Anda di halaman 1dari 11

*

PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 01{2.P/D|R/2021

TENTANG

BATASAN BEBAN OPERASI DAN BIAYA INVESTASI PT PLN (PERSERO)

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a. bahwa untuk mewu.judkan tertib administrasi serta


keseragaman pengertian mengenai beban operasi dan biaya
investasi di PT PLN (Persero) baik dalam rangka penyusunan
dan pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban keuangan,
maupun perlakuan akuntansinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, perlu mengatur batasan beban operasi dan
biaya investasi di PT PLN (Persero);
b, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a di atas, perlu menetapkan Peraturan Direksi PT
PLN (Persero) tentang Batasan Beban Operasi dan Biaya
lnvestasi PT PLN (Persero).

Mengingat 1. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2003


tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan ;

4. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 11 Tahun 2020


tentang Cipta Kerja;
5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun
1994 tenlang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);
6. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 45 Tahun
2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
7. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 14 Tahun
2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik lndonesia Nomor 23 Tahun 2014;

8. Peraturan

\^Y.ht fi r r'/ kL
Paraf tr
*

PLN
8. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 62 Tahun
2012 tentang Usaha Jasa Penun.iang Tenaga Listrik;
9. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 25 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral;
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor '174lPMK.02/2019 tentang
Tata Cara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran, dan
Pertanggungjawaban Subsidi Listrik;
11 . Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
'12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBU|0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-325/MBUI1212019
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
14. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-147/MBU/05/2020
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
15. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor S K-357/MBU11112020
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;

16. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat


Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Lishik Negara Nomor SK49/MBUl02l2021
tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan
Tugas Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;

17. Keputusan

./,"*5)a-t,
\$Lh, 4,+
\,\
v
*

PLN
17. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.KD|R/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 0297.P/DlFY201 6;
18. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0121 .P/DlFy2019
tentang Kebijakan Anti Fraud di Lingkungan PT PLN (Persero);
'19. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0122.P/DlR/2019
tentang Pengelolaan Konflik Kepentingan di Lingkungan PT
PLN (Persero);
20. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0116.t(DlFi/2017
tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi di PT PLN (Persero)
sebagaimana telah dua kali diubah, lerakhir dengan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0033. P/DlFl/2020;
21. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0076.P/DlFy2020
tentang Organisasi dan Tata Keria PT PLN (Persero).

Memperhatikan : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG


BATASAN BEBAN OPERASI DAN BIAYA INVESTASI PT PLN
(PERSERO).

Pasal 1
Ketentuan Umum

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh Perusahaan sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh Perusahaan.

2. Aset Tak Benrvujud adalah aset non moneter teridentifikasi tanpa wuiud fisik yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Keterindentifikasian, dalam hal:
1) Dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan
dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara
individual atau bersama dengan konhak terkait, aset teridentifikasi, atau
liabilitas teridentifikasi terlepas apakah entitas memiliki intensi untuk
melakukan hal tersebut; atau

2) Timbul

-n t
$rJ4 { q I
UJ
t
PLN
2) Timbul dari hak kontraktual atau hak hukum lain, terlepas apakah hak
tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan
kewajiban lain;
b. Pengendalian, dalam hal entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh
manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari Aset dan dapat membatasi
akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi tersebut; dan
c. Manfaat ekonomi masa depan, yang dapat mencakup pendapatan dari
pen,ualan barang atau jasa, penghematan biaya, atau manfaat lain yang
berasal dari penggunaan Aset oleh entitas.
3. Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau iasa untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan
administratif dan diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari 1 (satu) p€riode.
4. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
5. Beban Operasi adalah semua pengeluaran untuk operasi yakni pengeluaran yang
masa manfaatnya tidak lebih dari 1 (satu) tahun atau pengeluaran yang dapat
dikaitkan secara langsung dengan pendapalan (dhectly matched against revenue\
dalam suatu periode tertentu.
6. Beban Administrasi atau Beban Usaha Lain-lain adalah beban administrasi yang
dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan operasional PLN.
7. Beban Bahan Bakar dan Pelumas adalah beban pemakaian atau pengeluaran
persediaan bahan bakar dan pelumas.
8. Beban Kepegawaian adalah pengorbanan sumber daya ekonomi untuk aktivitas
Pegawai dalam hubungan dengan aktivitas utama PLN dan pendukungnya.
9. Beban Pembelian Tenaga Listrik adalah beban yang timbul dari diterimanya
pasokan tenaga listrik dari pengembang pembangkit lisltivindependent power
producer sebesar jumlah yang ditentukan dalam formula pembayaran.

10. Beban Pemeliharaan adalah biaya pemeliharaan atas Aset Tetap untuk menjaga
mutu dan keandalan baik berupa jasa borongan maupun pemakaian material yang
dapat dibedakan menjadi Beban Pemeliharaan Rutin dan Beban Pemeliharaan
Periodik.
1 1. Beban Sewa adalah biaya pembelian tenaga listrik sehubungan dengan perjanjian
dengan pengembang pembangkit lisltiv independent power producer tertentu yang
ditentukan sebagai sewa operasi mengacu kepada kebijakan sewa dan biaya sewa
operasi lainnya.
12. Beban Penyusutan adalah beban alokasi jumlah tersusut dari aset selama umur
manfaatnya.

13. Biaya

\lrtr u4, {2./,",h!-/4a, $- \,t


*

PLN
13. Biaya lnvestasi adalah semua pengeluaran yang memenuhi biaya yang memenuhi
definisi Aset Tetap atau Aset Tetap Tak berwujud dan kriteria pengeluaran yang
dikapitalisasi sebagai Aset Tetap atau Aset Tetap Tak Berwulud.
14. Direksi adalah organ PLN yang berwenang dan bertanggung iawab penuh atas
pengurusan PLN untuk kepentingan PLN sesuai dengan maksud dan tujuan PLN
serta mewakili PLN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan Anggaran Dasar PLN.
'15. Satuan adalah satuan kerja di bawah Direktur Utama yang melaksanakan fungsi
tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Kepala Satuan Pengawasan
lnlem (Chief Audit Executive) atau Kepala Satuan Pusat Keunggulan (Chief of
Center of Excellence).
16. Divisi adalah satuan kerja di bawah Wakil Direktur Utama, Direktorat, Sub
Direktorat, atau Satuan Pusat Keunggulan (Center of Excellence) yang
melaksanakan fungsi tertentu yang dipimpin, dibina,dan dikelola oleh Executive
Vice President.
17. Fasilitas Pendukung adalah barang - barang yang dipedukan untuk mendukung
kelancaran operasional perusahaan yang memiliki sifat mudah rusak, mudah
berpindah tangan dan nilainya dibawah batasan materialitas tetapi memiliki umur
manfaat lebih dari satu tahun.
18. Material Cadang adalah material yang akan digunakan dalam rangka menunjang
kesinambungan pengoperasian Aset Tetap induknya serta untuk menjamin
keandalan penyediaan tenaga listrik, keandalan operasi, dan untuk mengatasi
kerusakan yang mungkin terjadi.
19. PT PLN (Persero), yang selanjutnya disebut PLN, adalah Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H. Nomor'169 tanggal 30 Juli 1994 beserta perubahannya.
20. Umur Manfaat adalah periode suatu aset yang diperkirakan dapat digunakan oleh
Perusahaan, atau jumlah produksi atau unit serupa dari aset yang diperkirakan
akan diperoleh oleh Perusahaan.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan ini adalah sebagai pedoman dalam menentukan
batasan Beban Operasi dan Biaya lnvestasi.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan ini adalah mewujudkan tertib administrasi serta
keseragaman pengertian mengenai Beban Operasi dan Biaya lnvesta di pLN baik
dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban
keuangan, maupun perlakuan akuntansinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 3 .. .

qr W {
nq r/ Lt
Paraf
q +-
q'
t
PLN
Pasal 3
Ruang Lingkup

Ruang lingkup Peraturan ini meliputi:


a. KriteriaPengeluaran;
b. BatasanMaterialitas.

Pasal 4
Kriteria Pengeluaran

(1) Pengeluaran dapat dikategorikan sebagai Beban Operasi dan Biaya lnvestasi
setelah memenuhi Kriteria Pengeluaran.

(2) Kriteria Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur melalui indikator-
indikator sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini.

(3) Beban Operasi


a. Beban Operasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merupakan pengeluaran untuk kegiatan operasional PLN.
2. Memberikan manfaat ekonomi pada periode berjalan, atau manfaatnya
habis terpakai pada tahun berjalan.
3. Ditujukan untuk mempertahankan keandalan dan/atau kegunaan aset
tetap sebagaimana telah direncanakan sebelumnya.
b. Pada dasamya pengeluaran yang tidak memenuhi kriteria pengeluaran dan
batasan matenalitas akan diakui sebagai beban operasi. Jenis Beban Operasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. Beban Bahan Bakardan Pelumas;
2. Beban Pembelian Tenaga Listrik;
3. Beban Sewa;
4. Beban Pemeliharaan;
5. Beban Kepegawaian;
6. Beban Penyusutan;
7. Beban Administrasi (Beban Usaha Lain-lain).

(4) Biaya lnvestasi

a. Biaya lnvestasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menambah...

\},lf q$
-A ,1,"
q
It
raf +4
$z
*

PLN
1. menambah kapasitas Aset;
2. meningkatkan umur manfaat Aset;
3. meningkatkan kualitas output Aset;
4. menambah dan/atau memperluas Aset; dan
5. secara teknis dan nilai ekonomi memiliki manfaat yang dirasakan untuk
jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun.
b. Biaya lnvestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. biaya yang memenuhi definisi Aset Tetap dan kriteria pengeluaran yang
dikapitalisasi sebagai Aset Tetap; dan
2. biaya yang memenuhi definisi Aset Tak BeMujud dan kriteria
pengeluaran yang dikapitalisasi sebagai Aset Tak Berwujud.
c. Jenis Biaya lnvestasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
1. pengeluaran penambahan dan/atau perluasan Aset Tetap, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a) penambahan dan/atau perluasan Aset Tetap dapat menambah nilai
perolehan Aset Tetap sepanjang memenuhi kriteria pengeluaran
dan batasan materialitas;
b) penambahan dan/atau perluasan Aset Tetap dilakukan terhadap
barang-barang bergerak atau tidak bergerak serta pembangunan
sarana dan prasarana PLN yang meliputi kegiatan pekerjaan
konstruksi baik yang dilakukan secara sendiri maupun oleh pihak
lain, antara lain:
- membangun unit pembangkitan baru, iaringan tegangan
tinggi/ekstra tinggi, jaringan distribusi, dan rumah singgah
operator lengkap dengan sarana dan prasarananya;
- membangun gudang baru sebagai penggantigudang lama
yang terbakar habis atau dibongkar seluruhnya;
- memasang jaringan tegangan tinggi/ekstra tinggi atau
jaringan distribusi baru untuk mengganti jaringan yang
lama pada lokasi yang sama dengan maksud untuk
meningkatkan kapasitas;
- memperluas gedung, perkantoran, gudang, atau rumah
dinas dan memperlebar jalan; dan
- menambah unit pembangkitan di sentral yang telah ada,
memperpanjang jaringan transmisi atau distribusi, dan
menambah/memperluas gardu.

2. Pengadaan...

'f ,*r,2* u
\u.(r,
bfq 'u
t
PLN
2. Pengadaan Material Cadang

Pasal 5
Batasan Materialitas

(1) Selain memenuhi Kriteria Pengeluaran, keputusan kapitalisasi pengeluaran


dilakukan dengan mempertimbangkan batasan materialitas.
(2) Batasan materialitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai
beban operasi untuk pengeluaran kurang dari Rp70.000.00,00 (tujuh puluh .luta
rupiah), atas pengeluaran sebagai berikut:
a. Perolehan per unit peralatan yang termasuk fasilitas pendukung.
b. Perluasan kecil atau peningkatan mutu/kapasitas suatu Aset.
c. Pengadaan perangkat lunak komputer.

Pasal 6
Sanksi Pelanggaran lntegritas

(1) Peraturan Direksiini agar dilaksanakan sesuai dengan kaidah tata kelola
Perusahaan yang baik dengan mengedepankan integritas sesuai ketentuan yang
berlaku di PLN.
(2) Setiap pihak yang melaksanakan Peraturan Direksi ini bertanggung jawab penuh
sesuai dengan tugasnya untuk memastikan kepatuhan (compliance\ kesesuaian
terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.
(3) Apabila dalam pelaksanaan Peraturan Direksi ini terdapat penyimpangan atau
pelanggaran integritas, maka akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau Peraturan Disiplin Pegawai yang berlaku.

Pasal 7
Pengendalian Korupsi

Pelaporan atas pelanggaran fraud atau konflik kepentingan terkait kegiatan pelaksanaan
Peraturan Direksi ini dilakukan melalui saluran yang disediakan oleh PLN antara lain
Whistle Blowing System (WBS) alau Compliance Onllne System (COS)

Pasal 8
Ketentuan Lain-lain

Ketentuan lain terkait kriteria investasi dan operasi atas kegiatan pemeliharaan instalasi
ketenagalistrikan perlu dievaluasi dan disusun kembali oleh Satuan pusat Keunggulan
dengan didukung oleh divisi{ivisi terkait paling lambat 1 (satu) tahun setelah keputusan
ini ditetapkan.

Pasal I .

4 oy'," k
srfr h$q raf )
'T
N\\
t
PLN

Pasal 9
Ketentuan Penutup

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka ketentuan terkait Kriteria Pengeluaran dan
Batasan Materialitas yang terdapat di dalam :
a. Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 009A.U82lDlFy1994 tentang Batasan
Beban Operasi dan Biaya lnvestasi;
b. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 078.1(01o/DlFy1999 tentang
Perubahan/Penyempurnaan atas Penjelasan SE Direksi No. 0094.E/82lDlR/1 994
tentang Batasan Beban Operasi dan Biaya lnvestasi;
c. Surat Direktur Keuangan PT PLN (Persero) Nomor 10935/554lOlTKEUl2011
tanggal 29 Desember 2011 perihal Perubahan atas SE No. 009A. E/82/D|R/1 994
tentang Batasan Beban Operasi dan Biaya lnvestasi.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Adapun ketentuan lainnya belum diubah.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal 01 Juli 2021 .

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Jun:- 2021

KTUR UTAMA,

FLI ZAINI

"t,
ltt +qorf,*a/*vu, ry
+
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : Ot42.PlDlRl2021
TANGGAL : 30 Juni 2021

PANDUAN PENENTUAN KRITERIA PENGELUARAN

Pertanyaan Umum
P6nilaian
No. Pertanyaan Petuniuk
(Ya/Tidak)
1 Apakah pengeluaran terkait aset tetap/aset tak ben/vujud? Jika Ya, maka lanjut ke penilaian kriteria 1.
Jika Tidak, maka diakui sebaqai Beban Operasi

I
Kriteria : emberikan manfaat ekonomi di masa depan
Refercnsi :
. Definisi aset tontang manfaat ekonomi di masa depan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) Palt.l/t4.i8
. Kriteria pongakuan biaya perolehan aset tetap dalam PSAK 16 Par.07
Penilaian
No. Pertanyaan (Ya/Tidak) Petunjuk
Apakah pengeluaran akan meningkatkan kapasitas aset? Jika Ya, maka Kriteria 1 terpenuhi.
1
Jika Tidak, maka ke pertanyaan selaniutnya
2. Apakah pengeluaran akan meningkatkan umur manfaat aset? Jika Ya, maka Kriteria 'l terpenuhi.
Jika Tidak, maka ke pertanyaan selaniutnya
3 Apakah pengeluaran akan meningkatkan efisiensi dari asel? Jika Ya, maka Kriteria'l terpenuhi.
Jika Tidak, maka ke pertanyaan selanjutnya
4 Apakah pengeluaran meningkatkan kualitas output dari aset? Jika Ya, maka Kriteria 1 terpenuhi.
Jika Tidak. maka ke pertanyaan selanjutnya

Kesimpulan Kriteria 1 terpenuhi/tidak terpenuhi

tu{ W
,/t$/^*f t
$ E
+
Kriteria 2 : Jangka waktu manfaat dari pengeluaran lebih dari 'l (satu) tahun
Referensi : Definisi aset tetap dalam PSAK 16 Par. 06

Aset tetap adalah aset berwujud yang:


a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi/penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif; dan
b. diperkirakan untuk digunakan selama lebih dari satu poriode.
Penilaian
No. Pertanyaan Petunjuk
(YalTidak)
1 Apakah pengeluaran dapat memberikan manfaat ekonomi lebih dari Jika Ya, maka Kriteria 2 terpenuhi.
l tahun? Jika Tidak, maka Kriteria 2 tidak terpenuhi
Kesimpulan Kriteria 2 terpenuhi/tidak terpenuhi
Kriteria 3 : Pengeluaran dapat diukur dengan andal
Referensi : Kriteria pengakuan biaya perolehan aset tetap dalam PSAK 16 Par. 07
Penilaian
No Pertanyaan (YalTidak) Petunjuk
1 Apakah pengeluaran dapat diukur dengan andal? Jika Ya, maka Kriteria 3 terpenuhi.
Jika Tidak, maka Kriteria 3 tidak terpenuhi
Kesimpulan Kriteraa 3 terpenuhi/tidak terpenuhi
Kesimpulan keseluruhan penilaian
Jika kriteria 1-3 terpenuhi, maka diakui sebagai Biaya lnvestasi
Biaya lnvestasi/Beban Operasi
Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka diakui sebagai Beban
Operasi

R UTAMA,

IFLI ZAINI

\lvr [q_4 q n' l4,.?,t D


+ q.

Anda mungkin juga menyukai