Anda di halaman 1dari 1

ANALISA KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI PT.

SENTRA USAHATAMA JAYA


Gina Egiyana Fauzi A (141711015) D3 Teknik Konversi Energi

ABSTRAK
Heat rate dan efisiensi merupakan parameter yang sangat penting untuk menentukan kinerja pada suatu pembangkit listrik tenaga uap. Heat rate dapat didefinisikan sebagai
jumlah energi bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1 KWh . Heat rate dapat dicari dengan metode input-output dengan menghitung data dari
hasil pengukuran. Sedangkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap dapat diperoleh dengan mengacu pada Siklus Rankine ideal. Kinerja berupa efisiensi suatu pembangkit
listrik tenaga uap dapat dilihat dari efisiensi termal dan efisiensi siklus yang dihasilkan oleh pembangkit tersebut. Efisiensi termal merupakan perbandingan antara daya masuk
berupa kerja netto dibagi dengan daya input berupa energi panas dari bahan bakar yang masuk ke dalam sistem. Sedangkan efisiensi siklus merupakan perbandingan antara
daya yang dibangkitkan dibagi dengan panas yang masuk kedalam sistem. Penelitian ini dilakukan di PLTU PT. Sentra Usahatama Jaya dengan mengumpulkan parameter-
parameter yang mendukung dalam perhitungan efisiensi dan heat rate. Dengan mengetahui besar heat rate dan efisiensi dari suatu pembangkit listrik tenaga uap, maka dapat
diketahui seberapa baik kinerja dari suatu pembangkit tersebut. Setelah dilakukan perhitungan pada efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate, didapatkan rata-rata
efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate pada beban 60% berturut-turut sebesar 20,45% ; 15,1% dan 4213,19 kcal/kwh. Sedangkan pada kondisi beban pembangkit
sebesar 20% didapatkan rata-rata efisiensi siklus, efisiensi termal, dan heat rate berturut-turut sebesar 4,32% ; 5,28% ; dan 20005,33 kcal/kwh.

TUJUAN
1. Mengetahui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang
ada di Pabrik Gula PT. Sentra Usahatama Jaya.
METODELOGI PENELITIAN
2. Melakukan Analisa kinerja berupa efisiensi dan heat rate
dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang ada di Pabrik
Gula PT. Sentra Usahatama Jaya.
Mulai

HASIL DAN PEMBAHASAN Studi Literatur

Efisiensi Efisiensi Heat Efisiensi Termal


Identifikasi Masalah
40
Beban Termal Siklus Rate )
35
(%30
l
% % kcal/kwh a 25
rm
e 20
T
si Pengumpulan data melipu :
20% 5,18 4,320892 20005,33 n 15
e
i
isf 10
E
· Jenis batu bara yang dipakai
5 · Data konsumsi batu bara (ton/jam)
41% 8,75 8,013719 10750,96 0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
· Temperatur masuk dan keluar fluida dise ap komponen
Tekanan masuk dan keluar fluida dise ap komponen TIDAK
50% 14,84 10,50947 8213,244 Beban (%) ·
· Laju alir massa fluida di boiler, turbin, serta pompa
Standar Gilberto Efisiensi Termal Standar BVI
60% 15,10325 20,45726 4213,19 · Spesifikasi se ap komponen

Efisiensi Siklus Heat Rate


45 25000 Data Sesuai
40
)
) 35 h 20000
w
(% k/
s 30 l
ac 15000
u
l
ki 25 k(
Si
s 20 te 10000 - Perhitungan Heat rate
n a
ei 15 R
t
si
f a
e 5000
- Perhitungan Efisiensi siklus
E 10 H
5 - Perhitungan Efisiensi Termal
0 0
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Beban (%) Beban (%)
YA
Efisiensi Siklus Standar PLN Standar A.K Raja Standar BVI Standar BVI Heat Rate Standar PLN

Melakukan Analisa pada Heat Rate,


Efisiensi Siklus dan Efisiensi Termal
Pada grafik efisiensi termal terlihat bahwa semakin besar beban yang
dioperasikan pada pembangkit, maka efisiensi termal yang dihasilkan menjadi semakin
besar. Efisiensi termal terbesar yang dihasilkan oleh pembangkit yaitu sebesar 15,7%
pada beban 60%. Menurut buku yang dibuat oleh Gilberto mengenai kinerja suatu Memberikan Kesimpulan terhadap Hasil
pembangkit tenaga listrik, suatu PLTU modern dapat menghasilkan efisiensi termal sebear
30%-35%. Namun efisiensi termal yang dihasilkan oleh pembangkit terbilang cukup
rendah yaitu sebesar 5,18% pada beban 20% dan 15,7% pada beban 60%. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh bebrapa hal, yaitu seperti jenis penggunaan batu bara yang digunakan Selesai
oleh pembangkit, jenis turbin yang dipakai, dan sistem regeneratif yang tidak diterapkan
Pada grafik efisiensi siklus, terlihat bahwa efisiensi siklus yang dihasilkan oleh
suatu PLTU akan semakin besar, seiring dengan besarnya beban yang dioperasikan pada
PLTU tersebut. efisiensi siklus yang dihasilkan oleh PLTU yang berada di PT. Sentra KESIMPULAN
Usahatama Jaya dapat dibilang cukup rendah yaitu dihasilkan sebesar 21,45% pada
beban 60%. Sedangkan menurut PLN, efisiensi siklus suatu PLTU modern yang
menggunakan bahan bakar berupa batu bara dapat menghasilkan efisiensi siklus sebesar
35%. Hal ini dapat dikarenakan karena tidak semua steam atau uap yang dihasilkan oleh Ÿ Analisa kinerja pada suatu sistem pembangkit
boiler dikonversikan menjadi energi listrik. Sebagian steam yang diproduksi oleh boiler, listrik tenaga uap penting untuk dilakukan untuk
didistribusikan menuju proses produksi gula sehingga dalam hal ini membuat tidak semua mengetahui seberapa baik kinerja yang dihasilkan
steam didistribusikan menuju turbin. Hal ini membuat efisiensi siklus yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap tersebut. Kinerja
menjadi cukup kecil. Selain itu pengaruh dari nilai kalori bahan bakar mempengaruhi suatu pembangkit listrik tenaga uap dapat diketahui
efisiensi siklus yang dihasilkan. Nilai kalori yang terkandung dalam bahan bakar yang dari heat rate, efisiensi termal, dan efisiensi siklus
digunakan oleh PLTU yang berada PT. Sentra Usahatama Jaya cukup rendah yaitu yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut.
sebesar 3453 kcal/kg. Hal ini juga yang membuat efisiensi siklus pembangkit menjadi kecil.
Ÿ Efisiensi termal dan efisiensi siklus akan semakin
Pada grafik heat rate terlihat bahwa heat rate yang dihasilkan oleh suatu PLTU akan tinggi seiring dengan dioperasikannya PLTU pada
semakin kecil, seiring dengan besarnya beban yang dioperasikan pada PLTU tersebut. beban yang tinggi. Sedangkan heat rate akan
efisiensi siklus yang dihasilkan oleh PLTU yang berada di PT. Sentra Usahatama Jaya dapat semakin rendah seiring dengan dioperasikannya
dibilang cukup tinggi yaitu dihasilkan sebesar 4213,1 kcal/kwh pada beban 60%. PLTU pada beban yang tinggi.
Sedangkan menurut PLN, heat rate yang dihasilkan oleh suatu PLTU berkapasitas 25 MW Ÿ Efisiensi termal yang rendah dapat disebabkan
berkisar 3100 kcal/kwh. Semakin besar heat rate yang dihasilkan oleh suatu pembangkit, karena penggunaan jenis turbine back pressure.
maka semakin buruk pembangkit tersebut. Hal ini dapat diartikan bahwa dibutuhkan banyak
batu bara untuk membangkitkan listrik sebesar 1 kwh. Heat rate yang tinggi dapat
Ÿ Efisiensi siklus yang rendah dan nilai heat rate
disebabkan karena tidak semua steam atau uap yang dihasilkan oleh boiler dikonversikan yang tinggi, dapat disebabkan oleh jenis penggunaan
menjadi energi listrik. Sebagian steam yang diproduksi oleh boiler, didistribusikan menuju batubara yang memiliki nilai kalori yang cukup
proses produksi gula sehingga dalam hal ini membuat tidak semua steam didistribusikan rendah, serta tidak semua uap yang dihasilkan oleh
menuju turbin. Hal ini membuat heat rate yang dihasilkan menjadi cukup besar. Selain itu boiler dikonversikan menjadi energi listrik
pengaruh dari nilai kalori bahan bakar mempengaruhi heat rate yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai