Anda di halaman 1dari 38

STANDAR SPLN D3.

033-3: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0006.P/DIR/2020

PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN D3.033-3: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (PERSERO) No. 0006.P/DIR/2020

PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter

PT PLN (PERSERO)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PERALATAN SAKELAR
PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter

Disusun oleh:

Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019

Kelompok Kerja Standardisasi


Peralatan Switching/Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah
dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0225.K/GM-PUSLITBANG/2019

Diterbitkan oleh :
PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M-I /135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
h
PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR:0oo6.PlDlN2020

TENTANG

sPLN D3.033-3
PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
BAGIAN 3: POLE MOUNTED FAULT INTERRUPTER

DIREKST PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa untuk memberikan pedoman yang seragam dan terarah


dalam penetapan Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan
Menengah, perlu menerbitkan SPLN D3.033-3 Peralatan
Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah, Bagian 3: Pole
Mounted Fault lntenupter,
b bahwa setelah dilakukan pembahasan dan diperoleh
persetujuan Direksi, Draft Standar Final (DSF) SPLN D3.033-3
yang disusun oleh Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
dan Kelompok Kerja Standardisasi Peralatan
SwlchrnglSakelar pada Jaringan Tegangan Menengah
dipandang telah memenuhi syarat untuk disahkan menjadi
SPLN D3.033-3:
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang SPLN D3.033-3 Peratatan
Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah, Bagian 3. Pole
Mounted F ault I nterrupter.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha


Milik Negara;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara
menjadl Perusahaan Perseroan (Persero);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang
Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Negara;

6. Peraturan ...

Par
lL
h
PLN
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-211/MBU/10/2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-1 38/MBU|0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-325/MBU112I2019
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.t(DlR/2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT pLN
(Persero) Nomor 0297.P/DlRY201 6;
14. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051 .p/DlRl/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0220.P/DlRy20j 9;
15. Keputusan Direksi PT PLN (persero) Nomor 033.1(DlRti2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (persero).

MEMUTUSKAN

Paraf lL
*

PLN
MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


D3.033-3 PERALATAN SAKELAR PADA JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH, BAGIAN 3: POLE MOUNTED FAULT
INTERRUPTER.

PERTAMA Mengesahkan SPLN D3.033-3 Peralatan Sakelar pada Jaringan


Tegangan Menengah, Bagian 3: Pole Mounted Fault lnterrupter
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.

KEDUA SPLN D3.033-3 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA


diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan
PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain


yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 06 I'laret 2020

DIREKTUR UTAM A,
P

v
,(
s
ts
FLI ZAINI

Paraf
l'/
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Distribusi
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 008.K/GM-PUSLITBANG/2019

1. Ir. Rudy Setyobudi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota
4. Ir. Muhammad Rusli, M.M., M.T. : Sebagai Anggota
5. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
6. Haryo Lukito, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. A. Y. Harimurti Nugraha, M.Eng. : Sebagai Anggota
8. Ir. Nyoman S Astawa, M.B.A. : Sebagai Anggota
9. Iman Faskayana, S.T., M.M. : Sebagai Anggota
10. Firdaus Solihin, S.T. : Sebagai Anggota
11. Alam Awaluddin, S.T. : Sebagai Anggota
12. Ignatius Rendroyoko, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
13. Andreas Heru Sumaryanto, S.T. : Sebagai Anggota
14. Rahmat Heru Basuki, S.T. : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi


Peralatan Switching/Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Insitute)
No. 0225.K/GM-PUSLITBANG/2019

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Febi Hadi Permana, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Angga Kusumadinata, S.T. : Sebagai Anggota
4. Ir. Indradi Setiawan, M.M. : Sebagai Anggota
5. Theo Aji Caraka, S.T. : Sebagai Anggota
6. Alam Awaludin, S.T. : Sebagai Anggota
7. Ir. A. Y. Harimurti Nugraha, M.Eng. : Sebagai Anggota
8. Ir. Ruhyani : Sebagai Anggota
SPLN D3.033-3: 2020

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Daftar Gambar ....................................................................................................................ii
Daftar Tabel ........................................................................................................................ii
Prakata .............................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 1
2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif ............................................................................................................. 1
4 Istilah dan Definisi ........................................................................................................ 1
4.1 Fault Interrupter ................................................................................................... 1
4.2 Interrupter ............................................................................................................ 1
4.3 Bushing ............................................................................................................... 2
4.4 Sensor arus ......................................................................................................... 2
4.5 Sensor tegangan ................................................................................................. 2
4.6 Sistem penggerak ................................................................................................ 2
4.7 Counter mekanis ................................................................................................. 2
4.8 Indikator posisi..................................................................................................... 2
4.9 Tuas operasi ........................................................................................................ 2
4.10 Selungkup ........................................................................................................... 2
4.11 Kabel hubung ...................................................................................................... 3
4.12 Panel kontrol........................................................................................................ 3
4.13 Human-Machine Interface (HMI) .......................................................................... 3
4.14 Intelligent Electronic Device (IED)........................................................................ 3
4.15 Arus ketahanan waktu singkat ............................................................................. 3
4.16 Arus pemutusan hubung singkat.......................................................................... 3
4.17 Arus pemasukan hubung singkat ......................................................................... 3
5 Kondisi Pelayanan ........................................................................................................ 3
6 Karakteristik dan Nilai Pengenal ................................................................................... 4
7 Komponen atau Lengkapan.......................................................................................... 4
7.1 Fault Interrupter ................................................................................................... 5
7.1.1 Interrupter................................................................................................. 5
7.1.2 Bushing .................................................................................................... 5
7.1.3 Sensor arus .............................................................................................. 5
7.1.4 Sensor tegangan ...................................................................................... 5
7.1.5 Sistem penggerak .................................................................................... 6
7.1.6 Counter mekanis ...................................................................................... 6
7.1.7 Indikator posisi Fault Interrupter ............................................................... 6
7.1.8 Tuas operasi ............................................................................................ 7
7.1.9 Selungkup utama ..................................................................................... 7
7.1.10 Sistem penguncian ................................................................................... 7
7.1.11 Indikator kegagalan pada interrupter ........................................................ 8
7.1.12 Terminal pembumian ................................................................................ 8
7.1.13 Lifting lug / penggantung .......................................................................... 8

i
SPLN D3.033-2: 2020

7.1.14 Dudukan Fault Interrupter ......................................................................... 8


7.1.15 Mounting bracket ...................................................................................... 9
7.2 Panel kontrol ........................................................................................................ 9
7.2.1 Selungkup ................................................................................................. 9
7.2.2 Human-Machine Interface (HMI) ............................................................. 10
7.2.3 Intelligent electronic device (IED) ............................................................ 10
7.2.4 Baterai dan pengisi daya......................................................................... 10
7.2.5 Kabel hubung dan konektor .................................................................... 11
7.3 Lengkapan ......................................................................................................... 11
7.3.1 Transformator catu daya ......................................................................... 11
7.3.2 Bracket ................................................................................................... 11
7.3.3 Pelindung terminal bushing ..................................................................... 12
8 Penandaan ................................................................................................................. 12
8.1 Penandaan Fault Interrupter............................................................................... 12
8.2 Penandaan panel kontrol ................................................................................... 13
9 Pemeriksaan dan Pengujian ....................................................................................... 13
9.1 Pengujian jenis ................................................................................................... 13
9.2 Pengujian rutin ................................................................................................... 14
9.3 Pengujian serah terima ...................................................................................... 14
9.3.1 Prosedur uji serah terima ........................................................................ 15
9.3.2 Penilaian uji serah terima ........................................................................ 15
9.3.3 Kriteria keidentikan ................................................................................. 15
9.4 Pengujian pengawasan ...................................................................................... 16
Lampiran A Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen ................................................... 20
Lampiran B Diagram Pemasangan Fault Interrupter ....................................................... 21

Daftar Gambar

Gambar 1 Simbol Pembumian........................................................................................... 8


Gambar 2 Tanda peringatan keselamatan umum .............................................................. 9

Daftar Tabel

Tabel 1. Nilai-nilai pengenal .............................................................................................. 4


Tabel 2. Papan nama Fault Interrupter ............................................................................ 12
Tabel 3. Papan nama panel kontrol ................................................................................. 13
Tabel 4. Daftar mata uji ................................................................................................... 17

ii
SPLN D3.033-3: 2020

Prakata

Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Fault Interrupter sebagai salah satu
peralatan sakelar pada jaringan tegangan menengah, yang merupakan bagian pada
kelompok standar yang mencakup:

a. SPLN D3.033-1: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole


Mounted Load Break Switch;
b. SPLN D3.033-2: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Recloser;
c. SPLN D3.033-3: Peralatan Sakelar pada Jaringan Tegangan Menengah - Pole
Mounted Fault Interrupter;

Dengan ditetapkannya standar ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan
standar ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

iii
SPLN D3.033-3: 2020

Peralatan Sakelar Pada Jaringan Tegangan Menengah


Bagian 3: Pole Mounted Fault Interrupter

1 Ruang Lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan Pole Mounted Fault Interrupter pada jaringan
tegangan menengah.

Fungsi Fault Interrupter untuk memutus arus gangguan. Fault Interrupter tidak didesain
untuk pengukuran transaksi energi.

Untuk selanjutnya Pole Mounted Fault Interrupter disebut dengan “Fault Interrupter”.

2 Tujuan

Sebagai pedoman perencanaan, pengadaan, pemesanan, dan pengoperasian Fault


Interrupter bagi unit-unit PT PLN (Persero), serta ketentuan desain pembuatan dan
pengujian pabrikan, laboratorium uji, dan institusi sertifikasi produk.

3 Acuan Normatif

Dokumen-dokumen berikut terkait dengan standar ini. Dalam hal terjadi perubahan pada
dokumen tersebut, maka ketentuan dapat mengikuti edisi terakhir.

a. IEC 62271-1: 2017, High-voltage switchgear and controlgear - Part 1: Common


specifications for alternating current switchgear and controlgear;
b. IEC 62271-111: 2012, High-voltage switchgear and controlgear - Part 111: Automatic
circuit reclosers & fault interrupter for alternating current systems up to 38 kV;
c. IEC 60529 (2013-08), Degrees of protection provided by enclosures (IP Code);
d. SPLN S3.001-3: 2012, Spesifikasi remote station.

4 Istilah dan Definisi

4.1 Fault Interrupter

Sakelar tegangan menengah yang berfungsi untuk memutus arus gangguan.

4.2 Interrupter

Komponen pemutus utama berupa dua elektroda yang dilengkapi mekanisme pemutus
busur api.

1
SPLN D3.033-3: 2020

4.3 Bushing

Perangkat insulasi yang berfungsi sebagai penyangga terminal masukan ataupun


keluaran, serta sebagai penyekat antara bagian konduktor bertegangan dengan bagian
penghalang konduktif yang dibumikan (selungkup).

4.4 Sensor arus

Perangkat instrumen arus listrik pada suatu peralatan yang pembacaan arusnya dalam
kondisi pemakaian normal proporsional terhadap arus masukannya dan perbedaan fasa
mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.

4.5 Sensor tegangan

Perangkat instrumen tegangan listrik pada suatu peralatan yang pembacaan tegangannya
dalam kondisi pemakaian normal proporsional terhadap tegangan masukannya dan
perbedaan fasa mendekati nol, untuk arah hubungan yang bersesuaian.

4.6 Sistem penggerak

Komponen pada sakelar yang berfungsi secara mekanis untuk menggerakkan moving
part dari interrupter, sehingga dapat melakukan buka/tutup.

4.7 Counter mekanis

Indikator penghitung jumlah buka/tutup sakelar yang bekerja dengan picu mekanis. Satu
hitungan berarti satu siklus buka dan tutup.

4.8 Indikator posisi

Penanda status posisi buka/tutup pada sakelar yang dapat dilihat dengan jelas oleh
personil yang berdiri di bawah.

4.9 Tuas operasi

Tuas pada sakelar yang digunakan untuk buka/tutup sakelar secara manual oleh personil
yang berdiri di bawah menggunakan galah/stik, baik dengan tarikan atau dorongan.

4.10 Selungkup

Pelat logam yang digunakan untuk melindungi bagian aktif yang berada didalamnya.

2
SPLN D3.033-3: 2020

4.11 Kabel hubung

Kabel yang menghubungkan sakelar dengan panel kontrol yang dapat terdiri dari kabel
perintah, kabel instrumen, dan kabel status.

4.12 Panel kontrol

Panel yang secara kesatuan berfungsi untuk memberi perintah buka/tutup, pemantauan
status, termasuk pembacaan pengukuran pada sakelar yang terhubung ke sakelar melalui
kabel hubung.

4.13 Human-Machine Interface (HMI)

Bagian pada panel kontrol yang berfungsi sebagai antarmuka operator dengan sakelar.

4.14 Intelligent Electronic Device (IED)

Peralatan elektronik berbasis mikroprosesor yang memiliki fungsi tertentu untuk


melakukan telekontrol, telemetering, telesignal, proteksi, atau meter energi.

4.15 Arus ketahanan waktu singkat

Nilai rms dari arus primer dimana sakelar dapat menahannya selama durasi sekian detik
tanpa timbul kerusakan.

4.16 Arus pemutusan hubung singkat

Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemutusan tanpa terjadi
kerusakan.

4.17 Arus pemasukan hubung singkat

Nilai rms arus hubung-singkat pada saat sakelar melakukan pemasukan tanpa terjadi
kerusakan.

5 Kondisi Pelayanan

Kondisi pelayanan normal dari Fault Interrupter:

a. Suhu udara sekitar tidak melebihi 40 ºC dan suhu rata-ratanya sepanjang 24 jam tidak
melebihi 35 ºC;
b. Kelembaban relatif tertinggi 100 %;

3
SPLN D3.033-3: 2020

c. Ketinggian tempat pemasangan tidak melebihi 1000 meter dari permukaan laut;
d. Kecepatan udara tidak melebihi 34 m/s;
e. Tingkat polusi sangat berat.

6 Karakteristik dan Nilai Pengenal

Nilai-nilai pengenal Fault Interrupter tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai-nilai pengenal

No Jenis Pengenal Nilai Pengenal

1. Jumlah fasa 3 (tiga)


2. Tegangan pengenal 24 kV
3. Frekuensi 50 Hz
4. Arus normal pengenal 630 A
5. Tingkat Insulasi

- Tegangan ketahanan impuls petir 1,2/50 µs 125 kV

- Tegangan ketahanan frekuensi daya 50 kV


6. Arus ketahanan waktu singkat 16 kA/1s (peak 40 kA)
7. Arus pemutusan hubung singkat 16 kA
8. Arus pemasukan hubung singkat 16 kA
9. Arus ketahanan puncak pemasukan hubung singkat 40 kA
10. Arus pemutusan pengisian kabel 25 A pada 24 kV
11. Arus pemutusan pengisian jaringan 5 A pada 24 kV
Arus pemutusan minimum (untuk series-trip Fault
12. sesuai desain
Interrupters)
13. Sequence operasi O – 60s - CO*
14. Gangguan Sensitif Earth Fault (SEF) 1A

CATATAN
*) Nilai spesifikasi rentang waktu yang lebih cepat diperbolehkan.

7 Komponen atau Lengkapan

Komponen utama Fault Interrupter dibagi dalam 2 bagian, yaitu Fault Interrupter (sakelar)
dan panel kontrol.

4
SPLN D3.033-3: 2020

7.1 Fault Interrupter

Fault Interrupter terdiri dari beberapa komponen antara lain interrupter, bushing, sensor
arus, sensor tegangan, sistem penggerak, counter mekanis, tuas mekanis, dan
sebagainya.

7.1.1 Interrupter

Fault Interrupter menggunakan interrupter jenis Vacuum Interrupter (VI).

Tuas sambungan antara interrupter dengan bagian sistem penggerak harus dimatikan/fix,
tidak boleh berubah/bergeser akibat pergerakan buka/tutup interrupter, dan tidak dapat
dilakukan adjustment.

Penggunaan cairan tambahan hanya dapat digunakan sebagai material tambahan untuk
memperkuat sistem lock baut/mekanis yang digunakan.

Bila menggunakan cairan tambahan, pabrikan harus dapat menunjukkan dokumen


spesifikasi cairan yang digunakan dan sesuai penggunaannya untuk memperkuat
penguncian. Jenis dan kandungan cairan yang digunakan harus sama antara yang
digunakan dalam pengujian jenis maupun produksi massal.

7.1.2 Bushing

Bushing Fault Interrupter terbuat dari bahan polimer atau porcelain atau cast resin. Jarak
rambat bushing memenuhi kriteria minimal 31 mm/kV.

7.1.3 Sensor arus

Sensor arus yang dipasang pada setiap fasa Fault Interrupter harus memenuhi spesifikasi
sebagai berikut:

a. Rasio pengenal : 1000/1


b. Akurasi : 10 A s/d 800 A akurasi 0,5% dan
800 A s/d 16 kA akurasi 5%
c. Arus ketahanan waktu singkat : 16 kA/1s

Sensor arus harus mampu mengukur arus Sensitive Earth Fault (SEF) 1 A.

7.1.4 Sensor tegangan

Setiap Fault Interrupter harus dilengkapi dengan sensor tegangan yang


menginformasikan besar tegangan, baik pada sisi masukan maupun keluaran, dengan
akurasi pengukuran maksimal ±3%.

5
SPLN D3.033-3: 2020

Sensor tegangan dapat berupa capacitive voltage dividers, transformator tegangan, atau
sensor tegangan lain.

7.1.5 Sistem penggerak

Sistem penggerak dirancang untuk memutus beban tiga fasa secara bersamaan. Sistem
penggerak menggunakan motor spring, permanent magnetic actuator atau sistem
penggerak lain yang sesuai dengan fungsi Fault Interrupter.

7.1.6 Counter mekanis

Fault Interrupter harus dilengkapi komponen counter mekanis.

Counter mekanis dipasang pada bagian bawah selungkup Fault Interrupter sehingga
mudah terbaca dari posisi operator di bawah jaringan kelistrikan.

7.1.7 Indikator posisi Fault Interrupter

Fault Interrupter dilengkapi dengan indikator sesuai spesifikasi berikut:

a. Indikator harus dapat menunjukkan posisi TRIP dan CLOSED dari Fault Interrupter;
b. Indikator berwarna merah untuk posisi CLOSED dan berwarna hijau untuk posisi
TRIP;
c. Indikator warna dan tulisan harus mudah terlihat, tidak mudah hilang/pudar, tahan
terhadap cuaca, dan terbuat dari bahan fluoresensi;
d. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
Fault Interrupter dan tidak boleh lepas.

6
SPLN D3.033-3: 2020

7.1.8 Tuas operasi

Fault Interrupter dilengkapi dengan tuas operasi sesuai spesifikasi berikut:

a. Tuas operasi harus dapat dioperasikan untuk TRIP dan CLOSE Fault Interrupter
menggunakan galah/stik, baik pada saat berbeban maupun tidak berbeban;
b. Tuas operasi terbuat dari stainless steel dengan ketebalan minimal 5 mm dan tidak
boleh ada sambungan;
c. Harus tahan terhadap hentakan yang diakibatkan oleh perubahan posisi buka/tutup
Fault Interrupter dan tidak boleh lepas.

CATATAN: Prosedur pengoperasian Fault Interrupter secara manual harus disediakan oleh
pabrikan.

7.1.9 Selungkup utama

Selungkup utama pada Fault Interrupter harus terbuat dari material stainless steel
nonmagnetic atau cast aluminium dengan ketebalan minimal 3 mm. Bagian sambungan
(las) harus melalui proses sand blasting setelah proses pengelasan. Galvanisasi harus
mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan minimal 80 µm. Pada proses
finalisasi, dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat tahan ultraviolet dengan
ketebalan cat minimal 80 µm.

Selungkup utama harus memenuhi persyaratan Indeks Proteksi (IP) minimal X7.

Dalam kondisi tertentu, Fault Interrupter dapat menggunakan selungkup terpisah untuk
sistem penggerak dengan besaran indeks proteksi (IP) minimal 55.

Fault Interrupter harus tahan terhadap korosi. Semua mur dan baut tetap harus mudah
dilepas dan dipasang.

7.1.10 Sistem penguncian

Untuk keperluan pengamanan personil saat pemeliharaan jaringan, Fault Interrupter


harus menyediakan fasilitas sistem penguncian manual sehingga Fault Interrupter tidak
dapat dilakukan operasi buka/tutup.

Jika Fault Interrupter menggunakan insulasi dielektrik gas harus dilengkapi dengan
indikator low pressure gas dan interlock mekanis. Adapun indikator low pressure,
diletakkan pada bagian selungkup dan mudah terbaca dari posisi operator dibawah
jaringan kelistrikan.

7
SPLN D3.033-3: 2020

7.1.11 Indikator kegagalan pada interrupter

Fault Interrupter harus dilengkapi dengan indikator pada panel kontrol untuk
mengindikasikan kerusakan interrupter akibat kegagalan insulasi vakum pada posisi
saklar OPEN.

7.1.12 Terminal pembumian

Terminal pembumian berupa ground lug/stud untuk dipasangkannya konduktor


pembumian harus terpasang pada badan selungkup dan harus terhubung secara elektris
tanpa melalui lapisan (cat dan lain sebagainya).

Minimal terdapat 1 (satu) terminal pembumian pada selungkup.

Menggunakan baut minimal ukuran M12 dan disertai simbol pembumian.

Gambar 1 Simbol Pembumian

7.1.13 Lifting lug / penggantung

Pada bagian atas selungkup Fault Interrupter harus disediakan fasilitas lifting lug atau
penggantung yang dapat dipakai untuk mengaitkan sling alat pengangkat
(katrol/crane/dll).

7.1.14 Dudukan Fault Interrupter

Fault Interrupter dilengkapi dengan konstruksi dudukan sesuai spesifikasi berikut:

a. Dipasang pada bagian bawah Fault Interrupter;


b. Ukuran dan bentuk dudukan didesain sehingga Fault Interrupter dapat berdiri dengan
kokoh di atas permukaan tanah.

8
SPLN D3.033-3: 2020

7.1.15 Mounting bracket

Fault Interrupter dilengkapi konstruksi mounting bracket yang berfungsi sebagai dudukan
sakelar pada bracket di tiang dengan spesifikasi berikut:

a. Harus terdapat pada bagian selungkup Fault Interrupter;


b. Didesain sehingga bagian antara mounting bracket dengan bracket yang dipasang
pada tiang dapat terpasang dengan kokoh.

7.2 Panel kontrol

7.2.1 Selungkup

Selungkup panel kontrol menggunakan material stainless steel dengan ketebalan minimal
2 mm. Bagian sambungan (las) harus melalui proses sand blasting setelah proses
pengelasan. Galvanisasi harus mempunyai ketebalan yang seragam dengan ketebalan
minimal 80 µm. Pada proses finalisasi dapat dilakukan pengecatan menggunakan cat
tahan ultraviolet dengan ketebalan cat minimal 80 µm.

Selungkup panel kontrol harus memenuhi indeks proteksi IP55.

Bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan kantung untuk penyimpanan dokumen
seperti manual book atau SOP.

Bagian pintu depan selungkup dilengkapi tanda peringatan keselamatan umum seperti
pada Gambar 2.

AWAS BERBAHAYA ADA TEGANGAN LISTRIK

Gambar 2 Tanda peringatan keselamatan umum

9
SPLN D3.033-3: 2020

7.2.2 Human-Machine Interface (HMI)

Antarmuka panel kontrol minimal harus dilengkapi dengan display dan tombol-tombol
untuk mengontrol dan memonitor akses langsung di bawah ini:

a. Besaran metering;
b. Setelan fungsi Fault Interrupter dan konfigurasi database;
c. Event log;
d. Kontrol: Fault Interrupter CLOSE dan TRIP;
e. Status: komunikasi data, RTU, status baterai;
f. Reset;
g. Lampu LED indikator: Fault Interrupter CLOSED atau TRIP, alarm gangguan, fasa-
fasa bertegangan.

7.2.3 Intelligent electronic device (IED)

Spesifikasi teknis untuk IED merujuk SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.5 dan perubahannya.

7.2.4 Baterai dan pengisi daya

Fault Interrupter harus dilengkapi dengan baterai dan pengisi dayanya yang diletakkan di
dalam panel kontrol. Baterai difungsikan untuk mengoperasikan Fault Interrupter saat
tidak ada catu daya eksternal.

Baterai merupakan jenis baterai kering yang tidak memerlukan pemeliharaan dengan
karakteristik deep-cycle-battery atau yang didesain untuk fungsi sebagai standby power
supplies.

Karakteristik dasar baterai:

▪ Kapasitas daya minimal 17 Ah pada 20 jam


▪ Tegangan nominal 2 x 12 V

Karakteristik dasar pengisi daya baterai:

▪ Tegangan masukan 170-270 VAC


▪ Tegangan keluaran 24 V

Pengisi daya baterai harus memiliki fitur memutus saat baterai penuh, penstabil tegangan,
boost charge, dan memiliki mekanisme proteksi dari beban lebih dan hubung singkat.

10
SPLN D3.033-3: 2020

7.2.5 Kabel hubung dan konektor

Fault Interrupter dan panel kontrol dihubungkan melalui kabel dengan panjang minimal 10
m tanpa sambungan. Jenis kabel adalah pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan
terhadap ultraviolet dan flame retardant. Kabel instrumen ini harus dapat digunakan untuk
analog atau digital.

Pada kedua ujung kabel, dipasang konektor yang memiliki mekanisme penguncian.
Koneksi antara konektor kabel dengan fixing part konektor yang terdapat pada Fault
Interrupter dan panel kontrol harus didesain sehingga tidak memungkinkan terjadinya
kesalahan pin koneksi antara male dan female pada konektor tersebut. Konektor yang
digunakan harus dapat memenuhi indeks pengaman Fault Interrupter dan panel kontrol.

7.3 Lengkapan

7.3.1 Transformator catu daya

Transformator catu daya merupakan perangkat tambahan berupa transformator tegangan


yang difungsikan menyediakan sumber tegangan panel kontrol.

Karakteristik dasar:

▪ Daya pengenal minimal 250 VA


▪ Tegangan input 20.000 V
▪ Tegangan output 230 V
▪ Tipe pasangan luar
▪ Tegangan tertinggi (Um) 24 kV
▪ Tegangan ketahanan frekuensi-daya primer 50 kV
▪ Tegangan ketahanan impuls petir 1,2/50 µs 125 kV
▪ Tegangan ketahanan frekuensi-daya sekunder 3 kV
▪ Kelas insulasi B

Dilengkapi dengan bracket yang didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan
beban transformator catu daya pada tiang.

Kabel catu daya dari terminal sekunder transformator catu daya yang terhubung ke panel
kontrol harus dari jenis kabel pasangan luar dan memiliki karakteristik tahan terhadap
ultraviolet dan flame retardant.

7.3.2 Bracket

Bracket yang dipasang pada tiang sebagai penopang seluruh beban sakelar Fault
Interrupter terbuat dari bahan pelat logam berlapis galvanis hot dip dengan ketebalan
minimal 80 µm.

11
SPLN D3.033-3: 2020

Bracket harus didesain agar dapat dipasang dengan kokoh menahan beban Fault
Interrupter pada tiang dengan diameter minimal 157 mm (nilai minimum pada SPLN
D3.19-2:2013) maupun tiang dengan bentuk lain.

7.3.3 Pelindung terminal bushing

Terminal bushing harus dilengkapi pelindung berupa insulasi heatshrink atau material
yang diperuntukkan untuk bahan insulasi pasangan luar pada peralatan tegangan
menengah.

8 Penandaan

8.1 Penandaan Fault Interrupter

Fault Interrupter harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan
dipasang pada selungkup pada posisi yang mudah terlihat. Semua informasi pada pelat
nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.

Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 2. Judul jenis informasi dapat disingkat.

Tabel 2. Papan nama Fault Interrupter

Jenis informasi Contoh penulisan


Nama pabrikan atau logo xxx
No. seri produksi yyyy-xxxx (yyyy adalah tahun pembuatan)
Standar acuan SPLN D3.033-3:2020
Tipe Fault Interrupter xxx
Jumlah fasa 3 (tiga)
Tegangan pengenal 24 / 50 / 125 kV
Frekuensi 50 Hz
Arus normal pengenal 630 A
Arus ketahanan waktu singkat 16 kA - 1s
Arus pemutusan minimum (*untuk series-trip) sesuai desain
Sequence operasi O – 60s – CO*
Sensitive Earth Fault (SEF) 1A
Indeks pengaman IP xx
Berat xxx kg

CATATAN:
*) Disesuaikan dengan spesifikasi desain waktu sequence operasi Fault Interrupter.

12
SPLN D3.033-3: 2020

Pada selungkup bagian bawah Fault Interrupter harus diberi penandaan “FI-YYYY”,
dengan YYYY adalah tahun produksi (contoh: FI-2020). Ukuran tulisan penandaan dibuat
dengan tinggi huruf minimal 100 mm.

8.2 Penandaan panel kontrol

Panel kontrol harus dilengkapi dengan pelat nama yang terbuat dari logam dan dipasang
pada pintu selungkup pada posisi yang mudah terlihat.

Semua informasi pada pelat nama harus mudah terbaca dan tidak mudah terhapus.

Pelat nama harus ditulis dalam bahasa Indonesia dan minimal mencantumkan informasi
sesuai pada Tabel 3. Judul jenis informasi dapat disingkat.

Tabel 3. Papan nama panel kontrol

Jenis informasi Contoh penulisan

Perangkat Panel Kontrol Fault Interrupter


Nama pabrikan atau logo xxx
No. seri produksi 20xx-yyyy
(sama dengan nomor seri Fault Interrupter)
Tipe xxx
Tegangan supply 230 Vac / 24 Vdc
Indeks Pengaman IP xx

9 Pemeriksaan dan Pengujian

9.1 Pengujian jenis

Pengujian jenis adalah pengujian secara lengkap terhadap sampel prototipe dari suatu
tipe Fault Interrupter yang disiapkan oleh pabrikan untuk membuktikan apakah desain
Fault Interrupter tersebut memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan standar ini.

Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN.

Jumlah sampel uji adalah 1 (satu) unit untuk setiap tipe, namun untuk pengujian making-
breaking yang didahului oleh uji ketahanan arus singkat dapat menggunakan sampel
tersendiri.

13
SPLN D3.033-3: 2020

Untuk pengajuan uji jenis, pabrikan harus menyampaikan dokumen dan informasi yang
terkait dengan sampel prototipe Fault Interrupter yang akan diuji, antara lain:

a. Merek, nama, dan lokasi pabrikan;


b. Spesifikasi interrupter, sensor arus, dan sensor tegangan;
c. Gambar konstruksi dan diagram pengawatan;
d. Gambar instalasi di jaringan;
e. Daftar komponen Fault Interrupter dan Panel Kontrol;
f. Dokumen proses pembuatan selungkup sesuai butir 7.1.9 dan 7.2.1;
g. Gambar konstruksi sistem mekanis penggerak dan sambungannya;
h. Dokumen karakteristik tahan ultraviolet dan flame retardant pada kabel hubung;
i. Dokumen spesifikasi indikator kegagalan pada interrupter sesuai butir 7.1.11.

Fault Interrupter dinyatakan lulus pengujian jenis bila sampel uji dapat memenuhi seluruh
mata uji pada Tabel 4 kolom 5.

9.2 Pengujian rutin

Pengujian rutin adalah pengujian yang dilakukan oleh pabrikan terhadap seluruh Fault
Interrupter yang diproduksi untuk memisahkan yang cacat atau yang menyimpang dari
persyaratan standar.

Mata uji rutin tercantum pada Tabel 4 kolom 6 dan dilakukan oleh pabrikan.

Pabrikan harus mendokumentasikan hasil uji rutin dan laporan hasil ujinya harus
ditempatkan pada rak dokumen pada pintu Panel Kontrol.

Kriteria penilaian mengikuti nilai-nilai pada laporan uji jenis terkait.

9.3 Pengujian serah terima

Pengujian serah terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sampel yang diambil
secara acak dari sejumlah Fault Interrupter yang akan diserahterimakan ke PLN.

Uji serah terima dapat dilaksanakan di laboratorium PLN maupun pabrikan.

Mata uji pengujian serah-terima tercantum dalam Tabel 4 kolom 7, dengan catatan PLN
dapat menambah mata uji lainnya berdasarkan evaluasi terhadap permasalahan baik
pada proses pengujian serah terima maupun yang terjadi di lapangan. Item pengujian
yang dilakukan terhadap masalah tersebut berdasarkan kajian teknis baik pihak PLN
maupun pabrikan.

14
SPLN D3.033-3: 2020

9.3.1 Prosedur uji serah terima

Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila:

a. Fault Interrupter yang akan diserah-terimakan harus telah lulus uji jenis dan identik
dengan Fault Interrupter yang diuji jenis;
b. Fault Interrupter yang akan diserah-terimakan harus lulus uji rutin dan dilengkapi
dengan laporan pengujiannya;
c. Pengujian serah terima disaksikan oleh PT PLN;
d. Jumlah sampel adalah 10 % (dibulatkan) dari jumlah yang akan diserahterimakan
dengan jumlah minimal 1 (satu) unit pada kelompok tersebut.

9.3.2 Penilaian uji serah terima

a. Sampel Fault Interrupter dinyatakan baik, jika hasil pengujian dari seluruh mata uji
pada Tabel 4 kolom 7 berhasil baik.
b. Seluruh Fault Interrupter yang akan diserahterimakan dinyatakan diterima jika semua
sampel yang diuji hasilnya baik.
c. Pengujian serah terima dinyatakan gagal dan semua Fault Interrupter yang akan
diserahterimakan ditolak, jika:
1) 1 (satu) sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel ≤ 2 (kurang atau
sama dengan dua);
2) > 1 (lebih dari satu) sampel mengalami kegagalan.
d. Pengujian serah terima dapat diulang dengan mengambil sampel baru, jika 1 (satu)
sampel mengalami kegagalan dimana jumlah sampel > 2 (lebih dari dua).
e. Terhadap kelompok Fault Interrupter pada butir d), pabrikan atau pemasok harus
segera melakukan evaluasi terhadap kelompok Fault Interrupter sebelum
pengambilan sampel baru. Adapun jumlah sampel pada pengujian ini sejumlah 20 %
dari total yang diajukan kembali dan tidak boleh ada yang gagal.

9.3.3 Kriteria keidentikan

Kriteria keidentikan adalah sebagai berikut:

a. Karakteristik pengenal harus sama;


b. Dimensi sama dengan toleransi 5 % dari sampel pengujian jenis;
c. Kriteria pada butir 7 dan butir 8 harus sama dengan sampel pengujian jenis;
d. Batasan toleransi tahanan kontak +20 % dari sampel pengujian jenis.

15
SPLN D3.033-3: 2020

9.4 Pengujian pengawasan

Pengujian pengawasan dilakukan terhadap sejumlah sampel Fault Interrupter yang


diambil oleh PLN untuk melihat kesesuaian mutunya.

Mata uji pengawasan dapat diambil dari mata uji jenis atau pengujian lain dalam rangka
memverifikasi kualitas Fault Interrupter, menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

16
SPLN D3.033-3: 2020

Tabel 4. Daftar mata uji

Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7

1 Pemeriksaan visual Butir 0 dan butir 8 ✓ ✓ ✓

2 Pengujian Dielektrik

a Ketahanan tegangan impuls petir IEC 62271-1 butir 7.2 125 kVp 1,2/50µs ✓ - -

b Ketahanan frekuensi daya IEC 62271-1 butir 7.2 50 kV / 60s ✓1) ✓ ✓

c Pengujian polusi buatan 2) IEC 62271-1 butir 7.2 dan IEC TS 60815-1:2008 ✓ - -
IEC 62271-111 butir 7.2
d Pengujian lepasan parsial3) IEC 62271-1 butir 7.2 Upre-stress = 1,3 x 1,5 x Ur/√3 ✓ - -
Um = 1,1 Ur/√3
Durasi Upre-stress = 60s
e Pengujian dielektrik pada komponen 2 kV / 60s ✓ ✓ ✓
bantu dan kontrol
3 Pengukuran tahanan kontak IEC 62271-1 butir 7.4 ✓4) ✓5) ✓5)

4 Pengujian arus kontinu IEC 62271-1 butir 7.5 ✓ - -

5 Pengujian ketahanan arus waktu-singkat IEC 62271-1 butir 7.6 16 kA/1s ✓ - -

6 Indeks pengaman 6) IEC 62271-1 butir 7.7 Butir 7.1.1 dan Butir 7.2.1 ✓ - -

7 Tightness test 7) IEC 62271-1 butir 7.8 ✓ - -

8 Pengujian radiasi-X untuk interrupter IEC 62271-1 butir 7.11 5 µSv/h at 1 m at Ur ✓ - -


vakum

17
SPLN D3.033-3: 2020

Serah
No Mata Uji Metode Uji Persyaratan uji Jenis Rutin
terima
1 2 3 4 5 6 7

9 Pengujian making - breaking Dilakukan dengan sequence ✓ - -


operasi O – 5s – CO
a Pengujian pemutusan arus pengisian IEC 62271-111 butir 7.101
jaringan dan kabel
b Pengujian kapasitas arus pemasukan IEC 62271-111 butir 7.102

c Pengujian ketahanan arus pemutusan IEC 62271-111 butir 7.103


hubung singkat (T100, T50, T20)
d Pengujian arus kritikal / rendah IEC 62271-111 butir 7.104

10 Pengujian arus pemutusan minimum IEC 62271-111 butir 7.105 Minimum gangguan fasa, tanah ✓ - -
dan SEF
11 Pengujian arus surja (untuk Fault IEC 62271-111 butir 7.107 ✓ - -
Interrupter series-trip)
12 Pengujian karakteristik arus-waktu IEC 62271-111 butir 7.108 Gangguan fasa, tanah, dan SEF ✓8) - -
dengan kurva (paling sedikit) SI,
VI, dan EI.
13 Pengujian operasi mekanis IEC 62271-111 butir 7.109 Memenuhi persyaratan IEC dan ✓9) - ✓10)
tidak boleh ada komponen yang
terlepas selama pengujian.
14 Pengujian ketahanan surja pada elemen IEC 62271-111 butir 7.111 ✓ - -
kontrol (SWC)
15 Uji fungsi panel kontrol dan RTU SPLN SCADA Sesuai SPLN atau standar terkait. ✓ - ✓

18
SPLN D3.033-3: 2020

CATATAN:

1. Pengujian dilakukan pada kondisi kering dan basah.


2. Dilakukan untuk Fault Interrupter yang menggunakan bushing polimer.
3. Dilakukan pada Fault Interrupter dengan insulasi padat.
4. Dilakukan pada sampel dengan kondisi baru.
5. Dievaluasi terhadap data uji jenis untuk konfigurasi yang sama dengan toleransi 20%.
6. Dilakukan pada selungkup utama Fault Interrupter dan selungkup panel kontrol.
7. Dilakukan pada Fault Interrupter berinsulasi gas.
8. Dilakukan pada gangguan fasa dan ground.
9. Dilakukan sebanyak 2.000 kali operasi tanpa pemeliharaan (200 kali manual dan 1.800 kali otomatis dengan sequence operasi O – CO).
10. Dilakukan 5x operasi manual, 10x pada tegangan nominal, 5x pada tegangan minimum, 5x pada tegangan maksimum.

19
SPLN D3.033-3: 2020

Lampiran A
Penjelasan Pemilihan Nominal Komponen

No Jenis Pengenal Nilai Pengenal Penjelasan

Eksisting pabrikan umumnya sudah


menggunakan nominal 630 A.
Arus normal pengenal 400 A
1 Secara tinjauan ekonomis, Fault
(Rated normal current) 630 A
Interrupter 630 A dan 400 A tidak
berbeda secara signifikan.
Basis arus hubung singkat saat ini
Arus ketahanan waktu 12,5 kA/1s (peak 31,5 kA)
2 untuk transformator tenaga 60
singkat 16 kA/1s (peak 40 kA)
MVA.

Gangguan Sensitif Earth Kondisi high resistance pada


3 1A
Fault (SEF) jaringan distribusi PLN Jawa Timur

Rasio pengenal sensor 1000/1 Sesuai dengan besaran arus


4
arus 2000/1 nominal 630 A.

Fault Interrupter dapat


Mengikuti IEC 62271-111:2019
5 dioperasikan dengan
butir 6.2
galah/stik

20
SPLN D3.033-3: 2020

Lampiran B

Diagram Pemasangan Fault Interrupter

Contoh pemasangan Fault Interrupter dapat dilihat sesuai diagram berikut:

JTM JTM
Incoming Outgoing

FCO DS DS

Trafo catu
daya PMFI

Arrester

Kabel Kabel
catu daya hubung

Panel
Kontrol

Pembumian

Gambar B.1 Diagram Pemasangan Fault Interrupter

CATATAN:
- JTM (Jaringan Tegangan Menengah) 20 kV
- PMFI (Pole Mounted Fault Interrupter)
- DS (Disconnecting Switch) / Pemisah

21
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai