Anda di halaman 1dari 13

PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.

01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 1 dari 13

Patah pada Shaft Dekat Impeller dan Housing di Sea Water Pump
PLTU Suge - Belitung
No. RCFA : 030/RCFA/PLTU-BELITUNG/2017

I. PERMASALAHAN
Deskripsi : Terjadi patah pada shaft dekat impeller dan housing di sea water pump
PLTU Belitung
Lokasi : Sea water intake PLTU Belitung
Dampak : - Produksi air turun
- Derating beban

II. HISTORY DAN KRONOLOGI


2.1. Pendahuluan
Keberlangsungan produksi listrik salah satunya dipengaruhi oleh persediaan air dan PLTU
Belitung menggunakan air laut sebagai umpan setelah diproses di treatment water. Tahap awal
perlakuan air laut adalah pre-treatment di clarifier yang dipompa menggunakan sea water
pump (SWP) yang berlokasi di water intake house. Terdapat 2 buah SWP yang bekerja secara
bersama maupun bergantian sesuai kebutuhan air yang akan diproduksi. Keberadaan SWP ini
sangat vital, karena pompa inilah yang mengalirkan air untuk kebutuhan produksi paling ujung
sebelum dilakukan pre-treatment sehingga kehandalan peralatan ini harus benar-benar
terkendali.

Gambar 1. Sea Water Pump di PLTU Belitung


Pada awal semester 2 terdapat kerusakan pada impeller dan housing SWP sehingga untuk
pemenuhan kebutuhan air hanya memanfaatkan 1 pompa saja. Dibawah ini adalah history
kerusakan sea water pump PLTU Belitung di bulan Oktober 2016 yang menunjukkan sudah
terdapat gejala-gejala kerusakan di sea water pump A maupun B, berikut historinya :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 2 dari 13

Gambar 2. Trending Vibrasi Bulan Oktober 2016 PLTU Belitung

2.2 Pengujian Material Housing Shaft Sea Water Pump PLTU Belitung

Gambar 3. Hasil Pengujian XRF Bulan September 2017 Housing Shaft SWP oleh PJBS KP
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 3 dari 13

2.3 Komposisi dan Properties Material Standar Sea Water Pump PLTU Belitung

Gambar 4. Properties Duplex SS31803 (ekivalen duplex 2205) dikutip dari


http://www.pennstainless.com/stainless-grades/duplex-grades/duplex2205-stainless-steel/

Gambar 5. Komposisi Material SWP di Manual Book

Sesuai hasil pengujian komposisi material menggunakan XRF yang dilakukan oleh PT PJB
Services di housing shaft adalah duplex 2205 dan hasil ini sama dengan komposisi material
Housing shaft di manual book yaitu duplex SS31803 (ekivalen duplex 2205).

2.4 Analisa dan Pembahasan


PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 4 dari 13

2.4.1 Analisa Patah pada Shaft dekat Impeller & Housing SWP PLTU Belitung

Gambar 6. Foto Kerusakan pada Housing Shaft SWP

Kerusakan awal housing shaft yaitu terjadi crack rambut di sebagian area housing kemudian
dilakukan lasan pada area tersebut dan kemudian terjadi crack total.

Gambar 7. Foto Kerusakan pada Shaft dekat Impeller SWP


Terjadi crack di bagian shaft dekat coupling/joint sebelum shaft impeller.
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 5 dari 13

Gambar 8. Penampang SWP PLTU Belitung

Dari kedua kegagalan material diatas dilakukan analisa penyebabnya sesuai diagram dibawah ini :

Gambar 9. Digaram Penyebab Kerusakan Sea Water Pump PLTU Belitung

Penjelasan sesuai diagram diatas sebagai berikut :


 Crack dan failure pada lasan
Penjelasan :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 6 dari 13

Dari profil kegagalan housing shaft yang mendekati flange dan pernah dilakukan lasan
kemudian menyebabkan patah menyeluruh maka kemungkinan faktor lasan adalah penyebab
dari kegagalan material SWP ini dan ini diperkuat dengan jurnal dari Yue Ma, 2013 (Jurnal
Terlampir).
Solusi :
- Memastikan kesamaan komposisi material antara base material (housing & shaft) dengan
flange dan dari pengujian yang sudah ada yaitu di area housing base komposisi material
adalah 2205 sedangkan untuk shaft dan flange belum dilakukan pengujian,
- Filler lasan harus mengandung carbon yang rendah dengan komposisi sama dengan base
material yaitu UNS 31803 (standar max 0.03%) dan rasio komposisi filler lasan yaitu
austenit/ferrite harus disamakan dengan base material yaitu UNS 31803 (standar 48 sampai
49%) ---> sesuai analisa di jurnal Yue Ma (2013) untuk kasus serupa di CWP (Jurnal
Terlampir)..

 Material
Penjelasan :
Material UNS 31803 (ekivalen dengan duplex 2205) sudah cocok dan tepat digunakan untuk
peralatan sea water pump dan ini didukung dari jurnal Yue Ma (2013) untuk peralatan CWP
juga memakai material yang sama dan dalam jurnal tersebut telah diuji sifat mekanis
menunjukkan material sudah tepat digunakan di peralatan CWP. Jika material adalah penyebab
utama maka seharusnya terjadi kerusakan pada 2 pompa, namun kejadian hanya terjadi di
salah satu pompa saja.
Solusi :
Untuk shaft yang berbahan stainless steel memiliki sifat weldability yang bagus namun untuk
housing yang dari cast stainless steel memiliki sifat weldability yang kurang bagus sehingga
perlakuan lasan akan sangat mempengaruhi sifat mekanis material ---> sesuai analisa di jurnal
Ocampo (2008) dengan permasalahan sama di sea water pump (Jurnal Terlampir).

 Lingkungan
Penjelasan :
Lingkungan operasi sea water pump sangat korosif yaitu air laut sehingga material harus tahan
terhadap pH rendah begitu juga dengan filler lasan harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Air laut yang terperangkap di celah-celah material dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan korosi. Faktor ini bisa menjadi penyebab namun karena data dan kerusakan
kurang terlihat akibat korosi maka dimasukkan faktor bukan penyebab.
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 7 dari 13

Lumpur/Sampah merupakan faktor utama yang merupakan penyebab beban dari pompa
signifikan meningkat ataupun mengganggu keseimbangan dari putaran shaft pompa, sehingga
terjadi turbulensi fluida dalam shaft pompa.
Solusi :
- Diusahakan setiap celah tertutup rapat seperti lasan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terdapat celah kosong begitu juga antara shaft dan housing harus diupayakan
tidak terdapat celah sebagai tempat terperangkapnya air laut.
- Rencanakan untuk dredging, penambalan celah-celah pada water intake untuk menguarangi
endapan lumpur dan penambahan jaring sampah pada leher kanal.

 Misalignment & Looseness


Penjelasan :
Sesuai data history PdM yaitu vibrasi bulan Oktober 2016 memang terdapat gejala vibrasi
berlebih di sea water pump A maupun B dengan rekomendasi regreasing bearing dan
monitoring, sehingga bisa dimungkinkan faktor ini sebagai tanda awal gejala kegagalan material
di sea water pump.
Solusi :
Setiap rekomendasi PdM harap diperhatikan benar-benar dan dilakukan monitoring secara
intensif serta penjadwalan repair yang baik karena setiap failure pasti dimulai dengan gejala
dan gejala harus segera ditangani agar kegagalan fatal bisa dicegah.

 Kegagalan Pelumasan
Penjelasan :
Dilihat dari profil rubbing shaft dan patah housing shaft seperti fatigue maka kemungkinan besar
adalah diawali dari gejala looseness di bearing sesuai data PdM bulan Oktober 2016.
Looseness disebabkan oleh salah satunya adalah gagalnya pelumasan sehingga terjadi
rubbing dan dalam jangka waktu lama vibrasi semakin besar dan housing bergetar yang
menyebabkan crack fatigue.
Solusi :
Memastikan sistem pelumasan bearing di shaft tetap terjaga dan rekomendasi pengecekan
PdM periodik dilaksanakan dengan benar.

III. Tindakan Penanganan dan Pencegahan (Failure Defense Task)


Rekomendasi untuk penanganan dan pencegahan permasalahan tersebut sebagai berikut :
PIC Keterangan
No Tindakan Penanganan
Terkait
1 Penambahan 2 stage jaring pada leher PJBS Mengurangi sampah
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 8 dari 13

kanal (total 4 stage)


Patrol check untuk kebersihan area sekitar Mengurangi
2 PJBS kemungkinan sampah
intake masuk ke kanal intake
- Penambalan Celah-celah dinding pada
Mengurangi endapan
3 water intake PJBS
lumpur
- Dredging Water Intake

IV. COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)


No Item Perhitungan Perhitungan Estimasi Biaya
Perhitungan kerugian derating
Jika sea water pump Misalkan lama waktu repair 2
yang bekerja hanya 1 minggu dalam 1 semester maka
buah, jika terjadi dalam 1 tahun terdapat 4 minggu
kerusakan maka akan kehilangan daya per 1 unit :
menyebabkan 5 MW x (1000 kW/1 MW) x (24
1 Rp4.368.000.000
berkurangnya pasokan hour/1 day) x (28 day) x
air di WTP karena tidak (Rp650/kWh) =
ada redundant sehingga Rp 2.184.000.000
menyebabkan unit sehingga untuk 2 unit =
derating Rp4.368.000.000
Estimasi total kerugian Rp4.368.000.000
Biaya penggantian material baru sesuai existing
Biaya pembelian material (shaft,
Biaya penggantian baru shaft sleeve, housing shaft dan
shaft dekat impeller dan repair sistem pelumasan) beserta
1 Rp 500.000.000
housing dengan material instalasi adalah =
yang sama Rp 500.000.000 (rough estimasi)

Estimasi biaya penggantian baru shaft dekat impeller dan


Rp 500.000.000
housing dengan material yang sama
Potensi saving cost Rp 3.868.000.000

V. TASK EXECUTION / WORK PACKAGE

FDT
No. (Failure Defense Tasks) PIC Waktu
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 9 dari 13

- Pengadaan material baru (Bab IV) PLN


1 - Instalasi PJBS 2017
- Testing

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Kemungkinan penyebab shaft dekat impeller dan housing shaft patah adalah
faktor kawat las, lumpur/sampah dan vibrasi (misalignment & looseness) yang
semua faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain.

5.2 Saran
Dilakukan penggantian baru material yang sama dengan existing (Bab IV).

LAMPIRAN

 Kajian Pustaka
1. Sesuai di jurnal “failure analysis on circulating water pump of duplex stainless steel in 1000
MW ultra-supercritical thermal power” unit by Yue Ma (2013). Di jurnal tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 10 dari 13

Gambar 1. Kerusakan CWP sesuai Jurnal Referensi, dikutip dari Yue Ma (2013)

Analisa sesuai referensi jurnal diatas :


PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 11 dari 13

Hasil analisa jurnal (Yue Ma, 2013) diatas tentang kerusakan di CWP sebagai berikut :
- Sesuai komposisi kimia, terdapat kesamaan material antara cylindrical body dengan
flange yaitu UNS 31803 namun carbon content di filler welding lebih besar dari cylindrical
body & flange sehingga bersifat embrittlement (getas),
- Sesuai analisa metalografi, diketahui bahwa perbandingan austenit/ferrite di filler welding
adalah 23% dan jauh lebih rendah dari cylindrical body & flange yaitu 48.13 % & 49.38%
sehingga mengurangi sifat kekerasan,
- Sesuai uji mekanis, material untuk cylindrical body & flange di CWP yaitu UNS 31803
ekivalen 2205 DSS adalah sudah cocok untuk peralatan ini namun kualitas filler welding
yang rendah menjadi permasalahan utamanya,
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 12 dari 13

- Alur proses kerusakan sebagai berikut : shaft CWP beroperasi yang disertai vibrasi,
kemudian beban putaran didistribusikan ke seluruh peralatan termasuk weld joint dan
karena weld joint terjadi lack of penetration (LOP) dan rasio austenitic/ferrite rendah maka
terjadi penurunan yield strength dan membentuk premature fatigue fracture.

2. Di jurnal lain yaitu “fatigue failures in pumps” oleh Ocampo (2008) didapatkan hal sebagai
berikut :

Hasil analisa jurnal (Ocampo, 2008 ) diatas tentang kerusakan di sea water pump sebagai
berikut :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 13 dari 13

- Meskipun shaft terbuat dari material AISI 304 yang weldability-nya bagus namun housing
shaft terbuat dari cast stainless steel dimana weldability kurang bagus sehingga pengaruh
lasan menyebabkan micro crack karena cycle load yang terus menerus,
- Small misalignment antara motor dan pump menyebabkan bending cyclic stress sehingga
menyebabkan pertumbuhan fatigue crack,
- Kegagalan karena proses operasi yaitu efek dari crevice corrosion yang disebabkan karena
air laut yang terperangkap dalam celah antara shaft dengan housing atau celah antara
lasan.

Anda mungkin juga menyukai