Anda di halaman 1dari 23

TUGAS

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

OLEH:

1. Bernadeta Barek (022200012)


2. Yohanes G. Serdis (022200017)
3. Karolus Karlos Kapo (022200019)
4. Maximylianus E. Dara (022200021)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA NIPA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Pengembangan Sumber Daya Air yang
berjudul “PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR UNTUK PLTA” ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi nilai tugas serta menamba
wawasan tentang Pengembangan Sumber Daya Air Sebagai Dasar Pengetahuan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Dan terima kasih untuk dosen pembimbing mata kuliah Pengenbangan Sumber Daya Air,
teman-teman serta keluarga yang sudah mendukung kami dalam menyelesaikan tugas makalah
ini.

Bagi kami sebagai penyusun mersa bahwa masi banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makah ini.

Maumere, 27 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Dan Manfaat

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air


2.2 Perbandingan Antara PLTA dan PLTU
2.3 Klasifikasi PLTA Berdasarkan Hidrolik
2.4 Perencanaan PLTA
2.5 Kapasitas Perencanaan PLTA

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan zaman sampai saat ini listrik merupakan kebutuhan hidup
yang harus terpenuhi dalam kehidupan sehari hari. Bahan bakar minyak sebagai sumber
utama energi dunia, saat ini mempunyai cadangan yang terbatas dengan tingkat konsumsi
yang terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga Indonesia harus
mengembangkan energi terbarukan non-fosil berasal dari alam, bisa dipakai terus
menerus karena jumlahnya tidak terbatas. Negara Indonesia sangat luas dan masih sangat
banyak daerah daerah pedalaman yang belum sama sekali terjangkau jaringan listrik.
Pengembangan sumber daya air merupakan salah satu alternatif untuk memenuhi
kebutuhan listrik di seluruh wilayah Indonesia, tanpa merusak dan mencemari
lingkungan, seperti pemakaian migas dan bahan bakar minyak. Wilayah Indonesia juga
mempunyai kondisi topografi dan iklim geografis yang berpotensi besar untuk
pemanfaatan dan pengembangan sumber daya air. Potensi pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya air salah satunya di daerah Tamboli Sulawesi Tenggara, yang
akan dikembangkan oleh pemerintah untuk pembangunan PLTA.
Air memiliki sumber potensi yang besar dalam mengatasi krisis energi saat ini.
Selain memiliki potensi yang besar, pemanfaatan air sebagai sumber penghasil energi
tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan seperti yang diakibatkan
dalam penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemanfaatan
energi air oleh banyak pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang akan dibahas pada
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang diketahu tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ?
B. Bagaiman perbandingan antara PLTA dan PLTU ?
C. Bagaimana klasifikasi PLTA berdasarkan hidrolik ?
D. Bagaiman perencanaan PLTA ?
E. Apa saja kapasitas perencanaan PLTA ?
1.3 Tujuan Dan Manfaat
A. Mengerti tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLT)
B. Dapat mengetahui dan memahami perbandingan antara PLTA dan PLTU
C. Mengetahui klasifikasi PLTA berdasarkan hidrolik
D. Mengetahui Bagaiman perencanaan PLTA
F. Mengetahui kapasitas perencanaan PLTA

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari
seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke
depan.
Meski begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah
bendungan, namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam
bentuk lain seperti tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga
air dibandingkan tenaga listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang
dibutuhkan, ramah lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.
A. Cara kerja PLTA
Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik.
Air menjadi sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu
air yang ada di bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin.
Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi
melalui generator menjadi energi listrik.
Setelah itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik
dan akan disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut penduduk. Selain itu,
air yang sudah melewati turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh
warga sebagai sumber kehidupan.
B. Komponen PLTA
Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa
menghasilkan energi listrik, antara lain:
a) Bendungan
Komponen ini berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena
turbin membutuhkan pasokan air yang cukup dan stabil. Tak hanya itu,
bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.
b) Pipa
Pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong
turbin. Adapun pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm.
Sementara itu, ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin.
c) Turbin
Fungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan
oleh air untuk memutar turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi
energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin,
cara kerja PLTA tidak akan efektif.
d) Generator
Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin
melalui gigi-gigi putar sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga
akan ikut berputar. Alat ini memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar
kumparan magnet di dalam generator, sehingga terjadi pergerakan elektron
yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.
e) Jalur Transmisi
Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke rumah-
rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya
di turunkan dengan transformatir step down.
2.2 Perbandingan PLTA dan PLTU
A. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
a) Pengertian PLTU
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat
sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis.  PLTU merupakan
mesin konversi energi yang merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi
energi listrik.Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan,
yaitu :
 energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas
dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
 energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik
PLTU pada umumnya mengunakan bahan bakar minyak dan batu bara. PLTU
yang menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya memiliki gas buang yang
relatif bersih dinbandingkan dengan PLTU yang mengunakan batu bara PLTU
batu bara lebih cocok dipakai pada wilayah yang memiliki kandungan batu bara
yang banyak seperti daerah sumatera.
b) Siklus Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-
ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut.
 Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran. Bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
 Kedua uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperature tertentu
diarahkan untuk memu langsung antara turbin sehingga menghasilkan daya
mekanik berupa putaran.
 Ketiga generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energy listrik sebagai hasil perputaran medan magnet dalam kumparan. Uap
bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi
uap kemudian digunakan lagi sebagai pengisi boiler.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh
kebocoran baik kebocoran yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk
mengantikan air yang hilang maka perlu adanya penambahana air kedalam siklus
criteria air penambah ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.
c) Keunggulan Dan Kelemahan PLTU
Keunggulan Kelemahan
a. a.  Dapat dioperasikan dengan   a. Sangat tergantung pada
menggunakan berbagai jenis bahan tersedianya pasokan bahan bakar 
bakar seperti padat,cair,gas.
b.   b. Dapat dibangun dengan kapasitas b. Tidak dapat dioperasikan (start)
yang bervariasi tanpa pasok listrik dari luar 
   c. Memerlukan tersedianya
A. Pembangkit Listrik Tenaga air pendingin yang sangat banyak
Air (PLTA) dan kontinu
    c. Dapat dioperasikan dengan berbagai
model pembebanan
d. Kontinuitas operasinya tinggi
e. Usia pakai (life time) reatif lama d. Investasi awalnya mahal

B. Hal yang dibutuhkan  PLTA untuk menghasilkan listrik 


Untuk menghasilkan listrik, PLTA harus memiliki beberapa komponen yang
berupa alat dan bahan untuk menciptakan listrik bagi masyarakat . Beberapa
komponen yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Hidro (PLTA) baik
komponen utama maupun bangunan penunjang antara lain:
a.) Alat :
 Dam/Bendungan Pengalih (intake). Dam pengalih berfungsi untuk
mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam
sebuah bak pengendap.
  Bak Pengendap (Settling Basin). Bak pengendap digunakan untuk
memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap
adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya
dari dampak pasir.
  Saluran Pembawa (Headrace). Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi
bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
  Pipa Pesat (Penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih
rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.
 Turbin. Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi aliran air menjadi energi
putaran mekanis.
 Pipa Hisap. Pipa hisap berfungsi untuk menghisap air, mengembalikan
tekanan aliran yang masih tinggi ke tekanan atmosfer.
 Generator. Generator berfungsi untuk menghasilkan listrik dari putaran
mekanis.
 Panel kontrol. Panel kontrol berfungsi untuk menstabilkan tegangan.
 Pengalih Beban (Ballast load). Pengalih beban berfungsi sebagai beban
sekunder (dummy) ketika beban konsumen mengalami penurunan. Kinerja
pengalih beban ini diatur oleh panel kontrol.
b.) Bahan
 Air , terutama air sungai  .
 Penggunaan beberapa komponen disesuaikan dengan tempat instalasi (kondisi
geografis, baik potensi aliran air serta ketinggian tempat) serta budaya
masyarakat. Sehingga terdapat kemungkinan terjadi perbedaan desain
mikrohidro serta komponen yang digunakan antara satu daerah dengan daerah
yang lain.
c) Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan PLTA
Kelebihan Kelemahan
 Dibandingkan dengan  Konsumen pengguna listrik dalam
pembangkit listrik jenis jumlah besar dan terlalu jauh dari pusat
yang lain, PLTH ini cukup Pembangkit membutuhkan sarana
murah karena menggunakan jaringan tower transmisi tegangan tinggi
energi alam. yang panjang juga memerlukan sarana
traffo peningkat tengangan yang banyak.
 Memiliki konstruksi yang  Dari sisi keamanan maupun keselamatan
sederhana dan dapat terhadap sanara dan  perlengkapan
dioperasikan di daerah tranmisi harus mendapat perhatian
terpencil dengan tenaga khusus.
terampil penduduk daerah
setempat dengan sedikit
latihan.
 Tidak menimbulkan  Bila kita mengalami musim kemarau
pencemaran. panjang PLTA yang mengunakan tenaga
 Dapat dipadukan dengan air dari danau alam dan danau buatan
program lainnya seperti maka cadanagan air akan sangat
irigasi dan perikanan berkurang dan berdampak pada
penurunan kuantitas produksi daya
listrik yang disalurkan ke konsuman.
Maka hal ini yang dirugikan adalah
konsuman baik rumah tangga maupun
 Dapat mendorong  pihak industri.
Sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air
masyarakat agar dapat (PLTA) yang menggunakan air terjun
menjaga kelestarian hutan tidak selalu berada dilokasi yang
sehingga ketersediaan air dikehendaki, selain debit airnya kecil
terjamin. juga berada jauh dari kota sehingga
membutuhkan biaya yang sangat besar.

2.3 Klasifikasi PLTA Berdasarkan Hidrolik


PLTA merupakan sumber tenaga yang terbarukan (renewable energy resources)
dan ramah lingkungan, sehingga sering juga disebut dengan energi hijau.
Komponen hidrolik pada suatu PLTA terdiri dari 7 yaitu:
 Aliran sungai (Debit), ialah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang
sungai tertentu per satuan waktu. Debit dipengaruhi oleh curah hujan, keadaan
geologi, flora, temperatur dan lain-lain.
 Bendungan (Dam), berfungsi untuk membendung air dan dinaikkan permukaannya
untuk mendapatkan perbedaan tinggi air yang diperlukan
 Waduk, digunakan untuk menampung air pada waktu musim hujan atau jam beban
kurang untuk persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau atau waktu beban
puncak
 Bangunan ambil air (Intake Gate), berfungsi sebagai mengambil air langusung dari
tempat penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air.
 Tangki pendatar (surge tank/surge chamber), digunakan untuk membendung saluran
dan mengatur jumlah air untuk menyerap pukulan air (water hammer), saat debit air
pada turbin berubah.
 Pipa pesat (penstock), digunakan untuk mengalirkan air dari waduk menuju ke rumah
siput (spiral case).
 Saluran bawah (Tail Race), ialah sebuah saluran yang dilalui oleh air yang ke luar
dari turbin air, terus ke sungai atau ke laut.
Pemanfaatan energi hidrokinetik sebagai energi alternatif terbarukan mengalami
perkembangan pesat seiring dengan peningkatan kebutuhan energi di dunia. Energi
hidrokinetik salah satunya bersumber dari energi arus air. Energi tersebut dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan turbin hidrokinetik. Prinsip
kerja Turbin hidrokinetik pada suatu pembangkit listrik arus air yaitu memanfaatkan dan
mengandalkan energi kinetik air sebagai sumber energinya dalam merubah energi
potensial dan energi kinetik arus air menjadi energi mekanik. Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Air memiliki komponen utama yaitu Turbin dan Generator. Turbin Darrieus
merupakan salah satu jenis Turbin hidrokinetik Vertical Axis yang sering digunakan
dalam Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air. Oleh karena hal tersebut akan dilakukan
pembuatan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Air yang meliputi desain prototipe,
pembuatan bejana fluida, serta pembuatan Turbin Darrieus menggunakan sudut dengan
tipe NACA 0018. 
Prinsip kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan potensi tenaga aliran air dengan
tinggi terjun (H) dan debit (Q) tertentu, menjadi tenaga penggerak. Tenaga aliran air
digunakan untuk memutar turbin air yang kemudian dihubungkan dengan generator
listrik. Dengan demikian, daya pembangkitan listrik tenaga air dihitung berdasarkan
formula di bawah ini.
Energy yang dimiliki oleh air, terdiri atas tekanan, kinetik dan potensial
1. Daya hidraulik tenaga air:
Pair = ρgQH

keterangan:
Pair = daya hidraulik (Watt)
ρ = kerapatan masa air = 1000 kg/m3
g = percepatan gravitasi = 9.81 m/s2
Q = debit (m3/s)
H = tinggi terjun efektif (m)
= beda tmahulu dan tmahilir (Hstatik) – (ΔH)
(ΔH) = kehilangan tinggi (head loss)
Daya turbin yang dihasilkan :
PT = ηt.Pair
Keterangan :
PT = daya turbin [Watt]
ηt = efisiensi turbin
Daya listrik yang dihasilkan :
PE = ηPair
Keterangan :
PE = daya listrik [Watt]
η = efisiensi gabungan turbin dan generator
= ηT ηG
ηT = efisiensi turbin
ηG = efisiensi generator
2. Energi Potensial
Air merupakan energi potensial didasarkan pada ketinggian atau perbedaan
kedudukan dari tinggi jatuh. Berdasarkan ini maka tinggi jatuh dapat menjadi berbeda
sehingga dibutuhkan suatu turbin yang bervariasi dengan ketinggian yang berbeda
untuk mengubah energi potensial air menjadi energi gerak.
Energi potensial yang ada pada bendungan adalah
𝐸=𝑚×h×𝑔
Keterangan:
m = massa air (kg)
h = ketinggian terjunan (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2 )
Sehingga daya yang dibangkitkan adalah
𝑃=𝜌×𝑄×𝑔×h
Keterangan:
P = daya (Watt)
Q = kapasitas aliran (m3 /s)
ρ = densitas air (kg/m3 )
3. Energi Kinetik
Energi pada air ini tidak hanya berdasarkan memanfaatkan jatuhnya air
(hydropower) tetapi juga dapat diperoleh dari aliran datar pada pipa pesat. Energi
yang terkandung pada pipa ini berdasarkan pada energi kinetiknya.
𝐸 = 1/2 × 𝑚 × v2
Keterangan:
v = kecepatan aliran air (m/s)
m = massa air (kg)
Sehingga daya yang dihasilkan adalah
𝑃 = 1/ 2 × 𝜌 × 𝑄 × v2
Dengan perumusan bahwa Q adalah A x v maka:
𝑃 = 1/2 × 𝜌 × 𝐴 × v3
Keterangan:
A = luas penampang aliran air (m2 )
Daya hidraulik akibat debit dan tinggi terjun akan memutar turbin air. Dengan
demikian pemilihan jenis turbin air menjadi hal yang menarik.
2.4 Perencanaan PLTA
Perencanaan mula -mula dilakukan analisis debit andalan yang bertujuan untuk
menentukan setiap dimensi bangunan hingga daya dan energi dari PLTA. Lubuk
Ambacang. Bangunan yang direncanakan meliputi bangunan pengambilan, pipa pesat,
rumah pembangkit, dan tailrace, serta komponen peralatan elektrik. Nantinya, Setelah
direncanakan seluruh komponen PLTA, maka akan diketahui besarnya daya (MW) yang
dihasilkan serta produksi energi tahunan (MWh). Sebagai penentu kelayakan proyek,
Analisa Ekonomi menjadi pilihan untuk mengetahui layak tidaknya perencanaan
pembangunan PLTA.
A. Saluran Penghantar
Saluran Penghantar berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke kolam
penenang sehingga dalam perencanaan saluran diperlukan kriteria yang mencakup :
 Dapat berfungsi secara efisien
 Mempunyai nilai ekonomis tinggi
 Aman terhadap tinjauan teknis
 Mudah pengerjaan dan pemeliharaannya
 Mempunyai keawetan dan keandalan struktur bangunan yang memadahi
 Mempunyai kehilangan tinggi yang kecil
a) Perencanaan Hidrolis Saluran :
Untuk memperoleh penampang saluran yang optimal, dimensi saluran
dihitung menggunakan rumus untuk perhitungan aliran seragam (uniform flow)
pada saluran terbuka, yaitu :
1) Q = V*A
1
V = ∗R 2/3∗I 1/2
2) n
3) A = B*h
4) P = B + 2h
5) R = P A
Dimana :
Q = Debit yang akan dialirkan (m3 /detik)
V = Kecepatan pengaliran (m/detik)
A = Luas penampang aliran (m2 )
R = Jari-jari hidrolis saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
n = Koefisien kekasaran dinding saluran
I = Kemiringan dasar saluran
b = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi air (m)
w = Tinggi jagaan
Tabel koefisien kekasaran dinding saluran
No Bahan Koefisien manning (n)
1 Tanah 0,025
Jari-jari 2 Pasangan batu 0,020
minimum 3 Pasangan beton 0,015
tikungan
saluran adalah :
1) Saluran pasangan batu Q < 10 m3 /detik maka r ≥ 3h 2-11 Q > 10 m3 /detik
maka r ≥ 7h
2) Saluran tanah, r ≥ 8h
b) Kecepatan maksimum dan minimum :
Kecepatan aliran pada saluran penghantar harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak boleh terjadi penggerusan akibat kecepatan tinggi dan tidak
boleh terjadi sedimentasi akibat kecepatan rendah. Kecepatan minimum yang
diijinkan tergantung diameter material sedimen, hal ini dimaksudkan untuk
mencegah pengendapan sedimen layang di dasar saluran. Kecepatan aliran yang
diijinkan dalam saluran:
1) Kecepatan maksimum : 3,0 m/detik pakai lining/pasangan
1,6 m/detik tanpa lining/pasangan
2) Kecepatan minimum : 0,3 m/detik pakai lining/pasangan
0,6 m/detik tanpa lining/pasangan
B. Kolam penenang
Perencanaan Kolam Penenang pada prinsipnya sifat aliran adalah aliran seragam
dengan syarat tidak terjadi turbulensi. Maka hubungan antara intake dengan Low
Water Level (LWL) harus memenuhi kriteria berikut :

Dimana :
h = Tinggi air di inlet (m)
D = Diameter dalam penstock (m)
C. Pipa pesat (Penstock)
Pipa pesat adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan air dari tanki atas (head
tank) atau langsung dari bangunan pengambilan sampai ke turbin. Pipa pesat
ditempatkan di atas atau di bawah permukaan tanah sesuai dengan keadaan geografis
dan geologi dimana pipa tersebut ditempatkan.
a) Diameter penstock :
Perhitungan awal diameter minimum penstock dapat diestimasi dengan
persamaan:
0,5
D=0, 72∗Q
Dimana : Q = Debit rencana (m3 /detik)
b) Tebal pelat

tp= ( )
p∗D
σ∗η

Dimana :
tp = Tebal plat (mm)
H = Tinggi terjun desain (m)
P = Tekanan air dalam pipa pesat (kg/cm2 )
= 0,1*Hdyn
Hdyn = 1,2*H (m)
σ = Tegangan ijin plat (kg/cm2 )
η = Efisiensi sambungan las (0,9 untuk pengelasan dengan inspeksi
x-ray dan 0,8 untuk pengelasan biasa )
ε = Korosi plat yang diijinkan (1-3 mm)
Hasil perhitungan awal tersebut akan dikoreksi dengan memperhatikan faktor
keamanan terhadap water hammer.
c) Tekanan maksimum akibat water hammer :
Tekanan balik akibat tertahannya aliran air oleh penutupan katup akan
berinteraksi dengan tekanan air yang menuju inlet valve sehingga terjadi tekanan
tinggi yang dapat merusak penstock.
Konstanta Allievi

P= ( )
α∗V
2 g∗h
<1

( )
Q
V=
1 2
πD
4
Dimana :
α = Kecepatan rambat gelombang tekanan (m/det)
H = Tekanan hidrostatis (m)
V = Kecepatan rata-rata dalam aliran (m/det)
Rumus pendekatan :
1000
α=
D
50+k
tP
dengan harga k = 0,5 untuk baja
k = 1 untuk besi tuang
d) Penentuan jenis pipa :
 Pipa tipis apabila P*D < 10.000 kg/cm
Maka pipa tidak perlu memakai sabuk / beugel
 Pipa tebal apabila P*D > 10.000 kg/cm
Maka pipa perlu memakai sabuk / beugel 2-14
e) Tekanan lingkar akibat Tekanan Hidrostatik
P∗R
α= (kg /cm2 )
(t P −ε )η
Dimana :
P = Tekanan air dalam pipa pesat (kg/cm2 )
= 0,1*Hdyn = 0,1*(1,2H)
H = Tinggi terjun desain (m)
= 95%*Gross head
R = Luas basah
= 0,5 (D + ε )
D = Diameter dalam pipa (m)
tp = Tebal plat (mm)
ε = Korosi plat yang diijinkan (1-3 mm)
η = Efisiensi sambungan las = 0,85
f) Tumpuan Penstock :
Tumpuan penstock berfungsi untuk mengikat dan menahan penstock.
Jarak antar tumpuan (L) ditentukan oleh besarnya defleksi maksimum penstock
yang diijinkan.

Dimana :
D = Diameter dalam penstock (m)
P = Berat satuan dalam keadaan penuh berisi air (kg/m)
P = Wpipa + Wair
Wpipa = πD*t * ρbaja
Wair = 0,25πD2 * ρair
D. Saluran Pembuang (Tailrace)
Akibat pengaruh kecepatan aliran pada draftube yang bersifat sub kritis, maka sisa
energi masih harus diredam dengan memberikan peredaman pada bagian hilir,
sehingga kecepatan pada saluran irigasi kembali normal. Saluran Pembuang ini
dimensinya harus sama atau lebih besar dari Saluran Pemasukan. rumus yang
digunakan dalam mendimensi saluran pembuang sama dengan yang dipakai pada
Saluran Pemasukan, yaitu :
Q = V*A
1
V = ∗R 2/3∗I 1/2
n
A
R=
P
Dimana :
Q = Debit yang akan dialirkan (m3 /detik)
V = Kecepatan pengaliran (m/detik)
A = Luas penampang aliran (m2 )
R = Jari-jari hidrolis saluran (m)
P = Keliling basah saluran (m)
n = Koefisien kekasaran dinding saluran
I = Kemiringan dasar saluran
B = Lebar dasar saluran (m)
h = Tinggi air (m)
E. Kehilangan Energi (Losses)
Perhitungan kehilangan energi pada saluran hingga intake tunnel merupakan salah
satu tahapan yang diperlukan dalam penentuan tinggi jatuh bersih (Hnetto) maupun
perhitungan daya yang dapat dibangkitkan. Perhitungan kehilangan energi dibedakan
dalam dua bagian antara lain :
a) Kehilangan Energi pada Saluran Terbuka :
1) Pada Bangunan Pengambilan
2
V
h e =1,3∗
2g
2) Pada saluran penghantar
2
V
he =
2g
b) Kehilangan Energi pada Saluran Tertutup (Penstock) :
Terjadi dua macam kehilangan energi pada saluran tertutup (penstock),
yaitu major losses dan minor losses. Major losses adalah kehilangan energi yang
timbul akibat gesekan dengan dinding pipa. Sedangkan minor losses diakibatkan
oleh tumbukan dan turbulensi, misal tejadi pada saat melewati kisi-kisi
(trashrack), perubahan penampang, belokan dan lain-lain.
1) Trashrack Menurut O. Kirschmer :

2) Inlet penstock
2
V
he =k∗
2g
Dimana :
K = 0,5 untuk bentuk persegi / tegak
k = 0,05 untuk bentuk yang dibulatkan
3) Gesekan Dinding Penstock
2
V
he =f ∗L∗ ∗D
2g
Dimana :
F = koefisien gesekan dinding pipa (nilai f didapat dari diagram Moody)
D = diameter pipa
V = kecepatan aliran dalam pipa
4) Belokan
2
V
he =kb∗
2g
Dimana :
Kb = koefisien kehilangan tenaga karena belokan
V = kecepatan aliran dalam pipa
5) Reducer
6) Outlet penstock
V 21
he =1,0∗
2g
F. Perhitungan tinggi terjun (Head)
Tinggi terjun yang dimaksud terdiri dari :
a) Terjun Bruto = Hbruto = Hkotor
Adalah selisih tinggi muka air di kolam (reservoir atas) dengan muka air
pembuangan pada saat turbin tidak berputar.
b) Terjun Netto = Hnetto = Hbersih
Dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Turbin reaksi :
Adalah selisih antara tenaga total (tenaga potensial dan tenaga kinetis) yang
terkandung dalam air tiap satuan berat sebelum masuk dan keluar turbin.
2. Terjun Impuls :
Adalah tinggi tekanan dan tinggi kecepatan pada link ujung curat dikurangi
tinggi titik terendah pada pusat berat mangkok-mangkok dari turbin yang
merupakan titik akhir dan ini lazimnya merupakan pusat ujung curat.
c) Terjun Rencana (Design Head)
Adalah terjun bersih untuk turbin yang telah direncanakan oleh pabrik pada
efisiensi yang baik.
G. Turbin
a) Daya Turbin
Besarnya daya poros/output turbin :
P = 9,81*Q*H*ηt
Dimana :
P = Paya poros/output turbin (MW)
Q = Debit air (m3 /detik)
H = Efektif Head (m)
ηt = Efesiansi turbin
b) Pemilihan Jenis Turbin
Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan
mempertimbangkan parameter – parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin yaitu :
1. Tinggi jatuh air efektif (net head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk
operasi turbin
2. Daya (Power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia
3. Kecepatan putaran turbin
Ketiga faktor diatas dinyatakan sebagai kecepatan spesifik turbin (Ns), dari
kecepatan spesifik dapat diketahui jenis turbin :
1. Ns = 9 s/d 25 untuk turbin Pelton dengan satu pancaran
2. Ns = 25 s/d 60 untuk turbin Pelton dengan lebih dari satu pancaran
3. Ns = 40 s/d 400 untuk turbin Francis
4. Ns = 260 s/d 860 untuk turbin Kaplan
5. Ns = 340 s/d 860 untuk turbin Propeller

c) Kecepatan Turbin
Ns = 2283/H0,486;
N = Ns*H1,25/P0,5
Dimana :
Ns = Kecepatan spesifik
N = Kecepatan putaran turbin (rpm)
P = Daya poros/output turbin (MW)
H = Head efektif (m)
d) Dimensi Turbin
Pendekatan awal penentuan dimensi turbin dapat menggunakan metode
persamaan yang diberikan oleh F. de Siervo dan F. De Leva sebagai berikut :
D = c*Q0,5
Dimana :
D = Dimensi minimum runner turbin (m)
c = koefisien runner
Q = Debit air (m3 /detik)
e) Kavitasi dan Bilangan Thoma :
Kavitasi adalah gejala pembentukan gelembung uap air yang bergerak ke
permukaan. Pecahnya gelembung uap air di permukaan akan menimbulkan
tekanan serta noise. Hal tersebut dapat menyebabkan pitting pada material
(penstock dan turbin). Dalam jangka panjang, pitting akan menyebabkan retakan
(crack) pada material.
Parameter penting dalam perencanaan faktor kavitasi adalah bilangan
Thoma, σT yang diberikan oleh persamaan :
Ha−Hvp−Hs
σT =
H
Dimana :
Ha = Tekanan atmosfir = 10,33 Kg/m2
Hvp = Tekanan uap air maksimum
Hs = Head Suction atau jarak elevasi MA tailrace dan lokasi kritis
H = Head efektif pada sistem

Gejala kavitasi dapat dicegah dengan menempatkan turbin pada ketinggian


Hs maximum :
Hs ≤ Ha - Hvp - σT H
Faktor kavitasi bilangan Thoma ini juga dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan yang berkorelasi dengan Kecepatan spesifik Ns yaitu :
Ns 1,5
σT =
20 .000
2.5 Kapasitas Perencanaan PLTA
A. Faktor Kapasitas (Capacity Factor)
Faktor kapasitas digunakan untuk menghitung faktor kapasitas suatu pembangkit
dalam memproduksi listrik dalam periode 1 tahun. Kapasitas faktor untuk PLTA ialah
sebesar 45% . Rumus faktor kapasitas adalah :

ƩkWh produksi bruto per tahun


× 100 %
ƩkW kapasitas terpasang × 8760 jam
Pada tahap awal perencanaan adalah menentukan debit andalan dan tinggi jatuh
air. Penentuan debit andalan diperoleh dengan cara mengumpulkan data pencatatan debit
dalam 10 tahun terakhir dan mengolah data tersebut dengan menggunakan metode Flow
Duration Curve (FDC) untuk menentukan probabilitas debit yang optimal. Selanjutnya
melakukan pengukuran untuk memperoleh tinggi jatuh air yang paling besar. Bagian
terpenting dalam perencaan adalah mengetahui seberapa besar daya listrik yang bisa
dibangkitkan. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan debit andalan untuk
pembangkitan sebesar 45,231 m3/detik dengan probabilitas 70%. Tinggi jatuh air
ditetapkan sebesar 4,505 meter berdasarkan perhitungan elevasi di lapangan. Dengan
tinggi jatuh kurang dari 20 meter maka pemilihan turbin yang memenuhi hanya ada 2
yaitu turbin kaplan dan propeller. Pada penilitian ini dipilih turbin kaplan dikarenakan
baling-baling yang dapat disesuaikan dengan diameter runner antara 2 sampai 11 meter
sehingga mampu melayani debit air yang tinggi. Spesifikasi turbin Kaplan direncanakan
dengan efisiensi sebesar 0,925 berdasarkan grafik hubungan perbandingan debit aktual
dan debit desain dengan efisiensi turbin. Sedangkan untuk efisiensi generator sinkron
direncanakan sebesar 0,97 sehingga memperoleh daya atau kapasitas listrik sebesar
1753,7289 kilowatt.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia yang dalam kehidupannya tak terlepas dari energi termasuk energi listrik
mengakibatkan kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring bertambahnya
populasi manusia. Namun persediaan listrik khususnya di Indonesia semakin menipis.
Disisi lain Indonesia memiliki potensi sumber daya air sangatlah melimpah.
Memanfaatkan air sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dapat di wujudkan
demi mendapat pasokan tenaga listrik untuk daerah-daerah yang sulit untuk
mendapatkannya. PLTA ini juga sebagai bentuk peranan dari pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan listrik yang ada. PLTA dipilih sebagai salah satu energi alternatif
kerena memiliki beberapa kelebihan di banding dengan pembangkit listrik lainnya,
seperti ramah terhadap lingkungan, lebih awet, serta biaya operasionalnya lebih kecil.
Selain itu mekanik untuk PLTA juga lebih mudah. Pada penenlitian ini, akan dilakukan
perencanaan dan analisis terkait perencanaan pembangkit listrik tenaga air pada
Bendungan Lubuk Ambacang, Kecamatan Hulu Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik.
Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari
seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke
depan.
Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik.
Air menjadi sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air
yang ada di bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran
turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator
menjadi energi listrik.
Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa
menghasilkan energi listrik, antara lain: Bendungan, Pipa,Turbin, Generator dan Jalur
Transmisi

3.2 Saran
Karena manusia yang dalam kehidupannya tak terlepas dari energi termasuk
energi listrik mengakibatkan kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring
bertambahnya populasi manusia. Namun persediaan listrik khususnya di Indonesia
semakin menipis. Disisi lain Indonesia memiliki potensi sumber daya air sangatlah
melimpah. Sehingga sebagai penerus generasi muda perlu belajar tentang pemanfaatan
sumber daya air sebagai PLTA agar kedepannya bisa membangun sumber listrik dari air
atau biasa disebut PLTA.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_air

https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-cara-kerja-plta-beserta-fungsinya-untuk-
kehidupan-sehari-hari-kln.html

http://eprints.ums.ac.id/71667/3/bab-1.pdf

http://scholar.unand.ac.id/34082/2/BAB%20I%20bayu.pdf

http://arifidya.blogspot.com/2015/11/perbandingan-pltu-dan-plta.html

file:///C:/Users/asus/Downloads/510-1437-1-SM%20(2).pdf

https://repository.its.ac.id/48661/1/2114030087-Non_Degree.pdf

https://mill.onesearch.id/Record/IOS4666.9206/TOC

file:///C:/Users/asus/Downloads/21024-Article%20Text-27819-1-10-
20180908%20(2).pdf

http://eprints.undip.ac.id/34513/5/1501_chapter_II.pdf

Anda mungkin juga menyukai