033-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0004.P/DIR/2020
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.033-1: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0004.P/DIR/2020
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 1: Pole Mounted Load Break Switch
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
h
PLN
PT PLN (PERSERO)
NOMOR: 0004.P/D|R/2020
TENTANG
sPLN D3.033-t
PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
BAGIAN 1 _ POLE MOUNTED LOAD BREAK SWITCH
6. Peraturan
-r7--A
*// ,lL
Paraf
*
PLN
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2014,
7. Peraluran Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang
Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
211|MBU|1012015 tentang Pengangkatan Anggota-
anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1381MBU10712017 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
109/MBU/05i2019 tentang Pemberhentian, Pengalihan
Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
3251MBU11212019 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
033.l(DlRy2005 tentang Penetapan PT pLN (persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai
Penanggung Jawab Kegiatan Standardisasi di Lingkungan
PT PLN (Persero);
14. Keputusan Direksi PT pLN (persero) Nomor
304.I(DlRy2009 tentang Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan pT pLN (persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi pT pLN (persero) Nomor
0297.PtDtN2016;
1 5. Peraturan . ..
Paraf u
h
PLN
'15. Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor
0051.P/DlRy2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT
PLN (Persero) sebagaimana telah dirubah dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0101.P/DlFy20"l9 dan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0220.P/DlR/201 9.
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal: 05 Maret 2020
R UTAMA,
"( r)lREKSl
err
FLI ZAINI
Paraf
4r
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019
Daftar Isi
i
SPLN D3.033-1 : 2020
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ii
SPLN D3.033-1: 2020
Prakata
Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Load Break Switch sebagai salah satu
peralatan sakelar pada jaringan tegangan menengah, yang merupakan bagian pada
kelompok standar yang mencakup:
a. SPLN D3.033-1: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Load Break Switch;
b. SPLN D3.033-2: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Recloser;
c. SPLN D3.033-3: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Fault Interrupter;
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN S3.003:2016 dan ketentuan lain yang
bertentangan dengan standar ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
SPLN D3.033-1: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Load Break Switch pada jaringan
tegangan menengah dengan mekanisme penggerak menggunakan motor (motorize).
Fungsi Load Break Switch untuk melepas arus beban normal dan tidak diperuntukkan
memutus arus gangguan. LBS tidak didesain untuk pengukuran transaksi energi.
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.
Sakelar yang berfungsi untuk melepas arus beban normal dan tidak diperuntukkan
memutus arus gangguan.
4.2 Interrupter
Komponen pemutus utama berupa dua elektroda yang dilengkapi mekanisme pemutus
busur api.
1
SPLN D3.033-1: 2020
4.3 Bushing
Perangkat instrumen arus listrik pada suatu peralatan yang pembacaan arusnya dalam
kondisi pemakaian normal proporsional terhadap arus masukannya dan perbedaan fase
mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.
Perangkat instrumen tegangan listrik pada suatu peralatan yang pembacaan tegangannya
dalam kondisi pemakaian normal proporsional terhadap tegangan masukannya dan
perbedaan fase mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.
Komponen pada sakelar yang berfungsi secara mekanis untuk menggerakkan moving
part dari interrupter, sehingga dapat melakukan buka/tutup.
Indikator penghitung jumlah buka/tutup sakelar yang bekerja dengan picu mekanis. Satu
hitungan berarti satu siklus buka dan tutup.
Penanda status posisi buka/tutup pada sakelar yang dapat dilihat dengan jelas oleh
personil yang berdiri di bawah.
Tuas pada sakelar yang digunakan untuk buka/tutup sakelar secara manual oleh personil
yang berdiri di bawah menggunakan galah/stik, baik dengan tarikan atau dorongan.
4.10 Selungkup
Pelat logam yang digunakan untuk melindungi bagian aktif yang berada didalamnya.
2
SPLN D3.033-1: 2020
Panel yang secara kesatuan berfungsi untuk memberi perintah buka/tutup, pemantauan
status, termasuk pembacaan pengukuran pada sakelar yang terhubung ke sakelar melalui
kabel hubung.
Kabel yang menghubungkan sakelar dengan panel kontrol yang dapat terdiri dari kabel
perintah, kabel instrumen, dan kabel status.
Bagian pada panel kontrol yang berfungsi sebagai antarmuka operator dengan sakelar.
Nilai rms dari arus primer dimana sakelar dapat menahannya selama durasi sekian detik
tanpa timbul kerusakan.
Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemasukan tanpa terjadi
kerusakan.
5 Kondisi Pelayanan
a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam tidak
melebihi 35 ºC;
b. Kelembaban relatif tertinggi 100%;
c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 meter dari permukaan laut;
d. Kecepatan udara tidak melebihi 34 m/s;
e. Tingkat polusi sangat berat.
3
SPLN D3.033-1: 2020
4
SPLN D3.033-1: 2020
Komponen utama LBS dibagi dalam 2 bagian, yaitu LBS (sakelar) dan panel kontrol.
7.1 LBS
LBS terdiri dari beberapa komponen antara lain interrupter, bushing, sensor arus, sensor
tegangan, sistem penggerak, counter mekanis, tuas mekanis, dan sebagainya.
7.1.1 Interrupter
LBS menggunakan interrupter jenis vacuum interrupter (VI) atau interrupter dengan media
pemutusan SF6.
Tuas sambungan antara interrupter dengan bagian sistem penggerak harus dimatikan/fix,
tidak boleh berubah/bergeser akibat pergerakan buka/tutup interrupter, dan tidak dapat
dilakukan adjustment.
Penggunaan cairan tambahan hanya dapat digunakan sebagai material tambahan untuk
memperkuat sistem lock baut/mekanis yang digunakan.
7.1.2 Bushing
Bushing LBS terbuat dari bahan polimer atau porcelain atau cast resin. Jarak rambat
bushing memenuhi kriteria minimal 31 mm/kV.
Sensor arus yang dipasang pada setiap fase LBS harus memenuhi spesifikasi sebagai
berikut:
5
SPLN D3.033-1: 2020
Setiap LBS harus dilengkapi dengan sensor tegangan yang menginformasikan besar
tegangan, baik pada sisi masukan maupun keluaran, dengan akurasi pengukuran
maksimal ±3%.
Sensor tegangan dapat berupa capacitive voltage dividers, transformator tegangan, atau
sensor tegangan lain.
Sistem penggerak dirancang untuk memutus beban tiga fase secara bersamaan. Sistem
penggerak dapat menggunakan motor spring, permanent magnetic actuator, atau
mekanisme lain yang sesuai dengan fungsi LBS.
Counter mekanis dipasang pada bagian bawah selungkup LBS sehingga mudah terbaca
dari posisi operator di bawah jaringan kelistrikan.
a. Indikator harus dapat menunjukkan posisi OPEN dan CLOSED dari LBS;
b. Indikator berwarna merah untuk posisi CLOSED dan berwarna hijau untuk posisi
OPEN;
c. Indikasi warna dan tulisan harus mudah terlihat, tidak mudah hilang/pudar, tahan
terhadap cuaca, dan terbuat dari bahan fluoresensi;
d. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
LBS dan tidak boleh lepas.
6
SPLN D3.033-1: 2020
a. Tuas operasi harus dapat dioperasikan untuk OPEN dan CLOSE LBS menggunakan
galah/stik, baik pada saat berbeban maupun tidak berbeban;
b. Tuas operasi terbuat dari stainless steel dengan ketebalan minimal 5 mm dan tidak
boleh ada sambungan.
c. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
LBS dan tidak boleh lepas.
CATATAN: Prosedur pengoperasian LBS secara manual harus disediakan oleh pabrikan.
Selungkup utama pada LBS harus terbuat dari material stainless steel nonmagnetic atau
cast aluminium dengan ketebalan minimal 3 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui
proses sand blasting setelah proses pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai
ketebalan yang seragam dengan ketebalan minimal 80 µm. Pada proses finalisasi, dapat
dilakukan pengecatan menggunakan cat tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal
80 µm.
Selungkup utama harus memenuhi persyaratan Indeks Proteksi (IP) minimal X7.
Dalam kondisi tertentu, sistem penggerak mekanis dapat menggunakan selungkup yang
berbeda dengan besaran indeks proteksi (IP) minimal 55.
LBS harus tahan terhadap korosi. Semua mur dan baut harus tetap mudah dilepas dan
dipasang.
Jika LBS menggunakan interrupter dengan media pemutusan SF6 atau insulasi dielektrik
gas, maka LBS harus dilengkapi dengan indikator low pressure gas dan interlock
mekanis. Adapun indikator low pressure, diletakkan pada bagian selungkup dan mudah
terbaca dari posisi operator dibawah jaringan kelistrikan.
7
SPLN D3.033-1: 2020
Jika LBS menggunakan vacuum interrupter, maka LBS harus dilengkapi dengan indikator
pada panel kontrol untuk mengindikasikan kerusakan interrupter akibat kegagalan insulasi
vakum pada posisi saklar OPEN.
Pada bagian atas selungkup LBS harus disediakan fasilitas lifting lug atau penggantung
yang dapat dipakai untuk mengaitkan sling alat pengangkat (katrol/crane/dll).
8
SPLN D3.033-1: 2020
LBS dilengkapi konstruksi mounting bracket yang berfungsi sebagai dudukan sakelar
pada bracket di tiang dengan spesifikasi berikut:
7.2.1 Selungkup
Selungkup panel kontrol menggunakan material stainless steel dengan ketebalan minimal
2 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui proses sand blasting setelah proses
pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan
minimal 80 µm. Pada proses finalisasi dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat
tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal 80 µm.
Bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan kantung untuk penyimpanan dokumen,
seperti manual book atau SOP.
Bagian pintu depan selungkup dilengkapi tanda peringatan keselamatan umum seperti
pada Gambar 2.
9
SPLN D3.033-1: 2020
Antarmuka panel kontrol minimal harus dilengkapi dengan display dan tombol-tombol
untuk mengontrol dan memonitor akses langsung di bawah ini:
a. Besaran metering;
b. Setelan konfigurasi database;
c. Event log;
d. Kontrol: LBS CLOSE dan OPEN;
e. Status: komunikasi data, RTU, status baterai;
f. Reset;
g. Lampu LED indikator: LBS OPEN dan CLOSED, fasa-fasa bertegangan.
Spesifikasi teknis untuk IED merujuk SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.5 dan perubahannya.
LBS harus dilengkapi dengan baterai dan pengisi dayanya yang diletakkan di dalam panel
kontrol. Baterai difungsikan untuk mengoperasikan LBS saat tidak ada catu daya
eksternal.
Baterai merupakan jenis baterai kering yang tidak memerlukan pemeliharaan dengan
karakteristik deep-cycle-battery atau yang didesain untuk fungsi sebagai standby power
supplies.
Pengisi daya baterai harus memiliki fitur memutus saat baterai penuh, penstabil tegangan,
boost charge, dan memiliki mekanisme proteksi dari beban lebih dan hubung singkat.
10
SPLN D3.033-1: 2020
LBS dan panel kontrol dihubungkan melalui kabel dengan panjang minimal 10 m tanpa
sambungan. Jenis kabel adalah pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant. Kabel instrumen ini harus dapat digunakan untuk analog
atau digital.
Pada kedua ujung kabel, dipasang konektor yang memiliki mekanisme penguncian.
Koneksi antara konektor kabel dengan fixing part konektor yang terdapat pada LBS dan
panel kontrol harus didesain sehingga tidak memungkinkan terjadinya kesalahan pin
koneksi antara male dan female pada konektor tersebut. Konektor yang digunakan harus
dapat memenuhi indeks pengaman LBS dan panel kontrol.
7.3 Lengkapan
Karakteristik dasar:
Dilengkapi dengan bracket yang didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan
beban transformator catu daya pada tiang.
Kabel catu daya dari terminal sekunder transformator catu daya yang terhubung ke panel
kontrol harus dari jenis kabel pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant.
7.3.2 Bracket
Bracket yang dipasang pada tiang sebagai penopang seluruh beban sakelar LBS terbuat
dari bahan pelat logam berlapis galvanis hot dip dengan ketebalan minimal 80 µm.
11
SPLN D3.033-1: 2020
Bracket harus didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan beban LBS pada
tiang dengan diameter minimal 157 mm (nilai minimum pada SPLN D3.19-2:2013)
maupun tiang dengan bentuk lain.
Terminal bushing harus dilengkapi pelindung berupa insulasi heatshrink atau material
yang diperuntukkan untuk bahan insulasi pasangan luar pada peralatan tegangan
menengah.
8 Penandaan
LBS harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang pada
selungkup pada posisi yang mudah terlihat. Semua informasi pada pelat nama harus
mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.
Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 2. Judul jenis informasi dapat disingkat.
Pada selungkup bagian bawah LBS harus diberi penandaan “LBS-YYYY”, dengan YYYY
adalah tahun produksi (contoh: LBS-2020). Ukuran tulisan penandaan dibuat dengan
tinggi huruf minimal 100 mm.
12
SPLN D3.033-1: 2020
Panel kontrol harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada pintu selungkup pada posisi yang mudah terlihat.
Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.
Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 3. Judul jenis informasi dapat disingkat.
Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe dari suatu
tipe LBS yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah desain LBS tersebut
memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan standar ini.
Jumlah sampel uji adalah 1 (satu) unit untuk setiap tipe, namun untuk pengujian making
breaking yang didahului oleh uji ketahanan arus singkat dapat menggunakan sampel
tersendiri.
Untuk pengajuan uji jenis, pabrikan harus memberikan kepada Laboratorium dokumen
dan informasi yang berkaitan dengan tipe LBS yang diuji, antara lain:
13
SPLN D3.033-1: 2020
LBS dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh mata uji
pada Tabel 4 kolom 5.
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh LBS
yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari persyaratan
standar.
Mata uji rutin tercantum pada Tabel 4 kolom 6 dan dilakukan oleh pabrikan.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan pada rak dokumen pada pintu panel kontrol.
Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil
secara acak dari sejumlah LBS yang akan diserahterimakan ke PLN.
Mata uji pengujian serah-terima tercantum dalam Tabel 4 kolom 7, dengan catatan PLN
dapat menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik
pada proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian
yang dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.
a. LBS yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik dengan LBS
yang diuji jenis;
b. LBS yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi dengan laporan
pengujiannya;
14
SPLN D3.033-1: 2020
a. Sampel LBS dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada Tabel 4
kolom 7 berhasil baik.
b. Seluruh LBS yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua sampel
yang diuji hasilnya baik.
c. Pengujian serah terima dinyatakan gagal dan semua LBS yang akan
diserahterimakan ditolak, jika:
1) 1 (satu) sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel ≤ 2 (kurang atau
sama dengan dua);
2) > 1 (lebih dari satu) sampel mengalami kegagalan.
d. Pengujian serah terima dapat diulang dengan mengambil sampel baru, jika 1 (satu)
sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel > 2 (lebih dari dua).
e. Terhadap kelompok LBS pada butir d), pabrikan atau pemasok harus segera
melakukan evaluasi terhadap kelompok LBS sebelum pengambilan sampel baru.
Adapun jumlah sampel pada pengujian ini sejumlah 20 % dari total yang diajukan
kembali dan tidak boleh ada yang gagal.
Pengujian pengawasan dilakukan terhadap sejumlah sampel LBS yang diambil oleh PLN
untuk melihat kesesuaian mutunya.
Mata uji pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain dalam rangka
memverifikasi kualitas LBS, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
15
SPLN D3.033-1: 2020
16
SPLN D3.033-1: 2020
Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7
2 Pengujian Dielektrik
a Ketahanan tegangan impuls petir IEC 62271-1 butir 7.2.7.2 125 kVp 1,2/50 µs ✓ - -
b Ketahanan tegangan frekuensi daya IEC 62271-1 butir 7.2.7.3; 50 kVac, 60s ✓1) ✓ ✓
butir 8.2
c Pengujian polusi buatan 2) IEC 62271-1 butir 7.2.9 IEC TS 60815-1:2008 ✓ - -
17
SPLN D3.033-1: 2020
Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7
10 Pengujian radiasi-X untuk interupter IEC 62271-1 butir 7.11 ≤ 5 µSv/h pada jarak 1 m dan Ur ✓ - -
vakum
11 Pengujian pemasukan dan pemutusan IEC 62271-103 butir 6.101 Sesuai kelas elektrikal ✓ - -
18
SPLN D3.033-1: 2020
Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan Uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7
12 Pengujian operasi mekanis IEC 62271-103 butir 6.102 Minimal M2. ✓7) - ✓8)
Memenuhi persyaratan IEC dan
tidak boleh ada komponen yang
terlepas/rusak selama pengujian.
13 Uji fungsi panel kontrol dan RTU SPLN SCADA Harus sesuai SPLN atau standar ✓ - ✓
terkait
CATATAN:
19
SPLN D3.033-1: 2020
Lampiran A
Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen
20
SPLN D3.033-1: 2020
Lampiran B
Diagram Pemasangan LBS
JTM JTM
Incoming Outgoing
FCO DS DS
Trafo catu
daya LBS
Arrester
Kabel Kabel
catu daya hubung
Panel
Kontrol
Pembumian
CATATAN:
- JTM (Jaringan Tegangan Menengah) 20 kV
- LBS (Load Break Switch)
- DS (Disconnecting Switch) / Pemisah
21
Pengelola Standardisasi: