Anda di halaman 1dari 48

PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 0 7 9 8 .K/DIR/2013

TENTANG

PEDOMAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN ANGGARAN DI TINGKAT


UNIT, ANAK PERUSAHAAN DAN KANTOR PUSAT

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang : a. bahwa Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit,


Anak Perusahaan dan Kantor Pusat telah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 631.K/DIR/2012 tanggal 21 Desember 2012;

b. bahwa adanya penetapan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) sebagai bentuk


Peraturan yang memuat Materi yang sifatnya mengatur, maka Pedoman
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan
dan Kantor Pusat sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, perlu
dituangkan dalam bentuk Peraturan Direksi PT PLN (Persero);

c. bahwa adanya perubahan Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di


Lingkungan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 596.K/DIR/2013 tanggal 23 September 2013 dan adanya
pengaturan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan
Lain di Lingkungan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tanggal 26 Juli 2013, maka perlu
penyempurnaan atas Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di
tingkat Unit, Anak Perusahaan dan Kantor Pusat;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan


c di atas, perlu menetapkan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang
Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak
Perusahaan dan Kantor Pusat.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan Perseroan
(Persero);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.05/2008 tentang Tata Cara
Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri yang diteruspinjamkan kepada
Badan Usaha Milik Negara/Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.05/2009;

8. Anggaran …
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-252/MBU/2009 jo
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-224/MBU/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-
Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-179/MBU/2013
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan
Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
11. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.K/030/DIR/1994 tentang
Pemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk Hukum
Perusahaan;
12. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 tentang Batasan
Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Direksi
PT PLN (Persero) Nomor 0596.K/DIR/2013;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 161.K/DIR/2011 tentang Pedoman
Proses Pembayaran di Tingkat PLN Unit Induk Pembangunan dan PLN Pusat;
14. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1029.K/DIR/2011 tentang
Pedoman Proses Pembayaran Pembiayaan Pengusahaan di Tingkat PLN Unit
Pelaksana Induk dan PLN Pusat;
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 023.K/DlR/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 273.K/DIR/2013 dan Keputusan Direksi
PT_PLN (Persero) Nomor 0443.K/DIR/2013;
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di
Lingkungan PT PLN (Persero);
17. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0638.K/DIR/2013 tentang
Penetapan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Sebagai Bentuk Peraturan
Yang Memuat Materi Yang Sifatnya Mengatur.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN


DAN PENGENDALIAN ANGGARAN DI TINGKAT UNIT, ANAK PERUSAHAAN DAN
KANTOR PUSAT.

Pasal 1
Ketentuan Umum

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Perusahaan adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.

2. Direksi adalah Direksi Perusahaan.

3. Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan dan Kantor
Pusat adalah tata cara untuk mengatur pelaksanaan anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan
dan Kantor Pusat.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

(1) Maksud Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan
dan Kantor Pusat adalah sebagai acuan bagi setiap pengguna anggaran dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pengelolaan anggaran.

(2) Tujuan …
BAB I

DEFINISI / ISTILAH

1.1 Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran adalah tata cara untuk mengatur pelaksanaan
anggaran di Unit, Anak Perusahaan dan Kantor Pusat.

1.2 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang selanjutnya disebut RKAP adalah penjabaran program
kegiatan usaha Perusahaan dalam satuan uang yang mempunyai kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran
yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-101/MBU/2002 beserta
perubahannya.

1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah General Manager, Kepala Pusat-Pusat dan
Jasa serta Kepala Divisi Umum.

1.4 Anggaran Operasi yang selanjutnya disebut AO adalah program kerja yang dituangkan dalam satuan
uang dan menggambarkan program kerja operasi Perusahaan untuk masa satu tahun buku dan
berdasarkan ketentuan akuntansi Perusahaan dapat dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi tahun
berjalan.

1.5 Anggaran Investasi yang selanjutnya disebut AI adalah program kerja yang dituangkan dalam satuan
uang dan dikeluarkan untuk memperoleh aktiva baru yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun, menambah masa manfaat atau meningkatkan kapasitas dari aktiva yang sudah ada.

1.6 Anggaran Investasi Murni adalah anggaran investasi yang dilaksanakan pada tahun berjalan dengan
menggunakan anggaran tahun berjalan.

1.7 Anggaran Investasi Luncuran adalah anggaran investasi yang sudah terkontrak pada tahun anggaran
sebelumnya, nilainya sebesar kontrak dikurangi dengan realisasi pembayaran pada tahun sebelumnya.

1.8 Anggaran Rutin Konstruksi adalah anggaran investasi yang digunakan untuk kegiatan operasional
pada Unit Induk Pembangunan yang terdiri dari biaya kepegawaian, biaya pemeliharaan, dan biaya
administrasi.

1.9 Lembaran Kerja Anggaran Operasi yang selanjutnya disebut LKAO adalah uraian kegiatan operasional
pada periode tahun anggaran, yang dijabarkan dalam proyeksi keuangan terdiri dari Proyeksi Posisi
Keuangan, Proyeksi Laba-Rugi Komprehensif dan Proyeksi Arus Kas sesuai dengan ketentuan
akuntansi yang berlaku disertai dengan lampiran pendukungnya.

1.10 Lembar Kerja Anggaran Investasi yang selanjutnya disebut LKAI adalah uraian kegiatan investasi pada
periode tahun anggaran yang terdiri dari nomor kegiatan sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga
Listrik (RUPTL), Program Rencana Kerja (PRK), uraian kegiatan, total nilai anggaran, realisasi
pembayaran di tahun sebelumnya, prediksi pembayaran tahun berjalan, nilai anggaran, nilai Anggaran
Kas Investasi (AKI) dan sumber pendanaannya yang setiap lembarnya ditandatangani oleh PA.

1.11 PRK adalah program kerja yang merupakan rencana kegiatan investasi dan operasi pada periode
tertentu dengan sistematika penomoran yang mengacu pada Tabel 1.

1.12 Unit adalah PLN Pembangkitan, PLN P3B, PLN Distribusi, PLN Wilayah, PLN Unit Induk
Pembangunan (UIP), Divisi Umum Kantor Pusat, PLN Pusat-Pusat dan PLN Jasa.

1.13 Unit Pelaksana adalah satuan organisasi satu tingkat di bawah Unit.

1.14 Anak Perusahaan yang selanjutnya disebut AP adalah Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh PLN dan/atau laporan keuangannya terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan PLN.

1.15 Surat Kuasa Investasi yang selanjutnya disebut SKI adalah pelimpahan kewenangan Direksi kepada
PA (Pengguna Anggaran) atas pengelolaan dan pertanggungjawaban AI oleh Unit yang dipimpinnya.

1.16 Anggaran Kas Operasi yang selanjutnya disebut AKO adalah pagu anggaran kas yang disediakan
untuk melaksanakan program operasional Unit selama 1 (satu) tahun anggaran.

1.17 Anggaran Kas Investasi yang selanjutnya disebut AKI adalah pagu anggaran kas yang disediakan
untuk melaksanakan program investasi Unit selama 1 (satu) tahun anggaran yang didanai APLN.

1
 
1.18 Anggaran Kas Bulanan yang selanjutnya disebut AKB adalah pagu AKO dan AKI selama 1 (satu)
tahun yang dirinci berdasarkan kebutuhan bulanan.

1.19 Kajian Kelayakan Proyek yang selanjutnya disebut KKP adalah evaluasi untuk menilai kelayakan suatu
program investasi yang disusun oleh Unit dan AP atas usulan program investasi yang di dalamnya
mencakup Kajian Kelayakan Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF), dan Kajian Risiko.

1.20 Kapitalisasi adalah biaya operasi yang dapat dikapitalisasi dan diamortisasi sebagaimana diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16.

1.21 Share Holder Loan yang selanjutnya disebut SHL adalah pinjaman yang diberikan oleh Perusahaan
kepada AP untuk mendukung program investasi berdasarkan Perjanjian Pemberian Pinjaman yang
disepakati.

1.22 Komisioning adalah kegiatan yang terkait dengan uji coba peralatan/sistem baru untuk mengetahui
kesesuaian unjuk kerja dengan disain awal sebelum secara teknis maupun administrasi diterima dan
dioperasikan oleh Perusahaan.

1.23 Penugasan adalah pemberian wewenang antar Unit untuk melaksanakan sebagian kegiatan operasi
dan/atau investasi berdasarkan kesepakatan.

1.24 Aplikasi Anggaran Keuangan yang selanjutnya disebut A2K adalah aplikasi komputer (software) yang
digunakan dalam proses perencanaan dan pengendalian anggaran yang mencakup anggaran operasi
dan anggaran investasi.

1.25 APLN adalah dana yang bersumber dari kegiatan operasi dan non operasi Perusahaan, Tambahan
Modal Pemerintah, dan pinjaman yang diperoleh PLN tetapi tidak termasuk Subsidiary Loan
Agreement (SLA).

1.26 Subsidiary Loan Agreement (SLA) adalah pinjaman luar negeri yang diberikan oleh lembaga keuangan
internasional kepada Pemerintah Republik Indonesia yang diteruskan kepada Perusahaan.

1.27 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN adalah dana yang
dialokasikan oleh Pemerintah melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk pembangunan
sektor ketenagalistrikan.

1.28 Pekerjaan Pihak Ketiga adalah pekerjaan pemindahan/penggeseran/penggantian asset milik


Perusahaan yang diajukan oleh Pihak Ketiga kepada Perusahaan yang dibiayai oleh Pihak Ketiga

1.29 Hibah Tunai adalah penyerahan asset/non asset dari Pihak Ketiga kepada Perusahaan dengan
sukarela tanpa syarat atau imbalan apapun yang harus dipenuhi Perusahaan baik sekarang maupun
yang akan datang.

BAB II

RKAP (RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PERUSAHAAN)

2.1 RKAP disusun sekurang-kurangnya memuat Rencana Kerja Perusahaan, Misi Perusahaan, Sasaran
Usaha, Strategi dan Program, Anggaran Perusahaan, Proyeksi Keuangan Perusahaan dan AP,
Rencana Kerja Program Kemitraan dan Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan, Hal-hal Lain yang
memerlukan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Profil Risiko Perusahaan dan
diselaraskan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).

2.2 Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran menyusun draft RKAP berdasarkan usulan Rencana
Kerja Anggaran (RKA) Unit dan draft RKAP AP yang dituangkan dalam LKAO dan LKAI sesuai format
Formulir 1 s/d 4 sebagai dasar Proyeksi Keuangan (Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas)
sesuai format Formulir 5 s/d 23 untuk waktu 1 (satu) tahun anggaran dengan memperhatikan RUPTL,
RJPP serta program kerja tahunan antara lain memuat :

2.2.1 Asumsi;
2.2.2 Sasaran usaha/KPI;
2.2.3 Strategi dan prioritas program;
2.2.4 Kebijakan Perusahaan.
 

2
 
2.3 Usulan RKA Unit dan draft RKAP AP dievaluasi oleh Divisi terkait sesuai dengan kewenangan yang
tercantum pada Tabel 2, selanjutnya dikonsolidasikan oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran untuk menjadi draft RKAP Perusahaan.

2.4 Draft RKAP Perusahaan sebagaimana dimaksud pada butir 2.3, diusulkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi/Dewan Komisaris dan disampaikan ke Kementerian BUMN paling lambat
tanggal 30 Oktober untuk ditetapkan sebagai RKAP.

2.5 Alur proses mekanisme penyusunan RKAP adalah sebagaimana tercantum pada Bagan Alur 1.

BAB III

PERENCANAAN ANGGARAN

3.1 Berdasarkan RKAP yang disetujui oleh RUPS, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
menyampaikan alokasi pagu AO dan investasi kepada Unit, sedangkan pagu anggaran AP diproses
melalui RUPS AP.

3.2 Unit menyusun kembali usulan kegiatan operasi dan investasi sesuai alokasi pagu anggaran yang
ditetapkan oleh Kantor Pusat dengan mekanisme sebagai berikut :

3.2.1 Anggaran Operasi (AO) :

3.2.1.1 LKAO disusun kembali oleh Unit dan dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai sesuai
dengan kewenangan yang diatur pada Tabel 2, dengan memperhatikan :

3.2.1.1.1 Skala prioritas;


3.2.1.1.2 Kemampuan pendanaan;
3.2.1.1.3 Efisiensi;
3.2.1.1.4 Rasio-rasio dan/atau benchmarking.

3.2.1.2 Usulan LKAO yang telah dievaluasi oleh Divisi teknis selanjutnya dikonsolidasikan
oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran untuk proses penetapan
Proyeksi Keuangan dan AKO dari masing-masing Unit.

3.2.1.3 Penyusunan AO harus berorientasi pada pencapaian target Key Performance


Indicator (KPI) dalam rangka peningkatan pendapatan, penurunan Biaya Pokok
Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan peningkatan profitabilitas Perusahaan.

3.2.1.4 Mekanisme penyusunan AO terdiri dari :

3.2.1.4.1 Pendapatan yang meliputi :

3.2.1.4.1.1 Komponen pendapatan usaha meliputi pendapatan dari


penjualan tenaga listrik, subsidi listrik, amortisasi biaya
penyambungan pelanggan dan pendapatan usaha
lainnya.

3.2.1.4.1.2 Proyeksi pendapatan usaha dituangkan ke dalam format


sesuai Formulir 8 s/d 11 dan dievaluasi oleh Divisi
teknis sesuai kewenangan yang diatur pada Tabel 2.

3.2.1.4.2 Beban Operasi yang meliputi :

3.2.1.4.2.1 Bahan Bakar

Penyusunan anggaran bahan bakar atau energi primer


dengan mempertimbangkan :

a. Pertumbuhan penjualan;
b. Ketersediaan pembangkit;

3
 
c. Losses jaringan;
d. Rencana Operasi Tahunan (ROT);
e. Ketersediaan dan harga energi primer;
f. Optimalisasi fuel mix dengan biaya terendah.

Anggaran bahan bakar disusun sesuai dengan


mekanisme sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 2
dan hasilnya dituangkan ke dalam format sebagaimana
tercantum pada Formulir 12.

3.2.1.4.2.2 Pembelian Tenaga Listrik dan Sewa Pembangkit

Penyusunan anggaran pembelian tenaga listrik dan sewa


pembangkit dilakukan dengan mempertimbangkan :

a. Pertumbuhan penjualan;
b. Ketersediaan pembangkit;
c. Losses jaringan;
d. Rencana Operasi Tahunan (ROT);
e. Power Purchase Agreement (PPA).

Anggaran pembelian tenaga listrik dan sewa pembangkit


disusun sesuai mekanisme sebagaimana dimaksud
pada Bagan Alur 3 dan hasilnya dituangkan ke dalam
format sebagaimana tercantum pada Formulir 15, 16
dan 17, dengan menempatkan skema sewa pembangkit
pada prioritas terakhir dalam memenuhi pasokan tenaga
listrik.

3.2.1.4.2.3 Biaya Pemeliharaan

Anggaran biaya pemeliharaan disusun per-unsur dan


per-fungsi dengan mempertimbangkan :

a. Ketersediaan dan optimalisasi material gudang;


b. Rasio biaya pemeliharaan per aset;
c. Benchmarking biaya pemeliharaan dengan bisnis
sejenis.

Anggaran biaya pemeliharaan disusun melalui


mekanisme sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 4
dan dituangkan ke dalam format biaya pemeliharaan
sebagaimana tercantum pada Formulir 18.

3.2.1.4.2.4 Biaya Kepegawaian

Penyusunan anggaran biaya kepegawaian dilakukan


dengan mempertimbangkan :
a. Jumlah dan mutasi pegawai;
b. Rasio biaya kepegawaian per pegawai;
c. Kebijakan Perusahaan.

Anggaran biaya kepegawaian disusun melalui


mekanisme sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 5
dan dituangkan ke dalam format biaya kepegawaian
sebagaimana tercantum pada Formulir 19.

3.2.1.4.2.5 Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan dihitung dengan mempertimbangkan


besarnya biaya penyusutan tahun sebelumnya, rencana
tambahan asset dan penarikan aset dalam tahun

4
 
berjalan serta mengacu pada kebijakan akuntansi yang
berlaku dan dituangkan ke dalam format biaya
penyusutan sebagaimana tercantum pada Formulir 20.

3.2.1.4.2.6 Biaya Administrasi

Anggaran biaya administrasi dikelompokkan atas biaya


administrasi niaga dan administrasi umum dengan
mempertimbangkan :

a. Realisasi tahun sebelumnya;


b. Jumlah dan mutasi pelanggan,;
c. Rasio terkait biaya administrasi sesuai KPI Unit;
d. Kebijakan Perusahaan.

Anggaran biaya administrasi disusun melalui mekanisme


sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 6 dan
dituangkan ke dalam format biaya administrasi
sebagaimana tercantum pada Formulir 21.

3.2.1.4.2.7 Pendapatan/Beban di Luar Operasi

Anggaran pendapatan/beban diluar operasi disusun dan


dituangkan ke dalam format sebagaimana tercantum
pada Formulir 22.

3.2.2 Anggaran Investasi (AI)

3.2.2.1 Unit menyusun LKAI sebagaimana tercantum pada Formulir 3 dan 4, dan
dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai kewenangan sebagaimana dimaksud pada
Tabel 2, dengan memperhatikan :

3.2.2.1.1 RUPTL;
3.2.2.1.2  Keputusan Direksi;
3.2.2.1.3  Prioritas Perusahaan;
3.2.2.1.4  Target dan kemampuan keuangan Perusahaan.
 
3.2.2.2 Kegiatan investasi yang diusulkan oleh Divisi/Satuan/Sekretaris Perusahaan pada
Kantor Pusat dikoordinasikan oleh Divisi Umum selaku PA di Kantor Pusat.

3.2.2.3 Divisi Perencanaan Sistem dan Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
melakukan validasi dan konsolidasi program investasi atas usulan LKAI Unit/AP
berdasarkan RUPTL, RJPP, prioritas kegiatan dan kemampuan keuangan
Perusahaan.

3.2.2.4 Hasil validasi dan konsolidasi program investasi merupakan bagian dari draft
RKAP, untuk selanjutnya disampaikan pada Rapat Direksi.

3.2.2.5 Indikasi pagu AKI hasil Rapat Direksi disampaikan kepada Divisi teknis terkait
untuk dikoordinasikan kepada Unit, untuk selanjutnya Unit menyusun kembali
program kerja dalam LKAI sesuai dengan pagu indikatif tersebut dan
mempersiapkan proses administrasinya.

3.2.2.6  Unit menyampaikan LKAI dengan pagu sebagaimana dimaksud dalam butir
3.2.2.5 kepada Kepala Divisi teknis terkait dan Kepala Divisi Perencanaan Sistem
cc Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran paling lambat tanggal
30 November.

3.2.2.7  Dalam hal terjadi perbedaan antara keputusan RUPS dengan usulan RKAP
Perusahaan atas program investasi sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.2.5,
Unit menyesuaikan kembali LKAI sesuai keputusan RUPS dan disampaikan
kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran untuk proses penetapan
SKI oleh Direktur Keuangan.

5
 
3.2.2.8  Rekomendasi dari Divisi teknis atas suatu program investasi sekurang-kurangnya
memuat informasi berupa program kerja dan nilai anggaran yang telah melalui
hasil kajian KKP yang terdiri atas kajian KKO, KKF(Cash Flow, B/C Ratio, IRR dan
lainnya) serta mitigasi risiko oleh Divisi teknis terkait.

3.2.2.9  Penyusunan LKAI sebagaimana tercantum pada Formulir 3 dan 4 memperhatikan


hal sebagai berikut:

3.2.2.9.1  Program kegiatan investasi murni dan investasi luncuran dituangkan


dalam mata uang Rupiah dan valuta asing (jika ada) disertai dengan
sumber pendanaan dari masing-masing program kegiatan.

3.2.2.9.2  Pendanaan dari program kegiatan investasi dapat bersumber dari


APLN, APBN, SLA dan hibah tunai.

3.2.2.9.3  Memastikan bahwa program investasi baru, baik yang akan didanai
oleh APLN, APBN, dan SLA telah dikoordinasikan dengan Divisi
Perencanaan Korporat, Divisi Konstruksi dan Divisi Administrasi
Konstruksi.

3.2.2.9.4  Total anggaran dan total nilai kontrak harus dipisahkan antara
anggaran murni dan anggaran luncuran.

3.2.2.10  Penyusunan anggaran rutin konstruksi Unit mengacu pada butir 3.2.1.4.1 dan
3.2.1.4.2.

BAB IV

PENGENDALIAN ANGGARAN

4.1 Pengendalian Anggaran Operasi (AO)

Pengendalian AO dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

4.1.1 Pengendalian AO AP dilakukan melalui mekanisme RUPS AP dan ketentuan lain yang
khusus mengatur hubungan AP dan Perusahaan.

4.1.2 AKO diterbitkan pada tanggal 20 Desember untuk keperluan disburse selama 3 (tiga) bulan
pertama berdasarkan realisasi tahun sebelumnya. Untuk kebutuhan AKO bulan
selanjutnya,diterbitkan setelah Unit menyusun kembali LKAO yang ditandatangani oleh PA.

4.1.3 Berdasarkan AKO, Unit menyusun rincian AKB dalam 1 (satu) tahun anggaran pada Aplikasi
A2K dan dituangkan dalam mata uang Rupiah dan dalam nilai valuta asing (jika ada) paling
lambat tanggal 25 Januari tahun berjalan.

4.1.4 Penyusunan AKB dilaksanakan dengan memperhatikan :

4.1.4.1 Tidak melebihi penetapan pagu AKO.


4.1.4.2 Proyeksi progres kegiatan.
4.1.4.3 Akurasi rencana pembayaran.
4.1.4.4 Realisasi pembayaran pada periode sebelumnya.

4.1.5 Direktur Keuangan dapat melakukan perubahan AO dan/atau AKO berdasarkan usulan
Unitdan rekomendasi dari Direktur terkait, sepanjang tidak melampaui pagu AO dalam RKAP.

4.1.6 Setiap perubahan AKB diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke
dalam Aplikasi A2K.

4.1.7 Perubahan AO dan/atau AKO yang mengakibatkan pagu AO/AKO dalam RKAP terlampaui,
harus mengikuti ketentuan tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan sesuai
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 dan perubahannya serta
Anggaran Dasar Perusahaan.

6
 
4.1.8 Perubahan AKO Unit diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke dalam
Aplikasi A2K.

4.1.9 Untuk optimalisasi pemanfaatan AKO, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran dapat
merevisi AKB dengan ketentuan sebagai berikut :

4.1.9.1  PA mengusulkan perubahan AKB kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian


Anggaran.

4.1.9.2  Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran berkoordinasi dengan Divisi


Perbendaharaan sebelum menyetujui usulan perubahan AKB.

4.1.10 Anggaran yang ditetapkan pada masing-masing pos anggaran tidak diperkenankan
digunakan untuk pos anggaran lainnya.

4.1.11 Realisasi biaya operasi untuk masing-masing pos anggaran dilaporkan oleh Unit melalui
aplikasi A2K setiap bulan dan dilakukan rekonsiliasi data realisasi A2K setiap triwulan.

4.2 Pengendalian Anggaran Investasi (AI)

Pengendalian anggaran investasi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

4.2.1 Pengendalian anggaran investasi AP dilakukan melalui mekanisme dan ketentuan lain yang
khusus mengatur hubungan AP dan Perusahaan.

4.2.2 Unit tidak diperkenankan menandatangani kontrak sebelum SKI terbit.

4.2.3 Direktur Keuangan menerbitkan SKI kepada Unit berdasarkan RKAP/Keputusan Rapat
Direksi/Keputusan Rapat Komite Investasi.

4.2.4 SKI sekurang-kurangnya memuat Nomor SKI, Kegiatan Investasi, Jumlah AI dan AKI.

4.2.5 Penerbitan SKI diatur sebagai berikut :

4.2.5.1  Unit Distribusi/Wilayah dan Pusat-Pusat/Jasa

SKI diterbitkan pada awal tahun untuk 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan
LKAI yang telah disampaikan oleh Unit yang telah dipisahkan untuk kegiatan
Luncuran dan Murni setelah direkomendasikan oleh Divisi teknis terkait.

4.2.5.2  Unit Induk Pembangunan (UIP), Pembangkitan dan P3B

SKI Luncuran :
Diterbitkan pada awal tahun dengan nilai AI sesuai nilai sisa kontrak dan nilai AKI
sesuai dengan rencana jadwal penyelesaian pekerjaan.

SKI Murni :
Diterbitkan setelah memperoleh rekomendasi Divisi teknis terkait sesuai dengan
skala prioritas program dan evaluasi ketersediaan anggaran oleh Divisi Anggaran,
kecuali untuk pekerjaan terkait pengadaan tanah dan ROW.

4.2.6 Dalam hal likuiditas Perusahaan belum memungkinkan atau karena alasan lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan, SKI dapat diterbitkan tanpa menetapkan nilai AKI. Penetapan
AKI dapat dituangkan dalam surat terpisah.

4.2.7 Perubahan program, prioritas dan anggaran (AI dan AKI) kegiatan dalam LKAI :

4.2.7.1  Tanpa mengubah pagu Investasi

Direkomendasikan berdasarkan Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan


sesuai Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 tentang
Batasan kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
dan perubahannya.

7
 
4.2.7.2  Menambah pagu Investasi

Direkomendasi oleh Direktur teknis terkait, selanjutnya dikonsolidasikan oleh Divisi


Perencanaan Sistem dan Divisi Perencanaan & Pengendalian Anggaran untuk
disampaikan ke rapat Direksi/Komite Direktur.

SKI ditetapkan kembali oleh Direktorat Keuangan berdasarkan Batasan Kewenangan


Pengambilan Keputusan sesuai Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009
tentang Batasan kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero) dan
perubahannya.

4.2.8 Penambahan program baru berkaitan dengan tindakan operasional, bersifat strategis dan
lintas Direktorat, direkomendasi oleh Direktur teknis terkait, selanjutnya dikonsolidasikan oleh
Divisi Perencanaan Sistem dan Divisi Perencanaan & Pengendalian Anggaran untuk
disampaikan ke rapat Direksi/Komite Direktur.

4.2.9 Tambahan kegiatan investasi sesuai butir 4.2.7 dan 4.2.8 hanya dapat dilaksanakan oleh Unit
setelah SKI terbit.

4.2.10 Penambahan kegiatan investasi yang mengakibatkan pagu AKI dalam RKAP terlampaui
harus mengikuti ketentuan yang mengatur tentang batasan kewenangan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

4.2.11 Untuk optimalisasi penyerapan AKI, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
mengkoordinir kebutuhan AKI Unit untuk selanjutnya dilakukan revisi SKI.

4.2.12 Unit berkewajiban melakukan revisi LKAI berdasarkan tambahan program kegiatan setelah
SKI diterbitkan.

4.2.13 Unit tidak diperkenankan menggunakan sisa AI untuk penambahan program baru di luar LKAI
yang sudah ditetapkan.

4.2.14 Untuk kepentingan perencanaan kebutuhan pendanaan, Unit menyusun AKB selama 1(satu)
tahun anggaran, dengan memperhatikan :

4.2.14.1  Batasan pagu AKI.


4.2.14.2  Proyeksi progres kegiatan.
4.2.14.3  Akurasi rencana pembayaran.
4.2.14.4  Realisasi pembayaran pada periode sebelumnya.

4.2.15 AKB dapat diproses lebih lanjut dengan ketentuan sebagai berikut :

4.2.15.1 Realisasi pembayaran pada 2 bulan sebelumnya sudah dilaporkan oleh Unit
melalui sistem A2K paling lambat tanggal 23 setiap bulan.

4.2.15.2 Unit mengajukan PRK yang akan dibayar melalui sistem A2K sesuai LKAI paling
lambat tanggal 21 setiap bulan untuk memperoleh persetujuan dari Divisi
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.

4.2.16 Pengendalian Anggaran Rutin Konstruksi :

4.2.16.1 Berdasarkan AKI rutin konstruksi, Unit menyusun rincian disburse bulanan dalam
1 (satu) tahun anggaran pada Aplikasi A2K.

4.2.16.2 Total rincian AKB tidak boleh melebihi pagu AKI rutin konstruksi dalam 1 (satu)
tahun. Pembuatan AKB selambat- lambatnya tanggal 25 Januari tahun berjalan.

4.2.16.3 Untuk optimalisasi pemanfaatan AKI rutin, Divisi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran dapat merevisi AKB dengan ketentuan sebagai berikut :

4.2.16.3.1 PA mengusulkan perubahan AKB kepada Divisi Perencanaan dan


Pengendalian Anggaran.

8
 
4.2.16.3.2 Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran berkordinasi
dengan Divisi Perbendaharaan sebelum menyetujui usulan
perubahan AKB.

4.2.16.4  Usulan Unit atas perubahan AKI direkomendasi oleh Divisi teknis terkait.

4.2.16.5  Setiap perubahan AKB untuk rutin konstruksi diinput oleh Divisi Perencanaan dan
Pengendalian Anggaran ke dalam Aplikasi A2K.

4.2.16.6  Anggaran yang ditetapkan pada masing-masing pos anggaran tidak


diperkenankan digunakan untuk pos anggaran lainnya.

4.2.17 Setiap perubahan AKB diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke
dalam Aplikasi A2K.

4.2.18 Realisasi anggaran investasi dilaporkan oleh Unit melalui aplikasi A2K setiap bulan dan
direkonsiliasi setiap triwulan antara realisasi unit dan realisasi yang ada di Divisi
Perbendaharaan.

BAB V

KETENTUAN LAIN-LAIN

5.1. Pengalihan AI/AKI atau AO/AKO antar Unit

5.1.1 Penugasan

Penugasan adalah perintah dari Unit pemberi tugas kepada Unit penerima tugas untuk
melaksanakan kegiatan operasi/investasi yang dituangkan dalam surat penugasan dengan
ketentuan sebagai berikut :

5.1.1.1 Unit pemberi tugas mengalihkan AKO dan/atau AKI ke Unit penerima tugas sesuai
kesepakatan yang ditandatangani oleh PA.

5.1.1.2 Nilai penugasan harus dicantumkan dalam surat penugasan.

5.1.1.3  Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran melakukan pengalihan AKO


dan/atau AKI atas kesepakatan Unit pemberi dan penerima penugasan melalui
aplikasi A2K.

5.1.1.4  Pengalihan AKO dan/atau AKI dalam tahun anggaran berjalan disampaikan oleh
Unit pemberi tugas kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.

5.1.1.5  Apabila dalam satu tahun anggaran terdapat sisa pengalihan karena progres tidak
tercapai maka sisa pagu penugasan dan luncuran kegiatan dikembalikan ke Unit
pemberi kerja.

5.1.2 Migrasi

Migrasi adalah pengalihan AI/AKI dan/atau AO/AKO antar Unit yang disebabkan kebijakan
restrukturisasi organisasi, dengan ketentuan sebagai berikut :

5.1.2.1 Unit dapat mengalihkan AI/AKI dan/atau AO/AKO kepada Unit lainnya
sehubungan dengan restrukturisasi organisasi.

5.1.2.2 Pengalihan sesuai butir 5.1.2.1 dituangkan dalam satu berita acara yang
ditandatangani oleh PA Unit asal dan PA Unit penerima.

5.1.2.3 Berdasarkan berita acara tersebut, Direktur terkait memberikan rekomendasi untuk
pengalihan anggaran yang disampaikan ke Direktur Keuangan.

5.1.2.4 Pengalihan AI/AKI dan/atau AO/AKO ditetapkan oleh Direktur Keuangan.

9
 
5.1.3 Pemakaian material antar Unit

Dalam hal pemakaian material antar Unit, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
dapat melakukan pengalihan AKI/AKO dengan ketentuan sebagai berikut :

5.1.3.1 Unit yang membutuhkan material membuat surat kepada Unit pemilik material
yang ditembuskan ke Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran serta Divisi
Teknis terkait.

5.1.3.2 Unit pemilik material menyampaikan surat persetujuan pemakaian material oleh
Unit yang membutuhkan sebagaimana dimaksud pada butir 5.1.3.1 berikut usulan
pengalihan AKI/AKO kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.

5.2 Pengalihan Sumber Dana Investasi

Pengalihan sumber dana investasi baik dari APBN mamupun Loan ke APLN harus melalui persetujuan
Komite Direktur Investasi dan Pendanaan yang diinisiasi oleh Divisi Teknis terkait.

5.3 SKI Hibah Tunai

SKI hibah tunai usulan Unit dapat diterbitkan setelah direkomendasikan oleh Divisi teknis dengan
kelengkapan sebagai berikut :

5.3.1 Kesepakatan antara Unit dengan pihak eksternal.

5.3.2 Melampirkan bukti dana masuk (receipt) dari hibah sesuai bukti penerimaan bank.

5.3.3 Penyusunan anggaran SKI hibah tunai dilakukan melalui proses sebagaimana dimaksud
pada Bagan Alur 7.

5.4 Biaya Komisioning

Mekanisme anggaran biaya komisioning harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

5.4.1 Kegiatan komisioning harus sudah dimasukkan dalam usulan kegiatan LKAI Unit.

5.4.2 Biaya bahan bakar selama komisioning dibayar secara terpusat sedangkan biaya transportasi
dibayar oleh Unit

5.4.3 Penjualan atas energi listrik yang dihasilkan selama masa komisioning diperhitungkan
sebagai pengurang nilai perolehan aset tetap.

5.5 Biaya Kapitalisasi

Anggaran biaya pemeliharaan yang akan dikapitalisir harus sudah dimasukkan dalam usulan kegiatan
LKAI Unit.

5.6 SHL AP

AP dapat mengajukan pinjaman kepada Perusahaan c.q. Direktur Keuangan untuk kegiatan investasi
melalui SHL sesuai alur proses sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 8, dengan mekanisme
sebagai berikut :

5.6.1 AP menyusun program dan anggaran investasi yang dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai
kewenangan yang diatur pada Tabel 2 untuk selanjutnya dimintakan persetujuan RUPS AP.

5.6.2 Divisi Keuangan Korporat menerbitkan Perjanjian SHL dengan memperhatikan seluruh
kelengkapan dokumen dan administrasi yang diperlukan sesuai dengan Anggaran Dasar AP.

5.6.3 Permintaan dropping tunai disampaikan kepada Divisi Keuangan Korporat dan selanjutnya
Divisi Keuangan Korporat merekomendasikan kepada Divisi Perbendaharaan untuk
melakukan pembayaran.

10
 
5.7 Anggaran Unit Pelaksana

Pengguna Anggaran (PA) agar menyusun peraturan tersendiri tentang perencanaan, penggunaan dan
pengendalian anggaran di Unit masing-masing dan Unit Pelaksana di bawahnya sebagai turunan dari
Peraturan ini.

BAB VI

DAFTAR FORMULIR, BAGAN ALUR DAN TABEL

6.1 Daftar Formulir terdiri dari :

6.1.1 Formulir Rekap Lembar Kerja Anggaran Operasi.


6.1.2 Formulir Rincian LKAO.
6.1.3 Formulir LKAI.
6.1.4 Formulir Rekap LKAI.
6.1.5 Formulir Proyeksi Posisi Keuangan.
6.1.6 Formulir Laba/Rugi Komperhensif.
6.1.7 Formulir Arus Kas.
6.1.8 Formulir Rekapitulasi Penjualan.
6.1.9 Formulir Penambahan Pelanggan, Daya Penyambungan dan BP.
6.1.10 Formulir Pendapatan Biaya Penyambungan.
6.1.11 Formulir Pendapatan Usaha Lainnya.
6.1.12 Formulir Komposisi Produksi, Volume, Biaya, Bahan Bakar & Pelumas.
6.1.13 Formulir Neraca Energi.
6.1.14 Formulir Kebutuhan Subsidi.
6.1.15 Formulir Tenaga Listrik IPP dan Swasta.
6.1.16 Formulir Pembelian Tenaga Listrik Antar Unit.
6.1.17 Formulir Sewa Pembangkit.
6.1.18 Formulir Biaya Pemeliharaan.
6.1.19 Formulir Biaya Kepegawaian.
6.1.20 Formulir Biaya Penyusutan.
6.1.21 Formulir Biaya Administrasi.
6.1.22 Formulir Pendapatan (Beban) di Luar Operasi.
6.1.23 Formulir Ikhtisar Beban Operasi.
 
6.2 Bagan Alur terdiri dari :

6.2.1 Bagan Alur Proses : Penyusunan RKAP.


6.2.2 Bagan Alur Proses : Anggaran Bahan Bakar.
6.2.3 Bagan Alur Proses : Anggaran Pembelian Tenaga Listrik dan Sewa Pembangkit.
6.2.4 Bagan Alur Proses : Anggaran Pemeliharaan.
6.2.5 Bagan Alur Proses : Anggaran Kepegawaian.
6.2.6 Bagan Alur Proses : Anggaran Administrasi.
6.2.7 Bagan Alur Proses : Anggaran Bahan Bakar.
6.2.8 Bagan Alur Proses : Hibah Tunai/PFK Investasi.
6.2.9 Bagan Alur Proses : Anggaran SHL Anak Perusahaan.
 
6.3 Tabel terdiri dari :

6.3.1 Program Rencana Kerja.


6.3.2 Divisi Teknis Terkait. 
.

11
 
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAP LEMBAR KERJA ANGGARAN OPERASI Formulir 1

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

dalam ribuan

PT. PLN (Persero)


Daftar No. 1
Satuan Administrasi

Lembar Kerja Anggaran Operasi


Tahun n Perihal Pendapatan & Biaya
( dalam Ribuan Rupiah)

Pos
Rincian Ref. AO. No. Jumlah AKO
Anggaran

1 Produksi & Penjualan


1.1. MWh Loko Sentral (Bruto)
- Produksi
- Pemakaian sendiri sentral
- Losses Trafo
1.2. Produksi Sewa
1.3. MWh Loko Sentral (Netto)
1.4. Beban Puncak rata - rata
1.5. Harga Jual rata-rata (Rp./kWh) - Harga Transfer (PPA)
1.6. Tarip PSA (Rp./kWh)
1.7. Tarip TSA (Rp./kW.Av.th)

2 Pendapatan Operasi
2.1. Pendapatan penjualan tenaga listrik
- Pendapatan transfer (PPA)
- Pendapatan PSA
- Pendapatan TSA
2.2 Pendapatan Biaya Penyambungan (BP)
2.3. Pendapatan lain-lain

3 Biaya Operasi
3.1. Biaya Sewa Pembangkit
3.2. Biaya Bahan Bakar dan Minyak Pelumas
- Bahan Bakar Minyak
HSD
MFO
IDO
PPO
- Minyak pelumas
- Gas Alam
- Batu Bara
- Panas Bumi
- Bahan Kimia
- Retribusi penggunaan Air
- Ongkos Angkut BBM
3.3. Pembelian Listrik IPP dan Swasta
3.4. Biaya Pemeliharaan
- Material
- Jasa Borongan
3.5. Biaya Kepegawaian
3.6. Biaya Administrasi
3.7. Biaya Penyusutan Aktiva
Jumlah Biaya Operasi

4 Laba/(Rugi) Operasi

5 Pendapatan/(Beban) di luar Operasi


5.1. Pendapatan
5.2. Beban Pensiun ( )
5.3. Beban Lain-lain ( )
5.4. Beban Pinjaman ( )
5.5. Beban Selisih Kurs ( )
Jumlah Pendapatan/(Beban) di luar Operasi

6 Laba/Rugi

12
PT. PLN (Persero) FORMULIR RINCIAN LKAO Formulir 2

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

dalam ribuan
UNIT ….
LEMBAR KERJA ANGGARAN OPERASI (LKAO) TAHUN N

FUNGSI/ DISBURSE PER TAHUN


SCORE HARGA
PRK Kode URAIAN KEGIATAN Vol. SAT TOTAL KETERANGAN
PRIORITAS SATUAN
Perkiraan
Thn N-1 Thn N Thn N+1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

……………, ……….. (tempat, Tanggal‐bulan‐tahun)
General Manager
tandatangan

…………………………. (nama jelas)

13
PT PLN (Persero) FORMULIR LKAI Formulir 3
:
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PT. PLN (PERSERO)
Unit…………
LEMBAR KERJA ANGGARAN INVESTASI (LKAI) TAHUN n
dalam ribuan
REALISASI PREDIKSI RENCANA ANGGARAN KAS INVESTASI / DISBURSE
TOTAL NILAI
NO PEMBAYARAN PEMBAYARAN ANGGARAN STL Tahun
NO RUPTL SCORE URAIAN KEGIATAN KONTRAK / Tahun n Tahun n+1 SUMBER DANA
PRK KONTRAK SD KONTRAK Tahun Tahun n n+1
ANGGARAN
Tahun n-2 n-1 Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah Valas
1 2 3 4 5 6 7 8= (5‐6‐7) 9 10 11 12 13 14 15

APLN
APBN
CBL
SLA

TOTAL APLN
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL APBN
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL SLA
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL COMMITED BANK LOAN
- LUNCURAN
- MURNI

……………, ……….. (tempat, Tanggal‐bulan‐tahun)
General Manager
tandatangan

…………………………. (nama jelas)
Keterangan Pengisian :
1. Kolom 1 : Diisi dengan No PRK masing2 Unit (lihat Sheet Kode PRK 2013)
2. Kolom 2 : Diisi dengan Nomor sesuai identifikasi proyek pada RUPTL 
3. Kolom 3 : Diisi dengan score prioritas investasi 2013
4. Kolom 4 : Diisi dengan kegiatan proyek

5. Kolom 5 : Diisi dengan total nilai Kontrak (pekerjaan luncuran), atau Total nilai Anggaran (pekerjaan Murni)
6. Kolom 6 : diisi dengan data Realisasi pembayaran sd th. 2011
7. Kolom 7 : diisi dengan data Prediksi Realisasi pembayaran th 2012
8 Kolom 8 : Jelas
9 Kolom 9 : Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah th 2013
10 Kolom 10 : Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) th 2013
11 Kolom 11 : Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah th 2014
12 Kolom 12 : Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) th 2014
13 Kolom 13: Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah setelah th 2014
14 Kolom 14: Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) setelah th 2014
15 Kolom 15: Sumber pendanaan kegiaatn

14
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAP LKAI Formulir 4

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PT. PLN (PERSERO)
Unit ……….
LEMBAR REKAPITULASI ANGGARAN INVESTASI APLN TAHUN 2013
dalam ribu rupiah
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN KAS INVESTASI UNSUR VALAS KDIV
NO FUNGSI
LANJUTAN MURNI TOTAL LANJUTAN MURNI TOTAL AKI SUPERVISI
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6 + 7 9 10

1 Pembangkit …USD KDIV KIT ….


2 Transmisi & GI … Yen KDIV TRS …
3 Distribusi … NZD ….
4 Sarana ..Euro
5 Rutin Konstruksi
….. …..
JUMLAH APLN

tempat., tanggal‐bulan‐tahun
GM / Kepala Pusat

Keterangan Pengisian : ……………….
1. Kolom 1 : cukup jelas.
2. Kolom 2 : diisi dengan kelompok fungsi kegiatan.
3. Kolom 3 : diisi dengan nilai anggaran yg belum selesai/terbayar di tahun 2013 dan tahun selanjutnya.
4. Kolom 4 : diisi dengan nilai anggaran pekerjaan/kegiatan baru yg akan dilaksanakan di tahun 2013.
5. Kolom 5 : penjumlahan kolom 3 dan kolom 4.
6. Kolom 6 : rencana pembayaran/AKI 2013 untuk kegiatan lanjutan/multiyears dalam mata uang rupiah.
7. Kolom 7 : rencana pembayaran/AKI 2013 untuk kegiatan baru dalam mata uang rupiah.
8 Kolom 8 : penjumlahan kolom 6 dan kolom 7.
9 Kolom 9 : rencana AKI 2013 dalam mata uang asing (valas), yang merupakan bagian dari kolom 8
kolom ini diisi jika Unit mempunyai rencana pembayaran dalam bentuk valas
10 Kolom 10 : Kepala Divisi pembina kegiatan

15
PT PLN (Persero) FORMULIR PROYEKSI POSISI KEUANGAN Formulir 5

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PROYEKSI POSISI KEUANGAN


Satuan Administrasi (Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n-1 Tahun n Tahun n+1 Tahun n+2
URAIAN
Audited RKAP Real. Smt I Usulan RKAP Proyeksi Proyeksi
a b c d
1. ASET TIDAK LANCAR
1. Aset Tetap Operasi (Netto) - - - - - -
2. Aset Tetap Operasi (Bruto) -
3. Akumulasi Penyusutan -
4. Pekerjaan Dalam Pelaksanaan -
5. Aktiva Lainnya
6. Penyertaan & Properti
7. Aktiva Pajak Tangguhan
8. Piutang Pihak Hubungan Istimewa
Jumlah Aset Tidak Lancar - - - - - -
2. ASET LANCAR
1. Kas dan Bank
2. Investasi Sementara
3. Piutang
4. Persediaan Bahan Bakar dan Pelumas - - - - - -
1. BBM
2. Batu bara
3. Lain-Lain
5. Persediaan Material Pemeliharaan
6. Aktiva Lancar Lainnya
Jumlah Aset Lancar - - - - - -
JUMLAH ASET - - - - - -
1. EKUITAS
1 Modal Saham Ditempatkan dan Disetor
2 Saldo Laba / (Defisit)
3 Laba / (Rugi) tahun berjalan - - - - -
Jumlah Ekuitas - - - - - -
AKUN PENUTUP ANTAR SATUAN
2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
1. Pendapatan Ditangguhkan
2. Kewajiban Pajak tangguhan
3. Pinjaman Jangka Panjang
4. Obligasi
5. Kewajiban Leasing
6. Utang Bank
7. Kewajiban Imbalan Kerja
8. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang - - - - - -
3. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1. Biaya masih harus dibayar
2. Uang Jaminan Langganan
3. Utang Biaya Proyek
4. Pinjaman Jangka Panjang Jatuh Tempo
5. Utang Pajak
6. Utang Usaha
7. Utang Lain-lain
8. Kewajiban Imbalan Kerja
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek - - - - - -
EKUITAS DAN KEWAJIBAN - - - - - -

- - - - - -

16
PT PLN (Persero) FORMULIR PROYEKSI LABA/RUGI KOMPERHENSIF Formulir 6

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PROYEKSI LABA/RUGI KOMPERHENSIF


Satuan Administrasi (Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n-1 Tahun n Tahun n+1 Tahun n+2
URAIAN
Audited RKAP Real. Smt I Usulan RKAP Proyeksi Proyeksi
a b c d e d d
1. PRODUKSI DAN PENJUALAN
1. GWh Loko Sentral (Bruto Production)
2. GWh Penjualan Tenaga Listrik
3. Pertumbuhan Penjualan (%)
4. Susut Jaringan (%)
5. Harga Jual Rata-rata (Rp/kWh)
6. BPP (Rp/kWh)

2. PENDAPATAN USAHA - - - - - -
1. Penjualan Tenaga Listrik -
2. Subsidi Listrik Pemerintah
3. Penyambungan Pelanggan -
4. Lain-Lain -
3. BIAYA USAHA - - - - - -
1. Bahan Bakar dan Pelumas - - - - - -
1. Bahan Bakar Minyak -
2. Minyak Pelumas -
3. Gas Alam -
4. Batu bara & Gasifikasi Batu Bara -
5. Panas Bumi & Alternatif -
6. Air -
2. Pembelian Tenaga Listrik & Sewa Pembangkit - - - - - -
1. Pembelian Tenaga Listrik IPP -
2. Pembelian Tenaga Listrik Antar Unit PLN
3. Sewa Pembangkit -
3. Pemeliharaan - - - - - -
1. Material -
2. Jasa Borongan -
4. Kepegawaian - - - - - -
1. Biaya Pegawai -
2. Biaya Manfaat Pegawai -
5. Penyusutan -
6. Administrasi - - - - - -
1. Administrasi Niaga -
2. Administrasi Umum -
7. Biaya Produksi (Khusus AP, Pusat Jasa)
4. LABA (RUGI) USAHA - - - - - -
5. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN - - - - - -
1. Penghasilan Bunga
2. Beban Bunga dan Keuangan
3. Laba (Rugi) Kurs Mata Uang Asing - Bersih
4. Lain-lain bersih
6. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK - - - - - -
7. PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK KINI AP
8. LABA (RUGI) SETELAH PAJAK - - - - - -
9. LABA (RUGI) LUAR BIASA
10. LABA (RUGI) BERSIH - - - - - -

17
Formulir 7
PT PLN (Persero) FORMULIR ARUS KAS

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

ARUS KAS
Satuan Administrasi
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
URAIAN
Audited RKAP Usulan RKAP
a b c d
1. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS USAHA - - -
1. Penerimaan Penjualan
2. Penerimaan Usaha Lainnya
3. Penerimaan UJL
4. Penerimaan Biaya Penyambungan
5. Penerimaan Subsidi Listrik
6. Penerimaan / (Pembayaran) Lainnya - - -
1. Penerimaan Di luar Usaha
2. Pembayaran Di luar Usaha
4. Pembayaran PUM KPR
5. Angsuran Uang Muka PUM - KPR
7. Biaya Usaha ( ) - - -
1. Pembelian Tenaga Listrik ( )
2. Sewa Pembangkit ( )
3. Bahan Bakar & Pelumas ( ) - - -
1. BBM ( )
2. Batu bara ( )
3. Pelumas & Bahan Bakar Lainnya ( )
4. Pemeliharaan ( ) - - -
1. Material ( )
2. Jasa ( )
5. Biaya Kepegawaian ( )
6. Biaya Administrasi ( )
8. Angsuran Beban Pinjaman ( )
9. Pembayaran Denda Pertamina ( )
10. Pembayaran Utang Usaha Operasi ( )
11. Pembayaran Pokok Pinjaman Modal Kerja
12. Pembayaran Pajak Penghasilan ( )
13. Angsuran Utang Pajak
14. Pengiriman Uang Ke Kantor Pusat
2. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI - - -
1. Aktiva Tetap dan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan - - -
a. Investasi APLN
b. Investasi APBN
c. Investasi SLA
d. Investasi Committed Bank Loan
2. Reimburse Bridging
3. Pembayaran IDC, Premi Insurance & Bea Masuk
4. Investasi Lainnya
5. Penyertaan/Akuisisi
6. Investasi Sementara
3. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN - - -
1. Committed Bank Loan & Pinjaman Baru - - -
a. Committed bank loan
b. Pinjaman baru - - -
1. Pinjaman Investasi
2. Pinjaman Modal Kerja
2. SLA dan DIPA
3. Angsuran Pokok ( )
4. Pembayaran Utang kepada Pemerintah (RDI)
5. Pembayaran Arrears IPP
6. Pembayaran Dividen
7. Angsuran Leasing ( )
8. Kas Yang Dibatasi Penggunaannya
9. Penerimaan Uang Dari Kantor Pusat
4. NAIK / (TURUN) KAS / BANK - - -
5. SALDO AWAL KAS / BANK - -
6. SALDO AKHIR KAS / BANK - - -

- - -

18
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAPITULASI PENJUALAN Formulir 8
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :
REKAPITULASI PENJUALAN
TAHUN n
Satuan Administrasi
Penjualan (MWh) Pendapatan (Rp. Ribu) Harga Jual
Golongan Tarif
Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah (Rp./kWh)
a b c d e f g h i j k l
S.1 - -
S.2 450 VA - -
900 VA - -
1300 VA - -
2.200 VA - -
> 2.200 s/d 200KVA - -
S.3 > 200 KVA - -
S - - - - - - - - - -
R.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1300 VA - -
2.200 VA - -
R.2 > 2.200 s/d 6.600 VA - -
R.3 > 6.600 VA - -
R - - - - - - - - - -
B.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
B.2 > 2.200 s/d 200 KVA - -
B.3 > 200 KVA - -
B - - - - - - - - - -
I.1 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
2.200 VA s/d 14 KVA - -
I.2 > 14 KVA s/d 200 KVA - -
I.3 > 200 KVA - -
I.4 > 30.000 KVA - -
I - - - - - - - - - -
P.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
> 2.200 s/d 200 KVA - -
P.2 > 200 KVA - -
P.3 - -
P - - - - - - - - - -
T > 200 KVA - -
C > 200 KVA - -
M ( MULTIGUNA ) - -
JUMLAH : - - - - - - - - - -

19
Formulir 9
PT PLN (Persero) FORMULIR PENAMBAHAN PELANGGAN,DAYA PENYAMBUNGAN DAN BP
:
:
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PENAMBAHAN PELANGGAN, DAYA TERSAMBUNG, DAN BIAYA PENYAMBUNGAN


TAHUN n
Satuan Administrasi
Penambahan Pelanggan (Plg) Penambahan Daya Tersambung (VA) Tarif BP Penerimaan BP
Golongan Tarif
Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah (Rp./VA) (Rp.)
a b c d e f g h i j k l m
S.1 - - -
S.2 450 VA - - -
900 VA - - -
1300 VA - - -
2.200 VA - - -
> 2.200 s/d 200KVA - - -
S.3 > 200 KVA - - -
S - - - - - - - - - - -
R.1 s/d 450 VA - - -
900 VA - - -
1300 VA - - -
2.200 VA - - -
R.2 > 2.200 s/d 6.600 VA - - -
R.3 > 6.600 VA - - -
R - - - - - - - - - - -
B.1 s/d 450 VA - - -
900 VA - - -
1.300 VA - - -
2.200 VA - - -
B.2 > 2.200 s/d 200 KVA - - -
B.3 > 200 KVA - - -
B - - - - - - - - - - -
I.1 450 VA - - -
900 VA - - -
1.300 VA - - -
2.200 VA - - -
2.200 VA s/d 14 KVA - - -
I.2 > 14 KVA s/d 200 KVA - - -
I.3 > 200 KVA - - -
I.4 > 30.000 KVA - - -
I - - - - - - - - - - -
P.1 s/d 450 VA - - -
900 VA - - -
1.300 VA - - -
2.200 VA - - -
> 2.200 s/d 200 KVA - - -
P.2 > 200 KVA - - -
P.3 - - -
P - - - - - - - - - - -
T > 200 KVA - - -
C > 200 KVA - - -
M ( MULTIGUNA ) - - -
JUMLAH : - - - - - - - - - - -

20
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN BIAYA PENYAMBUNGAN Formulir 10

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PENDAPATAN BIAYA PENYAMBUNGAN


TAHUN n
Satuan Administrasi
Tarif
NO. KETERANGAN CATATAN JUMLAH (Rp)
Amortisasi
a b c d e

1. Saldo Awal BP Tersambung ( 1 Januari Tahun n )


- BP Tahun s/d 31 Maret 1993 0 a
- BP 1 April Tahun 1993 s/d 31 Desember 1993 1/4 x 5% b
- BP Tahun 1994 s/d 31 Desember Tahun n-1 Tersambung 5% c
Jumlah BP Tersambung s/d 31 Desember Tahun n-1 d -
2. Penambahan BP Tersambung 1 Januari s/d 31 Desember Tahun
5%n e -
3. Saldo BP Tersambung ( Per 31 Desember Tahun n) f=d+e -
4. Saldo BP Belum Tersambung ( 31 Desember Tahun n ) g -
Jumlah BP s/d 31 Desember Tahun n h=f+g -
5. Akumulasi Amortisasi s/d Tahun lalu ( s/d 31 Desember Tahun n-1) i
6. Amortisasi BP 1 Januari s/d 31 Desember Tahun n (L/R Tahun Berjalan) j -
Jumlah Amortisasi BP ( Per 31 Desember Tahun n ) k=i+j -

Saldo Biaya Penyambungan ( Neraca ) l=h-k -

21
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN USAHA LAINNYA Formulir 11

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PENDAPATAN USAHA LAINNYA


TAHUN n
Satuan Administrasi (Dalam Ribuan Rupiah)
No. Uraian Jumlah
a b c

1 Sewa Trafo, Genset, dan Kapasitor


2 Pendapatan Pemakaian Trafo
3 Pendapatan Bea Materai
4 Pendapatan Biaya Administrasi :
5 Perubahan Daya Tersambung / Gol. Tarif
6 Lain-lain Opal
7 Lain - Lain

8 Pendapatan Jasa-Jasa Unit Penunjang : -


- Anak Perusahaan
- Intern Holding
- Luar PLN

9 Pendapatan Anak Perusahaan : -


- Antar Anak Perusahaan
- Intern Anak Perusahaan
- Luar PLN

Jumlah -

22
PT PLN (Persero) FORMULIR KOMPOSISI PRODUKSI, VOLUME, BIAYA BHAN BAKAR & PELUMAS Formulir 12

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

KOMPOSISI PRODUKSI, VOLUME, DAN BIAYA BAHAN BAKAR & PELUMAS


TAHUN n
Satuan Administrasi
Produksi Bahan Bakar
MWh Volume Ongkos Angkut SFC / SLC
Jenis Bahan Bakar Harga Total Biaya
(%) Satuan Jumlah Rata-rata
Sendiri Sewa Jumlah Satuan Sendiri Sewa Jumlah OA Rata-rata (Rp. Ribu)
(Rp. Ribu)
a b c d e f g h i j k l m n

HSD - Liter - - - -
MFO - Liter - - - -
IDO - Liter - - - -
Total BBM - - - - - - -

Bio Fuel - Liter - - - -


Batu Bara - Ton - - -
Gas Alam - BBTU - - -
Panas Bumi - kWh - - -
Tenaga Air - - -
Gasifikasi BB - - - -
Alternatif - - -

Total Non BBM - - - -


Pelumas, Campuran, & Bahan Kimia - - -
Total - - - -

23
PT PLN (Persero) FORMULIR NERACA ENERGI Formulir 13

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

NERACA ENERGI
TAHUN n
Satuan Administrasi
No Uraian KWh %
a b c d

1. Produksi Sendiri
PLTA
PLTU
PLTD
PLTG
PLTP
PLTGU
Jumlah Produksi Sendiri -
2. Produksi Sewa -
3. Pembelian IPP -
4. Diterima Dari Unit Lain -
Loko Sentral (Bruto) -
5. Pemakaian Sentral
Loko Sentral (Netto) -
6. Pemakaian Sendiri GI
7. Susut Transmisi
8. Dikirim Ke Unit Lain -
Disalurkan Ke Distribusi -
8. Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi
9. Susut Distribusi -
Energi (kWh) Terjual -

Susut Jaringan (Losses) -

Rincian Penerimaan kWh Antar Unit PLN


No Unit KWh
1
2
3

JUMLAH -

Rincian Pengiriman kWh Antar Unit PLN


No Unit KWh
1
2
3

JUMLAH -

24
PT PLN (Persero) FORMULIR KEBUTUHAN SUBSIDI Formulir 14

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

KEBUTUHAN SUBSIDI
TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)

No Uraian Jumlah

a b c

1 Beban Usaha -
2 Beban Bunga dan Keuangan -
3 Non Allowable Cost (NAC)
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) -
BPP / kWh

3 Margin …. % -
BPP + Margin -

4 Pendapatan Tenaga Listrik -

Kebutuhan Subsidi -

25
PT PLN (Persero) FORMULIR PEMBELIAN TENAGA LISTRIK IPP DAN SWASTA Formulir 15

No. Dokumen : Revisi : Tanggal : Halaman :

PEMBELIAN TENAGA LISTRIK IPP DAN SWASTA


TAHUN n
Satuan Administrasi
No Unit IPP Jenis Bahan Produksi Harga/kWh Biaya
a b Bakar
c (MWh)
e (Rp./kWh)
f (Rp. Ribu)
g

1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
7 -
8 -
9 -
10 -

Jumlah - -

26
Formulir 16
PT PLN (Persero) FORMULIR PEMBELIAN TENAGA LISTRIK ANTAR UNIT (GRID)

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PEMBELIAN TENAGA LISTRIK ANTAR UNIT (GRID)


TAHUN n
Satuan Administrasi
Target Harga Harga Energi (Rp./kWh) Transfer Energi (MWh) Pendapatan / Biaya (Rp. Ribu)
No Transfer Dari / Ke
Kapasitas Kapasitas LWBP WBP LWBP WBP Jumlah Beban Kapasitas Energi Sistem Jumlah
a b c d e f g h i j k l

1 - - - -
.
.
.
5 - - - -
6 - - - -
7 - - - -
8 - - - -

Jumlah - - - - - -

27
PT PLN (Persero) FORMULIR SEWA PEMBANGKIT Formulir 17

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

SEWA PEMBANGKIT
TAHUN n
Satuan Administrasi
Jenis Bahan Produksi Harga/kWh Biaya Sewa (Rp. Ribu)
No Pembangkit / Pemasok Kapasitas (MW)
Bakar (MWh) (Rp./kWh) Harga Energi Mob & Demob Jumlah
a b c d e f g h i

1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
6 - -
7 - -
8 - -
9 - -
10 - -

Jumlah - - - - -

28
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA PEMELIHARAAN Formulir 18

No. Dokumen : Revisi : Tanggal : Halaman :

BIAYA PEMELIHARAAN PER UNSUR


TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)
No Unsur Material Jasa Jumlah
Gudang Non-Gudang
a b c d e f

1 Instalasi Pembangkit -
2 Instalasi Transmisi -
3 Instalasi Distribusi
4 Sarana Gedung -
5 Sarana Kendaraan -
6 Sarana Teknologi Informasi -
7 Sarana Telekomunikasi
8 Sarana Perlengkapan Umum

TOTAL - - -

BIAYA PEMELIHARAAN PER FUNGSI


TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)
No Fungsi Material
Jasa Jumlah
Gudang Non-Gudang
a b c d e f=d+e

1 Pembangkitan PLTA -
2 Pembangkitan PLTU -
3 Pembangkitan PLTD -
4 Pembangkitan PLTG -
5 Pembangkitan PLTP -
6 Pembangkitan PLTGU -
7 Sistem Transmisi -
8 Sistem Teleinformasi Data -
9 Sistem Distribusi -
10 Tata Usaha Langganan -
11 Tata Usaha -
12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan -
13 Bengkel -
14 Laboratorium -
15 Jasa - jasa Teknik -
16 Wisma dan Rumah Dinas -
17 Telekomunikasi -
18 Rupa - rupa Jasa Umum -
19 Pendidikan dan Latihan -

TOTAL - - -

Non-Cash)
Kolom c : Nilai material Pemeliharaan berupa stok gudang yang sudah dimiliki Unit (
Kolom d : Nilai pembelian material baru yang direncanakan
Kolom f : Nilai kebutuhancash

29
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA KEPEGAWAIAN Formulir 19

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

BIAYA KEPEGAWAIAN PER UNSUR BIAYA KEPEGAWAIAN PER FUNGSI


TAHUN n TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah) (Ribuan Rupiah)

No. URAIAN Tunai Non Tunai Jumlah No. URAIAN Tunai Non Tunai Jumlah
a b c d e a b c d e

1 Tarif Grade - 1 Pembangkitan PLTA -


2 Tarif Grade Transisi - 2 Pembangkitan PLTU -
3 Tunjangan Posisi - 3 Pembangkitan PLTD -
Sub Jumlah Penghasilan Bulanan - - - 4 Pembangkitan PLTG -
5 Pembangkitan PLTP -
4 Tunjangan Cuti Tahunan - 6 Pembangkitan PLTGU -
5 Tunjangan Cuti Besar - 7 Sistem Transmisi -
6 Penghargaan Kesetiaan Kerja / Winduan - 8 Sistem Teleinformasi Data -
7 Pesangon Pensiun Normal - 9 Sistem Distribusi -
8 Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) - 10 Tata Usaha Langganan -
9 Iuran Pemberi Kerja - 11 Tata Usaha -
10 Asuransi Pegawai - 12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan -
11 Beban Pajak - 13 Bengkel -
Sub Jumlah Cuti & Lainnya - - - 14 Laboratorium -
15 Jasa - jasa Teknik -
12 Biaya Peserta Latihan (dikelola Unit-Unit) - 16 Wisma dan Rumah Dinas -
13 Biaya Diklat (dikelola Kantor Pusat & Jasdik) - 17 Telekomunikasi -
14 Pakaian Dinas - 18 Rupa - rupa Jasa Umum -
15 Perawatan Kesehatan - 19 Pendidikan dan Latihan -
16 Uang Lembur -
17 Uang Makan Lembur - Jumlah Biaya Kepegawaian - - -
18 Bonus / Insentif -
19 Bantuan Pengganti Fasilitas Perumahan (BPFP) -
20 Biaya Kepegawaian Lainnya *) - - -
Sub Jumlah Diklat & Lainnya - - -

21 Beban Manfaat Pekerja Perusahaan (PSAK 24) -

Jumlah Biaya Kepegawaian - - -

*) RINCIAN RUPA-RUPA BIAYA KEPEGAWAIAN


No. URAIAN Tunai Non Tunai Jumlah

1 Pembinaan Spiritual, Budaya & Olah Raga (SBO) -


Pesangon Pegawai Berhenti Bekerja sebelum usia
2 -
Pensiun Normal
3 Bantuan Kematian / Pemakaman -
4 Pay for Performance (P3) -
5 Masa Persiapan Pensiun (MPP) -
6 Pensiun Dini -
JUMLAH - -

30
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA PENYUSUTAN Formulir 20

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

BIAYA PENYUSUTAN
TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)
No Fungsi Tahun n-1 Tahun n
a b c d
1 Pembangkitan PLTA
2 Pembangkitan PLTU
3 Pembangkitan PLTD
4 Pembangkitan PLTG
5 Pembangkitan PLTP
6 Pembangkitan PLTGU
7 Sistem Transmisi
8 Sistem Teleinformasi Data
9 Sistem Distribusi
10 Tata Usaha Langganan
11 Tata Usaha
12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan
13 Bengkel
14 Laboratorium
15 Jasa - jasa Teknik
16 Wisma dan Rumah Dinas
17 Telekomunikasi
18 Rupa - rupa Jasa Umum
19 Pendidikan dan Latihan
TOTAL - -

31
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA ADMINISTRASI Formulir 21

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

BIAYA ADMINISTRASI PER UNSUR BIAYA ADMINISTRASI PER FUNGSI


TAHUN n TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah) (Ribuan Rupiah)
No Uraian Tunai Non Tunai Jumlah No Fungsi Tunai Non Tunai Jumlah
a b c d e a b c d e

1.1 Pengelolaan Pelanggan - 1 Pembangkitan PLTA -


1.2 Baca Meter - 2 Pembangkitan PLTU -
1.3 Cetak Rekening (SOPP) - 3 Pembangkitan PLTD -
1.4 Blanko Rekening (Bill form) - 4 Pembangkitan PLTG -
1.5 Biaya Penagihan (Collection fee) - 5 Pembangkitan PLTP -
1.6 Biaya Pemutusan dan Penyambungan Kembali - 6 Pembangkitan PLTGU -
1.7 Biaya P2TL - 7 Sistem Transmisi -
1.8 Biaya Penyisihan Piutang - 8 Sistem Teleinformasi Data -
1.9 Biaya Pemasaran - 9 Sistem Distribusi -
Sub. Jumlah Administrasi Niaga - - - 10 Tata Usaha Langganan -
11 Tata Usaha -
2.1 Honorarium, Tantiem/Insetif Kinerja Direksi dan - 12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan -
2.2 Komisaris
Pemakaian Perkakas dan Peralatan - 13 Bengkel -
2.3 Asuransi - 14 Laboratorium -
2.4 Perjalanan Dinas Non Diklat - 15 Jasa - jasa Teknik -
2.5 Perjalanan Dinas Diklat - 16 Wisma dan Rumah Dinas -
2.6 Perjalanan Dinas Mutasi Jabatan - 17 Telekomunikasi -
2.7 Teknologi Informasi - 18 Rupa - rupa Jasa Umum -
2.8 Listrik, Gas dan Air - 19 Pendidikan dan Latihan -
2.9 Pos dan Telekomunikasi -
2.10 Biaya Bank - JUMLAH ADMINISTRASI - - -
2.11 Bahan Makanan dan Konsumsi - TRUE
2.12 Sewa Gedung / Tanah -
2.13 Sewa mesin Foto Copy dan Kelengkapannya -
2.14 Alat dan Keperluan Kantor -
2.15 Barang Cetakan -
2.16 Pajak / Retribusi -
2.17 Iuran, Abodemen dan Iklan -
2.18 Penerbitan -
2.19 Biaya Keamanan -
2.20 Biaya Amortisasi -
2.21 Biaya Penyisihan Material -
2.22 Lain-lain -
Sub. Jumlah Administrasi Umum - - -

JUMLAH ADMINISTRASI - - -

32
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN ( BEBAN ) DI LUAR OPERASI Formulir 22

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

PENDAPATAN DI LUAR OPERASI BEBAN DI LUAR OPERASI


TAHUN n TAHUN n
Satuan Administrasi (Dalam Ribuan Rupiah) (Dalam Ribuan Rupiah)
No. Uraian Jumlah No. Uraian Jumlah
a b c a b c

1 Pendapatan Bunga 1 Perawatan Kesehatan Pensiun


2 Hasil Penjualan Aset Tetap yang Dihapus 2 Beban Penjualan Aset Tetap Yang akan dihapus
3 Hasil Penjualan Material yang Dihapus 3 Beban Penjualan Material Yang akan dihapus
4 Pendapatan Jasa-jasa 4 Penelitian Dan Pengembangan
5 Premi PPJU 5 Selisih Penerimaan BBM
6 Pendapatan PFK 6 Beban PFK
7 Selisih-selisih Laba 7 Selisih-selisih Rugi
8 Lainnya 8 Lainnya

JUMLAH - JUMLAH -

33
Formulir 23
PT PLN (Persero) FORMULIR IKHTISAR BEBAN OPERASI

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

IKHTISAR BEBAN OPERASI


TAHUN n
Satuan Administrasi (Dalam Ribuan Rupiah)
Bahan Bakar dan Beban Pemeliharaan Beban Kepegawaian Beban Administrasi Beban
Uraian / Fungsi Jumlah
Minyak Pelumas Pemakaian Material Jasa Borongan Gaji dan Lainnya Cuti Dan Lainnya Diklat dan Lainnya Adm Niaga Umum Penyusutan
a b c d e f g h i j k

- Pembelian T. Listrik *)
- Sewa diesel / Genset
- Beban Penggunaan Transmisi
Sub Total
PEMBANGKITAN :
PLTA
PLTU
PLTD
PLTG
PLTP
P L T G/U
Sub Total
TRANSMISI :
Transmisi
Tele Informasi Data
Sub Total
DISTRIBUSI :
Distribusi
Unit Pengatur Distribusi
Sub Total

TATA USAHA LANGGANAN


FUNGSI PENDUKUNG :
Tata Usaha
Gudang dan Persed. Bahan
Bengkel
Laboratorium
Jasa-Jasa Teknik
Wisma dan Rumah Dinas
Telekomunikasi
Rupa-Rupa Jasa Umum
Pendidikan dan Latihan
Sub Total
TOTAL
10/18/12 9:19 AM

34
PT PLN (Persero) ALUR PROSES PENYUSUNAN RKAP Bagan Alur 1

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
UNIT/ ANAK PERUSAHAAN DIV TEKNIS DIV ANG DIREKSI / DEKOM PEMEGANG SAHAM

Input
1. RJP
1.Kemampuan 
1. Asumsi
2. Sasaran Anggaran
Usaha 2. Sasaran Usaha
3. Strategi & 2. Prioritas
Prioritas  3.  Prioritas  Program
Program Program

Operasi :
Menyusun Proyeksi Keuangan & LKAO
Investasi :
Proses
Menyusun LKAI
Usulan Ya
RUPS
RKAP
Evaluasi Divisi Terkait sesuai
Konsinyering & Konsolidasi
Tabel 2

Tidak

Output
Usulan RKA Usulan RKA RKAP RUPS
Unit & AP Usulan Program 
Unit & AP pasca 
& Anggaran  / RKAP
Evaluasi

1. Proyeksi 
Keuangan
2. AKO & AKI

35
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN BAHAN BAKAR Bagan Alur 2

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
DIVAGA UNIT/AP DIVDIS DIVTRS DIVKIT DIVBTL DIVGBM DIVBAT DIVKONS DIVANG

Input
1.Pertumbuhan  1. Realisasi  1. Realisasi  1. Losses  Pemakaian  1.Daya  1.Ketersediaan  1.ICP
1. Losses  1.Kontrak PPA  1. Nilai Kurs
penjualan  penjualan Transmisi Sendiri  Mampu  Bahan Bakar
Distribusi IPP Data COD 2. PPN
2. Rasio  periode periode N Pembangkit Netto 2. Beta 
Elektrifikasi 2.Pemakaian  2.Capacity  2. Kondisi  Bahan Bakar
2.Pemakaian 
2.Daftar  2.Daftar  Sendiri  Factor Hidrologi
Sendiri Sistem 
3. Klasifikasi  tunggu dan  tunggu dan  Transmisi & GI 3. SFC
Distribusi
Pelanggan Potensi  Potensi 
Pelanggan Pelanggan 3. Transfer 
4. Potensi  antar unit
Pasar

MenentukanPorsi 
Produksi Sendiri 
Menghitung  dan Sewa
Rencana  Konsinyiring
Penjualan  Menghitung 
PeriodeN+1 Anggaran Energi

Proses

Menghitung  Menghitung  Menghitung  Menentukan Menghitung 


Energi Siap Salur  Energi Loko  Energi Loko  Rencana  Kebutuhan Bahan 
Transmisi Sentral Netto Sentral Brutto Pembelian TL IPP Bakar

Rencana  Rencana  Volume  Anggaran Bahan 


Output Energi Siap salur  Energi Loko  Energi Loko PembelianListrik  Kebutuhan 
Penjualan  Bakar
Transmisi Sentral Netto Sentral Brutto IPP Bahan Bakar
Periode N+1

NERACA ENERGI

36
PT PLN (Persero) ALUR PROSES : ANGGARAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK & SEWA PEMBANGKIT Bagan Alur 3

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
DIVDIS DIVKIT DIVGBM DIVBAT DIVBTL DIVKONS DIVANG

Input Data IPP Existing Data IPP Existing 1. Data COD Kit 


Energi Loko 
Data Teknis  (Availability,DC) (Heat Rate) Baru
Data Kontrak  Sentral Brutto
Pembangkit Sendiri
Sewa 
Existing
Eksisting 2. Data Teknis Kit 
(DMN, CF, Hear Rate 
baru
dll) (DMN, CF, Hear 
Data Indikator Rate dll)
Ekonomi
Tarif)
(Kurs, CPI,

Cek 
Kapasitas 
Sewa Menghitung Porsi 
dan alokasi 
tidak cukup Energi IPP
cukup
Menghitung 
Anggaran 
ProsesKontrak  Pembelian  Konsolidasi 
Menghitung Porsi 
Sewa Baru KomponenA & B Anggaran 
dan Alokasi 
Energi Produksi Pembelian dan 
Proses
Sendiri Sewa
Menghitung 
Anggaran 
Menghitung  Pembelian 
AnggaranSewa  KomponenC
Kit
Menghitung Porsi 
dan Alokasi 
Menghitung 
Energi Sewa
Anggaran 
Pembelian 
KomponenD

Anggaran Sewa  Porsi dan Alokasi  Porsi dan Alokasi  Anggaran  Anggaran  Anggaran  Anggaran 


Output Porsi dan Alokasi 
Kit Energi Produksi  Energi IPP Pembelian  Pembelian  Pembelian  Pembelian dan 
Energi Sewa
Sendiri Komponen A Komponen C  Komponen D  Sewa
(Energi) (Biaya Har)

37
Bagan Alur 4
ALUR PROSES:
PT PLN (Persero)
ANGGARAN PEMELIHARAAN

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
UNIT/AP KIT TRS DIS MUM ANG

Input 1. DataHistorical 1. StrategiP & Prioritas  1. RealisasiTahun N


2.Schedule  Perusahaan (Keandalan) 2. Besarnya tambahan 
Pemeliharaan/ Over  2. Target KPI Aset
Haul 3. Historikal Data / Realisasi Har  3. Target BPP
3. Penambahan Aset Per‐Fungsi KIT/TRS/DIS/Sarana 4. Rasio terhadap Aset
4. Emergency 4. Rasio terhadap Aset 5. Service Level 
5. Service Level Agreement  Agreement KMENKEU
KMENKEU

MenyusunKegiatan &
Anggaran  Evaluasi program kerja, volume &  Konsolidasi Program 
Proses Pemeliharaan tahun  anggaran pemeliharaan per Fungsi oleh  & Alokasi Pagu 
N+1 dlm LKAO  / Rutin Divisi terkait (Tabel 2) Anggaran
Konstruksi

Usulan Kegiatan
Anggaran Pemeliharaan 
& Anggaran  Program& Anggaranterverivikasi
Output dlm Proyeksi Keuangan
Pemeliharaan

38
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN KEPEGAWAIAN Bagan Alur 5

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
UNIT/AP SDM MUM SIM DIS ANG

Input 1 . Strategi & Prioritas  1. Realisasi Tahun N


1.  Historical/realisasi 
Biaya  Kepegawaian  2 . Target KPI
tahun N 3 . Realisasi tahun N 2. Trend/Benchmarking
4 . Kebijakan Perusahaan
2. Jumlah pegawai  Baru  5 . SLA KMENKEU 3. Kebijakan Perusahan
& Pensiun
4. SLA  KMKEU
3. Kebijakan Perusahaan

Menyusun usulan 
Anggaran Kepegawaian  Evaluasi program, volume & anggaran oleh Divisi  Konsolidasi Program 
Proses terkait sesuai Tabel 2 & Alokasi Pagu 
tahun N+1 dlm LKAO / 
Anggaran
Rutin Konstruksi

Proyeksi Awal Anggaran  Pagu Anggaran Kepegawaian & 


Program & Anggaran 
Kepegawaian &  Administrasi dlm Proyeksi 
Output terverivikasi
Administrasi  Keuangan tahun N+1

39
Bagan Alur 6
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN ADMINISTRASI
:

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
UNIT/AP SDM MUM SIM DIS ANG

Input 1. Historical/realisasi  1. Strategi & Prioritas  1. Realisasi Tahun N


Biaya Administrasi  2. Target KPI
tahun N  3. Realisasi tahun N 2. Trend/Benchmarking
4. Kebijakan Perusahaan
2. Program Kerja 5. SLA KMENKEU 3. Kebijakan Perusahan

3. Kebijakan  4. SLA  KMKEU
Perusahaan

Menyusun usulan 
Anggaran Administrasi  Evaluasi program, volume & anggaran oleh Divisi  Konsolidasi Program 
Proses tahun N+ 1  dlm LKAO /  terkait sesuai Tabel 2 & Alokasi Pagu 
Anggaran
Rutin Konstruksi 

Proyeksi Awal Anggaran  Pagu Anggaran Kepegawaian & 


Program & Anggaran 
Kepegawaian &  Administrasi dlm Proyeksi 
Output terverivikasi
Administrasi  Keuangan tahun N+1

40
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: HIBAH TUNAI / PFK INVESTASI Bagan Alur 7
No. Dokumen : Revisi : 0 Revisi : 0 Halaman :

Roles
FIHAK EKSTERNAL UNIT DIV TEKNIS DIV ANG DIV BDH

Input

Usulan 
Kegiatan

Menyusun  Merinci Kegiatan & 
Usulan Kegiatan  menghitung 
dan Biaya Anggarannya

Proses Pembayaran Ke
Rekening PLN Mengusulkan SKI  Evaluasi &
atas kegiatan tsb Proses SKI
Rekomendasi Melengkapi 
Administrasi AKB

Output Komitmen / MoU
SKI

Bukti Pembayaran/  Usulan SKI
Receipt Dropping

41
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN SHL ANAK PERUSAHAAN Bagan Alur 8

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Roles
ANAK PERUSAHAAN DIV TEKNIS DIV BTL DIV SIS DIV ANG RUPS AP DIV KEU DIV BDH

Input 1. Rencana 
1.Strategi  1.Strategi  1.Strategi 
Perusahaan 
Bisnis Perusahaan 
Perusahaan 
2. RJP AP Kelengkapan 
4. Persetujuan  2. Prioritas  2. KKO & KKF 2. RUPTL/ RJP  Kelengkapan 
Dokumen & 
Dekom AP Perusahaan Dokumen & 
Administrasi
5. Penugasan 3. Mitigasi  3. Prioritas  Administrasi
Perusahaan

Menyusun 
Program & 
Proses Evaluasi & Pembahasan Teknis /Resiko Persetujuan Menysun Draft  Penyelesaian 
Anggaran 
Perjanjian SHL Tagihan SHL
Investasi 

Konsolidasi 
Output Keputusan 
Usulan  Program, Anggaran RUPS
Perjanjian SHL Realisasi SHL
Investasi Program &  Investasi & Rencana 
Anggaaran 
Drawdown
Investasi

42
PT. PLN (Persero) PROGRAM RENCANA KERJA TABEL 1

No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :

Pedoman & Contoh PRK (Program Rencana Kegiatan)


1. Susunan PRK: D.C.B.A D: Tahun
C: Kode PRK Unit (3 huruf, sesuai butir 2 di bawah)
D:
Tahun 
B: Nomor urut Program/Kelompok Kegiatan
A: Nomor urut Kegiatan

C :
2. Contoh LKAI dengan PRK
Kode PRK 
Unit PT. PLN (PERSERO) P3B JB
LEMBAR KERJA ANGGARAN INVESTASI (LKAI) NON RUTIN (NR) TAHUN …….
B :
Nomor urut  Kode PRK Unit : BJB
Program / 
Kelompok 
NO NO SCORE
URUT RUPTL TOTAL
Kegiatan Total Volume/
URAIAN KEGIATAN ANGGARAN/
Satuan
KONTRAK
A : PRK
Nomor urut  1 2 3 4 5 6
Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan IBT 500/150 kV
19
10.7 Pengadaan dan pemasangan ...IBT ke-3 500 MVA berikut 1 lot 296,000
bay trafo di GIS Cawang
1
DC Supply
20
10.9 Penggadaan Batere 200 Ah 110 V DC untuk Penggantian 120 set 230
Batere Gardu Induk yang hasil ujinya dibawah 50 % utk
konvensional dst sesuai kolom
1 LKAI

10.9 Penggadaan Batere 300 Ah ... 50 % utk GIS 100 set 290
2
10.9 Penggadaan Batere 100 Ah 48 V DC ... 50 % 80 set 75
3
10.9 Pengadaan Batere 110 V 200 AH dan Rectifier untuk 2 set 400
double sistem di AGP dan Danayasa.

4
10.9 Pengadaan material cadang Batere 1 lot 3,506
5
3. Contoh penyebutan PRK untuk suatu Kegiatan

PRK.2012.BJB.20.4: Pengadaan Batere 110 V 200 AH dan Rectifier untuk double sistem di AGP dan Danayasa.

4. Manfaat PRK: Menyederhanakan komunikasi, koordinasi, administrasi & tetap perlu ketelitian, konsistensi, dan bila perlu koreksi.

5. Nomor PRK Unit Tahun 2013

No. NAMA ORGANISASI UNIT KODE No. NAMA ORGANISASI UNIT KODE


1 2 3 1 2 3
JAWA BALI SUMATERA INDONESIA TIMUR
01 Distribusi Bali DBL 27 Wilayah Kalimantan Barat WKB
02 Distribusi DKI Jaya & Tangerang DJY 28 Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah WKS
03 Distribusi Jawa Barat & Banten DJB 29 Wilayah Kalimantan Timur WKT
04 Distribusi Jawa Tengah & Yogyakarta DJG 30 Wilayah Maluku & Maluku Utara WMU
05 Distribusi Jawa Timur DJT 31 Wilayah Nusa Tenggara Barat WNB
06 P3B Jawa Bali BJB 32 Wilayah Nusa Tenggara Timur WNT
07 Pembangkitan Jawa Bali KJB 33 Wilayah Papua WPA
08 Pembangkitan Tanjung Jati B KTB 34 Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara & Barat WSS
09 UIP IV (Interkoneksi Sumatera Jawa) K04 35 Wilayah Sulawesi Utara, Tengah & Gorontalo WST
10 UIP V (Jaringan Jawa Bali 1) K05 36 UIP IX (Pembangkit Kalimantan) K09
11 UIP VI (Jaringan Jawa Bali 2) K06 37 UIP X (Jaringan Kalimantan) K10
12 UIP VII (Pembangkit Hidro Jawa) K07 38 UIP XI (Kitring Nusa Tenggara) K11
13 UIP VIII (Kit Thermal Jawa Bali) K08 39 UIP XII (Pembangkit Sulawesi) K12
40 UIP XIII (Jaringan Sulawesi) K13
14 UIP I (Pembangkit Sumatera) K01 41 UIP XIV (Kitring Papua dan Maluku) K14
15 UIP II (Jaringan Sumatera I) K02 PUSAT‐JASA
16 UIP III (Jaringan Sumatera II) K03 42 Jasa Manajemen Konstruksi JMK
17 P3B Sumatera BSM 43 Jasa Sertifikasi JSR
18 Pembangkit Sumatera Bagian Selatan KSS
44 Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan PPK

19 Pembangkit Sumatera Bagian Utara KSU 45 Pusat Enjinering dan Ketenagalistrikan PEK


20 Wilayah NAD WNA 46 Pusat Pendidikan dan Pelatihan PDL
21 Wilayah Riau & Kepulauan Riau WRK 47 Pusat Penelitian dan Pengembangan PLB
22 Wilayah Sumatera Barat WSB 48 Kantor Pusat PST
23 Wilayah Sumatera Utara WSU ANAK PERUSAHAAN
24 Wilayah Sumsel, Jambi, Bengkulu WSJ 49 Indonesia Power AIP
25 Wilayah Bangka Belitung WBE 50 PJB APB
26 Distribusi Lampung DLG 51 PLN Batam ABT
52 PLN Tarakan ATR
53 PLN Enjinering AEJ
54 Geothermal AGT
55 ICON + AIC
56 Batubara ABB
57 Heleyora AHY
58 Bahtera Adiguna ABA

43
PT PLN (Persero) DIVISI TEKNIS TERKAIT Tabel 2
:

No. Dokumen Revisi : 0 Tanggal : Halaman : 1 dari 2

Divisi Teknis pemberi Verifikasi & Rekomendasi
No. Program Kerja
KIT TRS DIS SIS EBT RET KON GBM BTL KEU SIM MUM BDH SDM

Investasi Pembangkit
1 PLTU skala kecil dan PLTGB 
(termasuk Lahan, UKL & UPL /Pra study)

2 Energi Baru dan  Terbarukan 
(a.l ,PLTA/PLTMH, PLTP, PLTS, PLT Angin)

3 Penambahan Kapasitas pembangkit (Sewa/BOT/BOOT) 
pada sistem interkoneksi termasuk prasarana

4 Fasilitas Bahan Bakar (CNG Plant / FRSU)

5 Kapitalisasi
Investasi Transmisi
6 Sistem Transmisi, GI, ScadaTel 

Investasi Distribusi
7 Sambungan Baru,Perkuatan Distribusi,
 evakuasi energi murah termasuk SEHEN

8 Kabel Laut 20 kV, SUTM 70 kV

Investasi Sarana
9 Aplikasi perangkat lunak/ Teknologi Informasi

10 Fasilitas, Gedung dan Tanah

11 Peralatan Penelitian/Laboratorium

Investasi Konstruksi 
12 Pembangkit & Transmisi ; Pendamping Loan;
Komisioning termasuk prasarana dan Konsumen TT

13 Rutin Konstruksi
‐ Kepegawaian
‐ Pemeliharaan & Administrasi

14 Investasi Anak Perusahaan (AP)
Pinjaman Investasi  kepada AP (Share Holder Loan )

15 Investasi usulan Direktorat /Divisi /Satuan pada Kantor Pusat

44
Tabel 2
PT PLN (Persero) DIVISI TEKNIS TERKAIT

No. Dokumen Revisi : 0 Tanggal : Halaman : 2 dari 2

Divisi Teknis pemberi Verifikasi & Rekomendasi
No. Program Kerja
KIT TRS DIS SIS EBT RET KON GBM BTL KEU SIM MUM BDH SDM

Operasi
15 Ongkos Angkut BBM, Bahan Kimia, Minyak Pelumas dan 

16 Sewa Pembangkit

17 Biaya Pemeliharaan :
a. Fungsi Pembangkitan
b. Fungsi Transmisi
c. Fungsi Distribusi
d. Fungsi Sarana

18 Biaya Kepegawaian dikelola oleh Unit

19 Biaya Administrasi dikelola oleh Unit :
a. Biaya IT
b. Biaya Niaga
c. Biaya Collection Fee
d. Biaya Administrasi Lainnya

20 Kesehatan Pensiun

45

Anda mungkin juga menyukai