PP Ma - Finish

Power Plant Academy MA13
Materi
I
MANAJEMEN ASET
II
LATAR BELAKANG MANAJEMEN ASET
III
MENGAPA PERLU MANAJEMEN ASET
IV
MANAJEMEN ASET BERDASAR PERSPEKTIVE

PAS 55
PRINSIP DASAR OPTIMALISASI ASET FISIK
VI
HASIL PROSES
MANAJEMEN
OPERASI
MANAGEMEN
RISIKO
WPC
MANAGEMENT
MANAJEMEN
MATERIAL
Handout Slide Pwer Point
MANAJEMEN
EFFISIENSI
MANAJEME
N ASET
MANAJEMEN
OUTAGE
MANAJEMEN
RELIABILITY
HIP - 1/44
Mengapa Perlu Manajemen Aset?
?
3
MENGAPA PERLU MANAJEMEN ASET?
AMANAH
4
HIP - 2/44
BAGI SEMUA KARYAWAN

NilaiAMANAH
asset PJB
:
40 Trilyun
Jumlah Karyawan = 2290
~ 17 M/pegawai
I. MANAJEMEN ASET
1.1
1.2
1.3
1.4
Pendahuluan
Pemahaman Business Practices dan KPI
Tata Kelola Pembangkitan (Manajemen Aset PJB)
Asesmen Maturity Level Proses Bisnis Internal
1.5
Tata Kelola Pembangkitan PJB sebagai Best Practice

Manajemen Aset Pembangkit PLN
1.6
Tata Kelola Pembangkitan PJB sebagai Best Practice

Manajemen Aset Pembangkit PLN
HIP - 3/44
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
peserta mampu menjelaskan :
1. Definisi manajemen aset dan jenis-jenis
asset
2. Hubungan antara kematangan proses bisnis
dengan pencapaian kinerja (KPI)
3. Elemen-elemen kunci Tata kelola
Pembangkitan
4. Tujuan Assesment Maturity
5. Tahapan Implementasi Manajemen Aset
Pendahuluan Manajemen Aset

DEFINISI MANAJEMEN ASET
ILMU, METODE, PROSEDUR,
PERALATAN
OPTIMASI DAMPAK BISNIS
KINERJA
RISIKO
BIAYA
KINERJA
RISIKO
BIAYA
DALAM SELURUH HIDUP

ASSET FISIK
KINERJA
8
HIP - 4/44
Jenis -Jenis Aset
KNOWLEDGE ASSET
Management Strategy
Maintenance Tactics
Reliability Management
Work Planning & Control

Outage / TA Management
Material management
Knowledge, Skill (Human Capital)

Organizational Competence
(Leadership, Teamwork,
Communication, Alignment)
Availability
Reliability
Lifetime
Return on Asset
Return on
Investment
Financial Asset
9
Peran Manajemen Aset dalam Kontrak Kinerja
KINERJA
KINERJA
Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi
Operasi : EAF, EFOR, Efisiensi
RISIKO
Performance
Management
(BSC)
BIAYA
DALAM SELURUH HIDUP

ASSET FISIK
GENERATION PLAN
Continuous
Improvement
Manajemen Risiko
OPTIMASI DAMPAK BISNIS
ILMU, METODE, PROSEDUR,

PERALATAN
Reliability
WPC
IManagement Management
Outage
Management
Supply Chain
Management
Operation
Management
Efficiency
Management
Continuous
Improvement
EAMS & ME
SMM, SML, SMK3

People & Work Culture
10
HIP - 5/44
KESIMPULAN
Penerapan Manajemen
Aset di PJB sesuai SK
Direksi PJB
1. Sesuai dg definisi
Manajemen Aset
Internasional
2. Saling melengkapi
dengan program OPI
3. Selaras dengan PAS 55
KINERJA
Performance
Management
(BSC)
GENERATION PLAN
Continuous
Improvement
Manajemen Risiko
WPC
Outage
Management
Management
Reliability
IManagement
Supply Chain
Management
Efficiency
Management
Operation
Management
Continuous
Improvement
EAMS & ME
SMM, SML, SMK3
11
Business Process vs KPI Maturity
PERF.
LEVEL 4
LAGGING
KINERJA (KPI)
PERF.
LEVEL 5
PERF.
LEVEL 3
PERLU
MANAJEMEN
ASET
Kemungkinan :
1. Keberuntungan
2. Ada orang Hebat
B
A
A
Meningkatkan Maturity
Level Proses Bisnis
PERF.
LEVEL 2
B
Menghilangkan
Hambatan
PERF.
LEVEL 1
STAGE 1
STAGE 2
STAGE 3
LEADING
STAGE 4
KEMUNGKINAN :
1. Masalah Teknis
2. Kendala
Manajemen / Non
Teknis
STAGE 5
PROSES (Maturity Level)
12
HIP - 6/44
KINERJA
KPI
LAGGING

Performance
Management
(BSC)
Continuous
GENERATION PLAN
Improvement
KPI LEADING
Manajemen Risiko
Reliability
Management
WPC
Management
Outage
Management
Supply Chain
Management
Efficiency
Management
Operation
Management
KEMATANGAN
BISNIS PROSES
Continuous
Improvement
EAMS & ME
SMM, SML, SMK3
13
KESIAPAN SDM
MATERI MANAJEMEN ASET
1. Work Planning & Controling (WPC)

2. Manajemen Outage
3. Manajemen Material
4. Manajemen Reliability
5. Manajemen Operasi
6. Manajemen Effisiensi
7. Manajemen Risiko
14
HIP - 7/44
Work Planning and Controling (WPC)
mengelola proses bisnis operasi dan

pemeliharaan.
untuk memastikan pekerjaan
direncanakan, dijalankan, dikendalikan,
serta ditingkatkan dgn manajemen kerja
yang sistematis menganut pola PDCA.
kegiatan menyiapkan rencana kerja,
penggunaan sumber daya, menjadwalkan,
dan mengendalikan pelaksanaannya agar
dicapai hasil kerja yang optimal.
15
Manajemen Outage
proses sinergi dan berkesinambungan dari
kegiatan perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengendalian, monitoring, evaluasi dan rencana
tindakan lanjut program pemeliharaan planned
outage.
Manajemen outage mencakup 3 tahapan pekerjaan
yaitu :
saat pre outage,
pekerjaan pada saat outage, dan
pekerjaan paska outage (post outage).
16
HIP - 8/44
Manajemen Material
pengelolaan material dan tingkat ketersediaan

serta kualitas kebutuhan material sebagai salah
satu asset management yang sangat penting
dalam pengelolaan unit pembangkitan.
merupakan bagian hulu dari mata rantai proses
bisnis penyediaan tenaga listrik yang harus
dilakukan secara efektif dan menganut prinsip :
Tepat kualitas
Tepat Waktu
Tepat Jumlah
Tepat biaya
17
Manajemen Material
Lingkup Manajemen Material:

1. Manajemen inventory
2. Pengadaan (material dan tools),
3. Manajemen penerimaan/ gudang
(material, tools, dan bahan bakar)
18
HIP - 9/44
Manajemen Reliability
Serangkaian kegiatan untuk menjamin

tidak terjadinya kegagalan pada
seluruh peralatan saat dioperasikan,
tidak mengalami derating, dengan
biaya optimum dengan meminimalkan
kegagalan dan penyebabnya
19
Lingkup Manajemen Reliability
1. menetapkan prioritas pekerjaan

berdasarkan criticality ranking peralatan
2. menetapkan task jenis pemeliharaan yang
tepat
3. merencanakan dan menjadwalkan
pekerjaan
4. melaksanakan pekerjaan operasi dan
pemeliharaan dengan kualitas yang optimal
5. melakukan pengukuran, evaluasi dan
peningkatan berkesinambungan
20
HIP - 10/44
Manajemen Operasi
Panduan proses operasi sistem

pembangkitan dan sistem
penyaluran secara rasional dan
ekonomis dengan memperhatikan
mutu dan keandalan.
21
Lingkup Manajemen Operasi
1. perencanaan operasi berdasarkan

kebutuhan sistem dan kesiapan unit,
2. pengoperasian, pengujian, dan pengaturan
jam kerja operasi peralatan,
3. first line maintenance
4. optimasi pembebanan dan kinerja operasi
5. manajemen bahan bakar,
6. emergency management
7. Manajemen Pengolahan Air proses
8. komunikasi dan pelaporan.
22
HIP - 11/44
Manajemen Efisiensi
Panduan dalam melaksanakan plant

efficiency improvement, Manajemen
operasi mencakup kegiatan:
1. monitoring data operasi, analisa,

simulasi dan optimasi,
2. cost and benefit analysis,
3. rekomendasi improvement,
melakukan perbaikan, dan evaluasi
23
Manajemen Risiko
Manajemen risiko membantu

mengembangkan perencanaan
bisnis tingkat stratejik dan
operasional, serta meningkatkan
probabilitas pencapaian sasaran
stratejik jangka pendek dan jangka
panjang.
24
HIP - 12/44
Lingkup Manajemen Risiko
1.
2.
3.
4.
Identifikasi risiko
Proses manajemen risiko
Mitigasi risiko
Monitoring risiko.
25
II. LATAR BELAKANG MANAJEMEN ASET
2.1
Pergeseran Budaya Pengelolaan

Aset - Kecenderungan pola lama
& Pola Baru dalam pengelolaan
asset
2.2
Perencanaan Strategis
Perusahaan & Tinjauan Strategy
Map
HIP - 13/44
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pokok

bahasan ini, peserta mampu
menjelaskan :
1. Konsep manajemen aset
2. Strategi perusahaan untuk
mencapai visi
Pertanyaan Mendasar Tentang Pengelolaan Aset
MEMANAGE = MENGELOLA ASET

Apakah kita sudah mengelola aset
(pembangkit) kita dengan baik?
PROSES
Program, Proses, &
Prosedur baik =
Pengelolaan baik ?
KINERJA
Kinerja baik =
Pengelolaan
pembangkit baik ?
28
HIP - 14/44
DATA USIA PEMBANGKIT GRESIK
USIA
PER DES-2012
(TAHUN)
JENIS
PEMBANGKIT
NO
1
PLTG
34
PLTU 1 - 2
32
PLTU 3 - 4
25
PLTGU
20
29
RJPP 2011 2016

VISI :
Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia
yang terkemuka dengan standar kelas dunia
5G : Growth
5P : Productivity
P1 : Top 10 NERC kinerja pembangkit

P2 : Cost leadership Rp/kW siap
P3 : Maturity proses bisnis
P4 : Readiness aset intangible
P5 : Pembangkit hijau
G1 : MW Aset Pembangkit
G2 : TWh Energi Listrik
G3 : MW Jasa O&M
G4 : MW Jasa EPC
G5 : Nilai investasi saham di AP/ PA
1995
2010
2016
Future
(next 5 years)
Scope of
Business
Power
Producer
Integrated Power
Company
Integrated Power
Company
Energy Company
Corporate
Excellency
Good Performance
Industry Leader
Benchmark Leader
Growth
Funding
PLN
PLN
PLN (Major)
PJB (Minor)
PJB (Major)
PLN (Minor)
Bentuk
Korporasi
Head Office
Head Office
Operating Holding
Company
Operating Holding
Company
30
HIP - 15/44
Keandalan pembangkit PJB mampu mencapai

Top 10 persen pembangkit terbaik di dunia
sesuai jenis dan kapasitas berdasarkan
standar NERC , yang diukur EAF & EFOR
PJB mampu mencapai band industry leader
berdasarkan kriteria kinerja ekselen Baldrige,
yang diukur SKOR BALDRIGE
31
Productivity Road Map
32
HIP - 16/44
III. MENGAPA PERLU MANAJEMEN ASET

3.1
Kewajiban untuk Mengelola

Aset yang Besar
3.2
Upaya Meningkatkan Kinerja

Secara Berkelanjutan
3.3
Perlunya Melakukan Perencanaan

Secara Tajam dan Akurat
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pokok bahasan
ini, peserta mampu menjelaskan :
1. Latar belakang perlunya mengelola
aset
2. Upaya-upaya untuk meningkatkan
kinerja secara berkelanjutan
3. Tahapan perencanaan manajemen
aset
HIP - 17/44
Data rata-rata Kinerja Pembangkit PJB
35
Mengapa Perlu Manajemen Aset?

Sebelum & Sesudah Implementasi Manajemen Aset
(Pengalaman PT PJB)
Sesudah implementasi
Manajemen Aset
EAF PJB (%)
92.00
EAF = Equivalent Availability Factor
90
90.00
88.00
86.00
85
84.00
82.00
Sebelum
Manajemen Aset
Kenaikan rata2 dalam 4 tahun
80.00
EAF = 4.5% ~290 MW

Hemat kl. 3 Trilyun
78.00
76.00
74.00
72.00
Series2
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
85.76
85.58
85.20
84.05
79.58
84.06
80.16
84.21
86.45
87.68
90.36
89.06
91.1
SYMPTOM ASSET WELLNESS

Plant Performance dapat digunakan sebagai dianostik awal adanya
kelemahan / kekurangan dalam pengelolaan pengusahaan 36
HIP - 18/44
Proses Yang Menjamin Terjadinya

Perbaikan Berkelanjutan
SK Direksi PT PJB No. 071.K / 020 / DIR / 2010 = Pedoman
Penilaian Kontrak Kinerja UP & UPHAR PT PJB
Mengukur Maturity Level Proses

Bisnis & Key Performance
Indicator (KPI) terhadap
implementasi Tata Kelola UP
Unit-Unit
(Self Assessment)
SETIAP 3 BULAN
PT PJB KP
(Assessment)
SETIAP 6 BULAN
Feed back (pernyataan OFI & strength) untuk

ditindaklanjuti & dipantau pada assessment berikutnya
Menjamin terjadinya perbaikan

berkelanjutan implementasi Tata Kelola UP
37
Proses Yang Menjamin Terjadinya

Perbaikan Berkelanjutan
Detil
Kegiatan
38
HIP - 19/44
Perencanaan Strategis PT PJB

2
3
Cascade to Align the
Organization
1) Cascade
ke
Pembangkit
Unit
Plan the Strategy

By Senior Leader
termasuk BOD
1) Strategy Map / Strategy
Objective
2) EPI
(Excellence
Performance Indicator)
3) Strategic Initiatives
4) Blind
Spot
Jangka
Panjang
4
Plan the Operation
1) Rencana kerja
2) Anggaran
3) Blind Spot Jk Pendek
Develop the Strategy

By Senior Leader
termasuk BOD
1)
2)
3)
4)
5)
Visi Misi Tata Nilai

Analisa SWOT
Core Competence
Road Map
Knowledge Management
RJP (Rencana Jangka Panjang)
Kat 2 DA-MB
Proses
Perencanaan
Strategis PJB
7
Test & Adapt
1) Review
Program
Strategy
2) Blind Spot
&
(5 Tahun) :
RJPP (Korporat & RJPU (Unit)
RKA (Rencana Kerja & Anggaran)

(1 Tahun) :
RKAP (Korporat) & RKAP (Unit)
Cascade to Align the

Workforce
Rencana Kerja Individu

(Generation Plan) :
1) Rencana Kerja Individu

2) SKP (Sasaran Kinerja
Perorangan) / SIMKP
SIMKP GM; SKP Manajer; SKP

Supervisor; SKP Staf
Monitor & Learn

1) Review Kinerja Korporat,
Unit Pembangkitan &
Kompetitor
2) Review Penilaian Kinerja
Individu
EXECUTION
39
IV. IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASET DALAM PERSPECTIVE

BSI PAS 55 : 2008
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Pendahuluan
Mengenal BSI PAS 55 : 2008

Persyaratan / Requirement Manajemen Aset PAS 55
Scoring PAS 55
Hasil / outputs Implementasi PAS 55
Posisi PJB dalam Implementasi Manajemen Aset PT PJB
Life Cycle Cost dan Life Cycle Management
HIP - 20/44
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pendekatan Manajemen Aset sesuai PAS 55

Konsep dasar PAS 55
Persyaratan/requirement PAS 55
Scoring PAS 55
Output yang didapat dari implementasi Manajemen
Aset
6. Posisi Unit Pembangkit dari sudut pandang PAS 55
7. Konsep Life Cycle Cost Manajemen
Latar Belakang Pengembangan PAS 55
PAS 55 mengintegrasikan semua aspek

siklus asset
identifikasi kebutuhan untuk desain

akuisisi
konstruksi
komisioning
operasi
pemeliharaan
modifikasi
refurbishment atau disposal.
42
HIP - 21/44
Overview / Background
PAS : Publicly Available Specification

43
1) PAS 55 adalah standard referensi

internasional
untuk
optimalisasi
manajemen
aset
aset
fisik,
menyediakan praktek praktek yang
baik (good practices) dalam segala aspek
manajemen aset.
44
HIP - 22/44
2) PAS 55 bisa diimplementasikan di

berbagai organisasi / perusahaan
dimana
aset aset fisik
merupakan kunci atau faktor kritis
untuk mencapai tujuan bisnis.
45
3) PAS 55 merupakan spesifikasi

yang tersedia secara umum dan
bisa
di-align-kan
dengan
standard lain yang digunakan
secara umum (ISO)
46
HIP - 23/44
4) Spesifikasi PAS 55 diterbitkan oleh BSI

(British Standards Institution) pada
tahun 2004 & diupdate pada 2008
5) Diterbitkan oleh IAM (Institute of Asset
Management),
Untuk menjawab kebutuhan terhadap

standardisasi Manajemen Aset
untuk diterbitkan sebagai standard ISO
47
5) Spesifikasi PAS 55 diterbitkan untuk

memberikan
panduan melakukan
praktek praktek terbaik (best practices
guidance) bagi suatu perusahaan yang
mengimplementasikan manajemen aset
aset fisik, berdasarkan pengalaman
berbagai industri
48
HIP - 24/44
6) PAS 55 berdasarkan pada methodology

Plan Do Check Action (P-D-C-A)
serta menggunakan pola life-cycle
7) PAS 55 menggabungkan investasi,
operasi, pemeliharaan, sumber daya
(resources),
kinerja
risiko
dan
keberlanjutan (sustainability) sehingga
menjadi rekomendasi yang optimal.
49
Asset Management Requirement Focusing on Continuous
Improvement, Strategy & Risk Management.
50
HIP - 25/44
The whole is
greater than the
sum of the parts
Holistik
Capable of
being
sustained
Berkesinam
bungan
Sistematis
Characterised
by order &
planning
Terintegrasi
Optimal
Most
desired
possible
Sistemik
Berdasarkan
Resiko
Affecting the
entire system
Minimising chance of
loss or damage
51
Ruang Lingkup
Conteks Vital:
Tujuan bisnis, kebijakan,
regulasi, requirement
performa, manajemen resiko.
Interface Penting:
Motivasi, komunikasi,
peran & tanggung
jawab, knowledge,
pengalaman,
leadership, teamwork.
Interface Penting:
Biaya life cycle, modal
investasi, biaya
operasional, performa
aset.
Bisnis Total
Interface Penting:
Kondisi, performa,
biaya & peluang
Aset Human
Aset
Finansial
Aset
Fisik
Aset
Informasi
Aset
Intangible
Interface Penting:
Reputasi, image,
Moral, constraints,
dampak sosial.
52
HIP - 26/44
Hasil Berdasarkan Methodologi Implementasi
Organizational
Alignment
Kebijakan &
Strategi
Reliability
Management
Keseluruhan
Orientasi
Life
Work
Management
Risk
Management
Systems,
Information &
Knowledge
Management
Akuntabilitas
&
Realisasi Benefit
Performance
Management
Orientasi Eksekusi
53
Sistem Manajemen Aset
Manajemen
Korporat
Mengelola
Portfolio
Aset
Sistem Manajemen
Aset PAS 55
Mengelola
Sistem
Aset
Keseluruhan
Orientasi
Life Cycle
Create
acquire
Mengelola
Aset
Utilize
Maintain
Renew
Dispose
54
HIP - 27/44
Requirement Manajemen Aset PAS 55
0. Introduction
1. Scope
2. Normatif reference
3. Term of Definition
4.1. Requirement umum
4.2. Kebijakan manajemen aset
4.3. Strategi, tujuan, dan rencana manajemen aset.
4.4. Enablers & control manajemen aset
4.5. Implementasi rencana manajemen aset
4.6. Assessment & improvement Performance
4.7. Manajemen Review.
55
Requirement Manajemen Aset PAS 55
56
HIP - 28/44
Scoring PAS 55
SCORE
KATEGORY
1-2
POOR
2-3
BELOW AVERAGE
3-4
ABOVE AVERAGE
PAS 55 COMPLIANCE
4-5
ECXELENCE
57
Maturity /Scoring PAS 55
58
HIP - 29/44
Hasil/ Output implementasi 5S
1. Standarisasi best practice yang diakui secara

internasional.
2. Mendemonstrasikan kepada stakeholder bahwa aset
fisik telah dikelola dengan baik
3. Implementasi Manajemen resiko optimal
4. Mencakup keseluruhan aktifitas plant
5. Memberikan sustainabiility, dengan mengembangkan
proses continuous improvement.
6. Framework yang terintegrasi dan dapat diaplikasikan
di PJB.
7. Memudahkan proses audit untuk mencapai tujuan
bisnis organisasi
59
V. PRINSIP DASAR OPTIMALISASI ASET FISIK

5.1
Prinsip Dasar Optimalisasi Aset
5.2
Pola Operasi dan Pemeliharaan yang

optimal
5.3
Proses Reliability Improvement sebagai

elemen Dasar Optimalisasi Aset Fisik
5.4
Best Practise Optimalisasi Aset Fisik
HIP - 30/44
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Prinsip Dasar Optimalisasi Aset Fisik

2. Pola Operasi dan Pemeliharaan
3. Proses-proses Reliability manajemen
4. Beberapa contoh Best Practise
Optimalisasi Aset Fisik
Inseparable & Co-dependent Role
Fungsi Operasi, Pemeliharaan dan

Enjiniring merupakan fungsi yang
harus bekerja terintegrasi, yang
secara bersama-sama mensukseskan
pencapaian target kinerja
Old Paradigm :
I break,
you fix
New Paradigm :
Together
we succeed
62
HIP - 31/44
Bagaimana Kalau Satu Fungsi

Tidak Ada / Tidak Berjalan
MAINTENANCE
ENGINEERING
FALSE START
OPERATION
MAINTENANCE
ENGINEERING
CONFUSE
OPERATION
MAINTENANCE
ENGINEERING
NO CONFORMANCE
& IMPROVEMENT
OPERATION
MAINTENANCE
ENGINEERING
CONTINUOUS
IMPROVEMENT
63
Paradigma Lama
1) Unit Pembangkit hanya menjalankan
fungsinya sesuai O&M Manual dari
pabrikan
2) Pengalaman
menunjukkan
bahwa
menjalankan manual saja tidak cukup
memenuhi target pencapaian kinerja.
3) Terjadinya deterioration (penurunan
kemampuan) dianggap gejala natural
yang tidak bisa dicegah
64
HIP - 32/44
Paradigma Baru
1) Unit pembangkit sebagai pengelola asset,
memenuhi
tujuan
bisnis
pengelolaan
pembangkit
2) Pola pikir continuous improvement dimulai
dengan secara proaktif memahami modus,
dampak dan penyebab kegagalan yang
mungkin terjadi
3) Deterioration (penurunan kemampuan)
bukan merupakan gejala natural dapat
dicegah dan dikendalikan
4) Teknologi baru digunakan sebagai tools untuk
membantu menganalisa dan mencari solusi
65
Proses Bisnis Pembangkitan

The Big O Process
OPERATION
MAINTENANCE
Operate and deliver the

product excellently
Preserve the asset

fuction excellently
Plan
Execute
Check /
trend
Plan
Execute
Check /
trend
ENGINEERING
Close performance gap and

improve for excellencent
O&M
Identify
Analyze
Monitor
Feedback
Solution
Excecute
Feedback
Standardize
66
HIP - 33/44
Tahapan Kegagalan Fungsi

Conditional
Incipient
Impending
kondisi yg bisa mendorong
terjadinya kerusakan misalnya
pelumas tercemar air, konduktifitas
air tinggi
Precipitous
mulai terbentuk kerusakan misalnya

akibat pelumas kehilangan fungsinya,
terjadi gesekan metal-to-metal
muncul gejala dengan analisis vibrasi
diketahui adanya frekuensi kegagalan
bearing / bearing failure frequency
Catastrophic
telah terjadi kerusakan tidak fatal,

bisa diperbaiki
kerusakan fatal terjadi bearing rusak,
shaft macet, unit tidak berproduksi
End of Life
67
Failure Management
Kebersihan, Keterlumasan,
Kekencangan, Ketercemaran
+
PM, PaM
PM, PdM
PaM
PM, PdM
PaM
Autonomous
Maintenance
PM, PdM
PaM
Eliminate Failure
Prevent
Failure
CM = Fixed it after
break + PaM
Prevent + Predict
Failure
Predict Failure,
Prevent Loss
Prevent Bigger
Loss
CM = Fixed it after
break + PaM +
Capital Inv
68
HIP - 34/44
Perubahan Paradigma
OPERATE
SIMPLE
EMER
GENCY
FAILURE
URGENT /
NORMAL
Unplanned
Maintenance
MAINTAIN
PLAN
DOCUMENT
SCHEDULE
Planned
Maintenance
MAINTAIN
PLAN
DOCUMENT
SCHEDULE
69
Maintenance Tactics
Membangun kombinasi optimal dari

maintenance tactics untuk peningkatan
reliability dan availability
Merubah Pola Kerja Non Tactical
Mintenance menjadi Pola Tactical
Maintenance dengan model improvement
terstruktur
Proses Technical O&M Improvement
terintegrasi dengan sistem Resource
Planning dan Keuangan menghasilkan
kecepatan, ketepatan dan efisien perusah
70
HIP - 35/44
Maintenance Paradigma Lama
Mix Maintenance POLA LAMA

OPERATE
FAILURE
MAINTAIN
60%
PLAN
40%
DOCUMENT
SCHEDULE
71
Maintenance Paradigma Baru
Mix Maintenance POLA BARU

OPERATE
2%
FAILURE
ENGINEERING
MAINTAIN
IDENTIFY
60%
PLAN
40%
ANALYZE
DOCUMENT
8%
SOLUTION
90%
SCHEDULE
NEW STANDARD
PM, PdM, OH, Op Check
CAPITAL PROJECT
72
HIP - 36/44
TAHAPAN KEGAGALAN FUNGSI VS

MAINTENANCE COST
Conditional
Incipient/muncul gejala
Impending/ mulai mengancam
kondisi yang bisa mendorong

terjadinya kerusakan misalnya
pelumas tercemar air, konduktifitas
air tinggi
LOW COST
HIGH REVENUE
mulai terbentuk kerusakan

misalnya akibat pelumas kehilangan
fungsinya, terjadi gesekan metal-tometal
Precipitous/Kerusa
kan terjadi
muncul gejala dengan analisis

vibrasi diketahui adanya frekuensi
kegagalan bearing/bearing failure
frequency
telah terjadi kerusakan tidak fatal,
bisa diperbaiki
Catastrophic
kerusakan fatal terjadi bearing

rusak, shaft macet, unit tidak
berproduksi
HIGH COST
LOW REVENUE
End of Life
73
P-f
Tactical
Misalignment detected
by vibration analysis Realignment should have been
planned & scheduled
Bearings damaged
due to misalignment Bearings should have been
scheduled and replaced
Non Tactical
Other components
identified as failed
Proactive
Cost to align
$650.00
Predictive
Cost to replace bearing and align
$2920.00
Catastrophic failure
Reactive
Costs:
Replace bearing
Repair collateral damage
Realign
Downtime
Emergency OT
Expediting parts
$13,345.00
John Mitchell, Physical Asset Management Handbook
Time
74
HIP - 37/44
Reliability Improvement
ENJINIRING
SERP
FMEA
RCFA
Task
Identification
Continuous Improvement
Baseline
FDT
RENDAL
(PERENCANAAN &
PENGENDALIAN)
EKSEKUTOR
PEMELIHARAAN
(CORRECTIVE,
PREVENTIVE,
OVERHAUL)
PM/PdM
Proactive
PLAN
SCHEDULE
IMPLEMENTATION
TASK
MEASUREMENT
Overhaul
Task Execution
75
1. System and Equipment Reliability Prioritization

(SERP) - Define Metode / cara me-ranking risiko (dampak x
kemungkinan) suatu sistem peralatan, untuk
menentukan prioritas analisa kebutuhan
pemeliharaan.
76
HIP - 38/44
Task Identification
- FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
Definisi
1) Metode untuk mengenali modus

kerusakan dan pengaruh dari kerusakan
tersebut
terhadap
sebuah
peralatan/asset yang kritikal.
2) FMEA ini dilakukan terhadap asset yang
memiliki nilai MPI tertinggi dari proses
SERP (System Equipment Reliability
Prioritization)
77
Task Identification
- RCFA (Root Cause Failure Analysis)
Tujuan
1) Mengetahui akar penyebab permasalahan secara pasti

dari suatu mode kagagalan / Failure Mode peralatan
yang merupakan :
a) Chronic Problem (Permasalahan peralatan yang
terjadi berulang dan belum diketahui akar
penyebabnya).
b) Permasalahan
peralatan
yang
berpotensi
mengakibatkan unit trip / derating dan gagal start.
c) Kelanjutan dari workshop FMEA dimana tidak
diketahui secara pasti penyebab dari Failure Mode
suatu topic peralatan
78
HIP - 39/44
Predictive Maintenance
Predictive Maintenance (PdM) : suatu proses yang
membutuhkan teknologi dan keahlian orang (skill
SDM) yang menggabungkan semua data diagnostic
dan performance yang ada, maintenance histories,
data operasi dan design untuk membuat keputusan
kapan harus dilakukan tindakan maintenance pada
major / critical equipment
Dalam menjalankan fungsinya, PdM mengaplikasikan
teknologi untuk memonitor kondisi peralatan, al :
Vibrasi
Thermography
Oil analysis
MCSA
DGA
79
Tujuan
1) Menghindari
unplanned
breakdown, meningkatkan
availability
2) Meningkatkan umur mesin
(MTBF = mean time
between failure)
3) Perusahaan yang telah
mencapai best practice, 80
%
kegiatan
pemeliharaannya adalah
kegiatan
terencana
(planned maintenance), di
mana ~ 50 % adalah
kegiatan PdM
Present
Reactive
Preventive
Predictive
Proactive
55%
31%
12%
2%
Present
Best Cost
Producer
10%
25-35%
45-55%
5-15%
Best Cost
Producer
Reliability Magazine: 2002
80
HIP - 40/44
Best Practive Optimalisasi Aset Fisik
Lean Manufacturing memperbaiki

alur proses, menekan limbah produksi.
Total Productive Maintenance (TPM)
memperbaiki organisasi, teamwork,
ownership. Dilakukan dengan
membangun kemitraan antara produksi
dan pemeliharaan, menekankan pada
aktifitas grup-grup kecil, kebersihan
(cleanlines) serta keteraturan atau
orderlines
81
Reliability Centered Maintenance (RCM),

mengkaji dan menetapkan berbagai
kegiatan pemeliharaan untuk mencegah
munculnya suatu modus kegagalan mesin
(failure modes)
Six Sigma metodologi statistik yang
digunakan untuk identifikasi pergeseran
kinerja dan sustainability
82
HIP - 41/44
Root Cause Analysis (RCA)

Identifikasi sumber penyebab
kerusakan untuk dapat dieliminasi.
Perencanaan dan penjadwalan
Pekerjaan, planning and sceduling
(CMMS) optimalisasi manajemen kerja,
mengelola data historikal
Pengelolaan material MRO
optimalisasi spare part, manajemen
parts untuk perbaikan
83
Conditioning Monitoring-Penentuan
kondisi terkini peralatan produksi
Condition Based Maintenance
(CBM) melakukan pemeliharaan
sesuai dengan kebutuhan aktual
84
HIP - 42/44
Preventive Maintenance (PM)

melakukan pemeliharaan sesuai
dengan jadwal waktu ,- berdasarkan
statistik dan sejarah umur mesin.
Proactive Maintenance berbagai
aktifitas antisipatif yang diambil bahkan
sebelum masa operasi guna
mengurangi kemungkinan terjadinya
kerusakan.
85
86
HIP - 43/44
Tahapan Pengembangan & Implementasi

Manajemen Aset (Pengalaman PT PJB)
2002 - 2004
1) Fokus pada kinerja hasil

2) Tidak melalui tahapan yg benar sbg
perbaikan proses bisnis
3) Tidak terjadi perbaikan budaya kerja
Manajemen Aset Tahap Awal
1)
2)
3)
4)
5)
Apr - Des 2006
1) Pendampingan
oleh
konsultan
manajemen aset, saat implementasi
2) Fokus pada change management
3) Recovery aset fisik, yg mengalami
masalah serius (contoh MKR)
Des 2006 - 2007
1) Kontrak kinerja basis manajemen aset

2) Pengukuran kontrak kinerja
Journey perubahan cara

kerja lama menjadi best
practices
2004 - 2005
Vision casting
Process business improvement
Sosialisasi, workshop & diskusi
Perumusan strategy map & penerapan
Metode pengukuran (best practices)
2005 - 2006
Melanjutkan process business
improvement
2008
1) Pelatihan manajemen aset

2) Membangun & mengimplementasikan
maturity level
3) Melanjutkan program pendampingan
saat implementasi oleh konsultan
2008 - 2012
1) Assessment maturity level untuk

menjamin continuous improvement
2) Implementasi Integrasi OPI, Kriteria
Baldrige, PJB IMS, PAS 55
Best Practices & Kinerja Ekselen
87
87
THE COURSE
JOURNEY PT PJB MENUJU OPERATIONAL EXCELLENCE
EXCELLENCE
PJB mencapai Operational Excellence

Baldrige Band Level Industry Leader
2016
UPHAR
UP
2010-2011
PJB meng-Integrasikan tata

Kelola dengan PJB IMS
PJB Set-Up PAS 55
Baldrige Band Level Good
Performance Tahun 2010
PJB Meng-Integrasikan Konsep AOP dengan Tata Kelola

yang dideklarasi oleh seluruh Manajer Unit dengan
dikeluarkan SK No. 105.K/010/DIR/2007 (Tata Kelola
AOP ATLAS
UP) & SK No. 038.K/010/DIR/2009 (Tata Kelola UPHAR)
Ditetapkan sebagai Kontrak Kinerja & di Asesmen setiap
Semester dengan Konsep Maturity Level
PJB diukur dengan Kriteria MALCOLM BALDRIGE Thn 2008
PJB Set-Up AOP (Asset Optimization Programe) dengan
2004-2006 Konsultan MTS
PJB mulai Implementasi Aset Manajemen (HA, KA, PA)
1997-2004 PJB mulai Implementasi & Pemantapan SIT-MIMS
PJB belum Implementasi Aset Manajemen
1995-1997 PJB belum menerapkan Sistem Informasi Terpadu
88
PJB belum Implementasi Aset Manajemen
2007-2009
HIP - 44/44

PP Ma - Finish

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

PP Ma - Finish

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Power Plant Academy MA13

LATAR BELAKANG MANAJEMEN ASET

MENGAPA PERLU MANAJEMEN ASET

MANAJEMEN ASET BERDASAR PERSPEKTIVE

PRINSIP DASAR OPTIMALISASI ASET FISIK

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Mengapa Perlu Manajemen Aset?

MENGAPA PERLU MANAJEMEN ASET?

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

BAGI SEMUA KARYAWAN

Tata Kelola Pembangkitan PJB sebagai Best Practice

Tata Kelola Pembangkitan PJB sebagai Best Practice

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Pendahuluan Manajemen Aset

OPTIMASI DAMPAK BISNIS

DALAM SELURUH HIDUP

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Jenis -Jenis Aset

Work Planning & Control

Knowledge, Skill (Human Capital)

Peran Manajemen Aset dalam Kontrak Kinerja

DALAM SELURUH HIDUP

OPTIMASI DAMPAK BISNIS

ILMU, METODE, PROSEDUR,

SMM, SML, SMK3

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Business Process vs KPI Maturity

PROSES (Maturity Level)

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Keuangan : Pendapatan, Biaya Produksi

People & Work Culture

MATERI MANAJEMEN ASET

1. Work Planning & Controling (WPC)

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Work Planning and Controling (WPC)

mengelola proses bisnis operasi dan

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

pengelolaan material dan tingkat ketersediaan

Lingkup Manajemen Material:

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Serangkaian kegiatan untuk menjamin

Lingkup Manajemen Reliability

1. menetapkan prioritas pekerjaan

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Panduan proses operasi sistem

Lingkup Manajemen Operasi

1. perencanaan operasi berdasarkan

Handout Slide Pwer Point

Power Plant Academy MA13

Panduan dalam melaksanakan plant

1. monitoring data operasi, analisa,

Manajemen risiko membantu

Handout Slide Pwer Point