Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KEGAGALAN HYDRAULIC DI PULVERIZER DENGAN METODE ROOT

CAUSE FAILURE ANALYSIS (RCFA) DI PT. TJB POWER SERVICES UNIT 1&2
Riga Bagas Setiyawan1), Brav Deva Bernadhi, ST., M.T.2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA
2)
Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UNISSULA

ABSTRAK
Laporan Kerja Praktek di PT. TJB Power Services Jepara mengambil bidang maintenance
yang dilakukan pada Pulverizer dengan Metode Root Cause Failure Analysis (RCFA).
Dilaksanakan pada tanggal 1-31 Maret 2018 di kawasan PLTU Tanjung Jati B yang berada di
Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Maksud dan tujuan Kerja Praktek ini
adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan, menambah pengalaman mengenai dunia kerja,
serta mengenal berbagai pekerjaan dan peralatan yang ada di industri melalui kegiatan praktek
langsung.
Kegiatan kerja praktek di PT. TJB Power Services Jepara selain mempelajari proses
produksi listrik pada PLTU Tanjung Jati B juga dilakukan maintenance pulverizer yang dilakukan
dengan Metode Root Cause Analysis (RCFA) agar diharapkan dapat mengatahui penyebab
kegagalan secara rinci yang ditemukan pada equipment Pulverizer. Pulverizer adalah mesin yang
berfungsi untuk menjadikan batu bara menjadi serbuk batu bara sebesar 200 mesh. Maintenance
yang dilakukan pada Pulverizer termasuk dalam Preventive Maintenance, hal ini dapat terjadi
karena proses perbaikan dilakukan sebelum pulverizer mengalami kerusakan atau hanya
mengalami gejala kerusakan sehingga langkah selanjutnya yang perlu diambil adalah menganalisis
penyebab kegagalan pada Pulverizer berdasarkan data yang terdapat dilapangan agar tidak terjadi
kegagalan yang sama.

Kata kunci : Pulverizer, Maintenance, Root Cause Failure Analysis

I. PENDAHULUAN penilaian akademis yang berbobot 3


1.1 Latar Belakang Satuan Kredit Semester (SKS).
Sumber daya manusia merupakan salah Sebagai perwujudan pemenuhan tenaga
satu aset penting dalam suatu negara. Untuk kerja yang bermutu dan untuk memenuhi
membentuk sumber daya manusia yang syarat wajib kelulusan, maka penulis
kompeten maka pembangunan pendidikan melaksanakan kerja praktik di PT. TJB
suatu negara harus menjadi prioritas, Power Services khususnya dibidang pada
mengingat tuntuan industri untuk equipment Pulverizer. Dengan metode Root
memperoleh tenaga kerja yang berkualitas Cause Failure Analysis diharapkan dapat
dan dapat bekerja sesuai dengan bidangnya mengetahui akar penyebab masalah pada
harus dipenuhi. Oleh karena itu, perguruan equipment Pulverizer.
tinggi sebagai lembaga yang menyiapkan
calon tenaga kerja harus memiliki mutu 1.2 Tujuan Kerja Praktek
yang baik, sehingga dapat menghasilkan Adapun tujuan kerja praktek adalah
tenaga kerja yang bermutu dan siap terjun ke sebagai berikut :
dunia kerja. 1. Memperoleh pengetahuan, pengalaman
Salah satu persiapan untuk dan keterampilan keteknikan di PT. TJB
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki Power Services Jepara yang belum
pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan pernah didapatkan sebelumnya di
keterampilan adalah dengan diadakannya lembaga pendidikan.
program kerja praktik (KP). Pelaksanaan 2. Mempelajari manajemen perusahaan,
kerja praktik merupakan kewajiban setiap struktur organisasi, serta proses kerja
mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung dalam PT. TJB Power Services Jepara.
Semarang yang merupakan salah satu 3. Menganalisa suatu kasus yang terkait
perguruan tinggi di Indonesia sebagai syarat pemeliharaan dan memberikan saran
kelulusan mahasiswa program S-1 Tkenik dapat digunakan untuk memperbaiki
Industri dan merupakan salah satu sistem pemeliharaan agar lebih baik.

1
4. Membuat laporan praktek industri untuk 2. Misi PT. TJB Power Services yaitu
memenuhi syarat wajib membuat laporan create long term profitability.
setelah selesai praktek di PT. TJB Power
Services Jepara. 2.2 Sejarah Perusahaan
5. Untuk mengetahui penyebab akar Pada tahun 1994, PLN menandatangani
permasalahan pada mesin hydraulic Perjanjian Pembelian Daya (PPA) dengan
pulverizer. PT HI Power Tubanan untuk membangun
pembangkit listrik tenaga batu bara Tanjung
1.3 Sistematika Penulisan Jati B 2 x 660 MW. Kontak Rekayasa,
Adapun penyusunan laporan kerja Pengadaan, dan Konstruksi (EPC) diberikan
praktek ini adalah :
kepada Sumitomo Corporation (SC) dan
BAB I Pendahuluan
manufaktur dimulai pada tahun 1996.
Bab ini berupa uraian yang berisikan
Namun sebagai konsekuensi dari krisis
tentang latar belakang, tujuan kerja praktek,
ekonomi Asia, pekerjaan konstruksi
dan sistematika penulisan.
dihentikan pada Juni 1998.
BAB II Profil Perusahaan
Bab ini berisikan uraian tentang Pada akhir 1999 awal 2000, dalam
gambaran umum perusahaan, visi, misi, iklim ekonomi yang membaik dan lebih
sejarah perusahaan, sejarah perusahaan, apung, diskusi dimulai untuk menyelidiki
tinjauan umum perusahaan, lokasi cara memulai kembali dan menyelesaikan
perusahaan dan struktur organisasi proyek. Pada tahun 2001 Pemerintah
perusahaan. Indonesia menyatakan dukungannya.
BAB III Sistem Perusahaan Untuk proposal dan skema pada bulan
Bab ini berisikan uraian tentang Maret 2002, Perjanjian Sewa Keuangan
general proses perusahaan, sistem kerja yang ditandatangani antara PLN dan Grup
berlangsung, dan perbandingan antara Sumitomo, tanggal penyelesaian akhir
kondisi real perusahaan dengan teori yang adalah Juli 2003. Untuk memfasilitasi
ada. pembangunan yang diperbarui, kepemilikan
BAB IV Pembahasan pabrik, Sumitomo membentuk Perusahaan
Pada bab ini berisi informasi mengenai Tujuan Khusus. “PT Central Java Power”.
cara mencari penyebab akar permasalahan Setelah menyelesaikan pembangunan,
kegagalan hydraulic mesin pulverizer pengujian dan commissioning pabrik, dua
dengan metode Root Cause Failure Analysis unit terdiri dari Tanjung Jati B mencapai
(RCFA) di PT TJB Power Services. Operasi komersial pada Oktober dan
Informasi tersebut dapat berupa wawancara, November 2006. Susilo Bambang
data History Preventive Maintenance Work Yudhoyono, Presiden Indonesia secara resmi
Order. Berisikan juga Bagan pohon akar membuka pabrik pada 14 Oktober 2006.
permasalahan untuk hydraulic dan Pembangkit Listrik Tanjung Jati B
rekomendasi supaya permasalahan dikelola melaui Finance Lease Agreements
kegagalan tersebut tidak terulang. (FLA). Kepemilikan dikelola oleh Jawa
BAB V Penutup Tengah Power sebagai Lessor. PLN
Pada bab ini berisikan kesimpulan (Persero) sebagai penyewa, telah
dari hasil pelaksanaan kerja praktek dan membentuk unit usaha anak perusahaan PT
saran yang dapat diberikan kepada pembaca. PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati
B, untuk memenuhi semua kewajiban FLA
II. PROFIL PERUSAHAAN dan untuk mengelola kontak OM dan F
2.1 Visi dan Misi Perusahaan (Pemeliharaan Operasi dan Bahan Bakar).
1. Visi pendirian PT. TJB Power Services Kontrak OM dan F telah dikembangkan dan
yaitu “TOP OPERATOR IN INDONESIA” sebagian dikontrak untuk Operasi dan
with criteria : Top Safe, High Availibility, Pemeliharaan ke PT TJB Power services
Customer Satisfaction, Maximation of (sebuah perusahaan yang mencangkup PT
overall plant’s profit while keeping the plant Medco Power Indonesia).
in good order.

2
2.3 Lokasi Perusahaan kemudian digunakan untuk memanaskan
PT. TJB Power services PLTU pipa-pipa berisi air/uap di dalam boiler.
Tanjung Jati B Unit 1 dan 2 berlokasi di Proses Produksi Listrik Pada
Dusun Sekuping, Desa Tubanan, Kecamatan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Kembang, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa terdiri dari beberapa siklus diantaranya :
Tengah, Kode Pos 59453. 1. Siklus Bahan Bakar
2. Siklus Udara Pembakaran
3. Siklus Water Treatment
4. Siklus Uap
5. Siklus Abu
6. Siklus Flue Gas
7. Siklus Flue-Gas Desulfurization
Sea Water Pump
8. Siklus Waste Water Treatment
Plant
9. Siklus Cooling Water
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
PT. TJB Power Services terdapat 6 3.2 Proses Bisnis Perusahaan
departemen, yaitu Operation dept,
Maintenance dept, Development dept, EHS
dept, Finance & administration dept,
Human Resources Development dept. Pada
setiap departemen, dipimpin oleh manager
dan tiap divisi memiliki sub-sub divisi yang
dipimpin dengan sebutan leader.

III. SISTEM PERUSAHAAN


3.1 Proses Pembangkitan Energi Listrik Kepemilikan instalasi pembangkit
PLTU Tanjung Jati B Jepara masih di bawah wewenang PT Central Java
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Power (CJP), perusahaan grup Sumitomo co.
Tanjung Jati B merupakan salah satu Pada pembangunan PLTU Tanjung Jati B,
pembangkit listrik tenaga uap yang ada di Sumitomo Corporations mendapat
Indonesia. Bahan bakar yang digunakan kepercayaan menangani
untuk menghasilkan fluida kerja adalah kontrak Engineering, Procurement,
batubara. Fluida kerja uap hasil dari and Construction (EPC).
pembakaran digunakan untuk memutar Untuk pengelolaan PLTU Tanjung Jati
turbin yang selanjutnya akan memutar rotor B, PT PLN (Persero) dan PT CJP
generator sehingga dapat menghasilkan
membentuk sebuah operating committee.
tenaga listrik. Pada proses produksi listrik
Dalam menjalankan operasional dan
terdapat beberapa konversi energi yang
terjadi diantaranya adalah perubahan energi pemeliharaan fasilitas pembangkit, PT PLN
kimiawi yang tersimpan pada batubara (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B
menjadi energi panas melalui sistem melakukan kerjasama outsourcing dengan
pembakaran. Energi panas ini digunakan beberapa perusahaan, salah satunya yaitu
untuk mengubah air menjadi uap dengan PT. TJB Power Services.
suhu dan tekanan yang tinggi. Kemudian PT PLN TJB bekerja sama dengan PT
energi panas pada uap akan mampu TJB Power Services untuk bertanggung
memutar sudu turbin sehingga terjadilah jawab dalam pengoperasian dan
konversi dari energi panas menjadi energi pemeliharaan unit operasi 1 & 2, sesuai
kinetik. Hal ini menyebabkan pembangkit dengan kontrak kerja atau O/M Agreement
listrik tenaga uap termasuk dalam kategori antara PT PLN (Persero) Pembangkitan
”thermal plant”, karena memanfaatkan
Tanjung Jati B dan PT TJB Power Services
panas hasil pembakaran bahan bakar
batubara dan udara di dalam furnace yang selama 23 tahun.

3
3.3 Analisa Teoritis nyaman digunakan bersama
3.3.1 Kesehatan dan Keselamatan Kerja alat pelindung kepala yang
Kondisi Untuk mengurangi risiko- lain, nyaman dipakai untuk
real risiko terkena potensi bahaya waktu yang lama di tempat
perusahaan tersebut, perusahaan yang panas atau lembap.
menerapkan penggunaan APD 3. Safety Shoes
(alat pelindung diri) bagi Salah satu Alat Pelindung Diri
karyawan-karyawannya yang (APD) yang harus dipakai
berada di dalam perusahaan, oleh seseorang ketika bekerja
terutama pada arena plant. guna menghindari resiko
APD yang harus digunakan kecelakaan. Bukan sekedar
saat berada di plant yaitu membuat perlindungan bagian
earplug, wearpack, safety tubuh pekerja pada adanya
shoes, helmet, safety glasses, resiko kecelakaan saja, tetapi
masker, sarung tangan. APD dengan memakai sepatu Safety
ini bertujuan untuk pekerja akan lebih leluasa
mengisolasi sebagian atau bergerak hingga dapat
seluruh tubuh karyawan meningkatkan efektivitas dan
sehingga dapat menurunkan hasil produksi yang
risiko terkena potensi bahaya diharapkan.
di tempat kerja. Dan apabila 4. Helmet
diketahui bahwa karyawan untuk melindungi kepala dari
tidak mengenakan APD pada benturan, kejatuhan benda dari
saat di arena plant, maka akan atas kepala ataupun benda
diberi sanksi oleh departemen keras yang melayang dan
EHS (Enviromental, Health meluncur di udara, terpapar
and Safety). Selain itu, di oleh radiasi panas, percikkan
arena juga terdapat APAR, api dan bahaya-bahaya lainnya
Hydrant, bahkan disediakan yang mungkin dapat
kantor pemadam kebakaran. membahayakan area
Teori yang 1. Wearpack kepala. Ada 2 warna helm
ada Pakaian yang terbuat dari pada PT. TJB Power Services,
bahan khusus untuk yaitu :
melindungi pengguna nya dari a. Warna Putih
aktivitas yang kotor atau Helm berwarna putih biasanya
berbahaya. digunakan oleh manajer,
Biasanya wearpack juga di pengawas (supervisor), dan
design khusus dengan mandor.
kesesuaian perusahaan b. Warna Kuning
sehingga bisa menjadi ciri Helm safety berwarna kuning
khas. biasa digunakan oleh pekerja
2. Earplug umum atau operator mesin.
Alat pelindung telinga yang Warna kuning memang
terbuat dari bahan foam/busa terlihat mencolok jika
dan bahan karet digunakan digunakan oleh pekerja
pada bagian luar telinga untuk umum, yang notabene
memblokir saluran telinga merupakan pekerja dengan
untuk membuat perlindungan jumlah paling banyak di suatu
pendengaran terhadap proyek konstruksi.
kebisingan yang ada di 5. Safety Glasses
lingkungan sekitar. Melindungi area mata dari
Keuntungan mengguakan ear pengaruh yang berbahaya bagi
plug antara lain berukuran kesehatan indera penglihatan
kecil dan mudah dibawa, tidak kita saat berada atau bekerja di
membatasi gerak kepala dan dalam area tertentu.

4
6. Masker IV. PEMBAHASAN
Masker adalah alat yang 4.1 Pendahuluan
digunakan untuk melindungi 4.1.1 Latar Belakang
alat-alat pernafasan seperti PT TJB Power Services yang
Hidung dan Mulut dari resiko merupakan perusahaan operational and
bahaya seperti asap solder, maintenance dari PLTU Tanjung Jati B
debu dan bau bahan kimia memberikan kesempatan kepada penulis
yang ringan. Masker biasanya untuk melaksanakan kerja praktek di
terbuat dari Kain atau Kertas. tempatnya dalam bidang Maintenance,
Masker umumnya dipakai sehingga penulis dapat menambah
di proses menyolder. pengalaman dan pengetahuan kerja yang
7. Sarung Tangan tidak diperoleh di dalam perkuliahan. Kerja
Sarung Tangan adalah praktek yang dilakukan pada kali ini
perlengkapan yang digunkan bertujuan untuk mengetahui sistem
untuk melindungi tangan dari maintenance pada proses produksi energi
kontak bahan kimia, tergores listrik yang ada di perusahaan sehingga akan
atau lukanya tangan akibat berdampak baik pada performa mesin di PT
sentuhan dengan benda TJB Power Services. Maintenance yang baik
runcing dan tajam. Sarung akan menciptakan pencegahan kerusakan
Tangan biasanya dipakai pada pada mesin dan mencegah terjadi kegagalan
proses persiapan bahan kimia, pada mesin mesin yang ada pada PT TJB
pemasangan komponen yang Power Services. Tanpa adanya maintenance
agak tajam, proses pemanasan akan banyak sekali permasalahan produksi
dan lain sebagainya. mulai dari penurunan produktivitas,
8. APAR kerusakan mesin, kerugian perusahaan dll.
Alat yang digunakan untuk Sehingga diciptakan maintenance terbaik
memadamkan api atau agar terhindar dadi permasalahan yang ada
mengendalikan kebakaran dalan perusahaan.
kecil. Didalam maintenance banyak faktor
yang harus diperhatikan misalnya
3.3.2 Maintenance bagaimana cara pencegahan kerusakan atau
Menurut Swanson (2001) dalam kegagalan pada mesin, cara
International Journal of production mempertahankan performa mesin saat terus
Economics “linking maintenance strategies menurus digunakan, bagaimana cara
to performance” sistem pemeliharaan penanganan pencegahan apabila sudah
sebagai strategi perusahan untuk terjadi sebuah kerusakan, dan cara
mendukung kinerja produksi dibagi menjadi menentukan waktu terbaik untuk perbaikan.
tiga garis besar yaitu: Selain itu ada metode yang saya
1. Pemeliharaan Reaktif (Reactive gunakan untuk menganalisa sumber
Maintenance) kerusakan atau kegagalan pada suatu mesin.
2. Pemeliharaan proaktif (Proactive Metode tersebut adalah Metode Root Cause
Maintenance) Failure Analysis atau biasa disebut dengan
3. Pemeliharaan agresif (Aggressive metode RCFA. Metode RCFA digunakan
Maintenance) untuk mengetahui sumber akar suatu
Di PT. TJB Power Services terdapat masalah pada mesin sehingga dapat
beberapa jenis maintenance. Pemeliharaan dilakukan penangan yang tepat dan cepat
yang dilakukan untuk mencegah, dari kegagalan tersebut sehingga tidak
memprediksi, dan mengganti kerusakan agar terjadi kembali kegagalan yang sama.
mencegah timbulnya kerugian pada Metode ini dangat berkaitan dengan
perusahaan. Pemeliharaan tersebut antara maintenance karena dengan metode kita
lain adalah Preventive Maintenance, mendapatkan informasi tentang
Predictive Maintenance, dan Corrective permasalahan utama yang terjadi pada mesin
Maintenance. yang nantinya akan dilakukan perbaikan
atau maintenance.

5
Pada PT TJB Power Services banyak 2. Untuk mengetahui bagaimana proses
sekali mesin sekitar 2500 mesin. Di tempat kerja mesin Pulverizer.
kerja praktek ini saya disuruh untuk 3. Untuk menganalisis mesin hydraulic
melakukan analisa pada satu mesin saja. pulverizer dengan metode Root
Mesin tersebut adalah mesin Pulverizer atau Cause Failure Analysis.
mesin Mill. Mesin Pulverizer merupakan 4. Untuk mengetahui hasil analisis dan
mesin yang digunakan untuk menghaluskan rekomendasi-rekomendasi untuk
batu bara hingga sebesar 200 mesh. Pada mesin hydraulic pulverizer.
mesin pulverizer senidiri terdapat berbagai
part-part yang sering terjadi permasalahan. 4.2 Tinjauan Pustaka
Saya mengambil permasalahan pada 4.2.1 Pengertian Root Cause Failure
Hydraulic Pulverizer untuk dianalisis dan Analysis (RCFA)
dengan metode Root Cuase Failure Analysis Root Cause Failure Analysis
diharapkan dapat menemukan sumber (RCFA) adalah suatu metode yang
permasalahan pada hydraulic tersebut. Saya digunakan untuk menganalisa akar penyebab
memilih permasalahan tersebut untuk masalah suatu kegagalan sehingga tidak
dianalisis dikarenakan seringnya terjadi pengulangan kegagalan atau
permasalahan yang terjadi dalam Pulverizer. mengakibatkan kegagalan pada sistem yang
4.1.2 Perumusan Masalah lain. Analisa suatu kegagalan harus
Adapun rumusan masalah yang mengembangkan dan mengikuti alur logika
muncul dari latar belakang penulis (berdasarkan RCFA) agar hal kritis tidak
melakukan kerja praktek di PT. TJB Power terlewatkan.
Services adalah: Menurut R. Keith Mobley (1999).
1. Apa pengertian dan komponen pada RCFA (Root Cause Failure Analysis) adalah
mesin Pulverizer ? sebuah rangkaian langkah lojik yang
2. Bagaimana proses kerja mesin menuntun pengamat melalui proses yang
Pulverizer ? memisahkan fakta fakta yang mencakup
3. Bagaimana menganalisis sebuah kegiatan atau kegagalan. Ketika
permasalahan mesin hydraulic sebuah masalah sudah terdefinisi, analisis ini
pulverizer dengan metode Root secara sistematik akan menentukan hal yang
Cause Failure Analysis ? paling tepat untuk dilakukan yang akan
4. Bagiamana hasil analisis dan mengatasi sebuah masalah dan menjamin
rekomendasi-rekomendasi untuk masalah itu tidak akan terulang kembali.
mesin tersebut setelah digunakan 4.2.2 Tujuan Root Cause Failure Analysis
metode Root Cause Failure (RCFA)
Analysis ? Tujuan dari Root Cause Failure
4.1.3 Batasan Masalah Analysis (RCFA) adalah sebagai berikut :
Adapun batasan masalah yang 1. Memonitor yang telah dilakukan
muncul dari latar belakang penulis terhadap proyek yang gagal
melakukan kerja praktek di PT. Yasa 2. Mengetahui penyebab kegagalan
Wahana Tirta Samudera adalah: secara rinci
1. Pengambilan data dan dokumentasi 3. Mencegah Kegagalan yang berulang
di PT. TJB Power Services dibatasi 4. Meminimalisir kerugian perusahaan
sesuai dengan peraturan perusahaan karena kegagalan produksi
yang telah ditentukan. 4.2.3 Langkah-Langkah Metode Root
2. Kurangnya pengetahuan mekanik Cause Failure Analysis (RCFA)
tentang rincian permasalahan pada Berikut merupakan langkah-langkah
mesin hydraulic pulverizer. yang dilakukan dalam Root Cause Failure
4.1.4 Tujuan Analysis (RCFA) menurut R. Keith Mobley
Adapun tujuan dari penyusunan (1999) :
Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai 1. Melaporkan Sebuah Kejadian atau
berikut: Masalah,
1. Untuk mengetahui pengertian dan 2. Klasifikasi Kejadian
komponen-komponen pada mesin 3. Pengumpulan data
Pulverizer. 4. Meninjau Desain

6
5. Meninjau penggunaan dan Berfungsi untuk jalan masuknya
pemeliharaan coal ke dalam Pulverizer (Mill) dari
6. Pengamatan dan pengukuran Coal Feeder.
7. Menentukan akar masalah 2. Coal Outlet Pipe
8. Mengevaluasi kegiatan untuk Berfungsi untuk jalan keluarnya
perbaikan coal dan menuju ke Furnace.
4.2.4 Mesin Pulverizer (Mill) 3. Roll Wheel
Mesin Pulverizer merupakan mesin Berfungsi untuk menggerus atau
yang berfungsi untuk menghaluskan batu menekan coal akan dapat
bara sehingga menjadi serbuk bara yang dihancurkan.
sangat halus. Standart serbuk batu bara yang 4. Grinding Ring Segment
dihasilkan oleh Pulverizer sebesarnya adalah Berfungsi untuk tempat
200 mesh. Mesin ini mempunyai peran yang penggerusan batu bara. Grinding
penting dalam Boiler karena merupakan Ring Segment nantinya akan
tempat pembuatan bahan bakar untuk Boiler berputar karena digerakan oleh
yang berupa serbuk batu bara. Serbuk batu Gear Box
bara yang dihasilkan oleh Pulverizer 5. Springs
kemudian disalurkan ke Furnace dengan Alat yang berfungsi untuk memberi
Primary Air Fan. tekanan dan menahan Roll Wheel.
4.2.5 Proses Kerja Pulverizer (Mill) 6. Springs Frame
Proses kerja Pulverizer dimulai dari Berfungsi untuk pemberi tekanan
batu bara dari Coal Feeder masuk ke dalam pada Springs yang berasal dari
Inlet Pipe Feeder yang kemudian batu bara Hydraulic Cylinder.
masuk ke area Grinding Ring Segment. 7. Hydraulic Cylinder
Grinding Ring Segment nantinya akan Berfungsi untuk membuat tekanan
berputar karena digerakkan oleh Gear Box. yang berguna untuk menakan
Gerakan Gear Box berasal dari motor untuk springs. Tekanan yang dihasilkan
menggerakan Gear Box tersebut. Roll Wheel sekitar 175bar. Setiap Pulverizer
nantinya akan menghancurkan batu bara terdapat 3 Hydraulic Cylinder.
karena sudah diberikan tekanan. Tekanan 8. Gear Box
tersebut berasal dari Springs yang ditekan Gear Box berfungsi untuk
oleh Pressure Frame yang dihasilkan oleh menggerakan Grinding Ring
Hydraulic Cylinder. Batu bara yang sudah Segment agar dapat berputar.
digerus halus pada Griding Ring Segment 9. Rotating Throat Segment
akan dialirkan ke Classifier untuk disaring. Merupakan tempat yang berada
Proses mengalirkan serbuk batu bara pada Gringding Ring Segment yang
tersebut dilakukan oleh Primary Air Fan bertujuan untuk jalan keluarnya
(PA Fan). Di Classifier, batu bara (coal) benda asing atau batu bara yang
akan di pisahkan antara batu bara yang tidak dapat digiling.
sudah memenuhi syarat 200 mesh dan yang 10. Outer Pyrite Plow
masih belum memenuhi syarat (>200 mesh). Merupakan tempat penampungan
Untuk batu bara yang sudah benda asing pada Pulverizer.
memenuhi syarat 200 mesh maka akan dapat Berfungsi untuk menampung batu
menerobos Classifier dan dapat diteruskan bara yang tidak tergiling atau benda
ke Coal Outlet Pipe yang kemudian asing yang masuk pada pulverizer
dialirkan ke Furnace dan yang belum 11. Classifier
memenuhi syarat akan di jatuhkan kembali Berfungsi untuk memisahkan batu
ke area Grinding Ring Segment dan akan bara yang sudah memenuhi syarat
dilukan penggerusan ulang. 200 mesh dan yang belum
4.2.6 Komponen pada Pulverizer memenuhi syarat. Merupakan
Berikut merupakan komponen- proses terakhir batu bara sebelum
komponen dan fungsi masing-masing dilanjutkan ke furnace oleh
equipment pada Pulverizer : Primary Air Fan.
1. Inlet Pipe Feeder

7
4.3 Pengumpulan Data 4.4.2 Analisa Kegagalan dengan Root
Pengumpulan data dilakukan dengan Cause Failure Analysis
cara wawancara terhadap engineer dan Berdasarkan data wawancara yang
beberapa mechanical yang ada pada peroleh dari beberapa engineer dan
lapangan, terutama yang menguasai tentang mechanic terdapat beberapa informasi yang
mesin Pulverizer (Mill). Pengumpulan data dapat disatukan menjadi suatu kesatuan
tersebut bertujuan untuk mencari akar sehingga dapat diketaui akar penyebab
penyebab permasalahan satu kegagalan di permasalahan yang sangat rinci. Pertama
equipment Pulverizer. Equipment Pulverizer dilakukan pencarian suatu masalah pada
yang dianalisa adalah Hydraulic Cylinder pulverizer. Kemudian mencari infomasi-
merupakan bagian penting Pulverizer yang informasi tentang equipment sehingga dapat
berfungsi untuk memberikan tekanan pada meneliti dengan benar dan akurat. Di daftar
Springs Frame yang nantinya akan menekan work order ditemukan permasalahan
Springs. terdapat hydraulic yang mengalami
Data yang dicari untuk analisa kebocoran. Investigasi dilakukan untuk
adalah data kegagalan equipment yang ada memperoleh informasi-informasi kegagalan
pada Hydraulic Cylinder, Penyebab rinci yang berkaitan dengan Hydraulic Cylinder.
yang terjadi pada kegagalan equipment Informasi-informasi kegagalan kemudian
Hydraulic Cylinder tersebut, Rekomendasi disusun dengan pohon permasalahan dengan
untuk tidak lagi terjadi kegagalan pada metode Root Cause Failure Analysis
equipment tersebut. sehingga diperoleh akar penyebab masalah
Selain pengumpulan data melalui seperti penjelasan berikut ini.
wawancara. Diperlukan data-data yang Tekanan oli pada Pulverizer
terakit tentang pencatatan masalah pada menurun dikarenakan Oil Seal mengalami
equipment pulverizer. Data-data tersebut kebocoran/ kerusakan. Penyebabnya karena
dapat berupa data history work order PM casing atau tabung dari hydraulic
(Preventive Maintence), Work Order mengalami korosi sehingga karet oil seal
PdM(Predictive Maintenance), Proactive terkikis. Korosi yang terjadi pada tabung
Maintenance seperti contoh Work Order hydraulic disebabkan oleh tetesan air dari
(WO). pipa heat exchanger yang bocor. Air
4.4 Pengolahan Data mengikis pipa akibat life time dari pipa heat
Pengolahan data dilakukan exchanger yang belum pernah diganti sejak
berdasarkan metodologi RCFA dimulai dari awal konstruksi.
membuat pohon akar masalah, menganalisa Jadi yang menjadi penyebab utama
alur kegagalan pada pohon akar masalah, tekanan oli pada hydraulic menurun adalah
dan mencari rekomendasi-rekomendasi yang dikarenakan life time pipa heat exchanger
bertujuan untuk mencegah kegagalan serupa yang sudah lama membuat kebocoran pada
pada equipment yang diteliti. pipa sehingga menetaskan air.
4.4.1 Diagram Root Cause Failure
Analysis (RCFA) 4.5 Rekomendasi
Berikut merupakan diagram Root Berikut merupakan rekomendasi-
Cause Failure Anlysis pada Hydraulic rekomendasi agar tidak terjadi kegagalan
Cylinder : serupa pada hydraulic :
a. Inspeksi pada hydraulic lebih
sering diadakan.
b. Melakukan pemasangan Oil Seal
sesuai Standard Operasional
Procedure (SOP).
c. Perbaikan pipa heat exchanger.
d. Penggantian bertahap semua pipa
heat exchanger agar melindungi
pulverizer yang lain.
e. Upgrade material tabung hydraulic.

8
V. KESIMPULAN DAN SARAN d. Penggantian bertahap semua pipa
5.1 Kesimpulan heat exchanger agar melindungi
Berdasarkan pembahasan diatas adapun pulverizer yang lain.
kesimpulan yang dapat diambil adalah e. Upgrade material tabung hydraulic.
sebagai berikut:
1. Proses produksi listrik yang continous 5.2 Saran
pada PT. TJB Power Services Jepara Adapun saran yang dapat diberikan oleh
melalui berbagai proses mulai penyusun adalah sebagai berikut :
pengangkutan batubara sampai ke a. Dilakukan pengukuran ketebalan
tahap pengubahan menjadi energi (thickness) pada semua pipa heat
thermal atau uap untuk menggerakkan exchanger secara berkala.
turbin dan membangkitkan generator. b. Perbaikan Alat Pelindung Diri (APD)
Dari generator dirubah menjadi energi untung training dan visitor di
listrik. Dalam setiap proses tersebut perusahaan.
tentunya juga harus memperhatikan c. Mahasiswa diharapkan lebih disiplin
keselamatan, pengelolaan dan untuk tepat waktu dan menggunakan
pengolahan limbah dengan baik agar Alat Pelindung Diri (APD) sesuai
tidak memberikan dampak buruk dengan ketentuan perusahaan.
terhadap makhluk hidup dan
lingkungan sekitar. DAFTAR PUSTAKA
2. Root Cause Failure Analysis (RCFA) Mobley, R Keith. 1999. Root Cause Failure
adalah suatu metode yang digunakan Analysis. Woburn: Butterworth-
untuk menganalisa akar penyebab Heinemann.
masalah suatu kegagalan sehingga Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley. 2001.
tidak terjadi pengulangan kegagalan Maintenance Enginering Handbook,
atau mengakibatkan kegagalan pada Sixth Edition McGraw-Hill
sistem yang lain. Analisa suatu Daryus A, 2008. Manajemen pemeliharaan
kegagalan harus mengembangkan dan mesin. Jakarta.
mengikuti alur logika (berdasarkan
Unissula, 2019, Buku Panduan KP Fakultas
RCFA) agar hal kritis tidak
Teknologi Industri, penerbit unissula.
terlewatkan.
Chlander, Faith. 2004. Using Root Cause
3. Urutan akar penyebab permasalahan
Analysis To Understand Failure and
pada kebocoran oli pada hydraulic.
Accidents.
Tekanan pulverizer menurun dapat
hydraulic mengalami kebocoran oli
Semarang, 2 Mei 2019
yang diakibatkan oleh oil seal yang
Mengetahui
keropos atau terkikis. Penyebab
Dosen Pembimbing
terkikisnya oil seal karena korosi pada
tabung hydraulic. Dikarenakan pipa
heat exchanger bocor dan air (cooling
oli) masuk kedalam tabung hydraulic
sehingga oli bercampur dengan air
yang menyebabkan korosi pada tabung
Brav Deva Bernadhi, ST.,MT.
hydraulic. Akar penyebab bocornya oli
pada hydraulic adalah air dari pipa
heat exchanger yang bocor.
4. Berikut merupakan rekomendasi-
rekomendasi pada hydraulic:
a. Inspeksi pada hydraulic lebih
sering diadakan.
b. Melakukan pemasangan Oil Seal
sesuai Standard Operasional
Procedure (SOP).
c. Perbaikan pipa heat exchanger.

9
LAMPIRAN
Tabel 4. 1 Diagram Root Cause Failure Analysis (RCFA)

Springs Baik

Pressure Set screw


Baik Baik
Frame

Loading Rod Baik Rod Wiper Baik

Outer Pyrite
Baik Pyston Baik Patah
Plow

Baik Life Time


Roll Wheel Tabung Baik
Pulverizer seal oil

hydraulic Pipe plug Baik Kebersihan


Tetesan Oli
Korosi pada Pipa Heat
tabung Exchanger
Seal Air Pipe Baik Seal oil Keropos atau Bocor
Bocor hydraulic
terkikis
Inlet pipe
Baik Rod seal Baik
Feed
Leleh Air mengikis
pipa Heat
Gear Drive Baik Rod Bool Baik Exchanger

Classifier Baik Barrel Baik


Kualitas air
Life time
Spring Frame Baik -Belum pernah
Baik diganti sejak
proyek kontruksi
Grinding
Ring segment Baik

10

Anda mungkin juga menyukai