Executive Summary
› POWR merupakan penyedia tenaga listrik
eksklusif untuk 5 kawasan industri di Cikarang
dengan 2.554 pelanggan industri.
› Per 1H22, pendapatan POWR sebesar
US$268,2 juta yang berasal dari pelanggan
industri (86%) dan PLN (14%).
› Pada 2020, habisnya perjanjian jual beli listrik
pertama dengan PLN membuat volume
penjualan listrik POWR ke PLN turun -46%
YoY, berakibat pada turunnya pendapatan
POWR dari PLN (-35% YoY) .
› Penurunan permintaan listrik dari PLN akan
dialihkan POWR untuk permintaan listrik dari
data center yang sedang berkembang.
› Meskipun harga gas dan batu bara
berfluktuasi, harga penjualan yang dikaitkan
dengan COGS membuat POWR memiliki OPM
yang stabil di kisaran 26-28%.
› Selama 2016-2021, POWR stabil membagikan
dividen dengan yield 9% .
› Risiko POWR datang dari potensi habisnya
kontrak PLN serta persaingan dari perusahaan
penyedia listrik lain.
Disclaimer
Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan
merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual
saham tertentu. Always do your own research.
Sekilas tentang
POWR
4
2. Distribusi dan
Transmisi
Baru;
11%
Lebih dari
5 tahun;
18%
Lebih dari
10 tahun;
71%
0,7%
0,4% 0,5%
0,3% 0,2% 0,1%
26,64%
PT
Pentakencana PT Brasali
Pakarperdana 26,64% Industri
Pratama
Komposisi Direktur
Wakil
Direktur Png Ewe Chai -
Utama
Direktur
Matius Sugiaman -
Komersial
Direktur Christanto Pranata -
Direktur
Richard Noel Flynn -
Independen
Harga terakhir
Rp685
(14/09/2022)
Jumlah saham
16,09 miliar
beredar (lembar)
Source: fitur Key Stats & Profile Stockbit, per 14 September 2022
Apa kabar
POWR saat ini ?
11
BEBAN USAHA
BELANJA MODAL
40,1
27,5
1Q19 2Q19 3Q19 4Q19 1Q20 2Q20 3Q20 4Q20 1Q21 2Q21 3Q21 4Q21
21,953
34%
43,467
66%
Industri Lainnya
Selama 1Q22, konsumsi sektor industri tumbuh +16% YoY,
lebih tinggi dari pertumbuhan pada 2021
+16%
+4%
93.983
77.735
70,5% 68,5%
82,9% 79,4%
2022F 2025F 2022F 2025F
Jawa, Madura, dan Bali Lainnya
Potensi
kapasitas daya
tambahan dari
area yang 2.089
belum teraliri
listrik 3.370 2,8 x
potensi
Potensi pertumbuhan
kapasitas daya
tambahan dari 1.281
pelanggan
lama
Kapasitas daya
tersalurkan 1.186 1.186
saat ini
Perjanjian 1: 150 MW
Perjanjian 2: 150 MW
8 4 1
Maret Januari Juni
2011 2020 2031
Habis kontrak
1.945 1.912 1.906
1.038 1.020
0,10 0,10
0,08 0,09
0,08 0,08
CAGR 3Y
+70,7%
160
32
55 63
32
65
2019 2020 2021 2022F
Ekspansi yang
Contracted Pelanggan baru
telah terkonfirmasi
Source: company filings
CAGR 2Y
+80,1%
99,3
30,6
2022F 2024F
Harga
komoditas
Formulasi Kurs Rp
tarif terhadap US$
listrik
POWR Faktor
lainnya
Harga
Harga Margin
komoditas
listrik naik usaha stabil
naik
batu bara
serpihan cangkang
kayu kelapa
sawit
+7,27%
+1229%
18.645 20.000
setara setara
2.271 2.436
MWh MWh
1.403
2020 2021 2022F
Dari sisi operasional, perubahan ini diperkirakan tidak
akan mengubah biaya produksi karena harga biomassa
relatif sama dengan harga batu bara.
Source: company presentation, company management
Moody’s
Credit Rating
Selain itu, POWR juga saat ini sedang
Baa1, Baa2, Baa3
berusaha meningkatkan credit rating
Investment Grade
Moody’s perusahaan dari Ba1 outlook
Ba1 stabil menjadi investment grade.
Source: company presentation, company management
(MW)
Peak load (beban puncak)
0 24 hours
Hal ini disebabkan siklus daya keluaran sel surya
bersamaan dengan jam kerja industri.
CAGR +163,6%
51,3
21,3
11,3
0,4
POWR
POWR
POWR
POWR dalam
angka
POWR
POWR
Laba rugi Neraca keuangan Arus Kas Valuasi 25
Top Line
Komposisi pendapatan dan
volume penjualan listrik POWR
Naiknya pendapatan segmen industri mampu
mengkompensasi penurunan pendapatan
POWR dari PLN.
Cost Breakdown
Biaya bahan bakar mendominasi
beban pokok penjualan POWR
Komposisi beban pokok penjualan POWR
Bottom Line
Margin perusahaan relatif stabil
dari tahun ke tahun
Tarif listrik POWR yang dikaitkan dengan harga
komoditas dan US$, sehingga margin laba usaha
(OPM) perusahaan relatif stabil dari tahun ke
tahun.
Profitabilitas perusahaan
40,5% 40,4% 40,6% 39,1%
38,5% 38,5%
Solvency Ratio
Utang bunga perusahaan hanya
berasal dari Senior Notes US$
Rasio DER perusahaan selalu terjaga di
kisaran angka 1.
Debt-to-Equity Ratio*
1,04
1,01 1,00 0,99 1,01
0,95
Debt-to-Equity Ratio*
perusahaan penyedia listrik di Asia Tenggara
2,67
1,94
1,12 0,90
Malaysia
YTL Power International Bhd
Filipina
Aboitiz Power Corp
Thailand
Ratchaburi Electricity
Generating Holding PCL
Indonesia
Cikarang Listrindo
Cikarang Listrindo
2,48 2,62
Cash Ratio
Rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam melunasi utang jangka
pendek dengan kas yang ada saat ini
Current Ratio
Rasio yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan dalam melunasi utang jangka
pendek dengan aset lancar yang ada saat ini
Cash Flow
OCF* berada di level positif dan
di atas laba bersih perusahaan
Dari sisi arus kas, POWR memiliki arus kas
operasional yang positif dengan nilai yang lebih
besar dibandingkan nilai laba bersihnya.
Valuation – PER
PER POWR diperdagangkan
pada nilai yang relatif rendah
Rentang nilai PE Band POWR relatif kecil,
mengindikasikan bahwa POWR relatif jarang
dihargai premium oleh pasar. Saat ini, PE Ratio
POWR berada di bawah mean 3Y PE Band.
Valuation – PBV
PBV POWR diperdagangkan
pada nilai kurang lebih 1
PBV Band POWR juga berkisar di angka 1,
mengindikasikan bahwa POWR relatif dihargai
sesuai nilai bukunya oleh pasar. Saat ini, PBV Ratio
POWR berada di bawah mean 3Y PBV Band.
11,3%
9,1%
7,2% 7,9%
8,8%
Key Questions:
Apa faktor penting bagi kinerja
POWR di masa mendatang
1. Permintaan listrik POWR
• Bagaimana tren permintaan listrik
POWR ke depannya?
• Apakah POWR mampu meningkatkan
volume penjualan listrik dari pelanggan
industri maupun PLN?
• Apakah POWR bisa memaksimalkan
peluang permintaan listrik dari data
center maupun electric vehicle (EV)?
8,91%
Risiko POWR
Berikut 3 risiko yang dapat
menghambat kinerja POWR
Saat ini
Perjanjian 1: 150 MW
Perjanjian 2: 150 MW
8 4 1
Maret Januari Juni
2011 2020 2031
155,1 -11,6%
101,0 89,2
Grup Astra
• Melalui PT Bhumi Jati Power (anak usaha $UNTR),
membangun PLTU Jawa-4 berkapasitas 2x1.000 MW
di Jepara, Jawa Tengah.
Grup Adaro
• Melalui anak usaha PT Bhimasena Power Indonesia
(anak usaha Adaro Power), membangun PLTU
berkapasitas 2x1.000 MW di Batang, Jawa Tengah.
Grup Indika
• Mempunyai 20% PT Cirebon Electric Power,
pembangkit listrik berkapasitas 660 MW dan 1000
MW di Cirebon, Jawa Barat.
Source: company filings
Theodorus Melvin
Investment Analyst
theodorus.melvin@stockbit.com
@Stockbit