Anda di halaman 1dari 37

Evaluasi Akhir

Program Magang Mahasiswa Bersertifikat


(PMMB)
PT Pembangkitan Jawa - Bali

Surabaya
12 Agustus 2019
Unit Penempatan

DIREKTUR
PENGEMBANGAN & NIAGA

DIVISI
DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI
IPP & PENGEMBANGAN
BUSINESS SOLUTION PENGEMBANGAN EBT KONSTRUKSI PEMBANGKIT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
PEMBANGKIT

FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI


FUNGSI
MARKETING STRATEGIS PERENCANAAN DAN ADMINISTRASI PROYEK PERENCANAAN PENGADAAN
IPP 1
PENGEMBANGAN BISNIS EBT

FUNGSI FUNGSI FUNGSI FUNGSI


FUNGSI
PENUNJANG JASA O&M KONTRAK EBT SAFETY DAN QUALITY PELAKSANA PENGADAAN
IPP 2
PROJECT
FUNGSI FUNGSI
PEMANFAATAN ASET PENGENDALIAN PENGADAAN

FUNGSI
PENGEMBANGAN SISTEM
SCM

Keterangan: Direktorat

Divisi

Bidang Penempatan Siswa PMMB

Bidang Lain Mentor : Hendra Hartanto Efendi


Co-Mentor : Ahmad Romadun
Outline Presentasi Quest

1
• Judul Quest & Latar Belakang

2
• Tujuan & Ruang Lingkup

3
• Permasalahan

4
• Fakta yang Mempengaruhi

5
• Analisis & Pembahasan

6
• Output dan Kesimpulan
Judul Quest

“KKO, KKF DAN KR UNTUK MENDUKUNG


PENGEMBANGAN PROYEK
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI“

Kompetensi JCR : Kajian Kelayakan Proyek

Output Laporan Quest


Draft KKO, KKF DAN KR PLTA Lasolo 145 MW
Latar Belakang
- Pertumbuhan Konsumsi listrik Sulawesi Tenggara
12,7% (RUPTL 2018-2027)
Mandatory - PLTA Lasolo, COD tahun 2023, porsi IPP, kategori
pembangkit strategis.
Partner - Penentuan Porsi saham 30%-49%
Tujuan Laporan
Quest

1. Untuk mendukung pelaksanaan


pengembangan proyek sesuai target
perusahaan.
Tujuan
2. Untuk memberikan gambaran bagi PJB dalam
pengembangan proyek baik dari segi
operasional, finansial, legal, dan risiko.
Ruang Lingkup
Quest

Batasan Asumsi
1. Jenis proyek yang dijadikan fokus 1. Pengembangan PLTA Lasolo
dari pengerjaan laporan ini adalah dilakukan oleh PJB dengan porsi
proyek PLTA. saham 30%.
2. Objek permasalahan hanya dalam 2. Skema pendanaan project cost
lingkup Kajian Kelayakan Proyek menggunakan porsi equity sebesar
dengan studi kasus pada 25% dan porsi loan 75%.
pengembangan PLTA Lasolo. 3. Data teknis proyek dari partner
3. Solusi yang diberikan sampai pada digunakan sebagai pendukung
tahap inisiasi, dengan penyusunan penyusunan kajian.
Draft KKO, KKF, dan KR.
Permasalahan

Adanya pengalihan penugasan sebagai mandatory partner maka PT


PJB perlu menindak lanjuti kelayakan pengembangan proyek, sehingga
perlunya dilakukan Kajian Kelayakan Proyek yang meliputi aspek teknis,
finansial, legal dan manajemen risiko untuk menghasilkan rekomendasi
proyek layak dilaksanakan atau sebaiknya ditunda untuk dinegosiasikan.
Tools yang Digunakan

Tools : Fungsi :

Mengklasifikasi dan mendokumentasikan


Regulatory detail peraturan yang berkaitan dengan
Breakdown Structure pengembangan proyek pembangkit

Digunakan untuk merumuskan nilai


Finansial Modeling kelayakan suatu proyek dari segi finansial
(NPV, IRR, PBP)
Bagan Rancangan Solusi
BAGAN RANCANGAN SOLUSI

Skema Proyek dalam 1 Siklus

Initiation Development Execution Completion

Identification Study & Planing Partnership


Management Management

Penyusunan Penyusunan Komunikasi dengan


Program RKAP
Pre-FS, FS KKO, KKF, & KR Stake Holder

Ulasan

Operasi Legal Finansial Risiko


1. Aspek Ekonomi - Peraturan Eksternal PLN Group 1. Pendanaan 1. Identifikasi Risiko
2. Aspek Sistem Kelistrikan 1. Undang-Undang 2. Asumsi Data 2. Pemetaan Risiko
3. Aspek Lokasi & Sosial 2. Peraturan Pemerintah 3. Skema Bisnis
4. Aspek Teknologi Pembangkit 3. Peraturan Presiden 4. Evaluasi Kelayakan Finansial
4. Peraturan Menteri
5. Peraturan Daerah Provinsi

- Peraturan Internal PLN Group


1. Dokumen Legal Pendukung Proyek
2. Peraturan Direksi PLN
3. Peraturan Direksi PJB

DRAFT KKO, KKF, DAN KR PLTA LASOLO 145 MW

Keterangan :

Pengembangan Draft Kajian Kelayakan Flow Proses Keterkaitan


Topik Quest Diluar Topik Quest
Pembangkit Proyek
Kajian Operasi

Aspek Ekonomi

Proyeksi Pertumbuhan
Tahun 2019 - 2028
Berdasarkan data dari RUPTL tahun
13.00%
12.60%
2019-2028, pertumbuhan pemakaiaan
11.60% energi listrik

7.15%

3.70% Untuk memenuhi proyeksi kebutuhan listrik,


diperlukan pembangunan sarana pembangkit
Pertumbuhan Penjualan Produksi (GWh) Beban Puncak Pelanggan
baru dengan mempertimbangkan energi
Ekonomi (GWh) (MW)
primer setempat.
Kajian Operasi

Aspek Sistem Kelistrikan

Neraca Daya Sistem Sulbagsel


Tahun 2019
1773
1545

Standar Reserve Margin Sistem


Sulawesi 30%

0.15
Beban Puncak Total Pasokan Eksisting Reserve Margin

RUPTL 2019 - 2028


Kajian Operasi

Aspek Lokasi & Sosial


Debit Bendungan Rata-Rata Bulanan
250

200 50 km
150 km
150

100

50

0
ri ri et ril ei ni li us ber ber ber ber
ua rua ar Ap M Ju Ju st
n u m to m m
J a F eb M
Ag pte Ok ove ese
S e N D

Rata-rata bulanan Persentase (%)

Manfaat sosial dari pembangunan PLTA Lasolo :

- Menciptakan peluang kerja


- Partisipasi perusahaan melalui program CSR
- Meningkatkan daya tarik investor
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal
Kajian Operasi
TURBIN
Aspek Teknologi & No. Deskripsi Nilai
Operasional Pembangkit
1. Jumlah dan Jenis 2 Unit, Turbin Francis
WADUK
2. Speed Rate 214,3 rpm
No. Deskripsi Nilai
3. Rate Head 90 m
1. Kapasitas Terpasang 145 MW
4. Efisiensi Turbin (max) 93,50%
2. Keluaran Energi Rata-Rata/tahun 803.5 GWh

3. Energi Primer Sungai Lasolo,


Konawe Utara. GENERATOR
4. Total Konstruksi 57 Bulan
No. Deskripsi Nilai
5. COD 2023 1. Kapasitas Unit 72,5 MW
2. Power Factor 0,85
3. Efisiensi Generator 98%
4. Tingkat Tegangan 13,8 Kv
Kajian Legal
No. Peraturan-Peraturan Tentang
1. Undang-Undang No 30 Tahun 2009 Ketenagalistrikan

UU No 32 Tahun 2009 tentang


2. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Perlindungan dan Pengelolaan Ligkungan Hidup
Hidup
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No 14 Tahun Tahun 2012 Tentang kegiatan Usaha
3. Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2014
Penyedia Tenaga Listrik
4. Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999 Analisis mengenai dampak lingkungan hidup

5. Peraturan Presiden No 56 Tahun 2011 Kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur
PLN Grup
Eksternal

6. Peraturan Menteri No 3 Tahun 2015 Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (LH) Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
7.
No. 11 Tahun 2006 Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri ESDM No. 35 tahun
8. Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan
2013
Keputusan Menteri ESDM No 39 Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun
9. K/20/MEM/2019 2019-2028
10. Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun Kerja Sama Penyediaan Tenaga Listrik Dan Pemanfaatan Bersama Jaringan
2015
11. Keputusan Menteri ESDM No 55 Besaran Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan, menyebutkan acuan pembelian tenaga
K/20/MEM/2019 listrik oleh PT PLN (Persero)
Perubahan Atas Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0036.P/DIR/2017 Tentang
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No
12. 0061.P/DIR/2019 Pedoman Penugasan Kepada Anak Perusahaan Dalam Rangka Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Ketenagalistrikan
PLN Grup
Internal

Peraturan Direksi PT PJB No


13. 002.P/019/DIR/2018 Tata Kelola Pengembangan Bisnis Pembangkit Listrik
Keputusan Direksi PT PJB No
14. Kebijakan Pemilihan Proyek Dan Partner Dalam Pengembangan Bisnis
059.K/010/DIR/2016
Kajian Finansial

Skema Bisnis

PT ILH PT SHT

GOVERMENT 30% 60% 5%


(Offtaker)
Permit Power Purchase
Shareholder Agreement
Regulation Agreement (PPA)

Loan PT Lasolo Hidro Insurance


Lender Isurance
Agreement Energy Company

O&M
EPC Agreement
Contract O&M
Company
EPC Contractor Primary Energy Supply
Agreement
Engineering
Procurement +
Konsultan Internasional
Advisor Financing
EPC Contractor
Tax &
Accounting
Kajian Finansial

Skema Pendanaan

Total Project Cost


Rp 7.295.240.000.000

Porsi
Porsi Equity
Equity (25%)
(25%) Porsi
Porsi Loan
Loan 75%
75%
Rp
Rp 1.823.810.000.000
1.823.810.000.000 Min
Min (75%)
(75%) Rp
Rp 5.471.430.000.000
5.471.430.000.000
Kajian Finansial

No Uraian Nilai Satuan


1. Masa PPA BOOT 30 Tahun
2. Komponen A 4,418 Cent USD / kwh
3. Komponen B 0,662 Cent USD / kwh
4. Komponen C 0,178 Cent USD / kwh
5. Komponen D 0,083 Cent USD / kwh
6. Komponen E 0,397 Cent USD / kwh
Levelized based tariff ABCDE 5,739 Cent USD / kwh

IRR NPV PAY BACK PERIOD

• Project (10%) • Project 73.979 Juta USD • Project (10 Tahun)


• Equity (12%) • Equity 77.290 Juta USD • Equity (13 Tahun)

- Permen ESDM No 3 tahun 2015


Harga Patokan Tertinggi Pembelian Tenaga Listrik
Harga untuk PLTA dengan kapasitas > 100 MW adalah 8,00 cent USD/kWh
- Kepmen ESDM No 55 K/20/MEM/2019
Harga Besaran Pokok Penyediaan Pembangkitan
Sulawesi Bagian Selatan sebesar 8,25 cent USD/kWh
Kajian Risiko

NO DESKRIPSI RISIKO UPAYA MITIGASI CONTROLLED RISK RESIDUAL RISK

Terjadinya kemunduran - Dilakukannya monitoring berkala berdasarkan


1 waktu COD dan operasi regulasi pembangunan proyek yang berlaku Tinggi Moderat

- Membentuk struktural penanggungjawab pada


2 Kecelakaan kerja pelaksana setiap sektor (sektor teknis, lingkungan area kerja, Tinggi Rendah
konstruksi
pekerja proyek)
Terjadi kenaikan biaya - Klausa dalam perjanjian pendanaan dan perjanjian
3 Tinggi Rendah
selama fase proyek EPC

Pendanaan selama proyek - Menyiapkan re-financing / pendanaan alternatif


4 Tinggi Rendah
terkendala

- Melakukan proses pengajuan untuk mendapatkan


5 Tidak mendapatkan perizinan dan monitoring secara berkala terhadap Tinggi Rendah
perizinan
progres tersebut.

Terjadinya kerusakan
6 lingkungan pada fase - Melakukan program CSR Tinggi Moderat
konstruksi dan operasi

Kinerja operasional tidak - Pemilihan equipment yang baik


7 - Asuransi Tinggi Rendah
sesuai perencanaan
- Survey demand dan Transmisi
Kajian Risiko

NO DESKRIPSI RISIKO
1 Terjadinya kemunduran waktu COD dan
operasi
2 Kecelakaan kerja pelaksana konstruksi

3 Terjadi kenaikan biaya selama fase proyek

4 Pendanaan selama proyek terkendala

5 Tidak mendapatkan perizinan


6 Terjadinya kerusakan lingkungan pada
fase konstruksi dan operasi
7 Kinerja operasional tidak sesuai
perencanaan

Keterangan :
: Nomor resiko sebelum termitigasi

: Nomor resiko setelah termitigasi


Kesimpulan

• Operasional : demand pasar dan rencana ketersediaan transmisi yang memadai, lokasi dan
kondisi sosial berdasarkan potensi eneri primer yang memadai, teknologi yang akan digunakan
KELAYAKA kompatibel.
N PLTA • Finansial : memberikan keuntungan bagi para project sponsor. Project (on equity) memberikan
PBP selama 13 Tahun, IRR 12%, NPV 78.587 Juta USD
LASOLO • Risiko : Kemungkinan risiko yang muncul telah disiapkan mitigasinya.
• Legal : identifikasi peraturan telah diberikan sebagai pemenuhan pengembangan proyek.

• Bagi PJB : Peningkatan portofolio pengelolaan pembangkit, Potensi


pendapatan dari deviden.
BENEFIT • Bagi PLN : Terpenuhinya kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi Tenggara,
Mampu menurunkan BPP Nasional.
Terima Kasih
After Slide for Detail
Detail Financsial Modeling
Pelaksanaan
Pengembangan Proyek
PLTA Lasolo

Peraturan Eksternal Peraturan Internal


PLN Grup PLN Grup

Undang - Undang Dokumen Legal Pendukung Proyek Peraturan Direksi PLN

- UU No 30 Tahun 2009 Peraturan Pemerintah - MoU No 0036-MoU/DAN.01.01/DITDAN1/2017 antara PT PLN (Persero) - Keputusan Direksi PT PLN Peraturan Direksi PJB
tentang Ketenagalistrikan dan PT Lasolo Hidro Energi (LHE) tentang Kajian Model Bisnis dan Teknis (Persero) diluar Rapat Direksi
- UU No 32 Tahun 2009 Kerjasama Pengembangan PLTA Lasolo 145 MW (Sirkuler) No.024/DIR/2018
tentang Perlindungan dan - PP No 14 Tahun 2012 dan Peraturan Presiden - Draft Consorsium Agreement (CA) Proyek PLTA Lasolo 145 MW No tentang Pengalihan Penugasan - Anggaran Dasar PT
Pengelolaan Lingkungan PP No 23 Tahun 2014 Lasolo/2017/IX/pln01 beserta surat pengantar Sebagai Mandatory Partner Pembangkitan Jawa-Bali
Hidup tentang Kegiatan Usaha - Keputusan pemegang saham Secara Sirkuler PT PJB mengenai Persetujuan Dalam Rangka - Peraturan Direksi PT PJB No
Penyediaan Tenaga Listrik Peraturan Menteri Penugasan PT PJB Sebagai Mandatory Partner Dalam Rangka Pengembangan PLTA Lasolo 002.P/019/DIR/2018 tentang Tata
- PerPres No 56 Tahun
- PP No 27 Tahun 1999 Pengembangan PLTA Lasolo - Peraturan Direksi PT PLN Kelola Pengembangan Bisnis
2011 tentang Kerja Sama
tentang Penilaian Dampak - Surat dari PJB No A036101 kepada LHE perihal Expression of Interest (Persero) No 0036.P/DIR/ Pembangkit Listrik
Pemerintah dengan Badan - PerMen No 3 Tahun 2015 tentang
Lingkungan Peraturan Daerah Provinsi (EOI) for Coorporation on Development of Lasolo HEPP 145 MW 2017 jo No 0061.P/DIR/2019 - Keputusan Direksi PT PJB No
Usaha dalam Penyediaan Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan - Surat dari PJB No. A037120 kepada PLN perihal Pemberitahuan kepada tentang Pedoman Penugasan 059.K/010/DIR/2016 tentang
Infrastruktur Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik PLN bahwa PJB akan Melakukan Penandatanganan MoU Baru (HoA – Kepada Anak Perusahaan Kebijakan Pemilihan Proyek Dan
- PerMen Lingkungan Hidup No 11 Tahun Head of Agreement) Pengembangan PLTA Lasolo antara PLN, LHE dan Dalam Rangka Percepatan Partner Dalam Pengembangan
2006 tentang jenis rencana usaha dan/atau - Keputusan Gubernur Sulawesi PJB Pembangunan Infrastruktur Bisnis & Lampiran Juklak
Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Tenggara No 500 Tahun 2014 - Surat dari PJB No. A040101 kepada LHE perihal Notification Letter for Ketenagalistrikan Terakhir
analisis mengenai dampak lingkungan tentang Izin Lingkungan Assignment of Mandatory Partner in Development of Lasolo HEPP 145
hidup Pembangunan Pembangkit MW
- PerMen ESDM No 35 Tahun 2013 Listrik Tenaga Air (PLTA) 145 - Surat Kementerian Kehutanan, Direktoran Jendral Planologi Kehutanan,
tentang tentang Tata Cara Perijinan Usaha MW Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VII Makassar. No S.80/VII
Ketenagalistrikan - Keputusan Gubernur Sulawesi BPKH/ISDH-3/2013, Hal Pertimbangan Teknis Izin Pembangunan PLTA
- KepMen ESDM No 39 K/20/MEM/2019 Tenggara No 501 Tahun 2014 Lasolo
tentang Pengesahan Rencana Usaha tentang Kelayakan Lingkungan - Surat Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Dinas Kehutanan No 522.l/2/
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hidup Kegiatan Pembangunan IX/2013 perihal Pertimbangan Teknis Pemberian Rekomendasi Izin Pinjam
PT PLN (Persero) 2019-2028 Pembangkit Listrik Tenaga Air Pakai Kawasan Hutan
- PerMen ESDM No 01 Tahun 2015 145 MW. - Surat Bupati Konawe Utara No 522/2.5/2 perihal Rekomendasi
tentang Kerja Sama Penyediaan - Surat Pemerintah Kabupaten Konawe Utara No 96/050.13/2013 perihal
Tenaga Listrik dan Pemanfaatan Rekomendasi Izin Penetapan Lokasi
Bersama Jaringan Tenaga Listrik - Surat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara No 122/880/Kost perihal
- KepMen ESDM No 55 K/20/MEM/2019 Pertimbangan Teknis Pinjam Pakai Kawasan Hutan Untuk PLTA
tentang Besaran Pokok Penyediaan - Surat Bupati Konawe Utara No 670 /2391 perihal Perpanjangan Izin Prinsip
Pembangkitan Ketenagalistrikan
Highlight (Hierarki Legal Proyek PLTA Lasolo)
PEMETAAN REGULASI TENTANG PEMILIHAN PROYEK

No PERATURAN OVERVIEW
UNDANG-UNDANG
Penyediaan tenaga listrik dapat dilakukan oleh pemerintah BUMN,
BUMD, Pihak Swasta atau Koperasi yang memegang IUKU (Izin
1 UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Umum) atau PIUPTL
(Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan
Umum)
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
2
Lingkungan Hidup lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL
PERATURAN PEMERINTAH
Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2014 tentang Perubahan Dalam meningkatkan rasio elektrifikasi secara nasional dan
1 atas Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2012 tentang mempercepat pemenuhan kebutuhan tenaga listrik yang lebih
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik efisien, perlu meningkatkan pengadaan tenaga listrik.
Setiap usaha dan/atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan
Dalam Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999 tentang dampak terhadap lingkungan hidup maka wajib dianalisis untuk
2
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup proses pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana
usaha dan/atau kegiatan tersebut
PERATURAN PRESIDEN
PT PLN selaku badan usaha yang bergerak secara khusus di bidang
Peraturan Presiden No 56 Tahun 2011 tentang Kerja Sama
penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan mampu dijadikan
1 Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan
perwakilan Pemerintah untuk bekerjasama dengan pemegang
Infrastruktur
IUPTL dan bertindak sebagai Off-Taker bagi perusahaan IPP
PEMETAAN REGULASI TENTANG PEMILIHAN PROYEK

No PERATURAN OVERVIEW

PERATURAN MENTERI
Peraturan Menteri No 3 Tahun 2015 tentang Prosedur Dalam pembelian tenaga listrik dapat dilakukan melalui pemilihan
1 Pembelian Tenaga Listrik dan Harga Patokan Pembelian langsung dan penunjukan langsung selama memenuhi kriteria dan
Tenaga Listrik mengatur harga patokan tertinggi pembelian tenaga listrik.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (LH) No. 11 Tahun 2006
Dalam rencana pendirian pembangkit PLTA diatas 50 MW,
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
2 diwajibkan melengkapi analisis dampak lingkungan hidup dengan
Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
menganalisa beberapa potensial dampak
Hidup
Peraturan Menteri ESDM No. 35 tahun 2013 tentang Tata Mengatur pengajuan izin usaha penyediaan tenaga listrik dengan
3
Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan memenuhi persyaratan administrative, teknis dan lingkungan.
Keputusan Menteri ESDM No 39 K/20/MEM/2019 tentang Menjelaskan pertumbuhan kebutuhan listrik dan potensi
4 Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik pembangkit listrik yang strategis untuk dikembangkan pada tiap
(RUPTL) PT PLN (Persero) Tahun 2019-2028 wilayah indonesia
Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang memiliki
Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun 2015 tentang Kerja wilayah usaha di bidang penjualan tenaga listrik perlu
5 Sama Penyediaan Tenaga Listrik Dan Pemanfaatan Bersama meningkatkan penyediaan tenaga listrik dan meningkatkan utilitas
Jaringan jaringan, dengan bekerja sama dalam pemanfaatan jaringan
transmisi dan jaringan distribusi dari pemegang izin operasi
Keputusan Menteri ESDM No 55 K/20/MEM/2019 tentang
Besaran Biaya Pokok Penyediaan Pembangkitan, Menyebutkan acuan pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero)
6
menyebutkan acuan pembelian tenaga listrik oleh PT PLN pada setiap wilayah Indonesia
(Persero)
PEMETAAN REGULASI TENTANG PEMILIHAN PROYEK

No PERATURAN OVERVIEW
PERATURAN DAERAH PROVINSI
Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara No 500 Tahun 2014
Menerangkan PT Lasolo Hidro Energi telah mendapatkan izin
1 tentang Izin Lingkungan Pembangunan Pembangkit Listrik
lingkungan atas pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Tenaga Air (PLTA) 145 MW
Berdasarkan penilaian Komisi Penilai Amdal Provinsi Sulawesi
Tenggara, terkait analisa dampak lingkungan hidup (Andal),
Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara No 501 Tahun 2014
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
2 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Kegiatan Pembangunan
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) kegiatan pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 145 MW
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 145 MW dapat disetujui sesuai
hasil rapat Komisi Penilai Amdal
PERATURAN DIREKSI PLN
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) diluar Rapat Direksi Menerangkan bahwa PLN selaku Pemegang Saham mayoritas
(Sirkuler) No.024/DIR/2018 tentang Pengalihan Penugasan dapat memberikan penugasan kepada Anak Perusahaan untuk
1 Sebagai Mandatory Partner Dalam Rangka Pengembangan proye infrastruktur ketenagalistrikan yang dalam RUPTL
PLTA Lasolo (2x72,5 MW) Dari PT Pelayanan Listrik Nasional dikategorikan sebagai Porsi IPP/Swasta dengan syarat porsi saham
Tarakan Kepada PT Pembangkitan Jawa Bali antara 30%-49% melalui skema Mandatory Partner
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No 0061.P/DIR/2019
Menerangkan pelaksanaan kerja sama dengan anak perusahaan
tentang Perubahan Atas Peraturan Direksi PR PLN (Persero)
dalam rangka percepatan Pembangunann Infrastruktur
2 Nomor 0036.P/DIR/2017 Tentang Pedoman Penugasan
Ketenagalistrikan (PIK) melalui mekanisme penugasan kepada anak
Kepada Anak Perusahaan Dalam Rangka Percepatan
perusahaan
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
PEMETAAN REGULASI TENTANG PEMILIHAN PROYEK
No PERATURAN OVERVIEW
PERATURAN DIREKSI PJB
Menjelaskan penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan
1 Anggaran Dasar PJB berdasarkan prinsip industri dan niaga yang sehat dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas
Peraturan Direksi PT PJB No 002.P/019/DIR/2018 tentang
2 Mengatur Pengelolaan pengembangan Pembangkit skema IPP
Tata Kelola Pengembangan Bisnis Pembangkit Listrik
Keputusan Direksi PT PJB No 059.K/010/DIR/2016 tentang Menerangkan, bahwa perusahaan mempunyai kepekaan terhadap
3 Kebijakan Pemilihan Proyek Dan Partner Dalam peluang pengembangan dan peluang berpartner dengan
Pengembangan Bisnis perusahaan lain
Data pendukung

1. Data Study of Report Lasolo Hydropower Plant Project


2. Riview on Data Study of Lasolo Hydro Power Plant dari PT Rekadaya Elektrika Consult
3. Keputusan Direksi PT PLN dan Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler PT PJB
4. Draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL 2019-2028
5. Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2015 – 2034
6. Keputusan Menteri ESDM No 55 K/20/MEM/2019 tentang Besaran Pokok
Penyediaan
Pembangkitan
7. Peraturan Direksi PT PJB No. 002.P/019/DIR/2018 tentang Tata Kelola Pengembangan
Bisnis Pembangkit Listrik
8. Peraturan Menteri No 3 Tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan
Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara,
PLTG/PLTMG, dan PLTA oleh PLN (Persero).
9. Model skema bisnis PLTA Lasolo dari PLN Tarakan.
10. Letter of PLN Tarakan No 205/041/DIR-TRK/2017 Perihal Response to Draft
Consortium Agreement Regarding Lasolo HEPP.
1. Fase Konstruksi
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
 Pelanggan:
Controllable : 1. Terdapat teguran/keluhan dari
Terjadinya 1. Resistensi Masyarakat PLN
2. Membayar penalti ke PLN
kemunduran waktu berkaitan adat/budaya  Keuangan & Pasar
setempat yang terjadi 1. Mengalami kerugian/kehilangan
COD dan operasi pada fase konstruksi. kesempatan mendapat
penghasilan
 SDM
2. Keterlambatan masa 1. Adanya rasa ketidakpuasan dari
konstruksi. SDM pelaksana proyek
 Bisnis Internal
1. Kelangsungan usaha terganggu
2. Tidak tercapainya kinerja sesuai
yang ditargetkan
 Kepemimpinan
1. Reputasi menurun akibat adanya
komplain/ketidakpuasan dari
PLN

Rencana
Key Risk Indikator Penanganan Risiko
Pencegahan : Controlled Risk
1. Dilakukannya monitoring berkala
Waktu COD dan berdasarkan regulasi Pencegahan :
pembangunan proyek yang 1. Proses monitoring proyek secara
operasi berjalan berlaku berkelanjutan
sesuai RUPTL 2. Proses pengadaan dilakukan
sesuai standart FIDIC
2. Melakukan pemilihan partner
sesuai dengan SOP dan regulasi
3. Pemilihan EPC kontraktor yang berlaku
2. Fase Operasional
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
Uncrontrollable :  Keuangan & Pasar
1. Pembengkakan biaya digunakan
1. Terjadi kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja (cidera/kematian)
pembiayaan kesehatan
 SDM
pelaksana konstruksi 1. Penurunan kepercayaan
karyawan
Controllable :  Bisnis Internal
1. Faktor peralatan teknis kurang 1. Kelangsungan usaha
safety 2. Ancaamn keselamatan jiwa
2. Fakor lingkungan kerja buruk pekerja
sehingga pekerja kurang 3. Tuntutan Hukum
konsentrasi  Kepemimpinan
3. Faktor pekerja kurang 1. Insiden perlu penanganan pihak
berpengalaman dalam tugasnya manajemen internal
4. SMK3 tidak berjalan secara
efektif

Rencana Controlled Risk


Key Risk Indikator Penanganan Risiko
Pencegahan :
Pencegahan :
1. Angka kecelakaan 1. Membentuk struktural
1. Dilakukan monitoring terkait
kondisi pembangunan proyek dari
kerja penanggungjawab pada setiap segi teknis, lingkungan kerja,
sektor (sektor teknis,
2. Terciptanya proyek lingkungan area kerja, pekerja
tenaga kerja dan masyarakat
sekitar proyek
dengan zero proyek)
2. KKO, KKF, dan AR Project
accident 3. Pemilihan Equipment yang
tepat
3. Fase Finansial
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
 Keuangan & Pasar
Uncontrollable : 1. Pembengkakan biaya
Terjadi kenaikan 1. Gejolak ekonomi perusahaan
2. Net Income menurun
biaya selama fase 2. Terjadi perubahan parameter
ekonomi (inflasi, suku bunga, dll)  SDM
proyek 1. Keluhan pegawai bidang
pembiayaan proyek
 Bisnis Internal
Controllable : 1. Kegiatan perusahaan terkendala
3. Kenaikan biaya konstruksi, biaya 2. Pencapain kinerja tidak optimal
EPC, biaya lain-lain terkait proyek

Key Risk Indikator Rencana Controlled Risk


Penanganan Risiko Pencegahan :
1. Pengeluaran sesuai 1. Klausa PPA memitigasi perubahan
dengan proyeksi Pencegahan : kondisi makro ekonomi
1. Klausa dalam perjanjian 2. Memasukkan ekskalasi harga
yang telah dianalisa pendanaan dan perjanjian komponen ABCD terhadap
perubahan berbagai kondisi
2. IRR Project EPC makro ekonomi
4. Fase Finansial
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
Uncontrollable :  Keuangan & Pasar
1. Penyedia dana (debt maupun 1. Struktur modal perusahaan
Pendanaan selama equity) menghentikan proses menjadi tidak sesuai dengan
perencanaan
disburse
proyek terkendala  Bisnis Internal
1. Kelangsungan usaha terkendala
2. Deviasi target pencapain kinerja
Controllable :
2. Kendala pada perusahaan
pemegang proyek yang
berdampak menurunnya
kepercayaan lender

Key Risk Indikator Rencana Controlled Risk


Penanganan Risiko Pencegahan :
1. Monitoring dan koordinasi
Surat keterangan Pencegahan : dengan lender terkait kepastian
persetujuan kontrak 1. Penegasan pada lender pendanaan
2. Menyiapkan skenario refinancing
kerjasama proyek terkait kontrak proyek
atau pendanaan alternatif
2. Menyusun alternatif 3. Disebutkan klausul PPS bahwa
sumber pendanaan lender akan bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap pendanaan
5. Fase Kepatuhan
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
Controllable :  Bisnis Internal
1. Tidak memenuhi persyaratan BLH 1. Kelangsungan usaha terkendala
Tidak mendapatkan didalam pengajuan izin 2. Deviasi target pencapaian kinerja
2. Izin prinsip dan investasi
perizinan 3. Izin lingkungan & lahan
4. Izin komersial luar negeri
5. Izin usaha penyediaan tenaga
listrik
6. Izin mendirikan bangunan

Rencana
Key Risk Indikator Penanganan Risiko Controlled Risk
Pencegahan : Pencegahan :
Terbitnya perijinan 1. Melakukan proses 1. JVC harus mendapatkan
rekomendasi izin pinjam pakai
terkait pemenuhan pengajuan untuk
dari pemerintah daerah setempat
mendapatkan perizinan dan
pembangunan dan 2. Partner proyek yang berada di
monitoring secara berkala daerah setempat harus sudah
pengoperasian proyek terhadap progres tersebut memiliki ijin lingkungan terpadu
2. Penyusunan AMDAL oleh
konsultan yang memiliki
kualifikasi dan reputasi baik
3. Koordinasi dengan PLN dan
pemerintah terkait
perizinan
6. Fase Strategis
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko
 Bisnis Internal
Terjadinya kerusakan Controllable : 1. Proyek dihentikan oleh
pemerintah
lingkungan pada 1. Konstruksi yang dilakukan tidak 2. Tuntutan hukum
mengacu pada dokumen AMDAL
fase konstruksi dan 2. Operasional tidak mematuhi
3. Peringatan / teguran dari KLH

operasi regulasi
3. Mobilisasi alat dan material
melanggar peraturan lalu lintas

Rencana
Penanganan Risiko
Key Risk Indikator Pencegahan : Controlled Risk
1. Pelaksanaan desain pembangkit
harus mempertimbangkan aspek
lingkungan Pencegahan :
Rasio kerusakan 2. Proses pelaksanaan konstruksi 1. Mempertimbangkan PP No. 27
yang mengacu pada dokumen tahun 2012 tentang Lingkungan
lingkungan AMDAL dalam design pembangkit
3. Fase operasi yang berjalan sesuai
peraturan lingkungan yang
berlaku
4. Melaksanakan program CSR
5. Pelaksanaan UPL/UKL sesuai UU
No.32 Th. 2009 (perlindungan
dan pengelolaan lingkungan
hidup)
7. Fase Operasional
Analisa Risiko Penyebab Risiko Dampak Risiko

Kinerja operasional Uncontrollable :  Produk & Layanan


1. Pembnagkit tidak beroperasi
1. Gangguan pada konsumen normal pada fase operasi
tidak sesuai  SDM
1. Ketidakpuasan sekelompok
perencanaan Controllable : pegawai
2. Ketidaksiapan pembangkit  Bisnis Internal
3. EPC terpilih kurang perform 1. Kelangsungan usaha kendala
4. Pemilihan equipment proyek tidak 2. Deviasi target pencapaian kinerja
sesuai
5. Gangguan transmisi

Key Risk Indikator Rencana Controlled Risk


Penanganan Risiko
Proyek berjalan sesuai
dengan proyeksi Pencegahan :
anggaran yang telah 1. KKO, KKF & KR Project
Pencegahan :
direncanakan 1. Masa garansi harus dituangkan
dalam kontrak EPC
2. Pemilihan equipment yang baik
3. Asuransi
4. Survey demand dan transmisi
5. Menyiapakan skenario
penjadwalan hutang dengan
lender/refinancing untuk
memperoleh pendanaan
alternatif

Anda mungkin juga menyukai