ESP
JENIS – JENIS BOILER COAL FIRED
Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik
Sto ke r Firin g Flu id iz e d Be d Firin g Pu lv e riz e d Firin g
(Fixe d Be d ) BFB C FB (En tra in e d Be d )
Gas
Gas
Gas
Gas
Ave ra g e Be d
6 ,0 0 0 m 1 ,0 0 0 m 1 0 0 - 3 0 0 m 5 0 m
Pa rticle Size
Perhitungan kecepatan flue gas (w; m/s) di furnace (typically di top of furnace) berasal dari
- Flue gas flow rate (Q; Nm3/h)
- Furnace/bed temperature (T; °C)
- Pressure di upper section/top of furnace (P; Pa)
- Luas area atau cross section dari upper section/top of furnace (A; m2):
CHIMNEY
SW/Y
DEAERATOR
STEAM DRUM
COAL TURBINE
BUNKER
4 HPH2 Generator.
ESP LPH2
HPH1
LPH1
PAF
ASH SILO
COAL YARD
SAF 2 CWP
3
COAL CRUSHER
1 DISCHARGE
PIPE
ASH DISPOSAL
AREA
JETTY LOADING
Pltu Barru (CFB Boiler)
Fly Ash
Final
Superheater
Fly Ash +
Unburned Coal LT
Superheater
Economizer
Unburned
Coal
Stack
Air Heater
Flue Gas
ESP
coal, 40 t/h
TRANSMISI KONSUMEN
PEMBANGKIT DISTRIBUSI
16
Electro Static Peripicitator
Pembakaran dengan Sox dan NOx yang rendah
Pembakaran yang efisien (tara kalor rendah)
Coal dibakar pada bagian `bed of hot material yang
mengambang dan bersirkulasi dalam furnace
karena kecepatan udara yang tinggi sehingga
menyebabkan fluidisasi pada bed material.
Bed inventory terdiri dari coal fuel, sorbent, inert
sand, dan reinjected coal dari cyclone.
Coal dan limestone masuk ke dalam Furnace, serta fluidizing
air / primary air dari air plenum melalui nozzle grate
Aliran turbulen menyebabkan coal cepat bercampur dengan
limestone secara merata pada bed material. Fluidizing air dan
bed temperatur menyebabkan material terbakar dan sirkulasi.
Material yang telah terbakar semakin lama naik ke bagian atas
furnace karena massanya berkurang kemudian masuk cyclone
separator melalui transition piece, sehingga flue gas dan fly ash
terpisah dari material.
Material solid berputar menuju cyclone outlet cone dengan
bantuan udara dari fluidizing air blower menuju seal pot dan
diinjeksikan kembali ke furnace melalui seal pot return duct.
NO BOILER CFB BOILER PC
1. Temperatur Pembakaran di Furnace Temperatur Pembakaran di Furnace
rendah (± 850 °C) Low NOx tinggi (> 1000 °C)
2. Kadar SOx yang rendah karena Kadar SOx dan NOx tinggi karena tidak
menggunakan Limestone menggunakan Limestone.
3. Ukuran batu bara yang masuk ke Furnace Ukuran batubara yang masuk ke furnace
relatif besar ± 6mm dalam bentuk serbuk halus (±200 mesh).
4. Dapat menggunakan batubara dengan Umumnya menggunakan batubara
nilai kalor yang rendah. dengan nilai kalor yang tinggi.
5. Menggunakan Panel Evaporator dan Tidak menggunakan Panel Evaporator
Panel Superheater didalam Furnace dan Panel Superheater.
untuk pemanfaatan radiasi panas dari
Pembakaran.
6. Penggunaan StartUp Burner tidak Penggunaan StartUp Burner tergantung
tergantung dari beban (MW) tetapi beban.
temperatur Furnace.
SYARAT
SYNCHRONE
Gambar 1. Urutan rotasi phase Gambar 2. Freq Gen < Grid Gambar 3. Freq Gen = Grid,
tetapi beda sudut phase
LISTRIK
Definisi = elektron yang mengalir pada suatu penghantar listrik
Daya listrik :
Daya kompleks (S) = V x I ; satuan = VA (Volt Ampere)
Daya aktif (P) = V x I x cos φ ; satuan = Watt
Daya reaktif (Q) = V x I x sin φ ; satuan = VAR (Volt Ampere Reaktif)
Energi Energi
Mekanik GENERATOR Listrik
Pmek = T x ω S = P + jQ
Energi Magnetik
Pmag = Mmf x φ
Questions