SKRIPSI
(NIM: 2015-12-016)
TEKNIK MESIN
JAKARTA, 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU adalah pembangkit listrik yang
paling banyak di gunakan di Indonesia. Komponen utama dari sebuah PLTU
adalah boiler,kondensor,turbin, dan generator. Boiler di panaskan
menggunakan batu bara dan campuran bahan bakar pada ruang bakar untuk
memanaskan air yang berada pada tube tube boiler sehingga air berubah fasa
dari cair menjadi uap. Uap yang di hasilkan dari boiler di arahkan ke turbin
untuk merubah energi kinetik yang di miliki oleh uap menjadi energy mekanik.
Turbin yang di kopel dengan generator merubah energy mekanik menjadi
energy listrik dengan adanya induksi elektromagnetik.
1
Pembangkit listrik tenaga uap bekerja pada tekanan dan tempratur tinggi
jadi besar kemungkinan komponen komponen yang ada pada PLTU bisa rusak
dalam jangka waktu tertentu sehingga harus di lakukan perawatan berkala atau
overhaul untuk menjaga efisiensi dan performa dari setiap komponen pada
PLTU.
Pada penelitian ini terdapat batasan ruang lingkup masalah agar penulis
dapat lebih terarah dan terfokus pada pembahasan, Batasan permasalahan
yang di maksud adalah sebagai berikut :
2
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat tersusun dengan baik
dan tepat serta dapat mencapai tujuan dari penelitian. Selain itu mampu
menghasilkan penelitian yang sistematis dan dapat bermanfaat secara umum
baik secara praktis maupun teoritis sebagai berikut :
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai
berikut :
3
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang menjabarkan mengenai teori
dasar yang terkait dengan masalah yang dibahas.
Pada bab ini merupakan pembahasan dan hasil penelitian serta analisis
penelitian.
Bab V Penutup
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran dari hasil dan
pembahasan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pembangkit Listrik Tenaga uap atau PLTU adalah pembangkit listrik yang
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar dan air sebagai bahan bakunya.
PLTU memanfaatkan uap yang di hasilkan boiler untuk memutar turbin yang di
kopel dengan generator sehingga bisa menghasilkan listrik. Energi kimia yang
ada pada bahan bakar di gunakan untuk memanaskan air yang berada pada
boiler dan merubah fasa air menjadi uap bertekanan dan bertempratur tinggi
yang dimana uap tersebut di alirkan ke turbin untuk merubah energy kintetik
menjadi energy mekanik dalam bentuk putaran. Turbin yang berputar di kopel
dengan generator sehingga energy mekanik di rubah menjadi energy listrik
dengan adanya induksi elektromagnetik. Uap yang sudah di gunakan untuk
memutar turbin di alirkan ke kondensor untuk di kondensasikan sehingga
berubah fasa menjadi air dan air tersebut di tampung di hotwell untuk di
sirkulasikan kembali ke dalam boiler.
1. Energi kimia dari batu bara di rubah menjadi energy kinetic dalam bentuk
uap.
2. Energi potensial yang terkandung pada uap di rubah menjadi energy
mekanik pada turbin
3. Energi mekanik yang di hasilkan turbin di konversikan menjadi energy listrik
pada generator
5
2.2 Prinsip Kerja PLTU
Air pengisi boiler dipompa oleh boiler feed pump (BFP). Kemudian air
dipanaskan oleh gas panas hasil pembakaran antara bahan bakar (batubara)
dengan udara pembakaran, sehingga dihasilkan uap. Uap ini masih bersifat
jenuh sehingga perlu dilakukan pemanasan lanjut hingga menjadi uap kering.
Proses pemanasan lanjut terjadi di primary superheater kemudian dilanjutkan di
secondary superheater.
Uap hasil produksi boiler dengan suhu dan tekanan tertentu diarahkan
untuk memutar steam turbine sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran. Pada PLTU banjarsari 2x135 MW, steam turbine dibagi menjadi 3
bagian, yaitu High Pressure turbine (HP turbine), Intermediate Pressure turbine
(IP turbine), dan Low Pressure turbine (LP turbine). Uap panas dari boiler
pertama kali digunakan untuk memutar HP turbine. Setelah keluar dari HP
6
turbine uap panas dipanaskan lagi di reheater untuk meningkatkan kembali
tempratur uap tersebut, dan kemudian dialirkan ke IP turbine, setelah uap
panas di alirkan melewat IP turbin uap panas langsung menuju LP turbine.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik sebagai hasil dari induksi elektro magnetik.
Boiler adalah suatu bejana tertutup yang di fungsikan untuk merubah fasa
air menjadi uap. Air di alirkan pada pipa pipa boiler yang menempel di dinding
dan boiler di panaskan oleh furnance atau ruang bakar yang di isi dengan
bahan bakar berupa batu bara.
2.3.2 Turbin
Turbin adalah mesin konversi energy yang di gunakan oleh PLTU untuk
menghasilkan listrik. Uap yang di hasilkan boiler memiliki energy potensial yang
di mana energy tersebut di rubah menjadi energi kinetik saat melewati nozzle
dan berubah menjadi energy mekanik pada saat uap menabrak sudu sudu
turbin yang dimana turbin tersebut di kopel dengan generator sehingga bisa
menghasilkan listrik karena adanya induksi elektromagnetik.
7
Siklus yang terjadi pada turbin uap adalah sikus Reankine, yaitu terdiri
dari siklus tertutup, sedangkan uap bekas dari turbin di manfaatkan lagi dengan
cara mendinginkanya kembalı di kondensor, kemudian dialirkan lagi di pompa
dan seterusnya schingga merupakan siklus tertutup. Turbin Uap adalah salah
satu komponen utama dari pada siklus PLTU, selain kondenser, boiler dan
pompa.
2.3.3 Kondensor
2.3.4 Generator
2.4 Turbin
Siklus yang terjadi pada turbin uap adalah siklus Reankine, yaitu berupa
siklus tertutup, dimana uap keluaran dari turbin di manfaatkan lagi dengan cara
megnkondensasikan uap tersebut menjadi air kembali di kondensor, kemudian
air di pompakan kembali ke boiler dan seterusnya sehingga di sebut dengan
siklus tertutup.
8
2.4.1 Klasifikasi Turbin
9
d. Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam
5. Menurut proses penurunan kalor, terdiri dari:
a. Turbin kondensasi (condensing turbine) dengan regenerator, yaitu uap
pada tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfir dialirkan ke
kondensor. Kalor laten uap buang selama proses kondensasi
semuanya hilang pada turbin ini.
b. Turbin tekanan lawan (back pressure turbine), yaitu turbin yang uap
buangannya dipakai untuk keperluan-keperluan pemanasan dan untuk
keperluan-keperluan proses dalam industri.
10
Satu tingkat pada turbin multistage terdiri dari sudu gerak dan sudu
tetap. Sudu tetap dapat menjadi bagian dari cincin nosel, pada beberapa kasus
fungsi dari sudu pengarah ini adalah untuk memutar sudu gerak dan
menghasilkan kerja mekanik, hal tersebut dapat terlihat pada Gambar 2.2.
Pada bentuk desain ini terdapat penangkap embun untuk menjebak droplet dan
menjaga droplet tersebut tetap pada jalurnya.
Rotor adalah bagian dari turbin yang berputar akibat pengaruh gerakan
uap terhadap sudu-sudu gerak. Rotor untuk turbin impuls dapat dilihat dari
ukuran fisik, diameter roda, nomor roda dan ciri konstruksi yang lain, berikut ini
merupakan klasifikasi pada turbin impuls:
1. Built-up rotor
Rotor ini memiliki ciri bagian roda (wheel) yang menyusut ke bagian ujung
rotor dan memiliki ciri melingkar di kedua sisinya. seperti yang ditunjukkan oleh
Gambar 2.3.
11
Pada proses pembuatan nya, poros dari rotor built-up dimulai dengan
proses membubut poros rotor. Saat mesin berputar pada bagian diameter poros
kritis, seperti jurnal, Poros ujung, dan diameter under wheel, sekitar 0,35-0,50
mm disisakan untuk proses gerinda sebagai proses akhir. Pengaturan
selanjutnya adalah membuat alur cincin yang menyusut sempit secara aksial
pada kedua sisi masing-masing lokasi hub rotor. Bersamaan dengan proses
pembuatan rotor tersebut roda (wheel) dan sudu juga dibuat secara terpisah
dan untuk membuat pola profil yang diingkan maka digunakan mesin penempa
yang sesuai.
2. Solid rotors
Rotor ini memiliki ciri roda dan poros yang dibuat menyatu, seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.4
Proses pembuatan dari solid rotor hampir sama dengan proses pembuatan
built-up rotor, namun ada beberapa perbedaan mendasar dari built-up rotor
yaitu poros rotor dan roda (wheel) dibuat dengan satu mesin sedangkan untuk
built-up rotor poros dan roda (wheel) dibuat secara terpisah. Lubang-lubang
keseimbangan dibuat di bor di beberapa atau semua roda. Lubang ini berfungsi
untuk memastikan pemerataan tekanan pada kedua sisi roda turbin yang dapat
mengurangi dorong uap sementara dan memberikan peningkatan efisiensi di
beberapa tahap turbin.
12
3. Kombinasi antara solid dan built-up rotors
Rotor ini memiliki ciri dimana beberapa rotor dibuat dengan konstruksi solid
dan yang lainnya dibuat dengan konstruksi built-up, seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 2.5
Ada beberapa faktor yang menentukan jenis konstruksi yang digunakan untuk
aplikasi turbin rotor tertentu. Yang paling penting dari faktor-faktor ini adalah:
1. Jangka waktu operasi
2. Diameter pitch
3. Kecepatan operasi maksimal
4. Temperatur uap
2.5.3 Sudu-Sudu
Sudu pada turbin uap pada umumnya terdapat dua jenis yaitu sudu
gerak dan sudu tetap. Sudu gerak adalah sudu-sudu yang dipasang di
sekeliling rotor membentuk suatu piringan yang mampu membantu rotor turbin
berputar sedangkan sudu tetap adalah sudu-sudu yang dipasang pada
diafragma yang mampu meningkatkan kecepatan uap dan dapat berfungsi juga
sebagai sudu pengarah. Pada turbin High Pressure (Tekanan Tinggi) ukuran
tinggi sudu relatif kecil dibanding dengan diameter rotor, sehingga perbedaan
kecepatan sudu (tangential) dari pangkal hingga ujung sudu tidak besar. Karena
itu profil sudunya berbentuk yang sama dari pangkal sampai keujung.
13
Untuk sudu–sudu yang panjang, khususnya pada turbin L.P. (tekanan
rendah), variasi kecepatan dari pangkal hingga ujung menjadi besar. Variasi
kecepatan ini akan mempengaruhi efisiensi sudu.
Pada Gambar 2.7 dapat dilihat pada bagian atas merupakan bentuk
ilustrasi dari penggunaan 3 tahap (stage) turbin impuls dan pada bagian bawah
nya terlihat profil tekanan dan kecepatan. Bentuk konversi dan transfer energi
pada uap digambarkan oleh tekanan (heat energy) dan kecepatan (kinetic
energy). Pada saat uap melewati baris pertama dari sudu tetap (fixed blade)
14
sebagian energi potensial uap diubah menjadi energi kinetic sehingga
menurunkan tekanan uap dan meningkatkan kecepatan.
Uap pada sudu tetap diteruskan ke sudu gerak yang mengakibatkan
adanya proses transfer energi kinetik ke rotor melalui cakram yang di
indikasikan dengan menurunnya kecepatan tanpa adanya penurunan tekanan
pada uap. Hal tersebut dilakukan berulang pada sisa tahap selanjutnya.
15
bearing seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.9. Putaran poros yang tidak
beraturan menyebabkan perubahan garis profil tekanan pada oli bearing. Hal
penting yang perlu diketahui adalah poros tidak berputar pada pusat shell
bearing selama beroperasi. Jarak ini disebut sebagai eksentrisitas bantalan dan
menciptakan profil yang unik.
Dalam hal ini journal bearing yang sering dipakai adalah tilling-pad journal
bearing. Hal tersebut dikarenakan kemampuan dari tilling-pad yang stabil. Tidak
seperti bantalan yang lain, tilting-pad menghasilkan sedikit gangguan
ketidakstabilan tanpa memperhatikan kecepatan dan beban. Keuntungan lain
dari tiltling-pad adalah kemampuan untuk beroperasi pada beberapa kondisi
operasi.
16
Thrust bearing memiliki dua fungsi yaitu sebagai titik referensi untuk
menempatkan rotor pada casing dan untuk menahan atau menerima gaya
aksial atau gaya sejajar terhadap poros turbin. Dorongan tersebut dapat berasal
dari tekanan uap pada bagian rotor atau dari gaya dorong yang timbul akibat
kopling fleksibel.
Gaya dorong dapat terjadi ketika dua poros pada bantalan axial
dihubungkan menggunakan kopling fleksibel. Jika salah satu atau kedua poros
tersebut berubah panjang karena perubahan temperatur, maka akan timbul
gaya pada kopling yang melawan gerakan termal. Thrust bearing pada turbin
terdiri dari bearing collar dan dua cincin alas (pad) thrust bearing yang masing-
masingnya terdapat tilting edge seperti yang ditunjukan oleh Gambar 2.12.
Ruang diantara bearing collar dengan alas (pad) di isi dengan oli atau pelumas.
17
2.6 Peralatan Bantu Turbin Uap Turbin
2.6.1 Turbine Valve yang terdiri dari Main Steam Valve (MSV) dan
Governor Valve Main Steam Valve (MSV)
Turning Gear berfungsi untuk memutar poros turbin pada saat unit dalam
kondisi stop atau pada saat pemanasan sebelum turbin start up agar tidak
terjadi distorsi pada poros akibat pemanasan / pendinginan yang tidak merata.
c. Peralatan pengaman, yang berfungsi untuk mengamankan bagian-bagian
peralatan yang terdapat dalam turbin jika terjadi gangguan ataupun kerusakan
operasi pada turbin.
Steam Chest merupakan titik pertemuan antar pipa uap utama dengan
saluran uap masuk turbin. Fungsinya sebagai wadah untuk menempatkan
katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke turbin
(Resource Management Associates Inc, 2015)
18
penambahan kalor secara isobar, ekspansi isentropik, dan pembuangan panas
isobar. Siklus pada turbin uap adalah siklus Rankine, yang terdiri dari dua jenis
siklus yaitu :
1. Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung dipakai untuk
keperluan proses
2. Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin dimanfaatkan lagi dengan
cara mendinginkannya pada kondensor, kemudian dialirkan kembali
kepompa dan seterusnya sehingga merupakan suatu siklus tertutup. Uap
menurut keadaannya ada tiga jenis, yaitu :
1. Uap basah, dengan kadar uap 0 < X < 1
2. Uap jenuh (saturated vapor),dengan kadar uap X = 1
3. Uap kering (Superheated vapor)
Diagram alir siklus Rankine dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :
Diagram alir siklus rankine dapat dilihat pada gambar 2.13. berikut :
19
Siklus rankine sederhana terdiri dari beberapa proses
sebagai berikut :
1 → 2 : Proses pemompaan isentropik di dalam pompa
2 → 3 : Proses pemasukan kalor atau pemanasan pada tekan
konstan dalam ketel uap.
3→ 4 : Proses ekspansi isentropik didalam turbin
4→ 1 : Proses pengeluaran kalor pada tekanan konstan
Proses termodinamika dalam siklus ini (Gambar 2.13 dan 2.14) dapat
diterangkan yaitu: air dipompakan masuk ke boiler hingga mencapai tekanan
kerja boiler pada titik 2, kemudian di dalam boiler air dipanaskan hingga
menjadi uap pada tekanan konstan terhadap fluida sehingga mencapai
keadaan titik 3. Uap yang telah dihasilkan ini akan memutar steam turbine, di
dalam steam turbine terjadi perubahan energi panas yang dibawa uap menjadi
energi mekanik berupa putaran turbin uap. Pada tahap ini uap tersebut
diekspansikan pada turbin sehingga mencapai titik 4. Setelah uap
menggerakkan turbin uap akan masuk ke kondensor untuk didinginkan dan
berubah fasa kembali menjadi air (titik 1) dan kemudian kembali dimasukkan
kedalam boiler.
Untuk memaksimumkan efisiensi siklus, temperatur yang diberikan harus
mencapai setinggi mungkin sedangkan panas yang dibuang harus pada
temperatur yang serendah-rendahnya. Tekanan boiler yang tinggi akan
menaikkan temperatur penguapan, sehingga menaikkan efisiensi siklus.
20