031: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.031: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
BATERAI SEKUNDER LITHIUM ION
UNTUK PENGGUNAAN KONSUMEN INDIVIDU
(Consumer Application)
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M- 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Susunan Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0008.K/GM/2019
1. Ir. Rudy Setyobudi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota
2. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
4. Ir. Muhammad Rusli, M.M., M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
6. Ir. Nyoman S. Astawa, M.B.A. : Sebagai Anggota
7. Ir. A. Y. Harimurti Nugraha : Sebagai Anggota
8. Haryo Lukito, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
9. Firdaus Solihin, S.T. : Sebagai Anggota
10. Iman Faskayana, S.T., M.M. : Sebagai Anggota
11. Alam Awaludin, S.T. : Sebagai Anggota
12. Ignatius Rendroyoko, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
13. Andreas Heru Sumaryanto, S.T. : Sebagai Anggota
14. Rahmat Heru Basuki, S.T. : Sebagai Anggota
Daftar Isi
i
SPLN D3.031: 2020
ii
SPLN D3.031: 2020
Daftar Gambar
Gambar 1. Topologi internal suatu sistem baterai penyimpan energi......................................6
Daftar Tabel
Tabel 1. Tipe baterai berdasarkan kapasitas energi baterai ...................................................7
Tabel 2. Efisiensi Ah baterai pada SoC yang berbeda pada suhu acuan ................................7
Tabel 3. Besaran arus pengisian berdasarkan kapasitas baterai ............................................8
Tabel 4. Jumlah sampel uji Jenis..........................................................................................12
Tabel 5. Jumlah contoh uji pada pengujian serah terima ......................................................14
Tabel 6. Mata Uji, Acuan pengujian ......................................................................................15
iii
SPLN D3.031: 2020
Prakata
Standar ini adalah revisi dari SPLN D3.031: 2018, yang berisi pedoman umum dan
persyaratan untuk menentukan spesifikasi teknis, pembuatan dan pengujian baterai
sekunder jenis Lithium Ion bagi pabrikan/perakitan dan lembaga pengujian. Tegangan input
baterai berada pada rentang 12,8 V ~ 16 V DC. Tegangan output baterai sebesar 12 V DC
dan atau 230 V AC dengan frekuensi 50 Hz.
Dengan diterbitkannya standar ini maka SPLN D3.031: 2018 dinyatakan tidak berlaku lagi.
v
SPLN D3.031: 2020
1. Ruang lingkup
Standar ini memberikan informasi yang berkaitan dengan persyaratan umum dan metode uji
baterai sekunder jenis Lithium Ion (Li-Ion).
Standar ini berlaku untuk baterai sekunder jenis Lithium Ion (Li-Ion) yang digunakan sebagai
penyimpan energi guna menyuplai listrik beban rendah bagi konsumen individu dan
bangunan sederhana perdesaan namun tidak terbatas sebagai sumber energi instalasi listrik
atau peralatan lainnya.
2. Tujuan
Sebagai pedoman umum dalam penyusunan spesifikasi teknis, pembuatan dan pengujian
untuk pabrikan/perakitan serta lembaga pengujian.
3. Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, ketentuan mengikuti standar dan
referensi berikut. Dalam hal terjadi perubahan, maka dapat mengikuti edisi terakhir.
a. SNI IEC 61427-1:2013, Sel dan baterai sekunder untuk penyimpanan terbarukan -
Persyaratan umum dan metode uji – Bagian 1 : Aplikasi pada fotovoltaik off grid;
b. SPLN T6.001: 2013, Tegangan – tegangan standar;
c. IEC 61683:1999, Photovoltaic systems - Power conditioners - Procedure for measuring
efficiency;
d. IEC 62109-2:2011, Safety of power converters for use in photovoltaic power systems -
Part 2: Particular requirements for inverters;
e. IEC 62281:2012, Safety of primary and secondary lithium cells and batteries during
transport;
f. IEC 62620:2014, Secondary cells and batteries containing alkaline or other non-acid
electrolytes - Secondary lithium cells and batteries for use in industrial application;
g. IEC 61960-3:2017, Secondary cells and batteries containing alkaline or other non-acid
electrolytes - Secondary lithium cells and batteries for portable application - part 3:
Prismatic and cylindrical lithium secondary cells, and batteries made for them;
h. IEC 62619:2017, Secondary cells and batteries containing alkaline or other non-acid
electrolytes – Safety requirments for secondary lithium cells and batteries, for use in
industrial applications.
1
SPLN D3.031: 2020
Kuantitas listrik atau kapasitas baterai yang diperoleh dengan mengintegrasikan arus
pelepasan muatan dalam Ampere terhadap waktu dalam jam.
Beberapa sel baterai atau modul yang dihubungkan secara listrik baik seri ataupun paralel.
Suatu sistem rangkaian elektronik yang berfungsi untuk memonitor dan/atau mengatur
kondisi baterai, memutus baterai dari rangkaian luar untuk menghindari overcharge atau
overdischarge.
Dua atau lebih dari sel sekunder yang tersambung bersama dan digunakan sebagai
pemasok energi listrik. Baterai ini harus diisi muatan sebelum siap digunakan dan baterai
atau sel sekunder ini bisa diisi ulang.
Suatu proses untuk memaksimalkan kapasitas battery pack (khususnya yang terdiri dari
beberapa sel baterai yang terhubung seri) dengan mengatur agar seluruh baterai sel
memiliki level muatan yang sama.
Metode pengisian baterai dengan menjaga aliran arus dan tegangan secara konstan yang
diatur oleh BMS.
Kemampuan dari sel atau baterai mempunyai ketahahan beroperasi dalam kondisi spesifik
selama periode waktu minimal atau penggunaan berulang.
2
SPLN D3.031: 2020
Jumlah muatan listrik yang terpakai dibandingkan dengan jumlah muatan yang tersedia pada
laju pelepasan yang sama. DoD dinyatakan dalam persen.
Jumlah muatan listrik yang dinyatakan oleh pabrikan pada sebuah sel atau baterai, yang
dapat dipasok pada kondisi acuan (initial discharge rate) yang ditetapkan setelah pengisian
penuh. Nilai ini umumnya dinyatakan dalam Ampere-hours (Ah).
Jumlah perkiraan muatan listrik yang dapat diambil dengan jumlah arus pemakaian konstan
tertentu yang dibutuhkan sejak dari kondisi penuh. Nilai ini umumnya dinyatakan dalam
Ampere-hours (Ah).
Ukuran laju pengisian atau pelepasan muatan baterai relatif terhadap kapasitasnya. Arus
pengisian dan pelepasan (dalam Ampere) sering diberikan dalam xC dimana
xC (A) = kapasitas baterai (Ah) / (1/x) jam.
4.13. Modul
Sejumlah sel yang terhubung secara elektrikal dalam konfigurasi seri dan/atau paralel
dengan atau tanpa peralatan proteksi dan monitoring.
Lamanya waktu operasi baterai sekunder menerima energi listrik dari luar yang diubah
menjadi energi kimia.
CATATAN:
Pengisian muatan listrik didefinisikan dengan maksimum dari tegangan, arus dan lamanya pengisian.
3
SPLN D3.031: 2020
Sel baterai sekunder, dimana energi listrik disalurkan melalui reaksi insertion/extraction dari
Lithium ion atau reduction/oxidation (redox) dari Lithium ion antara elektroda negatif dan
elektroda positif.
Sel yang memiliki bentuk silinder atau tabung dimana total tinggi sama atau lebih besar dari
besar diameternya.
Bagian dari baterai yang menghasilkan energi listrik arus searah yang terjadi dari proses
reaksi kimia, memiliki polaritas tegangan dan kapasitas.
Kumpulan dari beberapa sel atau modul atau battery pack yang memiliki tipe sama yang
dihubungkan secara listrik baik seri ataupun paralel dengan dilengkapi battery management
system.
Jumlah muatan listrik dari kapasitas penuh yang masih tersedia untuk pelepasan berikutnya.
SoC dinyatakan dalam persen (% SoC = 100 % - % DoD).
Nilai tegangan yang sesuai untuk digunakan mengidentifikasi tegangan dari suatu sel atau
baterai.
Pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe yang mewakili suatu jenis desain
baterai yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah jenis tersebut
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar ini.
4
SPLN D3.031: 2020
Pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap setiap unit produk yang diproduksi
dalam rangka memisahkan produk yang cacat.
Pengujian yang dilakukan pada sejumlah sampel produk yang diambil secara acak (random)
dari sejumlah produk yang diserah-terimakan.
Unit PT PLN (Persero) yang berwenang melakukan pengujian dan menerbitkan sertifikasi.
Satuan energi yang digunakan dalam mengukur kapasitas baterai, setara dengan satu watt
output daya selama satu jam.
5.1. Umum
Baterai penyimpan energi adalah suatu sistem baterai yang terdiri dari komponen utama
yaitu sejumlah sel baterai Lithium Ion yang di rangkai secara elektrikal, Battery Management
System (BMS) dan peralatan penunjang. Peralatan penunjang antara lain sakelar daya, I/O
(Input/Output) connector dan indikator visual. Gambar 1 menunjukkan topologi internal suatu
sistem baterai penyimpan energi.
5
SPLN D3.031: 2020
5.3.1. Kapasitas
6
SPLN D3.031: 2020
Konfigurasi
Kapasitas Energi
Tipe Prismatik
(Wh) Silinder
(pouch)
I 300 4SXP -
II 500 4SXP 4SXP
III 1000 - 4SXP
CATATAN:
1. S = Rangkaian Seri;
2. P = Rangkaian Paralel;
3. X = Jumlah Modul;
4. Selain untuk penggunaan rumah dengan instalasi arus searah (DC), dapat menggunakan
kapasitas dan konfigurasi di luar Tabel 1.
5.3.2. Tegangan
Efisiensi pengisian dapat di lihat dari banyaknya rasio listrik yang disalurkan selama
pelepasan dari sel atau baterai dan banyaknya listrik yang dibutuhkan untuk mengembalikan
SoC awal pada kondisi tertentu (lihat IEC 61427-1:2013 butir 5.2).
CATATAN :
Banyaknya listrik dinyatakan dalam ampere-hours (Ah).
Apabila data dari pabrikan baterai tidak tersedia, efisiensi pengisian dapat diasumsikan pada
Tabel 2 di bawah.
Tabel 2. Efisiensi Ah baterai pada SoC yang berbeda pada suhu acuan
dan DoD harian kurang dari 20 % dari kapasitas pengenal
7
SPLN D3.031: 2020
Battery pack harus dilengkapi dengan Battery Management System (BMS) yang terintegrasi.
BMS berfungsi untuk memastikan baterai beroperasi pada kondisi yang sesuai dengan
spesifikasi baterai (safe operation condition). BMS harus terdiri dari komponen-komponen
yang merupakan komponen kelas industrial. Rentang tegangan input BMS berada pada
rentang 12,8V ~ 16V DC;
2. Pengendalian (controlling):
a. Mengendalikan tegangan output battery pack sebesar 12 V DC;
b. Memiliki pengaturan (setting) charge current limit dan menghentikan proses
pengisian battery pack dari charger jika arus pengisian melebihi charge current limit.
Level arus pengisian battery pack berada pada rentang 0,3 C – 0,5 C (kapasitas
arus dalam satu jam) atau setara dengan 2 – 3 jam waktu pengisian;
c. Memiliki pengaturan (setting) discharge current limit dan memutus battery pack dari
instalasi jika arus output melebihi discharge current limit;
d. Mengatur proses charging dengan metode Constant Current – Constant Voltage
(CC-CV);
e. Mengatur proses cell balancing.
Rentang Arus
Kapasitas Energi
Tipe Pengisian
(Wh) (A)
I 300 7,5 – 12,5
II 500 12,5 – 20,8
III 1000 25 – 41,7
3. Pengamanan (protection):
a. Memutus battery pack dari charger jika tegangan pengisian melebihi batas
tegangan maksimum;
b. Memutus battery pack dari charger atau instalasi jika suhu baterai melebihi batas
maksimum (aman) yaitu 50 oC;
c. Menghentikan proses pengisian battery pack jika SoC telah mencapai 100% untuk
menghindari overcharge. Pada proses discharging, memutus battery pack dari
instalasi jika SoC telah mencapai 10% untuk menghindari overdischarge dan
menjaga umur baterai;
8
SPLN D3.031: 2020
5.5. Inverter
Sakelar daya adalah mekanisme untuk menyambung dan memutus baterai. Sakelar daya
berupa soft push button yang memicu sakelar utama yang dapat berbentuk elektronik atau
mekanik.
Jika baterai memiliki output AC maka harus ada penambahan sakelar daya khusus untuk
output AC yang memiliki lampu indikator.
Socket terminal input dan output disesuaikan dengan konektor peralatan pengisian dan
beban.
9
SPLN D3.031: 2020
Selungkup sistem baterai (battery pack) terbuat dari material kokoh yang mampu melindungi
sel baterai atau battery pack dan seluruh peralatan pendukungnya dari kondisi shock.
Material selungkup terbuat dari bahan yang kokoh (mengacu pada pengujian termal
mekanikal Tabel 6 nomor IV), tahan terhadap korosi dan tahan terhadap lingkungan ekstrim
sehingga tidak mudah mengalami korosi termasuk akibat kebocoran dari sel baterai.
Material harus bermutu tinggi guna memenuhi aspek keamanan (safety) antara lain bersifat
flame retardant dan tahan terhadap suhu tinggi yang berasal dari dalam dan luar selungkup.
Desain selungkup sistem baterai memiliki tingkat perlindungan selungkup dengan Indeks
Proteksi IP54.
Selungkup sistem baterai harus mudah dalam pengoperasian/penggunaan sehingga
penempatan peralatan pendukung seperti connection port, power switch dan indikator visual
sangat perlu mendapatkan perhatian.
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan antara lain estetika (sederhana dan praktis),
ergonomis untuk kemudahan handling dan ramah lingkungan.
Identification Number (ID) atau Nomor Identifikasi baterai merupakan nomor seri dari baterai
penyimpanan energi. ID Nomor baterai ini menggunakan cara cetak tempa atau timbul
(embossing) pada bagian panel depan casing dan ID tersimpan juga dalam memori BMS.
Papan nama dapat ditempatkan pada sisi lain dari panel baterai penyimpanan energi.
Bahan papan nama harus terbuat dari bahan non-konduktif dan terpasang sedemikian rupa
agar tidak mudah lepas/hilang.
10
SPLN D3.031: 2020
6. Pengujian
Pengujian di dalam standar ini meliputi pengujian jenis, pengujian rutin, dan pengujian serah
terima.
Dalam melakukan pengujian, total akurasi yang dijaga ataupun diukur nilainya, harus
mengacu pada spesifikasi atau parameter aktual dengan toleransi mengacu lihat
IEC 62619:2017.
Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe dari suatu tipe
baterai yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah desain baterai tersebut
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan standar ini.
Baterai yang akan diuji memiliki umur tidak boleh lebih dari 6 (enam) bulan terhitung setelah
tanggal produksi. Sistem baterai dinyatakan lulus pengujian jenis jika memenuhi semua
persyaratan pengujian yang tercantum pada Tabel 6.
Jika baterai dilengkapi dengan output tegangan AC maka perlu dilakukan pengujian
terhadap inverter.
Sertifikat pengujian jenis hanya berlaku untuk tipe baterai (sesuai dengan Tabel 1) yang diuji
dan tidak berlaku untuk tipe lainnya.
11
SPLN D3.031: 2020
Sel Sistem
No Kategori Item Pengujian
Baterai1) Baterai2)
9 Efisiensi pengisian 5 5
13 Thermal abuse R -
18 Vibration R ** R**
19 Tegangan output 1
Keterangan :
R = sesuai permintaan (minimum 1);
R* = jumlah sampel sesuai dengan 62619:2017 butir 6.2;
R** = Jumlah sampel sesuai dengan IEC 62281:2012 butir 5.3;
R*** = Jumlah sampel sesuai dengan IEC 62620:2014 butir 7.2;
1) Sel silinder pada satu arah, sel prismatik pada 2 arah, lihat IEC 62619:2017 butir 7.2.2;
2) Pengujian pada sistem baterai dengan satu jenis kontrol atau proteksi untuk mengontrol tegangan
pengisian.
12
SPLN D3.031: 2020
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh baterai
yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan
standar.
Mata uji rutin tercantum pada Tabel 6 dan dilakukan oleh pabrikan.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan bersama unit baterai.
Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil
secara acak dari sejumlah baterai yang akan diserahterimakan ke PLN.
Mata uji pengujian serah-terima tercantum dalam Tabel 6, dengan catatan PLN dapat
menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik pada proses
pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian yang dilakukan
terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN maupun pabrikan.
Jumlah sampel uji yang diperlukan untuk uji serah terima dapat dilihat pada Tabel 5.
a. Sampel baterai dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada Tabel 6
berhasil baik;
b. Seluruh baterai yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji hasilnya baik;
c. Pengujian serah terima dinyatakan gagal dan semua baterai yang akan
diserahterimakan ditolak jika terdapat >1 (lebih dari satu) sampel mengalami kegagalan.
d. Pengujian serah terima dapat diulang dengan mengambil sampel baru, jika 1 (satu)
sampel mengalami kegagalan.
13
SPLN D3.031: 2020
e. Terhadap kelompok baterai pada butir d), pabrikan atau pemasok harus segera
melakukan evaluasi terhadap kelompok baterai sebelum pengambilan sampel baru.
Adapun jumlah sampel pada pengujian ini sejumlah 2 (dua) kali jumlah pada Tabel 5
dan tidak boleh ada yang gagal.
Jumlah
Jumlah Contoh Uji
Unit Baterai Yang Diserahkan (N)
N ≤ 300 5
300 < N ≤ 2000 10
2000 < N ≤ 5000 15
N > 5000 20
Untuk item uji pemeriksaan visual dan penandaan mengikuti syarat-syarat sebagai berikut:
a. Jumlah sampel untuk pengujian visual dan mutu penandaan terdiri dari 3 buah sel
baterai dan 3 buah sistem baterai.
b. Permukaan sel baterai dan sistem baterai, harus terlihat baik, lurus dan tidak cacat serta
dilengkapi dengan penandaan sesuai persyaratan pada butir 5.10 dan 5.11.
c. Dimensi sel baterai dan sistem baterai diukur menggunakan alat ukur sigmat atau
jangka sorong yang terkalibrasi dengan toleransi kesalahan pembacaan alat sebesar
± 1 %.
d. Pengujian dinyatakan memenuhi standar ini jika pengamatan visual baik dan tidak cacat
serta dimensi sel baterai dan modul baterai masih masuk dalam nilai toleransi yang
dipersyaratkan.
e. Penandaan pada beterai digosok selama 15 detik dengan menggunakan kain yang
dibasahi air dan setelah kering digosok lagi selama 15 detik dengan kain yang dibasahi
dengan cairan petroleum spirit, selanjutnya dikeringkan di udara dan kemudian diperiksa
secara visual.
f. Pengujian dinyatakan memenuhi standar ini jika sampel uji setelah digosok sesuai
perlakukan tersebut di atas penandaannya masih jelas terbaca.
Untuk item uji lainnya dapat dilihat pada metode uji/acuan/persyaratan yang terdapat pada
Tabel 6.
CATATAN:
Petroleum spirit yang digunakan untuk uji ini harus n-Hexane (C6H14 - alkane C6) dengan awal titik didih 65 °C,
titik kering sekitar 69 °C, kepadatan 0,7 kg / l dan aromatic hydrocarbon maksimum terdiri dari 0,1 % per volume.
14
SPLN D3.031: 2020
15
SPLN D3.031: 2020
Keterangan:
1) keterangan pengujian jatuh sebagaimana terlampir pada Lampiran.
7. Penyimpanan
8. Pengemasan
Tujuan dari pengemasan adalah untuk menghindari kerusakan mekanik yang dapat terjadi
selama proses transportasi, penanganan dan penyimpanan. Penting diperhatikan bahwa
pengemasan mencegah kerusakan sel baterai dan baterai karena benturan/goncangan
selama dalam transportasi serta mencegah terjadinya hubung singkat listrik dan korosi yang
tidak diinginkan pada baterai. Kerusakan atau hubung singkat eksternal dapat
mengakibatkan terjadinya kebocoran, pecah, ledakan atau kebakaran. (IEC 62281:2012
butir 7).
Pada saat sel atau baterai lithium ditransportasikan, untuk alasan keselamatan
direkomendasikan untuk menggunakan kemasan asli atau kemasan yang memenuhi
persyaratan pada IEC 62281:2012 butir 4.3 dan 6.6.
Penanganan khusus harus dilakukan pada saat pembongkaran dan harus memperhatikan
petunjuk dari pabrikan.
9. Transportasi
Transportasi baterai mengacu pada standar IEC 62281:2012 pada butir 7.3.
16
SPLN D3.031: 2020
17
Pengelola Standardisasi: