016-1: 2018
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0178.P/DIR/2019
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
STANDAR SPLN D3.016-1: 2018
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0178.P/DIR/2019
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
PERANGKAT HUBUNG BAGI
TEGANGAN RENDAH
Bagian 1 : Pasangan Luar
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PLN
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
1 dari 3 (
PLN
10. Keputusan Menleri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBU|12120'14
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-211/MBUl10l2O15
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
'12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-l38/MBUI07120'17
tentang Pemberhentaan, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/20'19
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
'14. Kepulusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-169/MBU/08/2019
tentang Pemberhentian Anggota Oireksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.t(DtR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN (persero)
Nomor 0297.P/DlFY2016;
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.ru01R/2OOs
tentang Penetapan PT PLN (Persero) penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (persero);
17. Peraturan Oireksi PT PLN (Persero) Nomor OOS1.p/DtR/201g
tentang Organisasi dan Tata Kerja pT pLN (persero)
sebagaimana telah diubah dengan peraturan Oireksi Nomor
0101.P/D|R/2o19.
MEMUTUSKAN
2dai3
PLN
KEOUA SPLN D3.016-1: 20'18 sebagaimana dimaksud dalam Diktum
PERTAMA diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak
Perusahaan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan.
KETIGA : Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal05 Novenber 2019
UTAMA,
3 dari 3
Daftar Isi
i
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Daftar Tabel
Daftar Gambar
ii
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Prakata
Standar ini merupakan revisi dari SPLN D3.016-1: 2010, Perangkat Hubung Bagi
Tegangan Rendah Bagian 1: Pasangan Luar.
a. Penambahan parameter pada arus jurusan sehingga memiliki dua parameter, yaitu:
arus nominal jurusan dan arus maksimal jurusan;
b. Perubahan nomenklatur tipe PHB-TR terkait penggunaan fuse system NH2 pada tipe
baru dengan arus maksimum jurusan sampai dengan 250 A;
c. Penambahan mata uji;
d. Perbaikan spesifikasi komponen.
Dengan ditetapkannya standar ini, maka SPLN D3.016-1: 2010 dinyatakan tidak berlaku
lagi.
iii
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
1 Ruang Lingkup
Untuk selanjutnya, perangkat hubung bagi tegangan rendah disebut dengan PHB-TR.
Pada pengoperasiannya, kinerja PHB-TR ditentukan juga oleh mutu NH fuse link,
sehingga NH fuse link yang digunakan harus memenuhi ketentuan standar ini.
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan
pada dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.
a. IEC 61439-1 (2011) Low voltage switchgear and control gear Low voltage
switchgear and control gear – Part 1 : General rules;
b. IEC 60947-2 (2016-06) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 2: Circuit
breakers;
c. IEC 60947-3 (2015-07) Low-voltage switchgear and controlgear – Part 3: Switches,
disconnectors, switch-disconnectors, and fuse combination units;
d. IEC 60269-1 (2014-06) Low voltage fuses – Part 1: General requirements;
e. IEC 60269-2 (2016-08) Low-voltage fuses – Part 2: Supplementary requirements
for fuses for use by authorized persons (fuses mainly for industrial application) –
Examples of standardized systems of fuses A to K;
f. IEC 60529 (2013-08) Degrees of protection by enclosure (IP Code);
g. SNI 04-6629-2006 Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai
dengan 450/750 V, Bagian 3.2 Kabel tanpa selubung untuk pengawatan
pemasangan tetap (magun) butir 5: Tabel inti tunggal tanpa selubung dengan
konduktor fleksibel untuk pemakaian umum;
h. SNI IEC 60502-1 : 2009 Kabel daya dengan insulasi terekstrusi dan lengkapannya
untuk voltase pengenal dari 1 kV (Um = 1,2 kV) sampai dengan 30 kV (Um = 36
kV). Bagian 1: Kabel untuk voltase pengenal 1 kV (Um = 1,2 kV) dan 3 kV (Um =
3,6 kV);
1
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
4.1 PHB-TR
4.3 Tipe
Notasi yang menggambarkan jenis pemasangan, arus pengenal, jumlah jurusan, jenis
sakelar utama dan bahan selungkup PHB-TR.
Arus yang dapat dilalukan pada PHB-TR secara kontinyu, tanpa menyebabkan
kenaikan suhu pada seluruh komponen di dalamnya yang melebihi batas yang
ditetapkan pada standar ini.
4.5 Selungkup
Rakitan dari pelat logam atau non-logam yang berfungsi memberikan perlindungan
pada komponen di dalam PHB-TR terhadap pengaruh-pengaruh luar dan perlindungan
bagi manusia terhadap sentuhan tegangan langsung.
2
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
PHB-TR yang berfungsi untuk menghubung-bagi daya listrik pada gardu tiang. PHB-
TR pasangan luar pada standar ini didesain menggunakan selungkup.
Kabel keluar adalah kabel opstijg (jenis NYY atau NYFGbY), yang menghubungkan
terminal keluaran PHB-TR dengan kabel JTR.
Sakelar yang berfungsi sebagai pemutus aliran daya ke PHB-TR. Sakelar utama dapat
berfungsi sebagai proteksi transformator dan pemutus beban atau hanya pemutus
beban saja.
Sistem busbar fase tiga yang dikonstruksi dalam satu unit, yang setiap unitnya terdiri
dari kombinasi NH fuse base, terminal dan tutupnya, serta sekat insulasi antar-fase.
4.10 Busbar
Sistem yang terdiri dari satu atau tiga busbar yang diberi jarak sesuai dengan jarak
bebas yang ditetapkan pada standar ini dan disangga dengan bahan insulasi dengan
jarak rambat yang ditetapkan pada standar ini.
Sistem busbar fase-tiga yang menghubungkan sakelar utama dengan fuse rail.
3
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Sistem busbar yang diperuntukkan untuk hubungan dengan netral kabel masukan dan
netral kabel keluaran.
Konduktor atau bagian konduktif lainnya yang akan bertegangan dalam kondisi
operasi, termasuk konduktor netral, tetapi tidak termasuk konduktor pembumian.
5 Kondisi Pelayanan
a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam
tidak melebihi 35 ºC;
b. Kelembapan relatif tertinggi 100 %;
c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 2000 meter dari permukaan laut.
4
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
CONTOH:
PL-630-4-LBS-ST
Menyatakan : PHB-TR pasangan luar dengan arus pengenal 630 A yang memiliki
sirkit keluaran 4 jurusan dengan ukuran fuse NH1 dan jenis sakelar utama
pemutus beban (LBS) dengan bahan selungkup pelat SPCC.
PL2-400-2-LBS-AL
Menyatakan: PHB-TR pasangan luar dengan arus pengenal 400 A yang memiliki
sirkit keluaran 2 jurusan dengan ukuran fuse NH2 dan jenis sakelar utama
pemutus beban (LBS) dengan bahan selungkup pelat Aluminium.
CATATAN:
1) Arus maksimum jurusan per fase, namun total arus pada semua jurusan harus tidak
melebihi arus pengenal PHB TR pada kolom 3.
2) Saklar MCCB harus dapat memproteksi transformator. Tipe PL-250-2-MCCB
menggunakan saklar MCCB tipe adjustable.
5
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Kontak fuse 60
CATATAN: Pengujian kenaikan suhu menggunakan dummy NH-fuse link dengan disipasi daya
mengacu pada rated acceptable dissipation power pada fuse base yang disesuaikan dengan
besaran arus uji yang digunakan.
7 Komponen
Jarak bebas dan jarak rambat pada sistem busbar dan komponen pada PHB-TR
adalah:
Tegangan pengenal dan tegangan impuls pengenal dari komponen terpasang harus
cocok dengan nilai tegangan pengenal PHB-TR yang tercantum pada Butir 6.
Sakelar utama dapat menggunakan sakelar pemutus beban (LBS) atau molded case
circuit breaker (MCCB). Karakteristik masing-masing sakelar utama tercantum pada
Tabel 3.
6
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Karakteristik Persyaratan
Arus pengenal PHB-TR 250 A 400 A 630 A 1000 A
Sakelar pemutus beban
Standar desain IEC 60947-3
Kategori utilisasi AC-22 atau AC-23 pada tegangan pengenal
Arus pengenal ≥ 400 A ≥ 500 A ≥ 800 A ≥ 1250 A
Ketahanan hubung-singkat ≥ 8 kA ≥ 10 kA ≥ 16 kA ≥ 25 kA
Fasilitas pengunci Pada posisi terbuka sakelar dapat dikunci
Bahan insulasi Tahan panas dan memadamkan-sendiri nyala api
Bahan pelapis kontak Silver plated
Bahan pelapis terminal Silver plated
MCCB
Standar desain IEC 60947-2
Arus pengenal 250 A 400 A 630 A 1000 A
Kemampuan pemutusan hubung-
≥ 8 kA ≥ 10 kA ≥ 16 kA ≥ 25 kA
singkat
Fasilitas pengunci Pada posisi terbuka sakelar dapat dikunci
Bahan insulasi Tahan panas dan memadamkan-sendiri nyala api
Bahan pelapis terminal Silver plated
Karakteristik Persyaratan
Standar desain IEC 60269-2
Posisi pemasangan Vertikal
Arus pengenal 250 A 400 A
Ukuran Size 1 Size 2
Rated acceptable power dissipation 32 W 45 W
Kemampuan pemutusan hubung- ≥ 50 kA ≥ 50 kA
singkat kondisional (Icc)
Arah koneksi kabel keluaran Dari bawah
Bahan insulasi ▪ Bagian dasar : DMC atau BMC; Flammability: V0
▪ Bagian penutup : material dengan karakteristik
flammability: V0 atau V1
Kontak Bahan pelapis : Silver plated
Kontak harus mempunyai pegas penguat dari bahan
stainless steel
Bahan pelapis terminal Tin plated atau silver plated
Lengkapan minimum ▪ Selungkup terminal keluaran
▪ M-terminal dengan ukuran baut M12
7
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Karakteristik NH Fuse link pada fuse rail tercantum pada Tabel 5. Ukuran (size) NH
fuse link yang akan digunakan pada PHB TR harus sesuai dengan ukuran fuse rail
terpasang. Pemilihan arus pengenal NH fuse link dapat dilihat pada Lampiran.
Karakteristik Persyaratan
8
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Arus pengenal NH 1 1) NH 2 2)
[A] [W] [W]
50 5,5 5,7
63 7,1 7,1
80 8,4 8,5
100 9,2 9,7
125 12,4 12,8
160 15,3 15,7
200 18,3 18,3
224 - 19,2
250 - 21,0
CATATAN:
1) NH 1 = NH size 1
2) NH 2 = NH size 2
a) Transformator arus
Kelas akurasi : 0,5
Standar desain : SPLN D3.014-1: 2009
b) Ampere-meter
Jenis : Maximum demand indicator
Julat arus : Sesuai dengan rasio transformator arus yang digunakan.
Jarum indikator dapat di-reset dari luar.
c) Kabel pengawatan
Jenis : NYAF minimal 2,5 mm²
Warna : Instalasi internal: merah, kuning dan hitam (fase), biru
(netral), hijau kuning (pembumian).
Standar desain : SNI 04-6629-2006
d) Kotak kontak
Jenis : 1P+GND
Arus pengenal : 16 A
Standar desain : SNI 04-3892.1-2006
9
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
8 Konstruksi
8.1 Selungkup
Kecuali disepakati lain, selungkup dan bagian-bagiannya dicat dengan powder coating
in textured warna abu-abu RAL 7032 dengan ketebalan minimum 80 µm.
10
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Dimensi
Jarak
[mm]
A -
B 1100
C ≥ 400
D 60
E 100
F 185
G 50
Bagian dasar selungkup harus diberi lubang untuk jalur masuk dan keluar kabel
eksternal. Lubang tersebut harus dilengkapi dengan karet penutup dengan ukuran
yang sesuai dengan ukuran kabel, sehingga pada kondisi terpasang, tingkat
pengamanan selungkup dapat tetap dipertahankan. PHB-TR harus dilengkapi dengan
klem untuk pemegang kabel yang dipasang di bawah terminal.
Selungkup harus dilengkapi dengan fasilitas untuk pemasangan PHB-TR pada lengan
penopang pada tiang beton atau besi. Klem pemasang harus dilas pada selungkup.
Cara pemasangan dengan membor selungkup tidak diperbolehkan.
Untuk pengamanan terhadap tegangan sentuh, papan montase (8.1.2), daun pintu
(8.1.3), dan bagian logam lainnya yang terhubung dengan badan selungkup melalui
engsel, mur-baut, klem, dan sejenisnya harus dihubungkan ke terminal pembumian
atau badan selungkup terdekat dengan kabel NYAF warna hijau-kuning atau copper
braided dengan luas penampang minimum 10 mm².
Selungkup harus dilengkapi dengan ventilasi udara yang terdiri dari sirip-sirip dan
dilapis dengan pelat berlubang dan ram.
11
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Papan montase adalah tempat kedudukan dari rakitan sakelar utama, sistem busbar
dan fuse rail.
Papan montase terbuat dari bahan dan ketebalan pelat yang sama dengan selungkup.
Papan montase yang telah dipasangi rakitan harus dapat dikeluarkan dan dimasukkan
dari dan ke dalam selungkup dengan mudah.
Papan montase dipasang dengan sistem mur-baut, dengan baut dilas pada bidang
belakang selungkup.
8.1.3 Pintu
Selungkup PHB-TR dilengkapi daun pintu yang dapat dibuka dengan sudut buka tidak
kurang dari 160 derajat. Untuk lebar selungkup > 700 mm, pintu harus terdiri dari 2
daun pintu.
Bagian dalam daun pintu dilengkapi dengan rak penyimpan data/dokumen dan fasilitas
penempatan fuse puller.
Pintu bagian luar harus dilengkapi dengan logo PLN dan tanda peringatan
keselamatan kerja dan keselamatan umum.
BAHAYA LISTRIK
12
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Pada bagian atas pintu harus dipasang 3 buah lampu indikator fase berwarna merah
dan opsional 1 buah lampu indikator unbalance berwarna kuning. Lampu indikator
yang digunakan harus dari jenis pasangan luar.Penempatan lampu indikator sesuai
Gambar 2.
Sakelar utama ditempatkan pada sebelah kiri bagian bawah dan dipasang pada papan
montase.
Satu unit fuse rail memasok dan memproteksi satu jurusan JTR.
Fuse rail dipasang pada papan montase di sisi sebelah kanan secara vertikal. Urutan
fase pada satu unit fuse rail adalah:
a. Fase R : atas
b. Fase S : tengah
c. Fase T : bawah
Setiap unit fuse rail harus dilengkapi dengan label penanda jurusan.
Busbar harus memiliki dimensi dengan ketentuan besar arus pengenal PHBTR dibagi
dengan luas penampang, maksimum 2,1 A/mm2.
Penyambungan antar busbar hanya dapat dilakukan dengan mur-baut dari baja
galvanis.
Penyambungan antara busbar dengan terminal sakelar utama dan fuse rail harus
menggunakan baut asli dari komponen tersebut.
Pabrikan harus mendokumentasi torsi pengencangan baut (dalam Nm) pada setiap
sambungan busbar pada gambar konstruksi.
13
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Busbar harus terpasang kuat dan disangga dengan insulator sehingga tahan terhadap
gaya dinamik dari arus gangguan hubung singkat. Insulator tidak boleh difungsikan
sebagai media penyambungan busbar.
Busbar harus diberi identifikasi fase dengan huruf L1, L2, L3 untuk fase R, S, T.
8.5 Terminal
Terminal masukan PHB TR adalah sistem busbar yang terhubung dengan terminal
sakelar utama. Terminal dilengkapi dengan lubang baut sesuai Tabel 7.
250 A 1 M 12
400 A 2 M 12
630 A 2 M 12
1000 A 4 M 12
Terminal keluaran fuse rail berfungsi sebagai terminal keluaran dari fase PHB-TR.
Terminal netral adalah suatu sistem busbar dengan ketentuan yang sama dengan
busbar hubung.
Sistem busbar netral dipasang horizontal pada papan montase di bawah terminal
keluaran fuse rail.
Busbar netral diberi lubang dengan jumlah yang sama dengan jumlah netral dari kabel
eksternal (kabel masukan + kabel keluaran) dan dilengkapi mur, baut dan washer
berukuran M12 atau sama dengan baut terminal fuse rail.
14
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Busbar dicat dengan warna biru, kecuali pada lokasi bidang sambungnya dengan
konduktor netral kabel eksternal (agar tidak menghalangi kontak antara busbar dengan
sepatu kabel dari kabel eksternal).
Panjang busbar adalah sedemikian hingga seluruh konduktor netral dari kabel-kabel
eksternal dapat dipasang dengan mudah dan tidak bersilangan.
CATATAN: Inti biru dari kabel masukan dihubungkan dengan terminal netral.
Busbar dicat dengan warna kombinasi hijau-kuning, kecuali pada lokasi bidang
sambungnya dengan kabel pembumian.
Busbar pembumian harus terpasang pada badan selungkup (tidak pada papan
montase) dan harus terhubung secara elektris tanpa melalui lapisan (cat, dll) yang
dapat menghalangi kontaknya dengan badan selungkup.
PHB-TR harus dilengkapi dengan lampu penerangan tipe LED yang akan menyala
secara otomatis bila pintu dibuka dan satu kotak-kontak. Sumber daya harus diambil
dari masukan sakelar utama, sehingga tetap dapat berfungsi walaupun sakelar utama
pada posisi buka.
Setiap kabel harus diberi identifikasi fase. Rangkaian kabel harus diikat dengan spiral
pengikat atau dengan cable duct yang terpasang ketat pada badan selungkup.
CATATAN: Dalam hal dibutuhkan, PHB-TR yang menggunakan sakelar utama berupa MCCB
dilengkapi dengan proteksi terhadap kehilangan tegangan salah satu fase.
15
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Perangkat ukur arus terdiri dari ampere-meter dan transformator arus untuk mengukur
arus PHB-TR. Ampere-meter dipasang pada papan instrumen. Papan instrumen dibuat
dari pelat dengan bahan dan tebal yang sama dengan selungkup.
Papan instrumen dipasang pada selungkup bagian atas melalui engsel pada sisi kiri.
Sudut buka harus ≥ 160 derajat.
Papan instrumen harus terpasang dengan kuat dan dilengkapi bantalan karet untuk
mengurangi getaran pada instrumen.
9 Papan Nama
PHB-TR harus dilengkapi dengan papan nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada pintu selungkup pada posisi yang mudah terlihat.
Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.
Papan nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia, dengan jenis informasi tercantum
pada Tabel 8.
16
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
10 Pengujian
Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe PHB-TR
yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah tipe tersebut memenuhi
persyaratan yang ditetapkan standar ini. Pengujian jenis dilakukan oleh Laboratorium
PLN.
a. Laporan uji jenis dari laboratorium independen atau informasi bahwa komponen
7.2; 7.3; 7.4; dan 7.5 telah terdaftar pada direktori Sistem Pengawasan Mutu (SPM)
PLN;
b. Mill certificate busbar yang diterbitkan pabrik pembuat busbar;
c. Mill certificate pelat selungkup yang diterbitkan pabrik pembuat pelat;
d. Laporan pengujian flammability fuse rail dari laboratorium independen;
e. Data (laporan pengujian atau katalog atau brosur) mengenai merek dan tipe
insulator penyangga busbar;
f. Gambar konstruksi, diagram pengawatan, dan nilai-nilai torsi pengencangan baut;
g. Kurva arus waktu untuk saklar utama MCCB dan NH fuse link;
h. Dokumen kurva koordinasi proteksi transformator untuk saklar utama MCCB.
PHB-TR dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh mata
uji pada Tabel 10 kolom 4.
1. Penggunaan merk atau tipe lain pada sakelar utama, fuse rail, busbar-hubung, dan
insulator penyangga busbar;
2. Penggantian konfigurasi selungkup dan seal (perapat);
3. Penggantian ukuran busbar-hubung.
Dilakukan melalui uji verifikasi di laboratorium PLN. Mata uji verifikasi ditentukan
berdasarkan pengaruh perubahan terhadap mutu PHB-TR.
Merek dan tipe komponen lainnya dapat diubah tanpa uji verifikasi, sepanjang
komponen pengganti telah lulus uji jenis atau terdaftar pada direktori Sistem
Pengawasan Mutu (SPM) PLN.
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap PHB-TR yang
diproduksi untuk memastikan bahwa kualitasnya identik dengan sampel uji jenis.
17
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Mata uji rutin tercantum pada Tabel 10 kolom 5 dan dilakukan oleh pabrikan.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan pada rak dokumen pada pintu PHB-TR.
Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang
diambil secara acak dari sejumlah PHB-TR yang akan diserahterimakan ke PLN.
Mata uji serah terima tercantum pada Tabel 10 kolom 6, dengan catatan PLN dapat
menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik pada
proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian yang
dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.
a. PHB-TR yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik dengan
PHB-TR yang diuji jenis;
b. PHB-TR yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi dengan
laporan pengujiannya;
c. Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN;
d. Jumlah sampel dan ketentuan penerimaan tercantum pada Tabel 9.
1 2 3
2 s/d 15 2 0
16 s/d 25 3 0
26 s/d 90 5 0
91 s/d 150 8 0
151 s/d 280 13 1
281 s/d 500 20 1
501 s/d 1200 32 2
1201 s/d 3200 50 3
18
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
a. Sampel PHB-TR dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji pada
Tabel 10 kolom 6 berhasil baik;
b. Seluruh PHB-TR yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji hasilnya baik sesuai ketentuan jumlah pada Tabel 9.
Sampel yang gagal harus dikeluarkan dari kelompok yang diserahterimakan.
c. Bila sampel gagal melebihi nilai pada Tabel 9 kolom 3 maka seluruh PHB-TR
dinyatakan ditolak.
Mata uji pengujian pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain
dalam rangka memverifikasi kualitas PHB-TR dan komponennya, menyesuaikan
dengan kebutuhan di lapangan.
19
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Serah
No Mata uji Metode uji/persyaratan Jenis Rutin
Terima
1 2 3 4 5 6
20
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Serah
No Mata uji Metode uji/persyaratan Jenis Rutin
Terima
1 2 3 4 5 6
CATATAN
1) Dilakukan dengan membandingkan konstruksi PHB-TR uji jenis.
2) Hanya untuk sakelar utama jenis MCCB
3) Hanya untuk komponen plastik
21
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Lampiran A
Proteksi Pada PHB-TR
Sakelar utama PHB-TR dari jenis MCCB dapat difungsikan untuk proteksi
transformator distribusi, melengkapi proteksi pada sisi primer yang dilakukan oleh
pelebur expulsion yang terpasang pada fuse cutout.
Ada dua kurva yang perlu diperhatikan pada proteksi transformator, yaitu kurva
ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan (transient) transformator.
1250
t= .......................................................................................... (1)
I2
Dengan :
Pada arus gangguan yang lebih rendah, durasi hubung-singkat dapat berlangsung
lebih lama, karena intervensi minyak pendingin akan menghambat kenaikan suhu
belitan yang dibangkitkan arus hubung-singkat. Ketahanan transformator terhadap
arus gangguan yang lebih rendah adalah:
Selama operasi transformator, akan timbul arus-lebih yang bersifat peralihan. Arus-
lebih ini harus dapat ditahan oleh pelebur atau proteksi (terutama sisi primer), tanpa
beroperasi memutus.
22
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Arus inrush timbul bila transformator yang tidak terhubung dengan beban mulai diberi
tegangan (enerjais). Besar arus inrush ditentukan oleh residual magnetik pada inti besi
dan nilai tegangan-sesaat pada waktu transformator dienerjais. Efek termal dari arus
inrush terhadap pelebur sisi primer dapat diperhitungkan setara dengan:
Arus inrush jenis lainnya adalah hot load pickup yang timbul bila pasokan daya pada
transformator yang sedang beroperasi, padam akibat gangguan temporer dan
kemudian re-close. Pada kasus ini arus inrush akan terdiri dari dua komponen yaitu
arus inrush magnetisasi dan arus peralihan dari beban terhubung (load inrush current).
Efek termal dari hot load pickup diperhitungan setara dengan 12 s/d 15 kali arus
nominal dengan durasi 0,1 detik.
Bila pasokan daya padam dalam waktu yang cukup panjang, akan timbul fenomena
cold load pickup. Arus peralihan ini cenderung berdurasi panjang dan terjadi pada
transformator yang memasok beban residensial dengan daya terpasang mendekati
atau lebih besar dari kapasitas transformator. Cold load pickup dapat berlangsung
hingga 30 menit, sejak re-enerjais, karena beberapa beban seperti AC, refrigerator dan
heater umumnya dikendalikan secara termostatik dan on-off secara random satu sama
lain. Akibat hilangnya pasokan daya dalam waktu yang cukup lama, kendali peralatan
ini akan keluar dari batas set-point. Setelah pasokan tersedia, termostat kemudian
menghubung dan peralatan segera menyerap daya.
Efek termal dari arus cold load pick-up diperhitungkan setara dengan :
Kurva dari arus-arus peralihan operasi transformator dapat digambarkan seperti kurva
C-D pada gambar A1.
Pemilihan rating arus atau setting proteksi (terutama proteksi sisi primer) dapat
dilakukan dengan mengkaji kurva arus-waktunya. Kurva tersebut harus berada lebih
kiri dari kurva A-B dan lebih kanan dari kurva C-D.
23
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
10000
1000
100
C
10
B
waktu [s]
0,1
D
0,01
1 10 100
Arus [pu]
Gambar A1. Kurva ketahanan transformator dan kurva arus operasi peralihan
Kurva proteksi transformator 160 kVA dengan NH fuse link 200 A yang terpasang pada
fuse switch PHB-TR, dikoordinasikan dengan pelebur 10 K pada sisi primer, dapat
dilihat pada gambar A2.
10000
1000
gG 200A
75% 10K
K - 10A
100
C
10
B
waktu [s]
0,1
D
0,01
1 4 10 100
Arus [pu]
24
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
Sebagai contoh, fuse link gG 200 A dapat memproteksi transformator dengan menutup
semua garis ketahanan transformator. Keberadaan fuse link ini dapat memperbaiki
cakupan proteksi fuse link pada cutout, yang hanya dapat memproteksi untuk arus
gangguan > 4 In.
Bila fuse link sisi primer dikoordinasikan dengan fuse link sisi sekunder, kedua kurva
perlu dipisahkan sejauh 25%. Kurva arus-waktu 75% fuse link sisi primer harus lebih
kanan dari kurva fuse link sisi sekunder (gambar A2). Kurva 75% didefinisikan sebagai
kurva waktu rusak pelebur (time damaging curve). Pemberian jarak 25% dimaksudkan
agar semua gangguan pada JTR, yang telah berhasil diamankan oleh fuse link sisi
sekunder, tidak menimbulkan pengaruh kerusakan pada fuse link sisi primer.
Dengan pola tersebut di atas, arus pengenal fuse link untuk sakelar utama (fuse
switch) pada PHB-TR yang dikoordinasikan dengan fuse link sisi primer, dapat
menggunakan Tabel A1.
Penentuan rating fuse link di atas, lebih mudah dilakukan bila menggunakan fuse link
tipe gTr, jenis yang khusus diperuntukkan bagi proteksi transformator. Rating fuse link
jenis ini dinotasikan identik dengan kapasitas transformator (contoh: gTr 100 kVA)
Tipe MCCB yang dapat digunakan sebagai pengaman transformator dapat dipilih
dengan pola yang sama seperti di atas, yaitu dengan cara mengkaji kurva arus-
waktunya.
Tabel A1. Rating pelebur sisi primer yang dikoordinasi dengan pelebur NH gG/gL
50 80A 3A 1) 6,3/6A
CATATAN :
1) perlu dipastikan dengan kurva arus-waktu dari merek pelebur yang akan
digunakan
2) rentan terhadap arus cold-load pickup dan hot-load pickup
25
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1 : 2018
Fuse link pada fuse rail bertujuan untuk memproteksi kabel JTR dari arus beban lebih
dan arus gangguan hubung-singkat. Arus-lebih yang mengalir pada konduktor kabel
dapat menyebabkan suhu tinggi yang merusak insulasi kabel, sambungan dan tap
konektor yang terpasang pada jurusan JTR tersebut.
Fuse link tersebut dapat memproteksi kabel JTR terhadap beban-lebih bila memenuhi
dua kondisi berikut :
▪ IB ≤ In ≤ Iz
▪ If ≤ 1,45 Iz
dengan :
IB = arus operasi kabel
Iz = kemampuan hantar arus (KHA) kabel (lihat Tabel A2)
In = arus pengenal fuse link gG
If = arus fusing konvensional dari fuse link gG (lihat Tabel A3)
Jika fuse link dapat memenuhi ketentuan di atas, maka secara praktis dapat
memproteksi kabel terhadap arus gangguan hubung singkat.
CATATAN: Pemutusan fuse link didefinisikan dengan arus dan waktu konvensional seperti
tercantum pada Tabel A3. Nilai pada tabel merupakan konvensi dari arus yang harus dapat
diputus dan arus yang harus dapat ditahan oleh fuse link tanpa beroperasi memutus, serta
waktu yang dikonvensikan.
Sebagai contoh : fuse link dengan arus pengenal (In) = 100 A, harus dapat memutus arus
sebesar 160 A (1,6 In) dalam waktu 2 jam, namun fuse link tersebut harus dapat menahan arus
125 A (1,25 In) selama 2 jam, tanpa beroperasi memutus.
Bila sakelar utama menggunakan LBS, jumlah dari arus pengenal setiap jurusan harus
diperhitungkan agar tidak melebihi arus pengenal transformator.
Berdasarkan ketentuan di atas, arus pengenal maksimum dari fuse link jurusan yang
terpasang pada fuse rail, dapat ditentukan seperti pada Tabel A2.
26
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
SPLN D3.016-1: 2018
16 ≤ In ≤ 63 1
63 < In ≤ 160 2
1,25 In 1,6 In
160 < In ≤ 400 3
In > 400 4
27
HAK CIPTA PT PLN (PERSERO)
STANDAR INI DIBUAT OLEH PT PLN (PERSERO) UNTUK PT KURNIA ABADI PADANG
2 APRIL 2020
Pengelola Standardisasi: