01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 1 dari 13
Patah pada Shaft Dekat Impeller dan Housing di Sea Water Pump
PLTU Suge - Belitung
No. RCFA : 030/RCFA/PLTU-BELITUNG/2017
I. PERMASALAHAN
Deskripsi : Terjadi patah pada shaft dekat impeller dan housing di sea water pump
PLTU Belitung
Lokasi : Sea water intake PLTU Belitung
Dampak : - Produksi air turun
- Derating beban
2.2 Pengujian Material Housing Shaft Sea Water Pump PLTU Belitung
Gambar 3. Hasil Pengujian XRF Bulan September 2017 Housing Shaft SWP oleh PJBS KP
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 3 dari 13
2.3 Komposisi dan Properties Material Standar Sea Water Pump PLTU Belitung
Sesuai hasil pengujian komposisi material menggunakan XRF yang dilakukan oleh PT PJB
Services di housing shaft adalah duplex 2205 dan hasil ini sama dengan komposisi material
Housing shaft di manual book yaitu duplex SS31803 (ekivalen duplex 2205).
2.4.1 Analisa Patah pada Shaft dekat Impeller & Housing SWP PLTU Belitung
Kerusakan awal housing shaft yaitu terjadi crack rambut di sebagian area housing kemudian
dilakukan lasan pada area tersebut dan kemudian terjadi crack total.
Dari kedua kegagalan material diatas dilakukan analisa penyebabnya sesuai diagram dibawah ini :
Dari profil kegagalan housing shaft yang mendekati flange dan pernah dilakukan lasan
kemudian menyebabkan patah menyeluruh maka kemungkinan faktor lasan adalah penyebab
dari kegagalan material SWP ini dan ini diperkuat dengan jurnal dari Yue Ma, 2013 (Jurnal
Terlampir).
Solusi :
- Memastikan kesamaan komposisi material antara base material (housing & shaft) dengan
flange dan dari pengujian yang sudah ada yaitu di area housing base komposisi material
adalah 2205 sedangkan untuk shaft dan flange belum dilakukan pengujian,
- Filler lasan harus mengandung carbon yang rendah dengan komposisi sama dengan base
material yaitu UNS 31803 (standar max 0.03%) dan rasio komposisi filler lasan yaitu
austenit/ferrite harus disamakan dengan base material yaitu UNS 31803 (standar 48 sampai
49%) ---> sesuai analisa di jurnal Yue Ma (2013) untuk kasus serupa di CWP (Jurnal
Terlampir)..
Material
Penjelasan :
Material UNS 31803 (ekivalen dengan duplex 2205) sudah cocok dan tepat digunakan untuk
peralatan sea water pump dan ini didukung dari jurnal Yue Ma (2013) untuk peralatan CWP
juga memakai material yang sama dan dalam jurnal tersebut telah diuji sifat mekanis
menunjukkan material sudah tepat digunakan di peralatan CWP. Jika material adalah penyebab
utama maka seharusnya terjadi kerusakan pada 2 pompa, namun kejadian hanya terjadi di
salah satu pompa saja.
Solusi :
Untuk shaft yang berbahan stainless steel memiliki sifat weldability yang bagus namun untuk
housing yang dari cast stainless steel memiliki sifat weldability yang kurang bagus sehingga
perlakuan lasan akan sangat mempengaruhi sifat mekanis material ---> sesuai analisa di jurnal
Ocampo (2008) dengan permasalahan sama di sea water pump (Jurnal Terlampir).
Lingkungan
Penjelasan :
Lingkungan operasi sea water pump sangat korosif yaitu air laut sehingga material harus tahan
terhadap pH rendah begitu juga dengan filler lasan harus disesuaikan dengan kondisi tersebut.
Air laut yang terperangkap di celah-celah material dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan korosi. Faktor ini bisa menjadi penyebab namun karena data dan kerusakan
kurang terlihat akibat korosi maka dimasukkan faktor bukan penyebab.
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 7 dari 13
Lumpur/Sampah merupakan faktor utama yang merupakan penyebab beban dari pompa
signifikan meningkat ataupun mengganggu keseimbangan dari putaran shaft pompa, sehingga
terjadi turbulensi fluida dalam shaft pompa.
Solusi :
- Diusahakan setiap celah tertutup rapat seperti lasan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak terdapat celah kosong begitu juga antara shaft dan housing harus diupayakan
tidak terdapat celah sebagai tempat terperangkapnya air laut.
- Rencanakan untuk dredging, penambalan celah-celah pada water intake untuk menguarangi
endapan lumpur dan penambahan jaring sampah pada leher kanal.
Kegagalan Pelumasan
Penjelasan :
Dilihat dari profil rubbing shaft dan patah housing shaft seperti fatigue maka kemungkinan besar
adalah diawali dari gejala looseness di bearing sesuai data PdM bulan Oktober 2016.
Looseness disebabkan oleh salah satunya adalah gagalnya pelumasan sehingga terjadi
rubbing dan dalam jangka waktu lama vibrasi semakin besar dan housing bergetar yang
menyebabkan crack fatigue.
Solusi :
Memastikan sistem pelumasan bearing di shaft tetap terjaga dan rekomendasi pengecekan
PdM periodik dilaksanakan dengan benar.
FDT
No. (Failure Defense Tasks) PIC Waktu
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 9 dari 13
5.2 Saran
Dilakukan penggantian baru material yang sama dengan existing (Bab IV).
LAMPIRAN
Kajian Pustaka
1. Sesuai di jurnal “failure analysis on circulating water pump of duplex stainless steel in 1000
MW ultra-supercritical thermal power” unit by Yue Ma (2013). Di jurnal tersebut dijelaskan
sebagai berikut :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 10 dari 13
Gambar 1. Kerusakan CWP sesuai Jurnal Referensi, dikutip dari Yue Ma (2013)
Hasil analisa jurnal (Yue Ma, 2013) diatas tentang kerusakan di CWP sebagai berikut :
- Sesuai komposisi kimia, terdapat kesamaan material antara cylindrical body dengan
flange yaitu UNS 31803 namun carbon content di filler welding lebih besar dari cylindrical
body & flange sehingga bersifat embrittlement (getas),
- Sesuai analisa metalografi, diketahui bahwa perbandingan austenit/ferrite di filler welding
adalah 23% dan jauh lebih rendah dari cylindrical body & flange yaitu 48.13 % & 49.38%
sehingga mengurangi sifat kekerasan,
- Sesuai uji mekanis, material untuk cylindrical body & flange di CWP yaitu UNS 31803
ekivalen 2205 DSS adalah sudah cocok untuk peralatan ini namun kualitas filler welding
yang rendah menjadi permasalahan utamanya,
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 12 dari 13
- Alur proses kerusakan sebagai berikut : shaft CWP beroperasi yang disertai vibrasi,
kemudian beban putaran didistribusikan ke seluruh peralatan termasuk weld joint dan
karena weld joint terjadi lack of penetration (LOP) dan rasio austenitic/ferrite rendah maka
terjadi penurunan yield strength dan membentuk premature fatigue fracture.
2. Di jurnal lain yaitu “fatigue failures in pumps” oleh Ocampo (2008) didapatkan hal sebagai
berikut :
Hasil analisa jurnal (Ocampo, 2008 ) diatas tentang kerusakan di sea water pump sebagai
berikut :
PT PEMBANGKITAN JAWA BALI SERVICES No.Dokumen : FM – 4.2.4.01
SIAP INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06-06-2016
ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS (RCFA)
REPORT Halaman : 13 dari 13
- Meskipun shaft terbuat dari material AISI 304 yang weldability-nya bagus namun housing
shaft terbuat dari cast stainless steel dimana weldability kurang bagus sehingga pengaruh
lasan menyebabkan micro crack karena cycle load yang terus menerus,
- Small misalignment antara motor dan pump menyebabkan bending cyclic stress sehingga
menyebabkan pertumbuhan fatigue crack,
- Kegagalan karena proses operasi yaitu efek dari crevice corrosion yang disebabkan karena
air laut yang terperangkap dalam celah antara shaft dengan housing atau celah antara
lasan.