ISBN : 978-602-19655-0-4
202
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia
Keterangan gambar: 1. Tiang penyangga 2. Batang ayunan 3. Baterai 4. Magnet permanen yang dilekatkan pada benda 5. Solenoida 6. Kapasitor dan integrated circuit (IC) Tabel 1. Keterangan ukuran setiap bagian alat: No 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Tinggi ayunan Massa benda + magnet Diameter magnet Diameter solenoida Diamater benda + magnet Ukuran 6,8 8,956 1,0 1,61 3,6 Satuan Cm Gram Cm Cm Cm
Gambar 1. Sistem ayunan magnetik Dari gambar dapat terlihat bahwa dalam keadaan keseimbangan vertikal gaya berat dalam posisi vertikal sama tegangan tali. Supaya sistem dapat berayun maka solenoida dihubungkan dengan integrated circuit (IC) yang dapat menjadi pengubah arus DC menjadi AC sehingga medan magnet pada solenoida berubah-ubah kutubnya. Hal tersebut mengakibatkan sistem terus berayun dalam posisi saklar dalam keadaan on. Dalam penelitian ini metode yang digunakan berupa kajian literatur tentang rancangan alat medan dan gaya magnet serta melakukan eksperimen dari alat yang dibuat. Adapun teknik pengumpulan data berupa data kualitatif diperoleh dari hasil eksperimen dari alat yang telah dibuat. Alat peraga yang didesain sesuai dengan tujuan karya tulisan ini yaitu mendesain alat peraga sederhana yang dapat menunjukkan konsep medan dan gaya magnet serta memanfaatkan rancangan alat tersebut untuk menerapkan konsep medan magnet dan gaya magnet. Gambar 2 menunjukkan ayunan magnetik yang sudah dibuat.
Ayunan magnetik ini bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak dua kutub magnet. Sumber arus searah yang mengalir masuk ke kapasitor, muatanmuatan dari sumber dipompakan pada kapasitor. Akibatnya lempeng-lempeng dalam kapasitor yang semula netral membentuk polaritas yang berbeda. Proses pengaliran arus terjadi ketika rangkaian terbuka sampai kapasitor dimuati oleh tegangan yang sama dengan tegangan baterai. Kapasitor menjadi hambatan tak hingga pada rangkaian ketika proses pengisian muatan ini. Kapasitor melepaskan muatannya melalui IC. Dari IC arus akan mengalir masuk ke solenoida. Karena terdapatnya IC ini terjadi pertukaran arus yang masuk ke solenoida dari arus DC volt (arus searah) menjadi arus AC volt (arus bolak-balik). Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya pertukaran kutub pada solenioda.
Gambar 2. Ayunan magnetik. Gambar 3. Analogi ayunan magnetik Adanya arus yang mengalir pada solenoida menimbulkan adanya medan magnet pada solenoida. Sehingga pada solenoida timbul adanya gaya magnet yang berubah-berubah
ISBN : 978-602-19655-0-4
203
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia
kutubnya. Ketika terjadi perbedaan kutub maka gaya magnet pada solenoida dan gaya magnet pada magnet permanen saling tarik menarik seperti gambar 3 di atas. Jika kutub magnet pada solenoida sama dengan kutub magnet permanent maka terjadi gaya tolak menolak. Proses ini terjadi terus menerus secara bergantian sehingga dapat menimbulkan ayunan. Hasil dan diskusi Ketika ayunan magnetik diletakkan pada batang ayunan. Kemudian saklar dinyalakan akan timbul medan magnet pada lilitan solenoida. Solenoida yang dialiri arus akan menghasilkan medan magnet yang sama dengan magnet batang. Interaksi antara medan magnet pada solenoida dengan medan magnet lingkaran akan menimbulkan gaya magnet . Gaya magnet akan menyebabkan ayunan magnetik dalam keadaan ayunan maksimum, gaya magnet bernilai sama dengan gaya berat dalam arah sinus yaitu:
Gambar 5. terendah
Ayunan
magnetik
pada
posisi
Fm = Fg
Fm = mgSin
Dengan menggunakan S = L
Fm
((8,956 10 =
)(
Gambar tertinggi
7.
Ayunan
magnetik
pada
posisi
Fm = 8,03 10 3 N
Gaya magnet pada ayunan magnetik ini memiliki nilai yang kecil. Sehingga apabila posisi tiang ayunan diubah-ubah dengan posisi yang berbeda-beda seperti gambar 4 maka akan terjadi perbedaan gerakan ayunan magnet pada setiap posisi. Ketika batang ayunan diletakkan pada posisi yang paling rendah. Ayunan magnetik bergerak lebih cepat dibandingkan ketika diletakkan pada posisi yang lebih tinggi. Semakin tinggi batang ayunan diletakkan, ayunan yang terjadi akan semakin lambat. Bahkan pada posisi yang paling tinggi dapat menyebabkan tidak terjadi ayunan. Hal ini disebabkan oleh kuat medan magnet yang dihasilkan oleh solenoida tidak terlalu besar, sehingga gaya akibat interaksi antara dua magnet tersebut semakin kecil karena jaraknya semakin jauh. Gaya akibat interaksi antara magnet oleh solenoida dan magnet lingkaran dapat berupa gaya tarik-menarik dan gaya tolak menolak. Jika kutub kedua magnet tersebut berbeda maka terjadi tarik menarik antara kedua kutub magnet tersebut. Gaya ini yang akan menjadi simpangan pada gerak ayunan. Begitu juga sebaliknya jika kutub magnet tersebut sama maka akan terjadi gaya tolak menolak.
ISBN : 978-602-19655-0-4
204
Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia
Dengan pengubahan arus DC menjadi arus AC oleh IC mengakibatkan terjadinya pertukaran kutub medan magnet yang ditimbulkan pada solenoida. Proses ini akan berlangsung terus menerus selama saklar dalam posisi on. Hal ini akan menimbulkan terjadinya ayunan secara terus menerus pada solenoida. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu alat peraga ini dapat digunakan sebagai penerapan konsep gaya magnet pada ayunan magnetik menggunakan prinsip interaksi gaya antara dua magnet. Semakin jauh jarak antara medan magnet maka gerak ayunan semakin lambat, karena pengaruh kuat medan magnetnya semakin kecil. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih pada Kementerian Agama Republik Indonesia atas dukungan finansialnya pada penelitian ini dan Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung atas dukungannya dalam keikutsertaan pada kegiatan ilmiah ini.
Referensi [1] Arya, Atam P. 1998. Introduction to Classical Mechanic Second Edition. New Jersey : Prentice Hall. [2] Tipler. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. [3] ----------------- Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga. [4] Abdullah, Mikrajuddin. 2006. Diktat Kuliah Fisika Dasar II. Bandung: ITB. [5] Ahmad, Jayadin. 2007. Elektronika dasar. Electronic book. Johri Sabaryati* Master Program in Physics Teaching joyafarashy@gmail.com Euis Sustini Material and Electronic Division Institut Teknologi Bandung euis@fi.itb.ac.id *Corresponding author
ISBN : 978-602-19655-0-4
205