033-3: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0006.P/DIR/2020
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.033-3: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0006.P/DIR/2020
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter
PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter
Disusun oleh:
Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
h
PLN
PT PLN (PERSERO)
NOMOR:0oo6.PlDlN2020
TENTANG
sPLN D3.033-3
PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
BAGIAN 3: POLE MOUNTED FAULT INTERRUPTER
6. Peraturan ...
Par
lL
h
PLN
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-211/MBU/10/2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-1 38/MBU|0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-325/MBU112I2019
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.t(DlR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT pLN
(Persero) Nomor 0297.P/DlRY201 6;
14. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051 .p/DlRl/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0220.P/DlRy20j 9;
15. Keputusan Direksi PT PLN (persero) Nomor 033.1(DlRti2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (persero).
MEMUTUSKAN
Paraf lL
*
PLN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 06 I'laret 2020
DIREKTUR UTAM A,
P
v
,(
s
ts
FLI ZAINI
Paraf
l'/
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019
Daftar Isi
i
SPLN D3.033-2: 2020
Daftar Gambar
Daftar Tabel
ii
SPLN D3.033-3: 2020
Prakata
Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Fault Interrupter sebagai salah satu
peralatan sakelar pada jaringan tegangan menengah, yang merupakan bagian pada
kelompok standar yang mencakup:
Dengan ditetapkannya standar ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan
standar ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
SPLN D3.033-3: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Fault Interrupter pada jaringan
tegangan menengah.
Fungsi Fault Interrupter untuk memutus arus gangguan. Fault Interrupter tidak didesain
untuk pengukuran transaksi energi.
Untuk selanjutnya Pole Mounted Fault Interrupter disebut dengan “Fault Interrupter”.
2 Tujuan
3 Acuan Normatif
Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.
4.2 Interrupter
Komponen pemutus utama berupa dua elektroda yang dilengkapi mekanisme pemutus
busur api.
1
SPLN D3.033-3: 2020
4.3 Bushing
Perangkat instrumen arus listrik pada suatu peralatan yang pembacaan arusnya dalam
kondisi pemakaian normal proporsional terhadap arus masukannya dan perbedaan fasa
mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.
Perangkat instrumen tegangan listrik pada suatu peralatan yang pembacaan tegangannya
dalam kondisi pemakaian normal proporsional terhadap tegangan masukannya dan
perbedaan fasa mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.
Komponen pada sakelar yang berfungsi secara mekanis untuk menggerakkan moving
part dari interrupter, sehingga dapat melakukan buka/tutup.
Indikator penghitung jumlah buka/tutup sakelar yang bekerja dengan picu mekanis. Satu
hitungan berarti satu siklus buka dan tutup.
Penanda status posisi buka/tutup pada sakelar yang dapat dilihat dengan jelas oleh
personil yang berdiri di bawah.
Tuas pada sakelar yang digunakan untuk buka/tutup sakelar secara manual oleh personil
yang berdiri di bawah menggunakan galah/stik, baik dengan tarikan atau dorongan.
4.10 Selungkup
Pelat logam yang digunakan untuk melindungi bagian aktif yang berada didalamnya.
2
SPLN D3.033-3: 2020
Kabel yang menghubungkan sakelar dengan panel kontrol yang dapat terdiri dari kabel
perintah, kabel instrumen, dan kabel status.
Panel yang secara kesatuan berfungsi untuk memberi perintah buka/tutup, pemantauan
status, termasuk pembacaan pengukuran pada sakelar yang terhubung ke sakelar melalui
kabel hubung.
Bagian pada panel kontrol yang berfungsi sebagai antarmuka operator dengan sakelar.
Nilai rms dari arus primer dimana sakelar dapat menahannya selama durasi sekian detik
tanpa timbul kerusakan.
Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemutusan tanpa terjadi
kerusakan.
Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemasukan tanpa terjadi
kerusakan.
5 Kondisi Pelayanan
a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam tidak
melebihi 35 ºC;
b. Kelembaban relatif tertinggi 100 %;
3
SPLN D3.033-3: 2020
c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 meter dari permukaan laut;
d. Kecepatan udara tidak melebihi 34 m/s;
e. Tingkat polusi sangat berat.
CATATAN
*) Nilai spesifikasi rentang waktu yang lebih cepat diperbolehkan.
Komponen utama Fault Interrupter dibagi dalam 2 bagian, yaitu Fault Interrupter (sakelar)
dan panel kontrol.
4
SPLN D3.033-3: 2020
Fault Interrupter terdiri dari beberapa komponen antara lain interrupter, bushing, sensor
arus, sensor tegangan, sistem penggerak, counter mekanis, tuas mekanis, dan
sebagainya.
7.1.1 Interrupter
Tuas sambungan antara interrupter dengan bagian sistem penggerak harus dimatikan/fix,
tidak boleh berubah/bergeser akibat pergerakan buka/tutup interrupter, dan tidak dapat
dilakukan adjustment.
Penggunaan cairan tambahan hanya dapat digunakan sebagai material tambahan untuk
memperkuat sistem lock baut/mekanis yang digunakan.
7.1.2 Bushing
Bushing Fault Interrupter terbuat dari bahan polimer atau porcelain atau cast resin. Jarak
rambat bushing memenuhi kriteria minimal 31 mm/kV.
Sensor arus yang dipasang pada setiap fasa Fault Interrupter harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut:
Sensor arus harus mampu mengukur arus Sensitive Earth Fault (SEF) 1 A.
5
SPLN D3.033-3: 2020
Sensor tegangan dapat berupa capacitive voltage dividers, transformator tegangan, atau
sensor tegangan lain.
Sistem penggerak dirancang untuk memutus beban tiga fasa secara bersamaan. Sistem
penggerak menggunakan motor spring, permanent magnetic actuator atau sistem
penggerak lain yang sesuai dengan fungsi Fault Interrupter.
Counter mekanis dipasang pada bagian bawah selungkup Fault Interrupter sehingga
mudah terbaca dari posisi operator di bawah jaringan kelistrikan.
a. Indikator harus dapat menunjukkan posisi TRIP dan CLOSED dari Fault Interrupter;
b. Indikator berwarna merah untuk posisi CLOSED dan berwarna hijau untuk posisi
TRIP;
c. Indikator warna dan tulisan harus mudah terlihat, tidak mudah hilang/pudar, tahan
terhadap cuaca, dan terbuat dari bahan fluoresensi;
d. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
Fault Interrupter dan tidak boleh lepas.
6
SPLN D3.033-3: 2020
a. Tuas operasi harus dapat dioperasikan untuk TRIP dan CLOSE Fault Interrupter
menggunakan galah/stik, baik pada saat berbeban maupun tidak berbeban;
b. Tuas operasi terbuat dari stainless steel dengan ketebalan minimal 5 mm dan tidak
boleh ada sambungan;
c. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
Fault Interrupter dan tidak boleh lepas.
CATATAN: Prosedur pengoperasian Fault Interrupter secara manual harus disediakan oleh
pabrikan.
Selungkup utama pada Fault Interrupter harus terbuat dari material stainless steel
nonmagnetic atau cast aluminium dengan ketebalan minimal 3 mm. Bagian sambungan
(las) harus melalui proses sand blasting setelah proses pengelasan. Galvanisasi harus
mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan minimal 80 µm. Pada proses
finalisasi, dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat tahan ultraviolet dengan
ketebalan cat minimal 80 µm.
Selungkup utama harus memenuhi persyaratan Indeks Proteksi (IP) minimal X7.
Dalam kondisi tertentu, Fault Interrupter dapat menggunakan selungkup terpisah untuk
sistem penggerak dengan besaran indeks proteksi (IP) minimal 55.
Fault Interrupter harus tahan terhadap korosi. Semua mur dan baut tetap harus mudah
dilepas dan dipasang.
Jika Fault Interrupter menggunakan insulasi dielektrik gas harus dilengkapi dengan
indikator low pressure gas dan interlock mekanis. Adapun indikator low pressure,
diletakkan pada bagian selungkup dan mudah terbaca dari posisi operator dibawah
jaringan kelistrikan.
7
SPLN D3.033-3: 2020
Fault Interrupter harus dilengkapi dengan indikator pada panel kontrol untuk
mengindikasikan kerusakan interrupter akibat kegagalan insulasi vakum pada posisi
saklar OPEN.
Pada bagian atas selungkup Fault Interrupter harus disediakan fasilitas lifting lug atau
penggantung yang dapat dipakai untuk mengaitkan sling alat pengangkat
(katrol/crane/dll).
8
SPLN D3.033-3: 2020
Fault Interrupter dilengkapi konstruksi mounting bracket yang berfungsi sebagai dudukan
sakelar pada bracket di tiang dengan spesifikasi berikut:
7.2.1 Selungkup
Selungkup panel kontrol menggunakan material stainless steel dengan ketebalan minimal
2 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui proses sand blasting setelah proses
pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan
minimal 80 µm. Pada proses finalisasi dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat
tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal 80 µm.
Bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan kantung untuk penyimpanan dokumen
seperti manual book atau SOP.
Bagian pintu depan selungkup dilengkapi tanda peringatan keselamatan umum seperti
pada Gambar 2.
9
SPLN D3.033-3: 2020
Antarmuka panel kontrol minimal harus dilengkapi dengan display dan tombol-tombol
untuk mengontrol dan memonitor akses langsung di bawah ini:
a. Besaran metering;
b. Setelan fungsi Fault Interrupter dan konfigurasi database;
c. Event log;
d. Kontrol: Fault Interrupter CLOSE dan TRIP;
e. Status: komunikasi data, RTU, status baterai;
f. Reset;
g. Lampu LED indikator: Fault Interrupter CLOSED atau TRIP, alarm gangguan, fasa-
fasa bertegangan.
Spesifikasi teknis untuk IED merujuk SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.5 dan perubahannya.
Fault Interrupter harus dilengkapi dengan baterai dan pengisi dayanya yang diletakkan di
dalam panel kontrol. Baterai difungsikan untuk mengoperasikan Fault Interrupter saat
tidak ada catu daya eksternal.
Baterai merupakan jenis baterai kering yang tidak memerlukan pemeliharaan dengan
karakteristik deep-cycle-battery atau yang didesain untuk fungsi sebagai standby power
supplies.
Pengisi daya baterai harus memiliki fitur memutus saat baterai penuh, penstabil tegangan,
boost charge, dan memiliki mekanisme proteksi dari beban lebih dan hubung singkat.
10
SPLN D3.033-3: 2020
Fault Interrupter dan panel kontrol dihubungkan melalui kabel dengan panjang minimal 10
m tanpa sambungan. Jenis kabel adalah pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan
terhadap ultraviolet dan flame retardant. Kabel instrumen ini harus dapat digunakan untuk
analog atau digital.
Pada kedua ujung kabel, dipasang konektor yang memiliki mekanisme penguncian.
Koneksi antara konektor kabel dengan fixing part konektor yang terdapat pada Fault
Interrupter dan panel kontrol harus didesain sehingga tidak memungkinkan terjadinya
kesalahan pin koneksi antara male dan female pada konektor tersebut. Konektor yang
digunakan harus dapat memenuhi indeks pengaman Fault Interrupter dan panel kontrol.
7.3 Lengkapan
Karakteristik dasar:
Dilengkapi dengan bracket yang didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan
beban transformator catu daya pada tiang.
Kabel catu daya dari terminal sekunder transformator catu daya yang terhubung ke panel
kontrol harus dari jenis kabel pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant.
7.3.2 Bracket
Bracket yang dipasang pada tiang sebagai penopang seluruh beban sakelar Fault
Interrupter terbuat dari bahan pelat logam berlapis galvanis hot dip dengan ketebalan
minimal 80 µm.
11
SPLN D3.033-3: 2020
Bracket harus didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan beban Fault
Interrupter pada tiang dengan diameter minimal 157 mm (nilai minimum pada SPLN
D3.19-2:2013) maupun tiang dengan bentuk lain.
Terminal bushing harus dilengkapi pelindung berupa insulasi heatshrink atau material
yang diperuntukkan untuk bahan insulasi pasangan luar pada peralatan tegangan
menengah.
8 Penandaan
Fault Interrupter harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan
dipasang pada selungkup pada posisi yang mudah terlihat. Semua informasi pada pelat
nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.
Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 2. Judul jenis informasi dapat disingkat.
CATATAN:
*) Disesuaikan dengan spesifikasi desain waktu sequence operasi Fault Interrupter.
12
SPLN D3.033-3: 2020
Pada selungkup bagian bawah Fault Interrupter harus diberi penandaan “FI-YYYY”,
dengan YYYY adalah tahun produksi (contoh: FI-2020). Ukuran tulisan penandaan dibuat
dengan tinggi huruf minimal 100 mm.
Panel kontrol harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada pintu selungkup pada posisi yang mudah terlihat.
Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.
Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 3. Judul jenis informasi dapat disingkat.
Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe dari suatu
tipe Fault Interrupter yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah desain
Fault Interrupter tersebut memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan standar ini.
Jumlah sampel uji adalah 1 (satu) unit untuk setiap tipe, namun untuk pengujian making-
breaking yang didahului oleh uji ketahanan arus singkat dapat menggunakan sampel
tersendiri.
13
SPLN D3.033-3: 2020
Untuk pengajuan uji jenis, pabrikan harus menyampaikan dokumen dan informasi yang
terkait dengan sampel prototipe Fault Interrupter yang akan diuji, antara lain:
Fault Interrupter dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh
mata uji pada Tabel 4 kolom 5.
Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh Fault
Interrupter yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari
persyaratan standar.
Mata uji rutin tercantum pada Tabel 4 kolom 6 dan dilakukan oleh pabrikan.
Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan pada rak dokumen pada pintu Panel Kontrol.
Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil
secara acak dari sejumlah Fault Interrupter yang akan diserahterimakan ke PLN.
Mata uji pengujian serah-terima tercantum dalam Tabel 4 kolom 7, dengan catatan PLN
dapat menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik
pada proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian
yang dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.
14
SPLN D3.033-3: 2020
a. Fault Interrupter yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik
dengan Fault Interrupter yang diuji jenis;
b. Fault Interrupter yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi
dengan laporan pengujiannya;
c. Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN;
d. Jumlah sampel adalah 10 % (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan
dengan jumlah minimal 1 (satu) unit pada kelompok tersebut.
a. Sampel Fault Interrupter dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji
pada Tabel 4 kolom 7 berhasil baik.
b. Seluruh Fault Interrupter yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji hasilnya baik.
c. Pengujian serah terima dinyatakan gagal dan semua Fault Interrupter yang akan
diserahterimakan ditolak, jika:
1) 1 (satu) sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel ≤ 2 (kurang atau
sama dengan dua);
2) > 1 (lebih dari satu) sampel mengalami kegagalan.
d. Pengujian serah terima dapat diulang dengan mengambil sampel baru, jika 1 (satu)
sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel > 2 (lebih dari dua).
e. Terhadap kelompok Fault Interrupter pada butir d), pabrikan atau pemasok harus
segera melakukan evaluasi terhadap kelompok Fault Interrupter sebelum
pengambilan sampel baru. Adapun jumlah sampel pada pengujian ini sejumlah 20 %
dari total yang diajukan kembali dan tidak boleh ada yang gagal.
15
SPLN D3.033-3: 2020
Mata uji pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain dalam rangka
memverifikasi kualitas Fault Interrupter, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
16
SPLN D3.033-3: 2020
Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7
2 Pengujian Dielektrik
a Ketahanan tegangan impuls petir IEC 62271-1 butir 7.2 125 kVp 1,2/50µs ✓ - -
c Pengujian polusi buatan 2) IEC 62271-1 butir 7.2 dan IEC TS 60815-1:2008 ✓ - -
IEC 62271-111 butir 7.2
d Pengujian lepasan parsial3) IEC 62271-1 butir 7.2 Upre-stress = 1,3 x 1,5 x Ur/√3 ✓ - -
Um = 1,1 Ur/√3
Durasi Upre-stress = 60s
e Pengujian dielektrik pada komponen 2 kV / 60s ✓ ✓ ✓
bantu dan kontrol
3 Pengukuran tahanan kontak IEC 62271-1 butir 7.4 ✓4) ✓5) ✓5)
6 Indeks pengaman 6) IEC 62271-1 butir 7.7 Butir 7.1.1 dan Butir 7.2.1 ✓ - -
17
SPLN D3.033-3: 2020
Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7
10 Pengujian arus pemutusan minimum IEC 62271-111 butir 7.105 Minimum gangguan fasa, tanah ✓ - -
dan SEF
11 Pengujian arus surja (untuk Fault IEC 62271-111 butir 7.107 ✓ - -
Interrupter series-trip)
12 Pengujian karakteristik arus-waktu IEC 62271-111 butir 7.108 Gangguan fasa, tanah, dan SEF ✓8) - -
dengan kurva (paling sedikit) SI,
VI, dan EI.
13 Pengujian operasi mekanis IEC 62271-111 butir 7.109 Memenuhi persyaratan IEC dan ✓9) - ✓10)
tidak boleh ada komponen yang
terlepas selama pengujian.
14 Pengujian ketahanan surja pada elemen IEC 62271-111 butir 7.111 ✓ - -
kontrol (SWC)
15 Uji fungsi panel kontrol dan RTU SPLN SCADA Sesuai SPLN atau standar terkait. ✓ - ✓
18
SPLN D3.033-3: 2020
CATATAN:
19
SPLN D3.033-3: 2020
Lampiran A
Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen
20
SPLN D3.033-3: 2020
Lampiran B
JTM JTM
Incoming Outgoing
FCO DS DS
Trafo catu
daya PMFI
Arrester
Kabel Kabel
catu daya hubung
Panel
Kontrol
Pembumian
CATATAN:
- JTM (Jaringan Tegangan Menengah) 20 kV
- PMFI (Pole Mounted Fault Interrupter)
- DS (Disconnecting Switch) / Pemisah
21
Pengelola Standardisasi: