Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

KELOMPOK I :

SANTI SASMITHA

OKTARIN

NADIA TIKA AULIA

NIKO NATA ANGGARA

NAUFAL FACHNI

KURNIA

APRILLIA MARIA MARITO SIHOMBING

M. DIMAS FIRDAUS

GURU PEMBIMBING : DRA.ROSLINDAWATI HUTAURUK

SMA NEGERI 10 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberi rahmat serta karunia
–Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktu-Nya yang berjudul :“Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air” Makalah ini
berisikan tentang informasi pengertian dari pembangkit listrik tenaga air ,saya harap Makalah
ini dapat memberi informasi kepada kita semua tentang “PLTA” dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari khususnya untuk kami dan umumnya untuk para
pembaca Makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
,oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir Kata ,kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai
akhir,semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Aamiiiinnn……..

Penyusun

2
DAFTAR ISI

 Halaman Judul...........................................................................................................................1
 Kata Pengantar...........................................................................................................................2
 Daftar Isi....................................................................................................................................3
 Bab I : Pendahuluan.................................................................................................................4-5
 Bab II : Isi.............................................................................................................................6-18
 Bab III : Cara Kerja PLTA Cirata.......................................................................................19-20
 Bab IV : Kesimpulan Dan Saran...............................................................................................21
 Daftar Pustaka..........................................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan
aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa
disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air
yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga
akhirnya energi listrik tersebut sampai ke konsumen.
Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan sumber listrik bagi masyarakat yang
memberikan banyak keuntungan terutama bagi masyarakat pedalaman di seluruh Indonesia.
Disaat sumber energi lain mulai menipis dan memberikan dampak negatif, maka air menjadi
sumber yang sangat penting karena dapat dijadikan sumber energi pembangkit listrik yang
murah dan tidak menimbulkan polusi. Selain itu, Indonesia kaya akan sumber daya air
sehingga sangat berpotensial untuk memproduksi energi listrik yang bersumber daya air.
Saat ini permintaan akan kebutuhan listrik semakin bertambah, hal ini disebabkan oleh :
1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi.
2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri.
3) Pembangunan sarana pemerintahan yang semakin meningkat.
Pembangkit tenaga listrik dengan tenaga air diklasifikasikan atas 4 golongan berdasarkan
kriteria besarnya kapasitas energi yang dapat dibangkitkan. Pembangkit listrik tenaga air
dengan kapasitas hingga 99kW diklasifikasikan sebagai Mikro Hidro, yang berkapasitas
antara 100kW–999kW diklasifikasikan sebagai PLTA kapasitas rendah, yang berkapasitas
antara 1000kW–9999kW diklasifikasikan sebagai PLTA kapasitas sedang, dan yang
berkapasitas lebih dari 10.000kW merupakan PLTA kapasitas tinggi. Skala pengembangan
masing-masing jenis klasifikasi pembangkitan energi tenaga air didasarkan kepada
kepentingan-kepentingan pengembangan wilayah, strategi pembangunan, dan potensi tenaga
air yang dimiliki.
Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di
berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik
di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik.

4
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di
dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan
lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan
bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar
minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe
generator lain adalah :
1) Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.
2) Ramah Lingkungan.
3) Tidak memerlukan bahan bakar.
4) Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5) Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1) Apa yang dimaksud dengan PLTA?
3) Bagaimana prinsip kerja PLTA?
4) Siapa sasaran dari pembangunan PLTA?
5) Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?
6) Apakah dampak dari pembangunan PLTA?

1.3. Tujuan Pembahasan


Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1) Siswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2) Siswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
3) Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam pembangunan PLTA
dan dampak bagi masyarakat sekitar.

5
BAB II
ISI

2.1. Landasan Teori


Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa keuntungan
yang tidak dapat dipisahkan Bahan bakar untuk PLTU adakah batubara. Berdasarkan
pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakr untuk PLTA adalah air.
Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenag air menamakannya sebagi batubara
putih. Tetapi keunggulan untuk bahan bakar PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai
ataupun berubah menjadi yang lain.

PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA meruapkan suatu sumber
energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan
untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah.

Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-turbin pada
PLTA bisadioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti. Peralatan PLTA
yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama 50
tahun. PLTA bisa diamanfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalkan pada sistem
kelistrikan terpadu.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).

PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang
masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam
waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan
untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang
didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik,
sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan

6
efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat
beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.

Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang.

Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

1) Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.

2) Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah tersebut.

3) Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau jaringan
transmisi.

Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul susu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan


perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

7
Trafo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak
terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit
listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah
itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.

8
1. Waduk berfungsi untuk menahan air.
2. Main gate yaitu katup pembuka
3. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi
jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi.
4. Pipa pesat (penstock) ,berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke
cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10
cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada
cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa
udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa
udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure)
apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat
pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara
dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan. ½ inch.
5. Katup utama (Main Inlet Valve), berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi
energi kinetic
6. Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai
air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin
(spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman,
poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air turbin
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi
9
bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan
air yang menghantam sudu.
7. Generator, Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan
stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka
rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap
kali sebuah kutub melewati "coil" yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang
kemudian menjadi listrik
8. Draftube atau disebut pipa lepas, air yang mengalir berasla dari turbin
9. Tailrace atau disebut pipa pembuangan
10. Transformator adalah trafo untuk mengubah tegangan AC ke tegangan yang lebih
tinggi.
11. Switchyard (controler)
12. Kabel transmisi
13. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-
rumah dan pusat industri.
14. Spillway adalah sebuah lubang besar di dam (bendungan) yang sebenarnya adalah
sebuah metode untuk mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari bendungan
atau tanggul ke daerah hilir.
Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

1) Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan
langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

2) Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower
reservoir sebelum dibuang disungai.

Parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan oleh :

1) Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim


penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang
tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan

10
melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang
harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi
keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan
waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan
keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam, dilakukan
pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan masuk maupun
yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang
tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.

2) Konstruksi Saluran Air ke Turbin

Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan ke
turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang dialirkan
beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut. Semakin lebar
diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan,
semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan
dan peletakan saluran air tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.

Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan
oleh:

1) Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim


penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang
tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan
melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.

Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam
melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam,
dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras
pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun
yang berada dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang
mempengaruhi keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.

Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam
waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun pengukuran,

11
ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke pusat kontrol operasi PLTA
untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol tersebut.

Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan
antara lain:

a Aliran permukaan ( surface flow)

Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama turunnya
hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama waktu turunnya hujan,
semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai. Tinggi permukaan dipengaruhi
aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar, semakin
tinggi muka air yang terjadi, sehingga semakin besar volume air yang mengalir ke dalam
waduk / dam.

b Aliran dasar ( Base flow)

c Tinggi muka air

d Kehilangan air karena keadaan lingkungan

Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara lain:

· Suhu udara

Semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.

· Kelembaban

Semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar kehilangan air.

· Kecepatan angin

Semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar kehilangan air.

· Penyinaran Matahari

Semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari, semakin besar kehilangan air.

e Keadaan DAS

Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :

12
· Vagitasi

Semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon) dalam DAS, semakin besar aliran dasar
sungai.

· Penduduk

Semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam DAS, semakin besar kehilangan air

· Industri

Semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS, semakin besar kehilangan air

2) Konstruksi Saluran Air ke Turbin

Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan ke
turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang dialirkan
beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut. Semakin lebar
diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan,
semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan
dan peletakan saluran air tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.

Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:

1) Berdasarkan tujuan

Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi,
kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik.

2) Berdasarkan keadaan hidraulik

Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip
dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan
prinsip ini. Yaitu:

a Pembangkit listrik tenaga air konvensional.

Pembangkit yang menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran
air dan sungai.

13
b Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan.

Pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn


mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik
yang tidak begitu berat.

c Pembangkit listrik tenaga air pasang surut.

Gerak naik dan turun air laut menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas.
Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang
dan pada waktu air surut.

Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke dalam
kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu
surut melalui turbin-turbin.

d Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan.

Dengan mengalihkan sebuah sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah
penurunan topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian
tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik.

3) Berdasarkan Sistem Pengoperasian

Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan


permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang
mempunyai banyak unit.

4) Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.

Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan


ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam
penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal.

5) Berdasarkan Lokasi dan Topografi

Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di


pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa
tanggul.

14
6) Berdasarkan Kapasitas PLTA

Menurut Mesonyi:

a Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW

b Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW

c Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW

d Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW

7) Berdasarkan ketinggian tekanan air

a PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m

b PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m – 70 m

c PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m – 250 m

d PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m

8) Berdasarkan bangunan/konstruksi utama

Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:

a Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahan lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi pembangkit listrik.
Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk
penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur jalannya air dari
kolam penyimpanan itu.

b Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka bendungan itu
merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam penampung cadangan air, dan
konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.

c Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang dialirkan melalui
sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan.
Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn suatu pengalihan aliran
air.

15
Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui
sebuah sitem terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain
melalui lokasi bangunan ini.

Macam – macam turbin air

1) Turbin Kaplan.

Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah 20 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air turbin

dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai baling-

baling dari kipas angin.

16
2) Turbin Francis.

Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk tinggi
terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin
Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.

3) Turbin Pelton.

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300 meter.
Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin
dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin impuls.

Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur
banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat
diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air
dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila
terjadi gangguan listrik yang menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah turbin
berputar terlalu cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup
pengatur air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan
menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water

17
hammer(palu air). Water hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke
arah atas (hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge tank).

Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per
menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan satu daya kuda pada
tinggi terjun H = I meter.

Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam, panjangnya dapat
mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannya naik turun, maka di
bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup untuk membuang endapan pasir atau
lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian
lengkungan yang tinggi juga harus ada katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara
yang terperangkap dalam lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut di
atas harus dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara
yang terperangkap.

18
BAB III
CARA KERJA PLTA CIRATA

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia
Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas
8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan
produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh) pertahun.

Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-
masing operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan
daya tefrpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126
MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan
II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian
dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi
Jawa-Madura-Bali (Jamali).

Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah turbin
dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun tinggi air
jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 m3 perdetik.

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah
tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak sekitar
2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house. PLTA tersebut
merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik
Negara (PLN persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui
saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh
dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).
19
Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan
beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load Frequency Control),
dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start
upoperasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.

PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA ini,
dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan
yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan
potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang
lebih 60 km sebelah barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan
Purwakarta. (ferial)

20
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik
yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di


Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah
dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang
1.008 Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga
Watthour (GWh) pertahun

PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai
di bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control
switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari mesin-mesin pembangkit
yang terletak di power house. PLTA tersebut merupakan pembangkit yang
dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN
persero) yaitu PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui
saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke sistem Jawa Bali yang
diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).

 Saran
1. Sebaiknya masyarakat di Indonesia dapat memanfaatkan energi air sehingga
dapat menjadi sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik masa depan .
2. Seharusnya Pemerintah di Indonesia lebih memfasitilitasi penyediaan alat-alat
yang digunakan dalam pembuatan PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air
dan seharusnya pemerintah memberikan pembelajaran – pembelajaran kepada
masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan alam sekitar seperti air
yang dapat digunakan sebagai salah satu energi akternatif pembangit listrik.
3. Seharusnya kita juga harus lebih menghemat dalam pemakaian listrik.

21
Daftar Pustaka

http://rakhman.net/2013/04/prinsip-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-air.html
PLTA Cirata:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_Listrik_Tenaga_Air_Cirata

22
23

Anda mungkin juga menyukai