SHUT DOWN UNIT

JADWAL E-LEARNING
OPERASI PLTU BATUBARA LEVEL ADVANCE
SESI 1:KNOWLEDGE DELIVERY
Selasa, 25 Nopember 2020

HARI/TANGGAL DURASI MATERI FASILITATOR

9:00– 10:15 1.15 Shut down Turbine Supriono M

10:15 – 10:30 0.15 Break

10:30 – 12:00 1.30 Shut down Turbine Supriono M
 Mohon Dipahami dan Dimaklumi

1 Bila terdapat istilah tidak

sama dengan unit kalian 3 Bila sistem tidak sama
persis dengan unit
kalian

Bila materi terdapat

2
Bila terdapat urutan
operasional tidak sama 4 muatan kontrol Instrument,
karena sistem kontrol
dengan unit kalian sangat erat dengan
operator

Bila kata Paiton, bukan berarti

5 Paiton minded tetapi hanya
refferensi atau contoh
 01 Pendahuluan
Pengertian shutdown, Alur proses

02 Shutdown Boiler
Bahan bakar dan udara

Ruang 03 Proses Shut Down Boiler

Acuan shut down,

Lingkup 04 Natural Shut Down

Pembahasan
05 Shut down Turbine
Parameter, LP-HP bypass

06 Shut down Generator

Transfer UAT SST, Lepas beban, Furging
Pendahuluan

5
 POKOK
BAHASAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah pembelajan ini , peserta diharapkan

 Memahami alur proses shut down pada Boiler, Turbine , Generator

dan auxiliarinya.

 Memahami alur proteksi Boiler, Turbine , Generator dan auxiliarinya.

 Memahami parameter shut down pada Boiler, Turbine , Generator

dan auxiliarinya.

 Memahami jenis jenis shutdown Boiler, Turbine , Generator dan

auxiliarinya.

.
Pengertian Shut Down

Adalah suatu proses keluarnya pembangkit dari sistem jaringan

dalam rangka
1. Permintaan P2B, dalam rangka RSH (Reverse shutdown)
2. Mengamankan peralatan unit, saat terjadi gangguan (trip)
3. Perbaikan peralatan unit atau inspeksi (over houl (outage)

REFF :HUDI SANDI

1. Suatu keadaan dimana unit tidak sinkron ke sistem grid (jaringan) dan
bukan dalam status Reverse Shutdown (RS).

2. Suatu outage mulai ketika unit desynchronized dari grid (jaringan) maupun
ketika pindah dari satu peristiwa unit ke status lain

3. Outage berakhir ketika unit sinkron ke grid (jaringan) atau menyatakan ke

status lain.

4. Status Unit hanya dapat diubah jika outage pertama berakhir.

FO2 - Unplanned (Forced) Outage — Delayed
outage yang tidak memerlukan unit pembangkit untuk keluar segera dari sistem tetapi dapat
ditunda 1 (satu) jam s.d 6 (enam) jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi pada saat unit dalam
keadaan terhubung ke jaringan serta melalui proses penurunan beban bertahap sampai dengan
beban 30% dari DMN
Catatan : atas persetujuan Dispatcher dengan operator pembangkit mengenai waktu shutdown,
dan FO2 tidak menambah jumlah SdOF

FO3 - Unplanned (Forced) Outage — Postponed

adalah outage yang dapat ditunda lebih dari enam jam. Outage jenis ini hanya dapat terjadi
pada saat unit dalam keadaan terhubung ke jaringan.
FO3 tidak menambah jumlah SdOF
FO - Forced Outage – Emergeny Shutdown
yaitu keluarnya pembangkit akibat adanya kondisi emergency pada pembangkit atau
adanya gangguan yang tidak diantisipasi sebelumnya serta yang tidak digolongkan ke
dalam MO atau PO.

FO1 - Unplanned (Forced) Outage — Immediate

adalah outage yang memerlukan keluarnya pembangkit dengan segera dari kondisi
operasi, RS atau status outage lainnya. Jenis outage ini diakibatkan oleh kontrol
mekanik/electrical/hydraulic unit pembangkit trip atau ditripkan oleh operator sebagai
respon atas alarm/kondisi unit.
Catatan : dalam hal ini kategori FO1 apabila keluarnya pembangkit tidak sesuai
dengan prosedur shutdown normal
1. Boiler Shutdown
2. Turbine Shut Down
3. Generator Shut Down
ALUR PROSES OPERASI UNIT

LOAD SET TO MSP SET

LOADSET CLS
Σ F(x)
MSP
SET

PAF

FREQUENCY MSP
SET

SP
COAL
PV FEEDER
MASTER
MSP BOILER
MASTER

CLS =COMPENSATION LOAD SET

MSP = MAIN STEAM SET
F (x) = FUNCTION GENERATOR AIR FLOW FDF
C = CONTROLER
SP

GEN LOAD PV TURBINE

MASTER

SPEED SETPOINT
LOAD F(x) INTERCEPT VLV
CHANGE

SPEED SENSOR C C F(x) GOV VALVE

DEVIASI PARAMETER
 BOILER

LOCK OUT RELAY

86A OR EXTERNAL ALL VALVE CLOSE
OR MTS/ETS

LOCK OUT RELAY

86B INTERNAL PS LOW

HOUSE LOAD

LOCK OUT RELAY

86D OR GCB OPEN

OR GENEERATOR
STEAM PATH AND
TRIP

REVERSE POWER

LOCK OUT RELAY

TD=3S
86C

17
BOILER TURBINE GENEATOR PROTEKASI
1. Hubung singkat pada stator 8. Relay arus lebih ( OCR )
2. Hubung singkat ke tanah pada 9. Tegangan restraint
rotor 10.Tegangan kontrol
3. Relay kehilangan penguat medan 11.Relay differential
4. Motoring generator 12.Realay stator hubung tanah
5. Overvoltage 13.Relay arus lebih negatif
6. Overheating 14.Realay daya balik
15.Relay jarak
7. Gangguan pendingin generator

Gangguan luar
1. Overload
2. Beban tak seimbang
3. Gangguan eksternal
4. Lepas sinkron
Shut Down Boiler

21
Fungsi Boiler
1. Boiler berfungsi untuk mengubah air menjadi uap superheat yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini
disebur “Steam Raising” (pembuat uap)
2. Unit yang digunakan untuk memprodukasi uap disebut Boiler atau
lebih tepat disebut Steam generator ( pembangkit uap)

Tipe Boiler
1. Pulverized Boiler
1. Stoker Boiler
2. Circulating Fluidized Bed (CFB) Boiler

REFF:ANDI ISTRADA

22
BMCR ( BOILER MAXIMUM CONTINUOUS RATING )
Aliran Uap Utama : 1.330.000 Kg/Jam
Aliran Uap Reheat : 1.200.000 Kg/Jam
Press. Outlet Superheater : 169 Kg/Cm²
Press. Outlet Reheater : 43,0 Kg/Cm²
Press. Inlet Reheater : 45,8 Kg/Cm²
Temp. Outlet Superheater : 540 °C.
Temp. Outlet Reheater : 540 °C.
Bahan Bakar
Bahan Bakar Firing : Hsd
Bahan Bakar Utama : Batubara

REFF:ANDI ISTRADA
1. Furnace 13. Safety Valve
2. Economiser 14. Ignitor Dan War- Up Oil Gun
3. Steam Drum 15. Coal Feeder
4. Downcomers 16. Pulveriser
5. Pompa Sirkulasi 17. Coal Burner Dan Tilting
6. Lower Header 18. Prymary Air Fan
7. Wall Tube 19. Force Draft Fan
8. Ltsh ( Low Temperature 20. Induce Draft Fan
Superheater)
21. Air Heater
9. Primary Superheater
22. Aux. Damper Dan Win Box
10. Spray Attemperator
23. Steam Coil
11. Secondary Superheteaer
24. Mill Seal Air Fan
12. Reheater

REFF:ANDI ISTRADA
Pulverized Boiler

3
Pulverized Boiler

REFF:ANDI ISTRADA
Stoker Boiler & Fluidized Bed Boiler (CFB)

STOKER BOILER CIRCULATING FLUIDIZED BED (CFB) BOILER

By Andi ektrada
Proses Shut Down Boiler

29
 Contoh Proses Shutdown

Unit shutdown dengan

Coal Feeder A,B,C,D,E
dibuat No Coal

DJ

REFF:ANDI ISTRADA
30
 Beban ? Mode operasi Turbine ?

Mill yang operasi ? FAN yang operasi ?

Perhatikan dan catat sebagai data awal shut down

REFF:ANDI ISTRADA

31
 Proses Shutdown

05.30 ► Komunikasi dengan P3B untuk proses turun

beban

05.45 ► Mill + Feeder 1B stop no coal

Pindah Kontrol Turbine ke manual Atur CV Turbin sesuai

dengan set pressurenya pada beban 300 MW

REFF:ANDI ISTRADA

32
 Proses Shutdown

05.50 ►MBFOP start

06.00 ►
Ignitor + Oil Gun CD 1,2,3,4 Start, beban 242 MW

Atur flow Oil Gun, sampai adequate untuk

menghindari flame lost

06.22 ►
Kondisikan feeder E trip no coal, setelah itu matikan
mill E

REFF:ANDI ISTRADA

33
 Proses Shutdown

?
Saat Beban < 200 MW Salah Satu BFP Dimanual

06.28 ► ?
Beban 167 MW, Mill C & D operasi, posisikan Inlet
vane FD Fan manual =19%, (total air flow = 52%)

06.33 ► ?
Beban 128 MW, MSP = 90 Kg/cm2, atur HP & LP
bypass, untuk menjaga MSP & RSP

06.37 ►
Buat feeder C trip no coal, setelah itu matikan mill C

34
 Proses Shutdown

Persiapan lepas jarring-jaring, dengan lebih

dahulu menghubungi Gardu Induk setempat

06.43 ►
Push buttom turbin trip di tekan, Lepas jala-jala pada
load 39 MW, MSP 70 Kg/cm2 ?
Ket : Pada kondisi ini boiler belum trip, aliran steam via
HP & LP bypass, permit boiler trip (loss off reheat
protection) bila HP&LP bypass open < 5% & bahan
bakar > 20%
Shut down normal Turbine akan
dibahas pada bab berikutnya

06.47 ►
Buat feeder D trip no coal, setelah itu matikan mill
D

REFF:ANDI ISTRADA

35
 Proses Shutdown

Electric Precipitator di stop, jika semua mill sudah

stop

Auxiliary steam #1 & 2 di pararel

Change supply steam GSSR, Dari main to

auxiliary steam

06.51 ► ?
Shutdown Boiler dengan menekan dua
push bottom boiler trip bersamaan

REFF:ANDI ISTRADA

36
Natural Shut Down

37
Natural Shutdown

REFF:ANDI ISTRADA

38
 NORMAL SHUT DOWN- FAN DAN AIR HEATER

Kondisi setelah shut down

1. Semua Fan outservice
2. Semua Air Heater
inservice

1. Setelah 1 jam shutdown 100

100 %
boiler
2. Stop FD Fan & ID Fan,
Inlet vanes dinaikan sampai 100 %

100% (full open) untuk

sirkulasi udara tujuannya : 100 %

Untuk mengurangi force 100 %

cooling yang dapat

merusak tube-tube boiler 100 %

100 %

39
 Natural Shutdown



 °
 °



REFF:ANDI ISTRADA

40
 Graphik Penurunan Temp Natural Shutdown

FDF & IDF STOP

PAH & SAH STOP BWCP B STOP

900C

1050C

41
Force Cooling Shutdown

42
 Force Cooling Shutdown

1. Setelah 1 jam shutdown boiler

2. Stop FD Fan & ID Fan, Inlet vanes 5
dinaikan sampai 100% (full open) 10 %

untuk sirkulasi udara

3. Start lagi IDF & FDF , setelah 10 %

temperature metal Super Heater <

8%
400°C ( Operasi pada total air flow
8%
< 30% ) Recommended Rendal
Operasi 10 %
4. FD fan & ID fan stop lagi saat
5. (temp gas out SAH ± 40ºC) 10 %
6. Cooling rate metal boiler < 55 ºC
7. Total air flow < 20 % 5
20 %

43
REFF:ANDI ISTRADA
 Penurunan Temperature Force Cooling Shutdown

UNIT SHUT DOWN

FD & ID STOP

BWCP C STOP

FD & ID START

BWCP A STOP

REFF:ANDI ISTRADA

44
 Penurunan Temperature Force Cooling Shutdown
BOILER
SHUT DOWN

REFF:ANDI ISTRADA

45
 Boiler Hot Banking Shutdown

Adalah serangkaian kegiatan out service operasi unit

PLTU dari berbeban hingga lepas dari jaring-jaring 500
kV yang dilaksanakan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, dengan tujuan yaitu untuk keperluan
pemeliharaan di luar boiler dengan waktu singkat

REFF:ANDI ISTRADA

46
Langkah Boiler Hot Banking Shutdown

REFF:ANDI ISTRADA

47
 Boiler Hot Banking Shutdown

Posisi
pembukaan 5

damper 5

48
Curva Cooling Shutdown

49
 SEQUENCE SHUT DOWN

G
1. Turun beban ke 100%, 50%, min load
E
N
2. Bila beban < 50 % MW, salah satu BFP di off
E 3. Turunkan MSP 169, 120 dan 70 kg/cm2
R 4. De-syncronize pada beban min load (0)
A 5. Laju penurunan Boiler temp 55 ºC/jam
T 6. Puran Turbine 3000 – 2.5 rpm
O 7. Turning ON pada putaran 2 rpm (1)
R
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

BOILER COOLING DOWN

B 1. Level drum dijaga pada NWL 1. Turunkan beban dengan CCS beban 120 MW
1. Open vent valve boiler jika press < 1.5
O 2. Rate boiler water temperatur 55 2. Kurangi Coal Feeder 8. Kurangi Coal Feeder
kg/cm2
ºC/jam dengan mengatur SH
3. Stop salah satu BFP bila 9. Shut down semua burner (MFT)
I drain valve 2. Stop FD Fan
beban < 200 MW 10. Furging
L 3. Stop ID Fan
4. Start Fuel Oil Pump 11. Stop fuel pump
4. Stop Mill seal, Ignitor booster fan
E 5. Kurangi Coal Feeder 12. Stop BWCP
5. Stop AH ketika inlet gas < 159 ºC
6. Start Oil Gun burner 13. Drum level dijaga pada NWL)
R 6. Stop BWCP jika temp suction 99 ºC
7. Transfer CCS ke manual ketika

T 1. Turunkan beban dengan LL 7. Turbine trip by push bottom

U 2. Turbine exhaust hood spray pada
beban 60 MW
R
3. Pastikan HP extration steam close
B pada beban 60 MW
I 4. Change over UAT ke SST pada
beban 42 MW
N 5. Generator de-syncronize pada min
E load
6. Field breaker 41E excitation OFF
8. AOP auto start pada speed 2800
rpm
9. Stop extration pump
10. Confirm Turbine valve close
11. Confirm Turning gear running
12. Stop CWP
TROUBLESHOOTING
 TROUBLE SHOOTING

POTENSI/MAS PARAMETER YANG

KONDISI OPERASI PENYEBAB DAMPAK PENANGGULANGAN
ALAH HARUS DIAMATI

Inlet vane 18 s/d 20 %

Total air flow >30% di
Unit beroperasi lebih aman pada posisi
Total Air Flow Konkin untuk SDOF PGP
dengan 2 mill saat Unit Trip manual dengan
<25% tidak tercapai Inlet vane FD Fan
proses shutdown estimasi AIR FLOW
position di PGP
jauh diatas 30%

 Pembukaan valve
Turbin
Pengoperasian LP- LP-HP bypass
Reheat protection Konkin untuk SDOF  Fuel flow
HP Bypass tidak Unit trip dioperasikan sesuai
operated tidak tercapai  Pembukaan LP HP
tepat SOP
bypass

REFF:ANDI ISTRADA

52
Shut Down Turbine

53
1. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah
energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah
menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin
2. Shutdown turbin adalah memutuskan turbin dari sistem
pembangkit dan menghentikan aliran uap yg masuk ke turbin.
3. Thermal strees dan distortion terjadi karena perubahan
temperatur yg sangat drastis dan masuknya air ke dalam turbin
yang akan merusak komponen turbin.

REFF: PURWANTO
 Penurunan Temperatur Main Steam dan Reheat

Differential Temperatur Upper dan Lower Cassing

Temperatur LP Exhaust Hood

LP exhaust hood spray press > 3.5 kg/cm² temp < 80°C

Bearing Feed Oil Temperatur

Penurunan Temperatur Metal Turbin

Auxiliary Oil Pump (AOP)

REFF: PURWANTO
Penurunan Temperature Saat Shut Down

DIFFERENTIAL CURVA INNER METAL

TEMPERATURE TEMPERATURE

REFF: PURWANTO
OIL FEED TEMPERATURE

1. Setpoint saat normal operasi 45 deg C

2. Setpoint saat shutdown adalah 38 deg C
REFF: PURWANTO
 MAIN OIL PUMP TO AOP

 Pastikan AOP auto

START saat
Electrik Hydraulic
pressure low karena
terjadinya turbine
trip
 Bila tidak bisa
AUTO START
segera di MANUAL
 PENGOPERASIAN LP-HP BYPASS

Fungsi LP-HP Bypass

1. Menjaga besaran main steam pressure
2. Mencegah trip boiler dari reheat protection, terutama saat turbine atau
saat shut down
3. Kondisi paling kritis adalah ketika valve turbine bergerak menutup
sampai dibawah 5 % dan boiler masih beroperasi normal, maka bila LP-
HP bypass tidak membuka maka boiler akan trip
Metode operasional
1. Operasikan valve LP- HP Bypass agar main steam pressure terjaga
sesuai parameter yang ddijinkan.
2. Pada unit tertentu pembukaan LP-HP bypass valve adalah diatas 5 %
yaitu batas aman dari persyaratan reheat protection
Keunggulan Aplikasi Bypass System
 Steam Turbine

p p p p HP IP LP G

HP-Bypass HP-Safety p
Super Controller System
Heater

HP-Bypass
T p
Evapo- LP-Bypass
rator p p p T Controller
RH safety
Re- valve
RE
heater RH-Safety
HEATER System
Condenser

Econo-
mizer

Preheater De-Aerator
FUNTION BLOCK REHEAT PROTECTION
PRP AREA

MSV+IV CLOSE A TOTAL FUEL FLOW > 20 %

N
D
A
HP BYPASS < 5 % REHEAT PROTECTION
N
D

LP BYPASS A <5 % A
N 10 s
D

LP BYPASS B <5 %

FUEL FLOW A
Σ H/L N
S3 = 1 D
S3 > 5 %
MAIN STEAM FLOW S4 = -1

TURBINE TRIP

Reheat protection akan terjadi bila :

1. Total fuel flow > 20 %
2. Turbine trip
3. Pembukaan valve LP/HP bypass < 5 %
SEQUENCE SHUT DOWN GENERATOR DARI TURBINE

PUSH BOTTOM TURBINE

DITOMBOL PRESSURE LOW

SOLENOIDE SIGNAL LOGIC

OPERATED DIKIRIM KE RELAY
PROTECTION

MELEPAS TUAS GENERATOR TRIP

PENAHAN DARI REVERSE
POWER

OIL DIDRAIN

PRESSURE LOW

Pastikan ketika GENERATOR

dishutdown dari TURBINE
sequence seperti diatas
 1
DRAIN
3
5
6

PSL
4
7

Pada prinsipnya Turbine normal operasi adalah oil hidrolik mengalir ke valve-valve , sesuai demand
masing-masing atau sesuai beban dengan putaran konstan 3000 rpm.
a) Oil hidrollik (NO 3 ) mengalir ke jalur (NO 4) dan diterukan ke valve-valve berikut
1. Reheat Stop Valve (RSV) atau istilah yang yang lain
2. Main stop vlve ( MSV) atau istilah valve yang lain
3.Governor valve atau contraol valve
b) Selain mengalir ke valve-valve oil hidrolik juga mengalir ke Relay Dum Valve (NO 7). Piston
Relay Dum Valve akan bergerak kekanan sehingga udara instrument akan mengalir ke NRV (
Non Return Valve).
Note : Tidak semua unit menggunakan relay dum valve
 1 DRAI
3 N
5
6

OIL BLOCK
2

PSL 4
LOCK

Pada prinsipnya Turbine trip adalah oil yang semestimya mengalir ke valve-valve , secara tiba-tiba diblok dan di drain,
shingga semua valve menutup dengan cepat dan signal PSL dikirim ke relay protection untuk men-tripkan GENERATOR
Langkah turbine trip.
a) Salah satu signal trip dikirim dari DCS akibatnya MTS/ETS energize, sehingga lock lepas akibatnya piston (NO 2)
bergerak kekanan dan oil (NO 3) yang mengalir valve-valve (NO 4) tertutup sehinga sehingga semua valve menutup
dengan cepat.
b) Trip berikutnya dari over speed (NO 5), ketika putaran Turbine melebihi setting maka knob akan menekan tuas,
akibatnya tuas bergerak kebawah, sehingga piston (NO 6 ) bergerak kekanan - oil diblok dan semua valve menutup
dengan cepat.
1. Atur loading silo sehingga pada saat shutdown level silo minimum
2. Hubungi P2B perihal shutdown unit
3. Turunkan beban sampai beban yaitu 50 MW (normal rated 6
MW/menit), mengacu pada materi naik turun beban
4. Initial Pressure Regulator (IPR) posisi kan OFF
5. Posisikan Turbin sistem pada posisi LL (load limit)
6. Stop 1st BFP jika beban < 200 MW
7. Transfer CCS ke manual saat beban 120 MW
8. Operasikan turbin bypass (HP/LP) sesuai kebutuhan
9. Change power UAT ke SST saat beban ± 75 MW

REFF: PURWANTO
10. Persiapan de-syncronize, parameter nya :
1. P main steam : 70 kg/cm2
2. T main steam : ± 500 C
3.T reheat steam : ± 450 C
11. Lepas jaring –jaring 500 kv, open CB 71A atau 72A1 pada beban 45 MW dari push buttom turbin
12. Pastikan CV, MSV, CRV full close dan blow down valve open
13. Pada saat putaran turbin 2879 rpm (Press control oil < 12,3 kg/cm2) AOP auto running
14. Open MS drain, CR steam drain, HR steam drain, dan turbin control drain posisi open
15. Pastikan drain NRV before dan after HPH, deaerator dan LPH open
16. Boiler shut down
17. Filling boiler sampai level drum maksimal 300 mm nwl

REFF: PURWANTO
18. Setelah putaran turbin 2 rpm start turning gear
19. Vacum break, jika press main steam 0 kg/cm2 ( jika shutdown
hanya sebentar, vacum bisa dipertahankan )
20. Start TGOP dan stop AOP
21. Stop CWP
22. Stop 2nd BFP jika drum levelnya stabil
23. Turning Gear stop pada temp 1st turbin < 250 C
 TROUBLESHOOTING
KEJADIAN KEMUNGKINAN TINDAKAN

Turning gear tidak bisa start CV tidak menutup sempurna atau 1. Ditutup paksa
limit switch kurang nyentuh 2. Limit swicth diganjal

Turning gear chlutch tidak bisa Selenoid valve bermasalah Manual engaged
engaged

AOP tidak bisa auto start PS abnormal AOP start local

RSV tidak bisa menutup Mekanik berat Ditutup paksa by mekanik crew

REFF: PURWANTO

71
Shutdown Generator

72
 GAMBAR GENERATOR

Generator
 Adalah mesin yang mengubah Energi mekanik menjadi
Energi Listrik
 Merupakan peralatan utama dan vital pada PLTU disamping
peralatan utama lainnya yaitu Boiler dan Turbin
 Generator shutdown merupakan proses pelepasan tegangan dan daya
yang dihasilkan oleh generator tersebut.
 Yang men-triger genetar trip adalah control oil pressure low (PSL) dari
Turbine trip, sehingga dalam kasus ini generator trip dari REVERSE
POWER
 Atau generator dapat di tripkan dari internal relay proteksi, akan tetapi
model trip jarang digunakan karena ada potensi OVER SPEED turbine
terutama bila beban masih tinggi.
 Karena daya listrik dari generator tersebut di putus / dilepas, maka
untuk memenuhi kebutuhan daya pemakaian sendiri di unit yang
shutdown di ambilkan dari daya luar /SST

REFF:
DENNY JATI WANGAH
1. Proses shutdown generator mengikuti semua step berurutan dari proses
shutdown unit.
2. Yaitu ketika proses penurunan beban sudah mencapai 15% atau mengikuti
standart unit setempat
3. Dari urutan diatas maka generator siap dishutdown, dengan beberapa
step antara lain:
a. Tranfer UAT ke SST
b. Lepas jaring – jaring
c. Membuang gas H2 yang tersisa di generator

REFF:
DENNY JATI WANGAH
Pelaksanaan Tranfer UAT 1A & 1B ke SST :

a. Posisikan Switch change over UAT- SST

b. Posisikan ON fasilitas synchronize , interconection
bus A- SST-1 dan UAT –A .
c. Posisikan ON fasilitas synchronize , interconection
bus A- SST-2 dan UAT-B

By Andi ektrada
Pelaksanaan Lepas Jaring-jaring

a. Pastikan beban telah memenuhi syarat untuk de-synchronizing

b. Hubungi gardu induk, P2B
c. Tombol push bottom “TURBINE TRIP”
d. Pastikan GIC/GCB open
e. Pastikan excitasi OF, bila masih close bisa menggunkan fasilitas yang ada (
manual)

EXCITASI

REFF:
DENNY JATI WANGAH
 GIC/GC
B

Istilah lain dari GCB adalah GIC

Membuang Gas H2 Yang Tersisa Di Dalam Generator

Apabila semua beban dan eksitasi di pastikan sudah lepas maka gas
perapat H2 siap dilepas juga dengan beberapa step, antara lain:

1. Purging gas H2 dengan gas CO2

2. Purging gas Co2 dengan udara bebas
3. Setelah gas H2 sudah terbebas dari generator,
maka seal oil system bisa di OFF

REFF:
DENNY JATI WANGAH
1. Bila auto transfer UAT ke SST tidak berhasil maka
dilakukan secara manual
2. Bila exitasi tidak berhasil OFF maka dilakukan secara
manual

REFF:
DENNY JATI WANGAH
 SUPRIONO M
HP 08124981161
Email : supriono.m@gmail.com