Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengendali
Pusatan Singkawang (UPDK) Singkawang sektor PLTU 3 Bengkayang merupakan salah
satu dari sektor Pusat listrik penyuplai terbesar di Kalimantan Barat, dengan kapasitas 2
x 50 MW. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT. PLN Unit Pelaksana Pengendali Pusat
Listrik Singkawang (UPDK) Singkawang sektor PLTU 3 Bengkayang merupakan pusat
energi listrik di bangkitkan
Menurut data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Povinsi Kalimantan Barat
jumlah pelanggan rumah tangga yang di aliri listrik oleh PT. PLN sebanyak 1,161,542
pelanggan, sedangkan jumlah pelanggan rumah tangga non PLN berkisar 80,091
pelanggan dari data tersebut rasio elektrifikasi oleh PT. PLN berkisar 93,07% (ESDM
KALBAR 2020)
Dalam sebuah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) memiliki beberapa komponen
utama seperti Boiler, Turbin uap, Kondensor, & Generator, pada turbin uap di PLTU 3
Bengkayang ini memiliki 6 keluaran ekstraksi dan sisa nya langsung ke kondensor
ekstraksi 1 2 3 diperoleh dari High Pressure Turbine dan ekstraksi 4 5 6 di perolej dari
Low Pressure Turbine, hasil ekstraksi uap 1 di manfaatkan sebagai sumber panas dari
komponen High Pressure Heater 1, hasil ekstraksi uap 2 di manfaatkan sebagai sumber
panas dari komponen High Pressure Heater 2 dan hasil ekstraksi uap 3 di manfaatkan ke
dearator sedangkan ekstraksi 4 5 6 di manfaatkan untuk Low Pressure Heater 4 5 6
Alat penukar kalor (Heat Exchanger) berfungsi sebagai suatu komponen diamana
mengalami perpindahan panas pada umumnya cara kerja penukar kalor yaitu
memindahkan satu fluida ke fluida lainnya seperti hasil uap dari setiap ekstraksi di
gunakan untuk memanaskan air yang berada di pipa pipa HPH dan LPH sebagai pemanas
awal sebelum memasukin ke boiler sehingga kerja boiler tidak begitu berat dan bisa
menghemat bahan bakar.
Dari permasalahan tersebut diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dari kebocoran pada komponen High Pressure Heater yang dapat dilakukan
untuk menjaga air umpan boiler tetap pada suhu 217 ℃ menurut data design sehingga
tidak menimbulkan stress temperature pada tube di boiler, s oleh karena itu penulis
mengangkat judul skripsi “Pengaruh Kebocoran High Pressure Heater 1 dan 2
Terhadap Efisiensi Turbin di PLTU 3 Bengkayang” untuk memberi Analisa terhadap
permasalahan tersebut.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas bahwasanya efisiensi turbin dipengaruhi performa
High Pressure Heater , dan permasalaahan diata maka timbulah berbagai rumusan
permasalah yang teradi pada penelitian ini merupakan
1. Apakah pengaruh kebocoran High Pressure Heater 1 terhadap efisiensi Turbin
Uap
2. Apakah terjadi penurunanan performa pada High Pressure Heater 1 & 2
3. Apakah terjadi penurunan performa pada komponen Heater yang lainnya
Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan penelitian skripsi ini ditinjau dari latar belakang dan
permasalahan yang terjadi pada penelitian ini diantara lain merupakan :
1. Untuk mengetahui efektifitas High Pressure Heater 1 & 2 pada unit 1 PLTU
3 Bengkayang.
2. Untuk mngetahui pengaruh kebocoran yang terjadi pada High Pressure
Heater 1 &2 terhadap efisiensi turbin pada unit 1 PLTU 3 Bengkayang.
3. Mengevaluasi performa turbin uap unit 1 di PLTU 3 Bengkayang 2 x 50
MW.
4. Mengetahui pengaruh kebocoran yang terjadi pada High Pressure Heater
Turbine PLTU 3 Bengkayang 2 X50 MW.
5. Mengetahui Performa kinerja dari setiap heater di PLTU 3 Bengkayang.
6. Sebagai bahan refrensi dan sebagai bahan acuan dalam penelitian mengenai
Pengaruh Kebocoran High Pressure Heater terhadap efisiensi turbin dan
menjdai bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan civitas instansi Pendidikan
lainnya.

Manfaat Masalah
Berdasarkan tujuan penelitian ini diatas, maka manfaat yang penulis akan dapat
merupakan sebagai berikut :
1. Mengetahui efektifitas dari High Pressure Heater 1 dan 2 Unit 1 PLTU 3
Bengkayang apakah mengalami penurunan sesuai dengan data design awal
PLTU 3 Bengkayang.
2. Mengetahui pengaruh yang terjadi pada komponen High Pressure Heater 1 dan 2
Unit 1 PLTU 3 Bengkayang apakah berpengaruh terhadap efisiensi turbin.
3. Mengetahui hasil evaluasi dari performa turbin uap pada Unit 1 PLTU 3
Bengkayang apakah masih beroperasi normal.
4. Mengetahui pengaruh kebocaan pada High Pressure Heater 1 dan 2 Unit 1 PLTU
3 Bengkayang.
5. Mengetahui performa kinerja dari setiap heater apakah beroperasi normal.
6. Menjadi landasan refrensi dan acuan dalam penellitan pengaruh kebocaran High
Pressure Heater terhadap efisiensi turbin dan menjadi media bahan pembelajaran
bagi mahasiswa dan civitas instansi Pendidikan yang lainnya.

Ruang Lingkup Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas teradap penelitian yang telah penulis jabarkan
,agar penelitian ini terfokus kepada topik dan tidak melenbar, oleh karena itu penulis perlu
membuat batasa Batasan masalah yang lengkap da jelas. Adapun bataan masalah pada
penelitian ini merupakan sebagai berikut :
1. HPH yang di evalusi merupakan HPH 1 dan 2 Unit 1 PLTU 3 Bengkayang
2. Pada penelitian ini perhitungan menggunakan metode Asme PTC 6 2006 atau
Efisiensi silinder Turbin dan Turbin Heat Rate
3. Penelitian yang di evalusi dilakukan pada saat kondisi stedy state
4. Data operasi yang di gunakan pada penelitian ini yaitu data sebelum terjadi
kebocoran dan sesudah kebocoran HPH 1 pada tanggal 7 April 2021 sedangkan
HPH 2
5. Penelitian ini dievalusi pada pembebanan 45 MW atau pada keadaan 75% dari
daya mampu PLTU 3 Bengkayang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang
relevan untuk menunjang berbagi penelitian yang penulis lakukan pada kali ini . Berikut
ini beberapa penelitian yang relevan sebagai penunjang penelitian saat ini.
1. High pressure heater merupakan salah satu heat exchanger atau heat
exchanger. Fungsinya untuk melakukan preheat pada HPH yang dapat
mengurangi kapasitas heat exchanger. Hal ini terkait dengan beberapa
masalah yang dapat mengurangi kondisi pengoperasian, di bawah ini kondisi,
Kerusakan atau gangguan akan merusak pemanas bertekanan tinggi. HPH
yang mempengaruhi efisiensi pembangkit HPH berupa kebocoran, erosi, dan
penyumbatan, serta efisiensi keseluruhan pembangkit HPH perlu dievaluasi.
Desain diperbaiki dan diperbaiki dalam penelitian ini. untuk HP heater 1 yang
semula 0,79 meningkat 17,70% menjadi 0,96 dengan jumlah tube ebanyak
1440 panjang tube total sebsar 14,238 m jumlah baffle 33 luas area
perpindahan panas 1023,624 m2 dan koeesien konveksi sisi tube 18503,289
W/m2 .°C, koefisien konveksi sisi shell 15706,677 W/m2.°C dengan Utotal
5607,381 W/m2.°C, meningkat sebesar 12,19% dari kondisi existing.
Sehingga terjadi peningkatan efisiensi termal keseluruhan siklus rankine
PLTU menjadi 40,21%. Dimana modifikasi tidak mempengaruhi plant layout,
mudah dilaksanakan dan tidak menggangu ruang atas operasi dan
maintenance (Satrio Bagus Wicaksono1,* Dr. Ir. Harun Al Rasyid, MM.,
MT.2 dan Roswati Nurhasanah, ST.)
2. Feedwater heater merupakan komponen yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur air umpan boiler, menggunakan memanfaatkan uap ekstraksi
berdasarkan turbin. Pada PLTU ini terjadi penurunan performa dalam
komponen closed feedwater heater, hal ini diakibatkan adanya kebocoran
dalam sisi tube.Pada penelitian ini, dilakukan pengaturan mass flow
berdasarkan uap ekstraksi pada kondisi konstan dalam setiap komponen
feedwater heater. Berdasarkan output simulasi memberitahuakn bahwa variasi
out service bisa menyebabkan penurunan efisiensi & temperatur input air
umpan boiler, sedangkan dalam nilai daya hasil & heat rate mengalami
peningkatan. Hasil terbaik terjadi dalam variasi LPH 8 mengalami out service,
menggunakan nilai efisiensi daur sebanyak 42,875% heat rate sebanyak
8396,403 Kj/Kw-h, sedangkan output terendah terjadi dalam variasi HPH dua
& LPH lima mengalami out service, menggunakan efisiensi sebanyak 41,787
% dan heat rate sebanyak 8615,103 Kj/Kw-h. Sehingga berdasarkan
penelitian ini bisa diketahui bahwa menggunakan adanya variasi out service
dalam komponen closed feedwater heater bisa mensugesti performa sebuah
PLTU. (Khadaf Bastomi Fajry, Joke Pratilasiarso, Rif’ah Amalia)

3. dari hasil penelitian dan pembahasannya yang telah dilakuakan diperoleh


bahwasanya perhitungan heat rate sangat erat kaitanya dengan nilai efisiensi
dari turbin uap tersebut untuk memnentukan Heat Rate dan efisiensi dapat
diperoleh mengguankan metode heat balance dari hasil perhitungan efisiensi
diperoleh 51,5% terlalu besar diaman biasanya hanya sekitar 35% hsl ini
disebabkan karena hilangnya energi atau (energy losses). Tidak dapat
dighitung menggunakan metode heat balance.
Landasan Teori

2.2.1 Pengertian PLTU


Pusat listrik tenaga uap (PLTU), beroperasi dan menghasilkan listrik dikarenakan
terjadinya proses pembakaran batu bara yang di konversi menjadi uap dengan bantuan
boiler sebagai alat pemanas air yang berada di wall tube . Uap yang di hasilkan dari boiler
di gunakan untuk memutar turbin generator sehingga menghasilkan tenaga listrik di
generator sesuai dengan kapasitas generator motor .PLTU merupakan salah satu jenis
Pusat listrik tenaga termal dengan efisiensi tinggi, mudah mencari bahan bakar, dan
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.PLTU merupakan mesin konversi energi yang
mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.PLTU biasanya
menggunakan sisa minyak / solar (MFO) batubara untuk penyalaan awal..Proses konversi
energi PLTU dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Memanfaatkan boiler untuk mengubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi
energi panas berupa uap di bawah tekanan tinggi dan suhu tinggi.
2. Selanjutnya turbin uap untuk mengubah energi panas berupa uap bertekanan
tinggi dan bersuhu tinggi menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Selajutnya generator untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
2.2.2 Sistem Air Pengisi Boiler (Feedwater System)
Siklus merupakan rangkaian dari beberapa proses yang dimulai dari suatu tingkat
keadaan kemudian kembali ke tingkat keadaan semula dan terjadi secara berulang
(Cengel, Yunus A.,Boles,Michael A.).
Pusat Listrik Tenaga Uap mengalami terjadinya Air umpan boiler pertama, yaitu
air umpan di kepala sumur, dipompa ke pemanas LP (pemanas bertekanan rendah)
menggunakan pompa kondensat.Di dalam pemanas LP digunakan pemanas air tahap
pertama. Ekstraksi uap turbin. Dari pemanas bertekanan rendah hingga pengering,
terdapat situasi dimana tidak diperlukan pelepasan ion mineral yang masih terkandung di
dalam air, seperti oksigen dan ion lainnya.
Air tersebut kemudian dialirkan ke boiler feed water pump (BFP), dimana air
tersebut dipompa ke boiler, dan tekanan air yang dipompa oleh BFP tersebut meningkat
dan menjadi air bertekanan tinggi. Sebelum air masuk ke dalam boiler, air melewati high
pressure heater (HPH), di mana air tersebut juga menggunakan ekstraksi turbin uap untuk
memanaskan feedwater yang bersuhu lebih tinggi dari LPH. Oleh karena itu air umpan
yang masuk ke dalam boiler bersuhu tinggi, sehingga boiler pembakaran bisa dikurangi
Konsumsi material. Kemudian, sebelum boiler, masuk ke economizer untuk pemanasan
air umpan akhir. Panas itu Economizer menggunakan sisa gas buang hasil pembakaran di
boiler.
Lalu pergi ke boiler, dimana airnya dipanaskan menjadi steam. Jika steam yang
dihasilkan oleh boiler pemanas masih berupa steam jenuh maka steam tersebut harus
dipanaskan kembali di dalam superheater, dimana steam tersebut akan dipanaskan lebih
lanjut, sehingga mengubah upa yang jenuh menjadi steam kering. Uap kering ini
digunakan untuk memutar turbin. uap. Setelah digunakan steam masuk ke dalam
condenser dimana steam mengalami proses kondensasi sehingga terjadi perubahan
material yaitu steam berubah menjadi air dan masuk ke heat sink. Berikut dibawah ini
merupakan siklus dari system air pengisi boiler (Feedwater System)
2.2.3 Komponen Utama PLTU
2.2.4.1 Boiler

Sumber : (Dokumen Pribadi)


Boiler merupakan peralatan utama yang penting, secara fisik peralatan terbesar
di PLTU. Uap yang dihasilkan boiler digunakan untuk memutar turbin. Bergantung
pada jenis bahan bakar, boilernya berbeda. PLTU Bengkayang menggunakan boiler
CFB (Circulating Fluidized Bed).Pada boiler jenis ini, batubara diumpankan dalam
ukuran yang relatif besar, biasanya 3 sampai 15 mm. Keunggulan boiler ini adalah
menggunakan batubara dengan nilai kalor rendah, yaitu batubara dengan nilai kalor
rendah. H. 3600-4000 kkal, masih bisa bekerja normal. Pada model boiler yang
digunakan di PLTU Bengkayang Kalimantan Barat merupakan UG-240/9,8-M,
dengan spesifikasi dibawah ini :

Sumber : (Dokumen Pribadi)


2.2.4.2 Turbin Uap

Sumber : (Dokumen Pribadi)


Turbin uap merupakan komponen utama di dalam suatu system Pusat Listrik
Tenaga Uap dan di bidang konversi energi yang perlu dipelihara dengan baik turbin
uap atau steam turbine yang berfungsi merubah energi potensial uap yang dihasilkan
oleh boiler menjadi energi mekanik untuk memutar poros generator hingga menjadi
energi elektrik steam turbine.
Steam Turbine di rancang dengan berbagai tahap untuk mengakomodasi ekstraksi
ke High Pressure Heater, Dearator, Low Preseure Heater, diantara lainnya steam
turbine memiliki beberapa tahapan seperti High Pressure Turbine, Intermediate
Pressure Turbine, dan Low Pressure Turbine

Sumber : (Dokumen Pribadi)


2.2.4.3 Condensor

Sumber : (Dokumen Pribadi)


Kondensor merupakah alat atau mesin penukaran kalor (Heat Exchanger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sisa uap akhir dari steam
turbine sehingga sisa fluida kera turbine dapat di pompa Kembali menggunakan
Condensate Exctracktion Pump menuju ke Low pressure Heater hingga sampai
Dearator
2.2.4.4 Generator

Generator merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk mengubah


energi rotasi poros turbin menjadi energi listrik. Energi listrik ini kemudian ditransfer
ke jaringan ekuator 150 kV. Sebelum transmisi, arus pertama kali mengalir melalui
beberapa transformator, sebagian tegangan dikurangi untuk penggunaan internal
(beban sendiri), dan tegangan yang tersisa dinaikkan ke level yang sama dengan
jaringan 150 kV. Milik PLN Pada PLTU Bengkayang generator yang digunakan
merupakan tipe QFS-55-2 dengan spesifikasi sebagai berikut :
2.2.4 High Pressure Heater

Sumber : (Dokumen Pribadi)


High Pressure Heater komponen heater merupakan komponen alat penukar
kalor close feed water heater yang merupakan salah satu komponen didalam instalasi
suatu Pusat listrik tenaga uap (PLTU). Komponen ini berfungsi untuk memanaskan
ulang air pengisi feedwater tank sebelum air tersebut memasuki ke dalam boiler High
Pressure Heater (HPH) sangat membantu kinerja dari boiler dikarenakan air yang
sudah masuk ke boiler sudah melewati pemanasan ulang dari beberapa komponen
heater yang lainnya High Pressure Heater juga berfungsi sebagai alat utuk mencegah
thermal test ketika air tersebut memasuki boiler High Pressure Heater pada dasarnya
memanfaatkan hasil ekstraksi uap 1 pada turbin kemudian uap tersebut diguankan
untuk memanaskan pipa pipa air dan menghasilkan drain atau hasil dari proses
penukaran kalor
Pada bagian tube mengalir air umpan dan pada bagian shell mengalir fluida
panas (uap ekstraksi turbin). Terdapat plat Baffle yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran uap ekstraksi, terdapat juga tube bundle yang isinya kumpulan pipa-pipa heat
exchanger. Air umpan baik yang belum dan telah melewati pipa-pipa penukar kalor
ditampung oleh Water Channel. Agar air umpan didalam Water Channel tidak
tercampur antara yang belum melewati pipa penukar kalor dan yang sudah melewati
diberi sekat berupa plat sehingga komponen ini berbentuk ruangan setengah lingkaran.
Perubahan fasa menjadi cair terjadi pada uap ekstraksi karena mengalami penurunan
temperatur sedangkan air umpan mengalami kenaikan temperatur. Perpindahan panas
terjadi dari uap ekstraksi ke air umpan melalui dinding pipa- pipa.
2.2.4.1 Komponen High Pressure Heater
High Pressure Heater memiliki beberapa komponen utama untuk menunjang
performa dari High Pressure Heater tersebut.
1) Shell
Shell merupakan silinder Panjang yang menyelimutu tube yang dibuat
dengan bahan baja atau baja campuran yang di roll. Shell terdiri dari
beberapa bagian yaitu tepian shell, shell body, kepala dan beberapa mulut
pipa.
2) U – Tubes
Tube yang dibentuk seperti bentuk huruf U, yang berfungsi sebagai tempat
feedwater mengalir masuk dan keluar melalui channel.
3) Feedwater Nozzle,
Saluran yang berfungsi sebagai keluar dan masuk feedwater yang
dihubungkan dengan channel.
4) Channel
Chanel berbentuk setengah bola, dan lubang yang tertutup rapat. Di sini
terdapat buffle yang berbahan stainless steel. Pada komponen ini terdapat
2 saluran yang digunakan untuk inlet dan outlet di sisi tube, dan sisi inlet
dan outlet dipisahkan oleh buffle. Channel di HPH dibuat dari baja yang
ditempa supaya dapat ulet dan tahan korosi, dan tube sheet dan kepala plat
channel terbuat dari baja karbon.
5) Impingement Plate
piringan yang ada pada saluran uap masuk ataupun drain untuk melindungi
tube dari aliran uap / drain yang masuk heat exchanger.
6) Water Level
Alat water level digunakan sebagai alat untuk mengetahui ketinggian air
yang berada di sisi shell.
7) Venting Valve
Alat ini berfungsi untuk melepaskan udara dari sisi shell dan tube pada saat
startup dan operasi normal dari heat exchanger. Saat awal operanya,
feedwater masuk melalui sisi tube sedangkan sisi shell dimasuki oleh uap
ekstraksi dari turbin. Oleh sebab itu Venting Valve dibuka dikit demi sedikit
agar udara dapat masuk dan memenuhi ruangan Hph.
8) Covering plate
Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara zona desuperheating dan zona
drain cooling dan zona condensing.
9) Baffle
Buffle alat yang berfungsi seai sekat-sekat pada sisi shell yang berbentuk
lempengan , menjaga jarak antar masing-masing tube, menjaga agar
konstruksi tube tidak bergeser-geser atau berada pada kondisi yang rigid
sehingga dapat menahan vibrasi yang disebabkan oleh tekanan dan suhu
fluida, kemudian berfungsi juga sebagai alat untuk mengarahkan aliran
fluida yang berada pada sisi shell.
10) Drain
Drain yaitu saluran yang digunkan untuk mengarahkan fluida yang berada
di dalam HPH ke peralatan yang berikutnya.. Terdapat beberapa macam
drain pada HPH, yaitu:
 Normal drain, yaitu berfungsi mengarahkan steam ke HPH,
kemudian dari HPH 1 drain mengarahkan menuju HPH 2.
 By pass drain, yaitu drain yang dimanfaatkan untuk menyalurkan
steam tanpa melewati heater.By pass drain HPH 1, dan 2 saling
berhubungan.
 Emergency drain yaitu drain ini digunakan Ketika dalam keadaan
yang darurat. Contohnya level air dalam heater sangat tinggi padahal
normal drain sudah dibuka sepenuhnya tetapi level air masih tinggi,
oleh karena itu memakai Emergency Drain untuk mengarahkan fluida
ke flash tank
 Manual Drain, yaitu drain yang digunakan pada saat out service
untuk mengosongkan air dalam heater.
2.2.4.2 Zona yang terdapat pada High Pressure Heater

1) Desuperheating Zone
Zona Desuperheating merupakan zona dimana steam yang berasal dari
uap ekstraksi masuk kedalam heater dan terjadi perpindahan panasnya ke
air umpan (Feedwater)

2) Condensing Zone
Zona Condensing merupakan proses terjadinya kondensasi dari uap
ekstraksi yang mengenai pipa air umpan sehingga terjadnya kondensasi

3) Subcooling Zone
Zona dimana pada saat uap yang sudah mengalami hasil dari kondensasi
yang akan keluar dari heater dan memanaskan air umpan selanjutnya
sehingga membantu kinerja dari heater setelahnya
2.2.4.3 Kinerja High Pressure Heater
 Perhitungan High Pressure Heater 1
1. Menghitung TTD (Terminal Temperature Difference)
Terminal temperature difference (TTD) merupakan indikator yang
menunjukkan kinerja pemanas bertekanan tinggi. TTD merupakan cara
menghitung perbedaan antara suhu saturasi yang sesuai dengan Suhu keluar
dan tekanan masuk di feedwater Semakin kecil TTD, kinerja HPH semakin
baik
TTD = 𝑇𝑠aturasi − 𝑇𝐹𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑜𝑢𝑡 ……………………………………………(2.1)

Dimana:
𝑇𝑠𝑎𝑡 = Temperatur saturasi uap ekstraksi 1 menuju ke HPH 1 (°C)
𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = Temperatur air umpan Boiler keluar HPH 1 (°C)

2. Menghitung DCA (Drain Cooler Approach Temperature)


Metode Drain Cooler (DCA) merupakan perbedaan antara temperatur
drain Suhu masuk air umpan digunakan untuk mengekstraksi uap dari
pemanas bertekanan tinggi. Semakin kecil perbedaannya, semakin baik
kinerja HPH.

DCA = 𝑇𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛 − 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛 ……………………………………………………….(2.2)

Keterangan :

Tdrain = Temperatur keluaran drain uap ekstraksi (°C)

Tfeedwater in = Temparatur masuk air umpan(°C)

3. Menghitung TR (Temperature Rise)


Temperature Rise (TR) merupakan selisih antara suhu yang keluar
feedwater dengan suhu masuk feedwater untuk dapat mengetahui berapa
banyak kenaikan suhu feedwater yang dipanaskan dan juga bisa menentukan
feedwater heater apakah tetap bekerja dengan optimal atau tidak.

TR = 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑛………………………………………………………(2.3)

Keterangan :

Tkeluar feedwater = Temperatur keluar HPH 1 feedwater (oC)


Tmasuk feed water =Temperatur masuk HPH 1 feedwater (oC)
4. Menghitung Kebutuhan Q tiap zona
Qdesuperheating = ṁhi ( hhi – hg )…………………………………(2.4)
Qcondensing = ṁhi ( hg – hf )……………………………………(2.5)
Qsubcooling = ṁhi ( hf – hho ) …………………………………(2.6)
Keterangan :

Qdesuperheating = Laju perpindahan panas zona desuperheating (kJ/s)

𝑄𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛𝑔 = Laju perpindahan panas zona condensing (kJ/s)

Qsubcooling = Laju perpindahan panas zona subcooling (kJ/s)

ṁ = Laju massa aliran uap ekstraksi (kg/s)

hhi = Entalpi uap ekstraksi yang masuk (kJ/kg)

hg = Entalpi uap saturasi vapour (kJ/kg)

hf = Entalpi uap saturasi liquid (kJ/kg)

hho = Entalpi drain water (kJ/kg)

5. Menghitung LMTD

∆ ∆ ( )
LMTD = ∆𝑇 = ∆ = ( )
( (( )
∆ )
)

....................................................................................................................(2.7)

Keterangan:

𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑖𝑛 = Temperatur uap ekstraksi masuk (℃)


𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑜𝑢𝑡 = Temperatur air umpan keluar (℃)
𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑜𝑢𝑡 = Temperatur drain uap ekstraksi keluar (℃)
𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑖𝑛 = Temperatur air umpan masuk (℃)

6. Menghitung Heat Capacity Ratio

Heat Capacity Ratio merupakan perbandingan antara heat capacity terkecil


dan heat capacity terbesar.
𝐶 =𝐶𝑚𝑖𝑛/𝐶𝑚𝑎𝑥..................................................................................................................(2.8)

Keterangan :
𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝑚̇ 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 . 𝐶𝑝𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝐶𝑓𝑒𝑒d𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑚̇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 . 𝐶𝑝𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟
Nilai Q dapat dicari dengan menggunakan persamaan
keseimbangan perpindahan panas

𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = (𝑚̇ × 𝐶𝑝)𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 (𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑖𝑛 -𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑜𝑢𝑡)................................................(2.9)


𝑄𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 = (𝑚̇ × 𝐶𝑝)𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 (𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑖𝑛 − 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑜𝑢𝑡) ........................(2.10)
7. Menghitung Heat Exchanger Thermal Effectivenes
Efektifitas merupakan angka yang merepresentasikan perbandingan antara
laju perpindahan kalor yang lebih besar yang terjadi pada alat penukar kalor,
dalam hal ini laju aliran kalor harus sebesar mungkin. Nilai efektif berkisar dari
nol hingga satu, dan semakin dekat ke satu, semakin baik kinerja alat; di sisi
lain, kinerja perangkat semakin mendekati nol, atau bahkan lebih buruk.
Efisiensi penukar panas shell and tube untuk satu shell pass dan dua shell pass
merupakan sebagai berikut
Ԑ=

Q = (ṁ 𝐶 )steam (𝑇 −𝑇 )
Q = (ṁ 𝐶 )feedwater (𝑇 −𝑇 )

𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 > 𝐶𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 , (𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑖𝑛 − 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑜𝑢𝑡 ) < (𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑖𝑛 )

𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 < 𝐶𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 , (𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑖𝑛 − 𝑇𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚,𝑜𝑢𝑡 ) > (𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟,𝑖𝑛 )

Karena 𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 < 𝐶𝑓𝑒𝑒𝑑𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 , maka

Qmax = (ṁ 𝐶 )steam (𝑇 −𝑇 )

Untuk 𝐶𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝐶𝑚𝑖𝑛


( )
Ԑ= ……………………………………(2.11)
( )
2.2.5 Turbin Uap
2.2.6.1 Komponen Turbin Uap

Turbin memiliki beberapa komponen utama, dan komponen dibawah ini perlu
di diantara lainnya merupakan :
1. Casing Turbin
Casing turbin merupakan bagian bagian dari beberapa komponen turbin
uap yang berfungsi untuk memisahkan bagian turbin kedalam beberapa
tingkatan dari turbin tekanan rendah dan turbin tekenan tinggi,selain itu
dalam casing turbin terdapat nosel yang berfungsi sebagai sudu pengarah
dan meningkatkan laju aliran massa uap sehingga sudu bergerak dan
berputar.
2. Rotor Turbin

Rotor merupakan bagian dari turbin yang berputar yang dipengaruhi


oleh Gerakan uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor untuk turbin impuls
dapat dilihat dari ukuran fisik, diameter roda nomr roda dan ciri dari
konstruksi yang lain rotor memiliki beberapa konstruksi yaitu diantara
lainnya merupakan built-up rotor, solid rotors, dan kombinasi antara solid
dan built-up rotors
Ada beberapa factor yang menentukan jenis konstruksi yang digunakan
untuk aplikasi turbin rotor tertentu. Yang paling penting dari factor- factor
ini adaah
1. Jangka waktu operasi
2. Diameter pitch
3. Kecepatan operasi maksimal
4. Temperature uap
3. Sudu-Sudu Turbin

Sudu-sudu turbin terdiri dari beberapa tingkatan sudu-sudu bergerak


dan sudu sudu yang tetap sudu-sudu yang bergerak berfungsi unruk
mentransfer energi kinetic dari laju aliran uap yanga da dalam system
turbin yang telah di expansikan oleh beebrapa nozel sehingga terciptalah
energi putar poros.
Sedangkan sudu-sudu yang tetap dirancang khusus untuk pemandu
arah laju aliran uap agar energi termal dan kinetic yang masuk ke turbin
tepat sasaran mengenai sudu sudu turbin yang bergerak atau (rotor).

4. Bantalan (bearing)
Bantalan atau bearing dalam turbin terdiri dari beberapa tipe yaitu Trust
Bearing (bearing gerak sumbu aksial), dan Journal Bearing (Bantalan
Luncur) yang berfungsi sebagai tempat landasan rotor pada saat berputar
dan meminimalisir gesekan-gesekan yang terjadi antara permukaan
banyalan dengan poros turbin pada LPT Low Pressure Turbine atau di
posisi (Journall Bearing) dan menahan gaya aksial yang ditimbulakn oleh
rotor bearing (Trust Bearing) bantalan turbin memiliki beberapa fungsi
diantara lainnya merupakan :
1. Menahan komponen diam rotor secara aksial
2. Menahan berat dari rotor
3. Menahan dari berbagai macam gaya yang tidak stabil dari uap
terhadap sudu sudu turbin yang berputar.
4. Menahan gaya kinetic akinat dari sisa-sisa ketidakseimbangan
dari putaran sudu turbin
5. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
2.2.6.2 Peralatan Bantu Turbin Uap

Turbin uap mempunyai beberapa perlatan bantu untuk menjaga kinerja


danmembantu pada saat emergency diantaranya merupakan :
1. Katup turbin yang terdiri dari beberapa katup diantaranya merupakan Main
Steam Valve atau (MSV) dan katup governor katup katup tersebut
berfungsi sebagai penyearah uap sehingga uap tidak Kembali lahi ke
demister ketika terjadi penurunan tekanan. Sedangkan katup governor
berfungsi untuk mengatur umlah alliran uap masuk ke turbin.

2. Turning Gear atau yang sering di sebut (Barring Gear) yang berfungsi
untuk memutar poros turbin pada saat keadaan turbin mau berhenti atau
pada saat turbin ingin melakukan pemanas sebelum start up dari
pembangkit turning gear mencegag distorsi pada poros akibat pemanasan
atau pendinginan yang tidak merata.

3. Sensor Pengaman yang berfungsi untuk mengamankan bagian-bagian


peralatan yang terdapat dalam turbin sehingga apabila turbin mengalami
gangguan ataupun kerusakan operasi pada turbin dapat terdeteksi akan
tetapi sensor pengaman perlu di kalibrasi agar nlai dari sensor yang dibaca
akurat.
4. Lube Oil atau minyak peluman dan control oil berfungsi untuk melumasi
bantalan turbin, yang berfungsi mengangkat poros pada saat turning gear
bekerja dan mengontrol Gerakan dari Main Stop Valve (MSV) dan Main
Control Valve (MCV)

5. Steam Chest, merupakan titik pertemuan antarpipa uap utama dengan


saluran uap masuk turbin. Yang berfungsu sebagai wadah untuk
menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan
masuk ke turbin
2.2.6.3 Efisiensi Turbin

Proses konversi energi pada turbin digambarkan sebagai energi yang masuk
merupakan energi panas dari uap yang masuk ke dalam sistem turbin. Jika komponen
mendekati data desain asli pabrikan atau mendekati proses yang ideal, keberhasilan
efisiensi turbin diindikasikan. Dalam%, metode ini akan melakukan pengolahan data
untuk menentukan laju kalor, yang nantinya dapat digunakan untuk menentukan
efisiensi turbin.
Banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin, dan banyak faktor yang
mempengaruhi efisiensi turbin, dan besarnya kerugian turbin juga akan mempengaruhi
efisiensinya. Kehilangan yang lebih besar berarti efisiensi yang rendah. Faktor-faktor
yang menyebabkan kehilangan turbin meliputi:
1. Kerugian pada Katup Governor.
2. Kerugian pada Nosel (Nozzle Loss)
3. Kerugian pada Moving Blades.
4. Kerugian pada uap meninggalkan moving blades (Leaving Velocity / Carry
Over Loss).
5. Kerugian Gesekan.
6. Kerugian Celah (Clearance Loss).
7. Kerugian akibat kebasahan uap.
8. Kerugian akibat kecepatan uap keluar turbin.
9. Kerugian luar (External Loss).

2.2.6.4 Metode Langsung

Dikenal sebagai Direct Method karena hanya memerlukan keluaran berupa


steam dan panas masuk hasil dari pembakaran batu bara untuk mencari nilai efisiensi.
Berikut merupakan persamaan yang digunakan :

𝐻𝐸𝐴𝑇 𝑂𝑈𝑇𝑃𝑈𝑇
𝜂 = 𝑥 100%
𝐻𝐸𝐴𝑇 𝐼𝑁𝑃𝑈𝑇

2.2.6.5 Metode Tidak Langsung

 Menentukan Kerja Pompa CEP (Condensate Extraction Pump)


𝐖 𝐂𝐄𝐏 = ṁ𝐊𝐨𝐧 (𝐡𝟒 − 𝐡𝟑)………………………………………….(2.12)

Keterangan :
W CEP = Kerja Pompa Condensat Extraction Pump (kw)
ṁKon = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
h3 = Entalphy pada titik 3 (kJ/kg)
h4 = Entalphy pada titik 4 (kJ/kg)

 Menentukan Kerja Pompa BFP (Boiler Feedwater Pump)


𝐖 𝐁𝐅𝐏 = ṁ𝐅𝐖 (𝐡𝟔 − 𝐡𝟓)…………………..……………………(2.13)
Keterangan :
W BFP = Kerja Pompa Boiler Feedwater Pump (kw)
ṁ Kon = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
h5 = Entalphy pada titik 5 (kJ/kg)
h6 = Entalphy pada titik 6 (kJ/kg)

 Menentukan Kerja Total Pompa


𝐖𝐏 = 𝐖𝐂𝐄𝐏 + 𝐖𝐁𝐅𝐏…………………………………………….(2.14)
Keterangan :

WP = Kerja total Pompa (kw)


WCEP = Kerja Pompa Condensat Extraction Pump (kw)
WBFP = Kerja Pompa Boiler Feedwater Pump (kw)

 Menentukan Flow Pada Ekstraksi HPH 1 (High Pressure Heater)


Penulis menggunakan metode persamaan heat balance dengan persamaan
energi masuk = energi keluar
𝐄 𝐢𝐧 = 𝐄 𝐨𝐮𝐭
(ṁ𝑬𝟏 . ℎ𝑬𝟏 ) + (ṁ . ℎ ) = (ṁ . ℎ ) + (ṁ . ℎ )
ṁ ( )
ṁ𝑬𝟏 = ……………………………………………………(2.15)
( )

Keterangan :
ṁ𝑬𝟏 = Inlet Laju aliran massa uap Ekstraksi 1(kg/s)
ṁ𝑭𝟐 = Inlet Laju aliran massa air umpan HPH 2 (kg/s)
ṁ𝒅𝟏 = Outlet Laju aliran massa air Drain HPH 1 (kg/s)
ṁ5 = Oulet Laju aliran massa air umpan HPH 1 (kg/s)
ṁBFP = Laju aliran massa air Boiler Feedwater Pump (kg/s)
ℎ𝑬𝟏 = Entalphy Ekstraksi 1(kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air HPH 2 (kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air Drain HPH 1 (kJ/kg)
ℎ = Entalphy Laju aliran massa air umpan HPH (kJ/kg)

 Menentukan Flow Pada Ekstraksi Dearator


ṁ =
ṁ ( ) ṁ ( )
…………………………………..(2.16)
( )

Keterangan :
ṁ = Laju aliran massa uap Ekstraksi 3 ke Dearator (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air Drain 1 (kg/s)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)
ℎ = Entalphy (kJ/kg)

 Menentukan Flow Pada Ekstraksi LPH 4 (Low Pressure Heater)


ṁ (𝐡𝟓 𝐡𝐟𝟓)
ṁ = ………………………………………..(2.17)
(𝐡𝐄𝟒 𝐡𝐝𝟒)

Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 4 (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
 Menentukan Flow Pada Ekstraksi LPH 5 (Low Pressure Heater)
ṁ 𝐱( ) ṁ 𝐱( )
ṁ = …………………….…(2.18)
( )
Keterangan :
ṁ = laju aliran massa uap Ekstraksi 5 ke LPH 5 (kg/s)
ṁ = laju aliran massa air (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa air kondensor (kg/s)
LPH = Low Pressure Heater 5 (kg/s)

 Menentukan Flow Pada Ekstraksi LPH 6(Low Pressure Heater)


ṁ𝒌𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏𝒔𝒐𝒓 𝐱 (𝒉𝑭𝟔 𝒉𝑮𝑺 ) ṁ𝑫𝟓 (𝒉𝑫𝟔 𝒉𝑫𝟓 )
ṁ𝑬𝟔 = …………………………(2.19)
(𝒉𝑬𝟔 𝒉𝑫𝟔 )

Keterangan :
ṁ𝑬𝟔 = Laju aliran massa uap dari Ekstraksi 6 ke LPH 6 (kg/s)
ṁ𝒌𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏𝒔𝒐𝒓 = Laju aliran massa air dari kondensor (kg/s)
ṁ𝑫𝟓 = Laju aliran massa air hasil Drain dari LPH 5 (kg/s)
𝒉𝑫𝟔 = Entalphy Drain keluaran LPH 6 (kJ/kg)
𝒉𝑬𝟔 = Entalphy Ekstraksi 6 ke LPH 6 (kJ/kg)
𝒉𝑫𝟓 = Entalphy Drain 5 keluaran LPH 5 (kJ/kg)
𝒉𝑮𝑺 = Entalphy Gland Steam (kJ/kg)

 Menentukan Flow Pada Drain HPH 1 (High Pressure Heater)


ṁ𝑫𝟏 = ṁ𝑬𝟏 ………………………………………………………….(2.20)
Keterangan :
ṁ𝑫𝟏 = Laju aliran massa (kg/s)
ṁ𝑬𝟏 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 1 ke HPH 1 (kg/s)

 Menentukan Flow Pada Drain LPH 4 (Low Pressure Heater)


ṁ𝑫𝟒 = ṁ𝑬𝟒 …………………………………………………………..(2.21)
Keterangan :
ṁ𝑫𝟒 = Laju aliran massa (kg/s)
ṁ𝑬𝟒 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 5 ke LPH 5 (kg/s)
 Menentukan Flow Pada Drain LPH 5 (Low Pressure Heater)
ṁ𝑫𝟓 = ṁ + ṁ𝑬𝟓 ……………………………………………….(2.22)
Keterangan :
ṁ𝑫𝟓 = Laju aliran massa (kg/s)
ṁ𝑫𝟒 = Laju aliran massa air Drain LPH 4 (kg/s)
ṁ𝑬𝟓 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 5 ke LPH 5 (kg/s)

 Menentukan Flow Pada Drain LPH 6 (Low Pressure Heater)


ṁ𝑫𝟔 = ṁ𝑫𝟓 + ṁ𝑬𝟓 ……………………………………………… (2.23)
Keterangan :
ṁ𝑫𝟔 = Laju aliran massa (kg/s)
ṁ𝑫𝟓 = Laju aliran massa air Drain LPH 5 (kg/s)
ṁ𝑬𝟓 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 5 ke LPH 5 (kg/s)

 Menentukan Laju aliran masuk Pada Kondensor


ṁ𝟐 = ṁ𝑬𝟏 + ṁ𝑬𝟐 + ṁ𝑬𝟑 + ṁ𝑬𝟒 + ṁ𝑬𝟓 + ṁ𝑬𝟔 )……………………….(2.24)
Keterangan :
ṁ𝟕 = Laju aliran massa uap masuk kondensor (kg/s)
ṁ E1 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 2 (kg/s)
ṁ𝑬𝟑 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 3 (kg/s)
ṁ𝑬𝟒 = Laju aliran massa uap Ekstraksi 4 (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa uap Ekstraksi 5 (kg/s)
ṁ = Laju aliran massa uap Ekstraksi 6 (kg/s)

 Menentukan Kinerja Turbin 6- E1 Aktual dan Ideal


Aktual = ṁ 𝐱 (h𝟏 − h𝑬𝟏 ) ………………….………………..(2.25)
Ideal = ṁ𝒊𝒏 𝐱 (h𝟏 − h𝑬𝟏𝑺 )…………………………………...(2.26)

Keterangan :
ṁ𝒊𝒏 = Laju aliran massa uap masuk ke turbin (kg/s)
𝒉𝑬𝟏𝒔 = Entalphy ideal (kJ/kg)
𝒉𝑬𝟏 = Entalphy (kJ/kg)
h𝟏 = Entalphy (kJ/kg)

 Menentukan Kinerja Turbin E1-E2


Aktual = (ṁ − ṁ ) 𝐱 (h𝑬𝟏 − h𝑬𝟐 )……………………………….(2.27)
Ideal = (ṁ − ṁ ) 𝐱 (h𝑬𝟏𝑺 − h𝑬𝟐𝑺 )…………………………….(2.28)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 1 menuju HPH 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk ke turbin system (kg/s)
h𝑬𝟏 = Entalphy aktual uap ekstraksi 1 (kJ/kg)
h = Entalphy ideal uap ekstraksi 1 (kJ/kg)
h𝑬𝟐 = Entalphy aktual uap ekstraksi 2 (kJ/kg)
h𝑬𝟐𝑺 = Entalphy ideal uap ekstraksi 2 (kJ/kg)
 Menentukan Kinerja Turbin E2-E3
Aktual = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 )𝐱(h𝑬𝟐 − h𝑬𝟑 )………………………(2.29)
Ideal =(ṁ −ṁ − ṁ𝑬𝟐 )𝐱(h𝑬𝟐𝑺 − h𝑬𝟑𝑺 )……………………(2.30)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk ke turbin system (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju alliran massa uap ekstraksi 2 (kg/s)
h𝑬𝟐 = Entalphy aktual ektraksi 2 (kJ/kg)
h𝑬𝟐𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 2 (kJ/kg)
h𝑬𝟑 = Entalphy aktual ekstraksi 3 (kJ/kg)
h𝑬𝟑𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 3 (kJ/kg)
 Menentukan Kinerja Turbin E3-E4
Aktual = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 )𝐱(h𝑬𝟑 − h𝑬𝟒 )……………..(2.31)
Ideal = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 )𝐱(h𝑬𝟑𝑺 − h𝑬𝟒𝑺 )…………...(2.32)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran masa uap ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk turbin system (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju alliran massa uap ekstraksi 2 (kg/s)
ṁ𝑬𝟑 = Laju alliran massa uap ekstraksi 3 (kg/s)
h𝑬𝟑 = Entalphy aktual ekstraksi 3 (kJ/kg)
h𝑬𝟑𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 3 (kJ/kg)
h𝑬𝟒 = Entalphy aktual ekstraksi 4 (kJ/kg)
h𝑬𝟒𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 4 (kJ/kg)

 Menentukan Kinerja Turbin E4-E5


Aktual = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 )𝐱(h𝑬𝟒 − 𝐡𝐄𝟓)….………(2.33)
Ideal = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 )𝐱(h𝑬𝟒𝑺 − 𝐡𝐄𝟒𝐬).………(2.34)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk turbin (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju alliran massa uap ekstraksi 2 (kg/s)
ṁ𝑬𝟑 = Laju alliran massa uap ekstraksi 3 (kg/s)
ṁ𝑬𝟒 = Laju alliran massa uap ekstraksi 4 (kg/s)
h𝑬𝟒 = Entalphy aktual ektraksi 4 (kJ/kg)
h𝑬𝟒𝑺 = Entalphy ideal ektraksi 4 (kJ/kg)

 Menentukan Kinerja Turbin E5-E6


Aktual = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 − ṁ𝑬𝟓 )𝐱(h𝑬𝟓 − h𝑬𝟔 )……(2.35)
Ideal = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 − ṁ𝑬𝟓 )𝐗(h𝑬𝟓𝑺 − h𝑬𝟔𝑺 )…(2.36)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk ke turbin (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju alliran massa uap ekstraksi 2 (kg/s)
ṁ𝑬𝟑 = Laju alliran massa uap ekstraksi 3 (kg/s)
ṁ𝑬𝟒 = Laju alliran massa uap ekstraksi 4 (kg/s)
ṁ𝑬𝟓 = Laju alliran massa uap ekstraksi 5 (kg/s)
h𝑬𝟓 = Entalphy aktual ekstraksi 5 (kJ/kg)
h𝑬𝟓𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 5 (kJ/kg)
h𝑬𝟔 = Entalphy aktual ekstraksi 6 (kJ/kg)
h𝑬𝟔𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 6 (kJ/kg)

 Menganalisa Efisiensi Silinder Turbin


𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐛𝐢𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥
η silinder = …………………………………………(2.37)
𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐛𝐢𝐧 𝐢𝐝𝐞𝐚𝐥

 Analisa Entalphy Inlet Kondensor


h𝒊𝒏 𝑲𝒐𝒏𝒅𝒆𝒏𝒔𝒐𝒓 = h𝟔 − (𝛈 𝐬𝐢𝐥𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫 𝐭𝐮𝐫𝐛𝐢𝐧 𝐱 (h𝑬𝟔𝑺 − h𝟐𝑺 )……………..(2.38)
 Menentukan Kinerja Turbin E6-7
Aktual = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 − ṁ𝑬𝟓 − ṁ𝑬𝟔 )𝐱(h𝑬𝟔 − h𝟕 )
…………………………………………………………………………...(2.39)
Ideal = (ṁ − ṁ − ṁ𝑬𝟐 − ṁ𝑬𝟑 − ṁ𝑬𝟒 − ṁ𝑬𝟓 − ṁ𝑬𝟔 )𝐱(h𝑬𝟔𝑺 − h𝟕 s)
………………………………………………………………………...…(2.40)
Keterangan :
ṁ = Laju alliran massa uap ekstraksi 1 (kg/s)
ṁ𝒊𝒏 = Laju alliran massa uap masuk turbin (kg/s)
ṁ𝑬𝟐 = Laju alliran massa uap ekstraksi 2 (kg/s)
ṁ𝑬𝟑 = Laju alliran massa uap ekstraksi 3 (kg/s)
ṁ𝑬𝟒 = Laju alliran massa uap ekstraksi 4 (kg/s)
ṁ𝑬𝟓 = Laju alliran massa uap ekstraksi 5 (kg/s)
ṁ𝑬𝟔 = Laju alliran massa uap ekstraksi 6 (kg/s)
h𝑬𝟔 = Entalphy aktual ekstraksi 6 (kJ/kg)
h𝑬𝟔𝑺 = Entalphy ideal ekstraksi 6 (kJ/kg)
h𝟕 = Entalphy aktual uap sisa masuk ke condenser (kJ/kg)
h𝟕 𝒔 = Entalphy ideal uap sisa masuk ke condenser (kJ/kg)

 Menganalisa Silinder Turbin


Mentukan silinder turbin menggunakan rumus :
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐖𝐓𝐚𝐜𝐭𝐮𝐚𝐥
silinder turbin = …………………………………………(2.41)
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐖𝐓 𝐢𝐝𝐞𝐚𝐥

Keterangan :
Total WT actual = Total kerja turbin actual
Total WT ideal = Total kerja turbin ideal
 Menganalisa Rasio Kerja Turbin
Menentukan rasio kerja turbin dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝐖𝐓 𝐀𝐤𝐭𝐮𝐚𝐥
Rasio kerja turbin = ………………………………..(2.42)
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐩𝐨𝐦𝐩𝐚

Diketahui :
WT Aktual = Kerja turbin actual
 Menganalisa Input Q in Panas Steam Turbin
Penulis menggunakan perhitungan panas input sebagai berikut :
Q𝒊𝒏 = ṁ𝒊𝒏 (h𝟏 − h𝟖 )…………………………………………………...(2.43)
Keterangan :
Q𝒊𝒏 = Kalor yang masuk
ṁ = Laju aliran massa uap masuk ke turbin (kg/s)
h𝟏 = Entalphy masuk uap utama (kJ/kg)
h𝟖 = Entalphy keluaran HPH 1 (kJ/kg)
 Analisa Heat Rate
Turbine heat rate merupakan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
memproduksi listrik sebesar 1 kWh. Dan dinyatakan dalam (kJ/kWh). Turbine
heat rate menunjukan perbandingan dari energi total yang digunakan untuk
memutar turbin, dengan energi listrik nett yang dihasilkan oleh generator. Dan
dinyatakan dalam (kJ/kWh).
(𝑸𝒊𝒏 )
Heat Rate = ………………………………………………(2.44)
(𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑾𝑻)
Keterangan :
𝑸𝒊𝒏 = Kalor masuk
Total WT = Total kerja turbin
 Analisa Efisiensi Turbin
Dari nilai heat rate , efisiensi turbin bisa ditentukan dengan
menggunakan rumus :
𝟏
ηturbin = ……………………………………………………….(2.45)
𝑯𝑹
Keterangan :
HR = Heat Rate Turbine
1 =
2.2.6 Metode Pemeliharan
Penentuan metoder pemeliharaan untuk setiap peralatan berbeda – beda
tergantung dari tingkat kepentingan masing-masing peralatan yaitu:
1. Vital yaitu apabila peralatan yang apabila mengalami kerusakan harus
stop,sehingga menyebabkan loss pruction karena terhentinya proses
produksi.
2. Essential yaitu peralatan yang mempunyai cadangan dimana kerusakan
pada salah satu peralatan tersebut akan mengakibatkan perubahan katagori
menjadi vital.
3. Support yaitu peralatan penunjang operasi pembangkit, baik mempunyai
cadangan atau tidak yang apabila rusak tidak akan berpengaruh pada
proses produksi.
4. Operasional yaitu oeralatan yang membantu kelancaran produksi.
Adapun dalam pencapaian usaha pemeliharaan dapat dikembangkan menjadi
beberapa cara yaitu :
1. Preventive Maintenance
2. Predictive Maintenance
3. Corrective Maintenance
4. Overhoul
Hipotesis

Dalam Penelitian ini penulis memberikan hipotesis yang mana digunakan


sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
“Diduga pengaruh kebocoran High Pressure Heater 1 dan 2 mempengaruhi efisiensi
Turbin “ dikarenakan dilakukan proses perbaikan komponen di High Pressure Heater
meningkatkan nilai dari Turbine Heat Rate.
BAB III
METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan terhitung dari 1 Maret 2021 sampai
dengan 1 Juni 2021 Penelitian ini dilaksakan pada Unit 1 PLTU 3 Bengkayang yang
terletak pada Jl. Tanjung Gundul, Desa Karimunting Kec. Sungai raya Kepulauan,
Kalimantan Barat 79271

Gambar 3. 1 Denah Maps PLTU 3 Bengkayang

Gambar 3. 2 PLTU 3 Bengkayang


Design Penelitian
Kerangka pemecahan masalah 36ctual pengumpulan data untuk mempermudah
penulis dan pembaca dalam memahami penelitian yang berjudul pengaruh kebocaran
High Pressure Heater 1 terhadap Efisiensi Turbin uap di PLTU 3 Bengkayang. Maka
penulis menggunakan flowchart kerangka pemecahaan masalah sebagai berikut.

MULAI

Studi Literatur Studi Lapangan


1. Mempelajari Materi Diklat 1. Data Logsett harian
PT.PLN (Persero) 2. Data Komisioning
2. Jurnal mengenai performa HPH 3. Data Performance Test
3. Refrensi beberapa skripsi 4. History Pemeliharaan setiap komponen
4. Melakukan wawancara kepada 5. Spesifiksasi HPH dan Turbin
operator dan pembimbing lapangan
mengenai topik penelitian ini

Identifikasi Masalah
 Pengumpulan data
1. Data Spesifikasi Komponen system turbin
2. Data parameter yang dibutuhkan

A
A

Pengolahan Data :
Perhitungan Performa HPH Perhitungan Efisiensi Turbin
1. Menentukan Entalphy dan
1. Menentukan Entalphy dan
Entrophy dari setiap titik
Entrophy
2. Menentukan kerja pompa CEP
2.
dan BFP
3. Mengitung Q in di HPH
3. Menentukan kerja total pompa
4. Menghitung ṁ setiap
4. Menentukan ṁ setiap ekstraksi
Ekstraksi
5. Menentukan kinerja turbin
5. Menghitung LMTD tiap zona
6. Menghitung Rasio Kerja
6. Menghitung Efisiensi HPH
Turbin
7. Mengitung Q masuk turbin
8. Menghitung Heat Rate
9. Menghitung Efisiensi Turbin

TIDAK

TTD, DCA,TR,LMTD sebelum


kerusakan < TTD, DCA, TR, LMTD
Sesudah kerusakan

𝛈𝐭𝐮𝐫𝐛𝐢𝐧 sebelum kerusakan HPH


< ηturbin Sesudah kerusakan

IYA

Analisa hasil perhitungan efisiensi

Kesimpulan dan Saran

SELESAI
Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai hasil penelitian yang baik dan akurat, maka diperlukan data yang
akurat juga sebagai dasar dari penelitian ini. Data yang penulis dapat untuk penelitian ini
didapat dengan cara sebagaia berikut :
Pengamatan Langsung
Penulis melakukan pengamatan secara lasung di PLTU 3
Bengkayang.Pengamatan ini mencangkup keseluruhan area system turbin uap diantara
lainnya merupakan main steam turbine, kondensor, gland steam, low pressure heater,
dearator, high pressure heater serta berbagai pompa di daerah system turbin uap seperti
condansae extraksi pump dan, boiler feedwater pump, kemudian pengamatan
berlangsung dengan melihat parameter ke local seperti suhu,dari setiap alat, suhu
lingkungan serta berbagai parameter tekanan pengamatan secara langsung ke local
dilakukan untuk mengetahui apakah sesuai dengan parameter di Central Control Room
(CCR) di PLTU 3 Bengkayang.
Pengamatan Tidak Langsung
Pada metode ini penulis melakukan pengambilan data dan melakukan pengamatan
secara tidak langsung di bagian OPHAR 1 operasi dan pemeliharan PLTU 3
Bengkayang..Pengamatan ini dilakukan dengan mencari data pendukung seperti data heat
balance dengan variai beban dan spesifikasi turbin uap dan generator pada buk manual
book dan history dari pemeliharaan dari setiap unit di PLTU 3 Bengkayang ini
Pengamatan dengan Wawancara
Penulis Mengajukan beberapa pertanyaan dan berdiskusi kepada bagian OPHAR
Engineering dan kepala regu dari setiap operator di PLTU 3 Bengkayang mengenai judul
pengaruh kebocoran High Pressure Heater terhadap efisiensi turbin uap serta mencari
bebrapa parameter yang di butuhkan
Metode Studi Literatur
Penulis mempelajari teori dari buku diklat PT.PLN yang telah diberikan dari
OPHAR 1 serta staf bagian Engineering PLTU 3 Bengkayang penulis juga mencari jurnal
ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan efisiensi turbin dan penulis mencari refrensi
dari browsing internet
Metode Analisis Data
Dalam ,metode analisis daa penulis memaparkan bagaiaman pengolahan data yang
dilakukan untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dan dapat menganalisis perhitungan
performa, High Pressure Heater dan Turbin mengolah data dengan data operasi sebelum
dan sesudah kerusakan pada komponen High Pressure Heater sehingga mendapatkan
efisiensi dari turbin dengan cara sebagai berukut :
1. Mengolah data di setiap parameter,yang terdiri dari Temperatur (T) dan tekanan
(P) pada komponen High Pressure Heater dan Turbin uap data tersebut
digunakan untuk memperoleh nilai entalphy dan entorphy di setiap titik.
2. Menghitung TTD (Terminal Temperatur Difference) pada setiap heater di
PLTU 3 Bengkayang………………………………………………………(2.1)

3. Menghitung DCA (Drain Cooler Approach Temperature) pada setiap heater


di PLTU 3 Bengkayang
……………………………………………………(2.2)

4. Menghitung TR (Temperature Rise) pada setiap heater di PLTU 3


Bengkayang……..…………………………………………………………(2.3)

5. Menghitung kebutuhan Q kalor tiap zona. Zona desuperheating, condensing,


dan subcooling pada setiap heater di PLTU 3
Bengkayang…….(2.4),(2.5)(2.6)

6. Menghitung LMTD (Logarithmic Mean Temperature Difference) pada setiap


heater di PLTU 3 Bengkayang ……………………………………………(2.7)

7. Menghitung Heat Capacity Ratio pada setiap heater di PLTU 3


Bengkayang……………………………………………………(2.8)(2.9)(2.10)

8. Menghitung Heat Exhanger Thermal Effectivenes pada setiap PLTU 3


Bengkayang…………………………………..…………………………(2.11)

9. Menghitung kerja pompa CEP………………………………………….(2.12)

10. Menghitung kerja pompa BFP …………………………………………(2.13)

11. Menghitung kerja total pompa………………………………………….(2.14)

12. Menhitung laju alliran uap pada setiap heater PLTU 3


Bengkayang……………………………………………………(2.15) – (2.19)
13. Menghitung drain pada setiap keluaran heater di PLTU 3
Bengkayang…………………………………………………….(2.20) – (2.23)

14. Menghitung laju aliran masuk pada kondensor…………………………(2.24)

15. Menghitung kinerja turbin 40ctual dan ideal……………………(2.25) – (2.36)

16. Menghitung effisiensi silinder turbin……………………………………(2.37)

17. Menghitung entalphy masuk kondensor…………………………………(2.38)

18. Menghitung silinder turbin ……………………………………………..(2.41)

19. Menghitung rasio kerja turbin…………………………………………..(2.42)

20. Menghitung kalor masuk……………………………………………….(2.43)

21. Menghitung Analisa Turbin Heat Rate …………………………………(2.44)

22. Menghitung efisiensi turbin running operation beban 45 MW atau beban di


80% kemampuan turbin generator………………………………………(2.45)
Jadwal Penelitian
Penulis melakukan penelitian di PLTU 3 Bengkayang pada :

Tanggal mulai : 1 Maret 2021


Tanggal selesai : 1 Juni 2021

Minggu Ke-
NO. KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi literatur
Penyusunan
2
proposal skripsi
Pengumpulan
3
data
4 Pengolahan data
5 Anallisis data
Penyusunan
6
laporan skripsi
Sotware
Pada penelitian ini penulis menggunakan software yang mendukung pada
penelitian ini diantara lainnya merupakan :

Steam Table Free Version


(Sumber : Dokumen pribadi)

Miscrosoft Word 365 Miscrosoft Excel 365

Anda mungkin juga menyukai