Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR SISTEM KONTROL

APLIKASI SISTEM KONTROL PLTU

Disusun Oleh :
Pandu Sastra Negara
41412320008
Fakultas Teknik
Teknik Elektro

UNIVERSITAS MERCUBUANA
FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
JAKARTA
2014

Pendahuluan

Latar Belakang Berdirinya PLTU

Padamnya listrik di suatu daerah merupakan pertanda bahwa pasokan listrik


dalam sistem interkoneksi sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat dan industri yang terus meningkat yang diakibatkan gangguan dan
penurunan produksi listrik dari beberapa pembangkit listrik besar sepanjang 2007
sampai sekarang yang masih terkonsentrasi di wilayah Jawa-Bali yang menyerap
sekitar 77% kebutuhan listrik. Ditambah dengan harga BBM yang melonjak, maka
upaya lebih menggiatkan penggunaan energi alternatif non-BBM di Indonesia di sektor
pembangkitan listrik tidak dapat ditawar-tawar lagi, agar masyarakat tidak terancam
ketahanan ekonomi dan keamanannya, Indonesia harus meningkatkan pemanfaatan
sumber daya energi primer yang cadangannya lebih besar seperti gas dan batu bara.
Pemanfaatan energi alternatif untuk pembangkit listrik layak secara teknis dan
ekonomis. Pemanfaatannya bisa dimulai dari skala kecil mulai dari listrik pedesaan,
khususnya di luar Jawa. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak swasta dan PLN dengan
pola kemitraan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi keterbatasan dana.
Peran minyak dunia memang akan digantikan oleh energi baru dan terbarukan
sedangkan peran gas dan batu bararelatif stabil.

PLTU
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

A. Definisi PLTU
PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini
memiliki alat pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap
panas kering (steam) yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudusudu turbin yang berputar akan memutar poros turbin yang terhubung langsung
dengan poros generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Seperti yang kita
ketahui bahwa generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin yang
berputar) menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui
transformator.PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar minyak dan batubara.
PLTU yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki gas buang yang
relatif bersih dibandingkan dengan PLTU yang menggunakan batubara. PLTU
batubara lebih cocok dipakai pada wilayah yang memiliki kandungan batubara yang
banyak seperti daerah sumatera.

B. Sejarah PLTU
Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael
Faraday dapat membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet.
Dengan peragaan dijelaskan, bahwa bila kumparan atau penghantar memotong
medan magnet yang berubah-ubah akan terinduksi suatu tegangan listrik padanya.
Kini

rancangan

semua

tersebut.Kemudahan

mesin

listrik

membangkitkan

adalah
listrik

didasarkan
secara

pada

induksi

bukti

nyata

memunculkan

perkembangan pembuatan dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik untuk

publik di London. Pasokan ini diperoleh dari generator DC yang digerakkan dengan
mesin bolak balik (reciprocating) yang di catu dengan uap dari boiler pembakaran
manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh berkembang dan pembangkit kecil muncul di
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk bergabung agar menjadi
ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak
menghasilkan listrik sampai tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem
banyak fasa (poly phase) medan berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson
mengembangkan Turbin generator AC pertama dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa
1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne Inggris.Inilah mesin awal dengan
kumparan yang berputar didalam medan magnet, tetapi ternyata bahwa semakin besar
output yang diinginkan akan lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan magnet
berputar didalam kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm
beroperasi.Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit
pembangkit juga berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk
organisasi untuk mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat
penyaluran dan pengatur beban.

PEMBAHASAN
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

A. Fungsi dan Prinsip Kerja PLTU


PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU
merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi kimia dalam bahan bakar
menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :

Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energy panas

dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.


Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam

bentuk putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

Gb 1 Proses konversi energi pada PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil

pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.


Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa

putaran.
Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output

generator
Keempat, Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan
air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air
kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi

boiler.
Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gb 2 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU


Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan
diagram T s (Temperatur entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal.
Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Gb 3 Diagram T s Siklus PLTU (Siklus Rankine)

1. a b : Air dipompa dari tekanan P 2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah
kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
2. b c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih.
Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. .
3. c d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising
(penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube
(riser) dan steam drum.
4. d e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya
menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di
superheater boiler dengan proses isobar.
5. e f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
6. f a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.
Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor.

B. Bagian Bagian PLTU


Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
Boiler
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.
Turbin uap
Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah
digunakan untuk memutar turbin).
Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi energi listrik.

B. Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya adalah :
Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar
(fresh water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal
ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan
langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan PLTU.
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Reverse Osmosis (RO)


Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode yang
digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi permeable yang
dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air laut, sehingga dapat
dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.
Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre-treatment berfungsi
untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang terkandung di dalam air
tersebut.
Demineralizer Plant (Unit Demin)
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkandung dalam
air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih
mengandung

mineral

berarti

konduktivitasnya

masih

tinggi

sehingga

dapat

menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan
di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada peralatan PLTU.
Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)
Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.
Chlorination Plant (Unit Chlorin)
Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang
digunakan untuk memabukkan/melemahkan mikro organisme laut pada area water
intake. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada
pipa-pipa kondensor maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme
laut tersebut.
Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)
201
4

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler utama
start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).
Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)
Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses
bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke stock area sampai
penyaluran ke bunker unit.
Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)
Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom
ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC
(Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan
abu (ash valley).
Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi dengan
sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen tersebut. Gangguan
atau malfunction dari salah satu bagian komponen utama akan dapat menyebabkan
terganggunya seluruh sistem PLTU.

C. Aplikasi Sistem Kontrol Modulasi Pada Pembangkit Listrik


Tenaga Uap
Sistem kontrol modulasi yang paling penting pada sebuah pembangkit listrik
tenaga uap adalah sistem kontrol pada boiler. Tujuannya adalah untuk mengatur
masuknya bahan bakar ke dalam furnace agar sesuai dengan beban listrik yang
diminta, serta menjaga parameter-parameter kritis seperti tekanan uap, temperatur
uap, level air di dalam drum, supaya tetap sesuai dengan desain boiler tersebut.

Sistem Kontrol Boiler


201
4

10

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Bahan bakar (seperti batubara) dibakar di dalam furnace untuk menghasilkan


uap air yang selanjutnya menggerakkan sudu-sudu turbin. Putaran rotor turbin
sekaligus memutar rotor generator yang selanjutnya membangkitkan energi listrik
dengan besaran tertentu.
Pembangkit listrik adalah pabrik yang unik. Dimana hasil produksi pabriknya
(yaitu listrik) pada saat itu juga secara real-time langsung digunakan oleh
konsumennya. Selain itu, besar megawatt yang dihasilkan oleh pembangkit listrik juga
secara real-time, sama persis dengan kebutuhan konsumen, tidak lebih dan tidak
kurang.
Pembangkit listrik tidak dapat mengatur besar konsumsi listrik yang ada.
Justru pembangkit listrik lah yang secara fleksibel harus dapat menyesuaikan beban
listrik yang ada. Konsumen dapat dengan semaunya sendiri menggunakan listrik,
dan pembangkit listrik lah yang harus menyediakan kebutuhan tersebut.
Jika terjadi perbedaan nilai antara beban listrik dari konsumen dengan listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit, akan menyebabkan perubahan frekuensi listrik yang
berbeda dengan yang seharusnya. Di Indonesia besar frekuensi listrik standard adalah
50Hz, yang berarti putaran generator yaitu sebesar 3000rpm. Pada saat beban listrik
lebih besar daripada listrik yang dihasilkan oleh pembangkit, maka nilai frekuensi akan
lebih rendah daripada 50Hz. Sedangkan jika beban listrik lebih rendah daripada yang
dihasilkan oleh pembangkit, besar frekuensi listrik akan lebih besar daripada 50Hz.
Sistem kontrol yang kompleks digunakan oleh pembangkit listrik untuk
memenuhi kebutuhan listrik konsumen secara real-time. Secara umum sistem kontrol
permintaan beban listrik (load demand) pada pembangkit listrik dibagi menjadi tiga,
yaitu Boiler Follow, Coordinate Control, dan Turbine Follow.
Boiler Follow

201
4

11

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Sistem kontrol ini sudah dikenal dan diterapkan sejak awal-awal penerapan
pembangkit listrik tenaga uap. Pada kontrol ini, sistem turbin dan boiler berada pada
dua skema kontrol yang berbeda. Pada saat permintaan beban listrik dengan besar
tertentu muncul, sinyal tersebut digunakan sebagai input pada sistem kontrol turbin
uap. Valve kontrol yang men-supply uap air ke dalam turbin membuka dengan besar
tertentu sesuai dengan sinyal kebutuhan beban listrik yang diterima. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya perubahan tekanan dan debit uap air yang dialirkan ke dalam
turbin. Sensor tekanan dan debit uap air membaca terjadinya error set point, yang
artinya tekanan dan debit uap tidak sesuai dengan nilai set point yang telah ditentukan.
Sinyal error tersebut menjadi sinyal input bagi boiler, untuk menambah atau
mengurangi tekanan uap air dengan jalan menambah atau mengurangi proses
pembakaran di dalam furnace. Sedangkan error set point pada debit uap, akan
dikompensasi oleh jumlah air (feedwater) yang masuk ke dalam boiler.

Gb 4 Skema Sistem Kontrol Boiler Follow

201
4

12

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Kelebihan dari sistem kontrol ini adalah respons yang cepat terhadap
perubahan beban listrik. Alasan pertama yaitu karena valve kontrol uap air masuk ke
turbin langsung merespons setiap terjadinya perubahan beban listrik, dan alasan yang
kedua adalah karena boiler yang juga bersifat sebagai reservoir energi panas yang
dapat digunakan pada saat terjadi perubahan kebutuhan uap air. Namun di sisi lain,
kekurangan dari sistem kontrol ini adalah akan terjadi perubahan sesaat spesifikasi
uap air (tekanan dan debit) yang akan masuk ke turbin uap. Hal ini beresiko timbulnya
kondensasi uap air yang tentu akan berbahaya bagi sudu-sudu turbin uap.
Coordinate Control
Prinsip dari sistem kontrol ini adalah dengan menggunakan sinyal input
kebutuhan beban listrik sebagai sinyal feedforward ke sistem kontrol boiler dan turbin
secara paralel. Tujuannya adalah untuk lebih meminimalisir terjadinya interaksi antara
variabel-variabel kontrol boiler dengan turbin, serta dapat lebih simultan mengontrol
besar pembakaran pada furnace dan besar bukaan valve kontrol turbin untuk setiap
perubahan beban listrik.

Gb 5 Sistem Kontrol Koordinat (Coordinate Control)


201
4

13

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Sinyal beban listrik yang masuk ke dalam sistem kontrol koordinat menjadi
menjadi sinyal input untuk mengatur besar pembakaran di boiler dan besar bukaan
valve kontrol uap air pada turbin. Sistem kontrol koordinat merupakan sistem closeloop, yang artinya ada beberapa parameter yang digunakan sebagai sinyal balik
masuk ke sistem kontrol untuk digunakan sebagai parameter kontrol proses agar
selalu sesuai dengan perintah kontrol. Sinyal balik yang digunakan antara lain adalah
parameter-parameter kualitas uap air yang keluar dari boiler (tekanan, debit,
temperatur, dan lain sebagainya) serta besar MegaWatt yang dihasilkan oleh
generator. Sinyal-sinyal input balik tersebut, digunakan kembali oleh sistem kontrol
sebagai sinyal input untuk meminimalisir set-point error.

Turbine Follow
Mode kontrol beban listrik terakhir adalah sistem kontrol Turbine Follow.
Kontrol ini kebalikan dari sistem kontrol Boiler Follow. Sinyal kebutuhan beban listrik
dikirimkan ke sistem kontrol boiler untuk selanjutnya diatur besar pembakaran di
dalamnya agar sesuai dengan kebutuhan, dan besar bukaan valve kontrol uap air
pada turbine sesuai dengan besar tekanan pada pipa uap air.

201
4

14

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Gb 6 Sistem Kontrol turbine Follow

Sistem kontrol Turbine Follow memiliki respons yang lambat pada saat
terjadinya perubahan beban listrik. Namun sistem kontrol ini dibutuhkan oleh PLTU
pada saat terjadi masalah pada boiler, misalnya terjadi gangguan pada salah satu dari
dua force draft fan sehingga proses pembakaran harus turun ke 50% kemampuan
maksimal. Di saat inilah mode kontrol menggunakan Turbine Follow.

Penutup
A. Kesimpulan

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mempunyai Komponen-komponen


Utama PLTU
Struktur dasar dan komponen-komponen sebuah pusat listrik tenaga uap
201
4

15

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

(PLTU) dapat digolongkan menjadi dua fasilitas peralatan utama, yaitu :


1.Fasilitas teknik mesin
2.Fasilitas teknik listrik
Pada PLTU, Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
High Pressure (HP)
Low Pressure (LP)
Intermediate Pressure (IP)

Daftar Pustaka
1. pebripane89.blogspot.com/2012/12/makalah2. pltu.htmlml.scribd.com/doc/49431944/makalah-PLTU
3. ml.scribd.com/doc/.../Sistem-Boiler-Dan-Turbine-Pada-Pltu- Makalah

201
4

16

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

201
4

17

Dasar Sistem Kontrol


Pandu Sastra Negara

PusatBahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai