NOMOR: 0168.P/D1R12021
TENTANG
Menimbang a. bahwa PT PLN (Persero) telah memiliki visi dan misi PLN,
budaya perusahaan, prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance), pedoman perilaku
dan etika bisnis (Code of Conduct and Business Ethics), Prinsip
Keberlanjutan Perusahaan, dan Kebijakan Iainnya yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan usaha
perusahaan;
b. bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi telah
melahirkan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan,
termasuk di bidang sistem pembayaran, baik dan sisi
instrumen, penyelenggara, mekanisme, maupun infrastruktur
penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran;
c. bahwa inovasi di bidang sistem pembayaran sebagaimana
dimaksud pada huruf b di atas, bertujuan untuk menciptakan
sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan andal
dalam penyelenggaraan transaksi pembayaran, sehingga
diperlukan pengaturan sistem pembayaran untuk melengkapi
ketentuan yang sudah ada dengan mengedepankan
pemenuhan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang
memadai, serta tetap memperhatikan peningkatan pelayanan
secara terus-menerus (continuous improvement) yang selaras
dengan inisiatif transformasi bisnis PT PLN (Persero);
d. bahwa ketersediaan data penagihan dan pembayaran secara
real time di dalam suatu sistem dilaksanakan melalui integrasi
antara Data Management System (DMS) dan Enterprise
Resource Planning (ERP), serta data analytics yang dapat
mendukung pengambilan keputusan;
e. bahwa
,IC4 £
parY)'
PLN
Paraf
PLI*
11. Peratu ran Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-09/MBU/2012;
12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13
Tahun 2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik dan Kompensasi atas
Tanah, Bangunan, dan/atau Tanaman yang Berada di Bawah
Ruang Bebas Jaringan Transmisi Tenaga Listrik;
13. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
14. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBU/07/2017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
15. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-3251MBU11212019
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
16. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-1 47/MBU/05/2020
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
17. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-357/MBU/1 1/2020
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
18. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-49/MBU/02/2021
tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan
Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
19. Keputusan
19. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-200/MBU/06/2021
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
20. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Urnurn Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-389/MBU/12/202 1
tentang Fern berhentian, Peru bahan Nornenklatur Jabatan, dan
Pengalihan Tugas Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
21. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umurn Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-392/MBU/12/2021
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
22. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengarnbilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagairnana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nornor 0297.PIDIRI2OI6;
23. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0359.K/DIR/2014
tentang Mekanisme Penerirnaan Hibah Langsung dan
Lembaga Keuangan Internasional;
24. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0039.P/D1R12018
tentang Pelaksanaan Pengendalian Internal atas Pelaporan
Keuangan (Internal Control Over Financial Reporting);
25. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0088.P/D1R12019
tentang Pedornan Tata Naskah Dinas dan Kearsipan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagairnana telah diubah
dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor
0201 .P/DIRI2OI 9;
26. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0112.P/D1R12019
tentang Pedornan Perilaku dan Etika Bisnis dan Panduan
Perilaku Do and Don't;
27. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0121 .P/DR/2019
tentang Kebijakan Anti Fraud di Lingkungan PT PLN (Persero);
28. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0122P/DIR/2019
tentang Pengelolaan Konflik Kepentingan di Lingkungan PT
PLN (Persero);
29. Peraturan
PLN
MEMUTUSKAN:
BAB
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Pengertian
1. Anak Perusahaan...
1. Anak Perusahaan adalah perusahaan yang Iebih dan 50% (lima puluh persen)
sahamnya dimiliki oleh PLN yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Direksi Anak
Perusahaan dan melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan maksud
dan tujuan Anak Perusahaan.
2. Direksi adalah organ PLN yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan PLN untuk kepentingan PLN sesual dengan maksud dan tujuan PLN
serta mewakili PLN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan/atau Anggaran Dasar PLN.
3. Direktur adalah anggota Direksi yang ditunjuk untuk memimpin, membina, dan
mengelola Direktorat.
4. Divisi adalah satuan kerja di bawah Direktorat, Sub Direktorat atau Satuan Pusat
Keunggulan (Center of Excellence) yang melaksanakan fungsi tertentu yang
dipimpin, dibina dan dikelola oleh Executive Vice President.
5. Dokumen Elektronik untuk selanjutnya disebut Softcopy adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami.
6. Go Live adalah tahapan yang menunjukkan bahwa pelaksanaan Implementasi
program Sentralisasi Pembayaran telah selesai dilaksanakan dan Unit
Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat
mulai melaksanakan program Sentralisasi Pembayaran secara penuh yang
dinyatakan dengan berita acara Go Live.
7. Implementasi adalah suatu proses mulai dan penetapan Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat sebagai pilot project
sampai dengan kegiatan menempatkan, memasang atau melakukan deployment,
baik dan aspek proses bisnis, sistem dan informasi teknologi, organisasi, formasi
tenaga kerja, dan aspek lainnya secara keseluruhan dan program Sentralisasi
Pembayaran.
8. Komite Direktur adalah komite yang dibentuk oleh Direksi untuk membantu
pelaksanaan tugas Direksi agar lebih efisien dan efektif, yang terdiri atas beberapa
Direktur yang diberi kewenangan untuk dan atas nama Direksi mengambil
keputusan di bidang-bidang tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Manajemen Perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser
dan kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja
yang Iebih balk dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dan
proses perubahan tersebut.
10. Pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat syarat yang ditentukan,
diangkat, bekerja dan diberi penghargaan/imbal jasa menurut ketentuan yang
berlaku di PLN.
11. Penyedia
PLN
11. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha termasuk BUM N, badan usaha milik
daerah, dan badan usaha milik swasta, badan hukum, orang perseorangan/subjek
hukum, konsorsium,joint operation atau instansi pemerintah/badan layanan umum
yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa.
12. PT PLN (Persero), yang selanjutnya disebut PLN, adalah Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H. Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 beserta perubahannya.
13. Pusat-Pusat adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang
dipimpin, dibina dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan kegiatan
usaha penunjang tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
14. Satuan adalah satuan kerja di bawah Direktorat Direktur Utama yang
melaksanakan fungsi tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Kepala
Satuan.
15. Sekretariat Perusahaan (Corporate Secretariat) selanjutnya disebut SETPER
adalah satuan kerja dibawah Direktorat Direktur Utama yang melaksanakan fungsi
kesekretariatan perusahaan yang dipimpin, dibina dan dikelola oleh Sekretaris
Perusahaan (Corporate Secretary).
16. Sentralisasi Pembayaran adalah kerangka dasar atau tatanan yang menjadi acuan
pokok dalam pelaksanaan standarisasi, digitalisasi, dan sentralisasi atas proses
penagihan dan pembayaran melalui suatu sistem di lingkungan PLN.
17. Sub Direktorat adalah satuan kerja di bawah Direktorat yang melaksanakan fungsi
tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Senior Executive Vice President.
18. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi.
19. Unit lnduk adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang dipimpin,
dibina dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan kegiatan usaha
penyediaan tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
20. Unit Layanan adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Unit Pelaksana yang
dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Manager Unit Layanan dan melaksanakan
kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
21. Unit Pelaksana adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Unit Induk atau Pusat-
Pusat yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Manager Unit Pelaksana dan
melaksanakan kegiatan usaha penyediaan ketenagalistrikan tertentu sesuai
dengan tujuannya.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
(2) Tujuan
LN
Pasal 3
Ruang Lingkup
BAB II
SENTRALISASI PEMBAYARAN
Pasal 4
Sentralisasi Pembayaran
(1) Model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran antara lain sebagai
berikut:
a. Manajemen Tagihan (Invoice Management)
b. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System)
c. Digitalisasi Dokumen (Document Digitalization)
d. Informasi Pengangga ran (Budgeting Information)
e. Vendor Invoice Management (VIM)
f. Simplifikasi Proses (Process Simplification)
g. Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization)
h. Pemantauan Tagihan dan Dashboard (Invoice Monitoring and Dashboard)
(2) Ketentuan mengenai model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan mi.
(3) Ketentuan Iebih lanjut mengenai pengelolaan aplikasi dan sistem pendukung untuk
Manajemen Tagihan (Invoice Management), Manajemen Basis Data (Database
Management System), Digitalisasi Dokumen (Document Digitalization), Informasi
Penganggaran (Budgeting Information), Vendor Invoice Management (VIM), dan
Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) di atas, akan diatur lebih lanjut dalam kebijakan yang bersifat
operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
PLII
Pasal 5
Prinsip Dasar Sentralisasi Pembayaran
Pasal 6
Proses Bisnis Sentralisasi Pembayaran
(6) Dalam
PLI!
Pasal 7
Manajemen Risiko Sentralisasi Pembayaran
Pasal 8
Pasal 8
Manajemen Perubahan Sentralisasi Pembayaran
BAB Ill
ORGAN ISASI DAN INSTRUMEN SENTRALISASI PEMBAYARAN
Pasal 9
Organisasi dan Kewenangan
(1) Organisasi pada satuan kerja yang terlibat dalam pengelolaan Sentralisasi
Pembayaran adalah sebagai berikut:
a. Divisi yang mengelola fungsi anggaran;
b. Divisi yang mengelola fungsi umum;
c. Divisi yang mengelola fungsi akuntansi;
d. Divisi yang mengelola fungsi perbendaharaan;
e. Divisi yang mengelola fungsi sistem dan teknologi informasi;
f. Divisi yang mengelola fungsi strategi human capital;
g. Divisi yang mengelola fungsi manajemen perubahan;
h. Divisi
PLN
Pasal 10
Teknologi Informasi Sentralisasi Pembayaran
BAB IV
PELAKSANAAN SENTRALISASI PEMBAYARAN
Pasaill
Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran
(3) Dalam
PLN
(3) Dalam hal diperlukan perubahan terkait organisasi dan kepegawaian pada Unit
Induk/Pusat-Pusat danlatau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat
yang melaksanakan Sentralisasi Pembayaran, maka perubahan tersebut
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran mulai dan Implementasi sampai dengan
Go live dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi dan kajian yang
dihasilkan oleh Tim yang dibentuk Direksi.
(5) Ketentuan mengenai pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran sebagaimana
dimaksud pada Pasal ni, tercantum pada Lampiran Peraturan mi.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan administrasi dokumen dalam
pelaksanaan Sentralisasi dan kuasa tanda tangan, akan diatur lebih lanjut dengan
kebijakan yang bersifat operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 12
Monitoring dan Evaluasi
(1) Sentralisasi Pembayaran wajib dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
untuk memastikan pelaksanaan memenuhi prinsip dasar Sentralisasi Pembayaran
oleh pengelola Sentralisasi Pembayaran.
(2) Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran akan diatur
lebih lanjut dengan kebijakan yang bersifat operasional.
Pasal 13
Sanksi Pelanggaran Integritas
(1) Setiap pihak yang melaksanakan Peraturan mi bertanggung jawab penuh sesuai
dengan tugasnya untuk memastikan kepatuhan (compliance) terhadap peraturan
dan ketentuan yang benlaku.
(2) Apabila dalam pelaksanaan Peraturan mi terdapat penyimpangan atau
pelanggaran integritas, pihak yang melakukan penyimpangan atau pelanggaran
tensebut dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang benlaku.
Pasal 14
Pengendalian Korupsi
Pelaporan atas pelanggaran korupsi termasuk tetapi tidak terbatas pada konflik
kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), gratifikasi illegal (illegal
gratuities), dan pemerasan ekonomi (economic extortion) terkait pelaksanaan Peraturan
mi dilakukan melalui saluran yang disediakan oleh PT PLN (Perseno) antara lain Whistle
Blowing System (WBS) atau Compliance Online System (COS).
Pasal 15
PLN
Pasal 15
Adopsi dan Ratifikasi
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Ketentuan Peralihan
(1) Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk
hukum yang telah diterbitkan sebelumnya dinyatakan tetap berlaku sampai
dengan diselesaikannya proses penyelarasan perjanjian, surat kuasa, dan/atau
produk hukum tersebut sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan mi.
(2) Jangka waktu proses penyelarasan perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk
hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas akan diatur Iebih lanjut
dengan kebijakan yang bersifat operasional.
(3) Pada saat Peraturan mi berlaku, proses penyusunan, perubahan, dan
pembaharuan perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk hukum yang terkait dengan
Sentralisasi Pembayaran dilaksanakan berpedoman pada Peraturan mi.
Pasal 17
Penutup
(1) Pada saat Peraturan mi mulai berlaku, Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 1501.K/DIR/2011 tentang Mekanisme Dana Imprest Terpusat PT PLN
(Persero) dinyatakan sebagai berikut:
a. bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang belum melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran, maka Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
1501.K/DIR/2011 tentang Mekanisme Dana Imprest Terpusat PT PLN
(Persero) masih tetap berlaku sampai dengan Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat telah
melaksanakan Implementasi Sentralisasi Pembayaran dan telah mencapai
Go Live;
b. bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran dan belum mencapai Go Live, maka Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 1501 .K/DIR/201 I tentang Mekanisme Dana Imprest
Terpusat PT PLN (Persero) masih tetap berlaku sampai dengan Unit
Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor
Pusat telah mencapai Go Live; atau
c. bagi
PLN
3) bagi
PLN
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal3o Desember 2021
DIREKTUR UTAMA,
; 1gEK
LAMPIRAN
PERATURAN PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0168.P/DIR/2021
TANGGAL : 30 Desember 2021
PLN
KEBIJAKAN STRATEGIS
SENTRALISASI PEMBAYARAN
PT PLN (PERSERO)
P&af 4LA
PLI
DAFTAR SI
Paraf (4 4 Ac\
BAB I
SENTRALISASI PEMBAYARAN
A. Model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran antara lain sebagal berikut:
1. Manajemen Tag ihan (Invoice Management)
Manajemen tagihan dalam Sentralisasi Pembayaran menggunakan
aplikasi/sistem sebagai sarana pelayanan terpadu satu pintu sentralisasi
penagihan dan pembayaran untuk Pegawal maupun Penyedia Barang/Jasa
untuk mengunggah Softcopy tagihan dan dokumen terkait lainnya, baik untuk
transaksi investasi, operasi, dan karyawan.
2. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System)
Sistem manajemen basis data (database management system) berfungsi
memastikan ketersediaan data penagihan dan pembayaran secara real time di
dalam sistem serta data analytics untuk membantu pengambilan keputusan.
3. Dig italisasi Dokumen (Document Digitalization)
Digitalisasi dokumen (document digitalization) menggunakan model
pengarsipan dokumen secara digital, termasuk didalamnya terkait digital
signature.
Sistem digitalisasi dokumen menggunakan teknologi Optical Character
Recognition (OCR) yang dapat secara otomatis membaca Softcopy/image dan
mengubahnya menjadi data.
4. Informasi Penganggaran (Budgeting Information)
Informasi penganggaran (budgeting information) berfungsi untuk memastikan
setiap penagihan dan pembayaran telah memiliki Anggaran berikut realisasi
penggunaannya.
5. Vendor Invoice Management (VIM);
Vendor invoice management(VIM) berfungsi untuk mengotomasi proses kajian
dokumen fisik berdasarkan proses bisnis standar dengan meningkatkan
visibilitas dan kapabilitas analisa terhadap data tagihan Penyedia Barang/Jasa.
6. Simplifikasi Proses (Process Simplification)
Simplifikasi proses (process simplification) berfungsi untuk memberikan
prosedur penagihan dan pembayaran yang terstandarisasi, terdigitalisasi, dan
terukur untuk setiap jenis transaksi berikut dokumen pendukungnya.
7. Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization)
Optimasi modal kerja (working capital optimization) dilaksanakan secara
tersentralisasi dan terstandardisasi di PLN Kantor Pusat dengan menggunaan
sistem dan teknologi informasi transaksi keuangan sebagai entitas pembayar
yang bertindak untuk Unit Induk/Pusat-Pusat sehingga meminimalkan uang
kas yang tidak terpakai di Unit Induk/Pusat-Pusat.
8. Pemantauan
Paraf t L:\
PLN
b. Penarikan
2
Pa ra
PLN
BAB II
ORGANISASI DAN KEWENANGAN SENTRALISASI PEMBAYARAN
A. Wewenang, tugas, dan tanggung jawab Satuan Kerja yang terlibat dalam
pengelolaan Sentralisasi Pembayaran:
1. Divisi yang mengelola fungsi anggaran
a. memastikan penyusunan dan evaluasi sistem pengendalian anggaran
yang terintegrasi dengan Sentralisasi Pembayaran; dan
b. memastikan ketersediaan data dan informasi terkait anggaran Unit Induk
dan Pusat-Pusat yang dipergunakan dalam Sentralisasi Pembayaran.
2. Divisi yang mengelola fungsi umum
a. memastikan ketersediaan data dan informasi terkait anggaran Sub
Direktorat/Divisi/Satuan Kantor Pusat yang dipergunakan dalam
Sentralisasi Pembayaran;
b. mengembangkan kebijakan terkait penggunaan Digital Signature dalam
Sentralisasi Pembayaran; dan
c. mengembangkan kebijakan terkait pengelolaan pengarsipan dokumen
hardcopy dan Softcopy yang dapat dipergunakan dalam Sentralisasi
Pembayaran.
3. Divisi yang mengelola fungsi akuntansi
a. memastikan penyusunan dan evaluasi strategi, kebijakan, dan sistem
dalam pengelolaan akuntansi dan pajak;
b. memastikan pengendalian pengelolaan akuntansi pada Sentralisasi
Pembayaran berpedoman pada standar akuntansi keuangan dan
kebijakan akuntansi yang berlaku; dan
c. memastikan pengendalian pengelolaan pajak pada Sentralisasi
Pembayaran berpedoman pada peraturan dan/atau ketentuan yang
berlaku.
4. Divisi
PLN
f. berkomunikasi
4
PLN
b. ketersediaan
PLN
BAB Ill
PELAKSANAAN SENTRALISASI PEMBAYARAN
3. Tanda tangan
6
PLN
3. Tanda tangan dalam bentuk dokumen tercetak (hardcopy) atau Softcopy dalam
Sentralisasi Pembayaran memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah dan
dapat dilakukan pemberian kuasa (pendelegasian kewenangan) selama memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.
DIREKTUR UTAMA,
DWEKSI
ARMAWAN PRASODJO ,
ø'
r