Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Penerapan Konsep Gaya Magnet Pada Ayunan Magnetik


Johri Sabaryati*, dan Euis Sustini
Abstrak Gaya magnetik (Lorentz) masih tampak abstrak untuk siswa SMP dan SMA, oleh karena itu sulit untuk memahaminya. Diperlukan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung di dalam proses memahaminya. Pembelajaran melalui alat peraga diharapkan siswa mengerti konsep medan dan gaya magnetik. Dalam kehidupan sehari-hari banyak alat yang peraga yang menerapkan konsep gaya magnet seperti ayunan magnetik. Di karya tulis ini kami merancang seperangkat peralatan yang murah dan sederhana untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran medan dan gaya magnetik. Percobaan dan analisa data menggunakan alat tampak bahwa desain peralatan cukup baik untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran. Kata kunci: Gaya Magnet, Alat peraga, Ayunan magnetik Pendahuluan Pada pembelajaran fisika di tingkat SMP dan SMA secara umum masih menekankan pada aspek kognitif. Penekanannya berupa kemampuan siswa dalam menyelesaikan soalsoal ujian, sehingga cenderung dalam proses pembelajaran siswa menghafal materi yang disampaikan oleh guru. Seharusnya selain mendapatkan materai ajar dari guru, siswa juga bisa mendapatkan pengetahuan melalui kegiatan siswa menggali informasi dan pengetahuan fisika dengan konsep metode ilmiah yang juga bisa dilakukan oleh siswa. Dengan demikian diharapkan tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai. Adapun tujuan siswa belajar fisika secara hakiki yaitu agar siswa mampu memaknai alam dan fenomenanya dalam kehidupan seharisehari yang terangkum dalam konsep dan rumusan matematis yang harus dicapai siswa. Untuk merealisasikannya maka pembelajaran fisika harus menekankan pada pemahaman konsep dan melibatkan siswa untuk lebih banyak aktivitasnya dalam berinteraksi langsung dengan alam dan fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, teknik dan strategi. Salah satu metode pembelajaran yang banyak melibatkan aktivitas indera siswa sehingga konsep dan prinsip fisika dapat dikonkritkan yaitu menggunakan alat peraga dan melakukan eksperimen baik di laboratorium maupun di lingkungan siswa sendiri. Dengan sering melakukan peragaan dan eksperimen, siswa akan memperoleh pengalaman sehingga langkah-langkah mempelajari ilmu fisika dengan metode ilmiah akan biasa dilakukan siswa. Pada akhirnya siswa terbiasa menggunakan sikap ilmiah dalam kehidupan sehari-hari. Namun pembelajaran yang bermakna bagi siswa masih banyak yang belum terakomodasi dengan baik akibat sarana belajar di sekolah menengah umumnya kurang memadai dan guru kurang kreatif untuk menciptakan media pembelajaran. Sebagai contoh materi medan dan gaya magnet biasanya diajarkan dengan memberikan rumusan yang ada. Kurangnya media penyampaian untuk materi ini menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik dan abstrak. Pada umumnya gejala-gejala medan dan gaya magnet seperti tersebut di atas kurang difahami oleh siswa sehingga dibutuhkan penyampaian yang dapat mengakomodasi kebutuhan siswa untuk memahami materi medan dan gaya magnet tersebut seperti alat peraga yang didesain dengan batasan-batasan dan petunjuk yang terarah. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah alat bantu demonstrasi medan dan gaya magnet yang atraktif, menarik untuk dipelajari sebagai alternatif bagi guru fisika dalam menyampaikan materi medan dan gaya magnet ini. Salah satu contoh alat yang menerapkan konsep medan dan gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari adalah ayunan magnetik. Sehingga diharapkan dengan pembuatan ayunan magnetik ini memberikan kontribusi yang nyata dalam pembelajaran konsep medan dan gaya magnet dalam fisika. Teori Sistem ayunan magnetik yang dirancang ini memanfaatkan prinsip bandul. Dalam keadaan keseimbangan vertikal, simpangan awal pada bandul memanfaatkan pengaruh gaya magnetik antara magnet yang dihasilkan oleh lilitan solenoida dengan magnet lingkaran yang diletakkan pada ayunan. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: [1]

ISBN : 978-602-19655-0-4

202

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Keterangan gambar: 1. Tiang penyangga 2. Batang ayunan 3. Baterai 4. Magnet permanen yang dilekatkan pada benda 5. Solenoida 6. Kapasitor dan integrated circuit (IC) Tabel 1. Keterangan ukuran setiap bagian alat: No 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Tinggi ayunan Massa benda + magnet Diameter magnet Diameter solenoida Diamater benda + magnet Ukuran 6,8 8,956 1,0 1,61 3,6 Satuan Cm Gram Cm Cm Cm

Gambar 1. Sistem ayunan magnetik Dari gambar dapat terlihat bahwa dalam keadaan keseimbangan vertikal gaya berat dalam posisi vertikal sama tegangan tali. Supaya sistem dapat berayun maka solenoida dihubungkan dengan integrated circuit (IC) yang dapat menjadi pengubah arus DC menjadi AC sehingga medan magnet pada solenoida berubah-ubah kutubnya. Hal tersebut mengakibatkan sistem terus berayun dalam posisi saklar dalam keadaan on. Dalam penelitian ini metode yang digunakan berupa kajian literatur tentang rancangan alat medan dan gaya magnet serta melakukan eksperimen dari alat yang dibuat. Adapun teknik pengumpulan data berupa data kualitatif diperoleh dari hasil eksperimen dari alat yang telah dibuat. Alat peraga yang didesain sesuai dengan tujuan karya tulisan ini yaitu mendesain alat peraga sederhana yang dapat menunjukkan konsep medan dan gaya magnet serta memanfaatkan rancangan alat tersebut untuk menerapkan konsep medan magnet dan gaya magnet. Gambar 2 menunjukkan ayunan magnetik yang sudah dibuat.

Ayunan magnetik ini bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik menarik dan gaya tolak menolak dua kutub magnet. Sumber arus searah yang mengalir masuk ke kapasitor, muatanmuatan dari sumber dipompakan pada kapasitor. Akibatnya lempeng-lempeng dalam kapasitor yang semula netral membentuk polaritas yang berbeda. Proses pengaliran arus terjadi ketika rangkaian terbuka sampai kapasitor dimuati oleh tegangan yang sama dengan tegangan baterai. Kapasitor menjadi hambatan tak hingga pada rangkaian ketika proses pengisian muatan ini. Kapasitor melepaskan muatannya melalui IC. Dari IC arus akan mengalir masuk ke solenoida. Karena terdapatnya IC ini terjadi pertukaran arus yang masuk ke solenoida dari arus DC volt (arus searah) menjadi arus AC volt (arus bolak-balik). Sehingga hal ini mengakibatkan terjadinya pertukaran kutub pada solenioda.

Gambar 2. Ayunan magnetik. Gambar 3. Analogi ayunan magnetik Adanya arus yang mengalir pada solenoida menimbulkan adanya medan magnet pada solenoida. Sehingga pada solenoida timbul adanya gaya magnet yang berubah-berubah

ISBN : 978-602-19655-0-4

203

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

kutubnya. Ketika terjadi perbedaan kutub maka gaya magnet pada solenoida dan gaya magnet pada magnet permanen saling tarik menarik seperti gambar 3 di atas. Jika kutub magnet pada solenoida sama dengan kutub magnet permanent maka terjadi gaya tolak menolak. Proses ini terjadi terus menerus secara bergantian sehingga dapat menimbulkan ayunan. Hasil dan diskusi Ketika ayunan magnetik diletakkan pada batang ayunan. Kemudian saklar dinyalakan akan timbul medan magnet pada lilitan solenoida. Solenoida yang dialiri arus akan menghasilkan medan magnet yang sama dengan magnet batang. Interaksi antara medan magnet pada solenoida dengan medan magnet lingkaran akan menimbulkan gaya magnet . Gaya magnet akan menyebabkan ayunan magnetik dalam keadaan ayunan maksimum, gaya magnet bernilai sama dengan gaya berat dalam arah sinus yaitu:

Gambar 5. terendah

Ayunan

magnetik

pada

posisi

Gambar 6. Ayunan magnetik pada posisi tengah

Fm = Fg
Fm = mgSin
Dengan menggunakan S = L

Fm

((8,956 10 =

Kg 10m / s 2 (0,61Cm ) (6,8Cm )

)(

Gambar tertinggi

7.

Ayunan

magnetik

pada

posisi

Fm = 8,03 10 3 N

Gaya magnet pada ayunan magnetik ini memiliki nilai yang kecil. Sehingga apabila posisi tiang ayunan diubah-ubah dengan posisi yang berbeda-beda seperti gambar 4 maka akan terjadi perbedaan gerakan ayunan magnet pada setiap posisi. Ketika batang ayunan diletakkan pada posisi yang paling rendah. Ayunan magnetik bergerak lebih cepat dibandingkan ketika diletakkan pada posisi yang lebih tinggi. Semakin tinggi batang ayunan diletakkan, ayunan yang terjadi akan semakin lambat. Bahkan pada posisi yang paling tinggi dapat menyebabkan tidak terjadi ayunan. Hal ini disebabkan oleh kuat medan magnet yang dihasilkan oleh solenoida tidak terlalu besar, sehingga gaya akibat interaksi antara dua magnet tersebut semakin kecil karena jaraknya semakin jauh. Gaya akibat interaksi antara magnet oleh solenoida dan magnet lingkaran dapat berupa gaya tarik-menarik dan gaya tolak menolak. Jika kutub kedua magnet tersebut berbeda maka terjadi tarik menarik antara kedua kutub magnet tersebut. Gaya ini yang akan menjadi simpangan pada gerak ayunan. Begitu juga sebaliknya jika kutub magnet tersebut sama maka akan terjadi gaya tolak menolak.

Gambar 4. Tiga posisi tiang ayunan

ISBN : 978-602-19655-0-4

204

Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan Sains 2011 (SNIPS 2011) 22-23 Juni 2011, Bandung, Indonesia

Dengan pengubahan arus DC menjadi arus AC oleh IC mengakibatkan terjadinya pertukaran kutub medan magnet yang ditimbulkan pada solenoida. Proses ini akan berlangsung terus menerus selama saklar dalam posisi on. Hal ini akan menimbulkan terjadinya ayunan secara terus menerus pada solenoida. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu alat peraga ini dapat digunakan sebagai penerapan konsep gaya magnet pada ayunan magnetik menggunakan prinsip interaksi gaya antara dua magnet. Semakin jauh jarak antara medan magnet maka gerak ayunan semakin lambat, karena pengaruh kuat medan magnetnya semakin kecil. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih pada Kementerian Agama Republik Indonesia atas dukungan finansialnya pada penelitian ini dan Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung atas dukungannya dalam keikutsertaan pada kegiatan ilmiah ini.

Referensi [1] Arya, Atam P. 1998. Introduction to Classical Mechanic Second Edition. New Jersey : Prentice Hall. [2] Tipler. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. [3] ----------------- Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga. [4] Abdullah, Mikrajuddin. 2006. Diktat Kuliah Fisika Dasar II. Bandung: ITB. [5] Ahmad, Jayadin. 2007. Elektronika dasar. Electronic book. Johri Sabaryati* Master Program in Physics Teaching joyafarashy@gmail.com Euis Sustini Material and Electronic Division Institut Teknologi Bandung euis@fi.itb.ac.id *Corresponding author

ISBN : 978-602-19655-0-4

205

Anda mungkin juga menyukai