Anda di halaman 1dari 24

K2 / K3

Sistem Proteksi
Pembangkit

B.1.112.18.006.2.18R0.IC
PEMAKAIAN dan IDENTIFIKASI APD

• Sebelum memulai bekerja, sangat penting memperhatikan faktor keamanan


agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan tenang

• Undang Undang No. 1 tahun 1970, pasal-pasal yang berhubungan dengan


Alat Pelindung Diri (APD) :

1. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan


syarat -syarat K3 untuk memberikan APD

2. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan


menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD

3. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban atau


hak tenaga kerja untuk memakai APD

4. Pasal 12 butir e : Pekerja menyatakan keberatan kerja bila meragukan


APD yang diberikan

www.pln.co.id |
PEMAKAIAN dan IDENTIFIKASI APD

5. Pasal 13 : pekerja wajib menggunakan apd yang diwajibkan

6. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD yg diwajibkan


secara cuma-cuma

7. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) tentang Higiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor : Perlindungan pekerja dari bahan, proses,
dan teknik berbahaya dan penyediaan APD. ( pasal 17)

8. Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan


kewajiban pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi
tenaga kerja untuk menggunakannya untuk pencegahan Penyakit Akibat
Kerja (PAK)

9. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982 Pasal 2 butir I : memberikan


nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan
APD yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat
kerja

www.pln.co.id |
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

APD : alat yang mempunyai kemampuan melindungi seseorang fungsinya


mengisolasi sebagian/seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja

Berdasarkan pasal 2 ayat (1) : Pengusaha wajib menyediakan APD bagi


pekerja/buruh di tempat kerja. Bagi tenaga kerja dan setiap orang lain yang
memasuki area/tempat kerja, jumlah APD yang cukup dan sesuai dengan
jenis potensi bahaya harus disediakan

Berdasarkan ayat (3), APD wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma
cuma, pada pekerja yang baru ditempatkan. APD harus sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang beraku

Pembuat dan distributor Alat Pelindung Diri (APD) wajib bertanggung jawab
atas kualitas, keamanan dan keselamatan Alat Pelindung Diri yang dibuat
dan diedarkan

www.pln.co.id |
CAKUPAN (APD)

1. Alat pelindung kepala

2. Alat pelindung mata dan muka

3. Alat pelindung pernapasan

4. Alat pelindung telinga

5. Alat pelindung tangan

6. Alat pelindung kaki

7. Pakaian pelindung

8. Alat pelindung jatuh perorangan

9. Alat pelampung

www.pln.co.id |
PENGGUNAAN APD

1. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat


perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan

2. Dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau


disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar,
korosif, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu
rendah

3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau


pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan

4. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan


hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan

www.pln.co.id |
PENGGUNAAN APD

5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas,


minyak, panas bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam
bumi maupun di dasar perairan

6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di


daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di
udara

7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga,


dok, stasiun, bandar udara dan gudang

8. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda & pekerjaan lain dalam air

9. Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau


perairan

10. Dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah

www.pln.co.id |
PENGGUNAAN APD

11. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,


kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut
atau terpelanting
12. Dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki, sumur atau lubang
13. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
14. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah
15. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan telekomunikasi radio,
radar, televisi, atau telepon
16. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis
17. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air
18. Diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik
www.pln.co.id |
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

Jenis sistem proteksi kebakaran : sistem proteksi pasif dan proteksi aktif
Sistem proteksi pasif : teknik desain tempat kerja untuk membatasi atau
menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal maupun
horisontal -mengatur jarak antara bangunan, memasang dinding pembatas
yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan api atau
dengan mekanisme tertentu.
Contoh system proteksi kebakaran pasif yakni : Jalur Evakuasi,
Kompartemen, Smoke Control dan Penggunaan Bahan Tahan Api
Sistem proteksi aktif : penerapan desain sistem atau instalasi deteksi,
alarm dan pemadam kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang
sesuai dan andal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri
dalam hal sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran.
Contoh sistem proteksi kebakaran aktif yakni : Detektor (panas, asap,
nyala api), Alarm (audibel, visibel), APAR, Springkle dan Hydrant

www.pln.co.id |
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)

Berdasarkan peraturan Menaker No. Per-04/Men/1980 tentang Alat


Pemadam Api Ringan, APAR adalah alat pemadam Kebakaran yang dapat
dioperasikan satu orang, untuk pemadaman mula kebakaran dengan
volume api kecil
Jenis media pemadam ada 2 jenis yaitu Jenis Basah dan Kering
APAR Basah adalah APAR yang bahan utamanya menggunakan air. APAR
Busa bahan yang digunakan tepung tunggal dan dual tepung. Tepung
tunggal bisanya dicampur dengan air, sedangkan dual tepung bahan
utamanya terdiri dari almunium sulfat dan natrium karbonat. Jenis APAR
basah contohnya : media air dan media busa.
APAR Kering adalah APAR yang digunakan untuk memadamkan kebaran
bahan cair, gas dan listrik dengan berbahan sodium bikarbonat, potassium
bikarbonat

www.pln.co.id |
PRINSIP PENGGUNAAN APAR

www.pln.co.id |
JENIS MEDIA APAR

www.pln.co.id |
INSTALASI ALARM BAHAYA KEBAKARAN

Dasar hukum tentang instalasi alarm kebakaran otomatis adalah Peraturan


Menteri Tenaga Kerja No. PER-02/MEN/1983. System kerja alarm kebakaran
otomatis seperti gambar di bawah ini

www.pln.co.id |
JENIS DAN TIPE DETEKTOR

Salah satu komponen penting dalam instalasi alarm kebakaran otomatis yaitu
detector. Detector berfungsi untuk meneteksi adanya kebakaran baik itu dari
asap, panas maupun nyala api kebakaran

Instalasi alarm kebakaran otomatis umumnya digunakan secara bersamaan


dengan pemadam kebakaran otomatis total flooding system

www.pln.co.id |
INSTALASI PEMADAM OTOMATIS

www.pln.co.id |
SYSTEM HYDRANT

1. Instalasi hidrant kebakaran : sistem pemadam kebakaran tetap yang


menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui
pipa-pipa dan selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan
air, pompa, perpipaan, kopling outlet dan in let serta selang dan nozle.

2. Sistem instalasi hidrant kering : sistem hydrant yang pipanya tidak


berisi air, dan akan berisi air manakala hidrant tersebut digunakan.

3. Sistem instalasi hidrant basah : sistem hidrant yang pipa-pipanya


selalu berisi air

4. Hidrant gedung : hydrant yang terletak dalam suatu bangunan


gedung dan sistem serta peralatannya disediakan serta dipasang dalam
bangunan / gedung tersebut

www.pln.co.id |
SYSTEM HYDRANT

5. Hidrant halaman : hydrant yang terletak di luar bangunan, sedang


instalasi dan peralatannya disediakan serta dipasang
dilingkungan bangunan tersebut.

6. Hidrant pilar : bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak
di luar bangunan yang dapat dihubungkan dengan selang kebakaran.

7. Hidrant box : bagian peralatan dari sistem hydrant yang berisi kran
(valve), slang dan nozle.

8. Siamese Connection / Sambungan Pemadam Kebakaran / Fire


Department Connection : bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant
yang terletak di luar bangunan dan digunakan untuk mensuply air dari
mobil pemadam kebakaran

www.pln.co.id |
SYSTEM HYDRANT

9. Nozle : alat penyemprot yang terletak pada bagian ujung dari selang
yang digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.

10. Selang hidrant : alat yang digunakan untuk mengalirkan air yang
bersifat flexible.

11. Hose Reel : selang yang digunakan untuk mengalirkan air yang pada
bagian ujungnya selalu terpasang nozle secara tetap dihubungkan
secara permanen dengan sumber air bertekanan.

12. Pipa tegak : bagian pipa yang naik ke atas dari sistem pemipaan yang
menyalurkan pasokan air untuk sambungan selang dan springkler pada
sistem kombinasi tegak lurus dari lantai ke lantai

www.pln.co.id |
KOMPONEN SYSTEM HYDRANT

www.pln.co.id |
MANAJEMEN RISIKO
Sumber bahaya dari bahan, proses, alat atau lingkungan kerja sulit untuk
dihilangkan di tempat kerja. Untuk menentukan tindakan pengendalian risiko
yang sesuai dengan sumber daya yang ada dan untuk menilai efektifitas
tindakan pengendalian risiko yang telah dilakukan, dperlukan manajemen risiko

www.pln.co.id |
MANAJEMEN RISIKO
Dalam Manajemen Risiko ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : Bahaya
dan Risiko.

Bahaya sesuatu sumber yang berpotensi menimbulkan cidera atau


kerugian baik itu manusia, proses, property dan lingkungan. Berikut adalah
tipe-tipe bahaya:

1. Pabrik dan peralatan


2. Listrik
3. Kimia
4. Penanganan manual
5. Occupational overuse syndrome (RSI)
6. Biologi
7. Fisik
8. Kebisingan
9. Lingkungan Kerja

www.pln.co.id |
MANAJEMEN RISIKO

Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan tingkat frekuensi dan


konsekuensi ketika terdapat kejadian bahaya.

Risiko yaitu kemungkinan terjadinya cedera atau sakit karena adanya


penampakan suatu bahaya.

Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penilaian Risiko yaitu :

1. Severity/keparahan

2. Frekuensi/peluang

3. Itensitas Waktu

www.pln.co.id |
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko harus didukung oleh manajemen perusahaan karena


manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan perusahaan
secara keseluruhan baik itu sumber daya personel, keuangan dan lainnya

www.pln.co.id |
Terima Kasih

Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik


Electricity for a Better Life

Anda mungkin juga menyukai