Anda di halaman 1dari 38

STANDAR SPLN D3.

033-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0004.P/DIR/2020

PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

i
STANDAR SPLN D3.033-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0004.P/DIR/2020

PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch

Disusun oleh:

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019

Kelompok Kerja Standardisasi


Peralatan Switching/Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah
dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0225.K/GM-PUSLITBANG/2019

Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
h
PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN D|REKS| PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 0004.P/D|R/2020

TENTANG

sPLN D3.033-t
PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
BAGIAN 1 _ POLE MOUNTED LOAD BREAK SWITCH

DIREKST PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa untuk kepentingan keselamatan kerja, kemudahan


dalam perencanaan dan pengorganisasian sistem dan
peralatan tenaga listrik, dipandang perlu untuk
menerbitkan SPLN D3.033-1 Peralatan Sakelar Pada
Jaringan Tegangan Menengah Bagian 1: Pole Mounted
Load Break Switch ,
b bahwa setelah melalui pembahasan dan persetujuan
Direksi, Draft Standar Final (DSF) SPLN D3.033-1 yang
disusun oleh Kelompok Standardisasi Bidang Distribusi,
dipandang telah memenuhi syaral untuk disahkan menjadi
SPLN D3.033.1;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang SPLN D3.033-1
Peralatan Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch.

Mengingat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan


Usaha Milik Negara;
2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas;
3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik
Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);
E Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran
Badan Usaha Milik Negara;

6. Peraturan

-r7--A
*// ,lL
Paraf
*

PLN
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2014,
7. Peraluran Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
211|MBU|1012015 tentang Pengangkatan Anggota-
anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1381MBU10712017 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
109/MBU/05i2019 tentang Pemberhentian, Pengalihan
Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
3251MBU11212019 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
033.l(DlRy2005 tentang Penetapan PT pLN (persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai
Penanggung Jawab Kegiatan Standardisasi di Lingkungan
PT PLN (Persero);
14. Keputusan Direksi PT pLN (persero) Nomor
304.I(DlRy2009 tentang Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan pT pLN (persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi pT pLN (persero) Nomor
0297.PtDtN2016;
1 5. Peraturan . ..

Paraf u
h
PLN
'15. Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor
0051.P/DlRy2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT
PLN (Persero) sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0101.P/DlFy20"l9 dan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0220.P/DlR/201 9.

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


D3.033-.1 PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN
TEGANGAN MENENGAH BAGIAN 1: POLE MOUNTED LOAD
BREAK SWITCH.

PERTAMA Mengesahkan SPLN D3.033-1 Peralatan Sakelar Pada


Jaringan Tegangan Menengah Bagian 1: Pole Mounted Load
Break Switch sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan ani.

KEDUA SPLN D3.033-1 sebagaimana dimaksud dalam Diktum


PERTAMA diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan
Anak Perusahaan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain


yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal: 05 Maret 2020
R UTAMA,

"( r)lREKSl

err
FLI ZAINI

Paraf
4r
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019

1. Ir. Rudy Setyobudi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
4. Ir. Muhammad Rusli, M.M., M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
6. Haryo Lukito, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. A. Y. Harimurti Nugraha, M.Eng. : Sebagai Anggota
8. Ir. Nyoman S. Astawa, M.B.A. : Sebagai Anggota
9. Iman Faskayana, S.T., M.M. : Sebagai Anggota
10. Firdaus Solihin, S.T. : Sebagai Anggota
11. Alam Awaluddin, S.T. : Sebagai Anggota
12. Ignatius Rendroyoko, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
13. Andreas Heru Sumaryanto, S.T. : Sebagai Anggota
14. Rahmat Heru Basuki, S.T. : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi


Peralatan Switching/Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0225.K/GM-PUSLITBANG/2019

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Febi Hadi Permana, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Angga Kusumadinata, S.T. : Sebagai Anggota
4. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
5. Theo Aji Caraka, S.T. : Sebagai Anggota
6. Alam Awaludin, S.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. A.Y Harimurti Nugraha, M.Eng. : Sebagai Anggota
8. Ir. Ruhyani : Sebagai Anggota
SPLN D3.033-1: 2020

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Daftar Gambar ................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ....................................................................................................................... ii
Prakata ............................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 1
2 Tujuan ......................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif ........................................................................................................... 1
4 Istilah dan Definisi ....................................................................................................... 1
4.1 Load Break Switch (LBS) ................................................................................... 1
4.2 Interrupter .......................................................................................................... 1
4.3 Bushing .............................................................................................................. 2
4.4 Sensor arus ........................................................................................................ 2
4.5 Sensor tegangan ................................................................................................ 2
4.6 Sistem penggerak .............................................................................................. 2
4.7 Counter mekanis ................................................................................................ 2
4.8 Indikator posisi ................................................................................................... 2
4.9 Tuas operasi ...................................................................................................... 2
4.10 Selungkup .......................................................................................................... 2
4.11 Panel kontrol ...................................................................................................... 3
4.12 Kabel hubung ..................................................................................................... 3
4.13 Human-Machine Interface (HMI) ........................................................................ 3
4.14 Intelligent Electronic Device (IED) ...................................................................... 3
4.15 Arus ketahanan waktu singkat ............................................................................ 3
4.16 Arus ketahanan pemasukan hubung singkat ...................................................... 3
5 Kondisi Pelayanan ....................................................................................................... 3
6 Karakteristik dan Nilai Pengenal .................................................................................. 4
7 Komponen atau Lengkapan ........................................................................................ 5
7.1 LBS .................................................................................................................... 5
7.1.1 Interrupter................................................................................................ 5
7.1.2 Bushing ................................................................................................... 5
7.1.3 Sensor arus ............................................................................................. 5
7.1.4 Sensor tegangan ..................................................................................... 6
7.1.5 Sistem penggerak ................................................................................... 6
7.1.6 Counter mekanis ..................................................................................... 6
7.1.7 Indikator posisi LBS ................................................................................. 6
7.1.8 Tuas operasi ........................................................................................... 7
7.1.9 Selungkup utama .................................................................................... 7
7.1.10 Sistem penguncian .................................................................................. 7
7.1.11 Indikator kegagalan pada interrupter ....................................................... 8
7.1.12 Terminal pembumian ............................................................................... 8
7.1.13 Lifting lug / penggantung ......................................................................... 8

i
SPLN D3.033-1 : 2020

7.1.14 Dudukan LBS........................................................................................... 8


7.1.15 Mounting bracket ..................................................................................... 9
7.2 Panel kontrol ....................................................................................................... 9
7.2.1 Selungkup ................................................................................................ 9
7.2.2 Human-Machine Interface (HMI) ............................................................ 10
7.2.3 Intelligent Electronic Device (IED) .......................................................... 10
7.2.4 Baterai dan pengisi daya........................................................................ 10
7.2.5 Kabel hubung dan konektor ................................................................... 11
7.3 Lengkapan ........................................................................................................ 11
7.3.1 Transformator catu daya ........................................................................ 11
7.3.2 Bracket .................................................................................................. 11
7.3.3 Pelindung terminal bushing .................................................................... 12
8 Penandaan ................................................................................................................ 12
8.1 Penandaan LBS................................................................................................ 12
8.2 Penandaan panel kontrol .................................................................................. 13
9 Pemeriksaan dan Pengujian ...................................................................................... 13
9.1 Pengujian jenis ................................................................................................. 13
9.2 Pengujian rutin .................................................................................................. 14
9.3 Pengujian serah terima ..................................................................................... 14
9.3.1 Prosedur uji serah terima ....................................................................... 14
9.3.2 Penilaian uji serah terima ....................................................................... 15
9.3.3 Kriteria keidentikan ................................................................................ 15
9.4 Pengujian pengawasan..................................................................................... 15
Lampiran A Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen .................................................. 20
Lampiran B Diagram Pemasangan LBS ......................................................................... 21

Daftar Gambar

Gambar 1 Simbol Pembumian........................................................................................... 8


Gambar 2 Tanda peringatan keselamatan umum .............................................................. 9

Daftar Tabel

Tabel 1. Nilai-nilai pengenal ............................................................................................. 4


Tabel 2. Papan nama LBS ............................................................................................. 12
Tabel 3. Papan nama panel kontrol ................................................................................ 13
Tabel 4. Daftar mata uji .................................................................................................. 17

ii
SPLN D3.033-1: 2020

Prakata

Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Load Break Switch sebagai salah satu
peralatan sakelar pada jaringan tegangan menengah, yang merupakan bagian pada
kelompok standar yang mencakup:
a. SPLN D3.033-1: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Load Break Switch;
b. SPLN D3.033-2: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Recloser;
c. SPLN D3.033-3: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Fault Interrupter;
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN S3.003:2016 dan ketentuan lain yang
bertentangan dengan standar ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

iii
SPLN D3.033-1: 2020

Peralatan Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah


Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch

1 Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Load Break Switch pada jaringan
tegangan menengah dengan mekanisme penggerak menggunakan motor (motorize).

Fungsi Load Break Switch untuk melepas arus beban normal dan tidak diperuntukkan
memutus arus gangguan. LBS tidak didesain untuk pengukuran transaksi energi.

Untuk selanjutnya Pole Mounted Load Break Switch disebut “LBS”.

2 Tujuan

Sebagai pedoman perencanaan, pengadaan, pemesanan, dan pengoperasian LBS bagi


unit-unit PT PLN (Persero), serta ketentuan desain pembuatan dan pengujian pabrikan,
laboratorium uji, dan institusi sertifikasi produk.

3 Acuan Normatif

Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.

a. IEC 62271-1: 2017, High-voltage switchgear and controlgear - Part 1: Common


specifications for alternating current switchgear and controlgear;
b. IEC 62271-103: 2011, High-voltage switchgear and controlgear - Part 103: Switches
for rated voltages above 1 kV up to and including 52 kV;
c. IEC 60529 (2013-08), Degrees of protection provided by enclosures (IP Code);
d. SPLN S3.001-3: 2012, Spesifikasi remote station.

4 Istilah dan Definisi

4.1 Load Break Switch (LBS)

Sakelar yang berfungsi untuk melepas arus beban normal dan tidak diperuntukkan
memutus arus gangguan.

4.2 Interrupter

Komponen pemutus utama berupa dua elektroda yang dilengkapi mekanisme pemutus
busur api.

1
SPLN D3.033-1: 2020

4.3 Bushing

Perangkat insulasi yang berfungsi sebagai penyangga terminal masukan ataupun


keluaran, serta sebagai penyekat antara bagian konduktor bertegangan dengan bagian
penghalang konduktif yang dibumikan (selungkup).

4.4 Sensor arus

Perangkat instrumen arus listrik pada suatu peralatan yang pembacaan arusnya dalam
kondisi pemakaian normal proporsional terhadap arus masukannya dan perbedaan fase
mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.

4.5 Sensor tegangan

Perangkat instrumen tegangan listrik pada suatu peralatan yang pembacaan tegangannya
dalam kondisi pemakaian normal proporsional terhadap tegangan masukannya dan
perbedaan fase mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.

4.6 Sistem penggerak

Komponen pada sakelar yang berfungsi secara mekanis untuk menggerakkan moving
part dari interrupter, sehingga dapat melakukan buka/tutup.

4.7 Counter mekanis

Indikator penghitung jumlah buka/tutup sakelar yang bekerja dengan picu mekanis. Satu
hitungan berarti satu siklus buka dan tutup.

4.8 Indikator posisi

Penanda status posisi buka/tutup pada sakelar yang dapat dilihat dengan jelas oleh
personil yang berdiri di bawah.

4.9 Tuas operasi

Tuas pada sakelar yang digunakan untuk buka/tutup sakelar secara manual oleh personil
yang berdiri di bawah menggunakan galah/stik, baik dengan tarikan atau dorongan.

4.10 Selungkup

Pelat logam yang digunakan untuk melindungi bagian aktif yang berada didalamnya.

2
SPLN D3.033-1: 2020

4.11 Panel kontrol

Panel yang secara kesatuan berfungsi untuk memberi perintah buka/tutup, pemantauan
status, termasuk pembacaan pengukuran pada sakelar yang terhubung ke sakelar melalui
kabel hubung.

4.12 Kabel hubung

Kabel yang menghubungkan sakelar dengan panel kontrol yang dapat terdiri dari kabel
perintah, kabel instrumen, dan kabel status.

4.13 Human-Machine Interface (HMI)

Bagian pada panel kontrol yang berfungsi sebagai antarmuka operator dengan sakelar.

4.14 Intelligent Electronic Device (IED)

Peralatan elektronik berbasis mikroprosesor yang memiliki fungsi tertentu untuk


melakukan telekontrol, telemetering, telesignal, proteksi, atau meter energi.

4.15 Arus ketahanan waktu singkat

Nilai rms dari arus primer dimana sakelar dapat menahannya selama durasi sekian detik
tanpa timbul kerusakan.

4.16 Arus ketahanan pemasukan hubung singkat

Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemasukan tanpa terjadi
kerusakan.

5 Kondisi Pelayanan

Kondisi pelayanan normal dari LBS:

a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam tidak
melebihi 35 ºC;
b. Kelembaban relatif tertinggi 100%;
c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 meter dari permukaan laut;
d. Kecepatan udara tidak melebihi 34 m/s;
e. Tingkat polusi sangat berat.

3
SPLN D3.033-1: 2020

6 Karakteristik dan Nilai Pengenal

Nilai-nilai pengenal LBS tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai-nilai pengenal

No. Jenis pengenal Nilai pengenal

1. Jumlah fase 3 (tiga)


2. Tegangan pengenal 24 kV
3. Frekuensi 50 Hz
4. Arus normal pengenal 630 A
5. Tingkat Insulasi
- Tegangan ketahanan impuls petir 1,2/50 µs 125 kV
- Tegangan ketahanan frekuensi daya 50 kV
6. Arus ketahanan waktu singkat 16 kA/1s (peak 40 kA)
7. Arus ketahanan puncak pemasukan hubung singkat 40 kA
8. Kapasitas Arus Pemutusan
- Mainly active load breaking current arus nominal pada 24 kV
- Closed loop breaking current arus nominal pada 4,8 kV
- Rated cable charging breaking current 16 A pada 24 kV
- Rated line charging breaking current 1,5 A pada 24 kV
- Earth fault current 48 A pada 24 kV
- Cable and line charging current under earth faults 27,7 A pada 24 kV
9. Kelas ketahanan mekanikal M2
10. Kelas ketahanan elektrik Minimal E1
11. Kelas switching kapasitif C1
12. Tekanan gas nominal dan minimum sesuai desain

4
SPLN D3.033-1: 2020

7 Komponen atau Lengkapan

Komponen utama LBS dibagi dalam 2 bagian, yaitu LBS (sakelar) dan panel kontrol.

7.1 LBS

LBS terdiri dari beberapa komponen antara lain interrupter, bushing, sensor arus, sensor
tegangan, sistem penggerak, counter mekanis, tuas mekanis, dan sebagainya.

7.1.1 Interrupter

LBS menggunakan interrupter jenis vacuum interrupter (VI) atau interrupter dengan media
pemutusan SF6.

Tuas sambungan antara interrupter dengan bagian sistem penggerak harus dimatikan/fix,
tidak boleh berubah/bergeser akibat pergerakan buka/tutup interrupter, dan tidak dapat
dilakukan adjustment.

Penggunaan cairan tambahan hanya dapat digunakan sebagai material tambahan untuk
memperkuat sistem lock baut/mekanis yang digunakan.

Bila menggunakan cairan tambahan, pabrikan harus dapat menunjukkan dokumen


spesifikasi cairan yang digunakan dan sesuai penggunaannya untuk memperkuat
penguncian. Jenis dan kandungan cairan yang digunakan harus sama antara yang
digunakan dalam pengujian jenis maupun produksi massal.

7.1.2 Bushing

Bushing LBS terbuat dari bahan polimer atau porcelain atau cast resin. Jarak rambat
bushing memenuhi kriteria minimal 31 mm/kV.

7.1.3 Sensor arus

Sensor arus yang dipasang pada setiap fase LBS harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut:

a. Rasio pengenal : 1000/1


b. Akurasi : 10 A s/d 800 A akurasi 0,5% dan
800 A s/d 16 kA akurasi 5%
c. Arus ketahanan waktu singkat : 16 kA/1s

5
SPLN D3.033-1: 2020

7.1.4 Sensor tegangan

Setiap LBS harus dilengkapi dengan sensor tegangan yang menginformasikan besar
tegangan, baik pada sisi masukan maupun keluaran, dengan akurasi pengukuran
maksimal ±3%.

Sensor tegangan dapat berupa capacitive voltage dividers, transformator tegangan, atau
sensor tegangan lain.

7.1.5 Sistem penggerak

Sistem penggerak dirancang untuk memutus beban tiga fase secara bersamaan. Sistem
penggerak dapat menggunakan motor spring, permanent magnetic actuator, atau
mekanisme lain yang sesuai dengan fungsi LBS.

7.1.6 Counter mekanis

LBS harus dilengkapi komponen counter mekanis.

Counter mekanis dipasang pada bagian bawah selungkup LBS sehingga mudah terbaca
dari posisi operator di bawah jaringan kelistrikan.

7.1.7 Indikator posisi LBS

LBS dilengkapi dengan indikator sesuai spesifikasi berikut:

a. Indikator harus dapat menunjukkan posisi OPEN dan CLOSED dari LBS;
b. Indikator berwarna merah untuk posisi CLOSED dan berwarna hijau untuk posisi
OPEN;
c. Indikasi warna dan tulisan harus mudah terlihat, tidak mudah hilang/pudar, tahan
terhadap cuaca, dan terbuat dari bahan fluoresensi;
d. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
LBS dan tidak boleh lepas.

6
SPLN D3.033-1: 2020

7.1.8 Tuas operasi

LBS dilengkapi dengan tuas operasi sesuai spesifikasi berikut:

a. Tuas operasi harus dapat dioperasikan untuk OPEN dan CLOSE LBS menggunakan
galah/stik, baik pada saat berbeban maupun tidak berbeban;
b. Tuas operasi terbuat dari stainless steel dengan ketebalan minimal 5 mm dan tidak
boleh ada sambungan.
c. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
LBS dan tidak boleh lepas.

CATATAN: Prosedur pengoperasian LBS secara manual harus disediakan oleh pabrikan.

7.1.9 Selungkup utama

Selungkup utama pada LBS harus terbuat dari material stainless steel nonmagnetic atau
cast aluminium dengan ketebalan minimal 3 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui
proses sand blasting setelah proses pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai
ketebalan yang seragam dengan ketebalan minimal 80 µm. Pada proses finalisasi, dapat
dilakukan pengecatan menggunakan cat tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal
80 µm.

Selungkup utama harus memenuhi persyaratan Indeks Proteksi (IP) minimal X7.

Dalam kondisi tertentu, sistem penggerak mekanis dapat menggunakan selungkup yang
berbeda dengan besaran indeks proteksi (IP) minimal 55.

LBS harus tahan terhadap korosi. Semua mur dan baut harus tetap mudah dilepas dan
dipasang.

7.1.10 Sistem penguncian

Untuk keperluan pengamanan personil saat pemeliharaan jaringan, LBS harus


menyediakan fasilitas sistem penguncian manual secara mekanis sehingga LBS tidak
dapat dilakukan operasi buka/tutup.

Jika LBS menggunakan interrupter dengan media pemutusan SF6 atau insulasi dielektrik
gas, maka LBS harus dilengkapi dengan indikator low pressure gas dan interlock
mekanis. Adapun indikator low pressure, diletakkan pada bagian selungkup dan mudah
terbaca dari posisi operator dibawah jaringan kelistrikan.

7
SPLN D3.033-1: 2020

7.1.11 Indikator kegagalan pada interrupter

Jika LBS menggunakan vacuum interrupter, maka LBS harus dilengkapi dengan indikator
pada panel kontrol untuk mengindikasikan kerusakan interrupter akibat kegagalan insulasi
vakum pada posisi saklar OPEN.

7.1.12 Terminal pembumian

Terminal pembumian berupa ground lug/stud untuk dipasangkannya konduktor


pembumian harus terpasang pada badan selungkup dan harus terhubung secara elektris
tanpa melalui lapisan (cat dan lain sebagainya).

Minimal terdapat 1 (satu) terminal pembumian pada selungkup.

Menggunakan baut minimal ukuran M12 dan disertai simbol pembumian.

Gambar 1 Simbol Pembumian

7.1.13 Lifting lug / penggantung

Pada bagian atas selungkup LBS harus disediakan fasilitas lifting lug atau penggantung
yang dapat dipakai untuk mengaitkan sling alat pengangkat (katrol/crane/dll).

7.1.14 Dudukan LBS

LBS dilengkapi dengan konstruksi dudukan sesuai spesifikasi berikut:

a. Dipasang pada bagian bawah LBS;


b. Ukuran dan bentuk dudukan didesain sehingga LBS dapat berdiri dengan kokoh di
atas permukaan tanah.

8
SPLN D3.033-1: 2020

7.1.15 Mounting bracket

LBS dilengkapi konstruksi mounting bracket yang berfungsi sebagai dudukan sakelar
pada bracket di tiang dengan spesifikasi berikut:

a. Harus terdapat pada bagian selungkup LBS;


b. Didesain sehingga bagian antara mounting bracket dengan bracket yang dipasang
pada tiang dapat terpasang dengan kokoh.

7.2 Panel kontrol

7.2.1 Selungkup

Selungkup panel kontrol menggunakan material stainless steel dengan ketebalan minimal
2 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui proses sand blasting setelah proses
pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan
minimal 80 µm. Pada proses finalisasi dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat
tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal 80 µm.

Selungkup panel kontrol harus memenuhi indeks proteksi IP55.

Bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan kantung untuk penyimpanan dokumen,
seperti manual book atau SOP.

Bagian pintu depan selungkup dilengkapi tanda peringatan keselamatan umum seperti
pada Gambar 2.

AWAS BERBAHAYA ADA TEGANGAN LISTRIK

Gambar 2 Tanda peringatan keselamatan umum

9
SPLN D3.033-1: 2020

7.2.2 Human-Machine Interface (HMI)

Antarmuka panel kontrol minimal harus dilengkapi dengan display dan tombol-tombol
untuk mengontrol dan memonitor akses langsung di bawah ini:

a. Besaran metering;
b. Setelan konfigurasi database;
c. Event log;
d. Kontrol: LBS CLOSE dan OPEN;
e. Status: komunikasi data, RTU, status baterai;
f. Reset;
g. Lampu LED indikator: LBS OPEN dan CLOSED, fasa-fasa bertegangan.

7.2.3 Intelligent Electronic Device (IED)

Spesifikasi teknis untuk IED merujuk SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.5 dan perubahannya.

7.2.4 Baterai dan pengisi daya

LBS harus dilengkapi dengan baterai dan pengisi dayanya yang diletakkan di dalam panel
kontrol. Baterai difungsikan untuk mengoperasikan LBS saat tidak ada catu daya
eksternal.

Baterai merupakan jenis baterai kering yang tidak memerlukan pemeliharaan dengan
karakteristik deep-cycle-battery atau yang didesain untuk fungsi sebagai standby power
supplies.

Karakteristik dasar baterai:

▪ Kapasitas daya minimal 17 Ah pada 20 jam


▪ Tegangan nominal 2 x 12 V

Karakteristik dasar pengisi daya baterai:

▪ Tegangan masukan 170-270 VAC


▪ Tegangan keluaran 24 V

Pengisi daya baterai harus memiliki fitur memutus saat baterai penuh, penstabil tegangan,
boost charge, dan memiliki mekanisme proteksi dari beban lebih dan hubung singkat.

10
SPLN D3.033-1: 2020

7.2.5 Kabel hubung dan konektor

LBS dan panel kontrol dihubungkan melalui kabel dengan panjang minimal 10 m tanpa
sambungan. Jenis kabel adalah pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant. Kabel instrumen ini harus dapat digunakan untuk analog
atau digital.

Pada kedua ujung kabel, dipasang konektor yang memiliki mekanisme penguncian.
Koneksi antara konektor kabel dengan fixing part konektor yang terdapat pada LBS dan
panel kontrol harus didesain sehingga tidak memungkinkan terjadinya kesalahan pin
koneksi antara male dan female pada konektor tersebut. Konektor yang digunakan harus
dapat memenuhi indeks pengaman LBS dan panel kontrol.

7.3 Lengkapan

7.3.1 Transformator catu daya

Transformator catu daya merupakan perangkat tambahan berupa transformator tegangan


yang difungsikan menyediakan sumber tegangan panel kontrol.

Karakteristik dasar:

▪ Daya pengenal minimal 250 VA


▪ Tegangan input 20.000 V
▪ Tegangan output 230 V
▪ Tipe pasangan luar
▪ Tegangan tertinggi (Um) 24 kV
▪ Tegangan ketahanan frekuensi-daya primer 50 kV
▪ Tegangan ketahanan impuls petir 1,2/50 µs 125 kV
▪ Tegangan ketahanan frekuensi-daya sekunder 3 kV
▪ Kelas insulasi B

Dilengkapi dengan bracket yang didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan
beban transformator catu daya pada tiang.

Kabel catu daya dari terminal sekunder transformator catu daya yang terhubung ke panel
kontrol harus dari jenis kabel pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant.

7.3.2 Bracket

Bracket yang dipasang pada tiang sebagai penopang seluruh beban sakelar LBS terbuat
dari bahan pelat logam berlapis galvanis hot dip dengan ketebalan minimal 80 µm.
11
SPLN D3.033-1: 2020

Bracket harus didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan beban LBS pada
tiang dengan diameter minimal 157 mm (nilai minimum pada SPLN D3.19-2:2013)
maupun tiang dengan bentuk lain.

7.3.3 Pelindung terminal bushing

Terminal bushing harus dilengkapi pelindung berupa insulasi heatshrink atau material
yang diperuntukkan untuk bahan insulasi pasangan luar pada peralatan tegangan
menengah.

8 Penandaan

8.1 Penandaan LBS

LBS harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang pada
selungkup pada posisi yang mudah terlihat. Semua informasi pada pelat nama harus
mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.

Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 2. Judul jenis informasi dapat disingkat.

Tabel 2. Papan nama LBS

Jenis informasi Contoh penulisan

Nama pabrikan atau logo xxx


No. seri poduksi yyyy-xxxx (yyyy adalah tahun pembuatan)
Standar acuan SPLN D3.033-1:2020
Tipe LBS Xxx
Jenis Interrupter / Insulasi Vacuum atau SF6
Jumlah fase 3 (tiga)
Tegangan pengenal 24 / 50 / 125 kV
Frekuensi 50 Hz
Arus normal pengenal 630 A
Arus ketahanan waktu singkat 16 kA - 1s
Kelas ketahanan mekanikal M2
Indeks pengaman IP xx
Berat xxx kg

Pada selungkup bagian bawah LBS harus diberi penandaan “LBS-YYYY”, dengan YYYY
adalah tahun produksi (contoh: LBS-2020). Ukuran tulisan penandaan dibuat dengan
tinggi huruf minimal 100 mm.
12
SPLN D3.033-1: 2020

8.2 Penandaan panel kontrol

Panel kontrol harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada pintu selungkup pada posisi yang mudah terlihat.

Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.

Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 3. Judul jenis informasi dapat disingkat.

Tabel 3. Papan nama panel kontrol

Jenis informasi Contoh penulisan

Perangkat Panel Kontrol LBS


Nama pabrikan atau logo xxx
No. seri produksi 20xx-yyyy
(sama dengan nomor seri LBS)
Tipe Xxx
Tegangan supply 230 Vac / 24 Vdc
Indeks Pengaman IP xx

9 Pemeriksaan dan Pengujian

9.1 Pengujian jenis

Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe dari suatu
tipe LBS yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah desain LBS tersebut
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan standar ini.

Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN.

Jumlah sampel uji adalah 1 (satu) unit untuk setiap tipe, namun untuk pengujian making
breaking yang didahului oleh uji ketahanan arus singkat dapat menggunakan sampel
tersendiri.

Untuk pengajuan uji jenis, pabrikan harus memberikan kepada Laboratorium dokumen
dan informasi yang berkaitan dengan tipe LBS yang diuji, antara lain:

a. Merek, nama, dan lokasi pabrikan;


b. Spesifikasi interrupter, sensor arus, dan sensor tegangan;
c. Gambar konstruksi dan diagram pengawatan;
d. Gambar instalasi di jaringan;

13
SPLN D3.033-1: 2020

e. Daftar komponen LBS dan panel kontrol;


f. Dokumen proses pembuatan selungkup sesuai butir 7.1.9 dan 7.2.1;
g. Gambar konstruksi sistem mekanis penggerak dan sambungannya;
h. Dokumen karakteristik tahan ultraviolet dan flame retardant pada kabel hubung;
i. Dokumen spesifikasi indikator kegagalan pada interrupter (vaccum) sesuai butir
7.1.11.

LBS dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh mata uji
pada Tabel 4 kolom 5.

9.2 Pengujian rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh LBS
yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan
standar.

Mata uji rutin tercantum pada Tabel 4 kolom 6 dan dilakukan oleh pabrikan.

Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan pada rak dokumen pada pintu panel kontrol.

Kriteria penilaian mengikuti nilai-nilai pada laporan uji jenis terkait.

9.3 Pengujian serah terima

Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil
secara acak dari sejumlah LBS yang akan diserahterimakan ke PLN.

Uji serah terima dapat dilaksanakan di laboratorium PLN maupun pabrikan.

Mata uji pengujian serah-terima tercantum dalam Tabel 4 kolom 7, dengan catatan PLN
dapat menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik
pada proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian
yang dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.

9.3.1 Prosedur uji serah terima

Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:

a. LBS yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik dengan LBS
yang diuji jenis;
b. LBS yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi dengan laporan
pengujiannya;

14
SPLN D3.033-1: 2020

c. Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN;


d. Jumlah sampel adalah 10 % (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan
dengan jumlah minimal 1 (satu) unit pada kelompok tersebut.

9.3.2 Penilaian uji serah terima

a. Sampel LBS dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada Tabel 4
kolom 7 berhasil baik.
b. Seluruh LBS yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua sampel
yang diuji hasilnya baik.
c. Pengujian serah terima dinyatakan gagal dan semua LBS yang akan
diserahterimakan ditolak, jika:
1) 1 (satu) sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel ≤ 2 (kurang atau
sama dengan dua);
2) > 1 (lebih dari satu) sampel mengalami kegagalan.
d. Pengujian serah terima dapat diulang dengan mengambil sampel baru, jika 1 (satu)
sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel > 2 (lebih dari dua).
e. Terhadap kelompok LBS pada butir d), pabrikan atau pemasok harus segera
melakukan evaluasi terhadap kelompok LBS sebelum pengambilan sampel baru.
Adapun jumlah sampel pada pengujian ini sejumlah 20 % dari total yang diajukan
kembali dan tidak boleh ada yang gagal.

9.3.3 Kriteria keidentikan

Kriteria keidentikan adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik pengenal harus sama;


b. Dimensi sama dengan toleransi 5 % dari sampel pengujian jenis;
c. Kriteria pada butir 7 dan butir 8 harus sama dengan sampel pengujian jenis;
d. Batasan toleransi tahanan kontak +20 % dari sampel pengujian jenis.

9.4 Pengujian pengawasan

Pengujian pengawasan dilakukan terhadap sejumlah sampel LBS yang diambil oleh PLN
untuk melihat kesesuaian mutunya.

Mata uji pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain dalam rangka
memverifikasi kualitas LBS, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

15
SPLN D3.033-1: 2020

16
SPLN D3.033-1: 2020

Tabel 4. Daftar mata uji

Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima

1 2 3 4 5 6 7

1 Pemeriksaan visual Butir 7 dan Butir 8 ✓ ✓ ✓

2 Pengujian Dielektrik

a Ketahanan tegangan impuls petir IEC 62271-1 butir 7.2.7.2 125 kVp 1,2/50 µs ✓ - -

b Ketahanan tegangan frekuensi daya IEC 62271-1 butir 7.2.7.3; 50 kVac, 60s ✓1) ✓ ✓
butir 8.2
c Pengujian polusi buatan 2) IEC 62271-1 butir 7.2.9 IEC TS 60815-1:2008 ✓ - -

3 Pengukuran tahanan kontak IEC 62271-1 butir 7.4; butir ✓ 3) ✓ 4) ✓ 4)


8.4
4 Pengujian arus kontinu IEC 62271-1 butir 7.5 Tabel 1 ✓ - -

5 Pengujian ketahanan arus-waktu IEC 62271-1 butir 7.6 Tabel 1 ✓ - -


singkat
6 Verifikasi indeks pengaman 5) IEC 62271-1 butir 7.7 Tabel 1 ✓ - -

7 Tightness test 6) IEC 62271-1 butir 7.8 ✓ - -

8 Pengujian EMC IEC 62271-1 butir 7.9 ✓ - -

17
SPLN D3.033-1: 2020

Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima

1 2 3 4 5 6 7

9 Pengujian terhadap sirkit bantu dan


kontrol
a Uji fungsi IEC 62271-1 butir 7.10.2 dan ✓ - -
IEC 62271-103 butir 6.10.2
b Verifikasi karakteristik operasi pada IEC 62271-1 butir 7.10.3 ✓ - -
kontak bantu
c Uji dielektrik IEC 62271-1 butir 7.10.5 2 kVac, 60 s ✓ ✓ ✓

10 Pengujian radiasi-X untuk interupter IEC 62271-1 butir 7.11 ≤ 5 µSv/h pada jarak 1 m dan Ur ✓ - -
vakum
11 Pengujian pemasukan dan pemutusan IEC 62271-103 butir 6.101 Sesuai kelas elektrikal ✓ - -

a TDload2 pada Ur dan Iload

b TDma pada Ur dan Ima

c TDload1 pada Ur dan 5% Iload

d TDloop pada 0,2Ur dan Iloop = Iload

e TDcc2 pada Ur dan Icc

f TDcc1 pada Ur dan 5% Iload

g TDlc pada Ur dan Ilc

h TDef1 pada Ur dan Ief1 (max 3 x Icc)

i TDef2 pada Ur dan Ief2 (max 1,7 x Icc)

18
SPLN D3.033-1: 2020

Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima

1 2 3 4 5 6 7

12 Pengujian operasi mekanis IEC 62271-103 butir 6.102 Minimal M2. ✓7) - ✓8)
Memenuhi persyaratan IEC dan
tidak boleh ada komponen yang
terlepas/rusak selama pengujian.
13 Uji fungsi panel kontrol dan RTU SPLN SCADA Harus sesuai SPLN atau standar ✓ - ✓
terkait

CATATAN:

1) Pengujian dilakukan pada kondisi kering dan basah.


2) Dilakukan untuk LBS yang menggunakan bushing polimer.
3) Dilakukan pada sampel dengan kondisi baru.
4) Dievaluasi terhadap data uji jenis untuk konfigurasi yang sama dengan toleransi 20%.
5) Dilakukan pada selungkup utama LBS dan selungkup panel kontrol.
6) Dilakukan pada LBS berinsulasi gas.
7) Dilakukan dengan interval C – 30s – O – 30s. Keseluruhan proses uji dilakukan tanpa pemeliharaan.
8) Dilakukan 5x operasi manual, 10x pada tegangan nominal, 5x pada tegangan minimum, 5x pada tegangan maksimum.

19
SPLN D3.033-1: 2020

Lampiran A
Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen

No Jenis Pengenal Nilai Pengenal Penjelasan

Eksisting pabrikan umumnya sudah


menggunakan nominal 630 A.
Arus normal pengenal 400 A
1 Secara tinjauan ekonomis, LBS 630
(Rated normal current) 630 A
A dan 400 A tidak berbeda secara
signifikan.

Basis arus hubung singkat saat ini


Arus ketahanan waktu 12,5 kA/1s (peak 31,5 kA)
2 untuk transformator tenaga 60
singkat 16 kA/1s (peak 40 kA)
MVA.

Rasio pengenal sensor 1000/1 Sesuai dengan besaran arus


3
arus 2000/1 nominal 630 A.

OPEN / CLOSE LBS


Permintaan unit-unit PLN dalam
3 dapat dilakukan dengan
kajian operasi/pemeliharaan.
galah/stik

20
SPLN D3.033-1: 2020

Lampiran B
Diagram Pemasangan LBS

Contoh pemasangan LBS dapat dilihat sesuai diagram berikut:

JTM JTM
Incoming Outgoing

FCO DS DS

Trafo catu
daya LBS
Arrester

Kabel Kabel
catu daya hubung

Panel
Kontrol

Pembumian

Gambar B.1 Diagram Pemasangan LBS

CATATAN:
- JTM (Jaringan Tegangan Menengah) 20 kV
- LBS (Load Break Switch)
- DS (Disconnecting Switch) / Pemisah

21
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai