Anda di halaman 1dari 17

KONVERSI ENERGI AIR

OLEH :

ASNITA

PEMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 1 JULI


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmatnya yang telah
di berikan kepada kita bersama,sehingga makalah ini dapat kita selesaikan dengan isi
yang akan kami tentukan.Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan semangat baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca.bahkan kami berharap lebih jauh agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami.untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kemampuan makalah ini.

Bireuen, 05 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

BAB II PERMASALAHAN
2.1. Rumusan Masalah............................................................................ 2
2.2. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB III PERMASALAHAN


3.1. Potensi Air sebagai Sumber Energi.................................................. 3
3.2. Pembangkit Listrik Energy Air (PLTA).......................................... 4
3.3. Jenis-Jenis PLTA............................................................................. 4
3.4. Dasar Konversi Energy Air.............................................................. 6
3.5. Komponen-Komponen PLTA.......................................................... 7
3.6. Bagian-Bagian PLTA....................................................................... 9
3.7. Prinsip Kerja PLTA.......................................................................... 10
3.8. Keunggulan dan Kelemahan PLTA................................................. 11

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ..................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Total pembangkit kelistrikan yang dimiliki Indonesia saat ini adalah sebesar
25.218 MW, yang terdiri atas 21.769 MW milik PLN dan 3.450 MW milik
swasta. Indonesia mempunya potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
sebesar 70.000 Mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen
atau 3.529 MW atau 14,2 persen dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.
Kondisi tersebut sampai dengan saat ini masih menyisakan banyak persoalan.
Persoalan-Persoalan tersebut adalah :
Pertama, rendahnya pertumbuhan penyediaan tenaga listrik yang rata-rata
hanya 6%-9% per tahun, sehingga sangat kurang untuk dapat memenuhi
permintaan akan energi listrik nasional.
Kedua, tingkat ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai
bahan pembangkit tenaga listrik.
Tahun 2005 pemakaian BBM melonjak kembali menjadi 37,4%. Dan pada
2006 porsi penggunaan BBM saja meleset dari target 22% menjadi 32%.
Ketiga, masih tingginya subsidi listrik, pada 2006 pengeluaran pemerintah
untuk subsidi dan terus meningkatnya mencapai Rp. 32,2 triliun.
Keempat, masih relatif tingginya tingkat susut jaringan (losses) PLN pada
2006 susut jaringan di PLN mencapai 11,4%, meleset dari target yang ditetapkan
(10,2%).

1
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Rumusan Masalah


1. Apa potensi air sebagai sumber energi?
2. Apa itu pembangkit listrik energy air (PLTA)?
3. Apa saja jenis-jenis PLTA?
4. Bagaimana dasar konversi energy air?
5. Apa saja komponen-komponen PLTA?
6. Apa saja bagian-bagian PLTA?
7. Bagaimana prinsip kerja PLTA?
8. Apa saja keunggulan dan kelemahan PLTA?

2.2. Tujuan
1. Mengetahui potensi air sebagai sumber energi.
2. Mengetahui pembangkit listrik energy air (PLTA).
3. Mengetahui jenis-jenis PLTA.
4. Mengetahui dasar konversi energy air.
5. Mengetahui komponen-komponen PLTA.
6. Mengetahui bagian-bagian PLTA.
7. Mengetahui prinsip kerja PLTA.
8. Mengetahui keunggulan dan kelemahan PLTA.

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Potensi Air sebagai Sumber Energi


Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai
penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun
mikrohidro. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar
75684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik
dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah sekitar 800.
Banyaknya sungai dan danau air tawar yang ada di Indonesia
merupakan modal awal untuk pengembangan energi air ini. Namun
eksploitasi terhadap sumber energi yang satu ini juga harus memperhatikan
ekosistem lingkungan yang sudah ada. Potensi tenaga air dan pemanfaatannya
pada umumnya :
1. Sumber tenaga air secara teratur dibangkitkan kembali karena pemanasan
lautan oleh penyinaran matahari, sehingga merupakan suatu sumber yang
secara siklis diperbarui. Gambar 3.1 memperlihatkan siklus hidrologik air.
Oleh karena itu, tenaga air disebut sebagai suatu sumber daya energi
terbarukan.
2. Potensi secara keseluruhan tenaga air relatif kecil bila dibandingkan
dengan jumlah sumber bahan bakar fosil, sekalipun misalnya seluruh
potensi tenaga air ini dapat dikembangkan sepenuhnya.
3. Penggunaan tenaga air pada umumnya merupakan pemanfaatan
multiguna, karena biasanya dikaitkan dengan irigasi, pengendalian banjir,
perikanan, rekreasi dan navigasi. Bahkan sering terjadi bahwa
pembangkitan tenaga listrik hanya merupakan manfaat sampingan, dengan
misalnya irigasi, atau pengendalian banjir, sebagai penggunaan utama.
4. Pembangkitan listrik dari tenaga air dilakukan tanpa ada perubahan suhu.
Tidak ada peningkatan suhu karena misalnya adanya suatu proses

3
pembakaran bahan bakar. Karenanya, mesin-mesin hidro mempunyai
masa manfaat yang biasanya lebih lama dari mesin-mesin termis.

3.2. Pembangkit Listrik Energi Air


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah suatu pembangkitan
energi listrik dengan mengubah energi potensial air menjadi energi mekanik
oleh turbin dan diubah lagi menjadi energi listrik oleh generator dengan
memanfaatkan ketinggian dan kecepatan aliran air. Energi listrik yang
dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari
pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh air.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara
dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik
dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Penggunaan tenaga air mungkin merupakan bentuk energi tertua yang
pernah dikenal manusia. Perbedaan vertikal antara batas atas dengan batas
bawah bendungan dimana terletak turbin air, yang dikenal dengan tinggi
terjun.
Tinggi terjun ini mengakibatkan air yang mengalir akan memperoleh
energi kinetic yang kemudian mendesak sudu-sudu turbin. Bergantung kepada
tinggi terjun dan debit air, dikenal tiga macam turbin yaitu: Pelton, Francis
dan Kaplan.

3.3. Jenis-Jenis PLTA


3.3.1. PLTA Berdasarkan Tinggi Terjun
1. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu
sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan
(gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.

4
2. PLTA Jenis DAM /Bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang di sungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih
besar sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA Jenis Terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis
sebelumnya, jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan
terusan.

3.3.2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai


1. PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan
listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.
2. PLTA Dengan Kolam Pengatur (Regulatoring Pond)
Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan
menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban.
3. Pusat Listrik Jenis Waduk (Reservoir)
Di buat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai,
sehingga terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli
sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.
4. PLTA Jenis Pompa (Pumped Storage)
Adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan
ketika musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang
saat tengah malam, pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai
pompa untuk memompa air yang di hilir ke hulu, jadi pembangkit ini
memanfaatkan kembali air yang dipakai saat beban puncak dan dipompa
ke atas lagi saat beban puncak terlewati.

5
3.4. Dasar Konversi Energi Air
a. Dalam pembangkitan listrik tenaga air energi yang banyak digunakan
adalah energi potansial :
Ep = m . g . h

Dengan : E = Energi Potensial

m = Massa

g = Percapatan Grapitasi

H = Tinggi relatif terhadap permukaan bumi

b. Atau bisa ditulis dengan :

dE = dm . g . h

Dimana dE merupakan energi yang dibangkitkan oleh elemen masa dm


yang melalui jarak h.

c. Jika Q didefinisikan sebagai debit air menurut rumus maka:

Q = dm/dt

dengan dm : elemen masa air

dt : elemen waktu

d. Dari turunan rumus diatas, daya yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit
adalah : P=g.Q.h

Jika dihubungkan dengan efisiensi, maka P = η . g . Q . h

Dimana P = daya

6
η = efisiensi

g = Percapatan Gravitasi

Q = Debit air

h = Tinggi relatif terhadap permukaan bumi

e. Untuk keperluan estimasi pertama secara kasar, dipergunakan rumus


sederhana barikut: P = f . Q . h

Dengan P = Daya

f = Faktor efisiensi (antara 0,7 dan 0,8)

Q = Debit air

h = Tinggi relatif terhadap permukaan bumi

3.5. Komponen-komponen PLTA


Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator
,transmisi dan reservoir air.
1. Dam (Bendungan) :
a. Berfungsi untuk :menampung air dalam jumlah besar karena
turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil.
b. Selain itu juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk
Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif
sebesar 2,6 miliar kubik.

7
2. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi
mekanik. Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin
berputar. Perputaran turbin ini dikopel ke generator sehningga generator
ikut berputar dan menghasilkan listrik. Turbin terdiri dari berbagai jenis
seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.
3. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di
dalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang
membangkitkan arus AC.

8
4. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke gardu
distribusi. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan
trafo step down di gardu distribusi.
5. Arus yang keluar dari trafo distribusi adalah sebesar tegangan yang biasa
digunakan di rumah-rumah yaitu sekitar 220 Volt.
6. Hal ini dilakukan karena tegangan pada Transmisi sangat besar jadi
semua alat ruamh tangga pasti langsung rusak bila diberi tegangan
langsung dari Transmisi

3.6. Bagian-bagian PLTA

Ket:
1. Sungai/ bendungan/ tempat penampungan air
2. Intake yaitu pintu masuk air dari sunga
3. Katup pengaman berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headrace tunnel
5. Penstock

6. Surge tank berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-

9
tiba naik saat katup ditutup
7. Main Stop Valpe berfungsi sebagai katup pengatur turbin

8. Turbin berfungsi mengubah energi potensial air menjadi


energi gerak
9. Generator berfungsi sebagai penghasil energi listrik dan energi
gerak yang dihasilkan turbin
10. Main transformer berfunsi sebagai conventer listrik yang
dihasilkan oleh turbin menjadi listrik yang akan di
transmisikan.
11. Transmission line berfungsi sebagai penyalur energi listrik ke
konsumen.

3.7. Prinsip Kerja PLTA


Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar ditampung
dalam waduk yang ditunjan dalam betuk bangunan bendungan. Air tersebut
dialirkan melalui saringan power intake. Kemudian masuk ke dalam pipa
pesat (penstock). Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik.
Pada ujung pipa dipasang katup utama (Main Inlet Valve). Untuk meng-
alirkan air ke turbin, katub utama akan ditutup secara otomatis apabila
terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin.
Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik)
dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip
pengarah (sudut tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang
pada turbin.
Pada turbin , gaya jatuh air yang mendorong baling-baling
menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin,
dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling
digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi
kinetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Generator

10
dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energy elektrik. Listrik pada
generator terjadi karena kumparan tembaga yang diberi inti besi digerakkan
(diputar) dekat magnet. Bolak-baliknya kutub magnet akan menggerakkan
elektron pada kumparan tembaga sehingga pada ujung-ujung kawat tembaga
akan keluar listriknya. Yang kemudian menghasilkan tenaga lisrik. Air
keluar melalui tail race. Selanjutnya kembali ke sungai. Tenaga listrik yang
dihasilkan oleh generator masih rrendah, maka dari itu tegangan tersebut
terlebih dahulu dinaikan dengan trafo utama. Untuk efisiensi penyaluran
energi dari pembangkit ke pusat beban , tegangan tinggi tersebut kemudian
diatur/dibagi di switch yard 11. Dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke
sistem tenaga listrik melalui kawat saluran tegangan tinggi. Listrik kemudian
dapat disalurkan.

3.8. Keunggulan dan Kelemahan


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan
beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.
2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan. 

11
Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga dampak negatif
dari pembangunan PLTA pada lingkungan, yaitu:
1. Mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya
bendungan.
2. Pembangunan bendungannya juga memakan biaya dan waktu yang lama.
3. Kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan
kerugian yang sangat besar.

12
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Potensi air sebagai sumber energi terutama digunakan sebagai penyedia energi
listrik melalui pembangkit listrik tenaga air maupun mikrohidro. Potensi tenaga air di
seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 75.684 MW. Potensi ini dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas 100 MW ke atas dengan jumlah
sekitar 800.

Keunggulan dan Kelemahan PLTA: Keunggulan: Respon pembangkit listrik


yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban, Kapasitas daya keluaran PLTA
relatif besar dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia, PLTA
umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun, Bendungan yang
digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau
sebagai cadangan air dan pariwisata dan Bebas emisi karbon yang tentu saja
merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan. 

Kelemahan : Mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat


dibangunnya bendungan, Pembangunan bendungannya juga memakan biaya dan
waktu yang lama dan Kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko
kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://coaction.id/air-sebagai-sumber-energi-terbarukan/

https://muhammadsaid28.blogspot.com/2016/08/energi-air.html

14

Anda mungkin juga menyukai