PEMBANGKIT PLTU
• Sebagai acuan yang digunakan untuk menilai kemampuan pembangkit apakah sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati oleh pihak kontraktor dan PLN Performance Guarantees)
• Sebagai ukuran kinerja peralatan utama dan alat bantu (mengukur degradasi tiap peralatan
(Boiler, Fan, Turbin, Heater, Kondensor, Pompa) dalam upaya monitoring performance.
Requirement:
• Seluruh instrument yang akan digunakan untuk pengambilan data performance test harus sudah dikalibrasi dan harus sudah
di submit ke pihak PLN berupa Sertifikat kalibrasi satu minggu sebelum pelaksanaan performance test
Test method:
1. Preliminary test,
Test awal yang dilakukan dengan tujuan untuk mengecek apakah unit pembangkit telah memenuhi kondisi yang sesuai
untuk dilakukannya pengetesan, serta untuk memeriksa kondisi seluruh instrument yang digunakan.
2. Acceptance test,
Pengujian yang dilakukan untuk mengukur performance unit apakah memenuhi kondisi kontrak atau tidak
3. Performance Monitoring
Pengujian untuk melihat kondisi unit, terhadap kemungkinan terjadinya penurunan performance atau degradasi peralatan
dan effisiensi pembangkit.
REPORT
GATE CYCLE REKOMENDASI
EFFICIENCY
IMPROVEMENT OPERASI
1. Perubahan/Review
SOP
PERFORMANCE 2. Manuver Operasi
TEST UNIT
ESTIMASI
KONDISI OPERASI
EKSEKUSI
REPORT KENDALA
UNIT
EFFICIENCY OPERASI
PEMBANGKITAN PEMELIHARAAN
KEDEPAN
PENGOLAHAN 1. Work Order (WO)
DATA OPERASI 2. Input Program OH
UNIT (DATA OIS)
KAJIAN TEKNIS
UNTUK
HEAT RATE & EFFICIENCY ENJINIRING
AUXILLIARY IMRPOVEMENT 1. CHRONIC PROBLEM
POWER ANALYSIS 2. RJPU - RJPP
Pengumpulan
ANALISA DATA ACTION PLAN
& Olah data IMPLEMENTASI
CycleLink
Data DCS Model GC
Rekomendasi
Efisiensi Trending Analysis
Management Efficiency bertanggungjawab terhadap semua proses yang berhubungan dengan NPHR, Efficiency Thermal dan PS sesuai target KONKIN.
Baik itu proses perbaikan pola operasi, proses identifikasi permasalahan, rekomendasi, proses perbaikan dan bagaimana hasil dari perbaikan tersebut
sudah memenuhi target atau belum.
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Analisis
Data
Rekomendasi
Evaluasi
Action Plant
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PERFORMANCE TEST & PERFORMANCE MONITORING
Performance Test Condition
• Kondisi unit normal operasi dan dalam kondisi steady Variable Permissible Permissible Rapid
Deviation Fluctuation
• Soot blower dan blowdown posisi close/stop
Main steam pressure ± 3% ±0.25% (abs)
• Terminal voltage, power factor, frekuensi sesuai rated Main steam ±8C ±4C
temperature
value
Reheat steam ±8C ±4C
• Bypass system closed temperature
Feedwater ±6C
• HP dan LP Heater bypass pipeline closed
temperature
• Feedwater heater vents dan emergency drain closed Turbine exhaust ±2.5% (abs) ±1% (abs)
pressure
• Steam dan water pipeline drain valve closed
Power ±5% ±0.25%
• Steam dan water pipeline yang terhubung antar unit Power factor ±1%
closed Voltage Output ±5%
terminal
Item waktu
Temperature/pressure 5 menit
Condensate flow diff. pressure 1 menit
Analysis of flue gas 15 menit
Sampling coal 60 menit
Sampling residu dan ash Akhir test
Source : ASME PTC 4-2008 Fired Steam Generators Gen output/ aux power/ power factor 60 menit
Ambient parameter 15 menit
Water level, air flow, coal flow 1 menit
Counter Coal feeder 15 menit
NPHR Acceptance Energy heatloss Balance - Parameter utama dapat diukur dengan • Memerlukan banyak pengukuran dan alt ukur
test ( Performance Pengukuran kwh dan beberapa akurasi (0,4 – 0,8 %) (ASME PTC 4 1998 tambahan
komisioning) EPC parameter operasi. page 3) • Perlu persiapan dan melibatkan banyak personil
kontraktor - Aux power hanya terbatas untuk mesin • Nilai NPHR jauh lebih kecil dari metode input
utama sedangkan aux power untuk output
common facility & auxiliary service
tidak diukur
NPHR dalam Metode Input – Output > Lebih sederhana dibanding metode > Akurasi pengukuran rendah (sekitar 3-6%)
dokumen SLO energi balance > NPHR (fungsi: kesiapan mesin, kualitas bahan bakar,
> Dalam penerapan tidak ada adjustment perubahan cuaca dan pola pembebanan)
terhadap CF > Tidak ada adjustment NPHR dan pola pembebanan
Spesific Heatrate Tabel NPHR sebagai fungsi beban yang • Pengukuran hanya kWh meter • Ada Resiko Hedging bagi IPP
(SHR) pembayaran ditetapkan saat kontrak • NPHR hanya dihitung berdasarkan • Tidak bisa dibandingkan dengan NPHR pembangkit
komponen C IPP kWh produksi dan selanjutnya di PLN karena metode perhitungan berbeda.
hitung NPHR sesuai tabel beban dan
NPHR
• NPHR ada adjustment dari pola
pembebanan bila CF dibawah 80%
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
PERFORMANCE TEST & PERFORMANCE MONITORING
CONTOH SPESIFIC HEATRATE (SHR) UNTUK IPP
Permasalahan Analisa Penyebab Cost Benefit Rekomendasi PIC Action Plan Target
Analysis Waktu
Terjadi kenaikan outlet Dengan komposisi batubara Terjadi losses sebesar Dilakukan perbaikan Pemeliharaan Akan dibuatkan service 30 April 2014
flue gas temperature 50%MRC dan 50% LRC, besar 58,78 kCal/kWh atau pada instrument Instrument request
sebesar 17, 94oC coal and air ratio sebesar setara dengan 73,21 temperature FEGT Operator produksi Rutin operasi
dibandingkan dengan 1:6,74 dengan acces air juta Rp/hari dengan Mengontrol FEGT Akan langsung
expectednya. sebesar 3.44%. asumsi harga <1000 C dan rutin
o disampaikan kepada
Besar superheater spray batubara sebesar melakukan sootblower operator produksi
sebesar 10.23 t/jam dan 842,95 Rp/kg. pada APH karena
reheater spray sebesar 37,31 dilihat dari air heater
t/jam. Hal ini mengindikasikan gas side effisiensi
masih terjadi delay combustion trendingnya turun.
pada pembakaran batubara.
Tidak dapat dimonitoringnya
FEGT karena kerusakan pada
instrument temperatur
menyulitkan pengontrolan
pembakaran pada boiler,
sehingga mengindikasikan
terjadinya pembakaran lanjut.