Anda di halaman 1dari 21

INSTITUT TEKNOLOGI – PLN

PENGARUH OVERHAUL TERHADAP EFISIENSI TURBIN UAP


UNIT 1 PLTU BANJARSARI 2X135 M

PROPOSAL TUGAS AKHIR

SKRIPSI

(REZKI MUHARRAM NASUTION)

(NIM: 2015-12-016)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI SARJANA

TEKNIK MESIN

JAKARTA, 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang sangat di butuhkan bagi masyarakat


seiring dengan perkembangan teknologi dan industri. Ada berbagai macam
pembangkit listrik yang ada di Indonesia seperti PLTU,PLTA,PLTP,PLTG, dan
lain lain. PLTU merupakan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar
batu bara. Pembangkit listrik jenis ini banyak di gunakan di seluruh dunia
karena bahan bakarnya melimpah dan energy listrik yang di hasilkan PLTU
sangat besar di bandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain.

Pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU adalah pembangkit listrik yang
paling banyak di gunakan di Indonesia. Komponen utama dari sebuah PLTU
adalah boiler,kondensor,turbin, dan generator. Boiler di panaskan
menggunakan batu bara dan campuran bahan bakar pada ruang bakar untuk
memanaskan air yang berada pada tube tube boiler sehingga air berubah fasa
dari cair menjadi uap. Uap yang di hasilkan dari boiler di arahkan ke turbin
untuk merubah energi kinetik yang di miliki oleh uap menjadi energy mekanik.
Turbin yang di kopel dengan generator merubah energy mekanik menjadi
energy listrik dengan adanya induksi elektromagnetik.

PLTU Banjarsari 2x135 mw menggunakan tipe multi-stage turbin yang


terdiri dari high pressure turbin, intermediate pressure turbin, dan low pressure
turbin.uap kering bertekanan dan bertemperatur tinggi dari superheater di
alirkan menuju high pressure turbin dan keluar lagi melalui exhaust untuk
masuk ke reheater untuk di panaskan ulang agar uap kembali bertekanan dan
bertempratur tinggi untuk masuk ke turbin berikutnya. Uap kering yang di
panaskan lagi di alirkan menuju intermediate pressure turbin dan kemudian
masuk ke low pressure turbin. Uap dari low pressure turbin tersebut di alirkan
ke kondensor untuk proses kondensasi sehingga bisa di gunakan kembali
sebagai air umpan boiler.

1
Pembangkit listrik tenaga uap bekerja pada tekanan dan tempratur tinggi
jadi besar kemungkinan komponen komponen yang ada pada PLTU bisa rusak
dalam jangka waktu tertentu sehingga harus di lakukan perawatan berkala atau
overhaul untuk menjaga efisiensi dan performa dari setiap komponen pada
PLTU.

Turbin unit 1 PLTU Banjarsari mengalami kerusakan pada high pressure


turbin stage 9 dimana blade turbin tersebut patah sehingga unit harus di
shutdown dan di lakukan overhaul untuk memperbaiki blade yang patah dan
melakukan perawatan yang dapat meningkatkan efisiensi turbin tersebut.

1.2 Permasalahan Penelitian


1.2.1 Identifikasi Masalah
1. Menurunnya efisiensi turbin yang di sebabkan oleh waktu pakai

1.2.2 Ruang Lingkup Masalah

Pada penelitian ini terdapat batasan ruang lingkup masalah agar penulis
dapat lebih terarah dan terfokus pada pembahasan, Batasan permasalahan
yang di maksud adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya membahas masalah-masalah yang berhubungan


dengan proses overhaul turbin
2. Data yang di analisa adalah data performance test sebelum dan sesudah
overhaul

1.2.3 Rumusan Masalah

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka penulis merumuskan masalah


yang ada di lapangan sebagai berikut:

1. Apakah overhaul dapat meningkatkan efisiensi turbin uap unit 1 PLTU


Banjarsari?

2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Mengetahui apakah efisiensi pada turbin akan meningkat setelah


dilakukan overhaul.

1.3.1 Manfaat Penulisan

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat tersusun dengan baik
dan tepat serta dapat mencapai tujuan dari penelitian. Selain itu mampu
menghasilkan penelitian yang sistematis dan dapat bermanfaat secara umum
baik secara praktis maupun teoritis sebagai berikut :

1.3.2 Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi maupun


referensi yang terkait permasalahan efisiensi turbin terhadap penggantian blade
pada PLTU. Serta untuk memenuhi salah satu prasyarat dalam menyelesaikan
studi pada program sarjana strata satu program studi teknik mesin di Sekolah
Tinggi Teknik - PLN.

1.3.3 Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengetahuan pembaca tentang


metode blending batubara pada pemakaian batubara yang berbeda jenisnya,
serta pengaruhnya terhadap performa kerja turbin. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan wawasan dalam menganalisis hasil perhitungan
efisiensi turbin terhadap penggantian blade, sehingga dapat dijadikan acuan
maupun perbaikan di kedepannya.

1.4 Sistematika penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai
berikut :

3
Bab I Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang latar belakang penulisan,identifikasi masalah,


ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, dan sistematika
penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang menjabarkan mengenai teori
dasar yang terkait dengan masalah yang dibahas.

Bab III Metode Pelaksanaan Kegiatan

Bab ini membahas tentang perancangan penelitian dan Teknik analisis

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian serta analisis
penelitian.

Bab V Penutup

Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil dan
pembahasan.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian PLTU

Pembangkit Listrik Tenaga uap atau PLTU adalah pembangkit listrik yang
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar dan air sebagai bahan bakunya.
PLTU memanfaatkan uap yang di hasilkan boiler untuk memutar turbin yang di
kopel dengan generator sehingga bisa menghasilkan listrik. Energi kimia yang
ada pada bahan bakar di gunakan untuk memanaskan air yang berada pada
boiler dan merubah fasa air menjadi uap bertekanan dan bertempratur tinggi
yang dimana uap tersebut di alirkan ke turbin untuk merubah energy kintetik
menjadi energy mekanik dalam bentuk putaran. Turbin yang berputar di kopel
dengan generator sehingga energy mekanik di rubah menjadi energy listrik
dengan adanya induksi elektromagnetik. Uap yang sudah di gunakan untuk
memutar turbin di alirkan ke kondensor untuk di kondensasikan sehingga
berubah fasa menjadi air dan air tersebut di tampung di hotwell untuk di
sirkulasikan kembali ke dalam boiler.

Pembangkit listrik tenaga uap banyak di gunakan di Indonesia karena


daya yang di hasilkan dari PLTU sangat besar dengan biaya bahan bakar
paling murah di bandingkan dengan pembangkit listrik jenis lain. PLTU adalah
mesin konversi energy yang merubah energy kimia yang di miliki batu bara
menjadi energy listrik, berikut proses konversi energy pada PLTU :

1. Energi kimia dari batu bara di rubah menjadi energy kinetic dalam bentuk
uap.
2. Energi potensial yang terkandung pada uap di rubah menjadi energy
mekanik pada turbin
3. Energi mekanik yang di hasilkan turbin di konversikan menjadi energy listrik
pada generator

5
2.2 Prinsip Kerja PLTU

PLTU adalah suatu pusat pembangkit thermal yang menggunakan uap


sebagai fluida kerjanya. Di dalam PLTU terjadi siklus tertutup yaitu fluida yang
digunakan sama dan berlangsung secara berulang-berulang. Siklus yang terjadi
didalam PLTU adalah sebagai berikut:

Air pengisi boiler dipompa oleh boiler feed pump (BFP). Kemudian air
dipanaskan oleh gas panas hasil pembakaran antara bahan bakar (batubara)
dengan udara pembakaran, sehingga dihasilkan uap. Uap ini masih bersifat
jenuh sehingga perlu dilakukan pemanasan lanjut hingga menjadi uap kering.
Proses pemanasan lanjut terjadi di primary superheater kemudian dilanjutkan di
secondary superheater.

Uap hasil produksi boiler dengan suhu dan tekanan tertentu diarahkan
untuk memutar steam turbine sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran. Pada PLTU banjarsari 2x135 MW, steam turbine dibagi menjadi 3
bagian, yaitu High Pressure turbine (HP turbine), Intermediate Pressure turbine
(IP turbine), dan Low Pressure turbine (LP turbine). Uap panas dari boiler
pertama kali digunakan untuk memutar HP turbine. Setelah keluar dari HP

6
turbine uap panas dipanaskan lagi di reheater untuk meningkatkan kembali
tempratur uap tersebut, dan kemudian dialirkan ke IP turbine, setelah uap
panas di alirkan melewat IP turbin uap panas langsung menuju LP turbine.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari induksi elektro magnetik.

Dari LP turbine, uap dikondensasikan di dalam kondensor memakai fluida


air pendingin cooling tower yang dimana air tersebut berasal dari sungai
lematang dan sudah di lakukan treatment terlebih dahulu. Setelah uap
terkondensasi menjadi air kondensat, air kondensat dialirkan menuju LP heater
oleh condensate pump untuk dipanaskan, kemudian masuk ke daerator. Dari
daerator, air tersebut dipanaskan kembali di HP heater. Setelah dari HP heater,
air tersebut masuk ke economizer lalu ke water drum. Demikian siklus terjadi
secara terus-menerus dan berulang-ulang, sehingga siklus ini dinamakan siklus
tertutup.

2.3 Komponen PLTU


2.3.1 Boiler (Ketel Uap)

Boiler adalah suatu bejana tertutup yang di fungsikan untuk merubah fasa
air menjadi uap. Air di alirkan pada pipa pipa boiler yang menempel di dinding
dan boiler di panaskan oleh furnance atau ruang bakar yang di isi dengan
bahan bakar berupa batu bara.

2.3.2 Turbin

Turbin adalah mesin konversi energy yang di gunakan oleh PLTU untuk
menghasilkan listrik. Uap yang di hasilkan boiler memiliki energy potensial yang
di mana energy tersebut di rubah menjadi energi kinetik saat melewati nozzle
dan berubah menjadi energy mekanik pada saat uap menabrak sudu sudu
turbin yang dimana turbin tersebut di kopel dengan generator sehingga bisa
menghasilkan listrik karena adanya induksi elektromagnetik.

7
Siklus yang terjadi pada turbin uap adalah sikus Reankine, yaitu terdiri
dari siklus tertutup, sedangkan uap bekas dari turbin di manfaatkan lagi dengan
cara mendinginkanya kembalı di kondensor, kemudian dialirkan lagi di pompa
dan seterusnya schingga merupakan siklus tertutup. Turbin Uap adalah salah
satu komponen utama dari pada siklus PLTU, selain kondenser, boiler dan
pompa.

2.3.3 Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi uap keluaran turbin agar


kembali menjadi air dengan menggunakan pipa pipa yang di isi dengan air dari
cooling tower sehingga uap bisa berubah fasa menjadi cair kembali.

2.3.4 Generator

Generator berfungsi merubah energi mekanik yang di hasilkan turbin


dengan menjadi energy listrik dengan adanya induksi elektromagnetik.

2.4 Turbin

Turbin uap termasuk mesin konvenrsi energy yang merubah energy


mekanik menjadi energy listrik . Pada turbin terjadi perubahan dari energi
potensial uap menjadi energi kinetik pada saat melewati nozzle yang kemudian
diubah lagi menjadi energi mekanik pada turbin, selanjutnya energi mekanik
diubah menjadi energi listrik pada generator dengan adanya induksi
elektromagnetik.

Siklus yang terjadi pada turbin uap adalah siklus Reankine, yaitu berupa
siklus tertutup, dimana uap keluaran dari turbin di manfaatkan lagi dengan cara
megnkondensasikan uap tersebut menjadi air kembali di kondensor, kemudian
air di pompakan kembali ke boiler dan seterusnya sehingga di sebut dengan
siklus tertutup.

8
2.4.1 Klasifikasi Turbin

Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda


tergantung pada jumlah tingkat tekanan, arah aliran uap, proses penurunan
kalor, kondisikondisi uap pada sisi masuk turbin dan pemakaiannya di bidang
industri. Adapun klasifikasinya, antara lain:
1. Menurut jumlah tingkat tekanan, terdiri dari:
a. Turbin satu tingkat (single stage) dengan satu atau lebih tingkat
kecepatan, yaitu turbin yang biasanya berkapasitas kecil dan turbin ini
kebanyakan dipakai untuk menggerakkan kompresor sentrifugal.
b. Turbin impuls dan reaksi multi stage, yaitu turbin yang dibuat dalam
jangka kapasitas yang luas mulai dari yang kecil sampai yang besar.
2. Menurut arah aliran uap, terdiri dari:
a. Turbin aksial, yaitu turbin yang uap nya mengalir dalam arah yang
sejajar terhadap sumbu turbin.
b. Turbin radial, yaitu turbin yang uap nya mengalir dalam arah yang tegak
lurus terhadap sumbu turbin.
3. Menurut jumlah silinder, terdiri dari:
a. Turbin silinder tunggal
b. Turbin silinder ganda
c. Turbin tiga silinder
d. Turbin empat silinder
Turbin multi stage yang rotornya dipasang pada satu poros yang sama dan
yang dikopel dengan generator tunggal dikenal dengan turbin poros
tunggal.
4. Menurut prinsip kerjanya, terdiri dari:
a. Turbin impuls, yang energi potensial uapnya diubah menjadi energi
kinetik di dalam nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam
yang berdekatan, dan di dalam sudu-sudu gerak, energi kinetik uap
diubah menjadi energi mekanis.
b. Turbin reaksi aksial yang ekspansi uapnya diantara laluan sudu, baik
sudu pengarah maupun sudu gerak.
c. Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam

9
d. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam
5. Menurut proses penurunan kalor, terdiri dari:
a. Turbin kondensasi (condensing turbine) dengan regenerator, yaitu uap
pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir dialirkan ke
kondensor. Kalor laten uap buang selama proses kondensasi
semuanya hilang pada turbin ini.
b. Turbin tekanan lawan (back pressure turbine), yaitu turbin yang uap
buangannya dipakai untuk keperluan-keperluan pemanasan dan untuk
keperluan-keperluan proses dalam industri.

2.5 Komponen utama pada Turbin


2.5.1 Casing Turbin
Casing atau shell suatu wadah menyerupai sebuah tabung dimana rotor
ditempatkan. Casing juga berfungsi sebagai sungkup pembatas yang
memungkinkan uap mengalir melewati sudu-sudu turbin. Pada ujung casing
terdapat ruang besar mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood, dan diluar
casing dipasang bantalan yang berfungsi untuk menyangga rotor. Pedestal
yang berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga
dipasangkan pada casing.

Gambar 2. 1 Casing turbin uap

Casing turbin memiliki diafragma yang berfungsi untuk memisahkan


turbin ke dalam beberapa tingkat tekanan dari turbin tekanan rendah. Selain itu
dalam diafragma terdapat nosel yang berfungsi sebagai sudu pengarah dan
meningkatkan laju uap pada sudu gerak.

10
Satu tingkat pada turbin multistage terdiri dari sudu gerak dan sudu
tetap. Sudu tetap dapat menjadi bagian dari cincin nosel, pada beberapa kasus
fungsi dari sudu pengarah ini adalah untuk memutar sudu gerak dan
menghasilkan kerja mekanik, hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 2.2.
Pada bentuk desain ini terdapat penangkap embun untuk menjebak droplet dan
menjaga droplet tersebut tetap pada jalurnya.

Gambar 2. 2 Cincin nosel dan diafragma


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

2.5.2 Rotor Turbin

Rotor adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan
uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor untuk turbin impuls dapat dilihat dari
ukuran fisik, diameter roda, nomor roda dan ciri konstruksi yang lain, berikut ini
merupakan klasifikasi pada turbin impuls:
1. Built-up rotor
Rotor ini memiliki ciri bagian roda (wheel) yang menyusut ke bagian ujung
rotor dan memiliki ciri melingkar di kedua sisinya. seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.3.

Gambar 2. 3 Konstruksi built-up rotor


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

11
Pada proses pembuatan nya, poros dari rotor built-up dimulai dengan
proses membubut poros rotor. Saat mesin berputar pada bagian diameter poros
kritis, seperti jurnal, Poros ujung, dan diameter under wheel, sekitar 0,35-0,50
mm disisakan untuk proses gerinda sebagai proses akhir. Pengaturan
selanjutnya adalah membuat alur cincin yang menyusut sempit secara aksial
pada kedua sisi masing-masing lokasi hub rotor. Bersamaan dengan proses
pembuatan rotor tersebut roda (wheel) dan sudu juga dibuat secara terpisah
dan untuk membuat pola profil yang diingkan maka digunakan mesin penempa
yang sesuai.
2. Solid rotors
Rotor ini memiliki ciri roda dan poros yang dibuat menyatu, seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.4

Gambar 2. 4 Konstruksi solid rotor


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

Proses pembuatan dari solid rotor hampir sama dengan proses pembuatan
built-up rotor, namun ada beberapa perbedaan mendasar dari built-up rotor
yaitu poros rotor dan roda (wheel) dibuat dengan satu mesin sedangkan untuk
built-up rotor poros dan roda (wheel) dibuat secara terpisah. Lubang-lubang
keseimbangan dibuat di bor di beberapa atau semua roda. Lubang ini berfungsi
untuk memastikan pemerataan tekanan pada kedua sisi roda turbin yang dapat
mengurangi dorong uap sementara dan memberikan peningkatan efisiensi di
beberapa tahap turbin.

12
3. Kombinasi antara solid dan built-up rotors
Rotor ini memiliki ciri dimana beberapa rotor dibuat dengan konstruksi solid
dan yang lainnya dibuat dengan konstruksi built-up, seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 2.5

Gambar 2. 5 Konstruksi rotor solid dan built-up rotor


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

Ada beberapa faktor yang menentukan jenis konstruksi yang digunakan untuk
aplikasi turbin rotor tertentu. Yang paling penting dari faktor-faktor ini adalah:
1. Jangka waktu operasi
2. Diameter pitch
3. Kecepatan operasi maksimal
4. Temperatur uap

2.5.3 Sudu-Sudu
Sudu pada turbin uap pada umumnya terdapat dua jenis yaitu sudu
gerak dan sudu tetap. Sudu gerak adalah sudu-sudu yang dipasang di
sekeliling rotor membentuk suatu piringan yang mampu membantu rotor turbin
berputar sedangkan sudu tetap adalah sudu-sudu yang dipasang pada
diafragma yang mampu meningkatkan kecepatan uap dan dapat berfungsi juga
sebagai sudu pengarah. Pada turbin High Pressure (Tekanan Tinggi) ukuran
tinggi sudu relatif kecil dibanding dengan diameter rotor, sehingga perbedaan
kecepatan sudu (tangential) dari pangkal hingga ujung sudu tidak besar. Karena
itu profil sudunya berbentuk yang sama dari pangkal sampai keujung.

13
Untuk sudu–sudu yang panjang, khususnya pada turbin L.P. (tekanan
rendah), variasi kecepatan dari pangkal hingga ujung menjadi besar. Variasi
kecepatan ini akan mempengaruhi efisiensi sudu.

Gambar 2. 6 Sudu gerak (a) sudu tetap (b)


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

Pada turbin impuls penurunan tekanan sebagian besar terdapat pada


sudu tetap yang berfungsi sebagai nozel. Nozel tersebut dapat mempercepat
laju uap yang digunakan untuk menabrak sudu gerak pada turbin sehingga
turbin dapat berputar. Berikut ini merupakan gambar ilustrasi pada turbin impuls

Gambar 2. 7 Ilustrasi sudu turbin impuls

Pada Gambar 2.7 dapat dilihat pada bagian atas merupakan bentuk
ilustrasi dari penggunaan 3 tahap (stage) turbin impuls dan pada bagian bawah
nya terlihat profil tekanan dan kecepatan. Bentuk konversi dan transfer energi
pada uap digambarkan oleh tekanan (heat energy) dan kecepatan (kinetic
energy). Pada saat uap melewati baris pertama dari sudu tetap (fixed blade)

14
sebagian energi potensial uap diubah menjadi energi kinetic sehingga
menurunkan tekanan uap dan meningkatkan kecepatan.
Uap pada sudu tetap diteruskan ke sudu gerak yang mengakibatkan
adanya proses transfer energi kinetik ke rotor melalui cakram yang di
indikasikan dengan menurunnya kecepatan tanpa adanya penurunan tekanan
pada uap. Hal tersebut dilakukan berulang pada sisa tahap selanjutnya.

2.5.4 Bantalan (bearing)

Bantalan atau bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi


untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar
selalu bergerak pada arah yang diinginkan. Fungsi dari bantalan ini selain dari
menahan berat dari rotor dapat juga menahan gaya aksial yang diakibatkan
oleh rotor turbin. Jenis bantalan yang digunakan dalam turbin uap yaitu journal
bearing dan thrust bearing.
1. Journal Bearing
Journal bearing berfungsi untuk menerima gaya radial yang tegak lurus
terhadap poros, umumnya karena berat ke bawah atau beban poros. Hal-hal
yang perlu diketahui dari journal bearing adalah diameter, sudut lingkar, rasio
panjang dengan diameter dan ruang putar. Ketika beroperasi faktor penting
yang harus diperhatikan adalah kecepatan oli, massa jenis oli, kecepatan putar
dan beban gravitasi.

Gambar 2. 8 Journal bearing 2 axis


Sumber: (Salamone, n.d.)

Journal bearing seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.8 merupakan


hidrodinamik paling dasar dari journal bearing. Poros berputar pada journal

15
bearing seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.9. Putaran poros yang tidak
beraturan menyebabkan perubahan garis profil tekanan pada oli bearing. Hal
penting yang perlu diketahui adalah poros tidak berputar pada pusat shell
bearing selama beroperasi. Jarak ini disebut sebagai eksentrisitas bantalan dan
menciptakan profil yang unik.

Gambar 2. 9 Profil tekanan hidrodinamik bearing


Sumber: (Salamone, n.d.)

Dalam hal ini journal bearing yang sering dipakai adalah tilling-pad journal
bearing. Hal tersebut dikarenakan kemampuan dari tilling-pad yang stabil. Tidak
seperti bantalan yang lain, tilting-pad menghasilkan sedikit gangguan
ketidakstabilan tanpa memperhatikan kecepatan dan beban. Keuntungan lain
dari tiltling-pad adalah kemampuan untuk beroperasi pada beberapa kondisi
operasi.

Gambar 2. 10 Bantalan tiltling-pad pada turbin uap


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)
2. Thrust Bearing

16
Thrust bearing memiliki dua fungsi yaitu sebagai titik referensi untuk
menempatkan rotor pada casing dan untuk menahan atau menerima gaya
aksial atau gaya sejajar terhadap poros turbin. Dorongan tersebut dapat berasal
dari tekanan uap pada bagian rotor atau dari gaya dorong yang timbul akibat
kopling fleksibel.

Gambar 2. 11 Tilting pad thrust bearing


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

Gaya dorong dapat terjadi ketika dua poros pada bantalan axial
dihubungkan menggunakan kopling fleksibel. Jika salah satu atau kedua poros
tersebut berubah panjang karena perubahan temperatur, maka akan timbul
gaya pada kopling yang melawan gerakan termal. Thrust bearing pada turbin
terdiri dari bearing collar dan dua cincin alas (pad) thrust bearing yang masing-
masingnya terdapat tilting edge seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.12.
Ruang diantara bearing collar dengan alas (pad) di isi dengan oli atau pelumas.

Gambar 2. 12 Potongan samping tilt-pad thrust bearing


Sumber: (Bloch & Singh, 1996)

17
2.6 Peralatan Bantu Turbin Uap Turbin
2.6.1 Turbine Valve yang terdiri dari Main Steam Valve (MSV) dan
Governor Valve Main Steam Valve (MSV)

Turbine Valve berfungsi sebagai penyearah uap, sehingga uap tidak


kembali lagi ke demister ketika terjadi penurunan tekanan. Governor Valve
berfungsi untuk mengatur jumlah aliran uap yang masuk ke turbin.

2.6.2 Turning Gear (Barring Gear)

Turning Gear berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat unit dalam
kondisi stop atau pada saat pemanasan sebelum turbin start up agar tidak
terjadi distorsi pada poros akibat pemanasan / pendinginan yang tidak merata.
c. Peralatan pengaman, yang berfungsi untuk mengamankan bagian-bagian
peralatan yang terdapat dalam turbin jika terjadi gangguan ataupun kerusakan
operasi pada turbin.

2.6.3 Lube Oil atau Minyak Pelumas dan Control Oil

Lube oil berfungsi untuk melumasi bantalan turbin, mengangkat poros


pada saat turning gear beroperasi dan untuk mengontrol gerakan Main Steam
Valve dan Main Control Valve.

2.6.4 Steam Chest

Steam Chest merupakan titik pertemuan antar pipa uap utama dengan
saluran uap masuk turbin. Fungsinya sebagai wadah untuk menempatkan
katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke turbin
(Resource Management Associates Inc, 2015)

2.7 Analisa Termodinamika


Turbin uap bersama-sama dengan ketel uap, pompa dan kondensor,
dipadukan untuk membentuk suatu siklus daya uap atau siklus rankine. Siklus
ini menggunakan fluida dalam dua fasa yaitu cairan dan uap. Secara ideal
proses termodinamika yang terjadi pada siklus ini adalah penekanan isentropik,

18
penambahan kalor secara isobar, ekspansi isentropik, dan pembuangan panas
isobar. Siklus pada turbin uap adalah siklus Rankine, yang terdiri dari dua jenis
siklus yaitu :
1. Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung dipakai untuk
keperluan proses
2. Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin dimanfaatkan lagi dengan
cara mendinginkannya pada kondensor, kemudian dialirkan kembali
kepompa dan seterusnya sehingga merupakan suatu siklus tertutup. Uap
menurut keadaannya ada tiga jenis, yaitu :
1. Uap basah, dengan kadar uap 0 < X < 1
2. Uap jenuh (saturated vapor),dengan kadar uap X = 1
3. Uap kering (Superheated vapor)
Diagram alir siklus Rankine dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :

Gambar 2. 13 Diagram Alir Siklus Rankine

Diagram alir siklus rankine dapat dilihat pada gambar 2.13. berikut :

Gambar 2. 14 Diagram T-S Siklus Rankine


(Bandura et al., 2008)

19
Siklus rankine sederhana terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut :
1 → 2 : Proses pemompaan isentropik di dalam pompa
2 → 3 : Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekan
konstan dalam ketel uap.
3→ 4 : Proses ekspansi isentropik didalam turbin
4→ 1 : Proses pengeluaran kalor pada tekanan konstan

Proses termodinamika dalam siklus ini (Gambar 2.13 dan 2.14) dapat
diterangkan yaitu: air dipompakan masuk ke boiler hingga mencapai tekanan
kerja boiler pada titik 2, kemudian di dalam boiler air dipanaskan hingga
menjadi uap pada tekanan konstan terhadap fluida sehingga mencapai
keadaan titik 3. Uap yang telah dihasilkan ini akan memutar steam turbine, di
dalam steam turbine terjadi perubahan energi panas yang dibawa uap menjadi
energi mekanik berupa putaran turbin uap. Pada tahap ini uap tersebut
diekspansikan pada turbin sehingga mencapai titik 4. Setelah uap
menggerakkan turbin uap akan masuk ke kondensor untuk didinginkan dan
berubah fasa kembali menjadi air (titik 1) dan kemudian kembali dimasukkan
kedalam boiler.
Untuk memaksimumkan efisiensi siklus, temperatur yang diberikan harus
mencapai setinggi mungkin sedangkan panas yang dibuang harus pada
temperatur yang serendah-rendahnya. Tekanan boiler yang tinggi akan
menaikkan temperatur penguapan, sehingga menaikkan efisiensi siklus.

20

Anda mungkin juga menyukai