PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendali
Pusatan Singkawang (UPDK) Singkawang sektor PLTU 3 Bengkayang merupakan salah
satu dari sektor Pusat listrik penyuplai terbesar di Kalimantan Barat, dengan kapasitas 2
x 50 MW. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PLN Unit Pelaksana Pengendali Pusat
Listrik Singkawang (UPDK) Singkawang sektor PLTU 3 Bengkayang merupakan pusat
energi listrik di bangkitkan
Menurut data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Povinsi Kalimantan Barat
jumlah pelanggan rumah tangga yang di aliri listrik oleh PT. PLN sebanyak 1,161,542
pelanggan, sedangkan jumlah pelanggan rumah tangga non PLN berkisar 80,091
pelanggan dari data tersebut rasio elektrifikasi oleh PT. PLN berkisar 93,07% (ESDM
KALBAR 2020)
Dalam sebuah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa komponen
utama seperti Boiler, Turbin uap, Kondensor, & Generator, pada turbin uap di PLTU 3
Bengkayang ini memiliki 6 keluaran ekstraksi dan sisa nya langsung ke kondensor
ekstraksi 1 2 3 diperoleh dari High Pressure Turbine dan ekstraksi 4 5 6 di perolej dari
Low Pressure Turbine, hasil ekstraksi uap 1 di manfaatkan sebagai sumber panas dari
komponen High Pressure Heater 1, hasil ekstraksi uap 2 di manfaatkan sebagai sumber
panas dari komponen High Pressure Heater 2 dan hasil ekstraksi uap 3 di manfaatkan ke
dearator sedangkan ekstraksi 4 5 6 di manfaatkan untuk Low Pressure Heater 4 5 6
Alat penukar kalor (Heat Exchanger) berfungsi sebagai suatu komponen diamana
mengalami perpindahan panas pada umumnya cara kerja penukar kalor yaitu
memindahkan satu fluida ke fluida lainnya seperti hasil uap dari setiap ekstraksi di
gunakan untuk memanaskan air yang berada di pipa pipa HPH dan LPH sebagai pemanas
awal sebelum memasukin ke boiler sehingga kerja boiler tidak begitu berat dan bisa
menghemat bahan bakar.
Dari permasalahan tersebut diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari kebocoran pada komponen High Pressure Heater yang dapat dilakukan
untuk menjaga air umpan boiler tetap pada suhu 217 ℃ menurut data design sehingga
tidak menimbulkan stress temperature pada tube di boiler, s oleh karena itu penulis
mengangkat judul skripsi “Pengaruh Kebocoran High Pressure Heater 1 dan 2
Terhadap Efisiensi Turbin di PLTU 3 Bengkayang” untuk memberi Analisa terhadap
permasalahan tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas bahwasanya efisiensi turbin dipengaruhi performa
High Pressure Heater , dan permasalaahan diata maka timbulah berbagai rumusan
permasalah yang teradi pada penelitian ini merupakan
1. Apakah pengaruh kebocoran High Pressure Heater 1 terhadap efisiensi Turbin
Uap
2. Apakah terjadi penurunanan performa pada High Pressure Heater 1 & 2
3. Apakah terjadi penurunan performa pada komponen Heater yang lainnya
Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan penelitian skripsi ini ditinjau dari latar belakang dan
permasalahan yang terjadi pada penelitian ini diantara lain merupakan :
1. Untuk mengetahui efektifitas High Pressure Heater 1 & 2 pada unit 1 PLTU
3 Bengkayang.
2. Untuk mngetahui pengaruh kebocoran yang terjadi pada High Pressure
Heater 1 &2 terhadap efisiensi turbin pada unit 1 PLTU 3 Bengkayang.
3. Mengevaluasi performa turbin uap unit 1 di PLTU 3 Bengkayang 2 x 50
MW.
4. Mengetahui pengaruh kebocoran yang terjadi pada High Pressure Heater
Turbine PLTU 3 Bengkayang 2 X50 MW.
5. Mengetahui Performa kinerja dari setiap heater di PLTU 3 Bengkayang.
6. Sebagai bahan refrensi dan sebagai bahan acuan dalam penelitian mengenai
Pengaruh Kebocoran High Pressure Heater terhadap efisiensi turbin dan
menjdai bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan civitas instansi Pendidikan
lainnya.
Manfaat Masalah
Berdasarkan tujuan penelitian ini diatas, maka manfaat yang penulis akan dapat
merupakan sebagai berikut :
1. Mengetahui efektifitas dari High Pressure Heater 1 dan 2 Unit 1 PLTU 3
Bengkayang apakah mengalami penurunan sesuai dengan data design awal
PLTU 3 Bengkayang.
2. Mengetahui pengaruh yang terjadi pada komponen High Pressure Heater 1 dan 2
Unit 1 PLTU 3 Bengkayang apakah berpengaruh terhadap efisiensi turbin.
3. Mengetahui hasil evaluasi dari performa turbin uap pada Unit 1 PLTU 3
Bengkayang apakah masih beroperasi normal.
4. Mengetahui pengaruh kebocaan pada High Pressure Heater 1 dan 2 Unit 1 PLTU
3 Bengkayang.
5. Mengetahui performa kinerja dari setiap heater apakah beroperasi normal.
6. Menjadi landasan refrensi dan acuan dalam penellitan pengaruh kebocaran High
Pressure Heater terhadap efisiensi turbin dan menjadi media bahan pembelajaran
bagi mahasiswa dan civitas instansi Pendidikan yang lainnya.
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang
relevan untuk menunjang berbagi penelitian yang penulis lakukan pada kali ini . Berikut
ini beberapa penelitian yang relevan sebagai penunjang penelitian saat ini.
1. High pressure heater merupakan salah satu heat exchanger atau heat
exchanger. Fungsinya untuk melakukan preheat pada HPH yang dapat
mengurangi kapasitas heat exchanger. Hal ini terkait dengan beberapa
masalah yang dapat mengurangi kondisi pengoperasian, di bawah ini kondisi,
Kerusakan atau gangguan akan merusak pemanas bertekanan tinggi. HPH
yang mempengaruhi efisiensi pembangkit HPH berupa kebocoran, erosi, dan
penyumbatan, serta efisiensi keseluruhan pembangkit HPH perlu dievaluasi.
Desain diperbaiki dan diperbaiki dalam penelitian ini. untuk HP heater 1 yang
semula 0,79 meningkat 17,70% menjadi 0,96 dengan jumlah tube ebanyak
1440 panjang tube total sebsar 14,238 m jumlah baffle 33 luas area
perpindahan panas 1023,624 m2 dan koeesien konveksi sisi tube 18503,289
W/m2 .°C, koefisien konveksi sisi shell 15706,677 W/m2.°C dengan Utotal
5607,381 W/m2.°C, meningkat sebesar 12,19% dari kondisi existing.
Sehingga terjadi peningkatan efisiensi termal keseluruhan siklus rankine
PLTU menjadi 40,21%. Dimana modifikasi tidak mempengaruhi plant layout,
mudah dilaksanakan dan tidak menggangu ruang atas operasi dan
maintenance (Satrio Bagus Wicaksono1,* Dr. Ir. Harun Al Rasyid, MM.,
MT.2 dan Roswati Nurhasanah, ST.)
2. Feedwater heater merupakan komponen yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur air umpan boiler, menggunakan memanfaatkan uap ekstraksi
berdasarkan turbin. Pada PLTU ini terjadi penurunan performa dalam
komponen closed feedwater heater, hal ini diakibatkan adanya kebocoran
dalam sisi tube.Pada penelitian ini, dilakukan pengaturan mass flow
berdasarkan uap ekstraksi pada kondisi konstan dalam setiap komponen
feedwater heater. Berdasarkan output simulasi memberitahuakn bahwa variasi
out service bisa menyebabkan penurunan efisiensi & temperatur input air
umpan boiler, sedangkan dalam nilai daya hasil & heat rate mengalami
peningkatan. Hasil terbaik terjadi dalam variasi LPH 8 mengalami out service,
menggunakan nilai efisiensi daur sebanyak 42,875% heat rate sebanyak
8396,403 Kj/Kw-h, sedangkan output terendah terjadi dalam variasi HPH dua
& LPH lima mengalami out service, menggunakan efisiensi sebanyak 41,787
% dan heat rate sebanyak 8615,103 Kj/Kw-h. Sehingga berdasarkan
penelitian ini bisa diketahui bahwa menggunakan adanya variasi out service
dalam komponen closed feedwater heater bisa mensugesti performa sebuah
PLTU. (Khadaf Bastomi Fajry, Joke Pratilasiarso, Rif’ah Amalia)
1) Desuperheating Zone
Zona Desuperheating merupakan zona dimana steam yang berasal dari
uap ekstraksi masuk kedalam heater dan terjadi perpindahan panasnya ke
air umpan (Feedwater)
2) Condensing Zone
Zona Condensing merupakan proses terjadinya kondensasi dari uap
ekstraksi yang mengenai pipa air umpan sehingga terjadnya kondensasi
3) Subcooling Zone
Zona dimana pada saat uap yang sudah mengalami hasil dari kondensasi
yang akan keluar dari heater dan memanaskan air umpan selanjutnya
sehingga membantu kinerja dari heater setelahnya
2.2.4.3 Kinerja High Pressure Heater
Perhitungan High Pressure Heater 1
1. Menghitung TTD (Terminal Temperature Difference)
Terminal temperature difference (TTD) merupakan indikator yang
menunjukkan kinerja pemanas bertekanan tinggi. TTD merupakan cara
menghitung perbedaan antara suhu saturasi yang sesuai dengan Suhu keluar
dan tekanan masuk di feedwater Semakin kecil TTD, kinerja HPH semakin
baik
TTD = 𝑇𝑠aturasi − 𝑇𝐹𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑜𝑢𝑡 ……………………………………………(2.1)
Dimana:
𝑇𝑠𝑎𝑡 = Temperatur saturasi uap ekstraksi 1 menuju ke HPH 1 (°C)
𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = Temperatur air umpan Boiler keluar HPH 1 (°C)
Keterangan :
Keterangan :
5. Menghitung LMTD
∆ ∆ ( )
LMTD = ∆𝑇 = ∆ = ( )
( (( )
∆ )
)
....................................................................................................................(2.7)
Keterangan:
Keterangan :
𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝑚̇ 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 . 𝐶𝑝𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝐶𝑓𝑒𝑒d𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑚̇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝐶𝑝𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
Nilai Q dapat dicari dengan menggunakan persamaan
keseimbangan perpindahan panas
Q = (ṁ 𝐶 )steam (𝑇 −𝑇 )
Q = (ṁ 𝐶 )feedwater (𝑇 −𝑇 )
Qmax = (ṁ 𝐶 )steam (𝑇 −𝑇 )
Turbin memiliki beberapa komponen utama, dan komponen dibawah ini perlu
di diantara lainnya merupakan :
1. Casing Turbin
Casing turbin merupakan bagian bagian dari beberapa komponen turbin
uap yang berfungsi untuk memisahkan bagian turbin kedalam beberapa
tingkatan dari turbin tekanan rendah dan turbin tekenan tinggi,selain itu
dalam casing turbin terdapat nosel yang berfungsi sebagai sudu pengarah
dan meningkatkan laju aliran massa uap sehingga sudu bergerak dan
berputar.
2. Rotor Turbin
4. Bantalan (bearing)
Bantalan atau bearing dalam turbin terdiri dari beberapa tipe yaitu Trust
Bearing (bearing gerak sumbu aksial), dan Journal Bearing (Bantalan
Luncur) yang berfungsi sebagai tempat landasan rotor pada saat berputar
dan meminimalisir gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan
banyalan dengan poros turbin pada LPT Low Pressure Turbine atau di
posisi (Journall Bearing) dan menahan gaya aksial yang ditimbulakn oleh
rotor bearing (Trust Bearing) bantalan turbin memiliki beberapa fungsi
diantara lainnya merupakan :
1. Menahan komponen diam rotor secara aksial
2. Menahan berat dari rotor
3. Menahan dari berbagai macam gaya yang tidak stabil dari uap
terhadap sudu sudu turbin yang berputar.
4. Menahan gaya kinetic akinat dari sisa-sisa ketidakseimbangan
dari putaran sudu turbin
5. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
2.2.6.2 Peralatan Bantu Turbin Uap
2. Turning Gear atau yang sering di sebut (Barring Gear) yang berfungsi
untuk memutar poros turbin pada saat keadaan turbin mau berhenti atau
pada saat turbin ingin melakukan pemanas sebelum start up dari
pembangkit turning gear mencegag distorsi pada poros akibat pemanasan
atau pendinginan yang tidak merata.
Proses konversi energi pada turbin digambarkan sebagai energi yang masuk
merupakan energi panas dari uap yang masuk ke dalam sistem turbin. Jika komponen
mendekati data desain asli pabrikan atau mendekati proses yang ideal, keberhasilan
efisiensi turbin diindikasikan. Dalam%, metode ini akan melakukan pengolahan data
untuk menentukan laju kalor, yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan
efisiensi turbin.
Banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin, dan banyak faktor yang
mempengaruhi efisiensi turbin, dan besarnya kerugian turbin juga akan mempengaruhi
efisiensinya. Kehilangan yang lebih besar berarti efisiensi yang rendah. Faktor-faktor
yang menyebabkan kehilangan turbin meliputi:
1. Kerugian pada Katup Governor.
2. Kerugian pada Nosel (Nozzle Loss)
3. Kerugian pada Moving Blades.
4. Kerugian pada uap meninggalkan moving blades (Leaving Velocity / Carry
Over Loss).
5. Kerugian Gesekan.
6. Kerugian Celah (Clearance Loss).
7. Kerugian akibat kebasahan uap.
8. Kerugian akibat kecepatan uap keluar turbin.
9. Kerugian luar (External Loss).
𝐻𝐸𝐴𝑇 𝑂𝑈𝑇𝑃𝑈𝑇
𝜂 = 𝑥 100%
𝐻𝐸𝐴𝑇 𝐼𝑁𝑃𝑈𝑇
Keterangan :
W CEP = Kerja Pompa Condensat Extraction Pump (kw)
ṁKon = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
h3 = Entalphy pada titik 3 (kJ/kg)
h4 = Entalphy pada titik 4 (kJ/kg)
Keterangan :
ṁ𝑬𝟏 = Inlet Laju aliran massa uap Ekstraksi 1(kg/s)
ṁ𝑭𝟐 = Inlet Laju aliran massa air umpan HPH 2 (kg/s)
ṁ𝒅𝟏 = Outlet Laju aliran massa air Drain HPH 1 (kg/s)
ṁ5 = Oulet Laju aliran massa air umpan HPH 1 (kg/s)
ṁBFP = Laju aliran massa air Boiler Feedwater Pump (kg/s)
ℎ𝑬𝟏 = Entalphy Ekstraksi 1(kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air HPH 2 (kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air Drain HPH 1 (kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air umpan HPH (kJ/kg)
Keterangan :
ṁ = Laju aliran massa uap Ekstraksi 3 ke Dearator (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air Drain 1 (kg/s)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 4 (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
Menentukan Flow Pada Ekstraksi LPH 5 (Low Pressure Heater)
ṁ 𝐱( ) ṁ 𝐱( )
ṁ = …………………….…(2.18)
( )
Keterangan :
ṁ = laju aliran massa uap Ekstraksi 5 ke LPH 5 (kg/s)
ṁ = laju aliran massa air (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
LPH = Low Pressure Heater 5 (kg/s)
Keterangan :
ṁ𝑬𝟔 = Laju aliran massa uap dari Ekstraksi 6 ke LPH 6 (kg/s)
ṁ𝒌𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏𝒔𝒐𝒓 = Laju aliran massa air dari kondensor (kg/s)
ṁ𝑫𝟓 = Laju aliran massa air hasil Drain dari LPH 5 (kg/s)
𝒉𝑫𝟔 = Entalphy Drain keluaran LPH 6 (kJ/kg)
𝒉𝑬𝟔 = Entalphy Ekstraksi 6 ke LPH 6 (kJ/kg)
𝒉𝑫𝟓 = Entalphy Drain 5 keluaran LPH 5 (kJ/kg)
𝒉𝑮𝑺 = Entalphy Gland Steam (kJ/kg)
Keterangan :
ṁ𝒊𝒏 = Laju aliran massa uap masuk ke turbin (kg/s)
𝒉𝑬𝟏𝒔 = Entalphy ideal (kJ/kg)
𝒉𝑬𝟏 = Entalphy (kJ/kg)
h𝟏 = Entalphy (kJ/kg)
Keterangan :
Total WT actual = Total kerja turbin actual
Total WT ideal = Total kerja turbin ideal
Menganalisa Rasio Kerja Turbin
Menentukan rasio kerja turbin dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐖𝐓 𝐀𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥
Rasio kerja turbin = ………………………………..(2.42)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐩𝐨𝐦𝐩𝐚
Diketahui :
WT Aktual = Kerja turbin actual
Menganalisa Input Q in Panas Steam Turbin
Penulis menggunakan perhitungan panas input sebagai berikut :
Q𝒊𝒏 = ṁ𝒊𝒏 (h𝟏 − h𝟖 )…………………………………………………...(2.43)
Keterangan :
Q𝒊𝒏 = Kalor yang masuk
ṁ = Laju aliran massa uap masuk ke turbin (kg/s)
h𝟏 = Entalphy masuk uap utama (kJ/kg)
h𝟖 = Entalphy keluaran HPH 1 (kJ/kg)
Analisa Heat Rate
Turbine heat rate merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
memproduksi listrik sebesar 1 kWh. Dan dinyatakan dalam (kJ/kWh). Turbine
heat rate menunjukan perbandingan dari energi total yang digunakan untuk
memutar turbin, dengan energi listrik nett yang dihasilkan oleh generator. Dan
dinyatakan dalam (kJ/kWh).
(𝑸𝒊𝒏 )
Heat Rate = ………………………………………………(2.44)
(𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝑻)
Keterangan :
𝑸𝒊𝒏 = Kalor masuk
Total WT = Total kerja turbin
Analisa Efisiensi Turbin
Dari nilai heat rate , efisiensi turbin bisa ditentukan dengan
menggunakan rumus :
𝟏
ηturbin = ……………………………………………………….(2.45)
𝑯𝑹
Keterangan :
HR = Heat Rate Turbine
1 =
2.2.6 Metode Pemeliharan
Penentuan metoder pemeliharaan untuk setiap peralatan berbeda – beda
tergantung dari tingkat kepentingan masing-masing peralatan yaitu:
1. Vital yaitu apabila peralatan yang apabila mengalami kerusakan harus
stop,sehingga menyebabkan loss pruction karena terhentinya proses
produksi.
2. Essential yaitu peralatan yang mempunyai cadangan dimana kerusakan
pada salah satu peralatan tersebut akan mengakibatkan perubahan katagori
menjadi vital.
3. Support yaitu peralatan penunjang operasi pembangkit, baik mempunyai
cadangan atau tidak yang apabila rusak tidak akan berpengaruh pada
proses produksi.
4. Operasional yaitu oeralatan yang membantu kelancaran produksi.
Adapun dalam pencapaian usaha pemeliharaan dapat dikembangkan menjadi
beberapa cara yaitu :
1. Preventive Maintenance
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
4. Overhoul
Hipotesis
MULAI
Identifikasi Masalah
Pengumpulan data
1. Data Spesifikasi Komponen system turbin
2. Data parameter yang dibutuhkan
A
A
Pengolahan Data :
Perhitungan Performa HPH Perhitungan Efisiensi Turbin
1. Menentukan Entalphy dan
1. Menentukan Entalphy dan
Entrophy dari setiap titik
Entrophy
2. Menentukan kerja pompa CEP
2.
dan BFP
3. Mengitung Q in di HPH
3. Menentukan kerja total pompa
4. Menghitung ṁ setiap
4. Menentukan ṁ setiap ekstraksi
Ekstraksi
5. Menentukan kinerja turbin
5. Menghitung LMTD tiap zona
6. Menghitung Rasio Kerja
6. Menghitung Efisiensi HPH
Turbin
7. Mengitung Q masuk turbin
8. Menghitung Heat Rate
9. Menghitung Efisiensi Turbin
TIDAK
IYA
SELESAI
Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai hasil penelitian yang baik dan akurat, maka diperlukan data yang
akurat juga sebagai dasar dari penelitian ini. Data yang penulis dapat untuk penelitian ini
didapat dengan cara sebagaia berikut :
Pengamatan Langsung
Penulis melakukan pengamatan secara lasung di PLTU 3
Bengkayang.Pengamatan ini mencangkup keseluruhan area system turbin uap diantara
lainnya merupakan main steam turbine, kondensor, gland steam, low pressure heater,
dearator, high pressure heater serta berbagai pompa di daerah system turbin uap seperti
condansae extraksi pump dan, boiler feedwater pump, kemudian pengamatan
berlangsung dengan melihat parameter ke local seperti suhu,dari setiap alat, suhu
lingkungan serta berbagai parameter tekanan pengamatan secara langsung ke local
dilakukan untuk mengetahui apakah sesuai dengan parameter di Central Control Room
(CCR) di PLTU 3 Bengkayang.
Pengamatan Tidak Langsung
Pada metode ini penulis melakukan pengambilan data dan melakukan pengamatan
secara tidak langsung di bagian OPHAR 1 operasi dan pemeliharan PLTU 3
Bengkayang..Pengamatan ini dilakukan dengan mencari data pendukung seperti data heat
balance dengan variai beban dan spesifikasi turbin uap dan generator pada buk manual
book dan history dari pemeliharaan dari setiap unit di PLTU 3 Bengkayang ini
Pengamatan dengan Wawancara
Penulis Mengajukan beberapa pertanyaan dan berdiskusi kepada bagian OPHAR
Engineering dan kepala regu dari setiap operator di PLTU 3 Bengkayang mengenai judul
pengaruh kebocoran High Pressure Heater terhadap efisiensi turbin uap serta mencari
bebrapa parameter yang di butuhkan
Metode Studi Literatur
Penulis mempelajari teori dari buku diklat PT.PLN yang telah diberikan dari
OPHAR 1 serta staf bagian Engineering PLTU 3 Bengkayang penulis juga mencari jurnal
ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan efisiensi turbin dan penulis mencari refrensi
dari browsing internet
Metode Analisis Data
Dalam ,metode analisis daa penulis memaparkan bagaiaman pengolahan data yang
dilakukan untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dan dapat menganalisis perhitungan
performa, High Pressure Heater dan Turbin mengolah data dengan data operasi sebelum
dan sesudah kerusakan pada komponen High Pressure Heater sehingga mendapatkan
efisiensi dari turbin dengan cara sebagai berukut :
1. Mengolah data di setiap parameter,yang terdiri dari Temperatur (T) dan tekanan
(P) pada komponen High Pressure Heater dan Turbin uap data tersebut
digunakan untuk memperoleh nilai entalphy dan entorphy di setiap titik.
2. Menghitung TTD (Terminal Temperatur Difference) pada setiap heater di
PLTU 3 Bengkayang………………………………………………………(2.1)
Minggu Ke-
NO. KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi literatur
Penyusunan
2
proposal skripsi
Pengumpulan
3
data
4 Pengolahan data
5 Anallisis data
Penyusunan
6
laporan skripsi
Sotware
Pada penelitian ini penulis menggunakan software yang mendukung pada
penelitian ini diantara lainnya merupakan :