Anda di halaman 1dari 49

Circulating Water System

Tujuan Pelajaran:
Di akhir pelajaran, diharapkan peserta mampu:
• Memahami Fungsi dan cara kerja Condenser
• Memahami proses kondensasi uap di dalam Condensor
• Memahami peralatan sistem sirkulasi air pendingin
Condensor
• Memahami Sistem Pembuang Gas Tidak Terkondensasi
dari Condensor
• Memahami jenis-jenis proses pendinginan dengan fluida
cair
• Memahami permasalahan pada proses pendinginan
dengan fluida cair
• Memahami sistem pendinginan pada PLTU
Condenser
Definisi Condenser
Definisi:
• Peralatan yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap
bekas keluar Turbin uap, dengan memanfaatkan air atau
udara pendingin sebagai pendingin

LP Turbine
Exhaust
Steam
Tipe Condenser:
1. Indirect Contact Condenser (paling
umum dipakai), dikenal 2 tipe yaitu tipe
basah (air sebagai pendingin) dan tipe
CW
kering (udara sebagai pendingin) In
CW
2. Direct Contact Condenser (banyak Out
dipakai di PLTP)

CW
In
Condenser tipe Indirect
(tipe basah)
Condenser tipe Direct Contact

Condenser

Sistem Condenser tipe Direct


Cooling Tower
Condenser tipe Dry (Air Cooled)
Single pass Condenser
Tube
Tube
Uap masuk Sheet
Support Dari LP Turbine

Air Laut Air Laut


keluar masuk

Inlet
Outlet Waterbox
Waterbox

Hotwell
Air kondensat
menuju CEP
Double pass Condenser
Tube
Uap masuk Sheet
Tube
Support
Dari LP Turbine

Air Laut
masuk

Air Laut
keluar

Hotwell
Air kondensat
menuju CEP
Proses Kondensasi
dan
Kerja Condenser
Siklus PLTU sederhana

Turbin Uap
Energi
Mekanis
dihasilkan

Panas dari bhn bkr


ke Riser Tube &
Economiser

Panas
terbuang
Boiler
Condenser

Boiler Feed Pump


Siklus Rankine PLTU
T
Proses Penguapan
di
Raiser Tube

Penyerapan
Panas sensible
di Economiser
Ekspansi Uap
Menghasilkan Energi Mekanis
di Turbin Uap

Proses Kondensasi
Panas Terbuang
di Condenser S
Percobaan Penyusutan volume uap/air
Proses Kondensasi di Condenser
T

1 ltr
1604 ltr

Proses Kondensasi
Panas Terbuang
di Condenser
S
Pengaruh perubahan vakum
Peralatan Sistem
Circulating Water
Circulating Water pada sistem terbuka
Circulating Water pada sistem Cooling Tower
Peralatan Sistem Circulating Water Terbuka
7
5

Outfall
Intake
Canal

1 3 6
Tipe Condenser: 8
2
4 1. Bar screen & Trash Rack
2. Chlorination Injection point
3. Travelling Screen
4. Circulating Water Pump
5. Condenser
6. Ball Cleaning System
7. Water-box venting
8. Residual Analyzer
Condenser sponge ball cleaning device

drainage

CW water CW water
inlet outlet

1 condenser, 2 sponge ball cleaning pump,


3 ball collector, 4 ball filling housing,
5 secondary strainer, 6 butterfly valve,
Sea Water Differential Level Monitor & Control

DPL

Bila Diff level tinggi :


1. Start Screen Wash Pump &
• buka katup spray nozzle
2. Sea Water Travelling Screen
motor penggerak operasi

Sea Water Diff. Level

Arah aliran
Air Laut

Travelling Screen
Tipe Aliran Travelling Screen

Single Sea Water Flow


Type

Double Sea Water Flow


Type
Debris Filter
Condenser
Water Box
Filter

Sea Water Flow


Direction

On Normal Flow On Cleaning


Sistem Pembuang
Udara/Gas Tak terkondensas
Kelengkapan Condenser
Pipa Condenser dan sistem pembuangan udara/gas (1)
Penjelasan Umum
Karena tekanan Condenser lebih rendah
dibanding tekanan atmosfir, maka
Condenser berpotensi akan mengisap
udara/gas dari keadaan sekitarnya. Udara
atau gas yang tidak dapat terkondensasi
yang tercampur di dalam uap keluar LP
Turbine, yang bila tidak dibuang akan
membuat masalah. Gas/udara akan
memenuhi ruang di dalam Condenser yang
seharusnya hanya dipenuhi oleh uap bekas
(dari LP Turbine).
Untuk itu dibutuhkan pada suatu Condenser
harus dilengkapi dengan peralatan sistem
pembuang gas/udara agar konsentrasi
udara/gas di dalam Condenser dapat
dikendalikan.
Saluran yang akan menghubungkan
Condenser dengan sistem pembuang
udara/gas harus dirancang agar dapat
mengurangi terbawanya uap air. Untuk itu
sisi isap saluran ini akan diletakkan pada
daerah yang paling rendah suhu-nya
sehingga uap yang terbawa masih
mempunyai kesempatan untuk
terkondensasi saat melalui saluran tersebut
Pipa Condenser dan sistem pembuangan udara/gas (2)
Prinsip Kerja Steam Ejector
Uap
Supply

Gas/Udara
dari Condenser

Prinsip Kerja Air Ejector:


Uap bertekanan dialirkan ke Nozzle Ejector dan
dialirkan kedalam pipa Venturi sehingga uap
mengalami perubahan kecepatan. Naiknya
kecepatan uap akan membuat gas yang berada di
sekeliling nozzle akan terisap dan menyebabkan
terjadinya vacuum pada sisi aliran gas/udara
masuk

Gas & Uap


Ke Udara Luar
Susunan peralatan pembuang gas/udara tipe Ejector
Uap supply
1

ke udara luar
(atmosfir)
Uap supply

Condensate
Condensate
Water outlet
Water inlet
2

Kelengkapan sistem pembuang udara/gas:


1. Start Up (Hogging) Ejector, ejector dengan satu tingkat dioperasikan pada
saat start. Mulai dari keadaan tekanan Condenser sama dengan tekanan
udara luar sampai dengan vakum Condenser tertentu. Energi panas yang
berasal dari fluida kerja maupun dari uap yang terisap ejector akan dibuang
ke udara luar
2. Main Ejector set, terdiri atas dua tingkat. Dioperasikan setelah keadaan
vakum tertentu dan selama Turbin beroperasi tetap dioperasikan. Energi
panas dari uap (baik sebagai fluida kerja maupun uap yang terbawa oleh
sistem pembuang gas/udara ini akan dimanfaatkan sebagai pemanas air
pengisi (Condensate Water)
Prinsip Kerja Steam Ejector
Prinsip Kerja Steam Ejector
Prinsip Kerja Pompa Vacuum

Prinsip Kerja:
• Peralatan pompa vakum terdiri atas impeler yang terpasang dengan posisi tidak simetris
terhadap casing. Cairan perapat (water seal) dimasukkan ke dalam pompa sehingga
saat impeler berputar, akan terbentuk film atau lingkaran air, karena bentuknya yang
tidak simetris, maka bagian atas impeler lebih terlapisi air dibanding bagian bawah.
Kondisi ini akan menyebabkan perubahan volume ruang kosong yang bergerak
memutar mengikuti putaran rotor. Saat ruang bertambah besar, maka akan terjadi
proses isap dan saat ruang bertambah sempit, maka akan terjadi proses tekan.
• Cairan perapat akan mengalami kenaikan suhu karena gerakannya dan gesekan, untuk
itu diperlukan suatu sistem pendingin yang akan menjaga suhu air perapat.
Prinsip Kerja Pompa Vacuum bertingkat
Pripsip Kerja
Sistem pembuang gas/udara dengan pompa
vacuum yang dikombinasikan ejector seperti
gambar dapat meningkatkan fungsi dari
sistem pembuang gas/udara ini menjadi
lebih bervariasi. Saat dibutuhkan kapasitas
pembuangan gas/udara yang besar, maka
suction valve dapat dibuka sehingga pompa
vacuum akan mengisap langsung gas/udara
dari Condenser. Setelah keadaan vacuum
Condenser mencapai nilai tertentu, Pressure
Switch (PS) akan bekerja dan mengubah
aliran gas/udara dari Condenser dengan
cara menutup Suction Valve dan membuka
solenoid valve, sehingga air ejector akan
berfungsi yaitu dengan memanfaatkan gas/
udara yang keluar dari separator yang
tekanannya lebih tinggi dibanding sisi isap
dari pompa vacuum. Dengan proses seperti
ini maka proses pembuangan gas/udara dari
Condenser menjadi dua tahapan. Yaitu Air
Ejector dan Pompa Vacuum. Dengan sistem
seperti ini, maka kemampuan isapnya
menjadi lebih tinggi sehingga dapat
memperbaiki kerja Condenser
Macam/jenis
Sistem Pendinginan
Sistem Pendinginan terbuka
Prinsip kerja:
Sistem pendinginan dengan memanfaatkan alam sebagai sumber
pendingin, dapat berupa sumber air yang tidak terbatas (laut, danau
besar, dsb) atau udara dengan cooling tower.
Air/udara panas yang berasal dari mesin akan didinginkan secara alami

Mesin
Penukar Sumber air
Kalor Tidak terbatas

Pompa sirkulasi
Sistem Pendinginan tertutup
Prinsip kerja:
Sistem pendinginan dengan memanfaatkan proses pendinginan dengan
penukar kalor. Fluida pendingin akan bersirkulasi secara berulang-ulang.
Panas yang diserap Sistem penukar kalor akan dilakukan proses
pendinginan secara terbuka
Penambahan fluida cair sistem pendingin ini perlu ditambahkan, bila
volume fluida kerja ini mengalami penurunan karena bocor, penguapan
dan sebagainya Dari sistem Menuju sistem
Pendinginan Pendinginan
terbuka terbuka

Mesin Head
bebrapa
Peralatan
Penukar Tank
Pedinginan Kalor
Mesin

Pompa sirkulasi
Permasalahan
Sistem Pendinginan
Permasalahan peralatan penukar kalor
Secara umum permasalahan pada peralatan penukar
kalor meliputi:
• Korosi, yaitu fluida kerja sebagai pendingin atau yang didinginkan
mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan korosi, sehingga
dapat mengurangi luasan penampang laluan, hambatan proses
perpindahan panas atau dapat menyebabkan bocornya pipa pendingin
• Pengikisan, adanya aliran fluida apa lagi bila ditambah dengan bahan
impuriti dapat menyebabkan pengikisan yang dapat berakibat bocornya
pipa pendingin
• Pelapisan, adanya kotoran atau mikro biologi pada fluida kerja akan
dapat membuat laluan pipa pendingin menjadi berkurang atau bahkan
dapat menjadi tertutup sama sekali
• Dan persoalan lainnya
Perubahan pipa karena korosi

Isu Korosi:
1. Korosi adalah reaksi kimia yang dapat disebabkan karena kondisi kualitas
fluida kerja (air) dan kondisi logam yang dimanfaatkan. Saat designer
merencanakan suatu peralatan penukar panas harus memperhatikan
kualitas logam yang akan digunakan dan kebutuhan injeksi bahan kimia
yang perlu dilakukan.
2. Timbulnya korosi didalam pipa penukar panas akan menyebabkan
penipisan tebal pipa yang kemudian akan disusul dengan pecahnya pipa
tersebut atau adanya gangguan pada perpindahan panas
Permasalahan karena adanya pelapisan

Isu pelapisan pipa pendingin:


1. Adanya lapisan yang timbul pada bagian dalam atau bagian luar dari pipa
pendingin akan menyebabkan gangguan proses perpindahan panas (lihat
gambar kiri). Dalam keadaan tertentu pelapisan pipa ini akan dapat pula
menyebabkan adanya over-heating selain adanya gangguan efisiensi
perpindahan panas
2. Adanya pelapisan padapipa pendingin (lihat gambar kanan), akan
mengakibatkan adanya perubahan dimensi dari laluan fluida kerja. Hal ini
akan mengakibatkan terjadinya penurunan aliran fluida kerja (air)
3. Pelapisan pipa pendingin dapat disebabkan oleh adanya kotoran yang
terkandung dalam fluida kerja atau karena adanya kehidupan mikro-biologi
Sistem Pendinginan
Di PLTU
Station Water System
Seawater 1st Stage Raw Service
Intake RO Water & Fire
Office
Uses
Make Up Potable
WTP Water
Hypochlorite
Plant Demin
Water
Neutralisation
System
Ancillary
CW System Boiler Feed
System Plant
Condensate Drainage
Turbine FGD Polisher
Condenser Plant

Other CW Discharge Waste Water


Uses Outlet Treatment
Intake Facility 223,300 TJB Unit 1&2 Station Water System
222,000 Condenser &
CWP Outfall
Heat Exchanger

120 Bottom ash


742 Heat Exchanger
Sea Water Feed Pump
90
Sludge Neutralization Pond
720t/d
Sea Water Clarifier
265 63 Ion Exchanger MU Water Tank
FGD Sea Water Pump 6960 m3/day (2 X 90 m3/h) (2 X 1000 m3)
1 90
Reject
Desalination Plant To sea
290
Screen Wash Pump MU Water
System 90 int
Blowdown Tank
150 435 • Main Plant Make Up & Attmprtor
2 Reject CCCW Make Up
Pretreated Water 12 Potable Water •
150 To sea Chemical solution tank 404.3
834t/d Basin (12000 m3) Head Tank •
Media Filter • Boiler Chemical Cleaning
Electro-chlorination Back Wash
404.3
Plant
Waste Water
Retention Basin
212 0 Potable Water Treatment Plant
System
• Main Plant
• CCR A/C Cooling
Fire Fighting Water • Adm A/C Cooling Dewatering unit
Service Water
Basin (3000 m3)
• General use
• H2 Gas Generator Plant Drain
• Coal Handling & Jetty System
• Limesone conveyor Clarifier Sludge
Fire Fighting Water • T/G & Oily drain
• FGD Plant Sedimentation Ponds
System • T/G & Aux. drain
• ESP Washing Sedimentation
• AH washing • As Disposal Area
Ponds/Basins
• Ash silo pug mill • Coal Pile Storage Area
• SSCC Make up
1 2

93.5
Desalination System-2 PLTU BANTEN 1 x 670 MW

1. Process :
UF
Treated sea UF UF treated
emergency UF
water basin feed pump tank
filter

SWRO
Brackish SWRO HP SWRO feed
SWRO emergency
water tank pump pump
filter

BWRO feed BWRO HP Fresh water DM


BWRO
pump pump tank Feed pump

Service and Potable , service DM water


fire water tank and fire feed pump treatment system

43
Sea Water as Cooling System

Outfall
Condenser
Canal
CWP

Back
CCCW to the Sea
Heat Exchanger
CCCW Cooling
Booster Pump

Bottom Ash
Heat Exchanger
BA Cooling
Booster Pump
Closed Cycle Cooling Water System
Sistem Desulphurisasi
Dengan Sea-water
Scrubber
Flue Gas Desulfurization (FGD) with Seawater Scrubber
without lime stone
Sea Water from Condenser Outlet

AbsorberTower
Absorber Tower
Transfer of SO2 from gas phase
to aquaeous phase
SO2 (g)  SO2 (aq)
SO2 (g) + H2O  H+ + SO2 (aq)

Absorber Sump
Oxidation of sulphite
HSO3- + ½O2  HSO4-

Raw Flue Gas Clean Flue Gas

After Reaction Basin


Formation of end product
HSO4- + HCO3+  SO42- + CO2

Sea Water to After Reaction Basin


47
Flue Gas Desulfurization (FGD) with Seawater Scrubber
with lime stone
Sea Water from Condenser Outlet

Absorber
Absorber Tower
Tower
Transfer of SO2 from gas phase
to aquaeous phase
SO2 (g)  SO2 (aq)
CaCO3 + SO2 (g) + H2O  CaSO3 . ½ H2O + CO2

Absorber
Absorber Sump
Sump
Oxidation of sulphite
CaSO3. ½ H2O + O2  CaSO4 . ½ H2O

Raw Flue Gas Clean Flue Gas

After Reaction
After Basin
Reaction Basin
Formation of end product
HSO4- + HCO3+  SO42- + CO2

Sea Water to After Reaction Basin


48
FGD Process Description
SOx < 100 ppb
from ID Fan Discharge NOx < 500 ppb
Gas-gas Heater

Stack/Chimney
from CW Seal Pit

Mist Eliminator

Water Spray Nozzle

Absorber Feed
Pump
Air/Oxygen Spray Nozzle

After
Reaction
Absorber Sump Absorber Basin
Pump Neutralisation
Oxidation Air Basin 49

Anda mungkin juga menyukai