Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

UJI DAYA HANTAR LISTRIK PADA LARUTAN


ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

DISUSUN OLEH :
ASSYIFA IZZATUSHOLEHAH
DEWI QORI SAFITRI
ELMA RAHMAWATI
HERLAMBANG TIO FAMBUDI
FIRHAN DWI CANDRA
SEKAR GALUH DIKA ANGGRAINI

SMAN NEGERI 1 WAY JEPARA


T.P 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Laporan Hasil Uji daya hantar listrik pada larutan elektrolit dan non elektrolit

1.2 Latar Belakang

Larutan memiliki peran besar dalam kehidupan sehari-hari beberapa contoh diantaranya seperti air mineral
yang kita konsumsi sehari-hari, larutan elektrolit, dan air garam. Selain itu kita sering tidak menyadari bahwa
ternyata larutan-larutan di atas bisa menghantarkan listrik jika disambungkan dengan alat uji tertentu.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui perbedaan antara larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit serta
mengetahui ciri-ciri dan jenis-jenis larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat
penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut
(zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau
solvasi.

Larutan elektrolit adalah Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal
dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884. Menurut Arrhenius, ‘‘larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion
negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion
dalam larutan netral’’ Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Larutan ini dapat
bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang
mempunyai ikatan kovalen polar)
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan
tersebut banyak mengandung ion-ion. Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya
hantarnya kuat.

Contohnya: NaCl

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini
disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi = 0 < α < 1) menjadi ion-ion sehingga
dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion
(ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus
listrik.

Contohnya: air biasa, dan NH3

Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang
bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik. (derajat ionisasi = 0)

Contohnya: Larutan urea, dan glukosa

BAB III

PENGAMATAN

3.1 Alat dan Bahan

Dalam proses pengamatan digunakan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :

– Alat uji daya hantar listrik larutan elektrolit berupa:

– Kabel listrik

– Elektroda karbon

– Bola lampu kecil

– 5 macam larutan yakni : larutan Asam asetat (cuka), Air suling, urea, Etanol (C 2H5OH), Garam (MgCl2).

– Air secukupnya (pembersih elektroda)

– Tisu

– Gelas kimia
3.2 Langkah-Langkah Pengujian

Dalam pengamatan dilakukan beberapa langkah pengujian sebagai berikut :


1. menyiapkan larutan pada setiap gelas kimia
2. merangkai rangkaian alat penguji yakni kabel, lampu dan elektroda
3. menguji larutan dengan cara memasukkan kedua buah elektroda kedalam larutan tanpa membuat keduanya
saling bersentuhan
4. amati perubahan yang terjadi pada lampu apkah menyala terang, redup, atau tidak menyala samasekali, dan
pada elektroda apakah terdapat banyak gelembung, sedikit atau tidak ada gelembung samasekali.
5. setelah menguji sebuah larutan maka kita harus membersihkan terlebih dahulu elektroda yang digunakan
dengan cara dibilas dengan air biasa lalu dikeringkan dengan tisu agar pada saat kita menguji larutan lain,
larutan tersebut tidak terkontaminasi/tercampur

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian

Setelah dilakukan percobaan daya hantar listrik pada setiap larutan Asam Asetat (cuka), air suling, urea, Etanol
(C2H5OH), Garam (MgCl2), maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengamatan:

NO LARUTAN INDIKATOR LAMPU PADA PERMUKAAN BUKTI


ELEKTRODA

1 Asam Asetat (cuka) Terang Gelembung banyak

2 air suling Redup Gelembung sedikit


3 Urea Mati Gelembung tidak ada

4 Etanol (C2H5OH) Mati Gelembung tidak ada

5 Garam (MgCl2) Terang Gelembung banyak

4.2 Pembahasan

Pertanyaan:

1. Kelompokkan larutan diatas berdasarkan daya hantarnya

2. Tuliskan perbedaan elektrolit kuat, elektrolit, lemah dan non elektrolit

Jawaban pertanyaan :

Berdasarkan tabel diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. larutan Asam asetat (cuka), merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan bahwa
indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar elektroda

2. larutan air suling, merupakan larutan elektrolit lemah karena lampu indikator menyala redup dan terdapat
gelembung disekitar elektroda ( Elektroda terkontaminasi )

3. larutan urea, merupakan larutan nonelektrolit karena pada saat pengujian didapatkan bahwa indikator
lampu tidak menyala dan tidak terdapat gelembung disekitar elektroda
4. larutan Etanol (C2H5OH), merupakan larutan nonelektrolit karena pada saat pengujian didapatkan bahwa
indikator lampu tidak menyala dan tidak terdapat gelembung disekitar elektroda

5. larutan Garam (MgCl2), merupakan larutan elektrolit kuat karena pada saat pengujian didapatkan bahwa
indikator lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung disekitar elektroda.

Dari hasil diatas kita dapat mengetahui apa saja perbedaan antara larutan elektrolit kuat, lemah, dan non
elektrolit sebagai berikut :

1. larutan elektrolit kuat ialah larutan elektrolit yang terionisasi sempurna sehingga larutan tersebut dapat
menghantarkan arus listrik dengan baik yang ditandai dengan munculnya banyak gelembung disekitar
elektroda dan lampu indikator menyala terang

2. larutan elektrolit lemah ialah larutan elektrolit yang terionisasi tidak sempurna sehingga larutan tersebut
hanya dapat menimbulkan sedikit gelembung disekitar elektroda namun lampu indikator tidak menyala

3. larutan non elektrolit ialah laritan yang tidak dapat terionisasi sehingga tidak terdapat ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik hal ini ditandai dengan tidak menyalanya lampu dan tidak terdapat gelembung disekitar
elektroda

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum ini, didapatkan bahwa larutan garam dan asam cuka merupakan larutan dengan tingkat
hantaran listrik kuat karena memiliki gelembung yang banyak disekitar elektroda dan bisa menyalakan
indikator lampu dengan sangat terang. Selain itu larutan merupakan larutan dengan tingkat hantaran listrik
rendah yang hanya menampilkan gelembung yang sedikit di sekitar elektroda. Dan larutan air suling
merupakan larutan elektrolit lemah dengan adanya tanda pada indikator lampu berupa nyala yang redup
meski memiliki banyak gelembung di sekitar elektroda( elektroda terkontaminasi).

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

6.1 DAFTAR PUSTAKA

https://nebulasmansa.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai