Anda di halaman 1dari 7

Nama : Della Kusuma Wardiana

NIM : 1141620009
Prodi : Teknik Kimia

Ujian Akhir Semester


Managemen Energi

1. Sebutkan sistim atau urutan proses audit energy pada industry


Jabawan : Audit energi merupakan kegiatan penelitian pemaanfaatan energi untuk mengetahui
keseimbangan dan mengidentifikasi peluang-peluang penghematan energi. Adapun urutan
pelaksanaan dilakukannya audit energi antara lain :

Kick of Meeting
-Survei Awal/Identifikasi Industri
-Rencana Kerja dan Infrasuktur Kegiatan
Persiapan -Mobi lisasi Personel
Laporan Rencana Kerja
Pelaksaan Audit Energi Identifikasi Program Hemat Energi
Laporan Pendahuluan -Renca na Konservasi Energi di
Perus ahaan/Industri
Identifikasi PHE (Peluang -Mengetahui Kegiatan Konsen ya ng
Hemat Energi) di l aksanakan

Pengamatan dan Pengukuran


Konsumsi Energi
Da ta Konsumsi Energi:
-Da ta Primer
Laporan Survei -Da ta Sekunder

Analisa PHE (Analisa Energi)


1. Eva l uasi Konsumsi Energi SIstem Kelistrikan dan Sistem Thermal
2. Eva l uasi Efisiensi dan Performasi Peralatan (Utility dan Mesin Produksi)
3. Eva l uasi Modus Operasi
-Pol a Suplai dan Demand Energi
-Pol a Produksi
-pol a Penanganan Peralatan Energi

Rekomendasi

No/Low Cos t
Medi um Cost High Cost

Di s kusi Pemilihan
Fea sibility Study

Feasibility Study
Seminar
Draft Laporan Akhir
Diskusi dan Presentasi
Laporan Akhir

Gambar 1 Tahapan pelaksanaan kegiatan audit energy


Secara garis besar teknis pelaksanaan kegiatan audit energi di sektor industri adalah sebagai
berikut :
a. Survei Awal Industri
Untuk mendapatkan data awal, penyampaian technical message dan rencana kerja ke industri
yang akan diaudit sehingga terjalin komunikasi, kordinasi kerja dan sinergi antara pihak industry
dengan auditor.
b. Pelatihan (in-house training)
Untuk memberikan bimbingan kepada SDM industri dalam melakukan audit energi dan teknik-
teknik konservasi energi. Meliputi:
 Pemberikan materi mengenai pengelolaan energi dan teknik-teknik konservasi energy serta
penggunaan APD
 Pemberian evaluasi kepada peserta pelatihan guna menentukan SDM yang akan turut serta
mengikuti audit energi bersama dengan konsultan
 Pembentukkan tim pendamping audit energy (team Industri Obyek).
c. Melakukan Pengkajian Energi
 Identifikasi budaya hemat energi dan upaya-upaya konservasi energy, dilakukan dengan cara
wawancara guna mengevaluasi penghematan energi yang telah dilakukan oleh industri.
 Pengumpulan data, untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi performa peralatan
pengguna energi dan teknologi yang digunakan serta kondisi operasi proses pada masing-
masing peralatan pengguna energi. Data yang terkumpul berupa data sekunder dan primer.
1) Data sekunder, untuk mendapatkan informasi mengenai spesifikasi design peralatan
pengguna energi dan kondisi operasi pada masing-masing unit, yang akan digunakan untuk
mendukung analisis data primer dan evaluasi selanjutnya.
2) Data primer dilakukan melalui survei dan pengukuran lapangan guna untuk mendapatkan
informasi data teknis dan operasi aktual serta spesifikasi peralatan yang berkaitan dengan
operasional peralatan pengguna energi di industri. Data operasi aktual pada unit meliputi:
input& output, spesifikasi peralatan, konsumsi energi, kondisi operasi (temperatur, tekanan,
flow rate) serta dilakukan wawancara dengan pihak manajemen, operator dan atau
penanggung jawab bidang energi menyangkut kegiatan pola pengoperasian pabrik atau
modifikasi
d. Analisis Data dan Peluang Penghematan Energi
Untuk mengetahui secara rinci besarnya potensi penghematan energi yang dapat dilakukan dan
menyusun rekomendasi langkah-Iangkah penghematan energi berdasarkan kriteria; tanpa biaya,
biaya rendah, biaya sedang dan biaya tinggi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak industri.
Meliputi:
 Analisis sumber energi dan konsumsi energy pada peralatan
 Mass and Heat Balance; untuk menghitung seberapa besar utilitas penggunaan energi dan
losses energi pada suatu sistem proses kemudian dianalisa untuk dipertimbangkan berapa biaya
(khusus yang bersifat medium dan high cost implementasi) yang mengkonversi losses tersebut
menjadi potensi hemat energi.
 Menganalisis performance dan efisiensi peralatan
 Menentukan benchmark intensitas energi;
e. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Dari berbagai peluang penghematan energy tersebut kemudian dipilih beberapa peluang untuk
dianalisis kelayakannya. Panduan pelaksanaan Studi Kelayakan dapat dilihat di Pedoman Teknis
Studi Kelayakan, Kementerian Perindustrian-ICCTF, 2011.
f. Diskusi
Dilakukan untuk memaparkan dan membahas hasil-hasil audit energy beserta rekomendasinya
dengan pihak industri dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kegiatan audit energi tersebut.
g. Menyusun Laporan
Saat laporan disiapkan, semua data yang terkumpul dan perhitungan yang dibuat dimasukkan ke
dalam laporan tersebut. Temuan-temuan serta saran-saran dibahas dan beberapa saran
dikemukakan untuk segera dijalankan dan beberapa lainnya diberikan untuk pengkajian lanjutan
yang lebih rinci.

2. Apa yang dimaksud dengan pinch technology dan berikan contohnya


Jawaban : Pinch technology merupakan suatu metode berbasis termodinamika yang menjamin tingkat
energi minimum dalam desain jaringan penukar panas atau Heat Exchanger Network (HEN).
Teknologi Pinch menyajikan metodologi sederhana yang secara sistematis menganalisis proses
kimia dan sistem utilitas disekitarnya dengan bantuan Hukum Pertama dan Kedua Termodinamika.
Hukum Pertama Termodinamika memberikan persamaan energi untuk menghitung perubahan entalpi
(H) pada aliran yang melewati penukar panas. Hukum Kedua menentukan arah aliran panas, artinya,
energi panas hanya dapat mengalir dari aliran panas ke dingin.
Hal ini melarang terjadinya 'Temperature Crossover' dari profil aliran panas dan dingin melalui
unit penukar panas atau Heat Exchanger. Dalam unit penukar panas, tidak ada aliran panas yang
dapat didinginkan di bawah temperatur aliran dingin dan juga tidak ada aliran dingin yang dapat
dipanaskan sampai sampai melebihi temperatur aliran panas. Dalam prakteknya aliran panas hanya
dapat didinginkan ke suhu yang didefinisikan oleh Pendekatan Suhu Minimum atau Temperature
Approach dari penukar panas.
Contoh proses di mana aliran umpan ke reaktor dipanaskan sebelum inlet ke reaktor dan aliran
produk harus didinginkan. Pemanasan dan pendinginan dilakukan dengan menggunakan steam (Heat
Exchanger -1) dan cooling water (Heat Exchanger-2), masing-masing. Suhu (T) vs Entalpi (H) untuk
aliran umpan dan aliran produk menggambarkan beban utilitas panas (steam) dan dingin (Cooling
Water) ketika tidak ada tumpang tindih vertikal dari profil aliran panas dan dingin.
Steam A

Feed Reaktor Product


1 2
80°C 200˚C 90°C
1 Hot stream = Product CW=B
1 Cold stream = Feed
Sebuah alternatif, dilakukan dengan penambahan 'Heat Exchanger-3' memanfaatkan panas yang
dimiliki produk (X) untuk memanaskan feed. Uap dan pendinginan kebutuhan air juga bisa dikurangi
dengan jumlah yang sama (X). Jumlah panas yang dimanfaatkan kembali (X) tergantung pada 'suhu
minimum pendekatan' yang diperbolehkan untuk penukar panas yang baru. Pendekatan suhu
minimum antara dua kurva pada sumbu vertikal adalah DTmin dan titik di mana ini terjadi
didefinisikan sebagai "pinch". Dari plot T-H, jumlah X sesuai dengan nilai DTmin dari 20 oC.
Peningkatan nilai DTmin menyebabkan kebutuhan utilitas yang lebih tinggi dan persyaratan area yang
lebih rendah.

Steam A-X
Feed Product
1 Reaktor 2
80°C 90°C
CW=B-X
3

Steam A-X

200
1 Hot stream = Product
100 1 Cold stream = Feed
90 rECOVERED heat= X
80
H
CW=B-X

3. Jelaskan konsep dasar perbedaan dan penerapan analisis energy dan analisis exergy
Energy Exergy
Kerja yang didapatkan dari sejumlah energy atau kerja
Pengertian maksimum yang diperoleh atau kerja minimum yang
dibutuhkan oleh system dari suatu aliran massa, panas
atau kerja.
a. Berfokus pada hokum termodinamika 1, energy a. Berfokus pada hokum termodinamika 2, exergy
Perbedaan tidak dapat diciptakan selama proses, energy selalu dihancurkan ketika suatu proses bersifat
berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya irreversible. Misalya; hilangnya panas
b. Energy masuk sama dengan energi keluar kelingkungan.
c. Dalam hal gas ideal, energy tidak tergantung b. Exergy pada saat masuk berbeda saat keluar dari
pada tekanan system karena exergy dihitung juga kerugian dalam
d. Energy nol untuk ruang hampa ideal system sehingga effisiensi 100%
e. Energy meningkat dengan naiknya suhu c. Exergy selalu tergantung pada gas ideal
d. Exergy meningkat seiring turunnya suhu pada suhu
rendah. Pada proses tekanan konstan, exergy
mencapai nilai minimum pada suhu lingkungan
e. Exergy memiliki nilai positif untuk ruang hampa
ideal
Dapat dilakukan analisis energy kinetic
Penerapan dari suatu benda yang bergerak, Analisis ini digunakan pada perhitungan effisiensi heat
menganalisis energy potensial dari suatu exchanger, menganalisis pada suatu pengeringan bahan
ketinggian terhadap benda yang didasarkan pad transfer panas

4. Apa yang dimaksud dengan energy utilization


Jawaban : energy utilization adalah suatu pemanfaatan energy yang ada dialam dimana
sumberdayanya tidak habis.
 pemanfaatan sinar matahari sebagai energy surya atau sebagai pembangkit listrik tenaga
surya dengan menggunakan panel surya yang kemudian akan mengkonversi energi panas
menjadi energy listrik
 pemanfaatan tenaga angin, perbedaan temperature di dua tempat yang berbeda mrnghasilkan
tekanan udara yang berbeda sehingga mampu menggerakan turbin angina yang dimanfaatkan
untuk menghasilkan energy kinetic dan mengkonversinya menjadi energy listrik
 pemanfaatan energy air karena memiliki massa dan mampu mengalir sehingga mampu
mengerakan kincir air ataupun turbin air dengan mengkonversi energy kinetic dan potensial
menjadi energy listrik

5. Berikan satu kasus industry secara umum yang melibatkan program audit, efisiensi energy melalui
HEN (heat exchanger network), exergy analysis dan managemen energy berkelanjutan
Jawaban :

Bagian process house pabrik gula memiliki sistem transformasi evaporator yang dioperasikan
mengikuti sistem multiple-effect dan sebagai pemberi energi panas untuk alat perpindahan panas yang
lain, sedangkan Exhaust steam difungsikan sebagai pemberi energi dan nira difungsikan sebagai
penerima. Aliran exhaust steam dan nira dijalankan secara searah. Dimana Exhaust steam digunakan
hanya sebagai pemberi energi di evaporator 1, sedangkan evaporator selanjutnya mengguna-kan uap
yang dihasilkan oleh evaporator sebelumnya.
Dari deskripsi tersebut, dapat dibuat kesimpulan bahwa perlu diadakannya audit untuk
meningkatkan effisiensi kerja dari proses maupun alat yang digunakan sehingga terciptanya produk
yang ramah lingkungan. Karena jika konsumsi exhaust steam di process house tidak seimbang
dengan jumlah exhaust steam yang dihasilkan di unit mill dan boiler maka konsumsi energi menjadi
tidak efisien. Dimana jika konsumsi exhaust steam di process house lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh mill dan boiler maka diperlukan penambahan exhaust steam. Penambahan ini
dilakukan dengan mengubah HPS dari boiler menjadi low pressure steam (LPS) dengan alat
desuperheater. Penurunan pemakaian exhaust steam di process house pabrik gula akan menaikkan
efisiensi energi dan penghematan bagasse sebagai sumber bahan bakar utama pabrik gula.
Jika dilakukan audit, maka banyak energi yang digunakan dengan system yang sederhana, seperti
pada pengunaan steam pada heat exchanger. Sehingga diperlukannya analisis exergy, heat exchanger
network. Jika setelah dianalisis didapatkan hasil boros energi maka dapat dilakukan inovasi untuk
merubah konfigurasi proses yang ada agar diperoleh konfigurasi baru yang lebih efisien. guna
meningkatkan nilai efisiensi energy sehingga dapat menurunkannya biaya produksi.

Jika disumsikan pabrik gula A masih mengoperasikan steam engine untuk menggerakkan pompa
vakum pada kondensor evaporator. Maka dilakukan inovasi guna meningkatkan efisiensi energy
mengunakan desain unit evaporasi dengan sistem multiple-effect evaporator dan sistem quintuple
effect. Dimana Exhaust steam digunakan sebagai donor energi tidak hanya untuk evaporator 1 namun
juga untuk pemanas 1, pemanas 2, pemanas 3, dan vacuum pan. Namun pda desain sistem
transformasi energi ini menyebabkan nilai Steam on Cane (SOC) relatif tinggi (SOC lebih dari 50%)
sehingga menyebabkan pabrik gula harus menggunakan tambahan bahan bakar selain bagasse.
Kehilangan energi ini dapat disebabkan oleh sistem konservasi energi yang belum optimal. Pipa nira,
pipa uap dan peralatan belum diisolasi secara optimal. Condense pot dan steam trap yang tidak
bekerja optimal juga mempengaruhi nilai kehilangan energi.
Kemudian dilakukan kembali inovasi untuk meningkatkan efisiensi energy dimana sumber panas
bisa memanfaatkan uap pertama evaporator atau kedua evaporator.
-Pemanas 1 bisa menggunakan sumber panas dari uap evaporator 2,
-pemanas 2 dari uap evaporator 3,
-pemanas evaporator 3 dari exhaust steam
-vacuum pan bisa menggunakan uap sebagai sumber panas.
Aplikasi heat source ini memberikan konsumsi steam dari lebih sedikit dimana perubahan
konfigurasi proses ini menyebabkan pemakaian exhaust steam akan turun. Pemakaian exhaust steam
berbanding lurus dengan penurunan SOC, sehinga SOC akan mengalami penurunan dan effisiensi
berhasil diterapkan,

Anda mungkin juga menyukai