Anda di halaman 1dari 46

STANDAR SPLN K5.

005: 2017
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0166.K/DIR/2017

PEDOMAN PENGELOLAAN KUALITAS


AIR DAN UAP PLTU

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160

i
STANDAR SPLN K5.005: 2017
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 0166.K/DIR/2017

PEDOMAN PENGELOLAAN KUALITAS


AIR DAN UAP PLTU

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
PEDOMAN PENGELOLAAN KUALITAS
AIR DAN UAP PLTU

Disusun oleh:

Kelompok Bidang Standardisasi Pembangkitan


dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016

Kelompok Kerja Standardisasi


Pedoman Pengelolaan Kualitas Air dan Uap PLTU
dengan Keputusan
General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0030.K/GM/2016

Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
*

PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR : 0166.P/D|R/2019

TENTANG

SPLN K5.005: 2017


PEDOMAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN UAP PLTU

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa untuk kepentingan keselamatan kerja, kemudahan


dalam perencanaan dan pengorganisasian sistem, serta
menjaga keandalan dalam penyaluran tenaga listrik, dipandang
pedu untuk menerbitkan SPLN K5.005: 20'17 Pedoman
Pengelolaan Kualitas Air dan Uap PLTU;
b bahwa setelah melalui pembahasan dan persetujuan Direksi,
Draf Standar Final (OSF) SPLN K5.005: 2017 yang disusun
oleh Kelompok Standardisasi Ketenagalistrikan Bidang
Pembangkitan, dipandang telah memenuhi syarat untuk
disahkan menjadi SPLN K5.005: 2017;
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, perlu menelapkan Peraturan
Direksi PT PLN (Persero) tentang SPLN K5.005: 20'17
Pedoman Pengelolaan Kualitas Air dan Uap PLTU.

lvlengingat Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 8 Tahun 1999


tentang Perlindungan Konsumen;
2 Undang-undang Republik lndonesia Nomo|l9 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
3 Undang-undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas.
4 Undang-undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan.
5 Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun
1994 tenlang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)
Listrik Negara Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
rr Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian,
Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik
Negara;
7 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 20'14;
8 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2012 tentang Usaha
Jasa Penunjang Tenaga Listrik;
9 Anggaran Dasar PT PLN (Persero) beserta perubahannya;

1 dari 3

Paraf b/ q
*

PLN
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-272IMBW1A2O14
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-2'l 1/MBUl1Ol2015
tentang Pengangkatan Anggota-anggota Oireksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
'12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-138/MBUl0712017
tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan,
Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik
Negara;
13. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-109/MBU/05/2019
tentang Pemberhentian, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan
Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara;
14. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-169/MBU/08/20'19
tentang Pemberhentian Anggota Direksi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
'15. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.1(DlFy2009
tentang Batasan Kewenangan Pengambilan Keputusan di
Lingkungan PT PLN (Persero) sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor 0297.P/DlR/2016;
16. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 033.KD|R/2005
tentang Penetapan PT PLN (Persero) Penelitian dan
Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai Penanggung Jawab
Kegiatan Standardisasi di Lingkungan PT PLN (Persero);
17. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0051.PiDlR/2o18
tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor 01 01.P/OlRy201 9.

IVIEI\iIUTUSKAN

MENETAPKAN PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


K5.005: 2017 PEOOMAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN UAP
PLTU.

PERTAMA Menqesahkan SPLN K5.005: 2017 Pedoman Pengelolaan Kualitas Air


dan Uap PLTU sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini
yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan
dengan Peraturan Direksi ini.

2 deti 3

Paraf
q
*

PLN
KEDUA SPLN K5.005: 20'17 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA
dibedakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan Anak Perusahaan
PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Anak Perusahaan.

KETIGA : Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang
bertentangan dengan Peraturan ani dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal01 Novenher 2019

UTAIUA,

CAHYANI

3 dari 3

/v tI/ /S.z E
r
Paraf
Susunan Kelompok Bidang Standardisasi Pembangkitan
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0439.K/PUSLITBANG/2016

1. Sahrijal Purba : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Harry Indrawan, ST., M.Sc. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Dr. Ir. Zainal Arifin, M.BA. : Sebagai Anggota
4. Ir. Ferry Syauki : Sebagai Anggota
5. Ir. Putu Wirasangka, M.T. : Sebagai Anggota
6. Ir. Teguh Widjajanto, M.T. : Sebagai Anggota
7. Agus Wibawa, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
8. Dr. Ir. Herry Nugraha, M.T. : Sebagai Anggota
9. Ir. M. Irwansyah Putra : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi


Pedoman Pengelolaan Kualitas Air dan Uap PLTU
Keputusan General Manager PT PLN (Persero) PUSLITBANG Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0030.K/GM/2016

1. Dr. Ir. Zainal Arifin, M.BA. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Ir. Putu Wirasangka, M.T. : Sebagai Wakil Ketua merangkap Anggota
3. Odi Sefriadi, S.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
4. Ir. Koespraptini Ria : Sebagai Anggota
5. Zulham, S.T. : Sebagai Anggota
6. Ari Rudianto, S.T. : Sebagai Anggota
SPLN K5.005: 2017

Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................... i
Daftar Tabel ............................................................................................................................ ii
Daftar Gambar ........................................................................................................................ ii
Prakata................................................................................................................................... iii
1 Ruang Lingkup .................................................................................................................. 1
2 Tujuan ............................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif ................................................................................................................. 1
4 Istilah dan Definisi ............................................................................................................. 2
4.1 All Volatile Treatment Oxidation (AVT-O) ............................................................... 2
4.2 All Volatile Treatment Reduction (AVT-R) .............................................................. 2
4.3 Oxygenated Treatment (OT) ................................................................................... 2
4.4 Caustic Treatment (CT) ........................................................................................... 2
4.5 Phosphate Treatment (PT) ...................................................................................... 2
4.6 Feedwater system ................................................................................................... 2
4.7 Target value ............................................................................................................. 3
4.8 Normal level ............................................................................................................. 3
4.9 Action level 1 ........................................................................................................... 3
4.10 Action level 2 ........................................................................................................... 3
4.11 Action level 3 ........................................................................................................... 3
4.12 Drum boiler .............................................................................................................. 3
4.13 Once through boiler ................................................................................................. 3
4.14 Oxidation Reduction Potential (ORP) ..................................................................... 4
4.15 Phosphate hideout................................................................................................... 4
4.16 Condensate water system ....................................................................................... 4
5 Pemilihan Jenis Pengendalian Kimia pada Kualitas Air dan Uap PLTU. ........................ 4
5.1 Pemilihan jenis pengendalian kimia pada feed water system ................................ 4
5.2 Pemilihan jenis pengendalian kimia pada boiler ..................................................... 6
5.3 Core monitoring dan diagnostic monitoring ........................................................... 8
6 Batasan Parameter Kimia Dalam Pengendalian Siklus Kimia Air dan Uap PLTU .......... 9
Lampiran A Batasan nilai cation conductivity, sodium, chloride, sulfate, silica terhadap
tekanan boiler dengan treatment sistem AVT ................................................................ 12
Lampiran B Batasan nilai sodium, pH, phosphate, chloride, sulfate dan silica terhadap
tekanan boiler dengan treatment sistem Phosphate Treatment (PT) ............................ 17
Lampiran C Batasan nilai pH, cation conductivity, spesific conductivity, sodium
hydroxide, sodium, chloride, sulfate dan silica terhadap tekanan boiler dengan
caustic treatment............................................................................................................. 22

i
SPLN K5.005: 2017

Daftar Tabel

Tabel 1. Matriks pemilihan jenis pengolahan air feedwater ................................................. 5


Tabel 2. Matriks pemilihan jenis pengolahan feedwater antara AVT(O) atau OT ............... 5
Tabel 3. Matriks parameter core monitoring dan diagnostic monitoring .............................. 9
Tabel 4. Ringkasan batasan parameter kimia pada semua jenis pengolahan kimia
siklus kimia uap air ................................................................................................ 10

Daftar Gambar

Gambar 1. Range operasi untuk PT ..................................................................................... 7


Gambar 2. Risiko kegagalan pipa boiler terhadap perubahan konsentrasi Tri sodium
phosphate................................................................................................................ 7

ii
SPLN K5.005: 2017

Prakata

Siklus air dan uap merupakan proses utama di PLTU sehingga diperlukan pengendalian
kualitas air dan uap untuk meminimalkan terjadinya kerusakan fatal (catastrophic failure)
pada PLTU. Tingkat kemurnian air dan uap berpengaruh signifikan terhadap faktor
ketersediaan (availability) dan tingkat keandalan (reliability) suatu PLTU.

SPLN K5.005:2017 merupakan pedoman pengelolaan kualitas air dan uap, guna
mengurangi terjadinya laju korosi dan pembentukan deposit/karat pada komponen boiler,
turbin, LP dan HP heater, deaerator dan kondensor.

Pengelolaan dan pengkondisian kualitas air dan uap pada feedwater dan air boiler harus
mengikuti ketentuan dalam SPLN K5.005: 2017.

Untuk air umpan (Feedwater) dapat dikondisikan dengan metode All Volatile Treatment
(Oxidizing) / AVT(O), All Volatile Treatment (Reducing)/AVT(R) dan Oxygenated
Treatment (OT).

Untuk air boiler (Boiler water) dapat dikondisikan:

a. PLTU jenis Drum Boiler, metode yang dapat diterapkan AVT, OT, Phosphate
Treatment (PT) dan Caustic Treatment (CT);

b. PLTU jenis Once Through, metode yang dapat diterapkan hanya AVT dan OT.

Pemilihan jenis pengolahan kimia pada feedwater dan air boiler harus sesuai dengan jenis
material yang digunakan pada feedwater system dan banyaknya kontaminan pada air.

iii
SPLN K5.005: 2017

Pedoman Pengelolaan Kualitas


Air dan Uap PLTU

1 Ruang Lingkup

Standar ini mencakup batasan nilai (target value) parameter kualitas air dan uap pada
PLTU (jenis drum boiler dan once through boiler) dengan mempertimbangkan variasi jenis
pengolahan kimia dan jenis material metallurgy pada feed water system.

2 Tujuan

Sebagai pedoman pada bidang perencanaan, operasi dan pemeliharaan terkait


pengelolaan kualitas air dan uap pada PLTU.

3 Acuan Normatif

Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, maka ketentuan lainnya dapat
mengikuti standar berikut ini. Dalam hal terjadi revisi pada standar tersebut maka
ketentuan dapat mengikuti edisi terakhirnya.

a. International Association for the Properties of Water and Steam (IAPWS), Technical
Guidance Document: Phosphate and NaOH treatments for the steam-water circuits of
drum boiler of fossil and combined cycle/HRSG power plants, 2015;
b. International Association for the Properties of Water and Steam (IAPWS), Technical
Guidance Document: Volatile treatments for the steam-water circuits of fossil and
combined cycle/HRSG power plants, 2015;
c. EPRI 1021767, Comprehensive cycle chemistry guidelines for fossil plants, 2011;
d. EPRI 1012209, Fossil Plant Chemistry Instrumentation and Control – State of
Knowledge Assessment, 2007;
e. EPRI 1004925, Cycle Chemistry Guidelines for Fossil Plants: Oxygenated Treatment,
2005;
f. EPRI 1004188, Cycle Chemistry Guidelines for Fossil Plants: Phosphate Continuum
and Caustic Treatment, 2004;
g. EPRI 1004187, Cycle Chemistry Guidelines for Fossil Plants: All Volatile Treatment,
2002.

1
SPLN K5.005: 2017

4 Istilah dan Definisi

4.1 All Volatile Treatment Oxidation (AVT-O)

Metode pengendalian kualitas air umpan pengisi boiler (feed water) dengan
menginjeksikan bahan kimia alkali yang mudah menguap (volatile) seperti larutan
amoniak (NH4OH) setelah condensate pump discharge (CPD).

4.2 All Volatile Treatment Reduction (AVT-R)

Metode pengendalian kualitas air umpan pengisi boiler (feed water) menggunakan bahan
kimia alkali yang mudah menguap (volatile) seperti larutan amoniak (NH4OH) dan bahan
kimia pereduksi (reducing agent) seperti hydrazine setelah condensate pump discharge
(CPD).

4.3 Oxygenated Treatment (OT)

Metode pengendalian kualitas air umpan pengisi boiler (feedwater) menggunakan bahan
kimia alkali yang mudah menguap (volatile) seperti larutan amoniak (NH4OH) dan oxygen
(O2) setelah condensate pump discharge (CPD).

4.4 Caustic Treatment (CT)

Metode pengendalian kualitas air boiler dengan menginjeksikan caustic (NaOH) ke dalam
drum boiler.

4.5 Phosphate Treatment (PT)

Metode pengendalian kualitas air boiler dengan menginjeksikan tri-sodium phosphate


(Na3PO4) ke dalam drum boiler.

4.6 Feedwater system

Rangkaian sistem pengolahan air umpan ke economizer yang terdiri dari LP heater,
deaerator dan HP heater.

4.6.1 All ferrous feedwater system

Material feedwater seluruhnya menggunakan bahan konstruksi dari baja (ferrous) dan
tidak mengandung copper alloys.

2
SPLN K5.005: 2017

4.6.2 Mixed metalurgy feedwater system

Material feedwater seluruhnya menggunakan bahan konstruksi dari paduan tembaga


(copper alloys).

4.7 Target value

Nilai parameter kimia air dan uap pada PLTU yang terdiri dari: normal level, action level 1,
action level 2 dan action level 3.

4.8 Normal level

Nilai parameter kimia air dan uap yang konsisten untuk keandalan unit jangka panjang.

4.9 Action level 1

Nilai parameter kimia air dan uap yang mengindikasikan adanya potensi terjadi
akumulasi/penumpukan deposit/kerak dan korosi. Waktu pemulihan kualitas air dan uap
ke posisi normal paling lama dalam waktu 1 minggu.

4.10 Action level 2

Nilai parameter kimia air dan uap yang mengindikasikan telah terjadi
akumulasi/penumpukan deposit/kerak dan korosi. Waktu pemulihan kualitas air dan uap
ke posisi normal paling lama dalam waktu 24 jam.

4.11 Action level 3

Nilai parameter kimia air dan uap yang mengindikasikan terjadinya korosi sangat cepat.
Waktu pemulihan kualitas air dan uap ke posisi normal paling lama dalam waktu 4 jam.

4.12 Drum boiler

Drum boiler (Steam drum) merupakan salah satu komponen pada boiler yang berfungsi
sebagai reservoir campuran air dan uap. Selanjutnya air dan uap tersebut dipisahkan
pada proses pembentukan uap superheater.

4.13 Once through boiler

Boiler yang seluruh airnya terkonversi menjadi uap pada evaporator/waterwall sehingga
tidak ada resirkulasi internal air boiler.

3
SPLN K5.005: 2017

4.14 Oxidation Reduction Potential (ORP)

Kecenderungan kemampuan air untuk mereduksi atau mengoksidasi suatu material yang
dipengaruhi oleh kontaminan dalam air tersebut.

4.15 Phosphate hideout

Fenomena perubahan konsentrasi phosphate dalam air boiler yang akan meningkat
dengan naiknya beban dan akan menurun dengan berkurangnya beban.

4.16 Condensate water system

Air hasil kondensasi uap Low pressure (LP) turbine pada kondensor, air drain dari Low
pressure (LP) heater dan air make up yang ditambahkan ke dalam sistem.

5 Pemilihan Jenis Pengendalian Kimia pada Kualitas Air dan Uap PLTU.

5.1 Pemilihan jenis pengendalian kimia pada feed water system

Pengendalian kualitas feedwater terdiri dari tiga metode yaitu:

1. AVT-R
Pengendalian kualitas feedwater menggunakan bahan kimia larutan amonia dan
senyawa pereduksi, misalnya hydrazine yang diinjeksikan sebelum LP heater. ORP
dalam rentang –300 s.d. –350 mV [Ag/AgCl/sat, KCl];

2. AVT- O
Pengendalian kualitas feedwater hanya menggunakan bahan kimia larutan amonia
sebelum LP heater dan tidak menggunakan senyawa pereduksi. ORP : 0 mV;

3. OT
Pengendalian kualitas feedwater menggunakan bahan kimia larutan amonia dan
oksigen. ORP dalam rentang +100 s.d. +150 mV.

Pemilihan metode pengendalian tersebut di atas disesuaikan dengan material tube /pipa
penyusun (terutama yang dilewati feedwater: LP Heater, HP Heater), jenis air pendingin
kondensor dan kandungan kontaminan dalam air.

Metode AVT-O dan OT dapat diterapkan untuk unit yang menggunakan material all-
ferrous pada feedwater sistemnya.

Untuk unit yang menggunakan material mixed metallurgy pada feedwater sistemnya
hanya menggunakan metode AVT(R).

Metode AVT-O, OT dan AVT(R) dapat diterapkan pada unit dengan drum boiler dan once
through boiler (dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2).

4
SPLN K5.005: 2017

Tabel 1. Matriks pemilihan jenis pengolahan air feedwater

Jika feedwater Dan jika cation Maka jenis


Dan jika
sistem metalurgi Dan jika conductivity pada pengolahan
dioperasikan:
adalah feedwater feedwater

Mixed Metallurgy
copper dengan base
Harus AVT(R)
tube alloy pada LP
dan HP Heater

Dengan dearator
Boleh OT atau
dan heater vent
AVT(O)
tertutup diijinkan
Mixed metallurgy Konsisten< 0,15
copper dengan base Seluruh flow µS/cm Dengan dearator
tube alloy hanya di melewati dan heater vent
Sebaiknya AVT(O)
condensor polisher tertutup tidak
dijinkan
Atau
Konsisten> 0,15
Sebaiknya AVT(O)
µS/cm
All ferrous
Tidak seluruh
flow melewati Sebaiknya AVT(O)
polisher

Tabel 2. Matriks pemilihan jenis pengolahan feedwater antara AVT(O) atau OT

Maka jenis
Jika tipe Jika pola
Dan jika pengolahan Alasannya
boiler operasi unitnya
feedwater

Keluaran polisher
Range pengontrolan
mengandung larutan Diutamakan OT
pH bisa rendah
amonia
Base Load
Once
Through Delta tekanan atau Boleh AVT (O) atau
(unit tanpa tanpa larutan amonia OT
Drum)
Pola operasi OT harus dikonversi
tergantung Diutamakan AVT (O) ke AVT (O) Setiap kali
sistem shutdown/startup

Dapat menggunakan
Base Load
AVT (O) atau OT
Unit Dengan
Drum
Pola operasi OT harus diganti AVT
tergantung Diutamakan AVT (O) (O) setiap kali
sistem shutdown/startup

5
SPLN K5.005: 2017

5.2 Pemilihan jenis pengendalian kimia pada boiler

Pengendalian kualitas air boiler untuk jenis drum boiler terdiri dari empat metode yaitu:

1. AVT

Pengendalian kualitas air boiler tanpa injeksi larutan bahan kimia ke dalam drum boiler.
Kualitas air boiler dikendalikan hanya dengan menginjeksikan larutan bahan kimia larutan
amonia dan hydrazine (AVT-R) ke dalam mixed metalurgy feedwater system, atau hanya
menginjeksikan larutan bahan kimia larutan amonia (AVT-O) ke dalam all-ferrous
feedwater system.

Kekurangan dari metode AVT pada pengendalian kualitas air boiler adalah
ketidakmampuan buffer bila terdapat kontaminan pada feedwater yang bisa terjadi pada
saat kebocoran kondensor atau kegagalan proses regenerasi demineralizer.

Untuk mencegah masuknya kontaminan ke dalam feedwater dapat menggunakan


condensate polisher.

Unit yang dioperasikan dengan AVT treatment seharusnya dilengkapi dengan condensate
polisher khususnya yang menggunakan air laut sebagai pendingin kondensor.

Bila terjadi kebocoran kondensor, shutdown dapat ditunda sampai tindakan korektif
dilakukan untuk memperbaiki kondensor atau untuk mengisolasi bagian kondensor yang
bocor.

2. PT

Pengendalian PT bertujuan untuk membentuk lapisan magnetite untuk menghindari korosi


“caustic under-deposit” dan hydrogen damage “under-deposit acidic chloride”.

PT adalah penggunaan trisodium phosphate (Na3PO4) dengan penambahan sedikit


caustic (NaOH) untuk pengendalian pH dalam boiler drum. PT hanya dilakukan dalam
boiler drum sehingga treatment untuk feedwater harus tetap dilakukan. Penggunaan
mono sodium-phosphate dan di-sodium phosphate dapat mengakibatkan kegagalan pipa
boiler karena acid phosphate korosi.

Penurunan pH hingga 7-8 saat start up mengakibatkan kegagalan pipa boiler khususnya
korosi fatigue.

6
SPLN K5.005: 2017

Gambar 1. Range operasi untuk PT

Gambar 2. Risiko kegagalan pipa boiler terhadap perubahan konsentrasi Tri sodium
phosphate

Gambar 1 dan 2 menggambarkan rentang operasi optimal berdasarkan pH alkali padat


terhadap konsentrasi phosphate untuk meminimalkan potensi korosi boiler. Rentang
operasi tidak memberikan informasi pengendalian secara terus menerus karena pH alkali
padat bukan pH yang diukur dan tidak ada pertimbangan isu potensi kemurnian uap.
Gambar 1 dan 2 hanya untuk referensi.

7
SPLN K5.005: 2017

3. CT

CT adalah penggunaan caustic (NaOH) untuk menjaga pH di boiler drum. CT hanya


dilakukan dalam boiler drum sehingga treatment untuk feedwater harus tetap dilakukan.

Penambahan NaOH dengan konsentrasi rendah pada air boiler, akan meningkatkan
toleransi kandungan chloride. Hal tersebut sangat berguna jika terjadi kebocoran
kondensor, terutama jika air pendingin yang digunakan adalah air payau atau air laut yang
mengandung chloride. Tetapi jumlah NaOH yang melebihi batasan juga dapat
menyebabkan caustic gouging pada boiler dan carry over yang berlebihan pada steam.

Kombinasi antara pengolahan feedwater dan pengolahan air boiler dengan CT sebagai
berikut:

Material Pada Feedwater System Pengolahan Feedwater Pengolahan air boiler


All-Ferrous AVT-O CT
All-Ferrous AVT-R CT

Mixed metallurgy AVT-R CT

4. OT

Pengendalian kualitas air boiler tanpa injeksi larutan bahan kimia ke dalam drum boiler.
Kualitas air boiler dikendalikan hanya dengan menginjeksikan bahan kimia larutan
amonia dan oxygen pada feedwater system. Metode ini hanya dapat diterapkan pada all-
ferrous feedwater system.

5.3 Core monitoring dan diagnostic monitoring

Monitoring parameter kimia terdiri dari dua kategori yaitu:

1. Core monitoring dilakukan untuk mengoptimalkan pengendalian parameter kimia pada


siklus kimia air-uap, dengan tujuan:
a. memastikan terkendalinya kualitas kondisi air-uap bersifat tidak korosif secara
kontinyu;
b. memastikan peralatan pengolahan air beroperasi secara optimal;
c. memonitor semua kontaminan yang masuk untuk mengidentifikasi secara cepat
dan menanggulangi kontaminasi yang terjadi serta meminimalkan kerusakan
akibat kontaminasi tersebut.

2. Diagnostic parameters (atau trouble shooting parameters) adalah parameter kimia


tambahan yang direkomendasikan dan diuji secara kontinyu di laboratorium untuk
keperluan diagnosa root cause analysis jika diluar kondisi normal. Parameter ini harus
termonitor pada saat komisioning unit baru untuk mendapatkan baseline yang akan
digunakan sebagai pembanding saat troubleshooting dikemudian hari.

8
SPLN K5.005: 2017

Tabel 3. Matriks parameter core monitoring dan diagnostic monitoring

Cycle Chemistry Monitoring Parameter

Iron (copper if present)

Total Organic Carbon


Cation Conductivity
Dissolve Oxygen

Ammonia (NH3)
Phospate (PO4)
Sample Point

Conductivity

Sulfate (SO4)
Sodium (Na)

Chloride (Cl)

Silica (SiO2)
Caryover
ORP
pH
Superheated Steam (MS or RH) - - ● - ● - - - ●1 o o - - o
Saturated Steam3 - - o - o - - ● 2
- - o - - -
3 2 4
Boiler Blowdown ● ● ● - ● - o ● o o ○ o -
3 5
Boiler Downcomer - - - ● - - o - - - - - - -
7
Economizer Inlet ● ● ● ● ● o ● - - - - - o -
6 7
Deaerator Inlet - - - o - ● ● - - - - - - -
Condensate Polisher Outlet - - ● - ● - - - o o o - - -
Condensate Pump Discharge ● ● ● ●8 ●9 - ●7 - o o - - o o
Makeup Effluent - ● - o o - - - o o o - - o
7
HP / LP Heater Drain o o - o - o ● - - - - - - -
Condenser Leak Detection Trays - - o - o - - - - - - - - -
Condensate Storage Tank - o - o o - - - - - - - - -
Air Removal Exhaust Air In-Leakage
Keterangan:
● core parameter;
o diagnostic parameter;

1) Pengujian dilakukan setiap hari;


2) Pengujian dilakukan setiap 3 – 6 bulan;
3) Tidak diaplikasikan pada unit once-through;
4) Hanya berlaku untuk PT;
5) Hanya berlaku untuk drum pada unit yang menerapkan OT;
6) Hanya berlaku untuk unit mix metallurgy yang menerapkan AVT (R);
7) Untuk Economizer Inlet dilakukan pengujian setiap minggu, sedangkan untuk feedwater/
condensate dilakukan setiap 6 bulan sekali;
8) Untuk unit yang menggunakan pompa LP Heater drains, maka DO monitoring pada Deaerator
inlet merupakan core parameter;
9) Tidak digunakan untuk unit dengan Air Cooled Condensor.

6 Batasan Parameter Kimia Dalam Pengendalian Siklus Kimia Air dan Uap
PLTU

Pedoman untuk semua jenis pengolahan kimia air-uap meliputi AVT, OT, PT, dan CT,
dapat dilihat pada Tabel 4.

9
SPLN K5.005: 2017

Tabel 4. Ringkasan batasan parameter kimia pada semua jenis pengolahan kimia siklus kimia uap air

Feedwater Treatment Oxygenated Treatment All-Volatile Treatment (Oxidizing) All-Volatile Treatment (Reducing)

Tipe Unit Satuan Drum Drum Drum


Once- Once-
Jenis Pengolahan Air Boiler Drum Through AVT Through AVT PT CT AVT PT CT

Make up

Sodium (Na) ppb ≤2


Silica (SiO2) ppb ≤ 10
Spesific conductivity µS/cm ≤ 0,1
Condensate Pump Discharge
Sodium (Na) dengan polisher ppb ≤3 ≤6 ≤6
Sodium (Na) tanpa polisher ppb - - - ≤3 ≤3
Cation conductivity dengan polisher µS/cm ≤ 0,3 ≤ 0,3 ≤ 0,3
Cation conductivity tanpa polisher µS/cm - - - ≤ 0,2 ≤ 0,2
Total Organic Carbon (TOC) ppb (sebagai C) ≤ 200 ≤ 200 ≤ 200
Dissolved Oxygen (O2) ppb ≤ 20 ≤ 20 ≤ 10
Polisher Outlet
Sodium (Na) ppb ≤2 ≤2 ≤3 ≤3
Cation Conductivity µS/cm ≤ 0,15 ≤ 0,2 ≤ 0,2
Silica (SiO2) ppb ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10
Deaerator Inlet
Oxidizing Reduction Potential (ORP) mV - - -250 sampai -150
Economizer Inlet
pH 8,5 - 9,5 9,0 - 9,6 9,2 - 9,6 9,0 - 9,3
Cation Conductivity µS/cm ≤ 0,15 ≤ 0,2 ≤ 0,2
Iron (Fe) ppb ≤2 ≤2 ≤2
Copper (Cu) ppb ≤2 ≤2 ≤2
Dissolved Oxygen (O2) ppb 50 - 200 30 - 50 5 - 10 ≤5

10
SPLN K5.005: 2017

Feedwater Treatment Oxygenated Treatment All-Volatile Treatment (Oxidizing) All-Volatile Treatment (Reducing)

Tipe Unit Satuan Once- Drum Once- Drum Drum

Jenis Pengolahan Air Boiler Drum Through AVT Through AVT PT CT AVT PT CT

Sodium (Na) ppb ≤2 ≤2 ≤3 ≤3


Main / Reheat Steam
Cation Conductivity µS/cm ≤ 0,15 ≤ 0,2 ≤ 0,2
Sodium (Na) ppb ≤2 ≤2 ≤2
Silica (SiO2) ppb ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10
Chloride (Cl) ppb ≤2 ≤2 ≤2
Sulfate (SO4) ppb ≤2 ≤2 ≤2
Total Organic Carbon (TOC) ppb (sebagai C) ≤ 100 ≤ 100 ≤ 100
Boiler Water (drum unit)
pH - >9 - 9,2 - 9,6 9,0 - 9,6 9,1 - 9,4 9,0 - 9,3 9,0 - 9,5 9,1 - 9,4
Cation Conductivity µS/cm Lampiran 1 - Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3 Lampiran 3
Chloride (Cl) ppb Lampiran 1 - Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3 Lampiran 3
Sulfate (SO4) ppb Lampiran 1 - Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3 Lampiran 3
Silica (SiO2) ppb Lampiran 1 - Lampiran 2 Lampiran 3
Dissolved Oxygen (O2) ppb Lampiran 1 - - - - - - -
Sodium (Na) ppb - Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3 Lampiran 3
Phosphate (PO4) ppb - - Lampiran 2 - Lampiran 3
Sodium Hydroxide (NaOH) ppb - - Lampiran 2 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 3

Keterangan:
1. Untuk batasan action level 1 (butir 4.9) = 2 kali nilai normal pada Tabel 4, kecuali untuk parameter pH;
2. Untuk batasan action level 2 (butir 4.10) = 2 kali nilai action level 1, kecuali untuk parameter pH;
3. Untuk batasan action level 3 (butir 4.11) = 2 kali nilai action level 2, kecuali untuk parameter pH;
4. Jika pH boiler water < 8 dan cation conductivity di feedwater dan atau sodium pada unit once through mengindikasikan ≥ action level 3, unit harus segera shutdown;
5. Batasan parameter kualitas air di boiler water (drum unit) ditentukan berdasarkan tekanan pada boiler drum sesuai pada Tabel 4.

11
SPLN K5.005: 2017

Lampiran A
Batasan nilai cation conductivity, sodium, chloride, sulfate, silica
terhadap tekanan boiler dengan treatment sistem AVT

Gambar A.1 All-Volatile Treatment: Drum Boiler Water Cation Conductivity vs. Operating
Pressure

12
SPLN K5.005: 2017

Gambar A.2 All-Volatile Treatment: Drum Boiler water Sodium vs. Operating Pressure

13
SPLN K5.005: 2017

Gambar A.3 All-Volatile Treatment: Drum Boiler Water Chloride vs. Operating Pressure

14
SPLN K5.005: 2017

Gambar A.4 All-Volatile Treatment: Drum Boiler Water Sulfate vs. Operating Pressure

15
SPLN K5.005: 2017

Gambar A.5 All-Volatile Treatment: Drum Boiler Water Silica vs. Operating Pressure

16
SPLN K5.005: 2017

Lampiran B
Batasan nilai sodium, pH, phosphate, chloride, sulfate dan silica terhadap
tekanan boiler dengan treatment sistem Phosphate Treatment (PT)

Gambar B.1 Phosphate Treatment: Drum Boiler Water cation conductivity vs. Operating
Pressure

17
SPLN K5.005: 2017

Gambar B.2 Phosphate Treatment: Drum Boiler Water chloride vs. Operating Pressure

18
SPLN K5.005: 2017

Gambar B.3 Phosphate Treatment: Drum Boiler Water sulfate vs. Operating Pressure

19
SPLN K5.005: 2017

Gambar B.4 Phosphate Treatment: Drum Boiler Water silica vs. Operating Pressure

20
SPLN K5.005: 2017

Gambar B.5 Phosphate Treatment: Drum Boiler Water sodium vs. Operating Pressure

21
SPLN K5.005: 2017

Lampiran C
Batasan nilai pH, cation conductivity, spesific conductivity, sodium
hydroxide, sodium, chloride, sulfate dan silica terhadap tekanan boiler
dengan caustic treatment

Gambar C.1 Boiler Water pH vs. Operating Pressure

22
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.2 Boiler Water Cation Conductivity vs. Operating Pressure

23
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.3 Boiler Water Specific Conductivity vs. Operating Pressure

24
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.5 Boiler Water sodium hydroxide vs. Operating Pressure

25
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.6 Boiler Water sodium vs. Operating Pressure

26
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.7 Boiler Water chloride vs. Operating Pressure

27
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.8 Boiler Water silica vs. Operating Pressure

28
SPLN K5.005: 2017

Gambar C.9 Boiler Water sulfate vs. Operating Pressure

29
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai