www.pln.co.id |
Latar Belakang dan
Urgensi Grid Code
Latar Belakang
www.pln.co.id |1
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Kementerian ESDM telah menerbitkan Aturan Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM
Jaringan Sistem Tenaga Listrik, dalam Peraturan Nomor 20 Tahun 2020 tentang Aturan
Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2020 untuk Jaringan Sistem Tenaga Listrik, maka Aturan
menggantikan: Jaringan Sistem Tenaga Listrik dikelompokkan
➢ Permen ESDM Nomor 03 Tahun 2007 tentang
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Jawa- berdasarkan sistem:
Madura-Bali a. Lampiran I: Aturan Jaringan Sistem Tenaga
➢ Permen ESDM Nomor 37 Tahun 2008 tentang Listrik Jawa, Madura, dan Bali
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sumatera b. Lampiran II: Aturan Jaringan Sistem Tenaga
➢ Permen ESDM Nomor 02 Tahun 2015 tentang Listrik Sumatera
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Sulawesi c. Lampiran III: Aturan Jaringan Sistem
➢ Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2016 tentang Tenaga Listrik Sulawesi
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik d. Lampiran IV: Aturan Jaringan Sistem
Kalimantan Tenaga Listrik Kalimantan
➢ Keputusan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan e. Lampiran V: Aturan Jaringan Sistem
Nomor 363 K/20/DJL.3/2018 Tahun 2018
tentang Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik Tenaga Listrik Nusa Tenggara-Maluku dan
Nusa Tenggara-Maluku dan Papua Papua
www.pln.co.id |
Urgensi Grid Code Sumatera
1. Sistem Sumatera yang berkembang baik dari segi pertumbuhan beban dan pembangkit
maupun teknologi yang digunakan menuntut pemutakhiran Grid Code.
2. Integrasi Pembangkit VRE sebagai langkah pemenuhan target Bauran Energi EBT sebesar
23% pada tahun 2025. Salah satu teknologi yang berpotensi men-disrupt keandalan dan
security sistem adalah on-grid Energi Baru Terbarukan (EBT) Variable (PLTS dan PLTB).
3. Pemberlakuan Parallel operation dan Wheeling Mechanism berdasarkan PERMEN ESDM
No. 01 Tahun 2017 dan PERMEN ESDM No. 01 Tahun 2015.
4. Masuknya pembangkit-pembangkit skala besar yang harus diantisipasi di dalam Grid
Code. Perlu pengaturan Under Frequency Relay (UFR) dan Fast Response dalam Grid Code
5. Pemenuhan Kualitas Tenaga Listrik seperti Total Harmonic Distortion (THD), flicker, dip, sag
dan swell yang perlu diperhatikan dan dipatuhi oleh semua stakeholder jaringan.
6. Peningkatan Sekuriti dan Keandalan Operasi Sistem melalui pemenuhan prasyarat
penyambungan instalasi dan Kajian Kelaikan (sisi perencanaan) maupun kriteria
pengoperasian yang ketat pada Operating Code (sisi operasi) seperti pengaturan
frekuensi, pengaturan tegangan dan mitigasi kondisi darurat/emergency.
www.pln.co.id |
Komite Manajemen
Aturan Jaringan
(KMAJ) Sumatera
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Sumatera
❑ Peraturan Menteri ESDM No. 20 Komite Manajemen Aturan Jaringan Tenaga
Tahun 2020 tentang Aturan Listrik (KMAJ) Sumatera telah dibentuk
Jaringan Sistem Tenaga Listrik, berdasarkan Kepmen ESDM No.
pada lampiran II untuk Aturan 207.K/TL.04/DJL.3/2021, dengan
Jarigan Sistem Tenaga Listrik keanggotaan sebanyak 23 orang dan
(Grid Code) Sumatera; General Manager Unit Induk Penyaluran dan
Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Sumatera
❑ Aturan Jaringan Sistem Tenaga sebagai Ketua KMAJ Sumatera.
Listrik Sumatera merupakan
serangkaian aturan, persyaratan
dan standar yang bersifat dinamis
dan adaptif untuk memastikan
jaringan Sistem Tenaga Listrik yang
aman, andal dan efisien dalam
memenuhi peningkatan kebutuhan
penyediaan tenaga listrik.
www.pln.co.id |
KOMITE MANAJEMEN ATURAN JARINGAN Sumatera
KEPUTUSAN MENTERI ESDM NOMOR: 207.K/TL.04/DJL.3/2021
No Instansi No Instansi
1 General Manager PT. PLN (Persero) UIP3B Sumatera (Ketua) GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Selatan, Jambi dan
16
Bengkulu
Senior Manager Operasi Sistem PT. PLN (Persero) UIP3B Sumatera
2 17 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung
(Sekretaris)
3 Koordinator Pengaturan Usaha Ketenagalistrikan, Ditjen GATRIK 18 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung
Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan, Ditjen 19 Direktur PT Bajradaya Sentranusa (PLTA Asahan I)
4
GATRIK 20 Direktur PT Priamanaya Energi (PLTU Keban Agung)
5 Koordinator Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Panas Bumi, Ditjen EBTKE 21 Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PLTP Ulubelu)
6 EVP Transmisi Regional Sumatera Kalimantan PT. PLN (Persero) 22 Senior Manager Utulity PT Semen Baturaja
7 EVP Distribusi Regional Sumatera Kalimantan PT. PLN (Persero) 23 Koordinator Inspektur Ketenagalistrikan
8 EVP Pembangkitan dan EBT Regional Sumatera Kalimantan PT. PLN (Persero)
9 Senior Manager Sistem Transmisi I PT. PLN (Persero) UIP3B Sumatera
10 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan (UIK) Sumatera Bagian Utara
GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan (UIK) Sumatera Bagian
11
Selatan
12 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Aceh
13 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Utara
14 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat
15 GM PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Riau dan Kepulauan Riau
www.pln.co.id |
TUGAS KOMITE MANAJEMEN ATURAN JARINGAN
Sumatera
(PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 20 TAHUN 2020)
www.pln.co.id |
MASA KERJA KETUA DAN ANGGOTA KOMITE MANAJEMEN
ATURAN JARINGAN Sumatera
(PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 20 TAHUN 2020)
www.pln.co.id |
SUB KOMITE KMAJ Sumatera
(PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 20 TAHUN 2020)
www.pln.co.id |
SUB KOMITE KMAJ Sumatera
(PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 20 TAHUN 2020)
www.pln.co.id |
Perbedaan Grid Code
2008 Vs 2020
Definisi
Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Code) adalah serangkaian aturan,
persyaratan, dan standar yang bersifat dinamis dan adaptif untuk memastikan
jaringan sistem tenaga listrik yang aman, andal, dan efisien dalam memenuhi
kebutuhan penyediaan tenaga listrik.
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu rangkaian dalam tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen
tenaga listrik.
www.pln.co.id |
Grid Management Code - GMC
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
GMC 1.0 Keadaan Tak Terduga GMC 1 Komite Manajemen Aturan Jaringan
GMC 2.0 Komite Manajemen GMC 2 Penyelesaian Perselisihan
GMC 3.0 Penyelesaian Perselisihan GMC 3 Investigasi terhadap Ketidakpatuhan dan
Kejadian Penting
GMC 4.0 Perubahan Aturan GMC 4 Klasifikasi dan Konsekuensi Ketidakpatuhan
Aturan Jaringan Sumatera
GMC 5.0 Pemaksaan (enforcement) GMC 5 Penegakan pelaksanaan Aturan Jaringan
Sumatera
GMC 6.0 Pelaporan GMC 6 Pelaporan
GMC 7.0 Interpretasi Umum Aturan Jaringan GMC 7 Laporan Khusus
GMC 8 Interpetasi Umum Aturan Jaringan Sumatera
GMC 9 Keadaan Tidak Terduga
www.pln.co.id |
GMC 10 Usulan Perubahan
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
GMC 2.1 Komite Manajemen bertugas: GMC 1.2 KMAJ Sumatera bertugas:
www.pln.co.id |
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
Anggota KMAJ: GMC Perwakilan Dalam Komite Manajemen
1. Seorang Ketua dari P3B 1.3 KMAJ Sumatera terdiri atas perwakilan Direktorat Jenderal
2. Anggota: Ketenagalistrikan dan/atau Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi, PT PLN (Persero) kantor pusat,
a. Satu orang mewakili Pemerintah pengelola operasi sistem PT PLN (Persero), pengelola pembangkit PT
b. Satu orang mewakili PT PLN – Kantor Pusat PLN (Persero), pengelola transmisi PT PLN (Persero), pengelola
c. Dua orang mewakili P3B Sumatera distribusi PT PLN (Persero), pembangkit listrik swasta atau
d. Satu orang mewakili KITSU pembangkit listrik milik pemegang wilayah usaha penyediaan tenaga
e. Satu orang mewakili KITSBS listrik yang melakukan kerja sama operasi dengan PT PLN (Persero),
f. Satu orang mewakili masing-masing PT PLN (Persero) Wilayah di konsumen tenaga listrik, dan inspektur ketenagalistrikan. Komposisi
Sumatera KMAJ Sumatera terdiri atas:
a. seorang ketua yang dijabat oleh pemimpin dari pengelola operasi
g. Satu orang mewakili masing-masing PT PLN (Persero) Proyek Induk sistem PT PLN (Persero) dan seorang sekretaris dari salah seorang
Pembangkit dan Jaringan di Sumatera anggota; dan
h. Dua orang mewakili perusahaan pembangkit listrik swasta (IPP) b. anggota, yang terdiri atas perwakilan dari:
i. Dua orang mewakili konsumen besar 1. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan dan/atau Direktorat
j. Satu orang mewakili pemakai jaringan lainnya Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi;
2. PT PLN (Persero) kantor pusat;
3. pengelola operasi sistem PT PLN (Persero);
4. pengelola pembangkit PT PLN (Persero);
5. pengelola transmisi PT PLN (Persero);
6. pengelola distribusi PT PLN (Persero);
7. pembangkit listrik swasta atau pembangkit listrik milik pemegang
wilayah usaha penyediaan tenaga listrik yang melakukan kerja
sama operasi dengan PT PLN (Persero);
8. konsumen tenaga listrik; dan
9. inspektur ketenagalistrikan.
Keanggotaan KMAJ Sumatera berjumlah ganjil dan paling sedikit 15
(lima belas) orang. Pembentukan KMAJ www.pln.co.id | oleh
Sumatera ditetapkan
Direktur Jenderal atas nama Menteri.
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
GMC Belum ada Subkomite Setelmen (Settlement) dan Pengukuran
1.5 (Metering) berkewajiban untuk :
a. mengkaji sistem pengukuran (metering);
b. merekomendasikan tipe peralatan yang akan
digunakan dan standar prosedurnya; dan
c. tugas lain yang berkaitan dengan pengukuran
(metering) dan transaksi (settlement).
GMC Belum diatur Konsekuensi Terhadap Ketidakpatuhan Aturan Jaringan adalah sebagai berikut :
4.2 1. Pemakai jaringan yang dinyatakan melakukan tindakan ketidakpatuhan ringan harus
melakukan penyesuaian terhadap Aturan Jaringan dalam jangka waktu yang
ditentukan oleh Komite Manajemen.
2. Pemakai jaringan yang dinyatakan melakukan tindakan ketidakpatuhan berat dapat
dilakukan pemutusan/pelepasan dari jaringan. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
GMC Hanya ada mekanisme Mekanisme Enforcement (Penegakan Aturan)
5.0 enforcement untuk semua KMAJ mengajukan proses Enforcement sbb:
pelanggaran (tanpa klasifikasi) - ketidakpatuhan ringan → surat pemberitahuan tertulis ttg informasi ketidakpatuhan, tindakan
perbaikan, jangka waktu perbaikan
- pihak yang melakukan tindakan ketidakpatuhan harus memberikan jawaban tertulis (sanggahan)
dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
- bila pihak yang melakukan tindakan ketidakpatuhan menyetujui untuk melakukan perbaikan
sesuai dengan instruksi Komite Manajemen, maka Komite Manajemen akan memonitor dan dapat
meminta laporan perkembangan tindakan perbaikan yang dilakukan sampai dengan jangka waktu
yang diberikan;
- bila pihak yang melakukan tindakan ketidakpatuhan tidak menyetujui untuk melakukan tindakan
perbaikan atau bila sampai dengan jangka waktu yang diberikan tindakan perbaikan tidak
dilakukan, maka Komite Manajemen akan mengklasifikasikan sebagai ketidakpatuhan berat.
- ketidakpatuhan berat→ surat pemberitahuan tertulis ttg informasi ketidakpatuhan, informasi
penalty dan/atau pemutusan sambungan
www.pln.co.id |
Klasifikasi Ketidakpatuhan
Laporan
hasil investigasi KMAJS
Ketidakpatuhan
subkomite
pengoperasian
menginvestigasi
KMAJS laporan TIDAK
PATUH
PATUH
Ringan
Melakujan penyesuaian
thd GC dalam jangka
waktu yang ditentukan
Pemutusan/pelepasan
Berat
dari Grid
Tidak ditindaklanjuti
dan berulang
www.pln.co.id |
Penegakan Pelaksanaan Aturan Jaringan
Sumatera
PROSES
INPUT OUTPUT
KMAJ-S PEMAKAI JARINGAN
Laporan Menyampaikan
Ketidakpatuhan Ketidakpatuhan Ringan
Penjelasan atas
Ketidakpatuhan Jawaban Tertulis
Memberi Jawaban
dan tindakan dan Informasi Ya
Paling lambat 30 hari Melakukan Perbaikan
perbaikan yang Kesediaan Selesai
sejak pemberitahuan Sesuai Instruksi KMAJ-S
diperlukan Mematuhi
diterima
Instruksi
Tidak
Mengklasifikasikan sebagai
Ketidakpatuhan Berat
Pemberitahuan Tertulis:
Penjelasan dan
menginformasikan penalti
sesuai ketentuan dan/atau Penalti/Pemutusan
pemutusan sambung dari Sambungan dari Jaringan
jaringan
www.pln.co.id |
Anggota KMAJ Sumatera
(KepMen No: 207.K/TL.04/DJL.3/2021)
www.pln.co.id |
No Subkomite Perencanaan No Subkomite Pengoperasian
Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero) Senior Manager Sistem Transmisi I PT PLN
2 Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur 2 (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat
Beban Sumatera (UIP3BS) Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS)
Susunan
Koordinator Pengaturan Usaha
No Subkomite Pengoperasian
3 Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal 3 Koordinator Inspektur Ketenagalistrikan
Ketenagalistrikan
Senior Manager Produksi PT PLN (Persero)
14
Koordinator Penyiapan Program Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Pembangkitan Sumbagsel
Keanggotaan
4 Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal 4 Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan
Senior Manager Produksi PT PLN (Persero)
15
Subkoordinator Penyiapan Program Penyediaan Subkoordinator Pelaksanaan Usaha Pembangkitan Sumbagut
5 Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal 5 Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal
Subkomite
Ketenagalistrikan Ketenagalistrikan Manager Subbidang Pengendalian Operasi PT
16 PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS)
6 6
Wilayah (UIW) Aceh Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu
KMAJ
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
17
Transmisi (UPT) Aceh
Vice President Perencanaan Sistem Regional Direktur PT Priamanaya Energi (PLTU Keban
7 7
Sumatera Kalimantan PT PLN (Persero) Agung)
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Sumatera
18
Vice President Pengendalian Operasi Sistem Transmisi (UPT) Pekanbaru
Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero)
8 8 Regional Sumatera Kalimantan PT PLN
Wilayah Riau dan Kepulauan Riau
(Persero)
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
19
2021
Transmisi (UPT) Tanjung Karang
Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero) Senior Manager Distribusi PT PLN (Persero)
9 9
Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu Wilayah Sumatera Utara
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
20
Pembangkitan (UPK) Belawan
Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero) Senior Manager Distribusi PT PLN (Persero)
10 10
Wilayah Aceh Wilayah Sumatera Barat
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
21
Pembangkitan (UPK) Bengkulu
Senior Manager Perencanaan Dan Enjinering PT Senior Manager Distribusi PT PLN (Persero)
11 11
PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Distribusi Lampung
22 Direktur PT Semen Baturaja
Manager Subbidang Perencanaan Sistem Unit
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
12 Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban 12
Pengatur Beban (UP2B) Sumatera Bagian Utara
Sumatera (UIP3BS) PT PLN (Persero)
Executive Vice President Distribusi Regional Vice President Sistem Proteksi Regional
1 11
Sumatera Kalimantan PT PLN (Persero) Sumatera Kalimantan PT PLN (Persero)
Susunan
Vice President Pengendalian Operasi Distribusi
2 (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat 12 Regional Sumatera Kalimantan PT PLN
Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS) (Persero)
Keanggotaan
Koordinator Harga Tenaga Listrik, Direktorat Senior Manager Niaga PT PLN (Persero)
3 13
Jenderal Ketenagalistrikan Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu
Subkomite
4 Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Senior Manager Niaga PT PLN (Persero)
14
Ketenagalistrikan Wilayah Sumatera Barat
KMAJ
5 Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Sumatera Utara 15
Transmisi (UPT) Medan
Sumatera
6 Direktur PT Growth Sumatera 16
Transmisi (UPT) Padang
2021
7 17
(PLTP Ulubelu) Transmisi (UPT) Palembang
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Manager Subbidang Binhar Proteksi II PT PLN
8 Pengatur Beban (UP2B) Sumatera Bagian 18 (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat
Selatan Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS)
Manager Subbidang Pembinaan Pemeliharaan
Proteksi Sistem Transmisi I PT PLN (Persero) Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
9 19
Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Pekanbaru
Beban Sumatera (UIP3BS)
Manager Subbidang Transaksi PT PLN Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
10 (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat 20
Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Keramasan
Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS)
www.pln.co.id |
No Subkomite EBT
No Subkomite EBT
Executive Vice President Pembangkitan dan
Vice President Pengendalian Operasi dan
1 EBT Regional Sumatera Kalimantan PT PLN 11 Energi Primer Pembangkit Regional Sumatera
(Persero) Kalimantan PT PLN (Persero)
Susunan
Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS)
Keanggotaan
EBTKE
Subkoordinator Harga Jual dan Sewa Jaringan Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
14
Transmisi (UPT) Jambi
4 Tenaga Listrik, Direktorat Jenderal
Subkomite
Ketenagalistrikan
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
15
Subkoordinator Pengawasan Eksplorasi Panas Transmisi (UPT) Bengkulu
KMAJ
5
Bumi, Direktorat Jenderal EBTKE
Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
16
Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Pandan
Subkoordinator Penyiapan Program Panas
Sumatera
6
Bumi, Direktorat Jenderal EBTKE Manager PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
17 Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Bandar
Lampung
General Manager PT PLN (Persero) Wilayah
2021
7
Riau dan Kepulauan Riau Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero)
18
Wilayah Sumatera Utara
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 2 Aturan Penyambungan ini diberlakukan untuk P3B Subyek Aturan Penyambungan
Sumatera dan semua Pemakai Jaringan, antara lain: a. Pengelola pembangkit yang tersambung
a. Perusahaan Pembangkit yang terhubung langsung langsung dengan
dengan Jaringan; jaringan;
b. Unit-unit Distribusi pada titik-titik sambungan b. pengelola transmisi PT PLN (Persero);
dengan Jaringan; c. pengelola distribusi PT PLN (Persero);
c. Konsumen Besar yang terhubung langsung ke d. konsumen tenaga listrik yang tersambung
Jaringan; langsung ke jaringan
d. Agen/Perusahaan yang bekerja untuk para Pemakai atau jaringan wilayah usaha lain yang
Jaringan tersebut di atas, seperti Kontraktor tersambung dengan
Pembangunan dan Kontraktor Pemeliharaan dan jaringan pengelola transmisi PT PLN (Persero);
lain-lain; dan dan
e. Pemakai jaringan lain yang terhubung ke Jaringan e. perusahaan yang bekerja untuk pelaku usaha
Sumatera berdasarkan perjanjian khusus, hanya atau pemakai
berlaku pada titik sambung. jaringan dan konsumen tenaga listrik, antara
lain konsultan,
kontraktor pembangunan, dan kontraktor
pemeliharaan.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 3.1 hanya ada rentang frekuensi Variasi pada Frekuensi
Penambahan variable rentang waktu operasi terhadap rentang
frekuensi
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 3.2 • Level tegangan 20 kV masih ada • Level tegangan 20 kV dihilangkan dan ditambahkan level
• Belum ada kriteria tegangan maksimum tegangan 500 kV
• Perubahan nilai batas kondisi normal
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC Hanya ada THD total • Penambahan kriteria Total Harmonic Distortion (THD) menjadi THD
3.3.1 individual dan total
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 3.4 Hanya ada batasan kondisi normal Perubahan Fluktuasi pada Tegangan:
a. Fluktuasi tegangan tidak melebihi 2% untuk setiap perubahan step di setiap level
tegangan yang dapat terjadi berulang. Ekskursi tegangan di luar perubahan step
tersebut dan jarang terjadi dapat diizinkan hingga 3%, asalkan tidak menimbulkan
risiko terhadap jaringan transmisi atau instalasi Pemakai Jaringan.
b. Kedip tegangan hingga 5% saat menyalakan motor listrik dapat ditolerir.
c. Tingkat keparahan kelip (flicker) yang dapat diterima untuk beban yang terhubung ke
jaringan pada tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV dan 66 kV sebesar 0,8 untuk flicker
jangka pendek (Pst) dan 0,6 untuk flicker jangka panjang (Plt). Tingkat keparahan kelip
(flicker) untuk tegangan lebih rendah dari level tegangan 66 kV adalah sebesar 1,0
untuk flicker jangka pendek (Pst) dan 0,8 untuk flicker jangka panjang (Plt).
CC 3.6 Faktor daya 0.85 lagging Perubahan kriteria Faktor Daya pada beban dari 0.9 lagging menjadi 0.9 lagging dan
leading serta monitor Faktor Daya setiap 30 menit www.pln.co.id |
Cod
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
e
CC Belum diatur Bahasa dan Penamaan Peralatan
4.1.1 a. Semua simbol dan penamaan peralatan, dokumentasi peralatan, label peralatan yang
terpasang pada jaringan harus menggunakan Bahasa Indonesia dan/atau Bahasa
Inggris.
b. Pemakai Jaringan harus menyampaikan penamaan peralatan, dokumentasi peralatan,
label peralatan yang terpasang pada jaringan kepada Pengelola Transmisi dan
Pengelola Operasi Sistem untuk memudahkan identifikasi peralatan dan tidak
terjadinya duplikasi penamaan.
c. Pemakai Jaringan harus memastikan penamaan peralatan, dokumentasi peralatan,
label peralatan yang terpasang pada jaringan harus sesuai dengan kesepakatan
dengan Pengelola Transmisi dan Pengelola Operasi Sistem.
d. Jika terjadi perubahan atau penambahan pada konfigurasi peralatan, Pemakai
Jaringan harus melakukan pembaharuan terhadap penamaan peralatan, dokumentasi
peralatan, label peralatan yang terpasang pada jaringan dan menyampaikan kepada
Pengelola Operasi Sistem untuk tujuan keseragaman.
CC Belum diatur Pengelola Transmisi dan Pengelola Operasi Sistem berhak untuk meminta dan menyimpan
4.1.2 spesifikasi teknis semua peralatan yang terpasang pada jaringan dari Pemakai Jaringan,
baik dalam periode pemakaian jaringan atau setiap ada perubahan pada konfigurasi
jaringan. Spesifikasi teknis ini dapat digunakan oleh Pengelola Transmisi dan Pengelola
Operasi Sistem sebagai dasar perencanaan, evaluasi, analisa atau kebutuhan publikasi.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.2.1 Belum diatur Sistem pembumian/pentanahan pada peralatan yang terhubung ke Jaringan Transmisi
harus sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional/internasional yang
disepakati oleh Pengelola Transmisi dan/atau Pengelola Operasi Sistem. Sistem
pembumian terdiri dari pembumian untuk penghantar tegangan tinggi/ tegangan
ekstra tinggi, pembumian untuk Gardu Induk, pembumian untuk pelataran hubung
(switchyard), pembumian untuk gedung dan pembumian ruang kontrol serta ruang
proteksi konvensional maupun digital.
CC 4.2.2 Belum diatur Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik harus memastikan
tingkat isolasi dari peralatan yang terpasang sesuai dengan standar yang berlaku
secara nasional atau
internasional yang disepakati oleh pengelola transmisi PT PLN (Persero) dan/atau
pengelola operasi sistem PT PLN (Persero)
CC 4.3 Belum diatur CC 4.3.1 Skema Proteksi Pertahanan Sistem Pengelola Operasi Sistem berhak memasang atau
meminta Pemakai Jaringan untuk memasang peralatan dalam rangka pengamanan sistem tenaga
listrik yang dilakukan berdasarkan kajian dari Pengelola Operasi Sistem dan Pengelola Transmisi.
CC 4.3.2 Pemasangan peralatan skema proteksi pertahanan sistem tersebut berdasarkan
kesepakatan antara Pemakai Jaringan dengan Pengelola Transmisi dan Pengelola Operasi Sistem.
CC 4.3.3 Perubahan pengaturan pada peralatan skema proteksi pertahanan sistem dilakukan
secara berkala setiap 1 tahun atau setiap terjadi perubahan konfigurasi pada jaringan sesuai
dengan kebutuhan. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.4 Ada klasifikasi unit pembangkit (besar, Klasifikasi unit pembangkit (besar, medium dan kecil) dihilangkan
medium dan kecil)
CC Belum diatur Penambahan EBT Intermitten pada Keluaran Daya Unit Pembangkit:
“Semua pembangkit harus mampu terus menerus beroperasi mengeluarkan daya aktif
4.4.2.1
tanpa terganggu pada rentang frekuensi sesuai CC 3.1. Pembangkit Energi Baru dan
Terbarukan (EBT) intermiten harus mampu mengeluarkan daya aktif sesuai dengan
ketersediaan sumber utama pada titik sambung. “
CC Belum diatur Pembangkit EBT intermiten harus dilengkapi dengan sistem pengaturan daya aktif yang
dapat beroperasi pada mode pengaturan sebagai berikut:
4.4.2.2
a. Produksi daya aktif bebas: Pembangkit EBT intermiten memproduksi daya aktif
maksimum tergantung dari ketersediaan sumber energi primer.
b. Pembatasan daya aktif: Pembangkit EBT Intermiten harus beroperasi memproduksi
daya aktif yang diatur oleh Pengelola Operasi Sistem.
c. Pembatasan gradient/ramp rate daya aktif: kecepatan maksimum (ramp rate)
keluaran daya aktif Pembangkit EBT Intermiten harus dapat dimodifikasi pada
setpoint atau nilai batasan yang diperintahkan oleh Pengelola Operasi Sistem.
d. apabila ada perubahan parameter pengaturan pada kasus di mana pembangkit EBT
intermiten beroperasi pada pembatasan daya aktif dan pembatasan gradient daya
aktif, perubahan tersebut harus dilakukan dalam 2 (dua) detik dan selesai
dilaksanakan tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik setelah menerima perintah
perubahan parameter.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC Belum diatur Pada rentang frekuensi system 47,5 Hz hingga 50,5 Hz, pembangkit EBT
4.4.2.3 Intermitten beroperasi dengan keluaran daya aktif normal sesuai dengan
ketersedian energi primernya.
Pada rentang frekuensi system 50,5 Hz – 52,0 Hz, Pembangkit EBT Intermitten
menurunkan keluaran daya aktifnya dengan gradient penurunan sebesar 0,4 Daya
Tersedia/Hz.
CC Belum diatur Pengaturan Jangkauan Frekuensi – Daya/Kurva Kontrol Frekuensi pada EBT Intermitten
4.4.2.3
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC Belum diatur Aksi yang dijelaskan pada CC 4.4.2.3 harus dilakukan secara otomatis, kecuali:
4.4.2.4 a. Pengelola Operasi Sistem mempertimbangkan bahwa sistem pengaturan yang
diusulkan oleh Pembangkit EBT Intermiten , meski tidak otomatis, mencukupi untuk
pengoperasian jaringan dengan mempertimbangkan (i) karakteristik dari fasilitas
Pembangkit EBT Intermiten , ukuran dan lokasi, dan (ii) situasi sistem tenaga listrik saat
ini dan yang akan datang. Dalam hal persetujuan dari Pengelola Operasi Sistem harus
dimasukkan dalam persetujuan sambung (connection agreement) atau amandemen
dari persetujuan sambung; atau
b. Pengelola Operasi Sistem memerintahkan operator Pembangkit EBT Intermiten untuk
menonaktifkan sistem pengaturan daya aktif.
CC 4.4.2.5 Kemampuan daya reaktif Semua pembangkit generator sinkron harus mampu menyalurkan daya pada daya aktif
untuk semua jenis terpasang (rating power output) dengan batas faktor daya (power factor) antara 0,85
pembangkit 0.85 lagging dan lagging dan 0,90 leading pada terminal unit pembangkit.
0.90 leading
Pembangkit EBT Intermiten harus mampu menyalurkan daya pada daya aktif terpasang
(rating power output) dengan faktor daya antara 0,95 lagging dan 0,95 leading di titik
sambung.
Jika faktor daya yang disyaratkan tidak bisa dipenuhi oleh Pembangkit EBT Intermiten,
maka sumber daya reaktif (reactive power resources) tambahan harus disediakan di dalam
fasilitas pembangkit. Sistem kendali dari pembangkit dan sumber daya reaktif tambahan
harus dikoordinasikan sehingga ketentuan daya reaktif di titik sambung dan kontrol
tegangan bisa dipenuhi setiap saat
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC Hanya Rentang operasi Governor reaksi cepat harus dapat beroperasi pada pengatur primer frekuensi sistem di antara 47,5
4.4.2.7 Governor Reaksi Cepat 48.5 – Hz hingga 52,0 Hz. Governor reaksi cepat harus didesain dan dioperasikan sesuai Standar Nasional
51.0 Hz Indonesia atau SPLN atau Standar Internasional yang disepakati oleh Pengelola Operasi Sistem.
a. Governor reaksi cepat mampu berkoordinasi dengan peralatan pengatur lainnya dan harus dapat
mengatur keluaran daya aktif dari unit pembangkit dengan keadaan stabil pada rentang operasi
unit pembangkit.
b. Governor reaksi cepat harus memenuhi persyaratan berikut:
i. Pada saat unit pembangkit lepas dari jaringan sistem tetapi masih memasok pelanggan,
governor reaksi cepat juga harus dapat mengendalikan frekuensi sistem di bawah 52,0 Hz.
Kecuali, unit pembangkit tersebut dapat beroperasi di bawah tingkat pengoperasian
minimum.
ii. Governor reaksi cepat untuk PLTU dan PLTGU harus dapat diatur agar beroperasi speed
droop antara 3% sampai dengan 5%. Setelan speed droop lebih rendah dapat ditentukan
untuk pembangkit listrik tenaga air oleh Pengelola Operasi Sistem dan pembangkit.
iii. Untuk semua unit pembangkit deadband governor reaksi cepat harus dapat diatur dengan
nilai dalam rentang ± 0,05 Hz atau ditentukan lain oleh Pengelola Operasi Sistem.
c. Governor reaksi cepat mempunyai fasilitas untuk merubah setting target frekuensi terus menerus
atau pada tahap maksimum 0,05 Hz sekurang-kurangnya pada rentang 50 ± 0,1 Hz di kontroler
pembebanan unit pembangkit atau peralatan yang setara sehingga dapat memenuhi syarat-syarat
pada Scheduling dan Dispatch Code (SDC).
d. Pusat pembangkit yang lebih kecil dari 20 MW tidak diwajibkan untuk melakukan pengaturan
frekuensi primer dengan governor reaksi cepat.
e. Pembangkit tenaga panas bumi yang tidak dilibatkan dalam pengaturan frekuensi dengan
governor reaksi cepat harus melalui kajian khusus penyebab ketidakmampuan pembangkit
tersebut. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC Belum diatur Penambahan syarat Power System Stabilizer
4.4.2.8
CC AGC hanya pada Pengaturan pembangkitan otomatis (Automatic Generation Control) Pengaturan beban
4.4.2.9 pembangkit besar dan pembangkitan pada sistem transmisi harus dilakukan menggunakan fasilitas Automatic Generation
hanya mengatur Control (AGC) yang berada di fasilitas Pengelola Operasi Sistem. Kecuali ditentukan lain oleh
Pengelola Operasi Sistem, semua unit pembangkit harus dilengkapi dengan pengatur pembangkitan
penerimaan sinyal AGC.
agar AGC atau pengaturan keluaran (output) generator otomatis dapat mengikut beban.
Pengatur pembangkitan dapat menyesuaikan keluaran generator dari signal yang dikirim dari fasilitas
Pengelola Operasi Sistem sesuai keluaran yang diinginkan. Pengaturan beban yang dikirimkan oleh
Pengelola Operasi Sistem harus dapat dibagi ke semua unit pembangkit di pusat pembangkit.
Setiap unit pembangkit mampu mengikuti beban pada seluruh rentang antara beban minimum
sampai dengan kapasitas yang dideklarasikan unit pembangkit. Kemampuan pembangkit mengikuti
beban meliputi aksi pengaturan sebagai berikut:
a. Mengikuti penjadwalan pembangkitan yang sudah ditetapkan;
b. Melaksanakan instruksi pembebanan; dan
c. Melaksanakan tugas-tugas AGC untuk tujuan pengaturan beban pada sistem pada rentang
keluaran antara maksimum dan minimum yang disetujui oleh Pengelola Operasi Sistem dan
pembangkit. Detail mengenai fasilitas-fasilitas yang mempengaruhi kemampuan pengaturan
harus sesuai dengan syarat-syarat yang dideklarasikan pembangkit kepada Pengelola Operasi
Sistem.
Penggunaan AGC tidak menyebabkan hambatan pada operasi governor reaksi cepat pada pembangkit
atau sebaliknya.
Pusat pembangkit yang lebih kecil dari 20 MW tidak diwajibkan untuk berpartisipasi dalam
pengaturan frekuensi melalui peralatan AGC.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.4.3.2 Belum diatur Untuk memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam CC 3.2 (Variasi
pada Tegangan Sistem), unit pembangkit harus dilengkapi sistem
pengaturan yang sesuai agar dapat mengatur tegangan atau pengaturan
daya reaktif tanpa menimbulkan ketidakstabilan pada seluruh rentang
operasi.
CC 4.4.3.3 Belum diatur Grafik LVRT dan HVRT untuk Semua Pembangkit termasuk pembangkit
EBT Intermitten
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.4.3.4 Belum diatur Pembatasan P dan Q selama terjadi gangguan hubung singkat dan pemulihan pada Pembangkit
EBT Intermiten :
a. Pada gangguan hubung singkat 3 fasa konsumsi daya aktif dan reaktif sesaat (< 0,6 pu)
diizinkan selama hanya 40 milidetik pertama setelah gangguan hubung singkat, dan 80
milidetik pertama setelah gangguan hubung singkat diamankan;
b. Pada gangguan hubung singkat tidak seimbang (1 fasa dan 2 fasa) konsumsi daya aktif dan
reaktif sesaat (< 0,4 pu) diizinkan selama hanya 80 milidetik pertama setelah gangguan
hubung singkat dan 80 milidetik pertama setelah gangguan hubung singkat diamankan.
c. Setelah gangguan diamankan, Pembangkit EBT intermiten tidak menyerap daya reaktif dari
jaringan. Penyerapan daya reaktif sebelum gangguan harus dihilangkan dalam 200 ms
setelah gangguan diamankan. Penyerapan daya reaktif diizinkan kembali dengan penerapan
strategi pengaturan tegangan setelah tegangan tersebut stabil selama 60 detik diatas nilai
nominal pasca gangguan diamankan.
CC 4.4.3.5 Belum diatur Injeksi daya aktif dan reaktif pada Pembangkit EBT Intermiten saat ganguan hubung singkat
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.5 Belum diatur Pembebanan Urutan Fasa Negatif
“Sebagai tambahan untuk memenuhi syarat-syarat yang dinyatakan
pada peralatan generator, masing-masing unit pembangkit harus
dapat bertahan tanpa trip terhadap pembebanan urutan fasa negatif
pada kejadian pengamanan gangguan fasa ke fasa oleh sistem
proteksi backup pada jaringan transmisi. “
CC 4.6 Belum diatur Penambahan “Relai-relai yang Sensitif Terhadap Frekuensi”
Unit pembangkit di pusat pembangkit harus dilengkapi under
frequency relay. Under frequency relay harus diatur men-trip-kan
pemutus daya (circuit breaker) sisi tegangan tinggi apabila frekuensi
di jaringan mencapai 47,00 (empat puluh tujuh koma nol nol) Hz atau
ketika frekuensi mencapai 47,50 (empat puluh tujuh koma lima nol)
Hz dan bertahan selama 20 (dua puluh) detik. Unit pembangkit harus
berhasil menjadi operasi house load akibat pemutusan jaringan di
atas dan relai terpasang di pusat pembangkit. Skema relai harus
sesuai dengan aturan proteksi dan kontrol pada Aturan Jaringan
Sumatera ini. Pengelola pembangkit bertanggung jawab untuk
memproteksi semua unit peralatan dari kerusakan apabila terjadi
ekskursi frekuensi di luar rentang 47,00 (empat puluh tujuh koma nol
nol) Hz sampai dengan 52,00 (lima puluh dua koma nol nol) Hz.
Apabila ekskursi frekuensi tersebut terjadi, unit pembangkit dapat
www.pln.co.id |
melepas peralatan untuk alasan keamanan personel.
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.7 Belum diatur Penambahan “Peralatan Monitoring Pusat Pembangkit dan Unit Pembangkit serta
WAMS”
Pembangkit harus memasang peralatan SCADA atau sistem otomasi dengan
protokol komunikasi data yang sesuai dengan standar nasional Indonesia atau
standar internasional dan disetujui oleh pengelola operasi sistem PT PLN
(Persero). Peralatan SCADA atau sistem otomasi tersebut digunakan untuk
melakukan kontrol dan monitoring unit pembangkit.
Pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) harus memasang peralatan wide area
monitoring system (WAMS) di GI atau di unit
pembangkit. Spesifikasi dan parameter monitoring peralatan
tersebut untuk memudahkan pengelola operasi sistem PT PLN
(Persero) memonitor perilaku dinamik secara luas dari pembangkit
saat kondisi normal dan gangguan sistem. peralatan monitor yang
terpasang harus dapat merekam kejadian pada saat kejadian yang
lambat atau yang cepat dengan resolusi yang sesuai agar dapat
dimanfaatkan untuk pelaksanaan analisis setelah gangguan.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.8 Belum diatur Penambahan “Ramp Rate untuk Keperluan Dispatch”
Pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) harus merinci persyaratan
unit pembangkit terkait ramp rate pada saat dispatch dengan
berkonsultasi dengan pengelola pembangkit yang sesuai dengan
kesepakatan pada saat pengajuan sambung.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.11 Belum diatur Penambahan “Parameter Simulasi Dinamik dan mekanisme
pengujian”
Pengelola pembangkit harus menyiapkan model parameter
simulasi dinamik untuk analisis Sistem Tenaga Listrik dalam
bentuk laporan dan model software
Pengujian parameter simulasi dinamik pembangkit untuk
pemodelan terdiri atas 2 (dua) jenis:
a. Tipe Pengujian Dasar Penuh (Full Baseline Testing)
Dilaksanakan setidaknya 1 (satu) kali selama umur
operasi generator yang bersangkutan
b. Tipe Pengujian Validasi Ulang Performa Model (Model
Performance Revalidation)
Pengujian ini merupakan uji dinamik parsial yang harus
dilakukan dengan periode 5 (lima) tahun sekali atau
untuk pembangkit dengan perubahan peralatan parsial
Pembangkit yang tidak melaksanakan pengujian dan
pemodelan dinamik diklasifikasikan sebagai bentuk
ketidakpatuhan terhadap Aturan Jaringan Sumatera.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 4.12 Belum diatur Persyaratan Peralatan Telekomunijasi
CC 4.12.1 Belum diatur Availability telekomunikasi paling sedikit sebesar 99,9% .....
CC 4.12.2 Belum diatur Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik ....
CC 4.12.4 Belum diatur Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik
harus memasang, mengintegrasikan dengan jaringan terpasang,
menguji, memelihara, dan mengoperasikan 2 (dua) saluran
telekomunikasi suara fixed hotline yang independen ......
CC 4.12.5 Belum diatur Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik
harus memasang, mengintegrasikan dengan jaringan terpasang,
menguji, memelihara, dan mengoperasikan 2 (dua) saluran
telekomunikasi data SCADA dan otomasi yang independen pada
titik sambung yang menyediakan indikasi, pengukuran, telemetri,
dan remote control................. www.pln.co.id |
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC 5.1 (Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, dengan sub Penyambungan semua unit pembangkit (termasuk EBT
PROSEDUR
bab yang berbedaPENYAMBUNGAN
seluruhnya dengan Aturan (CONNECTION CODE
Jaringan intermiten) yang – CC)
diusulkan oleh pengembang pembangkit listrik
2020) harus melalui pengajuan permintaan sambung kepada
perencana sistem PT PLN (Persero). Penyambungan konsumen
tenaga listrik termasuk operasi paralel) harus melalui pengajuan
permintaan sambung kepada pengelola distribusi PT PLN
(Persero).
CC 5.1 (Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, dengan sub Sebelum tahap pembangunan dan penyambungan unit
bab yang berbeda seluruhnya dengan Aturan Jaringan pembangkit, pembangunan dan penyambungan instalasi
2020) jaringan baru, dan/atau penyambungan konsumen tenaga listrik
baru, kajian di bawah ini harus dipenuhi terlebih dahulu, yang
meliputi:
a. kajian kelayakan proyek (feasibility study); dan
b. permintaan evaluasi sambung.
Perencana sistem PT PLN (Persero) atau pengelola distribusi PT
PLN (Persero) bekerja sama dengan pengelola operasi sistem PT
PLN (Persero) dan pengelola transmisi PT PLN (Persero)
melakukan evaluasi terhadap kajian sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b. Perencana sistem PT PLN (Persero)
dan/atau pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) dapat
meminta kajian lain di luar kajian kelayakan proyek untuk
mendukung proses reviu dan evaluasi sambung.
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC (Prosedur Penyambungan ada pada Kajian Kelayakan Proyek Kajian kelayakan proyek merupakan kajian dampak terhadap jaringan
5.1.1 PROSEDUR
CC 4.0, dengan PENYAMBUNGAN (CONNECTION
sub bab yang apabila unit pembangkit, transmisi baru,CODE – CC)
atau konsumen tenaga listrik baru tersambung ke
berbeda seluruhnya dengan Aturan jaringan. Kajian kelayakan proyek paling sedikit memenuhi garis besar kajian kelayakan proyek di
Jaringan 2020) bawah ini:
a. informasi rinci mengenai pembangkit atau engineering project, termasuk single line diagram
pembangkit dan interkoneksinya serta nilai perhitungan proteksi sisi tegangan rendah dan
tegangan tinggi;
b. usulan data teknis komponen, sertifikasi internasional, dan sertifikasi nasional;
c. sistem kontrol dan pengaturan pembangkit, serta integrasi SCADA atau sistem otomasi;
CC (Prosedur Penyambungan ada pada d. produksi energi tahunan untuk pembangkit EBT intermiten termasuk perkiraan susut,
5.1.1 CC 4.0, dengan sub bab yang ketidakpastian atau variabilitas (data realisasi kecepatan angin atau iradiasi matahari di lokasi
berbeda seluruhnya dengan Aturan pembangkit paling sedikit dalam 1 (satu) tahun), dan perkiraan produksi tahunan. Produksi
Jaringan 2020) energi tahunan harus dihitung sebagai energi arus bolak-balik yang dipasok ke titik sambung;
e. informasi operasi dan siklus pembangkitan unit pembangkit dengan generator sinkron
(termasuk variasi musim dan jadwal pemeliharaan), pembangkitan yang dipasok ke titik sambung
secara individual atau agregat, rentang operasi (technical minimum loading dan kapasitas
terpasang), ramp rates, waktu black start atau cold start hingga mencapai pembebanan optimal,
deskripsi logika AGC, serta kemampuan integrasi dari sistem otomasi atau SCADA dan
protokolnya;
f. skenario status jaringan, bagian dari kajian ini harus menggambarkan skenario yang dipilih
untuk analisis. Seluruh kombinasi dari hal berikut ini harus dimasukkan dalam daftar skenario,
antara lain beban puncak dan beban rendah, maksimum dan minimum energi, musim hujan dan
musim kemarau, dan hal lain yang sesuai untuk teknologi yang dipilih;
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC 5.1.1 (Prosedur Penyambungan ada pada CC g. selain sebagaimana dimaksud dalam huruf f, untuk pembangkit EBT
PROSEDUR PENYAMBUNGAN
4.0, dengan sub (CONNECTION
bab yang berbeda intermiten ditambahkan CODEskenario– CC)
perubahan saat kecepatan angin
seluruhnya dengan Aturan Jaringan maksimum (cut off dari turbin angin), terjadinya awan saat kondisi iradiasi
2020) maksimal ke kondisi iradiasi tertutup awan, gangguan transmisi dan reaksi
pembangkit dengan proteksi low voltage ride through (LVRT), dan
kemampuan support tegangan dari unit
h. urutan analisis yang harus dikerjakan untuk setiap skenario beserta
asumsi serta mitigasi pada analisis berikut:
1. analisis aliran daya pada kondisi tunak (steady state power flow analysis);
2. analisis hubung singkat;
3. analisis kestabilan frekuensi, transient, dan small signal;
4. analisis kualitas daya; dan
5. analisis pembebanan (dispatching).
CC 5.1.1 (Prosedur Penyambungan ada pada CC Sebelum mendapat persetujuan evaluasi, pengembang pembangkit listrik
4.0, dengan sub bab yang berbeda atau konsumen tenaga listrik harus menyiapkan dan mempresentasikan
seluruhnya dengan Aturan Jaringan kajian kelayakan proyek kepada perencana sistem PT PLN (Persero) dan
2020) pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) untuk direviu dan mendapat
persetujuan. Sebelum disetujui, pengembang pembangkit listrik atau
konsumen tenaga listrik harus memenuhi rekomendasi perbaikan yang
diberikan oleh perencana sistem PT PLN (Persero) dan pengelola operasi
sistem PT PLN (Persero) setelah proses reviu kajian kelayakan proyek.
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC 5.1.2 (Prosedur Penyambungan CC 5.1.2 Permintaan Evalusi Sambung (Connection Evaluation Request)
CC 5.1.2.1PROSEDUR PENYAMBUNGAN
ada pada CC 4.0, (CONNECTION
dengan CC 5.1.2.1 Pendaftaran CODE
Permintaan Evaluasi Sambung – CC)
untuk Pembangkitan
sub bab yang berbeda Pengembang pembangkit listrik harus mengajukan permintaan sambung kepada perencana sistem PT
seluruhnya dengan Aturan PLN (Persero). Dokumen permintaan evaluasi sambung paling sedikit harus berisi hal berikut:
Jaringan 2020) a. usulan titik sambung dan level tegangan;
b. usulan teknologi pembangkit;
c. usulan profil pembangkitan, termasuk rincian khusus energi maksimum dan minimum yang dipasok
pada titik sambung serta siklus pembangkitan untuk 24 (dua puluh empat) jam, 1 (satu) bulan, dan 1
(satu) tahun. Untuk unit pembangkit yang tergantung pada variasi musim, profil pembangkitan pada
setiap musim harus ditunjukkan. Profil pembangkitan tersebut harus jelas memuat periode
pemeliharaan dan penurunan pembangkitan yang diakibatkannya;
d. deskripsi dan jumlah unit pembangkit yang diusulkan, kemampuan kontrol unit tersebut, nilai energi
yang dihasilkan pada kondisi operasi minimum dan maksimum yang optimal, dan ramp rate;
CC 5.1.2.1 (Prosedur Penyambungan e. batas pembebanan minimum dan maksimum setiap unit pembangkit dan waktu yang diperlukan dari
ada pada CC 4.0, dengan asut gelap (black start) atau asut dingin (cold start) hingga mencapai pembebanan minimum;
sub bab yang berbeda f. estimasi penyesuaian yang diperlukan pada infrastruktur jaringan dan komponen pada titik sambung;
seluruhnya dengan Aturan g. estimasi jadwal pembangunan dan commercial operation date (COD); dan
Jaringan 2020) h. pernyataan bahwa pengembang pembangkit listrik memahami dan mematuhi semua syarat pada
Aturan Jaringan Sumatera.
Setelah menerima usulan permintaan evaluasi sambung, perencana sistem memberikan jawaban
kepada pengembang pembangkit listrik paling lambat 90 (sembilan puluh) hari. Untuk menjawab
permintaan evaluasi sambung, perencana sistem PT PLN (Persero) bekerja sama dengan pengelola
operasi sistem PT PLN (Persero) dalam mengevaluasi permintaan sambung.
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC (Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, dengan sub Jika usulan disetujui, pengembang pembangkit listrik dapat melanjutkan hal
5.1.2.1 PROSEDUR PENYAMBUNGAN
bab yang berbeda seluruhnya (CONNECTION
dengan Aturan Jaringan lain yang berhubungan CODE – CC)Jika usulan belum disetujui, hasil reviu
dengan proyek.
2020) harus menunjukkan bagian yang memerlukan penyesuaian oleh pengembang
pembangkit listrik agar dapat memenuhi semua syarat Aturan Jaringan
Sumatera. pengembang pembangkit listrik harus berkoordinasi dengan
perencana sistem PT PLN (Persero), pengelola transmisi PT PLN (Persero), dan
pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) untuk memenuhi penyesuaian
dimaksud hingga mendapat persetujuan.
CC (Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, dengan sub Pendaftaran Permintaan Evaluasi Sambung untuk Konsumen Tenaga Listrik
5.1.2.2 bab yang berbeda seluruhnya dengan Aturan Jaringan Permintaan evalusi sambung berlaku untuk konsumen tenaga listrik yang
2020) mengusulkan penyambungan ke jaringan. Konsumen tenaga listrik mengajukan
permintaan penyambungan melalui pengelola distribusi PT PLN (Persero).
Dokumen permintaan evaluasi sambung paling sedikit harus berisi hal berikut:
a. daya yang dibutuhkan;
b. usulan titik sambung dan level tegangan;
c. jenis pemanfaatan energi listrik;
d. deskripsi spesifikasi teknis peralatan yang akan tersambung;
e. konsumen tenaga listrik yang memiliki unit pembangkit (operasi paralel)
harus menyampaikan deskripsi dan jumlah unit pembangkit, kemampuan
kontrol unit pembangkit, nilai energi yang dihasilkan pada kondisi operasi
minimum dan maksimum yang optimal, ramp rate, dan spesifikasi teknis
generator yang akan paralel;
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
CC
PROSEDUR PENYAMBUNGAN (CONNECTION CODE – CC)
(Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, f. estimasi penyesuaian yang diperlukan pada infrastruktur jaringan dan
5.1.2.2 dengan sub bab yang berbeda seluruhnya komponen pada titik sambung;
dengan Aturan Jaringan 2020) g. estimasi jadwal pembangunan dan commercial operation date (COD);
dan
h. pernyataan konsumen tenaga listrik memahami dan mematuhi semua
syarat pada Aturan Jaringan Sumatera.
Pengelola distribusi PT PLN (Persero) memberikan jawaban kepada
konsumen tenaga listrik paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sejak menerima usulan permintaan evaluasi sambung.
CC (Prosedur Penyambungan ada pada CC 4.0, Untuk menjawab permintaan evaluasi sambung, pengelola distribusi PT
5.1.2.2 dengan sub bab yang berbeda seluruhnya PLN (Persero) bekerja sama dengan perencana sistem PT PLN (Persero),
dengan Aturan Jaringan 2020) pengelola operasi sistem PT PLN (Persero), dan pengelola transmisi PT
PLN (Persero) dalam mengevaluasi permintaan sambung. Jika usulan
disetujui, konsumen tenaga listrik dapat melanjutkan hal lain yang
berhubungan dengan proyek. Jika usulan belum disetujui, hasil reviu
harus menunjukkan bagian yang memerlukan penyesuaian oleh
konsumen tenaga listrik agar dapat memenuhi semua syarat Aturan
Jaringan Sumatera. konsumen tenaga listrik harus berkoordinasi dengan
pengelola distribusi PT PLN (Persero), pengelola transmisi PT PLN
(Persero), dan pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) untuk
memenuhi penyesuaian dimaksud hingga mendapat persetujuan.
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 5.2 Belum diatur Permintaan Sambung Setelah Konstruksi
CC 5.2.1 Belum diatur Setelah unit pembangkit, transmisi, atau GI selesai dibangun,
pengelola transmisi PT PLN (Persero) dan pengelola pembangkit
menyampaikan permohonan sambung untuk pemberian
tegangan (energize) kepada pengelola operasi sistem PT PLN
(Persero).
Permohonan sambung diajukan paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja sebelum tanggal pelaksanaan pemberian tegangan
(energize) titik sambung,……….
CC 5.2.2 Belum diatur Sebelum pemberian tegangan (energize) atau sinkron titik
sambung, pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen
tenaga listrik harus membuktikan kepada pengelola operasi
sistem PT PLN (Persero) bahwa pelaku usaha atau pemakai
jaringan dan konsumen tenaga listrik telah memenuhi semua
persyaratan Aturan Jaringan Sulawesi,…………..
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 5.2.3 Belum diatur Tanggung Jawab Pelaku Usaha atau Pemakai Jaringan dan Konsumen
Tenaga Listrik Sebelum tanggal pemberian tegangan (energize) pada
titik sambung,
pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik
harus:
a. memenuhi persyaratan penyambungan;…………
CC 5.2.4 Belum diatur Tanggung Jawab Pengelola Operasi Sistem PT PLN (Persero) Sebelum
tanggal pemberian tegangan (energize) pada titik sambung dan
setelah persyaratan penyambungan dipenuhi, pengelola operasi
sistem PT PLN (Persero) harus memastikan apakah fasilitas pelaku
usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik sepenuhnya
memenuhi persyaratan dalam Aturan Jaringan Sulawesi……….
CC 5.2.5 Belum diatur Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik dan
lembaga inspeksi teknik melakukan kesepakatan waktu pemeriksaan
titik sambung. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 5.2.6 Belum diatur Dalam hal lembaga inspeksi teknik menyatakan bahwa kondisi
titik sambung memenuhi persyaratan Aturan Jaringan Sulawesi
dan siap untuk pemberian tegangan (energize), lembaga
inspeksi teknik
menerbitkan rekomendasi pemberian tegangan (energize) dan
percobaan pembebanan dalam rangka pengujian sistem pada
titik sambung.
CC 5.2.7 Belum diatur Dalam hal lembaga inspeksi teknik telah menyatakan bahwa
titik sambung peralatan terkait lainnya tidak siap menerima
tegangan, pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen
tenaga listrik harus melakukan perbaikan seperlunya sehingga
dinyatakan sesuai dan layak diberi tegangan oleh lembaga
inspeksi teknik yang terakreditasi.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 5.3 Hanya menjelaskan kedua belah pihak Mekanisme Energize Titik Sambungan menjadi lebih detil
sepakat mengenai prosedur energize
C 5.3.1 Belum diatur Setelah lembaga inspeksi teknik menerbitkan rekomendasi pemberian
tegangan (energize) dan percobaan pembebanan dalam rangka pengujian
sistem pada titik sambung, pelaku usaha atau pemakai jaringan dan
konsumen tenaga listrik dan pengelola operasi sistem PT PLN (Persero)
melaksanakan prosedur pemberian tegangan (energize) yang telah disusun
dan disepakati bersama.
CC 5.3.2 Belum diatur Rekomendasi pemberian tegangan dan percobaan pembebanan dalam
rangka pengujian sistem dari lembaga inspeksi Teknik berlaku selama 7
(tujuh) hari kerja terhitung sejak terbitnya rekomendasi.
Apabila pelaksanaan pemberian tegangan (energize) melebihi durasi waktu
yang ditentukan, rekomendasi tersebut perlu diperbarui kembali.
CC 5.3.4 Belum diatur Proses pemberian tegangan (energize) dilakukan selama 24 (dua puluh
empat) jam atau sesuai dengan durasi yang diperlukan untuk jenis
peralatan yang diuji sebagai bagian dari pengujian sistem.
CC 5.3.5 Belum diatur Percobaan pembebanan yang dilakukan setelah proses pemberian
tegangan (energize) bertujuan antara lain untuk pengujian stability
peralatan proteksi, pengamatan hot spot pada terminasi titik sambung
www.pln.co.id |
primer, dan pengukuran kebisingan.
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CC 6 Sebelum energize fasilitas milik Pemakai Jaringan, Sebelum pemberian tegangan (energize) pada titik sambung,
Pemakai Jaringan harus menyampaikan semua data pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga
perencanaan dan pengoperasian fasilitasnya untuk listrik harus menyampaikan semua data yang diperlukan
memenuhi kebutuhan Aturan Perencanaan dan sesuai yang diatur dalam Aturan Kebutuhan Data kepada
Pelaksanaan Operasi. Setelah energize berlangsung, pengelola operasi sistem PT PLN (Persero). Selain itu, pelaku
Pemakai Jaringan berkewajiban untuk terus usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik
menyampaikan data yang diperlukan sesuai dengan harus menyampaikan revisi atas data operasi terdaftar yang
jadwal yang dinyatakan dalam Aturan Jaringan memperlihatkan perubahan yang terjadi pada titik sambung
dan/atau peralatan terkait lain
Semua Peralatan yang terhubung dengan jaringan Sebelum pemberian tegangan (energize) pada titik sambung,
transmisi harus menggunakan penomoran peralatan, dan pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga
kode identifikasi seperti dinyatakan dalam Appendix 3 listrik harus menyampaikan semua data perencanaan dan
Aturan Penyambungan ini. Persyaratan ini diberlakukan pengoperasian fasilitas untuk memenuhi persyaratan dalam
untuk semua Pemakai Jaringan dan P3B Sumatera. Aturan Perencanaan dan Pelaksanaan Operasi kepada
Pengaturan identifikasi ini dibuat untuk meminimalkan pengelola operasi sistem PT PLN (Persero). Setelah pemberian
kemungkinan kesalahan operator dalam pengoperasian tegangan (energize) pada titik sambung, pelaku usaha atau
oleh karena kesalahan pengertian dalam menangkap pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik harus tetap
instruksi menyampaikan data yang diperlukan sesuai dengan jadwal
yang ditentukan dalam Aturan Jaringanwww.pln.co.id
Sumatera. |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CCA 1 2.1 • Koordinasi setting proteksi dengan P3B. • Update proses bisnis koordinasi setting proteksi disesuaikan
• Belum diatur dengan organisasi dan pengelola aset terkini.
• Koordinasi setting proteksi tersebut berlaku untuk instalasi
baru, penggantian peralatan utama, atau penggantian relai
proteksi. Semua peralatan instalasi tenaga listrik yang
tersambung dengan jaringan harus diamankan dengan sistem
proteksi yang sesuai.
CCA1 2.2 • Belum diatur. a. Menambahkan waktu pemutusan gangguan pada level
tegangan 500 kV harus kurang dari atau sama dengan 90 ms.
b. Koordinasi waktu pemutusan gangguan dekat bus 20 kV
• Belum diatur. (dua puluh kilovolt) sebagai berikut:
1. gangguan phase ke phase, OCR incoming paling lama 1
s(satu second) dan penyulang (feeder) paling lama 700 ms (tujuh
ratus millisecond);
2. gangguan 1 (satu) phase ke tanah:
a) pembumian (grounding) langsung, GFR incoming
paling lama 1 s (satu second) .........; dan
b) pembumian (grounding) dengan tahanan rendah dan
tinggi, GFR incoming paling besar 50% (lima puluh
persen) dari waktu .............; www.pln.co.id |
Cod
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
e
CCA1 • Belum diatur e. proteksi kegagalan PMT (CBF protection) harus terpasang pada:
2.2
1. semua titik sambung 500 (lima ratus) kV;
2. semua titik sambung 275 (dua ratus tujuh puluh lima) kV;
3. semua titik sambung 150 (seratus lima puluh) kV dengan
500 (lima ratus) kV;
f. Update Security Index (SI) dan Dependability Index (DI) 99,5%
• SI dan DI 99.0%
CCA1 • 500 kV Belum diatur hanya 275 kV a. proteksi saluran 500 (lima ratus) kV dan 275 (dua ratus tujuh puluh
2.3.1
• Belum dilengkapi dengan gambar lima) kV:
www.pln.co.id
Gambar 3. Skema Proteksi 500 kV dan 275 kV Alternatif 1 |
Cod
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
e
CCA1 • Skema Belum diatur
2.3.1
www.pln.co.id |
Cod
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
e
CCA1 ii. dilengkapi dengan Relai Out-of-step 4. setiap distance relay harus dilengkapi dengan fitur power swing
2.3.1
utama dan cadangan, untuk memblok block yang berfungsi untuk mem-block bekerjanya distance relay
bekerjanya distance relay pada kondisi pada kondisi ayunan daya (power swing); dan
ayunan daya (power swing);
iii.setiap PMT terminal saluran transmisi
harus dilengkapi dengan proteksi
kegagalan PMT (circuit breaker failure
protection); dan,
• Belum diatur
Autoreclose merupakan relai independen (terpisah secara hardware)
yang memiliki kemampuan untuk trip dan reclose 2
(dua) PMT
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CCA1
2.3.2
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
CCA1 Belum lengkap Perubahan pada Proteksi Unit Pembangkit
2.3.3
CCA1 Belum diatur Bus protection tegangan ekstratinggi menggunakan duplikasi
2.3.4
(skema proteksi main A dan skema proteksi main B) dengan
manufaktur yang berbeda.
CCA1 Belum diatur. Menambahkan sub bab :
2.3.5,
2.3.6,
• Diameter Protection Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi
2.3.7, • Proteksi kegagalan PMT
2.3.8, • Direct Transfer Trip
2.3.10 • Proteksi Sistem
• Phasor Measurement Unit
CCA1 Belum diatur Perubahan aturan terkait peralatan DFR :
2.3.9
• Titik sambung yang harus dipasang DFR,
• Standarisasi penamaan Digital Input dan Analog Input,
• Sinkronisasi waktu,
• Remote akses oleh pengelola OPSIS,
• Kewajiban pemilik aset menyampaikan rekaman DFR kepada pengelola OPSIS
CCA2 Belum lengkap Update konvensi warna, Konvensi simbol, dan penambahan Meter revenue.
CCA3 Belum lengkap www.pln.co.id
Update pengukuran, telemetri dan remote control pada titik sambung |
Aturan Operasi Jaringan
– Operating Code (OC)
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
OC 3.1 aOC
Aksi3
governor unit pembangkit (regulasi primer) Aksi governor unit pembangkit (Pengendali primer)
OC 3.1 c Perintah Pusat Pengatur Beban ke Pembangkit untuk Perintah pengelola operasi sistem PT PLN (Persero)
menaikkan atau menurunkan titik setting governor ke unit pembangkit untuk menaikkan atau
dalam mengantisipasi perubahan beban menurunkan tingkat pembebanan unit pembangkit
dalam rangka mengantisipasi perubahan beban
OC 3.2 kesalahan waktu (time error) lebih dari 30 detik kesalahan waktu (time error) lebih dari 30 (tiga
puluh) detik setiap saat
OC 3.3 Governor Reaksi Cepat Unit Pembangkit belum Governor Reaksi Cepat Unit Pembangkit dibagi
disesuaikan jenis pembangkit menjadi Thermal dan Hydro
OC 9.2 Prosedur keselamatan kerja yang berhubungan dengan pemeliharaan Prosedur keselamatan kerja yang berhubungan dengan pemeliharaan
jaringan 66 kV, 150 kV dan 275 kV dijelaskan dalam dokumen jaringan 500 (lima ratus) kV, 275 (dua ratus tujuh puluh lima) kV, 150 (seratus
“Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik Tegangan lima puluh) kV, dan 66 (enam puluh enam) kV dituangkan dalam dokumen
Tinggi/ Ekstra Tinggi” yang berlaku di Sistem Sumatera. prosedur pelaksanaan pekerjaan pada instalasi listrik tegangan tinggi atau
ekstratinggi sistem Sumatera yang disusun oleh pemilik pekerjaan yaitu
pelaku usaha atau pemakai jaringan, konsumen tenaga listrik, pengelola
transmisi PT PLN (Persero), dan/atau pengelola operasi sistem PT PLN
(Persero).
OC 9.2 Setiap pemeliharaan terencana yang mengakibatkan pemadaman Setiap pemeliharaan terencana yang mengakibatkan pemadaman agar
agar diberitahukan ke Pemakai Jaringan terkait paling lambat diberitahukan ke pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga
seminggu sebelum pekerjaan dilaksanakan. listrik terkait, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan.
www.pln.co.id |
Code ATURAN JARINGAN 2008 ATURAN JARINGAN 2020
OC 9.2.1 d Personel Unit PelayananTransmisi (UPT) mengisi bagian terkait dari Formulir Personel pengelola transmisi PT PLN (Persero), pengelola operasi sistem PT
Rencana Kerja, kemudian mengirimkannya ke Koordinator Keselamatan PLN (Persero), pelaku usaha atau pemakai jaringan, atau konsumen tenaga
Kerja untuk disahkan, dan ke operator gardu induk yang bertanggung-jawab listrik menyampaikan formulir rencana kerja kepada koordinator
untuk memisahkan dan mentanahkan peralatan yang dimaksudkan; keselamatan kerja untuk disahkan dan ke operator GI yang bertanggung
jawab untuk memisahkan dan membumikan (grounding) peralatan;
OC 9.2.1 i Koordinator Keselamatan Kerja mensahkan selesainya kegiatan Operator koordinator keselamatan kerja mengesahkan selesainya kegiatan operator
gardu-induk dan mengembalikan Formulir Rencana Kerja ke Unit GI dalam formulir rencana kerja dan mengembalikannya kepada pemilik
PelayananTransmisi (UPT), menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai dan pekerjaan. Pemilik pekerjaan menyatakan bahwa pekerjaan telah selesai
energize peralatan dapat dilaksanakan. Personel Unit PelayananTransmisi dan pemberian tegangan (energize) peralatan dapat dilaksanakan. Personel
(UPT) kemudian memberi tahu Pusat Pengatur Beban atau Unit/Sub-Unit pengelola transmisi sistem PT PLN (Persero), pelaku usaha atau pemakai
Pengatur Beban bahwa peralatan dapat dioperasikan; dan, jaringan, atau konsumen tenaga listrik selanjutnya memberitahu pengelola
operasi sistem PT PLN (Persero) bahwa peralatan dapat dioperasikan; dan
OC 11.1 Dalam waktu tidak lebih dari 24 jam, Pemakai Jaringan yang … kejadian penting paling lambat 24 (dua puluh empat) jam
terlibat harus menyerahkan laporan tertulis final atas kejadian terhitung sejak kejadian penting.
tersebut Pelaku usaha atau pemakai jaringan dan konsumen tenaga listrik
harus menyampaikan laporan final kejadian penting paling lambat
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak kejadian penting, yang
memuat antara lain penyebab gangguan atau kejadian, jumlah
dan lamanya gangguan atau kejadian, dan rekomendasi apabila
terdapat perubahan prosedur operasi, kebutuhan pelatihan, atau
usulan perubahan ketentuan Aturan Jaringan Sumatera.
OC 12.1 Penyampaian hasil pengujian dan laporan-laporan lain terkait ke Penyampaian hasil pengujian dan laporan lain yang terkait kepada
pihak lain setelah pengujian berakhir, dalam jangka waktu yang pihak lain paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengujian berakhir;
wajar;
OC 12.4 Penyampaian laporan realisasi tahun sebelumnya paling lambat Penyampaian laporan realisasi tahun sebelumnya paling lambat
tanggal 31 Juli setiap tahun. tanggal 1 Maret setiap tahun.
Aturan Perencanaan dan
Pelaksanaan Operasi –
Schedule and Dispatch
Code (SDC)
Scheduling and Dispatch Code - SDC
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 1.0 Belum dijelaskan klasifikasi pembangkit Penambahan
berdasarkan model bisnisnya e. meliputi pengelola pembangkit, yang terdiri atas: pembangkit
PT PLN (Persero), pembangkit anak perusahaan, pembangkit
listrik swasta atau independent power producer (IPP),
pembangkit sewa, pembangkit konsumen tenaga listrik,
pembangkit power wheeling dan pembangkit excess power.
SDC 2.3 Belum diatur ………... Dalam hal diperlukan, terdapat revisi rencana atau jadwal
pemeliharaan unit pembangkit atau jaringan untuk periode 2 (dua)
tahun ke depan disampaikan paling lambat tanggal 1 November.
SDC 2.3 ….harus menyampaikannya kepada seluruh ……harus menyampaikannya kepada pelaku usaha atau pemakai
Pemakai Jaringan paling lambat 15 jaringan dan konsumen tenaga listrik paling lambat tanggal 1
Desember Desember. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 2.3 PLN Pembangkitan/Perusahaan Pembangkit harus Pengelola pembangkit atau pengelola transmisi PT PLN
menyampaikan setiap perubahan (revisi) dalam rencana (Persero) menyampaikan setiap perubahan (revisi)
tengah tahun pemeliharaannya paling lambat 1 April. rencana atau jadwal pemeliharaan paling lambat tanggal 1
Pusat Pengatur Beban harus sudah menerbitkan Revisi Mei tahun berjalan. Pengelola operasi sistem PT PLN
Rencana Pemeliharaan paling lambat 1 Juni. (Persero) menerbitkan revisi rencana atau jadwal
pemeliharaan unit pembangkit atau jaringan paling lambat
tanggal 1 Juni tahun berjalan
SDC 2.4 Belum diatur SDC untuk Instalasi Baru:
……instalasi baru yang ………..mempengaruhi pola operasi
atau konfigurasi sistem periode 2 (dua) tahun berikutnya
….. disampaikan ….. pengelola pembangunan PT PLN
(Persero) kepada pengelola operasi sistem PT PLN
(Persero) paling lambat tanggal 1 November.
…… perubahan pekerjaan (revisi) dalam rencana tengah
tahun paling lambat tanggal 1 Mei.
SDC 2.5 Tidak ada penyebutan angka LOLP c. Penyebutan angka LOLP yaitu 1 hari per tahun Studi
Belum diatur Sistem Tenaga Listrik
d. Apabila terjadi ketidakcukupan daya, pengelola operasi
sistem PT PLN (Persero) harus memberitahu pemilik
instalasi yang terkait dalam hal untuk mengatasi
ketidakcukupan tersebut pemilik instalasi harus
melakukan proses investasi. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 2.6 ROT… paling lambat 20 Desember ROT …paling lambat tanggal 15 Desember dan revisi final tengah tahun rencana operasi
dan revisi final tengah tahun rencana tahunan harus sudah diterima paling lambat tanggal 15 Juni tahun berjalan.
operasional paling lambat 15 Juni
tahun berikutnya.
SDC 5.1 EBT Belum diatur Pengelola pembangkit EBT intermiten yang
terkoneksi ke jaringan transmisi harus
menyampaikan kepada pengelola operasi sistem PT
PLN (Persero)………….
SDC 5.4 Pertimbangan rugi-rugi jaringan dan kendala Sistem Pertimbangan rugi-rugi jaringan dan kendala sistem
pada tegangan 275 kV dan 150 kV harus pada tegangan 500 (lima ratus) kV, 275 (dua ratus
terakomodasikan pada prosedur pelaksanaan tujuh puluh lima) kV, 150 (seratus lima puluh) kV,
dispatch harian. dan 66 (enam puluh enam) kV harus terakomodir
pada prosedur rencana operasi harian.
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 5.5 a. pembangkitan daya aktif (MW) setiap a. pembangkitan daya aktif (MW) dan daya reaktif
setengah jam masing-masing unit pembangkit (MVAR) setiap setengah jam atau resolusi waktu
termal, termasuk waktu-waktu start up dan yang ditetapkan oleh pengelola operasi sistem PT
shut down PLN (Persero) untuk masingmasing unit
pembangkit termal, termasuk waktu start up dan
Shutdown;
SDC 5.5 b. pembangkitan total daya aktif (MW) setiap b. pembangkitan total daya aktif (MW) dan daya
setengah jam dari pembangkit- pembangkit hidro; reaktif (MVAR) setiap setengah jam unit
pembangkit hidro
SDC 5.5 c. pembangkitan total daya aktif (MW) setiap c. pembangkitan total daya aktif (MW) dan daya
setengah jam dari pembangkit-pembangkit reaktif (MVAR) setiap setengah jam atau resolusi
berenergi terbarukan; waktu yang ditetapkan oleh
pengelola operasi sistem PT PLN (Persero) untuk
unit pembangkit EBT termasuk Pembangkit EBT
intermiten
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 5.5 Belum diatur i. rencana pembangkitan dan pembebanan konsumen tenaga listrik yang
memiliki unit pembangkit paralel dan power wheeling;
SDC 5.5 Belum diatur l. resolusi waktu rencana operasi harian dapat ditetapkan berbeda oleh pengelola
operasi sistem PT PLN (Persero) sesuai dengan kebutuhan sistem.
SDC 6.1 d. perubahan pembangkitan Penambahan :
hidro akibat perubahan aliran d. menurunkan pembebanan (curtail) atau mengeluarkan unit pembangkit EBT
air masuk yang tidak intermiten untuk kebutuhan keamanan sistem;
diperkirakan; dan e. perubahan pembangkit hidro akibat perubahan aliran air masuk yang tidak
diperkirakan; dan
Belum diatur f. pemasukan atau pengeluaran transmisi, trafo, atau peralatan kompensator
reaktif untuk mengatasi masalah kapasitas jaringan (grid).
Belum diatur
SDC 6.2 Belum diatur Penambahan :
c. lonjakan perubahan beban yang drastis pada unit pembangkit EBT intermiten
akibat perubahan cuaca (angin dan cahaya matahari).
e. terjadi gangguan transmisi yang menyebabkan perubahan konfigurasi; dan
SDC 7.5.2 Belum diatur K. perintah untuk mengurangi pembebanan (curtailment) unit pembangkit EBT
intermiten. www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SDC 7.4 Belum diatur Pemberian Izin untuk Pengeluaran Peralatan
Transmisi Pengelola transmisi PT PLN (Persero)
harus melaporkan kepada pengelola operasi sistem
PT PLN (Persero) dalam hal terdapat permasalahan
pada peralatan transmisi backbone 500 (lima ratus)
kV atau 275 (dua ratus tujuh puluh lima) kV yang
dapat menyebabkan keluarnya peralatan transmisi
atau perubahan konfigurasi…………
SDC.8.1 d. beberapa hal yang dapat disimpulkan atau hal d. ringkasan dan catatan mengenai pengoperasian
baru yang merupakan pelajaran (apabila ada); sistem termasuk data pembangkitan dan switching
www.pln.co.id |
Aturan Setelmen –
Settlement Code (SC)
Settlement Code
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
SC 2.0 Belum diatur • Penambahan proses verifikasi berbasis aplikasi
• Penambahan proses perhitungan yang dilakukan
oleh masing-masing pihak
SC 2.2 Belum diatur Penambahan struktur pembayaran: Tidak terbatas
pada kapasitas, energi dan ancillary services
Pembayaran atas energi diperhitungkan dari total
perintah dispatch dikurangi saat kondisi pembangkit
derating dengan sumber data meter transaksi.
Energi yang dibangkitkan di atas perintah dispatch
tidak diperhitungkan.
SC 2.4 Belum diatur Penambahan proses untuk pemanfaatan jaringan
bersama dan interkoneksi dengan sistem lain
SC 4.0 • Belum diatur • Penambahan penggunaan aplikasi untuk proses
• 9 Hari verifikasi;
• 3 Tahun • Perubahan waktu cut off proses (7 hari);
• Belum diatur • data terkait transaksi dipertahankan maksimum 5
tahun terakhir;
• Penambahan klausul pemrosesan data energi
impor pembangkit dari grid www.pln.co.id |
Aturan Pengukuran –
Metering Code (MC)
Metering Code
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
www.pln.co.id |
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
MC 1.2 Belum seragam Penambahan urutan kanal perekaman dan
interval untuk acuan keseragaman
Mengatur ketelitian Generator < 10 MW Tidak ada kategori khusus untuk ketelitian alat
pengukuran untuk Generator >10 MW dan <10
MW, semua yang terhubung ke grid, alat
pengukurannya harus menyesuaikan ke kelas kWh
0.2 dan kelas kVARh 2 Penyederhanaan kategori
kelas
MC 1.3.4 Masih diatur Toleransi ketelitian antara Display dan Register
(hasil rekaman) dihapus karena semua data
mengacu pada register (hasil rekaman) tidak
mengakomodir data visual
MC 1.2.5 Toleransi masih diatur Semua meter harus memiliki fasilitas sinkronisasi
dengan GPS atau ke server (Network Time
Protocol); www.pln.co.id |
toleransi dihapuskan (untuk penyeragaman)
Code Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
MC 2.1 Belum diatur Penambahan bahwa Meter Transaksi yang terpasang di
Konsumen besar harus memiliki fitur perekaman power
quality
MC 2.2.1 Hanya menyarankan Mewajibkan Trafo arus dan trafo tegangan untuk meter
utama dan pembanding menggunakan belitan atau inti
yang terpisah
MC 2.2.2 Belum diatur Penambahan klausul agar pemilik aset transmisi
menginfomasikan ke pengelola operasi sistem untuk setiap
kegiatan penggantian trafo instrumen dengan rasio sesuai
rekomendasi.
MC 2.3.2.1 Menggunakan saluran telepon tersendiri Update teknologi telekomunikasi menjadi penggunaan
(dedicated line) modem dan saluran telepon diganti dengan penggunaan
port komunikasi Ethernet dan serial
MC 2.4.1 Berbeda lokasi Meter utama dan meter pembanding harus dipasang sisi
neto
(setelah step up transformer) dalam 1 (satu) lokasi.
www.pln.co.id |
Aturan Kebutuhan Data
– Data Requirement
Code (DRC)
Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020
Dataa.Requirement Code
DRC1.0 Kebutuhan Data Spesifik DRC Kebutuhan Data Spesifik
Data Desain Unit Generator 1.0 a. Data Desain Unit Pembangkit
b. Data Setting Unit Generator b. Data Setting Unit Pembangkit
c. Parameter Respons Unit Generator c. Parameter Respons Unit Pembangkit
d. Data Instalasi Pemakai Jaringan d. Data Instalasi Pelaku Usaha atau Pemakai
e. Data setting Instalasi Pemakai Jaringan Jaringan dan Konsumen Tenaga Listrik
f. Karakteristik Beban di Titik Sambungan e. Data Setting Instalasi Pelaku Usaha atau
Pemakai Jaringan dan Konsumen Tenaga
Listrik
f. Karakteristik Beban pada Titik Sambung
DRC 4.0 Data yang Tidak Disampaikan DRC Data yang Tidak Disampaikan
3.0
Tabel Aturan Jaringan 2008 Aturan Jaringan 2020 Perbedaan
Tabulasi 1.
Tabel 1 Data Desain Unit Pembangkit sama
Data Desain Unit Pembangkit
Tabel 20:
Tabel 2 - Data Pengujian/Pengukuran Parameter Dinamik baru
Pembangkit
Tabulasi 2. Tabel 21:
Tabel 3 sama
Data Setting Unit Pembangkit Data Setting Unit Pembangkit
Tabel 21:
Tabel 4 - Data Requirement for Generator and Grid Relay baru
Coordination
Tabulasi 3. Tabel 22:
Tabel 5 sama
Parameter Respon Unit Pembangkit Parameter Respons Unit Pembangkit
Tabel 23:
Tabulasi 4.
Tabel 6 Data Instalasi Pelaku Usaha atau Pemakai sama
Data Instalasi Pemakai Jaringan
Jaringan dan Konsumen Tenaga Listrik
Tabel 24:
Tabulasi 5.
Tabel 7 Data Setting Instalasi Pelaku Usaha atau sama
Data Setting Instalasi Pemakai Jaringan
Pemakai Jaringan dan Konsumen Tenaga Listrik
Tabulasi 6. Tabel 25:
Tabel 8 sama
Karakteristik Beban Karakteristik Beban pada Titik Sambung
Terima Kasih