Anda di halaman 1dari 25

PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 0168.P/D1R12021

TENTANG

KEBIJAKAN STRATEGIS SENTRALISASI PEMBAYARAN PT PLN (PERSERO)

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a. bahwa PT PLN (Persero) telah memiliki visi dan misi PLN,
budaya perusahaan, prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance), pedoman perilaku
dan etika bisnis (Code of Conduct and Business Ethics), Prinsip
Keberlanjutan Perusahaan, dan Kebijakan Iainnya yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan usaha
perusahaan;
b. bahwa perkembangan teknologi dan sistem informasi telah
melahirkan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan,
termasuk di bidang sistem pembayaran, baik dan sisi
instrumen, penyelenggara, mekanisme, maupun infrastruktur
penyelenggaraan pemrosesan transaksi pembayaran;
c. bahwa inovasi di bidang sistem pembayaran sebagaimana
dimaksud pada huruf b di atas, bertujuan untuk menciptakan
sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan andal
dalam penyelenggaraan transaksi pembayaran, sehingga
diperlukan pengaturan sistem pembayaran untuk melengkapi
ketentuan yang sudah ada dengan mengedepankan
pemenuhan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang
memadai, serta tetap memperhatikan peningkatan pelayanan
secara terus-menerus (continuous improvement) yang selaras
dengan inisiatif transformasi bisnis PT PLN (Persero);
d. bahwa ketersediaan data penagihan dan pembayaran secara
real time di dalam suatu sistem dilaksanakan melalui integrasi
antara Data Management System (DMS) dan Enterprise
Resource Planning (ERP), serta data analytics yang dapat
mendukung pengambilan keputusan;

e. bahwa

,IC4 £
parY)'
PLN

e. bahwa untuk keseragaman, transparansi, akuntabilitas


keuangan dengan mengikuti best practice dalam pelaksanaan
proses pembayaran yang tersentralisasi dan terdigitalisasi,
serta mempertegas peran, tanggungjawab dan wewenang
setiap pihak yang terlibat, maka perlu dilakukan
penyempurnaan pedoman pembayaran di Iingkungan PT PLN
(Persero) sebagai payung hukum kebijakan;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, c, d dan e di atas, perlu menetapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang Kebijakan Strategis
Sentralisasi Pembayaran PT PLN (Persero).

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003


tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral;

11. Peratu ran

Paraf
PLI*

11. Peratu ran Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada
Badan Usaha Milik Negara sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-09/MBU/2012;
12. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13
Tahun 2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik dan Kompensasi atas
Tanah, Bangunan, dan/atau Tanaman yang Berada di Bawah
Ruang Bebas Jaringan Transmisi Tenaga Listrik;
13. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
14. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBU/07/2017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
15. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-3251MBU11212019
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
16. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-1 47/MBU/05/2020
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
17. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-357/MBU/1 1/2020
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
18. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-49/MBU/02/2021
tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan
Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;

19. Keputusan
19. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-200/MBU/06/2021
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
20. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Urnurn Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-389/MBU/12/202 1
tentang Fern berhentian, Peru bahan Nornenklatur Jabatan, dan
Pengalihan Tugas Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
21. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umurn Pernegang Saharn Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nornor SK-392/MBU/12/2021
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
22. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.K/DIR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengarnbilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagairnana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nornor 0297.PIDIRI2OI6;
23. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0359.K/DIR/2014
tentang Mekanisme Penerirnaan Hibah Langsung dan
Lembaga Keuangan Internasional;
24. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0039.P/D1R12018
tentang Pelaksanaan Pengendalian Internal atas Pelaporan
Keuangan (Internal Control Over Financial Reporting);
25. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0088.P/D1R12019
tentang Pedornan Tata Naskah Dinas dan Kearsipan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagairnana telah diubah
dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor
0201 .P/DIRI2OI 9;
26. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0112.P/D1R12019
tentang Pedornan Perilaku dan Etika Bisnis dan Panduan
Perilaku Do and Don't;
27. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0121 .P/DR/2019
tentang Kebijakan Anti Fraud di Lingkungan PT PLN (Persero);
28. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nornor 0122P/DIR/2019
tentang Pengelolaan Konflik Kepentingan di Lingkungan PT
PLN (Persero);

29. Peraturan
PLN

29. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0217.P/DIR/2019


tentang Proses Bisnis di Lingkungan PT PLN (Persero);
30. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0022.P/D1R12020
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 0156.P/DIR/2021;
31. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0071 .P/DIR/2021
tentang Pedoman Umum Manajemen Risiko Terintegrasi PT
PLN (Persero);
32. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0137.P/D1R12021
tentang Pemanfaatan Sertifikat Elektronik Dalam Pelaksanaan
Transaksi Elektronik dan Penerbitan Naskah Dinas Berbasis
Sistem Elektronik di Lingkungan PT PLN (Persero);
33. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0141 .P/DIR/2021
tentang Arsitektur dan Tata Kelola Kebijakan PT PLN
(Persero);
34. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0145.P/D1R12021
tentang Pedoman Kewajiban Penggunaan Rupiah di
Lingkungan PT PLN (Persero);
35. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0162.P/D1R12021
tentang Organ isasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero).

Memperhatikan 1. Pedoman Good Corporate Governance tanggal 10 Oktober


2016;
2. Risalah Rapat Direksi PT PLN (Persero) Nomor 09 Minggu Ke-
04 tanggal 29 Januari 2021;
3. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0177.KIDIRI2O2I
tentang Pembentukan Tim Sentralisasi Pembayaran PT PLN
(Persero).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG


KEBIJAKAN STRATEGIS SENTRALISASI PEMBAYARAN PT PLN
(PERSERO).

BAB
KETENTUAN UMUM

Pasal I
Pengertian

Dalam Peraturan ni yang dimaksud dengan:

1. Anak Perusahaan...
1. Anak Perusahaan adalah perusahaan yang Iebih dan 50% (lima puluh persen)
sahamnya dimiliki oleh PLN yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Direksi Anak
Perusahaan dan melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan maksud
dan tujuan Anak Perusahaan.
2. Direksi adalah organ PLN yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan PLN untuk kepentingan PLN sesual dengan maksud dan tujuan PLN
serta mewakili PLN sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan/atau Anggaran Dasar PLN.
3. Direktur adalah anggota Direksi yang ditunjuk untuk memimpin, membina, dan
mengelola Direktorat.
4. Divisi adalah satuan kerja di bawah Direktorat, Sub Direktorat atau Satuan Pusat
Keunggulan (Center of Excellence) yang melaksanakan fungsi tertentu yang
dipimpin, dibina dan dikelola oleh Executive Vice President.
5. Dokumen Elektronik untuk selanjutnya disebut Softcopy adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat,
ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem elektronik, termasuk
tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki
makna atau arti atau dapat dipahami.
6. Go Live adalah tahapan yang menunjukkan bahwa pelaksanaan Implementasi
program Sentralisasi Pembayaran telah selesai dilaksanakan dan Unit
Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat
mulai melaksanakan program Sentralisasi Pembayaran secara penuh yang
dinyatakan dengan berita acara Go Live.
7. Implementasi adalah suatu proses mulai dan penetapan Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat sebagai pilot project
sampai dengan kegiatan menempatkan, memasang atau melakukan deployment,
baik dan aspek proses bisnis, sistem dan informasi teknologi, organisasi, formasi
tenaga kerja, dan aspek lainnya secara keseluruhan dan program Sentralisasi
Pembayaran.
8. Komite Direktur adalah komite yang dibentuk oleh Direksi untuk membantu
pelaksanaan tugas Direksi agar lebih efisien dan efektif, yang terdiri atas beberapa
Direktur yang diberi kewenangan untuk dan atas nama Direksi mengambil
keputusan di bidang-bidang tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
9. Manajemen Perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser
dan kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja
yang Iebih balk dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dan
proses perubahan tersebut.
10. Pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat syarat yang ditentukan,
diangkat, bekerja dan diberi penghargaan/imbal jasa menurut ketentuan yang
berlaku di PLN.

11. Penyedia
PLN

11. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha termasuk BUM N, badan usaha milik
daerah, dan badan usaha milik swasta, badan hukum, orang perseorangan/subjek
hukum, konsorsium,joint operation atau instansi pemerintah/badan layanan umum
yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa.
12. PT PLN (Persero), yang selanjutnya disebut PLN, adalah Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, S.H. Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 beserta perubahannya.
13. Pusat-Pusat adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang
dipimpin, dibina dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan kegiatan
usaha penunjang tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
14. Satuan adalah satuan kerja di bawah Direktorat Direktur Utama yang
melaksanakan fungsi tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Kepala
Satuan.
15. Sekretariat Perusahaan (Corporate Secretariat) selanjutnya disebut SETPER
adalah satuan kerja dibawah Direktorat Direktur Utama yang melaksanakan fungsi
kesekretariatan perusahaan yang dipimpin, dibina dan dikelola oleh Sekretaris
Perusahaan (Corporate Secretary).
16. Sentralisasi Pembayaran adalah kerangka dasar atau tatanan yang menjadi acuan
pokok dalam pelaksanaan standarisasi, digitalisasi, dan sentralisasi atas proses
penagihan dan pembayaran melalui suatu sistem di lingkungan PLN.
17. Sub Direktorat adalah satuan kerja di bawah Direktorat yang melaksanakan fungsi
tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Senior Executive Vice President.
18. Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,
menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan
informasi.
19. Unit lnduk adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang dipimpin,
dibina dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan kegiatan usaha
penyediaan tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
20. Unit Layanan adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Unit Pelaksana yang
dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Manager Unit Layanan dan melaksanakan
kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
21. Unit Pelaksana adalah organisasi I (satu) tingkat di bawah Unit Induk atau Pusat-
Pusat yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Manager Unit Pelaksana dan
melaksanakan kegiatan usaha penyediaan ketenagalistrikan tertentu sesuai
dengan tujuannya.

Pasal 2
Maksud dan Tujuan

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan mi adalah sebagai pedoman pelaksanaan


Sentralisasi Pembayaran di lingkungan PLN.

(2) Tujuan
LN

(2) Tujuan penetapan Peraturan mi adalah untuk mewujudkan tatanan Sentralisasi


Pembayaran di Iingkungan PLN secara terintegrasi dan selaras dengan visi dan
misi PLN, budaya perusahaan, prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang balk
(Good Corporate Governance), pedoman perilaku dan etika bisnis (Code Of
Conduct and Business Ethics), Prinsip Keberlanjutan Perusahaan, dan Kebijakan
Iainnya.

Pasal 3
Ruang Lingkup

Ruang Iingkup Peraturan mi meliputi:


1. Sentralisasi Pembayaran.
2. Organisasi dan Instrumen Sentralisasi Pembayaran.
3. Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran.

BAB II
SENTRALISASI PEMBAYARAN

Pasal 4
Sentralisasi Pembayaran

(1) Model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran antara lain sebagai
berikut:
a. Manajemen Tagihan (Invoice Management)
b. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System)
c. Digitalisasi Dokumen (Document Digitalization)
d. Informasi Pengangga ran (Budgeting Information)
e. Vendor Invoice Management (VIM)
f. Simplifikasi Proses (Process Simplification)
g. Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization)
h. Pemantauan Tagihan dan Dashboard (Invoice Monitoring and Dashboard)
(2) Ketentuan mengenai model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan mi.
(3) Ketentuan Iebih lanjut mengenai pengelolaan aplikasi dan sistem pendukung untuk
Manajemen Tagihan (Invoice Management), Manajemen Basis Data (Database
Management System), Digitalisasi Dokumen (Document Digitalization), Informasi
Penganggaran (Budgeting Information), Vendor Invoice Management (VIM), dan
Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) di atas, akan diatur lebih lanjut dalam kebijakan yang bersifat
operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 5
PLII

Pasal 5
Prinsip Dasar Sentralisasi Pembayaran

Prinsip dasar dan ketentuan pokok Sentralisasi Pembayaran antara lain:


1. Sentralisasi Pembayaran harus memberikan kepastian hukum dan selaras dengan
peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan yang sudah ada.
2. Sentralisasi Pembayaran harus memastikan tingkat keamanan dan keandalan
operasional yang tinggi dan harus memiliki pengaturan darurat untuk penyelesaian
pembayaran sesual jadwal.
3. Sentralisasi Pembayaran menyediakan sarana untuk melakukan pembayaran
yang praktis dan efisien.
4. Pengaturan tata kelola Sentralisasi Pembayaran harus diselenggarakan secara
efektif, akuntabel, dan transparan.
5. Setiap pelaksanaan ketentuan PLN dan/atau Perjanjian/Kontrak yang
menimbulkan kewajiban pembayaran pada Pegawai dan/atau Penyedia
Barang/Jasa, telah tersedia penetapan anggaran.

Pasal 6
Proses Bisnis Sentralisasi Pembayaran

(1) Proses bisnis Sentralisasi Pembayaran mengatur lingkup pengeluaran aktifitas


operasi, investasi, dan pendanaan.
(2) Proses bisnis Sentralisasi Pembayaran, antara lain sebagai berikut:
a. Pengelolaan Tagihan Penyedia Barang/Jasa
b. Pengelolaan Tagihan Transaksi Lainnya
c. Pengelolaan Pembayaran
(3) Jenis sumber dana yang digunakan pada Sentralisasi Pembayaran antara lain
sebagai berikut:
a. Sumber dana dan APLN.
1. Sumber dana internal;
2. Sumber dana dan penambahan Penyertaan Modal Negara (PM N);
3. Sumber dana dan pinjaman (Business to Business Loan);
b. Sumber dana dan Subsidiary Loan Agreement (SLA).
c. Sumber dana Hibah.
(4) Ketentuan mengenai jenis sumber dana sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran Peraturan mi.
(5) Proses bisnis Sentralisasi Pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di
atas dan metode pembayaran dalam Sentralisasi Pembayaran akan diatur lebih
lanjut dalam kebijakan yang bersifat operasional.

(6) Dalam
PLI!

(6) Dalam proses pembayaran harus mengikuti ketentuan syarat-syarat pembayaran


yang tertuang dalam Kontrak/Perjanjian.
(7) Ketentuan dan kewenangan atas pernyataan tanggung jawab penuh, rekomendasi
pembayaran dan otorisasi pembayaran dalam Proses Bisnis Sentralisasi
Pembayaran, meliputi:
a. Dalam melaksanakan kewenangan pernyataan tanggung jawab penuh,
rekomendasi pembayaran dan persetujuan pembayaran harus
memperhatikan prinsip tata kelola perusahaan yang balk (good corporate
governance), prinsip kehati-hatian (duty of care and loyalty), professional,
kepentingan perusahaan semata (prudent person role), bebas dan benturan
kepentingan (conflict of interest), dan mematuhi peraturan perundang-
undangan dan peraturan perusahaan yang beraku (duly abiding laws).
b. Pernyataan Tanggung Jawab Penuh merupakan bentuk kontrol dan
tanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan dokumen pembayaran
dan Unit IndukIPusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPERIDivisi
Kantor Pusat sebagai Direksi Pekerjaan.
c. Rekomendasi Pembayaran merupakan bentuk kontrol berjenjang atas
tagihan pembayaran dan merupakan persetujuan pembayaran dan Unit
Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor
Pusat sebagai Pengguna Barang/Jasa.
d. Otonisasi pembayaran merupakan bentuk kegiatan dalam melaksanakan
otonisasi penandatangan pembayaran dalam Sentralisasi Pembayaran yang
dilaksanakan oleh Divisi yang mengelola fungsi pembayaran.
e. Kewenangan penandatanganan pernyataan tanggung jawab penuh,
rekomendasi pembayaran dan/atau otoritas pembayaran akan diatur Iebih
lanjut dalam kebijakan yang bersifat operasional oleh Direktur yang
membina fungsi keuangan dan manajemen nisiko.
(8) Penlakuan akuntansi dan perpajakan
a. Perlakuan akuntansi dalam pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran
berpedoman pada standar akuntansi keuangan dan kebijakan akuntansi yang
benlaku.
b. Penlakuan pajak dalam pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran berpedoman
pada peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan perusahaan yang
benlaku.

Pasal 7
Manajemen Risiko Sentralisasi Pembayaran

(1) Penerapan manajemen risiko Sentralisasi Pembayaran dilakukan oleh seluruh


organisasi di Iingkungan PLN.
(2) Pelaksanaan pengelolaan, pemantauan, dan pengendalian nisiko pada
Sentnalisasi Pembayaran dilaksanakan dengan benpedoman kepada ketentuan
terkait manajemen nisiko yang benlaku di Iingkungan PLN.

Pasal 8
Pasal 8
Manajemen Perubahan Sentralisasi Pembayaran

(1) ImpIementasi Sentralisasi Pembayaran dilengkapi dengan manajemen perubahan


berikut dengan instrumen-instrumen yang mempengaruhi dan berperan penting
untuk menjamin kelancaran pelaksanaannya.
(2) Manajemen perubahan berperan sebagal katalis atas keseluruhan proses
perubahan dan mendefinisikan ulang berbagai bentuk, interaksi, aktivitas
pekerjaan, hubungan manajemen, dan organisasi.
(3) Manajemen perubahan dan implementasi Sentralisasi Pembayaran dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan dan dinamis dengan didukung budaya
yang kuat dan sistem yang holistik baik purpose, people, process, scope, support,
schedule, strategy, structure, dan system.
(4) Divisi yang mengelola fungsi pusat kebijakan dan/atau Divisi yang mengelola
fungsi manajemen perubahan bersama Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub
DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat terkait harus melakukan
pemantauan, pengevaluasian penerapan dan dampak Sentralisasi Pembayaran
secara berkala setiap saat diperlukan, dalam hal antara lain adanya kebutuhan
PLN, perubahan organisasi, proses bisnis, peraturan perundang-undangan, serta
hasil tern uan audit.
(5) Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor
Pusat terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (4) di atas, sesuai dengan fungsi
yang dikelola sesual dengan ketentuan yang berlaku.
(6) Ketentuan lebih lanjut rnengenai pengelolaan manajemen perubahan dalam
Sentralisasi Pernbayaran, akan diatur lebih lanjut dalam kebijakan yang bersifat
operasional.

BAB Ill
ORGAN ISASI DAN INSTRUMEN SENTRALISASI PEMBAYARAN

Pasal 9
Organisasi dan Kewenangan

(1) Organisasi pada satuan kerja yang terlibat dalam pengelolaan Sentralisasi
Pembayaran adalah sebagai berikut:
a. Divisi yang mengelola fungsi anggaran;
b. Divisi yang mengelola fungsi umum;
c. Divisi yang mengelola fungsi akuntansi;
d. Divisi yang mengelola fungsi perbendaharaan;
e. Divisi yang mengelola fungsi sistem dan teknologi informasi;
f. Divisi yang mengelola fungsi strategi human capital;
g. Divisi yang mengelola fungsi manajemen perubahan;

h. Divisi
PLN

h. Divisi yang mengelola fungsi hukum; dan


I. Divisi yang mengelola fungsi pengadaan teknologi informasi.
(2) Ketentuan mengenai wewenang, tugas, dan tanggung jawab satuan kerja yang
terlibat dalam pengelolaan Sentralisasi Pembayaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan ni.
(3) Pengaturan Iebih lanjut terkait peran organisasi pada Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPERIDivisi Kantor Pusat dalam
melaksanakan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) di atas, diatur dalam kebijakan yang bersifat operasiona
dengan memperhatikan peraturan terkait yang berlaku.

Pasal 10
Teknologi Informasi Sentralisasi Pembayaran

(1) leknologi Informasi yang digunakan dalam Sentralisasi Pembayaran harus


mampu mendukung ketersediaan (availability) dan kehandalan (reliability) yang
tinggi, mampu menopang kinerja maksimal dan Sentralisasi Pembayaran, serta
dapat dikembangkan Iebih lanjut (scalabiity) sesuai dengan perubahan
perkembangan (flexibility) Sentralisasi Pembayaran.
(2) Sentralisasi Pembayaran harus diselenggarakan dengan tingkat keamanan yang
tinggi dan harus mempunyai prosedur pencegahan, penanganan serta pemulihan
terhadap kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat, agar Sentralisasi
Pembayaran dapat berlungsi dengan baik dan benar sepanjang jam operasional.
(3) Ketentuan mengenai Teknologi Informasi Sentralisasi Pembayaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) di atas, tercantum pada Lampiran Peraturan ni.
(4) Ketentuan Iebih lanjut mengenai Teknologi Informasi Sentralisasi Pembayaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, akan diatur Iebih lanjut dalam
kebijakan yang bersifat operasional.

BAB IV
PELAKSANAAN SENTRALISASI PEMBAYARAN

Pasaill
Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran

(1) Sentralisasi Pembayaran berlaku untuk seluruh organisasi di Iingkungan PLN.


(2) Pelaksanaan Implementasi Sentralisasi Pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilaksanakan secara bertahap pada Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat ditetapkan oleh
Direktur yang membawahi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub
DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat tersebut dan Direktur yang
membina fungsi keuangan dan manajemen risiko.

(3) Dalam
PLN

(3) Dalam hal diperlukan perubahan terkait organisasi dan kepegawaian pada Unit
Induk/Pusat-Pusat danlatau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat
yang melaksanakan Sentralisasi Pembayaran, maka perubahan tersebut
dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(4) Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran mulai dan Implementasi sampai dengan
Go live dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi dan kajian yang
dihasilkan oleh Tim yang dibentuk Direksi.
(5) Ketentuan mengenai pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran sebagaimana
dimaksud pada Pasal ni, tercantum pada Lampiran Peraturan mi.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan administrasi dokumen dalam
pelaksanaan Sentralisasi dan kuasa tanda tangan, akan diatur lebih lanjut dengan
kebijakan yang bersifat operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 12
Monitoring dan Evaluasi

(1) Sentralisasi Pembayaran wajib dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala
untuk memastikan pelaksanaan memenuhi prinsip dasar Sentralisasi Pembayaran
oleh pengelola Sentralisasi Pembayaran.
(2) Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran akan diatur
lebih lanjut dengan kebijakan yang bersifat operasional.

Pasal 13
Sanksi Pelanggaran Integritas

(1) Setiap pihak yang melaksanakan Peraturan mi bertanggung jawab penuh sesuai
dengan tugasnya untuk memastikan kepatuhan (compliance) terhadap peraturan
dan ketentuan yang benlaku.
(2) Apabila dalam pelaksanaan Peraturan mi terdapat penyimpangan atau
pelanggaran integritas, pihak yang melakukan penyimpangan atau pelanggaran
tensebut dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang benlaku.

Pasal 14
Pengendalian Korupsi

Pelaporan atas pelanggaran korupsi termasuk tetapi tidak terbatas pada konflik
kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery), gratifikasi illegal (illegal
gratuities), dan pemerasan ekonomi (economic extortion) terkait pelaksanaan Peraturan
mi dilakukan melalui saluran yang disediakan oleh PT PLN (Perseno) antara lain Whistle
Blowing System (WBS) atau Compliance Online System (COS).

Pasal 15
PLN
Pasal 15
Adopsi dan Ratifikasi

Pengaturan terkait pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran dapat diberlakukan di


Iingkungan Anak Perusahaan melalui adopsi secara Iangsung oleh Direksi Anak
Perusahaan atau pengukuhan dalam rapat umum pemegang saham Anak Perusahaan.

BABV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 16
Ketentuan Peralihan

(1) Pada saat Peraturan ni mulai berlaku, perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk
hukum yang telah diterbitkan sebelumnya dinyatakan tetap berlaku sampai
dengan diselesaikannya proses penyelarasan perjanjian, surat kuasa, dan/atau
produk hukum tersebut sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan mi.
(2) Jangka waktu proses penyelarasan perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk
hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas akan diatur Iebih lanjut
dengan kebijakan yang bersifat operasional.
(3) Pada saat Peraturan mi berlaku, proses penyusunan, perubahan, dan
pembaharuan perjanjian, surat kuasa, dan/atau produk hukum yang terkait dengan
Sentralisasi Pembayaran dilaksanakan berpedoman pada Peraturan mi.

Pasal 17
Penutup

(1) Pada saat Peraturan mi mulai berlaku, Keputusan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 1501.K/DIR/2011 tentang Mekanisme Dana Imprest Terpusat PT PLN
(Persero) dinyatakan sebagai berikut:
a. bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang belum melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran, maka Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
1501.K/DIR/2011 tentang Mekanisme Dana Imprest Terpusat PT PLN
(Persero) masih tetap berlaku sampai dengan Unit Induk/Pusat-Pusat
dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat telah
melaksanakan Implementasi Sentralisasi Pembayaran dan telah mencapai
Go Live;
b. bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran dan belum mencapai Go Live, maka Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 1501 .K/DIR/201 I tentang Mekanisme Dana Imprest
Terpusat PT PLN (Persero) masih tetap berlaku sampai dengan Unit
Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi Kantor
Pusat telah mencapai Go Live; atau

c. bagi
PLN

c. bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi


Kantor Pusat yang melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran dan telah mencapai Go live, maka Kepdir Keputusan Direksi PT
PLN (Persero) Nomor 1501.K/DIR/2011 tentang Mekanisme Dana Imprest
Terpusat PT PLN (Persero) dinyatakan tidak berlaku, kecuali khusus
ketentuan mengenai mekanisme dana imprest terpusat PLN untuk petty cash
dan persekot dinas masih tetap berlaku sampal dengan dilakukannya proses
penyelarasan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1501 .KIDIR/201 I
tentang Mekanisme Dana Imprest Terpusat PT PLN (Persero).
(2) Pada saat Peraturan ni mulai berlaku:
a. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 545.KIDIR/2010 tentang
Prosedur Pelaksanaan Transaksi Pembayaran PT PLN (Persero) Kantor
Pusat;
b. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 161.KIDIR/2011 tentang
Pedoman Proses Pembayaran di Tingkat PLN Unit Induk Pembangunan dan
PLN Pusat;
c. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1029.K/DIRI2O11 tentang
Pedoman Pembayaran Pembiayaan Pengusahaan di Tingkat Unit Pelaksana
Induk (UPI) dan Kantor Pusat;
d. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 1364.K/DIRI2OII tentang
Implementasi Pemusatan Pengelolaan Fungsi Administrasi Keuangan,
Administrasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Administrasi Umum (PPFA)
dan Unit Pelaksana (UP) ke Unit Pelaksana Induk (UPI);
e. Peraturan Direksi Nomor 0026.P/D1R12019 tentang Pedoman Pengelolaan
Kas Kecil (Petty Cash) dan Persekot Dinas di Lingkungan PT PLN (Persero);
dan
f. Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 014 E/DIR/201 I tentang Pedoman
Pelaksanaan Implementasi Pemusatan Pengelolaan Fungsi Administrasi
Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Umum (PPFA) dan Unit
Pelaksana (UP) ke Unit Pelaksana Induk (UPI).
dinyatakan sebagal berikut:
1) bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang belum melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran, maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
b, c, d, e dan f di atas masih tetap berlaku sam pal dengan Unit Induk/Pusat-
Pusat dan/atau Sub DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat telah
melaksanakan Implementasikan Sentralisasi Pembayaran dan telah
mencapai Go Live;
2) bagi Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi
Kantor Pusat yang melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran dan belum mencapai Go Live, maka ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf huruf a, b, c, d, e dan f di atas masih tetap
berlaku sampai dengan Unit Induk/Pusat-Pusat dan/atau Sub
DirektoratlSatuan/SETPER/Divisi Kantor Pusat telah mencapai Go Live; atau

3) bagi
PLN

3) bagi Unit Induk/Pusat-Pusat danlatau Sub Direktorat/Satuan/SETPER/Divisi


Kantor Pusat yang melaksanakan Implementasi program Sentralisasi
Pembayaran dan telah mencapai Go live, maka ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, b, c, d, e dan f di atas dinyatakan tidak
berlaku.

Peratu ran ml mulal berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal3o Desember 2021

DIREKTUR UTAMA,

; 1gEK

DJ.R AWAN PRASODJO


PLN

LAMPIRAN
PERATURAN PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0168.P/DIR/2021
TANGGAL : 30 Desember 2021

PLN

KEBIJAKAN STRATEGIS
SENTRALISASI PEMBAYARAN
PT PLN (PERSERO)

P&af 4LA
PLI

DAFTAR SI

BAB I SENTRALISASI PEMBAYARAN

A. Model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran I


B. Jenis Sumber Dana pada Sentralisasi Pembayaran 2

BAB II ORGANISASI DAN KEWENANGAN SENTRALISASI PEMBAYARAN

A. Wewenang, Tugas, dan Tanggung Jawab Satuan Kerja dalam Pengelolaan


Sentralisasi Pembayaran 3
B. Ketentuan Umum Sistem dan Teknologi Informasi dalam Sentralisasi
Pembayaran 5
BAB III PELAKSANAAN SENTRALISASI PEMBAYARAN

Pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran 6

Paraf (4 4 Ac\
BAB I
SENTRALISASI PEMBAYARAN

A. Model bisnis dan infrastruktur Sentralisasi Pembayaran antara lain sebagal berikut:
1. Manajemen Tag ihan (Invoice Management)
Manajemen tagihan dalam Sentralisasi Pembayaran menggunakan
aplikasi/sistem sebagai sarana pelayanan terpadu satu pintu sentralisasi
penagihan dan pembayaran untuk Pegawal maupun Penyedia Barang/Jasa
untuk mengunggah Softcopy tagihan dan dokumen terkait lainnya, baik untuk
transaksi investasi, operasi, dan karyawan.
2. Sistem Manajemen Basis Data (Database Management System)
Sistem manajemen basis data (database management system) berfungsi
memastikan ketersediaan data penagihan dan pembayaran secara real time di
dalam sistem serta data analytics untuk membantu pengambilan keputusan.
3. Dig italisasi Dokumen (Document Digitalization)
Digitalisasi dokumen (document digitalization) menggunakan model
pengarsipan dokumen secara digital, termasuk didalamnya terkait digital
signature.
Sistem digitalisasi dokumen menggunakan teknologi Optical Character
Recognition (OCR) yang dapat secara otomatis membaca Softcopy/image dan
mengubahnya menjadi data.
4. Informasi Penganggaran (Budgeting Information)
Informasi penganggaran (budgeting information) berfungsi untuk memastikan
setiap penagihan dan pembayaran telah memiliki Anggaran berikut realisasi
penggunaannya.
5. Vendor Invoice Management (VIM);
Vendor invoice management(VIM) berfungsi untuk mengotomasi proses kajian
dokumen fisik berdasarkan proses bisnis standar dengan meningkatkan
visibilitas dan kapabilitas analisa terhadap data tagihan Penyedia Barang/Jasa.
6. Simplifikasi Proses (Process Simplification)
Simplifikasi proses (process simplification) berfungsi untuk memberikan
prosedur penagihan dan pembayaran yang terstandarisasi, terdigitalisasi, dan
terukur untuk setiap jenis transaksi berikut dokumen pendukungnya.
7. Optimasi Modal Kerja (Working Capital Optimization)
Optimasi modal kerja (working capital optimization) dilaksanakan secara
tersentralisasi dan terstandardisasi di PLN Kantor Pusat dengan menggunaan
sistem dan teknologi informasi transaksi keuangan sebagai entitas pembayar
yang bertindak untuk Unit Induk/Pusat-Pusat sehingga meminimalkan uang
kas yang tidak terpakai di Unit Induk/Pusat-Pusat.

8. Pemantauan

Paraf t L:\
PLN

8. Pemantauan Tagihan dan Dashboard (Invoice Monitoring and Dashboard)


Pemantauan tagihan dan dashboard (invoice monitoring and dashboard)
berfungsi untuk memberikan dukungan pada kegiatan analisa strategis dan
data pendukung keputusan manajemen.
B. Jenis sumber dana yang digunakan pada Sentralisasi Pembayaran antara lain
sebagai berikut:
1. Sumber dana dan APLN terdiri dan:
a. Sumber dana internal adalah dana yang bersumber dan keg iatan operasi
dan non operasi perusahaan yang digunakan untuk pembayaran
keseluruhan biaya kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan di PLN,
atau sebagai sumber dana pendamping pinjaman, dalam hal pihak
Pemberi Pinjaman (Lender) tidak mendanai seluruh biaya kegiatan.
b. Sumber dana dan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN)
1) Penambahan PMN adalah setoran tunai kepada PLN yang ditampung
dalam rekening khusus yang digunakan untuk mendanai
pembang unan proyek-proyek ketenagalistrikan sebagaimana
tercantum dalam Kajian Bersama Penambahan PMN kepada PLN
yang diajukan pada saat penerbitan Peraturan Pemerintah tentang
Penambahan PMN.
2) Pembayaran/penarikan dan rekening khusus dana PMN dapat
dilakukan dengan cara pembayaran Iangsung ke Penyedia
Barang/Jasa melalui Letter of Credit (LIC) atau dengan metode
reimbursement/penggantian.
c. Sumber dana dan pinjaman (Business to Business Loan)
1) Sumber dana pembayaran investasi pengadaan barang dan/atau jasa
kepada PLN yang sumber dananya dan pinjaman perbankan atau
lembaga keuangan lainnya, hanya dapat dilaksanakan penarikannya
jika seluruh persyaratan sudah terpenuhi.
2) Pembayaran/penarikan dapat dilakukan dengan metode Direct
Payment, atau Letter of Credit (LIC) sebagaimana tercantum dalam
Kontrak Pemberian Pinjaman (Loan Agreement).
3) Sumber dana dan pinjaman (Business to Business Loan) menurut
fungsinya terbagi menjadi Pinjaman General Purpose dan Pinjaman
Dedicated Project.
2. Sumber dana dan Subsidiary Loan Agreement (SLA)
Sumber dana SLA merupakan dana dan Pinjaman Pemerintah (Government
to Government Loan)
a. Sumber Dana pembayaran investasi pengadaan barang dan/atau jasa di
Kantor Pusat dan Unit Induk/Pusat-Pusat berasal dan pinjaman/hibah luar
negeri yang diteruspinjamkan kepada PLN dalam bentuk Perjanjian
Penerusan Pinjaman (Subsidiary Loan Agreement/SLA) yang
ditandatangani oleh PLN dan Pemerintah.

b. Penarikan
2

Pa ra
PLN

b. Penarikan SLA dilakukan melalui APBN yang dituangkan dalam Daftar


sian Pelaksana Anggaran - Penerusan Pinjaman (DIPA-PP) dan
dilaksanakan setelah adanya surat persetujuan dan pemberi dana (No
Objection Letter atau dokumen yang dipersamakan) atas Kontrak yang
telah ditandatangani antara PLN dengan Penyedia Barang/Jasa.
c. Tata cara penarikan pinjaman yang diteruspinjamkan kepada PLN
mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara
Penarikan Penerusan Pinjaman Luar Negeri Kepada Badan Usaha Milik
Negara dan Pemerintah Daerah yang berlaku.
d. Penarikan dana dapat dilakukan dengan metode Direct Payment atau
Letter of Credit (L/C) sesuai persyaratan sebagaimana tercantum dalam
Perjanjian Pemberian Pinjaman (Loan Agreement).
3. Sumber Dana Hibah

BAB II
ORGANISASI DAN KEWENANGAN SENTRALISASI PEMBAYARAN

A. Wewenang, tugas, dan tanggung jawab Satuan Kerja yang terlibat dalam
pengelolaan Sentralisasi Pembayaran:
1. Divisi yang mengelola fungsi anggaran
a. memastikan penyusunan dan evaluasi sistem pengendalian anggaran
yang terintegrasi dengan Sentralisasi Pembayaran; dan
b. memastikan ketersediaan data dan informasi terkait anggaran Unit Induk
dan Pusat-Pusat yang dipergunakan dalam Sentralisasi Pembayaran.
2. Divisi yang mengelola fungsi umum
a. memastikan ketersediaan data dan informasi terkait anggaran Sub
Direktorat/Divisi/Satuan Kantor Pusat yang dipergunakan dalam
Sentralisasi Pembayaran;
b. mengembangkan kebijakan terkait penggunaan Digital Signature dalam
Sentralisasi Pembayaran; dan
c. mengembangkan kebijakan terkait pengelolaan pengarsipan dokumen
hardcopy dan Softcopy yang dapat dipergunakan dalam Sentralisasi
Pembayaran.
3. Divisi yang mengelola fungsi akuntansi
a. memastikan penyusunan dan evaluasi strategi, kebijakan, dan sistem
dalam pengelolaan akuntansi dan pajak;
b. memastikan pengendalian pengelolaan akuntansi pada Sentralisasi
Pembayaran berpedoman pada standar akuntansi keuangan dan
kebijakan akuntansi yang berlaku; dan
c. memastikan pengendalian pengelolaan pajak pada Sentralisasi
Pembayaran berpedoman pada peraturan dan/atau ketentuan yang
berlaku.

4. Divisi
PLN

4. Divisi yang mengelola fungsi perbendaharaan


a. mengelola likuiditas perusahaan dalam rangka Sentralisasi Pembayaran;
b. mengelola adminsitrasi perbendaharaan dalam rangka Sentralisasi
Pembayaran;
c. memastikan penyusunan, evaluasi strategi, kebijakan dan pengelolaan
Sentralisasi Pembayaran; dan
d. mengelola fungsi sebagai service management dan continuous
improvement Sentralisasi Pembayaran.
5. Divisi yang mengelola fungsi sistem dan teknologi informasi
a. mengembangkan strategi dan peta jalan (road map) teknologi pada
Sentralisasi Pembayaran yang meliputi arsitektur teknologi informasi,
kinerja teknologi informasi, keamanan teknologi informasi dan operasi;
b. memastikan ketersediaan analisis kebutuhan teknologi informasi
berdasarkan kebutuhan Sentralisasi Pembayaran;
c. mengembangkan, menyusun, dan mengelola aplikasi teknologi informasi
untuk mendukung operasional Sentralisasi Pembayaran;
d. mengelola operasional infrastruktur teknologi informasi dan teknologi
dengan andal dan optimal untuk mendukung operasional Sentralisasi
Pembayaran di Kantor Pusat, Unit Induk, dan Pusat-Pusat; dan
e. memastikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi manajemen data
Sentralisasi Pembayaran serta memastikan perancangan dan
pengembangan data analitik dan mengakomodasi kebutuhan data spasial
untuk proses Sentralisasi Pembayaran.
6. Divisi yang mengelola fungsi strategi human capital
- menetapkan dan memastikan terlaksananya kebijakan dan strategi
korporat dalam Sentralisasi Pembayaran terkait efektifitas proses bisnis,
struktur dan perangkat struktur organisasi, perencanaan tenaga kerja, dan
strategi dan kebijakan human capital.
7. Divisi yang mengelola fungsi manajemen perubahan
a. menyusun perencanaan semua aktivitas terkait perubahan dengan baik
sehingga teridentifikasi berapa banyak yang berubah, di mana dan untuk
berapa lama;
b. melakukan identifikasi, analisis, dan mendefinisikan risiko dan mitigasinya
sehingga perubahan berhasil diterapkan dan kestabilan organisasi tetap
terjaga dengan adanya perubahan;
c. mengelola jalannya project dan memonitor fase implementasi dan
sustainability;
d. menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan dan berbagai fungsi
untuk mendorong inisiatif bersama;
e. menyusun strategi untuk mengkomunikasikan perubahan; dan

f. berkomunikasi
4
PLN

f. berkomunikasi dengan berbagai stakeholder untuk memastikan


kesesuaian kegiatan dengan tujuan dan memastikan kesuksesan
keseluruhan program Sentralisasi Pembayaran.
8. Divisi yang mengelola fungsi hukum
a. memastikan pengelolaan kesesuaian produk hukum Sentralisasi
Pembayaran yang akan diterbitkan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan;
b. memastikan pengelolaan pelayanan advis, kajian, pendapat, konsultansi,
atau asistensi hukum atas pelaksanaan Sentralisasi Pembayaran; dan
c. memastikan pengelolaan jasa konsultan hukum dalam rangka Sentralisasi
Pembayaran.

B. Ketentuan Umum Sistem dan Teknologi Informasi Sentralisasi Pembayaran


1. Divisi yang mengelola fungsi sistem dan teknologi informasi dalam
menyelenggarakan sistem dan teknologi informasi Sentralisasi Pembayaran,
wajib memenuhi suatu standar aspek sebagai berikut:
a. tata kelola;
b. manajemen risiko termasuk prinsip kehati-hatian;
c. standar keamanan sistem informasi;
d. interkoneksi dan interoperabilitas; dan
e. pemenuhan ketentuan peraturan yang berlaku.
2. Aspek tata kelola sebagaimana dimaksud pada angka I huruf a di atas,
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. keterbukaan;
b. akuntabilitas;
c. tanggung jawab;
d. independensi; dan
e. kewajaran.
3. Ruang lingkup aspek tata kelola paling sedikit memuat sebagai berikut:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab;
b. pelaksanaan fungsi audit Teknologi Informasi secara berkala;
c. komunikasi dan kolaborasi dengan pihak terkait; dan
d. keterbukaan informasi terkait penyelenggaraan Teknologi Informasi
Sentralisasi Pembayaran.
4. Aspek manajemen risiko termasuk prinsip kehati-hatian sebagaimana
dimaksud pada angka I huruf b di atas mencakup sebagai berikut:
a. pengawasan aktif oleh Direksi;

b. ketersediaan
PLN

b. ketersediaan kebijakan dan prosedur serta pemenuhan kecukupan


struktur organisasi;
c. proses manajemen risiko dan fungsi manajemen risiko terhadap sistem,
sumber daya manusia, dan sumber daya terkait yang diperlukan; dan
d. pengendalian intern.
5. Aspek standar keamanan sistem informasi sebagaimana dimaksud dpada
angka I huruf c di atas mencakup sebagai berikut:
a. ketersediaan kebijakan dan prosedur tertulis sistem informasi;
b. penggunaan sistem yang aman dan andal paling sedikit:
1) pengamanan dan perlindungan kerahasiaan data;
2) pengelolaan fraud;
3) pemenuhan sertifikasi dan/atau standar keamanan dan keandalan
sistem;
4) pemeliharaan dan peningkatan keamanan teknologi; dan
5) penjaminan ketersediaan data.
c. penerapan standar keamanan siber; dan
d. pelaksanaan audit sistem informasi secara berkala.
6. Aspek interkoneksi dan interoperabilitas sebagaimana dimaksud pada angka
1 huruf d di atas mencakup:
a. kepatuhan terhadap mekanisme interkoneksi dan interoperabilitas,
termasuk standar yang ditetapkan pada peraturan dan/atau ketentuan
yang berlaku;
b. keterhubungan dengan infrastruktur data dan infrastruktur pada
Sentralisasi Pembayaran; dan
c. pemrosesan sistem pada transaksi pembayaran di Sentralisasi
Pembayaran.

BAB Ill
PELAKSANAAN SENTRALISASI PEMBAYARAN

1. Setiap fungsi yang terlibat dalam Sentralisasi Pembayaran wajib


mengadministrasikan, menyimpan, dan memelihara dokumen yang meliputi
catatan, pembukuan, data dan informasi atau keterangan yang dibuat atau diterima
berkaitan dengan kegiatan Sentralisasi Pembayaran dalam bentuk dokumen
tercetak (hardcopy) atau Softcopy sesuai peraturan dan/atau ketentuan yang
berlaku.
2. Softcopy dan/atau hasil cetaknya yang sesuai dengan dokumen hardcopy
merupakan alat bukti hukum yang sah sesuai dengan peraturan dan/atau ketentuan
yang berlaku.

3. Tanda tangan
6
PLN

3. Tanda tangan dalam bentuk dokumen tercetak (hardcopy) atau Softcopy dalam
Sentralisasi Pembayaran memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang sah dan
dapat dilakukan pemberian kuasa (pendelegasian kewenangan) selama memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku.

DIREKTUR UTAMA,

DWEKSI

ARMAWAN PRASODJO ,

ø'
r

Anda mungkin juga menyukai