Anda di halaman 1dari 149

TEMA PLN 1

Financial Sustainability For PLN Group

Jakarta, 19 Agustus 2021

Ver1.4
01 Apa itu Financial
Sustainability?
Arahan Direktur Utama
PERTUMBUHAN PENDAPATAN
Pendapatan kita harus terus tumbuh melalui
intensifikasi (meningkatkan pembelian pelanggan
eksisting) dan ekstensifikasi (menambah jumlah
pelanggan)

PERTUMBUHAN ROI, ROE, ROA YANG TINGGI


PERUSAHAAN YANG Membuat sebuah studi kelayakan (FS) yang baik
untuk setiap proyek guna memastikan
BERKELANJUTAN pengembaliannya, membangun manajemen
pendapatan, biaya, dan capex yang kuat

CASH IS KING
Memperhatikan kas, bukan laba akuntansi. Membangun
budaya kas (cash culture), sistem dan proses, dan
eksekusi, eksekusi, eksekusi

Kita memilih untuk peduli daripada tidak peduli - Ini adalah perusahaan tempat
kita bekerja, perusahaan yang kita cintai,
perusahaan tempat kita mencari nafkah sehari-hari

Sumber: Presentasi CWR dalam Radir tanggal 17 Juli 2020


Kemampuan keuangan
korporat untuk membiayai
usahanya

Korporat akan
membandingkan beban-
Financial Sustainability beban yang terjadi dengan
pendapatan yang diterima
dari usaha

Financial Sustainability
dapat dikatakan baik jika
total pendapatan>total
biaya

Sumber: www.wbln0018 (Worldbank) 4


02 Kenapa Financial
Sustainability Penting?
ASET TERBESAR
Total Aset > Rp 1.585 T (audited 2019)
• Negara RI (Rp 10.468 T)
• BRI, bank terbesar (Rp 1.417 T)
• Bank Mandiri (Rp 1.318 T) 1. PLN harus menjadi perusahaan yang tumbuh
• Pertamina (Rp 886 T) secara berkelanjutan (Sustainable Growth)
• Astra Intl, konglomerasi terbesar (Rp 352 T)
• Telkom (Rp 221 T)
2. Tidak ada perusahaan akan mampu
melaksanakan mandat-nya, apabila kondisi
CAPEX & OPEX
• OPEX Rp 315 T & CAPEX Rp 105 T keuangannya tidak sehat
Total Belanja Rp 420 T (2019)
• Belanja di APBN 2020 Rp 2.540 T 3. Financial Sustainability menjadi kunci agar
PLN mampu melaksanakan mandat dan
GROUP USAHA sekaligus tumbuh berkelanjutan
Tersebar di seluruh Indonesia:
• 49 Unit Induk
• 72 Anak/Cucu
• 52 ribu karyawan dan 115 ribu alih daya
• 76 juta pelanggan

6
SDM adalah Kunci untuk Financial Sustainability

Financial Sustainability memerlukan SDM yang memiliki


kompetensi untuk mengelola 4 area :
Financial
Performance 1. Financial Operations : mengelola fungsi-fungsi
keuangan dari perencanaan anggaran sampai dengan
eksekusi pembayaran secara prudent
2. Financial Risk Management : mengidentifikasi,
Financial Role of Financial mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko-
Operations Financial Control risiko keuangan di seluruh rantai proses bisnis
Leadership
3. Financial Control : mengendalikan dan mengarahkan
alokasi sumber dan penggunaan dana dengan check
and balance yang optimal
Financial
4. Financial Performance : memandu bisnis dengan
Risk Management analisis dan perspektif keuangan agar organisasi
mencapai kinerja keuangan yang ditargetkan

7
03 Dimana PLN Sekarang?
03.1 BENCHMARKING
Benchmark Financial Performance Electric Utilities di Asia Tenggara
Visi PLN 2024 : Electricity Champion of South-East Asia and #1 Customer Choice for Energy Solutions
6.5% 81.6%
Profitability Liquidity
5.1% (Return on Asset) (Current Ratio)
4.4%

43.4%

2.5% 34.7% 33.7%


30.5%
26.9% 26.5%

1.0% 0.8%
MERALCO Filipina
0.3% EGAT Thailand
SG Singapura
MERALCO EGAT SG TNB EVN EDL PLN TNB Malaysia MERALCO EGAT EVN SG PLN TNB EDL

EVN Vietnam 201.5%


89.2%
Activity EDL Laos Rasio Hutang untuk CAPEX*
(Total Asset Turnover) PLN Indonesia
74.3%
55.8%
47.9% SG MERALCO TNB EGAT EVN
EDL PLN n/a
-21.8%
28.5%
21.4%
18.0% -99.3%
5.1%
-176.5% -187.3%
MERALCO EGAT EVN TNB SG PLN EDL *Net cash flow from financing dibagi dengan net cash flow from investment
Rasio negatif menunjukkan seluruh investasi mampu didanai dari kas internal, bahkan perusahaan
secara netto mengembalikan hutang lebih banyak dibandingkan tambahan hutang baru

10
BENCHMARKING
BUMN Aset Terbesar Di Indonesia Tahun 2019 Perbandingan Tarif di Negara ASEAN
(Rp triliun) (Rp / kWh) Perbandingan Tarif Listrik beberapa Negara-Negara ASEAN
1,589 Indonesia Malaysia Thailand Singapore Philippines Vietnam
1,417 Jenis Pengguna
(Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh) (Rp/kWh)
1,318

Rumah Tangga 1.467 1.340 1.764 2.823 2.380 1.556


845
Bisnis menengah-TR 1.467 1.820 1.290 2.051 1.426 1.974

Bisnis besar-TM 1.115 1.287 1.242 2.011 1.389 1.816

Industri menengah-TM 1.115 1.112 1.094 1.878 1.528 1.135


221
Industri besar-TT 997 1.040 1.094 1.829 1.518 1.077

Periode Tarif Sep-20 Sep-20 Sep-20 Sep-20 Sep-20 Sep-20


PLN BRI Mandiri BNI Telkom Indonesia

Return On Asset 8.6% Return On Equity


(%) (%)
17.5%
7.1%
6.3% 14.1%
5.9% 5.9% 13.7%
12.8%
4.7% 4.6% 4.4% 10.5%
4.3% 10.0% 10.0%
3.0% 7.8% 7.9% 7.5%
2.7% 6.4%
5.7% 5.6% 5.0%
1.8%
1.2%1.5%
0.3%0.03%
0.5%0.1%

PLN TNB EGAT Aboitiz Ratch Power Banpu Malakoff Cikarang PLN TNB EGAT Aboitiz Ratch Power Banpu Power Malakoff Cikarang
Power Power Power
2019 1H2020 2019 1H2020
Source: PLN – DIVCORP – Materi Indikator Keuangan RJP dan RUPTL_September 2020-Scenario 1 : Tarif Tetap dan Automatic Tariff Adjustment tidak
diberlakukan, berdampak pada pembayaran Kompensasi dan Subsidi
11
03.2 Revenue Model
Model Bisnis: Cost Plus Margin
Tarif Tenaga Listrik mencangkup didalamnya BPP dengan Margin, namun berhubung tariff adjustment
ditunda, maka pemerintah memberikan kompensasi PLN atas selisih TTL dengan BPP plus margin tersebut
Tarif Non Subsidi Tarif Bersubsidi Perhitungan Subsidi

Biaya Pokok Penyediaan Pendapatan Pendapatan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga


Listrik
 Pembelian Tenga Listrik
Margin PSO Kompensasi i Listrik
Non Allowable Cost  Bahan Bakar & Pelumas
Subsidi Listrik  Pemeliharaan
 Kepegawaian
Tarif  Administrasi
BPP Tenaga Listrik
(Allowable Cost) + Tenaga Listrik
 Penyusutan
Tarif  Beban Bunga
Tenaga Listrik Minus (-)
• Δ Efisiensi Operasi
• Non Allowable Cost
➢ Tarif tenaga listrik (TTL) adalah fungsi dari biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik Plus (+)
ditambah dengan margin usaha tertentu (untuk tahun 2020 ditetapkan sebesar 7%)
Margin 7% dari BPP pada masing-
➢ Dalam hal tarif tenaga listrik ditetapkan lebih rendah dari BPP plus margin, maka selisihnya masing tegangan
akan ditanggung oleh negara dalam bentuk subsidi listrik yang dibayarkan melalui PT PLN Minus (-)
(Persero)
Tarif Tenaga Listrik
➢ Berhubung karena kebijakan tariff adjustment untuk pelanggan non subsidi ditunda, maka
Sama dengan (=)
Pemerintah memberikan kompensasi kepada PLN atas selisih TTL dengan BPP plus margin
Subsidi /Kompensasi Listrik

13
04 Apa Yang Perlu Kita
Lakukan Untuk
Mencapainya
04.1 Upaya yang diperlukan
Upaya yang dilakukan PLN saat ini
01 03 05
Melakukan Transformasi Mengimplementasikan Cost Mengimplementasikan Treasury
Keuangan Menuju Financial Control Tower & Spend & Cash Management yang
Sustainability PLN Control Tower menciptakan Sustainable
Liquidity


02 04 06
Meminimalisir dispute Membangun Sistem Mengimplementasikan
Pajak melalui Transparansi informasi Keuangan yang Sistem Manajemen Aset
Pajak bersifat end to end dengan sesuai IS0 55000
Single Source of Truth
16
Transformasi Keuangan Menuju Financial
Sustainability PLN
CASH WAR ROOM &
01 INVESTMENT PRIORITIZATION:
SHORT TERM
1. Membangun bisnis proses end to end (Opex dan Capex)
2. Membangun cash dashboard (dashboard manajemen)
3. Membangun cash culture ( Cash is King )

RISK CULTURE
1. Meningkatkan maturity level (target Risk Maturity 4.0
pada tahun 2024) 02
2. Membangun awareness atas Return & Risk
3. Membangun parameter risiko, risk appetite & tolerance
check & balances melalui Four Eyes Principles

TRANSPARANSI PAJAK
1. Sumbangan kepada negara dan meningkatkan
transparansi pelaporan serta penyetoran pajak 03
2. Integrasi data perpajakan antara PLN dan Direktorat
Jenderal Pajak 17
Cost Control & Spend Tower

1. Setiap Rupiah yang akan dibelanjakan harus dipastikan memberikan value creation
bagi perusahaan (owner mindset)
2. Guna mencapai tujuan diatas, diperlukan check and balance sebelum pembelanjaan
dilakukan (cost control)
3. Spend Control Tower (SCT) merupakan mekanisme check and balance untuk rencana
pembelanjaan OPEX :
• Rencana pembelanjaan (Purchase Order) yang diajukan oleh suatu unit kerja di-
challenge oleh Spend Control Champion untuk memastikan pembelanjaan
tersebut efektif dan efisien
• Benchmark implementasi SCT di perusahaan lain menunjukkan saving opportunity
berkisar 5-7% dari rencana pembelanjaan pada tahap awal, dan meningkat
menjadi 15-20% pada tahap lanjutan

18
Spend Control Tower (“SCT”)

Pengertian
Sebuah proses yang disiplin dan terstruktur untuk mereview dan menilai kembali
rencana pengeluaran operasi (OPEX) sebelum benar-benar dibelanjakan
(sehingga pada akhirnya menjadi habit)

Tujuan
Menerapkan proses check and balance tanpa menambah birokrasi

19
Tujuan SCT

Membangun cash culture dengan


menanamkan “owner mindset”

Menghasilkan ide-ide baru Mengurangi pemakaian kas


untuk mengefisiensikan dengan meminimalisir
pengeluaran dan membuat pengeluaran
keputusan yang cepat

Meningkatkan transparansi
pembelanjaan melalui check and balance
tanpa perlu menambah birokrasi

20
Teknik Cost Control

1. Historical Control : membandingkan dengan catatan akuntansi historis dari


tahun ke tahun
2. Budgetary Control : membandingkan dengan RKAP tahun berjalan
3. Ratio Analysis : membandingkan rasio biaya dengan benchmark
4. Variance Analysis : mendekomposisi biaya untuk mencari komponen yang
menyebabkan berbeda dengan pembandingnya

21
Optimizing Cost Efficiency
Cost Control akan memberikan Value Creation
Rp

Average harga 1
di Industri Value
Value added bagi PLN
(Price Setter) Creation
Harga Anak
bagi PLN
Perusahaan/
Afiliasi PLN

2
Net Profit
Anak Perusahaan/Afiliasi
sesuai porsi saham PLN

22
Creating a Sustainable Liquidity
COVID-19 menyebabkan Pertumbuhan Pendapatan Turun dan tentunya akan berdampak kepada Tekanan Likuiditas. Pandemi Covid19
menjadi momentum untuk memperbaiki proses bisnis , penguatan cost control, Optimalisasi Capex & Opex, dan peningkatan Revenue COST/SPEND CONTROL
Stream serta membangun cash culture dalam menciptakan sustainable liquidity. Cost harus dikendalikan. Dan monitoring
terhadap inisiatif penurunan biaya secara
bulanan, mingguan hingga harian.
REVENUE & CASH IN DUKUNGAN INFRASTRUKTUR SISTEM DALAM PROSES BISNIS PENGELOLAAN KAS
• Membangun sistem cost/spend control
Revenue adalah kunci dari sustainability. Tetapi yang utuh
Revenue tidak digunakan untuk membiayai kegiatan
• Pastikan ada cek and balance
perusahan, Sehingga Perusahaan Butuh Cash
• Pengeluaran mempertimbangkan
• Cash in menjadi tumpuan dalam sustainable
urgensi-nya
liquidity. Untuk itu, lakukan percepatan penagihan Data analytical untuk Cash
dan penurunan piutang. membantu merumuskan Dashboard CASH FLOW
• Perhatikan gap waktu penerimaan cash in dengan alternative improvement sebagai tools Perhatikan kas → agar dipastikan “tidak
kewajiban pembayaran. Adanya gap berpotensi untuk
kalah Kas”.
menimbulkan Cost of Fund, karena perlu dilakukan Dibutuhkan single memudahkan
source of truth untuk pengambilan • Membelanjakan kas lebih sedikit
penarikan fasilitas modal kerja
“transparancy” dan keputusan • Prioritasi pembayaran
meningkatkan ”visibility” • Lakukan perencanaan dan proyeksi kas,
REVENUE Vs COST untuk menjaga keseimbangan antara
Semua pihak harus memiliki kesadaran kas dan kebutuhan
utuh terhadap revenue dan cost. • Reschedule Pembayaran
Penurunan revenue perlu disikapi
dengan efisiensi disetiap lini (opex dan INVESTASI
capex). Kondisi keuangan PLN tidak cukup untuk
• Diperlukan alert untuk merespon mendanai kegiatan investasi, sehingga
cepat jika revenue turun hampir seluruh Investasi didanai dari
• Dimonitor dan dikawal agar tidak Pinjaman. Untuk itu agar
terjadi inkorelasi revenue Vs cost dilakukan/diperhatikan:
(saat revenue sudah turun, namun • Prioritasi kegiatan investasi
cost masih tetap tinggi) • Vertical dan horizontal integrated
planning, agar tidak ada asset
Cash is King. Perusahaan bertahan Perlu dijaga dan konsistensi pelaksanaan: “menganggur”
dengan uang tunai, terutama dalam a. cash culture • Proyeksi kebutuhan kas (disburse
situasi COVID-19 seperti ini. Maka
b. Sistem dan poses schedule) dari kegiatan investasi
sangat penting memiliki manajemen
c. Eksekusi, eksekusi, eksekusi sehingga tidak terjadi negative carry
revenue, biaya, dan investasi yang baik

23
Let’s Shifting to sustainable financing
1.
COAL BASED

- Sustainable Financing Framework di PLN sudah diatur melalui Perdir 0068.P/DIR/2020 dengan tujuan menerbitkan
green bonds, social bonds, sustainability bonds dan/atau Thematic Bonds lainnya yang sesuai dengan persyaratan yang
disyaratkan
- Lender/Kreditur/Investor saat ini, tidak hanya berfokus pada return dari investasi yang didapat tapi juga ISU
LINGKUNGAN. Bagaimana investasinya akan berdampak pada keberlangsungan bumi,

2.

- Untuk mengurangi negative carry atas pinjaman yang didapat. Perencanaan kegiatan usaha perlu untuk dipantau
agar dapat memitigasi keterlambatan proyek
- Jika penyelesaian kegiatan usaha tersebut mengalami keterlambatan akan berpengaruh pada beban keuangan PLN.
24
Sistem Informasi Keuangan

1. Setiap inisiatif membangun aplikasi / infrastruktur teknologi informasi harus dipastikan


objektif yang akan dicapai (owner mindset). Target produktivitas ataupun efisiensi harus
terukur. Sebagai contoh bila targetnya adalah efisiensi pegawai, maka petugas yang
lama harus dialihkan pada pekerjaan lain.
2. Sistem yang dibangun harus end-to-end, dari mulai data yang diinput operator, checker,
sampai dengan dashboard management harus terintegrasi. Proses di tengah (misal:
checker) tidak boleh mengubah data, namun dikembalikan dari awal kembali, agar
terjadi Single Source of Truth.
3. Konsistensi dalam pelaksanaan harus sesuai aturan yang ditetapkan. Perbedaan aset
fisik dengan yang tercatat sangat tidak ditolerir. Termasuk juga terkait pencatatan waktu
proses harus sesuai yang otomatis tercreate oleh sistem.

25
04.2 Cash is King
A1. CASH CULTURE Cara kerja yang mencakup SDM, struktur, dan proses untuk menyeimbangkan
pertumbuhan dan keuntungan dengan arus kas dan likuiditasnya

“Siapa yang melakukannya” Structure : “What it looks like”

Dimensi I : Pegawai Dimensi II : Struktur


➢ Role Modeling ➢ Tata Kelola
Para pemimpin menjadikan kas sebagai Dalam meeting dan proses kas memiliki
topik prioritas dalam bisnis sehari-hari kepentingan dalam pengambilan
keputusan yang seimbang
➢ Kolaborasi Lintas Fungsi
Pengambilan keputusan oleh fungsi ➢ Tupoksi
dengan memeprtimbangkan dampaknya Penanggung jawab (owner) yang
pada laba rugi berdedikasi dan jelas bertanggungjawab
atas topik dan inisiatif kas secara
➢ Kemampuan (Skill) menyeluruh
Pegawai memahami kenapa kas menjadi
sumber kehidupan bisnis

Process: Bagaimana cara kerjanya”


Dimensi III : Proses
➢ Manajemen Kinerja : KPI mendorong nilai kas
➢ Komunikasi : Memiliki pemahaman dan ekspektasi yang sama atas ekspektasi dan motivasi untuk
ciptakan cash culture
Sumber Narasi : Materi McK ➢ Toolkit : Sumber daya dan teknologi dalam rangka transparansi 27
Cash is King
PILAR PLN Untuk Mencapai VISI Financial Sustainability

- Penjualan Revenue
- Investasi ROA/ROE
Menjadi Perusahaan Listrik
Terkemuka se-Asia Tenggara dan
#1 Pilihan Pelanggan Opex dan
untuk Solusi Energi
Visio Capex
n Pendanaan:
-Dana Internal
Green Innovative Customer Lean -Pinjaman
Focused

Top 20
97%
EODB 5 – 10%
“getting
electricity”
Complaint
Resolution BPP ❖ Financial sustainability merupakan salah satu strategic enabler
16 GW Rate reduction
Renewabl 5%
100% 500 dalam mencapai visi PLN.
Strategic e Energy
❖ Diperlukan sinergi semua bagian yang terkait serta memiliki
innovative minutes/y
Capacity Electrification
goals business ear SAIDI
Ratio
revenue
pandangan yang sama bahwa CASH is KING. Optimalisasi arus
Organization and People
kas merupakan pendorong utama valuasi perusahaan kita,
Technology Advancement
bersama dengan pertumbuhan revenue dan margin (ROE).
Strategic Financial Sustainability Concern pada Kas, bukan laba akuntansi. Bersama membangun
enablers
National Development cash culture, menempatkan sistem dan proses, serta eksekusi,
eksekusi, eksekusi.
28
Kas adalah sumber kehidupan (jantung) bisnis kita…

Pelanggan membayar kita secara tunai, dan kita tidak dapat


Pelanggan
menyediakan produk/ layanan kepada mereka tanpanya

Pegawai Kita menggaji pegawai kita dengan uang tunai

Kita bergantung pada kas untuk membeli inventory dan


Supplier
membayar para supplier kita

Kita berinvestasi pada SDM kita, membayar capex, dan


Investasi
melakukan akuisisi dengan kas

Kita membayar utang dan dividen pada kepada pemegang saham


Pembiayaan
kita dengan kas

29
Sumber Narasi : Materi McK 11
…namun mengelola kas juga merupakan hal yang sulit

Kita sering menjual kepada pelanggan kita secara kredit,


Pelanggan memberi waktu pada pelanggan untuk membayar kembali
dengan uang tunai

Pegawai Kita harus menggunakan kas untuk membayar pegawai kita

Supplier memberi kita kredit, namun terkadang kita perlu


Supplier membayar mereka secara tunai sebelum pelanggan kita membayar
kita (secara tunai… atau kredit)
Investasi modal besar, rencana akuisisi, dan kebijakan dividen
Investasi
kita tidak selalu ditanggung oleh arus kas kita
Kita dapat meminjam uang dari bank dan sumber lain, tapi kita
Pembiayaan akan membayar bunga secara tunai, dan kita perlu tahu berapa
banyak (jumlah) dan kapan (waktu)

30
Sumber Narasi : Materi McK
Mengelola kas dengan visibilitas ke arus kas masa depan
merupakan suatu hal yang menantang
Kita sering berbicara tentang revenue dan penghasilan, namun
Penghasilan ≠ Kas keduanya merupakan ukuran "akrual" untuk akuntansi dan tidak
benar-benar melacak kas

Mengapa tidak? Revenues dan penghasilan tidak diperhitungkan untuk:


- Modal kerja (ketidakcocokan waktu pelanggan vs. pemasok)
- Capex dan Investasi kita
- Pelunasan utang dan dividen kita

Dengan mempelajari apa yang memengaruhi kas dan cara mengelolanya dengan lebih
baik, kita dapat mengelola perusahaan untuk lebih sukses!

31
Sumber Narasi : Materi McK
9 Elemen penting dalam peningkatan kas
Cash Control Tower
Dengan pendekatan holistik /atas seluruh aspek,
untuk: B1 C3 Capex
✓ memonitor KPI arus kas & likuiditas; Manajemen Capex yang efisien melalui:
✓ verifikasi & approval rencana pembayaran; ✓ Strategi & Alokasi modal
✓ akselerasi penagihan piutang tertunggak; ✓ Optimalisasi Portfolio
✓ identifikasi ide cash release.
.
C3 ✓ Optimalisasi proyek; Enabler; Tupoksi;
proses; pola Pikir dan Perilaku
Spend Control Tower
Proses secara disiplin & terstruktur untuk: B2
B1 D1 D1 Proyeksi arus kas
✓ Merevieu rencana pembayaran yang tadi A. Budaya & Pola pikir
Pengembangan rencana arus kas 13
telah disetujui; (mindset) minggu ke depan utuk memproyeksikan
✓ Proses persetujuan yang transparan
likuiditas yang akan datang.
Meningkatkan visibiitas tingkat pengeluaran B. Inisiatif yang bersifat
✓ serta otoritas tunggal untuk menyetujui
pembelanjaan di masa y.a.d
B2 ad-hoc D2
Working Capital C1 C. Inisiatif Struktural D2 Financial Modelling
Optimalisasi working capital melalui: Pengembangan pemodelan keuangan
✓ Penurunan inventory dengan tetap D. Transparansi yang terintegrasi untuk Laporan
memperhatikan kebutuhan
✓ Penurunan piutang usaha
C1 D3 keuangan (Laba Rugi, neraca dan Arus
Kas) dalam rangka pengambila keputusan
✓ Mengoptimalkan umur utang usaha terkait cash.
Produktivitas Neraca C2 Financial Resilience
Keuangan C2 D3
Mendorong fleksibilitas dan memitigasi risko atas: Kemampuan untuk menahan berbagai
✓ Upaya utilisasi aset secara maksimal risiko eksternal dan internal dengan tetap
✓ Mitigasi liabilitas menjaga kesehatan likuiditas dan neraca
✓ Optimalisasi JV & kerjasama untuk mengejar aspirasi masa depan
Tujuan untuk:
Memastikan ROI yang mencukupi
32
04.3 – Cash War Room
Deep-dives following

Cash War Room –


Tools delivered Cash dashboard Refined Castalia
model
Inventory
optimization tool

ST CAPEX Account payable


prioritization negotiation guidelines CWR cadence

E2E CAPEX
Change story Capability building process review

Capability building

34
Cash war room – more to come!
NOT EXHAUSTIVE

Area Priorities ahead


Initiatives Tighter OPEX control through Spend Control Tower

CAPEX spend monitoring and transparency

Long term CAPEX process refinement (e.g., project


prioritization and stage gate check and balance)

Tools Inventory optimization model to be rolled out PLN-wide

Automated Digital Cash Dashboard for BoD and BoD-1


accessible any time

People CWR embedded as Business as usual fully owned by PLN

Cash culture and awareness shaping PLN beyond CWR


(e.g., in budgeting and PBR process)

35
Cash War Room 2.0

36
Fokus kedepan: secara berkelanjutan melakukan perbaikan nyata atas cash
(revenue, cost, investasi)
Dalam rangka mendukung financial
Peningkatan Revenue : Pendapatan harus tumbuh dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sustainability maka PLN secara
termasuk revenue beyond kWh
konsisten menerapkan tiga pilar utama
Percepatan Collection : Percepatan pelunasan tagihan listrik dan penurunan piutang pengendalian performence keuangan
tagihan listrik
Efisiensi dan efektifitas Cost : Terus menerus melakukan pengendalian anggaran,
Cash
pengendalian Non Allowable Cost, dan pengelolaan investasi dengan
mempertimbangkan skala Prioritas dan peningkatan Revenue & value Culture

Mitigasi risiko valuta asing: Pencapaian rasio lindung nilai minimal 25% dan
rasio likuiditas minimal 70%
Mengoptimalkan Cash War Room 2.0 untuk pemantauan pengelolaan likuiditas, cash
release, budget control, kinerja dan manajemen investasi terintegrasi dengan dilengkapi
dengan Tableau Dashboard
Penajaman trajectory disburse investasi dengan memperhitungkan progress fisik untuk Risk Performance
menghindari negative carry atas penarikan pinjaman Culture Culture
Kordinasi yang baik dengan stakeholder untuk mengupayakan penerimaan kompensasi
di tahun 2021

Kebijakan likuditas secara terpusat melalui National Polling

mengedepankan fairness dalam pembayaran Mitra PLN untuk memitigasi risiko reputasi

37
04.4 Performa Keuangan dan
Covenant
SUMBER PENDANAAN PLN
Dalam menjalankan penugasan Pemerintah untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan di Indonesia, PLN membutuhkan dukungan Dana Eksternal
untuk menunjang kegiatan investasinya.

#1
#1 Penyertaan Modal Negara
injeksi modal ke PLN secara tunai untuk mendanai kegiatan investasinya

PMN Penerusan Pinjaman Pemerintah (SLA)

#2 Pinjaman yang diteruskan dari pinjaman multilateral / bilateral yang dilakukan antara.
Negara donor / Bank dengan Pemerintah Republik lndonesia yang selanjutnya
diteruskan kepada PLN

Pinjaman Komersial Bank Dalam Negeri Dengan dan Tanpa

#3
#5 #2 Jaminan Pemerintah
Obligasi SLA
Pinjaman dana tunai yang dilakukan dengan pihak perbankan Dalam Negeri yang terbagi ke
dalam dua tipe yakni dengan jaminan pemerintah dan non jaminan pemerintah.

Pinjaman Langsung Luar Negeri Dengan dan Tanpa Jaminan

#4
Pemerintah
Pendanaan PLN Pinjaman dana tunai yang diberikan langsung kepada PLN yang bersumber dari luar negeri, baik
dengan dan tanpa jaminan pemerintah yang dilakukan dengan pihak :

#4 #3
ECA, Multilateral Agency, Development Bank, Bank Komersial
Pinjaman Luar
Pinjaman Dalam

#5
Negeri Obligasi Lokal dan Internasional
Negeri Pinjaman yang dilakukan oleh PLN dengan menerbitkan surat utang pada pasar modal domestik
maupun pasar modal lnternasional seperti :
Obligasi, Sukuk Ijarah, Global Medium Term Notes dan Efek Beragun Aset

39
Key Point Dalam
Menentukan Pendanaan

Pricing and Cost


#1 Memilih pendanaan dengan biaya bunga dan overall cost yang
paling kompetitif bagi PT PLN (Persero), sehingga tidak membebani
Keuangan perusahaan, dan return atas investasi dapat tercapai.

#2 Loan Term
Memilih pinjaman yang sesuai dengan umur asset, availability period,
dan repayment yang sesuai, serta dalam mata uang yang tepat
Covenant dan Reporting
#3 Pemilihan pinjaman dengan covenant yang dapat dicapai perusahaan, di sisi lain
reporting dapat dilihat sebagai extra effort tetapi menambah pengawasan
eksternal bagi korporasi

Other Benefits
#4 Memilih loan yang dapat memberikan benefit setinggi-tingginya bagi korporasi,
misalnya pinjaman yang meningkatkan citra perusahaan (mis. green financing, etc),
pinjaman dengan fleksibilitas tinggi, dll

www.pln.co.id
Keterbatasan Pendanaan Luar Negeri
➢ Sangat terpengaruh atas issue coal related di PT PLN (Persero), membatasi
likuiditas money market yang dapat diakses oleh PLN dalam pasar konvensional
➢ Dalam masa pandemi Covid-19, spread atas pembiayaan menjadi lebih tinggi
seiring naiknya risiko berinvestasi di Indonesia
➢ Currency Mismatch, karena penerimaan PLN seluruhnya dalam denominasi
Rupiah
➢ Sangat mempengaruhi profit and loss PLN yang ditrigger oleh perubahan kurs
➢ Portfolio pinjaman PLN dalam Valas sudah sangat besar, sehingga pinjaman
baru denominasi foreign currency perlu diminimalisir
➢ Kebutuhan PLN dalam valas sangat besar, sehingga transaksi PLN dalam valas
perlu dipertimbangkan secara matang, sebab tidak hanya mempengaruhi
portfolio PLN tetapi juga akan berdampak kepada devisa negara

Indonesia CDS 5 Year –


Dampak Covid-19
Keterbatasan Pendanaan Domestik

Terbatasnya sumber-sumber pendanaan dalam negeri

• Bank Domestik sebagai salah satu sumber pendanaan terbesar nasional mempunyai keterbatasan
penyaluran kredit, yaitu Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang dihitung dari 30% jumlah ekuitas.

Cost Of Fund Bank/Investor Domestik yang tinggi

• Karena keterbatasan likuiditas di dalam negeri, memicu bank/investor akan menaikkan suku bunga
depositonya untuk menarik dana pihak ketiga, sehingga akan memicu pula kenaikan suku bunga pinjaman
kredit ke PLN.

Currency Mismatch

• Sebagian besar investasi PLN dibiayai dengan valas, sehingga ada potensi currency mismatch dalam
pendanaannya, terutama jika mata uang rupiah melemah dibandingkan dengan nilai tukar mata uang asing.

Volatilitas suku bunga sangat bergantung pada kondisi market global

• Kondisi market global terutama yang parameternya tidak dapat dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia
berpotensi membawa efek yang kurang baik dalam memperoleh pendanaan dari pasar lokal

42
OVERVIEW COVENANT
DEFINISI: CICR
Persyaratan
yang tertuang DSCR
dalam suatu Financial
Covenant Self Financing
perjanjian
kredit yang (terkait rasio keuangan)
Debt To EBITDA
mensyaratkan

Covenant
bahwa pihak Lainnya
debitur wajib Batasan terkait Penjualan
melakukan aset
atau tidak Batasan terkait
boleh Penjaminan/Lien
Non Financial
melakukan Batasan terkait Penambahan
Covenant Debt
syarat-syarat
(terkait aksi korporasi)
yang disepakati Batasan terkait Dividen
oleh pihak
pemberi Lainnya
pinjaman.

43
KONSISTEN MENJAGA PEMENUHAN COVENANT
Seiring dengan penyertaan pendanaan utang dalam investasi PLN, PLN Konsisten memenuhi seluruh
covenant yang disyratkan dalam Perjanjian Pinjaman, dimana pengelolaan utang dilakukan secara prudent
dan terus-menerus

Tantangan dalam mendanai investasi dari hutang adalah adanya covenant dan kewajiban yang timbul atas
hutang yang dilakukan oleh PLN, di mana hutang PLN mendapat perhatian yang ketat dari stakeholders
khususnya Pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN, serta lembaga rating
domestik maupun internasional.
Dalam pengelolaan pinjaman, PLN konsisten untuk memenuhi seluruh covenant yang disyaratkan dalam
Perjanjian Pinjaman. Pengelolaan utang dilakukan secara prudent dan terus menerus dengan
memperhatikan seluruh aspek yang akan mempengaruhi pemenuhan covenant dan pemenuhan
kewajiban pinjaman, baik pokok, bunga maupun biaya pinjaman lainnya sesuai dengan tanggal jatuh
temponya, serta mengkomunikasikan dengan seluruh stakeholder terkait.

44
Achievement PLN Tahun 2020

▪ Dalam melaksanakan pinjaman untuk investasi, PLN selalu


melakukan optimasi dari sisi tenor, plafond dan juga cost of
fund.
▪ Hal ini dibuktikan dengan penerbitan Global Bond USD1,5
miliar dengan kupon terendah sepanjang sejarah korporasi
di Indonesia, NIC Compression hingga 15-20 bps dan
penurunan IPG 70 bps, dan memperoleh penghargaan dari
The Asset Triple A Country Award 2020, Best Deals by
Country untuk kategori “Best Quasi-Sovereign Bond”.

45
04.5 Aspek Keuangan Holding
dan Anak Perusahaan
3) RKAP
1) Usulan AP 2) Evaluasi PLN
KONSOLIDASI
Set up Policy terkait: Penetapan
Integrasi Financial Policy; Financial Indikator
Management dan Risk
Management

Anak
Perusahaan Monitoring
Berkala

1)Tagihan AP & 2) Rekomendasi Pembayaran dari 3) Dropping •


Cash Budget Divisi Regional Dana


Kondisi Eksisting
Mekanisme Koordinasi Saat ini
100% Persetujuan RKAP
• Persetujuan sebatas nilai Pagu Anggaran dan Program Kerja

Pembayaran Tagihan
99.99% 99.99% 99.99% 99.97%
• Dibayar berdasarkan nodin rekomendasi user dan kemudian disesuaikan
PT Pembangkitan PT PLN Batam dengan jumlah kebutuhan AP
PT Indonesia Power PT PLN Tarakan
Jawa Bali Regional Fully Integrated
Electricity Generation Electricity Services
Electricity Generation Electric Utility
Kebutuhan Pendanaan
• Melalui shareholder loan dan setoran modal
99.99% 99.99% 99.99% 99.99% 99.99% 100.00% 99.99%

PT Prima
GAP
PT PLN Gas & PT Indonesia Layanan PT Pelayaran
PT PLN Majapahit PT Haleyora
Geothermal Comnets Plus Nasional Bahtera
Batubara Holding B.V. Power
Geothermal Telecommunicati Enjiniring Coal Supplier for
Adhiguna Financial Electricity
Energy on for Electricity Engineering and Shipping
PLN & IPP Institution Services
Generation Sector Construction
Services
Activities
Tidak adanya :
1. Financial Policy dan Financial Risk Management secara
konsolidasi
Portofolio PLN Group terdiri dari 68 Entitas (termasuk PLN): 2. Policy & Action atas Financial Management dari Holding
Level 1 : 13 entitas, Level 2 : 33 entitas, 3. Financial Risk Monitoring & Report atas Issue dan Kinerja
Level 3 : 19 entitas, Level 4 : 1 entitas, Level 5 : 1 entitas Keuangan
48
Best Practice

Expected Action Expected Outcome


Perencanaan dan Strategy
Strategi Keuangan Grup Positioning
People and
Data / Holding
Review Kinerja dan
06 01 Model
Analisis Antar Bisnis

Isu Keuangan
Interaction
Grup Manajemen Model
Performance
Reporting 05 02 Holding dan
Measurement
Anak
Group Taxation Perusahaan

Treasury Management
Transactional and Administration 04 03
for Account Payable and Account
Policy and Model,
Centralized
Receivable Includes Operating
Finance
Model
Cost Leadership and
Performance
Yang Sudah dan Akan Dilakukan
Perlunya Sentralisasi Fungsi Akutansi dan
Keuangan Dengan Tujuan:

Peningkatan
#1 #3 Efisiensi Biaya
Service Delivery

Pengambilan Keputusan Penguatan Lingkungan


#2 #4
yang Lebih Baik Pengendalian

Organisasi dan Institutional Set up

#1 Set up Policy dan Implementasi Integrated Financial Risk


Management secara Konsolidasi dibantu EY Consulting

#2
Perbaikan Tata Kelola, yaitu:
a) Tata Kelola pengambilan keputusan strategis harus inline dengan kebijakan grup
b) Penyelarasan strategi keuangan grup
Tindakan Yang Sudah Dan Sedang Dilakukan

Menciptakan Notional Pooling (saldo likuiditas) sehingga terjadi efisiensi penggunaan dana.
01.

02. Monitoring bulanan rasio-rasio kesehatan keuangan

03. Implementasi financial risk management secara konsolidasi (termasuk financial risk modeling)

Penguatan policy terkait Kesehatan Keuangan, likuiditas, risk management secara


04. terintegrasi.
Himbauan Kepada Jajaran PLN
Himbauan Direksi

Menjaga keuangan perusahaan yang Melakukan upaya optimal agar


#1 sehat, baik laporan keuangan, rasio-rasio #4
listrik yang sudah disalurkan
keuangan maupun laporan Cash Flow. kepada pelanģgan, segera Cash
nya dapat diterima PLN.
Melakukan kontrol disemua level secara
#2 Memastikan/konsistensi dalam menjaga
berjenjang atas kegiatan Investasi #5 Good Corporate Governance (GCG) dan
sehingga fungsi check and balances
Complaince atas ketentuan yang berlaku,
berjalan secara baik, mendapatkan
antara lain pemenuhan Sertifikat Laik
substansi kegiatan investasi yang benar-
Operasi (SLO), dll.
benar prioritas.

Tindaklanjut/prioritas penyelesaian
Meningkatkan penjualan melalui #6 kegiatan tidak terbatas yang menjadi
#3 intensifikasi dan ekstensifikasi penjualan.
temuan dalam pemerikaan/audit,
Untuk hal tersebut, Direksi sudah
namun termasuk seluruh pending item
menyetujui Alokasi Kas Investasi (AKI)
yang harus diselesaikan agar comply
khusus untuk penyambungan Baru.
terhadap regulasi/ketentuan tersebut.
1 Tahun AKHLAK ;
Transformasi Budaya untuk
Transformasi Bisnis

Divisi Strategi Human Capital


Jakarta, 29 September 2021
Looking Back :
01 Bagaimana PLN
Memperkuat Budaya?
01
PLN Mencanangkan Transformasi Bisnis

17 Digitalization Programs
from
24 Breakthrough Programs
www.pln.co.id
www.pln.co.id|8
Back to Basic, Back on Track Menteri BUMN
(Direktur Utama PLN) meluncurkan
AKHLAK sebagai
Core Values
seluruh BUMN
pada 1 Juli 2020

Direktur Utama
PLN meluncurkan
AKHLAK sebagai
Core Values
seluruh PLN
Group pada 28
September 2020

5
Our Challenge : Entropi Budaya

05
Entropi Kategori

6
Program Berdampak
pada Kinerja

Perubahan melibatkan
bnyak orang

Menciptakan suasana
menyenangkan / fun

50
Our Culture Platform

PLN meyakini bahwa untuk lebih cepat mendorong transformasi budaya, maka 3 kerangka yang harus dijalankan yaitu : Leaders Behavior untuk
memastikan leader sebagai role model, 2. System, terutama bagaimana memastikan core values terintegrasi dalam system human capital. Dan 3.
symbols, bagaimana memvisualisasikan dalam keseharian untuk menjaga transformasi budaya

11
Total Program Ranger 5593:
• Ranger Master (BOD-1): 187
• Ranger Leader (BOD-2 &
BOD-3): 955
• Ranger: 4451

52
54
Perjalanan Kita…

11
02 1 Tahun AKHLAK ;
Progress Penguatan Budaya
Entropy Level 3 Year Revenue Growth %
<10% 32.87%
10% – 19% 24.90%
20% – 29% 11.39%
>29% 11.07%
Penelitian longitudinal (longitudinal research) selama 6 tahun terhadap sebuah perusahan besar
Hasil Studi Barret Values Centre dan Hewitt terhadap yang bergerak di bidang finansial
163 organisasi dan perusahaan di Australia

Source: Barret (2010) High Performance It’s all about entropy &
Barret (2006) Building A Values Driven Organization 11
Hasil analisis statistik (Pearson’s correlation Test) menunjukan terdapat Hasil analisis statistik (Pearson’s correlation Test) menunjukan terdapat
korelasi negatif (semakin tinggi entropi semakin rendah Skor EES) yang korelasi negatif (semakin tinggi entropi semakin rendah NKO) yang
sangat signifikan antara Entropi budaya dengan Skor Engagement Pegawai signifikan antara Entropi budaya dengan Nilai Kinerja Organisasi Unit Induk

12
Hasil Coaching Penguatan Implementasi Budaya (1)
Periode Mei-Jul 2021, Hasil Rata-Rata Seluruh Unit Kerja

Total Unit
Kriteria Outstanding Exceed Meet Keterangan
Dari total 109 Unit Kerja yang mengikuti Kerja
Coaching Putaran III, terdapat 84 Unit
Kerja (77.1%) yang mencapai nilai Unit Kerja Mengikuti coaching
74 12 0 76
Non Re-Org dari Putaran I s.d III
Outstanding. 75 di antaranya merupakan
Unit Kerja Non Re-Org yang telah Unit Kerja Baru mengikuti
9 21 3 33
mengikuti Coaching Putaran I s.d III. Re-Org coaching Putaran I
Total 83 23 3 109

76 33 109
Unit Kerja Unit Kerja Unit Kerja

www.pln.co.id 15
|
Hasil Coaching Penguatan Implementasi Budaya (2)
Periode Mei-Jul 2021, Hasil Rata-Rata Seluruh Unit Kerja dan Perbandingannya

Passing Grade Putaran 3 Rata-Rata Unit Rata-Rata Unit Nilai Rata-Rata


Parameter Nilai
Kerja Non Re-Org Kerja Re-Org Seluruh Unit Kerja
Penilaian Max Below Meet Exceed Outstanding (76*) (33) (109)

1. Pencapaian Kinerja 5 <2 2-4 >4 - 4.5 >4.5 4.45 4.13 4.35

2. Upaya Mitigasi Risiko 5 <2 2-4 >4 - 4.5 >4.5 4.45 3.73 4.23

3. Keterlibatan Ranger Master 15 <9 9 - 10.5 >10.5 - 12 >12 14.13 12.05 13.50

4. Keterlibatan Ranger Leaders 15 <9 9 - 10.5 >10.5 - 12 >12 13.80 11.79 13.19

5. Keterlibatan Rangers 10 <4 4-6 >6 - 7 >7 9.14 8.14 8.84

6. Keterlibatan PLNers 5 <2 2-3 >3 - 4 >4 4.68 4.06 4.50

7. Implementasi PLN-1 10 <4 4-6 >6 - 7 >7 8.83 7.14 8.32

8. Implementasi PLN-2 17.5 <7 7 - 10.5 >10.5 - 14.5 >14.5 15.75 11.68 14.52

9. Implementasi PLN-3 17.5 <7 7 - 10.5 >10.5 - 14.5 >14.5 15.16 11.28 13.98

Nilai Total 100 <46 46 - 65 >65 - 80 >80 90.39 73.99 85.43

Mayoritas aspek site visit sudah mencapai outstanding, kecuali untuk unit kerja reorganisasi masih
ada beberapa dimensi yang baru mencapai kategori exceed karena baru site visit 1

www.pln.co.id 16
|
Culture Health Index : Culture Entropy (1)
Entropi Kategori

Tahun 2020

17
44
Detail Entropi Budaya 2020 & 2021 (2)

2020
2021

2020
2021

2020
2021

18
Realisasi Jumlah Responden

1.282
(PLN: 1.062, Anak Perusahaan: 220)

Salah satu yang diukur di Culture Thumbprint


adalah Culture Traits PLN. Dari hasil 2021
dan dikaitkan dengan objektif Budaya,
disampaikan :

• Orientasi pada pelanggan meningkat


(Service Culture) ditunjukkan dari respon
yang meningkat (78 pre dan 103 pasca)
dan customer focused meningkat dari 36%
menjadi 73%)
• Silo / Ego sectoral juga membaik
(Collaboration Culture), ditunjukkan dari
respon membaik (112 pre dan 101 pasca)
serta team performance meningkat dari
79% menjadi 86%)

45
Employee engagement merupakan 81,70 86,29
tingkat keterikatan psikologis karyawan
74,30 82,76
di organisasi mereka yang dicirikan
dengan say (berbicara positif tentang 79,23 84,92
organisasi), stay (memiliki keinginan
85,91 88,72
untuk tinggal) dan strive (berusaha
memberikan yang terbaik untuk 81,08 86,22
organisasi) - Aon Hewitt (2017)
77,15 83,92
80,22 85,59
84,03 87,59
80,39 85,37

79,23 85,54

77,71 84,07
81,50 86,12

16
Brand Reputation Teamwork & Relationship Company Policy

• Pegawai percaya bahwa • Pegawai merasa bangga • Pegawai merasa adanya


PLN akan terus menjadi bagian dari tim SOP merupakan hal yang
bertumbuh kerja sekarang dan cocok penting dalam
• Pegawai merasa bangga dengan tim kerjanya membantu memahami
menjadi bagian dari PLN • Pegawai merasa memiliki peran dan tanggung
karena Nama dan reputasi rekan kerja yang bersedia jawab pegawai dalam
perusahaan membantu dan melaksanakan pekerjaan
• Pegawai meyakini bahwa mendukung di saat • Pegawai merasa
perusahaan ini berjalan menghadapi kesulitan perusahaan sudah
ke arah strategis yang untuk menyelesaikan
memiliki disiplin
lebih baik pekerjaan
terhadap proses kerja
• Iklim kerja yang terbuka yang dapat mendukung
keberhasilan pekerjaan.
Work Condition Career Management Recognition

• Pegawai merasa fasilitas • Pegawai merasa • Pegawai merasa belum


kerja yang diberikan keadilan dalam mendapatkan
belum merata dan implementasi sistem penghargaan yang
beberapa belum karir masih perlu sesuai jika berhasil
memenuhi kebutuha ditingkatkan melakukan pekerjaan
pegawai • Pegawai merasa belum melebihi ekspektasi
• Lingkungan kerja yang memiliki perencanaan • Pegawai merasa atasan
stressful karir yang jelas kurang memberikan
• Kurangnya • Pegawai merasa masa apresiasi atas pekerjaan
keseimbangan antara depan karirnya belum hasil pekerjaannya yang
kehidupan kerja dan pasti baik
keluarga (work-life
balace)
Moving Forward; Rencana
03 Milestone 2 Penguatan
Budaya


www.pln.co.id
www.pln.co.id |
|
Highlight Areas to Focus
Timeline Finalisasi Draft
Rencana Penguatan Budaya
Milestone 2

Launch by
BOD

www.pln.co.id25
www.pln.co.id |
Rencana Penguatan PLN 123 Memperkuat PLN 123
Memperluas / menambah
berdasarkan rencana
program, terutama PLN 2 dan 3
pengembangan yang
sesuai strategic goal unit kerja
disampaikan di cycle 3

Memperkuat/memperluas Memperkuat implementasi PLN


sinergi implementasi program 123 melalui formalisasi ke dalam
(lintas unit, lintas level, lintas sistem (berupa juklak, SOP atau
organisasi) prosedur kerja, dll)

Membangun engagement mitra


kerja alihdaya mulai dari
internalisasi program atau Refreshment penguatan budaya
memperkuat kontribusi alihdaya dilakukan pada seluruh Ranger
dalam kesuksesan program yang Network
diwujudkan melalui review dan
implementasi standar pelayanan

www.pln.co.id26
www.pln.co.id |
Rencana Penguatan CFB

2 PLN 1 PLN 2 PLN 3

3 CFB 1, 4, 5 CFB 2, 3, 4, 5 CFB 2, 3, 4, 5


4

Channel Penguatan :

Program Nasional

PLN 123
New ! Memperkuat CFB melalui crucial
5 activity

Transformasi PLN menuntut


penguatan kapabilitas
Menyamakan Langkah
PLNers dan Mitra
Energi untuk continuous
improvement
SSC
Memperkuat SSC CFB melalui story
telling / coaching/Broadcasting

www.pln.co.id27
www.pln.co.id |
Rencana Penguatan Tindakan Simbolik Leader

28
www.pln.co.id |
Culture Quick Wins : Yantek Optimization (1)
Yantek Optimization : Monitoring melalui sistem (2)

Dengan Yantek Analytic Dashboard, saat ini sudah dapat ditampilkan data terkait performa kerja
petugas antara lain :
• Total WO per bulan per petugas
• Avg WO per petugas : Menujukkan density load kerja petugas
• Total Recovery Time per bulan : Menunjukkan total jam kerja petugas selama sebulan
• Avg Recovery Time : Rata2 waktu penyelesaian WO per bulan

Kemudian data hasil analytic dikirimkan ke VCC sebagai early warning petugas yang under
performance.

Unit Pilot :
UP3 Bandengan UP3 Bulungan
(Disjaya) (Disjaya)

UP3 Bali Selatan UP3 Semarang


(Disbali) (Disjateng & DIY)

3029
RJPP Renewable Energy

Direktorat Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan


Divisi Perencanaan dan Enjiniring EBT

25 Oktober 2021
RENEWABLE ENERGY,
FOR A BETTER TOMORROW
Outline

1 REGULASI TERKAIT EBT

2 EBT PADA RUPTL 2021-2030

3 TRANSFORMASI PLN - EBT

4 PENGEMBANGAN EBT

5 JENIS KIT EBT

www.pln.co.id 2
PLTA Bakaru, Sulsel
01 REGULASI TERKAIT
ENERGI TERBARUKAN
Peraturan dan Regulasi Pengembangan EBT

Undang-undang No. 30/ 2007 Tentang Energi

Peraturan Pemerintah NO. 79/ 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional

Undang-Undang No. 16 Tahun 2016 tentang Ratifikasi Paris Agreement

Peraturan Presiden NO. 22/ 2017 Tentang Rencana Umum Energi Nasional

Peraturan Menteri ESDMNO. 50/ 2017 j.o. NO. 4/ 2020 Tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan
Tenaga Listrik

Keputusan Menteri ESDM NO. 188.K/HK.02/MEM.L/2021 Tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
Tahun 2021 sampai 2030

www.pln.co.id |
Undang-Undang No.
30 Tahun 2007
Tentang Energi

Sumberdaya Energi fosil, Peranan energi sangat Bahwa cadangan sumber


Menampilkan Undang undang no panas bumi, hidro skala penting artinya bagi daya energi tak terbarukan
30 tahun 2007 besar dan sumber energi peningkatan kegiatan terbatas, maka perlu
nuklir dikuasi oleh negara ekonomi dan ketahanan adanya kegiatan
dan dimanfaatkan untuk nasional, sehingga penganekaragaman
sebesar-besar pengelolaan energi yang sumber daya energi agar
kemakmuran rakyat meliputi penyediaan, ketersediaan energi
pemanfaatan dan terjamin
pengusahaannya harus
dilaksanakan secara
berkeadilan, berkelanjutan,
rasional, optimal dan
terpadu.

www.pln.co.id |
Energy Sector Commitment

Global Commitment:
Paris Agreement Target:
Holding the increase in the global average temperature below 2°C , and limit the temperature increase to 1.5°C

National Commitment:
The mandate of Law No 16/2016 on Paris Agreement Ratification Reducing greenhouse gas emission based on NDC by 2030: 29% from
BaU (unconditional scenario)and 41% from BaU (international assistance)

Energy Sector Commitment:


Reducing greenhouse gas emission for 314-398 Million Ton of CO2 by 2030
Government Regulation No. 79 of 2014 on National Energy Policy and Presidential Regulation No. 22 of 2017 on RUEN: Target
23% NRE from Primary Energy Mix & 17% EE from BAU of Final Energy

Mitigation measures will be performed by: Mitigation

1. Diverting fuel subsidy budget for productive • Hydro Power


• Geothermal • Hybrid Power
activities (infrastructure);
• Solar PV • Biomass • Clean Coal Technology
2. Targeting renewable energy portion for 23% in the
total of national primary energy mix by 2025; • Mini Hydro • Biogas • Waste heat Recovery
3. Developing Waste to Energy (WtE). • Micro Hydro • Biodiesel • Coogeneration

• Wind Energy Electricity • Improve Grid Maintenance


RE

www.pln.co.id |5
Komitmen Indonesia Terhadap Perubahan Iklim Global

Undang-Undang No. 16 Tahun 2016 tentang Ratifikasi Paris Agreement


▪ Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan skenario BAU; atau
▪ Pengurangan emisi sebesar 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030

Rencana Aksi Sektor Energi:


• Pengalihan subsidi BBM untuk kegiatan produktif dan infrastruktur
• Target 23% bauran Energi Primer EBT tahun 2025
• Pengelolaan Sampah untuk Energi Listrik dan Meningkatkan Kualitas Lingkungan

Penurunan emisi GRK tahun 2018 baru


mencapai 43,8 juta ton CO2

www.pln.co.id |K
ENERGI TERBARUKAN PADA
02 RUPTL 2021-2030
Rencana Penambahan Pembangkit Pada RUPTL 2021-2030
Greener RUPTL sebagai Landasan Mencapai Zero Carbon 2060

PLTU 13.819 MW, PLTU 44.726 MW,


34% 45%
PLTU 31.952 MW, PLTG/MG/GU/D PLTG/MG/GU/D
50% 5.833 MW, 14% 25.613 MW, 26%
PLTG/MG/GU/D PLTA/M 10.391 MW, PLTA/M 15.565 MW,
23.438 MW, 37% 26% 15%
PLTP 3.355 MW, PLTP 5.798 MW,
PLTA/M 5.174 MW, 8% 6%
8% PLTS 4.680 MW, PLTS 4.680 MW,
PLTP 4% 12% 5%
PLT EBT Lain 1.487 MW, PLT EBT Lain
4% 1.817 MW, 2%
PLT EBT Lain 329 MW, PLT EBT Base 1.010 MW, PLT EBT Base
1% 2% 1.010 MW, 1%

Installed Capacity 2020 : 63,3 New Installation RUPTL 2021-2030 : Installed Capacity 2030 : 99,2
GW 40,6 GW GW

• Kapasitas terpasang pembangkit PLN pada tahun 2020 adalah 63,3 GW. Rencana
penambahan pembangkit baru sebesar 40,6 GW selama 10 tahun dengan porsi EBT
mencapai 20,9 GW atau 51,6%.
• Direncanakan PLTU retirement sebesar 1,1 GW dan penggantian PLTD/PLTMG/PLTG tua
tersebar sekitar 3,6 GW sehingga kapasitas pembangkit PLN pada tahun 2030 menjadi 99,2
GW.

9
Pengembangan Pembangkit EBT Dalam Pencapaian Bauran 23%
Pengembangan EBT 2021-2030 → 20,9 GW • Total Kapasitas pembangkit
EBT 51,6% dari total
alokasi pembangkit baru
Geohermal VRE – PV, WInd 40,6 GW.
3,4 GW 5,3 GW
Others • Dari tambahan 20,9 GW
(base/peaker)
1,3 GW tersebut alokasi PLN 9.144
Hydro Bioenergi
10,3 GW 0,6 GW MW (43,7%) dan IPP
11.779 MW (56,3%)

2021 2025 2030


Total Capacity Total Capacity
Total Capacity
± 90 GW ± 99 GW
63 GW

Renewable Energy Capacity Renewable Energy Capacity


Renewable Energy Capacity
± 18,6 GW ± 28,9 GW
8 GW
Energy Mix Energy Mix
Energy Mix (August 2021)
EBT 23% EBT 24,8%
EBT 12,6%
10
ENERGI TERBARUKAN PADA
03 TRANSFORMASI PLN
Target Bauran EBT Yang Menantang
*Progress s.d September 2021
517 MW 0,8% 131 MW, 0,2%
133 MW, 0,2%
8 01 Large Hydropower Plant
4.700 MW, 7,3%
2.443 MW, 3,8% GW
Large Solar Power
02
4.281 MW, 6,7%

12,56% Plant

Renewable in the
Realisasi Bauran EBT 03
pipeline for 2025
Tahun 2021
19,9 GW
6.907 MW, 10,3%
32.612 MW, 51,1%
Breakthrough Large Scale RE
3,6
LARGE SCALE RENEWABLES (23%)
12 GW 16,3 GW GW

3,5 Green Booster


GW (20%)
12,8 GW
RJPP
5
(16%)
GW
19,9 7,8 GW

*Data SILM GW

Pembangkit MW % MW 23%
Target Bauran EBT
Aktual
(11%)

2019 2024 2024 2025


A. Pembangkit EBT 8.005 12,5%
B. Pembangkit Non EBT 56.229 87,5% Tahun 2025
TOTAL 64.234 TARGET BAURAN ENERGI NASIONAL

www.pln.co.id | 12
Transformasi PLN
GREEN
RJPP • Pengembangan pembangkit EBT sesuai RJPP
PLN s.d 2024.
Implementation • Kapasitas pembangkit EBT saat ini 8.005 MW,
energy mix 12,6%., diantaranya :
o PLTA Jatigede (110 MW), Peusangan (88
MW), Poso (200 MW)
o PLTP Sokoria (30 MW), Sorik Merapi (195
MW)
o PLTS Apung Cirata (145 MWac).

INNOVATIVE LEAN Co-Firing PLTU: Konversi PLTD :


Green Booster
• Implementasi Cofiring Biomasa PLN memiliki 5.200 unit PLTD
PLTU PLN kapasitas 18,8 GW di 52 tersebar di 2.130 lokasi, diantaranya
lokasi, produksi tahun 2025 akan dilakukan konversi ke
sebesar 10.601 GWh (ekiv. pembangkit berbasis EBT.
kapasitas biomasa 1,8 GW) . Pelaksanaan konversi akan dilakukan
• Kebutuhan biomasa tahun 2025 , bertahap, untuk tahap 1 pada 200
tanaman energi dan pelet sampah lokasi, kapasitas PLTD 250 MW,
± 9 Juta Ton. selanjutnya tahap 2 sebesar 338 MW

CUSTOMER GREEN • PLTA Pumped Storage Cisokan 1.040 MW dll


FOCUSED Large Scale RE • Pengembangan pembangkit melalui konsep
REBID (Renewable Energy Based on Industry
Development)
PENGEMBANGAN ENERGI
04 TERBARUKAN
Strategi Pengembangan EBT
Pengembangan pembangkit dengan mempertimbangkan keselarasan
supply demand, potensi ketersediaan sumber energi setempat
(resources based), keekonomian, keandalan, ketahanan energi
nasional dan sustainability

Akselerasi pengembangan pada daerah defisit serta daerah yang menggunakan


BBM impor sebagai bahan bakar PLTD, merupakan langkah strategis baik dari
sisi bisnis PLN maupun mengurangi belanja negara di sektor BBM

Pada sistem kelistrikan dengan reserve margin besar perlu


mempertimbangkan harmonisasi supply demand, peran serta, dukungan
Pemerintah, Stakeholder dalam menumbuhkan iklim investasi yang baik
khususnya di bidang industri dalam rangka peningkatan demand dan
pertumbuhan ekonomi
Renewable Energy Development
Multiplier Effects

Multiplier Effect
Renewable Energy

www.pln.co.id | 16
Partisipasi Dalam Pengembangan Pembangkit EBT

PLN membuka kerjasama dalam pengembangan pembangkit EBT baik (i) skema EPC Proyek PLN maupun (ii) skema IPP
sesuai regulasi yang berlaku

Untuk Skema IPP → Direct Direct


➢ Kebijakan, ketentuan pengembangan Mekanisme Appointment Selection
pengadaan mengikuti ketentuan yang berlaku,
saat ini untuk penjualan listrik EBT (IPP) sesuai
Hydropower
PERMEN No. 4/2020 serta ketentuan pengadaan Geothermal
Bio Energy
PLN. MSW Plant
Energy PUPR Hydro
Solar PV
Wind
➢ Mendaftar sebagai DPT (Daftar Penyedia Grant, Excess Power and Expansion
Ocean
Terseleksi) untuk partisipasi dalam skema IPP
sesuai jadwal yang dipublikasikan dalam web
ataupun surat kabar → http://eproc.pln.co.id
➢ Kebijakan lain / Peraturan Pemerintah a.l : Mekanisme
• Peraturan tentang penggunaan TKDN
• Peraturan terkait lingkungan AMDAL / UKL
UPL
Skema Kontrak BOOT / BOO
• Peraturan terkait sesuai jenis pembangkit
misal pemanfaatan air Keterangan : PERMEN ESDM No. 4/2020
Proses Kerjasama Ketenagalistrikan

Tersedianya Kuota PLT Kajian Kelayakan Daftar Penyedia Pengumuman Pengadaan


Tersebar pada RUPTL Proyek untuk Kuota Terseleksi (Bila
dikembangkan oleh PLN/IPP Tersebar tersebut dengan skema
oleh PLN Pemilihan Langsung)

Konstruksi - COD Proses Pencarian Penandatanganan Proses Pengadaan


Pendanaan oleh PPL PPA (Power Purchase • Penunjukan Langsung,
Agreement) • Pemilihan Langsung, atau
• Pelelangan Terbuka
Perkembangan Teknologi Diikuti Keekonomian Yang Makin Kompetitif

• Perkembangan Trend LCOE Dunia s.d 2020 *)


1. Perkembangan teknologi EBT berdampak terhadap
penurunan tarif di dunia yang signifikan sejak 2010

a. PLTS, diawal 2010 sebesar 38 USct/kWh pada
awal 2020 menjadi 5,7 Usct./kWh dan terus
menurun mencapai 1,57 US ct/kWh di Qatar
dan 1,35 Usct/kWh di UAE.
Di Indonesia juga menunjukan trend serupa dari
25 Usct/kWh di 2015 menjadi 5,8 Usct/kWh di
2020 dan hasil market sounding terakhir 3,7
Usct/kWh.
b. PLTB, sejak 2010 sebesar 8,9 USct/kWh menjadi
sekitar 3,9 Usct./kWh di 2020.
2. Inovasi mendorong terciptanya harga yang makin
kompetitif, diperlukan (i) kompetisi terbuka dan (ii)
pembentukan struktur tarif yang wajar & fair
berdasarkan business to business.
*) Trend LCOE PLTS *) Trend LCOE PLTB
Membangun Sistem Pengadaan Dengan Kompetisi Yang Sehat
1 RUPTL Green Memberikan Ruang Untuk Pengembangan EBT Yang Besar
• Pengembangan EBT sesuai RUPTL 2021-2030 mengambil porsi 51,6% atau sebesar 20,9 GW dengan porsi IPP sebesar 11,7 GW
• Pengembangan terbesar adalah untuk pembangkit PLTA sebesar 10,3 GW diikuti VRE (PLTS & PLTB) sebesar 5,3 GW
• Inovasi mendorong terciptanya harga yang makin kompetitif, diperlukan (i) kompetisi terbuka, transparan dan (ii) pembentukan struktur tarif
yang wajar, fair berdasarkan business to business.

2 Membangun Sistem Kompetisi Dalam Pengadaan & Model PPA Yang Bankable
• Sistem Pengadaan :
➢ Sistem Kompetisi a. Sistem pengadaan dengan kompetisi terbuka, transparan dan mengeliminir barrier to entry sehingga mendapatkan tarif yang
Pengadaan & kompetitif dan persaingan yang sehat.
Mambangun PPA b. Konsep pengadaan memperhatikan (i) Sizing Proyek : kebutuhan sistem terkait optimalisasi kapasitas, produksi energi tahunan
yang bankable guna meminimalisir risiko take or pay, (ii) jadwal COD dan kesiapan infrastruktur terkait (ii) Volume pengadaan : konsep
clustering untuk isolated / area yang memungkinkan dari aspek teknologi dan kapasitas.
c. Komitmen Pengembang dalam memenuhi ketentuan pengadaan termasuk perencanaan yang matang (FS, proposal),
kesanggupan eksekusi dan kesiapan pendanaan.

• PPA yang bankable :


a. Standarisasi PPA dengan alokasi risiko yang fair
b. Membangun PPA yang adaptif terhadap kondisi kebutuhan dan lokasi Proyek, misal untuk daerah isolated guna mengatasi
unserved demand akan digunakan metode Autocorrective Incremental Development .

• Sinkronisasi kebijakan dengan kesiapan infrastruktur, misal kesiapan industri dalam negeri dalam pemenuhan TKDN.
➢ Kebijakan Yang • Dukungan Insentif terhadap industri dalam negeri & proyek yang memenuhi TKDN (soft loan dll)
Mendukung • Membuka kompetisi tarif business to business guna tarif yang lebih kompetitif
Eksekusi Poyek • Kemudahan perizinan dan dukungan dalam akuisisi lahan / peyiapan lahan
Tantangan Dalam Pengembangan EBT

• Program peningkatan & implementasi • Laju perkembangan teknologi


TKDN perlu didukung dengan yang sangat cepat berdampak
penguasaan teknologi dan kesiapan pada keekonomian proyek.
TKDN Teknologi & Tarif
industri pendukung • Inovasi mendorong terciptanya
• Perlunya sinkronisasi pendanaan harga yang makin kompetitif,
dengan kebijakan TKDN baik aspek diperlukan pembentukan struktur
teknis dan keekonomian. tarif yang wajar & fair berdasarkan
business to business.

Pengembangan pembangkit perlu


Kemudahan dalam perijinan dan
mempertimbangkan harmonisasi
Kesetimbangan penyiapan lahan sebagai issue
supply & demand, keekonomian, Kemudahan
Supply & Demand pokok dalam eksekusi Proyek
dan keandalan. Kesiapan tidak hanya Eksekusi Proyek
disisi penyediaan pembangkit namun
juga disisi pertumbuhan demand

“PLN opens opportunities in the development of Renewable Energy projects”


Innovation have led to a reduction in tariffs for renewable energy generation and increased efficiency, so that it is expected to be
more competitive
PENGEMBANGAN
05 PEMBANGKIT PANAS BUMI
Satu Langkah Menuju Produsen Panas Bumi No. 1 di Dunia

Only 7.5% of potential res.


Installed capacity
Indonesia has one of the biggest geothermal potential
(23% worldwide) eq. 28.5 GW (Badan Geologi, 2017)

Potential resources
U.S (28%)

30.000 Indonesia
(23%)

28.508

Hot Issues Saat Ini


23.400 Japan
(19%) Most Wanted !!
Target EBT
15.000 • Cepat COD
23% in 2025
Mexico 4,600 • Tarif murah
5.800 Kenya (12%) Turkey 4,500
Iceland Philippines 4,000
New Zealand 3,650
BPP
Sumber: IRENA, 2017 Italy 3,270

www.pln.co.id |
Keunggulan Panas Bumi

Renewable, berasal dari sumber daya alam dan


terisi ulang
Sustainable, dapat menghasilkan energy
sepanjang masa contoh PLTP Larderello 100
tahun
Reliable, tidak tergantung kondisi cuaca

Tidak ada limbah

Direct Use, dapat digunakan langsung (pengeringan


biji kopi , gardening, dll.)
PLTP Kamojang Unit 1-3 (140 PLTP Larderello, Italy, (800
Source : MIT 2006, The future of geothermal MW)
MW)
Dapat menciptakan lapangan kerja energy

Tidak ada polusi dan ramah lingkungan

Tidak memerlukan lahan/ruang yang luas,


sekitar 0.75 ha/MW
≈ 40 tahun > 100 tahun

www.pln.co.id |
Highlight - Peta Sebaran PLTP Beroperasi

PLTP Sarulla
NIL; T = 260-280 degC, Liquid Dominated WKP Pertamina - JOC
SIL; T = 270-320 degC, Liquid Dominated PLTP Lahendong
KONDISI HINGGA SAAT INI :
WKP Pertamina – Operasi PGE
Tompaso; T = 240-260 degC, Liquid Dominated
Lahendong; T = 260-350 degC , Liquid Dominated WKP Geo Dipa Energi (GDE) i. Mayoritas (80%) lapangan panas
PLTP Sorik Marapi
T = 250-290 degC, Liquid Dominated WKP PLN bumi beroperasi → Liquid
WKP Swasta Dominated
ii. Hanya memanfaatkan uap/steam
PLTP Muara Laboh
PLTP Sibayak North; T= 250-270 degC, Liquid Dominated panas bumi untuk memutar turbin
T = 240-280 degC, South; T = 280-310 degC, Liquid Dominated
Liquid Dominated
iii. Pada lapangan Liquid Dominated,
“hot liquid brine akan dibuang atau
PLTP Dieng
diinjeksikan” → Belum optimal
PLTP Lumut Balai T = 280-300 degC iv. Untuk “ekspansi atau penambahan
T = 260-300 degC Liquid Dominated
kapasitas” PLTP eksisting umumnya
Liquid Dominated
akan eksplorasi atau bor sumur baru
PLTP Kamojang
PLTP Ulubelu
T = 235-240 degC
→ Tarif listrik mahal
T = 240 – 260 degC
Vapor Dominated
Liquid Dominated

PLTP Salak
T = 250-310 degC
Liquid Dominated PLTP Patuha
PLTP Karaha
T = 235-240 degC
T = 240-260 degC
KENDALA :
Vapor Dominated PLTP Ulumbu
Liquid Dominated
T = 240-300 degC
PLTP Wayang Windu Liquid Dominated
Hingga 2020, belum ada teknologi
PLTP Darajat
T = 260 – 300 degC
T = 235-240 degC
pembangkitan yang benar-benar
Liquid Dominated
Vapor Dominated PLTP Mataloko PROVEN dan MATURE untuk
T = 250-280 degC
Liquid Dominated memanfaatkan hot liquid brine dengan
temperatur < 180 DegCelcius

Liquid dominated field = Potensi Binary


www.pln.co.id | 06
Evolusi Teknologi Panas Bumi

3406.5 MW
2089.5 MW

1339.5 MW

842 MW

150 MW

30 MW

www.pln.co.id | PERK
EMB
ANG
Perbandingan Teknologi Pembangkitan Panas Bumi

Teknologi Flash (DAHULU) Teknologi Binary (SAAT INI)


• Cocok untuk lapangan panas bumi temperatur
tinggi atau dry steam
Single Cycle
• Hingga saat ini, lapangan liquid dominated
• Cocok untuk lapangan panas bumi
HANYA menggunakan teknologi Flash saja temperatur medium ke rendah (T
< 180 Deg Celcius)

Combined Cycle (Flash + Binary)


• Cocok untuk lapangan panas bumi Binary Flash Technology
temperatur medium ke tinggi Bottoming
• Cocok untuk lapangan liquid Cycle
dominated
• Menambah kapasitas
pembangkitan
• Menaikkan efisiensi
• Menurunkan tarif listrik overall
4.5-9 bar; 150-175 °C

Sumur reinjeksi Sumur Produksi

www.pln.co.id |
Tantangan Pengembangan PLTP
(Green Field maupun Ekspansi)

• Pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik masih relatif rendah, saat ini PLTP existing baru
sekitar 2 GW dari potensi yang ada di Indonesia (28,5 GW) atau sebesar 7%.
• Permasalahan tersendatnya pengembangan panas bumi nasional sangat beragam, diantaranya →
Risiko tinggi dalam tahapan eksplorasi terutama
➢ Risiko tinggi pengeboran sumur eksplorasi. Tidak ada jaminan bahwa
pemboran akan mendapatkan fluida panas yang
ditargetkan.

Pengembangan sangat padat CAPEX  4000 up to


➢ CAPEX tinggi & Strong 8000 USD/kW
modal terutama pada tahap
Equity Finance awal, berdampak kepada
pembiayaan, sehingga perlu
kesiapan equity
Full Equity Equity + Loan

➢ Tarif listrik relatif tinggi Tarif listrik relatif tinggi, akibat tingginya risiko pada tahap
eksplorasi serta keterbatasan pendanaan tahap eksplorasi

➢ Penyediaan lahan Potensi panas bumi di beberapa area berada di wilayah


hutan konservasi , hutan lindung dll

www.pln.co.id |
Transformasi Dalam Ekspansi PLTP Beroperasi

PLTP Konvensional (Flash) Penambahan Binary Plant

➢ Dari sisi ekspansi, ➢ Tidak memerlukan pemboran


memerlukan pengeboran sumur baru, cukup sumur
sumur yang beresiko tinggi eksisting

➢ CAPEX tinggi & Strong Equity ➢ Minimal capex, tidak ada


Finance investasi untuk pengeboran
Binary Existing Plant
➢ Pembiayaan lebih mudah
Bottoming
Cycle ➢ Tarif kompetitif, mengingat
➢ Tarif listrik relatif tinggi
tidak diperlukan investasi di sisi
hulu

4.5-9 bar; 150-175 °C ➢ Tidak memerlukan lahan yang


➢ Penyediaan lahan luas, dan dapat menggunakan
Sumur reinjeksi Sumur Produksi lahan PLTP existing (bila
tersedia)

www.pln.co.id |
Potensi Binary pada PLTP Tahap Operasi

Brine pada MW MWe


Liquid Dominated Field
Pembangkit Thermal *) Potensi **)
• Beberapa PLTP yang telah beroperasi
Dieng ± 1400 t/h;
GDE ± 150 MWth ± 20 MWe (2,09 GW), memiliki potensi
(55 MW) 175 °C

PGE
Lahendong
(80 MW)
± 2000 t/h;
175 °C
± 200 MWth ± 30 MWe pengembangan dari Binary sebesar s.d
Ulubelu ± 6500 t/h; ± 350 MW)
PGE ± 600 MWth ± 100 MWe
(220 MW) 175 °C
Lumut Balai ± 1200 t/h;
PGE
(55 MW) 175 °C
± 140 MWth ± 15 MWe • PLTP existing BUMN yang memiliki
PGE
Sibayak
(12 MW)
± 300 t/h;
165 °C
± 30 MWth ± 4 MWe potensi dikembangkan Binary adalah
Karaha ± 1000 t/h; milik :(i) GDE (Geo Dipa Energi) untuk
PGE ± 100 MWth ± 10 MWe
(30 MW) 170 °C
PLTP Dieng, dan (ii) PGE (Pertamina
Salak ± 8200 t/h;
IPP (JOC)
(370 MW) 170 °C
± 870 MWth ± 110 MWe Geothermal Energy) terdapat 5 potensi
IPP (JOC)
Wayang Windu (220
MW)
± 4900 t/h;
170 °C
± 520 MWth ± 60 MWe diantaranya PLTP Lahendong, Ulubelu,
± 1100 t/h; Lumut Balai, Karaha dan Sibayak;
IPP Muara Laboh ± 90 MWth ± 10 MWe
148 °C
PLN Ulumbu
Tidak ada available brine dari pembangkit eksisting
PLN Mataloko

IPP (JOC) Sarulla


Available brine sudah dimanfaatkan untuk pembangkit eksisting
IPP Sorik Marapi

*) Asumsi Re-injection Temperature 80 °C www.pln.co.id | 06


**) Asumsi utilization efficiency (MWe/MWth) 13%
Sinergi BUMN dengan
“Binary/ORC Geothermal Energy Utilization”

Pilot Project pengembangan Binary Plant BUMN antara PLN dengan


pemilik WKP Panas Bumi yakni GDE dan PGE akan dilakukan di
Binary Existing Plant
lapangan panas bumi Dieng, Lahendong dan Ulubelu
Bottoming
Cycle

Brine yang tersedia pada MW MWe


pembangkit eksisting Thermal *) Potensi **)

± 150
GDE PLTP Dieng Binary ± 1400 t/h; 175 °C ± 20 MWe
MWth
± 200
PGE PLTP Lahendong Binary ± 2000 t/h; 175 °C ± 30 MWe
MWth
4.5-9 bar; 140-190 °C
± 600
PGE PLTP Ulubelu Binary ± 6500 t/h; 175 °C ± 100 MWe
MWth

Sumur reinjeksi Sumur Produksi

*) Asumsi reinjection temperature 80°C


**) Asumsi utilization efficiency 16% www.pln.co.id |2
Peluang dan Tantangan

➢ Project Cost Geothermal Umumnya* Peluang

Sinergi BUMN dengan waste geothermal energy utilization dapat


47% dari total cost untuk well dan steamfield meminimalisir project cost hingga lebih 50% sehingga berpeluang
memperoleh tariff kompetitif.

Tantangan
1) Scaling pada reinjection well (silica atau calcite) →
Dipengaruhi pH, temperature dan salinity fluida reinjeksi.
Mitigasi →
• Menjaga pH pada kondisi asam (pH 4,5-5,5)
• Menjaga temperature injeksi diatas temperature saturasi
dissolved silica atau calcite pada fluida geothermal

2) Thermal Breakthrough / pendinginan Reservoir →


Dipengaruhi temperature fluida reinjeksi
Mitigasi: Diperlukan studi reinjeksi dan optimasi reservoir lebih
lanjut

*Sumber: IRENA, 2014 www.pln.co.id |


Potensi Saving Pengembangan
“Binary/ORC Geothermal Energy Utilization”

➢ Potensi pengembangan Binary Plant BUMN terhadap keseluruhan


kapasitas
Saving Potential • Pengembangan Binary Plant akan
MW Electric
Potensi Pemanfaatan Binary (terhadap BPP
memberikan dampak tarif yang optimal bagi
Potential *)
setempat)
GDE Dieng (55 MW) ± 20 MWe Rp 22,6 M/tahun** PLN.
PGE Lahendong Binary (80 MW) ± 30 MWe Rp 227,7 M/tahun**
• Indikasi saving implementasi binary plant
PGE Ulubelu (220 MW) ± 100 MWe Rp 133,6 M/tahun**
melalui sinergi BUMN akan diperoleh saving
PGE Lumut Balai (55 MW) ± 15 MWe Rp 22,7 M/tahun***
(terhadap BPP setempat) untuk pilot project
PGE Sibayak (12 MW) ± 4 MWe Rp 18,3 M/tahun*** di Dieng Binary, Lahendong dan Ulubelu
PGE Karaha (30 MW) ± 10 MWe Rp 9,0 M/tahun*** Binary sekitar Rp. 62 Miliar/tahun
Total Rp 434 M/tahun

➢ Pilot Project pengembangan Binary Plant BUMN • Terhadap potensi pengembangan Binary
Sinergi BUMN Indikatif Tariff Capex
Potensi Plant di keseluruhan lapangan BUMN,
Saving (terhadap BPP
Dieng Binary (10
(c/kWh) (MUSD)
setempat) ** indikasi saving mencapai Rp. 434 Miliar /
MW) 5,9 26,5 Rp 11,3 M/tahun tahun
Lahendong
Binary (5 MW) 6,7 12,5 Rp 37,6 M/tahun
Ulubelu Binary
(10 MW) 6,1 26,5 Rp 13,3 M/tahun
Manfaat Pengembangan
“Binary/ORC Geothermal Energy Utilization”

Manfaat Pengembangan Binary Plant

i. Tidak diperlukan pemboran sumur baru → tidak ada risiko pemboran &
optimalisasi existing (energi panas bumi sisa)
ii. Minimal CAPEX → Potensi tarif listrik dibawah BPP setempat
iii. Compact → tidak memerlukan lahan yang luas & durasi pengembangan
cepat → Cepat mencapai COD
iv. Menambah portofolio Geothermal, melalui penambahan kapasitas
(ekspansi) PLTP beroperasi, dengan tarif kompetitif dan risiko minimal
v. Menambah pengalaman PLN terutama dengan teknologi baru
pembangkitan binary
vi. Closed-rankine cycle → O&M lebih mudah dibandingkan PLTP konvensional
vii. Teknologi yang potensial untuk lapangan panas bumi green field dengan
enthalpy medium-rendah

www.pln.co.id |2
PENGEMBANGAN
06 PEMBANGKIT HIDRO
Rekap Pembangkit Hidro RUPTL 2021-2030
Grafik Rencana Penambahan Kapasitas Kit Hidro sesuai RUPTL 2021-2030

2.667 MW Hidro PLN


PS 51%

PLTM 1.956 MW
1.791 MW
PLTA 1.613 MW 10,3
GW
544 MW
412 MW 376 MW 370 MW 456 MW
207 MW Hidro IPP
49%

2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Perencanaan
69%
PLTA/PLTM TELAH PLTA/PLTM PLTA/PLTM PLTA/PLTM
OPERASI s.d. Sep 2021 KONSTRUKSI PENDANAAN/PPA KUOTA/RENCANA
PLTA : 4897 MW PLTA : 1172 MW PLTA : 439 MW PLTA : 3418 MW

PLTM : 528 MW PLTM : 339 MW PLTM : 217 MW PLTM : 564 MW 10,3


TOTAL : 5425 MW PS : 1040 MW PS : 0 MW PS : 3203 MW GW
TOTAL : 2551 MW TOTAL : 657 MW TOTAL : 7185 MW

01 KitDATA
IPP SEP
dan2021
PLN 02 Kit IPP dan PLN 03 Kit IPP dan PLN 04 Kit IPP dan PLN Pendanaan/PPA
6%
Konstruksi
25%

www.pln.co.id |
Status Pembangkit Hidro RUPTL 2021-2030
Perencanaan
Grafik Sebaran Status Kit Hidro sesuai RUPTL 2021-2030 69%
IPP : 2647 MW
PLN : 4534 MW
2.667 MW

Perencanaan 1.956 MW
1.791 MW
1.613 MW
Pendanaan&PPA
Konstruksi
10,3
GW
544 MW
412 MW 376 MW 370 MW 456 MW
207 MW

2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Pendanaan/PPA Konstruksi
6% 25%

Sebaran Status PLTA/PLTM/PS sampai tahun 2025


PERENCANAAN
IPP : 464,85 MW IPP : 130 MW
PLN : 38,4 MW
PLN : 413,2 MW
Perencanaan
26%
543,2 MW Konstruksi
32% TAHAP PERENCANAAN 1046 MW
PLTA PS Perencanaan
48% PLTM 543,1 MW PLTA yang masih dalam tahap
503,28 MW perencanaan perlu dilakukan akselerasi dan
2,1 GW Konstruksi
55% 1 GW 1 GW strategi khusus untuk dapat terealisasi
Pendanaan& maksimal tahun 2025 karena konstruksi
PPA
19% PLTA membutuhkan waktu ± 5 tahun
Pendanaan&PPA
Konstruksi, 1040 20%
MW

www.pln.co.id |
Pembangkit Listrik Tenaga Air

Reservoir & Run-of-river project

Prinsip Kerja:

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) bekerja


dengan cara mengubah energi potensial (dari DAM
atau bendung) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbin air), kemudian dari energi mekanik
tersebut dikonversi menjadi energi listrik (dengan
bantuan generator).

www.pln.co.id | 02
Potensi Pengembangan Tenaga Hidro di Indonesia
KALSELTENGTIM:
5506 MW
SUMUT: (12 LOCATION)
1306 MW KALBAR:
(22 LOCATION) 988 MW
(6 LOCATION) SULUTTENGGO:
1649 MW
SUMBAR & RIAU: (13 LOCATION)
Aceh: 1159 MW
2177 MW (16 LOCATION) PAPUA:
(21 LOCATION)
2322 MW
(21 LOCATION)

SUMSEL, JAMBI,
JATENG: MALUKU:
BENGKULU & LAMPUNG: SULSELRABAR:
1266 MW 198 MW
1013 MW 3757 MW (21 LOCATION)
(18 LOCATION) (4 LOCATION)
(13 LOCATION)

BALI NUSRA:
207 MW
(18 LOCATION) 3 tahap screening kelayakan:
JABAR: aspek ekonomi
2226 MW JATIM:
(10 LOCATION)
1833 MW Studi HPP 1983 71.745 MW
(4 LOCATION)
lingkungan & geologi
Potensi tambahan: 21.514 MW 31.212 MW

Potensi di Kaltara dan Papua (Mamberamo) aspek beban


25.606 MW

01
Pengembangan Pembangkit Hidro Milik PLN

PLTA bendungan dibangun PLN PLTA dan PLTM dikerjasamakan

PLTA Bakaru PLTA Saguling Bendungan Jatigede Bendung Kalibumi

05
Kerjasama PLN – PUPR Pengembangan PLTA
PLTA Jatigede (2x55 MW) – Tahap Konstruksi

Surge Tank
Pengembangan 1
Stator PH Unit #1 Biaya Proyek 2
• Biaya PLN untuk
• Progres pekerjaan pembangkit PLTA
Konstruksi PLTA Jatigede Jatigede dan Bendungan
saat ini sebesar 82.56% . Karedok Rp. 2,6 triliun.
• Direncanakan COD pada • Biaya pembangunan
Desember 2021 Horizontal Penstock Bendungan Karedok
Bendungan Jatigede
oleh PUPR Rp. 6,5 triliun

Biaya Pembangkitan 3
• 4 cUSD/kWh

Dasar Kerjasama MOU Menteri PUPR dan Menteri MOU Dirjen SDA PUPR dan Dirut
ESDM tanggal 23 Desember 2015 PLN tentang Pembangunan dan
tentang Pembangunan dan Pengelolaan PLTA Jatigede
Pengelolaan PLTA di Indonesia

www.pln.co.id | 06
Kerjasama PLN – PUPR Pengembangan PLTM
PLTM Kalibumi (3 x 2,1 MW) – Tahap Perencanaan

Dasar Kerjasama Pengembangan 1

• Dalam tahap pembahasan kontrak Jasa


MOU Menteri PUPR dan Konsultansi PIC (Project
Menteri ESDM tanggal 23 Implementation Consultant) – Loan
Desember 2015 tentang KfW Jerman.
Pembangunan dan • Diskusi untuk pemanfaatan Barang
Pengelolaan PLTA di Milik Negara (BMN) dan Rekomtek
Indonesia dengan Kementerian PUPR.

Biaya Proyek 2

• Biaya PLN untuk pembangkit PLTM


Kalibumi diproyeksikan sebesar Rp 253
miliar.
• Bendungan Kalibumi dibangun oleh
Kementerian PUPR dengan biaya 118
miliar

Biaya Pembangkitan 3
• 5,3 cUSD/kWh

www.pln.co.id | 09
Kerjasama Pemanfaatan Bendungan PUPR untuk PLTA/PLTM PLN

Bendungan Lambakan
(18,2MW)
Dalam tahap FS

Bendungan Kalibumi
(6,35MW)
Perencanaan - Loan KfW

Bendungan Merangin
(107 MW)
KPBU Bendungan Pelosika
Sinergi PLN- PUPR
(10 MW) Indikatif Capex Capex Potensi
Menunggu desain bendungan Tariff Bendungan Pembangkit Saving
Bendungan Tiga Dihaji
(cUSD/kWh) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
(40MW)
Bendungan sedang konstruksi Jatigede 4 6500 2500 6500

Bendungan Jatigede Kalibumi 5,3 118 253 118


(110MW)
Lambakan 6,1 5600 563 5600
PLTA Proses Konstruksi
Merangin 8 3500 1000 3500
Keterangan:
Pelosika 6 4500 280 4500
Total Kapasitas: 184,55 MW
Tiga Dihaji TBA 2000 TBA 2000

www.pln.co.id | 10
Potensi Kerjasama Pemanfaatan Bendungan PUPR untuk PLTA/PLTM PLN

Pembangunan Pembangunan Bendungan Baru


bendungan oleh
Kementerian PUPR
Tahun Anggaran
2020 – 2024

Akumulasi total bendungan

www.pln.co.id | 11
Penambahan Kapasitas PLT EBT s.d September 2021

• Total Penambahan Pembangkit EBT Yang Telah COD 361,42 MW dari target KPI 475 MW

PLTM CIKASO-3 PLTM CIBUNI MANDIRI JAWA PLTM CIKANDANG JAWA PLTM LAWE SIKAP ACEH PLTM CIBANT ENG PLTM KUMBI SEDAU NTB PLTM GG WUGUL PLTM PARMONANGAN 2
JAWA BARAT BARAT BARAT 7,8 MW JAWA BARAT 0,9 MW JAWA TENGAH SUMATERA UTARA
10 MW 2 MW 6 MW 4,4 MW 3,33 MW 11 MW

PLTM PELANGAI HULU PLTA MALEA SULAWESI PLTBg PASIR MANDOGE PLTM INDURING PLTA POSO PLTM LAE KOMBIH 3 PLTM SIAMANG BUNYI
SUMATERA BARAT SELATAN SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SULAWESI TENGAH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT
9,8 MW 90 MW 2,04 MW 2 MW 130 MW 11,2 MW 2 MW

www.pln.co.id |
PENGEMBANGAN
07 PEMBANGKIT BIO ENERGI
DAN SAMPAH
Overview Pengembangan PLTBio dan PLTSa
Cofiring Biomassa 5-10% Bahan bakar PLTBm
pada PLTU PLN dapat berasal dari Hutan
Tanaman Energi

Bioenergy adalaah
pembangkit dengan
sifat carbon neutral
dan mendukung net
zero emission 2060

Pelaksanaan Proyek
PLTSa di 12 kota
(1 operasi, 1
konstruksi, 1 PPA) Bagian dari transformasi
PLN, selama 10 tahun ke
depan akan dikembangkan
Bahan bakar dapat berasal dari Limbah
590 MW PLT Bioenergi
Pabrik Kelapa Sawit dan Sekam Padi
(termasuk sampah) sesuai
yang saat ini digunakan sebagai bahan
RUPTL 2021-2030
bakar cofiring

www.pln.co.id | 47
PLT Bioenergi pada RUPTL 2021 - 2030

COD PLTBm, 10.0 , PLTBg, 9.50 ,


2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2% 2%
Total Σ Total MW
Regional Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW Σ MW
JMB 1 9 1 5 1 35 7 183 10 232
PLTSa 1 9 1 5 1 35 7 183 10 232
PLTBio PLTSa, 228.0 ,
PLTBm PLTBio, 220.60 , 49%
47%
PLTBg
SUMKAL 1 2 10 38,3 15 71,6 7 62,4 3 18 1 10 37 202,3
PLTSa 1 0,5 1 25 2 25,5
PLTBio 1 2 4 13 8 39,2 6 37,4 3 18 1 10 23 119,6
PLTBm 3 20,8 2 19,9 5 40,7
PLTBg 2 4 5 12,5 7 16,5
SULMAPANA 1 1 2 16 11 94 2 20 1 10 2 15 19 156
PLTSa 2 20 2 20
PLTBio 2 16 7 54 2 20 1 10 1 5 13 105
PLTBm 1 1 2 20 1 10 4 31
PLTBg PLTSa PLTBio PLTBm PLTBg
Grand Total 3 12 11 43,3 17 87,6 19 191,4 12 221 2 20 2 15 66 590,3
250

200

150

100

50

0
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

PLTSa PLTBio PLTBm PLTBg

www.pln.co.id | 48
Rencana Pengembangan PLT Bioenergi s.d 2030

Peta pengembangan Proyek PLTBio 🡪 Tahap Perencanaan, Pendanaan & Konstruksi dan Tahap Operasi
SUM 139,6 MW PLN IPP Total
MW
PLN MW IPP 139,6 MW SUL 50 MW
OP MW OP 25 MW PLN MW IPP 50 MW
Operasi 50,7 50,7
Kon MW Kon 22,7 MW Ren MW Ren 50 MW *
PPA-Pendanaan MW PPA-Pendanaan 23 MW
Konstruksi ** 27,7 27,7
Ren MW Ren 68,9 MW

SUM KAL 98,1 MW


PPA-Pendanaan ** 58 58

PLN MW IPP 98,1 MW


OP MW OP 12,4 MW
SUL Perencanaan ** 20 473,6 493,6

Ren MW Ren 85,7 MW MP Total 20 610 630

* Berdasarkan Monitoring Bioenergi


(Tanpa Excess Power)

MP 98,5 MW * * Berdasarkan RUPTL 2021-2030


KAL PLN 20 MW IPP 78,5 MW
OP MW OP 3,5 MW
Ren 20 MW Ren 75 MW

JAMALI NUSRA
JAMALI 232,8 MW
PLN MW IPP 232,8 MW
OP MW OP 9,8 MW NUSRA 11 MW
Kon MW Kon 5 MW PLN MW IPP 11 MW
PPA-Pendanaan MW PPA-Pendanaan 35 MW Ren MW Ren 11 MW
Ren MW Ren 183 MW

www.pln.co.id | 49
Teknologi Cofiring

www.pln.co.id | 50
Lokasi Cofiring 52 PLTU & Kebutuhan di 2025
Kebutuhan Biomassa 2025
± 9 Jt ton/th :
Biomassa
HTE
± 8 Jt ton/th

Pellet Sampah
± 1 Jt ton/th

➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢
➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢

➢ ➢ ➢ ➢ ➢ ➢

www.pln.co.id | 51
Implementasi Teknologi PSEL

➢ ➢ ±

➢ ➢

➢ ➢

➢ ➢

*) Teknologi PLTSa
www.pln.co.id | 52
Program PLTSa 12 Kota

• Berdasarkan Perpres 35/2018 → status Pembangunan PLTSa di 12 kota, 3 lokasi telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan
PLN yaitu di Solo, Surabaya dan Jakarta.
• Untuk ke 9 lokasi lainnya masih dalam proses antara Pengembang dan Pemerintah setempat.

Manado
15 - 20 MW Progress PJBL di 3 lokasi
Palembang
10 - 20 MW
1. PLTSa Benowo 9 MW (PT
Sumber Organik)
• COD 10 Maret 2021
Jakarta (Sunter) - 35 MW
PPA 16 Okt 2019 Makassar 2. PLTSa Solo 5 MW (PT Solo Citra
Solo - 5 MW 15 – 20 MW Metro Plasma Power)
Tangerang Selatan Bekasi PPA 28 Des 2018 • Tahap konstruksi, COD Apr
10 - 20 MW 10-20 MW
Surabaya - 9 MW 2022
Tangerang PPA 1 Juli 2016
10 - 20 MW
3. PLTSa Jakarta 35 MW (PT
Bandung Jakarta Solusi Lestari)
21 - 29 MW
Semarang • Tahap pemenuhan prasyarat
10 - 20 MW Denpasar Sudah PJBL
Jakarta PJBL
15 - 20 MW
s.d 50 MW
Belum PJBL

www.pln.co.id | 53
Alur Produksi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)

Sumber Sampah Pemilahan Sampah Biodrying Pencacahan Packing & Kirim

Proses biodrying di
guludan s.d kering + 7 Proses pencacahan
hari menghasilkan BBJP

Pemilahan komposisi 80%-


95% Organik menggunakan
Conveyor dan Tenaga Kerja
Packing dan Trucking
Non
organik Organik

www.pln.co.id | 54
PENGEMBANGAN
08 PEMBANGKIT SURYA DAN
BAYU
Rekap Pembangkit Aneka Energi RUPTL 2021-2030
Grafik Rencana Penambahan Kapasitas Kit Aneka Energi sesuai RUPTL 2021-2030
Aneka
1788 MW
Energi PLN
PLT Bayu 38%
1339 MW
PLT Surya
961 MW 5.2
GW
289 MW
197 MW 148 MW 165 MW 172 MW 157 MW Aneka
60 MW
Energi IPP
62%
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

PLTS/PLTB TELAH PLTS/PLTB PLTS/PLTB PLTS/PLTB


OPERASI s.d. Sep 2021 KONSTRUKSI PENDANAAN/ KUOTA/RENCANA
Perencanaan**
Proses PPA 92%
PLTS : 80 MW PLTS : 145 MW

PLTB : 131.07 MW PLTB : 0 MW


PLTS : 50 MW PLTS : 4484.66 MW
5.4
PLTB : 597 MW
TOTAL : 211.07 MW TOTAL : 145 MW
PLTB : 0 MW
GW
TOTAL : 50 MW TOTAL : 5081.66 MW Operasi *
4%
Konstruksi **
3%

01 Kit DATA
IPP SEP
dan PLN
2021 02 Kit IPP dan PLN 03 Kit IPP dan PLN 04 Kit IPP dan PLN
Proses PPA
1%

www.pln.co.id |
Program PLN Dalam Peningkatan Energi Terbarukan
COD dari tahun 2021 - 2030
⮚ Pengembangan Pembangkit Surya 🡪 PLTS
MW PLN IPP Total
Peta pengembangan Proyek PLTS 🡪 Tahap Perencanaan, Pendanaan & Konstruksi dan Tahap Operasi
Operasi * 19.10 61 80.10
SUM 196.14 MW SUL 205.96 MW
PLN 41.27 MW IPP 154.87 MW PLN 34.24 MW IPP 171.713 MW Konstruksi ** 145 145
OP 1.32 MW OP 2 MW OP 1.92 MW OP 28 MW
Kon MW Kon - MW Kon MW Kon MW PPA-Pendanaan ** 50 50
Proses PPA- Proses PPA- Proses PPA- Proses PPA-
MW MW MW MW
Pendanaan Pendanaan Pendanaan Pendanaan
Ren 39.95 MW Ren 152.87 MW Ren 32.32 MW Ren 143.71 MW Perencanaan ** 1,700.68 2,783.98 4,484.66
KAL 305.71 MW
PLN 122.35 MW IPP 183.36 MW MP Total 1,719.78 3,039.98 4,759.76

SUM OP 1 MW OP 1 MW SUL MP 899.63 MW


* Berdasarkan Data SILM
** Berdasarkan Usulan RUPTL 2021-2030
Kon MW Kon MW PLN 135.16 MW IPP 764.472 MW
Proses PPA- Proses PPA-
MW MW OP 8 MW OP MW
Pendanaan Pendanaan
Ren 121.35 MW Ren 182.36 MW Kon MW Kon MW
Proses PPA- Proses PPA-
MW MW
KAL Pendanaan
Ren 127.16 MW
Pendanaan
Ren 764.47 MW
COD dari tahun 2021 - 2025

MW PLN IPP Total

JAMALI NUSRA Operasi * 19.10 61 80.10


JAMALI 2908.01 MW
NUSRA 244.31 MW Konstruksi ** 145
PLN 1275.81 MW IPP 1632.2 MW 145
PLN 110.95 MW IPP 133.364 MW
OP 0.95 MW OP 1 MW
OP 5.91 MW OP 29 MW PPA-Pendanaan ** 50 50
Kon MW Kon 145.00 MW
Kon MW Kon MW
Proses PPA- Proses PPA-
MW 50.00 MW Proses PPA- Proses PPA-
Pendanaan Pendanaan MW MW Perencanaan ** 1,461.83 2,253.98 3,715.81
Pendanaan Pendanaan
Ren 1,274.86 MW Ren 1,436.20 MW
Ren 105.04 MW Ren 104.36 MW
Total 1,480.93 2,509.98 3,990.91

Berdasarkan RUPTL 2021 - 2030 www.pln.co.id |


Program PLN Dalam Peningkatan Energi Terbarukan
⮚ Pengembangan Pembangkit Bayu 🡪 PLTB
Peta pengembangan Proyek PLTB 🡪 Tahap Perencanaan, Pendanaan & Konstruksi dan Tahap Operasi
SUM 110.00 MW PLN IPP Total
SUL 260.08 MW MW
PLN 110.00 MW IPP 0 MW PLN 0.08 MW IPP 260 MW
OP MW OP MW OP 0.08 MW OP 130 MW Operasi * 0.47 130.6 131.07
Kon MW Kon - MW Kon MW Kon MW
Proses PPA-
MW
Proses PPA-
MW Proses PPA- Proses PPA- Konstruksi **
Pendanaan Pendanaan MW MW
Pendanaan Pendanaan
Ren 110.00 MW Ren MW Ren MW Ren 130.00 MW PPA-Pendanaan **
KAL 70.00 MW
PLN 0.00 MW IPP 70 MW Perencanaan **
SUM OP MW OP MW SUL 312.00 285.00 597.00

Kon MW Kon MW MP Total 312.47 415.60 728.07


Proses PPA- Proses PPA-
MW MW
Pendanaan Pendanaan
* Berdasarkan Data SILM
Ren MW Ren 70.00 MW MP 0.00 MW ** Berdasarkan Usulan RUPTL 2021-2030
PLN 0.00 MW IPP 0 MW
KAL OP MW OP MW
Kon MW Kon MW
Proses PPA- Proses PPA-
MW MW
Pendanaan Pendanaan
Ren MW Ren MW
JAMALI NUSRA
JAMALI 260.90 MW
NUSRA 27.09 MW
PLN 200.30 MW IPP 60.6 MW
PLN 2.09 MW IPP 25.00 MW
OP 0.3 MW OP 0.6 MW
OP 0.09 MW OP MW
Kon MW Kon MW
Kon MW Kon MW
Proses PPA- Proses PPA-
MW MW Proses PPA- Proses PPA-
Pendanaan Pendanaan MW MW
Pendanaan Pendanaan
Ren 200.00 MW Ren 60.00 MW
Ren 2.00 MW Ren 25.00 MW

Berdasarkan RUPTL 2021 - 2030 www.pln.co.id |


Potensi Pembangkit Aneka Energi

Regional (Kapasitas MW)


No Proyek
SUM KAL JBB JBT JTMB SUL MPNT Total (MW)
1 PLTS 195.7 15.83 725 500.00 413.85 0.14 291.37 2,141.9
2 PLTB 246 70 1255 182.00 251 458 362 2,824.00
3 PLTH 65.5 - - 443 148.5 162.84 113.1 932.94
4 PLTAL - - - - 15 - 35 50.00
5 BESS - - - - 50 - - 50.00
6 PLTN - 500 - - - - - 500.00
Total (MW) 507.2 85.83 1980 1125 828.35 620.98 801.47 6,498.83

Potensi Aneka EBT


(6,498.84 MW)
1400
1200
Kapasitas (MW)

1000
800
600
400
200
0
SUM KAL JBB JBT JTMB SUL MPNT
PLTS 195.7 15.83 725 500.00 413.85 0.14 291.37
PLTB 246 70 1255 182.00 251 458 362
PLTH 65.5 0 0 443 148.5 162.84 113.1
PLTAL 0 0 0 0 15 0 35
BESS 0 0 0 0 50 0 0
PLTN 0 500 0 0 0 0 0

Berdasarkan RUPTL 2021 - 2030 www.pln.co.id |


POTENSI PLTB

PLTB

www.pln.co.id |
POTENSI PLTS & PLTH

PLTS &
PLTH

www.pln.co.id |
POTENSI PLT Lain ( BESS, PLTAL & PLTN)

BESS PLTAL PLTN

www.pln.co.id |
Komitmen Pengembangan PLTS

Penandatanganan PPA PLTS


Terapung Cirata145 MW

Dengan harga termurah sebesar


5.8 cUSD/kWh
Penandatanganan PPA- PLTS Terapung Cirata (145 MW)

www.pln.co.id |
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai