangan pada periode
berjalan.
Satuan : Rp. Milyar
Jenis KPI : Polaritas positif

5. Program Investasi Pelaksanaan program investasi/Program Terkontrak sesuai RKAP


Deskripsi : Realisasi Program Rencana Kerja (PRK)/ proyek yang terkontrak dari rencana
proyek pada suatu periode.
Formula :
( )


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

6. Program Investasi Realisasi Fisik Program Investasi/ Realisasi Fisik program terkontrak
Deskripsi : Progres hasil pelaksanaan/penyelesaian fisik dari program/proyek yang
dilaksanakan dalam suatu periode yang dihitung dari realisasi pembayaran dari rencana
anggaran (pagu disburse) pada suatu periode.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

7. Efisiensi Biaya Pemeliharaan


Deskripsi : Perbandingan biaya pemeliharaan terhadap total asset bruto pada suatu periode
Formula :

52
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016



Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

8. EBITDA Margin (Earning Before Interest Tax Depreciation and Amortization)


Deskripsi : Besarnya laba usaha yang dapat dihasilkan sebelum bunga, pajak, penyusutan
dan amortisasi dibandingkan dengan total pendapatan usaha pada suatu periode tertentu.
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

9. Biaya Pokok Penyediaan PLN Batam & Tarakan


Deskripsi : Besarnya biaya penyediaan tenaga Listrik untuk melaksanakan kegiatan operasi
di pembangkitan, penyaluran (transmisi), dan pendistribusian tenaga listrik ke pelanggan
dibagi dengan total kwh jual pada suatu periode.
Formula :


Keterangan :
Beban Keuangan merupakan Beban Pinjaman pada Neraca Laba/(Rugi)
Satuan : Rp/kWh
Jenis KPI : Polaritas negatif

10. Harga Jual Rata-rata


Deskripsi : Perbandingan pendapatan penjualan tenaga listrik terhadap total kWh yang terjual
sesuai TUL III-09 pada suatu periode.
Formula :


Satuan : Rp/kWh
Jenis KPI : Polaritas positif

11. Total Assets Turn Over (TATO)


Deskripsi : Perbandingan total pendapatan usaha terhadap Capital Employed (total aktiva
dikurangi aktiva PDP) pada suatu periode.
Formula :


Keterangan :
PDP = Pekerjaan Dalam Pelaksanaan
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

12. Perputaran Material Non Bahan Bakar (PLN Batam & Tarakan)
Deskripsi : Rata-rata pemanfaatan material terhadap saldo material yang tersedia pada suatu
periode

53
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Formula :

Keterangan :
a. Jumlah pemakaian material mengacu pada besarnya Pemakaian Material untuk
Pemeliharaan ditambah Pemakaian Material untuk AT & PDP sesuai SE
011.E/DIR/2007 (Material Pemeliharaan mengacu ke Laba Rugi, sedangkan Material
AT dan PDP mengacu ke Laporan Keuangan Lampiran 5D kolom 8 & 9 (tanpa BBM))
b. Perhitungan rata-rata merupakan rata-rata nilai saldo material dalam suatu periode
berjalan, yaitu : (Saldo Material Desember tahun lalu + Saldo Material Bulan
pelaporan)/2.
Satuan : Kali
Jenis KPI : Polaritas positif

13. Biaya Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) PLN Batubara


Deskripsi : Besarnya biaya pokok produksi yang dibutuhkan untuk setiap batubara yang dijual
pada suatu periode
Formula :


Satuan : Rp x 1000/Ton
Jenis KPI : Polaritas negatif

14. Rasio Operasi


Deskripsi : Perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada suatu
periode
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas negatif

15. Efektifitas Biaya Pegawai terhadap Laba Usaha


Deskripsi : Rasio antara biaya pegawai tahun berjalan dibandingkan dengan laba usaha pada
suatu periode tertentu.
Formula :


Satuan : Persen (% )
Jenis KPI : Polaritas negatif

16. ROE (Return on Equity)


Deskripsi : Besarnya laba yang yang dapat dihasilkan dibandingkan dengan modal yang
tersedia.
Formula :


Keterangan :
a. Net Profit merupakan laba bersih didalam Laporan Laba/Rugi pada periode berjalan.

54
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

b. Total Equity merupakan jumlah total modal maupun Laba, baik Saldo Laba maupun Laba
Tahun Berjalan di dalam laporan neraca pada periode berjalan.
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas Positif

17. Market Share Jaringan Fixed Data & Internet ICON+


Deskripsi : Prosentase penetrasi ICON+ pada 2 (dua) jenis layanan Jaringan Fixed Data &
Internet terhadap keseluruhan pasar yang ada pada 2 jenis layanan tersebut pada periode
tertentu.
Formula :

Keterangan :
Data Market Share harus diambil dari penyedia data yang direkomendasikan (contoh IDC,
dll).
Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

PERSPEKTIF KEPEMIMPINAN, TATA KELOLA DAN TANGGUNG JAWAB KEMASYARAKATAN

1. Pengelolaan Risiko
Deskripsi : suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan
sumberdaya pada periode tertentu
Formula :


Satuan : Level
Jenis KPI : Polaritas positif

2. Penerapan GCG
Deskripsi : Implementasi Good Corporate Governance untuk memastikan tata kelola
perusahaan pada periode tertentu
Formula :


Satuan : Skor
Jenis KPI : Polaritas positif

3. Penyelesaian Temuan Auditor


Deskripsi : Implementasi Good Corporate Governance untuk memastikan tata kelola
perusahaan pada periode tertentu
Formula :


Satuan : % (persen)
Jenis KPI : Polaritas positif

4. Peningkatan Proper Unit

55
LAMPIRAN I
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Deskripsi : Jumlah unit yang mendapatkan peningkatan penilaian proper minimal hijau pada
suatu periode.
Formula :


Satuan : Unit
Jenis KPI : Polaritas positif

5. Kepatuhan pada K3LH (Kesehatan, Keselamatan Kerja & Lingkungan Hidup)


Deskripsi : Total nilai pengurang yang berhubungan dengan tingkat kepatuhan unit dalam hal
ketaatan terhadap aturan-aturan dari Kantor Pusat
Formula :


Keterangan :
a. Total nilai pengurang dari seluruh pelaporan adalah maksimal sebesar -10.
b. Nilai pengurang terdiri dari beberapa unsur sebagai berikut :
c. Nilai Keselamatan Ketenagalistrikan (maksimal -10)
d. Nilai Lingkungan Hidup (maksimal -5)
e. Metode penghitungan untuk tiap-tiap unsur adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran.
f. Khusus PT Haleyora Power, jika terjadi kecelakaan kerja diluar force majeure
(berdasarkan hasil investigasi DIV K3L) yang mengakibatkan pekerja meninggal dunia
maka point c pada keterangan diatas tidak diberlakukan. Diluar kondisi ini, ketentuan
untuk penilaian kepatuhan K2 tetap diberlakukan.

Contoh :
Jika suatu unit wilayah mendapat nilai pengurang Keselamatan Ketenagalistrikan sebesar -8,
nilai pengurang Lingkungan Hidup sebesar -4, maka total pengurang adalah sebesar :
URAIAN KEGIATAN BOBOT PENGURANG NILAI PENGURANG
Keselamatan Ketenagalistrikan 10 8
Lingkungan Hidup 5 4
TOTAL NILAI 15 12
TOTAL NILAI PENGURANG YANG DIGUNAKAN 10

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa total nilai pengurang adalah sebesar -12. Mengingat
batasan maksimal dari nilai pengurang adalah -10, maka nilai pengurang yang digunakan
adalah sebesar -10.
Satuan : -
Jenis KPI : Nilai Pengurang

56
LAMPIRAN II
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

PERHITUNGAN NILAI KPI

Perhitungan nilai KPI didasarkan pada jenis KPI, kecuali yang disebutkan secara khusus di bawah ini :

1. KPI dengan Polaritas Positif

a. Pencapaian KPI (X)


{ }
dimana : R = Realisasi KPI
T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)


Y = 0% , jika 0%;
Y=X , jika 0% < X < 100%;
Y = 100% , jika

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

B (100%, 100%)
100% Y = 100%

Y=X

Pencapaian KPI (X)


A (0%, 0%) 100%

2. KPI dengan Polaritas Negatif

a. Pencapaian KPI (X)


{ }
dimana : R = Realisasi KPI
T = Target KPI

b. Persen Nilai Bobot KPI (Y)


Y = 0% , jika 0%;
Y=X , jika 0% < X < 100%;
Y = 100% , jika

c. Nilai KPI = Y x Bobot KPI

Persen Nilai Bobot KPI (Y)

B (100%, 100%)
100% Y = 100%

Y = (X)

Pencapaian KPI (X)


A (0%, 0%) 100%

57
LAMPIRAN II
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

3. KPI Nilai Pengurang


Sesuai dengan Metode Perhitungan Nilai Pengurang dari masing-masing indikator sesuai
penjelasan Lampiran X.A, Lampiran X.B dan Lampiran X.C

4. KPI dengan Batas Waktu (memiliki satuan Waktu / Bulan ke-)

a. Tingkat Keterlambatan KPI (K)


K=RT
dimana : R = Realisasi KPI
T = Target KPI

b. Pinalti Keterlambatan (P)


P = 0% , jika K ;
P = 10% x K , jika 0 < K < 10;
P = 100% , jika K

c. Nilai KPI = (100% - P) x Bobot KPI

58
LAMPIRAN III
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PENILAIAN IMPLEMENTASI KPKU

Kegiatan dan Penilaian Implementasi KPKU Unit tahun 2016 adalah sebagai berikut :

I. Untuk Target akhir tahun adalah nilai Skor KPKU

A. Triwulan I : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan 1 dan dilaporkan paling lambat
tanggal 8 April tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN Pusat.

Skor Triwulan I = Jumlah total prosentase kegiatan Triwulan 1

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan Triwulan 1 sebagai berikut :
1 Bobot 50% : Pelatihan Interpretasi KPKU
2 Bobot 50 % : Awareness Tim Champion KPKU Unit

B. Triwulan II : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan II dan dilaporkan paling lambat
tanggal 8 Juli tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN Pusat

Skor Triwulan II = Jumlah total presentase kegiatan TW II

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan Triwulan II sebagai berikut :
1 Bobot 50 % : Update Penyusunan Laporan KPKU Unit Tahun 2016 di SILM
2 Bobot 50% : Input data realisasi Indikator kinerja penting (Katagori 7) di SILM

C. Triwulan III : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan III dan dilaporakan paling
lambat tanggal 8 Oktober tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN
Pusat.

Skor Triwulan III = Jumlah total presentase kegiatan TW III

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan TW III sebagai berikut :
1 Bobot 75 % : Asesmen dan verifikasi Laporan KPKU Unit Kategori 1 sd 7 oleh Evaluator
KPKU
2 Bobot 25 % : Input data hasil pengukuran maturity level Unit Pelaksana (Dis/Wil/Kit/Trs)
Tahun 2016

D. Triwulan IV : Target Score KPKU


Adalah skor hasil asesmen KPKU Unit yang dilakukan oleh Evaluator KPKU PLN.
Untuk selanjutnya pada triwulan IV, Evaluator KPKU Unit menyusun Opportunity For Improvement dari
hasil dari asesmen KPKU.

II. Untuk Target akhir tahun adalah Tindak Lanjut OFI

A. Triwulan I : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan 1 dan dilaporkan paling lambat
tanggal 8 April tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN Pusat.

59
LAMPIRAN III
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Skor Triwulan I = Jumlah total prosentase kegiatan Triwulan 1

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan Triwulan 1 sebagai berikut :
1 Bobot 50% : Penyusunan dan Entri rencana OFI AFI Unit yang prioritas ke SILM
2 Bobot 50 % : Input data tindak lanjut AFI Unit TW I, dilengkapi dengan file attachment
bukti tindaklanjut AFI dengan perhitungan sbb:

B. Triwulan II : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan II dan dilaporkan paling lambat
tanggal 8 Juli tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN Pusat

Skor Triwulan II = Jumlah total presentase kegiatan TW II

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan Triwulan II sebagai berikut :
1 Bobot 50 % : Input hasil tindak AFI sd Triwulan II ke dalam Aplikasi SILM, dilengkapi
dengan file attachment sebagai bukti tindak lanjut AFI, dengan perhitungan
sbb:

2 Bobot 50% : Input data realisasi Indikator kinerja penting (Katagori 7) dalam aplikasi
SILM

C. Triwulan III : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan III dan dilaporakan paling
lambat tanggal 8 Oktober tahun berjalan. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN
Pusat.

Skor Triwulan III = Jumlah total presentase kegiatan TW III

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan TW III sebagai berikut :
1 Bobot 50 % : Input data hasil tindak AFI sd Triwulan III ke dalam Aplikasi SILM,
dilengkapi dengan file attachment sebagai bukti tindak lanjut AFI, dengan
perhitungan sbb:

2 Bobot 50 % : Input data hasil pengukuran maturity level Unit Pelaksana (Dis/Wil/Kit/Trs)
Tahun 2015

60
LAMPIRAN III
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

D. Triwulan IV : Target 100%


Adalah kegiatan-kegiatan yang wajib dilaksanakan Unit pada triwulan IV dan dilaporakan paling
lambat tanggal 8 Januari tahun berikutnya. Selanjutnya dilakukan verifikasi oleh Tim Champion PLN
Pusat.

Skor Triwulan IV = (Jumlah total presentase kegiatan TW 3 dan TW 4) / 2

Keterangan :
Prosentase bobot dan kegiatan TW IV sebagai berikut :
1 Bobot 100 % : Input data hasil tindak AFI sd Triwulan IV ke dalam Aplikasi SILM,
dilengkapi dengan file attachment sebagai bukti tindak lanjut AFI, dengan
perhitungan sbb:

61
LAMPIRAN IV
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PENILAIAN IMPLEMENTASI


KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN DAN KEAMANAN
TAHUN 2016

Penilaian Indikator Implementasi Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan Keamanan dilakukan dengan metode sebagai berikut:

NO ACTION PLAN KRITERIA EVIDEN BOBOT-A BOBOT-B RUMUS PERHITUNGAN KETERANGAN

I. KEPEMIMPINAN, KEBIJAKAN DAN KOMITMEN MANAJEMEN


1 Pimpinan unit membuat Komitmen dan a. Komitmen dan kebijakan K2/K3 & a. Dokumen Komitmen dan 3 3 Realisasi 1. Realisasi Jumlah Komitmen & Kebijakan :
kebijakan K2/K3 & Keamanan Kemanan dibuat, ditandatangani untuk Kebijakan K2/K3 Jumlah Komitmen & Kebijakan Diisi jumlah total dari Komitmen & kebijakan
seluruh Unit Induk dan Unit Pelaksana x Bobot yang telah dimiliki oleh Unit Induk serta Unit Pelaksana
b. Komitmen dan kebijakan K2/K3 & b. Daftar hadir sosialisasi Target Jumlah Komitmen & Kebijakan 2. Target Jumlah Komitmen & Kebijakan :
Keamanan disosialisasikan ke seluruh Diisi Jumlah Seluruh Unit induk dan Unit Pelaksana
tenaga kerja di unitnya.

2 Menyusun RKAP bidang K2/K3 & Program kerja dan Anggaran bidang RKAP 10 10 1. Anggaran K2/K3 & Keamanan Terserap :
Keamanan di unit induk yang mencakup K2/K3 & Keamanan Unit Induk dan Unit Anggaran K2/K3 & Keamanan Terserap Diisi penjumlahan Anggaran dari Unit Induk dan Unit
program kerja di unit pelaksana. Pelaksana tertuang dalam RKAP x Bobot eePelaksana yang terserap tiap Semester
Pagu Anggaran K2/K3 per Semester 2. Pagu Anggaran K2/K3 per Semester
Disii pagu Anggaran dari Unit Induk dan Unit Pelaksana
per Semester

II. SERTIFIKASI/DIKLAT
3 Manajemen Unit Induk dan unit pelaksana a. Peserta : Sertifikat Pelatihan/Diklat 3 3 1. Realisasi Pelatihan K2/K3 per Semester
wajib mengikuti pelatihan K2/K3 Unit Induk : General Manager & Manajer Diisi jumlah pelatihan untuk manajemen yang telah
Bidang Realisasi pelatihan K2/K3 per Semester eedilaksanakan oleh Unit Induk serta Unit Pelaksana Tiap
Unit Pelaksana : Manajer Area/yang x Bobot eeSemester
setingkat, Manajer Rayon/ yang setingkat Target Pelatihan Per Semester 2. Target Jumlah Komitmen & Kebijakan :
dan Asman/ yang setingkat Disii jumlah rencana pelatihan untuk manajemen dari Unit
b. Target pelatihan peserta adalah 1 (satu) eeInduk dan Unit Pelaksana Tiap Semester
kali per semester

4 Melakukan sertifikasi SMK3 (Sistem a. Mendapatkan sertifikasi SMK3 untuk Unit Sertifikat SMK3 15 8 1. Realisasi sertifikat SMK3
Manajemen K3) untuk unit induk & unit induk Diisi jumlah unit yang telah memiliki Sertifikat SMK3 dan
pelaksana dan seluruh unit pelaksana eeMasih berlaku
b. Apabila Unit Induk dan Unit Pelaksana Realisasi Sertifikat SMK3 2. Target Jumlah Unit tersertifikasi :
dilakukan sertifikasi secara terpadu, maka x Bobot Semester I : 70 % dari Total jumlah unit
Unit Induk mendapatkan sertifikat SMK3 Target Jumlah Unit tersertifikasi telah tersertifikasi SMK3
terpadu Semester II : 100 % dari Total jumlah unit
c. Target sertifikasi : telah tersertifikasi SMK3
Semester 1 : 70% unit sudah sertifikasi
SMK3

62
LAMPIRAN IV
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NO ACTION PLAN KRITERIA EVIDEN BOBOT-A BOBOT-B RUMUS PERHITUNGAN KETERANGAN

II. SERTIFIKASI/DIKLAT
5 Melakukan sertifikasi SMP (Sistem a. Mendapatkan sertifikasi SMP untuk aset Sertifikat SMP 0 7 100% x Bobot : Apabila selesai sertifikasi SMP Cukup Jelas
Manajemen Pengamanan ) untuk aset Obvitnas di Unitnya
yang termasuk dalam Obyek Vital / Obyek b. Target : 50% x Bobot : Apabila dalam proses set up
Vital Nasional (Obvit / Obvitnas) di - Selesai sertifikasi SMP SMP
Unitnya - Proses set up SMP
- Tidak ada progres set up SMP 0% x Bobot : Apabila tidak ada progres set up
SMP

6 Melakukan sertifikasi kompetensi bagi a. Pengawas pekerjaan dan Pelaksana a. Sertifikat kompetensi 3 3 1. Realisasi Sertifikat Kompetensi :
pengawas dan pelaksana pekerjaan Pekerjaan di Unit Induk (UI) , Unit untuk pengawas Diisi jumlah pelatihan yang telah
Pelaksana (UP) dan Sub Unit Pelaksana dilaksanakan oleh Unit Induk, Unit Pelaksana
b. (SUP) memiliki sertifikasi kompetensi b. Sertifikat kompetensi Realisasi Sertifikat kompetensi dan sub unit pelaksana
Target sertifikasi : untuk pelaksana pekerjaan x Bobot 2. Target Sertifikasi :
- SUP : 1 Pengawas dan 2 Pelaksana Target sertifikasi Diisi sesuai dengan jumlah yang telah
- UP : 3 Pengawas dan 6 Pelaksana ditentukan di kolom kriteria
- UI : Gabungan dari Unit Pelaksana

7 Sertifikasi Laik Operasi (SLO) pada a. Instalasi Pembangkit, Transmisi dan Sertifikat Laik Operasi 10 10 1. Realisasi SLO :
Intalasi Ketenagalistrikan Distribusi yang beroperasi wajib memiliki (SLO) Realisasi SLO Per Semester - Diisi berdasarkan data inventarisasi jumlah
(Pembangkit, Transmisi, Distribusi ) b. sertifikat SLO x Bobot instalasi yang belum ter SLO di tahun 2016
Target SLO Instalasi per Semester : Target Aset yang akan disertifikasi - SLO dapat dijadikan sebagai pemenuhan jika
- Distribusi : Per Semester telah diperiksa dan mendapatkan
Minimal 3 penyulang per Area rekomendasi perbaikan oleh lembaga
- Pembangkit : sertifikasi terkait SLO
Minimal 3 instalasi Pembangkit wajib 2. Target SLO :
ber-SLO per unit Pelaksana Diisi sesuai dengan jumlah yang telah
- Transmisi : ditentukan di kolom kriteria
Minimal 3 instalasi Transmisi wajib ber-
SLO per unit Pelaksana

III. PEMANTAUAN IMPLEMENTASI K2/K3 & SISTEM PENGAMANAN


8 Melakukan Sosialisasi K2/K3 & a. Jumlah pelaksanaan sosialisasi K2/K3 a. Daftar hadir 2 2 1. Realisasi Pelaksanaan Sosialisasi :
Keamanan kepada seluruh pegawai dan dan keamanan di Induk dan di Unit Realisasi Pelaksanaan Sosialisasi Diisi jumlah sosialiasi yang telah
mitra kerja (vendor) di setiap unit induk Pelaksana, termasuk mitra kerja (vendor) b. Dokumentasi per Semester dilaksanakan oleh Unit Induk dan Unit
dan unit pelaksana b. Target : sosialisasi dilakukan minimal 1 x Bobot Pelaksana
(satu) kali per triwulan, baik di Induk c. Materi sosialisasi Target Sosialisasi per Semester 2. Target Pelaksanaan Sosialisasi :
maupun di Unit Pelaksana. Diisi sesuai dengan sosialisasi per semester
(per TW = 1 sosialisasi, per smt = 2 sosialisasi)

9 Melakukan Sosialisasi K2/K3 & a. Jumlah pelaksanaan sosialisasi K2/K3 & a. Daftar hadir 2 2 1. Realisasi Pelaksanaan Sosialisasi :
Keamanan kepada Masyarakat umum, Keamanan di Induk dan di Unit Pelaksana. b. Dokumentasi Realisasi Pelaksanaan Sosialisasi Diisi jumlah sosialiasi yang telah
Sekolah & Instansi pemerintah di setiap b. Target : sosialisasi dilakukan minimal 1 c. Materi sosialisasi per Semester dilaksanakan oleh Unit Induk dan Unit
unit induk dan unit pelaksana (satu) kali per triwulan, baik di Induk d. Pamflet/baliho/spanduk x Bobot Pelaksana
maupun di Unit Pelaksana. dan lain-lain Target Sosialisasi per Semester 2. Target Pelaksanaan Sosialisasi :
Diisi sesuai dengan sosialisasi per semester
(per TW = 1 sosialisasi, per smt = 2 sosialisasi)

63
LAMPIRAN IV
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NO ACTION PLAN KRITERIA EVIDEN BOBOT-A BOBOT-B RUMUS PERHITUNGAN KETERANGAN

III. PEMANTAUAN IMPLEMENTASI K2/K3 & SISTEM PENGAMANAN


10 Melakukan penilaian kinerja K2/K3 Mitra a. Jumlah pegawai mitra kerja yang memiliki Buku Raport Kinerja 10 10 100% x Bobot : Apabila pegawai mitra kerja Cukup Jelas
Kerja (vendor) terhadap aspek sertifikat kompetensi teknik bagi pengawas K2/K3 memiliki kompetensi teknik dan
kompetensi teknik pengawas dan dan pelaksana pekerjaan serta K2/K3 yang memadai, memiliki
pelaksana pekerjaan, kompetensi kompetensi pengawas K2/K3 APD dan alat kerja yang lengkap
pengawas K2/K3, ketersediaan SOP, yang sesuai standar dan nihil
peralatan kerja dan APD sesuai standard b. Kelengkapan SOP, peralatan kerja dan kecelakaan kerja
yang diwujudkan dalam bentuk Raport APD sesuai standart pada setiap
Triwulanan pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi 50% x Bobot : Apabila pegawai mitra kerja
bahaya sebagian memiliki kompetensi
teknik dan K2/K3 yang memadai,
C. Jumlah korban luka ringan, luka berat dan APD dan alat kerja yang sesuai
meninggal dunia akibat kecelakaan kerja standar tidak lengkap dan nihil
kecelakaan kerja

0% x Bobot : Apabila terjadi kecelakaan kerja


disebabkan tidak adanya
pengawas/SOP /peralatan
kerja/APD sesuai standart

11 Melakukan inspeksi instalasi a. Jumlah temuan dan tindaklanjut inspeksi a. Daftar temuan hasil 5 5 Apabila ada unit yang tidak melakukan inspeksi, maka nilai
ketenagalistrikan & Keamanan pada dalam pelaksanaan inspeksi instalasi inspeksi Tindak lanjut terselesaikan bobot "0"
instalasi yang berpotensi bahaya di Unit ketenagalistrikan dan keamanan di Unit x Bobot
Induk dan seluruh Unit Pelaksana secara Induk dan Unit Pelaksana per periode b. Daftar realisasi Jumlah temuan hasil Inspeksi
berkala tindaklanjut temuan
b. Target seluruh Unit Pelaksana melakukan
inspeksi instalasi ketenagalistrikan dan
keamanan serta membuat daftar hasil
temuan

12 Menyediakan Sistem proteksi kebakaran a. Sistem proteksi kebakaran minimal a. Daftar sistem proteksi 10 10 100% x Bobot : Apabila tersedia sistem proteksi Cukup Jelas
di unit induk, seluruh kantor unit terpasang di Kantor unit induk, Kantor unit kebakaran terpasang di kebakaran sesuai standard dan
pelaksana dan instalasi pembangkit pelaksana dan instalasi Pembangkit lingkungan Unit Induk, dilakukan simulasi
terbesar dan/atau instalasi Gardu Induk terbesar dan/atau Instalasi GI terbesar di termasuk Unit Pelaksana 50% x Bobot : Apabila tersedia sistem proteksi
(GI) terbesar serta melakukan simulasi unit tersebut. kebakaran sesuai standard,
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) b. Target : namun tidak dilakukan simulasi
semester. Semester 1 : b. Pelaksanaan simulasi 0% x Bobot : Apabila terjadi kebakaran akibat
50 % unit sudah terpasang proteksi tidak tersedia sistem proteksi
kebakaran kebakaran dan/atau tidak pernah
Semester 2 : dilakukan simulasi
100% unit sudah terpasang proteksi
kebakaran
13 Membuat visual management terkait a. Visual management K3 terpasang di Foto visual management 3 3 100% x Bobot : Apabila terdapat Visual Cukup Jelas
informasi K3 yang selalu diupdate di unit tempat yang strategis dan Update Management K2/K3 di Seluruh
induk dan seluruh unit pelaksana Unit & selalu di-update
0% x Bobot : Apabila ditemukan satu unit atau
b. Target : seluruh unit terpasang pada lebih tidak memiliki visual
Semester 1 Management K2/K3

64
LAMPIRAN IV
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NO ACTION PLAN KRITERIA EVIDEN BOBOT-A BOBOT-B RUMUS PERHITUNGAN KETERANGAN

III. PEMANTAUAN IMPLEMENTASI K2/K3 & SISTEM PENGAMANAN


15 Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi a. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan a. Bukti pemeriksaan 3 3 Cukup Jelas
pegawai secara berkala secara berkala minimal 1x setiap tahun, kesehatan
bagi pegawai berusia >40 tahun, operator Realisasi pemeriksaan kesehatan
pembangkit dan pekerja pada resiko tinggi. b. Jadual Pelaksanaan x Bobot
b. Target : Target pemeriksaan per semester
Semester 1 : 45% dari pegawai yang
berhak
Semester 2 : 100% dari pegawai yang
berhak
16 General Manager melakukan inspeksi a. SIDAK dilakukan oleh GM ke Unit a. Jumlah pelaksanaan 5 5 Realisasi Pelaksanaan SIDAK Penjelasan rumus adalah sebagai berikut :
mendadak (SIDAK) K2/K3 & KEAMANAN Pelaksana/Unit Pembangkit/setingkat di SIDAK per semester Sidak harus dilakukan oleh GM, tidak dapat diwakilkan kepada
pada unit yang dipimpinnya. unitnya. b. Tidak lanjut temuan hasil x Bobot siapapun.
b. Target : SIDAK dilakukan minimal 1(satu) sidak Target SIDAK Setiap semester
kali per bulan atau 6 (enam) kali per
semester

IV. PEMASANGAN RAMBU-RAMBU PERINGATAN TANDA BAHAYA


17 Memasang rambu-rambu tanda bahaya a. Rambu-rambu tanda bahaya dan kunci a. Daftar realisasi 5 5 Penjelasan rumus adalah sebagai berikut :
dan/atau memasang kunci pengaman pengaman terpasang pada instalasi pemasangan rambu Realisasi pemasangan rambu Untuk Pusat-pusat dipasang rambu-rambu tanda bahaya di
pada instalasi ketenagalistrikan yang ketenagalistrikan yang berpotensi bahaya dan/atau kunci pengaman per semester instalasi yang berpotensi bahaya di gedung kantor masing-
berpotensi bahaya. di Unit Induk (UI) dan Unit Pelaksanan (UP) instalasi x Bobot masing unit.
b. Target Per semester : b. Foto dokumentasi Target pemasangan rambu
- UP : memasang minimal 60 titik instalasi per semester
- UI : memasang minimal 60 (enam
puluh) titik x jumlah unit pelaksananya

V. INTEGRITAS PELAPORAN
18 Membuat tabel rangkuman laporan Tabel rangkuman laporan kecelakaan (baik Nihil Laporan Kecelakaan yang 2 2 100% x Bobot : Apabila Laporan Dikirim Tepat Cukup Jelas
kecelakaan dan laporan keamanan maupun ada kecelakaan) dikirim paling lambat dikirim ke pusat, paling lambat Waktu
bulanan tanggal 10 bulan berikutnya tanggal 10 bulan berikutnya.
0% x Bobot : Apabila Laporan Dikirim
Terlambat

65
LAMPIRAN IV
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NO ACTION PLAN KRITERIA EVIDEN BOBOT-A BOBOT-B RUMUS PERHITUNGAN KETERANGAN

V. INTEGRITAS PELAPORAN
19 Membuat Laporan P2K3 di Unit Induk dan Laporan P2K3 dilaporkan ke Disnaker Bukti kirim ke Disnaker 2 2 100% x Bobot : Apabila Laporan P2K3 dikirim Cukup Jelas
seluruh Unit Pelaksana setempat dilaporkan ke DIV K3L setiap tepat waktu
bulan, paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya. 0% x Bobot : Apabila Terdapat Laporan P2K3
yang tidak dikirim

20 Self asesmen kuisioner maturity dibuat Hasil assessment dibuat dengan akurat dan Hasil self assessment 4 4 100% x Bobot : Apabila data hasil self asesmen Cukup Jelas
dan dilaporkan sesuai dengan kondisi sesuai implementasi di lapangan sesuai dengan implementasi di
implementasi di lapangan lapangan

30% x Nilai Apabila ditemukan data hasil self


Assessment : asesmen tidak sesuai dengan
sidak lapangan, Nilai maturity unit
adalah 30% x nilai maturity hasil
sidak
TOTAL NILAI MATURITY 100 100

Keterangan :
1. BOBOT - A : untuk unit yang tidak ada target sertifikasi SMP
2. BOBOT - B : untuk unit yang ada target sertifikasi SMP

66
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN NILAI KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Perhitungan nilai Keselamatan Ketenagalistrikan dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil verifikasi Laporan Keselamatan Ketenagalistrikan
oleh Divisi Umum PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai Keselamatan Ketenagalistrikan ini dilakukan setiap Triwulan. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang
Keselamatan Ketenagalistrikan adalah sebagai berikut :

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

MANAJEMEN TIDAK MENERAPKAN STANDARD KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN


I STANDARISASI
Manajemen tidak menerapkan standard keselamatan ketenagalistrikan pada kegiatan pembangunan,
-3,00
pemeliharaan dan pengoperasian instalasi ketenagalistrikan

MANAJEMEN TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN PERLINDUNGAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN


2.1
KERJA TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN OLEH PLN ATAU KONTRAKTOR/MITRA KERJA
Manajemen tidak menunjuk Pengawas pekerjaan/Pengawas K2/K3 yang memiliki sertifikat
kompetensi/diklat K2/K3 pada setiap pekerjaan yang berpotensi bahaya atau Pengawas
a.
pekerjaan/Pengawas K2/K3 tidak melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya,
sehingga menyebabkan :
KESELAMATAN
II
KERJA a.1 Korban luka ringan -1,00

a.2 Korban luka berat -3,00

a.3 Korban tewas / meninggal. -10,00

a.4 Gangguan/kerusakan instalasi ketenagalistrikan -3,00

67
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak menerbitkan/menyempurnakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pekerjaan


atau SOP tidak memenuhi standar keselamatan kerja atau Pelaksana pekerjaan tidak menerapkan
b.
SOP pada pekerjaan yang berpotensi bahaya baik dalam pengawasan maupun tidak dalam
pengawasan Pengawas pekerjaan/Pengawas K2/K3, sehingga menyebabkan :

b.1 Korban luka ringan -1,00

b.2 Korban luka berat -3,00

b.3 Korban tewas / meninggal. -10,00

b.4 Gangguan/kerusakan instalasi ketenagalistrikan -3,00

Manajemen tidak menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang layak pakai sesuai standard
keselamatan kerja atau Pelaksana pekerjaan tidak menggunakan APD yang telah disediakan baik
c.
dalam pengawasan maupun tidak dalam pengawasan Pengawas pekerjaan/Pengawas K2/K3,
sehingga menyebabkan :

c.1 Korban luka ringan -1,00

c.2 Korban luka berat -3,00

c.3 Korban tewas / meninggal. -10,00

c.4 Gangguan/kerusakan instalasi ketenagalistrikan -3,00

68
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak menyediakan peralatan kerja sesuai dengan standard keselamatan kerja yang
dipersyaratkan atau Pelaksana pekerjaan tidak menggunakan peralatan kerja yang telah disediakan
d.
baik dalam pengawasan maupun tidak dalam pengawasan Pengawas pekerjaan/Pengawas K2/K3,
sehingga menyebabkan :

d.1 Korban luka ringan -1,00

d.2 Korban luka berat -3,00

d.3 Korban tewas / meninggal. -10,00

d.4 Gangguan/kerusakan instalasi ketenagalistrikan -3,00

Manajemen tidak melakukan sertifikasi kompetensi/diklat teknik ketenagalistrikan untuk pelaksana


e. pekerjaan PLN atau manajemen tidak mewajibkan pelaksanaan sertifikasi kompetensi/diklat teknik -3,00
ketenagalistrikan bagi kontraktor/mitra kerja

Manajemen tidak membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPPR) atau
f. Manajemen tidak membuat dan menerapkan Job Safety Analyst (JSA) atau tidak membuat Ijin Kerja -3,00
(working permit) untuk pekerjaan berpotensi bahaya.

Manajemen tidak melakukan inspeksi APD dan Peralatan kerja minimal 1 kali dalam 1 bulan serta
g. -2,00
tidak menidaklanjuti hasil inspeksi.

69
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja PLN atau Manajemen tidak
h. mewajibkan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi kontraktor/mitra kerja minimal 1 (satu) kali -2,00
dalam 1 (satu) tahun

Pelaksana pekerjaan tidak memasang LOTO (Log Out dan Tag Out) pada pelaksanaan pekerjaan
i. yang berpotensi bahaya baik dalam pengawasan maupun tidak dalam pengawasan Pengawas -2,00
pekerjaan/Pengawas K2/K3

MANAJEMEN TIDAK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN HUKUM & PERMASALAHAN LAINNYA


2.2
YANG TIMBUL AKIBAT KECELAKAAN KERJA

Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnya yang timbul pada
a. -1,00
Kecelakaan Kerja yang mengakibatkan korban mengalami luka ringan
KESELAMATAN
II
KERJA
Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnyayang timbul pada
b. -3,00
Kecelakaan Kerja yang mengakibatkan korban mengalami luka berat

Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnyayang timbul pada
c. Kecelakaan Kerja yang mengakibatkan korban tewas atau meninggal setelah mendapat perawatan -5,00
medis.
III KESELAMATAN
INSTALASI MANAJEMEN TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN PERLINDUNGAN & PENCEGAHAN KECELAKAAN
3.1
INSTALASI

70
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak menerbitkan/menyempurnakan Standar Operasional Prosedur (SOP) atau SOP


tidak memenuhi standar keselamatan kerja atau Pelaksana operasi tidak menerapkan SOP
a. -3,00
pengoperasian instalasi ketenagalistrikan, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan/kerusakan
instalasi

Manajemen tidak melakukan inspeksi instalasi ketenagalistrikan secara berkala dan tidak
b. -3,00
menidaklanjuti hasil inspeksi.

Manajemen tidak memasang rambu-rambu tanda bahaya atau tidak memasang kunci pada instalasi
c. ketenagalistrikan yang berpotensi bahaya, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan/kerusakan -2,00
instalasi.

Manajemen tidak melakukan sosialisasi tentang bahaya listrik di tempat yang berpotensi bahaya
KESELAMATAN d. bagi masyarakat umum di sekitar instalasi ketenagalistrikan, sehingga menyebabkan terjadinya -2,00
III
INSTALASI gangguan/kerusakan instalasi

3. 2 MANAJEMEN TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Manajemen tidak menyediakan sistem proteksi kebakaran (Hydrant , Fire Alarm, APAR, APAT, dll)
a. sesuai standard atau sistem proteksi kebakaran yang tersedia tidak berfungsi sebagaimana -7,00
mestinya.

Manajemen tidak menyediakan SOP penanggulangan kebakaran atau Tim Pemadam kebakaran
b. -3,00
tidak menerapkan SOP penanggulangan bahaya kebakaran

Manajemen tidak membentuk struktur organisasi tanggap darurat dan tidak melaksanakan pelatihan
c. -3,00
tanggap darurat

71
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak melakukan inspeksi peralatan sistem proteksi kebakaran secara berkala dan tidak
d. -3,00
menindaklanjuti hasil inspeksi
KESELAMATAN
III
INSTALASI
Manajemen tidak melakukan simulasi sistem proteksi kebakaran secara berkala minimal 1(satu) kali
e. -2,00
dalam 1 (satu) tahun

MANAJEMEN TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN PERLINDUNGAN DAN PENCEGAHAN


4. 1
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM

Manajemen tidak melakukan inspeksi instalasi ketenagalistrikan yang berpotensi bahaya bagi
a. -2,00
masyarakat umum secara berkala dan tidak menindaklanjuti hasil inspeksi.

Manajemen tidak memasang rambu-rambu tanda bahaya atau tidak memasang kunci pada instalasi
b. -3,00
ketenagalistrikan yang berpotensi bahaya bagi masyarakat umum

KESELAMATAN
IV Manajemen tidak melakukan sosialisasi tentang bahaya listrik di tempat yang berpotensi bahaya
UMUM c. -2,00
bagi masyarakat umum di sekitar instalasi ketenagalistrikan.

Manajemen tidak melengkapi sertifikat laik operasi (SLO) untuk instalasi ketenagalistrikan yang
d. -2,00
beroperasi milik perseroan

MANAJEMEN TIDAK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN HUKUM & PERMASALAHAN LAINNYA


4.2
YANG TIMBUL AKIBAT KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM

Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnya yang timbul pada
a. -1,00
Kecelakaan Masyarakat umum yang mengakibatkan korban mengalami luka ringan

72
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnya yang timbul pada
b. -3,00
Kecelakaan Masyarakat umum yang mengakibatkan korban mengalami luka berat
KESELAMATAN
IV
UMUM
Manajemen tidak menyelesaikan permasalahan hukum dan permasalahan lainnya yang timbul pada
c. Kecelakaan Masyarakat umum yang mengakibatkan korban tewas atau meninggal setelah -5,00
mendapat perawatan medis.

TINDAK LANJUT REKOMENDASI INVESTIGASI OLEH MANAJEMEN


Plus
Manajemen menindaklanjuti rekomendasi dari hasil investigasi yang tertuang dalam berita acara
a. (1/4 x total nilai
V REKOMENDASI investigasi
pengurang)
Manajemen tidak menindaklanjuti rekomendasi dari hasil investigasi yang tertuang dalam berita
b. -3,00
acara investigasi

PELAPORAN KECELAKAAN OLEH MANAJEMEN

Manajemen melaporkan Kecelakaan yang terjadi di unitnya selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua)
a. 0,00
hari setelah kejadian kecelakaan, maka disebut Manajemen telah melaporkan Kecelakaan tepat waktu

INTEGRITAS
VI Manajemen melaporkan Kecelakaan yang terjadi di unitnya dalam waktu 3 (tiga) hari sampai dengan 15
PELAPORAN
b. (lima belas) hari setelah kejadian kecelakaan, maka disebut Manajemen terlambat melaporkan -2,00
kecelakaan

Manajemen melaporkan Kecelakaan yang terjadi di unitnya pada waktu 16 (enam belas) hari atau lebih
c. -10,00
setelah kejadian kecelakaan, maka disebut Manajemen tidak melaporkan Kecelakaan

73
LAMPIRAN V
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

NILAI
NO. ELEMEN URAIAN KEGIATAN
PENGURANG

INTEGRITAS Manajemen tidak mengirimkan tabel rangkuman laporan kecelakaan (Kecelakaan Umum, Kecelakaan
VI d. -2,00
PELAPORAN Kerja, Kecelakan Instalasi) setiap bulan, paling lambat diterima tanggal 10 bulan berikutnya

KLAUSUL SAFETY DALAM KONTRAK


KLAUSUL
VII
SAFETY Manajemen tidak mencantumkan Klausul Keselamatan dan Kesehatan kerja pada kontrak pengadaan barang
-3,00
dan jasa

Keterangan :

1. Nilai Pengurang : adalah penjumlahan dari pengurang kepatuhan pada elemen I, II, III, IV, V, VI dan VII

2. Luka ringan : adalah luka yang mengakibatkan perawatan medis sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan tidak lebih dari 1x24 jam
3. Luka berat : adalah luka yang mengakibatkan cacat tetap yaitu kehilangan atau tidak berfungsinya salah satu atau beberapa organ tubuh atau
gangguan jiwa dan juga yang memerlukan perawatan medis 2x24 jam atau lebih dan tidak dapat melakukan pekerjaannya
meskipun tidak terjadi cacat tetap

74
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN NILAI LINGKUNGAN HIDUP

Perhitungan nilai Lingkungan Hidup dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil
verifikasi Laporan Lingkungan Hidup oleh Divisi Perencanaan Sistem PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai
Lingkungan Hidup dilakukan setiap Triwulan. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Lingkungan
Hidup adalah sebagai berikut :

A. Untuk Unit Pembangkitan, UIP Pembangkit, PT PJB, PT IP, PLN Batam, PLN Tarakan

No. Unsur Penilaian Kegiatan yang Dinilai Bobot

1 Studi & Penyusunan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0


Dokumen b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Lingkungan pelaksanaan:
(AMDAL, UKL-UPL,
b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
DELH atau DPLH
dan SPPL) dan b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,2
Penerbitan Izin b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,4
Lingkungan b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,6
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -0,8
Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan
b.6 -1
tidak dilaporkan
Nilai Maksimum 1 -1
2 Pengurusan Izin a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Perlindungan dan b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Pengelolaan pelaksanaan :
Lingkungan b.1 Izin Pembuangan Limbah Cair
Hidup/PPLH (IPLC,
Izin TPS Gudang b.1.1 Tidak ada kewajiban atas izin terkait 0
LB3, Izin b.1.2 Izin Ada dan Masih Berlaku 0
Pengelolaan Limbah b.1.3 Tidak Memiliki Izin / Kadaluarsa (Kecuali bila
B3) Pengurusan Izin sudah dimulai) -0,5
b.2 Izin Pengelolaan Limbah B3
b.2.1 Tidak ada kewajiban atas izin terkait 0
b.2.2 Izin Ada dan Masih Berlaku 0
b.2.3 Tidak Memiliki Izin / Kadaluarsa (Kecuali bila
Pengurusan Izin sudah dimulai) -0,5
Nilai Maksimum 2 -1
3 Pelaksanaan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Pengelolaan dan b. Ada kegiatan Pengelolaan yang perlu dilaksanakan :
Pemantauan
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan dan
Lingkungan
b.1 Pemantauan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai
0
dengan RKL-RPL / UKL-UPL
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.2 Pengelolaan Limbah Cair
b.2.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
tersebut 0
b.2.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.2.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.3 Pengelolaan Emisi / Kualitas Udara
b.3.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
tersebut 0
b.3.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.3.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5

75
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

3 Pelaksanaan Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis


Pengelolaan dan b.4 Pengelolaan Limbah B3
Pemantauan b.4.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
0
Lingkungan tersebut
b.4.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.4.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
c. Ada kegiatan Pemantauan yang perlu dilaksanakan:
c.1 Pemantauan Limbah Cair
c.1.1 Baku mutu Limbah Cair terpenuhi 0
c.1.2 Baku mutu Limbah Cair tidak terpenuhi tetapi
-0,25
ada mitigasi
c.1.3 Baku mutu Limbah Cair tidak terpenuhi dan
-0,5
tidak ada mitigasi
c.1.4 Tidak melakukan Pemantauan limbah cair di
-0,5
seluruh outlet limbah cair
c.1.5 Parameter pemantauan limbah cair tidak
-0,25
lengkap sesuai peraturan
c.2 Pemantauan Emisi & Kualitas Udara Ambien
c.2.1 Baku mutu udara terpenuhi 0,0
c.2.2 Baku mutu udara tidak terpenuhi tetapi ada
-0,25
mitigasi
c.2.3 Baku mutu udara tidak terpenuhi dan tidak ada
-0,5
mitigasi
c.2.4 Tidak melakukan Pemantauan Emisi di seluruh
-0,5
cerobong aktif
c.2.5 Parameter Pemantauan Emisi tidak lengkap
-0,25
sesuai peraturan
c.3 Aspek Sosial *)
c.3.1 Ada Keluhan dari masyarakat, < 50%, atau >
0,0
50% tetapi ada mitigasi
c.3.2 Ada Keluhan dari masyarakat > 50%, tidak ada
-0,2
mitigasi
c.4 Pemantauan Limbah B3
c.4.1 Dibuat neraca limbah B3 0
c.4.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,5
c.5 Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
c.5.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu
yang ditargetkan 0
c.5.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran
-0,5
waktu yang ditargetkan
c.6. Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -3
d. Pencemaran Lingkungan **)
d.1 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -0,5
cair / emisi / limbah B3, dan telah dilakukan tindakan
perbaikan
d.2 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -1
cair / emisi / limbah B3, dan tidak dilakukan tindakan
perbaikan
d.3 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -2
cair / emisi / limbah B3, dan telah menjadi kasus
hukum
Nilai Maksimum 3 -5
4 Pelaporan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan Hidup b. Ada kegiatan Pelaporan yang perlu dilaksanakan :
b.1 Pelaporan RKL - RPL / UKL - UPL
b.1.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.1.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.1.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan

76
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

4 Pelaporan b.2
Pelaporan Pengelolaan Limbah Cair
Lingkungan Hidup 0
b.2.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu
b.2.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.2.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.3 Pelaporan Pengelolaan Emisi / Kualitas Udara
b.3.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.3.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.3.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.4 Pelaporan Pengelolaan Limbah B3
b.4.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.4.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.4.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.5 Pelaporan Beban Emisi ***)
b.5.1 Terdapat pembuatan laporan beban emisi 0
b.5.2 Tidak membuat / mengirimkan laporan beban
-0,4
emisi
Nilai Maksimum 4 -2
5 Pelaporan Kinerja a. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM
0
Lingkungan Hidup sebelum atau pada tanggal 8 bulan berikutnya
ke SILM b. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM > -2
tanggal 8 - 20 bulan berikutnya
c. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup tidak lengkap (-0.5 per
item, maksimal -3) -3
d. Tidak menyampaikan laporan Kinerja LH / menyampaikan -5
lebih dari tanggal 20 bulan berikutnya
Sub Nilai Maksimum 5 -5
TOTAL KINERJA LINGKUNGAN HIDUP MAKSIMUM -5

Keterangan:

T1 s/d T4 = Triwulan 1 s/d Triwulan 4


S1 = Semester 1 (rata-rata T1 dan T2)
S2 = Semester 2 (rata-rata T3 dan T4)
Nilai Tahun Tahun ke X = Rata-rata Triwulan 1 s/d Triwulan 4
Nilai Maksimum Kinerja Lingkungan Hidup Maksimum adalah -5, apabila total penilaian > -5 maka nilai
Kinerja LH adalah tetap -5
Nilai Triwulan adalah nilai minus tertinggi dari setiap kegiatan di triwulan tersebut
*) Aspek Sosial : - Untuk Kegiatan Proyek : Nilai 0 = apabila jumlah keluhan < 50% atau > 50% tapi
ada tindakan mitigasi (persentasi dari jumlah hasil kuisioner / wawancara dengan masyarakat terkena
dampak)
**) Dinilai pada periode pelaporan dimana kasus pencemaran lingkungan tersebut terjadi
***) Dinilai hanya di setiap pelaporan kinerja triwulan 1 Tahun ke X

77
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

B. Untuk Unit Wilayah dan UIP Pembangkit serta Jaringan

No. Unsur Penilaian Kegiatan yang Dinilai Bobot

1 Studi & Penyusunan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0


Dokumen b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Lingkungan pelaksanaan:
(AMDAL, UKL-UPL,
b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
DELH atau DPLH
dan SPPL) dan b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,2
Penerbitan Izin b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,4
Lingkungan b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,6
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -0,8
Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan
b.6 -1
tidak dilaporkan
Nilai Maksimum 1 -1
Pengurusan Izin a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Perlindungan dan b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Pengelolaan pelaksanaan :
2 Lingkungan b.1 Izin Pembuangan Limbah Cair
Hidup/PPLH (IPLC,
Izin TPS Gudang b.1.1 Tidak ada kewajiban atas izin terkait 0
LB3, Izin b.1.2 Izin Ada dan Masih Berlaku 0
Pengelolaan Limbah b.1.3 Tidak Memiliki Izin / Kadaluarsa (Kecuali bila
B3) Pengurusan Ijin sudah dimulai) -0,5
b.2 Izin Pengelolaan Limbah B3
b.2.1 Tidak ada kewajiban atas izin terkait 0
b.2.2 Izin Ada dan Masih Berlaku 0
b.2.3 Tidak Memiliki Izin / Kadaluarsa (Kecuali bila
Pengurusan Ijin sudah dimulai) -0,5
Nilai Maksimum 2 -1
3 Pelaksanaan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Pengelolaan dan b. Ada kegiatan Pengelolaan yang perlu dilaksanakan :
Pemantauan
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan dan
Lingkungan b.1
Pemantauan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai
0
dengan RKL-RPL / UKL-UPL
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.2
Pengelolaan Limbah Cair
b.2.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
0
tersebut
b.2.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.2.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.3
Pengelolaan Emisi / Kualitas Udara
b.3.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
0
tersebut
b.3.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.3.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.4
Pengelolaan Limbah B3
b.4.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
0
tersebut
b.4.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.4.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
c. Ada kegiatan Pemantauan yang perlu dilaksanakan:
c.1 Pemantauan Limbah Cair
c.1.1 Baku mutu Limbah Cair terpenuhi 0

78
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

3 Pelaksanaan c.1.2 Baku mutu Limbah Cair tidak terpenuhi tetapi


-0,25
Pengelolaan dan ada mitigasi
Pemantauan c.1.3 Baku mutu Limbah Cair tidak terpenuhi dan
-0,5
Lingkungan tidak ada mitigasi
c.1.4 Tidak melakukan Pemantauan limbah cair di
-0,5
seluruh outlet limbah cair
c.1.5 Parameter pemantauan limbah cair tidak
-0,25
lengkap sesuai peraturan
c.2 Pemantauan Emisi & Kualitas Udara Ambien
c.2.1 Baku mutu udara terpenuhi 0,0
c.2.2 Baku mutu udara tidak terpenuhi tetapi ada
-0,25
mitigasi
c.2.3 Baku mutu udara tidak terpenuhi dan tidak ada
-0,5
mitigasi
c.2.4 Tidak melakukan Pemantauan Emisi di seluruh
-0,5
cerobong aktif
c.2.5 Parameter Pemantauan Emisi tidak lengkap
-0,25
sesuai peraturan
c.3 Aspek Sosial *)
c.3.1 Ada Keluhan dari masyarakat, < 50%, atau >
0,0
50% tetapi ada mitigasi
c.3.2 Ada Keluhan dari masyarakat > 50%, tidak ada
-0,2
mitigasi
c.4 Pemantauan Limbah B3
c.4.1 Dibuat neraca limbah B3 0
c.4.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,5
c.5 Pemantauan medan magnet dan medan listrik
c.5.1 Baku mutu medan magnet dan medan listrik
terpenuhi 0
c.5.2 Baku mutu medan magnet dan medan listrik
-0,2
tidak terpenuhi
c.6. Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
c.6.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu
yang ditargetkan 0
c.6.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran
-0,5
waktu yang ditargetkan
c.7. Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -3
d. Pencemaran Lingkungan **)
d.1 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -0,5
cair / emisi / limbah B3, dan telah dilakukan tindakan
perbaikan dalam 1 x 24 jam
d.2 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -1
cair / emisi / limbah B3, dan tidak dilakukan tindakan
perbaikan dalam 1 x 24 jam
d.3 Terjadi kasus pencemaran lingkungan akibat limbah -2
cair / emisi / limbah B3, dan menjadi kasus hukum
Nilai Maksimum 3 -5
4 Pelaporan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan Hidup Ada kegiatan Pelaporan yang perlu dilaksanakan :
b.1 Pelaporan RKL - RPL
b. b.1.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.1.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.1.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.2 Pelaporan Pengelolaan Limbah Cair
b.2.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.2.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.2.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan

79
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

b.3
Pelaporan Pengelolaan Emisi / Kualitas Udara
b.3.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.3.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.3.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.4 Pelaporan Pengelolaan Limbah B3
b.3.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.3.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,2
(s.d. 3 bulan)
b.3.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-0,4
terlambat melebihi 3 bulan
b.5 Pelaporan Beban Emisi ***)
b.3.1 Terdapat pembuatan laporan beban emisi 0
b.3.2 Tidak membuat laporan / melakukan pelaporan
-0,4
beban emisi
Nilai Maksimum 4 -2
5 Pelaporan Kinerja a. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM
0
Lingkungan Hidup sebelum atau pada tanggal 8 bulan berikutnya
ke SILM b. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM -2
setelah tanggal 8 bulan berikutnya
c. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup tidak lengkap (-0.5 per
item, maksimal -3) -3
d. Tidak menyampaikan laporan Kinerja Lingkungan Hidup -5
sampai tanggal 20 bulan berikutnya
Nilai Maksimum 5 -5
TOTAL KINERJA LINGKUNGAN HIDUP MAKSIMUM -5

Keterangan:

T1 s/d T4 = Triwulan 1 s/d Triwulan 4


S1 = Semester 1 (rata-rata T1 dan T2)
S2 = Semester 2 (rata-rata T3 dan T4)
Nilai Tahun ke X = Rata-rata Triwulan 1 s/d Triwulan 4
Nilai Maksimum Kinerja Lingkungan Hidup Maksimum adalah -5, apabila total penilaian > -5 maka nilai
Kinerja LH adalah tetap -5
Nilai Triwulan adalah nilai minus tertinggi dari setiap kegiatan di triwulan tersebut

*) Aspek Sosial : - Untuk Kegiatan Proyek : Nilai 0 = apabila jumlah keluhan < 50% atau > 50% tapi ada
tindakan mitigasi (persentasi dari jumlah hasil kuisioner / wawancara dengan masyarakat terkena
dampak)
**) Dinilai pada periode pelaporan dimana kasus pencemaran lingkungan tersebut terjadi
***) Dinilai hanya di setiap tahun pada pelaporan kinerja triwulan 1 Tahun ke X

80
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

C. Untuk Unit P3B, Unit Transmisi, UIP Jaringan, dan UIP Transmisi

No. Unsur Penilaian Kegiatan yang Dinilai Bobot

1 Studi & Penyusunan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0


Dokumen b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Lingkungan pelaksanaan:
(AMDAL, UKL-UPL,
b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
DELH atau DPLH
dan SPPL) dan b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,2
Penerbitan Izin b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,4
Lingkungan b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,6
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -0,8
Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan
b.6 -1
tidak dilaporkan
Nilai Maksimum 1 -1
2 Pelaksanaan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Pengelolaan dan b. Ada kegiatan Pengelolaan yang perlu dilaksanakan :
Pemantauan
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan dan
Lingkungan
b.1 Pemantauan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai
0
dengan RKL-RPL / UKL-UPL
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.2 Pengelolaan Kualitas Air / Limbah Cair
b.2.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
tersebut 0
b.2.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.2.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.3 Pengelolaan Limbah B3
b.3.1 Tidak ada kewajiban terhadap ketentuan teknis
tersebut 0
b.3.2 Ada Kewajiban dan dilaksanakan 0
b.3.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,5
c. Ada kegiatan Pemantauan yang perlu dilaksanakan: -0,5
c.1 Pemantauan Kualitas Air
c.1.1 Baku mutu Kualitas Air terpenuhi 0
c.1.2 Baku mutu Kualitas Air tidak terpenuhi tetapi
-0,25
ada mitigasi
c.1.3 Baku mutu Kualitas Air tidak terpenuhi dan
-0,5
tidak ada mitigasi
c.2 Pemantauan Kualitas Udara
c.1.1 Baku mutu Kualitas Udara terpenuhi 0
c.1.2 Baku mutu Kualitas Udara tidak terpenuhi tetapi
-0,25
ada mitigasi
c.1.3 Baku mutu Kualitas Udara tidak terpenuhi dan
-0,5
tidak ada mitigasi
c.3 Aspek Sosial *)
c.3.1 Ada Keluhan dari masyarakat, < 50%, atau >
50% tetapi ada mitigasi 0
c.3.2 Ada Keluhan dari masyarakat > 50%, tidak ada
-0,3
mitigasi
c.4 Pemantauan Limbah B3
c.4.1 Dibuat neraca limbah B3 0
c.4.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,3
c.5 Pemantauan medan magnet dan medan listrik
c.5.1 Baku mutu medan magnet dan medan listrik
terpenuhi 0

81
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

2 Pelaksanaan c.5.2 Baku mutu medan magnet dan medan listrik


-0,3
Pengelolaan dan tidak terpenuhi
Pemantauan c.6 Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
Lingkungan c.6.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu
yang ditargetkan 0
c.6.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran
-0,35
waktu yang ditargetkan
d. Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -3
Nilai Maksimum 2 -3
Pelaporan a.
Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Lingkungan Hidup b.
Ada kegiatan Pelaporan yang perlu dilaksanakan :
3
b.1 Pelaporan RKL - RPL
b.1.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.1.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-1
(s.d. 3 bulan)
b.1.3 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-2
terlambat melebihi 3 bulan
Sub Nilai Maksimum 3 -2
Pelaporan Kinerja a. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM 0
4 Lingkungan Hidup sebelum atau pada tanggal 8 bulan berikutnya
ke SILM b. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM -2
setelah tanggal 8 bulan berikutnya
c. Laporan Kinerja Lingkungan Hidup tidak lengkap (-0.5 per
item, maksimal -3) -3
d. Tidak menyampaikan laporan Kinerja Lingkungan Hidup -5
sampai tanggal 20 bulan berikutnya
Sub Nilai Maksimum 4 -5
TOTAL KINERJA LINGKUNGAN HIDUP MAKSIMUM -5

Keterangan:

T1 s/d T4 = Triwulan 1 s/d Triwulan 4


S1 = Semester 1 (rata-rata T1 dan T2)
S2 = Semester 2 (rata-rata T3 dan T4)
Nilai Tahun ke X = Rata-rata Triwulan 1 s/d Triwulan 4
Nilai Maksimum Kinerja Lingkungan Hidup Maksimum adalah -5, apabila total penilaian > -5 maka nilai
Kinerja LH adalah tetap -5
Nilai Triwulan adalah nilai minus tertinggi dari setiap kegiatan di triwulan tersebut

*) Aspek Sosial :
- Untuk Kegiatan Proyek : Nilai 0 = apabila jumlah keluhan < 50% atau > 50% tapi ada tindakan mitigasi
(persentasi dari jumlah hasil kuisioner / wawancara dengan masyarakat terkena dampak)
- Untuk Kegiatan Operasi : Nilai 0 = apabila terdapat keluhan masyarakat terkena dampak dan ada
tindakan mitigasi (apabila tidak ada data kuisioner)

82
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

D. Untuk Unit Distribusi, Wilayah Distribusi, Pusat Pengatur Beban, Pusat Jasa, PT ICON+, PT
Haleyora Power, PT Bahtera Adiguna, PT PLN Enjiniring, dan PT PLN Batubara

No. Unsur Penilaian Kegiatan yang Dinilai Bobot

Studi & a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0


Penyusunan b. Ada kegiatan yang perlu dilaksanakan, dengan
Dokumen pelaksanaan:
1
Lingkungan
b.1 Tepat waktu atau lebih cepat 0
(AMDAL, UKL-UPL,
DELH atau DPLH b.2 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-1 -0,2
dan SPPL) dan b.3 Selesai dalam perpanjangan waktu ke-2 -0,4
Penerbitan Izin b.4 Melampaui perpanjangan waktu ke-2 -0,6
Lingkungan
b.5 Kewajiban belum dilaksanakan dan ada laporan -0,8
Kewajiban ada, tidak direncanakan/dilaksanakan dan
b.6 -1
tidak dilaporkan
Nilai Maksimum 1 -1
2 Pelaksanaan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0
Pengelolaan dan b. Ada kegiatan Pengelolaan yang perlu dilaksanakan :
Pemantauan
Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan dan
Lingkungan
b.1 Pemantauan
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan sesuai
0
dengan RKL- RPL / UKL-UPL
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,35
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.2 Pengelolaan Kualitas Air
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan 0
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,25
Pelaksanaan Pemenuhan Ketentuan Teknis
b.3 Pengelolaan Limbah B3
b.1.1 Kegiatan pengelolaan dilaksanakan 0
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -0,25
c. Ada kegiatan Pemantauan yang perlu dilaksanakan:
c.1 Pemantauan Kualitas Air
c.1.1 Baku mutu Kualitas Air terpenuhi 0
c.1.2 Baku mutu Kualitas Air tidak terpenuhi tetapi
-0,25
ada mitigasi
c.1.3 Baku mutu Kualitas Air tidak terpenuhi dan
-0,5
tidak ada mitigasi
c.2 Pemantauan Kualitas Udara
c.1.1 Baku mutu Kualitas Udara terpenuhi 0
c.1.2 Baku mutu Kualitas Udara tidak terpenuhi tetapi
-0,25
ada mitigasi
c.1.3 Baku mutu Kualitas Udara tidak terpenuhi dan
-0,5
tidak ada mitigasi
c.3 Aspek Sosial *)
c.3.1 Ada Keluhan dari masyarakat, < 50%, atau >
50% tetapi ada mitigasi 0
c.3.2 Ada Keluhan dari masyarakat > 50%, tidak ada
-0,25
mitigasi
c.4 Pemantauan Limbah B3
c.4.1 Dibuat neraca limbah B3 0
c.4.2 Tidak dibuat neraca limbah B3 -0,25
c.5 Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan
c.5.1 Kegiatan dilaksanakan dalam kisaran waktu
yang ditargetkan 0
c.5.2 Kegiatan dilaksanakan melampaui kisaran
-0,2
waktu yang ditargetkan
c.6 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan -2
Nilai Maksimum 2 -2

83
LAMPIRAN VI
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

3 Pelaporan a. Tidak ada kegiatan yang perlu dilaksanakan 0


Lingkungan Hidup
Ada kegiatan Pelaporan yang perlu dilaksanakan :
b. b.1 Pelaporan RKL - RPL
b.1.1 Kegiatan pelaporan dilaksanakan tepat waktu 0
b.1.2 Kegiatan pelaporan dilaksanakan terlambat
-0,5
(s.d. 3 bulan)
b.1.2 Ada kewajiban tetapi tidak dilaksanakan /
-1
terlambat melebihi 3 bulan
Nilai Maksimum 3 -1
4 Pelaporan Kinerja Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM
Lingkungan Hidup a. sebelum atau pada tanggal 8 bulan berikutnya 0

Laporan Kinerja Lingkungan Hidup dimasukkan ke SILM


b. setelah tanggal 8 bulan berikutnya -2

Laporan Kinerja Lingkungan Hidup tidak lengkap (-0.25 per


c. -1,5
item, maksimal -1.5)
d. Tidak menyampaikan laporan Kinerja Lingkungan Hidup -2,5
sampai tanggal 20 bulan berikutnya
Nilai Maksimum 4 -2,5
TOTAL KINERJA LINGKUNGAN HIDUP MAKSIMUM -2,5

Keterangan:

T1 s/d T4 = Triwulan 1 s/d Triwulan 4


S1 = Semester 1 (rata-rata T1 dan T2)
S2 = Semester 2 (rata-rata T3 dan T4)
Nilai Tahun ke X = Rata-rata Triwulan 1 s/d Triwulan 4
Nilai Maksimum Kinerja Lingkungan Hidup Maksimum adalah -2.5, apabila total penilaian > -2.5 maka
nilai Kinerja LH adalah tetap -2.5
Nilai Triwulan adalah nilai minus tertinggi dari setiap kegiatan di triwulan tersebut
*) Aspek Sosial :
- Untuk Kegiatan Proyek : Nilai 0 = apabila jumlah keluhan < 50% atau > 50% tapi ada tindakan mitigasi
(persentasi dari jumlah hasil kuisioner / wawancara dengan masyarakat terkena dampak)
- Untuk Kegiatan Operasi : Nilai 0 = apabila terdapat keluhan masyarakat terkena dampak dan ada
tindakan mitigasi (apabila tidak ada data kuisioner)

84
LAMPIRAN VII
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN NILAI KELENGKAPAN DATA SILM

Perhitungan nilai Kelengkapan Data SILM dilakukan berdasarkan total jumlah Nilai Pengurang dari hasil
verifikasi kelengkapan data yang harus di entry ke Aplikasi SILM oleh Unit dan Anak Perusahaan setelah
dilakukan verifikasi oleh Sekretariat Perusahaan PLN Kantor Pusat. Perhitungan nilai Kelengkapan Data
SILM dilakukan setiap Triwulan. Rincian metode perhitungan Nilai Pengurang Kelengkapan Data SILM
adalah sebagai berikut :

1. Formula Nilai Pengurang yang digunakan adalah sebagai berikut :

{ }

2. Jumlah jenis data SILM yang seharusnya di-entry ditentukan oleh Sekretariat Perusahaan.

3. Jumlah jenis data SILM yang telah di-entry dihitung berdasarkan realisasi data SILM yang telah di-
entry oleh Unit dan Anak Perusahaan setelah diverifikasi oleh Sekretariat Perusahaan.

4. Batas waktu adalah setiap tanggal 08 bulan berikutnya.

85
LAMPIRAN VIII
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN TINDAK LANJUT REKOMENDASI AUDITOR

Jumlah Jumlah
Kode Akumulasi Rekomendasi Sudah Nilai
No Nama Indikator Pengawasan Bobot
Rekomen Rekomendasi s.d Ditindaklanjuti s.d Kinerja %
. Deskripsi Nilai
dasi Periode Berjalan Periode Berjalan Unit
(T) (R)
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KEPATUHAN :
Kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang 01.1 1 1 0,25 0,25 6,25%
Kepatuhan terhadap prosedur dan tata kerja 01.2 1 1 0,25 0,25 6,25%
Kepatuhan terhadap ketentuan pelaksanaan anggaran 01.3 1 1 0,25 0,25 6,25%
Rekomendasi berulang 01.4 1 1 0,25 0,25 6,25%
Jumlah Kode 01 4 4
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 01 1,00 25,00%
2 KEANDALAN & KEAKURATAN INFORMASI / LAPORAN :
Keandalan & Keakuratan Adm, Info / lap Keu dan Non Keu 02.1 1 1 0,25 0,25 6,25%
Keandalan & Keakuratan informasi / laporan TUL 02.2 1 1 0,25 0,25 6,25%
Jumlah Kode 02 2 2
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 02 0,50 12,50%
3 PENGAMANAN ASSET :
Pengamanan Asset 03.0 1 1 0,50 0,50 12,50%
Jumlah Kode 03 1 1
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 03 0,50 12,50%
PEMANFAATAN SUMBER DAYA YANG EKONOMIS,
4
EFEKTIF, DAN EFISIEN :
Pemanfaatan Sumber Daya Manusia 04.1 1 1 0,17 0,17 4,17%
Pemanfaatan Sumber Daya Material & Peralatan 04.2 1 1 0,17 0,17 4,17%

86
LAMPIRAN VIII
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Jumlah Jumlah
Kode Akumulasi Rekomendasi Sudah Nilai
No Nama Indikator Pengawasan Bobot
Rekomen Rekomendasi s.d Ditindaklanjuti s.d Kinerja %
. Deskripsi Nilai
dasi Periode Berjalan Periode Berjalan Unit
(T) (R)
Pemanfaatan Sumber Daya Uang 04.3 1 1 0,17 0,17 4,17%
Jumlah Kode 04 3 3
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 04 0,50 12,50%
PENCAPAIAN TUJUAN SASARAN PROGRAM ATAU
5
OPERASI :
Pencapaian tujuan dan sasaran program atau operasi 05.0 1 1 0,50 0,50 12,50%
Jumlah Kode 05 1 1
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 05 0,50 12,50%
KASUS YANG MERUGIKAN PERUSAHAAN ATAU
6
NEGARA :
Kasus yang merugikan negara atau perusahaan 06.1 1 1 0,50 0,50 12,50%
Kewajiban penyetoran kepada Negara dan/atau Perusahaan 06.2 1 1 0,50 0,50 12,50%
Jumlah Kode 06 2 2
Pencapaian Nilai Kinerja Kode 06 1,00 25,00%
JUMLAH BOBOT NILAI 4,00
MAKSIMAL BOBOT NILAI 4,00
BOBOT NILAI YANG DISESUAIKAN -
TOTAL PENCAPAIAN NILAI KINERJA 13 13 4,0 100,00%

KETERANGAN:

1. Unit Kerja, adalah Unit Kerja PT PLN (Persero)


2. Periode, adalah Periode Perhitungan Nilai Kinerja Unit Kerja PT PLN (Persero)
3. Pengisian dilakukan pada kolom warna warna biru dan hijau
4. T= Jumlah akumulasi rekomendasi s.d periode berjalan, adalah:
Jumlah akumulasi rekomendasi tahun-tahun sebelum periode berjalan yang belum ditindaklanjuti + rekomendasi tahun berjalan s.d perode perhitungan nilai kinerja.

87
LAMPIRAN VIII
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

Contoh:

Periode berjalan = Tahun 2016


Jumlah akumulasi rekomendasi Tahun 2015
Jumlah rekomendasi tahun 2016 s.d periode perhitungan nilai kinerja (TW 1,TW 2, TW 3, atau TW 4 Tahun 2016)
Maka didapat:
Jumlah akumulasi rekomendasi Tahun 2015 + Jumlah rekomendasi tahun 2016 s.d periode (TW 1, TW 2, TW 3, atau TW 4 Tahun 2016) = Jumlah akumulasi rekomendasi
s.d periode berjalan.

Rekomendasi yang dimasukan dalam perhitungan nilai kinerja adalah rekomendasi yang timbul dan tindaklanjut diselesaikan sebelum periode perhitungan nilai kinerja.

Untuk rekomendasi yang timbul sebelum periode perhitungan nilai kinerja namun batas waktu akhir tindaklanjut rekomendasi melewati periode perhitungan nilai kinerja
dimasukan sebagai rekomendasi pada periode perhitungan nilai kinerja berikutnya.
Contoh :
Periode perhitungan nilai kinerja adalah 30 Juni 2016 (TW II 2016)
Rekomendasi timbul Februari 2016.
Batas akhir penyelesaian rekomendasi 31 Juli 2016.
Maka Rekomendasi tersebut dimasukan pada perhitungan nilai kinerja periode 30 September 2016 (TW III). "

5. R = Jumlah rekomendasi yang sudah ditindaklanjuti s.d periode berjalan, adalah: jumlah rekomendasi yang sudah ditindaklanjuti pada periode perhitungan nilai kinerja
(Triwulan I, II, III, dan IV untuk Tahun xxxx)."

6. Formula:

7. Satuan : % (Persen)
8. Jenis KPI : Polaritas Positif

88
LAMPIRAN IX
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN IMPLEMENTASI PMO

Untuk perhitungan implementasi PMO dilihat dari pemenuhan dari beberapa kriteria yaitu :

%
NO KRITERIA BOBOT
BOBOT
1 Pelaksanaan COP PMO 10
1.a Pelaksanaan COP sebelum tgl 8 pada Bulan Selanjutnya 50%
1.b Upload COP sebelum tgl 8 pada Bulan Selanjutnya di Aplikasi PMO 50%
2 Progress Fisik dan Note 10
2.a Kelengkapan Progress Fisik dan pembayaran (expense dan disburse) sebelum
50%
tgl 8 pada Bulan Selanjutnya
2.b Note dicantumkan setiap penginputan Progress Fisik 50%
3 Kelengkapan Data Milestone Pekerjaan dan Update COD 10
3.a Persentase proyek yang memiliki data milestone (real time) 50%
3.b Update COD Estimasi-COD Aktual (real time) 50%
4 Update Data Rencana dan Pelaksanaan Pengadaan 15
4.a Seluruh Data Rencana Pengadaan diinput oleh Pejabat Perencana Pengadaan
30%
ke dalam Aplikasi PMO (real time)
4.b Seluruh Data Pelaksanaan Pengadaan diinput oleh Pejabat Pelaksana
30%
Pengadaan ke dalam Aplikasi PMO (real time)
4.c File Excel Data Rencana dan Pelaksanaan Pengadaan dikirim setiap bulan bulan
40%
Ke email pmodivako1@gmail.com (setiap tanggal 8 pada bulan berjalan)
5 Kelengkapan Data Kontraktual 15
5.a Persentase proyek pada Fase Pelaksanaan hingga Penyelesaian yang sudah
30%
memiliki data kontrak
5.b Persentase kontrak aktif yang durasi-nya sudah terupdate 30%
5.c Persentase kontrak aktif yang memiliki data plan progress sampai dengan akhir
40%
masa kontrak
6 Kelengkapan Sumber Dana 10
6.a Persentase Proyek yang memiliki Sumber Dana 50%
6.b Persentase Proyek yang memiliki Rencana Pembayaran 50%
7 Kelengkapan Dokumentasi Proyek 10
7.a Persentase proyek pada fase pelaksanaan hingga penyelesaian yang dokumen
20%
kontraknya sudah diupload
7.b Apakah setiap dokumen pada suatu fase diupload di PMO? 40%
7.c Kelengkapan Foto Proyek pada fase pra - pelaksanaan hingga penyelesaian 40%
8 Monitoring Issue 10
8.a Persentase Isu yang memiliki target dan Tindak Lanjut penyelesaian 30%
8.b Review Isu secara berkala (real time) 30%
8.c Persentase Isu yang berstatus Open namun sudah lewat dari Target
40%
Penyelesaian
9 Update Lokasi Aktual Proyek dan Konektivitas 10
9.a Setiap proyek yang memiliki kontrak (fase pelaksanaan), lokasi aktual proyek
50%
harus diinput
9.b Setiap proyek memliki data konektivitas yang valid 50%
Total 100

Dengan keterangan sebagai berikut :

89
LAMPIRAN IX
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

1. Pelaksanaan Community of Practices (COP) PMO : Community of Practices merupakan wadah bagi
PIC PMO untuk dapat berinteraksi secara intens dengan manajemen. Dukungan Manajemen masing-
masing Unit sangat diharapkan dalam terciptanya data PMO yang lengkap dan valid. Nilai pengurang
akan diberikan apabila tidak terdapat Manajemen UIP yang hadir dalam kegiatan COP.
1a) COP dihadiri oleh GM/PLH GM/PH GM, min. 1 orang MB, DM PMO, Supervisor PMO dan 3
orang staf;
- Setiap COP menghasilkan Daftar Hadir dan Notulensi Rapat yang berisi Hasil Review
Data Proyeknya pada Aplikasi PMO (Sesuai Format DIV AKO);
- Notulensi Rapat disertai Foto Kegiatan dan Daftar Hadir ditandatangani oleh Peserta
COP;
1b) Kegiatan COP dikirimkan kepada KDIV PR dan KDIV KR dengan tembusan KDIV AKO melalui
Surat GM dan di Upload di dalam Library Aplikasi PMO paling lambat tgl 8 pada bulan
Selanjutnya

2. Progress Fisik dan Note : Setiap Proyek dilaporkan progress fisiknya secara tepat waktu, valid dan
memiliki informasi yang lengkap untuk Manajemen. Nilai Pengurang akan diberikan Jika terdapat
Proyek yang tidak diinput Note sesuai dengan format yang diberikan.
2a) Update Progres Fisik diinput dan diapprove oleh GM paling lambat tanggal 8 pada bulan
selanjutnya.
2b) Setiap Laporan Progress Bulanan dicantumkan "catatan" pada kolom "Notes

3. Kelengkapan Data Milestone Pekerjaan dan Update COD : COD Estimasi digunakan sebagai
dasar pengadaan energi primer bagi Satuan Batubara dan Satuan Gas & BBM, sehingga apabila
ditemukan anomali (COD Estimasi dianggap tidak mungkin jika dibandingkan progress pekerjaan)
maka akan diberikan nilai pengurang.
3a) Persentase Proyek yang memiliki data Milestone
Untuk project fase pelaksanaan & penyelesaian
Exclude project tanpa data RUPTL
Exclude project yang dimonitor oleh Anak Perusahaan
Exclude project yang tipe-nya belum memiliki template milestone
Update COS Estimasi COD Aktual
3b) Update data COD Estimasi COD Aktual
Proyek Selesai : Seluruh Proyek memiliki COD Aktual
Proyek Aktif
Seluruh proyek yang memiliki kontrak aktif harus memiliki COD Estimasi.
COD Estimasi harus lebih jauh atau sama dari tanggal kalender

4. Update Data Rencana dan Pelaksanaan Pengadaan : Data status rencana dan pelaksanaan
pengadaan dibutuhkan oleh Direksi untuk dapat memprediksi dan mencegah potensi keterlambatan
penyelesaian proyek. Nilai pengurang akan diberikan kepada Unit yang tidak memberikan dan
menginput data secara tepat.
4a) Seluruh Data Rencana Pengadaan diinput oleh Pejabat Perencana Pengadaan ke dalam
Aplikasi PMO, melalui modul Contract > Project for Procurement dan Contract > Procurement
Planning
4b) Seluruh Data Pelaksanaan Pengadaan diinput oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan ke dalam
Aplikasi PMO, melalui modul Contract > Procurement Process
4c) File Excel Data Rencana dan Pelaksanaan Pengadaan dikirim setiap bulan. File ini akan
dijadikan sebagai dasar perhitungan kelengkapan data pengadaan di Aplikasi PMO

5. Kelengkapan Data Kontraktual : Seluruh Proyek memiliki Data Kontrak yang Lengkap, Durasi
Kontrak yang Update, dan Dilengkapi oleh Data Progress Plan yang Valid. Nilai Pengurang akan
diberikan apabila terdapat Proyek Data Kontraktualnya tidak lengkap.
5a) Seluruh proyek Fase Pelaksanaan hingga Penyelesaian memiliki data kontrak yang valid.
5b) Seluruh kontrak aktif memiliki durasi yang ter-update Tolerance limit adalah 3 bulan sebelum
bulan ini.
Pengecualian:
Dapat diberikan untuk Proyek yang memang disepakati untuk tidak diperpanjang, misalnya
pengenaan LD terhadap kontraktor. Pengecualian bisa dilakukan dengan cara mengirimkan
surat kepada KDIV AKO untuk daftar proyek yang dimohon dikecualikan dengan disertai
keterangan atau data pendukung

90
LAMPIRAN IX
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

5c) Selama maksimal kontrak kerja plan melebihi durasi maka memenuhi kriteria. Sehingga jika ada
yang plan nya tidak sampai durasi kontrak, maka tidak memenuhi kriteria.

6. Kelengkapan Sumber Dana : Proyek memiliki Sumber Dana, Rencana Pembayaran dan Realisasi
yang Valid. Nilai Pengurang akan diberikan apabila ditemukan Anomali Total DIsbursement jauh
melebihi Nilai Kontrak tanpa adanya justifikasi.
6a) Seluruh proyek Fase Pelaksanaan hingga Penyelesaian memiliki data sumber dana.
6b) Kontrak konstruksi (EPC dan Non-EPC) dan kontrak konsultan
Hanya untuk kontrak yang statusnya aktif
Selama maksimal kontrak kerja plan melebihi durasi maka memenuhi kriteria. Sehingga jika
ada yang plan nya tidak sampai durasi kontrak, maka tidak memenuhi kriteria.

7. Kelengkapan Dokumentasi Proyek : Setiap Proyek memiliki Data Dokumentasi yang Lengkap
Nilai Pengurang akan diberikan apabila Foto yang diupload tidak update dan tidak memiliki deskripsi
yang lengkap.
7a) Seluruh proyek Fase Pelaksanaan hingga Penyelesaian memiliki dokumen kontrak yang
diupload di PMO
7b) Seluruh kelengkapan Dokumen Proyek (dapat dilihat pada report
generator>>Dokumen>>Lap.Kelengkapan Dokumen Proyek). Diutamakan untuk project fase
pelaksanaan, penyelesaian, dan selesai. (khususnya 14 tipe dokumen yang pasti dipegang oleh
UIP) .
7c) Jumlah Foto untuk masing-masing Proyek minimal 10 Foto, dengan 2 Foto Terupdate dengan
sudut yang berbeda.

8. Monitoring Issue : Data Issue dilaporkan secara Lengkap, informatif dan Valid.Nilai Pengurang akan
diberikan apabila terdapat Isu strategis yang terjadi di Lapangan, namun tidak diinput di dalam
Aplikasi PMO.
8a) Seluruh Isu selain Isu Early Warning memiliki data Target dan Tindak Lanjut, serta diupdate
status tindak lanjut isunya setiap bulan
8b) Terdapat minimal 1 update issue recovery untuk masing-masing issue yang open.
8c) Seluruh Isu selain Isu Early Warning yang tanggal Target Penyelesaian Isunya sudah terlampaui
telah ditutup. Apabila terdapat perubahan Target Penyelesaian harus diberikan catatan pada
Issues Cause

9. Update Lokasi Aktual Proyek dan Konektivitas : Akurasi dan validitas Lokasi & Konektivitas akan
dimonitor melalui dashboard heat map. Nilai pengurang akan diberikan apabila terdapat lokasi &
konektivitas yang tidak benar.
9a) Seluruh data proyek pada fase pelaksanaan dan fase penyelesaian diinput data lokasi aktualnya
pada aplikasi PMO
i. Untuk Proyek Pembangkit dan Gardu Induk, diinput lokasinya sesuai lokasi proyek
ii. Untuk Proyek Transmisi, diinput titik lokasi start dan lokasi end.
Cat: Jika Lokasi Start/End Transmisi adalah Gardu/Pembangkit, maka Lokasi Start/End
Transmisi harus sama dengan lokasi Gardu/Pembangkit bersangkutan.
9b) Seluruh Proyek memliki data konektivitas yang benar agar dapat terlihat dengan baik di
Dashboard Heat Map.

91
LAMPIRAN X
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

METODE PERHITUNGAN PELAKSANAAN KONTRAKTUAL

A. Tabel Tahapan Pelaksanaan Kontraktual (Milestone Pekerjaan)

1. PLTU/PLTGU 4. Transmisi
Tahapan Milestone Pekerjaan Tahapan Milestone Pekerjaan
1 Pembebasan Lahan / Tanah 1 Pembebasan Lahan / Tanah
2 Ground Breaking 2 Pondasi
3 First Erection Steel Structure 3 Tower Erection
4 Boiler Steam Drum Lifting 4 Pembebasan Tanam Tumbuh
5 Backfeeding (ROW)
6 First Firing 5 Stringing
7 Synchronization (Sertifikat 6 Commissioning (Surat Laik
Laik Sinkron) Pemberian Tegangan dan
8 Reliability Run Percobaan Pembebanan)
9 Performance Test / 7 Energize
Commissioning 8 SLO (Sertifikat Laik Operasi)
10 SLO (Sertifikat Laik Operasi)
5. Gardu Induk
2. PLTG/PLTMG Tahapan Milestone Pekerjaan
Tahapan Milestone Pekerjaan 1 Pembebasan Lahan / Tanah
1 Pembebasan Lahan / Tanah 2 Pematangan Tanah
2 Ground Breaking 3 Pekerjaan Sipil dan Gedung
3 First Erection Steel Structure Control
4 Engine Installation 4 Pekerjaan Elektro Mekanik
5 Backfeeding 5 Commissioning (Surat Laik
6 First Firing Pemberian Tegangan dan
7 Synchronization (Sertifikat Percobaan Pembebanan)
Laik Sinkron) 6 Energize
8 Reliability Run 7 SLO (Sertifikat Laik Operasi)
9 Performance Test /
Commissioning
10 SLO (Sertifikat Laik Operasi)

3. PLTA / PLTM
Tahapan Milestone Pekerjaan
1 Pembebasan Lahan/ Tanah
2 Coffer Dam
3 Bendungan
4 Water Way
5 Surge Tank
6 Penstock
7 Power House
8 Tailrace
9 Switch Yard
10 Peralatan Pembangkit
11 Load Rejection Test
12 Reliability Run
Performance Test /
13
Commissioning
14 SLO (Sertifikat Laik Operasi)

92
LAMPIRAN XI.A
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0003.E/DIR/2016
TANGGAL : 8 Agustus 2016

A. Tahapan Perhitungan Realisasi Pelaksanaan Kontraktual


1. Membuat Target Pelaksanaan Kontraktual Bulanan
Tiap-tiap proyek dibuat rincian Target Tahapan Pelaksanaan Kontraktual yang harus
diselesaikan setiap bulannya dalam bentuk Milestone Tahapan mengacu pada Tabel
Lampiran I di atas.

Berikut adalah contoh Target Tahapan Pelaksanaan Kontraktual :


Target Target Milestone Pekerjaan
Proyek Tahapan
2016 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
I. Pembangkit
PLTU AA Commissioning Tahap 9 4 4 4 5 5 5 6 6 6 7 8 9
PLTU BB Backfedding Tahap 5 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5
II. Transmisi
Jalur A-B Stringing Tahap 5 1 2 2 2 3 3 3 4 4 4 5 5
Jalur C-D Pembebasan Tanah 80 Tapak 0 0 0 30 30 50 50 60 60 70 70 80
III. Gardu Induk
GI AAA Commissioning Tahap 5 1 1 2 2 3 3 3 3 4 4 4 5
GI AAAA Pekerjaan Sipil Tahap 3 0 0 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3

2. Membuat Laporan Realisasi Bulanan


Dari Target Tahapan tersebut, selanjutnya dibuat Realisasi Pelaksanaan Kontraktual
bulanan, dengan memasukkan Riil Pelaksanaan Kontraktual Proyeknya, dan
membandingkannya dengan Target tiap-tiap Proyek, dan selanjutnya dirata-rata nilai
perbandingannya untuk seluruh proyek.

Berikut adalah contoh Perhitungan Realisasi Pelaksanaan Kontraktual :


Milestone Pekerjaan Juli
Target
Proyek Tahapan 2016 Keterangan
2016
Target Riil %
I. Pembangkit
PLTU AA Commissioning Tahap 9 6 5 83 Dalam Proses
PLTU BB Backfedding Tahap 5 3 3 100 -
II. Transmisi
Jalur A-B Stringing Tahap 5 3 3 100 Kekurangan Man Power
Pembebasan
Jalur C-D 80 Tapak 50 50 100 -
Tanah
III. Gardu Induk
GI AAA Commissioning Tahap 5 3 2 67 Dalam proses
GI AAAA Pekerjaan Sipil Tahap 3 2 1 100 -
Rata-rata 91,6

Dari Tabel tersebut dihasilkan besarnya Realisasi Pelaksanaan Kontraktual bulan Juni 2016
adalah sebesar 91,6 %

93

Anda mungkin juga menyukai