NOMOR : 0 7 9 8 .K/DIR/2013
TENTANG
Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi perusahaan Perseroan
(Persero);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 207/PMK.05/2008 tentang Tata Cara
Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri yang diteruspinjamkan kepada
Badan Usaha Milik Negara/Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.05/2009;
8. Anggaran …
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-252/MBU/2009 jo
Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
KEP-224/MBU/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-
Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SK-179/MBU/2013
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan
Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
11. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 001.K/030/DIR/1994 tentang
Pemberlakuan Peraturan Sehubungan Dengan Pengalihan Bentuk Hukum
Perusahaan;
12. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 tentang Batasan
Kewenangan Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Direksi
PT PLN (Persero) Nomor 0596.K/DIR/2013;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 161.K/DIR/2011 tentang Pedoman
Proses Pembayaran di Tingkat PLN Unit Induk Pembangunan dan PLN Pusat;
14. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1029.K/DIR/2011 tentang
Pedoman Proses Pembayaran Pembiayaan Pengusahaan di Tingkat PLN Unit
Pelaksana Induk dan PLN Pusat;
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 023.K/DlR/2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja PT PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) Nomor 273.K/DIR/2013 dan Keputusan Direksi
PT_PLN (Persero) Nomor 0443.K/DIR/2013;
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 500.K/DIR/2013 tentang
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain di
Lingkungan PT PLN (Persero);
17. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0638.K/DIR/2013 tentang
Penetapan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Sebagai Bentuk Peraturan
Yang Memuat Materi Yang Sifatnya Mengatur.
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Perusahaan adalah PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.
3. Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan dan Kantor
Pusat adalah tata cara untuk mengatur pelaksanaan anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan
dan Kantor Pusat.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
(1) Maksud Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Tingkat Unit, Anak Perusahaan
dan Kantor Pusat adalah sebagai acuan bagi setiap pengguna anggaran dalam melaksanakan
tugas dan fungsi pengelolaan anggaran.
(2) Tujuan …
BAB I
DEFINISI / ISTILAH
1.1 Pedoman Perencanaan dan Pengendalian Anggaran adalah tata cara untuk mengatur pelaksanaan
anggaran di Unit, Anak Perusahaan dan Kantor Pusat.
1.2 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang selanjutnya disebut RKAP adalah penjabaran program
kegiatan usaha Perusahaan dalam satuan uang yang mempunyai kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran
yang disusun berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-101/MBU/2002 beserta
perubahannya.
1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah General Manager, Kepala Pusat-Pusat dan
Jasa serta Kepala Divisi Umum.
1.4 Anggaran Operasi yang selanjutnya disebut AO adalah program kerja yang dituangkan dalam satuan
uang dan menggambarkan program kerja operasi Perusahaan untuk masa satu tahun buku dan
berdasarkan ketentuan akuntansi Perusahaan dapat dibebankan ke dalam perhitungan laba rugi tahun
berjalan.
1.5 Anggaran Investasi yang selanjutnya disebut AI adalah program kerja yang dituangkan dalam satuan
uang dan dikeluarkan untuk memperoleh aktiva baru yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun, menambah masa manfaat atau meningkatkan kapasitas dari aktiva yang sudah ada.
1.6 Anggaran Investasi Murni adalah anggaran investasi yang dilaksanakan pada tahun berjalan dengan
menggunakan anggaran tahun berjalan.
1.7 Anggaran Investasi Luncuran adalah anggaran investasi yang sudah terkontrak pada tahun anggaran
sebelumnya, nilainya sebesar kontrak dikurangi dengan realisasi pembayaran pada tahun sebelumnya.
1.8 Anggaran Rutin Konstruksi adalah anggaran investasi yang digunakan untuk kegiatan operasional
pada Unit Induk Pembangunan yang terdiri dari biaya kepegawaian, biaya pemeliharaan, dan biaya
administrasi.
1.9 Lembaran Kerja Anggaran Operasi yang selanjutnya disebut LKAO adalah uraian kegiatan operasional
pada periode tahun anggaran, yang dijabarkan dalam proyeksi keuangan terdiri dari Proyeksi Posisi
Keuangan, Proyeksi Laba-Rugi Komprehensif dan Proyeksi Arus Kas sesuai dengan ketentuan
akuntansi yang berlaku disertai dengan lampiran pendukungnya.
1.10 Lembar Kerja Anggaran Investasi yang selanjutnya disebut LKAI adalah uraian kegiatan investasi pada
periode tahun anggaran yang terdiri dari nomor kegiatan sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga
Listrik (RUPTL), Program Rencana Kerja (PRK), uraian kegiatan, total nilai anggaran, realisasi
pembayaran di tahun sebelumnya, prediksi pembayaran tahun berjalan, nilai anggaran, nilai Anggaran
Kas Investasi (AKI) dan sumber pendanaannya yang setiap lembarnya ditandatangani oleh PA.
1.11 PRK adalah program kerja yang merupakan rencana kegiatan investasi dan operasi pada periode
tertentu dengan sistematika penomoran yang mengacu pada Tabel 1.
1.12 Unit adalah PLN Pembangkitan, PLN P3B, PLN Distribusi, PLN Wilayah, PLN Unit Induk
Pembangunan (UIP), Divisi Umum Kantor Pusat, PLN Pusat-Pusat dan PLN Jasa.
1.13 Unit Pelaksana adalah satuan organisasi satu tingkat di bawah Unit.
1.14 Anak Perusahaan yang selanjutnya disebut AP adalah Anak Perusahaan yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh PLN dan/atau laporan keuangannya terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan PLN.
1.15 Surat Kuasa Investasi yang selanjutnya disebut SKI adalah pelimpahan kewenangan Direksi kepada
PA (Pengguna Anggaran) atas pengelolaan dan pertanggungjawaban AI oleh Unit yang dipimpinnya.
1.16 Anggaran Kas Operasi yang selanjutnya disebut AKO adalah pagu anggaran kas yang disediakan
untuk melaksanakan program operasional Unit selama 1 (satu) tahun anggaran.
1.17 Anggaran Kas Investasi yang selanjutnya disebut AKI adalah pagu anggaran kas yang disediakan
untuk melaksanakan program investasi Unit selama 1 (satu) tahun anggaran yang didanai APLN.
1
1.18 Anggaran Kas Bulanan yang selanjutnya disebut AKB adalah pagu AKO dan AKI selama 1 (satu)
tahun yang dirinci berdasarkan kebutuhan bulanan.
1.19 Kajian Kelayakan Proyek yang selanjutnya disebut KKP adalah evaluasi untuk menilai kelayakan suatu
program investasi yang disusun oleh Unit dan AP atas usulan program investasi yang di dalamnya
mencakup Kajian Kelayakan Operasi (KKO), Kajian Kelayakan Finansial (KKF), dan Kajian Risiko.
1.20 Kapitalisasi adalah biaya operasi yang dapat dikapitalisasi dan diamortisasi sebagaimana diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16.
1.21 Share Holder Loan yang selanjutnya disebut SHL adalah pinjaman yang diberikan oleh Perusahaan
kepada AP untuk mendukung program investasi berdasarkan Perjanjian Pemberian Pinjaman yang
disepakati.
1.22 Komisioning adalah kegiatan yang terkait dengan uji coba peralatan/sistem baru untuk mengetahui
kesesuaian unjuk kerja dengan disain awal sebelum secara teknis maupun administrasi diterima dan
dioperasikan oleh Perusahaan.
1.23 Penugasan adalah pemberian wewenang antar Unit untuk melaksanakan sebagian kegiatan operasi
dan/atau investasi berdasarkan kesepakatan.
1.24 Aplikasi Anggaran Keuangan yang selanjutnya disebut A2K adalah aplikasi komputer (software) yang
digunakan dalam proses perencanaan dan pengendalian anggaran yang mencakup anggaran operasi
dan anggaran investasi.
1.25 APLN adalah dana yang bersumber dari kegiatan operasi dan non operasi Perusahaan, Tambahan
Modal Pemerintah, dan pinjaman yang diperoleh PLN tetapi tidak termasuk Subsidiary Loan
Agreement (SLA).
1.26 Subsidiary Loan Agreement (SLA) adalah pinjaman luar negeri yang diberikan oleh lembaga keuangan
internasional kepada Pemerintah Republik Indonesia yang diteruskan kepada Perusahaan.
1.27 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN adalah dana yang
dialokasikan oleh Pemerintah melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk pembangunan
sektor ketenagalistrikan.
1.29 Hibah Tunai adalah penyerahan asset/non asset dari Pihak Ketiga kepada Perusahaan dengan
sukarela tanpa syarat atau imbalan apapun yang harus dipenuhi Perusahaan baik sekarang maupun
yang akan datang.
BAB II
2.1 RKAP disusun sekurang-kurangnya memuat Rencana Kerja Perusahaan, Misi Perusahaan, Sasaran
Usaha, Strategi dan Program, Anggaran Perusahaan, Proyeksi Keuangan Perusahaan dan AP,
Rencana Kerja Program Kemitraan dan Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan, Hal-hal Lain yang
memerlukan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Profil Risiko Perusahaan dan
diselaraskan dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
2.2 Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran menyusun draft RKAP berdasarkan usulan Rencana
Kerja Anggaran (RKA) Unit dan draft RKAP AP yang dituangkan dalam LKAO dan LKAI sesuai format
Formulir 1 s/d 4 sebagai dasar Proyeksi Keuangan (Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas)
sesuai format Formulir 5 s/d 23 untuk waktu 1 (satu) tahun anggaran dengan memperhatikan RUPTL,
RJPP serta program kerja tahunan antara lain memuat :
2.2.1 Asumsi;
2.2.2 Sasaran usaha/KPI;
2.2.3 Strategi dan prioritas program;
2.2.4 Kebijakan Perusahaan.
2
2.3 Usulan RKA Unit dan draft RKAP AP dievaluasi oleh Divisi terkait sesuai dengan kewenangan yang
tercantum pada Tabel 2, selanjutnya dikonsolidasikan oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran untuk menjadi draft RKAP Perusahaan.
2.4 Draft RKAP Perusahaan sebagaimana dimaksud pada butir 2.3, diusulkan untuk mendapat
persetujuan dari Direksi/Dewan Komisaris dan disampaikan ke Kementerian BUMN paling lambat
tanggal 30 Oktober untuk ditetapkan sebagai RKAP.
2.5 Alur proses mekanisme penyusunan RKAP adalah sebagaimana tercantum pada Bagan Alur 1.
BAB III
PERENCANAAN ANGGARAN
3.1 Berdasarkan RKAP yang disetujui oleh RUPS, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
menyampaikan alokasi pagu AO dan investasi kepada Unit, sedangkan pagu anggaran AP diproses
melalui RUPS AP.
3.2 Unit menyusun kembali usulan kegiatan operasi dan investasi sesuai alokasi pagu anggaran yang
ditetapkan oleh Kantor Pusat dengan mekanisme sebagai berikut :
3.2.1.1 LKAO disusun kembali oleh Unit dan dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai sesuai
dengan kewenangan yang diatur pada Tabel 2, dengan memperhatikan :
3.2.1.2 Usulan LKAO yang telah dievaluasi oleh Divisi teknis selanjutnya dikonsolidasikan
oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran untuk proses penetapan
Proyeksi Keuangan dan AKO dari masing-masing Unit.
a. Pertumbuhan penjualan;
b. Ketersediaan pembangkit;
3
c. Losses jaringan;
d. Rencana Operasi Tahunan (ROT);
e. Ketersediaan dan harga energi primer;
f. Optimalisasi fuel mix dengan biaya terendah.
a. Pertumbuhan penjualan;
b. Ketersediaan pembangkit;
c. Losses jaringan;
d. Rencana Operasi Tahunan (ROT);
e. Power Purchase Agreement (PPA).
4
berjalan serta mengacu pada kebijakan akuntansi yang
berlaku dan dituangkan ke dalam format biaya
penyusutan sebagaimana tercantum pada Formulir 20.
3.2.2.1 Unit menyusun LKAI sebagaimana tercantum pada Formulir 3 dan 4, dan
dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai kewenangan sebagaimana dimaksud pada
Tabel 2, dengan memperhatikan :
3.2.2.1.1 RUPTL;
3.2.2.1.2 Keputusan Direksi;
3.2.2.1.3 Prioritas Perusahaan;
3.2.2.1.4 Target dan kemampuan keuangan Perusahaan.
3.2.2.2 Kegiatan investasi yang diusulkan oleh Divisi/Satuan/Sekretaris Perusahaan pada
Kantor Pusat dikoordinasikan oleh Divisi Umum selaku PA di Kantor Pusat.
3.2.2.3 Divisi Perencanaan Sistem dan Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
melakukan validasi dan konsolidasi program investasi atas usulan LKAI Unit/AP
berdasarkan RUPTL, RJPP, prioritas kegiatan dan kemampuan keuangan
Perusahaan.
3.2.2.4 Hasil validasi dan konsolidasi program investasi merupakan bagian dari draft
RKAP, untuk selanjutnya disampaikan pada Rapat Direksi.
3.2.2.5 Indikasi pagu AKI hasil Rapat Direksi disampaikan kepada Divisi teknis terkait
untuk dikoordinasikan kepada Unit, untuk selanjutnya Unit menyusun kembali
program kerja dalam LKAI sesuai dengan pagu indikatif tersebut dan
mempersiapkan proses administrasinya.
3.2.2.6 Unit menyampaikan LKAI dengan pagu sebagaimana dimaksud dalam butir
3.2.2.5 kepada Kepala Divisi teknis terkait dan Kepala Divisi Perencanaan Sistem
cc Kepala Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran paling lambat tanggal
30 November.
3.2.2.7 Dalam hal terjadi perbedaan antara keputusan RUPS dengan usulan RKAP
Perusahaan atas program investasi sebagaimana dimaksud dalam butir 3.2.2.5,
Unit menyesuaikan kembali LKAI sesuai keputusan RUPS dan disampaikan
kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran untuk proses penetapan
SKI oleh Direktur Keuangan.
5
3.2.2.8 Rekomendasi dari Divisi teknis atas suatu program investasi sekurang-kurangnya
memuat informasi berupa program kerja dan nilai anggaran yang telah melalui
hasil kajian KKP yang terdiri atas kajian KKO, KKF(Cash Flow, B/C Ratio, IRR dan
lainnya) serta mitigasi risiko oleh Divisi teknis terkait.
3.2.2.9.3 Memastikan bahwa program investasi baru, baik yang akan didanai
oleh APLN, APBN, dan SLA telah dikoordinasikan dengan Divisi
Perencanaan Korporat, Divisi Konstruksi dan Divisi Administrasi
Konstruksi.
3.2.2.9.4 Total anggaran dan total nilai kontrak harus dipisahkan antara
anggaran murni dan anggaran luncuran.
3.2.2.10 Penyusunan anggaran rutin konstruksi Unit mengacu pada butir 3.2.1.4.1 dan
3.2.1.4.2.
BAB IV
PENGENDALIAN ANGGARAN
4.1.1 Pengendalian AO AP dilakukan melalui mekanisme RUPS AP dan ketentuan lain yang
khusus mengatur hubungan AP dan Perusahaan.
4.1.2 AKO diterbitkan pada tanggal 20 Desember untuk keperluan disburse selama 3 (tiga) bulan
pertama berdasarkan realisasi tahun sebelumnya. Untuk kebutuhan AKO bulan
selanjutnya,diterbitkan setelah Unit menyusun kembali LKAO yang ditandatangani oleh PA.
4.1.3 Berdasarkan AKO, Unit menyusun rincian AKB dalam 1 (satu) tahun anggaran pada Aplikasi
A2K dan dituangkan dalam mata uang Rupiah dan dalam nilai valuta asing (jika ada) paling
lambat tanggal 25 Januari tahun berjalan.
4.1.5 Direktur Keuangan dapat melakukan perubahan AO dan/atau AKO berdasarkan usulan
Unitdan rekomendasi dari Direktur terkait, sepanjang tidak melampaui pagu AO dalam RKAP.
4.1.6 Setiap perubahan AKB diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke
dalam Aplikasi A2K.
4.1.7 Perubahan AO dan/atau AKO yang mengakibatkan pagu AO/AKO dalam RKAP terlampaui,
harus mengikuti ketentuan tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan sesuai
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009 dan perubahannya serta
Anggaran Dasar Perusahaan.
6
4.1.8 Perubahan AKO Unit diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke dalam
Aplikasi A2K.
4.1.9 Untuk optimalisasi pemanfaatan AKO, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran dapat
merevisi AKB dengan ketentuan sebagai berikut :
4.1.10 Anggaran yang ditetapkan pada masing-masing pos anggaran tidak diperkenankan
digunakan untuk pos anggaran lainnya.
4.1.11 Realisasi biaya operasi untuk masing-masing pos anggaran dilaporkan oleh Unit melalui
aplikasi A2K setiap bulan dan dilakukan rekonsiliasi data realisasi A2K setiap triwulan.
4.2.1 Pengendalian anggaran investasi AP dilakukan melalui mekanisme dan ketentuan lain yang
khusus mengatur hubungan AP dan Perusahaan.
4.2.3 Direktur Keuangan menerbitkan SKI kepada Unit berdasarkan RKAP/Keputusan Rapat
Direksi/Keputusan Rapat Komite Investasi.
4.2.4 SKI sekurang-kurangnya memuat Nomor SKI, Kegiatan Investasi, Jumlah AI dan AKI.
SKI diterbitkan pada awal tahun untuk 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan
LKAI yang telah disampaikan oleh Unit yang telah dipisahkan untuk kegiatan
Luncuran dan Murni setelah direkomendasikan oleh Divisi teknis terkait.
SKI Luncuran :
Diterbitkan pada awal tahun dengan nilai AI sesuai nilai sisa kontrak dan nilai AKI
sesuai dengan rencana jadwal penyelesaian pekerjaan.
SKI Murni :
Diterbitkan setelah memperoleh rekomendasi Divisi teknis terkait sesuai dengan
skala prioritas program dan evaluasi ketersediaan anggaran oleh Divisi Anggaran,
kecuali untuk pekerjaan terkait pengadaan tanah dan ROW.
4.2.6 Dalam hal likuiditas Perusahaan belum memungkinkan atau karena alasan lainnya yang
dapat dipertanggungjawabkan, SKI dapat diterbitkan tanpa menetapkan nilai AKI. Penetapan
AKI dapat dituangkan dalam surat terpisah.
4.2.7 Perubahan program, prioritas dan anggaran (AI dan AKI) kegiatan dalam LKAI :
7
4.2.7.2 Menambah pagu Investasi
4.2.8 Penambahan program baru berkaitan dengan tindakan operasional, bersifat strategis dan
lintas Direktorat, direkomendasi oleh Direktur teknis terkait, selanjutnya dikonsolidasikan oleh
Divisi Perencanaan Sistem dan Divisi Perencanaan & Pengendalian Anggaran untuk
disampaikan ke rapat Direksi/Komite Direktur.
4.2.9 Tambahan kegiatan investasi sesuai butir 4.2.7 dan 4.2.8 hanya dapat dilaksanakan oleh Unit
setelah SKI terbit.
4.2.10 Penambahan kegiatan investasi yang mengakibatkan pagu AKI dalam RKAP terlampaui
harus mengikuti ketentuan yang mengatur tentang batasan kewenangan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
4.2.11 Untuk optimalisasi penyerapan AKI, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
mengkoordinir kebutuhan AKI Unit untuk selanjutnya dilakukan revisi SKI.
4.2.12 Unit berkewajiban melakukan revisi LKAI berdasarkan tambahan program kegiatan setelah
SKI diterbitkan.
4.2.13 Unit tidak diperkenankan menggunakan sisa AI untuk penambahan program baru di luar LKAI
yang sudah ditetapkan.
4.2.14 Untuk kepentingan perencanaan kebutuhan pendanaan, Unit menyusun AKB selama 1(satu)
tahun anggaran, dengan memperhatikan :
4.2.15 AKB dapat diproses lebih lanjut dengan ketentuan sebagai berikut :
4.2.15.1 Realisasi pembayaran pada 2 bulan sebelumnya sudah dilaporkan oleh Unit
melalui sistem A2K paling lambat tanggal 23 setiap bulan.
4.2.15.2 Unit mengajukan PRK yang akan dibayar melalui sistem A2K sesuai LKAI paling
lambat tanggal 21 setiap bulan untuk memperoleh persetujuan dari Divisi
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.
4.2.16.1 Berdasarkan AKI rutin konstruksi, Unit menyusun rincian disburse bulanan dalam
1 (satu) tahun anggaran pada Aplikasi A2K.
4.2.16.2 Total rincian AKB tidak boleh melebihi pagu AKI rutin konstruksi dalam 1 (satu)
tahun. Pembuatan AKB selambat- lambatnya tanggal 25 Januari tahun berjalan.
4.2.16.3 Untuk optimalisasi pemanfaatan AKI rutin, Divisi Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran dapat merevisi AKB dengan ketentuan sebagai berikut :
8
4.2.16.3.2 Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran berkordinasi
dengan Divisi Perbendaharaan sebelum menyetujui usulan
perubahan AKB.
4.2.16.4 Usulan Unit atas perubahan AKI direkomendasi oleh Divisi teknis terkait.
4.2.16.5 Setiap perubahan AKB untuk rutin konstruksi diinput oleh Divisi Perencanaan dan
Pengendalian Anggaran ke dalam Aplikasi A2K.
4.2.17 Setiap perubahan AKB diinput oleh Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran ke
dalam Aplikasi A2K.
4.2.18 Realisasi anggaran investasi dilaporkan oleh Unit melalui aplikasi A2K setiap bulan dan
direkonsiliasi setiap triwulan antara realisasi unit dan realisasi yang ada di Divisi
Perbendaharaan.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
5.1.1 Penugasan
Penugasan adalah perintah dari Unit pemberi tugas kepada Unit penerima tugas untuk
melaksanakan kegiatan operasi/investasi yang dituangkan dalam surat penugasan dengan
ketentuan sebagai berikut :
5.1.1.1 Unit pemberi tugas mengalihkan AKO dan/atau AKI ke Unit penerima tugas sesuai
kesepakatan yang ditandatangani oleh PA.
5.1.1.4 Pengalihan AKO dan/atau AKI dalam tahun anggaran berjalan disampaikan oleh
Unit pemberi tugas kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.
5.1.1.5 Apabila dalam satu tahun anggaran terdapat sisa pengalihan karena progres tidak
tercapai maka sisa pagu penugasan dan luncuran kegiatan dikembalikan ke Unit
pemberi kerja.
5.1.2 Migrasi
Migrasi adalah pengalihan AI/AKI dan/atau AO/AKO antar Unit yang disebabkan kebijakan
restrukturisasi organisasi, dengan ketentuan sebagai berikut :
5.1.2.1 Unit dapat mengalihkan AI/AKI dan/atau AO/AKO kepada Unit lainnya
sehubungan dengan restrukturisasi organisasi.
5.1.2.2 Pengalihan sesuai butir 5.1.2.1 dituangkan dalam satu berita acara yang
ditandatangani oleh PA Unit asal dan PA Unit penerima.
5.1.2.3 Berdasarkan berita acara tersebut, Direktur terkait memberikan rekomendasi untuk
pengalihan anggaran yang disampaikan ke Direktur Keuangan.
9
5.1.3 Pemakaian material antar Unit
Dalam hal pemakaian material antar Unit, Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran
dapat melakukan pengalihan AKI/AKO dengan ketentuan sebagai berikut :
5.1.3.1 Unit yang membutuhkan material membuat surat kepada Unit pemilik material
yang ditembuskan ke Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran serta Divisi
Teknis terkait.
5.1.3.2 Unit pemilik material menyampaikan surat persetujuan pemakaian material oleh
Unit yang membutuhkan sebagaimana dimaksud pada butir 5.1.3.1 berikut usulan
pengalihan AKI/AKO kepada Divisi Perencanaan dan Pengendalian Anggaran.
Pengalihan sumber dana investasi baik dari APBN mamupun Loan ke APLN harus melalui persetujuan
Komite Direktur Investasi dan Pendanaan yang diinisiasi oleh Divisi Teknis terkait.
SKI hibah tunai usulan Unit dapat diterbitkan setelah direkomendasikan oleh Divisi teknis dengan
kelengkapan sebagai berikut :
5.3.2 Melampirkan bukti dana masuk (receipt) dari hibah sesuai bukti penerimaan bank.
5.3.3 Penyusunan anggaran SKI hibah tunai dilakukan melalui proses sebagaimana dimaksud
pada Bagan Alur 7.
5.4.1 Kegiatan komisioning harus sudah dimasukkan dalam usulan kegiatan LKAI Unit.
5.4.2 Biaya bahan bakar selama komisioning dibayar secara terpusat sedangkan biaya transportasi
dibayar oleh Unit
5.4.3 Penjualan atas energi listrik yang dihasilkan selama masa komisioning diperhitungkan
sebagai pengurang nilai perolehan aset tetap.
Anggaran biaya pemeliharaan yang akan dikapitalisir harus sudah dimasukkan dalam usulan kegiatan
LKAI Unit.
5.6 SHL AP
AP dapat mengajukan pinjaman kepada Perusahaan c.q. Direktur Keuangan untuk kegiatan investasi
melalui SHL sesuai alur proses sebagaimana dimaksud pada Bagan Alur 8, dengan mekanisme
sebagai berikut :
5.6.1 AP menyusun program dan anggaran investasi yang dievaluasi oleh Divisi teknis sesuai
kewenangan yang diatur pada Tabel 2 untuk selanjutnya dimintakan persetujuan RUPS AP.
5.6.2 Divisi Keuangan Korporat menerbitkan Perjanjian SHL dengan memperhatikan seluruh
kelengkapan dokumen dan administrasi yang diperlukan sesuai dengan Anggaran Dasar AP.
5.6.3 Permintaan dropping tunai disampaikan kepada Divisi Keuangan Korporat dan selanjutnya
Divisi Keuangan Korporat merekomendasikan kepada Divisi Perbendaharaan untuk
melakukan pembayaran.
10
5.7 Anggaran Unit Pelaksana
Pengguna Anggaran (PA) agar menyusun peraturan tersendiri tentang perencanaan, penggunaan dan
pengendalian anggaran di Unit masing-masing dan Unit Pelaksana di bawahnya sebagai turunan dari
Peraturan ini.
BAB VI
11
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAP LEMBAR KERJA ANGGARAN OPERASI Formulir 1
dalam ribuan
Pos
Rincian Ref. AO. No. Jumlah AKO
Anggaran
2 Pendapatan Operasi
2.1. Pendapatan penjualan tenaga listrik
- Pendapatan transfer (PPA)
- Pendapatan PSA
- Pendapatan TSA
2.2 Pendapatan Biaya Penyambungan (BP)
2.3. Pendapatan lain-lain
3 Biaya Operasi
3.1. Biaya Sewa Pembangkit
3.2. Biaya Bahan Bakar dan Minyak Pelumas
- Bahan Bakar Minyak
HSD
MFO
IDO
PPO
- Minyak pelumas
- Gas Alam
- Batu Bara
- Panas Bumi
- Bahan Kimia
- Retribusi penggunaan Air
- Ongkos Angkut BBM
3.3. Pembelian Listrik IPP dan Swasta
3.4. Biaya Pemeliharaan
- Material
- Jasa Borongan
3.5. Biaya Kepegawaian
3.6. Biaya Administrasi
3.7. Biaya Penyusutan Aktiva
Jumlah Biaya Operasi
4 Laba/(Rugi) Operasi
6 Laba/Rugi
12
PT. PLN (Persero) FORMULIR RINCIAN LKAO Formulir 2
dalam ribuan
UNIT ….
LEMBAR KERJA ANGGARAN OPERASI (LKAO) TAHUN N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
……………, ……….. (tempat, Tanggal‐bulan‐tahun)
General Manager
tandatangan
…………………………. (nama jelas)
13
PT PLN (Persero) FORMULIR LKAI Formulir 3
:
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :
PT. PLN (PERSERO)
Unit…………
LEMBAR KERJA ANGGARAN INVESTASI (LKAI) TAHUN n
dalam ribuan
REALISASI PREDIKSI RENCANA ANGGARAN KAS INVESTASI / DISBURSE
TOTAL NILAI
NO PEMBAYARAN PEMBAYARAN ANGGARAN STL Tahun
NO RUPTL SCORE URAIAN KEGIATAN KONTRAK / Tahun n Tahun n+1 SUMBER DANA
PRK KONTRAK SD KONTRAK Tahun Tahun n n+1
ANGGARAN
Tahun n-2 n-1 Rupiah Valas Rupiah Valas Rupiah Valas
1 2 3 4 5 6 7 8= (5‐6‐7) 9 10 11 12 13 14 15
APLN
APBN
CBL
SLA
TOTAL APLN
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL APBN
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL SLA
- LUNCURAN
- MURNI
TOTAL COMMITED BANK LOAN
- LUNCURAN
- MURNI
……………, ……….. (tempat, Tanggal‐bulan‐tahun)
General Manager
tandatangan
…………………………. (nama jelas)
Keterangan Pengisian :
1. Kolom 1 : Diisi dengan No PRK masing2 Unit (lihat Sheet Kode PRK 2013)
2. Kolom 2 : Diisi dengan Nomor sesuai identifikasi proyek pada RUPTL
3. Kolom 3 : Diisi dengan score prioritas investasi 2013
4. Kolom 4 : Diisi dengan kegiatan proyek
5. Kolom 5 : Diisi dengan total nilai Kontrak (pekerjaan luncuran), atau Total nilai Anggaran (pekerjaan Murni)
6. Kolom 6 : diisi dengan data Realisasi pembayaran sd th. 2011
7. Kolom 7 : diisi dengan data Prediksi Realisasi pembayaran th 2012
8 Kolom 8 : Jelas
9 Kolom 9 : Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah th 2013
10 Kolom 10 : Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) th 2013
11 Kolom 11 : Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah th 2014
12 Kolom 12 : Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) th 2014
13 Kolom 13: Rencana AKI / Disburse porsi Rupiah setelah th 2014
14 Kolom 14: Rencana AKI / Disburse porsi Niali Mata uang Asing (Valas) setelah th 2014
15 Kolom 15: Sumber pendanaan kegiaatn
14
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAP LKAI Formulir 4
PT. PLN (PERSERO)
Unit ……….
LEMBAR REKAPITULASI ANGGARAN INVESTASI APLN TAHUN 2013
dalam ribu rupiah
ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN ANGGARAN KAS INVESTASI UNSUR VALAS KDIV
NO FUNGSI
LANJUTAN MURNI TOTAL LANJUTAN MURNI TOTAL AKI SUPERVISI
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6 + 7 9 10
tempat., tanggal‐bulan‐tahun
GM / Kepala Pusat
Keterangan Pengisian : ……………….
1. Kolom 1 : cukup jelas.
2. Kolom 2 : diisi dengan kelompok fungsi kegiatan.
3. Kolom 3 : diisi dengan nilai anggaran yg belum selesai/terbayar di tahun 2013 dan tahun selanjutnya.
4. Kolom 4 : diisi dengan nilai anggaran pekerjaan/kegiatan baru yg akan dilaksanakan di tahun 2013.
5. Kolom 5 : penjumlahan kolom 3 dan kolom 4.
6. Kolom 6 : rencana pembayaran/AKI 2013 untuk kegiatan lanjutan/multiyears dalam mata uang rupiah.
7. Kolom 7 : rencana pembayaran/AKI 2013 untuk kegiatan baru dalam mata uang rupiah.
8 Kolom 8 : penjumlahan kolom 6 dan kolom 7.
9 Kolom 9 : rencana AKI 2013 dalam mata uang asing (valas), yang merupakan bagian dari kolom 8
kolom ini diisi jika Unit mempunyai rencana pembayaran dalam bentuk valas
10 Kolom 10 : Kepala Divisi pembina kegiatan
15
PT PLN (Persero) FORMULIR PROYEKSI POSISI KEUANGAN Formulir 5
- - - - - -
16
PT PLN (Persero) FORMULIR PROYEKSI LABA/RUGI KOMPERHENSIF Formulir 6
2. PENDAPATAN USAHA - - - - - -
1. Penjualan Tenaga Listrik -
2. Subsidi Listrik Pemerintah
3. Penyambungan Pelanggan -
4. Lain-Lain -
3. BIAYA USAHA - - - - - -
1. Bahan Bakar dan Pelumas - - - - - -
1. Bahan Bakar Minyak -
2. Minyak Pelumas -
3. Gas Alam -
4. Batu bara & Gasifikasi Batu Bara -
5. Panas Bumi & Alternatif -
6. Air -
2. Pembelian Tenaga Listrik & Sewa Pembangkit - - - - - -
1. Pembelian Tenaga Listrik IPP -
2. Pembelian Tenaga Listrik Antar Unit PLN
3. Sewa Pembangkit -
3. Pemeliharaan - - - - - -
1. Material -
2. Jasa Borongan -
4. Kepegawaian - - - - - -
1. Biaya Pegawai -
2. Biaya Manfaat Pegawai -
5. Penyusutan -
6. Administrasi - - - - - -
1. Administrasi Niaga -
2. Administrasi Umum -
7. Biaya Produksi (Khusus AP, Pusat Jasa)
4. LABA (RUGI) USAHA - - - - - -
5. PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN - - - - - -
1. Penghasilan Bunga
2. Beban Bunga dan Keuangan
3. Laba (Rugi) Kurs Mata Uang Asing - Bersih
4. Lain-lain bersih
6. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK - - - - - -
7. PAJAK TANGGUHAN DAN PAJAK KINI AP
8. LABA (RUGI) SETELAH PAJAK - - - - - -
9. LABA (RUGI) LUAR BIASA
10. LABA (RUGI) BERSIH - - - - - -
17
Formulir 7
PT PLN (Persero) FORMULIR ARUS KAS
ARUS KAS
Satuan Administrasi
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n
URAIAN
Audited RKAP Usulan RKAP
a b c d
1. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS USAHA - - -
1. Penerimaan Penjualan
2. Penerimaan Usaha Lainnya
3. Penerimaan UJL
4. Penerimaan Biaya Penyambungan
5. Penerimaan Subsidi Listrik
6. Penerimaan / (Pembayaran) Lainnya - - -
1. Penerimaan Di luar Usaha
2. Pembayaran Di luar Usaha
4. Pembayaran PUM KPR
5. Angsuran Uang Muka PUM - KPR
7. Biaya Usaha ( ) - - -
1. Pembelian Tenaga Listrik ( )
2. Sewa Pembangkit ( )
3. Bahan Bakar & Pelumas ( ) - - -
1. BBM ( )
2. Batu bara ( )
3. Pelumas & Bahan Bakar Lainnya ( )
4. Pemeliharaan ( ) - - -
1. Material ( )
2. Jasa ( )
5. Biaya Kepegawaian ( )
6. Biaya Administrasi ( )
8. Angsuran Beban Pinjaman ( )
9. Pembayaran Denda Pertamina ( )
10. Pembayaran Utang Usaha Operasi ( )
11. Pembayaran Pokok Pinjaman Modal Kerja
12. Pembayaran Pajak Penghasilan ( )
13. Angsuran Utang Pajak
14. Pengiriman Uang Ke Kantor Pusat
2. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI - - -
1. Aktiva Tetap dan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan - - -
a. Investasi APLN
b. Investasi APBN
c. Investasi SLA
d. Investasi Committed Bank Loan
2. Reimburse Bridging
3. Pembayaran IDC, Premi Insurance & Bea Masuk
4. Investasi Lainnya
5. Penyertaan/Akuisisi
6. Investasi Sementara
3. ARUS KAS DARI / (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN - - -
1. Committed Bank Loan & Pinjaman Baru - - -
a. Committed bank loan
b. Pinjaman baru - - -
1. Pinjaman Investasi
2. Pinjaman Modal Kerja
2. SLA dan DIPA
3. Angsuran Pokok ( )
4. Pembayaran Utang kepada Pemerintah (RDI)
5. Pembayaran Arrears IPP
6. Pembayaran Dividen
7. Angsuran Leasing ( )
8. Kas Yang Dibatasi Penggunaannya
9. Penerimaan Uang Dari Kantor Pusat
4. NAIK / (TURUN) KAS / BANK - - -
5. SALDO AWAL KAS / BANK - -
6. SALDO AKHIR KAS / BANK - - -
- - -
18
PT PLN (Persero) FORMULIR REKAPITULASI PENJUALAN Formulir 8
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :
REKAPITULASI PENJUALAN
TAHUN n
Satuan Administrasi
Penjualan (MWh) Pendapatan (Rp. Ribu) Harga Jual
Golongan Tarif
Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Jumlah (Rp./kWh)
a b c d e f g h i j k l
S.1 - -
S.2 450 VA - -
900 VA - -
1300 VA - -
2.200 VA - -
> 2.200 s/d 200KVA - -
S.3 > 200 KVA - -
S - - - - - - - - - -
R.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1300 VA - -
2.200 VA - -
R.2 > 2.200 s/d 6.600 VA - -
R.3 > 6.600 VA - -
R - - - - - - - - - -
B.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
B.2 > 2.200 s/d 200 KVA - -
B.3 > 200 KVA - -
B - - - - - - - - - -
I.1 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
2.200 VA s/d 14 KVA - -
I.2 > 14 KVA s/d 200 KVA - -
I.3 > 200 KVA - -
I.4 > 30.000 KVA - -
I - - - - - - - - - -
P.1 s/d 450 VA - -
900 VA - -
1.300 VA - -
2.200 VA - -
> 2.200 s/d 200 KVA - -
P.2 > 200 KVA - -
P.3 - -
P - - - - - - - - - -
T > 200 KVA - -
C > 200 KVA - -
M ( MULTIGUNA ) - -
JUMLAH : - - - - - - - - - -
19
Formulir 9
PT PLN (Persero) FORMULIR PENAMBAHAN PELANGGAN,DAYA PENYAMBUNGAN DAN BP
:
:
No. Dokumen : Revisi : 0 Tanggal : Halaman :
20
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN BIAYA PENYAMBUNGAN Formulir 10
21
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN USAHA LAINNYA Formulir 11
Jumlah -
22
PT PLN (Persero) FORMULIR KOMPOSISI PRODUKSI, VOLUME, BIAYA BHAN BAKAR & PELUMAS Formulir 12
HSD - Liter - - - -
MFO - Liter - - - -
IDO - Liter - - - -
Total BBM - - - - - - -
23
PT PLN (Persero) FORMULIR NERACA ENERGI Formulir 13
NERACA ENERGI
TAHUN n
Satuan Administrasi
No Uraian KWh %
a b c d
1. Produksi Sendiri
PLTA
PLTU
PLTD
PLTG
PLTP
PLTGU
Jumlah Produksi Sendiri -
2. Produksi Sewa -
3. Pembelian IPP -
4. Diterima Dari Unit Lain -
Loko Sentral (Bruto) -
5. Pemakaian Sentral
Loko Sentral (Netto) -
6. Pemakaian Sendiri GI
7. Susut Transmisi
8. Dikirim Ke Unit Lain -
Disalurkan Ke Distribusi -
8. Pemakaian Sendiri Sistem Distribusi
9. Susut Distribusi -
Energi (kWh) Terjual -
JUMLAH -
JUMLAH -
24
PT PLN (Persero) FORMULIR KEBUTUHAN SUBSIDI Formulir 14
KEBUTUHAN SUBSIDI
TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)
No Uraian Jumlah
a b c
1 Beban Usaha -
2 Beban Bunga dan Keuangan -
3 Non Allowable Cost (NAC)
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) -
BPP / kWh
3 Margin …. % -
BPP + Margin -
Kebutuhan Subsidi -
25
PT PLN (Persero) FORMULIR PEMBELIAN TENAGA LISTRIK IPP DAN SWASTA Formulir 15
1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
6 -
7 -
8 -
9 -
10 -
Jumlah - -
26
Formulir 16
PT PLN (Persero) FORMULIR PEMBELIAN TENAGA LISTRIK ANTAR UNIT (GRID)
1 - - - -
.
.
.
5 - - - -
6 - - - -
7 - - - -
8 - - - -
Jumlah - - - - - -
27
PT PLN (Persero) FORMULIR SEWA PEMBANGKIT Formulir 17
SEWA PEMBANGKIT
TAHUN n
Satuan Administrasi
Jenis Bahan Produksi Harga/kWh Biaya Sewa (Rp. Ribu)
No Pembangkit / Pemasok Kapasitas (MW)
Bakar (MWh) (Rp./kWh) Harga Energi Mob & Demob Jumlah
a b c d e f g h i
1 - -
2 - -
3 - -
4 - -
5 - -
6 - -
7 - -
8 - -
9 - -
10 - -
Jumlah - - - - -
28
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA PEMELIHARAAN Formulir 18
1 Instalasi Pembangkit -
2 Instalasi Transmisi -
3 Instalasi Distribusi
4 Sarana Gedung -
5 Sarana Kendaraan -
6 Sarana Teknologi Informasi -
7 Sarana Telekomunikasi
8 Sarana Perlengkapan Umum
TOTAL - - -
1 Pembangkitan PLTA -
2 Pembangkitan PLTU -
3 Pembangkitan PLTD -
4 Pembangkitan PLTG -
5 Pembangkitan PLTP -
6 Pembangkitan PLTGU -
7 Sistem Transmisi -
8 Sistem Teleinformasi Data -
9 Sistem Distribusi -
10 Tata Usaha Langganan -
11 Tata Usaha -
12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan -
13 Bengkel -
14 Laboratorium -
15 Jasa - jasa Teknik -
16 Wisma dan Rumah Dinas -
17 Telekomunikasi -
18 Rupa - rupa Jasa Umum -
19 Pendidikan dan Latihan -
TOTAL - - -
Non-Cash)
Kolom c : Nilai material Pemeliharaan berupa stok gudang yang sudah dimiliki Unit (
Kolom d : Nilai pembelian material baru yang direncanakan
Kolom f : Nilai kebutuhancash
29
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA KEPEGAWAIAN Formulir 19
No. URAIAN Tunai Non Tunai Jumlah No. URAIAN Tunai Non Tunai Jumlah
a b c d e a b c d e
30
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA PENYUSUTAN Formulir 20
BIAYA PENYUSUTAN
TAHUN n
Satuan Administrasi (Ribuan Rupiah)
No Fungsi Tahun n-1 Tahun n
a b c d
1 Pembangkitan PLTA
2 Pembangkitan PLTU
3 Pembangkitan PLTD
4 Pembangkitan PLTG
5 Pembangkitan PLTP
6 Pembangkitan PLTGU
7 Sistem Transmisi
8 Sistem Teleinformasi Data
9 Sistem Distribusi
10 Tata Usaha Langganan
11 Tata Usaha
12 Gudang & Persediaan Bahan - Bahan
13 Bengkel
14 Laboratorium
15 Jasa - jasa Teknik
16 Wisma dan Rumah Dinas
17 Telekomunikasi
18 Rupa - rupa Jasa Umum
19 Pendidikan dan Latihan
TOTAL - -
31
PT PLN (Persero) FORMULIR BIAYA ADMINISTRASI Formulir 21
JUMLAH ADMINISTRASI - - -
32
PT PLN (Persero) FORMULIR PENDAPATAN ( BEBAN ) DI LUAR OPERASI Formulir 22
JUMLAH - JUMLAH -
33
Formulir 23
PT PLN (Persero) FORMULIR IKHTISAR BEBAN OPERASI
- Pembelian T. Listrik *)
- Sewa diesel / Genset
- Beban Penggunaan Transmisi
Sub Total
PEMBANGKITAN :
PLTA
PLTU
PLTD
PLTG
PLTP
P L T G/U
Sub Total
TRANSMISI :
Transmisi
Tele Informasi Data
Sub Total
DISTRIBUSI :
Distribusi
Unit Pengatur Distribusi
Sub Total
34
PT PLN (Persero) ALUR PROSES PENYUSUNAN RKAP Bagan Alur 1
Roles
UNIT/ ANAK PERUSAHAAN DIV TEKNIS DIV ANG DIREKSI / DEKOM PEMEGANG SAHAM
Input
1. RJP
1.Kemampuan
1. Asumsi
2. Sasaran Anggaran
Usaha 2. Sasaran Usaha
3. Strategi & 2. Prioritas
Prioritas 3. Prioritas Program
Program Program
Operasi :
Menyusun Proyeksi Keuangan & LKAO
Investasi :
Proses
Menyusun LKAI
Usulan Ya
RUPS
RKAP
Evaluasi Divisi Terkait sesuai
Konsinyering & Konsolidasi
Tabel 2
Tidak
Output
Usulan RKA Usulan RKA RKAP RUPS
Unit & AP Usulan Program
Unit & AP pasca
& Anggaran / RKAP
Evaluasi
1. Proyeksi
Keuangan
2. AKO & AKI
35
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN BAHAN BAKAR Bagan Alur 2
Roles
DIVAGA UNIT/AP DIVDIS DIVTRS DIVKIT DIVBTL DIVGBM DIVBAT DIVKONS DIVANG
Input
1.Pertumbuhan 1. Realisasi 1. Realisasi 1. Losses Pemakaian 1.Daya 1.Ketersediaan 1.ICP
1. Losses 1.Kontrak PPA 1. Nilai Kurs
penjualan penjualan Transmisi Sendiri Mampu Bahan Bakar
Distribusi IPP Data COD 2. PPN
2. Rasio periode periode N Pembangkit Netto 2. Beta
Elektrifikasi 2.Pemakaian 2.Capacity 2. Kondisi Bahan Bakar
2.Pemakaian
2.Daftar 2.Daftar Sendiri Factor Hidrologi
Sendiri Sistem
3. Klasifikasi tunggu dan tunggu dan Transmisi & GI 3. SFC
Distribusi
Pelanggan Potensi Potensi
Pelanggan Pelanggan 3. Transfer
4. Potensi antar unit
Pasar
MenentukanPorsi
Produksi Sendiri
Menghitung dan Sewa
Rencana Konsinyiring
Penjualan Menghitung
PeriodeN+1 Anggaran Energi
Proses
NERACA ENERGI
36
PT PLN (Persero) ALUR PROSES : ANGGARAN PEMBELIAN TENAGA LISTRIK & SEWA PEMBANGKIT Bagan Alur 3
Roles
DIVDIS DIVKIT DIVGBM DIVBAT DIVBTL DIVKONS DIVANG
Cek
Kapasitas
Sewa Menghitung Porsi
dan alokasi
tidak cukup Energi IPP
cukup
Menghitung
Anggaran
ProsesKontrak Pembelian Konsolidasi
Menghitung Porsi
Sewa Baru KomponenA & B Anggaran
dan Alokasi
Energi Produksi Pembelian dan
Proses
Sendiri Sewa
Menghitung
Anggaran
Menghitung Pembelian
AnggaranSewa KomponenC
Kit
Menghitung Porsi
dan Alokasi
Menghitung
Energi Sewa
Anggaran
Pembelian
KomponenD
37
Bagan Alur 4
ALUR PROSES:
PT PLN (Persero)
ANGGARAN PEMELIHARAAN
Roles
UNIT/AP KIT TRS DIS MUM ANG
MenyusunKegiatan &
Anggaran Evaluasi program kerja, volume & Konsolidasi Program
Proses Pemeliharaan tahun anggaran pemeliharaan per Fungsi oleh & Alokasi Pagu
N+1 dlm LKAO / Rutin Divisi terkait (Tabel 2) Anggaran
Konstruksi
Usulan Kegiatan
Anggaran Pemeliharaan
& Anggaran Program& Anggaranterverivikasi
Output dlm Proyeksi Keuangan
Pemeliharaan
38
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN KEPEGAWAIAN Bagan Alur 5
Roles
UNIT/AP SDM MUM SIM DIS ANG
Menyusun usulan
Anggaran Kepegawaian Evaluasi program, volume & anggaran oleh Divisi Konsolidasi Program
Proses terkait sesuai Tabel 2 & Alokasi Pagu
tahun N+1 dlm LKAO /
Anggaran
Rutin Konstruksi
39
Bagan Alur 6
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN ADMINISTRASI
:
Roles
UNIT/AP SDM MUM SIM DIS ANG
3. Kebijakan 4. SLA KMKEU
Perusahaan
Menyusun usulan
Anggaran Administrasi Evaluasi program, volume & anggaran oleh Divisi Konsolidasi Program
Proses tahun N+ 1 dlm LKAO / terkait sesuai Tabel 2 & Alokasi Pagu
Anggaran
Rutin Konstruksi
40
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: HIBAH TUNAI / PFK INVESTASI Bagan Alur 7
No. Dokumen : Revisi : 0 Revisi : 0 Halaman :
Roles
FIHAK EKSTERNAL UNIT DIV TEKNIS DIV ANG DIV BDH
Input
Usulan
Kegiatan
Menyusun Merinci Kegiatan &
Usulan Kegiatan menghitung
dan Biaya Anggarannya
Proses Pembayaran Ke
Rekening PLN Mengusulkan SKI Evaluasi &
atas kegiatan tsb Proses SKI
Rekomendasi Melengkapi
Administrasi AKB
Output Komitmen / MoU
SKI
Bukti Pembayaran/ Usulan SKI
Receipt Dropping
41
PT PLN (Persero) ALUR PROSES: ANGGARAN SHL ANAK PERUSAHAAN Bagan Alur 8
Roles
ANAK PERUSAHAAN DIV TEKNIS DIV BTL DIV SIS DIV ANG RUPS AP DIV KEU DIV BDH
Input 1. Rencana
1.Strategi 1.Strategi 1.Strategi
Perusahaan
Bisnis Perusahaan
Perusahaan
2. RJP AP Kelengkapan
4. Persetujuan 2. Prioritas 2. KKO & KKF 2. RUPTL/ RJP Kelengkapan
Dokumen &
Dekom AP Perusahaan Dokumen &
Administrasi
5. Penugasan 3. Mitigasi 3. Prioritas Administrasi
Perusahaan
Menyusun
Program &
Proses Evaluasi & Pembahasan Teknis /Resiko Persetujuan Menysun Draft Penyelesaian
Anggaran
Perjanjian SHL Tagihan SHL
Investasi
Konsolidasi
Output Keputusan
Usulan Program, Anggaran RUPS
Perjanjian SHL Realisasi SHL
Investasi Program & Investasi & Rencana
Anggaaran
Drawdown
Investasi
42
PT. PLN (Persero) PROGRAM RENCANA KERJA TABEL 1
C :
2. Contoh LKAI dengan PRK
Kode PRK
Unit PT. PLN (PERSERO) P3B JB
LEMBAR KERJA ANGGARAN INVESTASI (LKAI) NON RUTIN (NR) TAHUN …….
B :
Nomor urut Kode PRK Unit : BJB
Program /
Kelompok
NO NO SCORE
URUT RUPTL TOTAL
Kegiatan Total Volume/
URAIAN KEGIATAN ANGGARAN/
Satuan
KONTRAK
A : PRK
Nomor urut 1 2 3 4 5 6
Kegiatan Pengadaan dan Pemasangan IBT 500/150 kV
19
10.7 Pengadaan dan pemasangan ...IBT ke-3 500 MVA berikut 1 lot 296,000
bay trafo di GIS Cawang
1
DC Supply
20
10.9 Penggadaan Batere 200 Ah 110 V DC untuk Penggantian 120 set 230
Batere Gardu Induk yang hasil ujinya dibawah 50 % utk
konvensional dst sesuai kolom
1 LKAI
10.9 Penggadaan Batere 300 Ah ... 50 % utk GIS 100 set 290
2
10.9 Penggadaan Batere 100 Ah 48 V DC ... 50 % 80 set 75
3
10.9 Pengadaan Batere 110 V 200 AH dan Rectifier untuk 2 set 400
double sistem di AGP dan Danayasa.
4
10.9 Pengadaan material cadang Batere 1 lot 3,506
5
3. Contoh penyebutan PRK untuk suatu Kegiatan
PRK.2012.BJB.20.4: Pengadaan Batere 110 V 200 AH dan Rectifier untuk double sistem di AGP dan Danayasa.
4. Manfaat PRK: Menyederhanakan komunikasi, koordinasi, administrasi & tetap perlu ketelitian, konsistensi, dan bila perlu koreksi.
43
PT PLN (Persero) DIVISI TEKNIS TERKAIT Tabel 2
:
Divisi Teknis pemberi Verifikasi & Rekomendasi
No. Program Kerja
KIT TRS DIS SIS EBT RET KON GBM BTL KEU SIM MUM BDH SDM
Investasi Pembangkit
1 PLTU skala kecil dan PLTGB
(termasuk Lahan, UKL & UPL /Pra study)
2 Energi Baru dan Terbarukan
(a.l ,PLTA/PLTMH, PLTP, PLTS, PLT Angin)
3 Penambahan Kapasitas pembangkit (Sewa/BOT/BOOT)
pada sistem interkoneksi termasuk prasarana
4 Fasilitas Bahan Bakar (CNG Plant / FRSU)
5 Kapitalisasi
Investasi Transmisi
6 Sistem Transmisi, GI, ScadaTel
Investasi Distribusi
7 Sambungan Baru,Perkuatan Distribusi,
evakuasi energi murah termasuk SEHEN
8 Kabel Laut 20 kV, SUTM 70 kV
Investasi Sarana
9 Aplikasi perangkat lunak/ Teknologi Informasi
10 Fasilitas, Gedung dan Tanah
11 Peralatan Penelitian/Laboratorium
Investasi Konstruksi
12 Pembangkit & Transmisi ; Pendamping Loan;
Komisioning termasuk prasarana dan Konsumen TT
13 Rutin Konstruksi
‐ Kepegawaian
‐ Pemeliharaan & Administrasi
14 Investasi Anak Perusahaan (AP)
Pinjaman Investasi kepada AP (Share Holder Loan )
15 Investasi usulan Direktorat /Divisi /Satuan pada Kantor Pusat
44
Tabel 2
PT PLN (Persero) DIVISI TEKNIS TERKAIT
Divisi Teknis pemberi Verifikasi & Rekomendasi
No. Program Kerja
KIT TRS DIS SIS EBT RET KON GBM BTL KEU SIM MUM BDH SDM
Operasi
15 Ongkos Angkut BBM, Bahan Kimia, Minyak Pelumas dan
16 Sewa Pembangkit
17 Biaya Pemeliharaan :
a. Fungsi Pembangkitan
b. Fungsi Transmisi
c. Fungsi Distribusi
d. Fungsi Sarana
18 Biaya Kepegawaian dikelola oleh Unit
19 Biaya Administrasi dikelola oleh Unit :
a. Biaya IT
b. Biaya Niaga
c. Biaya Collection Fee
d. Biaya Administrasi Lainnya
20 Kesehatan Pensiun
45